BERITA TERKINI ASEPSIS:Atorvastatin Menghambat Progresivitas Sepsis A torvastatin 40 mg sehari untuk pasien sepsis dapat menghambat progresivitas sepsis. Simpulan ini merupakan hasil penelitian ASEPSIS oleh Dr Jaimin Patel dkk. dari Academic Department of Anaesthesia, Pain and Critical Care, Heart of England NHS Foundation Trust, Bordesley Green East, Birmingham, Inggris dan telah dipublikasikan dalam Critical Care 2012. Sepsis merupakan sindrom klinik kompleks, yang disebabkan respons merusak dari inang terhadap infeksi. Tidak sedikit pasien sepsis akan mengalami progresivitas menjadi sepsis berat atau syok sepsis yang berhubungan dengan peningkatan kejadian kematian hingga 50%. Walaupun banyak penelitian, hingga kini tidak banyak terapi intervensi medis yang memperbaiki outcome sepsis. Ditariknya drotrecogin alfa, rhAPC (recombinant activated protein C), setelah hasil penelitian PROWESSShock yang memperlihatkan tidak ada perbedaan outcome antara terapi drotrecogin alfa dengan plasebo, menyebabkan tidak ada terapi spesifik untuk sepsis selain kontrol sumber penyakit dan terapi antibiotik. Para ahli berpendapat bahwa obat golongan statin dapat menjadi bagian terapi untuk menekan inflamasi dan kaskade imunologik CDK-215/ vol. 41 no. 4, th. 2014 pasien sepsis, yang dapat diberikan sebelum terjadinya syok sepsis. Obat-obat golongan statin menghambat HMG-CoA (3-hydroxy-3 methylglutaryl coenzyme A) dengan hasil penurunan produksi kolesterol. Statin telah lama digunakan sebagai terapi dan memiliki banyak manfaat lain selain penurunan kolesterol, seperti anti-inflamasi dan efek imunomodulatorik, dengan hasil akhir perbaikan fungsi endotel, penurunan trombogenitas dan stabilisasi plak. Banyak ahli berpendapat bahwa respons inflamasi dan imun yang disebabkan sepsis dapat dimodulasi oleh statin melalui efek pleiotropik ini. Beberapa review sistematik memperlihatkan bahwa statin memainkan peranan penting dalam memperbaiki outcome yang berhubungan dengan infeksi dan kematian, kebanyakan hasil penelitian berasal dari penelitian retrospektif dan prospektif observasional. Beberapa penelitian observasional memperlihatkan bahwa obatobat golongan statin dapat memodulasi patofisiologi sepsis dan dapat menghambat progresivitasnya. Hingga kini ada 2 penelitian RCT yang meneliti efek statin terhadap sepsis. Salah satunya memperlihatkan bahwa statin Gambar 1 Rasio albumin kreatinin pada hari pertama dan hari ke-4 antara kelompok atorvastatin dan plasebo. Gambar kotak menggambarkan kisaran interkuartil, garis horizontal menggambarkan rerata. menurunkan kadar IL-6 dan TNF alfa dalam 72 jam dibandingkan dengan baseline (p=0,02). Penelitian RCT lain memperlihatkan bahwa meneruskan terapi statin tidak menghambat progresivitas sepsis dan tidak menghambat terjadinya gagal organ, sehingga belum ada simpulan yang jelas mengenai manfaat statin dalam penghambatan sepsis. Dokter Jaimin Patel dkk. meneliti apakah atorvastatin 40 mg bermanfaat menghambat progresivitas sepsis menjadi sepsis berat (>= 1 gagal 299 BERITA TERKINI Tabel 1 Gagal organ pada kelompok atorvastatin dan plasebo Atorvastatin Placebo 0 7 Gagal pernapasan dengan ventilasi 0 1 Gagal kardiovaskuler tanpa inotropik 1 0 Gagal kardiovaskuler dengan inotropik 0 1 Gagal ginjal tanpa renal replacement therapy 0 0 Neurologik 0 0 Gagal lebih dari 1 organ 1 3 Total 2 12 Gagal pernapasan tanpa ventilasi organ) dibandingkan dengan plasebo, pada pasien yang belum diterapi dengan statin sebelumnya. Pasien sepsis secara acak diterapi dengan atorvastatin 40 mg sehari (n=49) atau plasebo (n=51) hingga maksimum 28 hari. Endpoint primer adalah kejadian progresivitas sepsis menjadi berat selama rawat inap. Sejumlah 100 pasien dilibatkan dalam penelitian ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pasien yang diterapi atorvastatin lebih sedikit mengalami kejadian konversi menjadi sepsis berat secara bermakna dibandingkan plasebo (4% vs. 24% p = 0,007.), dengan number needed to treat adalah 5. Tidak ada perbedaan bermakna dalam hal lama rawat inap, masuk ke UGD dan juga rawat inap berulang dan kematian pada hari k-28 dan bulan ke-12. Rasio kolesterol plasma dan albumin kreatinin secara bermakna lebih rendah pada hari ke-4 pada kelompok terapi atorvastatin (p < 0,0001 dan p = 0,049, secara berturut-turut). Tidak ada perbedaan dalam hal efek samping pada kedua kelompok penelitian (p = 0,238). Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa pemberian atorvastatin pada pasien sepsis dapat mencegah perkembangan sepsis menjadi lebih berat. Statin diperkirakan dapat memodulasi patofisiologi sepsis melalui mekanisme tertentu dengan memperbaiki integritas endotel dan dengan ini menghambat mekanisme gagal organ Penelitian multisenter lanjutan diperlukan untuk mengonfirmasi hasil penelitian ASEPSIS ini. Simpulannya, atorvastatin 40 mg sehari dapat mencegah progresivitas sepsis pada pasien yang belum diterapi dengan statin sebelumnya. Statin diperkirakan dapat memodulasi patofisiologi sepsis melalui mekanisme tertentu dengan memperbaiki integritas endotel dan dengan ini menghambat mekanisme terjadinya gagal organ. (YYA) REFERENSI: 1. Almog YM, Shefer AM, Novack VM, Maimon NM, Barski LM, Eizinger MM, Friger M, Zeller L, Danon A: Prior statin therapy is associated with a decreased rate of severe sepsis. Circulation 2004, 110:880–5. 2. Falagas ME, Gregrory CM, Matthaiou DK, Rafailidis PI. Statins for infection and sepsis: a systematic review of the clinical evidence. J Antimicrob Chemother 2008, 61:774–85. 3. Gao F, Linhartova L, Johnston McD, Thickett DR. Statins and sepsis. BJA 2008, 100:288–98 4. Patel JM, Snaith C, Thickett DR, Linhartova L, Melody T, Hawkey P, et al. Randomized Double-blind Placebo-controlled Trial of 40 mg/day of Atorvastatin in Reducing the Severity of Sepsis in Ward Patients (ASEPSIS Trial). Crit Care. 2012;16(6). 300 CDK-215/ vol. 41 no. 4, th. 2014