PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : ROMY ABDULLAH NPM : 1211010028 Jurusan : Pendidikan Agama Islam FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Oleh : ROMY ABDULLAH NPM : 1211010028 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Pembimbing I Pembimbing II : Prof. Dr. Hj. Jusnimar Umar, M.Pd : Dr. Rijal Firdaos, M.Pd FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1438 H / 2017 M ABSTRAK PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA Oleh: Romy Abdullah Kata kunci: Kompetensi Kepribadian Guru PAI, Hasil Belajar Tantangan dunia pendidikan saat ini adalah tantangan bagi guru dalam berhubungan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru yang terkait, langsung dituntut untuk mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai permasalahan yang muncul. Untuk mengantisipasinya diperlukan adanya profil seorang guru PAI yang mampu menampilkan sosok yang kualitas personal atau pribadinya dalam menjalankan tugasnya, karena usaha seorang guru untuk tampil menjadi pribadi yang sesuai harapan anak didiknya, dapat mendorong mereka untuk lebih bersemangat lagi dalam belajar pendidikan agama Islam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan regresi. Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Berdasarkan dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh rxy sebesar 0,527, Berarti 0,527 > 0,254. Adapun untuk persamaan regresinya adalah Y = 19,816 + 0,520X. Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI bertambah, maka setiap penambahan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya. Setelah diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui seberapa besar kompetensi kepribadian memberikan kontribusi terhadap hasil belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh, sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya. MOTTO Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)1 1 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro, 2008), h. 336 PERSEMBAHAN Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktunya. Penulis persembahkan skripsi ini kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Hi. M. Yushardi dan Ibu Hj. Sri Hartini yang telah memberikan kasih sayangnya dan berjuang dengan tulus jiwa raganya membesarkan dan mendidik serta mendo‟akanku dalam meraih kesuksesan dan cita-cita. 2. Kakakku tersayang Deny Hary Saputra, dan juga adik-adikku tercinta Krishardiyati, Adinda Halimatus Sa‟diyah, dan Muhammad Abdurrohman, yang selalu mendo‟akan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 3. Sahabat - sahabat seperjuangan yang selalu menemaniku Agus Senthosa, Ryo Sobari, M. Arief Darmawan Yusuf, Febri Agung, Aan Sa‟in Sidik. Terkhusus keluarga PAI B angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama kalian disini, terima kasih berkat semangat dan kebersamaan akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. RIWAYAT HIDUP Romy Abdullah lahir di Bukitkemuning, Kec. Bukitkemuning, Kab. Lampung Utara pada tanggal 03 November 1994. Penulis merupakan anak kedua dari lima bersaudara, buah cinta dari pasangan Ayah yang bernama Hi. M. Yushardi dan Ibu yang bernama Hj. Sri Hartini yang selalu melimpahkan kasih sayang serta cintanya bagi penulis. Penulis mengemban pendidikan formal dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Dharma Wanita Kec. Bukitkemuning Kab. Lampung Utara pada tahun 2000. Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2001 di SDN 1 Bukitkemuning Kab. Lampung Utara, kemudian penulis melanjutkan pendidikan sekolah mengengah pertama pada tahun 2007 di MTs. Miftahul Ulum di Desa Sukamenanti, Kec. Bukitkemuning, Kab. Lampung Utara. Setelah lulus penulis melanjutkan pendidikan sekolah mengengah atas pada tahun 2010 di MAN 1 Kotabumi Kab. Lampung Utara. Selama menjadi siswa di MAN 1 Kotabumi, penulis aktif dibidang ROHIS. Kemudian pada tahun 2012 penulis melanjutkan study di perguruan tinggi Islam Negeri IAIN Raden Intan Lampung, di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Selama menjadi mahasiswa di IAIN Raden Intan Lampung, penulis mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM) BAPINDA. Pada tahun 2013 penulis aktif di UKM-F IBROH di bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Mahasiswa (PPM). KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Buktkemuning Kab. Lampung Utara. Sholawat dan salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, para keluarga, sahabat serta umatnya yang setia pada titah dan cintanya. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Atas bantuan dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat: 1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung. 2. Dr. Imam Syafe‟I, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang telah mendidik kami di jurusan yang beliau pimpin. 3. Prof. Dr. Hj. Jusnimar Umar, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Rijal Firdaos, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya. 4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung yang telah membekali ilmu, sehingga penulis dapat menyusun suatu karya ilmiah ini. 5. Kepala sekolah, Guru, dan Staf di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kab. Lampung Utara yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi ini. 6. Ayah dan Ibu tersayang yang selalu memberikan bantuan moril dan materi kepada penulis dalam menempuh pendidikan yang sedang dijalani ini. 7. Rekan-rekan PAI terutama kelas B yang selalu memberi motivasi dan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan atas semua bantuan dan partisipasi semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga skripsi ini berguna bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin Bandar Lampung, 02 Maret 2017 Penulis Romy Abdullah NPM. 1211010028 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. ........................................................................................ i ABSTRAK. ........................................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv MOTTO ............................................................................................................. v PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................... x DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul ................................................................................ 1 B. Alasan Memilih Judul ....................................................................... 3 C. Latar Belakang Masalah.................................................................... 3 D. Identifikasi Masalah .......................................................................... 16 E. Batasan Masalah................................................................................ 16 F. Rumusan Masalah ............................................................................. 16 G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Kepribadian Guru ......................................................... 18 1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru ............................... 18 2. Aspek-Aspek Kepribadian Guru ............................................... 22 3. Indikator Kompetensi Kepribadian Guru .................................. 26 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Guru ........... 31 B. Guru Pendidikan Agama Islam ......................................................... 34 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ............................... 34 2. Syarat-syarat dan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam 35 3. Tugas dan Tanggungjawab Guru Pendidikan Agama Islam .... 38 C. Hasil Belajar ...................................................................................... 42 1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 42 2. Indikator Hasil Belajar ............................................................. 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian.............................................................................. 45 B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 45 C. Variabel Penelitian ............................................................................ 46 D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling........................................... 47 1. Pengertian Populasi .................................................................. 47 2. Pengertian sampel .................................................................... 49 3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 49 E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 50 1. Angket ...................................................................................... 50 2. Dokumentasi ............................................................................ 51 F. Instrument Penelitian ........................................................................ 52 G. Uji Coba Instrument Penelitian ......................................................... 54 1. Uji Validitas ............................................................................. 54 2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 56 3. Uji Normalitas .......................................................................... 57 4. Uji Hipotesis............................................................................. 57 5. Uji Regresi Linier Sederhana ................................................... 58 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data ................................................................................... 59 1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI ............................................ 59 2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 ............... 62 B. Hasil Uji Coba Instrumen.................................................................. 65 1. Analisis Uji Validitas Angket ..................................................... 65 2. Analisis Uji Reliabilitas Angket.................................................. 67 3. Uji Normalitas ............................................................................. 67 4. Uji Hipotesis................................................................................ 69 5. Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 74 6. Uji Koefisien Determinasi........................................................... 75 C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ........................................................................................ 82 B. Saran................................................................................................... 83 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12 Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15 Lampiran 16 Lampiran 17 Kisi-kisi Instrument Angket Kompetensi Kepribadian Guru Analisis Uji Coba Validitas Angket Analisis Uji Coba Reliabilitas Angket Jawaban Responden Angket Distribusi Frekuensi Angket Data Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Rata-rata (Mean) Angket Rata-rata (Mean) Hasil Belajar Standar Deviasi Analisis Korelasi Variabel X dan Y Pernyataan Soal Angket Surat Izin Pra Penelitian Surat Permohonan Mengadakan Penelitian Surat Izin Balasan Dari SMP Negeri 1 Bukitkemuning Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Kartu Konsultasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Sebelum penulis menguraikan isi skripsi, terlebih dahulu penulis akan jelaskan mengenai beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi ini dengan maksud untuk menghindari kesalahpahaman dalam kalangan umum. Skripsi ini berjudul : “PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA”. 1. Pengaruh Pengaruh adalah dampak kuat akan sesuatu yang dijumpai atau didapati yang mendapatkan hasil yang baik atau sebaliknya.2 Pengaruh yang dimaksud dalam bahas ini adalah pengaruh dari kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar pendidikan agama islam di SMP Negeri 1 Bukitkemuning. 2. Kompetensi Kompetensi didefinisikan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang diisyaratkan 2 Hasan Sadely, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ictiar Baru Vanhauver, 1980), h. 3204 oleh pekerja dalam suatu kompetensi, sehingga kompetensi tersebut mampu mencapai hasil yang diharapkan.3 3. Kompetensi Kepribadian Guru Kompetensi guru menurut kunandar adalah “seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif”.4 Sedangkan kepribadian adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.5 Berdasarkan pengertian diatas, dapat dijelaskan bahwa kompetensi kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya, menyangkut sifat serta sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Yang terlihat dari caranya bersikap, berbicara berpenampilan, dan dapat menjadi sosok yang diteladani. 4. Pendidikan agama Islam Adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung didalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai pandangan hidup sehingga dapat mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat kelak. 3 Parulian Hutapea, Kompetensi Plus, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 4 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 55 5 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 39 4 5. Hasil belajar Adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.6 B. Alasan Memilih Judul Alasan yang mendasari penulis memilih judul skripsi ini adalah guru adalah unsur yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu, guru dituntut memiliki segenap kompetensi, salah satunya kompetensi kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan seluruh sikap dan perbuatan yang mendasari perilaku individu, yang merupakan gambaran dari kepribadian individu tersebut. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru di tentukan oleh kepribadian yang dimilikinya, khususnya guru PAI yang harus selalu mencerminkan sosok yang berakhlaqul karimah, mampu menjadi contoh dan teladan yang baik bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian guru dirasa sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, peserta didik maupun sekolah. C. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru atau orang tua) kepada peserta didik agar menjadi dewasa dalam segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang terpenting bagi setiap bangsa yang sedang membangun. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilakukan secara 6 62 Kunandar, Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. sistematis dan terarah, sesuai dengan apa yang diinginkan dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1: “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah.7 Usaha untuk meningkatkan mutu guru ini sangat penting karena guru adalah pembina dan pembimbing yang mempunyai peran dalam hidup peserta didik. Kepribadian guru, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya masuk kedalam pribadi peserta didik. Selanjutnya dalam hal sifat dan syarat yang dimiliki oleh seorang pendidik atau guru terutama guru yang mengajarkan pendidikan agama Islam, Al-Ghazali menyatakan bahwa para pendidik Islam harus memiliki adab yang baik, karena anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang harus diikutinya. 8 7 8 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 3 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 170 Dalam kerangka kependidikan secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku guru pendidikan agama Islam dipandang sebagai “sumber pengaruh” sedangkan tingkah laku yang belajar sebagai “efek” dari berbagai proses tingkah laku dan kegiatan interaksi.9 Penulis sepakat dengan pendapat tersebut karena guru pendidikan agama Islam merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh kehidupan pribadi peserta didik karena itu oleh peserta didik sering dijadikan tokoh teladan bahkan tokoh identifikasi diri serta menjadi profil yang diidolakan dan segala kebiasaan dijadikan patokan yang paling benar oleh peserta didik di SMP yang sedang dalam pertumbuhan jasmani antara usia (+ 13-16) tahun dan pertumbuhan kecerdasan yang mendekati kematangan sehingga dapat mengambil kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang dilihat atau yang ditemukannya karena peserta didik berada dalam usia goncang. Padahal sosok guru pendidikan agama Islam yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa, panggilan hati nurani bukan karena tuntutan materi belaka yang membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas di sekolah saja dan seyogyanya guru pendidikan agama Islam memiliki perilaku yang memadai untuk untuk dapat mengembangkan diri peserta didik secara utuh. Eksistensi guru dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran umum sedikit berbeda dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) karena guru agama tidak hanya memberikan pemahaman aspek intelektual, tetapi juga sangat 9 Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h. 13 berkaitan dengan kepribadian. Dalam arti khusus dikatakan bahwa dalam setiap diri seorang guru terletak tanggungjawab untuk membawa anak didiknya pada suatu kedewasaan.10 Guru pendidikan agama Islam bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma baik yang bersumber dari diri sendiri yang meliputi kaedah atau norma keagamaan dan kaedah atau norma kesusilaan maupun yang bersumber dari lingkungan sosialnya yang meliputi norma kesopanan dan norma hukum kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru dalam konteks ini pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkontruksi nilai-nilai baru. Guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik atau pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa berarti penting posisi guru pendidikan agama Islam dalam dunia pendidikan. Kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi keberhasilan proses pendidikan, karena guru pendidikan agama Islam sebagai profil pribadi yang ditiru dan diteladani oleh peserta didik baik secara sengaja atau tidak. 10 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), h. 12 Guru merupakan teladan bagi para peserta didiknya. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap dan mengakuinya sebagai guru.11 Dengan kata lain, baik tidaknya citra seorang guru pendidikan agama Islam ditentukan kepribadiannya, walaupun kepribadian sebenarnya adalah suatu masalah yang abstrak, hanya bisa dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur perilaku dan fisik. Oleh karena itu masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya kewibawaan atau citra seorang guru pendidikan agama Islam dalam pandangan anak didik atau pandangan masyarakat. Kepribadian guru pendidikan agama Islam adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru pendidikan agama Islam dengan anak didik. Kepribadian guru pendidikan agama Islam akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.12 Bagi guru pendidikan agama Islam khususnya telah ada standar kepribadian yakni Rasulullah SAW. Dan Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk 11 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 45 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 41 12 meneladani pribadi beliau. Sebagaimana tercantum dalam Al-qur‟an surat AlAhzab ayat 21, yaitu: Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)13 Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya guru diharapkan mampu bekerja secara profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu dan mempunyai akhlak yang berbudi luhur, dan salah satu faktor penting adalah peningkatan kompetensi kepribadian guru, yang tentunya harus diimbangi dengan kompetensi yang lainnya yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Adapun rinciannya akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Kompetensi kepribadian : kemampuan kepribadian yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 2. Kompetensi pedagogik : merupakan pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 3. Kompetensi profesional : merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan meteologi keilmuannya. 13 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro, 2008), h. 336 4. Kompetensi sosial : merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi atau bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat. 14 Kompetensi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kompetensi kepribadian, yang diartikan kemampuan seseorang yang dihubungkan dengan kepribadian, sifat-sifat atau karakter yang dimilikinya. Menurut Kunandar “Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa pancasila yang mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi kelestarian bangsa dan negaranya”.15 Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia, mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri, dan religius.16 Dari kepribadian guru pendidikan agama Islam itu sendiri, keberhasilan guru pendidikan agama Islam dalam mengelola proses belajar mengajar dapat dilihat dari berbagai segi diantaranya adalah prestasi yang dicapai oleh peserta didik dan jalannya proses belajar mengajar tergantung dari pendekatan yang digunakan guru pendidikan agama Islam tersebut. Tingkah laku guru pendidikan agama Islam dalam proses tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya sementara, misalnya ketepatan menentukan tujuan pengajaran atau memilih materi pengajaran yang sesuai dan kemampuan menggunakan media pengajaran 14 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 75 Ibid, h. 56 16 Jejen Musfah, Op. Cit, h. 42 15 saja, tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku guru pendidikan agama Islam yang relatif tetap yaitu kepribadian guru pendidikan agama Islam itu sendiri. Adapun indikator kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam adalah : 1. Kepribadian yang mantap dan stabil Bertindak sesuai norma hukum dan social, bangga sebagai pendidik, serta memiliki konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma. 2. Kepribadian yang dewasa Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja sebagai guru. 3. Kepribadian yang arif Sebagai guru, khususnya guru pendidikan agama Islam harus menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak dalam menerima ataupun member kritik atau saran. Hal ini terlihat dalam proses belajar, guru memberikan nasehat kepada peserta didik yang sering dating terlambat ketika masuk pelajaran dikelas pada saat pergantian jam pelajaran. Guru memberikan pengarahan agar lebih tepat waktu masuk kedalam kelas. 4. Kepribadian yang berwibawa Guru harus dapat menstabilkan emosi, terutama yang berhubungan dengan peserta didik. Kepribadian guru akan terlihat dalam menyelesaikan masalah tersebut. Apabila anak didik melakukan kesalahan atau pelanggaran, sebaiknya diberi sanksi yang mendidik dan bisa menyadarkan anak, misalnya dengan membaca Al-qur‟an atau mengerjakan tugas. Tidak dengan menakut-nakuti anak didik dengan guru bersikap emosional, sehingga wibawa guru akan hilang dengan sendirinya. 5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan Seorang guru harus member suri tauladan bagi peserta didiknya, membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didiknya dan hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru mulia juga, sesuai dengan ajaran Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Misalnya bertindak dengan norma religious (iman, taqwa, jujur, ikhlas, dan menolong).17 Sebagai teladan, guru pendidik agama Islam harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil atau idola seluruh kehidupannya adalah figur yang 17 Kunandar, Op. Cit., h. 75-76 paripurna. Itulah kesan terhadap guru pendidikan agama Islam sebagai sosok yang ideal, sedikit saja guru agama Islam berbuat yang kurang atau tidak baik, akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari jati dirinya bahkan bisa juga ia dicaci maki dengan sinis hanya karena kealpaan berbuat kebaikan. Meskipun kejahiliannya itu bak setetes air dalam daun talas. Keburukan perilaku anak didik cenderung diarahkan pada kegagalan guru pembimbing dan pembina anak didik karena faktor kepribadian guru pendidikan agama Islam yang sangat sensitif. Seorang guru tidak boleh sombong dengan ilmunya, karena merasa paling mengetahui dan terampil dibanding guru yang lainnya, sehingga menganggap remeh teman sejawatnya. Firman Allah SWT dalam QS. An-Nahl: 125 berikut ini: Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. AnNahl: 125)18 Berdasarkan pra survey, penulis mendapatkan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI sudah cukup baik. Akan tetapi masih terlihat ada beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran berlangsung didalam kelas seperti guru sering terlambat untuk masuk kelas, guru kurang menanamkan disiplin dan tanggung 18 Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 224 jawab terhadap peserta didiknya, contohnya masih terdapat peserta didik yang tidak menggunakan seragam lengkap serta baju seragamnya tidak dimasukkan kedalam celana. Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar peserta didik, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.19 Aspek sosial yang diemban oleh guru pendidikan agama Islam adalah misi kemanusiaan karena mengajar adalah pemanusiaan masyarakat serta aspek profesional yang menyangkut peran profesi dari guru pendidikan agama Islam atau pendidik dalam arti yang memiliki kualifikasi profesi sebagai seorang guru pendidikan agama Islam. Pada dasarnya melalui proses pendidikan akan membentuk kepribadian seseorang.20 Untuk membentuk kepribadian sesoarang memerlukan sebuah tuntunan atau acuan untuk mencapai hal itu, maka dari itu diperlukan nya 19 Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 216 Nanang Hanafiah dan Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung: Refika Aditama, Cet. Ke-3, 2002), h. 6. 20 bimbingan mengenai pendidikan agama, karena agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Dan untuk merelisasikan fungsi dan tujuan pendidikan harus ada proses yang kita kenal dengan istilah belajar. Belajar adalah proses perubahan perilaku, berkat interaksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku mengacu aspek kognitif, afektif dan psikomotor seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan perilakunya. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkat laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah hasil belajar. Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar peserta didik dan hasil yang dapat ditunjukan angka indeks yang dicapai peserta didik setelah melakukan proses dan kegiatan-kegiatan pembelajaran, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang baik dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotorik21. Jadi hasil belajar merupakan kemampuan yang di peroleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberiakan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus benar-benar berusaha meningkatkan hasil belajar pada diri siswa, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga akan terjadi proses belajar mengajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat menentukan hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik.22 Tabel 1.1 Data Nilai Ulangan MID Semester Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning Hasil No Kelas < 75 ≥ 75 27 1 VIII A 5 siswa siswa 21 2 VIII B 15 siswa siswa 11 3 VIII C 24 siswa siswa 15 4 VIII D 20 siswa siswa 5 VIII E 29 siswa 5 siswa 21 Diyamti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-5, 2013), h. 193 22 R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 42-43 6 7 VIII F VIII G 25 siswa 9 siswa 25 siswa 9 siswa 143 97 Jumlah siswa siswa Sumber: Daftar nilai hasil ulangan MID semester PAI kelas VIII tahun ajaran 2015/2016 Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan peserta didik kelas VIII dengan jumlah keseluruhan 240 orang peerta didik. Maka jika dilihat peserta didik lebih banyak yang mendapatkan nilai pada skala < 75, yaitu 143 orang peserta didik, dibandingkan dengan peserta didik dengan skala ≥ 75 jumlah peserta didik sangatlah sedikit yaitu 97 orang peserta didik. Hasil tersebut apabila dinyatakan dalam bentuk presentase diperoleh perbandingan antara peserta didik yang mencapai KKM dengan peserta didik yang belum mencapai KKM yaitu 59,58% berbanding 40,42%. Nampak bahwa masih sangat sulit bagi peserta didik untuk mendapatkan nilai diatas KKM. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian tentang „„Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara”. D. Identifikasi Masalah Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Kompetensi guru yang masih jauh dari apa yang diharapkan 2. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik E. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh oleh penulis maka adapun batasan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Peneliti membatasi masalah yaitu : 1. Guru yang dimaksud adalah guru pendidikan agama Islam kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning 2. Indikator kepribadian seperti : kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, dan menjadi teladan 3. Mata pelajaran dibatasi hanya mata pelajaran pendidikan agama Islam 4. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning F. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh antara kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara?” G. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. 2. Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah: a. Secara teoritis Sebagai bahan informasi tertulis tentang pengaruh kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. b. Secara praktis Untuk memberikan informasi bahwa dalam pendidikan terutama guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memiliki kompetensi kepribadian yang matang dalam membimbing dan mendidik untuk menciptakan peserta didik yang berpengetahuan dan berakhlaqul karimah. BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Kepribadian Guru 1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran central dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional. Oleh karena itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28 ayat 1, menjelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.23 Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.24 Kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan pengetahuan, pengalaman dan keahlian terhadap tugas atau peranan. 23 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28 Ayat 1 24 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27 Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang membuatnya sanggup mengaplikasikan prestasi unggulan pada pekerjaan tertentu peranan dan situasi tertentu.25 Kompetensi guru menurut Kunandar adalah “seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif”.26 Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan 4 jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional.27 Menurut E. Mulyasa, “kompetensi adalah kemampuan yang merupakan pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang terefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak”.28 Sedangkan Kata “kepribadian” berasal dari kata personality (bhs. inggris) yang berasal dari kata Persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.29 25 Ubaedy, Kompetensi Kunci Dalam Berprestasi, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), h. 6 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 55 27 Jejen Musfah, Op. Cit, h. 30 28 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 26 h.37 29 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2009), h. 2 Menurut Jalaludin kepribadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.30 Kepribadian adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.31 Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah mengatakan “kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma‟nawi), sukar dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan”.32 Prof. Dr. Zakiah Darajat menyatakan “Kepribadian itulah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah)”.33 Jejen Musfah juga menjelaskan bahwa “guru harus berkepribadian baik, karena ia sebagai model bagi murid dan komunitas lainnya disekolah. Karena persoalan moral tidak cukup hanya dibicarakan, namun perlu terwujud dalam aksi nyata.34 Menurut Moh. Roqib dan Nurfuadi Kompetensi kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang 30 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 174 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 39 32 Ibid, h. 40 33 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), h. 225 34 Jejen Musfah, Op. Cit, h. 194 31 kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku sehari-hari.35 Dalam al-Qur‟an terdapat ayat yang menyebutkan tentang nafs yang sering diterjemahkan sebagai jiwa, pribadi atau diri sendiri. Allah berfirman dalam surat Asy-syam ayat 7-10 : Artinya: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.(QS. Asy-syam: 7-10)36 Ayat diatas menjelaskan bahwa jiwa atau kepribadian merupakan kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang, baik fisik maupun psikis, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman dan mempunyai pengaruh terhadap orang lain. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian para peserta didik. Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang 35 Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru: Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), h. 122 36 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro, 2008), h. 595 sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta menyejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. 37 Berdasarkan pengertian diatas, penulis dapat mengambil suatu pengertian bahwa kompetensi kepribadian guru adalah seperangkat kecakapan, kemampuan, kekuasaan, kewenangan yang dimiliki oleh seorang guru yang semua itu terorganisir dalam suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan bersifat dinamis dan khas, yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya sebagai individu yang unik dan berbeda dengan guru lainnya, menyangkut sifat serta sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, yang terlihat dari caranya bersikap, berbicara, berpenampilan, dan dapat menjadi sosok yang diteladani. 2. Aspek-aspek Kepribadian Guru Kepribadian itu mengandung pengertian yang kompleks, ia terdiri dari bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Sebelumnya ada baiknya jika penulis uraikan terlebih dahulu beberapa aspek kepribadian yang penting dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan anak didik.38 Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). Aspek-aspek 37 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008), h. 117 38 Ngaimun Naim, Menjadi guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 34 ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu,sehingga membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.39 Menurut para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang dipelajari oleh psikologi bukanlah jiwa, tetapi tingkah laku manusia, baik perilaku yang kelihatan (overt) maupun yang tidak kelihatan (convert). Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu :40 a. Aspek Kognitif (Pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan pengindraan. Fungsi aspek kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan tingkah laku. b. Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak, kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak) yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif. c. Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya. Menurut Ngalim Purwanto, ada enam aspek kepribadian yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu : 39 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 225 40 Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), h. 169 a. Sifat kepribadian b. Intelegensi atau kecerdasan c. Pernyataan diri dari cara menerima kesan-kesan d. Kesehatan e. Bentuk tubuh f. Sikap terhadap orang lain.41 Sedangkan kepribadian dalam Islam adalah berdasarkan kepada aqidahnya, Al-Qur‟an sendiri membedakan manusia menjadi tiga kategori yang berdasarkan aqidahnya, yaitu orang-orang yang beriman, orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Dalam hal ini penulis sedikit menguraikan tentang golongan orang-orang yang beriman, dalam surat Al-Anfal : 2-4 Allah berfirman : Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah 41 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 157-158 orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia. (QS.Al-Anfal: 2-4)42 Ayat ini menerangkan bahwa ada beberapa sifat tentang orang-orang yang beriman dan orang-orang yang ikhlas dalam keimanan mereka, sifat-sifat tersebut adalah orang yang selalu ingat kepada Allah SWT dalam hati mereka, orang yang selalu bertambah mantap keyakinan dan keimanannya, orang yang selalu menyerahkan segala urusan mereka kepada Allah SWT, orang yang selalu mendirikan dan menunaikan shalat dengan sempurna dan orang yang selalu menafkahkan sebagian hartanya. Dalam kepribadian seorang mukmin, sifat-sifat tersebut tidaklah lepas antara satu sama lainnya, tetapi saling berinteraksi dan saling menyempurnakan, semuanya berpartisipasi dalam mengarahkan tingkah laku seorang mukmin dalam semua bidang kehidupannya. Demikianlah di antara sekian banyak gambaran Al-Qur‟an tentang kepribadian yang luhur dan ideal, kepribadian ini merupakan kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang termasuk di dalamnya seorang guru pendidikan agama Islam yang berkewajiban mendidik generasi penerus yang berbudi pekerti luhur, ideal dan dilengkapi iman dan taqwa kepada Allah SWT. 3. Indikator Kompetensi Kepribadian Guru 42 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro, 2008), h. 177 Bagi guru pendidikan agama Islam, kompetensi kepribadian menjadi kunci utama keberhasilan pengajarannya. Guru bertugas menanamkan nilainilai agama Islam sehingga peserta didik berkomitmen untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kedudukan guru sebagai pendidik tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai pribadi. Kepribadian guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik dan pembimbing. Seorang guru dalam mendidik dan membimbing peserta didiknya tidak hanya dengan bahan yang ia sampaikan, tetapi dengan seluruh kepribadiannya. Sebagaimana firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 159 : Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya”.(QS. Ali Imran: 159)43 43 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro, 2008), h. 71 Ayat diatas mengindikasikan bahwa seorang guru menjadi pembimbing dan penyuluh terhadap peserta didiknya. Hal tersebut akan membuat peserta didik mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup dan kesulitan dalam belajar atas dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT. Adapun kompetensi pribadi meliputi “kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri, mengendalikan diri dan menghargai diri”.44 Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kepribadian yang mantap dan stabil Indikator dari kepribadian yang mantap dan stabil yaitu bertindak sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai norma sosial bangga sebagai guru profesional, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan. Pribadi yang mantap berarti seorang guru tersebut memiliki suatu kepribadian yang tidak tergoyahkan (tetap teguh dan kuat dalam pendiriannya). Sedangkan pribadi yang stabil merupakan suatu kepribadian yang kokoh, jika kita telaah dari segi arti bahasanya pribadi stabil ini sama halnya dengan pribadi mantap. Kepribadian yang mantap dan stabil ini menekankan pada tiga hal yang menjadi landasan kepribadiaannya, yaitu : kebenaran, tanggungjawab, dan kehormatan. Sehingga dalam segala tindakan seorang guru harus memperhatikan kebenaran, tanggungjawab, dan kehormatan. Dalam menghadapi permasalahan seorang guru harus mampu meredam 44 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 55 emosi dan dapat menyelesaikan dengan tenang sehingga dapat menjaga kehormatannya sebagai guru. Jika tidak dapat mengendalikan emosi dan mudah marah akan membuat peserta takut, dan ketakutan mengakibatkan kurangnya minat untuk mengikuti pelajaran serta rendahnya konsentrasi, karena ketakutan menimbulkan kekhawatiran untuk dimarahi dan membelokkan konsentrasi peserta didik.45 b. Kepribadian yang dewasa Indikator dari kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang tinggi. Guru sebagai pribadi, pendidik, pengajar dan pembimbing dituntut memiliki kematangan atau kedewasaan pribadi, serta kesehatan jasmani dan rohani.46 Pribadi dewasa yang dimiliki seorang guru bisa menjadikan peserta didik merasa terlindungi, diayomi, dan dibimbing dalam proses belajar mengajar. Dengan terjalinnya keakraban antara guru dengan peserta didik maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar. c. Kepribadian yang arif Indikator dari kepribadian yang arif yaitu : menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan 45 dalam berfikir dan bertindak. Dalam E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007),hlm.121 46 Ibid, h.123 pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin, arif, dan berwibawa. Banyak perilaku peserta didik yang menyimpang bahkan bertentangan dengan moral yang baik, misalnya merokok, rambut gondrong, rambut disemir, membolos, tidak mengerjakan PR, berkelahi, melawan guru dan masih banyak lagi. Dengan kata lain, masih banyak peserta didik yang tidak displin dan hal ini dapat menghambat jalannya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut guru untuk bersikap disiplin, arif, dan berwibawa dalam segala tindakan dan perilakunya, serta senantiasa mendisiplinkan peserta didik agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Tugas guru dalam pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran saja, namum lebih dari itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik, terutama pada jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku yang tidak disiplin. Bentuk perwujudan dalam rangka mendisiplinkan peserta didik, guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.47 d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan Indikator dari kepribadian akhlak mulia dan dapat menjadi teladan yaitu bertindak sesuai norma agama, iman dan takwa, jujur, ikhlas dan memiliki perilaku yang pantas untuk diteladani siswa. Guru yang baik harus memiliki akhlak yang mulia dan bisa menjadi teladan bagi peserta 47 Ibid, 122-126 didik. Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi akhlak mulia tentu saja tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi memerlukan ijtihad yang mujahadah, yakni usaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah dan didasarkan pada niat ibadah. Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima dan menggunakannya secara konstruktif maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut di pahami, dan tidak perlu menjadi bahan yang memberatkan. Sehingga dengan keterampilan dan kerendahan hatinya akan memperkaya pembelajaran.48 e. Kepribadian yang berwibawa Indikator dari kepribadian yang berwibawa yaitu memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yang disegani.49 Kewibawaan disini berarti hak memerintah dan kekuasaan untuk dipatuhi dan ditaati. Ada juga yang mengartikan bahwa kewibawaan adalah sikap dan penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan rasa hormat. Sehingga dengan kepribadian guru yang berwibawa, anak didik merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan. 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Guru 48 49 Ibid, h. 127 Suyanto, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta : Penerbit Erlanga,2013),h. 42 Kepribadian berkembang dan mengalami perubahan, tetapi dalam perkembangannya membentuk pola-pola yang khas yang merupakan ciri unik bagi setiap individu. Menurut Ngalim Purwanto terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian antara lain: a. Faktor Biologis Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat dilihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan seseorang/orang itu masingmasing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang. b. Faktor Sosial Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturanperaturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu dilahirkan, seseorang telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan seseorang, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacammacam pula terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan seseorang sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi seseorang selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima seseorang masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang seseorang maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian. c. Faktor Kebudayaan Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain: 1) Nilai-nilai (Values) Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu. 2) Adat dan Tradisi. Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang. 3) Pengetahuan dan Keterampilan. Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya. 4) Bahasa Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain. 5) Milik Kebendaan (material possessions) Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.50 B. Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dalam pengertian lebih luas, guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah maupun diluar sekolah.51 Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, dan mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.52 Dengan demikian guru adalah setiap orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan bertugas mendidik, mengajar, mengarahkan anak didiknya. Karena dengan pendidikan dan bimbingan yang ia berikan kepada 50 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 160- 163 51 Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Rineka Cipta, Jakarta, 2000), h . 32. 52 Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005), h . 2. anak didik selain akan memberikan wawasan ilmu pengetahuan juga akan membantu peserta didik agar mempunyai kepribadian yang baik. 2. Syarat-Syarat dan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam Tugas seorang guru, khususnya guru agama tidak memenuhi pendidikan dunia saja namun mencapai kehidupan dunia akhirat. Oleh karena itu guru harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut : a. Harus sudah dewasa Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut perkembangan seseorang. Oleh karena itu tugas itu harus dilakukan secara bertanggung jawab, itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah dewasa, anak-anak tidak dapat diminta pertanggung jawaban. b. Harus sehat jasmani dan rohani Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan, bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya juga bila ia mendidik. c. Tentang kemampuan mengajar harus ahli Ini penting sekali bagi pendidikan, termasuk guru. Orang tua dirumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan bagi anak-anaknya dirumah. d. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi. Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain mengajar.53 Selain itu juga menurut Zuhairini dkk, bahwa pendidik harus mempunyai kompetensi personal yaitu : a. Takwa kepada Allah b. berilmu c. Sehat jasmani dan rohani d. Berakhlak baik. e. Bertanggung jawab dan berjiwa nasional54 Menurut Ramayulis, seseorang dapat menjadi guru ia harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. Beriman Bertaqwa Ikhlas Berakhlak Berkepribadian yang integral Cakap Bertanggung jawab Keteladanan Memiliki kompetensi.55 Adapun persyaratan menjadi guru agama Islam secara terperinci dari Departemen Agama RI, adalah sebagai berikut : a. Syarat Formil 1) Memiliki ijazah guru agama 2) Sehat jasmani dan rohani 3) Tidak memiliki cacat yang mencolok 53 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Persefektif Islam, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Cet ke-4, 2001), h . 80-81 54 Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Surabaya, 2014), h . 40. 55 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Jakarta, cet. Ke-4, 2000), h . 41. 4) Mengetahui pengetahuan agama yang mendalam 5) Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia 6) Watak yang baik dan berkepribadian pancasila 7) Diangkat oleh pejabat yang berwenang atau pemerintah b. Syarat Material 1) Memiliki ilmu pengetahuan agama Islam yang lebih luas dan mendalam 2) Memiliki ilmu didaktik metodik 3) Memiliki ilmu metodologi pengajaran 4) Memiliki ilmu pendidikan 5) Memiliki pengetahuan ilmu jiwa 6) Memiliki ilmu pengetahuan bimbingan dan penyuluhan 7) Mengetahui ilmu pengetahuan pelengkap terutama ada hubungan dengan profesinya c. Syarat Non Formil 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Mengamalkan ajaran agama yang menjadi profesinya Memiliki kepribadian sebagai pendidik yang muslim Mau mengamalkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 Memiliki sikap demokrasi, tenggang rasa, mencintai sesama manusia, bangsa dan lingkungan sekitarnya Bermain dan bersikap positip terhadap perkembangan yang lebih luas Menyadari, mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku dengan penuh tanggung jawab Berinisiatif, berdaya kreatif dalam memegang persoalan Menghargai waktu, hemat dan produktif.56 Dengan demikian dapat diketahui bahwa cukup banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi guru agama Islam. Ditetapkan persyaratan untuk menjadi guru agama Islam sedemikian rupa itu supaya orang yang menjadi guru agama Islam mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan 56 Departemen Agama RI, Proses Belajar Mengajar Jilid 1, (Dirjen Pembinaan Perguruan Agama, Jakarta, 1986), h . 45. mampu mencapai keberhasilan mengajar dan mendidik dengan semaksimal mungkin. 3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam a. Tugas Guru Tugas dan kewajiban guru agama Islam adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Zuhairini dkk, bahwa pendidikan Islam yang diterapkan harus mampu : 1) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama 2) Menanamkan keimanan dalam jiwa 3) Mendidik agar anak dapat menjalankan ajaran agama 4) Mendidik agar berbudi pekerti yang mulia 5) Pendidikan islam sebagai pendidikan yang bertujuan untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat, maka pendidikan islam lebih bertanggung jawab terhadap pembinaan kepribadian yang baik yang mencerminkan nilai-nilai islami kepada umatnya. Kemudian menurut Oemar Hamalik tugas guru dapat dibagi menadi empat macam yaitu : 1) 2) 3) 4) 57 Guru sebagai pengajar Guru sebagai pembimbing Guru sebagai ilmuwan dan Guru sebagai pribadi.57 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), h . 124. Oleh karena itu guru sebagai orang yang bertugas menyampaikan ilmu pengetahuan sekaligus membimbing muridnya serta berkepribadian yang baik. Orang yang berilmu dan mengajarkan kepada orang lain mendapatkan kedudukan disisi Allah SWT, serta akan mendapatkan tempat yang istimewa ditengah-tengah masyarakat. Selain itu sikap positif bagi seorang guru tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan belajar mengajar tersebut. Dalam menjalankan tugasnya guru harus mengacu kepada 3 jenis tugas guru, yaitu : 1) Tugas dalam bidang profesi 2) Tugas kemanusiaan 3) Tugas dalam bidang kemasyarakatan.58 Tugas guru dalam bidang profesi meliputi : mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru harus menarik simpati sehingga menjadi idola para peserta didiknya. 58 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002), h . 6-7. Tugas guru dalam kemasyarakatan yakni guru berkewajiban mencerdaskan bangsa dan agama menuju pembinaan manusia yang berkepribadian muslim. b. Tanggung Jawab Guru Sementara tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.59 Menurut Oemar Hamalik tanggung jawab guru adalah sebagai berikut: 1) Guru harus menuntut murid-murid belajar 2) Turut serta membina kurikulum sekolah 3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian watak dan jasmaniah) 4) Memberikan bimbingan kepada murid 5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemajuan belajar 6) Menyelenggarakan penelitian 7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif 8) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila 9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dan perdamaian dunia 10) Turut menyukseskan pembangunan 11) Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.60 59 60 Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h . 38. Oemar Hamalik, Op. Cit., h . 127. Dari kedua pendapat diatas dapat di jelaskan bahwa tanggung jawab guru kepada siswa adalah disamping membantu anak didiknya dalam ilmu pengetahuan juga menanamkan budi pekerti, juga seorang guru agar nantinya menjadi anak yang berguna bagi, dirinya, orang tua, masyarakat, agama dan bangsanya. Guru adalah guru profesional, karena secara implisit telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini takkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagaian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan pula bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan guru/sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjadi guru. C. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Pengertian hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.61 Sedangkan belajar menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan 61 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 44 lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.62 Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar, selain hasil belajar kognitif yang diperoleh peserta didik. Menurut Morgan mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.63 Menurut Roger, belajar adalah sebuah proses internal yang menggerakkan anak didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas intelektual, moral, dan keterampilan lainnya. Sedangkan menurut Piaget, belajar adalah sebuah proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan dan dilakukan secara terus menerus.64 Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dari interaksi dengan lingkungannya. Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan 62 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),h. 2 63 64 101 Ngalim Purwanto, Op. Cit, h. 84 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h. belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.65 Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. 2. Indikator Hasil Belajar Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran. Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom, mengemukakan bahwa hasil belajar diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu : a. Ranah Kognitif Berkenaan dengan hasil belajar intelektual ranah kognitif terdiri dari 6 aspek, yaitu : 1) Pengetahuan hafalan adalah tingkat kemampuan untuk mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti atau dapat menilai dan menggunakannya. 2) Pemahaman adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. 65 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 37-38. 3) Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit yang dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis. 4) Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu intregasi atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya. 5) Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk menyeluruh. 6) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu parnyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya. b. Ranah Afektif Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, ranah afektif terdiri dari : 1) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang meningkat secara lebih aktif. 2) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulus dan merasa terikat serat lebih aktif memperhatikan. 3) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencapai jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas yang terjadi. 4) Mengorganisai, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya. 5) Karakterisasi, merupakan kemampan untuk mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbanganpertimbangan.66 c. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi benta atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan antara lain : 1) Gerakan tubuh merupakan kemampuan gerakan tubuh yang mencolok. 2) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan. 3) Perangkat komunikasi non verbal merupakan kemampuan mengadakan komunikasi tanpa kata. 4) Kemampuan berbicara merupakan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan.67 Untuk indikator hasil belajar penulis mengambil dari dokumentasi nilai MID semester kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning. 66 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 206 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 24 67 BAB III METODOLOGI PENELITIAN H. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang jenis data dan analisisnya berupa data yang berupa angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.68 Penelitian kuantitatif dipercaya menghasilkan data dan informasi yang lebih akurat dan obyektif karena dijaring dengan menggunakan metode standar dan menggunakan analisis statistik dan dapat direplika.69 Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang dalam penelitian ini yaitu kompetensi kepribadian guru dan hasil belajar peserta didik. I. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober sampai 28 November 2016 68 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15. 69 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012), h. 152 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. J. Variabel Penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.70 Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang atau satu obyek dengan obyek yang lain. Sedangkan menurut Margono, “variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, jenjang pendidikan manajer, dan sebagainya).” 71 Maka dapat disimpulkan dari pendapat-pendapat diatas bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (independen) Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini 70 71 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.60 Ibid, h. 133. variabel bebasnya adalah kompetensi kepribadian guru PAI sebagai variabel X dengan indikator sebagai berikut : a. Kepribadian yang mantap dan stabil b. Kepribadian yang dewasa c. Kepribadian yang arif d. Kepribadian yang berwibawa e. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan 2. Variabel terikat (dependen) Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar peserta didik kelas VIII mata pelajaran PAI sebagai variable Y dengan indikator hasil nilai MID Semester kelas VIII mata pelajaran PAI. K. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang diteliti. Pengertian lain dari populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu.72 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 72 h. 121 Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002), Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang kan diteliti. 73 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara yang terdiri dari 7 kelas dengan jumlah peserta didik ada 240 orang, data dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jumlah Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning No Kelas Jumlah Peserta didik 1 VIII A 32 orang 2 VIII B 36 orang 3 VIII C 35 orang 4 VIII D 35 orang 5 VIII E 34 orang 6 VIII F 34 orang 7 VIII G 34 orang Jumlah 240 orang Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 1 Bukitkemuning 2. Sampel Penelitian Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel. 73 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 61 Ferguson mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang ditarik dari populasi.74 Sampel adalah “Sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil dalam kutipan suatu penelitian”. 75 Untuk menyatakan besarannya sampel, Suharsismi Arikunto menyatakan bahwa sekedar ancer-ancer jumlah populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan penelitiannya disebut penelitian populasi. Dan jika jumlah lebih dari 100 maka sampelnya diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.76 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII berjumlah 240 orang peserta didik, penulis menentukan sampel dengan mengambil 25% dari jumlah populasi yaitu berjumlah 60 peserta didik. 3. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dapat disebut juga teknik sampling, untuk menentukan sampel pada penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda, yaitu untuk mengetahui adanya pengaruh dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning. 74 Ibid., h. 124 S. Margono, Op.Cit., h. 121 76 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rinneka Cipta, 1993), h. 107 75 Pada penelitian ini, pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan angket kuesioner dimana yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kompetensi kepribadian guru dan menggunakan hasil nilai MID Semester kelas VIII untuk hasil belajar. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah terknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi itu. Pengambilan sampel acak ini dilakukan dengan cara undian, memilih daftar bilangan secara acak.77 L. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data, yakni: 1. Angket Cara ini dipandang sebagai interview tertulis dengan beberapa perbedaan. Pada angket yang disebut juga Kuesioner, sampel yang dihubungi melalui daftar pertanyaan tertulis. Tujuan dari pembuatan kuesioner ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin serta memperoleh informasi yang relevan. 78 Dalam pengukuran angket penulis menggunakan skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang 77 Sugiyono, Op Cit.,. h. 64 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito, 1990), h. 180 78 tentang penomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi inidikator variabel. Kemudian variabel tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.79 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. 80 Metode dokumentasi dijadikan sebagai metode pokok kuesioner untuk peserta didik kelas VIII, Metode dokumentasi ini juga penulis jadikan sebagai metode untuk mendapatkan data yang berkenaan dengan data dokumen sekolah terutama untuk mengenai data tentang hasil belajar peserta didik dalam pelajaran PAI. M. Instrument Penelitian Untuk memudahkan penyusunan instrument maka perlu digunakan kisi-kisi instrument. Kisi-kisi instrument menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti yaitu pengaruh kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam terhadap 79 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta 2009, h. 134 80 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010 ), h. 274. hasil belajar peserta didik. Jadi dalam penelitian ini penulis harus cermat, maka dari itu penulis harus menggunakan kisi-kisi mengenai penelitian ini. Adapun kisi-kisi kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam yaitu: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrument Angket Kompetensi Kepribadian Guru Jumlah No. Variabel Indikator Sub Indikator Item Item Penelitian Kompetensi Kepribadian Bertindak sesuai dengan 2 1,2 kepribadian yang norma hokum mantap dan Bertindak sesuai dengan 3 3,4,5 stabil norma social Bangga sebagai guru 3 6,7,8 Memiliki konsistensi 2 9,10 dalam bertindak sesuai dengan norma Kepribadian Menampilkan kemandirian 3 11,12,13 yang dalam bertindak sebagai dewasa pendidik Memiliki etos kerja sebagai 3 14,15,16 guru Kepribadian Menampilkan tindakan 2 17,18 yang arif yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat Menunjukkan keterbukaan 2 19,20 dalam berpikir dan bertindak Kepribadian Memiliki perilaku yang 3 21,22,23 yang berpengaruh positif berwibawa terhadap peserta didik Memiliki perilaku yang 3 24,25,26 disegani Berakhlak Bertindak sesuai dengan 3 27,28,29 mulia dan norma religius (iman, dapat menjadi teladan No. 1 2 3 4 5 taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik 3 Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Angket Indikator Respon peserta didik terhadap soal Kepribadian yang mantap Sangat Setuju (SS) dan stabil Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Kepribadian yang dewasa Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Kepribadian yang arif Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Kepribadian yang berwibawa Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) Berakhlak mulia dan dapat Sangat Setuju (SS) menjadi teladan Setuju (S) Netral (N) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju 30,31,32 Skor 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 (STS) N. Uji Coba Instrument Penelitian 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intsrumen.81 Validitas alat ukur menentukan sejauh mana alat ukur penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu penelitian. Menurut Kartini Kartono, alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur secara tepat. Dan alat pengukur yang berfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Disamping itu juga ia mengatakan bahwa: alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan Reading atau score yang akurat yaitu mampu secara cermat menunjukkan besar kecilnya gradasi dari suatu gejala.82 Sebuah angket dapat dinyatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria yakni memiliki kesejajaran antara hasil angket dengan kriteria yang ada, didalam mengukur validitas, perhatian ditunjukkan kepada isi dan 81 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.133 82 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 111 kegunaan instrument. Untuk menguji alat ukur berupa angket, terlebih dahulu dicari angka korelasi bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan, yaitu dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut : rxy n X n XY X Y 2 n Y 2 2 2 Keterangan: 𝑛 : Banyak siswa yang diteliti ∑𝑋 : Jumlah skor butir soal ∑𝑌 : Jumlah skor total butir soal ∑ 𝑋𝑌 : Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total ∑ 𝑋2 : Kuadrat dari jumlah skor butir soal (∑ 𝑋)2 : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan ∑ 𝑌2 : Kuadrat dari skor butir soal (∑ 𝑌)2 : Jumlah skor total butir soal yang dikuadratkan Butir soal instrumen dikatakan valid apabila rxy>rtabel. Jika rxy ≤ rtabel maka soal dikatakan tidak valid. Interprestasi terhadap nilai koefisien r xy digunakan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.4 Interprestasi korelasi rxy83 Nilai rxy Keterangan 83 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 193 0,00- 0,20 0,20 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 0,90 0,90 - 1,00 Korelasi sangat rendah Korelasi rendah Korelasi sedang Korelasi tinggi Korelasi sangat tinggi 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika instrumen tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas instrument angket digunakan rumus Spearman-Brown yaitu sebagai berikut:84 𝑟11 = 2 𝑥 𝑟1 2 1 2 1 + 𝑟1 2 1 2 Dengan : 𝑟11 : Koefisien reliabilitas yang sudah sesuai 𝑟1 : Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes. 21 2 Tabel 3.5 Klasifikasi Koefesien Reliabilitas85 Indeks Kriteria Reabilitas Reliabilitas Sangat rendah 0,00≤ - <0,20 Rendah 0,20 ≤ -<0,40 Sedang atau Cukup 0,40 ≤ -<0,60 Tinggi 0,60 ≤ -<0,80 Sangat tinggi 0,80 ≤ -<1,00 Perhitungan indeks reliabilitas angket dilakukan terhadap butir soal instrumen yang terdiri dari 32 soal pernyataan. Instrumen dikatakan reliabel jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α= 0,05, begitu sebaliknya. 84 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 223 85 Rostina Sundayana, Statistikka Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 70 3. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal dalam artiannya mendekati normal atau tidak. Dalam hal ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS 16.0. 4. Uji Hipotesis Hipotesis menurut Kartini Kartono adalah “selling patokan atau dalil yang dianggap benar untuk sementara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya”. 86 Sedangkan menurut pendapat Suharsimi Arikunto hiopotesis adalah “suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.87 Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. H0 : Tidak ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. 86 87 Kasrtini Kartono, Op. Cit, h. 78 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 110 5. Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu veriabel bebas atau variabel Independent terhadap variabel dependent. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah : 𝑌 = 𝛼 + 𝑏𝑋 Keterangan: 𝑌 = variabel kriterium X = variabel predictor 𝛼 = bilangan konstan b 88 = koefisien arah regresi linier.88 Husaini Usman, Pengantar Statistika (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 216. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas adalah kompetensi kepribadian guru PAI dan variabel terikat adalah hasil belajar peserta didik kelas VIII. Untuk mendeskripsikan pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini, maka dibagian ini akan disajikan deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lapangan. 1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI Variabel ini diukur menggunakan angket yang disebar pada peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning. Berdasarkan data yang diperoleh dari angket yang disebar pada 60 responden diperoleh skor tertinggi sebesar 121 dan skor terendah sebesar 89.89 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.190 Distribusi Frekuensi Kompetensi Kepribadian Guru PAI No kelas 1 2 3 4 5 6 7 89 90 Lihat Lampiran 4 Lihat Lampiran 5 Kelas Interval 89 – 93 94 – 98 99 – 103 104 – 108 109 – 113 114 – 118 119 – 123 Frekuensi 7 6 15 12 5 11 4 Persentase 11,67 % 10 % 25 % 20 % 8,33 % 18,33 % 6,67 % Hasil distribusi frekuensi data variabel kompetensi kepribadian guru yang disajikan pada tabel diatas digambarkan dalam histogram sebagai berikut: Grafik Histogram Angket 16 14 12 10 8 6 4 2 0 89 – 93 94 – 98 99 – 103 104 – 108 109 – 113 114 – 118 119 – 123 Dari daftar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh peserta didik adalah sekitar 99 – 103 yaitu ada 15 orang, sekitar 104 – 108 ada 12 orang, sekitar 114 – 118 ada 11 orang, sekitar 89 – 93 ada 7 orang, sekitar 94 – 98 ada 6 orang, sekitar 109 – 113 ada 5 orang, dan sekitar 119 – 123 ada 4 orang. Dari data angket dapat diperoleh nilai mean ∑fx = 6315 dan N = 60 dengan demikian: Mx = ∑fx N = 6315 60 = 105,25 (lihat lampiran 8) Kemudian standar deviasi data angket dapat diperoleh ∑fx2 = 4641,25 dan N = 60 dengan demikian: SD = ∑fx 2 = 𝑁 4641 ,25 = 60 77,35417 = 8,79 (lihat lampiran 10) Berdasarkan mean dan SD diatas dapat ditemukan posisi peringkat kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam kategori tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut: 1) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan tinggi apabila nilai yang diperoleh berada diantara mean + 1 SD atau 105,25 + 1 (8,79) = 114,04 ke atas. 2) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan sedang apabila nilai yang diperoleh berada diantara Mean - 1 SD sampai dengan Mean + 1 SD atau 105,25 – 1 (8,79) = 96,64 sampai dengan 105,25 + 1 (8,79) = 114,04. 3) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan rendah apabila nilai yang diperoleh berada dibawah Mean – (1) SD atau 105,25 – 1 (8,79) = 96,64 kebawah. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Kompetensi Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam No 1 2 3 Nilai Kategori >114,04 Tinggi 96,64 – 114,04 Sedang <96,64 Rendah Frekuensi 13 35 12 N = 60 Persentase 21,67 % 58,33 % 20 % 100 % Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam tersebar berada pada kategori sedang yaitu 35 orang ( 58,33 %) dari 60 orang responden yang diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam berada pada tingkat sedang. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning Data yang berkenaan dengan hasil belajar diperoleh dari nilai MID semester kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning. Dari data hasil belajar dengan jumlah responden sebanyak 60 orang peserta didik diperoleh nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 56.91 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.392 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar No kelas 1 2 3 4 5 6 7 Kelas Interval 56 – 60 61 – 65 66 – 70 71 – 75 76 – 80 81 – 85 86 – 90 Frekuensi 4 6 7 16 10 11 6 Persentase 6,67 % 10 % 11,67 % 26,67 % 16,67 % 18,33 % 10 % Hasil distribusi frekuensi data variabel kompetensi kepribadian guru yang disajikan pada tabel diatas digambarkan dalam histogram sebagai berikut: 91 92 Lihat Lampiran 6 Lihat lampiran 7 Grafik Histogram Hasil Belajar 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 56 – 60 61 – 65 66 – 70 71 – 75 76 – 80 81 – 85 86 – 90 Dari daftar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa selang kelas nilai yang paling banyak diperoleh oleh peserta didik adalah sekitar 71 – 75 yaitu ada 16 orang, sekitar 81 – 85 ada 11 orang, 76 – 80 ada 10 orang, sekitar 66 – 70 ada 7 orang, sekitar 86 – 90, 61 – 65 masing-masing ada 6 orang, dan sekitar 56 – 60 ada 4 orang. Dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh nilai mean, ∑fx = 4475 dan N = 60 dengan demikian: Mx = ∑fx N = 4475 60 = 74,58 (lihat lampiran 9) Kemudian standar deviasi dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh ∑fx2 = 4224,584 dan N = 60 dengan demikian: SD = ∑fx 2 𝑁 = 4224 ,584 60 = 70,40973 = 8,39 (lihat lampiran 10) Berdasarkan mean dan SD diatas dapat ditemukan posisi peringkat hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning dalam kategori tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut: 1) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning dikatakan tinggi apabila nilai yang diperoleh berada diantara mean + 1 SD atau 74,58 + 1 (8,39) = 82,97 ke atas. 2) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning dikatakan sedang apabila nilai yang diperoleh berada diantara Mean - 1 SD sampai dengan Mean + 1 SD atau 74,58 – 1 (8,39) = 66,19 sampai dengan 74,58 + 1 (8,39) = 82,97. 3) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning dikatakan rendah apabila nilai yang diperoleh berada dibawah Mean – (1) SD atau 74,58 – 1 (8,39) = 66,19 kebawah. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning No 1 2 3 Nilai >82,97 66,19 – 82,97 <66,19 Kategori Tinggi Sedang Rendah Frekuensi 13 35 12 N = 60 Persentase 21,67 % 58,33 % 20 % 100 % Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning tersebar berada pada kategori sedang yaitu 35 orang ( 58,33 %) dari 60 orang responden yang diteliti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam berada pada tingkat sedang. B. Hasil Uji Coba Instrumen 1. Analisis Uji Validitas Angket Untuk mengetahui validitas, penulis melakukan uji coba kepada responden diluar sampel yang ditentukan berjumlah 25 orang, dengan menggunakan 32 butir soal angket yang dibuat sesuai dengan indikator dari Kompetensi Kepribadian Guru tersebut. Adapun hasil uji validitas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 93 Lihat lampiran 2 Tabel 4.593 Hasil Analisis Uji Validitas Angket rxy rtabel Keterangan 0,28 0,396 Tidak Valid 0,44 0,396 Valid 0,40 0,396 Valid 0,24 0,396 Tidak Valid 0,20 0,396 Tidak Valid 0,43 0,396 Valid 0,74 0,396 Valid 0,22 0,396 Tidak Valid 0,50 0,396 Valid 0,61 0,396 Valid 0,42 0,396 Valid 0,30 0,396 Tidak Valid 0,42 0,396 Valid 0,45 0,396 Valid 0,48 0,396 Valid 0,51 0,396 Valid No 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 rxy 0,26 0,57 0,58 0,52 0,46 0,76 0,48 0,37 0,52 0,70 0,58 0,42 0,66 0,58 0,64 0,53 rtabel 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 0,396 Keterangan Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Berdasarkan tabel hasil validitas uji instrumen di atas yang telah di uji cobakan diperoleh 25 soal yang tergolong valid dimana taraf signifikan α = 0,05 dan untuk rtabel = 0,396. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa didapat item soal no. 1, 4, 5, 8, 12, 17, 24 masuk dalam kategori tidak valid atau ditolak karena nilai rxy < rtabel. Berdasarkan kriteria tersebut yang akan digunakan untuk pengambilan data, maka butir soal nomor 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 yang diambil untuk diujikan ke sempel asli. 2. Analisis Uji Reliabilitas Angket Perhitungan indeks reliabilitas angket dilakukan terhadap butir soal instrument yang terdiri dari 32 soal. Instrument dikatakan reliabel jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α= 0,05, begitu sebaliknya. Berikut merupakan hasil analisis uji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu: Tabel 4.694 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 𝑟11 Kesimpulan Statistik 0,91 Tingkat reliabel sangat tinggi Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa instrument soal angket tersebut memiliki indeks reliabilitas 0,91 sehingga soal-soal tersebut termasuk kriteria sangat tinggi. Artinya angka ini lebih besar dari harga rtabel, nilai rtabel untuk N=25 pada taraf signifikan α= 0,05. Berarti 0,91 > 0,396 artinya bahwa butir-butir instrument angket dalam penelitian ini sangat baik dan layak untuk digunakan. 3. Uji Normalitas Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal dalam artiannya mendekati normal atau tidak, dalam hal ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS16.0 berikut ini: 94 Lihat lampiran 3 Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kompetensi Kepribadian Guru Hasil belajar PAI N 60 60 105.25 74.58 8.709 8.397 Absolute .097 .076 Positive .097 .055 Negative -.092 -.076 Kolmogorov-Smirnov Z .751 .587 Asymp. Sig. (2-tailed) .626 .881 Normal Parametersa Mean Std. Deviation Most Extreme Differences a. Test distribution is Normal. Berdasarkan tabel diatas, hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov, diperoleh nilai signifikansi dengan rincian sebagai berikut: a. Signifikansi kompetensi kepribadian guru PAI sebesar 0,626 > 0,05. b. Signifikansi hasil belajar peserta didik sebesar 0,881 > 0,05. Oleh karena keduanya memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya data berdistribusi normal. Karena data yang digunakan dalam penelitian harus data berdistribusi normal dan berdasarkan uji K-S didapat bahwa data penelitian berdistribusi normal. 4. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis: kompetensi kepribadian guru PAI berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara, dimana : H1 : Ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. H0 : Tidak ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Harga tabel nilai r product moment dengan sampel 60. Nilai rtabel untuk sampel 60 (cara membacanya adalah N-2 atau 60-2 = 58, sehingga angka nilai rtabel adalah 58) pada taraf signifikan 5% sebesar 0,254. Pada taraf signifikan 5% sebesar 0,254. Jika harga rhitung lebih besar dari rtabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika harga rhitung lebih kecil dari rtabel maka hipotesis ditolak. Tabel 4.8 Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara No. Resp 1 X Y 120 73 X2 14400 Y2 5329 XY 8760 2 3 4 No. Resp 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 115 112 100 X 80 75 75 Y 108 117 96 116 117 121 111 94 89 107 106 93 96 104 101 103 100 102 104 89 104 101 115 112 100 106 117 90 116 114 101 111 94 102 103 60 78 58 71 82 88 86 67 61 75 68 67 56 82 65 75 76 72 72 61 71 62 84 74 66 84 90 57 66 64 71 82 72 67 74 13225 12544 10000 X2 11664 13689 9216 13456 13689 14641 12321 8836 7921 11449 11236 8649 9216 10816 10201 10609 10000 10404 10816 7921 10816 10201 13225 12544 10000 11236 13689 8100 13456 12996 10201 12321 8836 10404 10609 6400 5625 5625 Y2 3600 6084 3364 5041 6724 7744 7396 4489 3721 5625 4624 4489 3136 6724 4225 5625 5776 5184 5184 3721 5041 3844 7056 5476 4356 7056 8100 3249 4356 4096 5041 6724 5184 4489 5476 9200 8400 7500 XY 6480 9126 5568 8236 9594 10648 9546 6298 5429 8025 7208 6231 5376 8528 6565 7725 7600 7344 7488 5429 7384 6262 9660 8288 6600 8904 10530 5130 7656 7296 7171 9102 6768 6834 7622 40 41 42 No. Resp 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑N= 60 101 93 96 X 68 72 79 10201 8649 9216 X2 Y 98 101 103 100 102 104 89 104 120 115 112 106 106 117 90 119 114 106 ∑X = 6303 78 85 86 88 78 76 61 84 88 81 75 84 80 85 77 83 75 76 ∑Y= 4466 9604 10201 10609 10000 10404 10816 7921 10816 14400 13225 12544 11236 11236 13689 8100 14161 12996 11236 ∑X2= 666813 4624 5184 6241 Y2 6868 6696 7584 XY 6084 7225 7396 7744 6084 5776 3721 7056 7744 6561 5625 7056 6400 7225 5929 6889 5625 5776 ∑Y2= 336964 7644 8585 8858 8800 7956 7904 5429 8736 10560 9315 8400 8904 8480 9945 6930 9877 8550 8056 ∑XY= 471588 Diketahui: ∑N= 60 ∑X = 6303 ∑Y= 4466 ∑X2= 666813 ∑Y2= 336964 ∑XY= 471588 Selanjutnya berikut: dimasukkan dalam rumus product moment sebagai 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = N∑xy − ∑x ∑y {N∑x 2 − ∑x 2 }{𝑁∑y2 − ∑y 2 } 60.471588 − 6303 4466 {60. 666813 − 6303 2 }{60. 336964 − (4466)2 } 28295280 − 28149198 {40008780 − 39727809}{20217840 − 19945156} 146082 {280971}{272684} 146082 76616296164 146082 276796,48 𝑟𝑥𝑦 = 0,52795 Selanjutnya adalah memberikan interpretasi secara sederhana terhadap rhitung yang sudah diperoleh dengan pedoman sebagai berikut: Tabel 4.996 Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi Harga “r” Product Moment Interpretasi (rxy) 0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada) 0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,60 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan 0,60 – 0,80 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat 95 96 Lihat Lampiran 11 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.193 atau tinggi 0,80 – 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi Merujuk pada tabel di atas berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Hasil perhitungan rxy = 0,527. Untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan kedua variabel, hasil perhitungan korelasi dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Jika nilai hitung lebih besar dari nilai tabel maka terdapat hubungan antara kedua variabel dan berlaku sebaliknya. Nilai rtabel untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti 0,527 > 0,254 atau 0,527 lebih besar dari 0,254, artinya H0 ditolak dan H1 diterima, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik. Kemudian dilakukan uji kebarartian yang digunakan untuk mengetahui apakah sempel yang digunakan signifikan dan dapat digunakan untuk seluruh populasi. Uji kebarartian dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan ketentuan thitung > ttabel maka H1 diterima, dan bila thitung < ttabel maka H0 ditolak. thitung = 𝑟 𝑛−2 1−𝑟 2 = 0,527 60−2 1−(0,527)2 = 0,527 (7,61) 1−0,27773 = 4,010 0,72227 = 4,010 0,849 = 4,723 Dengan menggunakan rumus persamaan diatas, diperoleh harga t hitung = 4,723 sedangkan harga ttabel untuk a = 5% dan df (derajat kebebasan) 60 adalah 2,001 berarti 4,723 > 2,001. Jadi harga koefisien korelasi 0,527 adalah signifikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. 5. Uji Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu veriabel bebas atau variabel Independent terhadap variabel dependent. Adapun hasil dari perhitungannya dapat terlihat pada tabel hasil output SPSS.16 dibawah ini: Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model B 1 (Constant) Standardized Coefficients Std. Error 19.816 11.583 .520 .110 Kompetensi kepribadian guru PAI t Sig. Beta 1.711 .092 .527 4.723 .000 a. Dependent Variable: hasil belajar peserta didik Berdasarkan Tabel diatas, diketahui nilai konstanta (a) sebesar 19,816 dan nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,520. Pada kolom beta tertera nilai yang sama dengan nilai korelasi yaitu 0,527 karena nilai koefisien korelasi juga merupakan nilai Standardized Coefficients (beta). Sehingga untuk memprediksi seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII sebagai berikut: Y = 19,816 + 0,520X Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI bertambah atau mengalami peningkatan, maka setiap penambahan atau peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula hasil belajar peserta didik. 6. Uji Koefisien Determinasi Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y, maka harus diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut: KD = rxy2 x 100% = (0.527)2 x 100% = 0,2777 x 100% = 27,77% Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh, sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya. C. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Inggris competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.97 Sedangkan Kata “kepribadian” berasal dari kata personality (bhs. inggris) yang berasal dari kata Persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.98 kompetensi kepribadian guru adalah seperangkat kecakapan, kemampuan, kekuasaan, kewenangan yang dimiliki oleh seorang guru yang semua itu terorganisir dalam suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan bersifat dinamis dan khas, yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya sebagai individu yang unik dan berbeda dengan guru lainnya, menyangkut sifat serta 97 98 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2009), h. 2 sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, yang terlihat dari caranya bersikap, berbicara, berpenampilan, dan dapat menjadi sosok yang diteladani. Berdasarkan penyebaran angket pada sampel penelitian yang berjumlah 60 orang peserta didik, menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI kategori tinggi ini sebanyak 13 orang (21,67%). Sedangkan kepribadian guru PAI kategori yang berada pada kategori sedang sebanyak 35 orang (58,33%) dan kepribadian guru PAI kategori rendah sebanyak 12 orang (20%). Berdasarkan perhitungan tersebut, kompetensi kepribadian guru PAI di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung utara berada pada kategori sedang. Kehadiran guru PAI yang memiliki kompetensi kepribadian yang sedang atau cukup baik tentu akan sangat menunjang terhadap peningkatan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran PAI. 2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara Pengertian belajar dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dari interaksi dengan lingkungannya. Pada hakikatnya hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.99 Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat setelah melakukan proses pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh, hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara berada pada taraf yang sedang atau cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang menunjukkan bahwa dari 60 sampel, 13 orang peserta didik (21,67%) berada pada kategori tinggi, 35 orang peserta didik (58,33%) berada pada kategori sedang, dan 12 orang peserta didik (20%) berada pada kategori rendah. 3. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara Dari hasil penelitian, penulis akan meneliti terdapat atau tidaknya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 60 orang peserta didik dari populasi 240 orang peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 99 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 37-38. 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Sebelumnya penulis melakukan uji coba angket, penulis menggunakan sampel sebanyak 25 orang peserta didik, yang mana 25 orang peserta didik diambil di luar sampel asli. Langkah pertama penulis menguji kevaliditasan angket yang berjumlah 32 soal pernyataan, setelah diujikan kepada 25 responden diluar sampel asli terdapat 7 pernyataan angket < 0,396 sehingga angket tersebut tidak valid dan didapat 25 soal pernyataan angket yang dianggap valid. Setelah menghitung valid atau tidaknya instrument tersebut, selanjutnya dicari juga untuk reliabilitas angket, untuk reliabilitas angket didapat nilai rhitung sebesar 0,91 termasuk dalam kriteria yang memiliki reliabilitas sangat tinggi. Dari perhitungan ini maka soal pernyataan angket dianggap reliabel. Dari hasil perhitungan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov, diperoleh nilai signifikansi dengan rincian sebagai berikut: a. Signifikansi kompetensi kepribadian guru PAI sebesar 0,626 > 0,05. b. Signifikansi hasil belajar peserta didik sebesar 0,881 > 0,05. Oleh karena keduanya memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya data berdistribusi normal. Karena data yang digunakan dalam penelitian harus data berdistribusi normal dan berdasarkan uji K-S didapat bahwa data penelitian berdistribusi normal. Dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh rxy sebesar 0,527, Nilai rtabel untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti 0,527 > 0,254 atau 0,527 lebih besar dari 0,254. Dan apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product moment, ternyata besarnya rxy yang diperoleh terletak antara 0,40 - 0,60 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi sedang. Hasil perhitungan menyatakan terdapat hubungan antara kompetensi kepribadian guru PAI dengan hasil belajar artinya semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik. Selanjutnya dalam uji t diperoleh harga t hitung = 4,723 sedangkan harga ttabel untuk a = 5% dan df (derajat kebebasan) 60 adalah 2,001 berarti 4,723 > 2,001. Jadi harga koefisien korelasi 0,527 adalah signifikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi. Adapun untuk persamaan regresinya adalah Y = 19,816 + 0,520X. Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI bertambah atau mengalami peningkatan, maka setiap penambahan atau peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya. Setelah diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui seberapa besar kompetensi kepribadian memberikan kontribusi terhadap hasil belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh, sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan dari kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian penulis mengenai “Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara”. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII atau dengan kata lain H 1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini berdasarkan dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh r xy sebesar 0,527, Nilai rtabel untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti 0,527 > 0,254. Adapun untuk persamaan regresinya adalah Y = 19,816 + 0,520X. Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI bertambah atau mengalami peningkatan, maka setiap penambahan atau peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya. Setelah diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui seberapa besar kompetensi kepribadian memberikan kontribusi terhadap hasil belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh, sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya. B. Saran Sesuai hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada pihak SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara untuk: 1. Mempertahankan empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru, terutama kompetensi kepribadian, karena seorang guru harus memiliki intergritas kepribadian yang baik dan komitmen yang tinggi, sehingga apa yang akan diajarkan kepada peserta didik sudah tercermin pada sosok guru tersebut. 2. Terus mengembangkan mutu serta kualitas yang sudah dimiliki guru dengan selalu mengadakan evaluasi pembelajaran, atau dengan mengadakan pelatihan-pelatihan. Hal ini dikarenakan perubahan zaman yang terus bergantisedikit banyak mempengaruhi peserta didik sehingga guru dituntut untuk selalu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dengan terus mengembangkan mutu dan kualitas, maka diharapkan guru akan terus mampu mencetak peserta didik yang berprestasi. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005 Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2011 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008 Budiyono, Statistika Untuk Penelitian, Surakarta: UNS PRESS, 2009 Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, Bandung: Diponogoro, 2008 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2006 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,2009 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 ,Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007 , Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008 , Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007 Husaini Usman, Pengantar Statistika Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009 Husaini Usman, Purnomo Setiadi, Pengantar Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000 Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996 Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2010 , Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2011 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1, Edisi ke-2, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002 , Pokok-pokok Materi Statistik 2, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002 Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru: Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009 Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan Agama, Surabaya: CV. Citra Media, 1996 Muhibbin Syah, Psikologi belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012 , Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2008 , Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003 Nana Sudjana, Metode Statistik, Bandung : Tarsito, 2001 , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009 , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995 Ngaimun Naim, Menjadi guru Inspiratif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000 , Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28 Ayat 1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001 Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju, 2002 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara 2012 , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Suyanto, Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Penerbit Erlanga,2013 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , Jakarta: Rineka Cipta, 2000 , Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 Ubaedy, Kompetensi Kunci Dalam Berprestasi, Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, Bandung: Tarsito, 1990 Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012 Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Lampiran 1 Variabel Penelitian Kompetensi kepribadian Indikator Sub Indikator Kepribadian yang mantap dan stabil Bertindak sesuai dengan norma hukum Bertindak sesuai dengan norma sosial Bangga sebagai guru Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik Memiliki etos kerja sebagai guru Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat Menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik Memiliki perilaku yang disegani Bertindak sesuai dengan norma religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong) Memiliki perilaku yang diteladani peserta didik Kepribadian yang dewasa Kepribadian yang arif Kepribadian yang berwibawa Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan Jumlah Item No. Item 2 1,2 3 3,4,5 3 2 6,7,8 9,10 3 11,12,13 3 14,15,16 2 17,18 2 19,20 3 21,22,23 3 24,25,26 3 27,28,29 3 30,31,32 Lampiran 4 Jawaban Responden Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI No 1 2 3 4 5 6 7 8 Jawaban Responden Item Pernyataan 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total 1 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 0 5 1 2 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 1 5 5 1 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 1 2 3 1 4 5 3 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 3 3 3 0 0 4 1 0 8 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 4 4 4 1 6 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 5 2 4 5 4 4 4 4 4 1 7 9 7 6 1 8 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 6 5 1 1 7 9 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 1 1 0 5 4 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 1 5 1 1 1 4 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 24 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 1 1 1 9 1 4 8 33 3 5 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 9 1 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 0 7 5 1 1 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 64 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 3 2 3 4 4 5 2 4 4 4 3 3 4 1 0 6 9 3 1 9 74 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 4 3 6 1 1 8 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 0 4 4 1 1 9 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 3 0 1 4 1 2 0 5 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 0 3 3 1 2 1 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 3 4 0 0 3 1 2 2 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 0 2 4 1 2 3 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 44 5 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 2 0 4 8 9 1 2 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 0 4 4 1 2 6 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 3 0 1 4 1 2 7 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 1 5 5 1 2 8 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 1 2 3 1 2 9 5 3 4 4 4 4 5 2 4 5 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 4 3 3 3 0 0 4 1 3 0 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 3 0 6 4 1 3 1 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 25 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 2 4 5 3 3 3 3 4 3 1 7 9 0 1 3 3 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 6 5 1 3 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 1 4 4 1 3 5 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 3 4 64 4 5 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 3 3 0 1 1 1 1 3 9 74 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 1 3 8 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 0 2 4 1 3 9 4 4 4 4 3 2 3 4 5 5 5 5 4 2 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 0 3 5 1 4 0 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 3 4 14 4 4 3 3 4 4 4 4 5 4 5 3 2 3 4 4 5 2 4 4 4 3 3 4 4 0 1 9 4 3 9 24 4 4 3 4 4 3 3 5 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 4 5 5 4 4 3 4 6 9 35 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 5 3 3 4 4 3 3 4 5 4 3 3 3 8 1 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 3 4 5 4 4 5 3 3 5 4 4 3 3 0 1 4 1 4 5 5 4 5 4 4 5 5 3 4 3 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 3 4 4 4 0 3 3 1 4 6 3 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 3 4 0 0 3 1 4 7 4 5 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 5 4 4 3 4 0 2 4 1 4 8 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 94 5 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3 2 4 0 4 8 9 1 5 0 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 0 4 4 1 5 1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 2 0 5 1 5 2 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 1 5 5 1 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 1 2 3 1 5 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 4 0 6 4 1 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 3 0 6 4 1 5 6 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 4 5 1 7 5 9 75 4 5 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 2 4 5 3 3 3 3 4 0 1 5 8 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 1 6 5 1 5 9 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 1 4 4 1 6 0 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 3 4 Sumber: Jawaban Kuesioner Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Dari 60 Responden 0 6 Lampiran 5 Perhitungan distribusi frekuensi data angket Langkah pertama: menghitung jumlah kelas interval K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 60 = 1 + 3,3 x 1,77 = 6,84 dibulatkan menjadi 7 Langkah kedua: menghitung range R =H–L+1 = 121 – 89 + 1 = 33 Langkah ketiga: menghitung rentang kelas Rk = 33 : 7 = 4,71 dibulatkan menjadi 5 Sumber: Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 52 Lampiran 6 Data Nilai Hasil Belajar Peserta didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Nama Abizar Ade Indah Lestari Adha Situmorang Afriana Wiranti Andre Saputra Arizal Gusnera Astri Puspitasari Bagus Ade Saputra Devi Anita Sari Dian Wahyuning Dwi Indira Pratiwi Echa Fransisca Efni Falentin Ega Sylvia Eis Rahmayani Fadly Nugraha Fajar Rismanto Fitri Arum Gian Fauzan Hesti Fauziah Hevi Triana Irfan Kurniawan Jefri Afrizal Jevri Saputra Krisnawati M. Iqbal Rivaldi Maria Ulfa Muammar Panji Putra Muhammad Arsyl Muhammad Rifki F. Nilai No Nama 73 31 Novia Rahmawati 80 32 Nur Aulia Hikmawati 75 33 Nurfaizah 75 34 Nur‟aini 60 35 Nurbaiti 78 36 Nurul Hidayah 58 37 Putri Destiana 71 38 Rahmat Bayu Laksana 82 39 Raihan Athala Mukti 88 40 Ramadani Putra 86 41 Resi Oktavia 67 42 Retno Widya Kartika 61 43 Rima Widyawati 75 44 Ronal Marpan 68 45 Septi Wulandari 67 46 Sri Rizqi 56 47 Sri Utami 82 48 Suci Juwita Sari 65 49 Suci Mentari 75 50 Tinari Widyaputri 76 51 Umi Rokhmah 72 52 Vanny Rahmaniar 72 53 Virna Widya Wati 61 54 Winda Inge Revilia 71 55 Yudi Wijaya 62 56 Yuli Novita Sari 84 57 Yusuf Arifin 74 58 Zainal Abidin 66 59 Zainudin 84 60 Zainuri Hasan Saputra Nilai 90 57 66 64 71 82 72 67 74 68 72 79 78 85 86 88 78 76 61 84 88 81 75 84 80 85 77 83 75 76 Sumber: Nilai MID Semester Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning Lampiran 7 Perhitungan distribusi frekuensi data hasil belajar Langkah pertama: menghitung jumlah kelas interval i = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 60 = 1 + 3,3 x 1,77 = 6,84 dibulatkan menjadi 7 Langkah kedua: menghitung range R =H–L+1 = 90 – 56 + 1 = 35 Langkah ketiga: menghitung rentang kelas Rk = 35 : 7 = 5 Sumber: Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011) h. 52 Lampiran 8 Tabel Perhitungan Mean Nilai Angket Kompetensi Kepribadian Guru PAI Interval f x fx Kelas 119 - 123 4 121 484 114 – 118 11 116 1276 109 – 113 5 111 555 104 – 108 12 106 1272 99 – 103 15 101 1515 94 – 98 6 96 576 89 – 93 7 91 637 ∑fx = N= 6315 6 0 Dari penjabaran data diatas dapat diperoleh: ∑fx = 6315 dan N = 60 dengan demikian: Mx = ∑fx N = 6315 60 = 105,25 Lampiran 9 Tabel Perhitungan Mean Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Interval f x Kelas 86 – 90 6 88 81 – 85 11 83 76 – 80 10 78 71 – 75 16 73 66 – 70 7 68 61 – 65 6 63 56 – 60 4 58 N= 6 0 fx 528 913 780 1168 476 378 232 ∑fx = 4475 Dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh ∑fx = 4680 dan N = 60 dengan demikian: Mx = ∑fx N = 4475 60 = 74,58 Lampiran 10 Tabel perhitungan standar deviasi angket Interval Kelas 119 - 123 114 – 118 109 – 113 104 – 108 99 – 103 94 – 98 89 – 93 f X fx x x2 fx2 4 11 5 12 15 6 7 N= 121 116 111 106 101 96 91 484 1276 555 1272 1515 576 637 +15,75 +10,75 +5,75 +0,75 -4,25 -9,25 -14,25 248,0625 115,5625 33,0625 0,5625 18,0625 85,5625 203,0625 992,25 1271,1875 165,3125 6,75 270,9375 513,375 1421,4375 ∑fx = 63 15 6 0 SD = ∑fx 2 𝑁 = Interval Kelas 86 – 90 81 – 85 76 – 80 71 – 75 66 – 70 61 – 65 56 – 60 4641 ,25 60 ∑fx 2 = 𝑁 77,35417 = 8,79 Tabel perhitungan standar deviasi hasil belajar f X fx x 6 11 10 16 7 6 4 N= 88 83 78 73 68 63 58 6 0 SD = = ∑fx2 =4641,25 528 913 780 1168 476 378 232 ∑fx = 44 75 4224 ,584 = 70,40973 = 8,39 60 +13,42 +8,42 +3,42 -1,58 -6,58 -11,58 -16,58 x2 fx2 180,0964 70,8964 11,6964 2,4964 43,2964 134,0964 274,8964 1080,5784 779,8604 116,964 39,9424 303,0748 804,5784 1099,5856 ∑fx2 = 4224,584 Lampiran 11 No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 X Y 120 115 112 100 108 117 96 116 117 121 111 94 89 107 106 93 96 104 101 103 100 102 104 89 104 101 115 112 100 106 117 90 116 114 101 111 73 80 75 75 60 78 58 71 82 88 86 67 61 75 68 67 56 82 65 75 76 72 72 61 71 62 84 74 66 84 90 57 66 64 71 82 X2 14400 13225 12544 10000 11664 13689 9216 13456 13689 14641 12321 8836 7921 11449 11236 8649 9216 10816 10201 10609 10000 10404 10816 7921 10816 10201 13225 12544 10000 11236 13689 8100 13456 12996 10201 12321 Y2 5329 6400 5625 5625 3600 6084 3364 5041 6724 7744 7396 4489 3721 5625 4624 4489 3136 6724 4225 5625 5776 5184 5184 3721 5041 3844 7056 5476 4356 7056 8100 3249 4356 4096 5041 6724 XY 8760 9200 8400 7500 6480 9126 5568 8236 9594 10648 9546 6298 5429 8025 7208 6231 5376 8528 6565 7725 7600 7344 7488 5429 7384 6262 9660 8288 6600 8904 10530 5130 7656 7296 7171 9102 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 ∑N= 60 94 102 103 101 93 96 98 101 103 100 102 104 89 104 120 115 112 106 106 117 90 119 114 106 ∑X = 6303 72 67 74 68 72 79 78 85 86 88 78 76 61 84 88 81 75 84 80 85 77 83 75 76 ∑Y= 4466 8836 10404 10609 10201 8649 9216 9604 10201 10609 10000 10404 10816 7921 10816 14400 13225 12544 11236 11236 13689 8100 14161 12996 11236 ∑X2= 666813 5184 4489 5476 4624 5184 6241 6084 7225 7396 7744 6084 5776 3721 7056 7744 6561 5625 7056 6400 7225 5929 6889 5625 5776 ∑Y2= 336964 6768 6834 7622 6868 6696 7584 7644 8585 8858 8800 7956 7904 5429 8736 10560 9315 8400 8904 8480 9945 6930 9877 8550 8056 ∑XY= 471588 Diketahui: ∑N= 60 ∑X = 6303 ∑Y= 4466 ∑X2= 666813 ∑Y2= 336964 ∑XY= 471588 Selanjutnya berikut: dimasukkan dalam rumus product moment sebagai 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 = N∑xy − ∑x ∑y {N∑x 2 − ∑x 2 }{𝑁∑y2 − ∑y 2 } 60.471588 − 6303 4466 {60. 666813 − 6303 2 }{60. 336964 − (4466)2 } 28295280 − 28149198 {40008780 − 39727809}{20217840 − 19945156} 146082 {280971}{272684} 146082 76616296164 146082 276796,48 𝑟𝑥𝑦 = 0,527 KD = rxy2 x 100% = (0.527)2 x 100% = 0,2777 x 100% = 27,77% Lampiran 12 DAFTAR KUESIONER PENGANTAR Kuesioner/angket ini ditujukan kepada adik-adik untuk meminta keterangan tentang Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Lampung Utara. Informasi yang adik-adik berikan tersebut sangat penting dalam menyusun skripsi dan apapun jawabannya akan dijamin kerahasiaannya. Atas kesediaan adik-adik menjawab angket ini diucapkan terimakasih. IDENTITAS Nama : Kelas : Hari/Tanggal : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pertanyaan dibawah ini hingga benar-benar memahami maksudnya. 2. Setelah paham, maka berilah jawaban dengan tanda ceklist (√) pada kolom yang tersedia. Nomor Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 Butir Kuesioner Guru tidak berbuat kasar dalam memberikan hukuman Guru bersikap baik kepada kepala sekolah, guru, serta peserta didik Ketika guru mengajar memakai pakaian yang sopan dan rapih Guru suka menolong siapa saja yang membutuhkan Guru bertutur kata menggunakan katakata yang baik Guru mampu menahan emosi jika perasaannya tersinggung Bahasa yang digunakan guru saat berkomunikasi dengan peserta didik mudah dipahami Guru menerima masukan dan saran dari SS Skala Likert S N TS STS peserta didik Guru menegur siapapun peserta 9 didiknya yang melakukan kesalahan Guru memiliki ilmu pengetahuan yang 10 luas Cara mengajar guru membuat peserta 11 didik tertarik dan senang Guru dapat menciptakan suasana 12 belajar yang nyaman dikelas Guru dapat menengahi perdebatan 13 antar peserta didik dan memberikan solusinya Guru tidak memihak kepada salah satu 14 peserta didiknya ketika ada masalah Guru memberikan nasihat kepada 15 peserta didik Guru memberikan teladan yang baik 16 kepada para peserta didiknya Guru mengetahui dan mendalami ilmu 17 agama dengan baik Guru menanyakan terlebih dahulu permasalahan apa saja yang dialami 18 peserta didik sebelum memberikan arahan Guru segera minta maaf atas kesalahan 19 yang dilakukannya Guru memulai pelajaran dengan 20 berdo‟a Guru berkata dan bersikap jujur dalam 21 segala hal Guru mampu menunjukkan akhlaqul 22 karimah di lingkungan sekolah Guru memiliki sikap yang sederhana 23 dan rendah hati Guru dalam menyampaikan materi 24 pandangannya tetap memperhatikan peserta didik Guru memberikan pujian ketika peserta 25 didiknya meraih prestasi dalam belajar Keterangan : SS = Sangat Setuju N = Netral Setuju STS = Sangat Tidak S = Setuju Skor: SS =5 S =4 TS = Tidak Setuju N TS =3 =2 STS =1