1 RISIKO PRODUKSI IKAN HIAS PADA PT. QIAN HU JOE AQUATIC INDONESIA DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT WAWAN HERNAWAN DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 ii PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Risiko Produksi Ikan Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Desember 2013 Wawan Hernawan H34114021 iv Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB ABSTRAK WAWAN HERNAWAN. Risiko Produksi Ikan Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ANNA FARIYANTI. Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang cukup prospektif untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dalam pelaksanaan usaha ikan hias tidak terlepas dari adanya risiko usaha. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi pembesaran ikan hias yang dihadapi PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, menganalisis hubungan antara diversifikasi usaha dengan upaya meminimalkan risiko, serta memberikan alternatif strategi yang memungkinkan dalam penanganan risiko produksi yang dihadapi perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian, standar deviasi, koefisien variasi, dan expected return. Penelitian ini memberikan informasi bahwa sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi perusahaan diantaranya kondisi iklim dan cuaca, serangan penyakit, dan kesalahan tenaga kerja. Hasil analisis risiko pada komoditas tunggal diperoleh risiko yang paling tinggi adalah ikan clown loach, nilai risiko yang paling rendah adalah ikan black ghost. Hasil analisis risiko diversifikasi diperoleh nilai risiko paling rendah pada kombinasi ikan black ghost dan silver arowana. Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengurangi risiko produksi adalah melakukan diversifikasi produksi dan kemitraan. Kata kunci : ikan hias, risiko diversifikasi, risiko produksi. ABSTRACT WAWAN HERNAWAN. Risk Production of Ornamental Fish PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, Bogor Distrct. Supervised by ANNA FARIYANTI. Ornamental fish is a highly prospected commodity in fishery to be developed because it has a high economic value. In the implementation of the ornamental fish business is inseparable from the risks.This research to identify the sources of production risk ornamental fish in PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, analyzes the relationship between business diversification and efforts to reduce the risk, and provide alternative strategies allow the management of production risks that faced by the company. The method of analys that used in this research is the analysis of variance, standard deviation, coefficient of variation, and the expected return. This research provides information that the sources of production risks faced by companies such as climate and weather conditions, disease, and human errors. Results of the risk analysis on a single commodity obtained the highest risk is the clown loach fish, lowest risk value is black ghost. Diversification of risk analysis results is the value of the lowest risk on combination of black ghost fish and silver vi arowana. Alternative strategies to reduce the risk is diversivication of production and production partnerships. Keywords : ornamental fish, diversification risk,, risk production RISIKO PRODUKSI IKAN HIAS PADA PT QIAN HU JOE AQUATIC INDONESIA DI KABUPATEN BOGOR PROVINSI JAWA BARAT WAWAN HERNAWAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 viii Judul Skripsi Nama NRP : Risiko Produksi Ikan Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat : Wawan Hernawan : H34114021 Disetujui oleh, Dr.Ir.Anna Fariyanti, MSi Pembimbing Diketahui oleh, Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS Ketua Departemen Tanggal Lulus : x PRAKATA Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini adalah risiko produksi, dengan judul Risiko Produksi Ikan Hias Pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku pembimbing, Ir. Tintin Sarianti selaku dosen evaluator kolokium yang telah banyak memberi saran, Ir. Popong Nurhayati selaku dosen penguji utama, dan Yanti Nuraeni Muflikh, SP, MAgribuss selaku dosen penguji komisi pendidikan. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada kedua orang tua (Rohidin dan Taswini) dan seluruh anggota keluarga atas perhatian, dukungan moril dan materil serta do’a yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sigit Maden, Ibu Widya, Bapak Ardiansyah, dan seluruh pekerja di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang telah bersedia untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai kegiatan usaha produksi ikan hias. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Rizky Sidik selaku pembahas pada seminar hasil serta kepada seluruh sahabat dan teman yang telah mendukung dalam penelitian ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Desember 2013 Wawan Hernawan DAFTAR ISI DAFTAR TABEL xiii DAFTAR GAMBAR xiii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 7 Tujuan Penelitian 8 Manfaat Penelitian 9 Ruang Lingkup Penelitian 9 TINJAUAN PUSTAKA . Sumber-sumber Risiko Produksi Perikanan 9 9 Metode Analisis Risiko 10 Strategi Pengelolaan Risiko 11 KERANGKA PEMIKIRAN 13 Kerangka Pemikiran Teoritis 13 Teori Risiko 13 Sumber-Sumber Risiko 14 Risiko Operasional 15 Manajemen Risiko 15 Proses Manajemen Risiko 16 Risiko Portofolio 20 Kerangka Pemikiran Operasional 21 METODE PENELITIAN 22 xii Lokasi dan Waktu Penelitian 22 Jenis dan Sumber Data 23 Metode Pengumpulan Data 23 Metode Pengolahan dan Analisis Data 23 Analisis Deskriptif 23 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisai 24 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Portofolio 26 HASIL DAN PEMBAHASAN 29 Organisasi dan Manajemen Perusahaan 30 Sumberdaya Perusahaan 31 Sumberdaya Fisik 31 Sumberdaya Modal 35 Identifikasi Sumber Risiko 53 Analisis Risiko 59 KESIMPULAN DAN SARAN 67 Kesimpulan 67 Saran 68 DAFTAR PUSTAKA . 68 LAMPIRAN 70 RIWAYAT HIDUP 77 DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Volume produksi perikanan nasional tahun 2007-2011 Volume ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011 Nilai ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011 Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011 Tingkat survival rate ikan hias di Indonesia Perkembangan produksi ikan hias di kabupaten bogor tahun 2008-2010 Volume penjualan ikan hias tahun 2012 di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Tingkat mortalitas ikan hias Black Ghost, Silver Arowana, dan Clown Loach di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia tahun 2012 Data produksi ikan hias pada PT QHJAI tahun 2012 Peluang kejadian untuk masing-masing komoditas Kisaran normal kualitas air untuk akuarium air tawar Penilaian expected return untuk masing-masing komoditas Penilaian risiko produksi berdasarkan penerimaan pada ikan hias Nilai Fraction untuk Setiap Komoditi Penilaian risiko portofolio berdasarkan penerimaan pada komoditi 1 2 2 3 4 5 6 8 54 54 59 60 61 63 64 DAFTAR GAMBAR 1 2 3 Kerangka Pemikiran Operasional Struktur Organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Bagan alur distribusi ikan hias pada PT QHJAI 22 31 49 DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 Sarana Produksi Pembesaran Ikan Hias PT QHJAI Kegiatan Pengecekan Kualitas dan Kuantitas Ikan Hias Contoh Ikan Hias yang mati Proses Pengemasan Ekspor Ikan Hias di PT QHJAI Contoh Kartu Stok di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia 71 71 72 73 73 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang positif dari segi produksi maupun pemasarannya. Data statistik Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia mencatat volume produksi perikanan nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 16.08 persen selama periode 200720111. Volume produksi perikanan nasional ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1.Volume produksi perikanan nasional tahun 2007-2011 Volume Produksi per Tahun (Ton) Jenis Komoditi Perikanan Tangkap 2007 2008 2009 2010 2011 Perikanan Laut 4,734,280 4,701,933 4,812,235 5,039,446 5,345,729 3.12 Perairan Umum 310,457 301,182 295,736 344,972 368,542 4.67 1,509,528 1,966,002 2,820,083 3,514,702 4,605,827 32.34 933,832 410,373 63,929 190,893 85,009 959,509 479,167 75,769 263,169 111,584 907,123 554,067 101,771 238,606 86,913 1,416,038 819,809 121,271 309,499 96,605 1,602,748 1,127,127 131,383 375,430 86,448 16.64 29.46 20.08 19.89 2.45 Budidaya Laut Perikanan Budidaya Kenaikan Rata-Rata (%) Tambak Kolam Karamba Jaring Apung Sawah 2007-2011 Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya KKP, (2012)1 Peningkatan produksi perikanan nasional didukung oleh adanya pertumbuhan volume ekspor dan nilai ekspor perikanan nasional. Volume ekspor hasil perikanan Indonesia tahun 2007-2011 mengalami pertumbuhan yang positif. Peningkatan ratarata total volume ekspor hasil perikanan sebesar 8.384 persen. Komoditi perikanan yang dieskpor diantaranya ikan hias laut dan tawar, ikan hidup yang terdiri dari ikan trout, ikan mas, belut, dan ikan lainnya. Volume ekspor ikan hias air tawar mengalami peningkatan rata-rata 126.49 persen pada periode 2007-2011, meskipun pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 38.00 persen, tapi secara keseluruhan volume ekspor ikan hias air tawar mengalami peningkatan. Volume ekspor terbesar tiap bulan nya masih diperoleh dari komoditi ikan hias air laut. Dengan melihat data tersebut, peluang untuk mengembangkan usaha ikan hias air tawar masih sangat besar. Pertumbuhan volume ekspor tersebut menunjukkan adanya perkembangan yang cukup signifikan dalam usaha ikan hias air tawar. Pertumbuhan volume ekspor ikan hias Indonesia tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2. 1 http://statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/c/50/Statistik-Ekspor-Hasil-Perikanan-2011 diakses 20 April 2013 2 Tabel 2. Volume ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011 Jenis Komoditi Ikan Hias - Air Laut - Air Tawar Ikan Hidup - Ikan Trout - Ikan Mas - Belut - Ikan Lainnya Total 2007 2008 2009 2010 2011 Kenaikan Rata-Rata (%) 2007-2011 1,113,962 103,189 889,638 72,931 911,308 305,892 1,055,872 1,082,481 1,086,100 671,105 0.26 126.49 31,920 150 44,625 0 47,314 46,067 0 53,160 256,782 0 31,011 3,341,075 0 29,079 2,068,680 -100 7851.78 405.92 4,087,558 1,717,378 720,231 357,310 303,497 -45.37 5,381,404 2,773,328 2,247,373 5,867,749 4,158,461 8,384 Volume Ekspor Perikanan Nasional per Tahun (Kg) Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya,(2011) KKP Pertumbuhan volume ekspor ikan hias Indonesia diikuti oleh pertumbuhan nilai ekpor ikan hias air tawar. Pertumbuhan nilai ekspor ikan hias air tawar rata-rata sebesar 52,40 persen selama periode 2007-2011. Nilai ekspor perikanan nasional dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.Nilai ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011 Jenis Komoditi Ikan Hias - Air Laut - Air Tawar Ikan Hidup - Ikan Trout - Ikan Mas - Belut - Ikan Lainnya Total 2007 2008 2009 2010 2011 Kenaikan Rata-Rata (%) 2007-2011 5,388,484 1,917,161 5,429,687 2,852,226 4,375,074 5,644,033 4,268,011 9,413,181 4,210,713 9,051,652 -5.61 52.40 69,750 629 50,582 0 209,887 108,784 0 428,981 326,855 0 217,152 17,334,816 0 203,928 7,866,968 -100 832,932.32 1,366.11 23,357,709 10,122,869 3,340,585 1,048,320 805,919 -53.85 30,784,315 18,723,453 14,115,528 32,281,480 22,139,180 834,350.83 Nilai Ekspor Perikanan Nasional per Tahun (Us $) Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya aya, (2011) 2011 Berdasarkan perbandingan peningkatan volume dan nilai ekspor pertumbuhan volume lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nilai ekspor. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berdasarkan komoditas perikanan mengalami peningkatan kualitas dan memiliki pasar yang cukup potensial.Selain itu, nilai ekspor yang cukup tinggi memberikan gambaran bahwa nilai ekonomis ikan hias ekspor cukup tinggi. Saat ini pasar ekspor ikan hias yang semakin luas memberikan keuntungan yang cukup signifikan bagi para pengusaha ikan hias.Selera konsumen luar negeri yang berbeda-beda, memberikan peluang terserapnya berbagai jenis ikan hias yang diproduksi di Indonesia. Ikan hias adalah ikan yang mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas masing-masing jenisnya, sehingga menciptakan keindahaan tersendiri ketika melihat gerak-gerakannya dalam akuarium ataupun bak semen yang mendukung serta dapat memberikan suasana damai dan tentram. Gerakan ikan hias umumnya lembut dan dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat pendukung lainnya (aerasi) didalam akuarium akan selalu menarik untuk melihat. Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat digolongan kedalam dua jenis ikan hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias mempunyai jenis yang beranekaragam dengan corak dan warna yang berbedabeda.Tempat pemeliharaan ikan hias dapat berupa akuarium ataupun bak semen.Tempat ini praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang dilakukan pada lahan sempit2. Saat ini Indonesia memiliki tidak kurang dari 3.500 spesies ikan hias air tawar yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia . Berdasarkan data KKP dan LIPI tahun 2010, jumlah ikan hias yang diperdagangkan Indonesia mencapai 1.600 jenis, dimana 750 jenis diantaranya adalah ikan hias air tawar. Pola produksi yang dikembangkan untuk ikan hias air tawar ini lebih bayak menggunakan pola budidaya. Hal ini dikarenakan saat ini sudah banyak spesies ikan hias yang dapat dibudidayakan, selain itu pola produksi budidaya memberikan kemudahan kepada para produsen dalam mengontrol produksi ikan hias nya. Berbeda dengan pola produksi tangkap yang mengandalkan pada kondisi alam dalam pencapaian produksinya. Dengan kata lain, pola produksi budidaya lebih menjamin adanya keberlanjutan jika dibandingkan dengan pola penangkapan. Saat ini telah banyak para pengusaha budidaya maupun eksportir ikan hias yang ada di Indonesia.Pengusaha-pengusaha tersebut tersebar di daerah sentra-sentra produksi ikan hias di Indonesia. Volume produksi ikan hias di beberapa sentra produksi ikan hias di Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011 Provinsi DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D. I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Volume Produksi Budidaya Ikan Hias per Tahun (Ton) 2007 124 55,105 16,770 1,435 12,705 5,914 2008 2009 508 212 60,733 61,915 14,295 16,423 1,908 2,438 51,085 18,559 9,717 5,730 2010 3,713 99,472 12,666 5,354 35,822 4,960 2011 2,244 88,914 14,601 4,532 38,049 6,852 Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap & Ditjen Perikanan Budidaya,(2011) 2 http://o-fish.com diakses 201 April 2013 Kenaikan Rata-Rata (%) 466.26 15.55 -1.87 41.25 84.41 12.00 4 Tabel 4 menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu provinsi penghasil ikan hias terbesar di pulau Jawa.Dengan kondisi alam yang mendukung, Jawa Barat menjadi salah satu sentra produksi ikan hias di Indonesia. Sentra-sentra ikan hias di Provinsi Jawa Barat terdapat di daerah Bekasi, Depok, Bandung, Sukabumi, dan Bogor. Data volume produksi ikan hias diatas menunjukkan masih adanya fluktuasi produksi yang dialami oleh para pengusaha ikan hias. Hal ini desebabkan oleh adanya tingkat survival rate yang masih berfluktuasi. Berikut data mengenai tingkat survival rate ikan hias di Indonesia pada Tabel 5. Tabel 5. Tingkat survival rate ikan hias di Indonesia No 1 Jenis Ikan Silver Arwana1 2 Black Ghost2 3 Palmas Ornatipinis2 4 Cupang2 Ukuran 7 cm 9 cm 15 cm 2 inch 3 inch 1 cm 2 cm 14 hari 45 hari Survival Rate (%) 50-60 35-85 90 70 85 60 90 87,5 87 Sumber : 1 Susanto (2004) 2 www.LIPI.go.id Data statistik di atas menunjukkan bahwa volume ekspor ikan hias Indonesia masih mengalami beberapa permasalahan yang menyebabkan perkembangan ekspor ikan hias Indonesia masih berfluktuasi. Data tersebut diikuti oleh data volume produksi ikan hias tiap provinsi di Indonesia yang masuih mengalami fluktuasi, seperti di provinsi Jawa Barat. Fluktuasi volume produksiikan hias ini perlu dilakukan analisis, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya fluktuasi volume produksi ikan hias di Indonesiai. Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias air tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Produksi ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Perkembangan produksi ini, karena adanya peningkatan jumlah pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor. Perkembangan produksi ikan hias di Bogor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perkembangan produksi ikan hias di kabupaten bogor tahun 2008-2010 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 Jenis Ikan Corydoras Cupang Discus Guppy Koi Kar Tetra Manvis Maskoki Oscar Plati Padang Rainbow Boster Louhan Barbus Black Ghost Blue Cerry Blue Eye Rochet Ctenopoma Tetra Kongo Neon Silver Dolar Red Nouse Neon Tetra Ikan Hias lainnya Produksi 2008 4.700.000 5.480.000 1.969.000 8.609.000 3.445.000 11.770.000 3.926.000 6.262.000 0 4.451.000 3.219.000 3.8666.000 1.277.000 0 4.713.000 2.052.000 2.283.000 2.335.000 0 0 0 0 0 0 2.238.000 Produksi 2009 5.070.000 5.910.000 2.120.000 9.299.000 3.714.000 13.385.000 4.230.000 6.754.000 0 4.810.000 3.540.000 4.142.000 1.260.000 0 5.070.000 2.072.000 2.438.000 2.526.000 0 0 0 0 0 0 2.193.000 Produksi 2010 8.051.060 6.693.880 8.875.000 3.800.000 4.377.650 2.613.720 2.383.150 5.043.650 10.878.500 7.726.810 2.441.140 4.958.950 0 102.48 4.458.220 0 5.054.750 1.216.000 255 8.706.810 1.862.000 5.442.500 3.362.650 10.820.510 2.839.200 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor, (2011) PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT. QHJAI) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor ikan hias di Kabupaten Bogor. Perusahaan ini melakukan kegiatan produksi dengan cara bekerja sama dengan para pemasok ikan hias yang ada di Jabodetabek. Dengan kata lain, kegiatan ekspor ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini sangat bergantung pada pasokan dari pemasok. Pasokan ikan hias yang ada di pemasok tersebut tidak bisa diprediksi secara pasti keberadaanya, karena pemasok-pemasok ikan hias yang ada di daerah Jabodetabek tersebut tidak hanya memasok ikan hias ke PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia saja. Oleh karena itu, PT QHJAI melakukan kegiatan pembesaran ikan hias yang berasal dari pemasok dengan cara membeli dalam ukuran kecil dan di tampung sampai ukuran jual. Ada sekitar 360 jenis ikan hias yang diusahakan oleh PT. QHJAI dalam bisnis ekspor ikan hiasnya. Beberapa komoditas ikan hias yang menjadi andalan (key item)adalah ikan hias black ghost, silver aroawana, dan clown loach. Ketiga komoditas ikan hias ini menjadi andalan di PT. QHJAI karena jumlah penjualan ketiga komoditas ikan hias ini cukup tinggi setiap bulannya, sehingga ketiga jenis 6 ikan hias ini cukup menjanjikan untuk dibudidayakan dalam bentuk pembesaran. Data penjualan ketiga jenis ikan hias tersebut dapat di lihat pada Tabel 7. Tabel 7. Volume penjualan ikan hias tahun 2012 di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Jumlah Penjualan Ikan Hias tiap Bulan (ekor) Brilliant Aggassisiz Clown Black Silver Red Rosy Dwarf Cuvier's Cherry Loach Ghost Arowana Tourquoise Tetra Cichlid Bichir Barb 2484 18240 18489 1020 5472 1720 565 3310 120 3604 3390 1050 217 1494 125 1030 126 32 40 200 20 0 20 10 0 200 0 0 90 0 450 400 0 200 200 0 0 1900 0 0 0 1720 240 0 610 0 440 200 Juli 2000 1290 335 0 400 300 0 0 Agustus 1506 3035 40 0 0 120 0 0 875 4960 833 0 0 0 990 175 Oktober 1155 3935 309 45 6 260 300 0 November 3090 990 430 0 500 0 0 100 Desember 5400 1200 320 270 980 165 120 0 September Sumber : PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, 2012 Tabel 7 menunjukkan data volume penjualan ikan hias PT Qian Hu Joe aquatic Indonesia pada tahun 2012. Data tersebut menunjukkan bahwa ketiga jenis ikan hias yang diteliti memiliki permintaan yang cukup besar dari konsumen, hal ini terlihat dari jumlah penjualan yang kontinyu dengan total penjualan ketiga komoditas lebih besar dibandingkan jenis ikan hias lainnya setiap bulannya. Penjualan ikan hias yang dilakukan oleh PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini sangat dipengaruhi oleh ketersediaan ikan hias dalam setiap proses produksi nya. Penyediaan ikan hias PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dilakukan melalui dua kegiatan, yaitu penyediaan melalui pemasok dan kegiatan penampungan dalam proses pembesaran. Dalam kegiatan pembesaran ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia tidak mudah, karena masih adanya kendala yang dihadapi. Kendala yang sering dihadapi dalam pembesaran ketiga jenis ikan hias tersebut diantaranya diakibatkan oleh faktor hama dan penyakit, cuaca dan suhu, kondisi air, kualitas pakan, teknologi, dan human error. Hal tersebut mengakibatkan fluktuasi jumlah produksi ukuran jual ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach.Ketiga jenis komoditas tersebut juga memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan ikan hias lainnya yan g diusahakan oleh PT QHJAI. Faktor alam sangat mempengaruhi kondisi bisnis ikan hias, diantaranya cuaca, suhu, dan air. Faktor tersebut cukup sulit untuk di prediksi kondisinya, sehingga risiko yang ditimbulkan cukup tinggi. Cuaca dah suhu yang tidak stabil akan mengakibatkan kondisi ikan stress, selain itu curah hujan yang cukup tinggi akan mengakibatkan kualitas air menurun dan mudah sekali mendatangkan penyakit terhadap ikan hias. Hama dan penyakit dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan terhambat atau bahkan mengakibatkan kematian pada ikan3. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi produktivitas ikan hias yang di usahakan, sehingga penelitian mengenai risiko produksi ikan hias perlu dilakukan untuk mengetahui risiko apa saja yang dihadapi dalam pembesaran ikan hias dan merumuskan strategi yang tepat untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan risiko tersebut. Perumusan Masalah PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT. QHJAI) melakukan ekpor ikan hias dengan beragam jenis, salah satu jenis ikan hias yang sering dijual di perusahaan ini adalah ikan hias black ghost (Apteronotus albifrons), Silver Arowana (Osteoglossum bichirrhosum), dan Clown Loach (Botia macracantha). Ikan jenis ini merupakan beberapa produk unggulan di PT. QHJAI saat ini. Hal tersebut terlihat dari jumlah penjualan ikan hias tersebut yang kontinyu dengan permintaan yang cukup besar setiap bulannya. Namun dari segi produksi ikan hias tersebut bukan tanpa adanya hambatan.Hal tersebut dikarenakan masih adanya risiko yang dihadapi oleh PT. QHJAI dari segi produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Risiko produksi yang dihadapi diantaranya faktor cuaca, iklim, suhu, penyakit, teknologi, dan human error4. Adanya fluktuasi tingkat kematian produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. QHJAI merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi. Volume produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach mengalami fluktuasi seiring adanya fluktuasi tingkat mortality setiap bulannya. Fluktuasi tingkat kematian produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. QHJAI dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan fluktuasi tingkat kematian mengakibatkan pula fluktuasi jumlah produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Fluktuasi tingkat kematian tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya cuaca, kualitas air,kualitas pakan, dan cara pemeliharaan. Cara pemeliharaan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach di PT QHJAI ini, hal ini dikarenakan kegiatan produksi di perusahaan ini berupa pembesaran ikan hias dari ukuran kecil sampai ukuran siap jual. 3 4 http://o-fish.com/Air/kualitas_lingkungan.php PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, 2013 8 Tabel 8. Tingkat mortalitas ikan hias Black Ghost, Silver Arowana, dan Clown Loach di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia tahun 2012 Tingkat Mortalitas (%) Periode Clown Loach (1,5"-2,5") Black Ghost(1,5"-2") Silver Arowana(4"-5") 1 4.00 11.75 0.51 2 14.68 2.87 3.04 3 13.00 0 7.00 4 12.00 0 1.52 5 15.00 0 0.93 6 21.00 8.80 6.50 7 13.26 19.51 2.13 8 9.57 0 0.40 9 6.07 0.05 5.98 10 34.00 0 0.00 11 2.91 4.42 0.00 12 9.80 0.25 3.00 Sumber: PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, (2012) Berdasarkan fakta tersebut, maka dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai usaha diversifikasi yang dilakukan oleh PT QHJAI dengan upaya mengurangi risiko produksi yang dihadapi. Risiko produksi yang dihadapi memiliki dampak bagi perusahaan. Dampak tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Untuk itu maka perlu dilakukan analisis terhadap peluang dan dampak dari sumber risiko tersebut terhadap pendapatan perusahaan. Selain itu dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai besarnya tingkat risiko yang dihadapi PT QHJAI setelah melakukan usaha diversifikasi (portofolio). Berdasarkan pertimbangan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Apakah ada sumber risiko yang menyebabkan produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia berfluktuasi? 2. Apakah usaha diversifikasi (portofolio) yang dilakukan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dapat mengurangi risiko produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loachdi PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia? 3. Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan dalam mengatasi risiko produksi ikan hiasblack ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia berfluktuasi. 2. Menganalisis usaha diversifikasi (portofolio) yang dilakukan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam upaya mengurangi risiko produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. 3. Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko produksi diversifikasi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan bagi tempat usaha budidaya untuk menjadi bahan pertimbangan dalam meminimalisasi risiko yang dihadapi. 2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan. 3. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Kegiatan bisnis utama PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia adalah melakukan penampungan ikan hias dari pemasok, kemudian ditampung sampai ukuran siap jual.Jenis ikan hias yang diusahakan oleh PT. QHJAI ini cukup banyak, ada sekitar 360 jenis ikan hias. Komoditas yang dikaji dalam penelitian ini adalah ikan hias black ghost, silver arowana dan clown loach. Penelitian yang dilakukan membahas risiko produksi ikan hias khususnya pada kegiatan penampungan ikan hias dari pemasok sampai ukuran jual ke konsumen. Ukuran ikan hias yang diteliti yaitu black ghost ukuran 1,5 inchi-2 inchi, silver arowana ukuran 4 inchi-5 inchi, dan clown loach ukuran 1,5 inchi-2,5 inchi. TINJAUAN PUSTAKA Sumber-sumber Risiko Produksi Perikanan Sektor agribisnis memiliki ciri khas tersendiri dalam dunia bisnis baik dari segi pengelolaan, sistem usaha dan produk yang diusahakan pun berbeda dengan produk usaha lainnya. Dari segi produk, agribisnis merupakan sektor yang mengusahakan produk-produk yang umumnya adalah makhluk hidup seperti tanaman, perikanan, dan peternakan. 10 Semua produk dalam sektor tersebut merupakan produk yang diperjual belikan umumnya dalam keadaan hidup. Sifat-sifat produk agribisnis yang rentan terhadap kondisi alam ini, mengindikasikan bahwa kegiatan produksi dalam agribisnis tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali faktor yang menjadi risiko dalam kegiatan produksi agribisnis. Risiko-risiko tersebut dapat memberikan dampak yang negatif terhadap pengusaha atau perusahaan-perusahaan agribisnis dalam mendapatkan keuntungan. Sumber-sumber risiko dalam produksi agribisnis diantaranya cuaca, suhu, hama dan penyakit, penggunaan input serta kesalahan teknis yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada. Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis risiko pada komoditi ikan hias seperti Silaban (2011), dan Purwitasari (2011). Kedua penelitian tersebut menemukan beberapa sumber risiko dalam produksi ikan hias diantaranya kondisi cuaca atau iklim, serangan penyakit, kualitas pakan yang buruk dan tenaga kerja yang tidak terampil. Akibat dari sumber risiko tersebut maka terjadi tingkat mortality yang berfluktuasi. Sumber risiko penyebab terjadinya fluktuasi tingkat mortality merupakan akumulasi dari sumber risiko yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Penelitian lain yang dilakukan oleh Purwitasari (2011) yang meneliti mengenai Manajemen Risiko pada Pemasaran Ikan Patin di PT. Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko-risiko yang teridentifikasi pada unit pemasaran PT MMN untuk komoditi benih ikan patin dikelompokkan berdasarkan penyebab risiko operasional yaitu risiko SDM, risiko teknologi, risiko alam, dan risiko proses.Pada penelitian tersebut terdapat hasil anaisis yang menunjukkan sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi dalam produksi ikan patin serta sumber risiko mana yang paling besar dampaknya terhadap usaha produksi ikan patin tersebut. Dewiaji (2011) yang meneliti mengenai Analisis Risiko Produksi Pembesaran Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di CV Jumbo Bintang Lestari Gunungsindur Kabupaten Bogor, Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sumber-sumber risiko produksi yang terdapat di CV Jumbo Bintang Lestari meliputi kualitas dan pasokan benih, mortalitas, kualitas pakan, penyakit, cuaca, dan sumber daya manusia. Metode Analisis Risiko Hasil penelitian Silaban (2011) menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi diperoleh nilai coefficient variation pada ikan discus, lobster dan maanvis masingmasing sebesar 0,41; 0,46; 0,44. Makna angka tersebut adalah bahwa setiap satu rupiah yang dihasilkan akan menghadapi risiko sebesar 0,41 untuk jenis ikan hias discus. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai coefficient variation ikan hias lobster lebih tinggi dibandingkan discus dan maanvis, artinya bahwa usaha budidaya ikan hias lobster memiliki risiko lebih tinggi dibanding ikan hias maanvis dan discus. Hal ini disebabkan karena tingkat mortality yang diperoleh rendah akibat dari proses budi daya yang relatif sulit serta kondisi iklim atau cuaca yang tidak dapat diprediksi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2011) hasil yang diperoleh adalah gambaran perbandingan peluang besarnya risiko produksi pada tiga jenis ikan hias pada perusahaan tersebut. Purwitasari (2011) memperoleh hasil berdasarkan metode nilai standar didapatkan nilai tertinggi dari keempat penyebab risiko operasional adalah risiko alam (48,4 %) dan nilai probabilitas terendah adalah risiko teknologi (0,05 %). Probabilitas risiko juga dihitung berdasarkan risiko setiap kejadian, bencana alam, kesalahan penggunaan kendaraan, dan kecelakaan merupakan kejadian yang memiliki probabilitas terbesar. Risiko proses merupakan risiko yang memiliki dampak atau kerugian terbesar yaitu Rp 7.464.425,27 dihitung menggunakan metode Value at Risk (VaR). Dampak terjadinya risiko juga dihitung berdasarkan risiko per kejadian. Penanganan tidak dilakukan dengan baik (kesalahan proses), kecelakaan, dan ketidaktelitian dalam melakukan sampling merupakan kejadian yang memiliki dampak terbesar. Dewiaji (2011) menunjukkan hasil analisis probabilitas dengan menggunakan metode nilai standar secara keseluruhan didapat angka 0,352 yang artinya kemungkinan CV Jumbo Bintang Lestari untuk memproduksi lele dumbo konsumsi lebih dari produksi normal, yaitu 20.901,71 kilogram adalah 0,352 atau 35,2 persen. Sedangkan hasil dari analisis dampak risiko dengan metode VaR didapat hasil Rp. 24.965.886,00, yang artinya CV Jumbo Bintang Lestari bisa yakin 95 persen bahwa perusahaan tidak akan menderita kerugian akibat kurangnya jumlah produksi ikan lele dari jumlah normal melebihi Rp. 24.965.886,00. Namun, ada kemungkinan 5 persen CV Jumbo Bintang Lestari menderita kerugian lebih besar dari Rp. 24.965.886,00. Strategi Pengelolaan Risiko Berdasarkan hasil perhitungan analisis strategi pengelolaan risiko pada PT. Taufan Fish Farm, strategi yang cocok diterapkan adalan strateg diversifikasi karena strategi dapat meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi tingkat mortality. Analisis selanjutnya yang dilakukan Silaban (2011) adalah penilaian terhadap alternatif strategi apa yang tepat bagi perusahaan terhadap ketiga jenis ikan hias yang diteliti tersebut Dalam penelitian Purwitasari (2011) juga dilakukan analisis strategi pengelolaan risiko yang dianalisis dengan metode analisis probabilitas risiko operasional dan analisis dampak risiko.Alternatif penanganan risiko operasional yang terjadi pada PT MMN dilakukan dalam dua strategi penanganan, yaitu preventif dan mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya risiko. Risiko alam, dan proses yang berada pada kuadran I dan II ditangani dengan membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur serta mengembangkan sumber daya manusia. Berdasarkan risiko per kejadian, bencana alam, kelalaian, dan pemilihan kendaraan yang salah berada pada kuadran I. ditangani dengan memperbaiki sistem dan prosedur. Strategi mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak risiko proses adalah dengan melakukan diversifikasi. Berdasarkan risiko per kejadian, risiko yang berada pada kuadran II dan IV adalah kecelakaan dan penanganan tidak dilakukan dengan baik. Penanganan tidak dilakukan dengan baik dapat ditangani 12 dengan diversifikasi. Cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak terjadinya risiko kecelakaan adalah dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak lain. Strategi lain yang digunakan sebagai alternatif strategi yang dilakukan adalah monitor, prevent at source, low control dan detect and monitor. Dewiaji (2011) menunjukkan hasil pemetaan dari masing-masing sumber risiko, diketahui bahwa kualitas dan pasokan benih termasuk dalam kuadran I yaitu dengan probabilitas dan dampak yang besar. Kualitas pakan dan penyakit termasuk dalam kuadran II yaitu dengan probabilitas yang kecil namun berdampak besar. Sumber risiko mortalitas dan sumber daya manusia termasuk ke dalam kuadran III dengan probabilitas besar dan dampak kerugian yang kecil. Dengan demikian, strategi penanganan untuk masing-masing sumber risiko dapat diketahui. Strategi preventif dilakukan untuk mengatasi risiko yang memiliki probabilitas besar yaitu sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan kuadran III. Adapun strategi preventif yang dilakukan yaitu produksi benih ikan lele dumbo, pengawasan produksi benih ikan bagi petani mitra, optimalisasi produksi benih, persiapan kolam, pemberian probiotik, pemberian vitamin, penanganan benih tebar, peningkatan keamanan lokasi budidaya. Strategi mitigasi dilakukan untuk mengatasi risiko yang memiliki dampak besar yaitu sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan kuadran II. Strategi mitigasi yang dilakukan yaitu menjalin kemitraan dengan pembudidaya benih ikan lele dumbo, sistem kontrak dengan petani pembenihan, melakukan pengukuran sampel ikan secara berkala, diversifikasi geografis, dan kerjasama dengan supplier pakan. Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap tiga jenis komoditi sehingga analisis risiko yang dilakukan adalah analisis terhadap sumber-sumber risiko dan strategi yang tepat untuk mengurangi risikopada komoditi tersebut. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2011). Perbedaannya terletak pada proses produksi ikan hias yang dilakukan, penelitian Silaban (2011) dan Wisdya (2009). Silaban menganalisis risiko produksi pembenihan, sedangkan pada penelitian ini proses produksi berupa pembesaran ikan hias pada ukuran tertentu. Selain itun metode analisis yang digunakan pun hampir sama dengan menganalisis usaha spesialisasi dan diversifikasi. Ada perbedaan dengan penelitian yang dilakukan Wisdya, perbedaan terletak pada komoditi dan tempat penelitian sedangkan metode analisis dan penanganan risiko yang dilakukan dalam penelitian ini hampir sama. Berdasarkan hasil analisis beberapa penelitian terdahulu sumber-sumber risiko yang dihadapi dalam produksi ikan hias adalah risiko SDM, risiko teknologi, risiko alam, dan risiko proses. Dalam pengukuran risiko, alat analisis yang banyak digunakan adalah coefficient variation, variance dan standard deviation. Pada penelitian ini akan berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena proses produksi yang dilakukan perusahaan dalam penelitian ini bukan merupakan kegiatan budidaya pembenihan, melainkan kegiatan pembesaran dari ukuran tertentu sampai pada ukuran jual, sehingga sumber risiko yang dihadapi mungkin akan ada penambahan atau pengurangan dari penelitian sebelumnya. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Risiko Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut diketahui atau dapat diestimasi. Risiko mengharuskan manajer sebagai pengambil keputusan untuk mengetahui segala kemungkinan hasil dari suatu keputusan dan juga peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Menurut Elton dan Gruber (1995) risiko merupakan sebuah kejadian atau peristiwa yang dapat merugikan perusahaan, hasil yang diperkirakan oleh perusahaan tidak sesuai dengan pencapaian perusahaan. Risiko ditentukan oleh besar atau kecilnya penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan. Semakin besar penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan maka risiko yang dihadapi perusahaan semakin besar. Sebaliknya, jika penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan semakin kecil maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut semakin kecil. Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan yang bernilai negatif. Pengelolaan sebuah bisnis tidak terlepas dari adanya ancaman suatu risiko. Beberapa ahli telah mendefinisikan makna risiko. Diantaranya adalah Kountur (2008) yang mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan.Terdapat perbedaan antara risiko dengan ketidakpastian. Debertin (1986) membedakan antara konsep risiko dan ketidakpastian. Dalam konsep ketidakpastian, faktor lingkungan, kemungkinan hasil, dan kemungkinan kejadian probabilitas terjadinya tidak dapat diketahui. Sedangkan dalam konsep risiko, antara hasil dan kemungkinan dari suatu kejadian dapat diketahui. Harwood et al. (1999) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup pertanian risiko tampak dalam kejadian-kejadian berikut: risiko produksi, risiko pasar atau harga, risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial. Risiko juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi adanya kemungkinan deviasi (penyimpangan) terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan. Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi, sehingga hasil yang diperoleh dalam sebuah investasi tidak diketahui dengan pasti.Para pelaku bisnis hanya dapat memperkirakan besarnya keuntungan yang diharapkan. Maka risiko dapat diartikan sebagai return yang diperoleh menyimpang dari return yang diharapkan. Hubungan antara return dengan risiko linear, artinya semakin besar return yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung. Pelaku bisnis yang mengharapkan dapat memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi maka harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula. 14 Sumber-Sumber Risiko Bisnis pertanian merupakan bisnis yang unik, karena sangat bergantung pada alam.Oleh karena itu, dalam bisnis pertanian banyak sekali risiko dan ketidakpastian yang harus dihadapi. Beberapa sumber risiko menurut Harwood etal. (1999) yang dihadapi oleh petani diantaranya adalah : 1. Risiko Produksi (Production or yield risk) Risiko produksi terjadi karena pertanian dipengaruhi oleh banyak peristiwa yang tidak dapat dikendalikan dan sering terjadi seperti cuaca termasuk curah hujan yang rendah atau terlalu tinggi, temperatur yang ekstrim, serangan hama dan penyakit, terlebih pada era globalisasi pada saat ini. Iklim dan cuaca banyak berubah dan sangat sulit untuk diprediksi. Untuk itu, diperlukan teknologi yang memiliki peran utama di dalam risiko produksi pertanian. Risiko produksi merupakan risiko yang sering kali dihadapi petani. 2. Risiko pasar atau harga (Price or market risk) Risiko pasar atau risiko harga berhubungan dengan adanya perubahan pada harga output maupun input yang dapat terjadi setelah melakukan kegiatan produksi. Risiko pasar atau risiko harga merupakan risiko yang juga sering dialami oleh petani. 3. Risiko kelembagaan (Institutional risk) Risiko kelembagaan disebabkan oleh perubahan-perubahan di dalam peraturan dan kebijakan yang mempengaruhi pertanian. Risiko tipe ini biasanya dinyatakan pada perubahan harga atau batasan produksi yang tidak diantisipasi untuk output maupun input. Sebagai contoh, perubahan peraturan pemerintah mengenai penggunaan pestisida (untuk tanaman budidaya) atau obat-obatan (untuk ternak) yang merubah biaya produksi atau keputusan suatu negera yang membatasi impor dari tanaman tertentu yang mengurangi harga tanaman. 4. Risiko manusia (human or personal risks) Petani juga menjadi salah satu subjek dari risiko manusia (humanorpersonalrisks) yang biasa terjadi untuk semua pelaku bisnis. Perubahan yang mengganggu bisa diakibatkan oleh suatu peristiwa seperti peristiwa kematian, perceraian, kecelakaan, atau gangguan kesehatan menjadi persoalan utama di dalam sebuah perusahaan. 5. Risiko keuangan (Financialrisk) Risiko keuangan berbeda dengan risiko bisnis yang diuraikan sebelumnya. Risiko keuangan diakibatkan oleh cara perusahaan memperoleh modal dan membiayainya. Sebagian besar petani tunduk pada fluktuasi pada tingkat bunga atas pinjaman modal atau menghadapi berbagai kesulitan cash flow jika tidak ada dana yang cukup untuk membayar kembali ke kreditur. Penggunaan pinjaman dana berarti bahwa suatu bagian return dari bisnis harus dialokasikan atau dipisahkan untuk pembayaran hutang. Risiko Operasional Pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan peluang usaha pada saat ini dan merupakan proses pengambilan risiko untuk mencapai tujuan usaha. Menurut Nandy (2010)5, macam-macam risiko yang mungkin terjadi dalam suatu kegiatan usaha diantaranya adalah: 1. Risiko teknis Risiko teknis merupakan risiko yang terjadi akibat manajer kurang mampu untuk mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan biaya produksi yang tinggi, perlakuan terhadap karyawan yang menyebabkan karyawan menjadi mogok bekerja, terjadinya kebakaran karena keteledoran, pemakaian sumbaer daya yang tidak seimbang, terjadinya pencurian karena kurangnya pengawasan, kerugian yang terjadi secara terus menerus karena biaya produksi tinggi namun harga jual tetap, penempatan karyawan yang kurang tepat sehingga menyebabkan penurunan produktivitas, perencanaan yang sudah dibuat tidak sesuai dengan design yang ada sehingga sulit untuk mengaplikasian rencana, dan ketidakpercayaan bank karena terjadi kredit macet. 2. Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku atau bahkan tidak laku di pasar.Hal-hal yang merupakan risiko bagi para pebisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual adalah karena teknologi yang berkembang, dan adanya kebijakan baru.Selain itu, risiko pasar yang lainnya adalah adanya persaingan. 3. Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak membayar pinjaman pada waktu yang telah ditentukan. 4. Risiko di luar kemampuan manusia Risiko di luar kemampuan manusia (force mayor) merupakan risiko yang terjadi di luar kuasa manusia seperti bencana alam. Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka memahami proses manajemen tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi yang di tetapkan oleh (Darmawi 2005). Manajemen risiko (Kountur, 2004) adalah cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko. 5 Nadya Nandy. 2010. Mengambil Risiko Usaha. Nadya-nandy.blogspot.com [3 Maret 2013] 16 Penerapan manajemen risiko pada suatu perusahaan akan memperoleh beberapa manfaat, diantaranya adalah : 1. Menjamin pencapaian tujuan Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat mencapai tujuannya dengan baik. Manajemen menggunakan segala cara yang baik dan benar untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi yang dapat diantisipasi sebelumnya, namun terdapat pula beberapa kejadian yangtidak dapat diantisipasi sebelumnya.Hal tersebut mencerminkan risiko dan ketidakpastian yang mungkin harus dihadapi perusahaan. Manajemen risiko merupakan salah satu cara untuk menangani masalah yang mungkin timbul yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian. 2. 3. 4. Memperkecil kemungkinan bangkrut Setiap perusahaan memiliki kemungkinan untuk bangkrut. Peusahaan yang menjalankan manajemen risiko dengan baik akan sanggup menangani berbagai kemungkinan yang mungkin merugikan sehingga memperkecil risiko kebangkrutan. Meningkatkan keuntungan perusahaan Adanya pengelolaan risiko yang dilakukan dengan baik, segala kemungkinan yang dapat mendatangkan kerugian bagi perusahaan dapat dikurangi sehingga biaya menjadi lebih kecil dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator kesuksesan sebuah perusahaan dalam melaksanakan manajemen risiko. Memberikan keamanan pekerjaan Proses Manajemen Risiko Kountur (2004) mengemukakan, untuk melakukan manajemen risiko terdapat serangkaian proses yang harus dilakukan agar kegiatan manajemen risiko dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam manajemen risiko adalah : 1. Identifikasi risiko Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen risiko adalah mengidentifikasi berbagai risiko yang ada pada suatu perusahaan.Sebelum risiko dapat ditangani dengan baik, manajemen perlu terlebih dahulu mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi di perusahaan dengan baik. Terdapat tiga hal penting yang harus diketahui dalam proses identifikasi risiko yaitu : a. Mengetahui dimana saja risiko berada Identifikasi risiko dilakukan pada suatu unti kerja yang memiliki tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Untuk mencapai sasaran tersebut, harus dilakukan beberapa aktivitas dan dalam setiap aktivitas tersebut akan ada manusia yang terlibat, barang-barang seperti mesin, bahan baku,dan sebagainya yang terlibat, dan kebijakan yang mengatur aktivitas tersebut. Sehingga risiko yang dihadapi perusahaan dapat berada pada manusia, barang, ataupun kebijakan.Terdapat dua kelompok barang yang dimiliki perusahaan, yaitu barang yang digunakan yaitu barang yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan yang terdiri dari barang tetap dan barang yang dapat dipindah-pindahkan.Selain itu, kelompok barang lainnya yang dimiliki perusahaan yaitu barang yang diperjual-belikan, yaitu barang yang diperdagangkan oleh perusahaan. b. Mengetahui penyebab timbulnya risiko Setelah mengetahui sumber timbulnya risiko, hal yang perlu diketahui selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab dari setiap kejadian yang menimbulkan risiko. Khusus untuk sumber risiko yang berasal dari barang dan manusia, terdapat tiga faktor penyebab terjadinya risiko, yaitu : 1. 2. 3. 4. Faktor fisik Beberapa risiko disebabkan oleh faktor fisik.Risiko yang ditimbulkan oleh faktor fisik dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu faktor fisik alam dan faktor fisik non alam.Faktor fisik alam disebabkan oleh faktor alam seperti bencana alam, sedangkan faktor fisik non alam adalah faktor fisik yang berhubungan dengan teknologi atau dengan benda-benda yang diciptakan manusia. Faktor sosial Faktor sosial pada umumnya berhubungan dengan kondisi dan tingkah laku manusia.Faktor sosial yang berhubungan dengan tingkah laku manusia dapat dibedakan menjadi dua sumber penyabab risiko, yaitu faktor sosial individu dan faktor sosial kelompok masyarakat.Faktor sosial yang bersumber dari individu umunya berhubungan dengan kompetensi dan moral.Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan, sedangkan moral berhubungan dengan tingkah laku dan tindakan seseorang.Selain berasal dari individu, risiko yang disebabkan oleh faktor sosial juga dapat berasal dari kelompok masyarakat, yaitu sekumpulan orang yang bersama-sama melakukan tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti demo atau mogok kerja. Faktor ekonomi Faktor ekonomi yang dapat menyebabkan risiko kerugian bagi perusahaan diantaranya adalah harga, suku bunga, dan nilai tukar mata uang.Kerugian yang disebabkan oleh faktor ekonomi biasanya dapat berdampak lebih besar dibandingkan dengan faktor fisik. Mengetahui metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan dan penyebab risiko. Terdapat beberapa metode untuk mengetahui keberadaan dan penyebab risiko, diantaranya adalah: A. Metode interaksi merupakan suatu cara yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan maupun penyebab risiko dengan cara berinteraksi dengan objek risiko. Dalam metode interaksi digunakan beberapa cara yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen. Observasi dilakukan dengan cara mengamati atau melihat objek yang 18 akan diidentifikasi. Wawancara dilakukan dengan berbicara dan bertanya kepada orang-orang yang kompeten untuk memberikan informasi mengenai keberadaan risiko yang berada pada unit kerja yang menjadi objek identifikasi risiko. Studi dokumen dilakukan dengan mempelajari berbagai laporan perusahaan untuk mengetahui kejadian apa saja yang dapat terjadi dan kemungkinan penyebabnya. B. Metode alur bagan yang dilakukan dengan menggambarkan alur kegiatan dari suatu pekerjaan sehingga akan dihasilkan aktivitasaktivitas yang dilakukan perusahaan untuk melakukan pekerjaan tersebut. Kemudian pada setiap aktivitas diidentifikasi barang, manusia, dan kebijakan yang terkait, serta kejadian yang dapat menyebabkan kerugian yang mungkin terjadi. 2. Pengukuran risiko Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan (deviation) terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber (1995) terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi (standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan (expected return). Jika nilai variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akan terjadi keputusan yang kurang tepat. Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yangdihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan ukuran coefficient variation, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga. 3. Penanganan Risiko Setelah seluruh risiko teridentifikasi dan terukur, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menangani risiko. Terdapat dua cara untuk menangani risiko, yaitu : Mengendalikan risiko (risk control); risiko dapat dikendalikan dengan beberapa metode diantaranya adalah : a. Menghindari risiko Perusahaan harus menghindari risiko apabila perusahaan tidak sanggup menerima konsekuensi kerugian yang ditimbulkan oleh risiko tersebut, manfaat dari risiko tersebut belum diketahui atau tidak diketahui sama sekali, tidak cukup informasi yang tersedia tentang kemungkinan dan konsekuensi dari risiko untuk dianalisis, tidak ada cara penanganan apabila risiko terjadi, dan status risiko sangat besar yaitu apabila kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga sangat besar. Alternatif terbaik dalam penanganan risiko apabila menghadapi situasi tersebut adalah menghindari risiko atau dikenal dengan strategi avoidance. b. Menghadapi risiko Risiko harus dihadapi apabila risiko dihindari perusahaan dihadapkan kepada risiko yang lebih besar, sehingga risiko kerugian juga besar.Selain itu risiko juga harus dihadapi apabila terdapat kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar, dengan menghindari risiko maka perusahaan tidak memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi risiko, yaitu mengendalikan risiko untuk membuat peluang terjadinya risiko menjadi sangat kecil dan mendanai risiko. Risiko dapat dikendalikan dengan beberapa cara, yaitu dengan melakukan pencegahan sebelum risiko terjadi dengan cara melakukan perbaikan fasilitas dan juga perbaikan sistem, serta dengan mengurangi kerugian yang timbul akibat adanya risiko. Pencegahan risiko hanya dilakukan apabila biaya yang dikeluarkan untuk mencegah risiko lebih kecil dari manfaat risiko. Strategi pengurangan risiko dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah dengan cara teknis yaitu pengurangan kerugian yang disebabkan oleh suatu risiko secara teknis, cara pemisahan yaitu dengan cara diversifikasi usaha atau portofolio investasi, cara penggabungan yaitu dengan melakukan merger, akuisisi, atau jointventure. Mendanai risiko (risk financing); pendanaan risiko dapat dilakukan dengan cara: a. Pengalihan Strategi pengalihan dilakukan dengan tujuan mengalihkan konsekuensi kerugian dari adanya suatu risiko dialihkan ke pihak lain. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengalihkan risiko diantaranya adalah dengan cara asuransi, hedging, factorial, leasing, outsourcing, dan kontrak. Asuransi paling efektif digunakan pada risiko yang mengakibatkan kerugian yang sangat besar.Sedangkan hedging pada umumnya digunakan untuk transaksi yang memiliki risiko terhadap adanya perubahan harga, mata uang, dan perubahan tingkat suku bunga.Beberapa transaksi hedging diantaranya adalah forwardexchangecontract, futurecontract, dan option. Factorial adalah istilah yang digunakan dalam keuangan yang merupakan suatu cara perusahaan untuk mengalihkan risiko kepada pihak lain dengan menjual piutangnya kepada pihak lain. Dengan menjual piutang kepada pihak lain, perusahaan akan memperoleh dua keuntungan yaitu memperoleh kas dan mengurangi risiko kredit tidak tertagih karena sudah dialihkan kepada pihak lain. Leasing merupakan cara perusahaan untuk mengalihkan risiko dengan menggunakan suatu barang dengan membayar sejumlah uang dalam periode tertentu tetapi tidak memilikinya. Oleh karena itu, apabila terjadi sesuatu pada barang tersebut 20 perusahaan tidak akan mengalami kerugian, karena kerugian atas barang tersebt ditanggung atau didanai oleh pemilik barang. Outsourcing merupakan cara perusahaan untuk mengalihkan risiko dengan membebankan suatu proyek untuk dikerjakan oleh pihak lain. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar tenaga kerja outsourcing dapat lebih kecil apabila pekerjaan tersebut dilakukan sendiri dan hasil yang diperoleh dapat lebih baik karena dikerjakan oleh pihak yang lebih mahir. Kontrak merupakan kesepakatan antara dua atau lebih pihak. Hal yang perlu diperhatikan dalam setiap kontrak yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak lain adalah pihak mana yang akan bertanggung jawab jika terjadi suatu risiko. Sistem kontrak dilakukan selama manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. b. Penahanan aktif Penahanan aktif adalah suatu cara pendanaan risiko dengan penyisihan sejumlah uang perusahaan secara aktif untuk dijadikan sumber dana untuk mendanai kegiatan perusahaan apabila terjadi suatu kejadian yang merugikan. Penahanan aktif efektif digunakan untuk risiko yang kemungkinannya kecil dan konsekuensinya juga kecil. c. Penahanan pasif Penahanan secara pasif cocok untuk risiko yang kemungkinannya sangat kecil dan konsekuensinya juga kecil. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu menyisihkan sejumlah dana untuk membiayai risiko. Perusahaan dapat mengambil dari kas kecil untuk membiayai risiko. Risiko Portofolio Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi. Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu hasil tertentu. Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas) yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari pengembalian atau risiko dapat dikurangi. Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut korelasi negatif. Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρij) mempunyai nilai maksimum positif (+1) dan minimum negatif satu (-1). Berapa kemungkinan korelasi diantara dua aset diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain. Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai (+1) atau memiliki korelasi positif diantara kedua komoditas yang digabungkan. Penilaian berupa peningkatan modal dalam budidaya ikan hias berupa peningkatan kualitas pakan dan penggunaan heather (pengatur suhu lingkungan budidaya). Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang akan diperoleh dengan tujuan meningkatkan besarnya penerimaan, dengan harapan risiko yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil. Kerangka Pemikiran Operasional Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia adalah pembesaran ikan hias dari ukuran kecil sampai ukuran siap jual. Komoditi ikan hias yang diusahakan terdiri dari berbagai jenis ikan hias, namun pada penelitian ini akan dibahas risiko produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Ketiga jenis ikan hias tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa ikan tersebut merupakan jenis ikan hias yang merupakan andalan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam penjualan ekspor ikan hias. Pembesaran ikan hias di lakukan dalam media akuarium dan kolam bak. PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam mengusahakan bisnisnya menghadapi kendala yakni risiko produksi. Sumber utama yang menjadi indikasi faktor penyebab terjadinya risiko produksi dalam bidudaya ikan black ghost, silver arowana, dan clown loach tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari budidaya, tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja pada usaha ini masih belum memadai dalam melaksanakan kegiatan proses produksi, khususnya pada saat pemeliharaan ikan dalam masa pembesaran ukuran kecil sampai ukuran jual. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami antara lain adalah jumlah produksi yang rendah dan kualitas hasil panen juga menurun. Rendahnya produksi tersebut berdampak terhadap pendapatan yang diterima oleh pihak PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Penelitian ini akan mengkaji analisis risiko produksi yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, dalam penelitian ini akan dilakukan proses pengkajian faktor penyebab risiko produksi yang terjadi dengan menggunakan data produksi pada masa lalu (data historis), kemudian melakukan identifikasi terhadap sumber-sumber risiko yang terjadi. Setelah sumber-sumber risiko 22 teridentifikasi, maka sumber risiko tersebut diukur dengan menggunakan alat analisis pengukuran risiko. Kemudian melakukan analisis risiko produksi untuk mengetahui tingkat risiko produksi usaha spesialisasi dan usaha diversifikasi tiga komoditi ikan hias yang yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dengan komoditas yang dikaji adalah ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Hasil analisis risiko portofolio tersebut akan digunakan untuk menentukan alternatife strategi dalam penanganan risiko yang dihadapi oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Untuk lebih jelas, alur pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1. Sumber Risiko Produksi Ikan Hias : 1. Cuaca dan Iklim 2. Kualitas Pakan 3. Serangan Penyakit 4. Human Error 5. Kualitas Air Fluktuasi Produksi Ikan Hias Clown Loach, Black Ghost, dan Silver Arowana di PT QHJAI Probabilitas Kejadian Expected Return Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang merupakan perusahan terbuka kerja sama antara Joe Aquatic Indonesia dengan Qian Hu Ltd. Singapura.Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini merupakan perusahaan eksportir ikan hias yang cukup besar di Bogor dengan omset penjualan yang besar tiap tahunnya. Selain itu, perusahaan ini sudah menggunakan system manajemen yang cukup modern, sehingga pandataan untuk kegiatan usaha sudah tercatat.Hal ini dapat memberikan kemudahan untuk penelitian ini dalam mendapatkan data yang dibutuhkan. Penelitian mengenai risiko produksi ikan hias ini akandilakukan selama April 2013 hingga Juni 2013. Kegiatan penelitian yang dilakukan mencakup kegiatankegiatan pengumpulan data untuk melengkapi kebutuhan proses pengolahan data, hingga penulisan hasil penelitian dalam skripsi. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder terdiri atas laporan produksi mulai dari laporan produksi bulan Januari 2012 hingga laporan produksi bulan Desember 2012 yang diperoleh dari PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Selain itu penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari beberapa literatur yang relevan dengan topik penelitian yang diperoleh dari Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga internet. Sedangkan data primer diperoleh melalui kegiatan diskusi atau wawancara secara langsung dengana pemilik dan karyawan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia untuk mengetahui kondisi bisnis ikan hias. Metode Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan secara langsung melalui metode wawancara di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dengan pemilihan waktu yang disesuaikan dengan kondisi produksi yang dilakukan. Pengumpulan data primer dilakukan ketika aktivitas produksi sedang berlangsung. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang dikumpulkan dari lapangan yang terkait dengan kebutuhan untuk menganalisis risiko produksi ikan hiasakan diolah dan dianalisis untuk dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Data yang terkumpul disusun dengan cara diedit, ditabulasi, dan dikelomppokkan berdasarkan indikator yang akan dianalisis. Data yang telah disusun kemudian diolah dengan alat bantu seperti kalkulator, dan software komputer seperti program Microsoftexcel. Setelah data diolah, output data kemudian dianalisis dan dinterpretasikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah secara kuantitatif maupun kualitatif (deskriptif). Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi risiko serta menghitung sumber-sumber risiko dan analisis risiko produksi ikan hias dengan pendekatan diversifikasi.Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk menyusun alternatif strategi yang digunakan untuk mengatasi risiko. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah metode penelitian untuk meneliti status kelompok manusia, kondisi, sistem pemikiran, maupun suatu peristiwa yang terjadi pada saat ini yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran sistematis mengenai fakta, sifat serta hubungan antar kejadian yang diamati.Analisis kualitatif dilakukan dengan 24 pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menganalisis pola manajemen risiko yang diterapkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dan menganalisis sumbersumber risiko dari kegiatan produksi ikan hias. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara, dan diskusi dengan pemilik dan karyawan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisai Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami oleh perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada setiap kondisi yakni tertinggi, normal, dan terendah. a. Nilai Harapan (Expected Return) Nilai harapan adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang diharapkan terjadi probabilitas (peluang) masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Nilai harapan merupakan besaran perolehan atau yang diperkirakan akan didapatkan kembali dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Nilai harapandapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha. Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan dengan menggunakan Expected Return. Rumus Expected Return dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995) : E(Rj) Keterangan : E(Rj) = Besarnya return yang diharapkan dari masing-masing komoditas Pj = Peluang dari suatu kejadian Rj = Besarnya return (tingkat survival rate dan penerimaan) b. Peluang (Probability) Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan harga mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan pengalaman dan faktor dari variabel-variabel yang mempengaruhi suatu kejadian yang akan dihitung nilai peluangnya. Peluang dari suatu kejadian pada kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan dengan mengobservasi kejadian yang sudah terjadi. Kejadian-kejadian tersebut kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas. Menurut Kountur (2008), dari sudut pandang empiris maka probabilitas dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang yang dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilai/angka yang terletak antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing event. Apabila nilai suatu peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti, peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Nilai peluang dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Peluang (P) = Keterangan : f = Frekuensi kejadian t = Periode waktu proses produksi Pada penelitian ini peluang yang dihitung adalah kemungkinan terjadinya risiko produksi dalam budidaya ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami perusahaan. Peluang yang ditentukan mencerminkan kemungkinan terjadinya risiko produksi pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam memproduksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Untuk menentukan berapa besar peluang yang akan terjadi maka perlu ditetapkan kisaran tingkat mortality ikan itu sendiri. Menurut Manajemen PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (2012), ikan yang dibudidayakan dalam kondisi yang kurang baik dengan lingkungannya sangat berpengaruh terhadap tingkat mortality yang akan terjadi. c. Variance Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995): σ12 Keterangan : σ12 =Variance dari return masing-masing komoditas Pij = Peluang dari suatu kejadian Rij = Return pada masing-masing kejadian Ři = Expected return dari masing-masing komoditas Berdasarkan nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut. d. Standard Deviation Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga 26 semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut: σi = 2 i Keterangan : σi2 = Variance atau penyimpangan dari masing-masing komoditas σi =Standard deviation dari masing-masing komoditas i = 1, 2, 3 (1= Black Ghost, 2= Silver Arowana, dan 3= Clown Loach) e. Coefficient Variation Coefficient variationdiukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai coefficient variationmaka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah sebagai berikut: CV = Keterangan: CV = σi = Ři = i = Coefficient variation dari masing-masing komoditas Standard deviation dari masing-masing komoditas Expected return dari masing-masing komoditas 1, 2, 3 (1= Black Ghost, 2= Silver arowana, dan 3= Clown Loach) Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Portofolio Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset. Diversifikasi yang dilakukan pada perusahaan adalah dengan membudidayakan ikan berbeda jenis yang sitem budidayanya cenderung sama. Komoditas yang dianalisis dalam kegiatan diversifikasi adalah kombinasi antara ikan clown loach,black ghost,dan silver arowana. Kombinasi yang dilakukan berdasarkan kriteria pola produksi ikan hias yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika investasi digunakan untuk dua aset maka variance gabungan dapat dituliskan sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995): σp2 = k2 σi2+(1-k)2 σj2 +2 k (1-k) σij Keterangan : σp 2 = Variance portofolio untuk investasi dua asset yang digabungkan σij k (1-k) i = Covariance antara investasi dua asset yang digabungkan = Fraction portofolio pada investasi asset i (yang pertama) = Fraction portofolio pada investasi aset j (yang kedua) = 1, 2, 3 (1= clown loach dan black ghost, 2 = clown loach dan silver arowan, serta 3= black ghost dan silver arowana) Covariance antara kedua aktiva 1 dan 2 menggunakan koefisien regresi yang dihitung dengan menggunakan persamaan analisis regresi sederhana sebagai berikut: ÐŽi = α+ βÐŽj Keterangan : ÐŽ= Penerimaan i = Clown Loach, Black Ghost j = Black Ghost, Silver Arowana α = Konstanta ( nilaiῨ = 0) β = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) Jika terdapat 3 aset yaitu X, Y dan Z. Bobot untuk ketiga asset adalah wx, wy dan wz dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wx + wy + wz = 1). Maka besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): E(rp) = Wx E(rx) + Wy E(ry) + Wz E(rz ) Keterangan: E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (X, Y dan Z) Wx = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset clown loach Wy = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset black ghost Wz = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset silver arowana E(rx) = expected return dari investasi asset clown loach E(ry) = expected return dari investasi asset black ghost E(rz) = expected return dari investasi asset silver arowana Besarnya varian gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut (Diether 2009): σ2(rp) = Wx2 σ2(rx) + Wy2 σ2(ry)+ Wz2 σ2(rz) +2 Wx Wy covar (rx, ry) + 2 WxWz covar (rx,rz) + 2 Wy Wz covar (ry, rz) Keterangan: σ2(rp) = Varian portofolio untuk investasi asset clown loach, black ghost, dan silver arowana 2 σ (rx) = Standar deviasi investasi asset clown loach σ2(ry) = Standar deviasi investasi asset black ghost 28 σ2(rz) = Standar deviasi investasi asset silver arowana Wx = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset clown loach Wy = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset black ghost Wz = bobot atau fraction portofolio pada investasi asset silver arowana covar (rx,ry) = covarian antara investasi clown loach dan black ghost covar (rx,rz) = covarian antara investasi clown loach dan silver arowana. covar (ry, rz) = covarian antara investasi black ghost dan silver arowana. Perhitungan besarnya fraksi portofolio pada penelitian ini berdasarkan alokasi investasi perusahaan yaitu banyaknya penggunaan akuarium untuk masing-masing komoditas clown loach, black ghost, dan silver arowana. Total akuarium yang digunakan oleh PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia untuk ketiga komoditas sebanyak 95 akuarium dengan ukuran 120x60x40cm. penggunaan akuarium untuk masingmasing komoditas adalah untuk ikan clown loach58 akuarium, ikan black ghost 17 akuarium, dan ikan silver arowana 20 akuarium. Pengalokasian investasi ini berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan sebesar 40 persen ikan clown loach, 40 persen ikan black ghost, 20 persen ikan silver arowana. Hal ini berdasarkan pada banyaknya permintaan terhadap ketiga jenis ikan tersebut, sehingga dilakukan pengalokasian sarana penampungan sesuai dengan target penjualan untuk memenuhi permintaan. Analisis Manajemen Risiko Analisis manajemen risiko produksi yang diterapkan berdasarkan penilaian pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan risiko produksi. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi penyebab-penyebab adanya risiko produksi, kemudian melakukan pengukuran risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi manajemen risiko yang diterapkan pada usaha pembesaran ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic indonesia. Proses dari manajemen risiko operasional dimulai dengan mengindentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Setelah semua risiko dapat teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengukur risiko-risiko yang telah terindentifikasi. Maksud dari pengukuran risiko adalah untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko dan seberapa besar konsekuensi dari risiko tersebut. Setelah setiap risiko terukur, kemudian langkah selanjutnya adalah bagaimana menangani risiko-risiko tersebut sehingga segala kemungkinan rugi dapat diminimalkan. Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi terhadap penanganan risiko, hal ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif manajemen risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga pada masa mendatang dapat menghindari kesalahan pengambilan keputusan dalam manejemen risiko. (Kountur 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakansebuah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis ekspor komoditi ikan hiasair tawar . PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia juga mengekspor komoditi tanaman hias air tawar, ikan hias air laut dan beberapa asesoris yang berasal dari karang. Perusahaan ini merupakan salah satu dari 13 perusahaan yang telah bergabung kedalam sebuah perusahaan grup internasional yang bernama Qian Hu Coorporation Limited yang berpusat di negara Singapura. PTJoe Aquatic Indonesia bergabung melalui proses kerjasama dalam bentuk permodalan yang disebut PMA atau penanaman modal asing.Negara yang bergabung dalam perusahaan ini diantaranya Singapura, Malaysia, China dan Thailand. Awalnya perusahaan ini didirikandengan namaLung Trading pada tahun 1994oleh Ir. Hendra Pranoto, MBA. Perusahaan yang beliau dirikan tersebut merupakan perusahaan yang bergerak dibidang impor bahan baku pakan ternak seperti, tepung ikan, tepung jagung,tepung bungkil kacang kedelai, vitamin, mineral dan lain-lain. Pada bulan November tahun 1998 perusahaan Lung Trading berganti nama menjadiAquatic Indonesia berbentuk Commanditaire Vennotschaap (CV). CVAquatic Indonesia terletak di daerah Perumahan Bogor Baru dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 10 orang. Modal awal untuk mulai menjalankan CV Aquatic Indonesia kurang lebih sebanyak Rp. 100.000.000,00. Jumlah modal tersebutmerupakan hasil gabungan modal dari Ir. Hendra Pranoto, MBA.dan istrinya yaitu Sherly Susila Darmawan. Pengambilan nama CV Aquatic Indonesia tersebut didasarkan atas bidang usaha yang dijalankan, yaitu bidang usaha ekspor hasil-hasil perikanan yang diambil dari perairan (aquatic). Pada tahun 2000CVAquatic Indonesia dipindahkan ke Jalan Cidangiang No.4 Bogor. Pada akhir 2004 CV Aquatic Indonesia berganti nama menjadi PTJoe Aquatic Indonesia yang berlokasi di Kampung Pasir Maung RT. 01 RW. 05No. 37, Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Sentul Selatan, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. MenurutBapak Hendra usaha ekspor ikan hias air tawar, ikan hias air laut, makanan ikan, coral dan zeolite/dolomite memiliki prospekyang menjanjikan.Dengan tersedianya sumberdaya alam di laut Indonesia yang berlimpah dan iklim yang mendukung, tentunya usaha ekspor komoditi perikanan tersebut dapat berkembang yang didukung dengan perkembangan dunia komunikasi melalui internet dan nilai tukar USD terhadap rupiah mencapai Rp 16.000.Pada bulan Februari tahun 2011 PTJoe Aquatic Indonesia bergabung dengan grup perusahaan Qian Hu. Tujuan perusahaan bergabung dengan perusahaan Qian Hu yaitu untuk memperluas pangsa pasar dan memperoleh konsumen baru. Kini perusahaan telah mendapatkan tambahan konsumen baru yaitu negara Rusia, Turki, Israel dan China. 30 Negara-negara tersebut merupakan konsumen besar dan potensial bagi perusahaan lain di luar negeri, termasuk bagi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sendiri. Sebagai perusahaan multinasional PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sampai saat ini berkembang menjadi perusahaan ekspor yang memiliki pasar yang mencakup empatbenua, yaitu Benua Asia (Singapura, Malaysia, Thailand, Cina, Jepang, Korea, Sri Lanka dan Israel), Benua Amerika (Kanada), Benua Australia (Australia Barat dan New South Wales) danBenua Eropa (Rusia, Turki, Swedia dan Swiss). PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki visi dan misi untuk selalu maju dan berkembang disemua aspek dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Adapun visi dari PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia, yaitu “ To Be Balance Eksport and Local Bussines”. Untuk mewujudkan visinya tersebut, PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki misi perusahaan sebagai berikut : 1 Menjadi Perusahaan Ekspor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Ketiga di Indonesia dalam Kurun Waktu Lima Tahun 2 Menjadi Perusahaan Impor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Pertama di Indonesia dalam Kurun Waktu Tiga Tahun 3 Menyeimbangkan cakupan pasar yang dimiliki, yaitu dengan proporsi 50 persen pasar dalam negeri dan 50 persen pasar luar negeri. 4 Meningkatkan nilai atau volume transaksi melalui kuantitas kiriman produk kepadakonsumensetiap bulan. 5 Meningkatkan frekuensi jumlah kiriman (shipment) setiap bulan. 6 Menstabilkan perusahaan dan menambah pasar baru bagi perusahaan. 7 Menghasilkan produk yang memiliki ciri khas dan berkualitas untuk para konsumen. 8 Meningkatkan dan memajukan perusahaan. 9 Mensejahterakan para karyawan. 10 Mengembangkan perusahaan melalui investasi dalam unit-unit usaha baru. 11 Turut menjadi perusahaan impor untuk komoditi peralatan-peralatan, aksesoris dan kebutuhan untuk hewan peliharaan sebagai. Organisasi dan Manajemen Perusahaan PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menerapkan struktur organisasi fungsional yang mengelompokkan setiap karyawannya untuk bekerja berdasarkan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam struktur organisasi seperti itu setiap manajer bertanggung jawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada dalam perusahaan, dimana fungsi-fungsi tersebut secara keseluruhan dilibatkan dalam pencapaian tujuan perusahaan atau dalam implementasi strategi. Struktur organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dapat dilihat pada gambar 3. General Manager Sales Manager Finance & Accounting Manager Staff Staff General Affair & HRD Manager Operational Manager Quality Control Staff Stocking Staff Packing Staff Purchase Manager Staff Gambar 2. Struktur Organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Sumber : PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, Maret 2012. Keterangan bagan : = Garisperintah atau komando =Garis koordinasi = Garis pelaporan Sumberdaya Perusahaan Sumberdaya perusahaan adalah semua kekayaan atau asset yang dimiliki perusahaan dan dipergunakan dalam setiap kegiataan perusahaan mulai dari kegiataan produksi, hingga kegiatan pemasaran. Sumberdaya yang dimiliki PT. Joe Aquatic Indonesia terdiri dari sumberdaya fisik, sumbedaya modal, dan sumberdaya manusia. Sumberdaya Fisik Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan dari seluruh asset perusahaan yang digunakan dalam kegiatan proses produksi hingga pemasaran. Sarana dan prasarana tersebut perlu di atur penempatannya sesuai dengan kebutuhan sehingga kegiatan perusahaan akan berjalan dengan baik dan efektif serta efisien. Sarana dan prasarana yang dimiliki PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia seperti tanah, dan bangunan, peralatan, perlengkapan produksi, perlengkapan kantor, dan perlengkapan penunjang lainnya. Sumberdaya fisik yang ada di perusahaan di tata dengan cukup baik sehingga memudahkan pelaksanaan kegiatan rutin perusahaan dan juga mengoptimalkan penggunaan lahan yang ada. Namun ada beberapa perlengkapan seperti akuarium, pompa air akuarium dan media filter yang penggunaannya kurang optimal karena tidak semua peralatan dan perlengkapan tersebut digunakan untuk kegiatan perusahaan. Contohnya seperti aquarium yang dibiarkan kosong, pompa air akuarium, dan media filter yang sebagian tidak terpakai. Adapun sumberdaya fisik yang dimiliki PT. Joe Aquatic Indonesia adalah sebagai berikut: 32 A. B. Tanah dan Bangunan Tanah yang dimiliki perusahaan sekitar 8.000 m², sedangkan yang digunakan seluas 4.000 m², luas bangunan yang digunakan 3.000 m² dan areal terbuka seluas 1.000 m². Luas tanah yang digunakan terdiri dari : 1. Farm Farm terdiri dari 4 (empat) bagian yang masing-masing memiliki luas 300 m², 100 m², 100 m², dan 80 m² yang memiliki fungsi yang sama. 2. Kantor Kantor memiliki fungsi sebagai tempat karyawan bekerja dalam mencari dan memasarkan produk PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. 3. Ruang Packing Merupakan ruangan yang dipakai untuk proses sebelum pengiriman yang meliputi kegiatan karantina hingga pengemasan. Selain itu dipergunakan sebagai gudang untuk menyimpan kardus, karet, lakban dan plastik untuk packing. 4. Bak penampungan Bak penampungan yang dimiliki perusahaan sebanyak 5 Unit. Bak penampungan digunakan untuk menampung air tandon dan air yang dialirkan ke akuarium-akuarium yang ada di farm. 5. Mess Karyawan Mess karyawan terbagi menjadi tiga yang mana untuk karyawan yang sudah berkeluarga, belum berkeluarga, dan kamar untuk tamu. Mess keluarga terdapat 3 rumah yang masing-masing telah difasilitasi oleh perusahaan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Gudang Gudang yang dimiliki perusahaan digunakan khusus untuk penyimpanan stereofoam dan plastik. 6. Ruangan Satpam Ruang tempat satpam merupakan tempat jaga dan peristirahatan satpam yang sedang bertugas seluas 3x4 m. Peralatan Peralatan yang digunakan oleh perusahaan antara lain: a. Generator Generator digunakan untuk mengantisipasi apabila aliran listrik padam, agar proses aerasi tidak terhenti. Generator yang digunakan bermerek Mitsubishi sebanyak satu unit dengan bahan bakar solar. Generator tersebut telah digunakan selama 10 tahun dan dibeli dengan harga enam juta rupiah. b. Mesin Pompa air Pompa air digunakan untuk mengalirkan air dalam bak pemanpungan yang terletak di luar farm. Ada tiga buah pompa air berkapasitas besar yang digunakan. Pompa air yang pertama digunakan untuk mengalirkan dari dalam bak penampungan air yang berada diluar farm langsung ke akuarium, pompa air yang kedua digunakan pada bak penampungan air di dalam farm hanya untuk mengaerasi, dan pompa air yang ketiga C. digunakan untuk mengalirkan air ke bak penampungan air tanaman. Pompa itu dibeli dengan harga yang bervariasi sesuai dengan kapasitasnya, yaitu berkisar antara delapan ratus ribu hingga empat juta rupiah. c. Blower Blower adalah mesin yang digunakan untuk mengalirkan air dalam bak penampungan dengan menggunakan tenaga listrik. Ada dua blower yang saat ini digunakan, yaitu blower yang berharga Rp 4.000.000,00 dan dengan harga Rp 7.000.000,00. Blower yang harganya lebih murah mempunyai kapasitas 20 titik, sedangkan yang harganya mahal mempunyai kapasitas sampai 500 titik. d. Timbangan yang dimiliki perusahaan ada dua jenis, yaitu timbangan duduk digital. Timbangan tersebut digunakan untuk mengukur segala sesuatu yang dibutuhkan perusahaan.timbangan yang digunakan untuk menimbang produk adalah timbangan digital. e. Heater Heater digunakan sebagai pemanas suhu air didalam akuarium untuk jenis-jenis ikan tertentu . Jumlah heater yang tersedia sebanyak delapan belas unit dengan harga @ Rp 45.000,00. f. Tabung Oksigen Tabung oksigen digunakan untuk mengisi oksigen pada waktu kegiatan karantina dan pengepakan. Tabung oksigen yang dibutuhkan sebanyak empat buah. g. Freezer Freezer digunakan untuk menyimpan es yang akan dipakai untuk pengiriman dan penyimpanan pakan cacing beku. Freezer yang digunakan sebanyak dua buah dengan perincian harga untuk Freezer yang besar harganya Rp 5.000.000,00 dan yg kecil seharga Rp. 1.500.000,00. h. Pompa elektrik Pompa elektrik digunakan untuk mengalirkan air dari bak ke bak penampungan air di dalam farm ke akuarium. Pompa elektrik yang dimiliki sebanyak dua untui yang dibeli dengan harga @ Rp 1.500.000,00. Perlengkapan Produksi Perlengkapan produksi yang digunakan terdiri: a. Akuarium Akuarium ini digunakan untuk tempat karantina ikan hias yang akan diekspor dan budidaya ikan hias. Jumlah seluruh akuarium yang digunakan yaitu sebanyak 416 unit dengan ukuran 120x60x40cm. Akuarium ini digunakan untuk tempat karantina ikan hias yang akan diekspor dan sebagai penampung ikan untuk distok. b. Rak Akuarium Rak akuarium yang digunakan untuk meletakan akuarium berbahan dasar kayu sehingga dapat tahan lama. Rak yang digunakan terdiri dari dua 34 c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. jenis yaitu rak yang dapat menampung 24 akuarium dan yang dapat menampung dua belas akuarium. Bak Plastik Bak plastik ini berbentuk kotak dengan ukuran besar. Bak ini digunakan untuk kegiatan menyortir ikan, menyiapkan larutan transfish untuk media karantina dan pengiriman, untuk tempat sementara cacing sutera bila baknya sedang dibersihkan. Jumlah bak plastik sebanyak delapan unit dengan harga Rp 45.000,00. Baskom Plastik Baskom plastic ini berbentuk kubus kecil. Baskom ini digunakan untuk mengambil ikan yang akan disortir dari akuarium, untuk mengambil cacing yang akan diberikan kepada ikan, dan untuk mendukung kegiatan bududaya lainnya. terdapa sepuluh unit baskom plastik dengan harga @ Rp 6.000,00. Selang Plastik Selang plastik ini digunakan untuk menyifom akuarium. Setiap jenis selang memiliki ukuran panjang 1 m.. Sendok Sayur Plastik Sendok plastik digunakan dalam kegiatan menyortir ikan. Jumlah sendok plastik yang dimiliki ada sepuluh unit. Dengan harga beli @ Rp 3.000,00. Serok Serok atau jaring kecil digunakan untuk mengambil ikan baik untuk disortir ataupun untuk dibuang karena mati. Ada sepuluh unit serok dengan harga beli @ Rp 5.000,00. Cutter Cutter digunakan untuk memotong kertas Koran dan memotong lakban pada saat proses packing. Ada lima buah cutter yang digunakan di farm ini. Harga belinya @ Rp 5.000,00. Bangku Plastik Bangku plastik yang dimiliki perusahaan terdapat dua jenis, yaitu bangku plastik tinggi dan pendek. Bangku plastik tinggi digunakan apabila karyawan akan mengambil ikan pada akuarium yang tinggi dan sulit dijangkau. Bangku plastik pendek digunakan untuk duduk karyawan pada saat menyortir ikan. Ada lima uit bangku plastik dengan harga beli @ Rp 5.000,00. Sepatu Boot Sepatu boot wajib digunakan oleh karyawan di farm ikan. Hal ini bertujuan agar melindungi karyawan saat beraktivitas di dalam farm ikan dari kuman kutu air yang berasal dari air yang kotor air bekas pengobatan ikan. Lakban Lakban digunakan dalam proses pengemasan ikan yang akan diekspor agar kemasan kuat dan tidak mudah koyak. Celemek Celemek digunakan agar baju karyawan tidak basah saat menyifon dan saat packing. Sumberdaya Manusia Dalam suatu perusahaan sumber daya manusia merupakan perencana pelaku, dan penentu dari keseluruhan aktivitas perusahaan serta merupakan penggerak aktivitas perusahaan. Organisasi terbentuk karena adanya aktivitas manusia. Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh pengelola yang baik dari aspek sumber daya manusia sehingga sumber daya tersebut dapat terkoordinasi terarah dan mampu bekerja secara efektif dan efisien. PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakan perusahaan yang berkapasitas ekspor dengan manajemen yang sudah profesional. Hampir keseluruhan manajemen dapat dikelola dengan baik oleh pimpinan perusahaan, salah satunya adalah manajemen sumber daya manusia. Perusahaan sangat selektif dalam perekrutan karyawan kualifikasi utama dalam perekrutan karyawn PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia adalah motivasi kerja yang tinggi. Hingga saat ini PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki karyawan lulusan sarjana dan diploma jumlah karyawan sebanyak 12 orang untuk manajemen dan admisitrasi, sedangkan untuk bagian farm perusahaan memiliki karyawan sebanyak 7 orang dengan lulusan SD sampai dengan SLTA. Meskipun pendidikan karyawan di bagian farm tidak tinggi, karyawan tersebut memuliki kemauan yang tinggi untuk selalu belajar dan kemampuan yang lebih dibandingkan karyawan pada umumnya. Dalam memperkerjakan karyawannya, perusahaan merekrut karyawan dari daerah sekitar. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar perusahaan dan membantu warga sekitar untuk memperoleh pekerjaan. PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memperkerjakan karyawan berdasarkan tingkatan usia, yaitu usia produktif. Usia sangat produktif dan usia kurang produktif. Usia produktif adalah golongan usia antara 46-65 tahun, usia sangat produtif adalah golongan usia antara usia 25-45 tahun, dan usia kurang produktif adalah golongan usiaantara golongan usia dibawah 25 tahun. Sumberdaya Modal Sumber daya modal merupakan sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan dan memperlancar usahanya. PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia mengkategorikan sumberdaya modalnya menjadi dua jenis, yaitu sumberdaya modal fisik dan sumberdaya modal kerja. Sumberdaya modal fisik yang dimiliki perusahaan berupa tenaga kerja yang terampil dan cekatan, sedangkan sumberdaya modal kerja yang dimiliki perusahaan, yaitu modal awal pada tahun 1998 yang dimiliki perusahaan berasal dari dalam keluarga sebesar Rp. 100.000.000,00. Pada awal tahun 2010 PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki asset sebesar Rp 6milyar. Asset yang dimiliki perusahaan tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan usaha, misalnya saja pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan suku cadang. 36 PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia telah menerapkan sistem pencatatan keuangan yang baik. Pencatatan keuangan tersebut menggunakan sistem komputerisasi, sehingga pencatatan keuangan tersebut dapat berjalan lebih cepat dan tepat. Pencatatan keuangan dilakukan sesuai dengan kaidah atau aturan ilmu akuntansi yang berlaku. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan akan dicatat dan diarsip dengan baik oleh bagian finance dan accounting. Pencatatan tersebut penting dilakukan agar setiap kegiatan keuangan yang terjadi dapat lebih terkendali, terperinci, jelas dan transparan. Sumber pendanaan perusahaan berasal dari para pemegang saham yang menanamkan sahamnya pada perusahaan Qian Hu yang berpusat di Singapura. Sistem pendanaan bagi setiap bagian di perusahaan menggunakan sistem pengajuan dana atau biasa disebut dengan budget request. Pengajuan dana tersebut dilakukan oleh masing-masing bagian dalam perusahaan, setiap satu minggu sekali. Sistem tersebut dilakukan bertujuan untuk dapat mengefisiensikan dan mengontrol setiap pengeluaran yang dibutuhkan. setiap pengeluaran dapat diefisiensikan. Dalam melakukan kegiatan operasional, perusahaan melakukan sistem pengajuan anggaran (estimasi) setiap satu minggu sekali. Bagian keuangan mendata segala kewajiban yang telah atau mendekati jatuh tempo beserta pengajuan anggaran untuk operasional perusahaan selama seminggu. Estimasi tersebut dapat cair apabila telah ditandatangani oleh General Manajer dan para pemilik saham. Unit Bisnis PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakn perusahaan perikanan yang bergerak pada unit bisnis penampungan dan pemasaran ikan hias air tawar dan air laut. PT. Qian Hu Jo Aquatic Indonesia menampung berbagai jenis ikan hias dengan berbagai ukuran sesuai dengan permintaan pasar. Aktivitas penampungan yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia meliputi pengadaan bahan baku atau input, peralatan, teknis dan teknologi produksi, teknis dan teknologi produksi, dan pemasaran ikan hias. Pengadaan Input dan Peralatan Pembelian ikan oleh bagian pembelian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan kiriman dan persediaan ikan di farm. Pembelian ikan dilakukan dengan cara pemesanan dan proses komunikasi dengan pemasok terlebih dahulu. Setelah pemesanan, maka ikan-ikan akan diantar oleh pemasok ke perusahaan atau diambil oleh bagian pembelian. Pengambilan ikan oleh staf pembelian dilakukan dengan cara mengambil ikan di lokasi pemasok, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tempat kesepakatan atau perjanjian kedua belah pihak atau lokasi kantor cabang jasa pengiriman barang. Pengambilan ikan dengan jumlah banyak dilakukan oleh staf pembelian bersama staf handling dengan menggunakan mobil box. Sedangkan pengambilan ikan dengan jumlah sedikit dilakukan oleh staf pembelian dengan menggunakan sepeda motor. Ikan-ikan yang diantar oleh pemasok ke lokasi perusahaan, biasanya diantar dengan menggunakan mobil atau motor. Teknis dan Teknologi Produksi Pemeliharaan ikan hias dengan baik, sangat penting dilakukan agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang terbaik bagi para konsumennya. Pemeliharaan ikan juga dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian pada ikan hias yang akan dikirim serta meningkatkan kesehatan ikan agar dinyatakan siap untuk dikirim. Pemeliharaandilakukan untuk semua jenis ikanhias yang dimiliki perusahaan, termasuk jenis ikan hias habitat alamyang memiliki cara pemeliharaan-pemeliharaan tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pemeliharaan ikan antara lain: 1. Kualitas air Ikan hias air tawar akan hidup dan tumbuh dengan baik dalam kondisi kualitas air yang baik. Kualitas air dapat dilihat dari segi kebersihan, kejernihan dan kandungan yang terdapat didalam air tersebut. Kondisi air yang ada di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia selalu diawasi dan diperiksa oleh staf QC bersama staf farm. Kondisi pH air yang ada di farm milik perusahaan berkisarantara 6,8 sampai 7,5. Kondisi pH tersebut sangat cocok bagi lingkungan hidup ikan-ikan hias yang ada di perusahaan. Suhu air yang berada di farm berkisar antara 25°C sampai 28°C. Kondisi pH dan suhu yang berubah-ubah tersebut diakibatkan karena perusahaan memiliki sumber air yang berbeda untuk setiap bagian farm. Apabila kondisi pH dan suhu berubah dengan drastis, maka staf QC akan segera melakukan penanganan. Penanganan yang dilakukan oleh staf QC yaitu, dengan memasukan 3 helai daun ketapang kering kedalam akuarium yang bertujuan untuk menurunkan pH air. Sedangkan untuk menaikan pH air, staf QC menggunakan pecahan koral dan klorin untuk dimasukan kedalam air. Untuk penanganan suhu air, staf QC menggunakan alat bantu yang bernama heater. Heater digunakan untuk menaikan suhu air, sedangkan untuk menurunkan suhu air dilakukan dengan cara menambahkan air baru kedalam akuarium. Staf QC memantau kondisi suhu air dengan melihat termometer yang ada didalam akuarium. Pengecekan kualitas air dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan testkit dan termometer. Untuk menjaga kejernihan dan kebersihan air, staf farm melakukan penggantian air secara keseluruhan atau sebagian yang dilakukan secara rutin yaitu 2 minggu sekali. 2. Kualitas ikan Kualitas dari ikan-ikan hias yang dipelihara di farm tentunya menjadi perhatian penting untuk bagian operasional. Sebab, kualitas ikan menjadi tolak ukur seberapa tinggi kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan. Kualitas ikan dapat dinilai dari tingkat kesehatan ikan, kelengkapan organ tubuh, bentuk ikan yang sesuai, warna ikan yang cerah, kulit dan sirip-siripnya yang sempurna. Ikan-ikanyang dipelihara selalu diawasi setiap pagi dan sore untuk mengetahui keadaannya. Pengawasan ikan dilakukan oleh staf QC dan staf farm di masing-masing bagian akuarium yang menjadi tanggungjawabnya. Pengawasan yang teratur, dapat menjaga kualitas ikan dan dapat meminimalisir kematian ikan yang disebabkan penyakit. Dengan minimnya tingkat kematian yang terjadi, maka angka IHL (in house lose) pada perusahaan akan menjadi minim pula. Angka IHL tersebut menjadi tolak ukur bagi manajer operasional dalam mencapai 38 targetnya dan hal tersebut merupakan salah satu bukti dari kinerja yang dihasilkannya. Kualitas ikan dapat dicirikan oleh kesehatan dari ikan-ikan yang dipelihara di farm. Ciri ikan hias yang sehat dapat dilihat dari warnanya yang cerah, gerakan renangnyalincah dan berenang dengan tidak menyendiri. Sedangkan ikan hias yang terjangkit penyakit, biasanya warna kulitnya pekat, gerakannya renangnya lamban, sirip atasnya menguncup, nafsu makan kurangdan selalu menyendiri di sudut akuarium. Ikan yang terjangkit penyakit, harus segera dipisahkan agar dapat ditangani dan dilakukan pengobatan serta agar penyakitnya tersebut tidak menular ke ikan-ikan lainnya yang berada di satu akuarium yang sama. a Menjaga kebersihan farm Kegiatan menjaga kebersihan farm wajib dilakukan oleh setiap staf farm. Sebab kebersihan farm dapat mencegah timbulnya bibit penyakit yang dapat merusak kualitas air dan kondisi lingkungan di farm. Kebersihan lingkungan farm juga dapat menunjang kenyamanan para staf farm dalam bekerja. Kegiatan kebersihan farm yang dilakukan seperti menyikat lantai dari lumut, membersihkan atau menyapu kotoran dan mengeringkan lantai dari air yang menggenang. b Menjaga kebersihan akuarium dan kolam bak Kebersihan akuarium dan kolam bak harus selalu dijaga dengan baik, sebab akuarium merupakan media untuk tempat hidup ikan-ikan yang dipelihara. Kebersihan akuarium dan kolam bak dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas ikan secara langsung. Kebersihan akuarium yang harus diperhatikan yaitu kebersihan kaca akuarium dari lumut atau kotoran yang menempel pada bagian luar maupun dalam kaca. Kaca akuarium bagian luar dibersihkan dengan cara mengelap kaca dengan menggunakan kain basah. Sedangkan kaca akuarium bagian dalam dibersihkan dengan cara menguras dan menyikat akuarium. Kolam bak dibersihkan dengan melakukan pengurasan dan penyikatan untuk menghilangkan lumut-lumut yang tumbuh disekitar dinding dan dasar bagian dalam serta dinding bagian luar kolam bak. c Penyimpanan Kegitan penyiponan dilakukan setiap hari pada semua akuarium dan kolam bak yang ada di farm, terkecuali untuk akuarium dan kolam bak yang berisikan ikan-ikan yang sedang dalam masa pengadaptasian dan pengobatan. Kotoran ikan disipon dengan menggunakan selang yang diameternya disesuaikan dengan ukuran ikan dalam akuarium. Panjang ratarata selang yang digunakan untuk proses penyiponan yaitu 2,5 meter. Ukuran selang harus lebih kecil dibandingkan dengan ukuran ikan yang ada dalam akurium. Pada ujung selang juga diberi jaring-jaring yang telah di potong sesuai dengan diameter selang, hal ini bertujuan agar ikan yang berada di akuarium dan kolam bak tidak ikut tersedot pada saat dilakukan penyiponan. Selang yang digunakan untuk menyipon akuarium dan kolam bak dibedakan menjadi 2 yaitu, selang untuk menyipon akuarium dan kolam bak yang berisi ikan yang sehat dan yang berisi ikan yang kurang sehat. Hal d e tersebut, bertujuan agar ikan yang sehat tidak tertular penyakit yang menyebar melalui selang. Proses penyimpanan dimulai dengan teknik untuk mengeluarkan air dari selang untuk pertama kali. Teknik tersebut antara lain dengan teknik menyedot selang dengan menggunakan mulut, teknik menarik selang dan teknik menutup selang. Teknik menyedot selang dengan menggunakan mulut dimulai dengan memasukan salah ujung selang ke dalam air di akuarium atau kolam bak, kemudian ujung yang lainnya disedot dengan menggunakan mulut hingga air dalam akurium atau kolam bak mengalir keluar. Tahap awal penggunaan teknik dengan menarik selang yaitu dengan memasukan selang kedalam akuarium atau kolam bak hingga ¾ dari panjang total selang yang digunakan. Kemudian ujung selang yang lainnya dipegang diatas pemukaan air, lalu ujung selang tersebut ditarik dengan cepat kearah lantai farm hingga air pun akan mengalir keluar. Sedangkan teknik dengan menutup selang yaitu dimulai dengan mengisi selang dengan air dalam akuarium atau kolam bak, kemudian kedua ujung selang diangkat keatas dan ditutup dengan menggunakan jari. Setelah itu, salah satu ujung selang diarahkan ke dalam akuarium atau kolam bak sedangkan ujung yang lainnya diarahkan ke lantai farm hingga air mengalir keluar. Penyiponan dilakukan dengan mengarahkan salah satu ujung selang ke dasar akuarium yang terdapat kotoran-kotoran, sehingga kotoran-kotoran tersebut dapat tersedot keluar. Penyiponan dihentikan setelah air yang tersisa yaitu 0,75 persen dari total volume akuarium pada saat awal. Kemudian penambahan air baru pun dilakukan hingga volume air dalam akuarium atau kolam bak kembali penuh. Pengurasan Pengurasan akuarium dan kolam bak dilakukan rutin setiap 1 minggu sekali. Tahapan awal pengurasan dilakukan dengan menyerok ikan dan memindahkannya dari akuarium atau kolam bak yang akan dikuras ke dalam akuarium atau kolam bak lainnya. Pengurasan dilakukan dengan cara mengeluarkan semua air dengan menggunakan bantuan selang dan pengki atau serokan plastik. Kemudian dasar dan dinding akuarium di sikat dan dilap dengan menggunakan spoon atau busa. Setelah itu, akuarium atau kolam bak dibilas dengan menggunakan air baru. Selain karena kegiatan rutin, pengurasan dilakukan dengan alasan karena akuarium atau kolam bak sudah terlalu kotor atau telah kosong karena ikan yang ada sudah dikeluarkan untuk dikirim atau tujuan yang lainnya. Setelah itu, akuarium disterilisasikan dengan menggunakan cairan atau bubuk Kalium Permanganat (PK) atau Kalsium Hipoklorit (kaporit). Proses sterilisasi tersebut dilakukan dengan cara mencuci akuarium dengan menggunakan bubuk atau cairan tersebut, kemudian membilasnya dengan air bersih. Setelah itu, akuarium dapat diisi air baru sampai penuh. Menjaga kebersihan peralatan farm Peralatan farm yang digunakan dalam pemeliharaan ikan meliputi heater, blower, aerator, selang oksigen, batu oksigen, selang sipon, busa 40 f g filter, termometer, saringan, pengki atau serokan plastik, bak sortir, centong sayur, serokan air, sepatu boot dan celemek. Peralatan farm seperti selang sipon, saringan, pengki atau serokan plastik, bak sortir, centong sayur, serokan air, sepatu boot dan celemek dibersihkan dengan menggunakan air bersih yang mengalir. Pembersihan peralatan tersebut dilakukan setiap hari setelah peralatan tersebut selesai digunakan. Sedangkan peralatan seperti, heater, blower, aerator, selang oksigen, batu oksigen, busa filter dan termometer dibersihkan pada saat pengurasan dilakukan dan kondisi peralatan tersebut sudah kotor. Peralatan-peralatan yang memiliki kontak langsung dengan ikan-ikan dan air akuarium atau bak kolam, proses pembersihannya dilakukan dengan cara disikat, dilap dan dibilas dengan air mengalir, kemudian disterilisasikan dengan menggunakan cairan desinfektan seperti, Kalium Permanganat (PK) atau garam. Pembersihan peralatan tersebut bertujuan agar kesehatan ikan dan kenyamanan kerja bagi staf farm dapat terjaga. Selain itu, peralatanperalatan tersebut menjadi terawat dan tidah mudah rusak. Pengisian stock card Stock card atau kartu persediaan merupakan form atau catatan harian mengenai data persediaan ikan yang ada di dalam suatu akuarium atau kolam bak. Kartu persediaan berada di setiap akuarium atau kolam bak dan harus diisi setiap hari oleh staf farm. Stock cardmenunjukkan data akuarium, tanggal masuk ikan, asal ikan atau keterangan pemasok, aktivitas ikan masuk dan keluar pada akuarium, jenis, jumlah dan ukuran ikan.Stock card juga memberikan informasi mengenai tingkat kematian ikan dari hari ke hari pada suatu akuarium atau kolam bak. Stock card juga dapat membantu manajer operasional dalam menganalisa fluktuasi kematian ikan dan menghitung IHL. Pemberian pakan Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 13.00 dan17.00 WIB. Tujuan pemberian pakan dengan jadwal tersebut yaitu agar ikan dapat tercukupikebutuhan makannya, mencegah timbulnya ikan yang sakit atau kurus. Pakan yang diberikan terdiri dari pakan utama dan pakan tambahan. Pakan utama yang diberikan yaitu berupa cacing sutera. Sedangkan, pakan tambahan yang diberikan yaitu berupa pelet udang, flag, cacing beku dan kutu air beku. Pemberian pakan diberikan tidak sekaligus dalam jumlah banyak, namun diberikan sedikit demi sedikit agar pemberian pakan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Banyaknya pemberian pakan disesuaikan dengan jenis, jumlah dan ukuran ikan pada suatu akuarium atau kolam bak. Pemberian pakan dilakukan dengan menggunakan jungkutan tangan. Untuk ikan yang berukuran besar, jumlahnya banyak dan jenisnya bersifat kanibal, jumlah pakan yang diberikan lebih banyak dibandingkan dengan ukuran ikan yang lebih kecil, jumlahnya sedikit dan sifatnya tidak kanibal. Pemberian pakan dilakukan sedikit demi sedikit agar staf farm dapat mengetahui kondisi nafsu makan ikan dan tidak meninggalkan sisa pakan yang terbuang karena tidak h i j dimakan.Hal tersebut dikarenakan selain pemborosan, pakan yang tersisa juga dapatmenjadi racun yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit. Standarisasi dan sortasi Standar perusahaan mensyaratkan bahwa setiap ikan yang dibeli dan dijual oleh perusahaan memiliki kualitas yang sangat baik. Standarisasi tersebut yaitu ikan tidak terjangkit penyakit apapun, ukurannya sesuai dan seragam, corak, bentuk dan warnanya normal atau sesuai dengan spesifikasi jenisnya, organ tubuhnya lengkap dan tidak cacat sedikit pun. Apabila ikan yang dibeli dari supplier tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka perusahaan akan membatalkan pembelian dari supplier. Sedangkan apabila perusahaan memiliki ikan-ikan yang tidak memenuhi standar, maka perusahaan tidak akan pernah menjual ikan tersebut kepada para konsumennya. Proses sortasi dilakukan setelah ikan dari supplier telah beradaptasi di akuarium atau kolam bak minimal selama 3 hari. Sortasi yang dilakukan yaitu sortasi berdasarkan ukuran ikan. Biasanya ikan yang selalu disortir yaitu ikan-ikan yang hidup dan berasal dari habitat alam seperti, ikan Clown loach (Botiamacracantha) dan Kalimantan tiger fish (Datnoides microlepis). Tujuan penyortiran yaitu untuk menyeragamkan ukuran ikan yang dipelihara sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk dengan ukuran yang tepat dan sama. Sehingga dengan itu, nilai jual ikan akan semakin meningkat. Selain itu, penyortiran dapat menghindari persaingan ikan yang berukuran kecil dengan ikan yang berukuran besar dalam mendapatkan makanan, saat ikan-ikan tersebut dipelihara. Proses aklimatisasi Proses aklimatisasi merupakan upaya atau tahap penyesuaian fisiologis ikan terhadap lingkungan atau tempat baru yang akan dimasukinya. Proses aklimatisasi perlu dilakukan untuk menghindari kematian ikan akibat stress. Proses aklimatisasi dilakukan terhadap ikan-ikan yang baru datang dari supplier, ikan yang dipindahkan tempatnya atau ikan yang akan dimasukan ke dalam akuarium yang baru dikuras. Proses aklimatisasi dilakukan pada akuarium atau kolam bak yang airnya telah didiamkan atau dipersiapkan terlebih dahulu minimal 3 hari sebelumnya. Ikan yang berada dalam kemasan plastik (bag) ditaruh atau dimasukan kedalam akuarium atau bak kolam dalam keadaan tertutup rapat. Kemasan plastik tersebut dibiarkan mengambang dipermukaan air selama kurang lebih 30 menit untuk proses penyesuaian suhu air. Setelah itu, kemasan plastik dibuka dan ikan dalam dituangkan secara perlahan ke dalam akuarium atau bak kolam. Pengobatan ikan Pengobatan ikan-ikan yang sakit ditangani oleh staf QC dan staf farm. Selain melakukan pengobatan ikan-ikan yang sakit bersama staf farm, staf QC juga bertugas memberikan pembelajaran mengenai penggunaan obatobatan ikan kepada staf farm. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan menerangkan macam-macam obat, fungsi obat, dosis obat dan cara pemberian obat. Staf QC terlebih dahulu harus mengetahui ikan mana yang 42 sedang sakit. Ikan yang sakit dapat diketahui dengan cara memeriksa kondisi ikan di akuarium atau bak kolam melalui penglihatan secara kasat mata. Sebab secara kasat mata, ikan yang sakit memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1. Sirip ikan bagian atas punggung selalu kuncup atau tidak mengembang. 2. Ikan sering menyendiri, selalu diam di sudut akuarium atau menempel pada heater. 3. Ikan bergerak atau berenang terlalu aktif atau tidak normal seperti berenang dengan menggelepar-gelepar. 4. Kulit tubuhnya berwarna tidak normal seperti berselaput dan menjadi gelap. 5. Nafsu makan ikan berkurang. 6. Terdapat bintik-bintik putih pada kulit tubuhnya. 7. Kulit tubuhnya terluka dan mengeluarkan darah. 8. Ikan bernapas secara tersengal-sengal dan sering berada pada permukaan air. 9. Ikan sering menggosok-gosokkan tubuhnya padadinding akuarium atau kolam bak. Selain pemeriksaan secara kasat mata, pemeriksaan dengan menggunakan bantuan alat mikroskop pun dilakukan oleh staf QC. Pemeriksaan dengan bantuan mikroskop tersebut bertujuan untuk memastikan dengan tepat jenis penyakit yang diderita oleh ikan. Tahap pemeriksaan ikan dengan bantuan mikroskop dilakukan dengan mengambil beberapa sample ikan yang akan diperiksa, kemudian memotong atau menggunting sirip ekor, insang dan kulitnya. Setelah itu, sirip ekor, insang dan kulit ikan tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Penyakit yang sering timbul pada ikan-ikan yang dipelihara, lebih banyak diakibatkan oleh adanya parasit, jamur dan bakteri yang menyerang ikan. Parasit yang sering menyerang yaitu seperti Ichthyothirius atau yang dikenal dengan White spot,parasit Trichodinadan Lernea (anchor worm atau cacing jangkar). Bakteri yang sering menyerang ikan dan menyebabkan ikan menjadi sakit yaitu bakteri Aeromonas hydrophilia. Sedangkan jamur yang sering menimbulkan penyakit pada ikan disebabkan oleh serangan Saprolegnia. Pengobatan dan penanganan ikan yang berpenyakit tersebut dilakukan secara berbeda-beda, tergantung pada jenis penyakit yang diderita ikan. Pengobatan tersebut dilakukan dengan memberikan jenis, dosis dan cara penggunaan obat ikan yang sesuai dengan jenis penyakit yang diderita ikan. Jenis obat-obatan yang sering dipakai oleh staf QC untuk proses pengobatan yaitu Enrofloxacine, Elbayou, Methylene blue, Oxytetracyclinedan garam ikan. Apabila terdapat ikan yang sakit, maka staf QC akan segera mengganti tanda kartu kondisi ikan yang ada didalam kantung pada setiap akuarium atau bak kolam. Kantung pada akuarium atau bak tersebut, diisi dengan tanda kartu kondisi ikan dengan warna merah dan segera dilakukan pengobatan. Setelah kondisi ikan membaik, maka kartu tanda kondisi ikan k diganti menjadi warna kuning. Tanda kartu kondisi ikan warna kuning menandakan bahwa ikan berada dalam masa pemulihan. Setelah ikan pulih dan kondisinya semakin membaik, staf QC akan mengganti tanda kartu kondisi ikan dengan warna hijau. Apabila tanda kartu kondisi ikan berwarna hijau, hal tersebut menandakan bahwa ikan dalam keadaan atau kondisi yang benar-benar sehat dan siap untuk dikirim. Setiap kegiatan pengobatan yang dilakukan oleh staf QC akan dicatat dalam kartu kendali pengobatan ikan. Kartu kendali pengobatan ikan menunjukan jenis penyakit yang diderita ikan dan pengobatan yang dilakukan. Kartu kendali tersebut juga menjadi acuan bagi staf farm dalam melakukan pemeliharaan atau perlakuan rutin ikan. Penanganan hama dan penyakit Penanganan hama dan penyakit penting dilakukan, karena hama dan penyakit merupakan salah satu faktor pengganggu kehidupan ikan-ikan yang dipelihara. Hama yang sering menjadi pengganggu yaitu kucing yang sering memangsa ikan-ikan yang ada didalam akuarium yang letaknya berada di bagian rak paling bawah. Penanganan hama yang dilakukan yaitu dengan memberi penutup yang terbuat dari plastik pada setiap bagian atas akuarium. Selain itu, staf farm juga selalu menutup pintu farm setiap meninggalkan ruangan farm. Penyakit yang sering menyerang ikan-ikan yang dipelihara di farm yaitu bakteri yang berjenis Aeromonashydrophila, parasit dengan jenis Ichthyophthirius multifilisatau white spot, Trichodina sp., cacing jangkar (Lernea cyprinaceae) dan jamur yang berjenis Saprolegnia sp. Setiap jenis penyakit yang menyerang ikan tersebut memiliki cara penanganan yang berbeda-beda. Berikut ini cara pengobatan ikan yang dilakukan oleh staf QC dalam menangani penyakit-penyakit tersebut : 1. Aeromonashydrophila Jenis bakteri yang sering menyerang ikan-ikan yang ada di farm yaitu Aeromonas hydrophila yang dapat menyebabkan pengelupasan sisik, pendarahan insang dan pembengkakan pada perut ikan yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian pada ikan. Ikan yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala-gejala seperti adanya ikan yang mati secara mendadak, berkurangnya nafsu makan, gerakan berenang yang tidak normal (berputar-putar di atas permukaan air), warna insang pucat, pembengkakan atau luka-luka pada tubuh ikan dan pemborokan pada mata ikan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan memuasakan terlebih dahulu ikan-ikan yang akan diobati, kemudian dengan memasukan serbuk obat antibiotik Enrofloxacine sebanyak 15 ppm dan obat Oxytetracycline sebanyak 5 sampai 10 ppm ke dalam air akuarium atau bak kolam. Selama masa pengobatan ikan-ikan tidak diberi makan atau dipuasakan agar proses pengobatan berjalan dengan efektif. Tindakan preventif atau pencegahan pun dilakukan dengan menjaga, memantau dan memeriksa kesehatan ikan secara kontinyu. 2. Ichthyophthirius multifilis atau white spot 44 Penyakit white spot atau bintik putih disebabkan oleh parasit denganjenis Ichthyophthirius multifilis. Penyakit white spot menyerang semua jenis ikan yang dipelihara di farm, terutama jenis ikan Black ghost (Apteronotus albifrons). Tanda-tanda ikan yang terjangkit penyakit ini yaitu terdapat bintik-bintik putih di seluruh bagian kulit tubuhnya. Biasanya pemeriksaan terhadap adanya gangguan penyakit ini dilakukan pada malam hari dengan cara mematikan lampu ruangan farm, kemudian dengan menyorotkan cahaya lampu senter ke arah badan ikan dalam akuarium atau kolam bak. Apabila ikan yang diperiksa terjangkit penyakit white spot, maka akan terlihat bintik-bintik putih yang berkilauan pada tubuh ikan. Tanda-tanda lainnya, yaitu pada sirip bagian atas ikan terlihat kuncup, nafsu makannya berkurang, selalu menggosokgosokan badannya ke dinding akuarium atau bak kolam dan gerakannya tidak lincah. Penyakit white spot ini dengan cepat dapat menyebar melalui air, lalu dapat menular ke ikan-ikan lainnya yang berada di satu akuarium atau bak kolam yang sama. Penyakit ini mudah berkembang biak dengan cepat, sehingga perlu dilakukannya penggantian air dan pemindahan akuarium atau kolam bak apabila penyakit ini telah mengineksi salah satu akuarium atau bak kolam. Cara pengobatan ikan yang terinfeksi penyakit ini, yaitu dengan menggunakan obat Methylene blue bermerk Blitz icth atau Raid-All dengan dosis sebanyak 10 ppm yang dimasukan atau diteteskan secara langsung ke dalam air akuarium atau bak kolam. Selain itu, dapat juga menggunakan garam ikan dengan dosis 3 sampai 5 ppt. Staf QC akan menuliskan tindakan pengobatan ikan sakit tersebut pada kartu kendali pengobatan ikan yang telah tersedia pada setiap akuarium atau bak kolam. Kondisi ikan terus diperiksa dengan memperhatikan respon ikan terhadap pemberian pakan, gerakan, kulit tubuh dan sirip bagian atasnya. Apabila ikan yang diobati memperlihatkan nafsu makan yang cukup tinggi, gerakannya kembali lincah, tidak ada bintik putih di kulit tubuhnya dan sirip atasnya kembali mekar, maka ikan tersebut dinyatakan kondisinya telah membaik. Ikan-ikan yang terus memperlihatkan kondisi tersebut, pada akhirnya dapat dinyatakan sembuh. Ikan-ikan yang telah sembuh tersebut akan segera dipindahkan ke tempat baru yang sebelumnya telah disiapkan. Masa pengobatan untuk jenis penyakit white spot ini yaitu paling cepat 3 hari. 3. Trichodina sp. Trichodiniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit Trichodina sp. Parasit Trichodinasp. tergolong kedalam ektoparasit yang sering menyerang ikan-ikan yang dipelihara di farm. Penyakit trichodiniasis menyebabkan timbulnya borok pada tubuh ikan yang terinfeksi, rusaknya sirip ikan dan terganggunya pernapasan ikan. Trichodina melekat pada tubuh ikan yang terinfeksi dan menyebabkan luka atau kerusakan pada bagian pelekatan tersebut. Penularan penyakit ini melalui kontak langsung dengan ikan atau melalui air yang telah terkontaminasi. Ciri-ciri ikan yang terserang Trichodina sp. yaitu warna tubuhnya terlihat pucat, produksi lendir yang berlebihan dan tubuhnya terlihat kurus. Diagnosis terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan memotong lembaran insang, kulit tubuh dan sirip ekor ikan, lalu dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis. Pencegahan terhadap wabah penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengendalian kualitas air, karena mewabahnya penyakit ini berkaitan dengan rendahnya kualitas air. Pengobatan ikan yang terserang penyakit ini dilakukan dengan pemberian obat Oxytetracycline, Methylene blue dan garam ikan. Dosis pemberian masing-masing obat tersebut yaitu Oxytetracycline dengan dosis 10 ppm, Methylene bluedengan dosis 10 ppm dan garam ikan dengan dosis 5 ppt. Cara pengobatan dilakukan dengan melakukan pemuasaan ikan terlebih dahulu selama 1 hari, pemberian heater dan tutup akuarium bagian atas. 4. Cacing jangkar atau Lernea cyprinaceae Cacing jangkar atau anchor worm (Lernea cyprinaceae) atau sering juga disebut sebagai kutu jarum merupakan parasit ikan yang berukuran besar sehingga dapat dengan mudah dilihat dengan mata telanjang.Jenis parasit inidisebut dengan cacing jangkar, karena bentuk tubuhnya yaitu bagian kepalanya seperti jangkar yang terbenam pada tubuh ikan. Bagian perut dan ekor parasit ini bergantung di tubuh ikan yang terinfeksi, sehingga parasit ini akan lebih mudah terlihat sedang menempel pada bagian tubuh ikan. Parasit ini biasanyalebih seringmenyerang ikan-ikan yang berada di kolam bak daripada di akuarium. Ikan-ikan yang sering terjangkit penyakit ini yaitu Red rainbow (Glossolepis incisus) dan Boesmani rainbow (Melanotaenia boesemani). Parasit ini menyerang bagian permukaan luar tubuh ikan seperti kulit ikan dengan tujuan untuk menghisap cairan tubuh ikan. Apabila mati, parasit ini akan meninggalkan bekas lubang pada kulit ikan sehingga akan terjadi infeksi sekunder oleh bakteri dan jamur. Parasit ini mengakibatkan kerusakan pada jaringan pernapasan, mata, ekor dan sirip. Penyebaran parasit ini yaitu, melalui kontak ikan, wadah dan peralatan pemeliharaan ikan yang tidak bersih. Ikan yang terinfeksi parasit ini pertumbuhannya akan lambat, sehingga menyebabkan ikan menjadi kurus. Pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat adanya tanda-tanda merah pada ikan, kurusnya ikan, melihat bagian bawah sirip ikan untuk memastikan apakah terdapat parasit tersebut atau tidak. Pengobatan ikan dilakukan dengan cara menaburkan garam ikan sebanyak 5 ppt pada kolam bak atau akuarium yang terinfeksi parasit ini. Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga kualitas air, salah satunya yaitu dengan selalu menjaga kebersihan air dan melakukan penggantian air secara rutin. 46 1 Proses karantina ikan Ikan-ikan yang akan dikirim kepada konsumen sebelumnya harus menjalani proses karantina terlebih dahulu. Tahap awal proses karantina tersebut yaitu dengan memuasakan ikan-ikan yang akan dikirim selama satu hari (24jam). Tujuannya agar ikan tidak mengeluarkan kotoran pada saat proses pengiriman, karena kotoran ikan dapat menjadi racun bagi ikan-ikan yang ada dalam kemasan. Ikan-ikan yang tercemar racun, akan sampai di negara tujuan dalam keadaan yang sudah mati. Sehingga pemuasaan ikan harus dilakukan untuk meminimalisasi tingkat DOA (death on arrival) yang terjadi. Kegiatan karantina juga penting dilakukan untuk dapat memeriksa dan memantau kondisi kelayakan ikan yang akan dikirimkan kepada para konsumen. Pada proses karantina ikan, staf penerimaan ikan dan karantina dapat melakukan pemeriksaan jumlah dan kualitas ikan yang akan dikirimkan. Adapun tahapan proses kegiatan karantina ikan yang dilakukan yaitu sebagai berikut : a. Pengisian wadah atau bak plastik untuk menampung air, lalucampurkan serbuk Elbayousebanyak 0,2 ppmdan aduk rata hingga air menjadi berwarna kekuning-kuningan. b. Siapkan baskom plastik yang memiliki lubang-lubangkecil pada bagian pinggirnya untuk jalan keluar air saat ikan dituangkan. c. Buka ikatan kantung ikan, lalu tuangkan ikan secara perlahan ke dalam baskom yang telah dipersiapkan. d. Masukan air campuran serbuk Elbayou tadi ke dalam plastik kemasan ikan sampai ½ tinggi kantung. e. Masukan ikan yang sudah berada di baskom, ke dalam plastik secara perlahan-lahan agar ikan tidak stress dan lompat. f. Buang sisa gas yang masih ada dalam plastik kemasan, lalu isi plastik dengan oksigen sampai ketinggian ¾ tinggi kantung. g. Ikat kantung ikan dengan menggunakan beberapa karet gelang sampai benar-benar rapat dan kencang. h. Tuliskan keterangan mengenai jenis dan jumlah ikan pada kantung plastik tersebut. i. Simpan kantung plastik yang berisi ikan tersebut di ruangan karantina dengan rapi dan teratur sesuai dengan daftar pengemasan (packing list) ikan untuk kiriman. 2 Pengemasan (packing) Pengemasan merupakan kegiatan penting yang perlu diperhatikan untuk menjamin kondisi dan mutu tampilan produk yang akan dikirim kepada para konsumen. Dalam kegiatan pengemasan ini diperlukan keterampilan, kecepatan dan ketepatan dari para staf operasional (tim packing)dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan pengemasan. Tim packing harus teliti dalam melakukan penggunaan ukuran plastik kemasan,volume air, oksigen, pengikatan, pengemasan kedalam boxstereofoam, pemasukan box ke kardus dan pemberian identitas box (box label) pada setiap kemasan. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk melakukan proses pengemasan, antara lain sebagai berikut : a) Persiapan alat dan bahan packing Persiapan packing dilakukan sebelum waktu packing berlangsung yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan packing. Alat-alat yang dipersiapan oleh tim packing untuk digunakan saat kegiatan packing yaitu, sepatu boot, celemek, timbangan, tembakan gas, baskom batu es, baskom untuk ikan, saringan, centong, bak sortir, kertas, spidol, pulpen, cutter atau gunting dan roll lakban. Bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan packing yaitu, box stereofoam, kardus, plastik kemasan (bag) ikan, air packing (air tandon), plastik dalam dan luar untuk box stereofoam, karet gelang, impulse sealer, koran bekas, gas oksigen, batu es, lakban, form timbangan dan box label. Persiapan alat-alat packing dilakukan sebelum waktu packing dilaksanakan, begitu pula dengan bahan-bahan untuk kegiatan packing. Bahan-bahan seperti, plastik kemasan ikan, box stereofoam dan kardus harus disesuaikan dengan jumlah dan ukuran yang diminta oleh bagian penjualan berdasarkan permintaan dari konsumen. Plastik kemasan ikan dibuat rangkap dan dibentuk kembali sisi bawahnya agar kemasan ikan tidak mudah bocor dan ikan dalam kemasan tidak terjepit di sisi bawah plastik. Kardus dibentuk dengan cara dilakban beberapa lapis pada bagian bawahnya dengan rapat. Staf packing membuat es batu untuk keperluan packing yaitu maksimal 2 hari sebelum jadwal packing berlangsung. Koran bekas digunakan untuk melapisi alas dan bagian samping box stereofoam, agar suhu dalam box stabil. Penggunaan koran bekas biasanya diperlukan untuk kiriman dengan tujuan negara yang letaknya sangat jauh atau kondisi negara tujuan tersebut sedang mengalami musim dingain. Setiap box stereofoam juga diberi plastik dalam, untuk melapisi bagian dalam box stereofoam. Pada proses persiapan ini juga, tim packing akan mengurutkan dan mencocokan ikanikan dengan daftar pengemasan (packing list) yang telah dibuat oleh bagian penjualan. Air tandon dipersiapkan oleh staf QC dengan jangka waktu 2 sampai 3 hari sebelum waktu packing berlangsung. Air tandon yang dibuat dibagi menjadi 2 yaitu, bak dengan air tandon yang dicampur obat MS-222 (Tricaine methane-sulfonate) dan EM-4 (Effective microorganisms 4) masing-masing dengan dosis 10 ml/liter. Air tandon dicampur dengan obat MS-222 atau EM4 minimal 6 jam sebelum proses packing berlangsung. Staf QC memastikan bahwa air yang dibuatnya memiliki pH dan suhu yang telah sesuai dengan SOP packing, yaitu suhu air memiliki pH 7 dan bersuhu 28°C. Staf QC memeriksa pH air packing dengan menggunakan pH tester dan memeriksa suhunya dengan menggunakan termometer air. Air tandon yang mengandung MS-222 digunakan untuk kirimankiriman dengan jarak yang jauh seperti kiriman ke negara Rusia dan 48 Turki. Sedangkan air tandon yang mengandung EM-4 digunakan untuk kesemua kiriman. Tujuan penggunaan MS-222 yaitu untuk membius ikan-ikan kiriman dengan tujuan untuk meminimalisasi kematian ikan pada saat berada diperjalanan. Tujuan penggunaan EM-4 yaitu untuk meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan meningkatkan kualitas air. b) Proses packing Proses packing memerlukan waktu 2 sampai 4 jam untuk proses pengemasan produk dengan jumlah 30-60 box. Proses packing dimulai dengan pengambilan atau pengangkutan ikan-ikan dalam bag yang sebelumnya telah diurutkan sesuai dengan packing list yang ada, ke bagian pengemasan ikan. Di bagian pengemasan ikan dilakukan penggantian air, bag, gas oksigen dan pengikatan. Sebelumnya staf packing, menyiapkan plastik dan mengisinya dengan air packing sebanyak 2 liter. Lalu, kemasan ikan dibuka untuk dituangkan secara perlahan ke dalam baskom penuangan ikan. Setelah itu, ikan dituangan kedalam bag dengan hati-hati dan perlahan agar ikan tidak melompat. Tim packing bagian pengemasan melakukan pembuangan gas sisa oksigen yang ada di dalam bag sampai habis, kemudian mengisikan bag tersebut dengan gas oksigen yang berasal dari tabung. Setelah itu dilakukan pengikatan bag dengan beberapa karet gelang agar ikatan menjadi lebih erat. Bag yang berisi ikan tersebut kemudian dimasukan kedalam box stereofoam yang disesuaikan dengan packing list yang ada. Setelah box stereofoam terisi hingga 4 sampai 6 bag, lalu box diberi kurang lebih 5 es batu yang ditempatkan dibagian sisi-sisi dan tengah box. Ukuran batu es yang digunakan yaitu ukuran plastik es mambo. Setelah itu, plastik lapisan dalam ditutup kemudian ditutup dan dilakban. Box dimasukan ke plastik bagian luar, lalu dimasukan kembali ke dalam kardus. Setelah itu, kardus ditutup dan dilakban dengan beberapa lapisan agar lebih rapat. Tahap selanjutnya yaitu tim packingmenuliskan nomor urut box pada setiap bagian tutup atas box, untuk kemudian selanjutnya dilakukan penimbangan. c) Penimbangan Penimbangan dilakukan dengan cara mengangkat box, ke atas timbangan digital untuk diukur beratnya. Penimbangan box sangat penting dilakukan karena berat total box sangat menentukan kesesuaian antara space cargo yang telah dipesan sebelumnyadengan space cargo yang benar-benar dibutuhkan untuk pengiriman produk. Karena apabila berat box tidak sesuai (lebih atau kurang berat) dari spacecargo yang telah dipesan, maka perusahaan akan terkena denda. Oleh karena itu, perusahaan menetapkan standar berat box yaitu setiap box harus memiliki berat rata-rata sebesar 20 Kg. Berat setiap box dicatat dengan baik di dalam form timbangan untuk dijumlahkan berat keseluruhan box yang dikirim ke konsumen. d) Pemberian label box Pemberian label box dilakukan pada saat seluruh box yang akan dikirimkan ke konsumen telah selesai terkumpul. Pemberian label box bertujuan untuk keperluan data produk yang digunakan pihak cargo, penerbangan dan karantina ikan. Selain itu, pemberian label pada setiap box digunakan sebagai identitas produk yang dikirimkan oleh perusahaan kepada konsumen.Label yang ditempelkan di setiap box yaitu, label kode penerbangan, kode agent cargo, keterangan isi jenis produk, nomor box, alamat dan nama perusahaan penjual serta pembeli. 3 Proses distribusi Proses distribusi produk ke tangan konsumen sangat panjang dan memakan cukup banyak waktu. Proses distribusi produk tersebut melibatkan beberapa pihak yaitu pihak perusahaan, agent cargo dan penerbangan (airlines). Proses distribusi produk yang dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu pengangkutan produk ke Balai Besar Karantina Ikan dan gudang bandara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Selatan. Perjalanan dari perusahaan hingga sampai di gudang bandara memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Produk yang telah berada di gudang bandara akan ditangani oleh agent cargo yang telah disewa oleh pihak perusahaan. Setelah itu, pihak penerbangan yang akan menangani produk milik perusahaan dari gudang ke pesawat terbang. Setelah berada di bandara negara tujuan, maka pihak airlines akan menangani produk untuk sampai ke karantina ikan yang ada di negara tersebut. Setelah itu, pihak konsumen yang akan mengambil produk dari karantina ikan ke tempatnya. Proses distribusi yang cukup memerlukan waktu banyak ini membutuhkan perhatian yang cukup, karena ketahanan ikan hias yang dikemas memiliki keterbatasan, sehingga penentuan waktu pengemasan sangat penting. Secara umum, proses distribusi tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3. Dilakukan oleh pihak perusahaan Perusahaa n Balai Besar Karantina Ikan Kantor Bea Cukai Gudang Barang Bandara Perjalanan Konsumen Karantina Ikan Luar Negeri tujuan Import-Export Administration Gudang Barang Bandara Dilakukan oleh pihak konsumen Gambar 3. Bagan alur distribusi ikan hias pada PT QHJAI Cargo agent dan airlines 50 a. Pengangkutan ke mobil Pengangkutan box ke dalam mobil angkutan (mobil box) dilakukan dengan hati-hati, mengingat produk di dalam box merupakan makhluk hidup. Pengangkutan box ke dalam mobil, dilakukan berurutan sesuai dengan nomor box dan disusun rapi agar dapat mengefisiensikan kapasitas angkutan. Perusahaan menggunakan mobil box milik perusahaan, apabila jumlah box yaitu maksimal 35 box. Sedangkan apabila jumlah box yang dikirimkan yaitu lebih dari 35 box maka perusahaan akan menyewa mobil box milik Raiser Cibinong, Bogor yang dapat mengangkut jumlah box hingga 60 box. b. Perjalanan ke bandara Proses distribusi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta Selatan dilakukan oleh staf handling. Staf handling juga membawa dokumen-dokumen untuk kebutuhan proses ekspor produk perusahaan yang dibawanya. Perjalanan menuju bandara harus tepat waktu, dikarenakan untuk mengantisipasi terjadinya ketertinggalan pesawat. c. Ke karantina ikan Ikan-ikan dalam box yang telah sampai di Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan (Bandara Internasional Soekarno-Hatta), akan diperiksa oleh staf karantina. Pemeriksan dilakukan dengan cara membuka beberapa box secara acak. Staf karantina akan menyesuaikan invoice karantina dan packing list dengan produk yang dibawa oleh staf handling. Pemeriksaan fisik dan laboratorium pun dilakukan untuk mengetahui bahwa ikan-ikan yang diekspor bukan merupakan jenis ikan yang dilindungi oleh pemerintah dan tidak membawa bibit penyakit. Di dalam kantor Balai besar Karantina Ikan, staf handling akan memberikan dokumen yang dibawanya yaitu HC (healt certificate for fish and fish products) dan COO (certificate of origin) untuk dicap dan ditandatangani. d. Ke kantor bea cukai Staf handling juga menuju kantor bea cukai yang masih berada di kawasan bandara untuk menyelesaikan permasalahan surat menyurat dan administrasi untuk melakukan kegiatan ekspor produk. Staf handling membawa dokumen-dokumen surat seperti NPE (nota pelayanan ekspor), SSPCPC (surat setoran pabean, cukai dan pajak), invoice bea cukai dan SL (statement letter) untuk diperiksa dan diverifikasi. e. Gudang Staf handling lalu menuju gudang barang di bandara untuk proses pengangkutan produk ke pesawat terbang. Box yang berada di mobil pengangkut lalu ditangani oleh agent cargo untuk diturunkan, kemudian ditimbang dan diberi label produk. Sementara itu, staf handling mengurusi dokumen-dokumen seperti, AWB (air waybill), HAWB (houseair waybill), consolidation cargo manifest dan invoice custom untuk diperiksa dan diverifikasi oleh pihak cargo agent. 4 Scanning dan pengiriman dokumen Setelah proses penanganan produk dan dokumen-dokumen di gudang bandara selesai, maka staf handling kembali ke perusahaan untuk melakukan proses scanning dan pengiriman dokumen-dokumen yang telah dicap, ditandatangani dan diverifikasi oleh pihak-pihak yang berkaitan. Semua dokumen yang berkaitan dengan produk, pengiriman dan perizinan ekspor dikirimkan melalui e-mail ke alamat e-mail milik konsumen. 5 Klaim atau tanggapan dari konsumen Klaim atau tanggapan dari konsumen mengenai produk yang dikirimkan oleh perusahaan biasanya dilakukan 3 sampai 5 hari setelah jadwal keberangkatan produk. Klaim atau tanggapan tersebut dinamakan DOA claim, yang didalamnya berisikan keterangan jenis dan jumlah ikan yang mati saat di perjalanan. Ikan-ikan yang tertulis dalam DOA claim, tentunya tidak akan diperhitungkan oleh pihak konsumen sebagai jumlah pembayaran yang harus dikirim ke perusahaan. Konsumen akan mengirimkan DOA claim tersebut dengan dilengkapi bukti foto-foto. Pemasaran (4P) Penjualan ikan hias yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia bertujuan untuk memenuhi permintaan luar negeri. Pembelian adalah importer dari berbagai Negara yang berminat membeli komoditas ikan hias air tawar khususnya Negara Australia. Dalam kegiatan pemasarannya PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memperhatikan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat variabel penting pemasaran., yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) pemasaran serta memenuhi segmen pasar yang dituju. Keempat variabel tersebut sangat berkaitan satu sama lain yang disesuaikan dengan kondisi pasar yang berubah-ubah de Negara tujuannya. a. Produk (product) Ikan hias air tawar yang ditampung oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang berjumlah 249 jenis ikan hias, yang disiapkan berdasarkan permintaan dari pihak importir Produk yang dihasilkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dikemas dengan plastic ukuran besar dan plastic ukuran kecil yang dirangkap agar tiak bocor. Ikan hias yang selesai dikemas dimasukkan kedalam box steorofoam. PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memperhatikan produknya dalam hal sebagai berikut: 1. Kesehatan Cirri ikan yang sehat adalah yang berwarna cerah (bercahaya), sirip ikan rapi, tidak ada kelainan dan mata tidak berselaput, serta tidak kelihatan lemas. Hal ini dapat ditentukan secara kasat mata pada saat ikan di sortir sebelum pengiriman, namun untuk membuktikan ikan itu sehat atau tidak 52 PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sudah memiliki miscroskop yang diperiksa oleh pihak QC (Quality Control). 2. Warna Ikan Warna ikan untuk standar ekspor adalah ikan hias yang berwarna cerah. Untuk menjaga kecerahan warna pada ikan hias, perlu adanya pemeliharaan ikan yang yang baik serta pemberian pakan yang sesuai dengan bobo pada saat penampungan. Tempat yang digunakan untu menampung ikan juga mempengaruhi warna dari ikan hias yang akan di ekspor. 3. Ukuran Perusahaan sangat memperhatikan ukuran sesuai dengan pesanan menurut ukuran biasanya 2 inchi untuk ikan botia. 4. Pengemasan Perusahaan melakukan pengemasan yang baik terhadap semua jenis ikan yang akan di ekspor. Kemasan yang digunakan telah sesuai dengan standar ekspor agar kondisi ikan pada saat pengiriman tetap terjaga dan tiba di Negara tujuan dalam kondisi yang sehat. b. Harga (price) Harga-harga yang ditawarkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia bervariasi berdasarkan jenis ikan, ukuran, dan tingkat kemudahan dalam memperoleh ikan hias. Biaya untuk pengiriman telah dicantumkan ke dalam invoice yang akan dibayarkan terlebih dahulu oleh pelanggan. Perusahaan menetapkan harga dengan menaikkan harga sebesar 100% dari harga yang diberikan oleh pemasok. Perusahaan juga memberi bonus kepada pelanggan dengan maksud untuk mempertahankan pelanggannya. c. Distribusi (place) Distribusi merupakan kegiatan pemasaran agar produk sampai kepada konsumen dengan cepat dan terutama saat dibutuhkan konsumen. Distribusi juga merupakan kegiatan yang mempermudah dan memperlancar produk dan jasa dari produsen dan konsumen sehingga penggunaannya sesuai ( jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu). PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menggunakan saluran pemasaran langsung untuk memasarka produknya. Pengiriman dilakukan dengan menggunakan mobil pick-up yang bekerja sama dengan perusahaan kargo penerbangan yang dikirim melalui bandara Soekarno-Hatta. Akses penghubung yang dekat dengan jalan tol sangat memudahkan proses pengiriman ke bandara. d. Promosi (promotion) Promosi yang dilakukan oleh perusahaan sebagian besar melalui fasilitasfasilitas internet. Peggunaan internet merupakan cara yang sangat efektif untuk mendapatkan konsumen yang jelas dari seluruh dunia. Perusahaan memiliki situs tersendiri yang telah terdaftar dalam komunitas internet. Selain itu perusahaan telah mendaftarkan situsnta pada mesin pencarian ( searching engine) seperti google, yahoo, dan lain-lain. Data dan informasi dalam situs yang ditawarkan selalu yang terbaru karena setiap minggunya pihak perusahaan selalu memperbaharuinya (update). Tanggapan dari masyarakat dunia sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya email dan faksimili yang diterima oleh perusahaan. Promosi juga dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran ikan hias di luar negeri setiap tahunnya dengan penyebaran brosur-brosur. Bentuk promosi lainnya dengan metode “personal selling”, yaitu dengan berkomunikasi langsung melalui telepon, faksimili, serta mengirim email kepada pelanggan. Selain itu pemilik perusahaan melakukan kunjungan ke luar negeri untuk memperbanyak relasi dan memperkenalkan lebih dalam mengenai perusahaan. Identifikasi Sumber Risiko Risiko produksi akan mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan, dengan demikian terjadinya fluktuasi dalam produksi yang dihasilkan oleh perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi adanya risiko dalam kegiatan produksi. Risiko produksi yang terjadi pada PT QHJAI disebabkan oleh curah hujan yang fluktuatif dan kualitas pakan serta penyakit yang sulit diprediksi. Risiko produksi ini menyebabkan produksi ikan hias menjadi rendah sehingga penerimaan perusahaan semakin kecil. Sumber-sumber risiko yang ada pada PT QHJAI dalam mengusahakan ikan hias antara lain 1) cuaca dan iklim; 2) kualitas pakan; 3) serangan hama penyakit. Faktor ini erat kaitannya dengan cuaca dan iklim, diamana saat musim hujan penyakit lebih rentan untuk menyerang ikan hias; 4) human error; 5) kualitas air. Faktor ini merupakan faktor utama pada usaha ikan hias, sehingga kualitas air harus sesuai dengan standar lingkungan hidup ikan hias. Adanya risiko produksi pada usaha ini ditunjukkan dengan adanya variasi atau fluktuasi survival rate yang diperoleh. Fluktuasi survival rate dipengaruhi oleh akumulasi dari sumber risiko yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Risiko produksi yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada komoditas ikan hias lown loach, black ghost, dan silver arowana. Penentuan risiko produksi pada penelitian ini didasarkan pada penilaian variance, standard deviation, dan coefficient variation yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian. Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi rata-rata produksi yang dihasilkan oleh masing-masing komoditas, berarti tidak berdasarkan nilai tertinggi, normal, ataupun terendah. Tabel 9 memperlihatkan nilai peluang yang diperoleh dari 12 kondisi kejadian yang terjadi pada dua komoditi yaitu ikan clown loach dan black ghost dan dari sepuluh kejadian yang terjadi pada komoditi silver arowana. Peluang kejadian komoditi clown loach dan black ghost berarti 1/12 untuk masing-masing kejadian, sedangkan silver arowana memiliki peluang kejadian 1/10 untuk masingmasing kejadian karena pada 12 periode produksi hanya melakukan 10 kali produksi. Rata-rata produksi masing-masing komiditas dapat dilihat pada Tabel 9. 54 Tabel 9. Data produksi ikan hias pada PT QHJAI tahun 2012 Periode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Clown Loach (ekor) 10,000 10,800 8,000 3,495 9,000 8,388 4,596 2,438 1,401 1,401 1,193 1,062 Black Ghost (ekor) 2,500 1,200 2,000 1,585 3,000 3,000 1,500 2,500 1,757 1,757 1,560 1,550 Silver Arowana (ekor) 177 350 500 1,254 840 758 747 634 270 0 0 259 Dari Tabel 9 dapat diketahui besarnya peluang kejadian untuk masing-masing komoditas dalam penentuan sumber-sumber risiko pada PT QHJAI. Rata-rata produksi dan penerimaan setelah diketahui peluang kejadian untuk masing-masing komoditi dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Peluang kejadian untuk masing-masing komoditas Komoditas Clown Loach Black Ghost Silver Arowana Rata-rata produksi (ekor) 5,148 1,992 482 Harga (Rp/ekor) Penerimaan (Rp) 7,388 5,700 34,000 38,033,424 11,354,400 16,388,000 Tabel 10 menunjukkan kondisi produktivitas dan pendapatan masing-masing komoditas. Pada tabel dapat dilihat produktivitas tertinggi pada komoditi clown loach karena produksi komoditas ini merupakan komoditas unggulan dari perusahaan. Kondisi produksi dan penerimaan masing-masing komoditas pada kondisi yang tidak stabil setiap bulannya. Adanya produksi dan penerimaaan yang berfluktuasi mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan penerimaan tertinggi, tidak sama setiap periode produksi. Hal tersebut mengindikasikan adanya risiko yang mempengaruhi tingkat produksi ikan hias di PT QHJAI. Ikan hias merupakan komoditi yang rentan terhadap kondisi lingkungan tempat ikan hias tunbuh. Pertumbuhan maksimal akan diperoleh apabila kondisi lingkungan ikan hias tersebut memenuhi standard an sesuai dengan karakteristik ikan. Kondisi suhu, cuaca, dan air menjadi faktor utama yang memperngaruhi pertumbuhan ikan hias. Untuk ikan hias dengan media tumbuh dalam akuarium selain faktor diatas, terdapat beberapa faktor lain yang mempongaruhi pertumbuhan ikan hias diantaranya kualitas induk, kualitas pakan, air, proses perawatan, dan stabilitas suhu6. Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko pada usaha budidaya ikan hias diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Kondisi Cuaca atau Iklim Kondisi cuaca dan iklim menjadi salah satu faktor munculnya risiko dalam produksi ikan hias, hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang sulit diprediksi. Menurut informasi di lapangan saat ini cuaca tidak dapat dikendalikan karena selalu berubah-ubah tidak sesuai dengan siklus normal. Kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan, cuaca yang buruk akan mengakibatkan ikan yang dibudidaya menjadi lambat pertumbuhannya. Pada dasarnya ikan hias di tampung di ruangan tertutup dengan menempatkan akuarium sebagai media lingkungan hidup ikan. Musim kemarau menjadikan suhu udara menjadi tinggi, hal ini berpengaruh terhadap suhu air di akuarium. Kemampuan ikan dalam penyesuaian suhu air di akuarium sangat terbatas sehingga menjadikan pertumbuhan ikan menurun. Sedangkan pada musim hujan, suhu lingkungan budidaya menjadi menurun dan berimplikasi terhadap suhu air di akuarium, akibatnya ikan tidak selera makan karena suhu yang berbeda dari suhu normal. Hal ini diantisipasi dengan penggunaan heater dalam akuarium yang berfungsi sebagai pengatur suhu, namun hal ini dirasa kurang efektif karena biaya yang dikeluarkan menjadi meningkat. Parameter kualitas air dilihat dari suhu air di media pemeliharaan dan pH air. Suhu yang baik untuk budidaya ikan hias clown loach, black ghost, dan silver arowana antara 27-280C, sedangkan pH normal untuk budidaya ikan hias di akuarium berkisar antara 7,0-7,5. Dilihat dari perkembangan produksi ikan hias yang dihasilkan PT QHJAI pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan produksi ikan hias mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan pada saat curah hujan tinggi produksi ikan hias akan menurun, kondisi ini terkait dengan perkembangan siklus curah hujan yang ada di Bogor. Penelitian Silaban (2011) menunjukkan bahwa kondisi cuaca yang tidak stabil akan mempengaruhi terhadap tingkat survival rate ikan hias. Pada komoditas ikan discus dan maanvis pada saat curah hujan tinggi, tingkat survival rate kedua jenis ikan tersebut rendah, sednagkan sebaliknya. Namun pada ikan lobster, tingkat curah hujan yang tinggi tidak mempengaruhi tingkat survival rate ikan tersebut. Kondisi cuaca dan iklim berbanding terbalik dengan yingkat survival rate ikan discus dan maanvis. Dengan demikian kondisi cuaca dan iklim cukup mempengaruhi tingkat survival rate ikan hias. 2. Kualitas Pakan Pakan alami merupakan salah satu jenis pakan yang digunakan dalam pembesaran ikan. Pakan alami biasanya diberikan dalam keadaan hidup, beberapa 6 http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php 56 diantaranya dalam bentuk segar dan berukuran sangat kecil sehingga cocok untuk larva dan benih ikan atau induk ikan hias yang berukuran kecil. Pakan alami yang diberikan pada kegiatan pembenihan ikan hias di PT QHJAI adalah cacing sutra, cacing darah beku (Bloodwarm), dan pelet. Pakan pelet dan cacing darah beku masing-masing diberikan untuk ikan silver arowana, sedangkan cacing sutra untuk pakan ikan hias clown loach dan black ghost. Perbedaan penggunaan pakan pada ketiga ikan hias tersebut didasarkan pada beberapa hal yang diperhatikan dalam pemilihan pakan alami yang diberikan harus sesuai dengan bukaan mulut ikan hias dan mudah dicerna, organisme pakan alami mudah dibudidayakan secara ekonomis. Frekuensi pemberian pakan untuk masing-masing jenis sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari berturut-turut mulai pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB, dan pukul 16.30 WIB. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan jenis ikan, sedangkan jenis pakan yang diberikan disesuaikan terhadap jenis ikan yang di pelihara. Pada pembeesaran ikan hias pemberian pakan selalu memperhatikan kualitas pakan karena sangat besar pengaruhnyna terhadap pertumbuhan ikan terlebih kepada kualitas warna , ukuran dan bentuk ikan. Ketersediaan pakan dalam budidaya pembenihan sangat mutlak dalam pembenihan, untuk memenuhi pasokan pakan tersebut pihak PT QHJAI mengambil kenijakan untuk membeli pakan dari pemasok. Pakan alami seperti cacing darah beku (Bloodworm) dipasok dari daerah sentra penghasil pakan alami seperti Bandung yang dikemas dengan berat satu kilogramyang terdiri dari sepuluh lempeng cacing beku dan kutu air per masing-masing kemasan, untuk menjaga kualitas kedua pakan tersebut maka pakan alami disimpan dalam freezer supaya tidak mencair dan busuk, sedangkan cacing sutera (Tubifex) diperoleh dari para pengumpul cacing yang berlokasi di Bogor. Sebelum digunakan, cacing ditampung dalam bak yang dilengkapi dengan aerasi dengan ketinggian air 15cm. Cacing sutera dipasok dari daerah Bogor dan diberikan pada ikan dalam keadaan hidup, pakan cacing sutera berguna untuk mempercepat pertumbuhan dan metabolisme ikan karena mengandung lemak yang sangat tinggi, kaya akan berbagai mineral dan protein sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ukuran ikan hias. Pakan yang diberikan telah melalui beberapa tahapan yang selektif namun sangat memungkinkan bahwa pakan alami terjangkit oleh bakteri dan virus sehingga tidak jarang sumber penyakit ikan tidak hanya berasal dari lingkungan budidayanya juga berasal dari pakan yang diberikan. Pakan yang buruk biasanya cepat mati dan tidak tahan lama, sehingga kualitas air menjadi buruk akibat dari degradasi pakan dalam air. Hasil penelitian Silaban (2011) pakan yang diberikan kepada ikan hias sangat mempengaruhi kualitas ikan yang diproduksi. Ada dua jenis pakan yang biasa digunakan dalam produksi ikan hias, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami sangat rentan membawa penyakit ikan, karena pakan jenis ini berasal dari alam sehingga harus dilakukan perlakuan khusus sebelum pakan ini diberikan pada ikan hias. Pakan buatan diberikan pada dengan memperhatikan frekuensi pemberian pakan, sehingga fungsi pakan tersebut dapat diperoleh secara maksimal. 3. Serangan Penyakit Secara umum penyebab timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat disebabkan tiga faktor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan pemeliharaan yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa penyakit. Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat, sebab bila salah satu faktor terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi. Untuk mencegah timbulnya penyakit, maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan harus dijaga agar tetap terhindar dari masuknya patogen pembawa penyakit. Kondisi tubuh ikan yang kurang baik dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya buruk. Kondisi ini dapat menyebabkan nafsu makan menurun yang akhirnya menimbulkan pergerakan pasif. Beberapa penyakit ikan di PT QHJAI yang sering muncul, diantaranya penyakit jamur, white spot, tricodina dan penyakit ich. Dalam mengendalikan penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek samping tindakan pencegahan juga tidak mememerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit. Upaya yang dilakukan oleh PT QHJAI dalam mencegah timbulnya penyakit dimulai dengan mengeringkan dan membersihkan akuarium/wadah pemeliharaan untuk memotong siklus hidup penyakit, menjaga lingkungan sesuai dengan lingkungan budidaya ikan, memisahkan ikan yang terjangkit penyakit dengan ikan sehat, memberikan pakan tambahan yang cukup dengan penambahan nilai gizi pada pakan, dan melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh ikan. Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir sebab selain mempunyai efek samping juga membutuhkan biaya yang besar. Beberapa tindakan pengobatan yang dilakukan oleh pihak PT QHJAI dalam pengobatan ikan yaitu: a. Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau obat ke wadah pemeliharaan ikan secara langsung dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. b. Treatment, yaitu dengan merendam ikan yang terserang penyakit ke dalam suatu larutan bahan kimia atau obat dengan dosis dan waktu yang telah ditentukan. c. Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang sudah dicampur obat dengan dosis tertentu pada ikan yang sudah terserang penyakit. d. Pengobatan langsung pada ikan yang terserang, yakni dengan mengambil ikan yang terserang kemudian dilakukan penanganan yang intensif. Dalam penelitian Silaban (2011) didapatkan bahwa serangan penyakit merupakan sumber risiko yang cukup besar dan dapat terjadi dalam berbagai fase hidup ikan hias, mulai dari fase telur sampai dewasa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat hidup ikan hias dan kondisi tubuh ikan tersebut. Pada peneletian ini disebutkan bahwa pencegahan dan pengobatan yang dilakukan pada ikan yang terserang penyakit masih dilakukan dengan cara yang tradisional. 4. Kelalaian Tenaga Kerja (Human Error) 58 Salah satu sumber daya perusahaan yang sangat penting adalah tenaga kerja atau karyawan. Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang digunakan perusahaan dalam aktifitas usaha. PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki tenaga kerja yang sesuai dengan jenjang keahlian yang dimiliki. Tenaga kerja dalam kegiatan produksi di PT QHJAI melakukan kegiatan perawatan ikan hias yang diusahakan. Proses perawatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat menentukan dalam bisnis ikan hias di PT QHJAI. Hal ini dikarenakan proses perawatan akan berpengaruh terhadap kualitas ikan hias yang akan di jual. Jika perawatan yang dilakukan kurang baik, maka kualitas ikan yang dihasilkan pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang terjadi dari tenaga kerja, PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menerapkan Standar Operating Procedures (SOP) yang bertujuan untuk memberikan deskripsi pekerjaan yang sesuai dengan jabatan yang di emban nya. Hal ini memberikan standar kinerja yang seharusnya dilakukan oleh para tenaga kerja. Tidak menutup kemungkinan adanya risiko kematian ikan hias disebabkan oleh kelalaian tenaga kerja. Saat pelaksanaan penelitian, penulis menyaksikan beberapa kejadian kelalaian tenaga kerja diantaranya, salah satu tenaga kerja perawatan lupa untuk memberikan selang aerasi dalam akuarium sehingga mengakibatkan semua ikan hias mati dalam akuarium tersebut. Selain itu, adajuga tenaga kerja perawatan yang memberikan pengobatan tidak melalui takaran pengobatan yang sesuai standar, sehingga mengakibatkan kematian pada ikan tersebut. 5. Kualitas Air Air merupakan media utama dalam usaha ikan hias, kualitas air yang digunakan dalam usaha ikan hias akan sangat mempengaruhi pada kualitas ikan hias yang diusahakan. Dalam lingkungan akuarium, kualitas air mengacu pada kandungan polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya untuk menunjang kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai.Ada lima syarat utama kualitas air yang baik untuk ikan hias, yaitu7 : a. Rendah kadar ammonia dan nitrit b. Bersih secara kimia c. Memiliki pH, kesadahan, dan temperature yang sesuai d. Rendah kadar cemaran organic e. Stabil Apabila kelima persyaratan tersebut dapat dijaga dengan baik, maka ikan yang dipelihara akan mampu menjaga dirinya sendiri dan terhindar dari berbagai penyakit. Standar kandungan air menunjukkan standar kualitas air untuk pemeliharaan ikan hias. Kandungan hara dalam air dapat mempengaruhi kondisi ikan hias selama pemeliharaan. Standar kandungan kualitas air yang baik untuk ikan hias dapat dilihat pada Tabel 11. 7 http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php Tabel 11 Kisaran normal kualitas air untuk akuarium air tawar No Kadar Standar 1 Amonia < 0,012 ppm 2 Nitrit < 0,2 ppm 3 Karbon Dioksida 0-10 ppm 4 5 Oksigen pH 3 ppm 6,5-9 ppm 6 KH (CaCO3) > 20 ppm 7 GH (CaCO3) Sumber : http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php >20 ppm Pada kenyataan nya kualitas air yang sesuai dengan standar tersebut cukup sulit untuk dijaga kestabilannya, karena air yang diperoleh di PT QHJAI berasal dari air sumur yang kualitas dan ketersediannya sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan iklim. Kondisi air di PT QHJAI memiliki fluktuasi kualitas setiap waktunya, sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan pada kualitas ikan yang di pelihara. Kualitas air yang kurang baik dapat mengakibatkan penyakit datang dengan mudah, sehingga dapat menjangkit ikan hias secara cepat. Suhu air yang rendah rentan mendatangkan penyakit seperti white spot dan jamur, penyakit-penyakit tersebut sering menyerang ikan hias clown loach dan black ghost. Selain itu, kebersihan dan pH air juga mempengaruhi kualitas air, jika pH di bawah rata-rata dan di atas rata-rata ikan akann mengalami susah bernafas dan biasanya langsung pada lemes, sehingga pH air dalam akuarium harus dijaga agar bisa stabil yaitu antara 77,5 ppm. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silaban (2011) menunjukkan bahwa sumber-sumber risiko produksi pada ikan hias manvis, lobster, dan discus adalah cuaca dan iklim, kualitas pakan, dan serangan penyakit. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil sebelumnya, namun pada penelitian ini ada beberapa sumber risiko tambahan yang dibahas yaitu faktor kualitas air dan human error. Analisis Risiko Setelah dilakukan pengukuran dan kejadian yang terjadi maka dilakukan penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang kejadian dari masing-masing komoditas. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah memperhitungkan risiko yang ada. Nilai expected return yang tertinggi merupakan nilai harapan yang nantinya diharapakan oleh PT QHJAI dalam pembesaran ikan hias, besarnya nilai harapan survival rate diharapkan sejalan dengan nilai 60 penerimaan yang akan diperoleh oleh PT QHJAI. Besarnya nilai expected return untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Penilaian expected return untuk masing-masing komoditas Komoditi Clown Loach Black Ghost Silver Arowana Harga (Rp/ekor) 7,388 5,700 34,000 Rata-rata SR (%) 87.06 96.03 80.75 Expected Return (Rp) 38,033,424 11,354,400 16,388,000 Tabel 12 memperlihatkan bahwa tingkat survival rate mempengaruhi penerimaan yang diperoleh. Harga komoditi juga cukup berpengaruh terhadap besarnya penerimaan yang akan diperoleh, tidak menutup kemungkinan harga suatu komoditas yang lebih tinggi dari komoditas namun tingkat survival rate nya rendah dapat memberikan tingkat expected return yang lebih tinggi. Hal tersebut juga terdapat pada penelitian Silaban (2011) yang mengungkapkan bahwa selain tingkat survival rate, faktor harga juga sangat mempengaruhi penerimaan yang akan diperoleh dari masing-masing komoditi. Pada penelitian tersebut hasil yang diperoleh penerimaan terbesar diperoleh pada komoditi lobster dengan tingkat survival rate 61,95 persen dengan penerimaan sebesar Rp 10.905.280, namun tingkat survival rate tersebsar didapat dari ikan maanvis yaitu 72,92 persen dengan penerimaan Rp 5.064.930. Risiko produksi tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalisir terjadi nya. Untuk meminimalkan risiko yang terdapat dalam proses pemeliharaan maka pihak PT QHJAI sebaiknya membuat perencanaan terhadap kegiatan produksi. Perencanaan produksi mulai dilakukan pada saat persiapan alat dan bahan untuk pemeliharaan. Perencanaan produksi yang dilakukan PT QHJAI untuk meminimalkan risiko produksi antara lain dengan melakukan diversifikasi komoditas yaitu dengan portofolio dimana dalam satu luasan wilayah (hatchery) diproduksi beberapa komoditas. Hal ini dapat meningkatkan produksi karena saling menguntungkan antara komoditas yang satu dengan komoditas lainnya. Akan tetapi, perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan sampai saat ini belum terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan yang intensif dalam proses produksi dan belum dijalankannya fungsi-fungsi manajemen dengan baik. Selain itu indikator untuk menyatakan keberhasilan suatu kegiatan produksi adalah hasil survival rate yang cenderung meningkat jika terjadi musim hujan. Analisis Risiko pada Kegiatan Spesialisasi Penilain risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dilihat berdasarkan tingkat penerimaan yang diperoleh dari ikan hias clown loach, black ghost, dan silver arowana. Penilaian risiko produksi dapat dihitung dengan menggunakan expected return, variance, standard deviation, dan coefficient variation. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Penilaian risiko produksi berdasarkan penerimaan pada ikan hias Komoditi Clown Loach Black Ghost Silver Arowana Penerimaan yang diharapkan Varian (Rp) 38,032,193 726,653,167,511,567 11,356,775 11,035,046,871,875 26,956,505 3,321,904 0.71 0.29 16,402,167 126,962,698,094,444 11,267,773 0.69 Standar Deviasi Koefisien Variasi Pada Tabel 13 dapat dilihat dari nilai variance menunjukkan bahwa ikan clown loach mempunyai nilai variance yang lebih tinggi dibandingkan dengan black ghost dan silver arowana yaitu sebesar 726 653 167 511 567. Demikian halnya dengan nilai standard deviation pada ikan hias clown loachmempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan dengan ikan hiasblack ghost dan silver arowana yaitu sebesar 26 956 505. Penilaian terhadap variance dan standard deviation dianggap kurang efektif dalam menentukan suatu strategi, oleh karena itu coefficient variation merupakan tolak ukur yang tepat dalam mengambil keputusan dan penentuan strategi yang tepat. Coefficient variation diukur dengan rasio standar deviasi dengan expected return. Nilai coefficient variation menunjukkan bahwa ikan hias black ghost mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan ikan hias clown loach dan silver arowana. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap satu rupiah yang dihasilkan ternyata ikan hias clown loach dan silver arowana menghadapi risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ikan hias black ghost. Semakin besar nilai coefficient variation maka semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi. Risiko produksi yang umum dihadapi dalam usaha ikan hias diantaranya, penyakit, kualitas pakan, suhu dan cuaca. Penggunaan pakan alami dalam usahaperikanan khususnya pembesaran jauh lebih rentan terhadap sumber penyakit jika dibandingkan dengan pakan bukan alami atau pelet, penyebab kematian ikan selain dari lingkungan yang tidak mendukung proses pemeliharaan juga dipengaruhi oleh penyakit yang bersumber dari pakan alami. Jika dihubungkan dengan besarnya tingkat survival rate yang diperoleh maka berdasarkan informasi di lapangan menunjukkan bahwa ikan clown loach lebih rentan terhadap cuaca serta penyakit dibandingkan ikan black ghost dan silver arowana. 1. Clown Loach Tabel 13 menunjukkan hasil analisis risiko ikan hias clown loach paling tinggi diantara ikan lainnya. Nilai penerimaan yang diharapkan yang diperoleh pun paling tinggi diantara kedua jenis ikan lai. Hal ini disebabkan, alokasi investasi untuk ikan ini lebih besar dibandingkan dengan yang lain, dari segi harga dan jumlah ikan yang diproduksi. Ikan clown loach memiliki permintaan yang cukup tinggi setiap 62 bulannya. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin besar penerimaan yang diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang dihadapi (high risk high return). Risiko yang terjadi pada ikan clown loach disebabkan apabila musim hujan tiba dengan curah hujan yang tinggi maka akan mengakibatkan suhu air lingkungan pemeliharaan menjadi berubah. Lingkungan yang buruk akan berimplikasi terhadap kesehatan ikan, umumnya ikan clown loach memiliki daya tahan tubuh rendah terhadap perubahan suhu. Selain itu, suhu yang tidak stabil akan mempengaruhi kualitas air yang berdampak pada pH dan tingkat kekeruhan air. Berdasarkan pengamatan di lapangan, ikan cenderung tidak makan jika suhu air menurun namun sebaliknya ikan akan makan jika suhu air meningkat karena ikan akan berusaha mengubah protein dalam tubuh menjadi energi untuk beraktivitas. Ikan clown loach sangat rentan terhadap kondisi cuaca yang berubah, karena saat tersebut ikan clown loach sangat rentan terkena penyakit white spot. Penyakit tersebut merupakan jenis penyakit yang menyerang darah ikan hias seperti ikan clown loach. Salah satu cara mengantisipasi hal tersebut terjadi, PT QHJAI melakukan penanganan intensif terhadap komoditas yang dibudidayakan yaitu dengan pemberian alat tambahan berupa heather yang berfungsi menjaga suhu air lingkungan budidaya tetap normal, namun hal ini dirasa kurang efektif karena biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan heather cukup besar. Selain alatnya mudah rusak juga memerlukan biaya istrik dalam penggunaannya oleh karena itu hal sederhana namun efektif juga dilakukan oleh PT QHJAI yaitu dengan melapisi dinding lingkungan pemeliharaan dengan plastik terpal untuk menjaga suhu lingkungan pemeliharaan tetap normal. 2. Black Ghost Hasil analisis risiko tumggal menunjukkan ikan hias black ghost memperoleh nilai penerimaan yang diharapkan paling rendah dengan nilai koefisien variasi paling rendah pula, hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil penerimaan yang diharapkan semakin kecil pula risiko yang dihadapi (low risk low return). Ikan hias jenis ini merupakan ikan yang tidak rentan terhadap suhu, namun ikan ini merupakan ikan yang sifatnya kanibal. Ikan ini rentan sekali untuk saling merusak ikan lainnya, sehingga jika ikan ini di tampung dalam akuarium dengan kepadatan yang tinggi maka akan mengakibatkan kematian. Namun, PT QHJAI sudah melakukan antisipasi terhadap kondisi tersebut dengan cara memberikan beberapa media untuk setiap ikan black ghostdapat bersembunyi, selain itu ikan ini juga menyukai suasana gelap dan PT QHJAI melakukan hal sederhana namun cukup efektif untuk memberikan suasana gelap terhadap ikan black ghost yaitu dengan cara menutupi akuarium dengan plastik hitam. Hal tersebut cukup efektif untuk meminimalisir risiko kematian pada ikan black ghost. 3. Silver Arowana Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, ikan silver arowana merupakan ikan yang cukup kuat terhadap perubahan suhu serta penyakit, namun ikan ini menyita biaya yang cukup besar dalam pembesarannya karena ikan ini kebutuhan pakannya cukup banyak dan cukup mahal harganya. Pakan ikan silver arowana adalah bloodworm beku dengan harga Rp 20.000 per lempengnya dan kebutuhan pakan setiap harinya untuk satu akuarium ikan silver arowana sebanyak 2 lempeng. Maka dari itu, harga jual ikan ini cukup tinggi untuk menutupi biaya produksi yang dikeluarkan. Penyakit yang sering menyerang ikan silver arowana adalah penyakit aeromonas, yaitu penyakit yang menyerang bagian perut ikan. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Silaban (2011), diperoleh nilai analisis risiko tunggal pada ketiga komoditas ikan hias yang didasarkan penerimaan masing-masing komoditas yang bervariasi. Ikan lobster memiliki nilai koefisien variasi paling tinggi, hal tersebut disebabkan tingkat survival rate yang rendah karena saat produksi lobster kualitas pakan alami sangat mempengaruhi survival rate lobster. serta adanya biaya yang dikeluarkan untuk budidaya relative lebih besar. Begitu juga dengan komoditas ikan hias clown loach pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang memperoleh nilai risiko paling tinggi karena ikan ini rentan terhadap kindisi cuaca dan kualitas pakan yang sangat rentan mendatangkan penyakit pada ikan clown loach. Analisis Risiko pada Kegiatan Diversifikasi Risiko produksi masing-masing komoditas yang dijelaskan pada uraian sebelumnya menggambarkan risiko yang dihadapi perusahaan pada masingmasing komoditas yang diusahakan. PT QHJAI melakukan kombinasi dari beberapa kegiatan usaha tersebut yang disebut dengan diversifikasi. Dengan pengusahaan secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan dengan risiko portofolio. Analisis perbandingan risiko produksi yang dilakukan berdasarkan hasil return yaitu dari penerimaan yang diperoleh. Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua komoditas dan tiga komoditas berdasarkan penerimaan. Risiko portofolio dari kombinasi dua aset yang dihitung adalah diversifikasi clown loach dan black ghost, clown loach dan silver arowana serta black ghost dan silver arowana. Risiko portofolio dari kombinasi tiga aset yang dihitung yaitu diversifikasi clown loach, black ghost dan silver arowana. Perhitungan risiko portofolio membutuhkan fraction untuk setiap komoditi yang akan digabungkan, fraction portofolio yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Nilai Fraction untuk Setiap Komoditi Fraction / Bobot Portofolio (%) Kombinasi Komoditi Clown Loach+Black Ghost Clown Loach+Silver Arowana Black Ghost+Silver Arowana Clown Loach+Black Ghost+Silver Arowana Clown Loach Black Ghost 60 60 40 60 Silver Arowaa 70 40 30 20 20 64 Pada perhitungan risiko portofolio besarnya nilai risiko dibutuhkan nilai covarianceuntuk tiap gabungan komoditi, nilai covariance tersebut diperoleh melalui analisis regresi yang dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan risiko portofolio clown loach, black ghost dan silver arowana pada PT QHJAI dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Penilaian risiko portofolio berdasarkan penerimaan pada komoditi Risiko Portofolio Diversifikasi Ikan Hias CL+BG CL+SA BG+SA CL+BG+SA Expected Return (Rp) 21,406,841 22,026,942 12,870,393 23,036,020 Varian 120,237,123,675,725 120,237,123,675,726 16,833,815,795,719 123,108,622,225,128 Standar Deviasi 10,965,269 10,965,269 4,102,903 11,095,432 Koefisien Variasi 0.51 0.50 0.32 0.48 Keterangan : CL = Clown Loach BG = Black Ghost SA = Silver Arowana Pada Tabel 15 dapat dilihat perbandingan risiko portofolio yang dihadapi PT QHJAI jika mengusahakan dua kombinasi dan tiga kombinasi usaha pembesaran ikan hias clown loach, black ghost, dan silver arowana. Setiap kombinasi usaha yang dinalisis memperoleh nilai koefisien variasi yang berbeda yang menunjukkan besarnya risiko yang dihadapi kombinasi usaha tersebut. Berdasarkan nilai coefficient variation pada portofolio dua komoditas berdasarkan penerimaan adalah gabungan black ghost dan silver arowanamemiliki risiko terendahyaitu sebesar 0.32 dibandingkan dengan gabungan dua komoditas lainnya. Berdasarkan informasi di lapangan bahwa pemeliharaan silver arowana dan black ghost tidak terlalu sulit. Sedangkan nilai koefisien variasi tertinggi pada kombinasi ikan clown loach dan black ghost. Menurut informasi di lapangan, pemeliharaan ikan clown loach sangatrentan terhadap perubahan cuaca dan penyakit. Hal ini terlihat dari tingkat kematian yang cukup tinggi setiap bulannya dari komoditi tersebut. namun demikian tingkat toleransi ikan clown loach terhadap perubahan iklim lebih rendah dibandingkan denganblack ghost. Karena pada saat musim hujan perubahan air dilingkungan pemeliharaan akan berubah dari keadaan normal. Dari table diatas nilai koefisien variasi terendah pada kombinasi ikan black ghost dan silver arowana yaitu sebesar 0.32, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usaha diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi. 1. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach dan Black Ghost Kombinasi dua komoditas ini memperoleh nilai expected returnsebesar Rp 21 406 841 lebih tinggi dari kombinasi ikan black ghost dan silver arowanatetapi lebih rendah dari kombinasi ikan clown loach dan silver arowana serta kombinasi ketiga jenis ikan. Nilai koefisien variasi kombinasi kedua ikan ini sebesar 0,51 dan merupakan nilai tertinggi diantara kombinasi yang lain. Nilai expected return dan koefisien variasi yang tinggi menunjukkan bahwa high risk high retunr. Hasil analisis risiko diversifikasi menunjukkan nilai koefisien variasi kombinasi kedua jenis ikan ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai koefisien variasi pada analisis risiko tunggal. Nilai yang diperoleh memiliki selisih yang cukup signifikan sebesar 0,20 yaitu dari 0,71 menjadi 0,51. Hal ini menunjukkan bahwa upaya diversifikasi yang dilakukan PT Qian Hu joe Aquatic Indonesia dapat mengurangi risiko produksi. 2. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach dan Silver Arowana Diversifikasi komoditas ikan clown loach dan silver arowana memiliki nilai expected return kedua terbesar setelah nilai expected return kombinasi ketiga jenis ikan. Sedangkan nilai koefisien variasi kombinasi kedua ikan ini memiliki nilai terbesar kedua setelah nilai koefisien variasi kombinasi ikan clown loach dan black ghost. Kombinasi ini juga memiliki nilai koefisien variasi lebih rendah dari nilai koefisien variasi kedua jenis ikan pada analisis risiko tunggal, selisih nilai yang diperoleh sebesar 0,19 skala hitung. Kombinasi kedua jenis ikan ini dapat mengurangi risiko tunggal dari kedua ikan tersebut karena ikan clown loach yang memiliki risiko tinggi dapat ditutupi oleh ikan silver arowana. Ikan silver arowana memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan memiliki risiko produksi yang tidak terlalu tinggi. 3. Kombinasi Produksi ikan Black Ghost dan Silver Arowana Nilai expected return dari kombinasi kedua ikan ini memperoleh nilai paling kecil diantara semua kombinasi ikan yang dianalisis, sama halnya dengan nilai koefisien variasi yang diperoleh kombniasi kedua ikan ini yang memiliki nilai terendah diantara yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil penerimaan yang diharapkan, maka semakin kecil risiko yamg diperoleh. Hasil analisis risiko diversifikasi menunjukkan nilai koefisien variasi lebih kecil dibandingkan dengan hasil analisis risiko tunggal pada kedua jenis ikian ini. Nilai expected return dan koefisien variasi kedua jenis ikan ini rendah dikarenakan alokasi asset untuk kedua jenis ikan ini lebih kecil dibandingkan dengan ikan clown loach. 4. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach, Black Ghost, dan Silver Arowana Kombinasi ketiga jenis ikan hias memiliki nilai expected return tertinggi diantara kombinasi yang lainnya dengan nilai koefisien variasi kedua terendah setelah nilai koefisien variasi kombinasi ikan black ghost dan silver arowana. Hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya nilai penerimaan yang diharapkan tinggi memiliki nilai risiko yang tinggi. Hasil analisis risiko diversifikasi ketiga jenis ikan hias memiliki hubungan nilai expected return dan koefisien variasi yang sangat positif, yaitu nilai expected return yang tinggi dengan nilai koefisien variasi yang rendah. Berdasarkan hasil perbandingan risiko analisis risiko tunggal dan risiko diversifikasi pada komoditas ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic Indoneisa dapat disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi. Dengan 66 melakukan diversifikasi produksi tidak membuat risiko produksi menjadi nol, dalam artian PT QHJAI selalu dihadapkan dengan risiko produksi dalam usahanya. Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap menghadapi risiko produksi. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient variation tidak sama dengan nol. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan pada salah satu kegiatan budidaya lainnya dapat diminimalkan. Oleh karena itu diversifikasi penampungan merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi survival rate. Hasil analisis risiko pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silaban (2011), hasil analisis risiko diversifikasi ketiga jenis ikan hias pada PT Taufan Fish Farm diperoleh nilai yang bervariasi. Nilai koefisien variasi tertinggi diperoleh pada kombinasi ikan hias maanvis dan lobster. Hal ini disebabkan oleh proses produksi lobster sangat rentan terhadap penyakit, pada saat lobster pemeliharaan ikan lobster akan mengalami pergantian kulit dan kondisi lobster pada fase tersebut sangat rentan terhadap penyakit. Analisi risiko diversifikasi yang dilakukan pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia diperoleh nilai risiko tertinggi pada kombinasi komoditas ikan clown loach dan black ghost, sedangkan nilai risiko terendah terletak pada kombinasi ikan black ghost dan silver arowana. Hasil analisis risiko yang cukup ideal diperoleh pada kombinasi ketiga jenis ikan hias dengan nilai expected return tertinggi diantara yang lainnya dan nilai koefisien variasi kedua terendah. Strategi Penanganan Risiko Produksi di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia Tahap akhir dari penilaian risiko produksi adalah tahap penentuan strategi pengelolaan risiko. Tahap ini merupakan bagian penting yang harus dijalankan dengan tujuan meminimalisir besarnya risiko yang akan dihadapi di masa mendatang. Identifikasi sumber risiko dan analisis risiko yang telah dilakukan di atas memberikan gambaran strategi spserti apa yang harus diambil oleh PT QHJAI dalam menangani risiko yang dihadapi. Adapun alternative strategi yang dapat diambil untuk menangani risiko produksi pada PT QHJAI adalah sebagai berikut : 1. Diversifikasi Diversifikasi usaha memberikan manfaat antara lain: mengurangi risiko, efektifitas tenaga kerja, efektifitas peralatan dan efisiensi biaya. PT QHJAI juga telah menerapkan strategi diversifikasi usaha dalam usaha penjualan yang sedang dilakukan. Bentuk diversifikasi usaha yang dilakukan perusahaan cukup beragam antara lain adalah dengan mengusahakan tiga jenis ikan hias. Namun diversifikasi yang dijalankan selama ini belum efektif dari sisi risiko. Hal ini dikarenakan bentuk diversifikasi mengakibatkan semakin tingginya nilai risiko yang dihadapi oleh PT QHJAI. Ketiga kombinasi ikan hias yang diusahakan harus dievaluasi lagi pengusahaannya. Komoditi ikan clown loachmerupakan komoditi yang paling tinggi nilai risikonya. PT QHJAI seharusnya mampu menemukan cara untuk mengurangi risiko tunggal dari ikan clown loachini. Komoditi ikan hias yang menjadi alternative untuk menekan risiko bagi PT QHJAI adalah silver arowanadan black ghost. 2. Kemitraan Saat ini PT QHJAI masih bergantung pada pola kemitraan dengan para pemasok ikan hias yang ada di daerah Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan, dan Papua dalam memenuhi permintaan ikan hias dari konsumen. Peran pemasok cukup besar dalam bisnis ikan hias yang dilakukan PT QHJAI, karena saat ini hampir sekitar 50 persen permintaan konsumen berasal dari pemasok. Kegiatan kemitraan ini cukup membantu perusahaan dalam mengurangi risiko produksi. Selain mengurangi risiko biaya pakan, juga dapat mengurangi risiko tingkat kematian saat pemeliharaan. Dalam kegiatan kemitraan ini, perusahaan melakukan kerja sama dalam penyediaan ikan hias di pemasok seperti PT QHJAI memberikan ikan hias ukuran kecil dan kerja sama dengan pemasok yang menjadi kepercayaan untuk melakukan pembesaran sampai ukuran jual yang diinginkan. Hal ini untuk meminimalisir risiko kematian dan risiko biaya pakan. Pola ini memberikan hubungan yang saling menguntungkan antara pemasok dan PT QHJAI. Dari segi pemasok, akan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi dari harga pasar sedangkan keuntungan bagi perusahaan yaitu dapat memenuhi permintaan konsumen dan mengurangi risiko produksi. Perusahaan sangat selektif dalam pemilihan pemasok, hal ini berkaitan dengan kualitas serta penanganan risiko yang dihadapi. Setiap ikan yang berasal dari pemasok, selalu di cek satu per satu mengenai kesehatan, ukuran, dan jumlah. Jika terdapat ikan yang tidak sesuai dengan permintaan, maka ikan dari pemasok tersebut tidak akan diterima dan perusahaan akan mencari ikan pengganti dari pemasok lain. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2. Sumber risiko produksi yang dihadapi PT QHJAI diantaranya cuaca, kualitas pakan yang buruk, serangan penyakit dan human error. Sumber-sumber risiko tersebut merupakan sumber risiko yang umum dihadapi dalam usaha prosuksi perikanan khusunya ikan hias. Risiko produksi tunggal tertinggi terletak pada komoditi ikan clown loach, sedangkan risiko produksi tunggal yang terendah pada komoditi ikan black ghost. Hasil analisis penilaian risiko portofolio dua komoditi diperoleh bahwa usaha diversifikasi clown loach dan black ghost memiliki risiko paling tinggi diantara usaha diversifikasi clown loach dan silver arowana serta black ghost dan silver arowana. Usaha diversifikasi ketiga jenis ikan hias memiliki nilai perolehan yang lebih rendah dibandingkan dengan usaha diversifikasi clown loach dan black ghost, clown loach dan silver aorwana. Berdasarkan hasil tersebut usaha diversifikasi yang memiliki nilai risiko paling rendah dilihat dari 68 nilai koefisien variasi adalah usaha diversifikasi ikan black ghost dan silver arowana. 3. Berdasarkan analisis risiko produksi yang dilakukan pada kegiatan diversifikasi, dilihat dari nilai coefficient variation ternyata diversifikasi dua dan tiga jenis ikan hias yang dilakukan PT QHJAI dapat menekan risiko produksi. Selai itu, kegiatan kemitraan dengan pemasok juga memiliki peranan yang dapat mengurangi risiko produksi. Saran 1. Sumber-sumber risiko yang berasal dari faktor-faktor alam seperti kualitas air dan serangan penyakit dapat dicegah dengan cara melakukan treatment terhadap air dengan cara melakukan penampungan terlebih dahulu, kemudian air di filter dengan beberapa tahapan, sehingga dapat diperoleh air yang bersih dan stabil. Serangan hama dan penyakit dapat diminimalisir dengan cara pemberian pencegahan terhadap ikan yang baru masuk ke penampungan. 2. Komoditi ikan hias clown loach merupakan komoditi yang memiliki nilai risiko paling tinggi dibandingkan komoditi lainnya. Ikan ini harus mendapatkan perlakuan yang cukup intensif. Ikan clown loach harus mendapatkan pakan yang cukup dan tepat waktu setiap hari, karena jika tidak ikan ini akan rentan terhadap penyakit. Kemudian kondisi air dalam akuarium, setiap hari harus di buang tambah, sehingga kondisi air tetap segar setiap hari. DAFTAR PUSTAKA [KKP]Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Volume dan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Menurut Komoditi Tahun 2007-2011, Volume Produksi Perikanan Tahun 2007-2011, Volume Produksi Budidaya Ikan Hias Menurut Provinsi Tahun 2007-2011. Statistik Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya : KKP Indonesia [LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2010. Jenis-Jenis Ikan Hias Ekspor Indonesia. Basyib F. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: Pt. Grasindo. Darmawi H. 2005. Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara Debertin D L. 1986. Agricultural Production Economics. New York : Macmillan Publishing Company Dewiaji T. 2011. Analisis Risiko Produksi Pembesaran Ikan Lele Dumbo(Clarias Gariepinus) Di Cv Jumbo Bintang Lestari Gunungsindur Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Elton and Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. John Wiley and sons Inc. Harwood et al. 1999. Market and Trade Economics Division and ResourceEconomic Division, Economic Research Service. US Department of agriculture. Agricultural economic report no. 774. Kountur R. 2006. Manajemen Risiko Operasional (Memahami Cara Mengelola Risiko Operasional Perusahaan). Jakarta : Ppm. Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta : Ppm. Nurwicaksono E. 2012. Peluang Bisnis Budidaya Ikan Arwana. [Skripsi]. Jakarta : Manajemen Budidaya Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan. Purwitasari.2011. Manajemen Risiko pada Pemasaran Ikan Patin di PT. Mitra Mina Nusantara di Kabupaten Bogor.[Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Robison LJ dan Barry PJ. 1987. The Competitive Firm’s Response to Risk.. London : Macmillan Publisher. Saputro A. 2006. Analisis Strategi Ekspor Ikan Hias Air Tawar di PT Nusantara Aquatik Exporindo Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Silaban F. 2011. Analisis Risiko Produksi Ikan Hias Pada Pt Taufan Fish Farm Di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. 70 LAMPIRAN Lampiran 1 Sarana Produksi Pembesaran Ikan Hias PT QHJAI Kegiatan perawatan Ikan Black ghost Akuarium PT QHJAI Lampiran 2 Kegiatan Pengecekan Kualitas dan Kuantitas Ikan Hias Pengecekan Kualitas Air dan Suhu Pengecekan Ukuran Ikan Pengecekan Kesehatan 72 Lampiran 3. Contoh Ikan Hias yang mati Ikan Black Ghost yang mati karena kanibal Contoh Ikan Clown Loach yang terkena penyakit White Spot Contoh Ikan Silver Arowana yang mati karena penyakit Aeromonas Lampiran 4. Proses Pengemasan Ekspor Ikan Hias di PT QHJAI Lampiran 5. Contoh Kartu Stok di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Komoditi Clown Loach Rp Rp Black Ghost Silver Arowana Rp ER Rp Harga 7,388 5,700 34,000 Clown Loach 73,880,000 79,790,400 59,104,000 25,821,060 66,492,000 61,970,544 33,955,248 18,011,944 10,350,588 10,350,588 8,813,884 7,846,056 38,032,193 Expected Return Rata-rata SR (%) 38,032,193 87.06 Rp 11,356,775 96.03 Rp 16,402,167 80.75 Rp 34,000 5,700 Rp 482 1,992 Penerimaan Silver Arowana Black Ghost 6,018,000 14,250,000 11,900,000 6,840,000 17,000,000 11,400,000 42,636,000 9,034,500 28,560,000 17,100,000 25,772,000 17,100,000 25,398,000 8,550,000 21,556,000 14,250,000 9,180,000 10,014,900 0 10,014,900 0 8,892,000 8,806,000 8,835,000 16,402,167 11,356,775 758 747 634 270 0 0 259 3,000 1,500 2,500 1,757 1,757 1,560 1,550 8,388 4,596 2,438 1,401 1,401 1,193 1,062 6 7 8 9 10 11 12 7,388 5,148 177 350 500 1,254 840 Silver Arowana 2,500 1,200 2,000 1,585 3,000 Black Ghost 10,000 10,800 8,000 3,495 9,000 Clown Loach 1 2 3 4 5 Rp Harga Rata-rata produksi Periode Periode Tabel Data Produksi Ikan Hias Variance No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Clown Loach 107,088,774,217,316 145,312,323,307,804 37,001,755,357,760 12,425,980,083,578 67,496,719,454,205 47,753,722,046,509 1,385,123,151,255 33,400,863,056,264 63,855,936,410,135 63,855,936,410,135 71,142,463,445,051 75,933,570,571,557 726,653,167,511,567 Clown Loach Black Ghost Silver Arowana Komoditas 1/12 1/12 1/10 Black Ghost 697,562,575,052 1,700,104,700,052 155,700,052 449,413,431,302 2,748,719,450,052 2,748,719,450,052 656,498,825,052 697,562,575,052 150,052,376,302 150,052,376,302 506,259,650,052 529,945,762,552 11,035,046,871,875 Peluang Tabel Analisis Risiko Tunggal Penerimaan yang Komoditi diharapkan 38,032,193 Clown Loach 11,356,775 Black Ghost 16,402,167 Silver Arowana 5,770,174,802,778 126,962,698,094,444 Silver Arowana 10,783,091,736,111 2,026,950,469,444 35,740,469,444 68,821,401,136,111 14,781,291,136,111 8,779,377,669,444 8,092,501,736,111 2,656,199,802,778 5,215,969,136,111 38,032,193 11,356,775 16,402,167 Penerimaan 26,956,505 3,321,904 11,267,773 Standar Deviasi 5,148 Rp 1,992 Rp 482 Rp Rata-rata produksi 726,653,167,511,567 11,035,046,871,875 126,962,698,094,444 Varian Koefisien Variasi 0.71 0.29 0.69 74 Perhitungan Analisis Risiko Portofolio Komoditi Clown Loach Black Ghost Silver Arowana Expected Return Varian 38,032,193 11,356,775 16,402,167 Clown Loach & Black Ghost Fraction CL Fraction BG 726,653,167,511,567 11,035,046,871,875 126,962,698,094,444 0.4 Standard Deviasi CL 0.6 Standard Deviasi BG Standar Deviasi Koefisien Variasi 26,956,505 3,321,904 11,267,773 0.71 0.29 0.69 26,956,505 3,321,904 Co- Variance -1.28 ER 21,406,840.60 Varian 120,237,123,675,725 Standar Deviasi CL+BG 10,965,269 Koefisien Variasi 0.512 Clown Loach & Silver Arowana Fraction CL 0.4 Standard Deviasi CL Fraction SA 0.6 Standard Deviasi SA Co- Variance 0.046 ER 22,026,942 Varian 120,237,123,675,726 Standar Deviasi CL+SA 10,965,269 Koefisien Variasi 0.497811677 Black Ghost & Silver Arowana Fraction BG 0.7 Standard Deviasi BG Fraction SA 0.3 Standard Deviasi SA Co- Variance 0.011 ER 12,870,392.50 Varian 16,833,815,795,719 Standar Deviasi BG+SA 4,102,903 Koefisien Variasi 0.319 Black Ghost & Silver Arowana & Clown Loach Fraction CL 0.4 Standard Deviasi CL Fraction BG 0.4 Standard Deviasi BG Fraction SA 0.2 Standard Deviasi SA 26,956,505 3,321,904 3,321,904 11,267,773 Covar 26,956,505 3,321,904 11,267,773 -1.28 0.046 0.011 ER 23,036,020.40 Varian 123,108,622,225,128 Standar Deviasi CL+BG+SA 11,095,432 Koefisien Variasi 0.481655785 Tabel Analisis Risiko Tunggal dan Risiko Portofolio Komoditas CL BG SA Diversifikasi Ikan Hias CL+BG CL+SA BG+SA CL+BG+SA Expected Return 38,032,193 11,356,775 16,402,167 Expected Return (Rp) 21,406,841 22,026,942 12,870,393 23,036,020 Risiko Tunggal Varian 726,653,167,511,567 11,035,046,871,875 126,962,698,094,444 Risiko Portofolio Varian 120,237,123,675,725 120,237,123,675,726 16,833,815,795,719 123,108,622,225,128 Standar Deviasi Koefisien Variasi 26,956,505 0.71 3,321,904 0.29 11,267,773 0.69 Standar Deviasi 10,965,269 10,965,269 4,102,903 11,095,432 Koefisien Variasi 0.51 0.50 0.32 0.48 76 Clown Loach dan Silver Arowana The regression equation is Clown Loach = 43507483 + 0.046 Silver Arowana Predictor Coef SE Coef T P Constant 43507483 17395689 2.50 0.031 Silver Arowana 0.0463 0.3458 0.13 0.896 Regression Analysis: Black Ghost versus Silver Arowana Regression Analysis: Clown Loach versus Black Ghost The regression equation is Black Ghost = 5068911 + 0.0112 Silver Arowana The regression equation is Clown Loach = 52309716 - 1.28 Black Ghost Predictor Coef SE Coef T P Constant 5068911 1622671 3.12 0.011 Silver Arowana 0.01119 0.03225 0.35 0.736 Predictor Coef SE Coef T P Constant 52309716 21580545 2.42 0.036 Black Ghost -1.280 3.349 -0.38 0.710 S = 3665912 R-Sq = 1.2% R-Sq(adj) = 0.0% S = 39050885 R-Sq = 1.4% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 1.61717E+12 1.61717E+12 0.12 0.736 Residual Error 10 1.34389E+14 1.34389E+13 Total 11 1.36006E+14 Source DF SS MS F P Regression 1 2.22937E+14 2.22937E+14 0.15 0.710 Residual Error 10 1.52497E+16 1.52497E+15 Total 11 1.54727E+16 S = 39300062 R-Sq = 0.2% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 2.77046E+13 2.77046E+13 0.02 0.896 Residual Error 10 1.54449E+16 1.54449E+15 Total 11 1.54727E+16 Regression Analysis: Black Ghost versus Silver Arowana The regression equation is Black Ghost = 5068911 + 0.0112 Silver Arowana Predictor Coef SE Coef T P Constant 5068911 1622671 3.12 0.011 Silver Arowana 0.01119 0.03225 0.35 0.736 S = 3665912 R-Sq = 1.2% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 1.61717E+12 1.61717E+12 0.12 0.736 Residual Error 10 1.34389E+14 1.34389E+13 Total 11 1.36006E+14 Regression Analysis: Clown Loach versus Black Ghost The regression equation is Clown Loach = 52309716 - 1.28 Black Ghost Predictor Coef SE Coef T P Constant 52309716 21580545 2.42 0.036 Black Ghost -1.280 3.349 -0.38 0.710 S = 39050885 R-Sq = 1.4% R-Sq(adj) = 0.0% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 1 2.22937E+14 2.22937E+14 0.15 0.710 Residual Error 10 1.52497E+16 1.52497E+15 Total 11 1.54727E+16 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kuningan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 Oktober 1988 sebagai putera dari Bapak Rohidin dan Ibu Taswini. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, memulai pendidikan di SDN 1 Kananga pada tahun 1996 dan lulus pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah tingkat pertama di SMPN 1 Cimahi pada tahun 2004. Pada tahun 2007, penulis menyelesaikan pendidikan menengah tingkat atas di SMAN 2 Kuningan dan melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan terdaftar sebagai mahasiswa Program Keahlian Manajemen Agribisnis Direktorat Program Diploma melalui jalur USMI dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswa Alih Jenis Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.