Uploaded by vania.defive

VANIA - Hipotermia 1 & Sepsis 3

advertisement
HIPOTERMIA 1
Definisi
• Hipotermia: suatu keadaan dimana terjadi
penurunan suhu tubuh di bawah normal yang bisa
terjadi melalui beberapa cara:
-
Konduksi
Konveksi
Evaporasi
Radiasi
• Suhu normal pada neonates: 36,5-37,5 C
Etiologi
1. Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas
yang berlebihan: lingkungan dingin, basah, atau
bayi yang telanjang, cold linen
2. Ketidaksanggupan menahan panas: pada
permukaan tubuh yang relatif luas, kurang lemak,
ketidaksanggupan mengurangi luas permukaan
tubuh
3. Kurangnya metabolisme untuk menghasilkan
panas: defisiensi brown fat  bayi preterm, kecil
masa kelahiran, kerusakan SSP sehubungan
dengan anoksia, intra kranial hemorrhage,
hipoksia, dan hipoglikemia
Klasifikasi
1. Hipotermia sepintas: penurunan suhu tubuh 1-2 C
sesudah lahir, kembali normal sesudah 4-8 jam, bila
suhu lingkungan diatur dengan baik
2. Hipotermia akut: bila bayi berada di lingkungan yang
dingin selama 6-12 jam
3. Hipoterroia sekunder: tidak disebabkan oleh suhu
lingkungan yang dingin, tetapi oleh sebab lain 
sepsis, sindrom gangguan pernapasan dengan
hipoksia atau hipoglikemia
4. Cold injury, yaitu hipotermia yang timbul karena
terlalu lama dalam ruangan dingin (lebih dari 12 jam)
SEPSIS NEONATUS
Tatalaksana
• Suspek Sepsis (faktor resiko +)
• AB kombinasi (sensitifitas tinggi thdp gram + & -) 
memperluas cakupan mikroorganisme patogen
yang mungkin diderita pasien. Diberikan sesegera
mungkin sampai didapatkan hasil kultur.
• Hasil kultur darah (+)
• AB sensitif terhadap MO tertentu berdasarkan hasil
kultur.
Tatalaksana
Durasi pemberian antibiotik pada sepsis neonatal
Diagnosis
Meningitis
Durasi
21 hari
Kultur darah (+), tanda-tanda sepsis (+)
10 – 14 hari
Kultur darah (-), komponen skrining sepsis (+)
7 – 10 hari
Kultur darah (-), komponen skrining sepsis (-)
5 – 7 hari
Terapi suportif:
 Syok, hipoksia, dan asidosis metabolik harus dideteksi dan dikelola
dengan pemberian resusitasi cairan, dan ventilasi mekanik, inotropik
 Cairan, elektrokit, dan glukosa harus dipantau dengan teliti, disertai
dengan perbaikan hipovolemia, hiponatremia, hipokalsemia, dan
hipoglikemia serta pembatasan cairan jika sekresi hormon antidiuretik
tidak memadai.
 Immunoglobulin Intravena (Intravenous Immunoglobulin IVIG). 
meningkatkan antibodi tubuh serta memperbaiki fagositosis dan
kemotaksis sel darah putih.
 Fresh Frozen Plasma (FFP). Pemberian FFP  mengatasi gangguan
koagulasi yang diderita pasien.
8
Pencegahan
Pada masa Antenatal –> Perawatan antenatal
meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala,
imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang
diderita ibu, asupan gizi yang
Pada masa Perinatal –> Perawatan ibu selama
persalinan dilakukan secara aseptik.
Pada masa Postnatal –> Rawat gabung bila bayi
normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan
dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus
secara steril.
Prognosis
• Angka kematian masih cukup tinggi terutama pada
keadaan syok septik. Pada keadaan ini angka
kematian berkisar antara 40 – 70 %, bila telah
disertai dengan gagal organ multipel seperti shock
lung, gangguan fungsi hati atau gagal ginjal
kematian dapat mencapai 90 – 100 %.
• 25% bayi meninggal walaupun telah diberikan
antibiotik dan perawatan intensif.
Download