PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS TEGAK (Phaseolus vulgaris L.) KULTIVAR RANCAK PADA BERBAGAI TAKARAN PUPUK KANDANG AYAM Vina Anggraeni 1) Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi [email protected] Memet Hikmat 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Rakhmat Iskandar 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK The purpose of this study was to find out the most appropiate d osage of chicken manure for the growth and yield of bunch type beans (Phaseolus vulgaris L). The experiment was conducted in Panggarangan , Sukahurip , Pangatikan, Garut with the altitude of 1200 meters above se a level in May until July 2013. Research methods used was Randomized Block Design ( RBD) consisted of 5 treatments and repeated 5 times. That -1 treatments want: A: Without chicken manure, B: 5 ton chicken manure ha , C: 10 ton -1 -1 chicken manure ha , D: 15 ton chicken manure ha , and E: 20 ton chicken manure ha -1.The results showed that chicken manure of various dosage did not give significant effect on plant height, number of leaf, pod diameter, number of pods per plant, number of pods per plot, weight of pods per plant, and weight pod per plot. Keyword :bunch type beans,chicken manure ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah u ntuk mendapatkan takaran pupuk kandang ayam yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak ( Phaseolus vulgaris L). Percobaan dilaksanakan di Garut, Blok Panggarangan, Desa Sukahurip , Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat 1.200 meter di atas permukaan laut, dan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli Tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Adapun perlakuan sebagai berikut: A: Tanpa pupuk kandang ayam, B: pupuk kandang ayam 5ton/ha, C: pupuk kandang ayam 10ton/ha, D: pupuk kandang ayam 15ton/ha, E: pupuk kandang ayam 20ton/ha . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada berbagai perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter polong, jumlah polong per tanaman, jumlah polong per petak, bobot polong per tanaman,dan bobot polong per petak. Kata kunci : buncis tegak, pupuk kandang ayam PENDAHULUAN Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa meng gunakan bahan kimia sintetis. Beberapa tanaman Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan buah. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antar manusia maupun dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggung jawab melindungi kesehatan dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan. Sebagai bahan pangan, sayur bukanlah makanan pokok melainkan hanya sebagai pelengkap, meskipun demikian sayur tidak dapat diabaikan begitu saja (Foam, 2014) Pentingnya sayur untuk kesehatan manusia sudah lama diketahui. Sayur dibutuhkan oleh manusia untuk beberapa macam manfaat. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, dan mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan bahan pokok. Kandungan dan komposisi gizi polong buncis dalam setiap 100 grm dapat dilihat pada Lampiran 1. Salah satu komoditas pertanian yang merupakan sumber utama vitamin dan mineral serta mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan adalah sayur-sayuran antara lain buncis (Setijo Pitojo, 2004). Tanaman buncis termasuk familia Papilionaceae (Leguminosae) merupakan jenis tumbuhan semak tegak atau membelit . Tanaman buncis memiliki bunga mahkota putih.Makin tua, mahkota tersebut berubah warna menjadi kuning, bahkan kadang-kadang menjadi warna ungu. Biji maupun buah buncis ditemukan dalam banyak variasi dan diperdagangkan dengan nama yang berbeda sebagai sayuran. Mulai dari buncis coklat dan putih, buncis spercie dan snijbonen, serta buncis perluru dan kievitsbonen. Keuntungan lain dari pengembangan tanaman buncis adalah kemampuannya untu k menyuburkan tanah karena akar– akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobiumsp. U ntuk mengikat nitrogen bebas (N 2) diudara sehingga unsur nitrogen dapat tersedia dalam tanah. Tanaman buncis di samping bentuknya menarik juga enak rasanya serta kaya akan vitamin A, mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1 dan C ( Lisdiana Fachruddin, 2000). Dari hasil BPS menyatakan bahwa hasil produsi buncis masih rendah, hasl ini disebabkan para petani enggan menanam buncis karna hasil atau keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan biaya oprasinal yang sudah dikeluarkan sehingga petani kurang tertarik untuk menanam buncis. Maka perlu adanya alternatif untuk meningkatkan hasil buncis. Salah satu alternatif untuk meningkatkan produk si buncis dengan cara intensifikasi, diantaranya dengan melakukan pemupukan. Menurut Harjowigeno (2003) pemupukan adalah aktivitas pemberian satu atau lebih pupuk ke dalam tanah atau ke dalam tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman. Pupuk kandang merupakan semua buangan dari hewan peliharaan yang digunakan untuk menambah hara, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan siklus biologi dalam tanah, pupuk kandang ini meliputi pupuk kandang padat yaitu kotoran, sisa-sisa makanan ternak yang berupa padatan. Kualitas pupuk kandang ini mempunyai komposisi hara yang sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur hewan atau ternak, makanan yang diberikan fungsi ternak pupuk kandang memberikan pengaruh , dan yang positif terhadap kegiatan mikroorganisme yang berhubungan dengan ketersediaan hara bagi tanaman di dalam tanah (Dinas Pertanian dan Hortikultura, 2011). Dibandingkan dengan berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam mempunyai nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur den gan bagian padat. Pupuk kandang ayam tiga kali lebih besar dari pupuk kandang hewan ternak lainnya (Sarwono Hadjowigeno, 2010). METODE PENELITIAN Percobaan dilaksanakan di Garut, Blok Panggarangan, Desa Sukahurip , Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat 1200 meter di ata s permukaan laut, percobaan di lakukan pada bulan Mei2013 sampai dengan bulan Juli Tahun 2013. Percobaan menggunakan metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Adapun perlakuan sebagai berikut: A : Tanpa pupuk kandang ayam , B : pupuk kandang ayam 5 ton/ha, C : pupuk kandang ayam 10 ton/ha , D: pupuk kandang ayam 15 ton/ha , E: pupuk kandang ayam 20 ton/ha. Pelaksanaan Percobaan dimulai dengan pengolahan tanah dilakukan dua kali dengan menggunakan cangkul sedalam 30 cm, selang waktu pengolahan tanah pertama dengan kedua adalah satu minggu. Setelah tanah diratakan pada pengolahan kedua, kemudian dibuat petakan percobaan dengan ukuran masing-masing 1,2 m × 2,5 m dengan jarak antar petak 30 cm dan jarak antar ulangan 40 cm. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Sebelumnya barisan tanaman ditandai dengan ajir dan dihubungkan dengan tali rafia. Jarak tanam yang digunakan 50 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman dalam satu petak percobaan terdiri dari 20 tanaman. Jumlah biji per lubang adalah 2 biji dan jumlah sampel yang diambil dari 6 lubang tanaman sehingga sampel yang di dapat menjadi 12 tanaman karena dalam satu lubang tanam terdapat dua benih . Pupuk kandang ayam diaplikasikan setelah pengolahan tanah selesai . Kemudian dilakukan pengecoran pada setiap lubang tanam pada tanaman berumur 8 hst dan 14 hst dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan perband ingan ¼ kg pupuk NPK dengan 24 Liter air , penyiraman ini untuk seluruh lubang tanam. Pemasangan ajir dilakukan pada saat tan aman berumur 45 hari hal ini di lakukan karena melihat situasi tanaman yang pendek sehingga daun menempel pada tanah yang lembab hal ini membuat daun menjadi mudah busuk. Maka di pasang ajir pada setiap bedengan yang membentuk persegi panjang dan diikat menggunakan tali rafia. Pemeliharaan yang dilakukan adalah penyiangan, penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama penyakit . Penyiangan dilakukan seminggu sekali mulai umur 2 minggu setelah tanam, dengan tujuan untuk membuang gulma yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Penyiraman tidak dilakukan bila tidak ada hujan, dan disesuaikan dengan pengamatan visual terhadap keadaan tanah dan tanaman berdasarkan kebutuhannya terhadap air. Bila turun hujan, tidak dilakukan penyiraman tetapi dilakukan pemeliharaan saluran drainase agar akar tanaman buncis tidak tergenang oleh air. Untuk mengendalikan hama penggerek polong, ulat jengkal semu dan penyakit layu yang menyerang tanaman dilakukan penyemprotan dengan Antracol 70WP (konsentrasi 2g/L ), Biostik (konsentrasi 1,4 cc/L ) dan Ripcord 50EC (konsentrasi 1,4 cc/L ). Pemanenan dilakukan pada saat polong siap panen dengan ciri- ciri : warna polong masih muda dan suram, permukaan kulitnya agak kasar, biji dalam polong belum menonjol, polong belum berserat, dan bila polong dipatahkan akan menimbulkan bunyi letup . Cara panen polongnya dipetik. Data yang diperoleh diuji secara statistik menggunakan uji Fisher pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test). HASIL DAN PEMBAHASAN Table 1.Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Buncis Umur 60 hst Pada Berbagai Takaran Pupuk Kandang Ayam. Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai) A (tanpa pupuk kandang ayam) 49.23 a 38.47 a B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha) 49.83 a 40.47 a C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha) 47.70 a 42.47 a D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha) 48.13 a 43.23 a E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha) 49.23 a 41.83 a Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% . Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun tidak berbeda nyata pada berbagai takaran. Proses penyerapan unsur hara yang berasal dari pupuk kandang ayam sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh serta kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk kandang ayam. Menurut Kemas Ali Hanafiah (2010), pengaruh bahan organik terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya. faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi Secara umum faktor bahan organik dan faktor tanah. Table 2.Panjang Polong, Diameter Polong dan Jumlah Polong Per Tanaman pada Berbagai Takaran Pupuk Kandang Ayam. Jumlah Polong Panjang Diameter Perlakuan Per Tanaman Polong (cm) Polong (cm) (buah) A (tanpa pupuk kandang ayam) 14.72 a 0.99 a 15.30 a B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha) 14.05 a 0.99 a 15.97 a C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha) 14.43 a 1.01 a 15.73 a D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha) 14.22 a 0.99 a 15.70 a E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha) 14.58 a 1.07 a 15.23 a Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% . Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa panjang polong dan diameter polong tidak berbeda nyata pada berbagai takaran pupuk kandang ayam. Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell (1991), pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) sangat dipengaruhi oleh faktor kendali genetik ( genetic) selain faktor lingkungan ( environment) termasuk ketersediaan unsur hara dalam tanah (kesuburan tanah) sehingga mempengaruhi besarnya penampilan tanaman (fenotip). Sukamto Hadisuwito (2007) berpendapat bahwa kesuburan tanah secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia di alam. Unsur-unsur kimia alami yang terangkai menjadi bahan organik tanah memiliki banyak kegunaan, diantaranya mempertahankan struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan dan mendistribusi air dan udara di dalam tanah, serta memberikan nutrisi untuk pertumbuhan tanaman dan organisme di dalam tanah.Dengan adanya kemampuan untuk memberikan nurtisi tersebut dapat dimanfaatkan tanaman untuk pembentukan polong sehingga polong yang dihasilkan relatif tidak berbeda nyata. Panjang polong, diameter polong, dan jumlah polong per tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata karena dilihat dari analisis tanah pada Lampiran 10 bisa di katakan tanah tersebut subur sehingga sebanyak apapun pupuk yang diberikan pada tanah tidak akan memberikan pengaruh yang nyata. Peningkatan jumlah polong per tanaman merupakan penampilan dari tanaman buncis dalam merespon pupuk yang diberikan. Jumlah polong per tanaman pada perlakuan pupuk kandang ayam tidak berbeda nyata, kebutuhan nutrisi terutama N, P, K pada perlakuan tersebut lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Tersedianya unsur N, P dan K secara berkecukupan ini mendukung pertumbuhan tanaman selama fase vegetatif dan generatif sehingga proses-proses fisiologis tanaman pada perlakuan ini lebih baik dan tidak mengalami gangguan dibandingkan perlakuan lainnya. Menurut Hardjowigeno (2010), adanya keseimbangan unsur hara yang diserap tanaman sangat membantu dalam meningkatkan jumlah polong dan berat polong. Table 3.Bobot Polong Per Tanaman, dan Hasil Polong Per Pupuk Kandang Ayam. Perlakuan Bobot Polong Per Tanaman (g) A (tanpa pupuk kandang ayam) 242.10 a B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha) 241.80 a C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha) 288.00 a D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha) 289.20 a E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha) 303.30 a Petak p ada Berbagai Takaran Hasil Per Petak Per Hektar (kg) (ton) 6.09 a 16.85 6.19 a 17.12 6.33 a 17.51 6.34 a 17.53 6.22 a 17.21 Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% . Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa pemberian berbagai takaran pupuk tidak memberikan pengaruh yang nyat terhadap bobot polong pertanaman dan bobot polong per petak. Kardiana (2003) berpendapat bahwa hasil buncis di suatu tempat belum tentu tinggi dengan hasil buncis di tempat yang lain karena faktor lingkungan yang berbeda. Rendahnya pada bobot polong per tanaman sangat berhubungan dengan panjang polong per tanaman yang dipanen. Menurut Barbieri, et. al .(2000), tanaman yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan yaitu tanaman yang ada dipinggir petaka n (luar sampel) sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal. Soetjipto dan Subandi (2001) bahwa secara teoritis faktor yang mempengaruhi reproduksi tanaman salah satunya adalah varietas, ketinggian tempat, suhu, curah hujan. Oleh karena itu, walaupun dilakukan rekayasa pengaturan jarak tanam, tidak pengaruh yang nyata tehadap hasil tanaman.Hal ini diduga karena tanah yang ditanami memiliki unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, sehingga hasil buah yang didapat cukup baik. Pada dasarnya dengan terciptanya media tanam yang cocok maka bagian tanaman yang ada di dalam tanah (akar tanaman) dapat tumbuh lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan seluruh pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen, selain itu pemberian pupuk dapat memberikan pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang optimal apabila memperhatikan takaran pemupukan, waktu pemupukan dan cara pemupukan (Bambang Cahyono, 2003). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa takaran pupuk kandang ayam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil buncis tegak (Phaseolus vilgaris L). Tinggi tanaman, jumlah daun, panjang polong, daiameter polong, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, dan hasil polong per petak. Saran Perlu dilakukan penelitin selanjutnya dengan kombinasi pupuk, pemberian takaranpupuk yang berbeda, varietas benih atau dengan perlakuan lainnya. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Teknologi budidaya sayuran . Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta Selatan. Bangbang Cahyono., 2003. Kacang Buncis Kanisius. Yogyakarta. : Teknik Budidaya dan Analisis Usaha tani. Balasubmanian, V dan M. Bell. 2005. Bahan Organik dan Pupuk Kandang. http://www.knowledgebank.irri.org/regionalsites/indonesia does/RKB20%. 22 agustus 2013 Barbieri, P.A., H.R. Sainz Rozas, F.H.Andrade, and H.E. Echeverria. 2000 .Row spacing effects atdifferentlevels of nitrogen availability inmaize. Agron J. 92: 283−288 Candrakirana, 2004. Biologis Kacang Tanah . Hal. 9-23. Kacang Tanah Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. Monograf Balittan Malang No : 12 Bambang Cahyono. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. Dinas Pertanian dan Hortikultura. 2011. Pupuk Kandang. http://distan.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/144-pupukkandang, 29April 2013, 20:35 Dini Summarni. 2007. Pemuliaan Tanaman Buncis dan Cabai. Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang Bandung. Diny Djuariah. 2008. Penampilan Lima kultivar Kacang Buncis tegak Balai Penelitian Sayur-sayuran. Lembang-Bandung. di D ataran Rendah. Edi Haryanto. 1996. Rancangan Percobaan pada Bidang Pertanian. Trubus Agrowidya. Effendi Bakhtiar . 2005. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Takaran Pupuk Kandang Ayam. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi. Gardner, F., R.B. Pearce dan R.L., Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Hanafi. 1990. Dasar-dasar Klimatologi. Universitas Padjadjaran. Bandung. Harjowigeno. 2003.mIlmu Tanah. PT Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta. Hartatik. 2004. Pupuk Kandang. Balittanah Deptan. http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. 29 April 2013, 21: 57. Harry K. Indranada.1985. Pengolelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta. International Federation Of Organic Agriculture Movements. 2014. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. http//ifoam.org. 20 Maret 2014, 10 : 22. Ispandi, A. 2000.Pemupukan P, K, S dan Tumpang Sari Ubi Kayu + Kacang Tanah di Lahan Kering Alfisol. dalam M. Soedardjo, dkk ( eds). Komponen Teknologi Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. BALITKABI, Malang. Hal : 183 Kemas Ali Hanafiah. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lisdiana Fachruddin., 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Kanisius. Yogyakarta Kardiana, I. 2003. Percobaan Daya Hasil Varietas Buncis Di Beberapa Tempat. Laporan Hasil Penelitian Hort. Lab. LPH Lembang, 3,128-135 Mahdiannoor.2012.Efektivitas Pemberian Trichoderma spp. dan Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam pada Lahan Rawa Lebak terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi. Purwa. 2007.Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia. Jakarta Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. 2011. Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Kultivar Rancak. Jakarta. Deskripsi Buncis Rakhmat Rukmana., 1994. Buncis : Sumber Protein Nabati Mudah Dan Murah Dikembangkan.Kanisius. Yogyakarta Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.Yogyakarta. Sarwono Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah. CV Akademika Pressindo. Jakarta. Setijo Pitojo., 2004. Benih Buncis. Kanisius. Yogyakarta. Setawan Sulistio Budi., 2010. Membuat pupuk kandang secara cepat. Etosa IPB. Jakarta. Sukamto Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta. Suprapto, H.S. 1994. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta. Taslim, H., Sutjipto P., Subandi. 2001. Pemupukan Padi Sawah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Titi Setianingsih dan Khoerodin., 2002. Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan Merambat. Penebar Swadaya. Jakarta.