ALTRUISME DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL PADA KARYAWAN PT. ASABRI SEMARANG (Altruism Reviewed from InterpersonalIntelligence Among PT. Asabri Semarang Employee) Lidwina Evaria Fakultas Psikologi Universitas Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 42 subjek yang merupakan karyawan PT. Asabri Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Altruisme dan Skala Kecerdasan Interpersonal. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik Korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme yang ditunjukkan dengan nilai rxy= 0,494 p = 0,000 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci : altruisme, kecerdasan interpersonal Abstract This study aims to determine empirically the correlation between interpersonal altruism and interpersona lintelligence among employee of PT. Asabri Semarang. The hypothesisis a positive correlation between interpersonal intelligence and altruism among employee of PT. Asabri Semarang. This study used all of population 42 subjects in PT. Asabri Semarang. Data were collected by Altruism Scale and Interpersonal Intelligence Scale and analisis by using Product Moment Correlation technique. The results showed that there was asignificant correlation between interpersonal intelligence and altruism as indicated rxy=0.494p=0.000(p <0.01), so this hypothesisis accepted. Keywords: altruism, interpersonal intelligence 69 mengharapkan Pendahuluan hadiah dari luar. Tindakan Interaksi antara satu sama lain menimbulkan menolong dilakukan karena pilihannya sendiri dan rasa ketergantungan dan saling membutuhkan didasarkan pada prinsip-prinsip moral. Sepanjang satu sama lain dan semua ini akan sangat terasa menyangkut keselamatan orang lain, individu saat kira berada di dalam kesulitan. Keterikatan dapat menilai kebutuhan orang lain, simpati ini mengarah pada ketergantungan individu satu kepada terhadap individu lainnya, serta terjadi pada membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan seluruh lapisan masyarakat. Keterikatan antar keuntungan. individu menumbuhkan ditunjukkan oleh setiap individu, termasuk kesediaan untuk memberikan bantuan kepada karyawan PT ASABRI yang memiliki tanggung orang lain kapanpun dan tanpa mengharapkan jawab dalam memberikan pelayanan maksimal imbal balik dari orang lain yang ditolongnya. bagi pensiunan. diharapkan dapat orang lain yang Altruisme menderita diharapkan dan dapat Munculnya kesediaan untuk menolong karena PT ASABRI adalah Perusahaan Asuransi individu sebagai makhluk sosial senantiasa Sosial ABRI, milik negara (BUMN) yang khusus membutuhkan bantuan dan tidak dapat hidup untuk menyantuni Prajurit TNI, Anggota Polri secara terpisah tanpa peran orang lain, sehingga dan PNS Dephan/Polri. PT ASABRI merupakan menumbuhkan kesediaan untuk memberikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bantuan. Altruisme untuk awalnya berada di bawah Menteri Keuangan menolong orang memikirkan (Menkeu) yang mewakili Pemerintah selaku kepentingan sendiri. Altruisme dapat ditunjukkan Pemegang Saham Negara dan juga sebagai individu karena pada dasarnya manusia adalah Pembina dan Pengawas Usaha Perasuransian makhluk yang suka menolong (altruis). berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun sebagai lain hasrat tanpa Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002: 1992 tentang Usaha Perasuransian, Peraturan 485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang bentuk memberikan Perusahaan Perseroan (Persero) dan Peraturan manfaat pada organisme, biasanya manusia. Pemerintah Nomor 89 Tahun 2000. PT ASABRI Altruisme (Persero) sebagai institusi publik berkomitmen spesifik dari motivasi merupakan bentuk khusus darimotivasidanistilahmembantuuntuk merujuk untuk bekerja profesional serta konsisten padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain. memegang amanah sesuai dengan visi dan misi Tindakannya bertujuan perusahaan demi memberikan pelayanan prima menolong dan menguntungkan orang lain tanpa bagi seluruh Prajurit TNI dan Anggota Polri serta semata-mata hanya 70 PNS Kemhan/Polri dengan berprinsip ”5T” Tepat semata-mata melakukan pekerjaan. Saat tidak Waktu, Tepat Alamat, Tepat Orang, Tepat bekerja, karyawan PT. Asabri Semarangterkesan Jumlah dan Tertib Administrasi serta selalu tidak peduli dengan lingkungan sekitar maupun memberikan pelayanan ”4S” Senyum, Salam, rekan kerjanya. Karyawan PT. Asabri Semarang Sapa dan Sabar. Keinginan untuk memberikan hanya berusaha melakukan pekerjaan agar cepat pelayanan prima, termasuk di dalamnya adalah selesai, namun ketika ada pengunjung yang kesediaan memberikan bantuan kepada setiap datang dan mengalami kebingungan, karyawan pengunjung dengan penuh kesabaran. Karyawan PT. Asabri enggan memberikan bantuan dan PT. Asabri yang memiliki tugas dalam hal justru berpura-pura tidak menyaksikannya. Selain pelayanan kepada para pensiunan Prajurit TNI itu karyawan PT. Asabri juga jarang melakukan dan Anggota Polri serta PNS Kemhan/Polri sosialisasi hak-hak dan kewajiban para peserta hendaknya dapat menunjukkan altruisme yang Asabri. Meskipun demikian, karyawan PT. tinggi setiap pengunjung, sehingga Asabri Semarang pada dasarnya telah memiliki pengunjung merasakan adanya bentuk perhatian kecerdasan interpersonal yang ditandai dengan dari PT. Asabri Semarang. adanya kemampuan memahami kesulitan yang kepada Fakta yang dijumpai penulis berdasarkan dirasakan orang lain, serta berusaha untuk surat pembaca diketahui bahwa pelayanan yang membina hubungan lebih mendalam dengan diberikan PT. Asabri masih tergolong kurang orang lain. memuaskan. Hal tersebut diketahui dari laporan “W.S” salah satu anggota keluarga Desmita (2010: 244) menyatakan bahwa yang terdapat beberapa faktor yang memengaruhi mengeluhkan karyawan PT. Asabri yang kurang keputusan individu apakah akan menolong atau dapat memberikan bantuan atas permasalahan tidak, salah satunya adalah faktor kognitif yang dialami nasabah dalam hal dana pensiun. individu. Salah satu bidang kognitif individu Ketika nasabah melaporkan adanya kesalahan berkaitan dengan kecerdasan yang dimiliki input data tersebut, karyawan PT. Asabri manusia yang memiliki peran penting dalam beralasan karena adanya kesalahan dari sistem kesuksesan hubungan sosial adalah kecerdasan dan meminta untuk menunggu (Sanjaya, 2012). interpersonal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan Kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence) adalah salah satu dari peneliti diketahui bahwa karyawan PT. Asabri delapan kecerdasan ganda yang dikemukakan Semarang masih kesulitan dalam menunjukkan oleh Gardner dalam bukunya “Frames of Mind: altruisme. Karyawan PT. Asabri Semaranghanya The Theory of Multiple intelligences”. 71 Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi maupun non verbal. Karyawan PT. Asabri dan perasaan orang lain. Peka pada ekspresi Semarang wajah, suara dan gerakan tubuh orang lain dan ia diharapkan mampu memberikan respon secara efektif dalam altruisme berkomunikasi. Kecerdasan ini juga mampu kemampuan dalam menjalin kerja sama dengan untuk masuk ke dalam diri orang lain, mengerti rekan kerja ataupun pengunjung, serta kesediaan dunia orang lain, mengerti pandangan, sikap memberikan bantuan kepada pengunjung yang orang lain dan umumnya dapat memimpin kebingungan, sehingga pengguna jasa PT. Asabri kelompok (Wahyudi, 2011: 36). Semarang dapat terpuaskan dan merasakan Hasil penelitian yang dilakukan Muzayanah kenyamanan dengan dapat dalam kecerdasan interpersonal semakin menunjukkan bekerja selama karena pelayanan. adanya Kecerdasan dan Novita (2008: 42-43) menunjukkan bahwa interpersonal dapat menjadikan karyawan PT. kecerdasan dibutuhkan Asabri Semarang mampu menunjukkan kesediaan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam memberikan bantuan ketika menjumpai pengguna dunia kerja. Hal ini dilakukan sebagai salah satu PT. Asabri Semarang mengalami kesulitan. cara untuk bersosialisasi dengan individu lainnya Kenyataannya, karyawan karyawan PT. Asabri karena pada dasarnya manusia adalah makhluk Semarang sosial yang membutuhkan orang lain dalam menunjukkan altruisme dalam bekerja yang kehidupannya.Kecerdasan interpersonal menjadi ditandai dengan kesulitan dalam menunjukkan penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa kerja sama dengan rekan kerja, karyawan hanya hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup mengutamakan terselesaikannya pekerjaan, serta seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang kurangnya kesediaan memberikan bantuan ketika yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan ada pengunjung yang datang dan mengalami interpersonalnya banyak kebingungan. Berdasarkan permasalahan tersebut hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan pergaulansosialnya altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang? interpersonal akan sangat mengalami dengan masyarakat dan lingkungan sehari-hari individu. masih saja kesulitan dalam Altruisme Kecerdasan interpersonal akan menjadikan Santrock (2003: 243) menyatakan bahwa individu memiliki kemampuan untuk merasakan altruisme adalah minat yang tidak mementingkan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan diri sendiri untuk menolong orang lain. Tidak 72 semua altruisme pada remaja dimotivasi oleh Batson (2008: 3-5) menyatakan bahwa timbal balik dan pertukaran, tapi interaksi dan altruisme terdiri atas beberapa aspek, yaitu: hubungan antara dirinya dengan orang lain a. membatu memahami sifat dasar altruisme. Bentuk perilaku, bukan motivasi membantu. Batson, dkk (dalam Snyder dan Lopez, 2002: Psikologis altruisme memandang altruisme 485) menyatakan bahwa altruisme mengacu pada bukan sebagai motivasi, namun perilaku bentuk dengan tujuan akhir untuk meningkatkan spesifik dari motivasi memberikan manfaat pada organisme, biasanya manusia. Altruisme merupakan bentuk khusus darimotivasidanistilahmembantuuntuk merujuk kesejahteraan orang lain b. secara moral padaperilaku yang bermanfaat bagi orang lain. Altruisme berfokus pada serangkaian tindakan tertentu untuk membantu sesuai Bartal, dkk (dalam Desmita, 2010: 243) sukarela. Tindakannya semata-mata dengan beberapa standar kebaikan atau moralitas. mendefinisikan altruisme sebagai tahap dimana individu melakukan tindakan menolong secara Bertindak c. Membantu untuk hanya memberikan keuntungan eksternal bertujuan menolong dan menguntungkan orang daripada internal. lain tanpa mengharapkan hadiah dari luar. Altruisme tidak mempertimbangkan motivasi Tindakan menolong dilakukan karena pilihannya untuk menguntungkan diri sendiri namun sendiri dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral. keuntungan orang lain. Sepanjang menyangkut keselamatan orang lain, Lead (dalam Desmita, 2010: 236-237) individu dapat menilai kebutuhan orang lain, menambahkan bahwa terdapat tiga kriteria dari simpati kepada orang lain yang menderita dan tingkah laku altruistik, yaitu: membutuhkan bantuan, dan tidak mengharapkan a. Tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan keuntungan timbal balik untuk tindakannya. orang lain tanpa mengharapkan reward eksternal. Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh b. tersebut dapat disimpulkan bahwa altruisme merupakan perilaku menolong yang memberi manfaat positif bagi yang ditolong, mementingkan diri sendiri dan tanpa pamrih. tidak Tindakan yang dilakukan dengan sukarela. c. Tindakan yang menghasilkan sesuatu yang baik. Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa altruisme mencakup beberapa aspek, yaitu 73 tindakan yang bertujuan khusus menguntungkan misalnya untuk navigasi dan penggunaan sistem orang lain, dilakukansecara sukarela, tujuan yang pencatatan peta, 6) kecerdasan antarpribadi, yaitu ingin dicapai harus bermanfaat, serta tidak kecerdasan yang dibangun atas kemampuan inti mengharapkan imbalan. untuk mengenali perbedaan, seperti perbedaan dalam suasana hati, temperamen, motivasi, dan Kecerdasan Interpersonal kehendak, serta 7) kecerdasan intrapribadi, yaitu Gardner (2008: 36-47) menyatakan bahwa manusia memiliki kecerdasan majemuk (multiple intelligence). Kecerdasan majemuk secara teoritik dimulai dengan identifikasi produk, masalah, dan penyelesaian yang penting dalam koteks budaya tertentu. Gardner menyeburkan bahwa ketujuh kecerdasan manusia tersebut, antara lain 1) kecerdasan musik, yang berkaitan dengan menyangkut pengetahuan aspek-aspek internal dari seseorang berkaitan dengan akses pada merasa hidup dari diri sendiri, rentang emosi sendiri, kemampuan untuk memengaruhi diskriminasi di antara emosi-emosi dan pada akhirnya memberi label pada emosi dan menggunakannya sebagai cara untuk memahami dan menjadi pedoman tingkah laku sendiri. interpretasi kemampuan musik, 2) kecerdasan gerakan badan yang berhubungan dengan Kecerdasan interpersonal melibatkan seseorang keterampilan untuk bekerja sama dengan orang untuk menyatakan emosi (seperti dalam dansa), lain dan berkomunikasi dengan baik, secara untuk melakukan permainan (seperti dalam olah verbal dan non verbal. Individu yang memiliki raga) atau untuk menciptakan produk baru inteligensi ini dapat melihat suasana hati, (seperti penemuan), perangai, motivasi dan tujuan di dalam diri orang 3)kecerdasan logika-matematika, yaitu logika lain. Kadang-kadang kecerdasan interpersonal matematika menjadi prinsip dasar untuk tes IQ, disebut sebagai empati atau suatu perasaan yang dan merupakan model asli dari “kecerdasan dapat merasakan perasaan orang lain. Ini berarti mentah” atau bakat menyelesaikan masalah yang memahami orang lain adalah aspek penting dari bertujuan memotong lintas bidang pemikiran, 4) kecerdasan sosial (Alder, 2001: 30). Gunawan kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan yang (2003: 116) menyatakan bahwa kecerdasan berkaitan dengan kemampuan individu dalam interpersonal merupakan kecerdasan yang dapat kemampuan menggunakan dalam menggunakan badan mewujudkan bahasa untuk menghasilkan digunakan untuk membentuk dan kalimat yang benar secara tata bahasa, 5) mempertahankan suatu hubungan. Satiadarma kecerdasan kecerdasan dan Waruwu (2003: 6) menyatakan bahwa manusia dalam menyelesaikan masalah ruang, kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan oleh ruang, yaitu suatu 74 para manajer, public relations, serta customer b. service. Ke mampuan Sosial Kemampuan sosial membentang melampaui Suyono (2007: 101) menyatakan bahwa kecerdasan sosial/kecerdasan teman-teman pribadi, keluarga dan rekan kerja. antarpribadi memberikan keterampilan pada seseorang untuk Kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini kelompok dapat digunakan untuk berkomunikasi, saling masyarakat umum. Individu yang cerdas secara memahami dan berinteraksi dengan orang lain. sosial memilii apa yang disebut sebagai niat atau motif orang yang kelompok- lebih luas dan perhatian mendasar terhadap orang lain. lain. Kecerdasan interpersonal juga dapat didefinisikan sosial meliputi kesadaran sosial, bebas buta sosial, dan Individu mampu memerhatikan perbedaan dan mencermati sosial c. Ke sebagai suatu kemampuan untuk masuk ke dalam terampilan menjalin hubungan diri orang lain, mengerti dunia orang lain, Kemampuan menciptakan mengerti pandangan, sikap, kepribadian, dan hubungan yang karakter orang lain (Lucy, 2009: 97). Keterampilan-keterampilan dan saling menikmati memuaskan. interpersonal, seperti kemampuan untuk membaca perasaan Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk mengamati dan mengerti maksud, motivasi dan perasaan orang lain yang dapat digunakan untuk membentuk dan mempertahankan suatu hubungan. orang lain adalah penting untuk peristiwa sehari-hari dan khusus dengan orang lain, dan hubungan-hubungan yang baik tergantung pada hal tersebut. Safaria (2005: 24-25) menyatakan bahwa aspek kecerdasan interpersonal, antara lain: Alder (2001: 104-108) menyatakan bahwa a. Social sensitivity terdapat beberapa aspek kecerdasan interpersonal, Social antara lain: individu a. M sensitivity untuk merupakan mampu kemampuan merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang emahami orang lain lain yang ditunjukkan baik secara verbal Menyadari dan menghargai perasaan-perasaan maupun non verbal. Individu yang memiliki orang lain adalah hal social sensitivity yang tinggi akan mudah inteligensi emosi. terpenting dalam memahami dan menyadari adanya reaksi- 75 reaksi tertentu dari orang lain, entah reaksi ini adalah ada hubungan positif antara kecerdasan tersebut positif atau pun negatif. interpersonal dengan altruisme pada karyawan b. Social insight Social PT. Asabri Semarang. Semakin tinggi kecerdasan insight individu merupakan untuk kemampuan memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial, sehingga masalah-masalah tersebut tidak menghancurkan menghambat relasi sosial apalagi yang telah dibangun individu. interpersonal maka semakin tinggi pula altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang, dan sebaliknya. Batasan populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Asabri Semarang yang berjumlah 42 karyawan, berstatus sebagai karyawan tetap dan berhubungan langsung dengan penggunanya. c. Social communication Penelitian ini menggunakan dua skala yaitu Social communication atau penguasaan Skala Altruisme keterampilan komunikasi sosial merupakan Interpersonal. kemampuan individu untuk menggunakan digunakan proses kecerdasan komunikasi dalam menjalin dan dan Teknik untuk Skala analisis Kecerdasan data mengujihubungan interpersonal sebagai yang antara variabel membangun hubungan interpersonal yang bebasdengan sehat. tergantung, dengan menggunakan teknik korelasi Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa Product Moment dari Pearson. aspek kecerdasan kemampuan interpersonal menangani emosi, adalah kecermatan altruismesebagai variabel Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi diketahui bahwa nilai rxy= 0,494 p = 0,000 dengan lancar, serta menggunakan keterampilan- < 0,01), bahwa ada hubungan positif yang sangat keterampilan signifikan antara kecerdasan interpersonal dengan mengatur, bermusyawarah, (p menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja altruisme. sama dalam tim. pendapat yang diutarakan oleh Komorita dan Metode Penelitian Parks (dalam Hardy dan Vugt, 2008: 8) bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Hipotesis dalam penelitian Hasil penelitian ini mendukung salah satu faktor yang memengaruhi altruisme adalah kecerdasan individu. Gardner (2008: 3647) menyatakan kecerdasan bahwa majemuk manusia (multiple memiliki intelligence), 76 salah satunya adalah kecerdasan interpersonal. sebesar 37,5 dan Standar Deviasi Hipotetiknya Karyawan kecerdasan sebesar 12,5. Mean Empirik variabel Altruisme interpersonal yang baik akan dapat memahami pada area (-)1SD hingga (+)1SD dari Mean pekerjaan tidak hanya sebatas media atau sarana Hipotetiknya. Hal ini mengindikasikan bahwa untuk mendapatkan penghasilan. Karyawan akan altruisme memiliki pandangan bahwa hubungan baik Altruisme dengan pengunjung harus senantiasa dijaga, salah karyawan PT. Asabri cukup dapat menunjukkan satunya adalah dengan menunjukkan altruisme kesediaan untuk memberikan bantuan kepada kepada pengunjung yang membutuhkan bantuan. pensiunan Polri, TNI, dan PNS yang sedang PT. Asabri dengan tergolong yang pada kategori sedang. sedang berarti tergolong Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian mengurus pensiunan di PT. Asabri. Altruisme yang dilakukan Muzayanah dan Novita (2008: yang tergolong sedang tersebut merupakan 42-43) pekerjaan rumah dari PT. Asabri Semarang, menunjukkan bahwa kecerdasan interpersonal sangat dibutuhkan dalam kehidupan mengingat sehari-hari, khususnya dalam dunia kerja. Hal ini memberikan pelayanan maksimal karena pada dilakukan dasarnya pengunjung yang datang ke PT. Asabri sebagai salah satu cara untuk karyawan adalah pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial penurunan secara fisik dan psikisnya. membutuhkan orang lain dalam yang untuk bersosialisasi dengan individu lainnya karena yang pensiunan dituntut sudah dapat mengalami Simpulan kehidupannya.Kecerdasan interpersonal menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup menyendiri. Banyak kegiatan dalam hidup seseorang terkait dengan orang lain. Seseorang yang tidak dapat mengembangkan kecerdasan interpersonalnya akan mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya. Akibatnya, mereka mudah tersisihkan secara sosial dalam pergaulansosialnya dengan masyarakat dan hasil data diambil simpulan bahwa ada hubungan positif antara kecerdasan interpersonal dengan altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang. Semakin tinggi kecerdasan interpersonal maka semakin tinggi pula altruisme pada karyawan PT. Asabri Semarang, dan sebaliknya., sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Daftar Pustaka lingkungan sehari-hari individu. Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat penelitian yang diperoleh, variabel Altruisme diperoleh Mean Alder, Harry. 2001. Pacu EQ dan IQ Anda. Alih Bahasa: Christina Prianingsih. Jakarta: Erlangga. Empirik sebesar 48,90. Mean Hipotetiknya 77 Batson, C. D. 2008. Empathy – Induced Altruistic Motivation. Kansas: Department of Psychology. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Gardner, Howard. 2008. Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences): Teori dalam Praktek. Alih Bahasa: Drs. Alexander Sindoro. Jakarta: Interaksara. Suyono, Hadi. 2007. Social Intelligence: Cara Meraih Sukses Bersama Orang Lain dan Lingkungan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Wahyudi, Deddy. 2011. Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Intrapersonal, Interpersonal dan Eksistensial. Jurnal Pendidikan. No. 1. Hal. 33-45. Gunawan, Adi. W. 2003. Born to Be a Genius. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Hardy, Charlie, L., dan Vugt, Mark, Van. 2008. Runing Jead: Competitive Altruism. University of Kent at Canterbury. Lucy. 2009. Mendidik Sesuai dengan Minat dan Bakat Anak (Painting Your Children’s Future.Jakarta: Tangga Pustaka. Muzayanah, Aan., dan Novita, Dian, I.P. 2008. Hubungan antara Kecerdasan Interpersonal dengan Kepuasan Kerja Karyawan (Guru).Jurnal Soul. Vol. 1, No. 2. Hal. 32-46. Universitas Islam Bekasi. Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligence. Yogyakarta: Amara Books. Sanjaya, Willy. 2012. Pelayanan PT. Asabri Mengecewakan. http://suarapembaca.detik.com/read/2012/07/1 3/074945. Santrock, J. W. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih Bahasa: Shinto B. Adelar dan Sherlu Saragih. Jakarta: Erlangga. Snyder, C. R., dan Lopes, S. J. 2002. Handbook of Positive Psychology. New York: Oxford University Press. http://holismoplanetario.files.wordpress.com/2 010/02/handbook-of-positive-psychology.pdf. 78