BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan alat- alat yang dikenal dengan media massa, seperti surat kabar, majalah, film, televisi dan internet. Komunikasi massa jua sering disebut komunikasi media massa. Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991. Merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu.10 Devinisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karlinah, dkk. 1999), yakni : komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (Mass communication is massages communicated through a mass medium to large number of people) 11 . Sedangkan Joseph A. Devito dalam bukunya Comunicology an Introduction to the Study Of Comunication menampilkan definisinya tentang komunikasi massa sebagai berikut : “Pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak 10 11 Elvinaro Ardianto. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Bandung, Simbiosa, 2004, Hal 3 Ibid 10 11 meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang mendengarkan radio, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar yang audio dan atau Visual. Menurut bentuknya. Seperti radio, surat kabar, majalah, buku, televisi, film, dan pita-pita.”12 Massa dalam komuniasi massa atau media, diartikan semua orang yang menjadi sasaran-sasarn media komuniaksi atau terjangkau oleh media massa tersebut, massa meiputi semua lapisan masyarakat yang tersebar dalam berbagai lokasi, tapi dalam kurun waktu yang bersamaan memperoleh pesan-pesan yang sama. Jalalludin Rakhmat dalam bukunya psikologi komunikasi menyatakan bahwa media massa mempunyai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi khalayak, yaitu:13 a. Media Massa → Khalayak Pada model jarum Hipodermik, media massa menunjukan kekuatan yang perkasa untuk mengarahkan dan membentuk perilaku khalayak. Dervin menyatakan bahwa “khalayak sendiri dianggap sebagai kepala kosong yang siap untuk menampung seluruh pesan komunikasi yang dicurahkan padanya”14. Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa khalayak hanya diam saja saat menerima pesan-pesan yang disampaikan media massa dan tidak peduli apakah sesuai dengan 12 Effendi U Onong, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Mandar Maju, Bandung, 2000, Hal 2 Jalalludin Rakhmat, psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, Hal. 2002 14 Jalalludin Rakhmat, Loc Cit 13 12 kebutuhannya. b. Khalayak → Media Massa Khalayak dianggap aktif menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan Uses and Gratification 9Penggunaan dan pemuasan) jadi khalayak tidak lagi pasif ketika mengkonsumsi media massa yang dapat memebuhi kebutuhannya. Pada dasarnya komunikasi massa akan melibatkan sebuah lembaga. Maka Wright secara khusus mengemukakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa itu bergerak dalam sebuah organisasi yang kompleks 15 . Organisasi yang kompleks itu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam komunikasi massa, mulai dari penyusun pesan sampai pesan tersebut diterima oleh komunikan. Misalnya, bila pesan disampaikan melalui televisi, maka pihak yang banyak terlibat dalam sebuah proses penyampaian pesan seperti cameraman, floor director, lightingman, program director (pengarah acara), Producer, hingga Editor. Penggunaan seperangkat teknologi dalam proses penympaian pesan pada komunikasi massa dengan sendirinya menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan banyak tenaga ahli atau sumber daya manusia dan juga biaya yang relative besar. 15 Opcit, Elvinaro Ardianto, Hal 6 13 2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Komunikasi massa memiliki beberapa karakteristik, adapun beberapa karakteristik komunikasi massa adalahsebagai berikut16: 1. Komunikator terlembaga Mengingat pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. 2. Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk kelompok orang tertentu, oleh karena itu pesan komunikasi massa bersifat umum. 3. Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Komunikannya heterogen karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda. 4. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Dalam komunikasi massa, jumlah sasaran khalayak atau komunikasi yang dicapai relative banyak dan tidak terbatas, bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaanmemperoleh pesan yang sama pula. 5. Komunikasi massa bersifat satu arah Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, 16 Elvinaro Ardianto dan lukiati komala Erdimaya. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media Bandung. 2004. Hal. 3 14 maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak secara langsung. 6. Umpan balik tertunda (Delayed) Umpan balik atau feedback dalam komunikasi massa biasanya tertunda karena menggunakan media massa, sehingga khalayak tidak secara langsung bisa melakukan respon atau umpan balik. 7. Stimulus alat indra terbatas Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio dan rekaman auditif, khalayak hanya melihat, sedangkan pada media massa televisi dan film, penonton menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. 8. Komunikasi menggunakan isi dari pada hubungan Pada komunikasi massa yang paling penting adalah undur isi (menekankan pada apayang dikomunikasikan) serta pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan system tertentudan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berfungsi untuk menyebarkan informasi meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam kehidupan seseorang. Tetapi dengan perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar (audiovisual) perubahan. menyebabkan fungus media massa telah mengalami banyak 15 Sementara itu, Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah17: 1. Fungsi informasi, bahwa media massa adalah penyebat informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingan khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu merasa haus akan informasiyang terjadi 2. Fungsi pendidikan, salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah dengan pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku pada pemirsa atau pembaca, media massa melakukan dengan melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi mempengaruhi, fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk / editorial, feature, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar • Fungsi meyakinkan, usaha utuk melakukan persuasi kita pusatkan pada upaya mengubah atau memperkuat sikap atau kepercayaan khalayak agar mereka bertindak dengan cara tertentu. • Fungsi menganugerahkan status, penganugerahan status terjadi apabila berita yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu – individu tertentu sehingga prestise (gengsi) mereka meningkat • Fungsi membius, ini berarti bahwa apabila media menyajikan 17 Ibid. Hal. 18-24 16 informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil sebagai akibatnya, pemirsa atau penerima terbius kedalam keadaan pasif, seakan-akan berada salam penaruh narkotik (DeVito, 1996) • Fungsi menciptakan rasa kebersatuan, tanpa kita sadari kemampuannya utuk mempersatukan anggota semua kelompok. • Fungsi pivatisasi, privatisasi adalah kecenderungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial dan mengucilkan diri kedalam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapat bahwa berlimpahnya informasi yang dijejalkan kepada kita merasa kekurangan. 2.2 Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa 2.2.1 Pengertian Televisi Televisi merupakan penerima yang menangkap sinyal-sinyal tersebut dan mengubah kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya.18 Dalam istilah bahasa Inggris disebut television. Berasal dari kata yunani, tele artinya jauh ditambah vision artinya melihat. Jadi arti televisi secara harfiah adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa pada saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota lain dari rumah kita masing-masing, dengan demikian televisi adalah salah satu media massa yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari pada 18 Ciptono Setyobudi. Pengantar Teknik Broadcaing Televisi. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. 2005. Hal. 2. 17 kenyataan yang disiarkan, melalui gelombang-geombang elektrinik sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima di rumah19. Televisi merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa, yakni: berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikatornya heterogen. 2.2.2 Karakteristik Televisi Televisi sebagai media massa yang paling praktis dan efisien dalam menyajikan pemberitaan memiliki karakteristik,20 yaitu : 1. Segi visual 2. Segi auditif 3. Segi ekonomis 4. Segi estetis 5. Segi sosiologis Ditinjau dari simulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan. Televisi juga memiliki karakteristik lain,21 yakni : 1. Audiovisual Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar dan dapat dilihat 19 Suarjo dan Djonaesih S Sunarjo, Himpunan istilah Komunikasi, Liberty, Jogjakarta 1983, hal 125 20 Onong Uchjana Effendy. Dimensi-Dimensi Komunikasi. Bandung : Penerbit Alumni. 1981. Hal. 197 - 200 21 Elvinaro Ardianto dan Lukiati K. Erdinaya, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004. Hal. 137-140 18 (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, music dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berfikir Dalam Gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelasdan menyajikan sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap kedua dari proses berfikir dalam gambar penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebh banyak melibatkan orang. Oleh karena itu, media televisi lebih mahal daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. 19 2.2.3 Fungsi Televisi menurut Onong Uchjana effendi televisi mempunyai tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan dan hiburan. 1. Fungsi Penerangan (the information function) Televisi merupaka media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Hal ini disebaban oleh dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual itu, pertama adalah faktor “immediacy dan realism”. Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Realism mengandung makna kenyataan. Ini berarti bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audio dan visual dengan perantaraan microfon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Jadi, pada pemirsa melihat sendiri dan mendengar sendiri. 2. Fungsi Pendidikan (The education function) Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan sarana yang ampuh utuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan, sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu secara teratur misalnya pelajaran bahasa, matematika, elektronika, dan lain-lain. 3. Fungsi Hiburan (The entertainment function) Dikebanyakan Negara, terutama yang masyarakatnya bersifat agraris, 20 fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagai kenyataan. Dan dapat dinikmati dirumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan yang tuna aksara.22 2.3 Program Televisi 2.3.1 Pengertian Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiencenya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program acara televisi yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mngikuti siaran yang dipancarkanstasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan dengan produk atau barang pelayananyang dijual kepada pihak lain. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya.23 22 23 Onong Uchjana Effendy. Op Cit. Hal. 24-26 Morissan. Op Cit. Hal. 266-268 21 2.3.2 Jenis Program Televisi Pada stasiun televisi, jenis program yang ditayangkan ada dua, yaitu : 1. Program Informasi Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan atau (informasi) kepada khalayak audience. Program inforasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news). a. Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audience secepatnya. Berita keras dapat dibagi kedalam dua bentuk berita yaitu :straight news, features dan infortainment. 1. Straight news berarti nerita ‘langsung’ (straight), maksudnya suatu berita yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting saja yang mencakup 5W + 1H (who, what, where, when, why dan how) terdapat suatu peristiwa yang diberikan. 2. Feature, adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik disini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan sebagainya. 3. Infotainment, adalah salah satu bentuk berita keras karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan 22 b. Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditaangkan. Program yang termasuk kedalam berita lunak adalah: 1. Current Affair, adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. 2. Magazine, adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam atau dengan kata lain magazine adalah feature yang berdurasi lebih panjang. 3. Dokumenter, adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik 4. Talk Show, adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topic tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host) c. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk lagu, music, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, music dan permainan atau game. 1. Drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenaikehidupan masyarakat setelah ditimpa bencana alam 23 “dahsyat”, misalnya gempa bumi atau tsunami. a. program televisi yang temasuk kedalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film. b. Sinetron merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan. c. Film, yang dimaksud film disini adalah film layar lebar yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan film. 2. Musik, program musik dapat ditampilkan dalam dua format yaitu videoklip atau konser. Program music berupa konser dapat dilakukan dilapangan (outdoor) ataupun didalam studio (indoor) 3. Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok atau (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program permainan ini dapat dibagi menajdi tiga jenis yatu: a. Quiz show, merupakan bentuk program permainan yang paling sederhana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. b. Ketangkasan, peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati suatu halangan atau rintangan atau melakukan suatu permainan yang membutuhkan perhitungan dan strategi. 24 c. Reality show, sesuai dengan namanya maka program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas sebenarnya.24 Gambar 2.1 Jenis Program Televisi Hard News (Straight News, features, infotainment) Informasi Soft News (Current affair, magazines, talk show, dokumenter) Program Hiburan Musik Hiburan Drama (Sinetron, Film, Kartun) Kuis Permainan Ketangkasan Hidden Camera Reality Show Competition Show Relationship Show Pertunjukan (Sulap, Lawak, Tarian, dll) Fly on the wall Mistik SUMBER : Morissan, Manajemen Media Penyiaran : Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana. 2008 hal 225 24 Ibid. Hal 60. 25 2.3.3 Bentuk Program Televisi Menurut Vane-Gross seluruh program, tidak peduli dengan tujuannya (mendapatkan audien, prestise, penghargaan dan sebagainya) atau daya tariknya (informasi dan hiburan), maka setiapprogram yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk25, yaitu : 1. Dominasi format Dalam format ini konsep acara merupakan kunci keberhasilan program. pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti cerita yang hendak dibangun. sebagaimana yang dikatakan Vane-Gross : the concept of the show is the key to its success; performers are selected to fulfill the requirements of the core idea. (konsep dari suatu pertunjukan adalah kunci keberhasilan; pemain dipilih untuk memenuhi persyaratan dari inti ide cerita) Dewasa ini, program televisi yang mengandalkan kekuatan pada dominasi format sudah banyak. Program reality show banyak yang mengandalkan konsep ini. Para pemain pendukung program bukan artis terkenal namun orang biasa. 2. Dominasi Bintang Dalam ungkapan Vane Gross dikatakan: the staris the key ingredient; format is designed aroundthe skills of the lead performer. (pemain adalah undur kunci format program di rancang berdasarkan keahlian pemain utamanya). Dengan demikian pemain atau bintang merupakan unsur 25 Morissan, Op cit, Hal 133-134 26 utama yang ditonjolkan. Format cerita dirancang atau dipersiapkan berdasarkan kemampuan, kepribadian (personalities) dan daya tarik Bintang utama. Kekuatan program berdasarkan dominasi bintang adalah program itu dapat secara otomatis membentuk daya tariknya sendiri. Jika orang sudah mengenal pemainnya maka audien sudah dapat memperkirakan apa yang didapatnya dari acara itu. 2.4 Reality Show Menurut Morissan, Reality show sesuai dengan namanya program ini mencoba menyajikan suatu situasi seperti konflik, persaingan atau hubungan berdasarkan realitas yang sebenarnya. 26 Terdapat beberapa bentuk realty Show yaitu :27 1. Hidden Camera atau kamera tersembunyi. Ini merpakan program yang paling realitis yang menunjukan situasi yang dihadapi seseirang secara apa adany. Kamera ditempatkan secara tersembunyi yang mengamati gerak-gerik atau tingkah laku subjek yang berada ditengah situasi yang sudah dipersiapkan sebelumnya (direkayasa). Di Indonesia yang memwakili jenis program ini adalah Spontan, Harap-harap Cemas, Mati Gaya, dll. 2. Competition Show. Program ini melibatkan beberapa orang yang bersaing dalam kompetisi yang berlangsung selama beberapa hari atau beberapa minggu untuk memenangkan perlombaan, permainan (game) atau pertanyaan. Setiap peserta akan tersingkir satu persatu melalui pemungutan suara 26 27 Ibid. Hal 106 Ibid. Hal 106 - 107 27 (voting), baik oleh peserta sendiri ataupun audien. Pemenangnya adalah peserta yang paling akhir bertahan. Contoh : Indonesian Idol (RCTI), X Factor (RCTI), Penghuni terakhir (ANTV), dan masih banyak lagi. 3. Relation ship show. seorang kontestan harus memilih satu orang dari sejumlah orang yang berminat menjadi pasangannya. Para peminat harus bersaing untuk merebut perhatian kontestan agar tidak tersingkir dari permainan. Pada setiap episode ada satu peminat yang harus disingkirkan. Contoh : Joe Millionare Indonesia (RCTI). 4. Fly on the wall. Program yang memperlihatkan kehidupan sehari-hari dari seseorang (biasanya orang terkenal) mulai dari kegiatan probadi hingga aktvitas professional. Dalam hal ini kamera mengikuti kemana saja orang bersangkutan pergi. 5. Program Mistik. Program yang terkait dengan hal-hal supranatural menyajikan tayangan yang terkait dengan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik, kontak dengan roh dan lain-lain. Program mistik merupakan program yang paling diragukan realtasnya. Apakah peserta betul-betul melihat makhluk halus atau tidak, dan apakah penampakanitu betul-betul ada atau tidak. Acara yang terkait dengan mistik ternyata menjadi program yang memiliki audien tersendiri. 28 2.5 Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar program Siaran (SPS) 2012 Pedoman perilaku penyiaran merupakan aturan untuk pelaku penyiaran yang mana dikeluarkan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia ) di tahun 2012. Isinya mengatur segala bentuk sajian-sajian mengenai penyiaran mengatur dua bentuk siaran. Pertama program factual adalah program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi, seperti program berita, features, dokumentasi, infotainment, program reality (reality show)konsultasi on-air, diskusi, bincang-bincang (talk show), jejak pendapat, pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olah raga, dan program sejenis yang berisifat nyata dan terjadi tanpa rekayasa atau imajinatif dan bersift menghibur, seperti : drama yang dikemas dalam bentuk film, program music, sni, atau program sejenis yang bersifat rekayasa dan bertujuan menghibur. Pedoman perilaku penyiaran (P3) merupakan : panduan tentang batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan (produksi) program siaran. Sedangkan Standar Program Siaran (SPS) adalah : panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dalam hal ini P3 dengan SPS merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai acuan bagi stasiun penyiaran dan KPI untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti melihat dan memperhatikan tayangan mistik jejak paranormal dan mencari kesalahan yang telah tayang dengan 29 memperhatikan pasal-pasal dari standar program siaran (SPS) dalam peraturan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Nomor 01/P/KPI/03/2012 Pasal-pasal standar program siaran dalam Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia yang digunakan adalah sebagai berikut : 2.5.1 Pasal 30, Pelarangan Program siaran Mistik, horror, dan Supranatural 1. Program siaran mengandung muatan mistik, horror dan / atau supranatural dilarang menampilkan hal-hal sebagai berikut: a. Mayat bangkit dari kubur b. Mayat dikerubungi hewan, c. Mayat atau siluman hantu yang berdarah d. Mayat / siluman / hantu dengan panca indra yang tidak lengkap dan kondisi yang mengerikan. e. Orang sakti makan sesuatu yang tidak lazim, seperti : benda tajam, binatang, batu, dan / atau tanah. f. memotong anggota tubuh seperti: lidah, tangan, kepala, dan lain-lain; dan / atau g. Menusukkan dan /atau menusukan benda keanggota tubuh seperti : senjata tajam, jarum paku dan atau benang. 2. Program siaran yang bermuatan mistik, horror dan supranatural yang merupaka bagian dari pertunjukan seni dan budaya asli suku/etnik bangsa Indonesia dikecualiakan dari ketentuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf e, f dan huruf g. dan hanya dapat disiarkan pada klasifikasi D, 30 pukul 22.00 – 03.00 waktu setempat. 2.5.2 Pasal 31 Program siaran menampilkan muatan mistik, horror, dan/atau supranatural dilarang melakukan rekayasa seolah-olah sebagai peristiwa sebenarnya, kecuali dinyakan secara tegas sebagai reka adegan atau fiksi. 2.5.3 Pasal 32, Pembatasan program siaran mistik, horror, dan supranatural Program siaran yang menampilkan muatan mistik, horror dan/ atau supranatural yang menimbulkan kekuatan dan kengerian khalayak dikategorikan sebagai siaran klasifikasi D, dan hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00 – 03.00 waktu setempat.