1 BENTUK KOMUNIKASI IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA DI KELURAHAN BINUANG KAMPUNG DALAM KECAMATAN PAUH KOTA PADANG 1 Servi Yona Pratiwi1,Ahmad Zaini2,Septya Suarja2 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat servi [email protected] ABSTRACT The background of this study is the existence of parents that have less comunication to their metally disabled children in Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang. The purpose of study is to describe: 1) The communication between parents and their metally disabled children seen through verbal communication. 2) The communication between parents and their mentally disabled children seen through non-verbal communication. This study was conducted by qualitative approach whic is decriptive that describes the forms, facts and realty that exist in the place where the study was conducted. Informants in this study are 2 parents of chilidren wiht mentally disabled and 2 siblings of children with mentally disabled. The instrument of this study that used by the researcher is interview, the technique that used in processing the data through data reducation, data presentation and makin conclusion. The result of the study revealed that:1) the communication between parents and their mentally disabled children can be seen though verbal communication that is parents used bad words in communicating with their children, 2) teh communication between parents and their mentally disabled children can be see through non-verbal comunnication that is parents have no wilingnees to talk with their children, but only used sign laguage. According to the result of the study, the author recommed to the parents of mentally disabled children in order to have a good verbal or non-verbal communication with their children. Keywords: Form of communication, mentally disabled children (2014 : 2) komunikasi adalah sesuatu PENDAHULUAN proses Komunikasi pesan yang komunikator sehingga suatu disampaikan oleh kepada tercapai diinginkan dengan adalah dalam tujuan dari proses tertentu sehingga tercapai apa yang diimaksudkan dan diinginkan yang oleh berkomunikasi untuk pesan seseorang kepada orang lain melalui komunikan sesuatu penyampaian kedua belah pihak, dalam komunikasi terkadang maksud atau mengubah tujuan yang jelas antara penyampai perilaku. Menurut Harapan Ahmad 1 2 dan pengirim pesan (komunikator) utama, yaitu: komunikator, pesan, dengan penerima pesan (komunikan). media, Maksud dan tujuan antara kedua Komunikasi terbagi atas 2 yaitu belah mengurangi komunikasi verbal dan komunikasi ketidakjelasan, nonverbal. Komunikasi verbal adalah pihak gangguan akan dan komunikan, dengan dan efek. sehingga komunikasi yang terjadi komunikasi menggunakan akan berjalan secara tidak efektif. simbol-simbol verbal. Simbol verbal Menurut Rogers 2014 (Majid berupa bahasa merupakan pencapaian & Rochman, 2014: 193) komunikasi manusia yang paling impresif dalam sebagai proses yang di dalamnya berkomunikasi, terdapat yang komunikasi nonverbal proses dikirimkan dari sumber penerima komunikasi dimana pesan dengan mengubah disampaikan Majid & kata-kata. Bentuk komunikasi ini bahwa adalah menggunakan gerak isyarat, komunikasi merupakan proses yang bahasa tubuh, ekspresi wajah dan didalamnya menunjukan arti kontak pengetahuan dipindahkan dari seperti pakaian, potongan rambut, dan seseorang kepada orang lain, biasanya sebagainya, simbol-simbol, serta cara dengan maksud mencapai beberapa berbicara seperti intonasi, penekanan, tujuan khusus. kualitas suara, gaya emosi, dan gaya suatu gagasan tujuan perilakunya. Rochman, untuk Menurut 2014: 194 Komunikasi merupakan dan bantuan pesan, penerima penerima, pengirim memiliki tidak mata, menggunakan penggunaan objek berbicara. tindakan melaksanakan kontak antara pengirim sedangkan Komunikasi di dalam dengan keluarga sangatlah penting, karena dan tanpa kamunikasi sunyi kehidupan beberapa keluarga dari kegiatan berbicara, pengalaman bersama yang memiliki berdialog, bertukar pikiran, dan arti pada pesan dan simbol yang sebagainya. Oleh karena itu, dikirim oleh pengirim, dan diterima komunikasi antara suami dan istri, serta ditafsirkan oleh penerima dalam komunikasi antara Ayah, Ibu dan komunikasi mencangkup lima unsur anak, komunikasi antara Ayah dan 3 anak, komunikasi antara Ibu dan anak dikategorikan dan komunikasi antara anak dengan subnormal atau tuna grahita, jika ia anak, perlu dibangun secara harmonis memiliki tingkat kecerdasan yang dalam rangka membangun pendidikan sedemikian yang baik dalam keluarga. normal), sehingga untuk meniti tugas Komunikasi antara Ibu anak- berkelainan rendahnya perkembangannya mental (dibawah memerlukan anak tuna grahita dalam bermain bantuan atau layanan secara spesifik, sesuai dengan kemauannya tetapi termasuk tetap dalam kawasan Ibu. Misalnya pendidikannya (Bratanata, 1979: 88). anak tuna grahita yang biasa bermain dalam Rendahnya program kapabilitas di jalan bebas seperti manjat-manjat, mental pada anak tuna grahita akan lari-lari, dan lainnya. Di dalam rumah berpengaruh terhadap kemampuannya Ibu untuk akan membiarkan memanjat selama mereka menjalankan fingsi-fungsi tidak sosial. Menurut Rahman (1955: 89) membahayakan tapi, jika panjatannya mengemukakan batasan bahwa anak membahayakan akan tuna grahita adalah anak yang tidak memperingatinya.Anak tuna grahita cukup daya pikirnya, tidak dapat merupakan kondisi yang ditandai dengan kekuatan sendiri ditempat dengan kemampuan mental jauh di sederhana dalam masyarakat. Jika ia bawah rata-rata, memiliki hambatan dapat hidup, hanyalah dalam keadaan dalam penyesuaian diri secara sosial, yang sangat baik. Kirk (1970: 89) berkaitan dengan adanya kerusakan berpendapat seseorng dikatakan tuna organik pada susunan syaraf pusat grahita jika: (1) secara sosial tidak dan tidak dapat disembuhkan serta cakap, (2) secara mental dibawah dorang terhadap layanan pendidikan normal, (3) kecerdasannya terhambat yang sistematis sejak lahir atau pada usia muda, dan Ibu Menurut Efendi (2006: 88) (4) kematangannya terhambat. anak berkelainan mental subnormal Berdasarkan latar belakang masalah dalam beberapa referensi disebut pula di atas, maka dapat diindentifikasikan dengan terbelakang mental, lemah beberapa masalah diantaranya: ingatan, mental subnormal. Seseorang 4 1. Adanya komunikasi dalam 2. Komunikasi Ibu dengan anak tuna keluarga tidak terjalin dengan baik grahita dilihat dari komunikasi antara Ibu dan anak tuna grahita nonverbal. 2. Adanya Ibu berkomunikasi dengan anak dengan menggunakan kata-kata kasar. di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 3. Adanya anak tuna grahita kurang bersosialisasi Berdasarkan rumusan masalah dengan teman sebaya. 1. Komunikasi Ibu dengan anak tuna grahita dilihat dari komunikasi verbal. 4. Adanya anak tuna grahita yang Ibuk dengan diri sendiri. 5. Adanya dalam 2. Komunikasi Ibu dengan anak tuna grahita dilihat dari komunikasi keluarga berkomunikasi hanya berjalan satu nonverbal. METODE PENELITIAN arah. Penelitian ini menggunakan 6. Adanya di dalam keluarga terlihat kata-kata yang kurang enak didengar. pendekatan deskriptif. Menurut Yusuf (2005:83) penelitian deskriptif adalah 7. Adanya anak tuna grahita yang lambat dalam beraktivitas. bahasa “Penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, 8. Adanya Ibu yang kurang mengerti dengan metode penelitian kualitatif dengan isyarat yang diberikan anak. faktual dan akurat mengetahui faktafakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan secara detail”. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, maka fokus penelitian ini dibatasi pada: Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2016 di Kenagarian Salido Kecil Kecamatan IV Jurai Kabupaten 1. Komunikasi Ibu dengan anak tuna Pesisir Selatan. Informan kunci dalam grahita dilihat dari komunikasi penelitian ini adalah orangtua dari verbal. anak autisme, dan sebagai Informan 5 tambahan yaitu saudara dari anak dengan apa yang dibicarakan atau autisme. perkataan anaknya. Teknik dalam pengumpulan penelitian wawancara. ini Untuk data 2. Bentuk Komunikasi Ibu dengan berupa Anak Tuna Grahita Ditinjau menjamin dari Komunikasi Nonverbal. keabsahan data dan kepercayaan data Komunikasi nonverbal yang penelitian yang peneliti peroleh dapat kurang dilakukan dengan cara, yaitu; 1) dilihat dari ekspresi wajah Ibu kepercayaan yang membengkak, sembab, dan (credibility), 2) baik dengan keteralihan (transferability), 3) dapat matanya dipercaya (depenability). Data ini memarahi dan menasehati saat diuji dengan melakukan triangulasi anaknya melakukan kesalahan. Ibu dan memperlihatkan mengadakan membercheck, yang anaknya memerah saat ketidak setelah itu dianalisis dengan 3 tahap; sukaannnya 1) reduksi data 2) penyajian data dan bersikap dan ketika ada masalah 3) penarikan kesimpulan. dengan HASIL DAN PEMBAHASAN mendengarkan kadang kalau Ibu 1. Bentuk Komunikasi Ibu dengan sudah marah Ibu hanya diam saja, Anak Tuna Grahita Ditinjau disaat Ibu tidak ingin bicara dalam dari Komunikasi Verbal. menyampaikan Komunikasi kurang baik verbal dengan dari anaknya yang anaknya. anaknya, Ibu cara tidak sesuatu lebih anak mau pada sering seperti Ibu berbicara pada anak menggunakan seharusnya Ibu mendengarkan apa kadang yang dibicarakan anak supaya ada tangannya. Disaat Ibu tidak ingin komunikasi yang baik antara anak berbicara, dan Ibu, Ibu dan anak harus saling pertanyaan dari anaknya saat Ibu menghargai pendapat antara satu lagi sama yang lain, sebaliknya Ibu mengedipkan matanya kalau tidak malah cuek dan acuh tak acuh mengangguk dan menggelengkan Ibu sIbuk bahasa tubuh menggerak-gerakan dan menjawab bekerja atau kepala. Ketika Ibu tidak ingin 6 berkata apa-apa pada anaknya hanya mencontohkan dengan tangannya. 2.Bentuk Komunikasi Ibu dengan Anak Tuna Grahita Ditinjau dari Komunikasi Nonverbal. Komunikasi nonverbal yang KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian kurang baik dengan anaknya dilihat yang peneliti lakukan pada tanggal 29 dari Desember dengan membengkak, sembab, dan matanya tanggal 15 Januari 2017 tentang yang memerah saat memarahi dan komunikasi Ibu dengan anak tuna menasehati saat anaknya melakukan grahita kesalahan. 2016 di sampai Kelurahan Binuang Kampung Dalam Kecamatan Pauh Kota Padang, dapat diambil ekspresi wajah Ibu yang kurang baik kepada anak, maupun komunikasi nonverbal kesimpulan sebagai berikut: yang diberikan orang tua kepada 1.Bentuk Komunikasi Ibu dengan anak agar Anak Tuna Grahita Ditinjau dari yang baik. Komunikasi Verbal. Komunikasi memberikan respon KEPUSTAKAAN verbal yang Djamarah, Bahri, Syaiful. 2004. Pola kurang baik dengan anaknya, seperti Komunikasi Orangtua dan Anak Ibu berbicara pada anak seharusnya dalam Ibu Rineka Cipta. mendengarkan dibicarakan anak apa yang supaya ada Keluarga. Jakarta: Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar komunikasi yang baik antara anak Psikopedagogik dan Ibu, Ibu dan anak harus saling Berkelainan. menghargai pendapat antara satu Aksara. Anak Jakarta: Bumi sama yang lain, sebaliknya Ibu Effendy, Onong, Uchjana. 2011. Ilmu malah cuek dan acuh tak acuh komunikasi. Bandung: Remaja dengan apa yang dibicarakan atau Rosda Karya. perkataan anaknya. Harapan, Edi & Ahmad Syarwirni. 2014. Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta: Raja Grafindo Persabda. 7 Rochman & Majid. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Kurikulum Implementasi 2013. Bandung. Remaja Rosdakarya. Wood, T Julia. 2009. Komunikasi Teori dan Praktek. Yogyakarta. Salemba Humanika. Yusuf, A. Muri. 2005. Metodologi Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang: UNP Press.