BAB I Pendahuluan - Perpustakaan Digital ITB

advertisement
SINTESIS KITOSAN KARBOKSILAT SEBAGAI
ZAT ANTI BAKTERI DAN ANTI KUSUT PADA MATERIAL
SELULOSA
DISERTASI
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Doktor dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh
NOERATI
NIM : 30503001
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2008
ABSTRAK
SINTESIS KITOSAN KARBOKSILAT SEBAGAI
ZAT ANTI BAKTERI DAN ANTI KUSUT PADA MATERIAL
SELULOSA
Oleh
NOERATI
NIM : 30503001
Material selulosa merupakan material yang paling banyak digunakan untuk serat
tekstil meskipun saat ini telah banyak diproduksi serat sintetik seperti poliester
dan poliamida. Penggunaan serat selulosa umumya sebagai tekstil pakaian, baju
olah raga, tekstil rumah tangga seperti sprei, selimut hingga tekstil kesehatan
seperti masker operasi, verban dan baju operasi. Keunggulan serat selulosa adalah
kenyamanan dipakainya, karena selulosa memiliki kandungan uap air yang tinggi.
Kelemahan serat selulosa adalah memiliki sifat mudah kusut dan sebagai media
tumbuh dan berkembangnya bakteri yang baik. Sifat anti bakteri saat ini bukan
hanya dipersyaratkan untuk tekstil medis tetapi termasuk tekstil pakaian dan
tekstil rumah tangga. Proses peningkatan anti kusut dan anti bakteri yang saat ini
sering digunakan adalah pemberian senyawa turunan metilol yang dapat
mengadakan ikatan silang antar rantai selulosa dan juga bersifat anti septik.
Kelemahan senyawa ini adalah dapat melepaskan formaldehid bebas, baik dalam
proses maupun penyimpanan yang dapat menurunkan sifat antiseptiknya dan
membahayakan bagi kesehatan manusia. Pemberian sifat anti bakteri pada bahan
tekstil umumnya menggunakan senyawa garam logam tembaga ataupun seng.
Dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan,
senyawa yang mengandung zat berbahaya tersebut dilarang untuk digunakan
dalam proses tekstil. Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk
mensintesis ester kitosan yang menunjukkan sifat anti bakteri maupun sifat anti
kusut untuk serat selulosa. Pada penelitian ini telah berhasil disintesis senyawa
kitosan suksinat, kitosan glutarat dan kitosan sitrat yang dapat memenuhi kedua
fungsi tersebut.
Kelebihan turunan kitosan karboksilat adalah dapat mengadakan ikatan kovalen
dengan selulosa sehingga dihasilkan sifat anti bakteri yang permanen dan
sekaligus dapat meningkatkan ketahanan kusut kain selulosa. Peran kitosan
suksinat, kitosan glutarat dan kitosan sitrat sebagai zat anti kusut dan anti bakteri
pada bahan tekstil adalah penemuan baru yang diperoleh dari hasil penelitian ini.
Tahap pertama dari penelitian ini merupakan tahap seleksi turunan dikarboksilat
yang akan digunakan sebagai zat anti kusut. Tahap ini bertujuan untuk
mendapatkan asam karboksilat yang dapat digunakan sebagai zat anti kusut.
Optimasi pembentukan ikatan ester dilakukan dengan memvariasikan konsentrasi
dan katalis yang digunakan. Karakterisasi hasil reaksi meliputi identifikasi gugus
ester dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red), ketahanan kusut kain, dan
ii
kekuatan tarik kain. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dari enam senyawa
turunan dikarboksilat asam oksalat, malonat, maleat suksinat, glutarat, dan sitrat
yang diseleksi, dihasilkan empat senyawa turunan dikarboksilat yang dapat
digunakan sebagai zat anti kusut yaitu asam maleat, suksinat, glutarat dan sitrat.
Makin besar ukuran molekul turunan dikarboksilat semakin besar ketahanan kusut
yang dihasilkan. Hasil penelitian tahap ini menunjukkan bahwa konsentrasi
turunan dikarboksilat sebesar 6% dengan katalis natrium dihidrogen fosfat
memberikan hasil yang optimal.
Tahap kedua merupakan sintesis kitosan karboksilat melalui reaksi esterifikasi
antara kitosan dengan turunan dikarboksilat. Percobaan esterifikasi dilakukan
dengan memvariasikan waktu reaksi dan perbandingan mol antara kitosan dan
turunan dikarboksilat. Karakterisasi hasil sintesis meliputi elusidasi struktur
molekul dengan FTIR dan 1H–RMI (Resonansi Magnetik Inti), derajat
kristalinitas dengan XRD (X-Ray Difractions), sifat termal dengan TGA/DTA
(Thermogravimetry Analysis / Differential Thermal Analysis) dan sifat
kelarutannya dalam air. Analisis gugus fungsi menunjukkan adanya substitusi
gugus karboksilat pada kitosan. Hal ini dibuktikan dari spektrum FTIR yakni
munculnya serapan pada bilangan gelombang sekitar 1719 cm-1 yang merupakan
serapan karbonil dari gugus karboksilat dan perubahan absorbansi serapan pada
bilangan gelombang sekitar 1631cm–1 yang merupakan pita amida I. Selain
dengan spektrum FTIR, dari spektrum 1H-RMI dibuktikan adanya substitusi
gugus karboksilat dengan munculnya puncak pada pergeseran kimia 2,2 sampai
2,6 ppm yang merupakan pergeseran kimia proton metilen dari senyawa turunan
karboksilat. Berkurangnya derajat kristalinitas menunjukkan tersubstitusinya
turunan karboksilat pada rantai kitosan. Analisis termogram TGA menunjukkan
terjadinya dehidrasi yang lebih besar pada turunan kitosan karena tersubstitusinya
karboksilat yang bersifat polar pada kitosan menyebabkan naiknya kadar
kelembaban turunan kitosan. Sifat kelarutan dalam air dari turunan kitosan juga
menunjukkan tersubtitusinya gugus karboksilat, dan turunan kitosan memiliki
sifat kelarutan maksimum dalam air sebesar 50 g/L. Kondisi optimum yang
diperoleh dari proses esetrifikasi kitosan dengan turunan kitosan adalah waktu
reaksi 20 jam dan perbandingan antara mol kitosan terhadap mol turunan
dikarboksilat 1 : 6 .
Tahap ketiga penelitian ini meliputi proses esterifikasi kain kapas yang
merupakan selulosa dengan turunan kitosan yang larut dalam air dari hasil
sintesis tahap kedua pada berbagai variasi konsentrasi. Karakterisasi hasil
esterifikasi meliputi sifat anti bakteri, sifat anti kusut dan sifat mekanik serta sifat
termal dari kapas yang teresterifikasi.
Kain kapas teresterifikasi dengan turunan kitosan menunjukkan kenaikan sifat anti
kusut dan sifat anti bakteri yang tahan terhadap sepuluh kali pencucian dengan
mesin laundre ‘O meter atau setara dengan lima puluh kali pencucian rumah
tangga. Adanya ikatan silang antar rantai molekul selulosa oleh turunan kitosan
dibuktikan dengan uji penggembungan serat dari kapas teresterkan yang
menunjukkan bahwa penggembungan kapas teresterifikasi lebih kecil
dibandingkan kapas pembanding. Data modulus elastisitas kain kapas dan kapas
teresterifikasi menunjukkan bahwa kain kapas teresterifikasi lebih kaku dibanding
iii
kain kapas tanpa esterifikasi. Dari berbagai data diatas dihasilkan kondisi
optimum dari proses esterifikasi kain kapas dengan turunan kitosan terjadi pada
konsentrasi 0,8% dimana ketiga jenis kain kapas teresterifikasi mampu
menurunkan populasi bakteri hingga 84%, dan memiliki sifat anti kusut yang
memenuhi standar SNI. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa senyawa
turunan karboksilat mempunyai potensi untuk menggantikan senyawa turunan
metilol maupun garam logam tembaga dan seng sebagai zat anti kusut sekaligus
anti bakteri.
Kata kunci : kitosan, anti bakteri, anti kusut, esterifikasi
iv
ABSTRACT
SYNTHESIS OF CARBOXYLIC - CHITOSAN AS
ANTI BACTERIAL AND CREASE RESISTANT AGENT ON
CELLULOSE MATERIALS
By
NOERATI
NIM : 30503001
Cellulose material is the most widely used fiber for textile materials, although
nowadays there are a number of synthetic fibers production such as polyester and
polyamide. Cellulose fibers is generally used as clothing, sports textile, and
household textile such as bed cover, blanket, and even medical textile such as
surgical mask, bandages, and surgical gowns cloth. The superior characteristic of
cellulose fibers lies in its worn comfort because it has high moisture regain.
However, cellulose fibers have disadvantage properties such as low crease
resistant and good media for bacterial regeneration. Anti bacterial characteristic is
not only important feature for medical textile but also for clothing and household
textile. To enhance anti crease properties of cotton, a methylol derivative
compound is usually added into cellulose fibers so that can crosslinks occur
between each cellulose chain. This compound has also anti septic properties. The
disadvantage of this compound is that it can release free formaldehyde during the
process or storage which can reduce anti-septic properties and can danger human
health. Copper or zinc metal salts are commonly used as anti bacterial agents of
textile materials. In line with the increased awareness of the environmental issue,
those hazarding compounds are prohibited to be used in textile processing. The
goals of this research are to synthesize chitosan esters which have anti bacterial
and anticrease properties. In this work, chitosan succinate, glutarate and citrate
have been successfully synthesized to fulfill those two functions.
The advantage of carboxylic chitosan derivatives are can carry covalent bond with
cellulose so that the result is permanent antibacterial properties and
simultaneously it can enhance crease recovery of cellulose fabric. The role of
chitosan sucinate, chitosan glutarate and chitosan citrate as an anti crease and anti
bacterial agent for cotton is a new finding of this research.
The first stage of this research included the selection of dicarboxylic derivatives
used as anti crease compounds. The objective of this stage is to obtain several
carboxylic acids that can be used as anti crease compounds. To optimize the ester
bond formation the concentration of carboxylic acid and catalyst were varied. The
characterizations of the products comprised of identification of ester group with
FTIR (Fourir Transformn Infra Red), crease resintance, and tensile strength of
v
fabric. It was found that among six dicarbocylic derivative compounds (oxalic
acid, malonic acid, maleic acid, succinic acid, glutaric acid, and citric acid) four
compounds could be used as crease resistant compound i.e. maleic acid, succinic
acid, glutaric acid, and citric acid. Larger carboxylic derivatives resulted in higher
crease resistant. The optimum condition of the first stage was obtained in using 6
of % carboxylic derivative concentration and sodium dihydrogen phosphate as
catalyst.
The second stage was the synthesis of carboxylic-chitosan through esterification
reation between chitosan and dicarboxylic derivatives. The esterification
experiments were carried out through varied reaction times and mol ratio between
chitosan and dicarboxylic derivatives. The resulted chitosan derivatives were
characterized with FTIR and 1H–NMR (Nuclear Magnetic Resonance) for
molecular structure elucidation, XRD (X-Ray Diffraction) to determine
crystallinity, TGA/DTA (Thermogravimetry Analysis/Deferential Thermal
Analysis) to show thermal properties, and solubility in water. The FTIR spectrum
proved that carboxylic group was substitued into chitosan, because a new
absorption peak appeared at around 1719 cm-1 attributed to carbonyl absorption of
the carboxylic group Characteristic peak around 1631 cm-1 indicated amide I
band. These facts were also supported by 1H NMR spectrum which shows
carboxylic substitution at 2.2 to 2.6 ppm attributed of methylene proton of the
carboxylic derivatives compound. While the degree of crystallinity in the XRD
difractogram is decreased, it shows that carboxylic derivatives in chitosan chain
were substituted. Thermogram analysis shows that there is higher dehydration
occurred in the chitosan derivatives because polar carboxylic groups in chitosan
has been substituted and resulted an increase in moisture regain of chitosan
derivatives. The solubility properties of chitosan derivatives in water showed
substituted carboxylic groups, which had maximum solubility of 50 g/L. It was
found that the optimum condition of esterification process of chitosan was 20
hours of reaction time and ratio of 1 : 6 between mol of chitosan and mol of
dicarboxylic derivative.
The third stage of this work was the esterification process of cotton fabric as
cellulose materials which have been carried out with varied concentration of water
soluble chitosan. The esterified cotton was characterized for its properties as
follows: antibacterial,
crease resistant, mechanical properties and thermal
properties. The results showed that the crease resistant and antibacterial properties
of the esterfied cotton fabrics were improve and durable in ten cycle washing
times in Laundre ‘O meter machine which is similar to 50 cycle domestic
washing. Cross linking each cellulosic chains by chitosan derivatives was proven
by fiber swelling test which showed that the degree of swelling of esterified
cotton was smaller than that of standard cotton. The elasticity modulus of
esterified cotton fabric and standard cotton showed that esterified cotton is stiffer
than unesterified cotton. These resulted showed that the optimum condition of
chitosan derivatives for cotton esterification was 0.8% in which the three types of
vi
esterified cotton fabrics were able to decrease bacteria population up to 84%, and
have anti crease properties according to SNI standard.
It can be concluded that the dicarbocylic derivatives of chitosan showed a potency
to replace the metylol derivaties as well as the salts of cupro and zinc
Key word: chitosan, anti bacterial, crease resistant, esterifications
vii
SINTESIS KITOSAN KARBOKSILAT SEBAGAI
ZAT ANTI BAKTERI DAN ANTI KUSUT PADA MATERIAL
SELULOSA
Oleh
NOERATI
NIM : 30503001
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tim Pembimbing
Tanggal, ...................................
Ketua
___________________________
(Dr. Ing. Cynthia L. Radiman)
Anggota
Anggota
________________________
_________________________
(Dr. Sadijah Achmad, DEA.)
(Dr. I Made Arcana)
viii
PEDOMAN PENGGUNAAN DISERTASI
Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan
Institut Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa
hak cipta ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKi yang berlaku di
Institut Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh disertasi harus seizin
Dekan Sekolah Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis sangat bersyukur kepada Allah SWT yang telah berkenan melimpahkan
Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian
dan menyelesaikan penulisan disertasi ini.
Penulis sangat berterima kasih pada Dr. Ing. Cynthia L Radiman sebagai ketua
Tim Pembimbing, atas segala saran, bimbingan dan nasehatnya selama penelitian
berlangsung dan selama penulisan disertasi ini.
Penulis juga berterima kasih atas bimbingan, saran, kritik dan nasehat dari
anggota Tim Pembimbing Dr. Sadijah Achmad DEA dan Dr. I. Made Arcana.
Terima kasih disampaikan pula kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulisan dalam penyelesaian program doktor, yaitu kepada :
1.
Departemen Pendidikan Nasional atas bantuan Beasiswa Pendidikan
Pascasarjana (BPPs) dan FMIPA-ITB atas bantuan dana penelitian yang
diterima selama pendidikan program doktor ini.
2.
Pimpinan STTTekstil atas kesempatan dan kemudahan yang diberikan untuk
mengikuti pendidikan program doktor.
3.
Rekan-rekan di Laboratorium Kimia Fisik dan Material ITB Rekan-rekan di
Jurusan Kimia Tekstil dan Teknik Tekstil STTTekstil atas bantuan
konsultansi, dorongan semangat, bantuan fasilitas selama mengikuti
pendidikan program doktor.
4. Suami tercinta Mustofa Kemal, dan anak-anakku tersayang Ikrimah Maisara
Mustofa dan Bukhori Hudzaifah Mustofa atas segala pengertian, dorongan
semangat yang diberikan dan pengorbanan waktunya selama mengikuti
pendidikan doktor.
x
5.
Ibu Prof. Dr. N.M. Surdia, M.Sc. atas dorongan dan motivasinya pada
penulis untuk mengikuti pendidikan program doktor.
6.
Rekan-rekan sesama peserta pendidikan program doktor, Yayan Sunarya,
MSi., Maskuri, MSi, Ir. Hadi Efendi, MT, Laode M Ramdhani, MSi.,
Bambang Piluharto, MSi., dan teman-teman lain yang tidak dapat disebut
satu persatu atas segala suka dukanya selama mengikuti pendidikan program
doktor.
7.
Dr. Ir. Marlina, MSi dari UNSYIAH sebagai inspirator, Dr. Nurdin Saidi
atas bantuan karakterisasi NMR di University of Malaya.
8.
Ibu Juju, AT., Maya Komalasari, SSiT, Kurniawan, Hardianto, SSiT, Deni,
ST., Nandang, ST., M.Widodo, MT dan semua rekan-rekan di STTTesktil
atas segala bantuan baik moril maupun materil.
Semoga Allah SWT memberikan balasan, Taufik dan Hidayah-Nya atas segala
kebaikan yang telah diberikan.
xi
DAFTAR ISI
ABSRAK..........................................................................................................
ii
PEDOMAN PENGGUNAAN DISERTASI.................................................. ix
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................
x
DAFTAR ISI.................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG................................................. xx
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)............................................................... xxi
BAB I Pendahuluan.......................................................................................
1
I.1
Diskripsi Penelitian dan Latar Belakang.......................................
1
I.2
Masalah Dalam Penelitian.............................................................
3
I.3
Hipotesis .......................................................................................
5
I.4
Maksud dan tujuan........................................................................
5
I.5
Ruang Lingkup Penelitian.............................................................
5
I.6
Pelaksanaan Penelitian..................................................................
6
I.7
Sistematika Disertasi.....................................................................
7
BAB II Tinjauan Pustaka..............................................................................
8
II.1
Kapas............................................................................................
II.2
Ketahanan Kusut Tekstil....................................................
II.3
Kerusakan Serat Karena Asam...................................................... 19
II.4
Sifat Anti Bakteri Material Tekstil....................................................20
II.5
Kitin dan Kitosan........................................................................... 23
II.6
Modifikasi Kitosan........................................................................ 31
II.7
Esterifikasi Kitosan dengan Turunan Karboksilat........................
32
II.8
Esterifikasi Kain Kapas dengan Kitosan Karboksilat...................
33
II.9
Penggunaan Kitosan Pada Tekstil......................................
33
BAB III Metode Penelitian.........................................................................
8
11
35
III.1
Diagram Alir Penelitian................................................................
35
III.2
Peralatan dan Bahan.....................................................................
37
III.3
Prosedur Kerja.............................................................................
37
III.4
Karakterisasi Hasil Percobaan.....................................................
41
xii
BAB IV Hasil dan Pembahasan .................................................................
52
IV.1
Seleksi Turunan Dikarboksilat sebagai Zat Anti Kusut...............
52
IV.2
Sintesis Turunan Kitosan ...........................................................
65
IV.3
Esterifikasi Kain Kapas dengan Turunan Kitosan.Karboksilat...
84
BAB V Kesimpulan dan Saran................................................................... 111
V.1
Kesimpulan.................................................................................. 111
V.2
Saran............................................................................................ 112
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
113
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................
124
LAMPIRAN....................................................................................................
126
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1
Tabel II.2
Tabel II.3
Tabel IV.1
Tabel IV.2
Tabel IV.3
Tabel IV.4
Tabel IV.5
Tabel. IV.6
Tabel IV.7
Tabel IV.8
Tabel IV.9
Tabel IV.10
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
Tabel
IV.11
IV.12
IV.13
IV.14
IV.15
IV.16
Komposisi serat kapas ................................................................ 10
Nilai K dan a dari persamaan Mark Houwink
untuk larutan Kitosan.................................................................. 27
Nilai parameter kelarutan dari turunan selulosa, kitosan dan
beberapa pelarut.......................................................................... 29
Puncak serapan spektrum kapas sebelum dan sesudah
mengalami esterifikasi................................................................ 54
Standar Mutu tekstil pakaian dari kapas menurut SNI No.043... 54
Konstanta ionisasi dari anion fosfat............................................ 61
Hasil pengujian bilangan tembaga.............................................. 65
Karakteristik Asam sitrat dan Anhidrida sitrat .......................... 71
Jenis serapan dari kitosan dan turunan kitosan karboksilat........ 72
Data serapan spektrum inframerah kitosan dan turunan
kitosan karboksilat...................................................................... 74
Geseran kimia spektrum 1HRM1 beberapa gugus fungsi........... 76
Temperatur dekomposisi dari kitosan dan turunannya............... 78
Derajat kristalinitas dari kitosan dan turunan kitosan.
karboksilat.................................................................................. 79
Penggembungan kain kapas, kapas kitosan dan kapas ester...... 92
Modulus elastisitas dari kain kapas........................................... 106
Temperatur dekomposisi kain hasil esterifikasi........................ 108
Kondisi optimum kain kapas teresterifikasi.............................. 109
Karakteristik kain kapas teresterifikasi turunan kitosan .......... 110
Karakteristik kain kapas hasil proses peningkatan anti kusut
dan anti bakteri......................................................................... 110
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
II.1
II.2
II.3
II.4
II.5
II.6
Gambar II.7
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
II.8
II.9
II.10
II.11
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
II.12
II.13
II.14
II.15
II.16
II.17
Gambar II.18
Gambar II.19
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
III.1
III.2
III.3
III.4
III.5
III.6
III.7
III.8
III.9
IV.1
Gambar IV.2
Gambar IV.3
Gambar IV.4
Gambar IV.5
Buah tanaman kapas................................................................
Penampang membujur dan melintang serat kapas...................
Struktur kimia selulosa ...........................................................
Mekanisme kekusutan ............................................................
Kurva tegangan regangan material.......................
Ikatan silang antara dimetilol dihidroksi etilena urea
dengan selulosa........................................................................
Reaksi dari turunan metilol selama proses penyempurnaan
anti kusut.................................................................................
Reaksi ikatan silang antara selulosa dengan BTCA................
Reaksi esterifikasi antara asam karboksilat dan alkohol.........
Reaksi esterifikasi antara asil halida dengan alkohol..............
Reaksi esterifikasi antara anhidrida asam
dengan alkohol..........................................................................
Reaksi trans esterifikasi antara ester dan alkohol.....................
Reaksi kerusakan kapas oleh asam..........................................
Pola difraksi dari kitin ..............................................................
Reaksi hidrolisis kitin oleh alkali menjadi kitosan ..................
Model molekuler dari kitin dan kitosan ...................................
Foto mikrograf dari Staphylococcus aureus sebelum dan
sesudah interaksi dengan kitosan..............................................
Foto mikrograf dari Escherichia coli sebelum dan sesudah
interaksi dengan kitosan ..........................................................
Reaksi substitusi gugus karboksilat pada gugus amina dan
hidroksi dari kitosan.................................................................
Diagram alir penelitian.............................................................
Mesin pading............................................................................
Mesin pengering curing...........................................................
Alat pengukur titik leleh..........................................................
Pola difraksi sinar x oleh atom-atom ......................................
Cara mendapatkan irisan melintang serat................................
Kurva tegangan dan regangan dari beberapa serat tekstil ......
Gambar Alat uji kekuatan tarik Autograf...............................
Alat Crease Recovery Tester...................................................
Spektrum IR kain kapas hasil esterifikasi dengan turunan
Karboksilat...............................................................................
Nilai ketahanan kusut kapas hasil esterifikasi dengan
berbagai turunan karboksilat....................................................
Reaksi ikatan silang selulosa dengan turunan karboksilat......
Reaksi pembentukan anhidrida siklik turunan
karboksilat akibat pemanasan.................................................
Hubungan ketahanan kusut kain terhadap konsentrasi
turunan karboksilat.................................................................
xv
9
9
10
12
13
15
16
17
18
18
19
19
20
23
24
25
30
31
33
35
39
39
42
45
46
47
48
49
53
55
56
57
59
Gambar IV.6
Gambar IV.7
Gambar IV.8
Gambar IV.9
Gambar IV.10
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
IV.11
IV.12
IV.13
IV.14
IV.15
IV.16
IV.17
IV.18
IV.19
IV.20
IV.21
IV.22
IV.23
IV.24
IV.25
Gambar IV.26
Gambar IV.27
Gambar IV.28
Gambar IV.29
Gambar IV.30
Gambar
Gambar
Gambar
Gambar
IV.31
IV.32
IV.33
IV.34
Gambar IV.35
Gambar IV.36
Gambar IV.37
Gambar IV.38
Mekanisme katalis pada reaksi estrifikasi alkohol
dengan karboksilat..................................................................
Pengaruh jenis katalis terhadap sifat anti kusut......................
Reaksi penguraian garam forfat dalam air..............................
Hubungan gugus hidroksil yang teresterifikasi
dengan konsentrasi turunan karboksilat..................................
Hubungan turunan karboksilat dalam katalis dengan
kekuatan tarik kain.................................................................
Kitin hasil isolasi.....................................................................
Reaksi transformasi kitin menjadi kitosan.............................
Spektrum kitosan hasil proses deasetilasi kitin.......................
Kitosan hasil isolasi.................................................................
Mekanisme reaksi pembentukan turunan kitosan karboksilat.
Reaksi dehidrasi asam sitrat oleh anhidrida asetat.................
Spektrum IR asam sitrat dan anhidrida sitrat..........................
Spektrum FTIR kitosan dan turunan kitosan karboksilat.......
Spektrum 1H NMR Kitosan dan Turunan Kitosan................
Termogram kitosan dan turunan kitosan karboksilat.............
Kurva difraktogram dari kitosan dan turunan kitosan............
Kelarutan kitosan suksinat dalam air......................................
Kelarutan kitosan glutarat dalam air.......................................
Kelarutan kitosan sitrat dalam air...........................................
Hubungan derajat substitusi terhadap waktu reaksi dan
perbandingan mol kitosan terhadap mol karboksilat..............
Hubungan antara penurunan populasi bakteri dengan
Konsentrasi kitosan suksinat..................................................
Hubungan antara penurunan populasi bakteri dengan
konsentrasi kitosan glutarat.....................................................
Hubungan antara penurunan populasi bakteri dengan
konsentrasi kitosan sitrat.........................................................
Hubungan antara penggembungan serat
dengan konsentrasi kitosan karboksilat...................................
% penggembungan kain kapas hasil esterifikasi dengan
turunan kitosan pada perbandingan mol 1:4............................
Ikatan antara selulosa dengan kitosan suksinat......................
Ikatan antara selulosa dengan kitosan glutarat.......................
Ikatan antara selulosa dengan kitosan sitrat...........................
Penampang melintang serat kapas sebelum dan sesudah
Penggembungan.....................................................................
Penampang melintang serat kapas teresterifikasi..................
Hubungan antara sudut kembali dari kekusutan
terhadap konsentrasi kitosan karboksilat................................
Hubungan antara nilai ketahanan kusut kain dengan
konsentrasi dan jenis turunan kitosan karboksilat................
Hubungan kekuatan tarik arah lusi kain kapas teresterifikasi
terhadap konsentrasi kitosan karboksilat...............................
xvi
60
61
61
62
64
66
66
67
67
69
70
71
73
75
77
79
80
81
82
83
86
87
88
91
92
93
93
94
94
95
97
98
100
Gambar IV.39 Hubungan kekuatan tarik arah pakan kain kapas
teresterifikasi terhadap konsentrasi kitosan karboksilat.......
Gambar IV.40 Hubungan mulur arah lusi kain kapas
teresterifikasi dengan konsentrasi kitosan karboksilat.........
Gambar IV.41 Hubungan mulur arah pakan kain kapas
teresterifikasi dengan konsentrasi kitosan karboksilat.........
Gambar IV.42 Kurva tegangan regangan kain teresterifikasi......................
Gambar IV.43 Tegangan regangan pada daerah elastis kain kapas
teresterifikasi........................................................................
Gambar IV.44 Kurva termogram dari kapas dan kapas teresterifikasi
turunan kitosan karboksilat..................................................
xvii
101
103
104
105
106
107
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Data karakteristik kain kapas teresterifikasi turunan
Karboksilat................................................................................. 126
A.1 Nilai ketahanan kusut kain kapas teresterifikasi
asam dikarboksilat .......................................................... 126
A.2 Kekuatan tarik kain teresterifikasi asam
dikarboksilat..................................................................... 128
A.3 Pengujian bilangan tembaga............................................ 130
A.4 Derajat substitusi kapas teresterifikasi asam
dikarboksilat....................................................................
Lampiran B
131
Data kitin dan kitosan............................................................... 133
B.1 Produk kitin hasil isolasi.................................................
133
B.2 Pengukuran massa molekul kitosan................................
134
B.3 Pengukuran derajat deasetilasi kitosan...........................
136
Data Karakteristik turunan kitosan..........................................
137
C.1 Produk hasil reaksi esterifikasi kitosan...........................
137
C.2 Pengukuran derajat substitusi.........................................
139
Lampiran D Data karakteristik kain kapas teresterifikasi turunan kitosan.
141
D.1 Perhitungan penurunan jumlah koloni bakteri...............
141
D.2 Diameter serat dan % Penggembungan diameter serat..
145
D.3 Sudut kembali dari kekusutan kain kapas
teresterifikasi turunan kitosan........................................
148
D.4 Kekuatan tarik kain kapas teresterifikasi turunan
kitosan............................................................................
149
D.5 Mulur saat putus kain kapas teresterifikasi....................
150
D.6 Modulus elastisitas kain kapas teresterifikasi turunan
kitosan...........................................................................
151
Data Spektrum, Difraktogram, dan Termogram....................
152
E.1 Spektrum FTIR.............................................................
152
E.2 Spektrum 1H- RMI.......................................................
159
E.3 Difraktogram................................................................
161
E.4 Termogram...................................................................
163
Lampiran C
Lampiran E
xviii
Lampiran F
Data Statistik............................................................................. 167
F.1 Analisis varians ketahanan kusut kain kapas
teresterifikasi karboksilat................................................. 167
F.2 Analisis variansi hasil reaksi/derajat substitusi
turunan kitosan................................................................. 173
F.3 Analisis variansi sifat anti mikroba kain
teresterifikasi turunan kitosan.......................................... 179
F.4 Analisis variansi ketahanan kusut kain kapas
teresterifikasi turunan kitosan.........................................
182
F.5 Analisis variansi kekuatan tarik kain kapas
teresterifikasi turunan kitosan.........................................
185
xix
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Singkatan
AATCC
ASTM
BTCA
CFU
DMF
DNA
DTA
FTIR
ppm
RMI
RNA
SNI
TGA
WR
XRD
Lambang
φ
δ
ΔG
ΔH
ΔS
ηrel
[η]
ηsp
Xc
σ
ε
E
Uo
Nama
American Association of Textile Chemist
and Colorist
American Standard of Testing Materials
Butanetetracarboxylic acid
Colony Forming Unit
Dimetilforamida
Deoxyribonucleic acid
Differential Thermal Analysis
Fourier Transform Infra Red
Partpermillion, sepersejuta bagian
Resonansi Magnetik Inti
Ribonucleic acid
Standar Nasional Industri
Thermo Gravimetry Analysis
Wrinkle Recovery
X Ray Diffraction
Nama
Energi disosiasi larutan
Parameter kelarutan
Perubahan energi bebas
Perubahana entalpi
Perubahan entropi
Viskositas relatif
Viskositas intrinsik
Viskositas spesifik
Derajat kristalinitas
Tegangan
Regangan
Modulus elastisitas
Energi regangan
Pemakaian
pertama kali
pada halaman
6
21
17
50
40
22
6
6
80
6
22
66
6
51
6
Pemakaian
pertama kali
pada halaman
28
28
28
28
28
16
27
26
45
13
13
13
14
xx
DAFTAR ISTILAH (GLOSSARY)
Aminoglukosida.
Glukosida yang memiliki gugus amina.
Amorf.
Susunan rantai molekul pada polimer yang tidak teratur.
Anti bakteri.
Sifat dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Anti kusut.
Sifat dari bahan tekstil untuk kembali ke bentuk semula setelah terjadi lipatan
atau kekusutan.
Arthoproda.
Invertebrata yang memiliki kaki bersendi seperti udang.
Asetilasi.
Substitusi gugus asetil pada suatu senyawa lain.
Bilangan gelombang.
Jumlah gelombang tiap cm.
Bilangan tembaga.
Jumlah Cu2+ yang direduksi oleh gugus aldehid menjadi Cu+ untuk setiap 100
gram selulosa.
Biodegradasi.
Proses penguraian bahan/ material polimer akibat aktifitas organisme hidup.
Biokompatibel.
Sesuai atau kompatibel terhadap organisme hidup.
Bakterisida.
Zat yang dapat mematikan bakteri.
Bakteriostatik.
Zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanpa mematikannya.
Bleaching.
Proses pengelantangan atau pemutihan.
xxi
Cotton Bowl.
Gumpalan serat kapas yang telah terbuka dari biji kapas.
Crease recovery.
Sudut kembali dari lipatan, kemampuan bahan tekstil untuk kembali menjadi
bentuk semula dari kekusutan.
Cross linking agent.
Zat yang dapat mengikat silang antar rantai polimer.
Crustacean.
Binatang laut berkulit keras.
Curing.
Proses pemanasan agar terjadi ikatan antara serat dengan senyawa kimia agar
bersifat permanen.
Dalton.
Satuan masa molekul dari polimer dengan satuan g/mol.
Deasetilasi.
Penghilangan gugus asetil .
Deformasi elastis.
Perubahan susunan molekul akibat tegangan yang dapat kembali ke posisi
semula jika tegangan dihilangkan.
Deformasi plastis.
Perubahan susunan molekul akibat tegangan yang tidak dapat kembali ke posisi
semula jika tegangan dihilangkan.
Demineralisasi.
Proses penghilangan mineral dari kulit udang menggunakan HCl
Denaturasi protein.
Kerusakan protein, disebabkan karena pemanasan ataupun reaksi kimia.
Deproteinasi.
Proses penghilangan protein dari kulit udang menggunakan alkali kuat misalnya
larutan NaOH.
Derajat deasetilasi.
Jumlah gugus asetil yang dihilangkan dari senyawa kitin.
xxii
Derajat polimerisasi.
Jumlah pengulangan unit monomer dalam suatu polimer/panjang rantai polimer.
Derajat substitusi.
Jumlah gugus tersubstitusi pada suatu rantai polimer
Esterifikasi.
Reaksi antara gugus karboksilat dengan alkohol.
Formaldehid bebas.
Formaldehid yang dilepaskan oleh senyawa akibat reaksi kimia ataupun
pemanasan
Glukosa.
Monomer dari polisakarida.
Glukosamin = amino glukosida.
Senyawa glukosa yang memiliki gugus amina.
Glyoxal.
Senyawa dialdehid.
Ikatan silang.
Ikatan yang terjadi antara dua rantai utama (polimer) oleh suatu senyawa.
Ikatan glikosida.
Ikatan antara karbon 1 dan karbon 4 pada rantai glukosa.
Inokulasi.
Dimasukkannya suatu mikroorganisme ke dalam medium biakan.
Inoculum.
Substansi yang mengandung mikroorganisme yang dimasukkan pada proses
okulasi.
Kedewasaan serat kapas.
Salah satu parameter kualitas serat kapas, ditunjukkan dengan pengukuran
diameter penampang serat setelah digembungkan dengan larutan NaOH 18 %.
Kekuatan tarik.
Kemampuan bahan untuk menahan beban sebelum putus dinyatakan dalam kg.
Menyatakan jumlah beban yang diterima bahan tekstil sebelum putus.
xxiii
Ketahanan kusut kain.
Kemampuan bahan tekstil untuk kembali dari lipatan.
Kitin.
Senyawa polisakarida yang mempunyai gugus asetil amino.
Kitosan
Senyawa polisakarida yang mempunyai gugus amino
Kitosan karboksilat.
Kitosan yang tersubstitusi oleh gugus karboksilat.
Konstanta Mark Houwink.
Konstanta untuk menentukan massa molekul polimer berdasarkan viskositas
intrinsik dari larutan polimer.
Kristalin.
Susunan molekul yang teratur.
Kurva stress-strain.
Kurva hubungan antara tegangan dan regangan.
Lumen.
Lubang ditengah serat kepas merupakan sisa protoplasma yang menguap.
Lusi.
Benang pada kain yang searah panjang kain.
Membran sitoplasma.
Membran yang mengelilingi sitoplasma.
Merserisasi.
Proses penggembungan serat kapas dengan larutan NaOH 18 % pada temperatur
20oC dengan diberikan tegangan saat proses berlangsung.
Modulus elastisitas, Modulus Young.
Perbandingan antara tegangan dan regangan di daerah elastis..
Moisture Content/Moiture Regain.
Kandungan kelembaban menyatakan jumlah uap air yang mampu disimpan
dalam bahan pada kondisi standar.
Mulur.
Kemampuan bahan untuk bertambah panjang sebelum putus.
xxiv
Nutrient agar.
Agar-agar yang mengandung nutrisi digunakan sebagai zat pemadat dalam
medium mikrobiologis.
Padding.
Alat untuk memeras kain basah dengan bantuan rol penekan agar didapat
kandungan larutan dalam bahan yang seragam.
Pakan.
Benang pada kain yang searah lebar kain.
Perpanjangan.
Mulur.
Pergeseran kimia.
Selisih serapan TMS dengan serapan proton suatu senyawa pada spectrum MRI.
Pretreatment.
Proses pada bahan tekstil sebelum diwarnai, umumnya meliputi penghilangan
kanji, penghilangan kotoran lemak, pemutihan dan sebagainya.
Proses penyempurnaan
Proses pada bahan tekstil setelah diwarnai umumnya meliputi ketahanan kusut
dan sifat lain yang diinginkan misalnya kelembutan, ketahanan terhadap api,
ketahanan terhadap bakteri dan lain-lain.
Regangan.
Pertambahan panjang dari bahan saat mengalami tegangan.
Rendam Peras (pading).
Proses perndapam pada larutan (misalnya zat warna) kemudian pemerasan
dengan rol pada mesin pading.
Rintangan sterik.
Efek penghambat reaksi karena adanya gugus yang besar dari pereaksi yang
merintangi pereaksi lain untuk mendekat.
Serat.
Suatu bahan yang mempunyai bentuk kecil memiliki perbandingan panjang dan
diameter yang sangat besar.
Sudut kembali dari kekusutan.
Sudut kembali dari lipatan setelah dibiarkan selama 5 menit.
xxv
Tegangan.
Gaya yang diberikan/dialami oleh bahan. Dinyatakan dalam gaya tiap satuan
luas.
Temperatur dekomposisi.
Temperatur terjadinya penguraian suatu senyawa menjadi senyawa yang lebih
sederhana.
Tekstil.
Terminologi untuk serat, benang , kain dan produk yang berasal dari kain.
Turunan dikarboksilat.
Senyawa karboksilat yang mempunyai dua gugus karboksilat .
Wet Pick Up.
Faktor peras, menunjukkan jumlah larutan yang terbawa oleh bahan tekstil
setelah melewati rol penekan.
Zat warna reaktif.
Jenis zat warna yang digunakan untuk mewarnai bahan selulosa , zat warna
tersebut memiliki gugus reaktif yang dapat berikatan kovalen dengan selulosa.
xxvi
Download