pemanfaatan telasut ayam sebagai bahan pembuatan pupuk

advertisement
1
PEMANFAATAN TELASUT AYAM SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
Oleh :
AYU MEGASARI
NIM. 130.500.085
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
2
PEMANFAATAN TELASUT AYAM SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
Oleh :
AYU MEGASARI
NIM. 130.500.085
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
3
PEMANFAATAN TELASUT AYAM SEBAGAI BAHAN
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR
Oleh :
AYU MEGASARI
NIM. 130.500.085
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2015
42
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Pemanfaatan Telasut Ayam Sebagai Bahan Pembuatan
Pupuk Organik Cair
Nama
: Ayu Megasari
Nim
: 130 500 085
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan
: Manajemen Pertanian
Menyetujui
Pembimbing
Dr. Fadli Mulyadi, SP, MP
NIP. 197802212001121002
Penguji I
Ir. Budi Winarni, M. Si
NIP. 196109141990012001
Menyetujui,
Ketua Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nur Hidayat , SP, M.Sc
NIP. 197210252001121001
Lulus ujian pada tanggal :
Penguji II
Yuanita, SP, MP
NIP. 196611252001122001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan Manajemen Pertanian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. M. Masrudy, MP
NIP. 196008051988031003
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul “Pemanfaatan
Telasut Ayam Sebagai Bahan Pembuatan Pupuk Organik Cair” Karya Ilmiah
ini disusun berdasarkan hasil penelitian guna memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1.
Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan dukungan baik
kepada penulis.
2.
Bapak Dr. Fadli Mulyadi, SP, MP selaku dosen pembimbing.
3.
Ibu Ir. Budi Winarni, M, Si dan Ibu Yuanita, SP, MP selaku dosen penguji I
dan penguji II.
4.
Bapak Nur Hidayat, SP, M.Sc selaku Ketua Program Studi Budidaya
Tanaman Perkebunan.
5.
Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian.
6.
Bapak Ir. Hasanuddin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
7.
Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak membantu dalam penyusunan
Laporan Karya Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Karya Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi penyusunan materi laporan
maupun dari segi pengetahuan. Namun demikian penulis berharap laporan ini
dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pembaca.
Penulis,
Kampus Sei. Keledang, 2016.
5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................
Halaman
v
DAFTAR ISI ........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL .................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................
viii
I. PENDAHULUAN ............................................................................
1
II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
A. Tinjauan Umum Kecap Manis ................................................
B. Tinjauan Umum Pupuk Organik Cair ......................................
C. Tinjauan Umum Pupuk Organik .............................................
4
6
10
III. METODE PENELITIAN ..................................................................
A. Tempat dan Waktu .................................................................
B. Alat dan Bahan ......................................................................
C. Perlakuan Penelitian ..............................................................
D. Prosedur Kerja………………………………………………………
E. Parameter Pengamatan .........................................................
F. Pengolahan Data ...................................................................
13
13
13
13
14
14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
A. Hasil…… ................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................
16
19
V. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................
B. Saran .......................................................................................
25
25
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
26
LAMPIRAN..........................................................................................
28
6
I. PENDAHULUAN
Masyarakat pada umumnya membuang telasut ayam tersebut tanpa
mengetahui manfaatnya terlebih dahulu dan dibuang di tempat pembuangan
sampah. Setiap harinya telasut ayam terus meningkat sebagai salah satu limbah
dari hewan ternak yang tidak memiliki manfaat, oleh karena itu telasut ayam
dapat didapatkan pada penjual ayam pedaging dan tempat sampah.
Telasut ayam merupakan salah satu limbah dari sisa makanan ayam,
semakin banyak peternak ayam semakin banyak telasut yang dibuang sebagai
limbah sisa makanan ayam. Tidak ada data telasut ayam yang dihasilkan
pertahun di Indonesia, akan tetapi semakin banyak orang yang mengkonsumsi
ayam pedaging maka dapat dipastikan bahwa semakin banyak pula telasut yang
dibuang. Produksi yang besar akan menimbulkan usaha-usaha yang bertujuan
untuk memanfaatkaan limbah ini sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair.
Pada hal ini akan membuat pupuk organik cair dengan memanfaatkan limbah
telasut ayam dengan campuran kecap manis yang terbuat dari kedelai. Dengan
dibuatnya pupuk organik cair ini maka diharapkan dapat menambah unsur hara
khususnya kalium. Sehingga pupuk yang dihasilkan memiliki kadar unsur hara
kalium yang besar dan bersaing dengan pupuk buatan. Telasut ayam merupakan
limbah yang tidak mendapat perhatian khusus, dan dibuang begitu saja tanpa
proses daur ulang. Limbah kotoran hewan merupakan limbah dapat digunakan
sebagai sumber pupuk organik. Kotoran hewan lebih kaya akan berbagai unsur
hara dan kaya akan mikrobia, di banding dengan limbah pertanian. Kadar hara
kotoran ternak berbeda – beda tergantung jenis makanannya. Kotoran ternak
biasanya
mempunyai
kandungan
hara
yang
rendah,
sehingga
penggunaannya memerlukan jumlah yang besar (Sutedjo, 2010).
dalam
7
Memilih untuk melaksanakan penelitian pembuatan pupuk organik cair ini
dengan bahan dasar telasut ayam ini tidak memerlukan waktu yang lama dalam
pelaksanaannya dan tidak membutuhkan biaya yang banyak untuk membeli
bahan – bahan dasar pupuk ini. Pupuk organik cair di buat dengan cara
mencampurkan kotoran hewan dengan aktifator tertetu. Pupuk organik cair
merupakan pupuk organik yang dapat berperan sebagai pembenah tanah dan
retakan tanah. Pupuk organik cair memacu pertumbuhan dan perkembangan
bakteri serta makhluk tanah lainnya, kandungan unsur N,P,K pada pupuk organik
cair relatif rendah, tetapi banyak mengandung unsur mikro. Nitrogen yang
terkandung dalam dalam pupuk di lepaskan secara perlahan sehingga
pemberian pupuk organik cair organik yang berkelanjutan akan meningkatkan
kesuburan tanah dalam jangka panjang (Yuliarti, 2009).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan unsur hara N, P,
dan K yang ada dalam telasut ayam dan kecap manis sehingga dapat dijadikan
bahan untuk pembuatan pupuk organik cair. Dan membandingkannya dengan
Peraturan Menteri Pertanian No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang
manfaat telasut ayam sebagai bahan pembuatan pupuk organik cair yang
digunakan untuk mempercepat membantu pertumbuhan tanaman dan dapat
menjadi alternatif baru di masyarakat sehingga dapat mengurangi penggunaan
pupuk kimia.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Kecap Manis
Kecap adalah sari kedelai yang telah difermentasikan dengan tanpa
penambahan gula kelapa dan bumbu (Hieronymus Budi Santosa,
1995:13). Menurut Lies Suprapti (2005:20) Kecap merupakan produk
olahan atau awetan kedelai dengan tekstur cair (asin) atau kental (manis),
berwarna coklatt kehitam-hitaman dan digunakan sebagai bahan penyedap
masakan.
Di Indonesia, kecap sudah banyak dikenal oleh masyarakat secara
luas. Dengan adanya perkembangan teknologi sekarang ini kecap tidak
hanya dibuat dari kedelai, tetapi juga dibuat dari bungkil kacang, tempe
oncom, ikan, air kelapa, bekicot, dan bahan-bahan lainya (Made Astawan,
Mita Wahyuni Astawan, 1991:122).
1.
Kandungan Kecap Manis
Kandungan gizi kecap manis yang sudah diberlakukan secara umum
dan terdapat dalam daftar komposisi bahan makanan yaitu kecap manis
kedelai. Adapun kandungan gizi kecap manis kedelai dapat dilihat pada table
1 dibawah sebagai berikut :
Tabel 1. Kandungan Gizi Kecap Manis Kedelai per 100 gram
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kandungan Gizi
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Zat besi (mg)
Vitamin A (RE)
Vitamin B1 (mg)
Air (g)
Bdd (%)
Sumber : Depkes, 1998
Jumlah
46,00
5,70
1,30
9,00
123,00
96,00
5.7
0
0
63,00
100
9
Mencermati kandungan gizi kecap manis kedelai dalam daftar
komposisi bahan makanan dengan syarat mutu yang telah ditentukan,
bahwa mutu kecap manis kedelai merupakan mutu kedua antara 4% - 6%.
2.
Cara Pembuatan Kecap Manis
Pembuatan kecap pada umumnya atau secara tradisional dibuat
dengan cara fermentasi. Seiring dengan kemajuan teknologi pangan,
ditemukan cara baru pembuatan kecap yaitu dengan cara kimia (hidolisa).
Pembuatan kecap secara fermentasi dapat di jelaskan sebagai berikut :
Pada
mulanya
yang
dimaksud
dengan
fermentasi
adalah
pemecahan gula menjadi alcohol dan C02. Proses fermentasi tidak selalu
menggunakan subtrat gula dan menghasilkan alkohol serta C02, tetapi
protein dan lemak juga dapat dipecah oleh mikroba dan enzim tertentu
yang menghasilkan C02 dan zat lainya. Jadi pengertian pengertian
fermentasi adalah proses pemecahan senyawa-senyawa organik baik
berupa karbohidrat, protein maupun lemak oleh adanya daya fermentasi
mikroba (FG.Winarno,1984:59).
B. Tinjauan Umum Pupuk Organik Cair
Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari
bahan-bahan organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu
jenis proses fermentasi. Secara garis besar produk fermentasi dibedakan
atas produk pangan, kesehatan, energi dan lingkungan. Contoh produk
makanan adalah keju, tape, kecap, tempe, oncom dan sebagainya. Produk
kesehatan yang paling dominan adalah produksi antibiotika, vitamin dan
alkohol. Dalam bidang energi misalnya produksi bioetanol, metanol, metana
10
dan sebagainya. Dalam bidang lingkungan misalnya kompos, biopestisida,
dan sebagainya (Ayub.S, 2004).
Pupuk organik cair memiliki manfaat bagi tanaman yaitu Untuk
menyuburkan tanaman, Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah,
Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar, Untuk
membantu revitalisasi produktivitas tanah, Untuk meningkatkan kualitas
produk (Suriadikarta, 2006).
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan
bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. (Hadisuwito, 2007).
Pupuk cair lebih mudah diserap oleh tanaman karena unsur – unsur di
dalamnya sudah terurai. Tanaman menyerap hara melalui akar, namun daun
juga dapat menyerap unsur hara, sehingga ada manfaatnya apabila pupuk
cair tidak hanya diberikan sekitar tanaman, tapi juga bagian daun – daun
(Suhedi, 1995).
Pemberian pupuk organik cair dapat meningkatkan kesuburan tanah,
meningkatkan kandungan unsur hara dalam tanah dan membantu
membentuk insfrastruktur hijau dilingkungan sekitar. Selain penggunaan
sumber bahan baku pembuatan pupuk organik juga mampu meningkatkan
unsur hara makro N,P,K sehingga kualitas pupuk organik menjadi lebih baik
(Sutedjo, 2010).
1.
Kelebihan dan Kelemahan Pupuk Organik Cair
Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat
mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan
mampu menyediakan hara secara cepat.dibandingkan dengan pupuk cair
11
anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman
walaupun digunakan sesering mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki
bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah
bisa langsung digunakan oleh tanaman (Hadisuwito, 2007).
Kelemahan yang umum terdapat pada pupuk organik/ hayati cair,
yaitu :
a. Viabilitas (daya hidup) mikroorganisme yang dikandungnya sangat
rendah,
b. Populasi mikroorganisme kecil (< 106 cfu/mL), bahkan cenderung tidak
ada/mati seiring dengan waktu,
c. Nutrisi yang terkandung sedikit. Umumnya nutrisi yang ada berupa
tambahan bahan kimia seperti pupuk NPK dan Urea,
d. Mikroorganisme di dalamnya sangat mudah berkurang bahkan mati,
e. Tingkat kontaminasi sangat tinggi,
f.
Seringkali menghasilkan gas (kemasan rusak) dan bau tidak sedap
(busuk),
g. Tidak tahan lama (kurang dari setahun),
h. Masalah dalam transportasi dan penyimpanan,
i.
Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya,
j.
Hasilnya tidak bisa diproduksi secara masal (Suriadikarta, 2006).
2.
Karakteristik Pupuk Organik Cair
Pupuk cair dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat
kematangannya sempurna. Pengomposan yang matang bisa diketahui
dengan memperhatikan keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang
berhasil ditandai dengan adanya bercak – bercak putih pada permukaan
12
cairan. Cairan yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning
kecoklatan dengan bau yang menyengat. Bau tersebut dapat dikurangi,
bahkan dihilangkan dengan cara memberikan pewangi. Namun, karena
bahan yang dihasilkan merupakan produk organik, bahan pewanginya pun
harus menggunakan bahan alami. Adapun bahan pewangi alami yang dapat
digunakan yaitu sereh wangi, jeruk citrum dan pandan (Purwendro dan
Nurhidayat, 2007).
Sampah organik dibiarkan atau terlambat diolah akan mengalami
proses pembusukan. Senyawa sulfat yang ada didalam sampah diproses
menjadi sulfida oleh bakteri pembusuk. Secara kimiawi ini mereaksikan
laktat dengan sulfat menjadi asetat, sulfide, air dan CO2. Berupa cairan
hitam dan berbau busuk. Inilah yang menimbulkan bau atau aroma busuk
(Purwendro dan Nurhidayat, 2007).
3.
Kandungan Pupuk Organik Cair
Menurut Djuarni (2006), bahan baku pupuk cair yang sangat bagus
yaitu bahan organik yang mempunyai kandungan air yang tinggi seperti sisa
buah – buahan dan sayuran. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan
organik maka proses penguraian oleh baktri akan semakin lama. Selain
mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Penggunaan
pupuk
organik
mampu
menjadi
solusi
dalam
mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya
bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi
tanah. Perbaikan terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah,
memperbaiki aerasi dan drainase, meningkatkan ikatan antar partikel,
meningkatkan kapasitas menahan air, mencegah erosi dan longsor, dan
13
merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk organik terhadap sifat kimia
yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation, meningkatkan ketersediaan unsur
hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Adapun terhadap
sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi mikroorganisme tanah
seperti fungi, bakteri, serta mikroorganisme menguntungkan lainnya,
sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat (Amilia, 2011).
Pupuk cair organik adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak
padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur
penting guna kesuburan tanah. Pupuk organik cair adalah pupuk yang dapat
memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah,
karena bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk
pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah mengatur
penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk cair organik dalam
pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi
pupuk di satu tempat (Slamet, dkk, 2005).
C. Tinjauan Umum Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk
hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Pupuk organik mengandung banyak
bahan organik daripada kadar haranya.
Sumber bahan organik dapat
berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami,
brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak,
limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota
(sampah) (Ayub.S, 2004).
14
Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik
dibanding bahan pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk
organik pada umumnya rendah dan sangat bervariasi, misalkan unsur
nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga mengandung unsur mikro
esensial lainnya. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur
hara yang lengkap, tetapi tiap jenis unsur hara tersebut rendah. Karakteristik
umum yang dimiliki pupuk organik, ialah: kandungan unsur hara rendah dan
sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat, menyediakan hara
yang terbatas.
Pupuk organik mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk
menggemburkan lapisan tanah (topsoil), meningkatkan populasi jasad renik,
mempertinggi daya serap dan daya simpan air serta dapat meningkatkan
kesuburan tanah (Mul Mulyani Sutedjo, 1995).
1.
Cara Aplikasi Pupuk Organik
Tanah berpasir, bekas pertambangan, tanah tererosi, atau tanah
sangat padat yang mudah retak pada saat musim kemarau, sebaiknya diberi
pupuk organik dalam jumlah besar sebelum digunakan untuk bercocock
tanam. Setelah diberi pupuk organik, dilanjutkan dengan pengolahan tanah.
Kedua perlakuan tersebut digunakan supaya sifat fisik tanah membaik dan
pemakaian pupuk organik menjadi lebih efisien. Kebutuhan dosis pupuk
organik yang sangat besar seringkali menyulitkan proses penebarannya.
Namun, sekarang telah dipasarkan pupuk organik yang dipadatkan dalam
bentuk pelet atau konsentrat. Pupuk organik dalam bentuk tersebut lebih
mudah diaplikasikan dan dosis yang diperlukan menjadi lebih kecil. Dosis
pupuk organik yang besar memang tidak akan merusak tanaman. Namun,
15
keseimbangan antara peningkatan hasil dan biaya yang dikeluarkan harus
dipertimbangkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
pupuk organik adalah sebagai berikut: 1. Penebaran pupuk organik
sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau
penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah
yang lebih dalam. 2. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi
sering, lebih baik dari pada dosis banyak yang diberikan sekaligus. 3. Pada
jagung, cabai, tomat, dan beberapa sayuran, pupuk organik sebaiknya
ditempatkan pada lubang tanaman satu minggu sebelum bibit ditanam. 4.
Pada media tanam dalam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang
ideal adalah 1 : 1. 5. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum
terurai sempurna (rasio C/N masih tinggi), harus diberi jeda waktu antara
pemberian pupuk organik dan penanaman bibit, yakni minimal satu minggu.
Hal itu dilakukan untuk menghindari dampak buruk yang mungkin terjadi
pada tanaman ketika proses penguraian pupuk berlangsung (Novizan, Ir
2005).
16
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di jalan Cipto Mangunkusumo Rt. 20
gg. Langgar, kelurahan Harapan baru, kecamatan Loajanan ilir. Penelitian ini
dilaksanakan selama + 15 hari, semenjak 14 Januari 2016 sampai dengan
29 Januari 2016.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
gelas ukur ukuran 1000 ml , gunting, alat dokumentasi, dan botol aqua 1500
ml.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telasut ayam
sebanyak 90 g , kecap manis sebanyak 390 ml, dan air sebanyak 6000 ml.
C. Perlakuan Penelitian
Perlakuan penelitian ini adalah pembuatan bioaktivator untuk
mempercepat proses fermentasi atau membantu menguraikan bakteri
menguntungkan pada pupuk.
P1 = 10 g Telasut ayam + 5 sachet Kecap manis 65 ml + 1000 ml Air.
P2 = 20 g Telasut ayam + 5 sachet Kecap manis 65 ml + 1000 ml Air.
Hasil analisis dari pupuk organik cair di bandingkan dengan standard
mutu
pupuk
organik
cair
(poc)
PerMenTan
No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
D. Prosedur kerja
1.
Persiapan bahan
Bahan Telasut ayam dipisahkan dari ampela ayam yang didapatkan
dari penjual ayam, selanjutnya membeli kecap manis, semua bahan
17
disiapkan sebelum melakukan penelitian.
2. Pembuatan Pupuk Organik Cair
Bahan yang sudah disiapkan akan dibuat dengan beberapa
perlakuan yaitu, pada perlakuan (P1) bahan Telasut ayam sebanyak 10 g
dicampurkan dengan 5 sachet atau 65 ml kecap manis dan air 1000 ml.
Selanjutnya telasut ayam dan kecap manis dimasukkan kedalam botol aqua
yang sebelumnya berisi air 1000ml dan dikocok secara merata. Pada
perlakuan kedua yaitu (P2) bahan Telasut ayam sebanyak 20 g dicampur
dengan 5 sachet atau 65 ml kecap manis dan air 1000 ml. Lanjutkan dengan
memasukkan telasut ayam dan kecap manis kedalam botol yang berisikan
air dan kocok secara merata.
Semua bahan yang telah tercampur merata lalu didiamkan selama 3
hari sampai 1 minggu dalam keadaan tertutup. Hingga berbau menyengat
seperti ketan hitam, dan cairan berwarna cokelat kekuningan dan siap
diaplikasikan.
E. Parameter Pengamatan
1. Pengamatan fisik Warna, dan bau dilakukan setiap hari.
2. Pengamatan kimia pupuk dilakukan analisis dilaboratorium, yaitu
menganalisis Unsur Hara N, P, dan K yang tekandung dalam pupuk
organik cair tersebut.
F.
Pengolahan Data
Hasil analisis pupuk organik cair dibandingkan dengan standar mutu
pupuk
organik
cair
(poc)
dari
Peraturan
Menteri
Pertanian
No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Standar pembuatan pupuk organik cair
dapat dilihat pada lampiran.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1.
Sifat Fisik Pupuk Organik cair
Dalam penelitian ini waktu yang dibutuhkan dalam proses pembuatan
pupuk organik cair selama 15 hari baik pada perlakuan (P1) dan (P2). Pupuk
dikatakan jadi apabila telah berubah warna dan menimbulkan bau yang
menyengat. Pupuk organik cair yang telah jadi akan berwarna coklat
kekuningan dan bau menyengat.
Tabel 2. Hasil pengamatan harian pupuk organik cair pada perlakuan
(P1)
No
Warna
Bau
Bercak Putih
1
Hitam Kecoklatan
Tidak berbau
Tidak Ada
2
Hitam Kecoklatan
Tidak berbau
Tidak Ada
3
Hitam Kecoklatan
Bau
Ada
4
Hitam Kecoklatan
bau
Ada
5
Hitam Kecoklatan
bau
Ada
6
Hitam Kecoklatan
Bau Menyengat
Ada
7
Coklat Kemerahan
Bau Menyengat
Ada
8
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
9
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
10
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
11
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
12
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
13
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
14
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
15
Coklat Kekuningan
Bau Menyengat
Ada
Tabel 3. Hasil pengamatan harian pupuk organik cair pada perlakuan
(P2)
No
Warna
Bau
Bercak Putih
1
Hitam Kecoklatan
Bau
Tidak Ada
2
Hitam Kecoklatan
Bau
Tidak Ada
3
Hitam Kecoklatan
Bau
Tidak Ada
4
Hitam Kecoklatan
bau
Tidak Ada
5
Coklat Kemerahan
bau
Ada
6
Coklat Kemerahan
Bau Menyengat
Ada
7
Coklat Kemerahan
Bau Menyengat
Ada
8
Coklat Kemerahan
Bau Menyengat
Ada
9
Coklat Kemerahan
Bau Menyengat
Ada
19
Tabel 3. lanjutan
10
Coklat Kekuningan
11
Coklat Kekuningan
12
Coklat Kekuningan
13
Coklat Kekuningan
14
Coklat Kekuningan
15
Coklat Kekuningan
2.
Bau Menyengat
Bau Menyengat
Bau Menyengat
Bau Menyengat
Bau Menyengat
Bau Menyengat
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Sifat Kimia Pupuk organik cair
Setelah pupuk organik cair telah mengalami fermentasi atau telah
jadi maka dilakukan uji Laboratorium untuk mengetahui kandungan Unsur
Hara yang meliputi N, P, dan K dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 4. Hasil Uji kimia di Laboratorium pupuk organik cair pada
perlakuan (P1)
Standar mutu POC
Hasil Uji
No
Parameter
Satuan
No.70/Permentan/SR.1
Laboratorium
40/10/2011.
1
N total
%
0,06
3–6
2
P total
%
0,0031
3–6
3
K total
%
0,056
3–6
Sumber : Laboratorium Tanah dan Air Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda 2016
Tabel 5. Hasil Uji kimia di Laboratorium pupuk organik cair pada
perlakuan (P2)
No
Parameter
Satuan
Hasil Uji
Laboratorium
Standar mutu POC
No.70/Permentan/SR.
140/10/2011.
1
N total
%
0,04
3–6
2
P total
%
0,0026
3–6
3
K total
%
0,0160
3–6
Sumber : Laboratorium Tanah dan Air Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda 2016
20
B. Pembahasan
1.
Sifat Fisik Pupuk Organik Cair
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan kedalam tanah untuk
menyediakan esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan
Vitamin bagi tanah yang dapat membuat tanah lebih gembur dan subur.
dengan tanah yang gembur dan subur itulah, maka tanaman dapat tumbuh
dan menghasilkan Buah dan Daun yang besar, sehat, dan dalam jumlah
banyak. Bahan-bahan yang diguanakan dalam pembuatan pupuk cair adalah
bahan-bahan yang mudah terurai seperti sisa tanaman dan sisa hewan
(kotoran ternak). Pupuk Organik Cair, adalah jenis pupuk yang berbentuk
cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsurunsur penting guna kesuburan tanah. Pupuk Organik Cair adalah pupuk
yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan Kebutuhan Tanaman
pada tanah, karena bentuknya yang cair, maka jika terjadi kelebihan
kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya tanaman akan mudah
mengatur penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. Pupuk Organik
Cair tidak merusak humus Tanah walaupun seringkali digunakan. selain itu
pupuk ini juga memiliki zat pengikat larutan hingga bisa langsung digunakan
pada tanah tidak butuh interval waktu untuk dapat menanam tanaman.
Dalam proses fermentasi pupuk organik cair selama 15 hari, telah
dilaksanakan pengamatan terhadap dua perlakuan yaitu sifat fisik pupuk
organik cair yang meliputi warna, bau dan bercak putih pada permukaan
cairan Purwendro dan Nurhidayat (2007). Pupuk mengalami fermentasi
akibat telah bercampur dengan bahan yang sebelumnya difermentasikan
yaitu kecap manis.
21
a. Warna
Menurut
Purwendro dan Nurhidayat
(2007),
Pupuk
cair
dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya
sempurna. Yaitu cairan yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna
kuning kecoklatan. Setelah proses fermentasi maka pupuk organik cair
yang terbuat dari telasut ayam ini mengalami perubahan warna yaitu
pada perlakuan (P1) pada hari ke 8 menunjukan perubahan warna
menjadi coklat kekuningan, dan perlakuan (P2) pada hari ke 10
menunjukan perubahan warna menjadi coklat kekuningan.
Pada
perlakuan (P1) perubahan warna lebih lama dari pada perlakuan (P2)
dengan selisih waktu dua hari dikarenakan pada perlakuan (P1)
mengandung sedikit bahan organik sehingga proses pemecahan
senyawa organik lebih cepat oleh mikroba (FG. Winarno,1984:59).
b. Bau
Menurut
Purwendro dan Nurhidayat
(2007),
Pupuk
cair
dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya
sempurna. Yaitu berbau yang menyengat. Bau tersebut dapat dikurangi,
bahkan dihilangkan dengan cara memberikan pewangi. Namun, karena
bahan yang dihasilkan merupakan produk organik, bahan pewanginya
pun harus menggunakan bahan alami. Adapun bahan pewangi alami
yang dapat digunakan yaitu sereh wangi, jeruk citrum dan pandan. Pupuk
organik cair berasal dari bahan organik, sehingga menimbulkan bau.
Pupuk mengalami fermentasi. Setelah proses fermentasi maka pupuk
organik cair yang terbuat dari telasut ayam ini mengalami perubahan bau
dari pertama pembuatan hingga masa fermentasi bau pupuk organik akan
22
berubah menghasilkan bau yang menyengat, yaitu pada perlakuan (P1)
pada hari ke 6 menunjukan perubahan bau menjadi bau menyengat, dan
perlakuan (P2) pada hari ke 6 menunjukan perubahan bau menjadi bau
menyengat.
Pupuk
berbau
menyengat
karena
telah
mengalami
fermentasi yang sempurna. Hasil perubahan bau tersebut sesuai dengan
pendapat (Purwendro dan Nurhidayat, 2007).
c. Bercak Putih
Menurut Purwendro dan Nurhidayat (2007) Pupuk cair dikatakan
bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya sempurna.
Pengomposan yang matang bisa diketahui dengan memperhatikan
keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil ditandai
dengan adanya bercak – bercak putih pada permukaan cairan. Pada
perlakuan (P1) pupuk organik cair telasut ayam ini mengalami
keberhasilan fermentasi yaitu pada hari ke 3, dan pada perlakuan (P2)
mengalami keberhasilan fermentasi yaitu pada hari ke 5 sehingga
menimbulkan bercak putih pada cairan. dikarenakan pada perlakuan (P1)
mengandung sedikit bahan organik sehingga proses pemecahan
senyawa organik lebih cepat oleh mikroba (FG. Winarno,1984:59).
2.
Sifat Kimia pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak
beredar di pasaran. Pupuk oranik cair kebanyakan diaplikasikan melalui
daun yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S Ca, Mg,
B,Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair mempunyai
beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan meningkatkan
pembentukan klorofil daun.
23
a. Nitrogen (N)
Pupuk Organik Cair ini mempunyai nilai N Total 0,006 % pada
perlakuan (P1) dan 0,04 % pada perlakuan (P2) belum memenuhi Standar
Mutu Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah No.
70/Permentan/SR.140/10/2014.
Kandungan nitrogen dalam tanaman paling banyak dibanding hara
mineral yang lain, yaitu sebanyak 2-4% dari berat kering tanaman.
Kecuali dalam bentuk yang melalui proses fiksasi nitrogen pada tanaman
legume, tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk ion nitrat (NO3-) atau
ion ammonium (NH4-). Nitrogen memegang peranan penting sebagai
penyusun klorofil, yang menjadikan daun berwarna hijau. Warna daun ini
merupakan petunjuk yang baik bagi aras nitrogen suatu tanaman.
Kandungan nitrogen yang tinggi menjadikan dedaunan lebih hijau dan
mampu bertahan lama, sehingga untuk sejumlah tanaman menyebabkan
keterlambatan ini sampai pada tingkat yang tidak menguntungkan bagi
tanaman, maka dapat menyebabkan tanaman mengalami gagal panen.
Tanaman yang kaya nitrogen akan memperlihatkan warna daun kuning
pucat sampai hijuan kemerahan, sedangkan jika kelebihan unsur nitrogen
akan berwarna hijau kelam (Poerwowidodo, 1996).
b. Fosfor (P)
Fosfor (P) merupakan unsur hara essensial tanaman. Tidak ada
unsur lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam tanaman,sehingga
tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk
pertumbuhannya secara normal. Fungsi penting fosfor di dalam tanaman
yaitu dalam proses fotosintesis,respirasi, transfer dan penyimpanan
24
energi,pembelahan dan pembesaran sel serta proses - proses didalam
tanaman lainnya (Winarso, 2005).
Fosfor juga mempunyai peran penting dalam membrane tanaman,
tempat fosfor tersebut terikat pada molekul lipida yang merupakan
senyawa yang dikenal sebagai fosfolipida (Samekto,2008).P (fosfor)
dalam tanaman berfungsi dapat mempercepat pertumbuhan akar semai,
dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda
menjadi tanaman dewasa, dapat mempercepat pembungaan dan
pemasakan buah, dapat meningkatkan biji-bijian.Sumber zat fosfat
berada di dalam tanah sebagai fosfat mineral yang kebanyakan dalam
bentuk batu kapur fosfat, sisa-sisa tanaman, bahan organis, dan dalam
bentuk pupuk buatan (Sutejo, 1990).
c. Kalium (K2O)
Pupuk organik cair hasil penelitian ini memiliki nilai K2O 0,056%
pada perlakuan (P1) dan 0,0160% pada perlakuan (P2) masih belum
memenuhi Standar Mutu Pupuk Organik, Pupuk hayati dan Pembenah
Tanah No.70/Permentan/SR.140/10/2011. Kalium merupakan unsur
kedua terbanyak setelah nitrogen dalam tanaman. Kadarnya 4-6 kali
besar dibanding P, Ca, Mg, dan S. Kalium diserap dalam bentuk kation K
monovalensi dan tidak terjadi transformasi K dalam tanaman. Bentuk
utama dalam tanaman adalah kation K monovalensi. Kation ini unik dalam
sel tanaman. Unsur K sangat berlimpah dan mempunyai energy hidrasi
rendah sehingga tidak menyebabkan polarisasi molekul air. Jadi, unsur ini
minimal berinterverensi dengan fase pelarut dari kloroplas. Kekurangan
kalium dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun tampak - keriting
25
dan mengkilap. Selain itu, juga dapat menyebabkan tangkai daun lemah
sehingga mudah terkulai dan kulit biji keriput (Pranata, 2004).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Waktu yang digunakan untuk memfermentasikan telasut ayam dengan
kecap manis yaitu 5 hari pada perlakuan yang berbeda berat dari telasut
ayam,
hingga
menimbulkan
bau
menyengat,
berwarna
coklat
kekuningan dan bercak putih pada permukaan cairan.
2.
Kandungan unsur hara pupuk organik cair yang diteliti pada perlakuan
P1 yaitu N total (0,08%), P total (0,0030%), dan K total (0,1292%) masih
belum memenuhi standar mutu Pupuk Peraturan Menteri Pertanian
No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
3.
Kandungan unsur hara pupuk organik cair yang diteliti pada perlakuan
P2 yaitu N total (0,03%), P total (0,0027%), dan K total (0,0161%) masih
belum memenuhi standar mutu Pupuk Peraturan Menteri Pertanian
No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meningkatkan kandungan
unsur hara N, P dan K pupuk organik cair dari telasut ayam dan kecap manis
sehingga dapat memenuhi standar mutu Pupuk Peraturan Menteri Pertanian
No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Yusefa. 2011. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis
Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza Sativa L.).
Departemen Agronomi Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Ayub.S. 2004. Pupuk Organik Cair. Jakarta:PT Agromedia Pustaka. Hal 15-18.
Depkes. 1998. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta : Depkes.
Djuarni, Nan. Ir, M.Sc., Kristian., Setiawan, Budi Susilo. 2006. Cara Cepat
Membuat Kompos. Jakarta: AgroMedia. Hal 36 – 38.
FG. Winarno, 1984. Pengantar Teknologi Pangan. Jakarta: Gramedia.
Hieronymus Budi Santosa, 1995.
Kanisius.
Kecap dan Tauco Kedelai. Yogyakarta:
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Jakarta : Agro Media.
Made Astawan, Mita W. A., 1991. Teknologi Pengolahan Pangan Nabati Tepat
Guna. Bogor: Akademika Pressindo.
M. Lies Suprapti. 2005. Kecap Tradisional. Yogyakarta: Kanisius.
Novizan, Ir 2005. Petunjuk pemupukan yang efektif. AgroMedia Pustaka,
Jakarta.
Parnata, A.S.2004 Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya.Jakarta:
Agromedia Pustaka.
Poerwowidodo.1996. Telaah Kesuburan Tanah.Yogyakarta : UGM Press.
Purwendro, D. dan Nurhidayat T. 2007. Pembuatan Pupuk Cair. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Samekto Riyo.2008. Pemupukan .Yogyakarta :PT.Aji Cipta Pratama.
Slamet, R., Arbianti, dan Daryanto. 2005. Pengolahan Limbah Organik (Fenol)
Dan Logam Berat (Cr6+ Atau Pt4+) Secara Simultan Dengan
Fotokatalis TiO2, ZnO-TiO2, DAN CdS-TiO2. Jurnal Makara
Teknologi Vol. 9(2) Hal: 1-3.
Suhedi Phrimantoro, Bambang. 1995. Kandungan Zat Hara Pada Pupuk
Organik Cair. Surabaya: Pengolahan Lahan Sempit. Vol 32.
28
Suriadikarta, Didi Ardi., Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk Organik dan
Pupuk Hayati. Jawa Barat:Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Sumberdaya Lahan Pertanian. Hal 2.
Sutejo, M. M. 1990. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sutedjo. M. M, 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Sutedjo, Mulyani. 2010. Pupuk dan Cara pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta.
Winarso,Sugeng.2005. Kesuburan Tanah: Dasar jesehayan dan kualitas
tanah.Yogyakarta:Penerbit Gaya Media
Yuliarti, N dan Isroi, 2009. Kompos. Yogyakarta: C.V Andi Offset.1 : 9-30
29
.
LAMPIRAN
30
Lampiran 1. Dokumentasi Alat dan Bahan Penelitian
Gambar 1. Alat – Alat Penelitian
Gambar 2. Timbangan Analitik
31
Gambar 3. Gelas Ukur
Gambar 4. Botol Aqua 1500 ml
32
Gambar 5. Gunting
Gambar 6 Pisau
33
Gambar 7. Pemisahan Telasut ayam dari Ampela
Gambar 8. Bahan – Bahan penelitian
34
Gambar 9. Telasut ayam
Gambar 10. Penimbangan telasut ayam 20 g
35
Gambar 11. Penimbangan telasut ayam 10 g
Gambar 12. Pengukuran air dengan gelas ukur
36
Gambar 13. Pengisian air kedalam botol Aqua
Gambar 14. Penuangan kecap manis
37
Gambar 15. Pupuk Cair Hari ke 1 P1.
Gambar 16. Pupuk Cair Hari ke 1 P2.
38
Gambar 17. Pupuk organik cair hari ke 3 pada perlakuan P1
Gambar 18. Pupuk organik cair pada hari ke 3 perlakuan P2
39
Gambar 19. Bercak Putih pada hari ke 7 perlakuan P1
Gambar 20. Bercak putih pada hari ke 5 perlakuan P2
40
Lampiran 2. Standar Mutu dan Kemurnian Pupuk Organik Cair
PerMenTan No.28/Permentan/OT.140/2/2009.
Beberapa Parameter Penting dalam pemilihan Pupuk Organik Cair yang
bermutu:
PARAMETER
SATUAN
STANDAR
C-Organik
%
>=4
N,P,K
%
<2
Patogen
cfu/g
<102
Mikroba
Fungsional
cfu/g
-
Apa ini?
Kandungan COrganik
Indikasinya bila
melebihi 2%, maka
patut diduga POC
telah dicampur
dengan Kimia
Anorganik, Karena
Bahan Organik
sedikit sekali yang
melebihi 2%.
Untuk Salmonella
harusnya Negatif
(=)karena tingkat
bahayanya.
Point penting
dalam hal ini bukan
hanya jumlah
bakteri akan tetapi
tingkat keaktifan
bakteri, banyak
pun percuma bila
tidak bekerja.
41
Lampiran 3. Standar Mutu dan Kemurnian Pupuk Organik Cair
PerMenTan No.70/Permentan/SR.140/10/2011.
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Parameter
C- organik
Bahan Ikutan
(plastic,kaca,kerikil)
Logam berat
- As
- Hg
- Pb
- Cd
pH
Hara Makro
- N
- P₂O₅
- K₂O
Mikroba Kontaminan
- E coli
- Salmonella sp
Hara Mikro
- Fe total atau
- Fe tersedia
- Mn
- Cu
- Zn
- B
- Co
- Mo
Unsur lain :
- La
- Ca
Satuan
Standar Mutu
%
%
Min 6
Maks 2
ppm
ppm
ppm
ppm
Maks 2,5
Maks 0,25
Maks 12,5
Maks 0,5
-
4-9
%
%
%
3-6
3-6
3-6
Maks 10²
Maks 10²
MPN/ml
MPN/ml
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
ppm
90-900
5-50
250-5000
250-5000
250-5000
125-5000
5-20
2-10
ppm
ppm
0
0
Download