PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS TEGAK

advertisement
PERTUMBUHAN DAN HASIL BUNCIS TEGAK (Phaseolus vulgaris L.) KULTIVAR
RANCAK PADA BERBAGAI TAKARAN PUPUK KANDANG AYAM
Vina Anggraeni 1)
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
[email protected]
Memet Hikmat 2)
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
Rakhmat Iskandar 3)
Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi
ABSTRAK
The purpose of this study was to find out the most appropiate d
osage of chicken
manure for the growth and yield of bunch type beans (Phaseolus vulgaris L).
The experiment was conducted in Panggarangan , Sukahurip , Pangatikan, Garut with the
altitude of 1200 meters above se a level in May until July 2013. Research methods used was
Randomized Block Design ( RBD) consisted of 5 treatments and repeated 5 times. That
-1
treatments want: A: Without chicken manure, B: 5 ton chicken manure ha
, C: 10 ton
-1
-1
chicken manure ha , D: 15 ton chicken manure ha , and E: 20 ton chicken manure ha -1.The
results showed that chicken manure of various dosage did not give significant effect on plant
height, number of leaf, pod diameter, number of pods per plant, number of pods per plot,
weight of pods per plant, and weight pod per plot.
Keyword :bunch type beans,chicken manure
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah u ntuk mendapatkan takaran pupuk kandang ayam
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis tegak (
Phaseolus
vulgaris L). Percobaan dilaksanakan di Garut, Blok Panggarangan, Desa Sukahurip
,
Kecamatan Pangatikan, Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat 1.200 meter di atas
permukaan laut, dan dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli Tahun 2013.
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri
dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Adapun perlakuan sebagai berikut: A: Tanpa
pupuk kandang ayam, B: pupuk kandang ayam 5ton/ha, C: pupuk kandang ayam 10ton/ha,
D: pupuk kandang ayam 15ton/ha, E: pupuk kandang ayam 20ton/ha
. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam pada berbagai perlakuan tidak
berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter polong, jumlah polong
per tanaman, jumlah polong per petak, bobot polong per tanaman,dan bobot polong per
petak.
Kata kunci : buncis tegak, pupuk kandang ayam
PENDAHULUAN
Pertanian organik adalah sistem budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan
alami tanpa meng gunakan bahan kimia sintetis.
Beberapa tanaman Indonesia yang
berpotensi untuk dikembangkan dengan teknik tersebut adalah padi, hortikultura sayuran dan
buah. Pertanian organik juga harus memperhatikan keadilan baik antar manusia maupun
dengan makhluk hidup lain di lingkungan. Untuk mencapai pertanian organik yang baik
perlu dilakukan pengelolaan yang berhati-hati dan bertanggung jawab melindungi kesehatan
dan kesejahteraan manusia baik pada masa kini maupun pada masa depan. Sebagai bahan
pangan, sayur bukanlah makanan pokok melainkan hanya sebagai pelengkap, meskipun
demikian sayur tidak dapat diabaikan begitu saja (Foam, 2014)
Pentingnya sayur untuk kesehatan manusia sudah lama diketahui. Sayur dibutuhkan
oleh manusia untuk beberapa macam manfaat. Kandungan aneka vitamin, karbohidrat, dan
mineral pada sayur tidak dapat disubstitusi dengan bahan pokok. Kandungan dan komposisi
gizi polong buncis dalam setiap 100 grm dapat dilihat pada
Lampiran 1. Salah satu
komoditas pertanian yang merupakan sumber utama vitamin dan mineral serta mempunyai
potensi yang cukup besar untuk dikembangkan adalah sayur-sayuran antara lain buncis
(Setijo Pitojo, 2004).
Tanaman buncis termasuk familia Papilionaceae (Leguminosae) merupakan jenis
tumbuhan semak tegak atau membelit
. Tanaman buncis memiliki bunga mahkota
putih.Makin tua, mahkota tersebut berubah warna menjadi kuning, bahkan kadang-kadang
menjadi warna ungu. Biji maupun buah buncis
ditemukan dalam banyak variasi dan
diperdagangkan dengan nama yang berbeda sebagai sayuran. Mulai dari buncis coklat dan
putih, buncis spercie dan snijbonen, serta buncis perluru dan kievitsbonen. Keuntungan lain
dari pengembangan tanaman buncis adalah kemampuannya untu
k menyuburkan tanah
karena akar– akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri
Rhizobiumsp. U ntuk mengikat
nitrogen bebas (N 2) diudara sehingga unsur nitrogen dapat tersedia dalam tanah. Tanaman
buncis di samping bentuknya menarik juga enak rasanya serta kaya akan vitamin A,
mengandung protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin B1 dan C (
Lisdiana
Fachruddin, 2000).
Dari hasil BPS menyatakan bahwa hasil produsi buncis masih rendah, hasl ini
disebabkan para petani enggan menanam buncis karna hasil atau keuntungan yang didapat
tidak sebanding dengan biaya oprasinal yang sudah dikeluarkan sehingga petani kurang
tertarik untuk menanam buncis.
Maka perlu adanya alternatif untuk meningkatkan hasil
buncis. Salah satu alternatif untuk meningkatkan produk si buncis dengan cara intensifikasi,
diantaranya dengan melakukan pemupukan.
Menurut Harjowigeno (2003) pemupukan adalah aktivitas pemberian satu atau lebih
pupuk ke dalam tanah atau ke dalam tanaman untuk memenuhi kebutuhan unsur hara
tanaman.
Pupuk kandang merupakan semua buangan dari hewan peliharaan yang digunakan
untuk menambah hara, sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan siklus biologi dalam
tanah, pupuk kandang ini meliputi pupuk kandang padat yaitu kotoran, sisa-sisa makanan
ternak yang berupa padatan. Kualitas pupuk kandang ini mempunyai komposisi hara yang
sangat dipengaruhi oleh jenis dan umur hewan atau ternak, makanan yang diberikan
fungsi ternak pupuk kandang
memberikan pengaruh
, dan
yang positif terhadap kegiatan
mikroorganisme yang berhubungan dengan ketersediaan hara bagi tanaman di dalam tanah
(Dinas Pertanian dan Hortikultura, 2011).
Dibandingkan dengan berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam mempunyai
nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur den gan bagian padat. Pupuk kandang
ayam tiga kali lebih besar dari pupuk kandang hewan ternak lainnya (Sarwono Hadjowigeno,
2010).
METODE PENELITIAN
Percobaan dilaksanakan di Garut, Blok Panggarangan, Desa Sukahurip , Kecamatan
Pangatikan, Kabupaten Garut dengan ketinggian tempat 1200 meter di ata s permukaan laut,
percobaan di lakukan pada bulan Mei2013 sampai dengan bulan Juli Tahun 2013.
Percobaan menggunakan metode
percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang sebanyak 5 kali. Adapun perlakuan sebagai
berikut: A : Tanpa pupuk kandang ayam , B : pupuk kandang ayam
5 ton/ha, C : pupuk
kandang ayam 10 ton/ha , D: pupuk kandang ayam 15 ton/ha , E: pupuk kandang ayam 20
ton/ha.
Pelaksanaan Percobaan dimulai dengan pengolahan tanah dilakukan dua kali dengan
menggunakan cangkul sedalam 30 cm, selang waktu pengolahan tanah pertama dengan
kedua adalah satu minggu. Setelah tanah diratakan pada pengolahan kedua, kemudian dibuat
petakan percobaan dengan ukuran masing-masing 1,2 m × 2,5 m dengan jarak antar petak 30
cm dan jarak antar ulangan 40 cm. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal. Sebelumnya
barisan tanaman ditandai dengan ajir dan dihubungkan dengan tali rafia.
Jarak tanam yang
digunakan 50 cm x 30 cm dengan jumlah tanaman dalam satu petak percobaan terdiri dari
20 tanaman. Jumlah biji per lubang adalah
2 biji dan jumlah sampel yang diambil
dari 6
lubang tanaman sehingga sampel yang di dapat menjadi 12 tanaman karena dalam satu
lubang tanam terdapat dua benih . Pupuk kandang ayam diaplikasikan setelah pengolahan
tanah selesai . Kemudian dilakukan pengecoran pada setiap lubang tanam
pada tanaman
berumur 8 hst dan 14 hst dengan menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dengan perband ingan
¼ kg pupuk NPK dengan
24 Liter air , penyiraman ini untuk seluruh lubang tanam.
Pemasangan ajir dilakukan pada saat tan aman berumur 45 hari hal ini di
lakukan karena
melihat situasi tanaman yang pendek sehingga daun menempel pada tanah yang lembab hal
ini membuat daun menjadi mudah busuk. Maka di pasang ajir pada setiap bedengan yang
membentuk persegi panjang dan diikat menggunakan tali rafia. Pemeliharaan yang dilakukan
adalah penyiangan, penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama penyakit . Penyiangan
dilakukan seminggu sekali mulai umur 2 minggu setelah tanam, dengan tujuan untuk
membuang gulma yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis.
Penyiraman tidak dilakukan bila tidak ada hujan, dan disesuaikan dengan pengamatan visual
terhadap keadaan tanah dan tanaman berdasarkan kebutuhannya terhadap air.
Bila turun
hujan, tidak dilakukan penyiraman tetapi dilakukan pemeliharaan saluran drainase agar akar
tanaman buncis tidak tergenang oleh air. Untuk mengendalikan hama penggerek polong, ulat
jengkal semu dan penyakit layu yang menyerang tanaman dilakukan penyemprotan dengan
Antracol 70WP (konsentrasi 2g/L ), Biostik (konsentrasi 1,4 cc/L ) dan Ripcord 50EC
(konsentrasi 1,4 cc/L ). Pemanenan dilakukan pada saat polong siap panen dengan ciri- ciri :
warna polong masih muda dan suram, permukaan kulitnya agak kasar, biji dalam polong
belum menonjol, polong belum berserat, dan bila polong dipatahkan akan menimbulkan
bunyi letup . Cara panen polongnya dipetik.
Data yang diperoleh diuji secara statistik
menggunakan uji Fisher pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan Multiple
Range Test).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Table 1.Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun Buncis Umur 60
hst Pada Berbagai Takaran
Pupuk Kandang Ayam.
Perlakuan
Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Daun (helai)
A (tanpa pupuk kandang ayam)
49.23 a
38.47 a
B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha)
49.83 a
40.47 a
C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha)
47.70 a
42.47 a
D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha)
48.13 a
43.23 a
E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha)
49.23 a
41.83 a
Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut
uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% .
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun
tidak berbeda
nyata pada berbagai takaran.
Proses penyerapan unsur hara yang berasal dari pupuk kandang ayam sangat
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuh serta kandungan unsur hara yang terkandung
dalam pupuk kandang ayam. Menurut Kemas Ali Hanafiah (2010), pengaruh bahan organik
terhadap tanah dan tanaman tergantung pada laju proses dekomposisinya.
faktor-faktor yang mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi
Secara umum
faktor bahan organik dan
faktor tanah.
Table 2.Panjang Polong, Diameter Polong dan Jumlah Polong Per Tanaman pada Berbagai
Takaran Pupuk Kandang Ayam.
Jumlah Polong
Panjang
Diameter
Perlakuan
Per Tanaman
Polong (cm)
Polong (cm)
(buah)
A (tanpa pupuk kandang ayam)
14.72 a
0.99 a
15.30 a
B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha)
14.05 a
0.99 a
15.97 a
C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha)
14.43 a
1.01 a
15.73 a
D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha)
14.22 a
0.99 a
15.70 a
E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha)
14.58 a
1.07 a
15.23 a
Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut
uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% .
Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa panjang polong dan diameter polong tidak berbeda
nyata pada berbagai takaran pupuk kandang ayam.
Menurut Gardner, Pearce dan Mitchell
(1991), pertumbuhan tanaman (vegetatif dan generatif) sangat dipengaruhi oleh faktor
kendali genetik ( genetic) selain faktor lingkungan (
environment) termasuk ketersediaan
unsur hara dalam tanah (kesuburan tanah) sehingga mempengaruhi besarnya penampilan
tanaman (fenotip). Sukamto Hadisuwito (2007) berpendapat bahwa kesuburan tanah secara
alami bergantung pada unsur-unsur kimia yang tersedia di alam.
Unsur-unsur kimia alami
yang terangkai menjadi bahan organik tanah memiliki banyak kegunaan, diantaranya
mempertahankan struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah untuk menyimpan dan
mendistribusi air dan udara di dalam tanah, serta memberikan nutrisi untuk pertumbuhan
tanaman dan organisme di dalam tanah.Dengan adanya kemampuan untuk memberikan
nurtisi tersebut dapat dimanfaatkan tanaman untuk pembentukan polong sehingga polong
yang dihasilkan relatif tidak berbeda nyata.
Panjang polong, diameter polong, dan jumlah polong per tanaman tidak
menunjukkan perbedaan yang nyata karena dilihat dari analisis tanah pada Lampiran 10
bisa di katakan tanah tersebut subur sehingga sebanyak apapun pupuk yang diberikan pada
tanah tidak akan memberikan pengaruh yang nyata.
Peningkatan jumlah polong per tanaman merupakan penampilan dari tanaman buncis
dalam merespon pupuk yang diberikan. Jumlah polong per tanaman pada perlakuan pupuk
kandang ayam tidak berbeda nyata, kebutuhan nutrisi
terutama N, P, K pada perlakuan
tersebut lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya. Tersedianya unsur N, P dan K secara
berkecukupan ini mendukung pertumbuhan tanaman selama fase vegetatif dan generatif
sehingga proses-proses fisiologis tanaman pada perlakuan ini lebih baik dan tidak mengalami
gangguan dibandingkan perlakuan lainnya.
Menurut
Hardjowigeno (2010), adanya
keseimbangan unsur hara yang diserap tanaman sangat membantu dalam meningkatkan
jumlah polong dan berat polong.
Table 3.Bobot Polong Per Tanaman, dan Hasil Polong Per
Pupuk Kandang Ayam.
Perlakuan
Bobot Polong
Per Tanaman
(g)
A (tanpa pupuk kandang ayam)
242.10 a
B (pupuk kandang ayam 5 ton/ha)
241.80 a
C (pupuk kandang ayam 10 ton/ha)
288.00 a
D (pupuk kandang ayam 15 ton/ha)
289.20 a
E (pupuk kandang ayam 20 ton/ha)
303.30 a
Petak p ada Berbagai Takaran
Hasil
Per Petak
Per Hektar
(kg)
(ton)
6.09 a
16.85
6.19 a
17.12
6.33 a
17.51
6.34 a
17.53
6.22 a
17.21
Keterangan : Nilai rata-rata yang di sertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut
uji jarak berganda Duncan pada taraf nyata 5% .
Pada Tabel 3 dapat dilihat
bahwa pemberian berbagai takaran pupuk
tidak
memberikan pengaruh yang nyat terhadap bobot polong pertanaman dan bobot polong per
petak. Kardiana (2003) berpendapat bahwa hasil buncis di suatu tempat belum tentu tinggi
dengan hasil buncis di tempat yang lain karena faktor lingkungan yang berbeda. Rendahnya
pada bobot polong per tanaman sangat berhubungan dengan panjang polong per tanaman
yang dipanen.
Menurut Barbieri, et. al .(2000), tanaman yang mudah dipengaruhi oleh lingkungan
yaitu tanaman yang ada dipinggir petaka n (luar sampel) sehingga hasil yang dicapai tidak
maksimal.
Soetjipto dan Subandi (2001) bahwa secara teoritis faktor yang mempengaruhi
reproduksi tanaman salah satunya adalah
varietas, ketinggian tempat, suhu, curah hujan.
Oleh karena itu, walaupun dilakukan rekayasa pengaturan jarak tanam, tidak pengaruh yang
nyata tehadap hasil tanaman.Hal ini diduga karena tanah yang ditanami memiliki unsur hara
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman, sehingga hasil buah yang didapat cukup baik. Pada
dasarnya dengan terciptanya media tanam yang cocok maka bagian tanaman yang ada di
dalam tanah (akar tanaman) dapat tumbuh lebih sempurna sehingga dapat meningkatkan
seluruh pertumbuhan tanaman dan meningkatkan hasil panen, selain itu pemberian pupuk
dapat memberikan pertumbuhan tanaman dan hasil panen yang optimal apabila
memperhatikan takaran pemupukan, waktu pemupukan dan cara pemupukan (Bambang
Cahyono, 2003).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa
takaran pupuk kandang ayam tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil buncis
tegak (Phaseolus vilgaris L). Tinggi tanaman, jumlah daun, panjang polong, daiameter
polong, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, dan hasil polong per petak.
Saran
Perlu dilakukan penelitin selanjutnya dengan kombinasi
pupuk, pemberian
takaranpupuk yang berbeda, varietas benih atau dengan perlakuan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Teknologi budidaya sayuran . Pusat
Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Jakarta Selatan.
Bangbang Cahyono., 2003. Kacang Buncis
Kanisius. Yogyakarta.
: Teknik Budidaya dan Analisis Usaha tani.
Balasubmanian, V dan M. Bell. 2005. Bahan Organik dan Pupuk Kandang.
http://www.knowledgebank.irri.org/regionalsites/indonesia does/RKB20%. 22
agustus 2013
Barbieri, P.A., H.R. Sainz Rozas, F.H.Andrade, and H.E. Echeverria.
2000 .Row spacing
effects atdifferentlevels of nitrogen availability inmaize. Agron J. 92: 283−288
Candrakirana, 2004. Biologis Kacang Tanah . Hal. 9-23. Kacang Tanah Balai Penelitian
Tanaman Pangan Malang. Monograf Balittan Malang No : 12
Bambang Cahyono. 2003. Timun. Aneka Ilmu. Semarang.
Dinas Pertanian dan Hortikultura. 2011. Pupuk Kandang.
http://distan.go.id/index.php/component/content/article/53-pupuk/144-pupukkandang, 29April 2013, 20:35
Dini Summarni. 2007. Pemuliaan Tanaman Buncis dan Cabai. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran, Lembang Bandung.
Diny Djuariah. 2008. Penampilan Lima kultivar Kacang Buncis tegak
Balai Penelitian Sayur-sayuran. Lembang-Bandung.
di D ataran Rendah.
Edi Haryanto. 1996. Rancangan Percobaan pada Bidang Pertanian. Trubus Agrowidya.
Effendi Bakhtiar . 2005. Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Buncis (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Takaran Pupuk Kandang Ayam.
Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Panca Budi.
Gardner, F., R.B. Pearce dan R.L., Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas
Indonesia Press. Jakarta.
Hanafi. 1990. Dasar-dasar Klimatologi. Universitas Padjadjaran. Bandung.
Harjowigeno. 2003.mIlmu Tanah. PT Medyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Hartatik. 2004. Pupuk Kandang. Balittanah Deptan.
http://balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk4.pdf. 29 April
2013, 21: 57.
Harry K. Indranada.1985. Pengolelolaan Kesuburan Tanah. Bumi Aksara. Jakarta.
International Federation Of Organic Agriculture Movements. 2014. Prinsip-Prinsip Pertanian
Organik. http//ifoam.org. 20 Maret 2014, 10 : 22.
Ispandi, A. 2000.Pemupukan P, K, S dan Tumpang Sari Ubi Kayu + Kacang Tanah di Lahan
Kering Alfisol. dalam M. Soedardjo, dkk ( eds). Komponen Teknologi Untuk
Meningkatkan Produktivitas Tanaman Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian.Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. BALITKABI, Malang. Hal : 183
Kemas Ali Hanafiah. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Lisdiana Fachruddin., 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Kanisius. Yogyakarta
Kardiana, I. 2003. Percobaan Daya Hasil Varietas Buncis Di Beberapa Tempat. Laporan
Hasil Penelitian Hort. Lab. LPH Lembang, 3,128-135
Mahdiannoor.2012.Efektivitas Pemberian Trichoderma spp. dan Dosis Pupuk Kandang
Kotoran Ayam pada Lahan Rawa Lebak terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Kacang Panjang. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan
Panca Budi.
Purwa. 2007.Petunjuk Pemupukan. Redaksi Agromedia. Jakarta
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian. 2011.
Tegak (Phaseolus vulgaris L.) Kultivar Rancak. Jakarta.
Deskripsi Buncis
Rakhmat Rukmana., 1994. Buncis
: Sumber Protein Nabati Mudah Dan Murah
Dikembangkan.Kanisius. Yogyakarta
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.Yogyakarta.
Sarwono Hardjowigeno. 2010. Ilmu Tanah. CV Akademika Pressindo. Jakarta.
Setijo Pitojo., 2004. Benih Buncis. Kanisius. Yogyakarta.
Setawan Sulistio Budi., 2010. Membuat pupuk kandang secara cepat. Etosa IPB. Jakarta.
Sukamto Hadisuwito. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia. Jakarta.
Suprapto, H.S. 1994. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Taslim, H., Sutjipto P., Subandi. 2001. Pemupukan Padi Sawah.
Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Bogor.
Titi Setianingsih dan Khoerodin., 2002. Pembudidayaan Buncis Tipe Tegak dan Merambat.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Download