69 ALTRUISME DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL

advertisement
ALTRUISME DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA
KARYAWAN PT. ASABRI SEMARANG
(Altruism Reviewed from InterpersonalIntelligence Among PT. Asabri Semarang Employee)
Lidwina Evaria
Fakultas Psikologi Universitas Semarang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan
interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan
altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 subjek
yang merupakan karyawan PT. Asabri Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Altruisme dan
Skala Kecerdasan Interpersonal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi
Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat
signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme yang ditunjukkan dengan nilai
rxy= 0,494 p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.
Kata kunci : altruisme, kecerdasan interpersonal
Abstract
This study aims to determine empirically the correlation between interpersonal altruism and
interpersona lintelligence among employee of PT. Asabri Semarang. The hypothesisis a positive
correlation between interpersonal intelligence and altruism among employee of PT. Asabri
Semarang. This study used all of population 42 subjects in PT. Asabri Semarang.
Data were collected by Altruism Scale and Interpersonal Intelligence Scale and analisis by
using Product Moment Correlation technique. The results showed that there was asignificant
correlation between interpersonal intelligence and altruism as indicated rxy=0.494p=0.000(p
<0.01), so this hypothesisis accepted.
Keywords: altruism, interpersonal intelligence
69
mengharapkan
Pendahuluan
hadiah
dari
luar.
Tindakan
Interaksi antara satu sama lain menimbulkan
menolong dilakukan karena pilihannya sendiri dan
rasa ketergantungan dan saling membutuhkan
didasarkan pada prinsip-prinsip moral. Sepanjang
satu sama lain dan semua ini akan sangat terasa
menyangkut keselamatan orang lain, individu
saat kira berada di dalam kesulitan. Keterikatan
dapat menilai kebutuhan orang lain, simpati
ini mengarah pada ketergantungan individu satu
kepada
terhadap individu lainnya, serta terjadi pada
membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan
seluruh lapisan masyarakat. Keterikatan antar
keuntungan.
individu
menumbuhkan
ditunjukkan oleh setiap individu, termasuk
kesediaan untuk memberikan bantuan kepada
karyawan PT ASABRI yang memiliki tanggung
orang lain kapanpun dan tanpa mengharapkan
jawab dalam memberikan pelayanan maksimal
imbal balik dari orang lain yang ditolongnya.
bagi pensiunan.
diharapkan
dapat
orang
lain
yang
Altruisme
menderita
diharapkan
dan
dapat
Munculnya kesediaan untuk menolong karena
PT ASABRI adalah Perusahaan Asuransi
individu sebagai makhluk sosial senantiasa
Sosial ABRI, milik negara (BUMN) yang khusus
membutuhkan bantuan dan tidak dapat hidup
untuk menyantuni Prajurit TNI, Anggota Polri
secara terpisah tanpa peran orang lain, sehingga
dan PNS Dephan/Polri. PT ASABRI merupakan
menumbuhkan kesediaan untuk memberikan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bantuan.
Altruisme
untuk
awalnya berada di bawah Menteri Keuangan
menolong
orang
memikirkan
(Menkeu) yang mewakili Pemerintah selaku
kepentingan sendiri. Altruisme dapat ditunjukkan
Pemegang Saham Negara dan juga sebagai
individu karena pada dasarnya manusia adalah
Pembina dan Pengawas Usaha Perasuransian
makhluk yang suka menolong (altruis).
berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
sebagai
lain
hasrat
tanpa
Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002:
1992 tentang Usaha Perasuransian, Peraturan
485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada
Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang
bentuk
memberikan
Perusahaan Perseroan (Persero) dan Peraturan
manfaat pada organisme, biasanya manusia.
Pemerintah Nomor 89 Tahun 2000. PT ASABRI
Altruisme
(Persero) sebagai institusi publik berkomitmen
spesifik
dari
motivasi
merupakan
bentuk
khusus
darimotivasidanistilahmembantuuntuk
merujuk
untuk
bekerja
profesional
serta
konsisten
padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain.
memegang amanah sesuai dengan visi dan misi
Tindakannya
bertujuan
perusahaan demi memberikan pelayanan prima
menolong dan menguntungkan orang lain tanpa
bagi seluruh Prajurit TNI dan Anggota Polri serta
semata-mata
hanya
70
PNS Kemhan/Polri dengan berprinsip ”5T” Tepat
semata-mata melakukan pekerjaan. Saat tidak
Waktu, Tepat Alamat, Tepat Orang, Tepat
bekerja, karyawan PT. Asabri Semarangterkesan
Jumlah dan Tertib Administrasi serta selalu
tidak peduli dengan lingkungan sekitar maupun
memberikan pelayanan ”4S” Senyum, Salam,
rekan kerjanya. Karyawan PT. Asabri Semarang
Sapa dan Sabar. Keinginan untuk memberikan
hanya berusaha melakukan pekerjaan agar cepat
pelayanan prima, termasuk di dalamnya adalah
selesai, namun ketika ada pengunjung yang
kesediaan memberikan bantuan kepada setiap
datang dan mengalami kebingungan, karyawan
pengunjung dengan penuh kesabaran. Karyawan
PT. Asabri enggan memberikan bantuan dan
PT. Asabri yang memiliki tugas dalam hal
justru berpura-pura tidak menyaksikannya. Selain
pelayanan kepada para pensiunan Prajurit TNI
itu karyawan PT. Asabri juga jarang melakukan
dan Anggota Polri serta PNS Kemhan/Polri
sosialisasi hak-hak dan kewajiban para peserta
hendaknya dapat menunjukkan altruisme yang
Asabri. Meskipun demikian, karyawan PT.
tinggi
setiap pengunjung, sehingga
Asabri Semarang pada dasarnya telah memiliki
pengunjung merasakan adanya bentuk perhatian
kecerdasan interpersonal yang ditandai dengan
dari PT. Asabri Semarang.
adanya kemampuan memahami kesulitan yang
kepada
Fakta yang dijumpai penulis berdasarkan
dirasakan orang lain, serta berusaha untuk
surat pembaca diketahui bahwa pelayanan yang
membina hubungan lebih mendalam dengan
diberikan PT. Asabri masih tergolong kurang
orang lain.
memuaskan. Hal tersebut diketahui dari laporan
“W.S”
salah
satu
anggota
keluarga
Desmita (2010: 244) menyatakan bahwa
yang
terdapat beberapa faktor yang memengaruhi
mengeluhkan karyawan PT. Asabri yang kurang
keputusan individu apakah akan menolong atau
dapat memberikan bantuan atas permasalahan
tidak, salah satunya adalah faktor kognitif
yang dialami nasabah dalam hal dana pensiun.
individu. Salah satu bidang kognitif individu
Ketika nasabah melaporkan adanya kesalahan
berkaitan dengan kecerdasan yang dimiliki
input data tersebut, karyawan PT.
Asabri
manusia yang memiliki peran penting dalam
beralasan karena adanya kesalahan dari sistem
kesuksesan hubungan sosial adalah kecerdasan
dan meminta untuk menunggu (Sanjaya, 2012).
interpersonal.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
Kecerdasan
interpersonal
(interpersonal intelligence) adalah salah satu dari
peneliti diketahui bahwa karyawan PT. Asabri
delapan kecerdasan ganda yang dikemukakan
Semarang masih kesulitan dalam menunjukkan
oleh Gardner dalam bukunya “Frames of Mind:
altruisme. Karyawan PT. Asabri Semaranghanya
The
Theory
of
Multiple
intelligences”.
71
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan
orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal
untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi
maupun non verbal. Karyawan PT. Asabri
dan perasaan orang lain. Peka pada ekspresi
Semarang
wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia
diharapkan
mampu memberikan respon secara efektif dalam
altruisme
berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu
kemampuan dalam menjalin kerja sama dengan
untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti
rekan kerja ataupun pengunjung, serta kesediaan
dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap
memberikan bantuan kepada pengunjung yang
orang lain dan umumnya dapat memimpin
kebingungan, sehingga pengguna jasa PT. Asabri
kelompok (Wahyudi, 2011: 36).
Semarang dapat terpuaskan dan merasakan
Hasil penelitian yang dilakukan Muzayanah
kenyamanan
dengan
dapat
dalam
kecerdasan
interpersonal
semakin
menunjukkan
bekerja
selama
karena
pelayanan.
adanya
Kecerdasan
dan Novita (2008: 42-43) menunjukkan bahwa
interpersonal dapat menjadikan karyawan PT.
kecerdasan
dibutuhkan
Asabri Semarang mampu menunjukkan kesediaan
dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam
memberikan bantuan ketika menjumpai pengguna
dunia kerja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu
PT. Asabri Semarang mengalami kesulitan.
cara untuk bersosialisasi dengan individu lainnya
Kenyataannya, karyawan karyawan PT. Asabri
karena pada dasarnya manusia adalah makhluk
Semarang
sosial yang membutuhkan orang lain dalam
menunjukkan altruisme dalam bekerja yang
kehidupannya.Kecerdasan interpersonal menjadi
ditandai dengan kesulitan dalam menunjukkan
penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa
kerja sama dengan rekan kerja, karyawan hanya
hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup
mengutamakan terselesaikannya pekerjaan, serta
seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang
kurangnya kesediaan memberikan bantuan ketika
yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan
ada pengunjung yang datang dan mengalami
interpersonalnya
banyak
kebingungan. Berdasarkan permasalahan tersebut
hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya,
peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada
mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam
hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan
pergaulansosialnya
altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang?
interpersonal
akan
sangat
mengalami
dengan
masyarakat
dan
lingkungan sehari-hari individu.
masih
saja
kesulitan
dalam
Altruisme
Kecerdasan interpersonal akan menjadikan
Santrock (2003: 243) menyatakan bahwa
individu memiliki kemampuan untuk merasakan
altruisme adalah minat yang tidak mementingkan
dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan
diri sendiri untuk menolong orang lain. Tidak
72
semua altruisme pada remaja dimotivasi oleh
Batson (2008: 3-5) menyatakan bahwa
timbal balik dan pertukaran, tapi interaksi dan
altruisme terdiri atas beberapa aspek, yaitu:
hubungan antara dirinya dengan orang lain
a.
membatu
memahami
sifat
dasar
altruisme.
Bentuk
perilaku, bukan motivasi membantu.
Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002:
Psikologis altruisme memandang altruisme
485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada
bukan sebagai motivasi, namun perilaku
bentuk
dengan tujuan akhir untuk meningkatkan
spesifik
dari
motivasi
memberikan
manfaat pada organisme, biasanya manusia.
Altruisme
merupakan
bentuk
khusus
darimotivasidanistilahmembantuuntuk
merujuk
kesejahteraan orang lain
b.
secara moral
padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain.
Altruisme berfokus pada serangkaian tindakan
tertentu untuk membantu sesuai
Bartal, dkk (dalam Desmita, 2010: 243)
sukarela.
Tindakannya
semata-mata
dengan
beberapa standar kebaikan atau moralitas.
mendefinisikan altruisme sebagai tahap dimana
individu melakukan tindakan menolong secara
Bertindak
c.
Membantu
untuk
hanya
memberikan
keuntungan
eksternal
bertujuan menolong dan menguntungkan orang
daripada internal.
lain tanpa mengharapkan hadiah dari luar.
Altruisme tidak mempertimbangkan motivasi
Tindakan menolong dilakukan karena pilihannya
untuk menguntungkan diri sendiri namun
sendiri dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral.
keuntungan orang lain.
Sepanjang menyangkut keselamatan orang lain,
Lead
(dalam
Desmita,
2010:
236-237)
individu dapat menilai kebutuhan orang lain,
menambahkan bahwa terdapat tiga kriteria dari
simpati kepada orang lain yang menderita dan
tingkah laku altruistik, yaitu:
membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan
a.
Tindakan yang bertujuan khusus
menguntungkan
keuntungan timbal balik untuk tindakannya.
orang
lain
tanpa
mengharapkan reward eksternal.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh
b.
tersebut dapat disimpulkan bahwa altruisme
merupakan perilaku menolong yang memberi
manfaat
positif bagi
yang ditolong,
mementingkan diri sendiri dan tanpa pamrih.
tidak
Tindakan yang dilakukan dengan
sukarela.
c.
Tindakan
yang
menghasilkan
sesuatu yang baik.
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa
altruisme
mencakup
beberapa
aspek,
yaitu
73
tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan
misalnya untuk navigasi dan penggunaan sistem
orang lain, dilakukansecara sukarela, tujuan yang
pencatatan peta, 6) kecerdasan antarpribadi, yaitu
ingin dicapai harus bermanfaat, serta tidak
kecerdasan yang dibangun atas kemampuan inti
mengharapkan imbalan.
untuk mengenali perbedaan, seperti perbedaan
dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan
Kecerdasan Interpersonal
kehendak, serta 7) kecerdasan intrapribadi, yaitu
Gardner (2008: 36-47) menyatakan bahwa
manusia memiliki kecerdasan majemuk (multiple
intelligence). Kecerdasan majemuk secara teoritik
dimulai dengan identifikasi produk, masalah, dan
penyelesaian yang penting dalam koteks budaya
tertentu. Gardner menyeburkan bahwa ketujuh
kecerdasan manusia tersebut, antara lain 1)
kecerdasan
musik,
yang
berkaitan
dengan
menyangkut pengetahuan aspek-aspek internal
dari seseorang berkaitan dengan akses pada
merasa hidup dari diri sendiri, rentang emosi
sendiri,
kemampuan
untuk
memengaruhi
diskriminasi di antara emosi-emosi dan pada
akhirnya
memberi
label
pada
emosi
dan
menggunakannya sebagai cara untuk memahami
dan menjadi pedoman tingkah laku sendiri.
interpretasi kemampuan musik, 2) kecerdasan
gerakan
badan
yang
berhubungan
dengan
Kecerdasan
interpersonal
melibatkan
seseorang
keterampilan untuk bekerja sama dengan orang
untuk menyatakan emosi (seperti dalam dansa),
lain dan berkomunikasi dengan baik, secara
untuk melakukan permainan (seperti dalam olah
verbal dan non verbal. Individu yang memiliki
raga) atau untuk menciptakan produk baru
inteligensi ini dapat melihat suasana hati,
(seperti
penemuan),
perangai, motivasi dan tujuan di dalam diri orang
3)kecerdasan logika-matematika, yaitu logika
lain. Kadang-kadang kecerdasan interpersonal
matematika menjadi prinsip dasar untuk tes IQ,
disebut sebagai empati atau suatu perasaan yang
dan merupakan model asli dari “kecerdasan
dapat merasakan perasaan orang lain. Ini berarti
mentah” atau bakat menyelesaikan masalah yang
memahami orang lain adalah aspek penting dari
bertujuan memotong lintas bidang pemikiran, 4)
kecerdasan sosial (Alder, 2001: 30). Gunawan
kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan yang
(2003: 116) menyatakan bahwa kecerdasan
berkaitan dengan kemampuan individu dalam
interpersonal merupakan kecerdasan yang dapat
kemampuan
menggunakan
dalam
menggunakan
badan
mewujudkan
bahasa
untuk
menghasilkan
digunakan
untuk
membentuk
dan
kalimat yang benar secara tata bahasa, 5)
mempertahankan suatu hubungan. Satiadarma
kecerdasan
kecerdasan
dan Waruwu (2003: 6) menyatakan bahwa
manusia dalam menyelesaikan masalah ruang,
kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan oleh
ruang,
yaitu
suatu
74
para manajer, public relations, serta customer
b.
service.
Ke
mampuan Sosial
Kemampuan sosial membentang melampaui
Suyono (2007: 101) menyatakan bahwa
kecerdasan
sosial/kecerdasan
teman-teman pribadi, keluarga dan rekan kerja.
antarpribadi
memberikan keterampilan pada seseorang untuk
Kemampuan
bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini
kelompok
dapat digunakan untuk berkomunikasi, saling
masyarakat umum. Individu yang cerdas secara
memahami dan berinteraksi dengan orang lain.
sosial memilii apa yang disebut sebagai
niat
atau
motif
orang
yang
kelompok-
lebih
luas
dan
perhatian mendasar terhadap orang lain.
lain.
Kecerdasan interpersonal juga dapat didefinisikan
sosial
meliputi
kesadaran sosial, bebas buta sosial, dan
Individu mampu memerhatikan perbedaan dan
mencermati
sosial
c.
Ke
sebagai suatu kemampuan untuk masuk ke dalam
terampilan menjalin hubungan
diri orang lain, mengerti dunia orang lain,
Kemampuan
menciptakan
mengerti pandangan, sikap, kepribadian, dan
hubungan
yang
karakter orang lain (Lucy, 2009: 97).
Keterampilan-keterampilan
dan
saling
menikmati
memuaskan.
interpersonal,
seperti kemampuan untuk membaca perasaan
Berdasarkan
uraian
tersebut
dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal
adalah
kemampuan
untuk
mengamati
dan
mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang
lain yang dapat digunakan untuk membentuk dan
mempertahankan suatu hubungan.
orang lain adalah penting untuk peristiwa
sehari-hari dan khusus dengan orang lain, dan
hubungan-hubungan yang baik tergantung pada
hal tersebut.
Safaria (2005: 24-25) menyatakan bahwa
aspek kecerdasan interpersonal, antara lain:
Alder (2001: 104-108) menyatakan bahwa
a. Social sensitivity
terdapat beberapa aspek kecerdasan interpersonal,
Social
antara lain:
individu
a.
M
sensitivity
untuk
merupakan
mampu
kemampuan
merasakan
dan
mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang
emahami orang lain
lain yang ditunjukkan baik secara verbal
Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan
maupun non verbal. Individu yang memiliki
orang lain adalah hal
social sensitivity yang tinggi akan mudah
inteligensi emosi.
terpenting dalam
memahami dan menyadari adanya reaksi-
75
reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi
ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan
tersebut positif atau pun negatif.
interpersonal dengan altruisme pada karyawan
b. Social insight
Social
PT. Asabri Semarang. Semakin tinggi kecerdasan
insight
individu
merupakan
untuk
kemampuan
memahami
dan
mencari
pemecahan masalah yang efektif dalam suatu
interaksi sosial, sehingga masalah-masalah
tersebut
tidak
menghancurkan
menghambat
relasi
sosial
apalagi
yang
telah
dibangun individu.
interpersonal maka semakin tinggi pula altruisme
pada karyawan PT. Asabri Semarang, dan
sebaliknya.
Batasan populasi dalam penelitian ini adalah
karyawan PT. Asabri Semarang yang berjumlah
42 karyawan, berstatus sebagai karyawan tetap
dan berhubungan langsung dengan penggunanya.
c. Social communication
Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu
Social
communication
atau
penguasaan
Skala
Altruisme
keterampilan komunikasi sosial merupakan
Interpersonal.
kemampuan individu untuk menggunakan
digunakan
proses
kecerdasan
komunikasi
dalam
menjalin
dan
dan
Teknik
untuk
Skala
analisis
Kecerdasan
data
mengujihubungan
interpersonal
sebagai
yang
antara
variabel
membangun hubungan interpersonal yang
bebasdengan
sehat.
tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa
Product Moment dari Pearson.
aspek
kecerdasan
kemampuan
interpersonal
menangani
emosi,
adalah
kecermatan
altruismesebagai
variabel
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi
diketahui bahwa nilai rxy= 0,494 p = 0,000
dengan lancar, serta menggunakan keterampilan-
< 0,01), bahwa ada hubungan positif yang sangat
keterampilan
signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan
mengatur,
bermusyawarah,
(p
menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja
altruisme.
sama dalam tim.
pendapat yang diutarakan oleh Komorita dan
Metode Penelitian
Parks (dalam Hardy dan Vugt, 2008: 8) bahwa
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara empiris hubungan antara kecerdasan
interpersonal dengan altruisme pada karyawan
PT. Asabri Semarang. Hipotesis dalam penelitian
Hasil
penelitian
ini
mendukung
salah satu faktor yang memengaruhi altruisme
adalah kecerdasan individu. Gardner (2008: 3647)
menyatakan
kecerdasan
bahwa
majemuk
manusia
(multiple
memiliki
intelligence),
76
salah satunya adalah kecerdasan interpersonal.
sebesar 37,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya
Karyawan
kecerdasan
sebesar 12,5. Mean Empirik variabel Altruisme
interpersonal yang baik akan dapat memahami
pada area (-)1SD hingga (+)1SD dari Mean
pekerjaan tidak hanya sebatas media atau sarana
Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa
untuk mendapatkan penghasilan. Karyawan akan
altruisme
memiliki pandangan bahwa hubungan baik
Altruisme
dengan pengunjung harus senantiasa dijaga, salah
karyawan PT. Asabri cukup dapat menunjukkan
satunya adalah dengan menunjukkan altruisme
kesediaan untuk memberikan bantuan kepada
kepada pengunjung yang membutuhkan bantuan.
pensiunan Polri, TNI, dan PNS yang sedang
PT.
Asabri
dengan
tergolong
yang
pada
kategori
sedang.
sedang
berarti
tergolong
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
mengurus pensiunan di PT. Asabri. Altruisme
yang dilakukan Muzayanah dan Novita (2008:
yang tergolong sedang tersebut merupakan
42-43)
pekerjaan rumah dari PT. Asabri Semarang,
menunjukkan
bahwa
kecerdasan
interpersonal sangat dibutuhkan dalam kehidupan
mengingat
sehari-hari, khususnya dalam dunia kerja. Hal ini
memberikan pelayanan maksimal karena pada
dilakukan
dasarnya pengunjung yang datang ke PT. Asabri
sebagai
salah
satu
cara
untuk
karyawan
adalah
pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial
penurunan secara fisik dan psikisnya.
membutuhkan
orang
lain
dalam
yang
untuk
bersosialisasi dengan individu lainnya karena
yang
pensiunan
dituntut
sudah
dapat
mengalami
Simpulan
kehidupannya.Kecerdasan interpersonal menjadi
penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa
hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup
seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang
yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonalnya
akan
mengalami
banyak
hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya,
mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam
pergaulansosialnya
dengan
masyarakat
dan
hasil
data
diambil simpulan bahwa ada hubungan positif
antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme
pada karyawan PT. Asabri Semarang. Semakin
tinggi kecerdasan interpersonal maka semakin
tinggi pula altruisme pada karyawan PT. Asabri
Semarang, dan sebaliknya., sehingga hipotesis
dalam penelitian ini diterima.
Daftar Pustaka
lingkungan sehari-hari individu.
Berdasarkan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
penelitian
yang
diperoleh, variabel Altruisme diperoleh Mean
Alder, Harry. 2001. Pacu EQ dan IQ Anda. Alih
Bahasa: Christina Prianingsih. Jakarta:
Erlangga.
Empirik sebesar 48,90. Mean Hipotetiknya
77
Batson, C. D. 2008. Empathy – Induced Altruistic
Motivation.
Kansas:
Department
of
Psychology.
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gardner, Howard. 2008. Kecerdasan Majemuk
(Multiple Intelligences): Teori dalam Praktek.
Alih Bahasa: Drs. Alexander Sindoro. Jakarta:
Interaksara.
Suyono, Hadi. 2007. Social Intelligence: Cara
Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan
Lingkungan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Group.
Wahyudi, Deddy. 2011. Pembelajaran IPS
Berbasis
Kecerdasan
Intrapersonal,
Interpersonal
dan Eksistensial.
Jurnal
Pendidikan. No. 1. Hal. 33-45.
Gunawan, Adi. W. 2003. Born to Be a Genius.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hardy, Charlie, L., dan Vugt, Mark, Van. 2008.
Runing
Jead:
Competitive
Altruism.
University of Kent at Canterbury.
Lucy. 2009. Mendidik Sesuai dengan Minat dan
Bakat Anak (Painting Your Children’s
Future.Jakarta: Tangga Pustaka.
Muzayanah, Aan., dan Novita, Dian, I.P. 2008.
Hubungan antara Kecerdasan Interpersonal
dengan
Kepuasan
Kerja
Karyawan
(Guru).Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2. Hal. 32-46.
Universitas Islam Bekasi.
Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence.
Yogyakarta: Amara Books.
Sanjaya, Willy. 2012. Pelayanan PT. Asabri
Mengecewakan.
http://suarapembaca.detik.com/read/2012/07/1
3/074945.
Santrock,
J.
W.
2003.
Adolescence:
Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto
B. Adelar dan Sherlu Saragih. Jakarta:
Erlangga.
Snyder, C. R., dan Lopes, S. J. 2002. Handbook
of Positive Psychology. New York: Oxford
University
Press.
http://holismoplanetario.files.wordpress.com/2
010/02/handbook-of-positive-psychology.pdf.
78
Download