2.1.3 Kandungan ASI

advertisement
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Data
2.1.1 Periode Emas Anak
Pertumbuhan anak sangat cepat di dua tahun pertama kehidupannya dan
dua tahun pertama kehidupan anak itulah yang disebut periode emas
(golden period). Jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan
asupan gizi yang optimal, seperti ASI, penurunan status gizi anak bisa
dicegah. Bila terlewati, periode emas ini tidak dapat kembali.
Pemberian asupan yang optimal sejak bayi adalah upaya paling efektif
untuk meningkatkan kesehatan anak. Tahun 2006 diperkirakan 9,5 juta
anak meninggal sebelum usia 5 tahun dan dua per tiga kematian ini
terjadi pada tahun pertama kehidupan anak – anak tersebut. Dari berbagai
penyebab kematian bayi/anak – anak, 35% berhubungan dengan
kekurangan nutrisi/malnutrisi.
Malnutrisi yang terjadi selama periode emas menyebabkan anak tumbuh
pendek (beberapa sentimeter lebih pendek dari tinggi potensialnya) dan
juga berpengaruh pada kesehatan serta perkembangan intelektualnya.
Bila wanitamenderita malnutrisi sejak kecil, kondisi reproduksi wanita
tersebut juga terpengaruh. Bayi yang dikandungnya kelak akan lahir
dengan berat badan rendah dan dapat mengalamikomplikasi selama
melahirkan.
Meskipun dua tahun pertama kehidupan anak sangat penting, tidak
berarti anak usia dua tahun keatas tidak membutuhkan perhatian lagi,
tetapi skala prioritasnya telah terlewati.
2.1.2 Tahapan Perkembangan ASI
Kandungan ASI disetiap tahapannya berguna untuk bayi baru lahir,
terutama karena bayi perlu melakukan adaptasi fisiologis terhadap
kehidupan barunya di luar kandungan. Semakin matang ASI, konsentrasi
5
6
antibodi serta total protein dan vitamin yang larut di dalam lemak
menurun, sedangkan laktosa, lemak, kalori dan vitamin yang larut dalam
air meningkat. ASI berkembang secara bertahap, mulai dari ASI hari –
hari
pertama
(kolostrum),
ASI
transisi
hingga
menjadi
ASI
matang/matur.
 Kolostrum
Kolostrum atau ASI hari – hari pertama adalah cairan berwarna
kuning
keemasan/jingga
yang
mengandung
nutrisi
dengan
konsentarsi tinggi. Kolostrum selain memberikan perlindungan
pada bayi terhadap berbagai penyakit infeksi, juga memiliki efek
laksatif(pencahar) yang dapat membantu bayi mengeluarkan
feses/tinja pertama (mekenium) dari sistem pencernaannya
sehingga bayi terlindungi dari penyakit kuning (jaundice).
Banyak ibu mengira kolostrum berwarna putih seperti susu. Oleh
karena itu, ketika kolostrum keluar dalam keadaan berwarna kuning
keemasan/jingga, kental, lengket dan terkadang bening, banyak ibu
menganggap ASI tersebut tidak bagus dan dibuang. Padahal tidak
demikian. Warna kuning keemasan/jingga ini merupakan tanda dari
kandungan beta-karoten yang tinggi, yang merupakan salah satu
antioksidan.
Selain itu, banyak juga ibu yang khawatir kolostrum tidak akan
cukup untuk bayi karena jumlahnya yang hanya sekitar 3-5 sendok
teh sehingga ibu merasa perlu menambahnya dengan susu formula.
Padahal, walaupun jumlah kolostrum relatif sedikit, sudah sangat
mencukupi lambung bayi yang juga memang masih kecil. Kurang
lebih hanya seukuran kelereng. Meski sedikit, kolostrum sangat
padat nutrisi, kaya karbohidrat dan protein, serta tinggi kandungan
antibodi.
Kolostrum mengandung sejumlah besar antibodi yang disebut
immunoglobulin (kelompok protein yang memberikan kekebalan
tubuh terhadap penyakit). Immunoglobulin dalam kolostrum ada
tiga macam, yaitu IgA (Immunoglobulin A), IgG (Immunoglobulin
G),
dan
IgM
(Immunoglobulin
M).
Diantara
ketiga
7
Immunoglobulin
tersebut,
IgA adalah
yang konsentrasinya
tertinggi. IgA inilah yang melindungi bayi dari serangan kuman di
daerah membran mukus tenggorokan, paru – paru, juga melindungi
sistem pencernaan bayi, termasuk usus. Selain antibodi, kolstrum
juga kaya leukosit (sel darah putih yang bertugas menghancurkan
bakteri jahat dan virus), yaitu sekitar 70%.
 ASI Transisi
Kolostrum berubah menjadi ASI transisi sekitar 4 – 6 hari setelah
kelahiran bayi. Selama proses transisi ini, kandungan antibodi
dalam ASI menurun dan volume ASI meningkat drastis. Berbeda
dengan kolostrum yang produksinya dipengaruhi oleh hormon,
produksi ASI transisi dipengaruhi oleh proses persediaan versus
permintaan (supply on demand). Oleh karena itu, menyusui
dengan lebih sering, sekitar 8 – 12 kali sehari (frequet nursing)
pada awal – awal kelahiran bayi sangat penting.
Selain mengandung 10% leukosit, ASI transisi juga mengandung
lemak tinggi yang berguna untuk pertumbuhan, perkembangan
otak, mengatur kadar gula darah, dan memenuhi kebutuhan nutrisi
bayi.
 ASI Matang/Matur
ASI transisi kemudian berubah menjadi ASI matang sekitar 10
hari sampai 2 minggu setelah kelahiran bayi. ASI matang (seperti
halnya ASI transisi) mengandung 10% leukosit. Dibanding
dengan kolostrum, ASI matang memiliki kandungan natrium,
potasium, protein, vitamin larut lemak, dan mineral yang lebih
rendah. Sedangkan kandungan lemak dan lasktosanya lebih tinggi
daripada kolostrum.
2.1.3 Kandungan ASI
Berbagai
iklan
susu
formula
mengkedepankan
keunggulan
kandungannya, seperti zat besi dan DHA, padahal semua kandungan
ini terdapat di dalam ASI (dengan takaran yang tepat sesuai
kebutuhan bayi). Meskipun produsen susu formula menekankan
8
beberapa kandungan nutrisi yang lebih tinggi, ASI lebih mudah
dicerna dan diserap tubuh bayi sehingga bayi mendapatkan berbagai
nutrisi yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu,, bayi
dapat terhindar dari kekurangan gizi.
a. Air
Berdasarkan penelitian dr. Ruth Lawrance, sekitar 88,1%
komposisi ASI adalah air. Sisanya adalah karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral, dan lain – lain. Jadi, bayi yang
menerima ASI tidak perlu menerima tambahan air putih atau
sejenisnya. Bahkan kolstrum yang jumlahnya hanya beberapa
tetes cukup untuk menjaga bayi tetap terhidrasi dengan baik.
Berdasarkan
panduan
AAP
(American
Academy
of
Pediatrics), menambahkan cairan lain seperti air putih, air
gula, susu formula dan cairan selain ASI tidak boleh dilakukan
pada bayi baru lahir, kecuali ada indikasi medis yang
memerlukannya. Bahkan saat cuaca sangat panas, bayi tidak
memerlukan tambahan cairan lain. Bayi yang menyusu sesuai
keinginan (nursing on demand) akan meminta menyusu lebih
sering untuk mengompensasi kebutuhan tubuhnya terhadap
cairan.
Air putih boleh dikenalkan saat bayi sudah mulai menerima
MPASI (Makanan Pendamping ASI) atau sejak usia 6 bulan,
yaitu sekitar 60ml. Pada beberapa kondisi khusus, pemberian
beberapa tetes air putih boleh dilakukan, misalnya pada bayi
usia 4- 6 bulan yang mual saat meminum suplemen zat besi
(dari pengalaman banyak ibu, bila bayi langsung disusui
setelah minum suplemen maka bayi akan muntah). Namun
pastikan air putih yang diberikan sudah matangdan berasal
dari air bersih. Tindakan ini tidak disebut pemberian air putih
rutin dan tidak menggagalkan ASI eksklusif.
9
b. Protein
Kualitas dan kuantitas protein dalam ASI berbeda dengan susu
mamalia lain. ASI juga mengandung asam amino seimbang
yang sesuai dengan kebutuhan bayi. Konsentrasi protein dalam
ASI adalah 0,9 gram/100ml, lebih rendah kadarnya dari susu
mamalia lain. Kandungan protein yang tinggi dalam susu
mamalia lain dapat membebankan ginjal bayi yang belum
matang.
ASI mengandung kasein yang lebih rendah sehingga jauh
lebih mudah untuk dicerna dibandingkan susu mamalia lain.
ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi
mengandung beta-laktalbumin yang dapat membuat tubuh
bayi intoleran/sulit menerima susu sapi tersebut. Susu formula
tidak dapat menyamai laktoferin, yaitu kandungan protein
dalam ASI yang berperan melindungi bayi dari infeksi saluran
cerna.
c. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa yang merupakan
komponen utama ASI. Laktosa memenuhi 40 – 45%
kebutuhan energi bayi. ASI mengandung 7 gram laktosa per
100ml, jauh lebih tinggi dari susu lain dan merupakan sumber
energi yang utama dan paling penting.
ASI adalah air susu mamalia yang mengandung laktosa paling
tinggi
dibanding spesies
lainnya.
Laktosameningkatkan
penyerapan kalsium dan tidak menyebabkan kerusakan gigi,
sedangkan sukrosa yang umum terdapat dalam susu formula
bertanggung jawab terhadap kerusakan gigi anak.
Jenis karbohidrat lain yang ada dalam ASI adalahan
oligosakarida yang memiliki fungsi penting melindungi bayi
dari infeksi.
10
d. Lemak dan DHA/ARA
ASI mengandung 3,5 gram lemak per 100 ml. Lemak sangat
dibutuhkan sebagai sumber energi dan sebanyak 50%
kebutuhan energi bayi diperoleh dari lemak ASI. Kandungan
lemak ASI meningkat bertahap dalam setiap sesi menyusui.
Lemak ASI mengandung DHA (docosahexaeonic acid) dana
ARA (arachidonic acid). Kedua asam lemak ini sangat
penting untuk perkembangan syaraf dan visual bayi/anak.
Berdasarkan penelitian, di dalam ASI terdapat 200 jenis asam
lemak.
e. Vitamin
Secara umum, ASI mengandung berbagai vitamin yang
diperlukan bayi. Kadar vitamin D dalam ASI cukup rendah
sehingga bayi memerlukan paparan sinar amtahari pagi. Bayi
yang tinggal di daerah yang terkena paparan sinar matahari
sangat rendah atau daerah musim dingin yang sangat panjang
memerlukan suplemen vitamin D. Disarankan ibu yang sedang
menyusui mengkonsumsi vitamin D agar kandungan vitamin
D dalam ASI meningkat.
f. Mineral
Kandungan mineral dalam ASI cukup rendah karena ginjal
bayi masih belum terbentuk dengan sempurna. Kalsium dalam
ASI dapat terserap tubuh lebih efektif dibanding susu formula.
Kandungan zat besi dalam ASI juga dapat terserap lebih
mudah dibandingkan dengan susu formula karena ASI
mengandung vitamin C yang tinggi. Bayi dapat menyerap
hingga 60% zat besi dalam ASI.
11
g. Enzim
ASI mengandung 20 enzim aktif. Salah satunya adalah
lysozyme
yang berperan sebagai faktor antimikroba. ASI
mengandung lysozyme 300 kali lebih banyak dibandingkan
susu sapi. Selain itu, ASI juga mengandung lipase (berperan
dalam mencerna lemak dan mengubahnya menjadi enrgi yang
dibutuhkan bayi) dan amilase (berperan dalam mencerna
karbohidrat).
h. Faktor Pertumbuhan
Faktor pertumbuhan epidermal dalam ASI menstimulasi
kematangan usus bayi sehingga usus bayi dapat lebih baik
mencerna dan menyerap nutrisi serta tidak mudah terinfeksi
protein asing. Faktor pertumbuhan lainnya yang terkandung
dalam ASI membantu perkembangan kematangan syaraf dan
retina bayi.
i. Faktor antiparasit, antialergi, antivirus dan antibodi
ASI mengandung banyak faktor yang melindungi bayi dan
berbagai infeksi, seperti K-immunoglobulin, sIgA (secretory
immunoglobulin A), sel darah putih-K, dan K-oligosakarida.
Perlindungan yang diberikan faktor – faktor ini sangat unik.
Pertama, mereka melindungi tanpa menyebabkan efek
peradangan (misalkan demam tinggi) yang berbahaya bagi
bayi. Kedua, antibodi sIgA terbentuk di tubuh ibu yang secara
spesifik melindungi bayi sesuai keadaan bayi dan lingkungan
saat itu.
Namu, faktor – faktor anti-infeksi dalam ASI ini tidak dapat
melindungi bayi dari beberapa penyakit berat dan khusus
seperti hepatitis B, meningitis, tuberkulosis dan polio,
sehingga bayi tetap memerlukan imunisasi.
12
2.1.4 Mafaat ASI Pada Bayi
Bayi mendapatkan manfaat yang besar dari ASI. Selain memberikan
nutrisi terbaik yang dibutuhkan bayi, ASI juga berperan penting
dalam melindungi dan meningkatkan kesehatan bayi. UNICEF
menyatakan bahwa ASI menyelamatkan jiwa bayi terutama di negara
bekembang. Keadaan ekonomi yang sulit, kondisi sanitasi yang buruk
serta air bersih yang sulit didapat menyebabkan pemberian susu
formula menjadi penyumbang resiko terbesar terhadap kondisi
malnutrisi dan munculnya berbagai macam penyakit (seperti diare)
akibat penyiapan dan pemberian susu formula yang tidak higienis.
Laporan WHO juga menyebutkan bahwa hampir 90% kematian balita
terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40% kematian tersebut
disebabkan oleh diare dan infeksi saluran pernafasan akut, yang dapat
dicegah dengan pemberian ASI eksklusif.
Berikut ini adalah beberapa fakta mengenai peran ASI dalam
meningkatkan kesehatan bayi :

Bayi yang diberi ASI, 17 kali lebih jarang menderita
pneumonia/radang paru (Cesar:1999)

Bayi yang diberi ASI lebih terlindungi dari penyakit sepsis/infeksi
dalam darah yang menyebabkan kegagalan fungsi organ tubuh
hingga kematian (Ashraf,:997 dan Patel:2013)

Waktu menyusui yang lebih panjang dapat melindungi bayi dan
anak dari asma atau mengurangi terjadinya serangan asma pada
anak kecil. Resiko menderita asma meningkat bila pemberian ASI
eksklusif dihentikan sebelum 4 bulan (Kull:2004 dan Bener:2007)

Menyusui dengan waktu yang lebih lama (lebih dari 6 bulan)
dapat melindungi bayi dan anak dari penyakit rhinitis alergi
(Ehlayel:2008)

Resiko dirawatnya bayi yang disusui eksklusif selama 4 bulan
karena penyakit saluran pernfasan, 3 kali
lebih jarang
dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu formula
(Bachrach:2003)
13

Bayi yang diberi ASI eksklusif, 25 kali lebih jarang menderita
diare fatal yang dapat menyebabkan kematian (Huffman:1990).
Presentase bayi dirawat di ruma sakit karena diare dapat dicegah
sebesar
53%
setiap
bulannya
dengan
memberika
ASI
(Quigley:2007)

Bayi yang deibri ASI selama 6 bulan atau lebih, menderita kanker
(leukimia,limfoma maligna) lebih jarang (Martin:2005 dan
Bener:2001).

Pemberian ASI mengurangi resiko diabetes (Owen:2006)

Bayi yang diberikan ASI lebih terlindungi dari penyakit infeksi
telinga tengah (Sabirov:2009)

Bayi prematur dengan berat lahir sangat rendah yang mendapat
ASI secara eksklusif dapat terhindar dari ROP (Retinopathy of
Prematurity) (Manzoni:2013)

Pemberian ASI dapat mengurangi resiko obesitas/kegemukan
sebesar 35% pada masa datang (usia 5-6 tahun) (Carol:2003).

Pemberian ASI mengurangi resiko bayi menderita kekurangan
gizi (Pediatrics 115:2005)

Pemberian ASI mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan
pembuluh darah (Owen:2002).

Bayi yang menerima susu formula memiliki konsentrasi
kolesterol LDL (kolesterol jahat) yang lebih tinggi dan HDL
(kolesterol baik) yang lebih rendah. LDL tinggi merupakan salah
satu faktor risiko penyakit kardiovaskular (Owen:2002).

Bayi prematur yang menerima ASI memiliki tekanan darah lebih
rendah 13 – 16 tahun kemudian dibandingkan dengan bayi
prematur yang menerima susu formula (Singhal:2001)

Penyakit Necrotizing Enterocolitis (infeksi dan peradangan yang
menyebabkan kerusakan usus atau bagain dari usus) yang umum
diderita bayi prematur dan sering menyebabkan kematian dapat
dicegah oleh ASI (Gephart:2012).

ASI melindungi bayi dari celiac disease/ kelainan autoimun
ketika penderita mengkonsumsi makanan yang mengandung
14
gluten, akan terjadi kerusakan usus halus (Ivarsson:2002 dan
Akobeng:2006)

ASI mengurangi resiko bayi terkena infeksi dari bubuk susu
formula
yang
tercemar
(misalkan
terhindar
dari
bakter
E.Sakazakii) (Hunter:2008).

Menyusui mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome) sebesar 50% (Vennemann:2009)

ASI mencegah kerusakan gigi, misalnya gigi keropos dan
maloklusi/kelainan susunan gigi geligi atas dan bawah yang
berhubungan dengan bentuk rongga mulut (Agarwal:201 dan
Labbok:1987)
Keunggulan ASI lainnya antara lain :

Selalu tersedia dalam keadaan bersih dari payudara ibu

Selalu tersedia kapanpun dengan suhu yang tepat

Mudah dicerna dan diserap oleh tubuh bayi

Dapat membantu perkembangan gigi dan rahang bayi karena
bayi menghisap ASI dari payudara

Kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) antara bayi dan
ibu saat menyusui dapat menciptakan kedekatan/ikatan, serta
perkembangan psikomotorik dan sosial yang lebih baik.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi yang mendapatkan ASI
memiliki kemampuan kognitif dan kepandaian yang secara umum
lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan ASI,
antara lain :
a. AAP (American Academy of Pediatrics) dalam juranalnya
yang dipublikasikan tahun 1998 memaparkan hasil penelitian
mengenai
hubungan
lama
waktu
menyusui
dengan
kemampuan kognitif. Data dikumpulkan sejak anak lahir
hingga berusia 18 tahun dengan jumlah sampel lebih dari
1.000 anak. Kesimpulannya alah menyusui berhubungan
dengan
peningkatan
(walau
kecil,
dapat
terdetekdi)
15
kemampuan kognitif anak dan keberhasilan anak dibidang
pendidikan.
b. Richard (2002) di Inggris melakukan penelitian terhadap 1.736
anak. Hasilnya, anak yang diberikan ASI menunjukkan
pencapaian pendidikan yang lebih tinggi (hasil tidak
bergantung pada latar belakang sosial ekonomi).
c. Mortensen (2002) menyatakan hasil penelitian terhadap 3.253
anak di Denmark. Nilai IQ anak yang diberikan ASI kurang
dari 1 bulan 5 poin lebih rendah dari anak yang disusui selama
7 – 9 bulan. Terdapat korelasi antara lama pemberian ASI
dengan tingkat IQ.
d. Belfort (2013) menyatakan hasil penelitian sejak tahu 1999
hingga 2002 dilanjutkan hingga anak usia 7 tahu. Menyusui
dengan jangka waktu yang lebih lama berhubungan dengan
hasil tes intelegensia dan kemampuan bahasa yang lebih
tinggi.
2.1.5 Manfaat Menyusui Bagi Ibu, Keluarga dan Masyarakat
Berbagai penelitan mendukung bukti bahwa menyusui bermanfaat
bagi ibu, baik secara fisik maupun emosional. Sayangnya, sebgian
besar ibu tidak mengetahui manfaat menyusui bagi diri sendiri
sehingga mereka kurang menikmati menyusui dan terpaksa menyusui
atau memberika ASI hanya agar bayi mereka sehat.
Menyususi dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisiki dan
psikologis ibu, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti
berikut ini :

Mengurangi pendarahan pasca persalinan (Sobhy:2004). Ibu
yang segera menyusui (melakukan IMD) setelah bersalin akan
lebih mudah pulih dibandingkan ibu yang tidak segera
menyusui.

Mempercepat kembalinya bentuk rahim kekeadaan semula
sebelum hamil (Holdcroft:2003). Hisapan bayi saat menyusui
membuat tubuh ibu melepaskan hormon oksitosin yang
16
kemudian
menstimulasi
kontraksi
rahim
sehingga
mengembalikan bentuk rahim ibu pada kondisi sebelum hamil.

Mengurangi resiko terkena kanker payudara, kanker indung
telur (ovarium), dan kanker endometrium (Awatf:2010,
Jordan:2012, dan Newcomb:2000). Menyusui dapat menekan
produksi hormon edtrogen berlebih yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan kanker payudara, kanker ovarium dan
kanker endometriosis.

Mengurangi
resiko
terkena
penyakit
diabetes
tipe
2
(erica:2008). Penelitian yang dilakukan oleh Lie, Jorm, dan
Banks menemukan bahwa resiko menderita penyakit diabetes
tipe 2 meningkat sebesar 50% pada ibu yang tidak menyusui.

Mengurangi resiko terkena osteoporosis (Chantry:2004). Bukti
penelitian menyatakan bahwa wanita wanita menyusui
beresiko rendah menderita osteoporosis.

Mengurangi
resiko
terkena
rheumatoid
arthritis
(Karlson:2004). Rheumatoid arthritis adalah peradangan
kronis pada sendi kedua sisi tubuh seperti tangan, kaki, lutut
dan organ – organ lain seperti kulit, mata dan paru – paru.
Rheumatoid arthritis merupakan kelainan autoimun. Penelitian
yang melibatkan lebih dari 7.000 ibu di Cina menemukan
bahwa menyusui dalam jangka panjang mengurangi resiko
menderita rheumatoid arthritis hingga 50%.

Menjadi metode kontrasepsi yang paling aman dan efektif
(Vekemasn:1997). Menyusui menjadi metode kontrasepsi
yang paling aman dan efektif, yaitu sebesar 98% bila seorang
ibu
menyusui
eksklusif selama 6 bulan
dan belum
mendapatkan menstruasi yang pertama kali setelah nifas.

Mengurangi resiko kegemukan (obesitas) dan lebih cepat
mengembalikan
berat
badan
seperti
sebelum
hamil
(baker:2008). Menyusui secara eksklusif dapat menghabiskan
500 kalori per hari (setara dengan kegiatan berenang 30
putaran atau bersepeda menanjak selama 1 jam) sehingga berat
17
badan ibu turun secara alami. Apalagi bila ibu tersebut
menyusui secara eksklusif selama 6 bulan dan dilanjutkan
minimal hingga bayi berusia 1 tahun.

Mengurangi stres dan kegelisahan (Mezzacappa:2002). Saat
bayi menghisap dan kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu,
hormon prolaktin dilepaskan dari tubuh ibu dan membuat
tenang serta rileks.

Mengurangi resiko ibu menderita depresi pasca persalinan
(post partum depression) (Kendall:2007). Hormon oksitosin
yang dilepaskan saat menyusui menciptakan kuatnya ikatan
kasih sayang, kedekatan dengan bayi dan ketenangan.

Mengurangi resiko tekanan daraht inggi (hipertensi) pada
masa datang (American journal of Epidemiology 2011).
Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dengan sampel
lebih dari 50.000 ibu menemukan bahwa ibu yang menyusui
memiliki resiko lebih kecil menderita hipertensi pada masa
datang.

Mengurangi
tindakan
kekersan
ibu
pada
anak
(Stathearn:2009). Pernyataan tersebut didukung kuat dengan
bukti penelitian terhadap 5.890 ibu selama 15 tahun.

Mengurangi resiko ibu menderita Anemia Defisiensi Besi
(ADB) (Demer:2001). Jumlah zat besi yang digunakan tubuh
ibu untuk memproduksi ASI jauh lebih sedikit dibandingkan
zat besi yang hilang dari tubuh ibu akibat pendarahan (nifas
maupun menstruasi).

Memudahkan hidup ibu. Dengan menyusui, ibu tidak perlu
repot menyiapkan botol, membeli susu formula, menyiapkan
susu formula dan lain – lain.
Menyusui
juga
memberikan
keuntungan
bagi
keluarga
dan
masyarakat (lingkungan), seperti berikut :

Mengurangi kemiskinan dan kelaparan karena ASI dan
menyusui sangat ekonomis, tidak seperti susu formula yang
membutuhkan biaya tinggi untuk membelinya.
18

Mengurangi biaya anggaran perawatan kesehatan, baik untuk
anggaran keluarga maupun anggaran di perusahaan tempat
ayah/ibu bekerja.

Mengurangi penggunaan enargi (yang diperlukan untuk
pembuatan susu di pabrik) dan tidak membahayakan
lingkungan (tidak ada sampah kemasan kaleng, kardus dan
plastik).
2.1.6
Dukungan Pemerintah Indonesia
Pemerintah mendukung pemberian ASI dan menyusui melalui
berbagai kebijakan, seperti Undang – Undang (UU), Peraturan
Pemerintah (PP), dan Surat Keputusan Menteri. Berikut ini
adalah kumpulan Undang – Undang, Peraturan Pemerintan dan
Surat Keputusan Menteri tentang menyusui dan hak bayi
mendapatkan ASI di Indonesia :
1. Undang – Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia
Pasal 49 ayat 2 :
Wanita berhak mendapatkan perlindungan khusus dalam
pelksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal – hal yang
dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya
berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.
Penjelasaan :
Perlindungan khusus terhadap kesehatan reproduksi merujuk
padalayanan
kesehatan
yang
berkaitan
dengan
fungsi
reproduksi wanita, seeprti menstruasi, kehamilan, kelahiran
anak, dan kesempatan untuk menyusui anak – anak mereka.
2. Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan
Pasal 82 ayat 1 :
Pekerja/buruh
perempuan
berhak
memperoleh
istirahat
selama1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah
melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
Pasal 83 :
19
Pekerja/buruh perempuan yang masih menyusui harus diberi
kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya bila hal itu
harus dilakukan selma waktu bekerja.
Penjelasan :
Perusahaan harus menyiapkan waktu dan tempat/ruangan bagi
buruh/pekerja wanita untuk menyusui anaknya, susai kondisi
dan kemampuan finansial perusahaan, yang diatur dalam
peraturan perusahaan atau kesepakatan kerja bersama.
2.1.7
Dukungan Organisasi Internasional
Beberapa organisasi internasional terus mengupayakan agar
sosialisasi ASI dan keberhasilan pemberian ASI meningkat di
dunia. Dua organisasi internasional itu adalah UNICEF dan
WHO.
Salah
satu
upaya
Unicef
pada
tahun
2002
untuk
menyosialisasikan ASI adalah dengan meluncurkan kampanye
Pita Emas yang merupakan simbol dari perlindungan, promosi
dan
dukungan
terhadap
menyusui.
Warna
pita
emas
menyimbolkan bahwa pemberian ASI eksklusif merupan
standar emas makanan bayi, tanpa tambahan cairan lain dan
makanan padat.
Setiap bagian pita membawa pesan khusus. Salah satu
lingkaran
melambangkan
sang
ibu.
Lingkaran
lain
melambangkan anak/bayi. Pita simetris melambangkan bahwa
ibu dan bayi, keduanya penting dalam mencapai kesuksesan
menyusui. Ikatan simpul melambangkan ayah, keluarga, dan
masyarakat/lingkungan. Tanpa pengikat simpul, tidak akan
terbentuk pita. Artinya, tanpa dukungan dari ayah, keluarga
dan masyarakat maka keberhasilan menyusui tidak akan
tercapai.
2.1.8 Penghalang Kesuksesan Pemberian ASI di Indonesia
Hingga saat ini, masih banyak pemahaman yang kurang tepat
di masyarakat yang menyatakan bahwa pemberian ASI dan
20
menyusui hanyalah tanggung jawab ibu dengan alsan bahwa
yang melahirkan, memiliki payudara, dan menghasilkan ASI
adalah ibu. Padahal dukungan dari berbagai pihak, serta
edukasi dan konseling, dapat meingkatkan kesuksesan
pemberian ASI.
Terhadap banyak hal yang dapat menjadi penghalang
kesuksesan pemberian ASI di Indonesia, yaitu sebagai berikut
:

Kurangnya edukasi, yang idealnya dimulai dari sebelum
melahirkan

Adanya mitos – mitos tidak benar yang dipercaya turun –
temurun

Adanya pengaruh dari anggota keluarga terdekat, seperti
suami, ibu atau ibu mertua yang memaksa ibu memberi
asupan lain selain ASI atau melakukan tindakan – tindakan
yang dpaat menghalangi menyusui.

Kurangnya jumlah RSSIB (Rumah Sakit Sayang Ibu dan
Bayi) di Indonesia yang menerapkan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui. Menurut data Riskesdas 2011,
baru sekitar 40% RSSIB yang terdapat di Indonesia.
Sementara data survei tahun 2012 menemukan dari 1.971
rumah sakit, hanya 91 rumah sakit atau 4,6% saja yang
dinilai ramah bayi.

Kurangnya pemeriksaan kesehatan bayi dan ibu secara
berkelanjutan setelah ibu keluar dari rumah sakit. Di
negara – negara maju, seperti Amerika Serikat, terdapat
fasilitas follow up care post partum home health visit
(setiap 3 hari sekali bidan/perawat datang ke rumah ibu
untuk menimbang, memeriksa fisik bayi, dan menyarankan
ke rumah sakit bila bayi perlu diperiksa lebih lanjut oleh
dokter anak).
21

Adanya pemberian asupan prelaktal dan MPASI dini.
Pemberian asupan prelaktal sering terjadi di tempat
bersalin dengan berbagai alasan.
2.1.9 Tentang AIMI
Tak hanya pemerintah, sejumlah kepedulian juga hadir dari
sekumpulan ibu yang ingin memberikan dukungannya kepada
ibu lain yang sedang menyusui. Diawali dari sebuah milis
kesehatan tentang anak, terbentuklah semuah lembaga
organisasi non profit yang khusus menangani isu seputar
pemberian ASI di Indonesia. Organisasi bernama Asosiasi
Menyusui Ibu Indonesia atau lebih dikenal dengan AIMI
didirikan oleh Mia Sutanto pada tanggal 22 Januari 2007.
Terbentuknya AIMI didasari kepedulain beberapa ibu yang
sangat menyadari bahwa pemberian ASI itu sangat penting
bagi bayi khususnya di 6 bulan awal kehidupannya atau
dikenal dengan ASI Eksklusif dan dilanjutkan dengan
memberikan ASI hingga usia anak 2 tahun.
Inisiatif mendirikan AIMI ini awalnya lahir disertai dengan
keprihatinan
rendahnya
dukungan
masyarakat
terhadap
pemberian ASI. Padahal ASI merupakan awal yang baik untuk
generasi berkualitas.
Organisasi ini memiliki visi dan misi yang jelas dalam
menggalakkan pemberian ASI Eksklusif dan 2 tahun
setelahnya. Adapun misi AIMI yang bisa dijumpai dalam situs
resminya yakni www.aimi-asi.org adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi, pengetahuan dan dukungan
bagi para ibu untuk menyusui bayinya secara eksklusif
selama 6 bulan dan meneruskannya sampai 2 tahun
atau lebih.
2. Memberikan masukkan untuk pemerintah, perusahaan
dan instansi swasta agar mereka mengetahui betapa
pentingnya pemberian ASI, dengan tujuan agar pihak –
22
pihak tersebut dapat memberikan dukungan bagi
suksesnya pemberian ASI.
3. Memberikan
pendidikan
kepada
lingkungan
masyarakat akan pentingnya ASI dengan terus –
menerus memberikan pengetahuan dan informasi
terkini mengenai ASI
4. Mesosialisasikan resiko pemberian susu formula
kepada bayi yang berusia kurang dari 2 tahun.
Misi tersebut di atas merupakan langkah pasti untuk
mewujudkan visi atau tujuan utama dari pendirian Asosiasi
Ibu Menyusui Indonesia, yaitu :
1. Untuk menaikkan prosentase angka ibu menyusui di
Indonesia
2. Untuk menaikkan prosentase bayi yang diberikan ASI
di Indonesia
3. Agar setiap ibu di Indonesia mendapatkan dukungan
penuh untuk menyusui bayinya secara eksklusif selama
6 bulan dan meneruskannya hingga 2 tahun atau lebih.
4. Agar pemerintah, perusahaan – perusahaan dan pihak
ketiga lainnya sadar betul akan pentingnya ASI dengan
mendukung penuh pemberian ASI kepada bayi – bayi
di Indonesia.
5. Agar masyarakat luas mendapatkan informasi dan
pengetahuan
dukungannya.
tentang
ASI
dan
memberikan
23
2.1.10
Past Campaign
24
Gambar 2.1 Poster Past Campaign
Gambar2.2 Foto Kegiatan AIMI
2.1.11
Similar Campaign
Kampanye yang dilakukan oleh AIMI masuk ke dalam kategori
kampanye sosial. Oleh karena itu AIMI tidak memiliki kompetitor,
namun adaa beberapa kampanye yang memiliki materi sejenis dengan
kampanye AIMI. Seperti kampanye UNICEF dan ASI, PASTI!
25
26
Gambar 2.3 Poster Similar Campaign
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Analisa SWOT
27
Berikut adalah analisis Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunity (kesempatan), dan Threat (ancaman) berdasarkan Asosiasi Ibu
Menyusui Indonesia sebagai organisasi dan kampanye menggalakan ASI
yang telah dilaksanakannya.
2.2.1.1 Strength

AIMI merupakan organisasi non profit pertama yang gencar
mengkampanyekan ASI

Visi dan misi mulia yang dianut AIMI akan memudahkan
pencarian dukungan

Memiliki struktur organisasi yang baik

Memiliki kegiatan – kegiatan rutin untuk mengkampanyekan
ASI
2.2.1.2 Weakness

Kegiatan kurang diliput oleh media

Kampanye dengan pesan khusus ditujukan kepada ibu bekerja
untuk memberikan ASI masih sulit ditemukan
2.2.1.3 Opportunity

Banyak masyarakat yang sudah mulai menyadari pentingnya
ASI bagi bayi

ASI memiliki banyak manfaat baik bagi bayi, ibu, keluarga
dan masyarakat.

Pemberian ASI untuk bayi ini mendapatka dukungan dari
pemerintah
2.2.1.4 Threat

Dominasi iklan susu formula di berbagai media

Susu formula dianggap bisa menggantikan peranan ASI
dengan sempurna
28
2.2.2 Tinjauan Teori Kampanye
Kampanye pada prinsipnya merupakan suatu proses kegiatan komunikasi
individu atau kelompok yang dilakukan secara terlembaga dan bertujuan
untuk menciptakan suatu efek atau dampak tertentu. Rogers dan Storey
(1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi
yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah
besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu
tertentu” (Venus, 2004:7).
Beberapa ahli komunikasi mengakui bahwa definisi yang diberikan Rogers
dan Storey adalah yang paling popular dan dapat diterima dikalangan
ilmuwan komunikasi (Grossberg, 1998; Snyder, 2002; Klingemann &
Rommele, 2002). Hal ini didasarkan kepada dua alasan. Pertama, definisi
tersebut secara tegas menyatakan bahwa kampanye merupakan wujud
tindakan komunikasi, dan alasan kedua adalah bahwa definisi tersebut dapat
mencakup keseluruhan proses dan fenomena praktik kampanye yang terjadi
dilapangan
Definisi Rogersda Storey juga umumnya dirujuk oleh berbagai ahli dari
disiplin ilmu yang berbeda seperti ilmu politik dan kesehatan masyarakat.
Beberapa definisi lain yang sejalan dengan batasan yang disampaikan Rogers
dan Storey diantaranya sebagai berikut :
Pfau dan Parrot (1993)
“A campaigns is conscious, sustained and incremental process designed to
be implemented over a specified period of time for the purpose of influencing
a specified audience” (Kampanye adalah suatu proses yang dirancang secara
sadar, bertahap dan berkelanjutan yang dilaksanakan pada rentang waktu
tertentu dengan tujuan mempengaruhi khalayak sasaran yang telah
diterapkan).
29
Leslie B. Snyder (Gudykunst & Mody, 2002)
“A communication campaigns is an organized communication activity,
directed at a particular audience, for a particular period of time, to achieve a
particular goal” (Kampanye komunikasi adalah tindakan komunikasi yang
terorganisasi yang diarahkan pada khalayak tertentu, pada periode waktu
tertentu guna mencapai tujuan tertentu).
Rajasundarman (1981)
“A campaigns is acoordinated use of different methods of communication
aimed at focusing attention on a particular problem and its solution over a
period of time” (Kampanye dapat diartikan sebagai pemanfaatan berbagai
metode komunikasi yang berbeda secara terkoordinasi dalam periode waktu
tertentu yang ditujukan untuk mengarahkan khalayak pada masalah tertentu
berikut pemecahannya).
Merujuk pada definisi-definisi diatas, maka kita dapat melihat bahwa dalam
setiap aktivitas kampanye komunikasi setidaknya mengandung empat hal,
yaitu tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau
dampak tertentu, jumlah khalayak sasaran yang besar, dipusatkan dalam
kurun waktu tertentu, dan melalui serangkaian tindakan komunikasi yang
terorganisir.
Selain empat pokok ciri diatas, kmpanye juga memiliki cirri atau karakteristik
yang lainnya, yaitu sumber yang jelas, yang menjadi penggagas, perancang,
penyampai sekaligus penanggung jawab suatu produk kampanye (campaign
makers), sehingga setiap individu yang menerima pesan kampanye dapat
mengidentifikasi bahkan mengevaluasi kredibilitas sumber pesan tersebut
setiap saat.
Selain itu pesan-pesan kampanye juga terbuka untuk didiskusikan, bahkan
gagasan-gagasan pokok yang melatarbelakangi diselengarakannya kampanye
juga terbuka untuk dikritisi. Keterbukaan seperti ini dimungkinkan karena
gagasan dan tujuan kampanye pada dasarnya mengandung kebaikan
untukpublik. Segala tindakan dalam kegiatan kampanye dilandasi olehprinsip
persuasi, yaitu mengajak dn mendorong public untuk menerima atau
melakukan sesuatu yang dianjurkan atas dasar kesukarelaan. Dengan
demikian kampanye pada prinsipnya adalah contoh tindakan persuasi secara
30
nyata. Dalam ungkapan Perloff (1993) dikatakan “Campaigns generally
exemplify persuasion in action”. (Venus, 2004:7)
2.2.2.1 Tinjauan Teori Kampanye Sosial
Kampanye
sosial
adalah
suatu
kegiatan
berkampanye
yang
mengkomunikasikan pesan-pesan yang berisi tentang masalah sosial
kemasyarakatan, dan bersifal non kamersil. Tujuan dari kampanye
sosial adalah untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan gejalagejala sosial yang sedang terjadi. Kriteria penentuan kampanye
pelayanan masyarakat adalah:
a. Non komersil.
b. Tidak bersifat keagamaan.
c. Tidak bermuatan politik.
d. Berwawasan nasional.
e. Diperuntukkan bagi semua lapisan masyarakat.
f. Diajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima.
g. Dapat di iklankan.
h. Memiliki dampak dan kepentingan tinggi sehingga
mendapat dukungan media lokal maupun nasional.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka,
kampanye diartikan sebagai gerakan atau tindakan serentak untuk
melawan, mengadakan aksi,mengubah keadaan, mengubah perilaku
dan lain-lain (Lukman; 1996: 437).
Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan kampanye ini dapat dilakukan
dalam berbagai bidang, mulai dari bidang ekonomi, sosial budaya,
kesehatan, politik dan bidang-bidang lainnya. Dalam bidang
pemasaran ada yang disebut kampanye promosi. Dalam bidang politik
ada kampanye orsospol dan lain sebagainya. Namun pada prakteknya,
terlihat nyata bahwa kampanye promosi yang bersifat komersil lebih
berhasil dibanding kampanye dalam bidang-bidang lain. Hal ini
terjadi karena kampanye promosi selalu menyampaikan informasi
31
mengenai barang atau jasa yang memang merupakan kebutuhan
masyarakat.
2.2.3 Tinjauan Teori Komunikasi dan Marketing
Dalam mengiklankan suatu produk ke target audiens wanita, hal yang
harus diperhatikan adalah langsung mengomunikasikan benefit atau
value daripada fitur produk tersebut. Pertanyaan seperti “Bagaimana
produk ini dapat memudahkan hidup saya?” harus terjawab dalam
iklan yang ditujukan kepada wanita. Sebagai contoh, dalam
mengiklankan sebuah laptop kepada pria, menjabarkan spesifikasi
teknis laptop tersebut merupakan salah satu cara untuk menarik
perhatian mereka. Metode yang sama tidak berlaku bagi wanita.
Wanita tidak memedulikan spesifikasi mendetil dari sebuah laptop,
namun akan merespon pada bagaimana laptop tersebut ringan untuk
dibawa, tidak membutuhkan waktu lama untuk pengisian baterai, atau
sudah memiliki aplikasi sehingga tidak lagi membutuhkan proses
instalasi.
Naluri berempati yang dimiliki wanita menyebabkan ia tidak hanya
memikirkan keuntungan dan kebaikan untuk dirinya sendiri namun
juga orang-orang di sekitarnya mulai dari keluarga, teman, hingga
tetangga. Produk dan jasa yang memiliki kemampuan elastisitas umur
akan memperoleh keuntungan tambahan karena wanita ingin
pengalamannya dengan suatu brand untuk dialami juga oleh orangorang yang dekat dengannya. Wanita tidak akan ragu mengeluarkan
uang lebih banyak untuk produk berkualitas tinggi yang dapat
menyenangkan seluruh keluarga daripada mengeluarkan lebih sedikit
uang untuk produk yang hanya bisa digunakan olehnya. Oleh karena
itu, iklan dengan pendekatan slice of life dengan contoh kejadian yang
dekat dengan kehidupannya sehari-hari akan lebih efektif karena
dapat dengan mudah menyentuh sisi emosional seorang wanita.
Wanita muda yang hidup di era milennial memiliki beberapa
karakteristik khusus. Generasi ini merupakan generasi wanita yang
lahir diantara tahun 1980-2000, tumbuh familier dengan komputer
dan internet. Mereka lebih berani mengemukakan pendapat, toleran,
32
optimistis, dan menunggu untuk terinspirasi oleh produk dan jasa di
sekitarnya. Mereka percaya bahwa mereka dapat membawa
perubahan melalui hal-hal kecil yang mereka lakukan, seperti memilih
untuk membeli produk-produk yang lebih ramah lingkungan atau
menyalurkan sebagian hasil penjualan produk langsung ke orangorang yang membutuhkan. Lebih lanjut, mereka memiliki
pengetahuan produk yang cukup mendalam karena mereka giat
mencari tahu tentang produk di internet maupun dengan menanyakan
kepada teman. Mereka memiliki influence power yang kuat serta tidak
ragu untuk merekomendasikan produk yang dirasakan bermanfaat.
2.2.4 Tinjauan Teori Desain Komunikasi Visual
Wanita memiliki otak yang dapat berpikir multidimensional. Kondisi
ini menyebabkan mereka memiliki kemampuan untuk mengerjakan
beberapa kegiatan secara bersamaan serta perhatian yang lebih
mendetil terhadap segala sesuatu. Wanita dapat dengan mudah
menemukan inkonsistensi baik itu di desain maupun pengalaman
dalam menggunakan suatu produk atau jasa. Oleh karena itu, desain
komunikasi visual untuk produk-produk yang akan digunakan oleh
wanita harus memiliki keseragaman yang cocok dengan ekpektasi
mereka. Sebuah produk yang memiliki kemasan dengan warna
menarik bagi wanita akan menjadi tidak berguna bila interface
website produk tersebut gagal membantu wanita memperoleh
informasi yang ia inginkan.
Desain komunikasi visual tidak hanya harus disesuaikan dengan
gender target audiensnya, namun juga usia target audiens tersebut.
Warna merah muda yang sering diasosiasikan dengan wanita belum
tentu bekerja secara efektif, bergantung pada konteks pesan yang
dibawa oleh desain tersebut.
2.2.5 Tinjauan Teori Psikologi Konsumen
Wanita senang berbagi cerita. Isu yang dikemas dalam pesan visual
dan verbal yang tepat dan inspiratif tidak hanya akan mampu menarik
perhatian
mereka,
namun
juga
mendorong
mereka
untuk
33
menceritakan kembali pengalamannya dengan produk tersebut kepada
teman-temannya dengan senang hati.
2.2.6 Tinjauan Teori Videografi Dokumenter
“Video dokumenter merupakan satu bentuk produk audio visual
yang menceritakan suatu fenomena keseharian. Fenomena tersebut
cukup pantas diangkat menjadi perenungan bagi penonton. Materi
dokumenter dapat berupa cerita tentang keprihatinan sosial,
pengalaman dan pergaulatan hidup yang memberikan inspirasi dan
semangat hidup bagi penonton, atau kilas balik dan kupasan tentang
peristiwa yang pernah terjadi dan ada kaitanya dengan masa
sekarang” (Brata, 2007 : 57).
“Video dokumenter tak pernah lepas dari tujuan penyebaran informasi
pendidikan, dan propaganda bagi orang atau kelompok tertentu.
Intinya, video dokumenter tetap berpijak pada hal-hal senyata
mungkin” (Javandalasta, 2011:2).
Kunci utama dalam video dokumenter merupakan penyajian fakta.
Video dokumenter berhubungan dengan tokoh, peristiwa dan lokasi
yang nyata. Video dokumenter merupakan merekam peristiwa yang
sungguh – sungguh terjadi tidak menciptakan suatu kejadian.
Dalam menbuat video dokumenter terdapat kriteria dimana video
tersebut bagus atau tidak. berikut ini kriteria video dokumenter yang
bisa dikatakan bagus:
1. Merupakan para pelaku yang sesungguhnya.
2. Tidak memiliki tokoh protagonis dan antagonis.
3. Struktur film sederhana
4. Film berisi kenyataan atau fakta bukan rekayasa.
2.2.6.1 Bentuk Video Dokumenter
1. Dokumenter
Berdasarkan
Stock
Shot
“Program dokumenter yang berdasarkan stock shot ini
34
tinggal menyusun daftar shot
yang diperlukan
dan
mencarinya di perpustakaan. Kekurangan shot tertentu
dengan mudah diupayakan dengan pengambilan baru”
(Sutisno, 1993: 74 ).
2. Dokumenter
yang
Didramatisir
“Format ini lebih sesuai menggunakan model screenplay
teatrikal karena aspek visual dan aureal dapat diketahui
sebelumnya dan dapat direncanakan seperti halnya sebuah
drama yang disutradarai”.
3. Dokumenter
Model
Instruksional
“Jenis format ini termasuk dokumenter yang sebenarnya
karena shooting-nya tidak dapat direncanakan cepat
sebelumnya”.
Video
dokumenter
jenis
ini
banyak
dirancang khusus untuk mengajari penonton bagaimana
melakukan berbagai macam hal yang mereka ingin
lakukan.
2.2.6.2 Unsur-unsur Video Dokumenter
Di dalam video dokumenter terdapat dua unsur utama, yaitu :
1. Gambar(Visual)
Gambar yang diambil berdasarkan peristiwa tertentu.
Orang
– orang yang direkam dalam video
tersebut, benar – benar ada dan pernah ada, bukan
sebagai pemeran yang menggantikan seseorang dalam
video tersebut.
2. Kata–kata(Verbal)
Kata – kata dalam video dokumenter berasal dari
penuturan langsung dari subjek yang menjadi tokoh
dalam video dokumenter tersebut. Kata – kata yang
dilontarkan biasanya berupa kesaksian atas sejarah
maupun
peristiwa
tertentu.
Namun kata – kata tersebut juga bisa berasal narator
atau narasumber untuk menggambarkan peristiwa
35
maupun memberikan keterangan tertentu pada tempat
– tempat yang direkam dalam gambar.
36
Download