perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas Maret Oleh: Hajju Putrie Annurina NIM. I 0205074 Dosen Pembimbing: Ir. Hardiyati, MT Purwanto Setyo N, ST, MT JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012 commit to user i perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR PROGRAM STUDI ARSITEKTUR KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Konsep Arsitektur Vaastu Vidya PENYUSUN : HAJJU PUTRIE ANNURINA NIM : I 0205074 JURUSAN : ARSITEKTUR TAHUN : 2012 Surakarta, Oktober 2012 Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Tugas Akhir Tugas Akhir Ir. Hardiyati, M.T. Purwanto Setyo N, ST, MT NIP. 19561209198601 2 001 NIP. 19720324200003 1 001 Mengesahkan, KetuaJurusanArsitektur Ketua Program StudiArsitektur FakultasTeknik UNS FakultasTeknik UNS Dr. Ir. MohamadMuqoffa, MT. KaharSunoko, ST, MT. NIP. 19620610 199103 1 001 NIP. 19690320 199503 1 002 commit to user ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Karunia, Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Arsitektur Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tugas Akhir disusun Penulis setelah melaksanakan Studio Tugas Akhir selama kurang lebih 3 bulan dan di sidangkan pada 17 September 2012. Penulis menyadari bahwa selesainya Tugas Akhir Arsitektur ini tidak lepas dari pihak-pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada : 1. Allah SWT, atas rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya. 2. Rasulullah Muhammad SAW, yang mengajarkan suri tauladan serta akhlak yang baik. 3. Dr. Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik UNS. 4. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing I selama menjalani mata kuliah Seminar hingga Tugas Akhir dan sekaligus sebagai selaku Pembimbing Akademik. 5. Purwanto Setyo N, ST, MT, selaku pembimbing II selama menjalani mata kuliah Seminar hingga Tugas Akhir. 6. Ir. Ana Hardiana, MT dan Ir. Avi Marlina, MT selaku penguji Tugas Akhir 7. Seluruh Dosen Jurusan Arsitektur, yang telah membimbing hingga Tugas Akhir 8. Seluruh staff dan karyawan Jurusan Arsitektur 9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan serta dukungannya dalam menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran tentang Tugas Akhir ini akan Penulis terima dengan terbuka. Akhir kata, semoga Tugas Akhir Yoga Centre ini dapat memberikan manfaat bagi Penulis pribadi dan kita semua, Amin. Surakarta, Oktober 2012 Penulis commit to user iii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UCAPAN TERIMAKASIH Segala puji bagi Allah SWT Rabb semesta alam yang telah memberikan segala rahmat dan kemudahan dalam segala kehidupan dan melancarkan dalam mengerjakan semua tugas. Sholawat serta salam kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga & sahabat. Terimakasih ya Allah... atas segala jalan yang diberikan meski tak selalu mulus namun pasti terbaik bagi saya. [Papah&Mamah] yang selalu menanyakan keadaan saya... yang selalu mendukung dan memfasilitasi segalanya.. Thanks mom... Thanks dad... Luv u.. [Kakak&Adik] yang juga selalu mendukung dan menyemangati agar cepat menyelesaikan Tugas Akhir dan cepat kerja... [Ir. Hardiyati, MT & Purwanto SN, ST, MT] yang selalu meluangkan waktu untuk memberi bimbingan dengan sabar, saran dan kritik yang membangun. terima kasih atas bimbingannya hingga selesainya tugas akhir ini… [Ir. Ana Hardiana, ST, MT & Avi Marlina, ST, MT] yang telah menjadi penguji dan memberikan masukan yang berarti demi sempurnanya tugas akhir ini… Dr.Ir. Mohammad Muqoffa, MT selaku ketua jurusan Arsitektur, Kahar Sunoko, ST, MT selaku ketua prodi Arsitektur, Ir. Hardiyati, MT. Selaku pembimbing akademik dan seluruh dosen, staff, dan karyawan Arsitektur UNS. Teman-Teman [Edy Susanto] MCSE.CSSA.CISSP.CIEH.APP.RHCE.VCP.RHCSA.CISA.CISM... Maaf.. banyak banget sampe ga bisa saya sebut semua gelar sertifikat IT nya.. Hehe.. Terimakasih telah menyarankan untuk berpindah ke konsep Vaastu... dan terimakasih atas sharing wawasan dan pengetahuan tentang Vaastu demi kelancaran Tugas Akhir.. Terimakasih.. [Gerald Ginting] yang selalu mendengarkan keluh kesah selama studio Tugas Akhir... yang selalu memberikan masukan Tugas Akhir.. yang mau berdikusi tentang 5 Elemen Alam dan lain2.. Semoga Tugas Akhir saya bisa dijadikan project nya Harmonisasi Universal.. (uhuy! hihihi ) [Nadya&Nurul] Teman seperjuangan Tugas Akhir dan Studio... Dan juga Sahabat... Yang selalu bersama-sama... Sukses buat kalian berdua... [Studio 127] akhirnya kita lulus teman…sukses selalu buat kalian… [ALL Sahabat] Setapak demi setapak.. Kita lalui bersama-sama.. Ada sedih.. Ada suka.. Ada senang... Kita rasakan bersama... Dan pada akhirnya, kita semua berjalan sendiricommit tokalian user semua... sendiri demi masa depan... Sukses selalu untuk iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id [Teman-teman Harmonisasi Universal Group] Terimakasih atas sharing Vaastu dan Energi 5 Elemen Alam.. Akhirnya Arc Reactor nya selesai jugaaa... hahaha [ALL Arsitek UNS] terima kasih atas bantuan, dukungan, dan semua kenangan indahnya, semoga kita menjadi orang-orang yang sukses… Amin, Amin, Amin ya robbal alamin….. dan Semua Pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu...Terimakasiiiih.. commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i LEMBAR PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii LEMBAR UCAPAN TERIMAKASIH iv DAFTAR ISI v DAFTAR GAMBAR xi DAFTAR TABEL xii DAFTAR SKEMA xiii BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul I-1 A.1. Judul I-1 A.2. Pengertian Judul I-1 B. Latar Belakang I-1 B.1. Yoga dalam Kesehatan I-2 B.2. Yoga dalam 5 Element Vaastu I-4 B.3. Yoga dalam Lifestyle I-4 C. Permasalahan dan Persoalan I-5 C.1. Permasalahan I-5 C.2. Persoalan I-5 D. Tujuan dan Sasaran I-6 D.1. Tujuan I-6 D.2. Sasaran I-6 E. Lingkup dan Batasan Pembahasan I-6 E.1. Lingkup I-6 E.2. Batasan Pemahaman I-6 F. Metodologi dan Strategi desain I-7 F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea) I-7 F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep) I-8 commit to user F.3. Tahap III (Strategi Desain) I-9 vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product) I-10 G. Sistematika Penulisan Konsep I-10 H. Pola Pikir I-11 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Yoga II-1 A.1. Sistem Yoga II-1 A.2. Hatha Yoga II-3 A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan II-5 A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan II-5 A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh II-6 A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress II-6 A.4. Manfaat dari Yoga II-7 A.5. Unsur Dasar Yoga II-8 A.5.1. Sikap tubuh (Fisik) II-8 A.5.2. Pernapasan II-10 A.5.3. Sikap Relaksasi II-11 A.5.4. Menenangkan Pikiran II-12 B. Tinjauan Vaastu II-13 B.1. Pengertian Vaastu-shastra II-13 B.2. Dasar-dasar Vaastu II-14 B.2.1. Lima Elemen Vaastu II-15 B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi) II-17 B.2.3. Bentuk Dasar II-18 B.2.4. Vaastu Purusha Mandala II-19 B.2.5. Warna II-23 B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu C. Preseden Design II-25 II-27 C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia II-27 C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java" II-31 BAB III ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisa Mikro commit to user III-1 vii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A. 1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya III-1 A. 2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site III-1 A.2.1. Dasar Pemilihan Lokasi III-1 A.2.2. Dasar potensi Site III-2 A. 3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site III-2 A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih III-3 A.3.2. Existing Site III-3 A.3.3. Tinjauan Potensi III-3 A. 4. Penataan Site III-3 A.4.1. Analisis Klimatologis III-4 A.4.2. Analisis Noise III-5 A.4.3. Analisis View Site III-5 A.4.4. Analisis Zoning III-6 A.4.5. Analisis Gubahan Massa III-7 A. 5. Program Ruang III-8 A. 6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan III-8 A. 7. Sistem Bangunan III-9 B. Analisis Mikro B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang III-9 III-9 B.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan III-9 B.1.2 Analisis Frekuensi dan Pelaksanaan Kegiaan III-11 B.1.3 Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre III-11 B.1.4 Analisis Kebutuhan Ruang III-13 B.2. Analisis Besaran Peruangan III-15 B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang III-20 B.4. Pendekatan Desain Bangunan III-21 B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan III-21 B.5. Pendekatan Struktur III-24 B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan III-25 B.6.1 Analisa Pencahayaan III-25 B.6.2 Analisa Penghawaan III-27 B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal commit to user III-27 viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi III-32 B.6.5 Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah III-33 B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir III-35 BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE A. Konsep Makro IV-1 A. 1. Pemilihan Lokasi IV-1 A. 2. Existing Site IV-1 A. 3. Pengolahan Site IV-2 A.3.1. Klimatologi IV-2 A.3.2. View dan Orientasi IV-2 A.3.3. Pencapaian IV-2 A.3.4. Sirkulasi dalam Site IV-2 A.3.5. Kebisingan IV-3 A.3.6. Penzoningan IV-3 B. Konsep Mikro IV-3 B.1. Kegiatan Yang Diwadahi IV-3 B.2. Besaran Ruang IV-4 B.3. Konsep Bangunan IV-8 B.3.1. Konsep Masa Bangunan IV-8 B.3.2. Konsep Struktur Bangunan IV-8 B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan IV-8 B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal IV-9 B.3.5. Konsep Sitem Komunikasi IV-10 B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah IV-10 B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir IV-10 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar. II. 1 Paanchbhootas II-14 Gambar. II. 2 Lima Elemen Vaastu Menurut 8 Arah II-15 Gambar. II. 3 Delapan Arah Vaastu II-17 Gambar. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu II-19 Gambar. II. 5. Vaastu Purusha II-19 Gambar. II. 6. Layout Vaastu Purusha Mandala II-20 Gambar. II. 7. Layout Vaastu Grade A II-20 Gambar. II. 8. Layout Vaastu Grade B II-21 Gambar. II. 9. Layout Vaastu Grade C II-21 Gambar. II. 10. Layout Vaastu Grade D II-22 Gambar. II. 11. Taman & Lansekap II-22 Gambar. II. 12. Diagram Warna II-23 Gambar. II. 13 Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga II-27 Gambar. II. 14. Ruang Studio Yoga yang dilengkapi fasilitas Yoga II-28 Gambar. II. 15. Pusat Meditasi Vipassana “Dhamma Java” II-31 Gambar. II. 16. Ruang Tidur Asrama II-31 Gambar. II. 17. Ruang Meditasi Bersama II-32 Gambar. II. 18. Tempat Tinggal Guru II-32 Gambar. II. 19. Asrama Siswa/Siswi II-32 Gambar. II. 20. Ruang Makan II-32 Gambar. II. 21. Kanopi II-33 Gambar. III. 1. Peta Karanganyar III-1 Gambar. III. 2. Peta Surakarta III-1 Gambar. III. 3. Peta Sukoharjo II-1 Gambar. III. 4. Lahan Site Terpilih III-2 Gambar. III. 5. Existing Site III-3 Gambar. III. 6. Analisis Klimatologis III-4 Gambar. III. 7. Solusi Analisis Klimatologis III-4 Gambar. III. 8. Analisis Noise commit user Gambar. III. 9. Analisis View dan to Orientasi III-5 III-5 x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar. III. 10. Analisis Zonning II-6 Gambar. III. 11. Analisis Gubahan Massa III-7 Gambar. III. 12. Struktur Rangka dan Struktur Atap Baja III-24 Gambar. III. 13. Struktur space frame, struktur kabel III-25 Gambar. III. 14. Panel Photovoltaic III-30 commit to user xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel III. 1 . Analisis Kegiatan dan Peruangan III-15 Tabel III. 2 . Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan III-16 Tabel III. 3 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kel. Penerimaan III-16 Tabel III. 4 . Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga III-17 Tabel III. 5 . Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga III-17 Tabel III. 6. Analisis Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga III-18 Tabel III. 7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma III-18 Tabel III. 8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang III-18 Tabel III. 9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola III-19 Tabel III. 10. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Service III-19 Tabel III. 11. Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunanIII-29 Tabel III. 12. Alternatif Pemilihan Sistem Pengamanan Bahaya Petir III-38 Tabel IV. 1. Besaran Ruang Kelompok Penerimaan IV-4 Tabel IV. 2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan IV-4 Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kegiatan Yoga IV-5 Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga IV-5 Tabel IV. 5. Besaran Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga IV-5 Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma IV-5 Tabel IV. 7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang IV-5 Tabel IV. 8. Besaran Ruang Kelompok Pengelola IV-7 Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service IV-7 commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR SKEMA Skema III. 1 . Program Ruang III-8 Skema III. 2. Analisis Kegiatan Penerima III-11 Skema III. 3. Analisis Kegiatan Utama III-12 Skema III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga III-12 Skema III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola III-12 Skema III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang III-12 Skema III. 7. Alur Pergerakan Hub. Antar Kel. Kegiatan Peruangan III-20 Skema III. 8. Macam Pencahayaan III-25 Skema III. 9. Macam Sistem Penghawaan III-27 Skema III. 10. Pengkondisian udara dengan AC III-29 Skema III. 11. Proses Kerja Photovoltaic III-30 Skema III. 12. Analisa Penyediaan Listrik PLN III-31 Skema III. 13. Analisa Aplikasi Aliran Listrik Bangunan III-32 Skema III. 14. Analisa Jaringan Komunikasi III-32 Skema III. 15. Sistem down feed distribution III-33 Skema III. 16. Sistem Sanitasi Bangunan III-34 Skema III. 17. Sistem Sanitasi Air Hujan II-34 Skema III. 18. Analisa Pengelolaan Sampah III-35 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Judul A.1. Judul : “Yoga Centre Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya” A.2. Pengertian Judul : Suatu pusat pelatihan kesehatan dan kebugaran melalui program senam Yoga, yaitu olah tubuh (penguasaan diri melalui gerakan badan) yang disertai olah nafas yang bermanfaat untuk menyeimbangkan fungsi tubuh, pikiran dan jiwa agar terjadi keselaran hidup secara lahir maupun batin. Penekanan Arsitektur pada Konsep Vaastu, yang merupakan suatu ilmu konsep dari Ajaran Hindu yang merupakan suatu ilmu bangunan yang disebut Vaastusastra, dalam desain bangunan tersebut. B. Latar Belakang Kesehatan yang dapat diartikan pula sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU no.23/1992 tentang Kesehatan ). Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama untuk hidup, sehingga kesehatan merupakan hak asasi manusia. Setiap orang berhak untuk hidup dan memiliki kesehatan. Kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan juga bagi semua makhluk hidup. Bila manusia hidup tanpa kesehatan yang baik adalah sangat menjemukan dan menggelisahkan diri kita. Penyakit yang datang terlalu sering akan membuat kita kehilangan gairah hidup dan juga mental akan terganggu karena kepercayaan diri akan berkurang. Demikian juga akan berpengaruh terhadap emosional dan perkembangan spiritual. commit to user I-1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.1. Yoga dalam Kesehatan Masalah kesehatan dan kematian akibat satu penyakit tetap berada dalam tingkatan yang tinggi walaupun kini sudah menggunakan obatobatan yang efektif disertai terapi untuk mengatasi kondisi tersebut. Dengan fakta yang ada, lebih dari lima juta warga Negara Amerika mengidap penyakit jantung kronis satu kondisi dimana dalam jangka panjang akan sampai kepada jantung tak mampu memompa darah secara efisien ke bagian tubuh lainnya. Para peneliti di Sekolah Tinggi Kedokteran di Universitas Emory di Atlanta yang menilai efektifitas dari latihan yoga selama enam pekan yang dilakukan oleh 19 penderita jantung yang pernah mengalami serangan, mendapatkan latihan fisik yoga mengurangi tanda-tanda inflamasi yang berkaitan dengan gagal jantung sementara itu juga telah meningkatkan toleransi terhadap latihan fisik dan kualitas hidup. Melakukan latihan yoga selama delapan pekan terbukti memberikan manfaat bagi pasien pengidap penyakit jantung yang pernah terkena serangan jantung dan mengurangi tanda-tanda resiko terjadi inflamasi yang seringkali dikaitkan dengan kematian, demikian hasil satu penelitian terkini yang dipublikasikan belum lama ini.1 Dikatakan oleh Jung (dalam Krisna,1999) bahwa latihan yoga juga menyentuh fisik sehingga menimbulkan keselarasan antara fisik dan mental manusia. Dinyatakan bahwa yoga dapat mengolah rasa, dapat dibuktikan dari beberapa penelitian yang dilakukan di Amerika yang menyebutkan bahwa yoga tidak hanya menenangkan pikiran saja, tetapi manfaat yoga sangat banyak sekali seperti menyembuhkan penyakit hipertensi, kanker, jantung. Bahkan yoga dapat juga mengurangi stres dan menambah percaya diri, yang dapat dilihat dari banyak orang yang telah mengikuti yoga, tampak tenang dalam menyelesaikan masalahnya, Shindu (2006). Hal tersebut dikarenakan gerakan yang terdapat di dalam 1 Http://www.resep.web.id/kesehatan/yoga-tingkatkan-kesehatan-jantung.htm/ commit to user I-2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Senam Yoga cukup banyak memberikan manfaat bagi tubuh dan pikiran. Dan kondisi fisik yang sehat pun juga akan membawa lebih banyak kesehatan dalam aspek mental dan emosional manusia. Kondisi mental dan emosi yang sehat turut ambil bagian dalam menciptakan kesehatan tubuh fisik seseorang. Sehingga Yoga merupakan suatu pendekatan terhadap kesehatan yang bertujuan untuk membantu semua komponen tubuh agar bekerja sama dalam harmoni. Menurut Weller (2001), yoga berasal dari kata sanskerta ”yuj” yang berarti “menghubungkan”, yaitu menghubungkan manusia dengan Sang Pencipta. Dalam yoga yang paling berperan adalah olah nafas (pranayama), dimana nafas menjadi bagian terpenting dalam yoga meskipun tidak mengesampingkan gerakan (asana), meditasi, dan relaksasi. Hubungan antara pikiran dan nafas dapat dibuktikan, apabila dalam keadaan tenang nafas kita menjadi lebih pelan dan panjang. Sedangkan dalam keadaan marah dan takut maka nafas kita menjadi pendek dan cepat. Selain olah nafas (pranayama), gerakan dalam yoga (asana) juga sangat diperlukan sebagai koordinasi antara otot dan nafas, sehingga bahwa yoga dapat juga menguatkan tulang. Gerakan – gerakan dalam yoga banyak sekali diambil dari nama binatang, karena beranggapan bahwa binatang itu selalu sehat. Dalam yoga juga terdapat sesi relaksasi. Relaksasi dilakukan dalam yoga setelah melakukan gerakan tubuh (asana). Relaksasi sangat diperlukan dalam yoga karena dengan relaksasi akan mengembalikan keadaan tubuh secara stabil, apabila ada yang kelebihan oksigen di tempat-tempat tertentu. Dengan melakukan relaksasi maka tubuh akan menjadi rileks dan pikiran menjadi tenang karena oksigen yang berada dalam tubuh seimbang sehingga dapat memperlancar peredaran darah. Dr. Borysenko (dalam Benson, 2000) menyatakan bahwa terapi perilaku berdasarkan pembangkitan respon relaksasi merupakan upaya mempermudah mengatasi masalah. Dalam yoga dikenal juga bagian meditasi. Menurut Widagdo (dalam Ety, 2002) mengatakan bahwa meditasi adalah suatu perjalanan commit to user I-3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang bertitik pada keyakinan akan hidup ilahi dalam diri kita. Dalam meditasi kita mengadakan kontak dengan sang sumber kehidupan, dan secara sederhana meditasi berarti hening. B.2. Yoga dalam 5 Elemen Vaastu Dalam filsafat Yoga, Energi 5 Elemen dikenal dengan nama Prana. Istilah pran atau prana berasal dari bahasa Sanskerta, yang artinya daya hidup, tenaga vital, atau esensi. Prana ada pada sinar matahari, terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang menyerap sinar matahari, dan ada di dalam udara. Praktisi Yoga memanfaatkan prana untuk kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat yang mengandung makanan yang sehat yang mengandung energi prana, melakukan pernapasan sehat yang disebut Pranayama, dan melakukan gerakan atau olahraga sehat Yoga Asana untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kosentrasi dalam latihan meditasi.2 B.3. Yoga dalam Lifestyle Dewasa ini Yoga menjadi salah satu alternative latihan kesehatan harian dan bahkan gaya hidup yang semakin popular. Orang-orang semakin melirik senam Yoga (yang disebut asanas) disamping latihan kebugaran yang lain seperti Aerobik, BL, Pilates dan lain sebagainya. Ini disebabkan Yoga adalah senam latihan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan keseimbangan mental ini memiliki beberapa kelebihan karena Yoga dapat menjaga keseimbangan alarm tubuh dengan mempraktikkan prinsip-prinsip yoga, antara lain berlatih dengan teratur, bernafas dalam, pola makan yang seimbang, beristirahat cukup, berpikir positif, dan meditasi. Intinya, dengan berlatih yoga seseorang dapat mengenal lebih baik tubuhnya, sekaligus Tuhannya, seperti berlatih meditasi dan melaksanakan apa yang disebut dalam filosofi dalam kehidupan seharihari. Suatu latihan untuk meningkatkan kesadaran bahwa kita juga adalah 2 Gondosari, Aleysius H. , (2010), The Secret of 5 Elements, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. commit to user I-4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bagian dari alam semesta. Kesadaran bahwa segala tindakan kita secara pribadi tentunya akan berdampak pada masyarakat di sekeliling kita, dan juga alam yang lebih luas. Banyaknya sanggar yoga yang berada di kota-kota besar menjadi salah satu alternatif sebagai daya tahan terhadap stres. Bahkan di Jakarta bahwa yoga menjadi trend gaya hidup, dimana orang yang mengikuti yoga di sanggar-sanggar dapat menaikkan strata sosial. Bahkan sekarang yoga sudah mulai ada di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya. Bahkan sekarang banyak penginapan yang menggunakan yoga sebagai salah satu fasilitasnya. Sedangkan di kota Surakarta, Olahraga Yoga itu sendiri masih sedikit, jumlahnya masih dalam skala kecil untuk pembimbingan olahraga yoga. Melihat kondisi tersebut di butuhkan sebuah wadah yang dapat memfasilitasi kegiatan olahraga Yoga yang di harapkan sebagai wadah atau sarana kesehatan masyarakat kota Surakarta. Permasalahan yang ada adalah bagaimana menciptakan suatu wadah kegiatan Yoga dan olahraga yang lain yang saling menunjang dan yang sesuai dengan aktivitas dan fungsi kegiatan Yoga yang sudah menjadi lifestyle, ke dalam sebuah karya arsitektur yang berkembang di kota Surakarta. C. Permasalahan dan Persoalan C.1. Permasalahan Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Yoga Centre dengan penerapan Konsep Vaastu yang desainnya mencakup prinsip Vaastu. C.2. Persoalan Untuk memenuhi tuntutan sebuah Yoga Centre maka perlu dipecahkan beberapa permasalah khusus yaitu: a. Menentukan site untuk mendukung kegiatan Yoga. commit to user I-5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id b. Menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan pusat pelatihan. c. Pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang dan besaran ruang kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan yang diwadahi dalam pusat kegiatan Yoga. d. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan penampilan bangunan dalam konsep vaastu vidya. e. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas bangunan. D. Tujuan dan Sasaran D.1. Tujuan Dengan melihat fenomena dan permasalahan yang berkembang maka kegiatan ini bertujuan untuk membangun konsep perencanaan dan perancangan Yoga Centre dengan pendekatan Arsitektur yang berkonsep Vaastu di Surakarta. D.2. Sasaran Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sasaran yang diambil adalah pengkajian tentang Yoga Centre dengan pendekatan pada: a. Konsep lokasi dan site yang tepat. b. Konsep peruangan dan penzoningan dalam site yang sesuai dengan kelompok kegiatan yang diwadahi. c. Konsep ekspresi bangunan yang sesuai dengan Konsep Vaastu. E. Lingkup dan Batasan Pembahasan E.1. Lingkup Pembahasan pada aspek disiplin ilmu arsitektur, dengan penekanan pada Prinsip Vaastu sedang ilmu di luarnya dibahas seperlunya. E.2. Batasan Pembahasan mengacu pada sasaran yang berupa tinjauan serta analisa yang akhirnya akan menghasilkan konsep yang berupa penyelesaian masalah. commit to user I-6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id F. Metodologi dan Strategi Desain Di dalam strategi dan metodologi rancang bangun, pembahasan dilakukan dalam beberapa tahapan. Masing-masing tahapan terdiri atas metode yang hampir sama, yakni analisa dan sintesa. Menganalisa permasalahan yang ada kemudian menyimpulkannya sehingga nantinya dapat dijadikan sebagai titik tolak penyusunan konsep perencanaan dan perancangan. Berikut ini adalah tahapan-tahapan yang dilakukan: F.1. Tahap I (Pengungkapan Main Idea) Main idea merupakan gagasan awal yang didapat dari suatu topik atau fenomena yang ingin disampaikan. Pengungkapan main idea berkembang dengan adanya studi pustaka dan eksplorasi. a. Penjabaran Main idea Pada tahap ini, main idea yang di peroleh dari suatu topik disusun menjadi beberapa pustaka (kutub-kutub). Kutub-kutub yang telah ditentukan tersebut kemudian dijadikan sebagai materi eksplorasi, yang meliputi teori dan data terkait. Dalam hal ini kutub-kutub yang menjadi materi eksplorasi adalah mengenai Yoga dan Meditasi, Vaastusastra dan berbagai Pusat Yoga dan Pusat Meditasi b. Eksplorasi Main Idea Eksplorasi dilakukan dengan menguraikan kutub-kutub yang telah ditentukan pada tahap penjabaran main idea. Masing-masing kutub dijabarkan dan diinteraksikan antara satu sama lain untuk mencari hubungan antar kutub yang meliputi permasalahan yang menjadi esensi pemicu yang nantinya dapat dijadikan sebagai strategi rancang bangun. Esensi-esensi pemicu menjadi penyelaras antara persepsi yang ada dengan kondisi yang terjadi di lapangan. Proses eksplorasi ini juga menjadi dasar pemahaman-pemahaman commit to user I-7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang diperlukan dalam proses selanjutnya, seperti pada penentuan judul dan proses pendekatan konsep rancang bangun, dsb. c. Pengumpulan Data Dalam mengekslorasi main idea diperlukan adanya data-data riil sebagai pendukung maupun penguat argumen yang disampaikan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara, yakni: Obervasi lapangan, merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap kondisi wadah aktivitas yoga yang sudah berfungsi sebagai wadah aktivitas kegiatan, ataupun tempat dengan fungsi lain namun digunakan sebagai wadah aktivitas yoga dan kesehatan. Mencari data-data terkait dengan aktivitas Yoga yang ada di Surakarta dan kota-kota lain. Mencari data spesifik dan referensi pustaka untuk mendapatkan masukan dalam bentuk landasan teori maupun preseden baik dari internet, media cetak/ elektronik, maupun buku acuan. F.2. Tahap II (Perumusan Judul Dan Penyusunan Konsep) a. Studi Pustaka dan Eksplorasi Lanjut Studi pustaka dan eksplorasi lanjut merupakan proses yang terus dilakukan hingga proses akhir untuk mengatasi permasalahanpermasalahan yang mengalami perkembangan. Studi pustaka dan proses eksplorasi dibutuhkan untuk menyelaraskan persepsi yang ditangkap dengan permasalahan yang berkembang. b. Pengumpulan Data Tambahan Perkembangan permasalahan diikuti dengan diperlukannya data-data tambahan untuk mengeliminasi asumsi dengan data-data yang relevan. c. Reduksi dan Analisa Data Selama proses pematangan dan penyusunan konsep berlangsung pemenggalan dan penyederhanaan sebagian data atau commit to user I-8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id informasi akan sangat membantu terutama agar proses analisa lebih efisien. Beberapa aspek yang digunakan sebagai dasar dan proses analisa, yakni: Kualitatif, dengan menentukan kriteria karakteristik yang sesuai dengan tuntutan yang memperhatikan hasil evaluasi yang telah dilakukan pada lingkungan objek observasi. Analisis ini digunakan pada: • Penentuan tapak berdasarkan potensi dan masterplan. • Penentuan ungkapan fisik desain bangunan yang sesuai dengan prinsip Vaastu. Kuantitatif, yang merupakan asumsi proyeksi untuk menghasilkan variabel-variabel pasti dari objek. Analisis ini digunakan pada: • Penentuan program kegiatan berdasarkan kelompok kegiatan dan kebutuhan ruang • Penentuan besaran ruang dan organisasi ruang yang relevan dengan konfigurasi kegiatan. F.3. Tahap III (Strategi Desain) Pendekatan desain (design approach) merupakan tahapan manifestasi konsep ke dalam desain. Konsep makro dan mikro yang diinventarisir dari konsep, diberikan beberapa alternatif desain dengan menggunakan pembobotan. Pembobotan dibuat berdasarkan kriteriakriteria yang telah ditentukan yang dijadikan acuan dalam menilai alternatif-alternatif yang ada. Alternatif desain dengan nilai pembobotan yang paling mendekati kriteria merupakan produk awal desain (preliminary product). Dalam perumusan konsep rancang bangun Yoga Centre, strategi desain menekankan pada Arsitektur yang menerapkan dari prinsip Vaastu. Strategi disain yang dibahas meliputi: Strategi Bentuk Massa, meliputi: commit to user I-9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Menerapkan bentuk dasar massa yang sesuai dengan bentuk dasar massa bangunan, yaitu persegi empat dan pengembangannya. Menerapkan bentuk dasar „open space’ yang sesuai dengan bentuk dasar ruang, yaitu lingkaran. Strategi Komposisi Massa, meliputi: Menerapkan susunan massa yang sesuai dengan pola kegiatan Yoga, yaitu terpusat. Strategi Ekspresi Massa, meliputi: Menerapkan bentuk tampilan bangunan yang sesuai dengan bentuk tampilan, terutama untuk bentuk, pengadaan elemen pilar bangunan Tanpa menggunakan ornament sehingga terkesan minimalis. F.4. Tahap IV (Preliminary And Final Product) Tahap ini merupakan presentasi akhir dari perencanaan dan perancangan Yoga Centre. Preliminary product yang didapat dari design approach disatukan sehingga didapat final product. Final product yang disajikan meliputi design approach dan gambar main design maupun complementary design. G. Sistematika Penulisan Konsep BAB I. : PENDAHULUAN Mengemukakan abstraksi mengenai uraian singkat permasalahan yang dihadapi, tindakan yang perlu dilakukan dan hal-hal yang ingin dicapai berdasarkan pembahasan secara keseluruhan. Kemudian garis besar uraian ini diterjemahkan ke dalam judul, pemahaman judul, latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan sasaran, kerangka teoritikal pustaka, strategi dan metodologi rancang bangun, dan pelaporan. commit to user I - 10 perpustakaan.uns.ac.id BAB II. digilib.uns.ac.id : TINJAUAN TEORI Membahas dan menguraikan tinjauan Yoga Centre (pemahaman yoga, sejarah yoga, manfaat yoga, tugas dan fungsi, jenis kegiatan yang diwadahi, pelaku kegiatan yang diwadahi, dan tinjauan Pusat Yoga yang telah ada sebelumnya), tinjauan Vaastu Sastra (pemahaman, dan prinsip-prinsip di dalamnya). BAB III : ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Proses menetapkan dasar-dasar solusi atau pemecahan masalah dan persoalan yang dijawab dengan sebuah rancangan desain, baik desain bangunan dan juga pendukungnya. BAB IV : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTER Merencanakan konsep Yoga Centre berdasarkan analisa pendekatan konsep perancangan. H. Pola Pikir commit to user I - 11 JUDUL Latar Belakang Kesehatan YOGA CENTRE Yoga Sebagai Sarana Kesehatan Dengan Pendekatan Arsitektur Konsep Vaastu Vidya Kesehatan itu penting Eksplorasi VaastuSastra Wadah Kesehatan Yoga Dalam Kesehatan Yoga dalam 5 Elemen Vaastu Yoga Dalam Lifestyle Kota Surakarta dan Sekitarnya Potensi Surakarta dan sekitarnya terhadap skala pelayanan perkembangan Yoga. Permasalahan Bagaimana merencanakan dan merancang suatu bangunan Yoga Centre dengan penerapan Konsep Vaastu yang desainnya mencakup prinsip Vaastu Menentukan site untuk mendukung kegiatan Yoga ANALISA Makro Analisa lokasi site Kondisi existing site Orientasi Bangunan Pencapaian Kebisingan Klimatologis Zonifikasi Design Approach dengan penggunaan penerapan konsep Vaastu. Menentukan pelaku dan jenis kegiatan didalam bangunan pusat pelatihan. Pembagian zona kegiatan, hubungan ruang, organisasi ruang dan besaran ruang kegiatan pendidikan, pelatihan dan pembinaan yang diwadahi dalam pusat kegiatan Yoga. Bagaimana rumusan konsep bentuk dan penampilan bangunan dalam konsep vaastu. Bagaimana menentukan struktur konstruksi dan utilitas bangunan. Mikro Peruangan Sirkulasi Pendenahan Final Sistem Akustik Fungsi Kegiatan Design Pola Tata Letak Massa Bangunan Tampilan Bangunan Landscape Sistem Support I - 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Yoga Kata “Yoga” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “untuk mempersatukan” atau “untuk menyelaraskan”. Yoga merupakan suatu sarana dalam upaya untuk mencapai suatu tingkat dimana aktifitas tubuh, pikiran, dan jiwa berfungsi bersama secara harmonis. Yoga juga mengacu pada persatuan antara individu dengan sesuatu yang lebih besar, baik yang disebut Tuhan, yang illahi, atau lain sebagainya. Meskipun demikian, Yoga tidak menghadirkan atau mengembangkan suatu agama tertentu. Yoga merupakan suatu sistem yang tujuannya adalah untuk membantu orang mencapai potensi mereka yang sepenuhnya melalui peningkatan kesadaran. Dengan menggunakan teknik yang telah ada sejak zaman permulaan dan yang dapat dilakukan oleh siapa saja yang tertarik, berbagai sikap bekerja ke arah pengembangan setiap indra manusia baik fisik, mental, emosional, dan spiritual. A.1. Sistem Yoga1 Yoga sering dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Yoga adalah suatu sistem yang mempunyai banyak cabang, masing-masing dengan fokus, seperangkat aturan, dan etikanya sendiri (prinsip etika universal dan peraturan mengenai perilaku). Yoga telah menjadi sebuah sistem sejak 3000 tahun yang lalu oleh seseorang ahli filsafat Hindu bernama Patanjali. Berbagai unsur yang disebut di dalam tulisan ini dan muncul dalam wujud 185 ungkapan pada hasil karya Patanjali yang sangat men-detail dan dikenal sebagai Yoga Sutra, dipercaya telah ditulis antara tahun 400 dan 200 Sebelum Masehi. Tulisan ini dianggap sebagai suatu hasil karya yang menentukan Yoga. 1 commitwith to user Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement New Holland, UK. II - 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Suatu disiplin psikologis, spiritual dan fisiologis telah menjadi suatu bagian yang melengkapi kebudayaan India selama beribu-ribu tahun. Para ahli Yoga masa lampau mengembangkan sistem Yoga karena mereka percaya bahwa dengan melatih tubuh dan pernapasan, mereka bisa menguasai sifat alami pikiran, emosi, dan kesejahteraan mereka secara umum. Asal mula Yoga tetap menjadi suatu misteri karena filosofi Yoga diturunkan secara lisanditerima oleh para guru melalui meditasi. Penjelasan pertama secara tertulis mengenai Yoga muncul dalam kumpulan kitab Hindu yang disebut Vedas, kira-kira sekitar tahun 1500 Sebelum Masehi. Bagaimanapun berbagai penemuan arkeologis berupa keramik yang masih utuh di Lembah Indus yang melukiskan figur dalam berbagai posisi meditasi yoga telah dilatih setidaknya sejak 5000 tahun yang lalu. Yoga diperkenalkan ke dunia Barat oleh seorang bijak dari India bernama Swami Vivekananda, yang telah mempertunjukkan berbagai posisi Yoga dalam sebuah World Fair di Chicago pada tahun 1890-an. Ini menarik minat banyak orang dan menjadi landasan munculnya banyak ahli Yoga dan Swami (guru agama Hindu) dan India di tahun-tahun berikutnya. Sekarang ini, Yoga tumbuh dengan subur di seluruh dunia. Berbagai posisi atau sikap Yoga telah menerobos ke dalam kebudayaan fisik masa kini melalui berbagai cara : Yoga dapat dikenali dalam aerobik, rutinitas peregangan, dan muncul atau diadaptasi dalam tarian, olahraga senam dan pemanasan olahraga yang dilakukan secara rutin. Setiap cabang yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan Yoga berkonsentrasi pada cara-cara yang berbeda untuk mencapai perpaduan antara jiwa individu dengan jiwa universal atau dengan sifat keillahian dalam diri individuyaitu kehebatan potensi manusia. Setiap cabang dimaksudkan untuk menampung kebutuhan dari semua jenis orang. commit to user II - 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.2. Hatha Yoga2 Sistem Yoga ini bekerja melalui penguasaan tubuh. Hal ini dicapai dengan cara mewujudkan pengalaman pada panca indra, pengalaman fisik bersama dengan kesadaran pernapasan. Hatha Yoga merupakan suatu cabang Yoga yang praktis, suatu sistem pelatihan yang menggunakan berbagai teknik membentuk sikap tubuh, pernapasan, dan relaksasi. Hatha Yoga merupakan cabang Yoga yang paling terkenal di dunia Barat. Berbagai teknik ini bermanfaat bagi otot, kerangka tubuh, sistem saraf, berbagai kelenjar dan organ-organ penting. Tujuan Hatha Yoga adalah untuk meningkatkan kesehatan dengan cara memanfaatkan sumber cadangan energi tubuh. Istilah “hatha” adalah gabungan dari kata “ha” yang berarti “matahari” dan “tha” yang berarti “bulan”, sehingga gabungan keduanya memiliki arti kebersamaan atau penyeimbangan dari sebuah dualitas yang diwujudkan dalam sangat banyak cara : pria dan wanita, siang dan malam, terang dan gelap, stabilitas dan mobilitas, panas dan dingin, yin dan yangatau banyak pasangan lain yang walaupun berlawanan tetapi saling menyeimbangkan. Sebagai konsep terapan, Hatha Yoga adalah mengenai membawa dua sisi tubuh ke dalam keadaan seimbang yang dinamis, keseimbangan antara stabilitas dan mobilitas. Keseimbangan ini dapat dicapai melalui pengembangan kekuatan dan kelenturan secara merata pada dua sisi tubuh, dan dari bagian dalam tubuh akan bekerja secara lebih efisien dan dengan ketenangan yang lebih besar. Pada saat yang sama, Hatha Yoga mempengaruhi otak kiri dan kanan untuk bekerja secara seimbang, sehingga sisi logika, matematika dan sisi kreatif, serta sisi intuitif terdorong untuk bekerja secara harmonis. Sebagian orang percaya bahwa tujuan dari sistem Yoga ini juga untuk mempersiapkan tubuh dan pikiran bagi Raja Yoga, yang bekerja pada peningkatan kesadaranwalaupun apabila berdiri sendiri Hatha Yoga juga mendesak pengaruh yang akan melengkapi pikiran dan tubuh. 2 Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK. commit to user II - 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Banyak sikap atau posisi Yoga yang telah disesuaikan dan disederhanakan bagi tubuh orang-orang barat yang barangkali tidak terbiasa dengan latihan ini. Sebagai contoh, di dunia Barat, orang-orang terbiasa duduk di atas kursi, sedangkan orang India terbiasa untuk duduk bersila ataupun berjongkok di lantai. Dalam budaya India, anak-anak seringkali diperkenalkan pada Yoga sejak usia yang sangat muda, sehingga mereka dapat mulai melatih kelenturan lebih awal. Karena beberapa alasan inilah maka diperlukan waktu bertahun-tahun penuh dengan latihan yang berdedikasi tinggi agar dapat melakukan beberapa sikap Yoga yang lebih kompleks, sehingga hal ini juga mengharuskan adanya peningkatan selama mempelajari Yoga. Tegangan dan tekanan dalam kehidupan modern juga dapat menurunkan kelenturan dan dapat menghalangi kemampuan seseorang untuk mengambil dan mempercayai kekuatan dari berbagai sumber di dalam diri. Sebagian besar aliran dan berbagai bentuk Hatha Yoga melekat pada unsur-unsur dasar Yoga yang sama dengan sedikit perbedaan penekanan pada cara pengajaran dan latihan. Empat aliran yang umum adalah Iyengar, Sivananda, Astanga, dan Kundalini. Raja Yoga, sebaliknya, bekerja untuk mencapai perpaduan antara pikiran dan jiwa melalui penguasaan pikiran. Raja Yoga yang dianggap jalur ningrat dari Yoga (“raja” dalam bahasa Sanskerta berarti yang tertinggi), melibatkan disiplin mental yang bekerja untuk menenangkan berbagai proses berpikir yang tidak pernah berhenti dan menguasai kesadaran. Lebih tepat lagi, hal ini mengacu pada keahlian untuk mengembangkan kesadaran. Terdapat beberapa cabang lain dari Yoga selain Hatha dan Rajahasil dari interpretasi yang variatif terhadap berbagai tipe Yoga yang berbeda yang didiskusikan dalam naskah-naskah Hindu Kuno yaitu Upanishad dan Bhagavad Gita., dimana para individu memberikan penekanan pada aspekaspek tertentu dan mendirikan aliran-aliran yang didasarkan pada interpretasi mereka tersebut. Hal ini meliputi Jnana Yoga (mencapai pengetahuan dengan mempelajari kitab-kitab dan dengan bermeditasi), Bhakti Yoga (bekerja melalui rasa cinta dan pengabdian commit kepada to user dewa, guru, ataupun nabi yang II - 4 perpustakaan.uns.ac.id bersifat ritual), digilib.uns.ac.id Karma Yoga (bekerja pada tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dan pelayanan), Laya atau Kundalini Yoga (membangun dan mengangkat energi saraf fisik yang tersembunyi, yang berada di bawah daerah pusar) melalui pusat-pusat energi chakra. A.3. Sudut Pandang Yoga Terhadap Kesehatan3 Kesehatan yang baik, menurut filosofi Yoga, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi olahraga yang teratur dalam bentuk melakukan berbagai sikap fisik, pernapasan yang baik, istirahat yang cukup dan relaksasi, meditasi untuk mempertajam fokus dan ketenangan mental, berpikir positif, serta pola makan yang sehat dan seimbang. Yoga adalah satu dari beberapa sistem yang mencakup seluruh komponen tersebut. A.3.1. Kesehatan dan Kebahagiaan Yoga adalah sebuah sistem untuk mempertahankan kesehatan dan menanamkan kebahagiaan serta rasa tercukupi, dan juga merupakan sistem yang mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi. Yoga mencapai hal ini dengan mengajarkan kepada kita bagaimana mendengarkan sumber-sumber tenaga dalam kita dan menumbuhkan kesehatan serta kesejahteraan dari dalam. Kebahagiaan sejati tidak bisa dibeliini merupakan hasil dari investari seumur hidup pada diri kita sendiri. Menurut filosofi Yoga, kondisi urat-urat saraf, kelenjarkelenjar, dan organ-organ vital menentukan sesehat apa penampilan dan perasaan seseorang. Latihan Yoga yang teratur akan membantu untuk mengatasi penumpukan ketegangan yang berlebihan dan penurunan keadaan fisik secara umum akibat dari kelalaian seseorang dalam menangani tubuhnya atau sebagai akibat dari penuaan dini. Karena itu Yoga dapat meningkatkan keremajaan tubuh dan kejernihan pikiran. 3 commitwith to user Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement New Holland, UK. II - 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.3.2. Peningkatan Kesadaran Tubuh Yoga adalah sarana untuk lebih mengenal tubuh (baik di bagian dalam maupun luar). Sistem latihan peregangan akan memperkuat, menentukan suasana, dan membantu agar seluruh tubuh mencapai sikap yang tepat. Berbagai sikap Yoga yang berbeda-beda dirancang untuk memberikan manfaat pada setiap struktur anatomi, sistem, dan organ tubuh. Proses pembelajaran mengenai cara menolong tubuh agar berfungsi secara sehat dapat meningkatkan kemampuan, dan dalam rangka meningkatkan ketenangan pikiran dan kestabilan emosi, Yoga menawarkan panduan untuk menyempurnakan berbagai perubahan pada kondisi fisik, emosi, mental, dan rohani, serta untuk membawa seluruh tubuh ke dalam keseimbangan dan kesehatan. A.3.3. Pelepasan dan Pencegahan Stress Ritme hidup sekarang ini berjalan sangat cepat, penuh kompetisi dan penuh dengan stresmeskipun manfaat dari tingkat stres yang rendah juga tidak dapat diabaikan karena justru dapat memotivasi, memberikan kegembiraan dan menyegarkan. Meskipun demikian, ketika tuntutan yang dibebankan kepada kita melebihi tingkat kebiasaan dan kemampuan kita (baik secara fisik, emosi, ataupun mental), kita akan merasakan ketidaknyamanan dan ketegangan serta pertahanan tubuh bekerja secara berlebihan dan akhirnya menjadi kelelahan. Efek sampingnya antara lain adalah rasa fustasi, ketegangan otot (yang dapat menimbulkan masalah pada punggung), depresi, kecemasan, gangguan pernapasan, dan masalah konsentrasi. Yoga pertama-tama akan melepaskan, kemudian mencegah pengaruh gejala stres tersebut pada tubuh. Latihan kelenturan sangat membantu dalam mencegah ataupun mengurangi tegangan pada otot dengan seketika. Kemudian yang kedua yang akan dilakukan oleh Yoga adalah mengatasi gangguan pernapasan yang tidak teratur sebagai akibat dari stres melalui pernapasan yang mendalam dan terkontrol commit to user sambil melakukan setiap sikap Yoga. Hal ini akan membawa pada II - 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id keadaan tenang dan stabil secara emosi, karena pernapasan berhubungan erat dengan emosi dan keadaan pikiran. Hal ketiga yang dilakukan oleh Yoga adalah memberikan keterampilan untuk mengatasi stres secara efektif melalui pengendalian suara-suara dalam pikiran dan mencapai ketenangan dan kejernihan mental. Hal ini dapat diperoleh melalui latihan relaksasi secara mendalam. A.4. Manfaat Dari Yoga Yoga cocok dan bermanfaat bagi semua orang dari seluruh kelompok usia dan dari seluruh tingkat kebugaran. Yoga dapat diadaptasi mulai dari bentuk latihan yang sangat lembut dan ringan sampai latihan yang sangat bersemangat, tergantung pada kondisi orang yang melakukan latihan. Latihan Yoga yang teratur juga dapat digabungkan dengan kegiatan lain seperti senam, program latihan untuk jantung, olahraga, ataupun menari. Manfaat yang diperoleh dari berlatih Yoga antara lain4 : Mengatasi permasalahan kesehtan tubuh, baik organ tubuh luar maupun organ tubuh dalam. Membantu mengontrol reaksi emosional, pikiran pada situasi tertentu. Meningkatkan fleksibilitas diri yang akan membantu mencegah terjadinya cedera. Meningkatkan sirkulasi darah dan oksigen ke seluruh sel otak dan sel tubuh sehingga melancarkan aliran darah yang tersumbat. Menurunkan tekanan darah dan stress sehingga mengurangi tegangan saraf-saraf otot. Mengeluarkan racun (CO2) dan meningkatkan kapasitas O2 lebih banyak sehingga membuat tubuh bugar dan meremajakan kembali jaringan tubuh yang rusak. Memperbaiki postur tubuh agar lebih proporsional dan menumbuhkan rasa percaya diri. 4 commitdengan to userYoga, Kawan Pustaka, Jakarta. Rohimawati, Rima, (2008), Sehat dan Bahagia II - 7 perpustakaan.uns.ac.id Membangun digilib.uns.ac.id stamina dan memperkuat otot serta meningkatkan keseimbangan tubuh. Meningkatkan ketenangan bathin dengan fokus pikiran lebih damai dan tenang. Memperpanjang daya ingat. A.5. Unsur Dasar Yoga5 Unsur-unsur dasar tertentu yang umum pada sebagian besar aliran Yoga menjadi dasar bagi perkembangan Yoga secara keseluruhan. Berbagai unsur tersebut adalah : Sikap Tubuh, Pernapasan, Relaksasi, dan Meditasi. Unsurunsur ini berperan utuh dalam latihan Hatha Yoga. Sebagai contoh dalam melakukan sebuah sikap Yoga, kesadaran pernapasan membantu untuk meminimalisasi tegangan yang tidak perlu akan membantu memusatkan perhatian (fokus). Dalam setiap sikap, penting untuk menemukan keseimbangan antara relaksasi atau menyerahkan diri ke dalam sebuah sikap sambil tetap menjaga kesadaran dan tetap terikat secara aktif dalam melakukan posisi tersebut. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan menjadikan sikap relaksasi sebagai bagian yang melengkapi latihan Yoga. Sangatlah penting untuk memasukkan latihan meditasi yang teratur sebagai bagian dari latihan Yoga, Meditasi akan melatih untuk memiliki kesadaran yang melampaui kemampuan memusatkan perhatian sepenuhnya pada masa sekarangpada setiap detail dan sensasi fisik dari sikap Yoga yang sedang dilakukan. Latihan Hatha Yoga yang teratur akan membantu meningkatkan kemampuan untuk mempertahankan posisi duduk yang nyaman selama periode waktu tertentu, karena hal ini dibutuhkan dalam meditasi. A.5.1. 5 Sikap Tubuh (Fisik) Belling, Noa, (2006), Yoga, Arrangement with New Holland, UK. commit to user II - 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Titik awal dari seluruh gerakan sikap-sikap adalah bagaimana tubuh bertindak dalam ruang. Sikap yang sehat adalah sikap dimana hanya terdapat sejumlah tegangan yang diperlukan oleh otot untuk menopang tubuh agar tetap tegak. Keseimbangan yang dinamis antara keadaan rileks dan keadaan aktif yang bugar. Sikap yang sehat melibatkan keseimbangan pada dua sisi tubuh. Keseimbangan ini didapat ditunjang oleh posisi rangka tubuh yang benar dan otot yang seimbang. Hal ini meliputi memberikan tarikan pada tubuh mulai dari pinggang ke atas, sehingga kepala dan tubuh bagian atas merasa santai dan ringan, disertai dengan kaki yang berjejak dengan baik sehingga sehingga memberikan dasar yang stabil bagi tubuh. Pernapasan seharusny menjadi teratur, ringan dan mengalir secara alamiah. Pada saat seseorang mengalami ketidakseimbangan anatomi seperti skoliosis atau kaki yang tidak sama panjang, maka usaha yang dilakukan adalah untuk sebanyak mungkin meningkatkan rasa keseimbangan pada tubuh dan juga rasa santai. Terdapat sangat banyak manfaat dari keseimbangan sikap tubuh. Tubuh menjadi dapat digunakan dengan meningkatnya kesadaran, kelenturan, dan tenaga. Selain itu, kerja tubuh bagian dalam menjadi lebih optimal. Gairah hidup mengalir dengan lebih bebas di seluruh tubuh, meningkatkan rasa vitalitas diri. Pernapasan yang rileks membantu agar aliran gerakan menjadi lebih mudah dan bebas. Karena struktur kerangka berjejak di lantai memiliki sikap yang lebih baik, maka sistem saraf akan merasakan kestabilan ini dan akhirnya membuat otot-otot melepaskan ketegangan yang tidak perlu. Ketenangan yang seimbang ini ditingkatkan melalui latihan Yoga. Dengan membiasakan berbagai posisi fisik yang berbeda (dianggap sebagai sikap Yogaatau dalam Sanskerta yaitu asana), tubuh menjadi lebih terbuka, segar, dan kuat. Sikap yang sehat dan alami juga membantu untuk melakukan berbagai asana Yoga dengan benar, dan dapat mempercepat tingkat perkembangan, sehingga meningkatkan manfaat yang diperoleh melalui latihan yang teratur. Kecenderungan untuk cedera juga semakin berkurang. commit to user II - 9 perpustakaan.uns.ac.id A.5.2. digilib.uns.ac.id Pernapasan Pernapasan adalah gerakan yang terus beganti-ganti antara penarikan dan penghembusan, yang dilakukan agar seseorang dapat tetap hidup. Namun, pernapasan juga berhubungan langsung dengan vitalitas kita. Kebiasaan dan pola pernapasana dapat meningkatkan ataupun menurunkan persediaan tenaga. Pola pernapasan pada hakikatnya terhubung dengan emosi dan keadaan pikiran. Efek dari pergolakan emosi dapat dikurangi dengan mengendalikan pernapasan secara sadar. Pada titik mana pun dapat mempengaruhi pikiran agar dapat bernapas secara lebih seimbang, tenang, dan mendalam. Yoga adalah sebuah sistem latihan yang menyatukan pernapasan sebagai bagian besar yang mendasar di dalamnya. Pernapasan dengan kesadaran dan pengendalian dikoordinasikan dengan gerakan untuk menahan sebuah sikap fisik tertentu. Namun, pernapasan juga dapat berdiri sendiri sebagai salah satu bentuk latihan. Melakukan latihan pernapasan dalam tingkat kesadaran seperti ini akan membantu aliran gerakan dan membantu untuk memusatkan perhatian pada masa sekarang dan pada gerakan fisik yang harus dilakukan. Latihan Yoga secara utuh memusatkan perhatian pada teknik-teknik pernapasan yang dikenal sebagai Pranayama. ”Prana” berati tenaga, energi atau dorongan hidup, mengacu pada dorongan hidup yang menggerakan seluruh bentuk kehidupan di alam semesta ini. Prana yang diserap melalui napas akan menyebar ke seluruh bagian sel tubuh manusia dan menjadi pendorong bagi pembaruan da revitalisasi sel-sel. Kesehatan dan vitalitas sangat tergantung pada jumlah prana yang masuk ke dalam tubuh. “Yama” berarti memperpanjang. Karena itu Pranayama mengacu pada seni memperpanjang pernapasan sehingga melaluinya dapat memperkuat dorongan hidup dan tenaga dalam. Pranayama memiliki efek yang menenangkan sistem saraf, membantu seseorang untuk fokus, menenangkan pikiran dan menanamkan perasaan damai dalam diri. Latihan Pranayama membantu dan meningkatkan latihan sikap Yoga dan meditasi. Tanamkan commit to user dalam pikiran bahwa meskipun II - 10 perpustakaan.uns.ac.id pernapasan dilakukan digilib.uns.ac.id secara lebih penuh dan efisien benar-benar meningkatkan jumlah prana di dalam tubuh, tetapi hal ini tidak berarti bahwa pernapasan yang lebih dalam adalah selalu lebih baik. Terdapat suatu keadaan ketika pernapasan dilakukan terlalu cepat. Tujuan dari Pranayama dan pernapasan Yoga lainnya secara umum adalah untuk meningkatkan kesadaran dalam pengendalian pernapasan. A.5.3. Sikap Relaksasi Latihan relaksasi dapat dipandang sebagai sebuah cara untuk mengendalikan berbagai potensi otot dan saraf, karena kekuatan terbesar dalam gerakan yang efisien dan efektif adalah ketika memiliki kemampuan untuk menjadi rileks. Relaksasi yang dipasangkan dengan latihan meditasi (yang melatih pikiran untuk menjadi tenang dan memiliki fokus yang tidak berubah-ubah), dan dengan program peregangan seperti Hatha Yoga (yang memberikan kesehatan pada tubuh fisik) dapat membebaskan kekuatan potensi manusia. Tegangan dalam jumlah tertentu diperlukan untuk mempertahankan agar tubuh tetap tegak. Namun, relaksasi dalam jumlah tertentu juga penting untuk menciptakan aliran dalam gerakan dan fungsi tubuh. Kebanyakan orang telah mengalami penumpukan ketegangan pada otot sebagai tanggapan terhadap strs di mana otot-otot tidak dapat kembali ke keadaan seimbang. Sebagai hasilnya adalah menjadi terlalu banyaknya usaha yang dilakukan untuk melakukan sebuah aksi tertentu, sesederhana apa pun itu. Keteganganketegangan ini sayangnya diterima oleh tubuh dan secara tidak sadar kita membawa keadaan ini setiap hari. Efek keseluruhan dari ketegangan seperti ini antara lain penurunan tingkat energi, penurunan kelenturan, aliran pernapasan menjadi terhambat, dan menurunnya efisiensi dalam melakukan berbagai aktivitas. Ketegangan juga dapat membuat menjadi rentan terhadap cedera, penyakit, kelelahan, ataupun masalah tidur. Proses melepaskan ketegangan otot yang berlebihan sering kali harus dilakukan secara bertahap, khususnya apabila hal ini telah terakumulasi selama beberapa tahun. commit to user II - 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Yoga mempertimbangkan hal ini dan memasukkan sikap relaksasi atau istirahat mengizinkan tubuh menyerap dan melengkapi energi yang dilepaskan melalui berbagai variasi sikap. Tubuh diizinkan untuk melakukan peredaran darah ke seluruh tubuh, karena ketika melakukan berbagai posisi Yoga maka aliran darah akan terkonsentrasi pada daerah-daerah tubuh tertentu saja. Hal ini akan memperoleh manfaat penuh dari setiap sikap. Sikap relaksasi dapat dilakukan seselum, selam, dan setelah sesi Yoga. Semua sikap istirahat yang dijabarkan bersifat simetris, sehingga akan membantu mengembalikan keseimbangan tubuh. Setiap sikap seharusnya ditahan selama tiga sampai delapan kali pernapasan atau bahkan lebih lama lagi. A.5.4. Menenangkan Pikiran Sebuah pendapat mendasar dari Yoga adalah kesadaran yang sehat diraih melalui kemampuan berkonsentrasi dan melalui mempertahankan pusat perhatian pada saat terkini dengan tenang dan jernih. Meditasi adalah sebuah metode untuk mencapai konsentrasi melalui penerapan teknik-teknik tertentu. Hal ini melibatkan kotemplasi yang tenang atau refleksi di dalam diri seseorang mengenai sifat alami pikiran ataupun mengenai seseuatu yang lebih besar, baik hal itu dipandang sebagai Tuhan, kesadaran universal, atau apa saja yang menjadi keilahian. Meskipun meditasi sering dikaitkan dengan agama tertentu, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan sebuah praktik kuno yang dilakukan untuk menenangkan pikiran dan memperoleh pengetahuan diri yang lebih baik, pengendalian diri, serta peningkatan kesadaran. Teknik-teknik ini tidak mempromosikan agama tertentu. Untuk mencapai manfaat maksimal dari Yoga, sangat penting untuk melatih baik sikap fisik maupun meditasi. Secara tradisional Hatha Yoga dipandang sebagai suatu persiapan bagi meditasi karena berbagai sikapnya, pernapasannya, dan relaksasinya akan melepaskan tubuh dari ketegangan yang berlebihan dan menenangkan sistem saraf, sehingga mengurangi kegelisahan ketika seseorang duduk diam untuk bermeditasi. Sikap dan pernapasan juga akan mebantu pemusatan pikiran dan untuk mempertahankan perhatian pada masa sekarang. Hal to iniuser adalah tujuan utama dari meditasi. commit II - 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Melakukan meditasi secara teratur sebaliknya akan membantu latihan Hatha Yoga karena sistem saraf telah menjadi tenang, dan hasil dari rasa tenang tersebut akan menolong dalam melatih berbagai sikap. Daerah yang mengalami ketegangan dan dapat merintangi latihan akan terindentifikasi dan dilepaskan sehingga dapat belajar untuk menjadi lebih baik dalam mngendalikan suara-suara dalam pikiran yang dapat mengacaukan latihan Yoga dan kemampuan rileks. B. Tinjauan Vaastu B.1. Pengertian Vaastu-shastra6 Vastushastra adalah ilmu bangunan kuno yang meliputi filsafat dan teori karya arsitektural untuk membangun bangunan apapun dan juga gaya tempat tinggal hidup orang. Vaastu shastra didasarkan pada energi alami yang tersedia dengan bebas di atmosfer seperti: Energi Solar langsung dari Matahari, Imlek energi dari Bulan Energi Bumi Energi Langit Energi Listrik Energi Magnetik Energi Thermal Energi Angin Energi Cahaya Energi Cosmic Pemanfaatan energi seperti memberikan kesenangan, perdamaian, kemakmuran dan uang dalam kehidupan. Vastu Shastra adalah penjelasan luhur dari lingkungan sekitar dan pengaruhnya terhadap hidup. Vastu secara harfiah berarti "rumah" atau Daerah Tempat Tinggal dan prinsip-prinsipnya 6 www.vaastu-shastra.com commit to user II - 13 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menetapkan untuk menciptakan keselarasan antara yaitu elemen baik Bumi, Langit, Api, Air dan Udara di lingkungan. Vastu dapat digunakan untuk setiap ruangan, setiap rumah, kuil, setiap industri toko, perencanaan kota, wisata, kota dan bahkan bagi bumi. Vastu dapat digunakan untuk mikro maupun untuk tingkat makro. Vaastu adalah ilmu arsitektur bangunan India kuno yang membantu dalam membuat suasana menyenangkan atau tempat untuk hidup dan bekerja dengan cara yang paling ilmiah mengambil keuntungan dari manfaat yang diberikan oleh alam, unsur-unsurnya dan bidang energi untuk meningkatkan kekayaan, kesehatan, kemakmuran dan kebahagiaan. Vastu Shastra menyatukan ilmu pengetahuan, seni, astronomi dan astrologi, juga dapat dikatakan sebagai ilmu mistik kuno untuk merancang dan membangun. Vastu Shastra membantu membuat hidup lebih baik dan akan mengamankan dari hal-hal yang salah. B.2. Dasar-dasar Vaastu7 Vaastu adalah ilmu arah yang menggabungkan semua lima unsur alam dan menyeimbangkan mereka dengan manusia dan materi. Vaastu Shastra adalah menciptakan pengaturan menyenangkan atau tempat untuk tinggal atau bekerja, dengan cara paling ilmiah, Gb. II. 1 Paanchbhootas mengambil keuntungan dari manfaat yang diberikan oleh lima unsur yang disebut "Paanchbhootas" dari alam sehingga membuka sumber : www.vaastushastra.com jalan bagi peningkatan kesehatan, kekayaan, kemakmuran dan kebahagiaan di lingkungan yang tercerahkan. 7 www.vaastu-shastra.com commit to user II - 14 perpustakaan.uns.ac.id Vaastu digilib.uns.ac.id dianggap interaksi berbagai kekuatan alam yang melibatkan lima elemen bumi, air, angin, api dan eter dan berusaha untuk menjaga keseimbangan sebagai elemen-elemen ini mempengaruhi, membimbing dan mengubah gaya hidup tidak hanya manusia tetapi setiap makhluk hidup di bumi. Dengan demikian, itu semua mempengaruhi perbuatan, keberuntungan, perilaku dan dasar-dasar kehidupan lainnya. Ada tiga kekuatan dalam tindakan untuk menciptakan harmoni. Angin, air dan api atau, vaayu, jal dan Agni. Jika kekuatan-kekuatan ini disimpan di tempat yang tepat, maka tidak akan ada gangguan. Tapi jika air dimasukkan ke dalam tempat api dan angin di tempat air atau kombinasi lainnya, akan tidak sesuai dan menciptakan ketidakharmonisan dan ketidakdamaian. B.2.1. Lima Elemen Vaastu Vastu adalah ilmu tentang arah yang menggabungkan lima unsur alam dan kosmos, akhirnya menyeimbangkan dengan manusia dan materi. Ini ilmu misterius pemersatu lima elemen yang disebut 'Panchbhootas'-bumi, api, air, langit dan ruang dan membuka jalan bagi pencerahan, kebahagiaan dan kemakmuran. Menurut Vastu, kosmos penuh dengan energi bermanfaat yang harus mempelajari keseimbangan keadaan taktik jika serta ingin kesejahteraan. menjaga mengalami Energi pada dasarnya dipancarkan oleh dua kekuatanlima elemen dan energi elektro-magnetik yang dihasilkan oleh rotasi bumi. Bumi Gb. II. 2 Lima Elemen Vaastu Menurut 8 Arah sumber : www.vaastu-shastra.com adalah planet ketiga di antara sembilan planet dan satu-satunya tempat di mana kehidupan ada karena adanya panchbhootas. Matahari, udara dan ruang secara universal tersedia dan dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan manusia oleh tindakan desain. a) Elemen Bumi/Tanah commit to user II - 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Elemen pertama dan utama dari alam yang diberikannya energi maksimum. Hal ini diperlukan untuk berkonsultasi tanah yang ingin dibeli, karena tanah petak itu mempunyai masalah daerah semuanya dalam Vaastu. Pemilihan situs dianggap sangat penting dalam elemen Vaastu. Sebuah pemeriksaan rinci dari tanah, plot, situs, bentuk dan ukuran harus dilakukan sebelum memulai konstruksi. Bumi (Prithvi) adalah unsur yang paling penting dalam Vastu dan mempengaruhi kehidupan manusia dalam segala hal. b) Elemen Air Air (jal) hadir di bumi dalam bentuk hujan, laut, laut dan sungai. Ini adalah elemen terpenting kedua dipertimbangkan dalam Vaastu. Vaastu memberikan arah yang tepat untuk penempatan sumber air. Air adalah elemen dari arah utara-timur. Sejauh aliran air rumah tangga yang bersangkutan, itu harus dikeringkan dari utara-timur saja. Badan air seperti kolam renang dan akuarium perlu dibuat di utara-timur, arah ini adalah menguntungkan dan cocok untuk air c) Elemen Api Api (Agni) dianggap sebagai unsur arah selatan-timur. Dalam kebakaran dapur rumah atau gadget listrik harus menjadi tempat di selatan-timur. Cahaya adalah inti dari kehidupan, dan matahari adalah pemberi cahaya alami. Api adalah dasar dari semua sumber energi termasuk tenaga panas dan tenaga atom. Harus ada ventilasi yang baik untuk sinar matahari menjadi sumber yang diperlukan dan alami cahaya bagi manusia. d) Elemen Udara Udara (vaayu) adalah hal yang diperlukan bagi semua makhluk hidup di bumi ini. Dalam Vaastu udara adalah unsur penting lainnya yang dianggap sebelum mengaplikasikannya. Air adalah elemen dari utaratimur. Udara terdiri dari berbagai gas di bumi seperti oksigen, nitrogen, helium, karbon dioksida dan lain lain, persentase seimbang gas yang berbeda, tekanan atmosfer dan tingkat kelembaban yang penting untuk commit to user II - 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id makhluk hidup di bumi ini. Ada petunjuk penting untuk jendela dan pintu di Vaastu sehingga untuk menerima baik jumlah udara. e) Elemen Ether (Space-Sky) Tidak pernah berakhir dan ruang penuh dengan rasi bintang, galaksi, bintang, matahari, bulan dan semua sembilan planet. Hal ini juga disebut alam semesta yang dikenal sebagai 'Brahamand'-tempat dewa. Ruang memiliki tempat yang sangat penting dalam hidup dan Vaastu memberikan arah yang berbeda untuk ruang yang lebih baik. Rumah di India memiliki ruang terbuka di tengah rumah. Akash adalah brahmasthan yang seharusnya menjadi tempat yang terbuka, setiap gangguan yang berkaitan dengan ruang di rumah akan menyebabkan hasil yang merugikan. B.2.2. Arah Vaastu (Orientasi)8 Orientasi bangunan penting untuk menghemat energi dan membangun desain rumah lebih baik, yang akan nyaman untuk hidup secara bersamaan memberikan energi positif, kesehatan, kemakmuran dan kekayaan bagi penghuninya. Sebuah tempat hidup dan arah memiliki korelasi antara skenario rotasi planet-planet dengan hormat dari utara. Gb. II. 3 Delapan Arah Vaastu sumber : www.vaastushastra.com Ada delapan total arah mata angin menurut Vaastu. Utara, Selatan, Timur, dan Barat disebut arah mata angin dan titik di mana salah satu dari dua arah bertemu disebut titik intercardinal atau ordinal seperti North-East, South-East, South-West, North-West. Arah ini diberi banyak penting di Vastu Shastra karena mereka menggabungkan manfaat dari dua arah dalam totalitas. 8 www.vaastu-shastra.com commit to user II - 17 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Shastra mengatakan jika menyembah, memuja dan menghormati “Lords” dari delapan arah, orang menghasilkan berkat-berkat kekal dalam bentuk kesuksesan, kesehatan dan kemakmuran. Timur : Arah ini diatur oleh tuan Indra dan dia dikenal sebagai raja para dewa yang menganugerahkan kekayaan dan kenikmatan hidup. Tenggara : Arah ini diatur oleh penguasa api Agni yang memberi kepribadian yang baik dan segala sesuatu hidup yang baik. Api adalah sumber kesehatan karena berhubungan dengan api, memasak dan makanan. Selatan : Arah Ini adalah Yama, dewa kematian. Dewa Yama adalah manifestasi dari dharma, dan eradicates kekuatan jahat dan melimpahkan halhal baik. Ini adalah sumber kekayaan, tanaman dan kesenangan. Barat Daya : Arah ini disutradarai oleh Niruti, dewa yang melindungi kita dari musuh jahat. Ini adalah sumber dari karakter, kasus sikap, umur panjang dan kematian. Barat : Arah ini disutradarai oleh Tuhan Varun, dewa hujan yang menganugerahkan berkat-berkat dalam bentuk air hujan alami, membawa kemakmuran dan kesenangan hidup. Barat Laut : Tempat ini disutradarai oleh tuan Vayu yang membawa kita pada kesehatan yang baik, kekuatan dan umur panjang. Ini adalah sumber dari perubahan dalam proses bisnis, persahabatan dan permusuhan. Utara : Arah ini diatur oleh Kuber, dewa kekayaan. Timur Laut : Tempat ini merupakan diawasi oleh tuan Eeshaan, dan merupakan sumber kekayaan, kesehatan dan kesuksesan. Dia membawa kita kebijaksanaan, pengetahuan dan meringankan kita dari segala penderitaan dan kecelakaan. B.2.3. Bentuk Dasar9 Seluruh Vaastu di India pada hakikatnya merupakan perlambungan dan visualisasi dari mereka yang yakini itu : Mikro-kosmos segala yang 9 commit Mangunwijaya, Y.B. , (2009), Wastu Citra, to PTuser Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. II - 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dibentuk selaku citra makro-kosmos, pembebasan dari belenggu maya menuju ke penyatuan atman (diri relatif) dengan brahman (ke-esa-an mutlak). Bentuk lingkaran oleh kebudayaan India dijadikan lambang “kefanaan” zaman yang tanpa awal tanpa akhir atau lebih tepat : berasal Esa mutlak, tetapi terbentuk oleh Maya menjadi sesuatu yang konkret, namun tipuan. Seperti bentuk kubah angkasa, atau cakrawala yang bulat juga dan yang menampakkan diri tetapi tipuan (cakrawala mustahil dipegang). Gb. II. 4 Bentuk Sejati Vaastu sumber : www.vaastushastra.com Maka bentuk lingkaran kemudian dihayati sebagai perlambangan segala maya. Simbol dari prinsip yang lebih sejati adalah bujursangakar (persegi), bentuk yang mengingatkannya kepada bentuk kiblat-angin yang lebih abstrak, karena lebih tidak tampak juga; dan yang mengendap dalam bentuk mandala. B.2.4. Vaastu Purusha Mandala10 Vaastu purusha mandala adalah desain diagram metafisik kosmos di mana seluruh konsep didasarkan oleh Vastu Shastra. Hal ini diyakini bahwa Vaastu purusha adalah didasarkan atas kosmos yang merupakan energi dengan cara yang kepalanya sedang beristirahat di arah Utara-timur yang mewakili pemikiran seimbang, tubuh bagian menghadap Selatan-barat yang bawah merupakan kekuatan dan keteguhan; pusarnya berada di Gb. II. 5. Vaastu Purusha sumber : www.vaastushastra.com pusat bumi menandakan kesadaran kosmik dan kekudusan; wajah tangannya Utara-barat dan Tenggara yang berarti energi. 10 www.vaastu-shastra.com commit to user II - 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Vaastu purusha adalah dewa ketua sementara lainnya delapan arah memiliki Allah/Tuhan mereka sendiri yang mengatur arah mereka. Mandala pada dasarnya tempat tertutup di mana Vaastu purusha adalah menandakan kelahirannya dari alam. Atas dasar struktur dan konstruksi yang ditentukan arah dianjurkan dan semua fitur fisik yang memutuskan dalam hal ventilasi, pintu, jendela, lokasi dan lain lain Mandala Vaastu memerintahkan kita untuk mencari fitur yang berbeda ke tempat Allah/Tuhan maksimal untuk dalam kesehatan, hal kemajuan mendapatkan yang baik, manfaat kekayaan, perdamaian, dan kemakmuran. Para ahli dari Vaastu membingkai sebuah modul untuk membagi daerah yang menurutnya setiap penempatan dan arah untuk fitur fisik dipastikan. Namun tempat yang paling Gb. II. 6 Layout Vaastu Purusha Mandala sumber : www.vaastushastra.com penting di Vastu purusha mandala adalah 'Brahamasthana', itu adalah tempat suci (tengah) yang dianggap sesuai untuk keilahian dan ibadah. Vaastu purusha mandala diikuti oleh semua ahli vaastu dengan struktur desain yang berbeda, termasuk kuil, rumah sakit, rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Alur Prinsip Desain Vaastu itu sendiri adalah : 1 Perencanaan DenahVaastu (Floorplan) Perencanaan plot denah memiliki beberapa nilai. Grade „A‟ Gb. II. 7 Layout Vaastu Grade A sumber : www.vaastu-shastra.com Grade „A‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang dimana : - Entrance berada di commit Timur to user II - 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Ruang Ibadah berada di Timur Laut - Ruang Tamu berada di Barat Laut - Dapur / Ruang Makan berada di Tenggara - Ruang Kamar berada di Barat Daya Semua sesuai dengan arah Vaastu. Grade „B‟ Gb. II. 8 Layout Vaastu Grade B sumber : www.vaastu-shastra.com Grade „B‟ memiliki perencanaan denah atau siteplan yang beberapa memiliki kekurangan tetapi lebih dengan Vastu norma-norma dan cacatnya dapat diabaikan, sedangkan yang lain dapat diralat dimana : - Entrance berada di arah Utara - Ruang Ibadah berada di arah Timur - Dapur / Ruang Makan berada di Selatan Grade „C‟ Gb. II.9. Layout Vaastu Grade C sumber : www.vaastu-shastra.com commit to user II - 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Merupakan Grade rata-rata dari semua jenis alur floorplan dengan perbedaan lokasi dan penempatan bagian pada sebuah bangunan yang berada di arah yang salah. Grade „D‟ Gb. II.10. Layout Vaastu Grade D sumber : www.vaastu-shastra.com Grade D sebagai alur paling buruk menurut Vaastu. Banyak kecacatan yang harus diralat karena tidak baik menurut arah Vaastu. 2 Taman dan Lansekap Seni taman tidak hanya penting bagi penghuni untuk mendapatkan sehat dan membersihkan suasana tetapi pohon dan tumbuhan yang hijau dan rimbun dapat menghidupkan suasana area tersebut. Gb. II. 11 Taman & Lansekap sumber : www.vaastushastra.com commit to user II - 22 perpustakaan.uns.ac.id B.2.5. digilib.uns.ac.id Warna Dinding dianggap sebagai kekuatan bangunan yang juga membutuhkan perhatian yang layak. Warna dipilih untuk dinding harus estetis afektif yang mencerminkan diri batin kita sendiri. Warna dinding mempengaruhi suasana hati dan gaya dan penampilan rumah. Para psikolog percaya bahwa warna mempengaruhi rasa dan suasana hati menjadi yang sangat kuat dan berapa banyak waktu yang kita gunakan di dalam ruang kita. Kuning, biru, dan warna hijau sedang menenangkan dan alami yang juga membuat ruang terlihat lebih besar. Kelabu dan hitam adalah halus dan rapi. Gb. II. 12 Diagram Warna sumber : www.vaastushastra.com Ada kecenderungan menggunakan kontras dalam satu ruangan, tiga sisi dinding memiliki warna yang berbeda dan dinding keempat akan memiliki kontras warna yang sesuai. a) Merah Warna merah adalah warna gairah, agresivitas, energi kehangatan, dan semangat. Ini adalah warna merangsang dan aktif, dan karenanya tampak hebat di ruang tamu dan dinning room. Warna yang berbeda dari merah juga akan tampak bagus di kamar karena sehidup lainnya. Warna merah menunjukkan kehangatan dan keberanian dengan memberikan rasa kepercayaan diri. Hal ini lebih berarti dalam wilayah di mana membutuhkan energi dan sering dihindari dalam kamar tidur. b) Biru Warna biru adalah yang paling universal disamakan dengan keindahan. Ini adalah warna yang paling menenangkan yang berarti ketenangan dan kepuasan. Warna ini adalah serbaguna dalam mengekspresikan nilai-nilai. Warna biru umumnya lebih disukai untuk wilayah yang lebih luas di mana versi lembut dan ringan diperlukan. Kamar kecil tidak cocok untuk warna biru sesuai dengan desain interior. c) Hijau commit to user II - 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hijau mewakili pertumbuhan, alam dan relaksasi. Warna ini segar dan keceriaan yang membuat Anda merasa rileks dan menenangkan suasana hati Anda. Ini melengkapi dengan warna banding universalnya. Bagus di dapur yang di mana perlu berkonsentrasi dengan baik dan memberikan tampilan dapur Anda rapi dan bersih. d) Kuning Kuning mewakili keberanian, kebahagiaan dan optimisme. Tints kuning yang ideal untuk semua ruangan dan membuat ruangan terlihat lebih besar. Ini adalah warna paling alami dan kuat baik dalam nilai dan intens dalam bentuk paling murni. Ini adalah abadi dalam desain interior yang melengkapi dengan hijau dan merah dengan memberikan kesegaran dan keceriaan. e) Coklat Coklat adalah warna kepuasan dan kenyamanan. Ini adalah otot dan halus dan membuat pilihan yang baik untuk ruang belajar atau perpustakaan. f) Ungu Ungu menunjukkan mewah, martabat dan kemuliaan dan membuat pilihan yang sempurna untuk ruangan tamu atau ruang keluarga yang dapat membuat tamu merasa perlakuan kerajaan. g) Oranye/Jingga Jingga menandakan kehangatan, tindakan, kenyamanan dan energi. Oranye akan terlihat bagus di ruang tamu dan ruang tamu, tapi terlalu banyak dari jeruk tidak akan menjadi ide yang baik di rumah. Warna terang oranye dapat digunakan dalam beberapa ruang. h) Putih Putih berarti kebersihan, kebaikan, kemurnian, kelapangan dan tak bersalah. Warna putih di kamar yang elegan dan menciptakan rasa mewah. Ini berjalan dengan baik di kamar tidur utama yang akan menenangkan saat lelah. i) Pastel commit to user II - 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pastel adalah tints lebih ringan sederhana dari setiap warna seperti cahaya matt pink, telepon warna dan nada kulit lainnya. Ketika warna menjadi begitu ringan dan tampaknya memberikan sentuhan putih mereka menjadi pastel. Jenis warna menjadi lebih dan lebih umum karena mereka memberikan tampilan yang elegan dan tenang ke kamar. j) Netral Menggunakan warna netral tidak berarti menggunakan lebih sedikit warna atau warna. Warna intensitas rendah yang digunakan untuk latar belakang untuk warna aksen lainnya, fitur, furnitur dan benda-benda di ruang angkasa dapat diklasifikasikan sebagai netral. Warna terang seperti warna dari krem, off white dan krim, warna-warna ini umumnya disebut warna netral. B.3. Keaslian dan Keberadaan Vaastu Bukti terbesar vaastushastra dapat ditemukan pada zaman Ramayana dan Mahabharata. Bahkan di kota-kota Harappa dan Mohanjodaro penerapan vaastushastra dapat dilihat. Karena ilmu pengetahuan berjalan jauh ke belakang ke zaman Tuhan Rama dan Krishna ada banyak cerita mitologi menarik tentang asal usul Vaastupurush (dewa). Jika menganggap itu sebuah fakta mitologi maka di sini adalah contoh yang paling dipercaya bahwa Vaastu adalah ilmu dan harus diikuti dengan sepenuh hati. Keadaan geografis suatu daerah mempengaruhi alam sehingga vaastu untuk setiap perubahan tempat, dapat dilihat bahwa beberapa negara jauh lebih maju, maju dan sejahtera sementara yang lain jauh ke belakang. Untuk misalnya : Jepang, keberadaan air jauh di Utara dan Timur dianggap paling menguntungkan menurut vastu-shastra. Sisi timur Jepang tersebar luas dan terbuka. Dengan demikian Jepang mendapat manfaat penuh dari sinar matahari. Inilah sebabnya mengapa Jepang yang kaya dan makmur. Ada laut di Tenggara dan selatan Jepang, yang merupakan commit to user II - 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tempat untuk Api, ini adalah mengapa menderita serangan bom atom ledakan dan gempa bumi. Afrika sebagai sebuah benua, sudut timur laut benua ini menyela. Bagian baratdaya diproyeksikan, tenggara dan selatan memiliki air terbatas, ini semua kondisi tidak menguntungkan menurut vastu, itu sebabnya negaranegara Afrika terbelakang, tidak berpendidikan, miskin. Namun sebaliknya, di bagian utara benua ini, terdapat Laut Mediterania, yang menguntungkan menurut vastu. Di bagian timur, sungai Nil mengalir dan itulah mengapa peradaban dikembangkan di Mesir dan sekarang nama Mesir punya dan kehormatan bagi piramida dunia yang terkenal. Air di Timur Laut dianggap paling menguntungkan dan Jepang memiliki badan air terbesar ke arah ini, alasan yang menjadi salah satu negara paling makmur di dunia. Mumbai memiliki air di Timur Utara dan Pembangkit Listrik Tenaga Atom (Agni) di Timur Selatan demikian menurut prinsip-prinsip Vaasthu dan tempat, paling kuat makmur di India. Lokasi dan pembangunan Kuil Balaji terkenal, yang paling makmur di India, semuanya menurut Vaastu: Tangki air di Dapur, Timur Laut di Southeast, dan Tuhan di Barat Daya menghadap Timur dan sebagainya. Studi dilakukan terhadap kota-kota seperti New York, London, Singapura, Hong Kong, dan lain lain, telah menunjukkan mereka menurut prinsip Vaastu. Rumah-rumah yang paling terkenal makmur industri juga telah dipelajari; ini kantor pusat Tata di Mumbai, Akbarallys toko ritel paling sukses di India, pabrik industri FACOR yang sangat sukses di AP dan banyak lainnya telah ditemukan menurut Vaastu. commit to user II - 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C. Preseden Design C.1. Iyengar Yoga Center Indonesia11 Metoda Iyengar Yoga adalah dengan secara inisiasi menyeluruh dan mempelajari pranayama postur (kontrol asana yoga pernafasan) dan secara mendalam. Iyengar mempunyai sistem lebih dari 200 asana klasik dan 14 tipe Pranayama yg berbeda (dengan banyak variasinya) dari yang sederhana sampai ke yang sangat sulit. Ini telah terstruktur dan dikategorikan Gb II. 13. Ruang Studio Yoga, Iyengar Yoga Sumber : http://iyengaryogacenterindone sia.com sebagaimana dari pemula sampai progres yang yakin dan aman dari posture awal sampai paling dikedepankan yaitu kelenturan, kekuatan dan sensitif pada pikiran, tubuh dan jiwa. Metoda Iyengar banyak menekankan pada pelurusan yang benar dan tepat. Pelurusan tubuh yang benar mengikuti tubuh menuju perkembangan secara harmonis didalamnya dengan jalan yang benar sehingga murid tidak mengalami luka atau sakit ketika berlatih dengan benar. Sebagaimana semua tubuh berbeda dan semua orang mempunyai kelemahan dan kekuatan yang berbeda. Iyengar juga mengembangkan menggunakan penyangga yang diperlukan untuk membantu badan ke dalam posisi yang benar. Penyangganya objek yang sederhana seperti blok kayu, kursi, sabuk dan selimut yang membantu melakukan penyesuaian atau mendukung di postur yang berbeda sedemikian hingga seseorang dapat bekerja pada gerakan yang aman dan efektif. Metoda Iyengar penekanan tanpa kenal henti pada pelurusan tubuh yang benar dan metoda yang bekerja telah menyuling aspek terapi yoga. Dengan begitu praktek Iyengar yoga akan sering mengakibatkan menghapuskan rasa sakit, meningkatkan postur , dan lain lain tetapi Iyengar Yoga juga dapat digunakan untuk perlakuan banyak penyakit, termasuk kondisi medis yang sangat serius, 11 http://iyengaryogacenterindonesia.com commit to user II - 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dengan di bawah pengawasan dari suatu guru yang sesuai dan berpengalaman. "Suatu Asana adalah bukan suatu postur yang mana asumsimu secara mesin. Itu melibatkan pikiran, pada ujung yang suatu pertimbangan yang dicapai diantara perlawanan dan pergerakan" BKS Iyengar. Ada tiga aspek Iyengar yoga yang unik yakni, alasan-alasan teknis, pemilihan waktu dan peruntunan. Satu-satunya yoga centre yang berdedikasi untuk Iyengar Yoga di Indonesia dengan jadwal yang lengkap dan cocok bagi semua orang. Dengan fasilitas : Tiga unit studio yang baik dan bersih Kamar ganti yang dilengkapi fasilitas, shower, wc, lemari penyimpanan barang dan pengering rambut Alat bantu (props) yang lengkap Tali dinding (rope wall) Alas (mat) yang dibersihkan Gb II. 14. Ruang Studio Yoga yang dilengkapi fasilitas Yoga Sumber : http://iyengaryogacenterindonesia.com setiap hari Senam yoga pada Iyengar ini dibagi beberapa kelas. Dan tiap kelas berbeda kurikulum. Kelas dibagi menjadi : Pemula (beginning) Bagi siswa yang baru mengenal yoga atau baru mempelajari metode Iyengar yoga. Mempelajari persiapan yoga. Namaskar Bagi siswa yang pernah mempelajari Iyengar yoga dan ingin melanjutkan latihan. Persiapan dalam “inversion” dan “backbend” akan diperkenalkan. Untuk megikuti kelas ini, siswa harus memiliki pengetahuan yang progresif tentang pose yoga dan mampu untuk mempertahankan mereka. Kelas ini masih dibagi commit to user II - 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menjadi beberapa kelas seperti namaskar 1, namaskar 2, dan namaskar 3. Gentle Kelas yang lebih sederhana dan tidak begitu enerjik. Menekankan peremajaan dan pose pendukung yang dapat mengembalikan sistem saraf dan melepaskan tekanan yang kronis. Pre Natal Kelas yang ringan yang dirancang untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri yang sering mengganggu sewaktu hamil. Menekankan pada postur-postur yang dapat memperkuat otot pinggul dan sistem reproduksi, serta mempertahankan fisik dan mental yang baik selama proses kehamilan. Kids Yoga Bagi anak-anak berusia 5 tahun ke atas. Kelas ini dirancang dan dikembangkan sesuai kebutuhan anak-anak agar tetap menarik dan menyenangkan bagi mereka. Kelas ini juga akan mengajar anakanak tentang kekuatan, fleksibilitas, keyakinan dan konsentrasi agar mereka dapat membangun karakter yang lebih baik untuk dunia. Teen Yoga Bagi anak-anak berusia 10 tahun ke atas. Kelas ini masih berfokus pada kesenangan, tetapi mereka sudah mulai belajar meluruskan tubuh dengan cara yang benar benar dan mempelajari pose-pose yoga dengan lebih teliti. Lunch Yoga Bagi mereka yang sering kekurangan waktu. Untuk menambah dan mengembalikan semangat dengan kombinasi pose-pose yoga. Scoliosis Yoga Bagi orang yang mempunyai penyakit scoliosis. Harus dengan perjanjian terlebih dahulu. Ladies Class commit to user II - 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kelas khusus untuk wanita yang ditujukuan spesial untuk kebutuhan khusus wanita. Selain beberapa kelas diatas, terdapat juga Teacher Training (Pelatihan Guru). Kurikulum Teacher Training yang diajarkan Iyengar adalah sebagai berikut : Latihan yoga terus-menerus secara pribadi Dasar dari Asanas dan Pranayamas (postur tubuh & pernafasan) Latihan dan prinsip-prinsip dalam mengajarkan Asanas dan Pranayamas Sejarah, filosofi dan etika yoga Dasar penyesuaian dan penggunaan alat bantu (prop) Mempelajari anatomi dan fisiologi manusia Yang secara objektif : Menyampaikan apa yang Anda ketahui secara efektif Memberikan instruksi dengan jelas dan efektif Memberikan petunjuk sesuai urutan Mempertajam persepsi melalui pengamatan Memahami tahapan yoga Praktek mengajar Mempelajari bagaimana cara penyesuaian Meneliti hubungan dan tanggung jawab antar guru dan siswa Mempertegas komitmen untuk selalu mempraktekkan Yamas dan Niyamas dalam latihan yoga dan juga dalam kehidupan sehari-hari. Selain Kegiatan diatas Iyengar juga mempunyai kegiatan yang lain, yaitu: Showroom Kesehatan Holistik melalui Yoga Showroom/Pertunjukkan commit to user II - 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id C.2. Pusat Meditasi Vipassana "Dhamma Java" 12 Dengan lahan seluas 2,5 Hektar, Pusat Meditasi ini terletak di Desa Gunung Geulis, Kabupaten Bogor pada sebuah Resor Pegunungan, dengan jarak perjalanan kurang lebih satu jam dari Jakarta. Dengan pemandangannya yang Indah, suhu udara yang sejuk dan fasilitas-fasilitas yang cukup nyaman, membuatnya menjadi sebuah tempat ideal untuk bermeditasi secara serius. Gb. II. 15. Pusat Meditasi Vipassana “Dhamma Java” Sumber : http://www.java.dhamma.org/ Pusat meditasi ini diselenggarakan di pusat-pusat Vipassana maupun tempat-tempat non-center lainnya memperkenalkan meditasi Anapana pada anak-anak muda usia 8 tahun keatas, yakni suatu praktek pengamatan nafas alamiah untuk mengonsentrasikan pikiran. Metode ini dapat dipraktekkan dengan bebas oleh semua orang, di mana pun, dan kapan pun juga. Itu dipraktekan oleh orang dari berbagai ras, komunitas, dan agama dan terbukti sama bermanfaatnya bagi semua. Anak-anak muda yang telah mulai berlatih Anapana menyadari banyaknya manfaat. Kemampuan konsentrasi mereka semakin tinggi, ingatan mereka semakin tajam, dan kemampuan mereka memahami subyek menjadi lebih baik, dan mereka menjadi lebih tenang. Umumnya, mereka memiliki alat praktis untuk dipergunakan dalam menghadapi persoalan atau tantangan macam apapun. Meditasi Vipassana diajarkan dalam kursus retreat selama 10 hari (yang dilengkapi dengan penginapan dan makanan sehari-hari) dimana para siswa menjalankan "berdiam diri yang mulia" (tidak bicara) sementara mereka mempelajari teknik meditasi ini. Intruksi dan pengarahan diberikan secara teratur Gb II. 16. Ruang Tidur Asrama Sumber : http://www.java.dhamma.org/ selama kursus berlangsung. Vipassana bukanlah : 12 http://www.java.dhamma.org/ commit to user II - 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Upacara atau ritual yang berdasarkan kepercayaan buta Hiburan intelektual atau fisik. Istirahat, penyembuhan atau hiburan Pelarian dari kewajiban sehari-hari Meditasi untuk kehidupan sehari-hari Vipassana adalah meditasi yang sederhana dan praktis yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi ketegangan dan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan tenang dan seimbang.Ini adalah cara yang sistematis untuk mengembangkan kebijaksanaan, penguasaan diri dan kedamaian pikiran yang sejati. Pusat Meditasi Dhamma Java ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, yaitu : Gb II. 17. Ruang Meditasi Bersama Sumber : http://www.java.dhamma.org/ Gb II. 18. Tempat Tinggal Guru Sumber : http://www.java.dhamma.org/ Gb II. 19. Asrama Siswa/Siswi Gb II. 20. Ruang Makan Sumber : http://www.java.dhamma.org/ Sumber : http://www.java.dhamma.org/ commit to user II - 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Telah selesai pembangunan awalnya dan mulai menyelenggarakan Kursus Vipassana pertama sejak April 2003. Daya tampung Dhamma Java saat ini hanya sekitar 60 (lima puluh) siswa dan siswi. Dan menurut rencana akan diperluas hingga dapat menampung 120 siswa/siswi di waktu mendatang. Gb II. 21. Kanopi Sumber : http://www.java.dhamma.org/ commit to user II - 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Analisa Makro A.1. Skala Pelayanan Kota Surakarta dan Sekitarnya Gb. III.1 Peta Karanganyar Sumber : http://www.karanganyarkab.go.id Gb. III.2. Peta SurakartaSumber : http://wikipedia.com Gb. III.3. Peta Sukoharjo Sumber : http://vizata.viuzza.net Skala Pelayanan Yoga Centre yang direncanakan diharapkan dapat berpotensi dengan kabupaten yang lain yang masih berbatasan dengan Kota Surakarta. Seperti Kabupaten Karanganyar yang memiliki potensi Pariwisata, Kotamadya Surakarta yang memiliki potensi komersial yang tinggi, dan Kabupaten Sukoharjo yang dalam tahap pembangunan komersial di wilayah Solo Baru, Sukoharjo. A.2. Dasar Pemilihan Lokasi dan Potensi Site A.2.1. Dasar pemilihan lokasi Pemilihan lokasi direncanakan agar didapatkan lokasi yang terpilih yang tepat guna dan tepat sasaran dalam hal penggunaan penerapan konsep Vaastu. Selain itu lokasi juga tepat sasaran oleh dan bagi para pengguna to user (user). Berdasarkan data-datacommit yang telah diperoleh berdasarkan karakteristik III - 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan 5 elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut: A.2.2. a) Udara masih segar, asri dan sejuk b) Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari. c) Lokasi site menghadap ke Utara. Dasar Potensi Site Mudah dicapai (jalan dua arah) Lokasi mudah diingat Berada di pinggir jalan raya Berada di dekat area rekreasi yang sejuk Luasan site masih cukup luas sehingga memungkinkan untuk menghindari terjadinya penggusuran rumah-rumah penduduk A.3. Lokasi Site, Existing Site, Potensi Site A.3.1. Lokasi Site Yang Dipilih Gb. III.4 Lahan Site Terpilih Sumber : dok. pribadi Dengan berbagai pertimbangan tersebut diatas, didapat lokasi site to user Kabupaten Karangnyar, yang yang terletak di Kecamatancommit Karangpandan, III - 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id merupakan daerah yang masih sejuk dan asri. Hal tersebut dikarenakan Lokasi Site berada di dekat kaki Gunung Lawu yang sebagian besar masih tertutup hutan dan juga terdapat objek wisata dipegunungan Lawu yaitu Taman Semar dan Air Terjun Grojogan Sewu yang berada di Kecamatan Tawangmangu, Gunung Lawu. A.3.2. Existing Site Terletak di Jalan Lawu. Utara Site 171 m2 Site 245,72 m2 256 m2 172,96 m2 Gb. III. 5 Existing Site Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan Sebelah selatn masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan yang asri. A.3.3. Tinjauan Potensi Mudah dicapai (jalan dua arah) Lokasi mudah diingat Berada di pinggir jalan raya Berada di dekat area rekreasi yang sejuk commit to user III - 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.4. Penataan Site Penataan site yang dimaksud lebih kearah pengumpulan data serta analisa site dan lingkungan sekitar yang memberikan pengaruh nantinya terhadap direncanakannya Yoga Centre. Tujuan yang akan dicapai dari hasil penganalisaan terhadap site terpilih meliputi beberapa faktor yang meliputi; klimatologis, view/orientasi bangunan, noise, serta sirkulasi/pencapaiannya. Dari beberapa analisa yang dilakukan tersebut, akan didapat alternatif hasil analisa yang dapat menjadi pertimbangan selanjutnya yang menjadi sebuah problem perancangan Yoga Centre dan juga menuju proses tahapan desain massa bangunan yang sesuai dengan Yoga Centre itu sendiri. Dengan demikian, bagaimana upaya menganalisa mewujudkan penataan site yang sesuai untuk direncanakannya Yoga Centre, sehingga didapatkan hasil analisa tata site yang nyaman bagi Yoga Centre itu sendiri nantinya maupun bagi lingkungan sekitarnya. A.4.1. Analisis Klimatologis Gb. III. 6 Analisis Klimatologis Angin berasal dari Pegunungan Lawu dan Matahari terbit dari timur. Angin gunung bersifat dingin dan Matahari bersifat panas. Solusi : pemberian barier dapat meredam panas matahari. Pemberian barier Gb. III. 7 Solusi Analisis Klimatologis commit to user III - 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.4.2. Analisis Noise Pemberian barier juga dapat meredam noise yang berasal dari jalan Noise berasal dari arah jalan raya Gb. III. 8 Analisis Noise A.4.3. Analisis View Site View bangunan menuju ke dalam. Vaastu memiliki Main Entrance (ME) “Gate” pada arah utara SE ME Gb. III. 9. Analisis View dan Orientasi commit to user III - 5 perpustakaan.uns.ac.id A.4.4. digilib.uns.ac.id Analisis Zoning Berdasarkan kelompok, zoning dibedakan menjadi 4 yaitu publik, semi publik, semi privat dan privat. Mengacu pada penggunaaan arah vaastu dan penggunaan 5 elemen vaastu : Api (fire), Air (water), Tanah (earth), Angin (udara), Ether (Langit) publik Semi Privat Semi Publik Bentuk penataan site memusat Privat Gb. III. 10. Analisis Zonning Sehingga di dapat : Zona Publik : Kelompok Plaza Penerimaan Zona Semi Publik : Kelompok Penunjang Kegiatan Yoga, Kelompok Service Zona Semi Privat : Pengelola, R. Tinggal Instruktur, dan Wisma pengunjung Zona Privat : Kelompok Kegiatan Yoga commit to user III - 6 perpustakaan.uns.ac.id A.4.5. digilib.uns.ac.id Analisis Gubahan Massa Utk bentuk atap Bentuk asal dari Vaastu Purusha Mandala Mempunyai kelebihan pada bukaan tiap ruang dan penggunaan sirkulasi udara dari arah luar Bentuk Vaastu Purusha Mandala Arah alur sirkulasi commit to user Gb. III. 11. Analisis Gubahan Massa III - 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.5. Program Ruang Tata ruang dan bangunan yang direncanakan didasarkan atas penggolongan berdasarkan zoning kegiatan sehingga didapatkan program ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan kenyamanan penggunanya, serta mampu menampung kegiatan publik (meliputi kegiatan informasi, promosi, dan penunjang), kegiatan semi publik (kegiatan pelayanan), kegiatan privat (kegiatan intern pengelola), dan kegiatan servis (kegiatan operasional bangunan). Kegiatan publik Kegiatan servis Langsung Tidak Langsung Kegiatan semi publik Kegiatan privat Skema III. 1. Program Ruang Sumber : Analisa Pribadi Dengan demikian, bagaimana mewujudkan tata ruang dengan memperhatikan organisasi ruangnya agar aktivitas di dalam bangunan dapat terwadahi dengan baik dan tidak saling tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan yang lain. A.6. Penerapan Vaastu Pada Tampilan Bangunan Sebagai bangunan yang diharapkan dapat mewujudkan Yoga Centre yang menjadi life style bagi masyarakat, secara khusus, maka bangunan tersebut harus mempunyai daya tarik dalam segi perwadahannya. Hal ini diwujudkan melalui tampilan fisik yang menarik bagi karakter bangunan komersil dalam usaha untuk menarik pengunjung dengan pendekatan konsep Vaastu, yang dilatar belakangi dari pola berpikir masyarakat yang spiritual khususnya akan kebutuhan dan minat terhadap spiritual dan kebugaran tubuh. Sehingga yang harus diperhatikan pada permasalahan desain pada tampilan bangunan adalah bagaimana mengolah gubahan massa pada bangunan Yoga Centre yang direncanakan sehingga tercipta suatu bentuk bangunan dengan pendekatan konsep Vaastu dan sesuai dengan fungsinya sebagai wadah pusat yoga. commit to user III - 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.7. Sistem Bangunan Sistem bangunan yang dimaksud meliputi sistem struktur dan utilitas. Sistem struktur bangunan yang direncanakan meliputi tiga bagian utama yaitu sub struktur, super struktur dan upper struktur. Ketiganya harus diperhatikan karena mempengaruhi kuat/tidaknya bangunan tersebut dapat berdiri kokoh dan memberikan kenyamanan aktivitas di dalamnya. Sedangkan sistem utilitas yang direncanakan meliputi mekanikal elektrikal (jaringan listrik, jaringan komunikasi), sistem sanitasi (jaringan air bersih, air kotor, air hujan), sistem pengangkutan sampah, pengamanan terhadap kebakaran dan penangkal petir. Dalam penempatan masing-masing sistem utilitas tersebut harus benar-benar diperhatikan, ditata secara teratur dan jelas perletakannya sehingga mempermudah dalam pemeliharaan dan pengecekan, serta efektif dan efisien dalam pembiayaan operasionalnya. Dengan demikian, bagaimana merencanakan sistem struktur yang akan digunakan pada bangunan Yoga Centre serta tata utilitas yang memberikan kenyamanan dan keamanan bagi usernya dalam mendukung mobilitas secara vertikal maupun horizontal. B. Analisis Mikro B.1. Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang B.1.1. Analisis Pelaku Kegiatan Dari Kegiatan Yoga ini meliputi : Yoga For Kids Yoga For Teenage Yoga For Beginning Yoga For Intermediet Yoga Pre Natal (Ibu Hamil) Yoga For Woman Yoga For Scoliosis Teacher Training Kegiatan Inventarisasi/dokumentasi commit to user III - 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yaitu mencatat dan mengidentifikasi semua jenis kegiatan yoga serta pengadaan buku-buku yoga dan bentuk karya audio visual Kegiatan Pengembangan Kegiatan informasi merupakan kegiatan workshop ataupun seminar terhadap semua jenis kegiatan termasuk promosi dan pemasaran. Kegiatan Penunjang Merupakan kegiatan pelayanan dan service sebagai kegiatan penunjang. Kegiatan Pengelolaan Merupakan kegiatan administrasi yang meliputi kegiatan koordinasi, keuangan, pemeliharaan, serta keamanan. Dari penjelasan diatas, didapatkan jenis-jenis pelaku kegiatan berdasarkan aktifitas macam kegiatan yang dilakukan, yaitu: 1. Murid/Siswa/Pengunjung Sebagai pelaku kegiatan Yoga Kelompok ini dibedakan menurut umur, yaitu : Kelompok anak-anak/kids (5-12th) Karakter sifatnya serba ingin tahu, menyukai sesuatu yang bersifat permainan dan penuh dengan gerak dalam ruang yang berskala kecil. Kelompok umur remaja/teenage (13-23th) Karakter sifatnya cenderung rasional, suka bersaing, menyukai petualangan, olahraga, dan bersifat romantis. Kelompok umur Dewasa, Ladies, Man (24-45th) Karakter sifatnya menyukai kegiatan yang lebih tenang seperti melakukan yoga sebagai wujud relaksasi dan olahraga. Kelompok umur Orangtua/Lansia (diatas 45th) commit to user III - 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karakter sifatnya menyukai kegiatan santai seperti kegiatan senam yoga, menikmati pemandangan alam, duduk santai dan kegiatan yang bersifat rileks. 2. Pembina/Instruktur/Yogi Yang melakukan pembinaan, bimbingan, pengarahan, dan sebagainya, baik instruktur maupun para yogi atau orang yang dianggap mampu. 3. Pengelola Yang melakukan pengelolaan dan pemeliharaan agar supaya kegiatan yang ada di dalamnya berlangsung secara baik dan lancar. B.1.2. Analisis Frekuensi Dan Pelaksanaan Kegiatan 1. Frekuensi Kegiatan Frekuensi kegiatan tergantung pada jenis kegiatan yang dilaksanakan. 2. Pelaksanaan Kegiatan Berdasarkan frekuensi kegiatan - kegiatan tetap adalah kegiatan yang diselenggarakan pengelola setiap saat sesuai dengan jadwal yang diatur. - kegiatan temporer adalah kegiatan yang diselenggarakan secara temporer yang biasanya dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dianggap aktual atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar. Berdasarkan penyelenggaranya - Kegiatan intern adalah kegiatan yang dilakukan pihak pengelola Yoga Centre. - Kegiatan ekstern commit to user III - 11 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah kegiatan yang diselenggarakan pihak luar yang masih berkenaan dengan pengembangan dengan program pembinaan dan persetujuan pengelola. B.1.3. Analisis Aktifitas Kegiatan Yoga Centre Kegiatan Aktifitas Penerima Menunggu Melihat Metabolism Datang Pulang Mencari Informasi (Receptionist) Parkir Ibadah Pendaftaran Skema. III. 2. Analisis Kegiatan Penerima Perpustakaan, dll Kegiatan Aktifitas Utama (Yoga, Meditasi, dan Olahraga) Makan/Minum Datang Parkir Absen Olahraga Yoga, Meditasi, Relaksasi, dll Metabolisme Pulang Ibadah Perpustakaan Skema. III. 3. Analisis Kegiatan Utama Kegiatan Aktifitas Instruktur Yoga Makan/Minum Datang Parkir Absen Olahraga Yoga dan Meditasi Metabolisme R. Tinggal Instruktur Pulang Ibadah Skema. III. 4. Analisis Kegiatan Instruktur Yoga commit to user III - 12 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kegiatan Aktifitas Pengelola Makan/Minum Datang Parkir Menuju R. Staff, Pertemuan, dll Absen Metabolisme Pulang Ibadah Service, Pelayan, dll Skema. III. 5. Analisis Kegiatan Pengelola Datang Kegiatan Aktifitas Penunjang Parkir Menuju Plaza Makan/Minum Menuju Wisma, Perpustakaan Metabolisme Ibadah Menuju Visual Pertunjukkan Yoga Skema. III. 6. Analisis Kegiatan Penunjang B.1.4. Analisis Kebutuhan Peruangan Dasar pertimbangan : Kriteria kegiatan yang ada Jenis kegiatan yang terjadi Pelaku kegiatan Tabel III.1. Analisis Kegiatan dan Peruangan MACAM KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG A. Kegiatan Penerimaan Pelaku : Seluruh Pengguna 1. Penerimaan/Menunggu Area Parkir (Pos Keamanan, Car Call) Hall/Lobby Ruang Tunggu 2. Informasi/Pendaftaran R. Receptionist commit to user Penunjang Kegiatan Penerimaan III - 13 Pulang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1. Promosi R. Promosi 2. Pustaka R. Perpustakaan 3. Gallery R. Gallery 4. Workshop R. Visual Pertunjukkan Yoga 5. Ibadah R. Mushola 6. Metabolisme R. Lavatory 7. Makan/Minum Restaurant (Vegetarian) B. Kegiatan Utama (Yoga Dan Meditasi) Pelaku : Anak-anak (Kids) 1. Senam Yoga R. Latihan Senam Latihan Bersama 2. Meditasi R. Latihan Meditasi Latihan Meditasi Bersama Pelaku : Teenage 1. Senam Yoga R. Latihan Senam Latihan Bersama (indoor) 2. Meditasi R. Latihan Meditasi Latihan Bersama(indoor) Pelaku : Dewasa 1. Senam Yoga R. Latihan Senam Latihan Bersama (indoor) 2. Meditasi R. Latihan Meditasi Latihan Bersama (indoor) Penunjang Kegiatan Yoga 1. Theraphy Scoliosis R. Theraphy 2. Bimbingan Training Teacher R. Bimbingan Teacher Training 3. Visualisasi gerakan Yoga R. Visual/Pertunjukkan 4. Membaca/Mendalami Yoga R. Perpustakaan 5. Diskusi R. Diskusi 6. Konsultasi R. Konsultasi 7. Berkumpul Hall commit to user III - 14 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 8. Ganti baju R. Ganti/Kamar Mandi 9. Menyimpan Peralatan Gudang 10. Metabolisme R. Lavatory C. Kegiatan Instruktur Yoga Pelaku : Instruktur a) Kerja R. Instruktur b) Ibadah Masjid c) Metabolisme R. Lavatory d) Makan/Minum R. Makan D. Kegiatan Olahraga Pelaku : Pengunjung a) Fitness R. Fitness b) Aerobic R. Aerobic c) Ganti baju R. Loker dan R. Ganti/Kamar d) Metabolisme Mandi R. Lavatory/Kamar Mandi E. Kegiatan Pengelola Ruang Pimpinan (pelaku : pengelola) 1. Pimpinan (Memimpin) R. Pimpinan 2. Sekretaris R. Sekretaris 3. Staff R. Staff 4. Administrasi (Keuangan) R. Administrasi (Tata Usaha) 5. Arsip R. Arsip 6. Rapat R. Rapat 7. Public Relation (Humas) R. Public Relation (Humas) 8. Ruang Tamu Hall (Lobby) 9. Makan/minum R. Makan (Pantry) 10. Metabolisme R. Lavatory 11. Ibadah R. Mushola Pengelola Restaurant (pelaku : karyawan) 1. Memasak R. Dapur 2. Metabolisme commit to user R. Lavatory III - 15 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id F. Kegiatan Service Pelaku : Staff Karyawan 1. Ibadah Masjid 2. Metabolisme R. Lavatory 3. Mekanikal elektrikal R. MEE 4. Ground Reservoir R. Ground Reservoir 5. Perawatan air Water Treatment 6. Perawatan alat R. Maintenance 7. Mengontrol R. Kontrol B.2. Analisis Besaran Peruangan Dasar Pertimbangan: Jenis/Karakter kegiatan yang diwadahi Perkiraan besaran dan jumlah perabot Perkiraan jumlah staf Flow/Sirkulasi: 10% : untuk flow minimum 20% : untuk flow gerak 30% : untuk flow kenyamanan fisik 40% : untuk flow kenyamanan psikis 50% : untuk flow kegiatan yang spesifik 60% : untuk flow kegiatan servis 70-100% : untuk flow terhadap keterkaitan dengan banyak kegiatan Perhitungan besaran ruang berdasarkan standard dan studi literature sebagai berikut: Ernst Neufert, Architect Data (AD) Time Server Standard For Building Types (TSS) Studi Ruang Asumsi commit to user III - 16 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel III.2. Analisis Besaran Ruang Kelompok Penerimaan 1 Kapasitas Flow Luas (m2) 7,5 m 25 mobil 40% 262,5 1,5 m2/org 200 orang 100% 600 Ruang No Standart Area Parkir Mobil 2 Hall Penerimaan 3 2 Receptionist 1,2 m /org 3 org penerima 3,6 TOTAL 866,1 Tabel III.3. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kelompok Penerimaan No. Ruang 1 R. Perpustakaan Kapasitas Flow Luas (m2) R. Koleksi buku : 1 50 50% 200 m2/org 50 50% 50 20% 100 40% Standart R. Baca : 2 m2/org 2 Loker : 1 m /org 2 3 Rumah Makan Lavatory 1,2 m2/org 2 1,5 m /KM/WC 1,5 m2/wastafel TOTAL 168 6 bilik(pa-pi) 4 buah 11 379 Tabel III.4. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Yoga No Ruang 1. R. Senam Yoga R. Latihan fisik 2. Kapasitas Flow Jmlh Luas (m2) 4 m2/org 20 org 40% 5 432 4 m2/org 20 org 40% 5 432 40% 1 42 4 36 1 63 Standart R. Meditasi R. Meditasi Bersama 2 3. R. Diskusi 1,5 m /org 20 org 4. R. Konsultasi 1,5 m2/org 4 org 5. Hall 1,5 m2/org 30 org 6. R. Peralatan Asumsi commit to user 40% 6 III - 17 perpustakaan.uns.ac.id 7. digilib.uns.ac.id 1,5 m2/KM/WC 1,5 m2/wastafel TOTAL R. Lavatory 6 bilik(pa-pi) 4 buah 11 1022 Tabel III.5. Analisis Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga No Ruang Standart Kapasitas Flow Jmlh Luas (m2) 4 m2/org 4 50% - Class For Kids 4 m2/org 10 40% 56 - Class For Teenage 4 m2/org 10 40% 56 - Class For Adult 4 m2/org 10 40% 56 - Class For Theraphy 4 m2/org 10 40% 56 3. R. Visual/Pertunjukkan 4 m2/org 100 40% 560 4. R. Hall 1,5 m2/org 30 40% 45 5. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC 1,5 m2/wastafel 1. R. Theraphy 2. R. Bimbingan Teacher 4 96 Training 6 bilik(pa-pi) 4 buah 11 TOTAL 376 Tabel III.6. Analisis Besaran R. Tinggal Instruktur Yoga No 1 Ruang Standart R. Tinggal Instruktur Yoga 16 m2/org Kapasitas Luas (m2) 10 160 TOTAL 160 Tabel III.7. Analisis Besaran Ruang Bangunan Wisma No 1 Ruang R. Penginapan Standart Kapasitas Luas (m2) 24 384 16 m2/org TOTAL 384 commit to user III - 18 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel III.8. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang Ruang No Standart Kapasitas Flow Jmlh Luas (m2) 1. Fitness 4 m2/org 20 org 40% 2 224 2. Aerobic 4 m2/org 20 org 40% 2 224 3. R. Loker 1.5 m2/org 60 org 20% 1 90 4. R. Ganti/Kamar 3 m2/org 1 org/bilik 20% 20 48,96 1,5 m2/KM/WC 1,5 m2/wastafel 6 bilik(pa-pi) 4 buah Mandi 5. R. Lavatory 11 597,96 TOTAL Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola No Ruang Standart Kapasitas Flow Luas (m2) Ruang Pimpinan dan Manajerial 1. R. Pimpinan 16 m2 1 16 2. R. Sekretaris 8 m2 1 8 3. R. Staff 8 m2 20 160 4. R. Administrasi 8 m2 20 8 2 20 8 5. R. Public Relation 8 m 6. R. Arsip 9 m2 7. R. Rapat 1,6 m2/org 20 32 8. Hall (Lobby) 1,5 m2/org 30 45 9. R. Lavatory 1,5 m2/KM/WC 6 bilik(pa-pi) 1,5 m2/wastafel TOTAL 4 buah 9 11 297 commit to user III - 19 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tabel III.9. Analisis Besaran Ruang Kegiatan Pengelola NO 1 Ruang R. Mushola 2 R. Lavatory 3 R. MEE Standart Kapasitas Tempat sholat: 1,3x0,75 m2/org 20 org Tempat Wudhu: 0,8 m2/org 10 orang 1,5 m2/KM/WC 1,5 m2/wastafel 6 bilik(pa-pi) 2 buah Luas (m2) 156 11 R. Genset Asumsi 27 R. Panel Asumsi 6 4 Ground Reservoir Asumsi 27 5 Water Treatment Asumsi 32 6 R. Maintenance Asumsi 12 7 R. Kontrol Asumsi 6 TOTAL 277 Rekapitulasi Total Besaran Ruang 1. Plaza Penerimaan : 866,1 m2 2. R. Penunjang Penerimaan : 379 m2 3. R. Kegiatan Yoga : 1022 m2 4. R. Penunjang Kegiatan Yoga : 432 m2 5. R. Wisma : 160 m2 6. R. Olahraga Penunjang : 597,96 m2 7. R. Tinggal Instruktur Yoga : 384 m2 8. R. Pimpinan Manajerial : 297 m2 9. R. Service : 277 m2 + 4415,06 m2 Total Luas Ruang commit to user III - 20 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.3. Analisis Pola Hubungan Ruang dan Organisasi Ruang Kelompok Penerimaan Kelompok Kegiatan Yoga Kelompok Penunjang Penerimaan Kelompok Penunjang Kegiatan Yoga Pimpinan Manajerial Wisma Tempat Tinggal Instruktur Yoga Kelompok Service Alur pengelola Alur service Alur pengunjung Alur Instruktur Yoga Skema. III. 7. Alur Pergerakan Hubungan Antar Kelompok Kegiatan Peruangan commit to user III - 21 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.4. Pendekatan Desain Bangunan Suatu bentuk yang menampilkan desain memiliki unsur pembentuk garis yang : a. Menampilkan suatu alur gerak dinamis seperti gejolak, luncuran, lonjakan, lenturan, pusaran, pantulan, dan sebagainya. b. Menunjukkan suatu irama hidup, seperti langkah naik-turun, majumundur dan sebagainya. c. Menampilkan perubahan secara perubahan secara kualitas dan kuantitas seperti menjadi banyak, berkurang, bertambah besar, semakin tinggi, mengecil dan sebagainya. B.4.1. Ungkapan Fisik Bangunan Ungkapan-ungkapan fisik bangunan yang dirasa dapat mendukung suasana tersebut diantaranya adalah: 1. Memberikan kesan mengundang dan menerima » Plaza sebagai penangkap arus pola pergerakan pengunjung » Melalui kanopi sebagai ruang transisi dan penerima » Pemberian bidang transparan pada fasade sebagai refleksi penampilan terbuka. 2. Kejelasan fungsi bangunan dan peruangan » Perbedaan ketinggian lantai atau perbedaan pola lantai untuk membedakan fungsi atau peran antar ruang. » Melalui pemberian pintu dan jendela serta penyempitan lorong pada selasar untuk memperjelas perbedaan fungsi ruang. Ruang sirkulasi/koridor diusahakan berbeda antara sirkulasi pengunjung dengan staff serta tidak menimbulkan kesan yang menyeramkan. » Memasukkan sinar matahari dengan penggunaan bahan transparan seperti kaca atau polycarbonate untuk memberikan kesan lapang dan terbuka. 3. Selaras dengan unsur elemen Vaastu commit to 5user III - 22 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Vastu hanya mengajarkan kita untuk mengikuti aturan alam dan menyeimbangkan lima elemen dari mana kita semua, alam semesta ini terdiri dari Api, Udara, Bumi/Tanah, Air, Ether (Space). » Penempatan vegetasi pada bangunan, baik pada interior maupun eksterior bangunan. » Pemberian elemen arsitektural pada pengolahan landscape, misal sculpture, air mancur dan kolam. » Pemilihan warna dan material yang selaras dengan nuansa alami. 4. Memberikan suatu pengalaman yang baru. » Penampilan bangunan yang sesuai keadaan iklim Indonesia yaitu iklim tropis namun bentuk bangunan berbeda dengan bentuk bangunan di lingkungan sekitar dan menimbulkan kesan bangunan mendominasi sehingga bangunan mempunyai daya tarik tersendiri. » Bentuk simetris memberi kesan dinamis dan seimbang. 5. Penataan interior bangunan di usahakan menampilkan suasana yang akrab, nyaman dan tidak membosankan/tidak menimbulkan tekanan mental. » Pada ruang latihan Yoga di usahakan untuk memberikan kesan cozy layaknya di rumah sendiri. Sehingga di harapkan penataan ruang dalam yang nyaman, dapat mendukung proses penyembuhan. » Pada ruang terapi atau ruang dengan peralatan dipilih elemen-elemen desain yang dapat mengalihkan perhatian pengguna sehingga beban psikologis dapat direduksi dengan tampilan yang dinamis dan menarik dan sesuai dengan karakter anak dan karakter orang dewasa. » Sedangkan pada ruang tunggu selain memasukkan unsur taman kedalam ruang untuk mengatasi kebosanan di perlukancommit juga fasilitas to usertambahan yang dapat mendukung III - 23 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id aktifitas menunggu seperti ruang bermain anak serta unsur kolam mendukung aktifitas para remaja dan orangtua. 6. Konsep warna pada interior bangunan Para psikolog percaya bahwa warna mempengaruhi suasana hati menjadi yang sangat kuat dan berapa banyak waktu yang kita gunakan di dalam ruang kita. Sehingga warna sangat berperan serta mempengaruhi psikologi usia. Konsep Warna Pada Psikologi Pengunjung (Anak, Remaja, Dewasa dan Lansia Kesukaan anak terhadap warna tergantung pada selera pribadi dan sikap budaya, anak kecil menyukai warna yang cerah dan menyala serta kurang menyukai warna pastel. Dengan bertambahnya usia, sikap mereka berubah. Kebanyakan anak menyukai warna merah, biru, kuning, hijau dan kurang menyukai warna hitam, putih dan coklat. Konsep keindahan warna pada gambar lebih dipengaruhi warna daripada bentuk dan mereka mengartikan berdasarkan pengalaman, contoh warna kuning (warna matahari) yang memberi rasa kebahagiaan dan kehangatan. Kombinasi warna sangat tidak menentu pada anak kecil, merah- hijau dan merah-biru merupakan warna yang sangat disukai sedangkan coklat-hijau yang paling tidak disukai. Warna-warna tersebut disukai oleh para orang dewasa dan juga disukai oleh para lansia. 7. Desain Rekreatif Pada Bangunan a) Desain Rekreatif Bagi Anak dan Remaja » Irama bangunan mengolah bentuk-bentuk non formil (tidak monoton) » Terdapat pengulangan/repetisi bentuk agar menimbulkan tidak jenuh commit to user III - 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id » Adanya kesatuan/unity antara bentuk satu dengan bentuk-bentuk lainnya. » Pemakaian warna yang menarik dan dinamis. b) Desain Rekreatif Bagi Orang Dewasa dan Lansia » Irama bangunan sedikit formil dan sedikit tidak monoton. » Terdapat pengulangan/repetisi bentuk agar menimbulkan tidak jenuh » Pemakaian warna dinamis. B.5. Pendekatan Struktur Dasar pertimbangan: Beban yang harus didukung. Kondisi tanah. Bentuk dan dimensi vertikal bangunan. Karakter bangunan. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Analisa: Beberapa pendekatan sistem struktur yang biasa digunakan sebagai bangunan komersial yaitu: Sistem struktur konvensional Sistem struktur ini pada umumnya menggunakan struktur rangka maupun core wall sebagai struktur badannya, struktur rangka baja sebagai struktur penutup atapnya. Gb. III. 12. Struktur rangka dan struktur atap rangka baja. commit to user sumber: dokumen pribadi. III - 25 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id advanced structure system Sistem struktur ini menggunakan bahan, teknologi dan bentuk yang mutakhir seperti penggunaan struktur kabel, cangkang, spaceframe, truss, dan membran. Gb. III.13. Struktur space frame, struktur kabel. Sumber: dokumen pribadi zHasil analisa: Bangunan Pusat Yoga yang direncanakan menggunakan penggabungan antara sistem struktur konvensional dan advanced structure. Pada bangunan konvensi akan direncanakan menggunakan sistem struktur spaceframe, penggunaan dak pada bangunan utama sebagai roof garden dan roof photovoltaic, penggunaan baja ringan pada pada struktur rangka, zincalume dan aluminium pada bahan penutup atap dan bahan- bahan aman terhadap lingkungan lainnya. B.6. Pendekatan Sistem Utilitas Bangunan B.6.1 Analisa pencahayaan 1) Pencahayaan alami Dasar pertimbangan : Sistem pencahayaan yang hemat energi. Pemanfaatan matahari untuk pencahyaan alami pada ruang-ruang publik seperti atrium/ hall dan ruang pameran. commit to user III - 26 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penggunaan pencahayaan sesuai dengan kebutuhan tanpa pemborosan. Pencahayaan alami, menggunakan cahaya matahari Analisa: Sinar matahari Pencahayaan artifisial Skema III. 8. Macam pencahayaan. sumber: analisa penulis. Sistem pencahayaan yang digunakan adalah sistem pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari. Cahaya alami akan memberikan kesan transparan pada bangunan sehingga interior dapat terekspose dengan baik pada siang hari. Hasil analisa Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama pada siang hari. Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai pengatur banyaknya cahaya matahari yang masuk. 2) Pencahayaan buatan Dasar pertimbangan Kebutuhan kuat penerangan. Jenis penerangan. Jenis ruang. Analisa Pencahayaan digunakan selain untuk memberikan penerangan saat kondisi cuaca buruk atau malam, juga commit to user digunakan untuk memberikan penerangan ruang-ruang yang III - 27 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membutuhkan pencahayaan khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut. Terdapat beberapa alternatif pencahayaan buatan, diantaranya: Fluorescence Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan tinggi, seperti: koridor, ruang pameran dan sebagainya. Lampu pijar Digunakan untuk ruang-ruang yang menuntut kuat penerangan sedang, seperti: lift, shaft, dan sebagainya. Special lighting (spot light) Digunakan untuk ruang-ruang yang membutuhkan kuat penerangan khusus dalam upaya menciptakan suasana khusus, seperti; hall, ruang pameran, ruang pertunjukan dan sebagainya. Hasil analisa Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada bangunan yang direncanakan menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu diterapkan. Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan commit to user pengoperasian. III - 28 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.6.2 Analisa Penghawaan Penghawaan alami Cross Ventilation Penghawaan Fan Penghawaan artifisial AC Skema III.9. Macam sistem penghawaan. sumber: analisa penulis. 1) Sistem Penghawaan Alami Dasar Pertimbangan Pemanfaatan angin sebagai penghawaan alami. Penggunaan sistem penghawaan buatan yang ramah terhadap lingkungan. Analisa Angin barat laut banyak mengandung butir air hujan sangat baik untuk penghawaan alami. Cross ventilation melalui bukaan-bukaan bangunan dapat menjaga kesegaran udara dalam ruangan. Untuk membantu penghawaan di dalam ruangan yang berukuran besar dan ruang-ruang khusus dibantu dengan menggunakan penghawaan buatan. Hasil analisa Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross ventilation pada bukan-bukan bangunan. 2) Sistem Penghawaan Buatan Dasar Pertimbangan Luasan bangunan yang membutuhkan pelayanan sistem commit to user AC. III - 29 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Efisiensi pemakaiannya sesuai dengan volume ruang. Analisa Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan konstan, maka bisa digunakan penghawaan buatan, seperti: Tabel III.11 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch Jenis Kelebihan Kekurangan Penghawaan AC sentral - scope pelayanannya besar. kalor besar, AHU - udara segar harus berkapasitas terdistribusi secara merata ke dalam AC split - Apabila beban besar pula. - Jika pusat mati, beberapa zone yang keseluruhan area terkontrol oleh penghawaan sebuah induk/pusat. terkena. Kondisi penghawaan scope pelayanannya antar tiap ruang tidak kecil. akan saling tergantung. Exhaust Fan Chiller membantu pembuangan Biasa digunakan pada dan pergantian udara area servis, beban kotor. kalor besar Kompresor AHU Distribusi ke ruangan Skema III.10. pengkondisian commit toudara userdengan AC sumber: analisa penulis III - 30 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hasil Analisa Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah lingkungan. Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang: Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti ruang-ruang pemasaran, ruang informasi dan promosi, serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik. Namun diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan skope yang kecil, seperti: ruang pengelola. Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur, fasilitas parkir basement dll. B.6.3 Analisa Mekanikal Elektrikal 1) Analisa Penyediaan Energi Listrik a) Panel Photovoltaic. Panel ini berfungsi sebagai pengubah energi matahari menjadi energi listrik. Pada aplikasi bangunan Pusat Yoga di Surakarta ini yang direncanakan, panel ini berfungsi sebagai penyedia sumber energi terutama pada siang hari dengan pemanfaatan sinar matahari. commit to user III - 31 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id MATAHARI Titik penggunaan lampu Panel Photovoltaic arus DC Menangkap dan mengumpulkan sinar Konverter Baterai Mengubah arus DC menjadi arus AC matahari Disimpan untuk digunakan pada malam hari atau saat cuaca dalam kondisi buruk Skema III.11. Proses kerja Photovoltaic sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13 Gbr. III. 14. Panel Photovoltaic sumber: Dimensi vol.4 No.1 Juni 2001 :13 b) PLN Sumber listrik utama sebuah bangunan umumnya berasal dari PLN yang didukung oleh genset. Apabila terjadi kerusakan pada pendistribusian listrik dari PLN, maka akan diganti dengan menggunakan sistem standby emergency power (SEB) dari genset. Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi 2 jenis, yaitu: Instalasi untuk penerang Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan. Instalasi untuk power commit to user III - 32 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya seperti lift, AC, pompa dan sebagainya. PLN Meteran Panel skunder Distribusi Panel skunder Distribusi Panel utama Genset Skema III.12. Analisa penyediaan listrik PLN sumber: analisa penulis c) Hasil Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk penghematan energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik sangat tinggi. Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter sebagai pengubah arus DC menjadi arus AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan sumber listrik cadangan apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah generator set yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset ini merupakan alternatif terakhir yang dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN. Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2: Instalasi listrik untuk penerangan Instalasi listrik untuk power (pompa, dll). commit to user III - 33 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Panel Photovoltaic Menangkap dan mengumpulkan sinar matahari Baterai Panel Sekunder Disimpan untuk digunakan pada malam hari atau saat cuaca dalam kondisi buruk Distribusi (penerangan) Konverter Mengubah arus DC menjadi arus AC PLN Panel Distribusi Utama ATS Meteran PLN Genset Panel Sekunder Distribusi (power) Skema III. 13. Analisa aplikasi aliran listrik bangunan sumber: analisa penulis B.6.4 Analisa Sistem Komunikasi - Intern Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator. - Ekstern Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax. Telepon Lokal PT. Telkom Panel Kontrol Operator Faks Internet SLJJ/SLI Skema III.14. Analisa jaringan komunikasi sumber: analisa penulis commit to user III - 34 perpustakaan.uns.ac.id B.6.5 digilib.uns.ac.id Analisa Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah 1) Analisa Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal. PDAM Ground tank Pompa Top Reservoir Distribusi Fasilitas Sumur Pompa Hydrant Hydrant Skema III. 15 Sistem down feed distribution sumber: analisa penulis 2) Analisa Sistem Sanitasi Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air hujan. commit to user Air kotor III - 35 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, cafetaria atau pantry dan lavatory. Dapur Penangkap lemak Air kotor WWTP Tinja STP Bak penampung dimanfaatkan kembali Toilet Sumur Resapan Skema III.16. Sistem sanitasi bangunan sumber: analisa penulis Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek bangunan yang di rencanakan, air hujan dapat diproses kembali menjadi air untuk pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman. Air hujan sekitar site Air hujan dari atap Pipa Vertikal Fasilitas Toilet& Taman Bak kontrol Distribusi Groun tank Khusus Top Reservoir commit to hujan user Skema III.17. Sistem sanitasi air sumber: analisa penulis III - 36 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Analisa Pengelolaan Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang lainnya. Bak penampung sampah daur ulang Sampah yang dapat didaur ulang Pupuk Taman Shaft sampah Sampah yang tidak dapat didaur ulang Bak penampung sampah non daur ulang Pengolahan sampah plastik& kerajinan tangan Skema III.18. Analisa pengelolaan sampah sumber: analisa penulis B.6.6 Analisa Pengamanan Kebakaran dan Petir 1) Analisa Pengamanan Kebakaran a) Dasar Pertimbangan commit to user III - 37 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Untuk mendapatkan sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran, faktor yang menentukan adalah: Fungsi bangunan. Luasan bangunan. Peralatan yang ada di dalam bangunan yang dapat memicu terjadinya kebakaran. b) Analisa Sistem yang biasa digunakan yaitu: Sistem Fire Alarm Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system. Di setiap detector dan button dilengkapi sensor untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran. Di setiap lantai jaringan detector, button dan sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol panel ini akan memberikan isyarat dalam bentuk indikasi yang dapat dilihat (lampu) dan didengar (alarm) serta mengaktifkan sprinkler. Sistem Sprinkler Air Berfungsi mencegah terjadinya kebakaran pada radius tertentu untuk melokalisir kebakaran. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran. Fire Estinguisher commit to user III - 38 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Berupa tabung karbondioksida portable untuk memadamkan api secara manual oleh manusia. Tempatkan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Indoor Hydrant Berupa gulungan selang dan hydrant sebagai sumber airnya, digunakan untuk memadamkan api yang cukup besar. Diletakan di tempat-tempat strategis yang mudah dan dikenali serta di tempat yang memiliki resiko kebakaran yang tinggi. Sumber air hydrant diambil dari ground tank yang dipompa dengan pompa hydrant. Outdoor Hydrant Dihubungkan pada pipa ground tank dan pompa hydrant untuk mendapatkan kepastian sumber air dan tekanan air yang memadai. Tangga Darurat Lebar digunakan tangga untuk 2-3 direncanakan orang yang mampu berjalan bersampingan. c) Hasil Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan pengamanan terhadap bahaya kebakaran: Dalam ruangan Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant dan tangga darurat. Luar Ruangan Menggunakan outdoor hydrant. commit to user III - 39 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2) Analisa Pengamanan Bahaya Petir a) Dasar Pertimbangan Kemampuan untuk melindungi gedung dari elektrifikasi atau sambaran petir. Tidak menyebabkan efek flashover pada saat penangkal petir mengalirkan arus listrik ke grounding. Pemasangannya tidak mengganggu penampilan bangunan. b) Analisa Macam sistem penangkal petir yang sering digunakan: Tabel III.12. alternatif pemilihan sistem pengamanan bahaya petir. sumber: Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch. Sistem Franklin Sistem Faradday Prinsip Bila terjadi petir akan Tiang-tiang faraday kerja terjadi ionisasi di awan. yang berjarak kurang Loncatan ion-ion dapat lebih 20 m (antar tiang) ditahan oleh preventor terletak di sekeliling sehingga tidak mengenai bangunan untuk bangunan. Radius melindungi bangunan perlindungan sama dari sambaran petir. dengan tinggi preventor. Keuntungan Harganya lebih murah Sifat perlindungan dibandingkan sistem lebih baik karena aliran Faradday. listrik langsung dialirkan ke ground di tanah. Kerugian Bila suatu saat ion-ion commit to user Lebih mahal III - 40 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pada preventor tersebut dibandingkan sistem habis atau berkurang, Franklin. maka daya perlindungannya jadi menurun. c) Hasil Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah. commit to user III - 41 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN YOGA CENTRE A. Konsep Makro A.1. Pemilihan Lokasi Pemilihan lokasi direncanakan dengan penggunaan penerapan konsep Vaastu. Berdasarkan data-data yang telah diperoleh berdasarkan karakteristik kegiatan olahraga yoga dengan penerapan konsep Vaastu yang menggunakan 5 elemen yaitu Bumi, Air, Udara, Api, Ether, maka diambillah dasar pertimbangan dalam pemilihan site sebagai berikut: a) Udara masih segar, asri dan sejuk b) Penggunaan cahaya matahari pagi, siang dan sore hari. c) Lokasi site menghadap ke Utara. A.2. Existing Site Terletak di Jalan Lawu. Utara Site 171 m2 Site 245,72 m2 256 m2 172,96 m2 Sebelah Utara, Barat dan Timur merupakan daerah pemukiman. Dan Sebelah selatan masih daerah hutan yang masih banyak pepohonan yang asri. Luasan Site Building Coverage (BCR) : ±43.776 m2 : (40%) 26.265,6 m2 commit to user IV - 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.3. Pengolahan Site A.3.1. Klimatologi Indonesia memiliki iklim tropis yang menyebabkan intensitas penyinaran matahari lebih besar. Oleh sebab itu, digunakan banyak naungan (efek pembayangan) agar suhu dalam bangunan tidak terlalu tinggi. Digunakan pula banyak bukaan di bagian area-area komunal agar sirkuasi angin menjadi lancar dan menurunkan suhu di dalam bangunan yang panas. Penyinaran matahari yang melimpah ini digunakan pula sebagai suplai sumber energy listrik yang diubah dari penggunaan panel sel surya sehingga diharapkan dapat mengurangi suplai kebutuhan energi listrik dari luar (prinsip hemat energy, hemat biaya) dan dapat membantu suplai energi listrik ke luar site. A.3.2. View dan Orientasi Untuk view ke dalam, paling banyak menuju ke arah utara dan selatan site. Maka desain tampilan yang paling menarik ditempatkan pada sisi utara. Namun, tidak menutup kemungkinan keunikan desain ditempatkan pula ditengah-tengah site agar akses view bagi user dalam bangunan selain ke luar site juga ke dalam site, yakni menuju ke arah tengah site (view bangunan itu sendiri). A.3.3. Pencapaian Pencapaian paling mudah berasal dari sebelah utara site yang notabene menghadap langsung ke arah jalan akses utama (Jl. Lawu). Berdasarkan fakta lapangan tersebut, jalur akses menuju site didesain semudah mungkin dicapai dari arah bukaan pembatas jalan tersebut untuk mempermudah pengguna jalan dari arah berlawanan untuk mengakses sirkulasi menuju site. A.3.4. Sirkulasi dalam Site Berdasarkan konsep lay out tata masa yang berupa frame to frame berbentuk persegi dan persegi panjang, maka sirkulasi dalam site pun menyesuaikan tatanan masa tersebut. Oleh sebab itu, didesain sebuah alur sirkulasi yang memudahkan pengguna untuk mengakses keseluruhan site dan tiap masa yang diletakkan dengan mudah tetapi juga tanpa menyebabkan cross circulation antar pengakses commit to user site tersebut. IV - 2 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id A.3.5. Kebisingan Kebisingan (noise) berasal dari arah jalan raya yang berada di sebelah utara site yakni berasal dari Jalan Lawu sebagai jalan arteri lingkungan. Noise ini dapat diredam dengan cara: 1. Penggunaan barrier vegetasi maupun masa bangunan 2. Penaikan dan penurunan lantai bangunan (site tidak berkontur) 3. Penggunaan material akustika bangunan A.3.6. Penzoningan Penzoningan didasarkan pada pengelompokan fungsi peruangan di dalam bangunan, yang dikategorikan pada tiap blok lantai bangunan; 1.Sebelah Utara pada site ; area publik (pameran/pertunjukkan, gallery, dsb) 2. Sebelah Selatan pada site; area privat (kegiatan yoga, bimbingan training, dll) 3. Sebelah Barat pada site; area semi publik (kegiatan penunjang yoga, r.makan, masjid, dll) 4. Sebelah Timur; area semi privat (kegiatan pengelola, wisma dan r.tinggal instruktur yoga) B. Konsep Mikro B.1. Kegiatan Yang diwadahi Jenis kegiatan yang diwadahi pada bangunan Yoga Center ini ialah : a) Kegiatan Penerimaan b) Kegiatan Senam Olahraga Yoga Kegiatan Yoga ini meliputi : Yoga For Kids Yoga For Teenage Yoga For Beginning/Dewasa Yoga For Intermediet Yoga For Woman Yoga For Scoliosis c) Kegiatan Meditasi Relaksasi commit to user d) Kegiatan Bimbingan Teacher Treaning IV - 3 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id e) Kegiatan Showroom/Pertunjukkan Yoga f) Kegiatan Olahraga (Penunjang Olahraga Yoga) g) Kegiatan Pengelola h) Kegiatan Wisma dan R. Tinggal Instruktur i) Kegiatan Service B.2. Besaran Ruangan Tabel IV.1 Besaran Ruang Kelompok Penerimaan No 1 Luas (m2) Ruang Area Parkir Mobil 262,5 2 Hall Penerimaan 600 3 Receptionist 3,6 TOTAL 866,1 Tabel IV.2. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Penerimaan No. Ruang Luas (m2) 1 R. Perpustakaan 200 2 Rumah Makan 168 3 Lavatory 11 TOTAL 379 Tabel IV. 3. Besaran Ruang Kelompok Kegiatan Yoga No Ruang 1. R. Senam Yoga R. Latihan fisik 2. Luas (m2) 432 R. Meditasi R. Meditasi Bersama 432 3. R. Diskusi 42 4. R. Konsultasi 36 commit to user IV - 4 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5. Hall 63 6. R. Peralatan 6 7. R. Lavatory 11 TOTAL 1022 Tabel IV. 4. Besaran Ruang Penunjang Kegiatan Yoga No Luas (m2) Ruang 1. R. Theraphy 96 2. R. Bimbingan Teacher Training - Class For Kids 56 - Class For Teenage 56 - Class For Adult 56 - Class For Theraphy 56 3. R. Visual/Pertunjukkan 56 4. R. Hall 45 5. R. Lavatory 11 TOTAL 432 Tabel IV. 5. Besaran Ruang Kegiatan Instruktur Yoga No 1 Luas (m2) Ruang R. Tinggal Instruktur Yoga 160 TOTAL 160 Tabel IV. 6. Besaran Ruang Kegiatan Wisma No Ruang 1 R. Penginapan TOTAL Luas (m2) 384 384 Tabel IV.7. Besaran Ruang Kegiatan Olahraga Penunjang No 1. Ruang Fitness Luas (m2) commit to224 user IV - 5 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Aerobic 224 3. R. Loker 90 4. R. Ganti/Kamar Mandi 5. R. Lavatory 48,96 11 TOTAL 597,96 Tabel IV.8. Besaran Ruang Kelompok Pengelelola No Ruang Luas (m2) Ruang Pimpinan dan Manajerial 1. R. Pimpinan 16 2. R. Sekretaris 8 3. R. Staff 4. R. Administrasi 8 5. R. Public Relation 8 6. R. Arsip 9 7. R. Rapat 32 8. Hall (Lobby) 45 9. R. Lavatory 11 160 TOTAL 297 Tabel IV. 9. Besaran Ruang Kelompok Service NO Ruang Luas (m2) 1 Masjid 156 2 R. Lavatory 11 3 R. MEE 4 R. Genset 27 R. Panel 6 Ground Reservoir 27 commit to user IV - 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 Water Treatment 32 6 R. Maintenance 12 7 R. Kontrol 6 TOTAL 277 Rekapitulasi Total Besaran Ruang 1. Plaza Penerimaan : 866,1 m2 2. R. Penunjang Penerimaan : 379 m2 3. R. Kegiatan Yoga : 1022 m2 4. R. Penunjang Kegiatan Yoga : 432 m2 5. R. Wisma : 160 m2 6. R. Olahraga Penunjang : 597,96 m2 7. R. Tinggal Instruktur Yoga : 384 m2 8. R. Pimpinan Manajerial : 297 m2 9. R. Service : 277 m2 + 4415,06 m2 Total Luas Ruang B.3. Konsep Bangunan B.3.1. Konsep Masa Bangunan Bentukan masa bangunan tunggal variatif dengan alur memusat yang diharapkan dapat: Memungkinkan desain bangunan dengan fleksibilitas tinggi Bentukan sangat menyesuaikan konsep vaastu vidya Dapat mendominasi lusasan site tanpa mempergunakannya secara besar-besaran. Dapat dipergunakan bentuk modifikasi rectangle dan lingkaran sebagai penyempurna konsep lay out tata masa bangunan. commit to user IV - 7 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id B.3.2. Konsep Struktur Bangunan Menggunakan struktur sistem konvensional. Sistem struktur ini menggunakan struktur rangka sebagai struktur badannya, struktur rangka baja sebagai struktur penutup atapnya. B.3.3. Konsep Sistem Utilitas Bangunan a) Pencahayaan Alami Penggunaan cahaya matahari sebagai sumber penerangan utama pada siang hari. Penggunaan sunshading pada bagian luar jendela sebagai pengatur banyaknya cahaya matahari yang masuk. b) Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan di dalam ruang-ruang pada bangunan yang direncanakan menggunakan perpaduan antara fluorescence, lampu pijar dan special lighting yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing fungsi ruang. Agar pemanfaatan cahaya benar-benar optimal, penggunaan kisi-kisi lampu untuk memfokuskan cahaya merupakan salah satu alternatif tindakan yang perlu diterapkan. Penggunaan cahaya pada saat malam atau kondisi cuaca buruk diantisipasi dengan penggunaan pencahayaan buatan. Untuk menghemat energi, penerangan dikontrol dengan pemasangan saklar dan dimmer control berupa alat peredup photo elektrik untuk mengendalikan pengoperasian. c) Penghawaan Penghawaan Alami Pemanfaatan angin untuk penghawaan alami melalui cross ventilation pada bukan-bukan bangunan. Penghawaan Buatan Pada ruang-ruang tertentu di Pusat Yoga akan digunakan bantuan AC sebagai penghawaan buatan namun dimaksimalkan AC yang digunakan adalah AC yang ramah lingkungan. Penggunaan pengkondisian udara pada ruang-ruang: commit to user IV - 8 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sistem sentral AC, digunakan pada ruang-ruang tertentu seperti ruang-ruang pemasaran, ruang informasi dan promosi, serta ruang-ruang yang terdapat perangkat elektronik. Namun diperkirakan perangkat elektronik tersebut dapat menimbulkan panas. Sistem Split AC, digunakan pada ruang-ruang privat yang membutuhkan pengaturan penghawaan tersendiri dan skope yang kecil, seperti: ruang pengelola. Exhaust Fan, digunakan pada ruang servis, seperti dapur, fasilitas parkir basement dll. B.3.4. Konsep Mekanikal Elektrikal Sumber energi pada Pusat Yoga menggunakan perpaduan yaitu dengan panel photovoltaic dan PLN. Hal ini diterapkan dalam rangka untuk penghematan energi mengingat kebutuhan listrik untuk bangunan publik sangat tinggi. Sistem jaringan listrik yang dipakai utamanya dipasok dari Panel Photovoltaic (PV) yang disalurkan ke konverter sebagai pengubah arus DC menjadi arus AC. Sedangkan listrik dari PLN setempat merupakan sumber listrik cadangan apabila cuaca buruk dan persediaan listrik pada baterai penyimpan sudah habis. Sumber listrik cadangan lain adalah generator set yang dilengkapi ATS (Automatic Transfer Switch). Genset ini merupakan alternatif terakhir yang dipakai setelah listrik dari PV dan listrik dari PLN. Instalasi ini secara umum dapat dibedakan menjadi 2: Instalasi listrik untuk penerangan Instalasi listrik untuk power (pompa, dll). B.3.5. Konsep Sistem Komunikasi - Intern Menggunakan telepon interkom, PABX (Private Automatic Branch Exchange), melayani komunikasi eksternal dan menghubungkan komunikasi dengan internet melalui operator. commit to user - Ekstern IV - 9 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Komunikasi pegawai di dalam bangunan dengan pihak luar, menggunakan telepon dan fax. B.3.6. Konsep Sistem Sanitasi dan Pengolahan Sampah a) Penyediaan Air Bersih Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih di dalam bangunan menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju tangki yang berada di atas (roof tank) melewati water treatment dengan menggunakan pompa, kemudian disalurkan menuju ruang-ruang yang memerlukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Penyalaan pompa air menggunakan saklar otomatis yang menyala apabila air pada roof tank mencapai batas minimal dan mati apabila air mencapai batas maksimal. b) Sistem Sanitasi Sistem sanitasi harus memiliki kemampuan tidak merusak lingkungan pada saat pengoperasian maupun pembuangan. Sistem Sanitasi di dalam bangunan mencakup pembuangan atau penyaluran air kotor dan air hujan. Air kotor Air kotor merupakan air yang berasal dari area servis, cafetaria atau pantry dan lavatory. Air hujan Pembuangan air hujan melalui saluran-saluran terbuka maupun tertutup. Untuk saluran horisontal dilakukan dengan pengolahan kemiringan tanah dan daerah yang terkena jatuhan air hujan. Untuk membantu penyerapan ke dalam tanah selain menggunakan lapangan rumput di sekitar bangunan, jalan-jalan yang ada dibuat dengan menggunakan bahan grass block. Namun pada komplek bangunan yang di rencanakan, air hujan dapat diproses kembali menjadi air commit to user untuk pembersihan toilet ataupun untuk meyiram taman. IV - 10 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id c) Sampah Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum dibuang. Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak penampungan sampah sementara. Setelah pemisahan barulah di olah kembali menjadi pupuk maupun kerajinan daur ulang lainnya. B.3.7. Konsep Pengamanan Kebakaran dan Petir 1. Pengamanan Kebakaran Dari analisa di atas, maka dapat diketahui kebutuhan pengamanan terhadap bahaya kebakaran: Dalam ruangan Menggunakan fire alarm, sprinkler air, fire estinguisher, indoor hydrant. Luar Ruangan Menggunakan outdoor hydrant. 2. Bahaya Petir Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground. Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah. commit to user IV - 11