BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Periode Emas Anak Pertumbuhan anak sangat cepat di dua tahun pertama kehidupannya dan dua tahun pertama kehidupan anak itulah yang disebut periode emas (golden period). Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal, seperti ASI, penurunan status gizi anak bisa dicegah. Bila terlewati, periode emas ini tidak dapat kembali. Pemberian asupan yang optimal sejak bayi adalah upaya paling efektif untuk meningkatkan kesehatan anak. Tahun 2006 diperkirakan 9,5 juta anak meninggal sebelum usia 5 tahun dan dua per tiga kematian ini terjadi pada tahun pertama kehidupan anak – anak tersebut. Dari berbagai penyebab kematian bayi/anak – anak, 35% berhubungan dengan kekurangan nutrisi/malnutrisi. Malnutrisi yang terjadi selama periode emas menyebabkan anak tumbuh pendek (beberapa sentimeter lebih pendek dari tinggi potensialnya) dan juga berpengaruh pada kesehatan serta perkembangan intelektualnya. Bila wanitamenderita malnutrisi sejak kecil, kondisi reproduksi wanita tersebut juga terpengaruh. Bayi yang dikandungnya kelak akan lahir dengan berat badan rendah dan dapat mengalamikomplikasi selama melahirkan. Meskipun dua tahun pertama kehidupan anak sangat penting, tidak berarti anak usia dua tahun keatas tidak membutuhkan perhatian lagi, tetapi skala prioritasnya telah terlewati. 2.1.2 Tahapan Perkembangan ASI Kandungan ASI disetiap tahapannya berguna untuk bayi baru lahir, terutama karena bayi perlu melakukan adaptasi fisiologis terhadap kehidupan barunya di luar kandungan. Semakin matang ASI, konsentrasi 5 6 antibodi serta total protein dan vitamin yang larut di dalam lemak menurun, sedangkan laktosa, lemak, kalori dan vitamin yang larut dalam air meningkat. ASI berkembang secara bertahap, mulai dari ASI hari – hari pertama (kolostrum), ASI transisi hingga menjadi ASI matang/matur. Kolostrum Kolostrum atau ASI hari – hari pertama adalah cairan berwarna kuning keemasan/jingga yang mengandung nutrisi dengan konsentarsi tinggi. Kolostrum selain memberikan perlindungan pada bayi terhadap berbagai penyakit infeksi, juga memiliki efek laksatif(pencahar) yang dapat membantu bayi mengeluarkan feses/tinja pertama (mekenium) dari sistem pencernaannya sehingga bayi terlindungi dari penyakit kuning (jaundice). Banyak ibu mengira kolostrum berwarna putih seperti susu. Oleh karena itu, ketika kolostrum keluar dalam keadaan berwarna kuning keemasan/jingga, kental, lengket dan terkadang bening, banyak ibu menganggap ASI tersebut tidak bagus dan dibuang. Padahal tidak demikian. Warna kuning keemasan/jingga ini merupakan tanda dari kandungan beta-karoten yang tinggi, yang merupakan salah satu antioksidan. Selain itu, banyak juga ibu yang khawatir kolostrum tidak akan cukup untuk bayi karena jumlahnya yang hanya sekitar 3-5 sendok teh sehingga ibu merasa perlu menambahnya dengan susu formula. Padahal, walaupun jumlah kolostrum relatif sedikit, sudah sangat mencukupi lambung bayi yang juga memang masih kecil. Kurang lebih hanya seukuran kelereng. Meski sedikit, kolostrum sangat padat nutrisi, kaya karbohidrat dan protein, serta tinggi kandungan antibodi. Kolostrum mengandung sejumlah besar antibodi yang disebut immunoglobulin (kelompok protein yang memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit). Immunoglobulin dalam kolostrum ada tiga macam, yaitu IgA (Immunoglobulin A), IgG (Immunoglobulin G), dan IgM (Immunoglobulin M). Diantara ketiga 7 Immunoglobulin tersebut, IgA adalah yang konsentrasinya tertinggi. IgA inilah yang melindungi bayi dari serangan kuman di daerah membran mukus tenggorokan, paru – paru, juga melindungi sistem pencernaan bayi, termasuk usus. Selain antibodi, kolstrum juga kaya leukosit (sel darah putih yang bertugas menghancurkan bakteri jahat dan virus), yaitu sekitar 70%. ASI Transisi Kolostrum berubah menjadi ASI transisi sekitar 4 – 6 hari setelah kelahiran bayi. Selama proses transisi ini, kandungan antibodi dalam ASI menurun dan volume ASI meningkat drastis. Berbeda dengan kolostrum yang produksinya dipengaruhi oleh hormon, produksi ASI transisi dipengaruhi oleh proses persediaan versus permintaan (supply on demand). Oleh karena itu, menyusui dengan lebih sering, sekitar 8 – 12 kali sehari (frequet nursing) pada awal – awal kelahiran bayi sangat penting. Selain mengandung 10% leukosit, ASI transisi juga mengandung lemak tinggi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan otak, mengatur kadar gula darah, dan memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. ASI Matang/Matur ASI transisi kemudian berubah menjadi ASI matang sekitar 10 hari sampai 2 minggu setelah kelahiran bayi. ASI matang (seperti halnya ASI transisi) mengandung 10% leukosit. Dibanding dengan kolostrum, ASI matang memiliki kandungan natrium, potasium, protein, vitamin larut lemak, dan mineral yang lebih rendah. Sedangkan kandungan lemak dan lasktosanya lebih tinggi daripada kolostrum. 2.1.3 Kandungan ASI Berbagai iklan susu formula mengkedepankan keunggulan kandungannya, seperti zat besi dan DHA, padahal semua kandungan ini terdapat di dalam ASI (dengan takaran yang tepat sesuai kebutuhan bayi). Meskipun produsen susu formula menekankan 8 beberapa kandungan nutrisi yang lebih tinggi, ASI lebih mudah dicerna dan diserap tubuh bayi sehingga bayi mendapatkan berbagai nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu,, bayi dapat terhindar dari kekurangan gizi. a. Air Berdasarkan penelitian dr. Ruth Lawrance, sekitar 88,1% komposisi ASI adalah air. Sisanya adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan lain – lain. Jadi, bayi yang menerima ASI tidak perlu menerima tambahan air putih atau sejenisnya. Bahkan kolstrum yang jumlahnya hanya beberapa tetes cukup untuk menjaga bayi tetap terhidrasi dengan baik. Berdasarkan panduan AAP (American Academy of Pediatrics), menambahkan cairan lain seperti air putih, air gula, susu formula dan cairan selain ASI tidak boleh dilakukan pada bayi baru lahir, kecuali ada indikasi medis yang memerlukannya. Bahkan saat cuaca sangat panas, bayi tidak memerlukan tambahan cairan lain. Bayi yang menyusu sesuai keinginan (nursing on demand) akan meminta menyusu lebih sering untuk mengompensasi kebutuhan tubuhnya terhadap cairan. Air putih boleh dikenalkan saat bayi sudah mulai menerima MPASI (Makanan Pendamping ASI) atau sejak usia 6 bulan, yaitu sekitar 60ml. Pada beberapa kondisi khusus, pemberian beberapa tetes air putih boleh dilakukan, misalnya pada bayi usia 4- 6 bulan yang mual saat meminum suplemen zat besi (dari pengalaman banyak ibu, bila bayi langsung disusui setelah minum suplemen maka bayi akan muntah). Namun pastikan air putih yang diberikan sudah matangdan berasal dari air bersih. Tindakan ini tidak disebut pemberian air putih rutin dan tidak menggagalkan ASI eksklusif. 9 b. Protein Kualitas dan kuantitas protein dalam ASI berbeda dengan susu mamalia lain. ASI juga mengandung asam amino seimbang yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Konsentrasi protein dalam ASI adalah 0,9 gram/100ml, lebih rendah kadarnya dari susu mamalia lain. Kandungan protein yang tinggi dalam susu mamalia lain dapat membebankan ginjal bayi yang belum matang. ASI mengandung kasein yang lebih rendah sehingga jauh lebih mudah untuk dicerna dibandingkan susu mamalia lain. ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi mengandung beta-laktalbumin yang dapat membuat tubuh bayi intoleran/sulit menerima susu sapi tersebut. Susu formula tidak dapat menyamai laktoferin, yaitu kandungan protein dalam ASI yang berperan melindungi bayi dari infeksi saluran cerna. c. Karbohidrat Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang merupakan komponen utama ASI. Laktosa memenuhi 40 – 45% kebutuhan energi bayi. ASI mengandung 7 gram laktosa per 100ml, jauh lebih tinggi dari susu lain dan merupakan sumber energi yang utama dan paling penting. ASI adalah air susu mamalia yang mengandung laktosa paling tinggi dibanding spesies lainnya. Laktosameningkatkan penyerapan kalsium dan tidak menyebabkan kerusakan gigi, sedangkan sukrosa yang umum terdapat dalam susu formula bertanggung jawab terhadap kerusakan gigi anak. Jenis karbohidrat lain yang ada dalam ASI adalahan oligosakarida yang memiliki fungsi penting melindungi bayi dari infeksi. 10 d. Lemak dan DHA/ARA ASI mengandung 3,5 gram lemak per 100 ml. Lemak sangat dibutuhkan sebagai sumber energi dan sebanyak 50% kebutuhan energi bayi diperoleh dari lemak ASI. Kandungan lemak ASI meningkat bertahap dalam setiap sesi menyusui. Lemak ASI mengandung DHA (docosahexaeonic acid) dana ARA (arachidonic acid). Kedua asam lemak ini sangat penting untuk perkembangan syaraf dan visual bayi/anak. Berdasarkan penelitian, di dalam ASI terdapat 200 jenis asam lemak. e. Vitamin Secara umum, ASI mengandung berbagai vitamin yang diperlukan bayi. Kadar vitamin D dalam ASI cukup rendah sehingga bayi memerlukan paparan sinar amtahari pagi. Bayi yang tinggal di daerah yang terkena paparan sinar matahari sangat rendah atau daerah musim dingin yang sangat panjang memerlukan suplemen vitamin D. Disarankan ibu yang sedang menyusui mengkonsumsi vitamin D agar kandungan vitamin D dalam ASI meningkat. f. Mineral Kandungan mineral dalam ASI cukup rendah karena ginjal bayi masih belum terbentuk dengan sempurna. Kalsium dalam ASI dapat terserap tubuh lebih efektif dibanding susu formula. Kandungan zat besi dalam ASI juga dapat terserap lebih mudah dibandingkan dengan susu formula karena ASI mengandung vitamin C yang tinggi. Bayi dapat menyerap hingga 60% zat besi dalam ASI. 11 g. Enzim ASI mengandung 20 enzim aktif. Salah satunya adalah lysozyme yang berperan sebagai faktor antimikroba. ASI mengandung lysozyme 300 kali lebih banyak dibandingkan susu sapi. Selain itu, ASI juga mengandung lipase (berperan dalam mencerna lemak dan mengubahnya menjadi enrgi yang dibutuhkan bayi) dan amilase (berperan dalam mencerna karbohidrat). h. Faktor Pertumbuhan Faktor pertumbuhan epidermal dalam ASI menstimulasi kematangan usus bayi sehingga usus bayi dapat lebih baik mencerna dan menyerap nutrisi serta tidak mudah terinfeksi protein asing. Faktor pertumbuhan lainnya yang terkandung dalam ASI membantu perkembangan kematangan syaraf dan retina bayi. i. Faktor antiparasit, antialergi, antivirus dan antibodi ASI mengandung banyak faktor yang melindungi bayi dan berbagai infeksi, seperti K-immunoglobulin, sIgA (secretory immunoglobulin A), sel darah putih-K, dan K-oligosakarida. Perlindungan yang diberikan faktor – faktor ini sangat unik. Pertama, mereka melindungi tanpa menyebabkan efek peradangan (misalkan demam tinggi) yang berbahaya bagi bayi. Kedua, antibodi sIgA terbentuk di tubuh ibu yang secara spesifik melindungi bayi sesuai keadaan bayi dan lingkungan saat itu. Namu, faktor – faktor anti-infeksi dalam ASI ini tidak dapat melindungi bayi dari beberapa penyakit berat dan khusus seperti hepatitis B, meningitis, tuberkulosis dan polio, sehingga bayi tetap memerlukan imunisasi. 12 2.1.4 Mafaat ASI Pada Bayi Bayi mendapatkan manfaat yang besar dari ASI. Selain memberikan nutrisi terbaik yang dibutuhkan bayi, ASI juga berperan penting dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan bayi. UNICEF menyatakan bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama di negara bekembang. Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang buruk serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan pemberian susu formula menjadi penyumbang resiko terbesar terhadap kondisi malnutrisi dan munculnya berbagai macam penyakit (seperti diare) akibat penyiapan dan pemberian susu formula yang tidak higienis. Laporan WHO juga menyebutkan bahwa hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian tersebut disebabkan oleh diare dan infeksi saluran pernafasan akut, yang dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif. Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai peran ASI dalam meningkatkan kesehatan bayi : Bayi yang diberi ASI, 17 kali lebih jarang menderita pneumonia/radang paru (Cesar:1999) Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis/infeksi dalam darah yang menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh hingga kematian (Ashraf,:997 dan Patel:2013) Waktu menyusui yang lebih panjang dapat melindungi bayi dan anak dari asma atau mengurangi terjadinya serangan asma pada anak kecil. Resiko menderita asma meningkat bila pemberian ASI eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan (Kull:2004 dan Bener:2007) Menyusui dengan waktu yang lebih lama (lebih dari 6 bulan) dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi (Ehlayel:2008) Resiko dirawatnya bayi yang disusui eksklusif selama 4 bulan karena penyakit saluran pernfasan, 3 kali lebih jarang dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula (Bachrach:2003) 13 Bayi yang diberi ASI eksklusif, 25 kali lebih jarang menderita diare fatal yang dapat menyebabkan kematian (Huffman:1990). Presentase bayi dirawat di ruma sakit karena diare dapat dicegah sebesar 53% setiap bulannya dengan memberika ASI (Quigley:2007) Bayi yang deibri ASI selama 6 bulan atau lebih, menderita kanker (leukimia,limfoma maligna) lebih jarang (Martin:2005 dan Bener:2001). Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes (Owen:2006) Bayi yang diberikan ASI lebih terlindungi dari penyakit infeksi telinga tengah (Sabirov:2009) Bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah yang mendapat ASI secara eksklusif dapat terhindar dari ROP (Retinopathy of Prematurity) (Manzoni:2013) Pemberian ASI dapat mengurangi resiko obesitas/kegemukan sebesar 35% pada masa datang (usia 5-6 tahun) (Carol:2003). Pemberian ASI mengurangi resiko bayi menderita kekurangan gizi (Pediatrics 115:2005) Pemberian ASI mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah (Owen:2002). Bayi yang menerima susu formula memiliki konsentrasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi dan HDL (kolesterol baik) yang lebih rendah. LDL tinggi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular (Owen:2002). Bayi prematur yang menerima ASI memiliki tekanan darah lebih rendah 13 – 16 tahun kemudian dibandingkan dengan bayi prematur yang menerima susu formula (Singhal:2001) Penyakit Necrotizing Enterocolitis (infeksi dan peradangan yang menyebabkan kerusakan usus atau bagain dari usus) yang umum diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat dicegah oleh ASI (Gephart:2012). ASI melindungi bayi dari celiac disease/ kelainan autoimun ketika penderita mengkonsumsi makanan yang mengandung 14 gluten, akan terjadi kerusakan usus halus (Ivarsson:2002 dan Akobeng:2006) ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dari bubuk susu formula yang tercemar (misalkan terhindar dari bakter E.Sakazakii) (Hunter:2008). Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome) sebesar 50% (Vennemann:2009) ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan maloklusi/kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut (Agarwal:201 dan Labbok:1987) Keunggulan ASI lainnya antara lain : Selalu tersedia dalam keadaan bersih dari payudara ibu Selalu tersedia kapanpun dengan suhu yang tepat Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena bayi menghisap ASI dari payudara Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) antara bayi dan ibu saat menyusui dapat menciptakan kedekatan/ikatan, serta perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI memiliki kemampuan kognitif dan kepandaian yang secara umum lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI, antara lain : a. AAP (American Academy of Pediatrics) dalam juranalnya yang dipublikasikan tahun 1998 memaparkan hasil penelitian mengenai hubungan lama waktu menyusui dengan kemampuan kognitif. Data dikumpulkan sejak anak lahir hingga berusia 18 tahun dengan jumlah sampel lebih dari 1.000 anak. Kesimpulannya alah menyusui berhubungan dengan peningkatan (walau kecil, dapat terdetekdi) 15 kemampuan kognitif anak dan keberhasilan anak dibidang pendidikan. b. Richard (2002) di Inggris melakukan penelitian terhadap 1.736 anak. Hasilnya, anak yang diberikan ASI menunjukkan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi (hasil tidak bergantung pada latar belakang sosial ekonomi). c. Mortensen (2002) menyatakan hasil penelitian terhadap 3.253 anak di Denmark. Nilai IQ anak yang diberikan ASI kurang dari 1 bulan 5 poin lebih rendah dari anak yang disusui selama 7 – 9 bulan. Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI dengan tingkat IQ. d. Belfort (2013) menyatakan hasil penelitian sejak tahu 1999 hingga 2002 dilanjutkan hingga anak usia 7 tahu. Menyusui dengan jangka waktu yang lebih lama berhubungan dengan hasil tes intelegensia dan kemampuan bahasa yang lebih tinggi. 2.1.5 Manfaat Menyusui Bagi Ibu, Keluarga dan Masyarakat Berbagai penelitan mendukung bukti bahwa menyusui bermanfaat bagi ibu, baik secara fisik maupun emosional. Sayangnya, sebgian besar ibu tidak mengetahui manfaat menyusui bagi diri sendiri sehingga mereka kurang menikmati menyusui dan terpaksa menyusui atau memberika ASI hanya agar bayi mereka sehat. Menyususi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisiki dan psikologis ibu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti berikut ini : Mengurangi pendarahan pasca persalinan (Sobhy:2004). Ibu yang segera menyusui (melakukan IMD) setelah bersalin akan lebih mudah pulih dibandingkan ibu yang tidak segera menyusui. Mempercepat kembalinya bentuk rahim kekeadaan semula sebelum hamil (Holdcroft:2003). Hisapan bayi saat menyusui membuat tubuh ibu melepaskan hormon oksitosin yang 16 kemudian menstimulasi kontraksi rahim sehingga mengembalikan bentuk rahim ibu pada kondisi sebelum hamil. Mengurangi resiko terkena kanker payudara, kanker indung telur (ovarium), dan kanker endometrium (Awatf:2010, Jordan:2012, dan Newcomb:2000). Menyusui dapat menekan produksi hormon edtrogen berlebih yang bertanggung jawab terhadap perkembangan kanker payudara, kanker ovarium dan kanker endometriosis. Mengurangi resiko terkena penyakit diabetes tipe 2 (erica:2008). Penelitian yang dilakukan oleh Lie, Jorm, dan Banks menemukan bahwa resiko menderita penyakit diabetes tipe 2 meningkat sebesar 50% pada ibu yang tidak menyusui. Mengurangi resiko terkena osteoporosis (Chantry:2004). Bukti penelitian menyatakan bahwa wanita wanita menyusui beresiko rendah menderita osteoporosis. Mengurangi resiko terkena rheumatoid arthritis (Karlson:2004). Rheumatoid arthritis adalah peradangan kronis pada sendi kedua sisi tubuh seperti tangan, kaki, lutut dan organ – organ lain seperti kulit, mata dan paru – paru. Rheumatoid arthritis merupakan kelainan autoimun. Penelitian yang melibatkan lebih dari 7.000 ibu di Cina menemukan bahwa menyusui dalam jangka panjang mengurangi resiko menderita rheumatoid arthritis hingga 50%. Menjadi metode kontrasepsi yang paling aman dan efektif (Vekemasn:1997). Menyusui menjadi metode kontrasepsi yang paling aman dan efektif, yaitu sebesar 98% bila seorang ibu menyusui eksklusif selama 6 bulan dan belum mendapatkan menstruasi yang pertama kali setelah nifas. Mengurangi resiko kegemukan (obesitas) dan lebih cepat mengembalikan berat badan seperti sebelum hamil (baker:2008). Menyusui secara eksklusif dapat menghabiskan 500 kalori per hari (setara dengan kegiatan berenang 30 putaran atau bersepeda menanjak selama 1 jam) sehingga berat 17 badan ibu turun secara alami. Apalagi bila ibu tersebut menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan minimal hingga bayi berusia 1 tahun. Mengurangi stres dan kegelisahan (Mezzacappa:2002). Saat bayi menghisap dan kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu, hormon prolaktin dilepaskan dari tubuh ibu dan membuat tenang serta rileks. Mengurangi resiko ibu menderita depresi pasca persalinan (post partum depression) (Kendall:2007). Hormon oksitosin yang dilepaskan saat menyusui menciptakan kuatnya ikatan kasih sayang, kedekatan dengan bayi dan ketenangan. Mengurangi resiko tekanan daraht inggi (hipertensi) pada masa datang (American journal of Epidemiology 2011). Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dengan sampel lebih dari 50.000 ibu menemukan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih kecil menderita hipertensi pada masa datang. Mengurangi tindakan kekersan ibu pada anak (Stathearn:2009). Pernyataan tersebut didukung kuat dengan bukti penelitian terhadap 5.890 ibu selama 15 tahun. Mengurangi resiko ibu menderita Anemia Defisiensi Besi (ADB) (Demer:2001). Jumlah zat besi yang digunakan tubuh ibu untuk memproduksi ASI jauh lebih sedikit dibandingkan zat besi yang hilang dari tubuh ibu akibat pendarahan (nifas maupun menstruasi). Memudahkan hidup ibu. Dengan menyusui, ibu tidak perlu repot menyiapkan botol, membeli susu formula, menyiapkan susu formula dan lain – lain. Menyusui juga memberikan keuntungan bagi keluarga dan masyarakat (lingkungan), seperti berikut : Mengurangi kemiskinan dan kelaparan karena ASI dan menyusui sangat ekonomis, tidak seperti susu formula yang membutuhkan biaya tinggi untuk membelinya. 18 Mengurangi biaya anggaran perawatan kesehatan, baik untuk anggaran keluarga maupun anggaran di perusahaan tempat ayah/ibu bekerja. Mengurangi penggunaan enargi (yang diperlukan untuk pembuatan susu di pabrik) dan tidak membahayakan lingkungan (tidak ada sampah kemasan kaleng, kardus dan plastik). 2.1.6 Dukungan Pemerintah Indonesia Pemerintah mendukung pemberian ASI dan menyusui melalui berbagai kebijakan, seperti Undang – Undang (UU), Peraturan Pemerintah (PP), dan Surat Keputusan Menteri. Berikut ini adalah kumpulan Undang – Undang, Peraturan Pemerintan dan Surat Keputusan Menteri tentang menyusui dan hak bayi mendapatkan ASI di Indonesia : 1. Undang – Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 49 ayat 2 : Wanita berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam pelksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal – hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita. Penjelasaan : Perlindungan khusus terhadap kesehatan reproduksi merujuk padalayanan kesehatan yang berkaitan dengan fungsi reproduksi wanita, seeprti menstruasi, kehamilan, kelahiran anak, dan kesempatan untuk menyusui anak – anak mereka. 2. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 82 ayat 1 : Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan. Pasal 83 : 19 Pekerja/buruh perempuan yang masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya bila hal itu harus dilakukan selma waktu bekerja. Penjelasan : Perusahaan harus menyiapkan waktu dan tempat/ruangan bagi buruh/pekerja wanita untuk menyusui anaknya, susai kondisi dan kemampuan finansial perusahaan, yang diatur dalam peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama. 2.1.7 Dukungan Organisasi Internasional Beberapa organisasi internasional terus mengupayakan agar sosialisasi ASI dan keberhasilan pemberian ASI meningkat di dunia. Dua organisasi internasional itu adalah UNICEF dan WHO. Salah satu upaya Unicef pada tahun 2002 untuk menyosialisasikan ASI adalah dengan meluncurkan kampanye Pita Emas yang merupakan simbol dari perlindungan, promosi dan dukungan terhadap menyusui. Warna pita emas menyimbolkan bahwa pemberian ASI eksklusif merupan standar emas makanan bayi, tanpa tambahan cairan lain dan makanan padat. Setiap bagian pita membawa pesan khusus. Salah satu lingkaran melambangkan sang ibu. Lingkaran lain melambangkan anak/bayi. Pita simetris melambangkan bahwa ibu dan bayi, keduanya penting dalam mencapai kesuksesan menyusui. Ikatan simpul melambangkan ayah, keluarga, dan masyarakat/lingkungan. Tanpa pengikat simpul, tidak akan terbentuk pita. Artinya, tanpa dukungan dari ayah, keluarga dan masyarakat maka keberhasilan menyusui tidak akan tercapai. 2.1.8 Penghalang Kesuksesan Pemberian ASI di Indonesia Hingga saat ini, masih banyak pemahaman yang kurang tepat di masyarakat yang menyatakan bahwa pemberian ASI dan 20 menyusui hanyalah tanggung jawab ibu dengan alsan bahwa yang melahirkan, memiliki payudara, dan menghasilkan ASI adalah ibu. Padahal dukungan dari berbagai pihak, serta edukasi dan konseling, dapat meingkatkan kesuksesan pemberian ASI. Terhadap banyak hal yang dapat menjadi penghalang kesuksesan pemberian ASI di Indonesia, yaitu sebagai berikut : Kurangnya edukasi, yang idealnya dimulai dari sebelum melahirkan Adanya mitos – mitos tidak benar yang dipercaya turun – temurun Adanya pengaruh dari anggota keluarga terdekat, seperti suami, ibu atau ibu mertua yang memaksa ibu memberi asupan lain selain ASI atau melakukan tindakan – tindakan yang dpaat menghalangi menyusui. Kurangnya jumlah RSSIB (Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi) di Indonesia yang menerapkan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Menurut data Riskesdas 2011, baru sekitar 40% RSSIB yang terdapat di Indonesia. Sementara data survei tahun 2012 menemukan dari 1.971 rumah sakit, hanya 91 rumah sakit atau 4,6% saja yang dinilai ramah bayi. Kurangnya pemeriksaan kesehatan bayi dan ibu secara berkelanjutan setelah ibu keluar dari rumah sakit. Di negara – negara maju, seperti Amerika Serikat, terdapat fasilitas follow up care post partum home health visit (setiap 3 hari sekali bidan/perawat datang ke rumah ibu untuk menimbang, memeriksa fisik bayi, dan menyarankan ke rumah sakit bila bayi perlu diperiksa lebih lanjut oleh dokter anak). 21 Adanya pemberian asupan prelaktal dan MPASI dini. Pemberian asupan prelaktal sering terjadi di tempat bersalin dengan berbagai alasan. 2.1.9 Tentang AIMI Tak hanya pemerintah, sejumlah kepedulian juga hadir dari sekumpulan ibu yang ingin memberikan dukungannya kepada ibu lain yang sedang menyusui. Diawali dari sebuah milis kesehatan tentang anak, terbentuklah semuah lembaga organisasi non profit yang khusus menangani isu seputar pemberian ASI di Indonesia. Organisasi bernama Asosiasi Menyusui Ibu Indonesia atau lebih dikenal dengan AIMI didirikan oleh Mia Sutanto pada tanggal 22 Januari 2007. Terbentuknya AIMI didasari kepedulain beberapa ibu yang sangat menyadari bahwa pemberian ASI itu sangat penting bagi bayi khususnya di 6 bulan awal kehidupannya atau dikenal dengan ASI Eksklusif dan dilanjutkan dengan memberikan ASI hingga usia anak 2 tahun. Inisiatif mendirikan AIMI ini awalnya lahir disertai dengan keprihatinan rendahnya dukungan masyarakat terhadap pemberian ASI. Padahal ASI merupakan awal yang baik untuk generasi berkualitas. Organisasi ini memiliki visi dan misi yang jelas dalam menggalakkan pemberian ASI Eksklusif dan 2 tahun setelahnya. Adapun misi AIMI yang bisa dijumpai dalam situs resminya yakni www.aimi-asi.org adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi, pengetahuan dan dukungan bagi para ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama 6 bulan dan meneruskannya sampai 2 tahun atau lebih. 2. Memberikan masukkan untuk pemerintah, perusahaan dan instansi swasta agar mereka mengetahui betapa pentingnya pemberian ASI, dengan tujuan agar pihak – 22 pihak tersebut dapat memberikan dukungan bagi suksesnya pemberian ASI. 3. Memberikan pendidikan kepada lingkungan masyarakat akan pentingnya ASI dengan terus – menerus memberikan pengetahuan dan informasi terkini mengenai ASI 4. Mesosialisasikan resiko pemberian susu formula kepada bayi yang berusia kurang dari 2 tahun. Misi tersebut di atas merupakan langkah pasti untuk mewujudkan visi atau tujuan utama dari pendirian Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, yaitu : 1. Untuk menaikkan prosentase angka ibu menyusui di Indonesia 2. Untuk menaikkan prosentase bayi yang diberikan ASI di Indonesia 3. Agar setiap ibu di Indonesia mendapatkan dukungan penuh untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama 6 bulan dan meneruskannya hingga 2 tahun atau lebih. 4. Agar pemerintah, perusahaan – perusahaan dan pihak ketiga lainnya sadar betul akan pentingnya ASI dengan mendukung penuh pemberian ASI kepada bayi – bayi di Indonesia. 5. Agar masyarakat luas mendapatkan informasi dan pengetahuan dukungannya. tentang ASI dan memberikan 23 2.1.10 Past Campaign 24 Gambar 2.1 Poster Past Campaign Gambar2.2 Foto Kegiatan AIMI 2.1.11 Similar Campaign Kampanye yang dilakukan oleh AIMI masuk ke dalam kategori kampanye sosial. Oleh karena itu AIMI tidak memiliki kompetitor, namun adaa beberapa kampanye yang memiliki materi sejenis dengan kampanye AIMI. Seperti kampanye UNICEF dan ASI, PASTI! 25 26 Gambar 2.3 Poster Similar Campaign 2.2 Tinjauan Teori 2.2.1 Analisa SWOT 27 Berikut adalah analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman) berdasarkan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia sebagai organisasi dan kampanye menggalakan ASI yang telah dilaksanakannya. 2.2.1.1 Strength AIMI merupakan organisasi non profit pertama yang gencar mengkampanyekan ASI Visi dan misi mulia yang dianut AIMI akan memudahkan pencarian dukungan Memiliki struktur organisasi yang baik Memiliki kegiatan – kegiatan rutin untuk mengkampanyekan ASI 2.2.1.2 Weakness Kegiatan kurang diliput oleh media Kampanye dengan pesan khusus ditujukan kepada ibu bekerja untuk memberikan ASI masih sulit ditemukan 2.2.1.3 Opportunity Banyak masyarakat yang sudah mulai menyadari pentingnya ASI bagi bayi ASI memiliki banyak manfaat baik bagi bayi, ibu, keluarga dan masyarakat. Pemberian ASI untuk bayi ini mendapatka dukungan dari pemerintah 2.2.1.4 Threat Dominasi iklan susu formula di berbagai media Susu formula dianggap bisa menggantikan peranan ASI dengan sempurna 28 2.2.2 Tinjauan Teori Kampanye Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu” (Venus, 2004:7). Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan ilmuwan komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingemann & Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan wujud tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi dilapangan Definisi Rogersda Storey juga umumnya dirujuk oleh berbagai ahli dari disiplin ilmu yang berbeda seperti ilmu politik dan kesehatan masyarakat. Beberapa definisi lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers dan Storey diantaranya sebagai berikut : Pfau dan Parrot (1993) “A campaigns is conscious, sustained and incremental process designed to be implemented over a specified period of time for the purpose of influencing a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah diterapkan). 29 Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002) “A communication campaigns is an organized communication activity, directed at a particular audience, for a particular period of time, to achieve a particular goal” (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu tertentu guna mencapai tujuan tertentu). Rajasundarman (1981) “A campaigns is acoordinated use of different methods of communication aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a period of time” (Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu berikut pemecahannya). Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat bahwa dalam setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal, yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisir. Selain empat pokok ciri diatas, kmpanye juga memiliki cirri atau karakteristik yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang, penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut setiap saat. Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan untukpublik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi olehprinsip persuasi, yaitu mengajak dn mendorong public untuk menerima atau melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara 30 nyata. Dalam ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally exemplify persuasion in action”. (Venus, 2004:7) 2.2.2.1 Tinjauan Teori Kampanye Sosial Kampanye sosial adalah suatu kegiatan berkampanye yang mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejalagejala sosial yang sedang terjadi. Kriteria penentuan kampanye pelayanan masyarakat adalah: a. Non komersil. b. Tidak bersifat keagamaan. c. Tidak bermuatan politik. d. Berwawasan nasional. e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat. f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima. g. Dapat di iklankan. h. Memiliki dampak dan kepentingan tinggi sehingga mendapat dukungan media lokal maupun nasional. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, kampanye diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku dan lain-lain (Lukman; 1996: 437). Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan kampanye ini dapat dilakukan dalam berbagai bidang, mulai dari bidang ekonomi, sosial budaya, kesehatan, politik dan bidang-bidang lainnya. Dalam bidang pemasaran ada yang disebut kampanye promosi. Dalam bidang politik ada kampanye orsospol dan lain sebagainya. Namun pada prakteknya, terlihat nyata bahwa kampanye promosi yang bersifat komersil lebih berhasil dibanding kampanye dalam bidang-bidang lain. Hal ini terjadi karena kampanye promosi selalu menyampaikan informasi 31 mengenai barang atau jasa yang memang merupakan kebutuhan masyarakat. 2.2.3 Tinjauan Teori Komunikasi dan Marketing Dalam mengiklankan suatu produk ke target audiens wanita, hal yang harus diperhatikan adalah langsung mengomunikasikan benefit atau value daripada fitur produk tersebut. Pertanyaan seperti “Bagaimana produk ini dapat memudahkan hidup saya?” harus terjawab dalam iklan yang ditujukan kepada wanita. Sebagai contoh, dalam mengiklankan sebuah laptop kepada pria, menjabarkan spesifikasi teknis laptop tersebut merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian mereka. Metode yang sama tidak berlaku bagi wanita. Wanita tidak memedulikan spesifikasi mendetil dari sebuah laptop, namun akan merespon pada bagaimana laptop tersebut ringan untuk dibawa, tidak membutuhkan waktu lama untuk pengisian baterai, atau sudah memiliki aplikasi sehingga tidak lagi membutuhkan proses instalasi. Naluri berempati yang dimiliki wanita menyebabkan ia tidak hanya memikirkan keuntungan dan kebaikan untuk dirinya sendiri namun juga orang-orang di sekitarnya mulai dari keluarga, teman, hingga tetangga. Produk dan jasa yang memiliki kemampuan elastisitas umur akan memperoleh keuntungan tambahan karena wanita ingin pengalamannya dengan suatu brand untuk dialami juga oleh orangorang yang dekat dengannya. Wanita tidak akan ragu mengeluarkan uang lebih banyak untuk produk berkualitas tinggi yang dapat menyenangkan seluruh keluarga daripada mengeluarkan lebih sedikit uang untuk produk yang hanya bisa digunakan olehnya. Oleh karena itu, iklan dengan pendekatan slice of life dengan contoh kejadian yang dekat dengan kehidupannya sehari-hari akan lebih efektif karena dapat dengan mudah menyentuh sisi emosional seorang wanita. Wanita muda yang hidup di era milennial memiliki beberapa karakteristik khusus. Generasi ini merupakan generasi wanita yang lahir diantara tahun 1980-2000, tumbuh familier dengan komputer dan internet. Mereka lebih berani mengemukakan pendapat, toleran, 32 optimistis, dan menunggu untuk terinspirasi oleh produk dan jasa di sekitarnya. Mereka percaya bahwa mereka dapat membawa perubahan melalui hal-hal kecil yang mereka lakukan, seperti memilih untuk membeli produk-produk yang lebih ramah lingkungan atau menyalurkan sebagian hasil penjualan produk langsung ke orangorang yang membutuhkan. Lebih lanjut, mereka memiliki pengetahuan produk yang cukup mendalam karena mereka giat mencari tahu tentang produk di internet maupun dengan menanyakan kepada teman. Mereka memiliki influence power yang kuat serta tidak ragu untuk merekomendasikan produk yang dirasakan bermanfaat. 2.2.4 Tinjauan Teori Desain Komunikasi Visual Wanita memiliki otak yang dapat berpikir multidimensional. Kondisi ini menyebabkan mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakan beberapa kegiatan secara bersamaan serta perhatian yang lebih mendetil terhadap segala sesuatu. Wanita dapat dengan mudah menemukan inkonsistensi baik itu di desain maupun pengalaman dalam menggunakan suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, desain komunikasi visual untuk produk-produk yang akan digunakan oleh wanita harus memiliki keseragaman yang cocok dengan ekpektasi mereka. Sebuah produk yang memiliki kemasan dengan warna menarik bagi wanita akan menjadi tidak berguna bila interface website produk tersebut gagal membantu wanita memperoleh informasi yang ia inginkan. Desain komunikasi visual tidak hanya harus disesuaikan dengan gender target audiensnya, namun juga usia target audiens tersebut. Warna merah muda yang sering diasosiasikan dengan wanita belum tentu bekerja secara efektif, bergantung pada konteks pesan yang dibawa oleh desain tersebut. 2.2.5 Tinjauan Teori Psikologi Konsumen Wanita senang berbagi cerita. Isu yang dikemas dalam pesan visual dan verbal yang tepat dan inspiratif tidak hanya akan mampu menarik perhatian mereka, namun juga mendorong mereka untuk 33 menceritakan kembali pengalamannya dengan produk tersebut kepada teman-temannya dengan senang hati. 2.2.6 Tinjauan Teori Videografi Dokumenter “Video dokumenter merupakan satu bentuk produk audio visual yang menceritakan suatu fenomena keseharian. Fenomena tersebut cukup pantas diangkat menjadi perenungan bagi penonton. Materi dokumenter dapat berupa cerita tentang keprihatinan sosial, pengalaman dan pergaulatan hidup yang memberikan inspirasi dan semangat hidup bagi penonton, atau kilas balik dan kupasan tentang peristiwa yang pernah terjadi dan ada kaitanya dengan masa sekarang” (Brata, 2007 : 57). “Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu. Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata mungkin” (Javandalasta, 2011:2). Kunci utama dalam video dokumenter merupakan penyajian fakta. Video dokumenter berhubungan dengan tokoh, peristiwa dan lokasi yang nyata. Video dokumenter merupakan merekam peristiwa yang sungguh – sungguh terjadi tidak menciptakan suatu kejadian. Dalam menbuat video dokumenter terdapat kriteria dimana video tersebut bagus atau tidak. berikut ini kriteria video dokumenter yang bisa dikatakan bagus: 1. Merupakan para pelaku yang sesungguhnya. 2. Tidak memiliki tokoh protagonis dan antagonis. 3. Struktur film sederhana 4. Film berisi kenyataan atau fakta bukan rekayasa. 2.2.6.1 Bentuk Video Dokumenter 1. Dokumenter Berdasarkan Stock Shot “Program dokumenter yang berdasarkan stock shot ini 34 tinggal menyusun daftar shot yang diperlukan dan mencarinya di perpustakaan. Kekurangan shot tertentu dengan mudah diupayakan dengan pengambilan baru” (Sutisno, 1993: 74 ). 2. Dokumenter yang Didramatisir “Format ini lebih sesuai menggunakan model screenplay teatrikal karena aspek visual dan aureal dapat diketahui sebelumnya dan dapat direncanakan seperti halnya sebuah drama yang disutradarai”. 3. Dokumenter Model Instruksional “Jenis format ini termasuk dokumenter yang sebenarnya karena shooting-nya tidak dapat direncanakan cepat sebelumnya”. Video dokumenter jenis ini banyak dirancang khusus untuk mengajari penonton bagaimana melakukan berbagai macam hal yang mereka ingin lakukan. 2.2.6.2 Unsur-unsur Video Dokumenter Di dalam video dokumenter terdapat dua unsur utama, yaitu : 1. Gambar(Visual) Gambar yang diambil berdasarkan peristiwa tertentu. Orang – orang yang direkam dalam video tersebut, benar – benar ada dan pernah ada, bukan sebagai pemeran yang menggantikan seseorang dalam video tersebut. 2. Kata–kata(Verbal) Kata – kata dalam video dokumenter berasal dari penuturan langsung dari subjek yang menjadi tokoh dalam video dokumenter tersebut. Kata – kata yang dilontarkan biasanya berupa kesaksian atas sejarah maupun peristiwa tertentu. Namun kata – kata tersebut juga bisa berasal narator atau narasumber untuk menggambarkan peristiwa 35 maupun memberikan keterangan tertentu pada tempat – tempat yang direkam dalam gambar. 36