PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG SEDANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Lidwina Evira Yoga Pratiwi NIM : 109114043 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHRAMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tidak ada yang tidak mungkin di hadapan Allah jika kita mau terus berusaha dan berdoa semua akan selalu indah pada waktu- Nya iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HALAMAN PERSEMBAHAN SKRIPSI ini kupersembahkan bagi : Tuhanku Yesus Kristus Sahabat yang selalu mendengar segala keluhan dan ceritaku melalui doa yang selalu aku panjatkan kepada-Nya dan selalu menolong dengan banyak cara yang bahkan aku sendiri tidak menyadari dan tidak akan menyangkanya Bunda Maria dan Santo Yudas Tadeus Yang selalu menjadi penolong saat aku merasa putus asa dan seakan tidak mempunyai harapan Serta Orang-orang terkasihku yang sudah memberikan banyak hal padaku secara materi maupun dukungan serta cinta yang luar biasa Keluarga tercintaku, My best Valentinus yang selalu mendukung walaupun selalu jadi tempat pelampiasanku Serta teman-teman terbaikku, Immartha, Hoyi, Sista, Nana Krisna, Yovidia, Fiona Simbah yang selalu mendukung dengan caranya masing-masing dan mau berjuang bersama-sama v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN MANAJEMEN KONFLIK PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG SEDANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH Lidwina Evira Yoga Pratiwi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Hipotesis yang diajukan yaitu (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi serta kolaborasi (2) Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari, akomodasi serta kompetisi. Subjek penelitian sebanyak 50 orang dengan rentan usia mulai dari 18 tahun sampai dengan 24 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner tercetak dan menggunakan google doc untuk disebar melalui media online. Koefisien reliabilitas dari skala harga diri adalah 0,984 dan koefisien reliabilitas dari skala manajemen konflik adalah 0,925. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) antara harga diri dan manajemen konflik kompromi, kolaborasi dan menghindari memiliki hubungan yang linear dengan taraf signifikansi 0.001 ,0.025, dan 0.021, (2) antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi dan kompetisi tidak memiliki hubungan yang linear karena taraf signifikansinya sebesar 0.398 dan 0.0697. Koefisien korelasi yang diperoleh dari penelitian ini adalah: (1) antara harga diri dan manajemen konflik kompromi, kolaborasi serta menghindar memiliki koefisien korelasi masing-masing adalah 0.385, p=0.001 ; 0.323, p=0.006, serta -0.347, p=0.005 , (2) antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi memiliki koefisien korelasi (rho) sebesar -0.053, p=0.356 , dan (5) antara harga diri dan manajemen konflik memiliki koefisien korelasi (rho) sebesar 0.060, p=0.339. Hal ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi dan kolaborasi, (2) terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari, (3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi dan kompetisi. Kata kunci : Harga diri, Manajemen konflik , Individu dewasa awal yang MENJALANIi hubungan jarak jauh. vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI RELATIONSHIP BETWEEN SELF-ESTEEM AND CONFLICT MANAGEMENT IN EARLY ADULT INDIVIDUALS WHO HAS A LONGDISTANCE DATING RELATIONSHIP Lidwina Evira Yoga Pratiwi ABSTRACT This study aims to find a significant relationship between self-esteem and conflict management in early adult individuals who has a long-distance dating relationship . The hypothesis proposed: (1) There is a significant positive relationship between self-esteem and conflict management compromise and collaboration (2) There is a significant negative relationship between self-esteem and avoid conflict management, accommodation and competition. Subject of research are 50 people with ages ranging from 18 years old up to 24 years old . This research is correlational research . Data collected through questionnaires printed and using google doc to spread through online media. Reliability coefficient of self-esteem scale was 0.984 and the coefficient of reliability of the scale of conflict management is 0.925. Linearity test results in this study are as follows : (1) between self-esteem and conflict management compromise, collaboration and avoid having a linear relationship with a significance level of 0.001, 0.025, and 0.021,(2) between self-esteem and conflict management accommodation and competition does not have a linear relationship as the level of significance of 0.398 and 0.697. The correlation coefficient obtained from this study are : (1) between self-esteem and conflict management compromise, collaboration and avoid having correlation coefficient is 0.385, p=0.001 ; 0323, p=0.006, and -0347, p = 0.005, (2) between self-esteem and conflict management accommodation has a correlation coefficient (rho) is -0053, p = 0356 ,and (5) between self-esteem and conflict management has a coefficient correlation (rho) is 0.060 ,p = 0.339. This shows that : (1) there is a significant positive relationship between self-esteem and conflict management compromise and collaboration, (2) there is a significant negative relationship between self-esteem and avoid conflict management, (3) There is no significant relationship between self-esteem and conflict management accommodation and competition. Keywords : Self-esteem , conflict management , early adult Individuals who has long-distance relationship . viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat yang dilimpahkan padaku sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga Diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal yang Sedang Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh” ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu juga kepada Bunda Maria serta Santo Yudas Tadeus yang selalu memberikan pertolongan kepadaku selama proses pengerjaan skripsi ini berlangsung. Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga Skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasi kepada : 1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. , selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. , selaku Kepala Program Studi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma 3. Ibu Debri Pristinella M.Si. , selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang dibagikan kepada saya dalam proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai. 4. Mbak Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati S.Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing Akademik 5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terimkasih atas ilmu yang saya terima 6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni dan Pak Gie. Terimakasih atas pelayanan serta keramahannya selama ini. 7. Keluargaku, Bapak, Ibuk, mbak Dina, mas Koko, Gavino yang selalu memberikan semangat, dukungan, bantuan, cinta , kasih sayang dan kesabaran serta doa selama ini, terutama disaat sulit , I love you so much. 8. My best, Valentinus Aditya Mahardika. Terimakasih untuk dukungan, semangat, kesabaran, pengertian dan semua pelajaran hidup yang aku terima dari proses kita bersama-sama sampai saat ini, I love you. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9. Teman-teman terbaikku, Immartha, Sista, Hoyi, Nana krisna, Yovidia, Simbah Fiona dan pasangannya Akeng. Terimaksih karena selalu saling mendukung, menguatkan serta saling menyemangati satu sama lain. 10. Seluruh saudaraku dan teman-temanku lainnya yang selalu bertanya “kapan lulus” sehingga aku selalu memiliki semangat untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman Psikologi 2010 baik yang kenal atau gak kenal, yang sering ketemu atau enggak, yang seing ngobrol atau gak. Terimaksih atas kebersamaannya selama menjalani kuliah. Dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan Skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih. Yogyakarta, Mei 2015 Penulis xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEBIMBING ......................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iii HALAMAN MOTTO .............................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................... vi ABSTRAK ................................................................................................ vii ABSTRACT.............................................................................................. viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ......... ix KATA PENGANTAR ............................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................ xii DAFTAR TABEL ................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvii BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 10 C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10 D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10 BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 12 A. Harga Diri ...................................................................................... 12 1. Pengertian Harga Diri .............................................................. 12 xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Aspek Harga Diri .................................................................... 14 3. Penggolongan Harga Diri ....................................................... 16 B. Manajemen Konflik ...................................................................... 18 1. Pengertian Konflik .................................................................. 18 2. Sumber Konflik dalam Pacaran Jarak Jauh............................. 19 3. Pengertian Manajemen Konflik .............................................. 20 4. Manajemen Konflik pada Hubungan Pacaran ........................ 21 5. Jenis Gaya Manajemen Konflik ............................................. 22 6. Manfaat Konflik yang Ditangani dengan Manajemen Konflik 28 yang Konstruktif ...................................................................... C. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh ..................... 30 1. Dewasa Awal ........................................................................... 30 2. Pengertian Pacaran Jarak Jauh ................................................. 31 3. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh ............... 33 D. Dinamika Hubungan Antara Harga Diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal Yang Sedang Menjalan Hubungan 33 Pacaran Jarak Jauh ........................................................................ E. Hipotesis ....................................................................................... 39 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 40 A. Jenis Penelitian ............................................................................. 40 B. Indentifikasi Variabel Penelitian .................................................. 40 C. Definisi Operasional ..................................................................... 40 1. Harga Diri ............................................................................... 40 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. Manajemen Konflik ............................................................... 42 D. Subjek Penelitian .......................................................................... 43 E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 45 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ........................................... 47 1. Estimasi Validitas................................................................... 47 2. Seleksi Item ............................................................................ 47 3. Estimasi Reliabilitas ............................................................... 51 G. Metode Analisis Data ................................................................... 52 1. Uji Asumsi ............................................................................. 52 a. Uji Normalitas ................................................................. 52 b. Uji Linearitas ................................................................... 52 2. Uji Hipotesis .......................................................................... 53 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 54 A. Persiapan Penelitian ..................................................................... 54 B. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 55 C. Deskripsi Subjek ........................................................................... 56 D. Hasil Penelitian ............................................................................. 60 1. Uji asumsi ............................................................................... 60 a. Uji Normalitas .................................................................. 60 b. Uji Linearitas .................................................................... 62 c. Uji Hipotesis ..................................................................... 64 2. Analisis Tambahan ................................................................. 68 E. Pembahasan .................................................................................. 70 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 80 A. Kesimpulan .................................................................................. 80 B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 81 C. Saran ............................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 83 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 1 Blue Print Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba .................. 46 Tabel 2 Blue Print Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba .... 46 Tabel 3 Blue Print Skala Harga Diri Setelah Uji Coba ..................... 49 Tabel 4 Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Uji Coba ...... 50 Tabel 5 Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang ................................................................ 51 Tabel 6 Deskripsi Usia Subjek Penelitian ......................................... 56 Tabel 7 Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian .......................... 57 Tabel 8 Deskripsi Pendidikan Saat Ini dari Subjek Penelitian ......... Tabel 9 Deskripsi Domisili Subjek Penelitian ................................... 57 Tabel 10 Deskripsi Domisili Pasangan Subjek Penelitian ................... 58 Tabel 11 Deskripsi Lama Subjek Menjalani Hubungan Pacaran Jarak Jauh ...................................................................................... Tabel 12 59 Deskripsi Intensitas Bertemu Subjek dan Pasangannya dalam Sebulan ...................................................................... Tabel 13 57 59 Hasil Uji Normalitas Skala Harga Diri dan Manajemen Konflik ................................................................................. 61 Tabel 14 Ringkasan Uji Linearitas ...................................................... 63 Tabel 15 Hasil Skor Korelasi antara Harga Diri dan Manajemen Konflik Kompromi, Kolaborasi, Menghindari .................... xvi 65 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 16 Hasil Skor Korelasi antara Harga Diri dan Manajemen Konflik Akomodasi dan Kompetisi ...................................... 66 Tabel 17 Deskripsi Data Penelitian ..................................................... 68 Tabel 18 Hasil Mean Teoritis dan Mean Empiris ............................. 69 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Skala Penelitian ...................................................... 86 Lampiran 1.A Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba ...................... 86 Lampiran 1.B Skala Harga Diri Penelitian .................................... 90 Lampiran 1.C Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba ....... 94 Lampiran 1.D Skala Manajemen Konflik Penelitian .................... 100 Lampiran 2 Hasil Penelitian ....................................................... 103 Lampiran 2. A Reliabilitas Skala Harga Diri .................................. 103 Lampiran 2. B Reliabilitas Skala Manajemen Konflik .................. 107 Lampiran 2. C Hasil Uji Normalitas ............................................. 109 Lampiran 2. D Hasil Uji Linearitas ................................................ 109 Hasil Korelasi Antara Harga Diri dan Manajemen Lampiran 2. E 110 Konflik ................................................................... Lampiran 2. F Tabel Mean Empirik ............................................... 112 Lampiran 2. G Rumus Mean Teoritis ............................................. xviii 112 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa dewasa awal merupakan salah satu fase perkembangan dalam rentang kehidupan manusia yang dimulai pada akhir belasan tahun atau awal duapuluhan tahun sampai dengan usia tigapuluhan tahun (Santrock, 2008). Pada masa ini, salah satu tugas perkembangan yang harus dilalui individu adalah menjalin relasi yang lebih intim dan personal dengan orang lain (Hurlock, 1990). Salah satu bentuk relasi yang lebih intim adalah berpacaran. Dalam menjalani hubungan pacaran, terkadang individu tidak dapat selalu berdekatan secara fisik dengan pasangannya. Banyak hal yang menjadi alasannya, misalnya seperti perbedaan kota dimana individu dan pasangannya tinggal, perbedaan tempat kerja ataupun sekolah. Hal seperti ini membuat individu dan pasangannya harus menempuh hubungan pacaran jarak jauh. Hubungan pacaran jarak jauh menurut Beebe (2011), merupakan sebuah hubungan yang tidak memungkinkan individu dan pasangannya untuk bertemu secara face to face karena terpisah oleh jarak dalam jangka waktu tertentu. Situasi pacaran jarak jauh seringkali menyebabkan kondisi yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan sehingga rentan terhadap munculnya konflik. Diah (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa masalah yang seringkali terjadi dalam hubungan pacaran jarak jauh disebabkan karena 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 adanya kekawatiran akan pasangan menyukai atau disukai oleh orang lain, berkurangnya rasa kepercayaan, dan kesalahpahaman karena komunikasi yang dijalin kurang baik. Selain itu Cameron dan Ross (dalam Permatasari, 2013) juga menyatakan bahwa pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh berpotensi mengalami berbagai resiko interpersonal dalam hubungan mereka, seperti ketidakpuasan, ketidakamanan, ketidakpercayaan, ketidakstabilan, dan stress dalam sebuah hubungan. Konflik seringkali dipandang sebagai keadaan yang buruk dan harus dihindari karena dianggap sebagai faktor yang dapat merusak suatu hubungan. Namun Supratiknya (1995) yang berpendapat bahwa rusaknya hubungan lebih disebabkan oleh penanganan konflik yang dilakukan dengan cara yang kurang tepat. Menurut Wood (2007), adanya konflik bukan berarti hubungan yang dijalani tidak sehat. Konflik berpengaruh terhadap pengembangan pribadi dan mampu membuat seseorang lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Dengan evaluasi yang dilakukan terhadap diri akan muncul perbaikan-perbaikan dalam diri supaya konflik tidak terulang lagi (Supratiknya, 1995). Relasi antar pribadi dapat tumbuh melalui penyelesaian konflik secara efektif, maka penting untuk mempelajari berbagai cara yang efektif dalam menyelesaikan konflik dalam relasi antarpribadi (Adams, 1995). Hubungan dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang yang terlibat didalamnya menangani konflik (Wood, 2007). Cara yang dipilih seseorang dalam menghadapi suatu situasi konflik seringkali disebut sebagai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 manajemen konflik (Winardi,1994). Jika pasangan tidak memiliki manajemen konflik yang baik, maka masalah sekecil apapun akan menjadi persoalan yang besar (Wood, 2007). Ada beberapa gaya dalam strategi manajemen konflik, yaitu dengan menghindari, akomodasi, kompetisi, kompromi dan kolaborasi atau kerjasama (Beebe, 2011). Dari beberapa gaya manajemen konflik tersebut dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif dan yang cenderung bersifat konsruktif. Menurut Wood (2007), manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktrif adalah menghindari, akomodasi dan kompetisi. Menghindari masalah termasuk dalam manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif karena dengan menghindari konflik, masalah dalam hubungan tidak akan terselesaikan walaupun terkesan hilang namun ada tendensi untuk muncul kembali. Akomodasi dan kompetisi juga termasuk dalam kategori manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif karena memandang konflik sebagai perselisihan yang hanya memiliki satu pemenang, sehingga salah satu pihak yang berkoflik tidak akan mendapat penyelesaian yang memuaskan. Menurut hasil penelitian mengenai negosiasi strategi manajemen konflik pada hubungan jarak jauh maupun jarak dekat (Reys, 2011) menemukan strategi manajemen konflik dominasi berkorelasi negatif dengan komitmen dan kepuasan hubungan. Strategi manajemen konflik dominasi disebut juga sebagai strategi kompetisi termasuk dalam strategi manajemen konflik yang berorientasi menang-kalah. Apabila penggunaan strategi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 manajemen konflik dominasi meningkat, maka rasa komitmen dan kepuasan terhadap hubungan menurun. Hal ini dikarenakan ketika hanya satu orang dalam hubungan yang lebih kuat, egois, dan seringkali mencoba untuk mendominasi pasangannya, maka pasangan tersebut berpotensi untuk merasa kurang puas dan kurang terlibat dalam hubungan. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi manajemen konflik secara destruktif seringkali akan membuat kepuasan dalam hubungan romantis menjadi rendah. Tidak menutup kemungkinan hal tersebut membuat hubungan yang dibangun menjadi rusak. Dua manajemen konflik yang lainnya yaitu kompromi dan kolaborasi termasuk dalam kategori manajemen konflik yang cenderung bersifat konstruktif, hal ini dikarenakan penyelesaian konflik melalui manjemen konflik kompromi dan kolaborasi menghasilkan solusi yang cukup memuaskan bagi kedua pihak yang berkonflik serta bersifat melindungi kesehatan hubungan. Penelitian yang dilakukan oleh Reys (2011) juga menunjukkan bahwa gaya manajemen konflik integrasi atau disebut juga dengan kolaborasi serta gaya manajemen konflik kompromi berkorelasi secara signifikan dan positif dengan komitmen dan kepuasan. Hal ini dikarenakan ketika strategi manajemen konflik integrasi dan kompromi yang digunakan, maka rasa komitmen dan kepuasan hubungan menjadi meningkat. Ketika individu mampu memenuhi kebutuhan satu sama lain dengan baik dan memuaskan, serta mampu berdiskusi mengenai pemecahan masalah dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 baik, maka individu tersebut cenderung tetap mampu mempertahankan perasaan positifnya pasca konflik dengan pasangannya. Dalam pacaran jarak jauh dibutuhkan strategi dan usaha yang lebih untuk mempertahankannya ketika ada konflik. Hal ini dikarenakan pada hubungan jarak jauh tidak memungkinkan individu dan pasangannya dapat bertemu secara face to face untuk menyelesaikan konflik saat itu juga. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gayle (2012) mengenai strategi manajemen konflik pacaran jarak jauh ditemukan bahwa seringkali individu yang berkonflik mencoba mendiskusikan konflik yang ada melalui alat komunikasi yang ada, mencoba mengalah pada pasangannya, saling serang melalui perkataan, dan seringkali juga menghindarinya dan mengabaikannya. Memahami apa yang diinginkan oleh masing-masing individu yang berkonflik adalah langkah penting untuk menemukan cara manajemen konflik yang efektif Beebe (2011). Menghargai diri sendiri, orang lain dan hubungan yang terjalin akan berpengaruh terhadap usaha menangai konflik (Wood, 2007). Kemampuan menghargai diri sendiri berkaitan dengan harga diri yang dimiliki oleh individu tersebut. Rossenberg (dalam Herkusumaningtyas, 2001) mendefinisikan harga diri sebagai perasaan individu bahwa dirinya berharga, dapat menerima dirinya apa adanya, puas akan apa yang dimilikinya dan tidak merasa kecewa dengan keterbatasannya. Individu yang mampu menghargai dirinya dengan baik, maka mampu menghargai orang lain dengan baik pula. Selain itu, orang yang mampu memahami dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 6 menerima perasaannya, maka biasanya akan lebih mudah untuk peka dan menerima perasaan orang lain pula. Harga diri mempengaruhi bagaimana penerimaan diri seseorang, selain itu harga diri juga mempengaruhi cara berperilaku dan berhubungan dengan orang lain Beebe (2011). Harga diri menyaring setiap interaksi seseorang dengan orang lain dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain Beebe (2011). Branden (dalam Simbolon, 2009) berpendapat bahwa harga diri penting dalam perkembangan perilaku seseorang karena berpengaruh pada proses berpikir, tingkat emosi, keputusan yang diambil serta nilai dan tujuan hidup yang dipilih. Seseorang yang tidak menyukai dirinya akan sukar menyukai orang lain dan tidak akan mampu membangun relasi yang efektif dengan orang lain. Menurut Clemens dan Bean (dalam Simbolon, 2009), orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang hal yang penting dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Clemens juga berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan merasa tidak dihargai, menunjukkan emosi dan perasaan yang negatif dan seringkali meghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Dalam sebuah relasi pacaran jarak jauh, butuh kepercayaan, komitmen, penerimaan, komunikasi yang baik, untuk menjaga hubungan supaya tetap berlangsung dengan baik. Karena hubungan jarak jauh tidak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 7 mungkin terlepas dari adanya konflik, maka butuh strategi khusus (Beebe, 2009). Keterpisahan secara fisik yang dialami oleh para pelaku pacaran jarak jauh adalah sumber utama sulitnya hubungan dalam pacaran jarak jauh (Maguire& Kinney dalam Reys, 2011). Dalam penelitian yang dilakukan Diah (2010), mengatakan bahwa individu yang menjalin hubungan jarak jauh lebih sering dilanda rasa cemburu dan kawatir pasangannya menyukai atau disukai oleh orang lain, sehingga muncul kesalah pahaman dan menurunnya kepercayaan. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Gayle (2012) menemukan bahwa konflik yang sering dihadapi pasangan pacaran jarak jauh diakibatkan oleh faktor kecemburuan serta kecurigaan pada pasangan. Kecemburuan disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah harga diri yang rendah yang dimiliki oleh pasangan yang menjalin hubungan. Dalam penelitian Simbolon (2009), diketahui bahwa harga diri berhubungan negatif secara signifikan dengan tingkat kecemburuan seseorang. Hal ini berarti, ketika seseorang memiliki harga diri yang rendah, maka tingkat kecemburuannya akan tinggi. Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung memiliki tingkat kecemburuan yang rendah. Hal ini dikarenakan individu yang memiliki harga diri yang tinggi mampu percaya terhadap kemampuan dirinya, mampu menilai dirinya secara positif, merasa diri berharga dan mampu menerima kelebihan dan kekurangannya. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu menaruh kepercayaan kepada orang lain dan mampu berpikir positif juga PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 terhadap orang lain terutama pasangannya. Hal ini membuat individu tersebut memiliki kecemburuan yang rendah pada pasangannya. Sedangkan individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung merasa cemas akan kehadiran orang lain dalam hubungannya. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa tidak berharga, tidak mampu menilai dirinya secara positif, dan cenderung tidak mampu menaruh kepercayaan pada orang lain, tidak terkecuali pada pasangannya. Individu tersebut juga memiliki pikiran yang cenderung negatif pada orang lain, sehingga mudah untuk merasa cemburu pada pasangannya. Ketika individu yang memiliki harga diri yang rendah menjalin hubungan jarak jauh, tidak menutup kemungkinan rasa cemburu akan cenderung mudah muncul dalam dirinya akan lebih sering lagi. Hal ini dikarenakan individu tersebut sangat jarang bisa bertemu secara face-to-face dengan pasangannya. Kecemburuan ini merupakan salah satu pemicu konflik dalam pacaran jarak jauh. Maka dibutuhkan suatu manajemen konflik yang konstruktif, sehingga walaupun mereka tidak dapat menyelesaikan konflik secara langsung, namun konflik yang terjadi tetap dapat ditangani dan hubungan yang terjalin tetap akan berjalan dengan baik. Menurut Clemens dan Bean (dalam Simbolon, 2009), harga diri menentukan bagaimana orang membuat keputusan dalam rangka memecahkan masalah dalam hidupnya. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reys (2011) diketahui bahwa tidak ada perbedaan manajemen konflik pada pasangan yang menjalin hubungan jarak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 jauh maupun pasangan yang menjalin hubungan jarak dekat. Sedangkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Mapp (2013) diketahui bahwa pasangan jarak jauh seringkali tidak menggunakan manajemen konflik yang konstruktif. Dalam menangani stress ketika ada masalah dalam hubungannya, seringkali mereka menggunakan metode katarsis dengan cara membayangkan interaksi yang dapat terjadi antara individu dan pasangannya yang terpisah oleh jarak yang jauh. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Gayle (2012) juga ditemukan bahwa manajemen konflik yang seringkali dipakai oleh pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh adalah dengan mengalah pada pasangan, berdebat, atau bahkan dengan menghindarinya dan membiarkannya begitu saja. Strategi manajemen konflik yang seperti ini dapat tergolong dalam manajemen koflik yang bersifat destruktif yang mana akan mempengaruhi keberlangsungan hubungan yang dibangun. Sahstein (dalam Mapp 2013) mengungkapkan bahwa pasangan LDR cenderung menghindari konflik ketika berbicara di telepon. Hal ini dikarenakan mereka yang menghabiskan banyak waktu berpisah cenderung merasa butuh untuk menjaga percakapan yang ringan dan menyenangkan ketika memiliki waktu untuk berkomunikasi. Keterbatasan waktu untuk bersama pada pasangan yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh membuat mereka cenderung berfokus pada aspek positif dari hubungan mereka. Walaupun pada hubungan pacaran jarak jauh terkadang tantangannya begitu berat, namun faktanya berdasar penelitian yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 dilakukan oleh salah satu situs di dunia maya yaitu wolipop mengenai pacaran jarak jauh, diketahui bahwa dari 123 partisipan ternyata 49% diantaranya mengaku bahwa mereka berhasil menjalani hubungan tersebut sampai bertahun-tahun bahkan ada yang berhasil sampai ke jenjang pernikahan (Wolipop, 2012) Dari fakta dan penelitian-penelitian yang sudah diungkapkan, mendorong peneliti untuk mecari tahu bagaimana hubungan pacaran jarak jauh terutama mengenai hubungan manajemen konflik dan harga diri individu yang menjalaninya. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan signifikan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritis : Penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi perkembangan. Selain itu juga menambah pengetahuan mengenai hubungan harga diri dan manajemen konflik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 11 2. Manfaat praktis : a. Memberi wawasan kepada individu khususnya dewasa awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh mengenai salah satu hal yang berpengaruh terhadap hubungan romantis, salah satunya dalam penanganan konflik yang terjadi dalam hubungan. Dengan begitu, individu dapat mempelajari bagaimana dapat membangun hubungan pacaran jarak jauh dengan lebih baik. b. Mengetahui gambaran manajemen konflik apa yang digunakan oleh individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI 1. Pengertian harga diri Menurut Beebe (2011), harga diri merupakan evaluasi mengenai siapa diri kita atau penilaian terhadap diri sendiri. Deaux (dalam Sarwono, 2009) berpendapat bahwa harga diri merupakan penilaian atau evaluasi secara positif dan negatif terhadap diri. Rossenberg (dalam Herkusumaningtyas, 2001) mendefinisikan harga diri sebagai perasaan individu bahwa dirinya berharga, dapat menerima dirinya apa adanya, puas akan apa yang dimilikinya dan tidak merasa kecewa dengan keterbatasannya. Individu yang mampu menghargai dirinya dengan baik, maka mampu menghargai orang lain dengan baik pula. Supratiknya (1995), berpendapat bahwa orang yang sehat secara psikologis mampu memandang dirinya disenangi, memiliki kemampuan, berharga dan dapat diterima oleh orang lain. Hal ini didukung oleh Berne (1988) yang berpendapat ketika individu memiliki harga diri yang sehat, maka individu tersebut mengenal dan dapat menerima dirinya sendiri dengan segala keterbatasannya, merasa berharga, serta mampu melihat diri mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan. Menurut Coopersmith (1967), harga diri merupakan penilaian yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan dirinya. Penilaian tersebut menunjukkan sikap penerimaan atau penolakan pada diri sendiri, 12 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13 percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, mengangap dirinya penting, berhasil dan berharga. Maslow (dalam Schultz, 1991) berpendapat bahwa harga diri merupakan kebutuhan yang berada pada hirarki keempat dalam piramida kebutuhan manusia. Hal tersebut berarti bahwa kebutuhan harga diri akan terpenuhi juga kebutuhan fisik telah terpenuhi dan kemudian akan dilanjutkan dengan terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman dan cinta kasih. Individu yang harga dirinya telah terpenuhi akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, perasaan berharga, dan berguna bagi orang lain. Apabila individu gagal memenuhi kebutuhan akan harga diri, individu akan merasa tidak berharga, cemas, dan merasa tidak memiliki kemampuan. Menurut Beebe (2011), harga diri juga mempengaruhi cara berperilaku dan berhubungan dengan orang lain. Harga diri menyaring setiap interaksi seseorang dengan orang lain dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain. Branden (dalam Simbolon, 2009) berpendapat bahwa harga diri penting dalam perkembangan perilaku seseorang karena berpengaruh pada proses berpikir, tingkat emosi, keputusan yang diambil serta nilai dan tujuan hidup yang dipilih. Seseorang yang tidak menyukai dirinya akan sukar menyukai orang lain dan tidak akan mampu membangun relasi yang efektif dengan orang lain. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 14 Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa harga diri merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri yang mencakup mengenai kemampuan dan keterbatasannya yang mana hal tersebut mempengaruhinya dalam berelasi dengan orang lain. 2. Aspek harga diri Menurut Coopersmith (1967), harga diri memiliki 4 aspek : a. Keberartian (significance) Keberartian merupakan salah satu bagian dari harga diri. Keberartian itu sendiri merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang bahwa dirinya berharga dan penting bagi orang lain. Keberartian muncul sebagai akibat dari penerimaan, kepedulian, penilaian dan afeksi yang diterima individu dari lingkungannya. Berhasil tidaknya individu memiliki keberartian diri dapat diukur melalui perhatian dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh lingkungannya. Semakin banyak perhatian, penerimaan serta ekspresi afeksi yang diterima oleh individu, maka individu tersebut akan merasa semakin berarti. Dengan merasa berarti dimata orang lain, individu akan dapat meningkatkan harga dirinya. Namun sebaliknya individu yang jarang atau tidak memperoleh stimulus positif dari orang lain, maka individu tersebut akan merasa ditolak dan akan cenderung mengisolasi diri dari lingkungannya (Coopersmith, 1967). Tjahjono (1998) juga menambahkan bahwa harga diri yang tinggi muncul ketika seseorang merasa diterima oleh orang lain. Individu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 merasa berarti ketika mereka dicintai, dan ekspresi cinta yang terbuka dari orang lain tersebut dapat meningkatkan harga diri seseorang. b. Kekuatan (power) Kekuatan merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan dengan adanya daya, kesempatan dan kemampuan untuk mengatur sesuatu dalam hidupnya. Seseorang juga dikatakan memiliki kekuatan ketika ia berhasil mengontrol dirinya sendiri dan mampu melakukan inisiatif untuk menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan kehidupannya. Seseorang juga dikatakan memiliki kekuatan ketika dirinya mampu mempengaruhi lingkungannya (Coopersmith, 1967). c. Kompetensi (competence) Kompetensi merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan dengan suatu penampilan prima dari individu yang ditunjukkan dengan skill dalam upaya untuk mencapai harapan dan cita-citanya. Kompetensi yang dimiliki juga membuat individu merasa bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya serta mampu menghadapi lingkungannya dengan keahlian atau ketrampilan yang ia miliki (Coopersmith, 1967). d. Kebajikan (virtue) Kebajikan merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan dengan sikap taat individu terhadap aturan dalam masyarakat serta tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 ketentuan yang berlaku di masyarakat. Kebajikan juga mencakup halhal yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan serta ketaatan beragama. Ketika individu mampu melakukan kebajikan akan membuat individu tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat. Demikian juga bila individu mampu memberikan contoh atau dapat menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, akan diterima secara baik oleh masyarakat. Jadi ketaatan individu terhadap aturan masyarakat dan kemampuan individu memberi contoh bagi masyarakat dapat menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi terhadap individu tersebut. Penerimaan lingkungan yang tinggi ini mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi (Coopersmith, 1967). Demikian pula sebaliknya, menurut Clemes & Bean (dalam Ningsih, 2004) individu yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan norma dan moral serta melanggar ajaran agama, memungkinan untuk mengembangkan harga diri yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya cemooh dan penolakan dari masyarakat terhadap dirinya. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek dari harga diri adalah keberartian, kekuatan, kompetensi dan kebajikan. 3. Penggolongan harga diri a. Harga Diri Rendah Menurut Berne (1988), orang yang merasa rendah diri biasanya memiliki gambaran diri yang negatif dan hanya sedikit mengenal dirinya. Hal ini dapat menghalangi kemampuan individu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mengatasi rasa takut serta emosi-emosi yang kuat, menyatakan cinta kasih mereka kepada orang lain. Harga diri yang rendah juga membuat individu tersebut merasa terancam, tidak mampu memperoleh keberhasilan serta tidak yakin terhadap dirinya sendiri. Berne (1988) menambahkan bahwa rasa rendah diri dan gambaran diri yang negatif tercermin pada orang-orang yang cenderung memikirkan kegagalan dan meremehkan dirinya sendiri. Selain itu Clemens (dalam Simbolon, 2009) juga berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan merasa tidak dihargai, menunjukkan emosi dan perasaan yang negatif dan seringkali menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Menurut Taylor (2009), orang yang memandang rendah dirinya sendiri biasanya kurang memiliki konsep diri yang jelas, merasa rendah diri, tujuan yang dimiliki kurang realistis, cenderung pesimis dan seringkali berkubang dalam perasaan yang negatif. Orang yang rendah diri juga cederung mudah frustasi dan berpikir terlalu mendalam saat menghadapi stres dan kekalahan. b. Harga Diri Tinggi Berne (1988) berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya memiliki rasa percaya diri, dapat membina hubungan yang sehat dengan orang lain, melihat diri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan serta mampu memperlakukan orang lain dengan baik. Menurut Clemens dan Bean (dalam Simbolon 2009), orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang hal yang penting dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya Taylor (2009) berpendapat bahwa orang yang memiliki tingkat penghargaan diri yang tinggi biasanya memiliki pemahaman yang jelas mengenai kualitas personalnya. Orang tersebut akan merasa dirinya baik, memiliki tujuan, serta dapat menikmati pengalaman-pengalaman positif. B. MANAJEMEN KONFLIK 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Menurut Johnson (dalam Supratiknya,1995), konflik merupakan suatu situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Setiap hubungan interpersonal mengandung unsur-unsur konflik yaitu pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan (Supratiknya, 1995). Webster (dalam Pickering,2001) mendefinisikan konflik sebagai : perselisihan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 sama lain, akibat kebutuhan, dorongan, keinginan atau tuntutan yang berbeda. Seseorang lebih mungkin untuk memiliki konflik dengan orangorang yang sering berhubungan dengannya dibanding dengan orang yang sangat jarang berinteraksi dengan dirinya (Beebe, 2011). Menurut Wood (2007), konflik interpersonal muncul saat orang yang saling bergantung satu sama lain memiliki perbedaan cara pandang, ketertarikan, atau tujuan dan merasakan kebutuhan untuk memecahkan perbedaanperbedaan tersebut. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah situasi dimana terjadi pertentangan dan perbedaan dalam kebutuhan, keinginan, pendapat, tujuan dan cara pandang antara dua atau lebih orang yang sering berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain. 2. Sumber konflik dalam pacaran jarak jauh Situasi pacaran jarak jauh terkadang menimbulkan ketidak nyamanan sehingga rawan terjadi konflik. Hal yang umum menjadi sumber konflik pada pacaran jarak jauh adalah sebagai berikut : a. Komunikasi yang kurang baik Konflik dapat muncul karena adanya komunikasi yang buruk. Perbedaan antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima akan menimbulkan masalah komunikasi ketika konflik berlangsung. Biasanya hanya 7 % dari komunikasi disampaikan secara lisan dan sisanya disampaikan menggunakan komunikasi non lisan (Pickering, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 2001). Tidak mengherankan bila pada pacaran jarak jauh seringkali konflik dipicu oleh salah pengertian yang muncul akibat komunikasi yang kurang baik. Kondisi pacaran jarak jauh yang seringkali memaksa individu dan pasangannya berkomunikasi tidak langsung membuat individu tidak mampu memahami komunikasi tersebut dengan sepenuhnya. Selain menimbulkan kesalah pahaman, komunikasi yang kurang baik terkadang dapat memumculkan rasa curiga dan ketidak percayaan pada pasangan. Hal ini juga seringkali menjadi sumber konflik dalam pacaran jarak jauh (Diah,2010). b. Keinginan untuk dihargai Seorang individu umunya memiliki keinginan untuk dihargai oleh orang lain atas sesuatu yang dilakukanya. Bila seseorang merasa tidak dihargai atau merasa diperlakukan sekehendak hati, maka kebutuhannya untuk dihargai tersebut tidak terpenuhi. Hal ini memicu reaksi pada individu tersebut, bisa berupa rasa amarah yang memicu timbulnya konflik dengan orang yang bersangkutan (Pickering,2001). Kesulitan dalam memahami apa yang menjadi keinginan pasangannya dikarenakan terbatasnya kebersamaan dengan pasangan dalam hubungan pacaran jarak jauh terkadang membuat pasangannya tersebut merasa kurang dihargai. 3. Pengertian Manajemen Konflik Manajemen konflik merupakan gaya atau pendekatan seseorang dalam menghadapi suatu situasi konflik (Winardi,1994). Menurut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 Wirawan (2010), manajemen konflik merupakan proses menyusun strategi mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang diinginkan. Manajemen konflik merupakan ketrampilan yang amat penting dalam hubungan interpersonal. Jika seseorang tidak memiliki manajemen konflik, maka masalah sekecil apapun dengan orang lain akan menjadi persoalan yang besar (Wood, 2007). Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan manajemen konflik adalah cara atau pendekatan yang dipilih seseorang dalam upaya penyelesaian konflik. 4. Manajemen Konflik pada Hubungan Pacaran Banyak orang memandang konflik sebagai faktor yang merusak hubungan. Namun sebenarnya, rusaknya hubungan sesungguhnya lebih disebabkan oleh kegagalan mengelola konflik secara konstruktif (Supratiknya, 1995). Winardi (1994) berpendapat bahwa konflik-konflik yang muncul dipengaruhi oleh bagaimana konflik terdahulu ditangani. Winardi menambahkan bahwa konflik-konflik yang tidak diatasi, akan berkembang intensitasnya dan akan menimbulkan konflik-konflik yang akan datang sehubungan dengan persoalan-persoalan yang serupa. Menghargai diri sendiri, orang lain dan hubungan sangat penting dalam usaha menangani konflik. Manajemen konflik yang konstruktif tidak akan muncul ketika kita tidak dapat menghargai orang lain bahkan diri kita sendiri dari segi kebutuhan maupun perasaan. Manajemen PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 konflik yang efektif dalam sebuah hubungan adalah ketika satu sama lain tahu dan mengerti akan kebutuhan dirinya dan kebutuhan pasangannya. Hubungan dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang yang terlibat didalamnya menangani konflik. Orientasi menang-menang dan bentuk komunikasi yang konstruktif membuat setiap individu dan hubungan yang dibina berada ada posisi menang (Wood, 2007). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik pada hubungan pacaran sangat dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan cara atau strategi individu yang sedang berpacaran menghadapi situasi konflik yang terjadi dalam hubungannya. Kemampuan ini sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya hubungan yang dijalin. Hubungan pacaran akan terpelihara ketika individu yang terlibat didalamnya mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif. 5. Jenis Gaya Manajemen Konflik Ada 5 jenis gaya manajemen konflik yang dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Pickering (2001), Bebbe (2011), Wood (2007) , Winardi (1994) dan Supratiknya (1995). Dari beberapa tokoh tersebut diketahui bentuk-bentuk manajemen konflik yaitu : kompromi, kolaborasi, tindakan menghindari, akomodasi dan kompetisi. a. Kompromi Pada gaya ini, individu yang berkonflik mencoba menemukan jalan tengah dalam konflik dimana solusi yang ditawarkan agak memenuhi kebutuhan semua pihak (Pickering, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 2001). Orang yang menggunakan gaya ini tidak sepenuhnya mendapatkan apa yang diinginkan, namun mencoba sedikit mengalah demi tercapainya solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik (Beebe, 2011). Menurut Supratiknya (1995), gaya ini menganggap tercapainya tujuan pribadi maupun hubungannya dengan pihak lain yang terlibat dalam konflik adalah cukup penting. Hal ini membuat individu yang terlibat dalam konflik mau mengorbankan sedikit tujuannya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama. b. Kolaborasi atau kerjasama Gaya ini melihat konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan (Beebe, 2011). Menurut Supratiknya (1995), gaya ini menganggap konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya yang harus sejalan dengan tujuan pribadi maupun tujuan lawannya. Hal ini membuat individu yang menggunakan gaya ini sebagai manajemen konflik, berusaha mengutamakan tujuan pribadi dan hubungannya dengan pihak lain, serta selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul dalam diri pihak yang berkonflik. Pickering (2001) berpendapat bahwa dalam gaya ini, individu yang berkonflik mencoba mengadakan pertukaran PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 informasi. Individu mencoba melihat sedalam mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan masalah yang disepakati semua pihak. Menurut Beebe (2011), gaya ini berfokus pada kepentingan bersama. Gaya ini juga dapat menghasilkan banyak pilihan untuk memecahkan masalah. Individu yang menggunakan gaya ini didorong untuk dapat berpikir kreatif dan berusaha mencapai berbagai alternatif solusi (Pickering, 2001). Orientasi dari gaya ini adalah menang-menang (Beebe, 2011). Keputusan mengenai pemecahan masalah didasarkan pada kriteria yang obyektif. Menurut Wood (2007), orientasi menangmenang mengasumsikan bahwa biasanya terdapat cara untuk mengatasi perbedaan agar setiap orang yang terlibat konflik merasa diuntungkan. Orientasi ini menghasilkan solusi yang cukup memuaskan kebutuhan dan dapat melidungi kesehatan hubungan. Winardi (1994) berpendapat bahwa kondisi menang-menang meniadakan alasan untuk melanjutkan atau menimbulkan konflik kembali. Hal ini dikarenakan tidak adanya hal yang dihindari dan semua persoalan dibicarakan secara terbuka. Winardi (1994) menambahkan bahwa gaya manajemen konflik ini merupakan pendekatan yang paling berhasil untuk mengatasi konflik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI c. 25 Tindakan menghindari (avoidance) Merupakan gaya manajemen konflik dengan cara menghindari dan mundur dari konflik (Beebe, 2011). Orang yang menggunakan gaya ini, mencoba menarik diri dari situasi yang ada (Pickering, 2001). Menurut Pickering, gaya ini dapat menimbulkan kejengkelan pada pihak yang berkonflik dengan individu tersebut, dan tidak memberikan kepuasan, sehingga konflik cenderung akan terus berlanjut. Pickering (2001), menambahkan bahwa gaya menghindar seringkali dianggap tidak tepat dikarenakan gaya ini terkesan menimbulkan sikap tidak peduli dengan konflik yang terjadi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Beebe (2011), yang mengungkapkan bahwa gaya menghindari konflik seringkali menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepedulian rendah untuk orang lain serta bagi dirinya sendiri. Menurut Supratiknya (1995) orang yang menggunakan gaya manajemen konflik ini percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia, sehingga memilih untuk menghindarinya. Menurut Beebe (2011), gaya ini termasuk dalam manajemen konflik yang berorientasi kalah-kalah. Wood (2007) berpendapat bahwa orientasi kalah-kalah mengasumsikan bahwa konflik memberikan kekalahan pada setiap orang yang terlibat. Orientasi ini cenderung bersifat destruktif. Orang yang menggunakan orientasi ini biasanya menghindari konflik dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 beragai cara. Padahal menghindari konflik dengan berbagai cara dapat sangat merugikan karena akan menunda kebutuhan atau hak dan menjadi tidak mampu untuk jujur pada orang lain. Winardi (1994) berpendapat bahwa, apabila tak seorangpun yang terlibat dalam konflik mencapai keinginannya dan alasan terjadinya konflik tidak mengalami perubahan. Konflik yang dikelola dengan orientasi kalah-kalah seakan-akan terselesaikan atau bahkan lenyap untuk sementara waktu, namun akan memiliki tendensi untuk muncul kembali pada masa mendatang. d. Akomodasi Akomodasi adalah untuk menyerah pada tuntutan orang lain (Beebe, 2011). Dalam gaya ini, hubungan sangat diutamakan sehingga kurang mementingkan tujuan-tujuan pribadinya (Supratiknya, 1995). Gaya ini membiarkan pihak lain yang berkonflik dengannya lebih menonjol daripada dirinya (Winardi,1994). Menurut Pickering (2001), gaya manajemen konflik akomodasi menilai orang lain lebih tinggi dan memberi nilai rendah pada diri sendiri dan barangkali mencerminkan rasa rendah diri orang tersebut. Perhatian yang besar pada kepentingan orang lain menyebabkan seseorang berusaha memuaskan kebutuhan orang lain, dengan mengorbankan hal yang sebenarnya penting bagi dirinya sendiri. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 Gaya manajemen konflik ini termasuk dalam manajemen konflik yang berorientasi "kalah-menang” (Beebe, 2011). Menurut Winardi (1994), orientasi ini terjadi bila salah satu pihak mencapai apa yang diinginkan sedangkan yang lainnya tidak. e. Kompetisi Pada gaya manajemen konflik ini, individu mencoba untuk menaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik yang disodorkannya (Supratiknya, 1995). Individu yang menggunakan gaya ini cenderung berfokus pada dirinya sendiri dan mengabaikan orang lain. Individu tersebut cenderung ingin selalu menang dengan mengorbankan orang lain yang sedang berkonflik dengannya (Beebe, 2011). Beebe (2011), menambahkan bahwa pada gaya ini individu cenderung mencoba mengendalikan orang lain dengan memberikan ancaman dan peringatan. Hal ini didukung dengan pendapat Supratiknya (1995) yang mengatakan bahwa individu yang menggunakan gaya manajemen konflik ini selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam pihak lain. Menurut Beebe (2011), individu yang menggunakan gaya manajemen konflik kompetisi memiliki filosofi menang-kalah. Wood (2007) berpendapat bahwa manajemen konflik yang berorientasi menang-kalah menganggap bahwa konflik adalah kompetisi dan hanya memiliki satu pemenang. Orientasi ini sering PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 kali merusak hubungan karena seorang dari yang lain harus mengalami kekalahan. Orang yang seringkali mengalami kekalahan akan memunculkan ketidak nyamanan pada dirinya sendiri dan akan menimbulkan frustasi. Dan sering kali orang yang kalah memiliki keinginan untuk membalas dengan berusaha memenangkan perdebatan berikutnya Dari kelima gaya manjanemen konflik tersebut memang terkadang individu tidak selalu hanya menggunakan satu pendekatan atau satu gaya manajemen konflik saja. Hal ini dikarenakan individu tersebut terkadang juga menyesuaian situasi atau konteks dimana konflik tersebut terjadi. Namun dalam menghadapi konflik individu selalu memiliki salah satu gaya atau pendekatan yang dominan yang cenderung sering digunakannya. 6. Manfaat Konflik yang ditangani dengan manajemen konflik yang konstruktif Hal-hal positif dari konflik dapat terjadi ketika individu yang terlibat dalam konflik mampu menghadapi dan memecahkan konflikkonflik yang terjadi secara konstruktif (Supratiknya, 1995). Beberapa manfaat positif dari konflik yang dikelola dengan konstruktif menurut Johnson (dalam Supratiknya 1995) yaitu : a. Dapat menjadikan individu sadar bahwa ada persoalan yang perlu dipecahkan dalam hubungannya dengan orang lain. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. 29 Dapat menyadarkan dan mendorong individu untuk melakukan perubahan-perubahan dalam diri. Evaluasi yang dilakukan terhadap diri, muncul perbaikan-perbaikan dalam diri. c. Dapat menjadikan hidup menjadi lebih menarik. Adanya perbedaan pendapat dan perdebatan mengenai suatu hal, mendorong individu untuk memahami dan mendalami pokok permasalahan sehingga membuat hidup menjadi tidak membosankan. d. Dapat menjadikan individu sadar akan siapa diriya atau seperti apa dirinya yang sesungguhnya. Pertengkaran dengan orang lain membuat individu menjadi sadar akan apa yang disukai dan tidak disukainya, apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan dan sebagainya. Wood (2007) menambahkan beberapa manfaat positif konflik saat dikelola dengan konstruktif : a. Konflik memberi kesempatan bagi orang yang terlibat untuk semakin tumbuh secara individu dan mampu memperkuat hubungan. Konflik dapat membuat kita memiliki kesadaran akan adanya perbedaan dalam diri kita sendir dan dapat membuat kita mengubah pandangan terhadap diri. b. Konflik dapat memperdalam hubungan dengan memperdalam pemahaman satu sama lain. Hal ini dikarenakan dengan konflik individu yang terlibat didalamnya menjadi lebih paham akan kebutuhan dan keinginan masing-masing. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 30 C. INDIVIDU DEWASA AWAL YANG BERPACARAN JARAK JAUH 1. Dewasa Awal Manusia dalam perkembangan hidupnya mengalami beberapa tahap, salah satunya adalah masa dewasa awal. Santrock (2012) berpendapat bahwa masa dewasa awal merupakan transisi dari masa remaja menuju masa dewasa yang terjadi pada usia 18 tahun sampai 25 tahun. Papalia (2008) mendefinisikan masa dewasa awal sebagai tahap perkembangan ketika seseorang memasuki rentang usia 20 sampai dengan 40 tahun. Hampir senada dengan Papalia, Hurlock (1990) berpendapat bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun. Menurut Santrock (2012) masa dewasa awal merupakan masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, pengembangan karir, masa pemilihan pasangan, hidup dengan seseorang secara akrab, serta membangun keluarga dan mengasuh anak-anak. Senada dengan Sanctrock, Hurlock (1990) berpendapat bahwa masa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru. Pada masa ini individu diharapkan dapat memenuhi tugas perkembangannya mencakup mendapatkan suatu pekerjaan, memilih teman hidup, belajar hidup bersama dengan seseorang dan membentuk keluarga, mengelola rumah tangga dan mampu menerima tanggung jawab yang lebih besar. Keberhasilan individu dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 memenuhi tugas perkembangannya pada masa ini akan mempengaruhi perkembangannya pada masa dewasa tengah. Erikson (dalam Santrock 2012) mengungkapkan bahwa tugas perkembangan pada masa dewasa awal adalah pembentukan relasi intim dengan orang lain. Ketika seseorang mampu menjalin relasi intim dan akrab dengan orang lain, maka individu tersebut akan mencapai keintiman namun apabila tidak maka akan terjadi isolasi. 2. Pengertian Pacaran Jarak Jauh Pacaran merupakan hubungan pranikah yang terjalin antara pria dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat (Bennet dalam Wisnuwardhani, 2012). Menurut Wisnuwardani (2012) pacaran merupakan sarana untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang lebih mendalam, mendapatkan dukungan emosional, kasih sayang, kesenangan dan eksplorasi seksual. Beebe (2010) berpendapat bahwa suatu hubungan dapat dilakukan secara jarak dekat maupun jarak jauh. Hal ini dikarenakan tidak selamanya seseorang dapat bersama-sama dengan orang terdekatnya. Banyak hal seperti perbedaan kota dalam bekerja, bersekolah, dan lain sebagainya membuat seseorang harus terpisah jarak dengan orang-orang yang berhubungan dekat dengan dirinya. Keadaan yang seperti ini disebut dengan hubungan jarak jauh. Hal ini juga dapat terjadi dalam hubungan pacaran. Menurut Beebe (2011), hubungan jarak PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 jauh merupakan suatu hubungan yang tidak memungkinkan pasangan untuk bertemu secara face to face karena terpisah jarak dalam jangka waktu tertentu. Dalam jurnal Perceptions of College Students in Long Distance Relationships (Skinner, 2005) disebutkan bahwa pengertian pacaran jarak jauh berbeda-beda berdasarkan penelitian yang dilakukan. Mayoritas penelitian menggunakan kriteria “pisah jarak”, bagaimanapun jarak yang digunakan berbeda-beda. Schwebel menggunakan 50 mil (80,4672 km) atau lebih dalam penelitiannya, sedangkan Lydin, Pierce, O’Regan dan Knox menggunakan 200 mil (321,8688 km) atau lebih untuk mendefinisikan pacaran jarak jauh. Penelitian lain bahkan menggunakan definisi lain yang kurang konkret, seperti Gulder menggunakan perkataan “pasanganku tinggal cukup jauh dariku yang akan sangat susah atau tidak mungkin untuk melihatnya setiap hari”. Definisi yang berbeda menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang berperan dalam hubungan pacaran jarak jauh (Skinner,2005) Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor waktu dan jarak untuk mengkategorisasikan pasangan yang menjalani pacaran jarak jauh. Berdasarkan informasi demografis dari partisipan penelitian yang menjalani pacaran jarak jauh, didapat tiga kategori waktu berpisah (0, kurang dari 6 bulan, lebih dari 6 bulan), tiga kategori waktu pertemuan (sekali seminggu, sebulan sekali, kurang dari satu kali sebulan), dan tiga kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 Dari hasil penelitian Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) ini, ditemukan bahwa pacaran jarak jauh dapat dikategorisasikan berdasarkan ketiga faktor tersebut. 3. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh Pada penelitian ini, pacaran jarak jauh didefinisikan sebagai salah satu tugas perkembangan yang dilalui oleh individu untuk menjalin relasi yang lebih intim dan personal dengan lawan jenis, dimana hubungan tersebut tidak memungkinkan pasangan untuk bertemu secara face to face dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan individu dan pasangannya terpisah secara fisik, yaitu minimal berada di kota yang berbeda dan telah menjalani pacaran jarak jauh minimal 3 bulan dan mengadakan pertemuan maksimal 1 kali per bulan. D. Dinamika Hubungan antara Harga diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal yang sedang Menjalin Hubungan Pacaran Jarak Jauh Individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan untuk membina hubungan romantis dengan lawan jenisnya. Dalam hubungan romantis, harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempengaruhi bagaimana individu tersebut membangun relasi dengan orang lain terutama dengan pasangannya. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia miliki. Individu tersebut juga cenderung memiliki keyakinan bahwa dirinya layak, mampu dan berharga. Sebaliknya individu yang memiliki harga diri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 yang rendah cenderung berfokus pada kelemahannya, merasa tidak dihargai, dirinya didominasi oleh perasaan yang negatif dan seringkali cenderung menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Hal-hal semacam itu sangat berpengaruh terhadap relasi individu tersebut dengan pasangannya saat menjalin hubungan pacaran. Individu yang mampu menerima dirinya, percaya pada dirinya dan menghargai dirinya sendiri akan cenderung mampu menerima orang lain, percaya pada orang lain dan mampu menghargai orang lain dengan baik. Sebaliknya, individu yang memiliki penghargaan diri yang negatif akan cenderung tidak percaya pada dirinya serta tidak mampu menerima dirinya sendiri dan cenderung akan melakukan hal yang sama pada orang lain. Individu tersebut akan mudah untuk curiga, serta memandang orang lain secara negatif. Pada hubungan pacaran tidak selalu individu dapat berdekatan secara fisik dengan pasangannya. Terkadang banyak pasangan yang harus menjalin hubungan pacaran dengan dibatasi jarak yang jauh. Situasi semacam ini sering disebut dengan hubungan pacaran jarak jauh. Hubungan yang semacam ini membutuhkan strategi pengelolaan hubungan secara khusus. Hal ini dikarenakan pada hubungan jarak jauh tidak memungkinkan individu dengan pasangannya untuk bertatap muka dengan intensitas yang sering sehingga ketika ada masalah atau konflik, seringkali individu tersebut harus menyelesaikannya tanpa bertemu secara face to face. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 Individu yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh membutuhkan suatu manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sehingga walaupun individu tersebut dan pasangannya tidak dapat menyelesaikan konflik secara langsung dengan face to face, namun konflik yang terjadi tetap dapat ditangani dan hubungan yang terjalin tetap akan berjalan dengan baik. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam hal ini harga diri kembali berperan penting. Hal ini dikarenakan harga diri menentukan bagaimana seseorang membuat keputusan dalam rangka memecahkan masalah atau konflik dalam kehidupannya. Saat menghadapi masalah, individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Pemecahan masalah yang efektif dapat dilakukan dengan cara mencoba untuk membicarakan masalah dan mendiskusikan apa yangmenjadi keinginan masing-masing pihak yang berkonflik. Hal bertujuan supaya pihak-pihak yang berkonflik dapat memahami satu sama lain dan dapat mencapai suatu solusi yang adil atau bahkan memuaskan. Cara penanganan konflik yang cenderung bersifat konstruktif seperti itu sesuai dengan gaya manajemen konflik kompromi dan kolaborasi. Dilain sisi individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan menghindari kecemasan yang timbul dengan menghindari masalah yang sedang terjadi. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa tidak mampu untuk menghadapi situasi tersebut. Pemecahan masalah dengan seperti itu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 termasuk dalam gaya manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif. Hal ini dikarenakan masalah yang terjadi tidak dicoba untuk dicari penyelesaiannya namun malah dihindari, sehingga memiliki tendensi untuk muncul kembali. Gaya manajemen lain yang juga cenderung bersifat destruktif adalah akomodasi dan kompetisi. Hal ini dikarenakan gaya tersebut memandang konflik sebagai suatu persaingan yang hanya memiliki satu pemenang, sehingga solusi yang dihasilkannya menjadi tidak memuaskan untuk salah satu pihak yang berkonflik. Orang yang memiliki harga diri yang rendah diduga memiliki kecenderungan untuk menggunakan manajemen konflik akomodasi karena individu tersebut merasa tidak memiliki kemampuan untuk dapat menghadapi konflik dengan baik. Hal ini membuat individu tersebut memilih untuk mengalah dan menuruti kemauan dari orang lain yang berkonflik dengannya. Namun disisi lain, orang yang memiliki harga diri yang rendah juga bisa jadi menggunakan manajemen konflik kompetisi, yaitu mencoba selalu menang saat ada konflik. Cara yang seringkali digunakan individu tersebut dalam memenangkan konflik adalah dengan menyerang pihak lain dengan ancaman-ancaman. Hal tersebut terkadang mereka lakukan hanya untuk menutupi ketidak mampuannya menangani konflik dengan cara yang lebih efektif. Dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik yang dipilih seseorang berhubungan dengan harga diri yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi akan cenderung menghadapi konflik dengan manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sedangkan individu yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 memiliki harga diri yang rendah akan cenderung menghadapi konflik dengan manajemen konflik yang destruktif. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Skema Dinamika Hubungan antara Harga diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal yang sedang Menjalin Hubungan Pacaran Jarak Jauh Harga diri tinggi - Mampu menghadapi berbagai macam situasi dalam hidupnya - Mampu membuat keputusan dalam hidupnya - Mampu memecahkan masalah - Mampu mengatasi tekanan dalam hidupnya Harga diri Harga diri rendah Kompromi Konstruktif Kolaborasi Pacaran jarak jauh - Pesimis terhadap diri sendiri - Tidak mampu mengatasi kecemasan dan rasa takut - Meremehkan diri sendiri - Selalu memikirkan kegagalan - Menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasan Strategi manajemen konflik Menghindar Kompetisi Akomodasi 38 Destruktif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 39 E. HIPOTESIS Hipotesis pada penelitian ini adalah : 1. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi. 2. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi. 3. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari. 4. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi. 5. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2012). Penelitian ini tergolong penelitian korelasional, dimana peneliti mencoba mengetahui hubungan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode statistik. B. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel bebas (X) : Harga diri 2. Variabel tergantung (Y) : Manajemen konflik C. Definisi Operasional 1. Harga diri Harga diri merupakan evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya sendiri yang mencakup mengenai kemampuan serta keterbatasannya yang dapat menjadi penopang dalam membangun hubungan dengan orang lain. Harga diri dapat diukur berdasarkan aspekaspek yang diungkapkan oleh Coopersmith (1967) yaitu : 40 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI a. 41 Keberartian (significance) Ditunjukkan dengan perasaan bahwa diri berharga, penting, diterima, dihargai, diperhatikan, dan mendapat kasih sayang dari orang lain. b. Kekuatan (power) Ditunjukkan dengan kemampuan yang dimiliki untuk mengatur sesuatu dalam hidupnya, mengontrol diri, memiliki insiatif untuk menyelesaikan sesuatu dalam hidupnya serta mampu mempengaruhi lingkungannya. c. Kompetensi (competence) Ditunjukkan dengan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai harapan, tujuan dan cita-cita serta mengatasi masalah dalam hidupnya. d. Kebajikan (virtue) Ditunjukkan dengan kesesuaian individu dengan nilai moral, norma serta peraturan yang berlaku di lingkungannya. Dalam penelitian ini harga diri diwakili oleh skor harga diri. Semakin tinggi skor yang diperoleh individu dalam skala harga diri, menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri yang ia miliki. Sebalikkan semakin rendah skor yang diperoleh individu dalam skala ini, maka menunjukkan semakin rendah pula harga diri yang ia miliki. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2. 42 Manajemen konflik Merupakan gaya atau pendekatan seseorang dalam menghadapi situasi konflik yang terjadi dalam hubungannya. Ada 5 macam strategi manajemen konflik : 1. Kompromi Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan : a. Mencoba menemukan jalan tengah dari konflik yang dihadapi dengan memperhatikan kebutuhan dari kedua belah pihak yang berkonflik b. Mencapai solusi yang adil c. Tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama 2. Kolaborasi Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan : a. Melihat konflik sebagai masalah yang harus dipecahkan b. Mencapai solusi yang memuaskan bagi dua pihak yang berkonflik c. Mengutamakan kebutuhan kedua pihak yang berkonflik. 3. Menghindar Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan : a. Menghindari perdebatan b. Menarik diri dari situasi konflik c. Tidak menghasilkan solusi apapun bagi konflik d. Memberi kesan tidak perduli pada hubungan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 43 e. Menganggap bahwa setiap usaha pemecahan konflik hanya akan sia-sia 4. Akomodasi Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan : a. Mengalah pada pihak lain b. Mengikuti keputusan apapun dari orang lain 5. Kompetisi Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan : a. Mencoba memaksakan lawan untuk menerima solusi konflik yang disodorkan b. Lebih berfokus pada kebutuhan dirinya sendiri dan mengabaikan kebutuhan pihak lain yang berkonflik dengannya c. Memberikan ancaman dan peringatan pada pihak lain yang berkonflik dengannya Dalam penelitian ini gaya manajemen konflik diwakili oleh skor gaya manajemen konflik. Skor yang diperoleh dalam setiap satu gaya manajemen konflik menunjukkan seberapa besar kecenderungan penggunaan gaya manajemen konflik tersebut. Skor yang tertinggi menunjukkan gaya manajemen konflik yang dominan dipakai oleh individu tersebut. D. Subjek Penelitian Populasi subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Subjek yang dipilih adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 mahasiswa dikarenakan rentang usia mahasiswa termasuk dalam kriteria masa dewasa awal. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convinience sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih subjek yang tersedia yang dianggap sesuai dengan persyaratan dari tujuan penelitian yang mudah dijangkau atau didapatkan (Narimawati & Munandar, 2008). Karena tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, maka subjek yang dipilih pada penelitian ini harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mahasiswa yang berusia 18 sampai 25 tahun dengan pertimbangan bahwa pada usia ini individu berada pada masa dewasa awal. 2. Sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh dengan syarat : a. Minimal berbeda kota dengan pasangannya dan maksimal bertemu 1 kali dalam sebulan. Hal ini ditentukan dengan pertimbangan yang mengacu pada definisi pacaran jarak jauh yang sudah disampaikan sebelumnya. b. Sudah menjalin hubungan pacaran jarak jauh minimal 3 bulan. Pertimbangan tentang hal itu adalah ketika individu dan pasangannya sudah menjalani pacaran jarak jauh selama waktu tersebut, kemungkinan besar mereka sudah mengalami beberapa konflik dalam hubungannya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 Jumlah subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini direncanakan sebanyak 50 orang yang termasuk dalam ciri-ciri subyek penelitian yang telah ditentukan. E. Metode Pengumpulan Data Data dari penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner dengan menggunakan dua buah skala yang berisi pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari masing-masing variabel yang akan diteliti. Kedua skala tersebut adalah: (1) Skala harga diri yang disusun oleh peneliti sendiri dan mengacu pada aspek-aspek harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967). (2) Skala manajemen konflik yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari tiap manajemen konflik yaitu kompromi, kolaborasi, menghindar, akomodasi dan kompetisi yang mengacu pada beberapa teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Kedua skala disusun dengan menggunakan metode Likert. Pernyataan pada kedua skala tersebut terbagi atas pernyataan favorable dan unfavorable. Subjek akan diminta untuk memilih satu diantara empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Digunakan empat pilihan dengan pertimbangan untuk menghindari adanya pilihan jawaban netral atau ragu-ragu. Penilaian untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3, SS adalah 4. Sedangkan pada item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2 untuk S dan 1 utnuk SS. Berikut blue print kedua skala tersebut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 46 Tabel 1 Blue Print Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba Nomor Butir Komponen / Bobot No. Jumlah Aspek (%) Favorable Unfavorable 1. Keberartian 1,5,9,17,33,37,41, 13,21,25,29,49, 20 25 (significance) 45,53,61,65,69 57,73,77 2. Kekuatan 2,10,18,26,30,34, 6,14,22,38,42, 20 25 (power) 54,58,62,74,78 46,50,66,70,82 3. Kompetensi 3,23,27,31,35, 7,11,15,19,43,47, (competence) 39,63,67,71,75, 20 25 51,55,59 79,83 4. Kebajikan 4,8,12,16,40,44, 20,24,28,32,36, 20 25 (virtue) 48,52,56,60 64,68,72,76,80 Jumlah Total 80 100 Tabel 2 Blue Print Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba Gaya Nomor Butir Bobot No. manajemen Jumlah (%) Favorable Unfavorable konflik 1. Menghindari 3,8,13,18,23,28, 33,38,43,68,73, 48,53,58,63,88, 78,83,108,123, 25 20 93,98, 103,113, 128 118 2. Kompetisi 4,9,14,19,24,29, 39,44,49,54,59, 34,84,89,94,99, 64,69,74,79, 25 20 104 109,114,119, 124,129 3. Akomodasi 5,10,15,20,25,30, 35,40,45,50,75, 55,60,65,70,95, 80,85,90,120, 25 20 100,105,110,115 125 4. Kompromi 1,6,26,31,36,41, 11,16,21,76,81, 46,51,56,61,66, 101,106,111, 25 20 71,86,91,96 116,121 5. Kolaborasi 2,7,12,17,22,27, 42,47,52,57,62, 32,37,77,92,97, 67,72,82,87, 25 20 102,107,112 117,122 Jumlah Total 125 100 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Estimasi Validitas Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar, 2012). Suatu alat ukut memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Kategori validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity), yang memiliki kemampuan untuk menilai isi skala yang terdiri dari beberapa aspek dan komponen objek untuk mendukung konstrak teoritik yang hendak diukur (Azwar,2012). Penilaian item mengalami proses penilaian yang kompeten dengan menggunakan metode expert judgement (Azwar, 2012) melalui dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian item dengan apa yang ingin diukur. 2. Seleksi Item Kualitas suatu tes sangat ditentukan oleh kualitas item-itemnya, maka penting bagi peneliti untuk melakukan seleksi item. Seleksi item dilakukan dengan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item yaitu, berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang dikenal dengan istilah parameter daya beda item. Dalam pemilihan item berdasarkan korelasi item total, digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 memiliki daya pembeda yang dianggap memuaskan. Sedangkan item yang mencapai koefisien korelasi kurang dari 0,30 dapat diinterpretasi sebagai item yang memiliki data diskriminasi yang rendah atau kurang memuaskan. Item yang memiliki kualitas yang tidak baik akan digugurkan atau tidak digunakan dalam skala. Akan tetapi, jika jumlah item yang lolos seleksi tidak sesuai dengan yang diinginkan atau kurang dapat mewakili aspek-aspek yang diukur, maka dapat dipertimbangkan dengan menurunkan batasan rix menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2012) a. Skala Harga Diri Berdasar hasil uji coba terhadap 40 responden, skala harga diri memiliki 80 item yang lolos seleksi dari 80 item awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,30. Distribusi item dapat dilihat sebagai berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 3 Blue Print Skala Harga Diri Setelah Uji Coba Nomor Butir Komponen / No. Aspek Favorable Unfavorable 1. Keberartian 1,5,9,17,33,37,4 13,21,25,29,4 (significance) 1,45,53,61,65,69 9,5773,77 2. Kekuatan 2,10,18,26,30,3 6,14,22,38,42 (power) 4,54,58,62,74,7 ,46,50,66,70, 8 82 3. Kompetensi 3,23,27,31,35 7,11,15,19,43,4 (competence) ,39,63,67,71, 7,51,55,59 75,79,83 4. Kebajikan 20,24,28,32,3 4,8,12,16,40,44, (virtue) 6,6468,72,76, 48,52,56,60 80 Total 42 38 49 Jumlah 20 20 20 20 80 b. Skala Manajemen Konflik Berdasar hasil uji coba terhadap 40 responden, skala manajemen konflik memiliki 75 item yang lolos seleksi dari 125 item awal dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,30. Distribusi item dapat dilihat sebagai berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 4 Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Uji Coba Gaya Nomor Butir No. manajemen Favorable Unfavorable konflik 1. Menghindari 28,33,38,63,6 3,8*,13,18*,23*, 8*, 43*,48,53*,58*, 73,78,103*, 83,88,93*,98*, 118*,123* 108*,113* 2. Akomodasi 4,9,14,19*,24,2 9*,34,84,89,94, 99*, 104* 3. 4. 5. Kompetisi Kompromi Kolaborasi Total 5*,10,15,20*,25 ,3055*,60*,65,7 0*,95,100*,105 *,110,115 1,6,26,31,36,41, 46,51,56,61,66* , 71,86,91,96 2,7,12,17,22,27, 32,37,77,92,97, 102,107,112 48 50 Jumlah 39*,44,49*,5 4*, 59*,64*,69*, 74*, 79*,109*,114 *, 119*,124 35*,40*,45*, 50, 75*,80*,85*, 90, 120,125 11,16,21*,76 *,81, 101*,106*,11 1, 116,121 42*,47,52,57 *,62, 67,72,82,87*, 117,122 27 11 10 12 20 22 75 Item yang dicetak tebal dan bertanda * merupakan item yang gugur Namun dengan disesuaikan dengan definisi operasional (DO) yang telah ditentukan diawal, maka terdapat beberapa item yang digugurkan supaya tiap bentuk manajemen konflik memiliki jumlah item yang sama. Pengguguran item didasarkan pada dengan koefisien korelasi item total (rix) yang terkecil jika dibandingkan dengan item lain pada bentuk yang sama. Berikut adalah skala final PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 yang digunakan peneliti untuk penelitian yang sebenarnya setelah melakukan penyusunan uang : Tabel 5 Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Dilakukan Penyusunan Ulang Gaya Nomor Butir No. manajemen Jumlah Favorable Unfavorable konflik 1. Kompromi 1,11,16,21,26, 6,46 10 31,36,41 2. Kolaborasi 2,7,12,17,22, 27,47 10 32,37,42 3. Menghindari 3,8,23,43,48 14,18,28,33, 10 38 4. Akomodasi 4,9,14,19,24,34, 29,49 10 39,44 5. Kompetisi 5,10,15,25,35, 20,30,50 10 40,45 Total 36 14 50 3. Estimasi Reliabilitas Reliabilitas kepercayaan hasil sebenarnya ukur yang mengacu pada mengandung konsistensi makna atau kecermatan pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara individu lebih ditentukan oleh faktor eror atau kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 2012) Tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan dalam angka yang disebut sebagai koefisien reliabilitas (rxx). Besarnya reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 menunjukkan bahwa semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati angka 0 menunjukkan bahwa semakin rendah reliabilitasnya (Azwar,2012). Pada penelitian ini, estimasi reliabilitas diukur dengan menggunakan pendekatan konsistensi internal Alpha Cronbach melalui perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Didapatkan hasil koefisien reliabilitas (rxx) dari skala harga diri adalah sebesar 0,984 dan rxx dari skala manajemen konflik adalah sebesar 0,925. G. Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi c. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka data yang diperoleh berdistribusi normal. Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample Sapiro-Wilk. Hal ini dikarenakan subjek dari penelitian ini hanya 50 orang saja. d. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Jika taraf signifikan lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 kecil dari 0,05 (p<0,05) maka hubungan antara variabel mengikuti fungsi garis linear sehingga dapat diuji degan statistik parametik. Sebaliknnya, jika taraf signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka harus diuji dengan statistik nonparametrik. 2. Uji Hipotesis Uji hipotesis pada penelitian ini akan menggunakan 2 teknik analisis korelasional melalui program SPSS 16,0 for Windows .Kedua teknik tersebut yaitu : (1) Product Moment untuk menganalisis data yang terdistribusi normal dan memiliki hubungan yang linear, (2) Spearman Rho untuk menganalisis data yang tidak terdistribusi normal. Uji hipotesis ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara harga diri dan manajeman konflik. Pada pengujian ini menggunakan hipotesis satu ekor (one-tail). Dua variabel dikatakan memiliki hubungan yang signifikan apabila taraf signifikasi lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05) atau 0,01 (p < 0,01). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN PENELITIAN Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan tryout atau uji coba skala penelitian untuk melihat apakah item-item pada skala yang digunakan sudah memenuhi kriteria atau belum. Tryout dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2014 sampai dengan 15 November 2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convinience sampling kepada 40 mahasiswa yang didapatkan baik secara langsung dan tidak langsung. Pengambilan sampel langsung dilakukan dengan pemberian angket secara langsung pada subjek yang dituju, dan meminta kepada teman peneliti untuk membantu menyebarkan angket kepada beberapa orang kenalannya yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Pengambian sampel tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan google doc untuk membuat angket secara online. Kemudian peneliti mengirimkan link-nya kepada subjek yang dituju melalui email dan media sosial yaitu facebook dan twitter. Jumlah angket tercetak yang diisi oleh subjek berjumlah 32 eksemplar, 8 sisanya diisi oleh subjek secara online melalui link google doc yang dikirimkan oleh peneliti. Secara keseluruhan jumlah subjek tryout terdiri dari 34 perempuan dan 6 laki-laki dengan rentang usia 19 tahun sampai dengan 24 tahun. Dari 40 angket yang diisi semuanya diisi dengan lengkap dan memenuhi kriteria sehingga layak untuk diolah secara statistik. 54 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 55 Setelah data tryout terkumpul, peneliti melakukan uji reliabilitas alat ukur melalui program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan uji reliabilitas item yang dilakukan, skala harga diri tidak memiliki item yang gugur dari 80 item awal, sedangkan skala manajemen konflik memiliki 50 item gugur dari 125 item. Sehingga terdapat 75 item pada skala manajemen konflik yang lolos seleksi item untuk dijadikan skala penelitian. Namun untuk mengimbangi jumlah item dari tiap bentuk manajemen konflik maka ada 25 item lagi yang digugurkan, sehingga terdapat 50 item yang digunakan sebagai skala penelitian manajemen konflik. B. PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 sampai dengan 4 Desember 2014. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah convinience sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara memilih subjek yang tersedia dan dianggap sesuai dengan persyaratan dari tujuan penelitian yang mudah dijangkau atau didapatkan. Adapun kriteria subjek penelitian yang dimaksud adalah individu yang berusia 18 sampai dengan 25 tahun dan sedang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) minimal selama 3 bulan. Sama seperti saat pengambilan data tryout, pengambilan data pada penelitian yang sebenarnya ini dilakukan baik secara langsung dan tidak langsung. Jumlah angket tercetak yang diisi oleh subjek berjumlah 35 eksemplar, 15 sisanya diisi oleh subjek secara online. Jumlah subjek yang didapat sebanyak 50 individu dewasa awal yang memenuhi kriteria PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 penelitian. Selain itu semua subjek mengisi angket dengan baik dan lengkap, sehingga semua data yang diperoleh layak untuk diolah. C. DESKRIPSI SUBJEK Subjek penelitian ini berjumlah 50 orang yang berusia 18 tahun sampai dengan 24 tahun dengan status mahasiswa di berbagai universitas yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Semua subjek telah memenuhi kriteria penelitian yaitu memiliki hubungan pacaran jarak jauh minimal 3 bulan, minimal berbeda kota degan pasangannya dan maksimal bertemu dengan pasangan sekali dalam sebulan. Berikut data mengenai demografis subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Deskripsi usia subjek penelitian Usia Jumlah 18 tahun 3 19 tahun 5 20 tahun 8 21 tahun 4 22 tahun 17 23 tahun 11 24 tahun 2 Presentase 6% 10 % 16 % 8% 34 % 22 % 4% Jumlah terbesar subjek berdasarkan usia adalah usia 22 tahun dengan prosentase sebesar 34%. Sedangkan pada urutan berikutnya adalah usia 23 tahun dengan prosentase sebesar 22 %. Di urutan ketiga adalah 20 tahun dengan prosentase sebesar 16 %. Pada urutan berikutnya yaitu 19 tahun dengan prosentase sebesar 10 %, 21 tahun dengan prosentase sebesar 8 % dam 18 tahun dengan prosentase sebesar 6%. Jumlah usia terkecil adalah usia 24 tahun dengan prosentase sebesar 4 %. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 7 Deskripsi jenis kelamin subjek penelitian Jenis kelamin Jumlah Laki-laki 18 Perempuan 32 57 Presentase 36 % 64 % Subjek pada penelitian ini terdiri dari 50 orang dengan proporsi 36% adalah laki-laki dan sisanya 64% subjek adalah perempuan. Tabel 8 Deskripsi pendidikan saat ini dari subjek penelitian Pendidikan Jumlah D3 8 S1 38 S2 4 Presentase 16 % 76 % 8% Jumlah terbesar subjek berdasarkan tingkat pendidikannya saat ini adalah mahasiswa S1 dngan prosentase sebear 76%. Sedangkan diurutan berikutnya adalah mahasiswa D3 sebanyak 16 %. Sisanya sebanyak 8 % subjek merupakan mahasiswa yang sedang menjalani studi S2. Tabel 9 Deskripsi domisili subjek penelitian Kota Jumlah Bandung 2 Jakarta 1 Magelang 4 Medan 1 Pontianak 1 Surabaya 3 Tangerang 2 Yogyakarta 36 Persentase 4% 2% 8% 2% 2% 6% 4% 76 % Subjek pada penelitian ini sebanyak 76 % berdomisili di kota Yogyakarta dan sisanya tersebar di beberapa kota di Indonesia. Sebanyak 8 % subjek berdomisili di Magelang dan 6 % berdomisili di Surabaya. Subjek yang berdomisili di Bandung dan Tangerang masing- masing sebanyak 4 %. Paling PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 58 sedikit subjek berdomisili di beberapa kota seperti Jakarta, Medan dan Pontianak masing-masing sebanyak 2 %. Tabel 10 Deskripsi domisili pasangan subjek penelitian Kota Jumlah Australia 1 Bali 10 Bandung 2 Banjarmasin 1 Bekasi 1 Blora 1 Gresik 1 Jakarta 4 Jerman 1 Kabanjahe 1 Kalimantan 1 Kebumen 1 Klaten 1 Kupang 1 Magelang 2 Malang 1 Malaysia 1 Medan 1 Palembang 2 Pontianak 2 Semarang 2 Solo 2 Surabaya 3 Tangerang 3 Turki 1 Yogyakarta 3 Persentase 2% 20 % 4% 2% 2% 2% 2% 8% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 4% 2% 2% 2% 4% 4% 4% 4% 6% 6% 2% 6% Pada penelitian ini sebagian subjek memiliki pasangan yang berdomisili di Bali dengan prosentase sebanyak 20 %. Sedangkan di urutan berikutnya adalah kota Surabaya, Tangerang dan Yogyakarta dengan prosentase masingmasing sebesar 6%. Sebanyak masing-masing 4 % pasangan subjek penelitian berdomisili di Bandung, Magelang, Palembang, Pontianak, Semarang dan Solo. Sisanya sebanyak masing-masing 2 % pasangan subjek berdomisili di PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Australia, Banjarmasin, Bekasi, Blora, Gresik, Jakarta, Jerman, Kabanjahe, Kalimantan, Kebumen, Klaten, Kupang, Malang, Malaysia , Medan dan Turki. Dari 50 sujek, lamanya menjalani pacaran jarak jauh dikategorikan kedalam 3 kategori dengan menggunakan rumus pembagian kategori berdasarkan norma kelompok. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil pembagian sebagai berikut : Tabel 11 Deskripsi lama subjek menjalani hubungan pacaran jarak jauh Lama Jumlah Presentase 3 – 14 bulan 26 52 % 16 – 46 bulan 21 42 % 48 -78 bulan 3 6% Sebanyak 52% subjek sudah menjalani pacaran jarak jauh selama 3 sampai dengan 14 bulan. 42 % lainnya sudah menjalani hubungan pacaran jarak jauh selama 16 sampai dengan 46 bulan. Dan sisanya sebanyak 6 % subjek sudah menjalani hubungan pacaran jarak jauh selama 48 sampai dengan 78 bulan. Tabel 12 Deskripsi intensitas bertemu subjek dan pasangannya dalam sebulan Intensitas Jumlah Persentase Kurang dari sekali 29 58 % sebulan Sekali dalam sebulan 21 42 % Lebih dari sekali 0 0% sebulan Sebanyak 58 % subjek penelitian ini menyatakan bahwa intensitas bertemu dengan pasangan adalah kurang dari sekali sebulan. Sisanya sebanyak 42 % subjek menyatakan bahwa intensitas bertemu dengan pasangan adalah sekali PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 dalam sebulan. Sedangkan tidak ada satupun subjek yang bertemu dengan pasangannya lebih dari sekali dalam sebulan. D. HASIL PENELITIAN 1. Uji asumsi a. Uji Normalitas Uji normalitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahi apakah data penelitian berasal dari populasi yang bersifat normal atau tidak (Santoso,2010). Dikarenakan subjek penelitian berjumlah 50 orang maka uji normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan teknik analisis Saphiro-Wilk (Santoso, 2010). Jika p < 0,05, maka sebaran skor dapat dinyatakan tidak normal. Sebalikkan jika p > 0,05, maka sebaran skor dari data dikatakan memenuhi distribusi normal. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 61 Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Skala Harga Diri dan Manajemen Konflik Shapiro-Wilk statistic df Sig. Harga Diri .985 50 .779 Manajemen konflik (secara .966 50 .155 umum) Manajemen konflik .964 50 .134 kompromi Manajemen konflik .960 50 .091 kolaborasi Manajemen konflik .971 50 .251 menghindari Manajemen konflik .979 50 .518 akomodasi Manajemen konflik .951 50 .037 kompetisi Dari hasil pengujian normalitas dengan teknik tersebut skala harga diri didapatkan nilai Saphiro-wilk sebesar 0.779. Untuk skala manajemen konflik secara keseluruhan sebesar 0.155. Sedangkan untuk perbentuk memperoleh nilai yaitu kompromi sebesar 0.134, kolaborasi sebesar 0.091, menghindar sebesar 0.251, akomodasi sebesar 0.518, dan kompetisi sebesar 0.037. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data yang terdistribusi normal adalah pada skala harga diri dan skala manajemen konflik secara keseluruhan. Selain itu manajemen konflik perbentuk yaitu kompromi, kolaborasi, menghindari, dan akomodasi juga datanya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 terdistribusi normal. Sedangkan data yang tidak terdistribusi normal adalah skala manajemen konflik kompetisi. b. Uji linearitas Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung memililiki hubungan linear atau tidak. Dua variabel dikatakan memiliki hubunan linear jika memiliki taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05). Setelah dilakukan uji linearitas, didapatkan hasil sebagai berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 Tabel 14 Ringkasan Uji Linearitas ANOVA Table KOMPROMI * HARGA DIRI KOLABORASI * HARGA DIRI MENGHINDARI * HARGA DIRI AKOMODASI * HARGA DIRI KOMPETISI * HARGA DIRI Between Groups Between Groups Between Groups Between Groups Between Groups (Combined) Linearity Deviation from Linearity (Combined) Linearity Deviation from Linearity (Combined) Linearity Deviation from Linearity (Combined) Linearity Deviation from Linearity (Combined) Linearity Deviation from Linearity F 3.432 20.294 Sig. .010 .001 2.950 .020 1.345 6.418 .290 .025 1.200 .376 1.233 6.912 .355 .021 1.070 .470 1.033 .765 .501 .398 1.041 .494 .924 .159 .596 .697 .946 .576 Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa harga diri memiliki hubungan linear dengan manajemen konflik kompromi, kolaborasi, dan menghindari, dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0.001 , 0.025 , dan 0.021. Namun pada manajemen konflik akomodasi dan kompetisi tidak memiliki hubungan linear dengan harga diri. Hal ini dikarenakan taraf signifikansinya melebihi 0.05, yaitu sebesar 0.398 dan 0.697. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 c. Uji Hipotesis Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas pada data yang diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik analisis korelasi Pearson dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows untuk melihat hubungan harga diri dan ketiga manajemen konflik yaitu kompromi, kolaborasi dan menghindar. Hal ini dikarenakan keempat variabel tersebut datanya terdistribusi normal dan antara tiap manajemen konflik tersebut jika dihubungkan dengan harga diri memiliki hubungan yang linear. Selain itu teknik analisis korelasi Spearman dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows juga digunakan untuk melihat hubungan pada harga diri dan manajemen konflik yaitu akomodasi dan kompetisi. Hal ini dikarenakan data dari kedua manajemen konflik ini tidak terdistribusi normal. Dalam melakukan uji hipotesis, peneliti menggunakan uji hipotesisi satu ekor (one-tailed) disesuaikan dengan hipotesis penelitian yang telah dinyatakan diawal. Setelah dilakukan pengujian, didapatkan hasil sebagi berikut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 Tabel 15 Hasil skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompromi, kolaborasi, menghindari Correlations Pearson KOMPROMI Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N KOLABORASI Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N MENGHINDA Pearson Correlation RI Sig. (1-tailed) N HARGA DIRI .385 ** .001 50 .323** .006 50 -.347** .005 50 **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). Dari hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang siginifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi dan kolaborasi. Hal ini ditujukkan dengan skor signifikansi dari keduanya yang lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05). Skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompromi menunjukkan angka sebesar 0.385 dengan signifikansi sebesar 0.001 dan skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi sebesar 0.323 dengan signifikansi sebesar 0.006. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki individu, semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik kompetisi maupun kolaborasi oleh individu tersebut dan sebaliknya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 Disisi lain, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari. Hal ini ditunjukkan oleh skor korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar -0.347 dengan signifikansi sebesar 0.005. Hasil yang telah disebutkan itu, menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki individu maka semakin rendah penggunaan manajemen konflik menghindari dan sebaliknya. Tabel 16 Hasil skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi dan kompetisi Correlations HARGA DIRI Spearman's rho AKOMODASI Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N KOMPETISI -.053 .356 50 Correlation Coefficient .060 Sig. (1-tailed) .339 N 50 Dari hasil perhitungan diatas didapatkan skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi sebesar -0.053. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang lemah antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi dengan signifikansi sebesar 0.356. Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 yang lemah, namun dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0.05 maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan yang negatif. Skor signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan bahwa harga diri yang tinggi berhubungan dengan rendahnya penggunaan manajemen konflik akomodasi oleh subjek atau sebaliknya. Disisi lain, hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi sebesar 0.060. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang lemah antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi dengan signifikansi sebesar 0.339. Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan yang positif. Skor signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan bahwa harga diri yang tinggi berhubungan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 dengan tingginya penggunaan manajemen konflik kompetisi oleh subjek dan sebaliknya. 2. Analisis tambahan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, deskripsi data dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 17 Deskripsi data penelitian Variabel Harga Diri Manajemen Konflik Kompromi Manajemen Konflik Kolaborasi Manajemen Konflik Menghindari Manajemen Konflik Akomodasi Manajemen Konflik Kompetisi N Min Max Mean SD 50 199 293 244.68 22.717 50 26 40 34.16 3.285 50 31 40 35.32 2.369 50 12 29 22.32 3.836 50 12 33 22.52 4.102 50 16 32 23.78 3.765 Untuk mengetahui tingkat harga diri dan kelima bentuk manajemen konflik, maka dilakukan perbandingan antara mean teoritis dan mean empiris dari masing-masing variabel penelitian. Berikut hasil perbandingan kedua hal tersebut : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel 18 Hasil Mean Teoritis dan Mean Empiris Skala Mean Teoritis Harga Diri 200 Manajemen Konflik 25 Kompromi Manajemen Konflik 25 Kolaborasi Manajemen Konflik 25 Menghindari Manajemen Konflik 25 Akomodasi Manajemen Konflik 25 Kompetisi 69 Mean Empiris 244.68 SD 22.717 34.16 3.285 35.32 2.369 22.32 3.836 22.52 4.102 23.78 3.765 Mean teoritis adalah rata-rata skor alat penelitian. Mean teoritis diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Mean empiris diperoleh dari angka yang merupakan ratarata dari data penelitian. Mean teoritik diperoleh melalui perhitungan manual sedangkan mean empiris diperoleh melalui perhitunga menggunakan teknik One-Sample Statictics dengan bantuan SPSS 16.0 for Windows. Dari data tabel 18 dapat dilihat bahwa mean empiris pada skala harga diri lebih besar dari mean teoritisnya, hal ini menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki harga diri yang tinggi. Begitu pula dengan mean empirik dari skala manajemen konflik kompromi dan kompetisi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pada penelitian ini memiliki manajemen konflik kompromi dan kompetisi yang tinggi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 70 Berbeda dengan hasil perbandingan mean empiris dan mean teoritik pada skala manajemen konflik menghindari, akomodasi dan kompetisi. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa mean empirik pada ketiga skala ini lebih kecil dibandingakan mean teoritiknya. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian ini memiliki manajemen konflik menghindari, akomodasi dan kompetisi yang cenderung rendah. Dari hasil perhitungan yang dilakukan secara manual diketahui bahwa 54 % subjek tergolong kategori individu yang memiliki harga diri tinggi, sedangkan 46% sisanya tergolong dalam kategori individu yang memiliki harga diri rendah. E. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil korelasi antara kedua variabel yaitu harga diri dan kelima bentuk manajemen konflik pada individu dewasa muda yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Pada hasil korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompromi sebesar 0,385 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan positif yang signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik kompromi oleh individu tersebut. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 Pada hasil korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi sebesar 0,323 dengan signifikansi sebesar 0,006 (p < 0,01). Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan positif yang signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik kolaborasi oleh individu tersebut. Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis kedua penelitian ini diterima. Hubungan pacaran jarak jauh sama halnya dengan hubungan pacaran biasanya yang tidak selalu berjalan mulus. Hanya saja tantangan pada hubungan ini adalah ketika muncul konflik. Individu dan pasangannya tidak mampu atau tidak memungkinkan untuk dapat selalu menyelesaikan konflik secara langsung atau secara face to face. Jarak yang memisahkan individu dan pasangannya memaksa mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang terjadi secara tidak langsung seperti menggunakan alat komunikasi (Reys, 2011). Maka dalam hal ini kemampuan individu dan pasangannya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi menentukan bagaimana hubungan mereka berjalan (Wood,2007). Harga diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang menentukan bagaimana individu dapat membangun relasi dengan orang lain, terutama pasangannya. Ketika mengalami sebuah masalah, harga diri mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapinya. Dari penelitian ini diketahui bahwa harga diri yang dimiliki oleh seseorang berhubungan dengan kecenderungan penggunaan manajemen konflik konstruktif yaitu kompromi dan kolaborasi dalam menghadapi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 masalah. Pada penelitian ini individu dengan harga diri tinggi sebanyak 56%. Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa harga diri tinggi berhubungan positif dengan menggunakan manajemen konflik konstruktif yaitu kompromi dan kolaborasi khususnya pada dewasa awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Semakin tinggi tingkat harga diri seseorang makin tinggi pula penggunaan manajemen konflik konstruktif yang dilakukannya, begitu juga sebaliknya. Hal ini didukung oleh pendapat Clemens dan Bean (dalam Simbolon 2009) yang menyatakan bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif. Pemecahan masalah yang efektif dapat dilakukan ketika individu tersebut dapat mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif. Hal ini dikarenakan pemecahan masalah yang dilakukan secara konstruktif membuat konflik yang terjadi justru dapat memberikan manfaat positif dalam hubungan yang dijalani (Adam,1995). Konflik merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam sebuah hubungan. Saat dikelola dengan konstruktif, konflik memberi kesempatan bagi yang terlibat didalamnya untuk semakin tumbuh dan mampu memperkuat hubungan (Wood,2007). Supratiknya (1995) berpendapat bahwa konflik sesungguhnya memiliki potensi untuk menunjang perkembangan pribadi maupun relasi dengan orang lain, jika individu yang berkonflik tersebut mampu menghadapi dan memecahkan konflik secara konstruktif. Orientasi konflik konstruktif menghasilnya solusi yang berguna bagi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 73 hubungan karena dapat memenuhi kebutuhan masing-masing individu yang berkonflik. Reys (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pasangan yang berkonflik dan menyelesaikan dengan manajemen konflik konstruktif, maka hubungan yang terjalin akan semakin berkualitas. Hal ini dikarenakan ketika individu mampu memenuhi kebutuhan satu sama lain dengan baik, maka individu tersebut cenderung tetap mampu mempertahankan perasaan positifnya pasca konflik dengan pasangannya. Dalam pacaran jarak jauh, manajemen konflik konstruktif akan sangat membantu dalam upaya pemeliharaan hubungan. Keterbatasan individu dan pasangannya untuk dapat menyelesaikan konflik secara face to face membuat manajemen konflik konstruktif menjadi jalan untuk membuat hubungan mereka tetap berjalan dengan baik. Orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kompetensi dan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya (Coopersmith,1967). Individu yang punya harga diri tinggi akan mampu menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia miliki, memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu dan berharga. Hal ini menyebabkan individu itu cenderung memiliki perasaan positif serta mampu memandang sesuatu secara positif. Ketika ada masalah, individu dengan harga diri yang tinggi cenderung memecahkan masalah dengan lebih efektif. Manajemen konflik konstruktif tercipta ketika individu dan pasangannya mampu memahami kebutuhan masing-masing serta peka akan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 perasaan masing-masing. Hal tersebut terjadi ketika individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri. Beebe (2009) yang berpendapat bahwa harga diri mempengaruhi kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain. Menurut Wood (2007), memahami apa yang diinginkan oleh masing-masing individu yang berkonflik adalah langkah penting untuk menemukan cara menangani konflik secara efektif. Manajemen konflik konstruktif tidak akan muncul ketika individu tidak dapat menghargai orang lain bahkan diri kita sendiri dari segi kebutuhan maupun perasaan (Wood,2007). Ketika individu dan pasangannya masing-masing mampu menghargai dirinya sendiri, menghargai pasangan, saling peka akan perasaan dan kebutuhan satu sama lain, maka jarak tidak lagi menjadi sebuah masalah besar dalam hubungan mereka. Sekalipun ada konflik yang terjadi, mereka tetap mampu mengelolanya dengan baik. Hasil lain dari penelitian ini yang diperoleh menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari. Hal ini ditunjukkan oleh skor korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar -0,347 dengan signifikansi sebesar 0,005 (p < 0,01). Hal tersebut memiliki arti bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki indvidu, semakin rendah pula penggunakan manajemen konflik menghindar oleh individu tersebut. Hasil ini menunjukkan bawah hipotesis penelitian yang ketiga diterima. Pada penelitian ini individu dengan harga diri rendah sebanyak 46%. Harga diri rendah yang dimiliki oleh seseorang berhubungan dengan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 75 kecenderungan penggunaan manajemen konflik yang destruktif yaitu menghindar, akomodasi dan kompetisi dalam menghadapi masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian hipotesis awal diterima, namun ada pula sebagian hipotesis yang tidak diterima. Sebagian hipotesis yang tidak diterima tersebut adalah harga tinggi rendah yang dimiliki oleh seseorang ternyata tidak berhubungan dengan kecenderungan penggunaan majamen konflik kompetisi dan akomodasi. Hal ini dikarenakan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kecenderungan penggunaan manajemen konflik kompetisi malah dilakukan oleh bahwa inidividu yang memiliki harga diri yang tinggi. Selain itu menurut hasil penelitian orang yang memiliki harga diri rendah tidak selalu menghadapi konflik dengan manajemen konflik akomodasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri berhubungan negatif dengan penggunaan manajemen konflik menghindari. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi harga diri seseorang maka semakin rendah penggunaan manajemen konflik menghindar. Sebaliknya, semakin rendah harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi penggunaan manajemen konflik menghindar. Supratiknya (1995) mengungkapkan orang yang menggunakan manajemen konflik menghindar percaya bahwa setiap usaha pemecahan konflik hanya akan sia-sia sehingga memilih untuk mengindarinya. Hal ini didukung oleh Clemens and Bean (dalam Simbolon 2009) yang berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri rendah cenderung akan menunjukkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 emosi dan perasaan negatif sehingga tidak mampu mengatasi masalahnya secara efektif. Mereka akan menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Berne (1988) berpendapat bahwa harga diri rendah membuat individu tersebut memiliki gambaran diri yang negatif. Hal ini dapat menghalangi kemampuan individu tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mengatasi ketakutan dan emosinya yang kuat. Taylor (2009) orang yang memandang rendah dirinya cenderung pesimis dan sering berkubang dalam perasaan negatif. Dalam hubungan pacaran jarak jauh, kepercayaan merupakan hal yang utama. Ketika individu tidak memiliki gambaran yang negatif terhadap dirinya, individu tersebut akan memiliki kecenderungan untuk memandang dirinya rendah dan tidak mampu percaya pada dirinya sendiri. Hal ini membuat dirinya dipenuhi dengan perasaan negatif yang terbawa pada hubunganya dengan pasangan. Ketika hal tersebut terjadi, individu akan cenderung untuk tidak mampu percaya pada pasangannya dan seringkali menaruh rasa curiga serta memandang pasangan secara negatif. Seperti yang diungkapkan Diah (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seringkali kepercayaan yang rendah dan kesalah pahaman merupakan sumber masalah dalam hubungan pacaran jarak jauh. Ketika individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh memilih menggunakan manajemen konflik menghindar, maka dimungkinkan hubungan yang dijalani menjadi kurang baik. Hal ini dikarenakan masalah yang terjadi sebenarnya tidak benar-benar terselesaikan. Menghindari PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 masalah malah akan memberi kesan bahwa individu tersebut tidak peduli terhadap masalah yang terjadi (Pickering, 2001). Hal ini diperkuat dengan pendapat Beebe (2011) yang mengungkapkan bahwa gaya menghindari koflik seringkali menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepedulian yang rendah terhadap orang lain. Ketika hal tersebut terjadi bisa saja malah akan menyulut konflik yang lebih besar. Senada dengan hal tersebut Pickering (2001) mengatakan bahwa gaya ini dapat menimbulkan kejengkelan pada pihak yang berkonflik dengan individu tersebut dan tidak memberi kepuasan sehingga konflik cenderung akan terus berlanjut. Pada hasil lainnya juga didapat skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi menunjukkan angka sebesar -0.53. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang lemah antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi dengan signifikansi sebesar 0,356. Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang lemah, namun dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan negatif yang signifikan. Skor signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan bahwa harga diri yang tinggi berhubungan dengan rendahnya penggunaan manajemen konflik akomodasi oleh subjek. Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian yang keempat ditolak. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 78 Pada penelitian kualitatif mengenai manajemen konflik pada individu yang memiliki hubungan pacaran jarak jauh yang dilakukan Gayle (2012), salah satu subjeknya menyatakan demikian : “jika salah satu diantara kami tidak ada mengalah maka masalah tidak akan selesai to?” Dalam penelitian kualitatif lainnya yang dilakukan oleh Nisa (2010) yang membahas mengenai konflik pada individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh, menyatakan bahwa cara subjeknya menyelesaikan konflik dalam hubungannya salah satunya juga dengan mengalah pada pasangan dengan alasan supaya hubungan yang terjalin dapat kembali baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh terkadang memakai akomodasi sebagai cara mereka menyelesaikan konflik supaya konflik yang terjadi tidak berkepanjangan. Orang yang menggunakan gaya manajemen konflik akomodasi mengutamakan hubungan daripada tujuan atau kepentingan pribadinya (Supratiknya,1995). Walaupun menurut Pickering (2001), gaya manajemen konflik ini menilai orang lain lebih tinggi dan melai diri sendiri lebih rendah dan barangkali mencerminkan rasa rendah diri orang tersebut, namun pada penelitian ini tidak terbukti. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi sebesar 0,060. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang lemah antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi dengan signifikansi sebesar 0.339. Walaupun skor korelasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan positif yang signifikan. Skor signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan bahwa harga diri yang tinggi berhubungan dengan tingginya penggunaan manajemen konflik kompetisi oleh subjek. Hal ini juga tidak sejalan dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi. Hal ini berarti hipotesis kelima penelitian ini juga ditolak. Individu dengan gaya manajemen konflik kompetisi cenderung ingin selalu menang dan mengorbankan orang lain yang sedang berkonflik dengannya, hal ini dikarenakan manajemen konflik ini memiliki filosifi menang-kalah (2011). Baumeister, Smart, & Boden, 1996 dalam Baron (2003) mengungkapkan orang yang memiliki harga diri yang terlalu tinggi akan cenderung memiliki superioritas yang kuat, dan ketika ada orang lain yang memandang dirinya tidak sepositif dirinya sendiri, mereka akan cenderung merasa harga dirinya terluka. Hal ini kemungkinan akan menyebabkan individu tersebut menyerang lawan yang berkoflik dengannya. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai harga diri dan hubungannya dengan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan jarak jauh, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: a. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik kompromi oleh individu tersebut. b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik kolaborasi oleh individu tersebut. c. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik menghindari. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin rendah penggunaan manajemen konflik menghindari oleh individu tersebut. 80 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 81 d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi. Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang lemah, namun karena tidak signifikan maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan yang negatif. e. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi. Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun karena tidak signifikan maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan yang positif. B. KETERBATASAN PENELITIAN Pada penelitian ini subjeknya terlalu sedikit hanya 50 orang, hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi dari subjek penelitian dengan baik. Selain itu pernyataan pada skala yang harus diisi oleh subjek terlalu banyak, feedback yang diperoleh peneliti dari subjek yang mengisi skala rata-rata mengeluh kan hal tersebut karena ketika mengisi menjadi terlalu jenuh. C. SARAN Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi penelitian yang akan datang a. Berkaitan dengan alat ukur pada penelitian ini yang jumlahnya terlalu banyak, peneliti menyarankan supaya peneliti selanjutnya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 mempertimbangkan jumlah item yang akan digunakan supaya dalam pengisian skala subjek tidak merasa jenuh ketika itemnya tidak terlalu banyak. b. Subjek penelitian ini dirasa terlau sedikit, sehingga tidak terlalu bisa menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya, sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya menambah subjek penelitian sebanyak mungkin supaya hasil yang diperoleh dapat lebih menggambarkan populasi dengan lebih baik. c. Sebaiknya mempertimbangkan untuk memasukkan sumber konflik dalam skala penelitian supaya didapatkan gambaran dari latar belakang konflik yang sering muncul dalam hubungan pacaran khususnya pacaran jarak jauh. 2. Bagi individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh Mencoba untuk mengolah diri terutama mengenai harga diri dan manajemen konflik yang akan dipilih untuk menangani konflik yang muncul dalam hubungnanya, supaya lebih dapat mengembangkan diri serta dapat memanajemen konflik dengan baik dan hubungan yang dijalin dapat berjalan dengan lebih baik. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Adam, L. & Lenz, E. (1995). Be Your Best : Jadilah Diri Anda Sendiri : Efektivitas Pribadi dalam Hidup dan Hubungan Anda. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar Yogyakarta. Baron, R. A., Byrne, D., Branscome, N. R. (2003). Psikologi Sosial. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga. Beebe, Steven A. (2011). Interpersonal Communication : Relating to Other Six Edition. United State : Pearson Edicaton, inc. Berne, Patricia & Savary Louis (1988). Membangun Harga Diri Anak. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Cornelius, Helena & Shosana Faire. (1995). Siapapun Bisa Menang : Strategi Menang/Menang dalam Konflik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Coopersmith, S. (1967). The Antecedent of Self Esteem. W. H. Freeman and Company : San Fransisco Diah, Maria Fransiska. (2010). Perbedaan Problem Focused Coping dalam Menghadapi Masalah pada Pria dan Wanita yang Menjalani Pacaran Jarak Jauh di Masa Dewasa Awal. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan). Gayle, Nira Thabitha ,& Yuli Nugraheni. (2012). Komunikasi Antar-Pribadi : Strategi Manajemen Konflik Pacaran Jarak Jauh. Jurnal Ilmiah Komunikasi Volume 1/ Nomor 01 / Juli 2012. Diunduh pada tanggal 28 juni 2014, dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114071&val=5208 Herkusumaningtyas, Chatarina M. (2004). Hubungan Harga Diri dan Pemakaian Kosmetika Pengharum Tubuh pada Remaja. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan). Indriati, Monica N. (2001). Hubungan antara Perilaku Asertif dan Pengelolaan Konflik secara Konstruktif pada Karyawan Administratif Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan). Kindenda, Thomas J. (2002). A Study of Cultural Variability and Relational Maintenance Behaviors for International and Domestic Proximal and Long Distance Interpersonal Relationships. [Paper]. Agustus 2002. 109 pages. Diunduh pada tanggal 27 Juni 2014, dari 83 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 84 http://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc3238/m2/1/high_res_d/the sis.pdf Mapp, Christopher. (2013). The Relationship Between Forgiveness, Imagined Interactions, Empathy And Relational Satisfaction Among Long-Distance Romantic Couples. Diunduh pada tanggal 27 Juni 2014, dari http://etd.lsu.edu/docs/available/etd-11182013 135820/unrestricted/ Mapp_diss .pdf Narimawati, U., & Munandar, D. (2008). Teknik Sampling : Teori dan Praktik dengan menggunakan SPSS 15. Yogyakarta: Gava Media. Ningsih, C. (2004). Harga Diri Pekerja Seks Komersial Pasar Kembang Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan) Nisa, Saadatun ,& Praesti Sedjo. (2010). Konflik Pacaran Jarak Jauh pada Individu Dewasa Muda. Jurnal Psikologi Volume 3, No, 2, Juni 2010. Diunduh pada tanggal 28 juni 2014, dari http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/A rtikel_10501257.pdf Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R.D. 2008. Human Development. Jakarta : Salemba Humanika Permatasari, Krisentia I. (2013). Perbedaan Cinta Sternberg (Intimacy, Passion, Commitment) Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal pada Wanita. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan) Pickering, Peg. (2001). How to Manage Conflict : Kiat Menangani Konflik Edisi Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga. Reys, Whitney J. (2011). The negotiation of Conflict Management in Long Distance and Geographically Close Romantic Relationship. Diunduh pada tanggal 27 Juni 2014, dari https://beardocs.baylor.edu/xmlui/handle/2104/8167. Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma. Santrock, J. W. (2008). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi Ketigabelas. Jakarta : Erlangga --------------------. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi Ketigabelas. Jakarta : Erlangga Sarwono, Sarlito W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 85 Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan :Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta : Kanisius. Sherly Theresia . (2012) . Hubungan antara Harga Diri dengan Kemandirian pada Remaja Akhir. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan) Simbolon, Ferani Hotmarinda. (2009). Hubungan antara Harga Diri dan Kecemburuan pada Individu Dewasa Awal yang Sedang Berpacaran. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan). Skinner, Breeana. (2005). Perceptions of College Students in Long Distance Relationships. UW-L Journal of Undergraduate Research VIII. Diunduh pada tanggal 1 juli 2014, dari http://www.uwlax.edu/urc/juronline/PDF/2005/skinner.pdf Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Taylor, Shelley E. (2009). Psikologi Sosial : Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Thahjono, E. (1998). Harga diri Rendah. Journal Psikologi : Anima Vol XIII- No. 52 Juli-September 1998. Winardi. (1994). Manajemen Konflik : Konflik Perubahan dan Pengembangan. Bandung : Penerbit Mandar Maju. Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika. Wisnuwardani, Dian & Sri Fatmawati M. (2012). Hubungan Interpersonal. Jakarta : Salemba Humanika. Wolipop. (2012). Survei: 49% Pasangan Berhasil Menjalani Pacaran Jarak Jauh. Diunduh pada tanggal 7 Februari 2015, dari http://wolipop.detik.com/read/2012/09/04/073937/2007046/852/survei49-pasangan-berhasil-menjalani-pacaran-jarak-jauh Wood, Julia T. (2007) . Interpersonal Communication : everyday encounters. United State of America : Thomson Higher Education. Wulandari, Agnes E . (2012) . Hubungan antara Harga Diri dan Perilaku Membeli Kompulsif pada Remaja Putri . Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1 SKALA PENELITIAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1.A SKALA HARGA DIRI SEBELUM UJI COBA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Pernyataan Saya menjadi bagian yang penting dalam keluarga saya Saya dapat mengatur jadwal kegiatan saya dengan baik Terkadang saya merasa ragu untuk dapat memenuhi harapan orang lain Saya sering mengikuti acara keagamaan karena saya merasa hal tersebut positif bagi saya Saya merasa dibutuhkan oleh pasangan saya Seseorang biasanya memberitahu pada saya mengenai apa yang sebaiknya saya lakukan Saya dapat mewujudkan keinginan saya tanpa harus bergantung pada orang lain Saya merasa bersalah sesaat setelah berbohong pada orang lain Kehadiran saya selalu ditunggu oleh teman-teman Saya tahu apa yang harus saya lakukan saat harus menentukan suatu pilihan Saya yakin akan kemampuan saya walaupun banyak orang meremehkannya Saya akan berlaku jujur walaupun saya tahu akan ada masalah yang harus saya hadapi Saya merasa tidak berguna ketika sedang mengerjakan sesuatu bersama dengan teman-teman saya Saya terkadang bingung ketika harus menentukan suatu pilihan tanpa bantuan orang lain Saya yakin dapat mencapai apa yang saya cita-citakan Saya merasa sangat berdosa sesaat setelah melakukan sesuatu yang salah Saya merasa diterima apa adanya oleh pasangan saya Walaupun banyak tugas yang harus saya selesaikan, saya dapat melakukannya dengan baik Saya merasa yakin dapat memenuhi harapan dari orang tua Saya melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang saya inginkan walaupun terkadang hal yang saya lakukan buruk Pasangan saya selalu membanding-bandingkan saya dengan orang lain Saya sering terlambat mengumpulkan tugas Saya pernah gagal dan itu membuat saya merasa kurang yakin akan kemampuan saya sendiri Terkadang saya terpaksa berbohong supaya tidak mendapat masalah Pasangan selalu menuntut saya untuk berubah menjadi orang yang dia inginkan Saya dapat berpikir positif terhadap segala situasi Saya merasa orang lain lebih unggul daripada saya Menurut saya norma agama itu terlalu kaku jika diterapkan pada masa sekarang Saya merasa orang tua saya mengharapkan terlalu banyak pada diri saya Walaupun sedang penat saya mencoba mendahulukan kegiatan saya yang lebih penting daripada keinginan untuk refreshing Saya tidak sependapat dengan anggapan bahwa kegagalan adalah awal dari 86 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 keberhasilan Saya berpendapat bahwa pada jaman sekarang perilaku melanggar norma agama dapat ditolelir ketika hal tersebut tidak fatal Saya merasa pasangan bahagia saat bersama dengan saya Saya cenderung berpikir negatif saat saya sedang memiliki banyak masalah Keadaan saya saat ini senada dengan peribahasa bagai pungguk merindukan bulan Terkadang saya membicarakan kejelekan orang lain saat saya merasa sangat dikecewakan Teman-teman saya selalu memikirkan perasaan saya Saya mudah sekali marah dan tersinggung ketika sedang menghadapi banyak masalah Terkadang saya merasa mendapatkan hasil yang buruk walaupun sudah berusaha dengan keras Saya termasuk orang yang disiplin Pasangan selalu mendengarkan keluh kesah saya dengan sabar Sulit bagi saya untuk dapat mengontrol keinginan saya Saya selalu menemukan jalan keluar jika dihadapkan dengan permasalahan yang sulit Saya selalu berusaha untuk bertutur kata sopan terhadap siapapun walaupun orang tersebut tidak sopan pada saya Pasangan saya selalu menghargai setiap pilihan saya, walaupun berbeda dengannya Seringkali saya ingin menyerah ketika sedang mengalami kesulitan Saya dapat mengatasi masalah saya sendiri Saya mampu bersikap baik walaupun terhadap orang yang tidak saya sukai Seringkali teman mendengarkan cerita saya sambil mengerjakan hal lain Dengan fasilitas yang terbatas, saya mampu melakukan sesuatu secara maksimal Saya dapat menyelesaikan tugas/pekerjaan saya sendiri Saya adalah orang yang sangat taat pada peraturan apapun disekitar saya Saya merasa perhatian dari orang tua saya membuat saya tidak mudah putus asa Saya akan berusaha mencari tahu segala informasi yang bisa membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya Saya memiliki keyakinan bahwa sesulit apapun masalah yang saya hadapi pasti ada jalan keluarnya Saya merasa bersalah ketika melanggar peraturan, sekecil apapun itu Seringkali saya diabaikan oleh pasangan ketika dia sedang sibuk Teman saya sering meminta pendapat saya ketika harus menentukan sebuah pilihan Kadang saya mudah menyerah ketika harus menyelesaikan tugas yang sangat sulit Dimanapun saya berada , saya merasa harus menjalankan tatakrama yang berlaku Orang tua saya selalu menanyakan kabar ketika saya sedang bepergian jauh 87 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 Saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain Mengeluh merupakan cara untuk meringankan masalah Saya terpaksa melanggar lampu lalu lintas saat sedang terburu-buru Orang tua selalu memperhatikan kesehatan saya Sulit bagi saya untuk membuat orang lain mempercayai saya Saya banyak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan bagi masalah saya Saya merasa berhak memaki orang yang telah melakukan kesalahan pada saya Saya merasa pasangan saya mencintai saya dengan sungguh-sungguh Saya dapat memberikan arahan pada orang lain Saya cenderung mudah putus asa saat harus menghadapi berbagai masalah dalam hidup saya Terkadang saya melanggar peraturan yang tidak sesuai dengan keinginan saya Terkadang saya merasa teman saya tidak tulus berteman dengan saya Saya dapat diandalkan untuk memimpin sebuah kelompok Terkadang saya merasa hidup saya sangat berat untuk dijalani Saat ada orang lain yang melanggar peraturan, saya diamkan karena menurut saya itu bukan urusan saya Saya merasa orang tua saya lebih mengasihi saudara saya dibandingkan dengan saya Seringkali pendapat saya diabaikan oleh orang lain Terkadang saya merasa masalah seringkali datang bertubi-tubi dalam hidup saya Terkadang saya merasa peraturan yang ada membatasi saya dalam melakukan sesuatu 88 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1.B SKALA HARGA DIRI PENELITIAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Usia : Jenis Kelamin : Dengan hormat, Pendidikan : Dalam rangka memenuhi tugas akhir kuliah, saya mahasiswa akhir Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma meminta partisipasi Saudara untuk mengisi skala yang sudah disediakan di bawah ini. Domisili : Domisili pasangan : Skala ini berisi tentang relasi. Skala ini terdiri atas 2 bagian yaitu bagian A dan B. Saudara diminta untuk menilai pernyataan-pernyataan yang diberikan sesuai dengan keadaan Saudara yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar dan salah. Dengan mengisi skala ini Saudara memberi sumbangsih bagi ilmu pengetahuan. Pastikan Saudara mengisi semua pernyataan dan jangan sampai terlewati satupun. Lama menjalani hubungan jarak jauh LEMBAR KESANGGUPAN Intensitas pertemuan dengan pasangan dalam 1 bulan : a. b. c. Atas waktu dan perhatian Saudara, saya mengucapkan terimakasih. Saya yang bertandatangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas dan bersedia untuk mengisi kuisioner yang ada di bawah ini. Yogyakarta, ... November 2014 Lidwina Evira Yoga Pratiwi Peneliti (tanda tangan partisipan) 89 Kurang dari 1 kali 1 kali sebulan Lebih dari 1 kali : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKALA Petunjuk Pengisian: Berikut ini adalah sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban. Berikan tanda ( ) pada kotak pilihan yang Saudaraanggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada diri Saudara. Pilihan jawabannya adalah: SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan identitas dan jawaban Saudara dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar jangan sampai ada nomor yang terlewati. 4 Saya sering mengikuti acara keagamaan karena saya merasa hal tersebut positif bagi saya 5 Saya merasa dibutuhkan oleh pasangan saya 6 Seseorang biasanya memberitahu pada saya mengenai apa yang sebaiknya saya lakukan 7 Saya dapat mewujudkan keinginan saya tanpa harus bergantung pada orang lain 8 Saya merasa bersalah sesaat setelah berbohong pada orang lain 9 Kehadiran saya selalu ditunggu oleh temanteman 10 Saya tahu apa yang harus saya lakukan saat harus menentukan suatu pilihan 11 Saya yakin akan kemampuan saya walaupun banyak orang meremehkannya 12 Saya akan berlaku jujur walaupun saya tahu akan ada masalah yang harus saya hadapi 13 Saya merasa tidak berguna ketika sedang mengerjakan sesuatu bersama dengan temanteman saya 14 Saya terkadang bingung ketika harus menentukan suatu pilihan tanpa bantuan orang lain Saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi Saudara. No. 1 Pernyataan SS S TS STS Saya menjadi bagian yang penting dalam keluarga saya 2 Saya dapat mengatur jadwal kegiatan saya dengan baik 3 Terkadang saya merasa ragu untuk dapat memenuhi harapan orang lain 90 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 Saya yakin dapat mencapai apa yang saya cita-citakan 26 Saya dapat berpikir positif terhadap segala situasi 16 Saya merasa sangat berdosa sesaat setelah melakukan sesuatu yang salah 27 Saya merasa orang lain lebih unggul daripada saya 17 Saya merasa diterima apa adanya oleh pasangan saya 28 Menurut saya norma agama itu terlalu kaku jika diterapkan pada masa sekarang 18 Walaupun banyak tugas yang harus saya selesaikan, saya dapat melakukannya dengan baik 29 Saya merasa orang tua saya mengharapkan terlalu banyak pada diri saya 30 19 Saya merasa yakin dapat memenuhi harapan dari orang tua Walaupun sedang penat saya mencoba mendahulukan kegiatan saya yang lebih penting daripada keinginan untuk refreshing 20 Saya melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang saya inginkan walaupun terkadang hal yang saya lakukan buruk 31 Saya tidak sependapat dengan anggapan bahwa kegagalan adalah awal dari keberhasilan 32 21 Pasangan saya selalu membandingbandingkan saya dengan orang lain Saya berpendapat bahwa pada jaman sekarang perilaku melanggar norma agama dapat ditolelir ketika hal tersebut tidak fatal 22 Saya sering terlambat mengumpulkan tugas 33 Saya merasa pasangan bahagia saat bersama dengan saya 23 Saya pernah gagal dan itu membuat saya merasa kurang yakin akan kemampuan saya sendiri 34 Saya cenderung berpikir negatif saat saya sedang memiliki banyak masalah 24 Terkadang saya terpaksa berbohong supaya tidak mendapat masalah 35 Keadaan saya saat ini senada dengan peribahasa bagai pungguk merindukan bulan 25 Pasangan selalu menuntut saya untuk berubah menjadi orang yang dia inginkan 36 Terkadang saya membicarakan kejelekan orang lain saat saya merasa sangat 91 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dikecewakan 48 Saya mampu bersikap baik walaupun terhadap orang yang tidak saya sukai Teman-teman saya selalu memikirkan perasaan saya 49 Seringkali teman mendengarkan cerita saya sambil mengerjakan hal lain Saya mudah sekali marah dan tersinggung ketika sedang menghadapi banyak masalah 50 Dengan fasilitas yang terbatas, saya mampu melakukan sesuatu secara maksimal Terkadang saya merasa mendapatkan hasil yang buruk walaupun sudah berusaha dengan keras 51 Saya dapat menyelesaikan tugas/pekerjaan saya sendiri 40 Saya termasuk orang yang disiplin 52 Saya adalah orang yang sangat taat pada peraturan apapun disekitar saya 41 Pasangan selalu mendengarkan keluh kesah saya dengan sabar 53 Saya merasa perhatian dari orang tua saya membuat saya tidak mudah putus asa Sulit bagi saya untuk dapat mengontrol keinginan saya 54 Saya akan berusaha mencari tahu segala informasi yang bisa membantu saya dalam menyelesaikan tugas saya 55 Saya memiliki keyakinan bahwa sesulit apapun masalah yang saya hadapi pasti ada jalan keluarnya 56 Saya merasa bersalah ketika melanggar peraturan, sekecil apapun itu 57 Seringkali saya diabaikan oleh pasangan ketika dia sedang sibuk 58 Teman saya sering meminta pendapat saya ketika harus menentukan sebuah pilihan 37 38 39 42 43 Saya selalu menemukan jalan keluar jika dihadapkan dengan permasalahan yang sulit 44 Saya selalu berusaha untuk bertutur kata sopan terhadap siapapun walaupun orang tersebut tidak sopan pada saya 45 Pasangan saya selalu menghargai setiap pilihan saya, walaupun berbeda dengannya 46 Seringkali saya ingin menyerah ketika sedang mengalami kesulitan 47 Saya dapat mengatasi masalah saya sendiri 92 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 Kadang saya mudah menyerah ketika harus menyelesaikan tugas yang sangat sulit 60 61 62 63 64 71 Saya cenderung mudah putus asa saat harus menghadapi berbagai masalah dalam hidup saya Dimanapun saya berada , saya merasa harus menjalankan tatakrama yang berlaku 72 Terkadang saya melanggar peraturan yang tidak sesuai dengan keinginan saya Orang tua saya selalu menanyakan kabar ketika saya sedang bepergian jauh 73 Terkadang saya merasa teman saya tidak tulus berteman dengan saya Saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain 74 Saya dapat diandalkan untuk memimpin sebuah kelompok Mengeluh merupakan cara untuk meringankan masalah 75 Terkadang saya merasa hidup saya sangat berat untuk dijalani Saya terpaksa melanggar lampu lalu lintas saat sedang terburu-buru 76 Saat ada orang lain yang melanggar peraturan, saya diamkan karena menurut saya itu bukan urusan saya 77 Saya merasa orang tua saya lebih mengasihi saudara saya dibandingkan dengan saya 78 Seringkali pendapat saya diabaikan oleh orang lain 79 Terkadang saya merasa masalah seringkali datang bertubi-tubi dalam hidup saya 80 Terkadang saya merasa peraturan yang ada membatasi saya dalam melakukan sesuatu 65 Orang tua selalu memperhatikan kesehatan saya 66 Sulit bagi saya untuk membuat orang lain mempercayai saya 67 Saya banyak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan bagi masalah saya 68 Saya merasa berhak memaki orang yang telah melakukan kesalahan pada saya 69 Saya merasa pasangan saya mencintai saya dengan sungguh-sungguh 70 Saya dapat memberikan arahan pada orang lain 93 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1.C SKALA MANAJEMEN KONFLIK SEBELUM UJI COBA PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. Pernyataan Saya menyadaro bahwa tidak semua keinginan saya dan pasangan harus terwujud demi selesainya sebuah konflik Konflik akan selesai saat kami saling mendengarkan satu sama lain Saat ada konflik dengan pasangan saya cenderung bersikap diam Saya akan membuang jauh gengsi saya untuk dapat menjalin komunikasi dengan pasangan saat ada masalah Saya merasa bahagia saat pasangan mengikuti keinginan saya Dengan diskusi saya akan merasa diuntungkan walaupun harus kehilangan keinginan saya yang lain Saling memahami membuat kami bisa menemukan inti dari permasalahan kami Keadaan akan berangsur membaik saat kami berusaha untuk tidak membahas masalah kami Saya mau mengalah pada pasangan untuk memperbaiki hubungan Pendapat yang saya kemukakan sebaiknya diterima oleh pasangan saya berusaha mempertahankan keinginan saya dalam upaya pemecahan masalah dengan pasangan Memahami satu sama lain membuat kami dapat menemukan solusi permasalahan kami saya enggan menghubungi pasangan saat ada masalah Saya mau meminta maaf terlebih dahulu agar hubungan saya dan pasangan kembali membaik Seringkali saya marah dan jengkel ketika pasangan membantah pendapat saya Masalah tidak akan benar-benar selesai dengan baik saat salah satu diantara saya dan pasangan harus mengorbankan keinginan Saya merasa puas jika kami dapat bertukar pandangan saat menghadapi masalah Saat pasangan mulai marah, saya memilih untuk mengakhiri pembicaraan Saya rela menerima semua alasan yang pasangan saya berikan agar hubungan dengan pasangan tetap baik-baik saja saya merasa puas ketika pasangan terpojok saat berdebat dengan saya Saling memaksakan kehendak meruapakan hal biasa dalam penyelesaian masalah Konflik dapar diselesaikan dengan saling bertukar pikiran Berdebat hanya akan menambah maslah menjadi besar Saya mau menekan segala keinginan saya supaya pasangan mau 94 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. memaafkan saya Saya ingin pasangan mengikuti pola pikir saya Lebih baik saya mendapatkan sebagian dari keinhinan saya daripada tidak mendapatkan apa apa sama sekali Membicarakan masalah membuat kami makin terbuka satu sama lain Saya akan tetap berusaha menjaga komunikasi dengan pasangan walaupun sedang ada masalah Keinginan pasangan selalu saya utamakan Saya enggan mengalah saat berdebat Bagi saya berunding merupakan cara untuk menyelesaikan masalah Saya percaya setiap konflik yang dihadapi akan memperoleh solusi Masalah akan menjadi semakin rumit saat saya menghindarinya Lebih baik saya mengalah dari pada berdebat dengan pasangan Ada saatnya saya menghormati pendapat pasangan Sedikit mengalah membuat saya dan pasangan bisa menemukan solusi bagi permasalahan kami Mengungkapkan perasaan pada pasangan saat ada masalah adalah hal yang sering saya lakukan Saya harus menghadapi masalah saya jika ingin menyelesaikannya Saya berpendapat bahwa orang yang salah harus meminta maaf terlebih dahulu Saya bersedia menerima solusi yang diambil walaupun tidak sesuai dengan pendapat saya Saya mau berdiskusi saat ada masalah Situasi menjadi makin panas jika salah satu diantara jami mengungkit masalah yang sedang terjadi Saya akan mundur dari pertengakaran untuk meredakan emosi Saya enggan meminta maaf jika saya merasa benar Menyudutkan pasangan bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah Saya dan pasangan selalu berusaha merundingkan masalah yang kami hadapi Saya kurang nyaman saat harus berhadapan dengan pasangan untuk membicarakan mengenai konflik Saya akan menghubungi pasangan jika situasi sudah membaik Saya menganggap bahwa mengalah akan membuat saya diremehkan oleh pasangan Saya mau menerima solusi yang disodorkan pasangan namun bukan berarti saya kalah 95 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. Kami menangani kesalah pahaman yang terjadi dengan berunding bersama Saya akan memendam segala masalah saya dan pasangan Saya takut menghubungi pasangan saat sedang ada masalah Menurut saya manusiawi jika saya lebih mengutamakan keinginan pribadi Saya ingin pasangan mengerti apa yang saya inginkan Saya akan meyakinkan pasangan bahwa tidak ada yang kalah dan menang dalam penyelesaian konflik Saya mencoba untuk tidak mengungkit masalah dengan pasangan saat kami berkomunikasi Saat berkonflik dengan pasangan, saya akan mengambil waktu untuk tenang dan berdiam diri Saya merasa harus mempertahankan keinginan saya supaya dihargai pasangan Saya akan kecewa ketika pasangan saya tidak menuruti kemauan saya Solusi yang kami peroleh bersama membuat tidak ada yang merasa dirugikan satu sama lain Seringkali saat kami berbicara mengenai konflik malah berujung pada adu mulut Saya berani menghadapi semua permasalahan yang terjadi dengan pasangan Saya tidak akan mengolok-olok diri saya dengan mengalah pada pasangan Saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan dari pasangan Saya akan menuruti keinginan pasangan saat dia juga menuruti keinginan saya Masalah berlalu tanpa harus saya dan pasangan membicarakannya Lari dari masalah hanyalah menunda masalah tersebut mucul kembali Saya tidak suka dianggap lemah oleh pasangan saya Rasanya sangat melegakan ketika pasangan memahami kenginan saya Saat pasangan mau memaafkan saya, sebaiknya saya juga memaafkan dia seberapapun besar kesalahannya Terkadang membiarkan masalah akan membuatnya hilang dengan sendirinya Semua konflik selalu saya hadapi dengan tenang Rasanya capek jika harus terus mengalah pada pasangan Saya sadar bahwa pasangan memiliki keinginan yang harus diperhatikan Terkadang saya merasa pasangan lebih diuntungkan dengan solusi konflik yang kami dapatkan dibandingkan dengan saya Konflik akan terselesaikan jika saya dan pasangan dapat memenuhi semua 96 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI keinginan kami masing-masing 78. Melarikan diri bukanlah solusi dari masalah 79. Mengalah merupakan cerminan orang yang lemah Saya akan menerima segala kritikan dari pasangan sebagai sarana 80. perbaikan diri Rasanya tidak lega jika solusi yang dihasilkan dalam perundingan 81. masalah tidaklah memenuhi segala keinginan saya pada pasangan Saya selalu merasa dirugikan saat saya dan pasangan mencoba 82. menyelesaikan masalah kami Saya hanya akan menunggu emosi pasangan saya mereda dengan 83. berlalunya waktu Saya percaya apapun yang diputuskan oleh pasangan adalah yang terbaik 84. bagi hubungan 85. Tuntutan dari pasangan saat ada masalah sebaiknya saya pertimbangkan 86. Sama-sama bahagia merupakan tujuan dari penyelesaian masalah Saya merasa solusi dari masalah kami hanya menguntungkan salah satu 87. pihak Saya akan berjalan-jalan atau refreshing untuk melupakan masalah saya 88. dengan pasangan Saya mau memenuhi keinginan pasangan saya supaya konflik bisa 89. berakhir Meminta pasangan menuruti kemauan saya terkadang membuat masalah 90. tidak benar-benar terselesaikan 91. Hubungan kami cepat kembali baik seusai berunding mengenai konflik Saling mengerti apa yang dirasakan saat ada konflik mempermudah kami 92. dalam mendapatkan solusi permasalahan Saya tidak akan menghubungi pasangan terlebih dahulu sampai konflik 93. tersebut berlalu 94. Konflik akan mereda ketika saya mau menuruti kemauan pasangan 95. Saya akan membalas semua kritikan dari pasangan terhadap saya Terkadang walaupun tidak semua keinginan pribadi kami terpenuhi, tapi 96. kami bisa menyelesaikan masalah kami dengan baik Mencoba untuk memberi perhatian pada pasangan akan meredakan 97. konflik Saya percaya bahwa pasangan akan menghubungi saya terlebih dahulu 98. jika dia memang masih ingin mempertahankan hubungan 99. Membantah pasangan hanya akan menyulut konflik yang lebih besar 100. Sedikit gertakan biasanya membuat pasangan menuruti keinginan saya 101. Solusi yang tidak dapat memenuhi segala keinginan saya dan pasangan 97 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114. 115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. hanya akan membuat suatu saat masalah tersebut kembali muncul Saya akan sabar mendengarkan penjelasan dari pasangan saat sedang menghadapi masalah Diam akan membuat saya terlihat acuh pada hubungan saya dan pasangan Saya selalu menyerahkan segala keputusan mengenai hubungan pada pasangan Seringkali saya mengeluarkan kata-kata tajam dan kasar saat berdebat dengan pasangan Saya tidak akan pernah merasa lega ketika saya harus mengorbankan keinginan saya dalam perundingan mengenai masalah dengan pasangan Saya dan pasangan selalu menyampaikan keluhan kami masing-masing saat ada masalah Saya enggan membicarakan konflik dengan pasangan saya, karena hanya akan sia-sia Menyerah pada keputusan pasangan hanya akan membuat posisi saya menjadi lebih rendah daripada pasangan Mudah bagi saya untuk meminta putus pada pasangan saat ada masalah Berunding dengan pasangan saya ketika ada konflik hanya akan memberi kesempatan padanya untuk dapat membujuk saya agar memenuhi keinginannya Saya dan pasangan mencoba untuk saling jujur satu sama lain dalam mengupayakan solusi bagi masalah kami Tidak ada gunanya berbicara pada pasangan saat ada konflik, karena hanya akan memperuncing masalah Mengikuti keputusan pasangan hanya akan membuat pasangan selalu ingin menang tiap kali ada konflik Seringkali saya meluapkan kemarahan pada pasangan saat dia mengabaikan keinginan saya Saya merasa bahwa berunding dengan pasangan pada saat kami memiliki konflik hanya akan membung-buang waktu Terkadang saya merasa pasangan hanya mengutamakan keinginannya saat berupaya memperoleh solusi bagi masalah kami Walaupun sering berdebat saat menyelesaikan konflik, saya merasa hal tersebut berguna bagi hubungan saya dan pasangan Saya enggan dianggap tak berprinsip jika saya hanya mengikuti apa yang diputuskan oleh pasangan Saya merasa gertakan atau ancaman justru akan membuat pasangan semakin membenci saya Saya merasa bahwa berunding dengan pasangan pada saat kami memiliki 98 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 122. 123. 124. 125. konflik hanya akan menguras emosi Saya merasa keinginan saya tidak diindahkan oleh pasangan saat berbicara mengenai konflik Setidaknya perdebatan membuat saya memahami apa yang saya dan pasangan inginkan masing-masing dalam hubungan Saya merasa memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam hubungan saya dan pasangan Memberi ancaman hanya menunjukkan bahwa saya tidak mampu bersaing secara baik dengan pasangan dalam upaya menyodorkan solusi bagi konflik 99 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 1.D SKALA MANAJEMEN KONFLIK PENELITIAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKALA 5 6 Petunjuk Pengisian: 7 Berikut ini adalah sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban. Berikan tanda () pada kotak pilihan yang Saudaraanggap paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada diri Saudara. 8 9 Pilihan jawabannya adalah: SS : Sangat Sesuai S : Sesuai TS : Tidak Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai 10 11 Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saudara diminta untuk menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan identitas dan jawaban Saudara dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar jangan sampai ada nomor yang terlewati. 12 13 Saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi Saudara. No. 1 2 3 4 Pernyataan Saya menyadari bahwa tidak semua keinginan saya dan pasangan harus terwujud demi selesainya sebuah konflik Konflik akan selesai saat kami saling mendengarkan satu sama lain Saat ada konflik dengan pasangan saya cenderung bersikap diam Saya akan membuang jauh gengsi saya untuk dapat menjalin komunikasi dengan pasangan saat ada masalah SS S TS 14 STS 15 16 17 18 19 100 Pendapat yang kemukakan sebaiknya diterima oleh pasangan Saya berusaha mempertahankan keinginan saya dalam upaya pemecahan masalah dengan pasangan Saling memahami membuat kami bisa menemukan inti dari permasalahan kami Saya enggan menghubungi pasangan saat ada masalah Saya mau mengalah pada pasangan untuk memperbaiki hubungan Seringkali saya marah dan jengkel ketika pasangan membatah pendapat saya Lebih baik saya mendapatkan sebagian dari keinginan saya daripada tidak mendapatkan apa-apa sama sekali Memahami satu sama lain membuat kami dapat menemukan solusi dari permasalahan kami Saya akan tetap berusaha menjaga komunikasi dengan pasangan walaupun sedang ada masalah Saya mau meminta maaf terlebih dahulu agar hubungan saya dan pasangan kembali membaik Saya enggan mengalah saat berdebat Bagi saya berunding merupakan cara untuk menyelesaikan masalah Konflik dapat diselesaikan dengan saling bertukar pikiran Masalah akan menjadi semakin rumit saat saya menghindarinya Saya mau menekan segala keinginan saya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 supaya pasangan mau memaafkan saya Saya mau menerima solusi yang disodorkan pasangan namun bukan berarti saya kalah Saya mau berdiskusi saat ada masalah Membicarakan masalah membuat kami makin terbuka satu sama lain Saya akan menghubungi pasangan jika situasi sudah membaik Lebih baik saya mengalah dari pada berdebat dengan pasangan Saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan dari pasangan Saya dan pasangan selalu berusaha merundingkan masalah yang kami hadapi Saya selalu merasa dirugikan saat saya dan pasangan mencoba menyelesaikan masalah kami Saya berani menghadapi semua permasalahan yang terjadi dengan pasangan Saya enggan meminta maaf jika saya merasa benar Meminta pasangan menuruti kemauan saya terkadang membuat masalah tidak benar-benar terselesaikan Saya akan meyakinkan pasangan bahwa tidak ada yang kalah dan menang dalam penyelesaian konflik Mencoba untuk memberi perhatian pada pasangan akan meredakan konflik Semua konflik selalu saya hadapi dengan tenang Saya percaya apapun yang diputuskan oleh pasangan adalah yang terbaik bagi hubungan 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 101 Saya akan membalas semua kritikan dari pasangan terhadap saya Solusi yang kami peroleh bersama membuat tidak ada yang merasa dirugikan satu sama lain Saya akan sabar mendengarkan penjelasan dari pasangan saat sedang menghadapi masalah Melarikan diri bukanlah solusi dari masalah Saya mau memenuhi keinginan pasangan saya supaya konflik bisa berakhir Mudah bagi saya untuk meminta putus pada pasangan saat ada masalah Hubungan kami cepat kembali baik seusai berunding mengenai konflik Saya dan pasangan mencoba untuk saling jujur satu sama lain dalam mengupayakan solusi bagi masalah kami Saya hanya akan menunggu emosi pasangan saya mereda dengan berlalunya waktu Konflik akan mereda ketika saya mau menuruti kemauan pasangan Seringkali saya meluapkan kemarahan pada pasangan saat dia mengabaikan keinginan saya Saya merasa bahwa berunding dengan pasangan pada saat kami memiliki konflik hanya akan menguras emosi Saya merasa keinginan saya tidak diindahkan oleh pasangan saat berbicara mengenai konflik Saya akan berjalan-jalan atau refreshing untuk melupakan masalah saya dengan pasangan Saya merasa memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam hubungan saya dan pasangan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 Memberi ancaman hanya menunjukkan bahwa saya tidak mampu bersaing secara baik dengan pasangan dalam upaya menyodorkan solusi bagi konflik 102 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2 HASIL PENELITIAN PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2.A. RELIABILITAS SKALA HARGA DIRI Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .984 80 Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected ItemTotal Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted VAR00001 220.2821 2202.366 .337 .984 VAR00002 221.1282 2168.694 .735 .984 VAR00003 221.6923 2169.692 .662 .984 VAR00004 221.1282 2179.904 .362 .984 VAR00005 220.5385 2184.781 .604 .984 VAR00006 221.4615 2183.623 .442 .984 VAR00007 221.0513 2156.682 .823 .984 VAR00008 220.4615 2187.992 .503 .984 VAR00009 220.9231 2170.704 .572 .984 VAR00010 220.9231 2150.862 .828 .984 VAR00011 221.0256 2155.289 .701 .984 VAR00012 220.9487 2164.997 .787 .984 VAR00013 220.8974 2166.305 .729 .984 VAR00014 221.3333 2163.544 .675 .984 VAR00015 220.7436 2157.669 .711 .984 VAR00016 220.4872 2190.151 .578 .984 VAR00017 220.7436 2164.880 .669 .984 103 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VAR00018 220.9231 2164.336 .810 .984 VAR00019 220.7949 2157.167 .787 .984 VAR00020 221.2051 2180.325 .559 .984 VAR00021 220.7949 2145.904 .758 .984 VAR00022 220.7179 2162.629 .737 .984 VAR00023 221.1026 2154.358 .782 .984 VAR00024 221.6154 2179.032 .444 .984 VAR00025 220.9231 2147.599 .735 .984 VAR00026 220.9487 2152.892 .794 .984 VAR00027 221.3333 2165.807 .670 .984 VAR00028 220.8974 2193.884 .394 .984 VAR00029 221.2051 2169.904 .537 .984 VAR00030 220.8974 2138.094 .841 .984 VAR00031 221.1026 2186.568 .487 .984 VAR00032 221.2051 2189.062 .483 .984 VAR00033 220.4615 2162.781 .773 .984 VAR00034 221.5641 2154.673 .698 .984 VAR00035 220.9744 2154.236 .794 .984 VAR00036 221.2821 2159.050 .686 .984 VAR00037 221.0769 2172.389 .572 .984 VAR00038 221.4615 2155.045 .738 .984 VAR00039 221.3333 2157.070 .729 .984 VAR00040 220.9744 2165.394 .683 .984 VAR00041 220.6154 2152.401 .800 .984 VAR00042 221.4872 2155.888 .658 .984 104 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VAR00043 221.0513 2176.787 .715 .984 VAR00044 221.0000 2166.526 .661 .984 VAR00045 220.9487 2160.576 .662 .984 VAR00046 221.2564 2157.143 .708 .984 VAR00047 221.0513 2177.260 .668 .984 VAR00048 221.0513 2160.155 .627 .984 VAR00049 221.6667 2179.439 .475 .984 VAR00050 221.1282 2196.904 .354 .984 VAR00051 220.7436 2174.090 .719 .984 VAR00052 221.1026 2164.200 .712 .984 VAR00053 220.7179 2189.260 .432 .984 VAR00054 220.6923 2193.692 .350 .984 VAR00055 220.6410 2160.078 .740 .984 VAR00056 221.0256 2166.394 .615 .984 VAR00057 221.3846 2157.717 .682 .984 VAR00058 220.6923 2168.798 .733 .984 VAR00059 221.4103 2153.933 .769 .984 VAR00060 220.6667 2192.544 .525 .984 VAR00061 220.4359 2178.042 .590 .984 VAR00062 221.2564 2154.880 .806 .984 VAR00063 221.0769 2146.547 .766 .984 VAR00064 221.2308 2144.656 .767 .984 VAR00065 220.5641 2176.673 .581 .984 VAR00066 220.8718 2163.852 .669 .984 VAR00067 221.0000 2139.421 .882 .984 105 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VAR00068 221.1795 2162.046 .659 .984 VAR00069 220.6667 2176.018 .650 .984 VAR00070 221.0000 2157.053 .837 .984 VAR00071 220.9487 2146.208 .847 .984 VAR00072 221.3077 2178.903 .572 .984 VAR00073 221.1795 2183.046 .409 .984 VAR00074 221.1795 2153.520 .804 .984 VAR00075 221.3846 2158.296 .716 .984 VAR00076 221.4615 2163.466 .684 .984 VAR00077 220.5385 2197.992 .385 .984 VAR00078 221.1538 2154.923 .791 .984 VAR00079 221.2051 2166.852 .663 .984 VAR00080 221.2821 2164.997 .705 .984 106 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2.B. RELIABILITAS SKALA MANAJEMEN KONFLIK Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .925 50 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted VAR00001 132.0357 377.073 .702 .922 VAR00002 131.8571 363.090 .900 .919 VAR00003 133.7500 415.972 -.646 .931 VAR00004 133.2857 389.841 .388 .924 VAR00005 131.7857 394.471 .173 .926 VAR00007 131.8214 364.893 .843 .920 VAR00009 132.3571 375.720 .641 .922 VAR00010 132.0000 385.630 .507 .924 VAR00011 131.8571 363.090 .900 .919 VAR00012 131.7857 364.693 .812 .920 VAR00013 133.4286 413.143 -.515 .930 VAR00014 132.3214 379.411 .604 .923 VAR00015 131.8571 380.571 .594 .923 VAR00022 131.7500 374.639 .726 .922 VAR00024 132.8571 382.423 .570 .923 VAR00026 131.9286 376.143 .684 .922 VAR00027 131.8571 363.090 .900 .919 VAR00028 133.0714 428.884 -.817 .935 VAR00030 131.9643 377.888 .573 .923 VAR00031 131.8214 364.893 .843 .920 VAR00033 132.3214 379.411 .604 .923 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI VAR00034 132.0000 385.630 .507 .924 VAR00041 131.9286 371.328 .796 .921 VAR00044 132.6429 386.608 .278 .926 VAR00046 132.0357 368.554 .845 .920 VAR00048 132.9643 418.925 -.537 .933 VAR00050 133.2857 389.841 .388 .924 VAR00056 132.2143 366.249 .858 .920 VAR00061 132.0357 365.665 .853 .920 VAR00063 133.1071 419.136 -.672 .932 VAR00065 132.8571 382.423 .570 .923 VAR00073 132.4286 419.661 -.649 .932 VAR00078 133.3214 427.337 -.679 .935 VAR00082 132.0357 365.665 .853 .920 VAR00083 132.6071 408.025 -.252 .931 VAR00084 132.8571 386.127 .375 .924 VAR00088 132.3929 406.766 -.226 .930 VAR00089 132.8929 382.618 .420 .924 VAR00090 132.8571 382.423 .570 .923 VAR00091 131.9643 372.110 .786 .921 VAR00094 133.0357 386.925 .323 .925 VAR00095 133.3214 378.226 .689 .922 VAR00097 132.0357 371.147 .767 .921 VAR00102 132.0357 366.258 .804 .920 VAR00110 132.6786 381.560 .472 .924 VAR00112 131.7857 371.730 .783 .921 VAR00121 132.0357 366.258 .804 .920 VAR00122 131.9643 372.110 .786 .921 VAR00124 131.8929 374.692 .763 .921 VAR00125 133.3214 378.226 .689 .922 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2.C.HASIL UJI NORMALITAS Tests of Normality a Kolmogorov-Smirnov Statistic df Shapiro-Wilk Sig. Statistic df Sig. HARGA DIRI .068 50 .200 * .985 50 .779 MANAJEMEN KONFLIK .081 50 .200 * .966 50 .155 KOMPROMI .126 50 .045 .964 50 .134 KOLABORASI .141 50 .014 .960 50 .091 MENGHINDARI .130 50 .033 .971 50 .251 AKOMODASI .113 50 .151 .979 50 .518 KOMPETISI .138 50 .018 .951 50 .037 a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance. LAMPIRAN 2.D. HASIL UJI LINEARITAS ANOVA Table Sum of Squares KOMPROMI * Between Groups (Combined) HARGA DIRI Linearity Mean Square df F Sig. 478.387 36 13.289 3.432 .010 78.573 1 78.573 20.294 .001 399.814 35 11.423 2.950 .020 50.333 13 3.872 528.720 49 216.713 36 6.020 1.345 .290 28.715 1 28.715 6.418 .025 187.999 35 5.371 1.200 .376 58.167 13 4.474 274.880 49 557.547 36 15.487 1.233 .355 86.842 1 86.842 6.912 .021 470.704 35 13.449 1.070 .470 Within Groups 163.333 13 12.564 Total 720.880 49 610.980 36 16.972 1.033 .501 12.565 1 12.565 .765 .398 Deviation from Linearity Within Groups Total KOLABORASI Between Groups (Combined) * HARGA DIRI Linearity Deviation from Linearity Within Groups Total MENGHINDA Between Groups (Combined) RI * HARGA Linearity DIRI Deviation from Linearity AKOMODASI Between Groups (Combined) * HARGA DIRI Linearity 109 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Deviation from Linearity 598.415 35 17.098 1.041 .494 Within Groups 213.500 13 16.423 Total 824.480 49 499.413 36 13.873 .924 .596 2.384 1 2.384 .159 .697 497.029 35 14.201 .946 .576 Within Groups 195.167 13 15.013 Total 694.580 49 KOMPETISI * Between Groups (Combined) HARGA DIRI Linearity Deviation from Linearity Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared KOMPROMI * HARGA DIRI .385 .149 .951 .905 KOLABORASI * HARGA DIRI .323 .104 .888 .788 MENGHINDARI * HARGA DIRI -.347 .120 .879 .773 AKOMODASI * HARGA DIRI -.123 .015 .861 .741 KOMPETISI * HARGA DIRI -.059 .003 .848 .719 LAMPIRAN 2. E. HASIL KORELASI ANTARA HARGA DIRI DAN MANAJEMEN KONFLIK Correlations KOLABORA MENGHINDA HARGA DIRI KOMPROMI HARGA DIRI Pearson Correlation 1 Sig. (1-tailed) N KOMPROMI Pearson Correlation Sig. (1-tailed) ** RI .323 * .007 50 50 50 50 ** 1 .190 -.071 .093 .313 50 50 50 50 1 Pearson Correlation .323 * .190 Sig. (1-tailed) .011 .093 50 50 ** -.071 .007 .313 .000 50 50 50 MENGHINDARI Pearson Correlation Sig. (1-tailed) -.347 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). 110 ** .011 .003 N -.347 .003 .385 N KOLABORASI .385 SI -.584 ** .000 50 50 ** 1 -.584 50 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Correlations KOLABORA MENGHINDA HARGA DIRI KOMPROMI HARGA DIRI Pearson Correlation 1 Sig. (1-tailed) N KOMPROMI Pearson Correlation .323 * 50 50 50 50 ** 1 .190 -.071 .093 .313 50 50 50 50 1 .323 * .190 Sig. (1-tailed) .011 .093 50 50 ** -.071 .007 .313 .000 50 50 50 MENGHINDARI Pearson Correlation -.347 Sig. (1-tailed) N -.584 50 50 ** 1 -.584 50 Correlations HARGA DIRI AKOMODASI Correlation Coefficient Sig. (1-tailed) N KOMPETISI -.053 .356 50 Correlation Coefficient .060 Sig. (1-tailed) .339 N 50 111 ** .000 *. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed). Spearman's rho ** .007 Pearson Correlation N -.347 .011 .003 N KOLABORASI ** RI .003 .385 Sig. (1-tailed) .385 SI PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 2.F. TABEL MEAN EMPIRIK Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation HARGA DIRI 50 199 293 244.68 22.717 MANAJEMEN KONFLIK 50 121 154 138.10 8.653 KOMPROMI 50 26 40 34.16 3.285 KOLABORASI 50 31 40 35.32 2.369 MENGHINDARI 50 12 29 22.32 3.836 AKOMODASI 50 12 33 22.52 4.102 KOMPETISI 50 16 32 23.78 3.765 Valid N (listwise) 50 LAMPIRAN 2.G. RUMUS MEAN TEORITIS Total minimal skor skala x + maksimal skor skala x 2 Skala Mean Teoritis Harga Diri 200 Manajemen Konflik Kompromi 25 Manajemen Konflik Kolaborasi 25 Manajemen Konflik Menghindari 25 Manajemen Konflik Akomodasi 25 Manajemen Konflik Kompetisi 25 112