pengaruh kompetensi kepribadian guru pai terhadap hasil belajar

advertisement
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII
DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
ROMY ABDULLAH
NPM : 1211010028
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017 M
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII
DI SMP NEGERI 1 BUKITKEMUNING
KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
ROMY ABDULLAH
NPM : 1211010028
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Pembimbing I
Pembimbing II
: Prof. Dr. Hj. Jusnimar Umar, M.Pd
: Dr. Rijal Firdaos, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H / 2017 M
ABSTRAK
PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI TERHADAP
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 1
BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA
Oleh:
Romy Abdullah
Kata kunci: Kompetensi Kepribadian Guru PAI, Hasil Belajar
Tantangan dunia pendidikan saat ini adalah tantangan bagi guru dalam
berhubungan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru yang terkait,
langsung dituntut untuk mampu menjawab dan mengantisipasi berbagai
permasalahan yang muncul. Untuk mengantisipasinya diperlukan adanya profil
seorang guru PAI yang mampu menampilkan sosok yang kualitas personal atau
pribadinya dalam menjalankan tugasnya, karena usaha seorang guru untuk tampil
menjadi pribadi yang sesuai harapan anak didiknya, dapat mendorong mereka untuk
lebih bersemangat lagi dalam belajar pendidikan agama Islam. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar
peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan regresi. Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan
adalah angket dan dokumentasi. Berdasarkan dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh
rxy sebesar 0,527, Berarti 0,527 > 0,254. Adapun untuk persamaan regresinya adalah
Y = 19,816 + 0,520X. Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai
Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian
guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi
sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI
bertambah, maka setiap penambahan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar
peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI
semakin baik pula hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya. Setelah
diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka dilanjutkan dengan mencari
nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui seberapa besar kompetensi kepribadian
memberikan kontribusi terhadap hasil belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh
kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti
memiliki pengaruh, sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
MOTTO
            
    
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)1
1
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro,
2008), h. 336
PERSEMBAHAN
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai
dengan waktunya. Penulis persembahkan skripsi ini kepada:
1.
Kedua orang tuaku tercinta, Ayah Hi. M. Yushardi dan Ibu Hj. Sri Hartini yang
telah memberikan kasih sayangnya dan berjuang dengan tulus jiwa raganya
membesarkan dan mendidik serta mendo‟akanku dalam meraih kesuksesan dan
cita-cita.
2.
Kakakku tersayang Deny Hary Saputra, dan juga adik-adikku tercinta
Krishardiyati, Adinda Halimatus Sa‟diyah, dan Muhammad Abdurrohman, yang
selalu mendo‟akan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Sahabat - sahabat seperjuangan yang selalu menemaniku Agus Senthosa, Ryo
Sobari, M. Arief Darmawan Yusuf, Febri Agung, Aan Sa‟in Sidik. Terkhusus
keluarga PAI B angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu persatu nama
kalian disini, terima kasih berkat semangat dan kebersamaan akhirnya saya dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4.
Almamater tercinta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan
Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Romy Abdullah lahir di Bukitkemuning, Kec. Bukitkemuning, Kab. Lampung
Utara pada tanggal 03 November 1994. Penulis merupakan anak kedua dari lima
bersaudara, buah cinta dari pasangan Ayah yang bernama Hi. M. Yushardi dan Ibu
yang bernama Hj. Sri Hartini yang selalu melimpahkan kasih sayang serta cintanya
bagi penulis.
Penulis mengemban pendidikan formal dimulai dari Taman Kanak-kanak
(TK) Dharma Wanita Kec. Bukitkemuning Kab. Lampung Utara pada tahun 2000.
Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan sekolah dasar (SD) pada tahun 2001 di
SDN 1 Bukitkemuning Kab. Lampung Utara, kemudian penulis melanjutkan
pendidikan sekolah mengengah pertama pada tahun 2007 di MTs. Miftahul Ulum di
Desa Sukamenanti, Kec. Bukitkemuning, Kab. Lampung Utara. Setelah lulus penulis
melanjutkan pendidikan sekolah mengengah atas pada tahun 2010 di MAN 1
Kotabumi Kab. Lampung Utara. Selama menjadi siswa di MAN 1 Kotabumi, penulis
aktif dibidang ROHIS. Kemudian pada tahun 2012 penulis melanjutkan study di
perguruan tinggi Islam Negeri IAIN Raden Intan Lampung, di jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Selama menjadi mahasiswa di
IAIN Raden Intan Lampung, penulis mengikuti unit kegiatan mahasiswa (UKM)
BAPINDA. Pada tahun 2013 penulis aktif di UKM-F IBROH di bidang
Pengembangan dan Pemberdayaan Mahasiswa (PPM).
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh
Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII
Di SMP Negeri 1 Buktkemuning Kab. Lampung Utara. Sholawat dan salam semoga
selalu senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw, para keluarga, sahabat
serta umatnya yang setia pada titah dan cintanya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program Strata Satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, IAIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan. Atas bantuan dari semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Raden Intan Lampung.
2. Dr. Imam Syafe‟I, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam yang
telah mendidik kami di jurusan yang beliau pimpin.
3. Prof. Dr. Hj. Jusnimar Umar, M.Pd selaku pembimbing I dan Dr. Rijal
Firdaos, M.Pd selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahannya.
4. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung
yang telah membekali ilmu, sehingga penulis dapat menyusun suatu karya
ilmiah ini.
5. Kepala sekolah, Guru, dan Staf di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kab.
Lampung Utara yang telah memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi
ini.
6. Ayah dan Ibu tersayang yang selalu memberikan bantuan moril dan materi
kepada penulis dalam menempuh pendidikan yang sedang dijalani ini.
7. Rekan-rekan PAI terutama kelas B yang selalu memberi motivasi dan
dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah memberikan dorongan kepada penulis selama
penulisan skripsi ini.
Penulis berharap semoga Allah SWT membalas amal dan kebaikan atas semua
bantuan dan partisipasi semua pihak dalam menyelesaikan skripsi ini. Namun penulis
menyadari keterbatasan kemampuan yang ada pada diri penulis. Untuk itu segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga
skripsi ini berguna bagi diri penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin
Bandar Lampung, 02 Maret 2017
Penulis
Romy Abdullah
NPM. 1211010028
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ........................................................................................ i
ABSTRAK. ........................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
MOTTO ............................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .............................................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ................................................................................ 1
B. Alasan Memilih Judul ....................................................................... 3
C. Latar Belakang Masalah.................................................................... 3
D. Identifikasi Masalah .......................................................................... 16
E. Batasan Masalah................................................................................ 16
F. Rumusan Masalah ............................................................................. 16
G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Kepribadian Guru ......................................................... 18
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru ............................... 18
2. Aspek-Aspek Kepribadian Guru ............................................... 22
3. Indikator Kompetensi Kepribadian Guru .................................. 26
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Guru ........... 31
B. Guru Pendidikan Agama Islam ......................................................... 34
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam ............................... 34
2. Syarat-syarat dan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam 35
3.
Tugas dan Tanggungjawab Guru Pendidikan Agama Islam .... 38
C. Hasil Belajar ...................................................................................... 42
1. Pengertian Hasil Belajar ........................................................... 42
2. Indikator Hasil Belajar ............................................................. 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian.............................................................................. 45
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 45
C. Variabel Penelitian ............................................................................ 46
D. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling........................................... 47
1. Pengertian Populasi .................................................................. 47
2. Pengertian sampel .................................................................... 49
3. Teknik Pengambilan Sampel.................................................... 49
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 50
1. Angket ...................................................................................... 50
2. Dokumentasi ............................................................................ 51
F. Instrument Penelitian ........................................................................ 52
G. Uji Coba Instrument Penelitian ......................................................... 54
1. Uji Validitas ............................................................................. 54
2. Uji Reliabilitas ......................................................................... 56
3. Uji Normalitas .......................................................................... 57
4. Uji Hipotesis............................................................................. 57
5. Uji Regresi Linier Sederhana ................................................... 58
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Data ................................................................................... 59
1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI ............................................ 59
2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 ............... 62
B. Hasil Uji Coba Instrumen.................................................................. 65
1. Analisis Uji Validitas Angket ..................................................... 65
2. Analisis Uji Reliabilitas Angket.................................................. 67
3. Uji Normalitas ............................................................................. 67
4. Uji Hipotesis................................................................................ 69
5. Uji Regresi Linier Sederhana ...................................................... 74
6. Uji Koefisien Determinasi........................................................... 75
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82
B. Saran................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Kisi-kisi Instrument Angket Kompetensi Kepribadian Guru
Analisis Uji Coba Validitas Angket
Analisis Uji Coba Reliabilitas Angket
Jawaban Responden Angket
Distribusi Frekuensi Angket
Data Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
Rata-rata (Mean) Angket
Rata-rata (Mean) Hasil Belajar
Standar Deviasi
Analisis Korelasi Variabel X dan Y
Pernyataan Soal Angket
Surat Izin Pra Penelitian
Surat Permohonan Mengadakan Penelitian
Surat Izin Balasan Dari SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Kartu Konsultasi Skripsi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Sebelum penulis menguraikan isi skripsi, terlebih dahulu penulis akan
jelaskan mengenai beberapa istilah yang ada dalam judul skripsi ini dengan
maksud untuk menghindari kesalahpahaman dalam kalangan umum. Skripsi ini
berjudul : “PENGARUH KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PAI
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP
NEGERI 1 BUKITKEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA”.
1. Pengaruh
Pengaruh adalah dampak kuat akan sesuatu yang dijumpai atau
didapati yang mendapatkan hasil yang baik atau sebaliknya.2 Pengaruh yang
dimaksud dalam bahas ini adalah pengaruh dari kompetensi kepribadian guru
PAI terhadap hasil belajar pendidikan agama islam di SMP Negeri 1
Bukitkemuning.
2. Kompetensi
Kompetensi didefinisikan sebagai kapasitas yang ada pada seseorang
yang bisa membuat orang tersebut mampu memenuhi apa yang diisyaratkan
2
Hasan Sadely, Ensiklopedia Indonesia, (Jakarta: Ictiar Baru Vanhauver, 1980), h. 3204
oleh pekerja dalam suatu kompetensi, sehingga kompetensi tersebut mampu
mencapai hasil yang diharapkan.3
3. Kompetensi Kepribadian Guru
Kompetensi guru menurut kunandar adalah “seperangkat penguasaan
kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan
kinerjanya secara tepat dan efektif”.4 Sedangkan kepribadian adalah suatu
masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat lewat penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan.5
Berdasarkan
pengertian
diatas,
dapat
dijelaskan
bahwa
kompetensi
kepribadian guru adalah kemampuan seorang guru yang berkaitan langsung
dengan kepribadiannya, menyangkut sifat serta sikap baik terhadap diri
sendiri maupun terhadap orang lain. Yang terlihat dari caranya bersikap,
berbicara berpenampilan, dan dapat menjadi sosok yang diteladani.
4. Pendidikan agama Islam
Adalah suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya selesai dari pendidikan dapat memahami apa yang terkandung
didalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud serta
menjadikan ajaran-ajaran Islam sebagai pandangan hidup sehingga dapat
mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.
3
Parulian Hutapea, Kompetensi Plus, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 4
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 55
5
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 39
4
5. Hasil belajar
Adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar.6
B. Alasan Memilih Judul
Alasan yang mendasari penulis memilih judul skripsi ini adalah guru adalah
unsur yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Oleh
karena itu, guru dituntut memiliki segenap kompetensi, salah satunya kompetensi
kepribadian. Kompetensi kepribadian merupakan seluruh sikap dan perbuatan
yang mendasari perilaku individu, yang merupakan gambaran dari kepribadian
individu tersebut. Dengan kata lain, baik atau tidaknya citra seorang guru di
tentukan oleh kepribadian yang dimilikinya, khususnya guru PAI yang harus
selalu mencerminkan sosok yang berakhlaqul karimah, mampu menjadi contoh
dan teladan yang baik bagi peserta didik. Kompetensi kepribadian guru dirasa
sangat berpengaruh baik untuk guru secara pribadi, peserta didik maupun sekolah.
C. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses transfer nilai-nilai dari orang dewasa (guru
atau orang tua) kepada peserta didik agar menjadi dewasa dalam segala hal.
Pendidikan merupakan masalah yang terpenting bagi setiap bangsa yang sedang
membangun. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dilakukan secara
6
62
Kunandar, Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h.
sistematis dan terarah, sesuai dengan apa yang diinginkan dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah khususnya melalui
Depdiknas terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan
pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang
dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Dalam Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1: “Guru adalah pendidik professional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, dasar, dan menengah.7
Usaha untuk meningkatkan mutu guru ini sangat penting karena guru adalah
pembina dan pembimbing yang mempunyai peran dalam hidup peserta didik.
Kepribadian guru, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur
pendidikan yang tidak langsung dengan sendirinya masuk kedalam pribadi
peserta didik.
Selanjutnya dalam hal sifat dan syarat yang dimiliki oleh seorang pendidik
atau guru terutama guru yang mengajarkan pendidikan agama Islam, Al-Ghazali
menyatakan bahwa para pendidik Islam harus memiliki adab yang baik, karena
anak didiknya selalu melihat pendidiknya sebagai contoh yang harus diikutinya. 8
7
8
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 3
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 170
Dalam kerangka kependidikan secara umum dapat dikatakan bahwa perilaku
guru pendidikan agama Islam dipandang sebagai “sumber pengaruh” sedangkan
tingkah laku yang belajar sebagai “efek” dari berbagai proses tingkah laku dan
kegiatan interaksi.9 Penulis sepakat dengan pendapat tersebut karena guru
pendidikan agama Islam merupakan pendidik dan pengajar yang menyentuh
kehidupan pribadi peserta didik karena itu oleh peserta didik sering dijadikan
tokoh teladan bahkan tokoh identifikasi diri serta menjadi profil yang diidolakan
dan segala kebiasaan dijadikan patokan yang paling benar oleh peserta didik di
SMP yang sedang dalam pertumbuhan jasmani antara usia (+ 13-16) tahun dan
pertumbuhan kecerdasan yang mendekati kematangan sehingga dapat mengambil
kesimpulan yang abstrak dari kenyataan yang dilihat atau yang ditemukannya
karena peserta didik berada dalam usia goncang. Padahal sosok guru pendidikan
agama Islam yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan
panggilan jiwa, panggilan hati nurani bukan karena tuntutan materi belaka yang
membatasi tugas dan tanggung jawabnya sebatas di sekolah saja dan seyogyanya
guru pendidikan agama Islam memiliki perilaku yang memadai untuk untuk dapat
mengembangkan diri peserta didik secara utuh.
Eksistensi guru dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran umum sedikit
berbeda dengan guru mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) karena guru
agama tidak hanya memberikan pemahaman aspek intelektual, tetapi juga sangat
9
Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), h. 13
berkaitan dengan kepribadian. Dalam arti khusus dikatakan bahwa dalam setiap
diri seorang guru terletak tanggungjawab untuk membawa anak didiknya pada
suatu kedewasaan.10
Guru pendidikan agama Islam bertanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan
norma-norma baik yang bersumber dari diri sendiri yang meliputi kaedah atau
norma keagamaan dan kaedah atau norma kesusilaan maupun yang bersumber
dari lingkungan sosialnya yang meliputi norma kesopanan dan norma hukum
kepada generasi muda sehingga terjadi proses konservasi nilai, bahkan melalui
proses pendidikan diusahakan terciptanya nilai-nilai baru dalam konteks ini
pendidik berfungsi mencipta, memodifikasi dan mengkontruksi nilai-nilai baru.
Guru pendidikan agama Islam sebagai pendidik atau pengajar merupakan
faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap
perbincangan mengenai perbincangan mengenai pembaharuan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang
dihasilkan selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa berarti penting
posisi guru pendidikan agama Islam dalam dunia pendidikan. Kompetensi
kepribadian guru pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi keberhasilan
proses pendidikan, karena guru pendidikan agama Islam sebagai profil pribadi
yang ditiru dan diteladani oleh peserta didik baik secara sengaja atau tidak.
10
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), h. 12
Guru merupakan teladan bagi para peserta didiknya. Menjadi teladan
merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau
menerima maka telah mengurangi keefektifan pembelajaran. Sebagai teladan,
tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta
didik serta orang di sekitar lingkungannya yang menganggap dan mengakuinya
sebagai guru.11
Dengan kata lain, baik tidaknya citra seorang guru pendidikan agama Islam
ditentukan kepribadiannya, walaupun kepribadian sebenarnya adalah suatu
masalah yang abstrak, hanya bisa dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan,
cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan atau keseluruhan dari
individu yang terdiri dari unsur perilaku dan fisik. Oleh karena itu masalah
kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi rendahnya
kewibawaan atau citra seorang guru pendidikan agama Islam dalam pandangan
anak didik atau pandangan masyarakat.
Kepribadian guru pendidikan agama Islam adalah unsur yang menentukan
keakraban hubungan guru pendidikan agama Islam dengan anak didik.
Kepribadian guru pendidikan agama Islam akan tercermin dalam sikap dan
perbuatannya dalam membina dan membimbing anak didik.12
Bagi guru pendidikan agama Islam khususnya telah ada standar kepribadian
yakni Rasulullah SAW. Dan Allah SWT mengajarkan kepada kita untuk
11
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 45
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , (Jakarta: Rineka
Cipta, 2000), h. 41
12
meneladani pribadi beliau. Sebagaimana tercantum dalam Al-qur‟an surat AlAhzab ayat 21, yaitu:
              
  
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS. Al-Ahzab: 21)13
Oleh karena itu, dalam menjalankan tugasnya guru diharapkan mampu
bekerja secara profesional sehingga menghasilkan tamatan yang lebih bermutu
dan mempunyai akhlak yang berbudi luhur, dan salah satu faktor penting adalah
peningkatan kompetensi kepribadian guru, yang tentunya harus diimbangi dengan
kompetensi yang lainnya yaitu meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
sosial, dan kompetensi professional. Adapun rinciannya akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Kompetensi kepribadian : kemampuan kepribadian yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa menjadi
teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
2. Kompetensi pedagogik : merupakan pemahaman terhadap peserta didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik, untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya.
3. Kompetensi profesional : merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum
mata pelajaran di sekolah dan subtansi keilmuan yang menaungi
materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan meteologi
keilmuannya.
13
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro,
2008), h. 336
4. Kompetensi sosial : merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
atau bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat. 14
Kompetensi yang difokuskan dalam penelitian ini adalah kompetensi
kepribadian, yang diartikan kemampuan seseorang yang dihubungkan dengan
kepribadian, sifat-sifat atau karakter yang dimilikinya. Menurut Kunandar
“Kompetensi pribadi adalah sikap pribadi guru berjiwa pancasila yang
mengutamakan budaya bangsa Indonesia, yang rela berkorban bagi kelestarian
bangsa dan negaranya”.15
Kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian yang berakhlak mulia,
mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana, menjadi teladan, mengevaluasi kinerja
sendiri, mengembangkan diri, dan religius.16
Dari kepribadian guru pendidikan agama Islam itu sendiri, keberhasilan guru
pendidikan agama Islam dalam mengelola proses belajar mengajar dapat dilihat
dari berbagai segi diantaranya adalah prestasi yang dicapai oleh peserta didik dan
jalannya proses belajar mengajar tergantung dari pendekatan yang digunakan
guru pendidikan agama Islam tersebut. Tingkah laku guru pendidikan agama
Islam dalam proses tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya
sementara, misalnya ketepatan menentukan tujuan pengajaran atau memilih
materi pengajaran yang sesuai dan kemampuan menggunakan media pengajaran
14
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 75
Ibid, h. 56
16
Jejen Musfah, Op. Cit, h. 42
15
saja, tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku guru pendidikan agama Islam yang
relatif tetap yaitu kepribadian guru pendidikan agama Islam itu sendiri.
Adapun indikator kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam
adalah :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil
Bertindak sesuai norma hukum dan social, bangga sebagai pendidik, serta
memiliki konsisten dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa
Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik yang
memiliki etos kerja sebagai guru.
3. Kepribadian yang arif
Sebagai guru, khususnya guru pendidikan agama Islam harus
menunjukkan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak dalam menerima
ataupun member kritik atau saran. Hal ini terlihat dalam proses belajar,
guru memberikan nasehat kepada peserta didik yang sering dating
terlambat ketika masuk pelajaran dikelas pada saat pergantian jam
pelajaran. Guru memberikan pengarahan agar lebih tepat waktu masuk
kedalam kelas.
4. Kepribadian yang berwibawa
Guru harus dapat menstabilkan emosi, terutama yang berhubungan dengan
peserta didik. Kepribadian guru akan terlihat dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Apabila anak didik melakukan kesalahan atau
pelanggaran, sebaiknya diberi sanksi yang mendidik dan bisa
menyadarkan anak, misalnya dengan membaca Al-qur‟an atau
mengerjakan tugas. Tidak dengan menakut-nakuti anak didik dengan guru
bersikap emosional, sehingga wibawa guru akan hilang dengan sendirinya.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
Seorang guru harus member suri tauladan bagi peserta didiknya,
membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didiknya dan hanya
mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru mulia juga, sesuai dengan ajaran
Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Misalnya bertindak
dengan norma religious (iman, taqwa, jujur, ikhlas, dan menolong).17
Sebagai teladan, guru pendidik agama Islam harus memiliki kepribadian yang
dapat dijadikan profil atau idola seluruh kehidupannya adalah figur yang
17
Kunandar, Op. Cit., h. 75-76
paripurna. Itulah kesan terhadap guru pendidikan agama Islam sebagai sosok
yang ideal, sedikit saja guru agama Islam berbuat yang kurang atau tidak baik,
akan mengurangi kewibawaannya dan kharisma pun secara perlahan lebur dari
jati dirinya bahkan bisa juga ia dicaci maki dengan sinis hanya karena kealpaan
berbuat kebaikan. Meskipun kejahiliannya itu bak setetes air dalam daun talas.
Keburukan perilaku anak didik cenderung diarahkan pada kegagalan guru
pembimbing dan pembina anak didik karena faktor kepribadian guru pendidikan
agama Islam yang sangat sensitif. Seorang guru tidak boleh sombong dengan
ilmunya, karena merasa paling mengetahui dan terampil dibanding guru yang
lainnya, sehingga menganggap remeh teman sejawatnya. Firman Allah SWT
dalam QS. An-Nahl: 125 berikut ini:
             
           
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. AnNahl: 125)18
Berdasarkan pra survey, penulis mendapatkan bahwa kompetensi kepribadian
guru PAI sudah cukup baik. Akan tetapi masih terlihat ada beberapa kekurangan
dalam proses pembelajaran berlangsung didalam kelas seperti guru sering
terlambat untuk masuk kelas, guru kurang menanamkan disiplin dan tanggung
18
Departemen Agama RI, Op. Cit, h. 224
jawab terhadap peserta didiknya, contohnya masih terdapat peserta didik yang
tidak menggunakan seragam lengkap serta baju seragamnya tidak dimasukkan
kedalam celana.
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta
didik. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu,
khususnya ranah rasa murid, sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil
belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu, yang
dapat dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan
tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan
perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar peserta didik, baik yang berdimensi
cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.19
Aspek sosial yang diemban oleh guru pendidikan agama Islam adalah misi
kemanusiaan karena mengajar adalah pemanusiaan masyarakat serta aspek
profesional yang menyangkut peran profesi dari guru pendidikan agama Islam
atau pendidik dalam arti yang memiliki kualifikasi profesi sebagai seorang guru
pendidikan agama Islam.
Pada dasarnya melalui proses pendidikan akan membentuk kepribadian
seseorang.20 Untuk membentuk kepribadian sesoarang memerlukan sebuah
tuntunan atau acuan untuk mencapai hal itu, maka dari itu diperlukan nya
19
Muhibbin Syah, Psikologi belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 216
Nanang Hanafiah dan Cucu suhana, Konsep Strategi Pembelajaran,(Bandung: Refika
Aditama, Cet. Ke-3, 2002), h. 6.
20
bimbingan mengenai pendidikan agama, karena agama mempunyai peranan yang
sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian seseorang. Dan untuk
merelisasikan fungsi dan tujuan pendidikan harus ada proses yang kita kenal
dengan istilah belajar.
Belajar adalah proses perubahan perilaku, berkat interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan perilaku mengacu aspek kognitif, afektif dan
psikomotor seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan
perubahan perilakunya. Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam
keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling
pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan belajar adalah suatu usaha sadar
yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkat laku baik melalui latihan
dan
pengalaman
yang
menyangkut
aspek-aspek
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan salah satu faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah hasil belajar.
Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi belajar peserta didik dan hasil
yang dapat ditunjukan angka indeks yang dicapai peserta didik setelah melakukan
proses dan kegiatan-kegiatan pembelajaran, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang baik dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat
perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik21. Jadi hasil belajar merupakan kemampuan yang di peroleh
individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberiakan perubahan
tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan peserta didik
sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Hasil belajar sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan
belajar. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus benar-benar
berusaha meningkatkan hasil belajar pada diri siswa, guru harus dapat
merangsang dan memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi siswa,
menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa sehingga akan terjadi proses belajar
mengajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat
menentukan hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik.22
Tabel 1.1
Data Nilai Ulangan MID Semester Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Hasil
No
Kelas
< 75
≥ 75
27
1
VIII A
5 siswa
siswa
21
2
VIII B
15 siswa
siswa
11
3
VIII C
24 siswa
siswa
15
4
VIII D
20 siswa
siswa
5
VIII E
29 siswa
5 siswa
21
Diyamti dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran,(Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-5,
2013), h. 193
22
R. Ibrahim dan Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 42-43
6
7
VIII F
VIII G
25 siswa
9 siswa
25 siswa
9 siswa
143
97
Jumlah
siswa
siswa
Sumber: Daftar nilai hasil ulangan MID semester PAI kelas VIII tahun ajaran
2015/2016
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan
peserta didik kelas VIII dengan jumlah keseluruhan 240 orang peerta didik.
Maka jika dilihat peserta didik lebih banyak yang mendapatkan nilai pada skala
< 75, yaitu 143 orang peserta didik, dibandingkan dengan peserta didik dengan
skala ≥ 75 jumlah peserta didik sangatlah sedikit yaitu 97 orang peserta didik.
Hasil
tersebut
apabila
dinyatakan dalam
bentuk presentase
diperoleh
perbandingan antara peserta didik yang mencapai KKM dengan peserta didik
yang belum mencapai KKM yaitu 59,58% berbanding 40,42%. Nampak bahwa
masih sangat sulit bagi peserta didik untuk mendapatkan nilai diatas KKM. Hal
ini yang melatarbelakangi penulis untuk mengadakan penelitian tentang
„„Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara”.
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Kompetensi guru yang masih jauh dari apa yang diharapkan
2. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh peserta didik
E. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang diperoleh oleh penulis maka adapun
batasan dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada Pengaruh Kompetensi
Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Peneliti membatasi masalah yaitu :
1. Guru yang dimaksud adalah guru pendidikan agama Islam kelas VIII SMP
Negeri 1 Bukitkemuning
2. Indikator kepribadian seperti : kepribadian mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa, dan menjadi teladan
3. Mata pelajaran dibatasi hanya mata pelajaran pendidikan agama Islam
4. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
F. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah terdapat pengaruh antara kompetensi kepribadian guru PAI
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Kabupaten Lampung Utara?”
G. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah tersebut diatas, maka tujuan penulisan
ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah:
a. Secara teoritis
Sebagai bahan informasi tertulis tentang pengaruh kompetensi
kepribadian guru Pendidikan Agama Islam (PAI) terhadap hasil belajar
peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten
Lampung Utara.
b. Secara praktis
Untuk memberikan informasi bahwa dalam pendidikan terutama guru
Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memiliki kompetensi kepribadian
yang matang dalam membimbing dan mendidik untuk menciptakan
peserta didik yang berpengetahuan dan berakhlaqul karimah.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Kepribadian Guru
1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru
Dalam dunia pendidikan, guru memiliki peran central dalam mencapai
tujuan pendidikan Nasional. Oleh karena itu dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB VI Pasal 28
ayat 1, menjelaskan bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.23
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa
Inggris competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi
adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan
memanfaatkan sumber belajar.24
Kompetensi adalah kemampuan seseorang dalam mengaplikasikan
pengetahuan, pengalaman dan keahlian terhadap tugas atau peranan.
23
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan BAB
VI
Pasal 28 Ayat 1
24
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27
Kompetensi adalah karakteristik dasar seseorang yang membuatnya sanggup
mengaplikasikan prestasi unggulan pada pekerjaan tertentu peranan dan
situasi tertentu.25
Kompetensi guru menurut Kunandar adalah “seperangkat penguasaan
kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan
kinerjanya secara tepat dan efektif”.26 Sementara itu, dalam perspektif
kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan 4 jenis
kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
kompetensi
pedagogik,
kompetensi
kepribadian,
kompetensi
sosial,
kompetensi profesional.27
Menurut E. Mulyasa, “kompetensi adalah kemampuan yang merupakan
pengetahuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang terefleksikan dalam kebiasaan
berfikir dan bertindak”.28
Sedangkan Kata “kepribadian” berasal dari kata personality (bhs. inggris)
yang berasal dari kata Persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng,
yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang
maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.29
25
Ubaedy, Kompetensi Kunci Dalam Berprestasi, (Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007), h. 6
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 55
27
Jejen Musfah, Op. Cit, h. 30
28
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
26
h.37
29
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2009), h. 2
Menurut Jalaludin kepribadian adalah kualitas dari seluruh tingkah laku
seseorang.30 Kepribadian adalah suatu masalah yang abstrak, hanya dapat
dilihat lewat penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan.31 Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah
mengatakan “kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (ma‟nawi), sukar
dilihat atau diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan
atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan”.32
Prof. Dr. Zakiah Darajat menyatakan “Kepribadian itulah yang akan
menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak
didik terutama bagi anak didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan
mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat menengah)”.33
Jejen Musfah juga menjelaskan bahwa “guru harus berkepribadian baik,
karena ia sebagai model bagi murid dan komunitas lainnya disekolah. Karena
persoalan moral tidak cukup hanya dibicarakan, namun perlu terwujud dalam
aksi nyata.34
Menurut Moh. Roqib dan Nurfuadi Kompetensi kepribadian adalah
kompetensi yang berkaitan dengan perilaku pribadi guru itu sendiri yang
30
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 174
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 39
32
Ibid, h. 40
33
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2011), h. 225
34
Jejen Musfah, Op. Cit, h. 194
31
kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga terpancar dalam perilaku
sehari-hari.35
Dalam al-Qur‟an terdapat ayat yang menyebutkan tentang nafs yang
sering diterjemahkan sebagai jiwa, pribadi atau diri sendiri. Allah berfirman
dalam surat Asy-syam ayat 7-10 :
            
    
Artinya: “Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya). Maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan
Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.(QS. Asy-syam: 7-10)36
Ayat diatas menjelaskan bahwa jiwa atau kepribadian merupakan kualitas
dari seluruh tingkah laku seseorang, baik fisik maupun psikis, baik yang
dibawa sejak lahir maupun yang diperoleh melalui pengalaman dan
mempunyai pengaruh terhadap orang lain.
Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan
dan perkembangan pribadi para peserta didik. Kompetensi kepribadian
memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian
para peserta didik. Kompetensi kepribadian memiliki peran dan fungsi yang
35
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru: Upaya Mengembangkan Kepribadian Guru
yang Sehat di Masa Depan, (Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009), h. 122
36
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro,
2008), h. 595
sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan
mengembangkan sumber daya manusia, serta menyejahterakan masyarakat,
kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. 37
Berdasarkan pengertian diatas, penulis dapat mengambil suatu pengertian
bahwa kompetensi kepribadian guru adalah seperangkat kecakapan,
kemampuan, kekuasaan, kewenangan yang dimiliki oleh seorang guru yang
semua itu terorganisir dalam suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan
bersifat dinamis dan khas, yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya
sebagai individu yang unik dan berbeda dengan guru lainnya, menyangkut
sifat serta sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, yang
terlihat dari caranya bersikap, berbicara, berpenampilan, dan dapat menjadi
sosok yang diteladani.
2. Aspek-aspek Kepribadian Guru
Kepribadian itu mengandung pengertian yang kompleks, ia terdiri dari
bermacam-macam aspek, baik fisik maupun psikis. Sebelumnya ada baiknya
jika penulis uraikan terlebih dahulu beberapa aspek kepribadian yang penting
dengan pendidikan, dalam rangka pembentukan anak didik.38
Menurut tinjauan psikologi, kepribadian pada prinsipnya adalah susunan
atau kesatuan antara aspek perilaku mental (pikiran, perasaan, dan
sebagainya) dengan aspek perilaku behavioral (perbuatan nyata). Aspek-aspek
37
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2008), h. 117
38
Ngaimun Naim, Menjadi guru Inspiratif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 34
ini berkaitan secara fungsional dalam diri seorang individu,sehingga
membuatnya bertingkah laku secara khas dan tetap.39
Menurut para ahli psikologi memberikan penekanan bahwa yang
dipelajari oleh psikologi bukanlah jiwa, tetapi tingkah laku manusia, baik
perilaku yang kelihatan (overt) maupun yang tidak kelihatan (convert).
Tingkah laku manusia dianalisis ke dalam tiga aspek atau fungsi, yaitu :40
a. Aspek Kognitif (Pengenalan), yaitu pemikiran, ingatan, hayalan, daya
bayang, inisiatif, kreativitas, pengamatan dan pengindraan. Fungsi aspek
kognitif adalah menunjukkan jalan, mengarahkan, dan mengendalikan
tingkah laku.
b. Aspek Afektif, yaitu bagian kejiwaan yang berhubungan dengan
kehidupan alam perasaan atau emosi, sedangkan hasrat, kehendak,
kemauan, keinginan, kebutuhan, dorongan, dan elemen motivasi lainnya
disebut aspek konatif atau psiko-motorik (kecenderungan atau niat tindak)
yang tidak dapat dipisahkan dengan aspek afektif.
c. Aspek Motorik, yaitu berfungsi sebagai pelaksana tingkah laku manusia
seperti perbuatan dan gerakan jasmaniah lainnya.
Menurut
Ngalim
Purwanto, ada enam aspek kepribadian yang
berhubungan dengan pendidikan, yaitu :
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), h. 225
40
Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,
2005), h. 169
a. Sifat kepribadian
b. Intelegensi atau kecerdasan
c. Pernyataan diri dari cara menerima kesan-kesan
d. Kesehatan
e. Bentuk tubuh
f. Sikap terhadap orang lain.41
Sedangkan kepribadian dalam Islam adalah berdasarkan kepada
aqidahnya, Al-Qur‟an sendiri membedakan manusia menjadi tiga kategori
yang berdasarkan aqidahnya, yaitu orang-orang yang beriman, orang-orang
kafir dan orang-orang munafik. Dalam hal ini penulis sedikit menguraikan
tentang golongan orang-orang yang beriman, dalam surat Al-Anfal : 2-4 Allah
berfirman :
           
         
           
   
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayatayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah
41
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 157-158
orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta
rezki (nikmat) yang mulia. (QS.Al-Anfal: 2-4)42
Ayat ini menerangkan bahwa ada beberapa sifat tentang orang-orang yang
beriman dan orang-orang yang ikhlas dalam keimanan mereka, sifat-sifat
tersebut adalah orang yang selalu ingat kepada Allah SWT dalam hati mereka,
orang yang selalu bertambah mantap keyakinan dan keimanannya, orang yang
selalu menyerahkan segala urusan mereka kepada Allah SWT, orang yang
selalu mendirikan dan menunaikan shalat dengan sempurna dan orang yang
selalu menafkahkan sebagian hartanya. Dalam kepribadian seorang mukmin,
sifat-sifat tersebut tidaklah lepas antara satu sama lainnya, tetapi saling
berinteraksi dan saling menyempurnakan, semuanya berpartisipasi dalam
mengarahkan
tingkah
laku
seorang
mukmin
dalam
semua
bidang
kehidupannya. Demikianlah di antara sekian banyak gambaran Al-Qur‟an
tentang kepribadian yang luhur dan ideal, kepribadian ini merupakan
kepribadian yang dimiliki oleh setiap orang termasuk di dalamnya seorang
guru pendidikan agama Islam yang berkewajiban mendidik generasi penerus
yang berbudi pekerti luhur, ideal dan dilengkapi iman dan taqwa kepada Allah
SWT.
3. Indikator Kompetensi Kepribadian Guru
42
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro,
2008), h. 177
Bagi guru pendidikan agama Islam, kompetensi kepribadian menjadi
kunci utama keberhasilan pengajarannya. Guru bertugas menanamkan nilainilai agama Islam sehingga peserta didik berkomitmen untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Kedudukan guru sebagai pendidik tidak bisa dilepaskan dari guru sebagai
pribadi. Kepribadian guru sangat mempengaruhi peranannya sebagai pendidik
dan pembimbing. Seorang guru dalam mendidik dan membimbing peserta
didiknya tidak hanya dengan bahan yang ia sampaikan, tetapi dengan seluruh
kepribadiannya. Sebagaimana firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 159 :
             
             
      
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah
mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan
mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya”.(QS. Ali Imran: 159)43
43
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, (Bandung: Diponogoro,
2008), h. 71
Ayat diatas mengindikasikan bahwa seorang guru menjadi pembimbing
dan penyuluh terhadap peserta didiknya. Hal tersebut akan membuat peserta
didik mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup dan kesulitan dalam
belajar atas dasar iman dan taqwa kepada Allah SWT.
Adapun kompetensi pribadi meliputi “kemampuan-kemampuan dalam
memahami diri, mengelola diri, mengendalikan diri dan menghargai diri”.44
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kepribadian yang mantap dan stabil
Indikator dari kepribadian yang mantap dan stabil yaitu bertindak
sesuai dengan norma hukum, bertindak sesuai norma sosial bangga
sebagai guru profesional, dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai
norma yang berlaku dalam kehidupan. Pribadi yang mantap berarti
seorang guru tersebut memiliki suatu kepribadian yang tidak tergoyahkan
(tetap teguh dan kuat dalam pendiriannya). Sedangkan pribadi yang stabil
merupakan suatu kepribadian yang kokoh, jika kita telaah dari segi arti
bahasanya pribadi stabil ini sama halnya dengan pribadi mantap.
Kepribadian yang mantap dan stabil ini menekankan pada tiga hal
yang
menjadi
landasan
kepribadiaannya,
yaitu
:
kebenaran,
tanggungjawab, dan kehormatan. Sehingga dalam segala tindakan seorang
guru harus memperhatikan kebenaran, tanggungjawab, dan kehormatan.
Dalam menghadapi permasalahan seorang guru harus mampu meredam
44
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 55
emosi dan dapat menyelesaikan dengan tenang sehingga dapat menjaga
kehormatannya sebagai guru. Jika tidak dapat mengendalikan emosi dan
mudah marah akan membuat peserta takut, dan ketakutan mengakibatkan
kurangnya minat untuk mengikuti pelajaran serta rendahnya konsentrasi,
karena ketakutan menimbulkan kekhawatiran untuk dimarahi dan
membelokkan konsentrasi peserta didik.45
b. Kepribadian yang dewasa
Indikator
dari
kepribadian
yang
dewasa
yaitu
menampilkan
kemandirian bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja yang
tinggi. Guru sebagai pribadi, pendidik, pengajar dan pembimbing dituntut
memiliki kematangan atau kedewasaan pribadi, serta kesehatan jasmani
dan rohani.46
Pribadi dewasa yang dimiliki seorang guru bisa menjadikan peserta
didik merasa terlindungi, diayomi, dan dibimbing dalam proses belajar
mengajar. Dengan terjalinnya keakraban antara guru dengan peserta didik
maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar.
c. Kepribadian yang arif
Indikator dari kepribadian yang arif yaitu : menampilkan tindakan
yang didasarkan pada kemanfaatan siswa, sekolah dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan
45
dalam
berfikir
dan
bertindak. Dalam
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2007),hlm.121
46
Ibid, h.123
pendidikan, mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi
guru yang disiplin, arif, dan berwibawa. Banyak perilaku peserta didik
yang menyimpang bahkan bertentangan dengan moral yang baik,
misalnya merokok, rambut gondrong, rambut disemir, membolos, tidak
mengerjakan PR, berkelahi, melawan guru dan masih banyak lagi. Dengan
kata lain, masih banyak peserta didik yang tidak displin dan hal ini dapat
menghambat jalannya pembelajaran. Kondisi tersebut menuntut guru
untuk bersikap disiplin, arif, dan berwibawa dalam segala tindakan dan
perilakunya, serta senantiasa mendisiplinkan peserta didik agar dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Tugas guru dalam pembelajaran
tidak hanya menyampaikan materi pembelajaran saja, namum lebih dari
itu, guru harus senantiasa mengawasi perilaku peserta didik, terutama pada
jam-jam sekolah, agar tidak terjadi penyimpangan perilaku yang tidak
disiplin. Bentuk perwujudan dalam rangka mendisiplinkan peserta didik,
guru harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas,
dan pengendali seluruh perilaku peserta didik.47
d. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
Indikator dari kepribadian akhlak mulia dan dapat menjadi teladan
yaitu bertindak sesuai norma agama, iman dan takwa, jujur, ikhlas dan
memiliki perilaku yang pantas untuk diteladani siswa. Guru yang baik
harus memiliki akhlak yang mulia dan bisa menjadi teladan bagi peserta
47
Ibid, 122-126
didik. Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi akhlak mulia tentu
saja tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi memerlukan ijtihad yang
mujahadah, yakni usaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa
mengenal lelah dan didasarkan pada niat ibadah. Menjadi teladan
merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru
tidak mau menerima dan menggunakannya secara konstruktif maka telah
mengurangi keefektifan pembelajaran. Peran dan fungsi ini patut di
pahami, dan tidak perlu menjadi bahan yang memberatkan. Sehingga
dengan keterampilan dan kerendahan hatinya akan memperkaya
pembelajaran.48
e. Kepribadian yang berwibawa
Indikator dari kepribadian yang berwibawa yaitu memiliki perilaku
yang berpengaruh positif terhadap siswa dan memiliki perilaku yang
disegani.49 Kewibawaan disini berarti hak memerintah dan kekuasaan
untuk dipatuhi dan ditaati. Ada juga yang mengartikan bahwa kewibawaan
adalah sikap dan penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan rasa
hormat. Sehingga dengan kepribadian guru yang berwibawa, anak didik
merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Guru
48
49
Ibid, h. 127
Suyanto, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta : Penerbit Erlanga,2013),h. 42
Kepribadian berkembang dan mengalami perubahan, tetapi dalam
perkembangannya membentuk pola-pola yang khas yang merupakan ciri unik
bagi setiap individu. Menurut Ngalim Purwanto terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi kepribadian antara lain:
a. Faktor Biologis
Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan
jasmani, atau seringkali disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik,
pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi
badan, berat badan, dan sebagainya. Keadaan jasmani setiap orang sejak
dilahirkan telah menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat
dilihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat
jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan,
dan ada pula yang merupakan pembawaan seseorang/orang itu masingmasing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada
kepribadian seseorang.
b. Faktor Sosial
Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat, yakni
manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk
juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturanperaturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu
dilahirkan,
seseorang
telah
mulai
bergaul
dengan
orang-orang
disekitarnya. Lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam
perkembangan
seseorang,
peranan
keluarga
sangat
penting
dan
menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan
suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacammacam pula terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Pengaruh
lingkungan keluarga terhadap perkembangan seseorang sejak kecil adalah
sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi seseorang
selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan
pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima seseorang masih
terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena
berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam
suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang seseorang
maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan
meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh
terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.
c. Faktor Kebudayaan
Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing
orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana
seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:
1) Nilai-nilai (Values)
Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang
dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan
itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus
memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di
masyarakat itu.
2) Adat dan Tradisi.
Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping
menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya,
juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang
akan berdampak pada kepribadian seseorang.
3) Pengetahuan dan Keterampilan.
Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau
suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan
masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin
berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
4) Bahasa
Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas,
bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan ciri-ciri
khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan
kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa
merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan
bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul
dengan orang lain.
5) Milik Kebendaan (material possessions)
Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju
dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya.
Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang
memiliki kebudayaan itu.50
B. Guru Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam
Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didik. Dalam pengertian lebih luas, guru adalah
semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan
membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, disekolah
maupun diluar sekolah.51 Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang guru dan dosen disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama adalah mendidik, mengajar, dan mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.52
Dengan demikian guru adalah setiap orang yang bertanggung jawab
terhadap pendidikan dan bertugas mendidik, mengajar, mengarahkan anak
didiknya. Karena dengan pendidikan dan bimbingan yang ia berikan kepada
50
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 160-
163
51
Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Rineka Cipta,
Jakarta, 2000), h . 32.
52
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, (Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2005), h . 2.
anak didik selain akan memberikan wawasan ilmu pengetahuan juga akan
membantu peserta didik agar mempunyai kepribadian yang baik.
2. Syarat-Syarat dan Kepribadian Guru Pendidikan Agama Islam
Tugas seorang guru, khususnya guru agama tidak memenuhi pendidikan
dunia saja namun mencapai kehidupan dunia akhirat. Oleh karena itu guru
harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Harus sudah dewasa
Tugas mendidik adalah tugas yang amat penting karena menyangkut
perkembangan seseorang. Oleh karena itu tugas itu harus dilakukan secara
bertanggung jawab, itu hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah
dewasa, anak-anak tidak dapat diminta pertanggung jawaban.
b. Harus sehat jasmani dan rohani
Jasmani yang tidak sehat akan menghambat pelaksanaan pendidikan,
bahkan dapat membahayakan anak didik bila mempunyai penyakit
menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya juga bila ia mendidik.
c. Tentang kemampuan mengajar harus ahli
Ini penting sekali bagi pendidikan, termasuk guru. Orang tua dirumah
sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan bagi
anak-anaknya dirumah.
d. Harus berkesusilaan dan berdedikasi tinggi. Syarat ini amat penting
dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain mengajar.53
Selain itu juga menurut Zuhairini dkk, bahwa pendidik harus mempunyai
kompetensi personal yaitu :
a. Takwa kepada Allah
b. berilmu
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Berakhlak baik.
e. Bertanggung jawab dan berjiwa nasional54
Menurut Ramayulis, seseorang dapat menjadi guru ia harus mempunyai
syarat-syarat sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Beriman
Bertaqwa
Ikhlas
Berakhlak
Berkepribadian yang integral
Cakap
Bertanggung jawab
Keteladanan
Memiliki kompetensi.55
Adapun persyaratan menjadi guru agama Islam secara terperinci dari
Departemen Agama RI, adalah sebagai berikut :
a. Syarat Formil
1) Memiliki ijazah guru agama
2) Sehat jasmani dan rohani
3) Tidak memiliki cacat yang mencolok
53
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Persefektif Islam, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
Cet ke-4, 2001), h . 80-81
54
Zakiah Daradjat dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Surabaya, 2014), h . 40.
55
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, Jakarta, cet. Ke-4, 2000), h . 41.
4) Mengetahui pengetahuan agama yang mendalam
5) Memiliki sikap dasar sebagai seorang muslim yang bertaqwa dan
berakhlak mulia
6) Watak yang baik dan berkepribadian pancasila
7) Diangkat oleh pejabat yang berwenang atau pemerintah
b. Syarat Material
1) Memiliki ilmu pengetahuan agama Islam yang lebih luas dan
mendalam
2) Memiliki ilmu didaktik metodik
3) Memiliki ilmu metodologi pengajaran
4) Memiliki ilmu pendidikan
5) Memiliki pengetahuan ilmu jiwa
6) Memiliki ilmu pengetahuan bimbingan dan penyuluhan
7) Mengetahui ilmu pengetahuan pelengkap terutama ada hubungan
dengan profesinya
c. Syarat Non Formil
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Mengamalkan ajaran agama yang menjadi profesinya
Memiliki kepribadian sebagai pendidik yang muslim
Mau mengamalkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
Memiliki sikap demokrasi, tenggang rasa, mencintai sesama manusia,
bangsa dan lingkungan sekitarnya
Bermain dan bersikap positip terhadap perkembangan yang lebih luas
Menyadari, mematuhi disiplin dan peraturan yang berlaku dengan
penuh tanggung jawab
Berinisiatif, berdaya kreatif dalam memegang persoalan
Menghargai waktu, hemat dan produktif.56
Dengan demikian dapat diketahui bahwa cukup banyak persyaratan yang
harus dipenuhi untuk menjadi guru agama Islam. Ditetapkan persyaratan
untuk menjadi guru agama Islam sedemikian rupa itu supaya orang yang
menjadi guru agama Islam mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan
56
Departemen Agama RI, Proses Belajar Mengajar Jilid 1, (Dirjen Pembinaan Perguruan
Agama, Jakarta, 1986), h . 45.
mampu mencapai keberhasilan mengajar dan mendidik dengan semaksimal
mungkin.
3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama Islam
a. Tugas Guru
Tugas dan kewajiban guru agama Islam adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Zuhairini dkk, bahwa pendidikan Islam yang
diterapkan harus mampu :
1) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama
2) Menanamkan keimanan dalam jiwa
3) Mendidik agar anak dapat menjalankan ajaran agama
4) Mendidik agar berbudi pekerti yang mulia
5) Pendidikan islam sebagai pendidikan yang bertujuan untuk mencapai
kebahagian dunia dan akhirat, maka pendidikan islam lebih
bertanggung jawab terhadap pembinaan kepribadian yang baik yang
mencerminkan nilai-nilai islami kepada umatnya.
Kemudian menurut Oemar Hamalik tugas guru dapat dibagi menadi
empat macam yaitu :
1)
2)
3)
4)
57
Guru sebagai pengajar
Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai ilmuwan dan
Guru sebagai pribadi.57
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta, Bumi Aksara, 2005), h . 124.
Oleh karena itu guru sebagai orang yang bertugas menyampaikan ilmu
pengetahuan sekaligus membimbing muridnya serta berkepribadian yang
baik. Orang yang berilmu dan mengajarkan kepada orang lain
mendapatkan kedudukan disisi Allah SWT, serta akan mendapatkan
tempat yang istimewa ditengah-tengah masyarakat. Selain itu sikap positif
bagi seorang guru tidak kalah pentingnya dalam menentukan keberhasilan
belajar mengajar tersebut.
Dalam menjalankan tugasnya guru harus mengacu kepada 3 jenis
tugas guru, yaitu :
1) Tugas dalam bidang profesi
2) Tugas kemanusiaan
3) Tugas dalam bidang kemasyarakatan.58
Tugas guru dalam bidang profesi meliputi : mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan
keterampilan-keterampilan pada peserta didik.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan disekolah harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru harus menarik simpati
sehingga menjadi idola para peserta didiknya.
58
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2002), h . 6-7.
Tugas guru dalam kemasyarakatan yakni guru berkewajiban
mencerdaskan bangsa dan agama menuju pembinaan manusia yang
berkepribadian muslim.
b. Tanggung Jawab Guru
Sementara tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak
didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan pada diri setiap
anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak
didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh
dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik
agar dimasa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan
bangsa.59
Menurut Oemar Hamalik tanggung jawab guru adalah sebagai berikut:
1) Guru harus menuntut murid-murid belajar
2) Turut serta membina kurikulum sekolah
3) Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian watak dan
jasmaniah)
4) Memberikan bimbingan kepada murid
5) Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan
mengadakan penilaian atas kemajuan belajar
6) Menyelenggarakan penelitian
7) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
8) Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan pancasila
9) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa
dan perdamaian dunia
10) Turut menyukseskan pembangunan
11) Tanggung jawab meningkatkan peranan profesional guru.60
59
60
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h . 38.
Oemar Hamalik, Op. Cit., h . 127.
Dari kedua pendapat diatas dapat di jelaskan bahwa tanggung jawab
guru kepada siswa adalah disamping membantu anak didiknya dalam ilmu
pengetahuan juga menanamkan budi pekerti, juga seorang guru agar
nantinya menjadi anak yang berguna bagi, dirinya, orang tua, masyarakat,
agama dan bangsanya.
Guru adalah guru profesional, karena secara implisit telah merelakan
dirinya menerima dan memikul sebagaian tanggung jawab pendidikan
yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini takkala menyerahkan
anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagaian tanggung
jawab pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukkan pula
bahwa orang tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada
sembarangan guru/sekolah karena tidak sembarangan orang dapat menjadi
guru.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.61 Sedangkan
belajar menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
61
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), h. 44
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tingkah laku
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.62 Perubahan perilaku
itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar, selain hasil belajar
kognitif yang diperoleh peserta didik.
Menurut Morgan mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan
yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan dan pengalaman.63
Menurut Roger, belajar adalah sebuah proses internal yang menggerakkan
anak didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif, afektif dan
psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas intelektual, moral, dan
keterampilan lainnya. Sedangkan menurut Piaget, belajar adalah sebuah
proses interaksi anak didik dengan lingkungan yang selalu mengalami
perubahan dan dilakukan secara terus menerus.64
Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami bahwa belajar
merupakan proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan dari interaksi dengan lingkungannya. Pada hakikatnya hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
62
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010),h. 2
63
64
101
Ngalim Purwanto, Op. Cit, h. 84
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2011), h.
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.65
Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik
meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik
pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat
setelah melakukan proses pembelajaran.
2. Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat
dicapai setelah seseorang belajar. Hasil belajar atau bentuk perubahan tingkah
laku yang diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan pembelajaran.
Indikator hasil belajar menurut Benjamin S. Bloom, mengemukakan
bahwa hasil belajar diklasifikasikan kedalam tiga ranah yaitu :
a. Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual ranah kognitif terdiri dari 6
aspek, yaitu :
1) Pengetahuan hafalan adalah tingkat kemampuan untuk mengenal atau
mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus
mengerti atau dapat menilai dan menggunakannya.
2) Pemahaman adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi serta
fakta yang diketahuinya.
65
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003), h. 37-38.
3) Penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit yang
dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
4) Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu intregasi atau situasi
tertentu
kedalam
komponen-komponen
atau
unsur-unsur
pembentuknya.
5) Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam
bentuk menyeluruh.
6) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu parnyataan,
konsep, situasi, dan lain sebagainya.
b. Ranah Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, ranah afektif
terdiri dari :
1) Menerima, merupakan tingkat terendah tujuan ranah afektif berupa
perhatian terhadap stimulus secara pasif yang meningkat secara lebih
aktif.
2) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulus dan
merasa terikat serat lebih aktif memperhatikan.
3) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga
dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencapai jalan bagaimana
dapat mengambil bagian atas yang terjadi.
4) Mengorganisai, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu
sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya.
5) Karakterisasi, merupakan kemampan untuk mengkonseptualisasikan
masing-masing
nilai
pada
waktu
merespon,
dengan
jalan
mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbanganpertimbangan.66
c. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berhubungan dengan keterampilan motorik, manipulasi
benta atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi
badan antara lain :
1) Gerakan tubuh merupakan kemampuan gerakan tubuh yang mencolok.
2) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan keterampilan
yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang
dikoordinasikan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga,
dan badan.
3) Perangkat
komunikasi
non
verbal
merupakan
kemampuan
mengadakan komunikasi tanpa kata.
4) Kemampuan
berbicara
merupakan
yang
berhubungan
dengan
komunikasi secara lisan.67
Untuk indikator hasil belajar penulis mengambil dari dokumentasi nilai
MID semester kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning.
66
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 206
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), h. 24
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
H. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang jenis data dan analisisnya berupa data
yang berupa angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan penelitian
korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih.68 Penelitian kuantitatif dipercaya menghasilkan data dan
informasi yang lebih akurat dan obyektif karena dijaring dengan menggunakan
metode standar dan menggunakan analisis statistik dan dapat direplika.69
Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel yang dalam penelitian ini yaitu kompetensi kepribadian guru dan
hasil belajar peserta didik.
I. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober sampai 28 November
2016
68
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2012), h. 15.
69
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012), h. 152
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten
Lampung Utara.
J. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.70 Secara teoritis variabel
dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi
antara satu orang atau satu obyek dengan obyek yang lain.
Sedangkan menurut Margono, “variabel adalah konsep yang mempunyai
variasi nilai (misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume
penjualan, jenjang pendidikan manajer, dan sebagainya).” 71 Maka dapat
disimpulkan dari pendapat-pendapat diatas bahwa variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (independen)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel lain. Dalam penelitian ini
70
71
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h.60
Ibid, h. 133.
variabel bebasnya adalah kompetensi kepribadian guru PAI sebagai variabel
X dengan indikator sebagai berikut :
a. Kepribadian yang mantap dan stabil
b. Kepribadian yang dewasa
c. Kepribadian yang arif
d. Kepribadian yang berwibawa
e. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan
2. Variabel terikat (dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
hasil belajar peserta didik kelas VIII mata pelajaran PAI sebagai variable Y
dengan indikator hasil nilai MID Semester kelas VIII mata pelajaran PAI.
K. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi adalah himpunan keseluruhan karakteristik dari objek yang
diteliti. Pengertian lain dari populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek
psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu.72 Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
72
h. 121
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Mandar Maju, 2002),
Jadi dapat disimpulkan bahwa populasi bukan hanya orang, tetapi juga
objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek yang kan diteliti. 73
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII di SMP
Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara yang terdiri dari 7 kelas
dengan jumlah peserta didik ada 240 orang, data dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini :
Tabel 3.1
Jumlah Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
No
Kelas
Jumlah Peserta didik
1
VIII A
32 orang
2
VIII B
36 orang
3
VIII C
35 orang
4
VIII D
35 orang
5
VIII E
34 orang
6
VIII F
34 orang
7
VIII G
34 orang
Jumlah
240 orang
Sumber: Dokumentasi SMP Negeri 1 Bukitkemuning
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah kelompok kecil yang diamati dan merupakan bagian dari
populasi sehingga sifat dan karakteristik populasi juga dimiliki oleh sampel.
73
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 61
Ferguson mendefinisikan sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan
yang ditarik dari populasi.74
Sampel adalah “Sebagai bagian dari populasi, sebagai contoh yang
diambil dalam kutipan suatu penelitian”. 75 Untuk menyatakan besarannya
sampel, Suharsismi Arikunto menyatakan bahwa sekedar ancer-ancer jumlah
populasi yang kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan penelitiannya
disebut penelitian populasi. Dan jika jumlah lebih dari 100 maka sampelnya
diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih.76 Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII berjumlah 240 orang peserta
didik, penulis menentukan sampel dengan mengambil 25% dari jumlah
populasi yaitu berjumlah 60 peserta didik.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dapat disebut juga teknik sampling, untuk
menentukan sampel pada penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif yang bersifat pengaruh berganda, yaitu untuk mengetahui adanya
pengaruh dari satu variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
Bukitkemuning.
74
Ibid., h. 124
S. Margono, Op.Cit., h. 121
76
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: Rinneka
Cipta, 1993), h. 107
75
Pada
penelitian
ini,
pengumpulan data
juga
dilakukan
dengan
menggunakan angket kuesioner dimana yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner kompetensi kepribadian guru dan menggunakan hasil nilai
MID Semester kelas VIII untuk hasil belajar.
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah terknik
Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada didalam populasi
itu. Pengambilan sampel acak ini dilakukan dengan cara undian, memilih
daftar bilangan secara acak.77
L. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengumpulan data, yakni:
1. Angket
Cara ini dipandang sebagai interview tertulis dengan beberapa perbedaan.
Pada angket yang disebut juga Kuesioner, sampel yang dihubungi melalui
daftar pertanyaan tertulis. Tujuan dari pembuatan kuesioner ini adalah untuk
memperoleh informasi yang relevan dengan reliabilitas dan validitas setinggi
mungkin serta memperoleh informasi yang relevan. 78
Dalam pengukuran angket penulis menggunakan skala likert untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
77
Sugiyono, Op Cit.,. h. 64
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung:
Tarsito, 1990), h. 180
78
tentang penomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah
ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi inidikator variabel. Kemudian variabel tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item- item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan.79
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. 80 Metode dokumentasi dijadikan sebagai
metode pokok kuesioner untuk peserta didik kelas VIII, Metode dokumentasi
ini juga penulis jadikan sebagai metode untuk mendapatkan data yang
berkenaan dengan data dokumen sekolah terutama untuk mengenai data
tentang hasil belajar peserta didik dalam pelajaran PAI.
M. Instrument Penelitian
Untuk memudahkan penyusunan instrument maka perlu digunakan kisi-kisi
instrument. Kisi-kisi instrument menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti
yaitu pengaruh kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam terhadap
79
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Bina Aksara, Jakarta
2009, h. 134
80
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010 ), h. 274.
hasil belajar peserta didik. Jadi dalam penelitian ini penulis harus cermat, maka
dari itu penulis harus menggunakan kisi-kisi mengenai penelitian ini.
Adapun kisi-kisi kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam yaitu:
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrument Angket Kompetensi Kepribadian Guru
Jumlah
No.
Variabel
Indikator
Sub Indikator
Item
Item
Penelitian
Kompetensi
Kepribadian Bertindak sesuai dengan
2
1,2
kepribadian
yang
norma hokum
mantap dan Bertindak sesuai dengan
3
3,4,5
stabil
norma social
Bangga sebagai guru
3
6,7,8
Memiliki konsistensi
2
9,10
dalam bertindak sesuai
dengan norma
Kepribadian Menampilkan kemandirian
3
11,12,13
yang
dalam bertindak sebagai
dewasa
pendidik
Memiliki etos kerja sebagai
3
14,15,16
guru
Kepribadian Menampilkan tindakan
2
17,18
yang arif
yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat
Menunjukkan keterbukaan
2
19,20
dalam berpikir dan
bertindak
Kepribadian Memiliki perilaku yang
3
21,22,23
yang
berpengaruh positif
berwibawa
terhadap peserta didik
Memiliki perilaku yang
3
24,25,26
disegani
Berakhlak
Bertindak sesuai dengan
3
27,28,29
mulia dan
norma religius (iman,
dapat
menjadi
teladan
No.
1
2
3
4
5
taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong)
Memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik
3
Tabel 3.3
Pedoman Penskoran Angket
Indikator
Respon peserta didik
terhadap soal
Kepribadian yang mantap
Sangat Setuju (SS)
dan stabil
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
Kepribadian yang dewasa
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
Kepribadian yang arif
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
Kepribadian yang berwibawa
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
(STS)
Berakhlak mulia dan dapat
Sangat Setuju (SS)
menjadi teladan
Setuju (S)
Netral (N)
Tidak Setuju (TS)
Sangat Tidak Setuju
30,31,32
Skor
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
5
4
3
2
1
(STS)
N. Uji Coba Instrument Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu intsrumen.81 Validitas alat ukur menentukan sejauh mana
alat ukur penelitian mampu mengukur variabel yang terdapat dalam suatu
penelitian.
Menurut Kartini Kartono, alat ukur dapat dikatakan valid apabila alat ukur
dapat dikatakan valid apabila alat ukur tersebut dapat mengukur secara tepat.
Dan alat pengukur yang berfungsi dengan baik itu akan mampu mengukur
dengan tepat mengenai gejala-gejala sosial tertentu. Disamping itu juga ia
mengatakan bahwa: alat pengukur dikatakan valid jika ia mampu memberikan
Reading atau score yang akurat yaitu mampu secara cermat menunjukkan
besar kecilnya gradasi dari suatu gejala.82
Sebuah angket dapat dinyatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai
dengan kriteria yakni memiliki kesejajaran antara hasil angket dengan kriteria
yang ada, didalam mengukur validitas, perhatian ditunjukkan kepada isi dan
81
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h.133
82
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1996), h.
111
kegunaan instrument. Untuk menguji alat ukur berupa angket, terlebih dahulu
dicari angka korelasi bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan, yaitu
dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor yang
merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus korelasi
Product Moment sebagai berikut :
rxy 
n  X
n  XY   X  Y 
2


    n  Y 2    2
2

Keterangan:
𝑛
: Banyak siswa yang diteliti
∑𝑋
: Jumlah skor butir soal
∑𝑌
: Jumlah skor total butir soal
∑ 𝑋𝑌
: Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
∑ 𝑋2
: Kuadrat dari jumlah skor butir soal
(∑ 𝑋)2
: Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan
∑ 𝑌2
: Kuadrat dari skor butir soal
(∑ 𝑌)2
: Jumlah skor total butir soal yang dikuadratkan
Butir soal instrumen dikatakan valid apabila rxy>rtabel. Jika rxy ≤ rtabel
maka soal dikatakan tidak valid. Interprestasi terhadap nilai koefisien r xy
digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4
Interprestasi korelasi rxy83
Nilai rxy
Keterangan
83
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), h. 193
0,00- 0,20
0,20 - 0,40
0,40 - 0,70
0,70 - 0,90
0,90 - 1,00
Korelasi sangat rendah
Korelasi rendah
Korelasi sedang
Korelasi tinggi
Korelasi sangat tinggi
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika instrumen
tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji reliabilitas
instrument angket digunakan rumus Spearman-Brown yaitu sebagai berikut:84
𝑟11 =
2 𝑥 𝑟1 2 1 2
1 + 𝑟1 2 1 2
Dengan :
𝑟11
: Koefisien reliabilitas yang sudah sesuai
𝑟1
: Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes.
21 2
Tabel 3.5
Klasifikasi Koefesien Reliabilitas85
Indeks
Kriteria Reabilitas
Reliabilitas
Sangat rendah
0,00≤ - <0,20
Rendah
0,20 ≤ -<0,40
Sedang
atau Cukup
0,40 ≤ -<0,60
Tinggi
0,60 ≤ -<0,80
Sangat tinggi
0,80 ≤ -<1,00
Perhitungan indeks reliabilitas angket dilakukan terhadap butir soal
instrumen yang terdiri dari 32 soal pernyataan. Instrumen dikatakan reliabel
jika 𝑟11 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α= 0,05, begitu sebaliknya.
84
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), h. 223
85
Rostina Sundayana, Statistikka Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 70
3. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen
atau keduanya berdistribusi normal dalam artiannya mendekati normal atau
tidak. Dalam hal ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
SPSS 16.0.
4. Uji Hipotesis
Hipotesis menurut Kartini Kartono adalah “selling patokan atau dalil yang
dianggap benar untuk sementara waktu dan perlu dibuktikan kebenarannya”. 86
Sedangkan menurut pendapat Suharsimi Arikunto hiopotesis adalah
“suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul”.87
Dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah :
H1
: Ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
H0
: Tidak ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru
PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
86
87
Kasrtini Kartono, Op. Cit, h. 78
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 110
5. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau
menguji pengaruh satu veriabel bebas atau variabel Independent terhadap
variabel dependent.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :
𝑌 = 𝛼 + 𝑏𝑋
Keterangan:
𝑌 = variabel kriterium
X = variabel predictor
𝛼 = bilangan konstan
b
88
= koefisien arah regresi linier.88
Husaini Usman, Pengantar Statistika (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 216.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas adalah
kompetensi kepribadian guru PAI dan variabel terikat adalah hasil belajar peserta
didik kelas VIII. Untuk mendeskripsikan pengaruh variabel bebas dan variabel
terikat dalam penelitian ini, maka dibagian ini akan disajikan deskripsi data dari
masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Variabel ini diukur menggunakan angket yang disebar pada peserta didik
kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning. Berdasarkan data yang diperoleh
dari angket yang disebar pada 60 responden diperoleh skor tertinggi sebesar
121 dan skor terendah sebesar 89.89 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.190
Distribusi Frekuensi Kompetensi Kepribadian Guru PAI
No kelas
1
2
3
4
5
6
7
89
90
Lihat Lampiran 4
Lihat Lampiran 5
Kelas Interval
89 – 93
94 – 98
99 – 103
104 – 108
109 – 113
114 – 118
119 – 123
Frekuensi
7
6
15
12
5
11
4
Persentase
11,67 %
10 %
25 %
20 %
8,33 %
18,33 %
6,67 %
Hasil distribusi frekuensi data variabel kompetensi kepribadian guru yang
disajikan pada tabel diatas digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
Grafik Histogram Angket
16
14
12
10
8
6
4
2
0
89 – 93
94 – 98
99 – 103
104 – 108 109 – 113 114 – 118 119 – 123
Dari daftar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa selang kelas nilai yang
paling banyak diperoleh oleh peserta didik adalah sekitar 99 – 103 yaitu ada
15 orang, sekitar 104 – 108 ada 12 orang, sekitar 114 – 118 ada 11 orang,
sekitar 89 – 93 ada 7 orang, sekitar 94 – 98 ada 6 orang, sekitar 109 – 113 ada
5 orang, dan sekitar 119 – 123 ada 4 orang.
Dari data angket dapat diperoleh nilai mean ∑fx = 6315 dan N = 60
dengan demikian:
Mx =
∑fx
N
=
6315
60
= 105,25 (lihat lampiran 8)
Kemudian standar deviasi data angket dapat diperoleh ∑fx2 = 4641,25 dan
N = 60 dengan demikian:
SD =
∑fx 2
=
𝑁
4641 ,25
=
60
77,35417 = 8,79 (lihat lampiran 10)
Berdasarkan mean dan SD diatas dapat ditemukan posisi peringkat
kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dalam kategori tinggi,
sedang dan rendah sebagai berikut:
1) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan tinggi
apabila nilai yang diperoleh berada diantara mean + 1 SD atau 105,25 + 1
(8,79) = 114,04 ke atas.
2) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan sedang
apabila nilai yang diperoleh berada diantara Mean - 1 SD sampai dengan
Mean + 1 SD atau 105,25 – 1 (8,79) = 96,64 sampai dengan 105,25 + 1
(8,79) = 114,04.
3) Kompetensi kepribadian guru Pendidikan Agama Islam dikatakan rendah
apabila nilai yang diperoleh berada dibawah Mean – (1) SD atau 105,25 –
1 (8,79) = 96,64 kebawah.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Kompetensi Kepribadian Guru
Pendidikan Agama Islam
No
1
2
3
Nilai
Kategori
>114,04
Tinggi
96,64 – 114,04
Sedang
<96,64
Rendah
Frekuensi
13
35
12
N = 60
Persentase
21,67 %
58,33 %
20 %
100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan kompetensi kepribadian
guru pendidikan agama Islam tersebar berada pada kategori sedang yaitu 35
orang ( 58,33 %) dari 60 orang responden yang diteliti. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian guru pendidikan agama Islam
berada pada tingkat sedang.
2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Data yang berkenaan dengan hasil belajar diperoleh dari nilai MID
semester kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning. Dari data hasil belajar
dengan jumlah responden sebanyak 60 orang peserta didik diperoleh nilai
tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 56.91 Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.392
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar
No kelas
1
2
3
4
5
6
7
Kelas Interval
56 – 60
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
Frekuensi
4
6
7
16
10
11
6
Persentase
6,67 %
10 %
11,67 %
26,67 %
16,67 %
18,33 %
10 %
Hasil distribusi frekuensi data variabel kompetensi kepribadian guru yang
disajikan pada tabel diatas digambarkan dalam histogram sebagai berikut:
91
92
Lihat Lampiran 6
Lihat lampiran 7
Grafik Histogram Hasil Belajar
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
56 – 60
61 – 65
66 – 70
71 – 75
76 – 80
81 – 85
86 – 90
Dari daftar tersebut, kita dapat mengetahui bahwa selang kelas nilai yang
paling banyak diperoleh oleh peserta didik adalah sekitar 71 – 75 yaitu ada 16
orang, sekitar 81 – 85 ada 11 orang, 76 – 80 ada 10 orang, sekitar 66 – 70 ada
7 orang, sekitar 86 – 90, 61 – 65 masing-masing ada 6 orang, dan sekitar 56 –
60 ada 4 orang.
Dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh nilai mean, ∑fx = 4475 dan N
= 60 dengan demikian:
Mx =
∑fx
N
=
4475
60
= 74,58 (lihat lampiran 9)
Kemudian standar deviasi dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh ∑fx2
= 4224,584 dan N = 60 dengan demikian:
SD =
∑fx 2
𝑁
=
4224 ,584
60
= 70,40973 = 8,39 (lihat lampiran 10)
Berdasarkan mean dan SD diatas dapat ditemukan posisi peringkat hasil
belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning dalam kategori
tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:
1) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
dikatakan tinggi apabila nilai yang diperoleh berada diantara mean + 1 SD
atau 74,58 + 1 (8,39) = 82,97 ke atas.
2) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
dikatakan sedang apabila nilai yang diperoleh berada diantara Mean - 1
SD sampai dengan Mean + 1 SD atau 74,58 – 1 (8,39) = 66,19 sampai
dengan 74,58 + 1 (8,39) = 82,97.
3) Hasil belajar peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
dikatakan rendah apabila nilai yang diperoleh berada dibawah Mean – (1)
SD atau 74,58 – 1 (8,39) = 66,19 kebawah.
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Kategori Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
No
1
2
3
Nilai
>82,97
66,19 – 82,97
<66,19
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Frekuensi
13
35
12
N = 60
Persentase
21,67 %
58,33 %
20 %
100 %
Tabel diatas menunjukkan bahwa kecenderungan hasil belajar peserta
didik kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning tersebar berada pada kategori
sedang yaitu 35 orang ( 58,33 %) dari 60 orang responden yang diteliti.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kompetensi kepribadian guru
pendidikan agama Islam berada pada tingkat sedang.
B. Hasil Uji Coba Instrumen
1. Analisis Uji Validitas Angket
Untuk mengetahui validitas, penulis melakukan uji coba kepada
responden diluar sampel yang ditentukan berjumlah 25 orang, dengan
menggunakan 32 butir soal angket yang dibuat sesuai dengan indikator dari
Kompetensi Kepribadian Guru tersebut. Adapun hasil uji validitas tersebut
dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
93
Lihat lampiran 2
Tabel 4.593
Hasil Analisis Uji Validitas Angket
rxy
rtabel
Keterangan
0,28
0,396
Tidak Valid
0,44
0,396
Valid
0,40
0,396
Valid
0,24
0,396
Tidak Valid
0,20
0,396
Tidak Valid
0,43
0,396
Valid
0,74
0,396
Valid
0,22
0,396
Tidak Valid
0,50
0,396
Valid
0,61
0,396
Valid
0,42
0,396
Valid
0,30
0,396
Tidak Valid
0,42
0,396
Valid
0,45
0,396
Valid
0,48
0,396
Valid
0,51
0,396
Valid
No
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
rxy
0,26
0,57
0,58
0,52
0,46
0,76
0,48
0,37
0,52
0,70
0,58
0,42
0,66
0,58
0,64
0,53
rtabel
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
0,396
Keterangan
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Berdasarkan tabel hasil validitas uji instrumen di atas yang telah di uji
cobakan diperoleh 25 soal yang tergolong valid dimana taraf signifikan α =
0,05 dan untuk rtabel = 0,396. Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa
didapat item soal no. 1, 4, 5, 8, 12, 17, 24 masuk dalam kategori tidak valid
atau ditolak karena nilai rxy < rtabel. Berdasarkan kriteria tersebut yang akan
digunakan untuk pengambilan data, maka butir soal nomor 2, 3, 6, 7, 9, 10,
11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32 yang
diambil untuk diujikan ke sempel asli.
2. Analisis Uji Reliabilitas Angket
Perhitungan indeks reliabilitas angket dilakukan terhadap butir soal
instrument yang terdiri dari 32 soal. Instrument dikatakan reliabel jika 𝑟11 >
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α= 0,05, begitu sebaliknya. Berikut merupakan
hasil analisis uji reliabilitas dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 4.694
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
𝑟11
Kesimpulan
Statistik
0,91
Tingkat
reliabel
sangat tinggi
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa instrument soal angket
tersebut memiliki indeks reliabilitas 0,91 sehingga soal-soal tersebut termasuk
kriteria sangat tinggi. Artinya angka ini lebih besar dari harga rtabel, nilai rtabel
untuk N=25 pada taraf signifikan α= 0,05. Berarti 0,91 > 0,396 artinya bahwa
butir-butir instrument angket dalam penelitian ini sangat baik dan layak untuk
digunakan.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen
atau keduanya berdistribusi normal dalam artiannya mendekati normal atau
tidak, dalam hal ini menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil
dari perhitungannya dapat dilihat pada tabel hasil output SPSS16.0 berikut ini:
94
Lihat lampiran 3
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kompetensi
Kepribadian Guru Hasil belajar
PAI
N
60
60
105.25
74.58
8.709
8.397
Absolute
.097
.076
Positive
.097
.055
Negative
-.092
-.076
Kolmogorov-Smirnov Z
.751
.587
Asymp. Sig. (2-tailed)
.626
.881
Normal Parametersa Mean
Std. Deviation
Most Extreme
Differences
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan tabel diatas, hasil uji normalitas data dengan Kolmogorov
Smirnov, diperoleh nilai signifikansi dengan rincian sebagai berikut:
a. Signifikansi kompetensi kepribadian guru PAI sebesar 0,626 > 0,05.
b. Signifikansi hasil belajar peserta didik sebesar 0,881 > 0,05.
Oleh karena keduanya memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka H1 diterima
dan H0 ditolak, artinya data berdistribusi normal. Karena data yang digunakan
dalam penelitian harus data berdistribusi normal dan berdasarkan uji K-S didapat
bahwa data penelitian berdistribusi normal.
4. Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis: kompetensi kepribadian guru PAI berpengaruh
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara, dimana :
H1
: Ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
H0
: Tidak ada pengaruh antara Kompetensi Kepribadian Guru
PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
Harga tabel nilai r product moment dengan sampel 60. Nilai rtabel untuk
sampel 60 (cara membacanya adalah N-2 atau 60-2 = 58, sehingga angka nilai
rtabel adalah 58) pada taraf signifikan 5% sebesar 0,254.
Pada taraf signifikan 5% sebesar 0,254. Jika harga rhitung lebih besar dari
rtabel maka hipotesis diterima. Sebaliknya jika harga rhitung lebih kecil dari rtabel
maka hipotesis ditolak.
Tabel 4.8
Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten
Lampung Utara
No.
Resp
1
X
Y
120
73
X2
14400
Y2
5329
XY
8760
2
3
4
No.
Resp
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
115
112
100
X
80
75
75
Y
108
117
96
116
117
121
111
94
89
107
106
93
96
104
101
103
100
102
104
89
104
101
115
112
100
106
117
90
116
114
101
111
94
102
103
60
78
58
71
82
88
86
67
61
75
68
67
56
82
65
75
76
72
72
61
71
62
84
74
66
84
90
57
66
64
71
82
72
67
74
13225
12544
10000
X2
11664
13689
9216
13456
13689
14641
12321
8836
7921
11449
11236
8649
9216
10816
10201
10609
10000
10404
10816
7921
10816
10201
13225
12544
10000
11236
13689
8100
13456
12996
10201
12321
8836
10404
10609
6400
5625
5625
Y2
3600
6084
3364
5041
6724
7744
7396
4489
3721
5625
4624
4489
3136
6724
4225
5625
5776
5184
5184
3721
5041
3844
7056
5476
4356
7056
8100
3249
4356
4096
5041
6724
5184
4489
5476
9200
8400
7500
XY
6480
9126
5568
8236
9594
10648
9546
6298
5429
8025
7208
6231
5376
8528
6565
7725
7600
7344
7488
5429
7384
6262
9660
8288
6600
8904
10530
5130
7656
7296
7171
9102
6768
6834
7622
40
41
42
No.
Resp
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
∑N=
60
101
93
96
X
68
72
79
10201
8649
9216
X2
Y
98
101
103
100
102
104
89
104
120
115
112
106
106
117
90
119
114
106
∑X =
6303
78
85
86
88
78
76
61
84
88
81
75
84
80
85
77
83
75
76
∑Y=
4466
9604
10201
10609
10000
10404
10816
7921
10816
14400
13225
12544
11236
11236
13689
8100
14161
12996
11236
∑X2=
666813
4624
5184
6241
Y2
6868
6696
7584
XY
6084
7225
7396
7744
6084
5776
3721
7056
7744
6561
5625
7056
6400
7225
5929
6889
5625
5776
∑Y2=
336964
7644
8585
8858
8800
7956
7904
5429
8736
10560
9315
8400
8904
8480
9945
6930
9877
8550
8056
∑XY=
471588
Diketahui:
∑N= 60
∑X = 6303
∑Y= 4466
∑X2= 666813
∑Y2= 336964
∑XY= 471588
Selanjutnya
berikut:
dimasukkan
dalam
rumus
product
moment
sebagai
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
N∑xy − ∑x ∑y
{N∑x 2 − ∑x 2 }{𝑁∑y2 − ∑y 2 }
60.471588 − 6303 4466
{60. 666813 − 6303 2 }{60. 336964 − (4466)2 }
28295280 − 28149198
{40008780 − 39727809}{20217840 − 19945156}
146082
{280971}{272684}
146082
76616296164
146082
276796,48
𝑟𝑥𝑦 = 0,52795
Selanjutnya adalah memberikan interpretasi secara sederhana terhadap
rhitung yang sudah diperoleh dengan pedoman sebagai berikut:
Tabel 4.996
Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi
Harga “r” Product Moment
Interpretasi
(rxy)
0,00 – 0,20
Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah
atau sangat rendah sehingga korelasi itu
diabaikan (dianggap tidak ada)
0,20 – 0,40
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
0,40 – 0,60
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukupan
0,60 – 0,80
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat
95
96
Lihat Lampiran 11
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.193
atau tinggi
0,80 – 1,00
Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
Merujuk pada tabel di atas berarti antara variabel X dan variabel Y
terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Hasil perhitungan rxy = 0,527.
Untuk mengetahui tingkat signifikasi hubungan kedua variabel, hasil
perhitungan korelasi dikonsultasikan dengan nilai r tabel. Jika nilai hitung lebih
besar dari nilai tabel maka terdapat hubungan antara kedua variabel dan
berlaku sebaliknya.
Nilai rtabel untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti
0,527 > 0,254 atau 0,527 lebih besar dari 0,254, artinya H0 ditolak dan H1
diterima, maka dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan dari
kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta didik.
Kemudian dilakukan uji kebarartian yang digunakan untuk mengetahui
apakah sempel yang digunakan signifikan dan dapat digunakan untuk seluruh
populasi. Uji kebarartian dalam penelitian ini menggunakan uji-t, dengan
ketentuan thitung > ttabel maka H1 diterima, dan bila thitung < ttabel maka H0 ditolak.
thitung =
𝑟 𝑛−2
1−𝑟 2
=
0,527 60−2
1−(0,527)2
=
0,527 (7,61)
1−0,27773
=
4,010
0,72227
=
4,010
0,849
= 4,723
Dengan menggunakan rumus persamaan diatas, diperoleh harga t hitung =
4,723 sedangkan harga ttabel untuk a = 5% dan df (derajat kebebasan) 60
adalah 2,001 berarti 4,723 > 2,001. Jadi harga koefisien korelasi 0,527 adalah
signifikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
5. Uji Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau
menguji pengaruh satu veriabel bebas atau variabel Independent terhadap
variabel dependent. Adapun hasil dari perhitungannya dapat terlihat pada
tabel hasil output SPSS.16 dibawah ini:
Tabel 4.10
Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
19.816
11.583
.520
.110
Kompetensi
kepribadian
guru PAI
t
Sig.
Beta
1.711 .092
.527
4.723 .000
a. Dependent Variable: hasil
belajar peserta didik
Berdasarkan Tabel diatas, diketahui nilai konstanta (a) sebesar 19,816 dan
nilai koefisien regresi (b) sebesar 0,520. Pada kolom beta tertera nilai yang
sama dengan nilai korelasi yaitu 0,527 karena nilai koefisien korelasi juga
merupakan
nilai
Standardized
Coefficients
(beta).
Sehingga
untuk
memprediksi seberapa besar pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII sebagai berikut:
Y = 19,816 + 0,520X
Konstanta sebesar 19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi
kepribadian guru PAI maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816.
Sedangkan koefisien regresi sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila
kompetensi kepribadian guru PAI bertambah atau mengalami peningkatan,
maka setiap penambahan atau peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil
belajar peserta didik sebesar 0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian
guru PAI semakin baik pula hasil belajar peserta didik.
6. Uji Koefisien Determinasi
Selanjutnya untuk mengetahui besarnya kontribusi (sumbangan) yang
diberikan variabel X dalam menunjang keberhasilan variabel Y, maka
harus diketahui terlebih dahulu suatu koefisien yang disebut dengan koefisien
determinasi dengan rumus sebagai berikut:
KD
= rxy2 x 100%
= (0.527)2 x 100%
= 0,2777 x 100%
= 27,77%
Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI
terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh,
sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Kompetensi dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa
Inggris competence yang berarti kecakapan dan kemampuan. Kompetensi
adalah kumpulan pengetahuan, perilaku, dan keterampilan yang harus dimiliki
guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi
diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar mandiri dengan
memanfaatkan sumber belajar.97
Sedangkan Kata “kepribadian” berasal dari kata personality (bhs. inggris)
yang berasal dari kata Persona (bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng,
yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang
maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang.98
kompetensi kepribadian guru adalah seperangkat kecakapan, kemampuan,
kekuasaan, kewenangan yang dimiliki oleh seorang guru yang semua itu
terorganisir dalam suatu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan bersifat
dinamis dan khas, yang berkaitan langsung dengan kepribadiannya sebagai
individu yang unik dan berbeda dengan guru lainnya, menyangkut sifat serta
97
98
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 27
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,2009), h. 2
sikap baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, yang terlihat dari
caranya bersikap, berbicara, berpenampilan, dan dapat menjadi sosok yang
diteladani.
Berdasarkan penyebaran angket pada sampel penelitian yang berjumlah 60
orang peserta didik, menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru PAI
kategori tinggi ini sebanyak 13 orang (21,67%). Sedangkan kepribadian guru
PAI kategori yang berada pada kategori sedang sebanyak 35 orang (58,33%)
dan kepribadian guru PAI kategori rendah sebanyak 12 orang (20%).
Berdasarkan perhitungan tersebut, kompetensi kepribadian guru PAI di
SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung utara berada pada
kategori sedang. Kehadiran guru PAI yang memiliki kompetensi kepribadian
yang sedang atau cukup baik tentu akan sangat menunjang terhadap
peningkatan pengetahuan peserta didik dalam proses pembelajaran PAI.
2. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Kabupaten Lampung Utara
Pengertian belajar dapat dipahami bahwa belajar merupakan proses usaha
yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan dari
interaksi dengan lingkungannya. Pada hakikatnya hasil belajar adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.99
Jadi hasil belajar pada hakikatnya yaitu berubahnya perilaku peserta didik
meliputi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya. Sehingga setiap pendidik
pastinya akan mengharapkan agar hasil belajar peserta didiknya itu meningkat
setelah melakukan proses pembelajaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil belajar peserta didik kelas VIII di
SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara berada pada taraf
yang sedang atau cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang
menunjukkan bahwa dari 60 sampel, 13 orang peserta didik (21,67%) berada
pada kategori tinggi, 35 orang peserta didik (58,33%) berada pada kategori
sedang, dan 12 orang peserta didik (20%) berada pada kategori rendah.
3. Pengaruh Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Hasil Belajar
Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten
Lampung Utara
Dari hasil penelitian, penulis akan meneliti terdapat atau tidaknya
pengaruh kompetensi kepribadian guru PAI terhadap hasil belajar peserta
didik kelas VIII di SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
Pada penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 60 orang
peserta didik dari populasi 240 orang peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
99
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2003), h. 37-38.
1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara. Sebelumnya penulis melakukan
uji coba angket, penulis menggunakan sampel sebanyak 25 orang peserta
didik, yang mana 25 orang peserta didik diambil di luar sampel asli. Langkah
pertama penulis menguji kevaliditasan angket yang berjumlah 32 soal
pernyataan, setelah diujikan kepada 25 responden diluar sampel asli terdapat
7 pernyataan angket < 0,396 sehingga angket tersebut tidak valid dan didapat
25 soal pernyataan angket yang dianggap valid.
Setelah menghitung valid atau tidaknya instrument tersebut, selanjutnya
dicari juga untuk reliabilitas angket, untuk reliabilitas angket didapat nilai
rhitung sebesar 0,91 termasuk dalam kriteria yang memiliki reliabilitas sangat
tinggi. Dari perhitungan ini maka soal pernyataan angket dianggap reliabel.
Dari hasil perhitungan uji normalitas data dengan Kolmogorov Smirnov,
diperoleh nilai signifikansi dengan rincian sebagai berikut:
a. Signifikansi kompetensi kepribadian guru PAI sebesar 0,626 > 0,05.
b. Signifikansi hasil belajar peserta didik sebesar 0,881 > 0,05.
Oleh karena keduanya memiliki nilai signifikansi > 0,05 maka H1
diterima dan H0 ditolak, artinya data berdistribusi normal. Karena data yang
digunakan dalam penelitian harus data berdistribusi normal dan berdasarkan
uji K-S didapat bahwa data penelitian berdistribusi normal.
Dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh rxy sebesar 0,527, Nilai rtabel
untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti 0,527 > 0,254
atau 0,527 lebih besar dari 0,254.
Dan apabila hasil tersebut diinterprestasikan secara sederhana dengan
mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi r product
moment, ternyata besarnya rxy yang diperoleh terletak antara 0,40 - 0,60 yang
berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi sedang. Hasil
perhitungan menyatakan terdapat hubungan antara kompetensi kepribadian
guru PAI dengan hasil belajar artinya semakin baik kompetensi kepribadian
guru PAI maka semakin tinggi pula hasil belajar peserta didik.
Selanjutnya dalam uji t diperoleh harga t hitung = 4,723 sedangkan harga
ttabel untuk a = 5% dan df (derajat kebebasan) 60 adalah 2,001 berarti 4,723 >
2,001. Jadi harga koefisien korelasi 0,527 adalah signifikan atau dapat
diberlakukan untuk seluruh populasi.
Adapun untuk persamaan regresinya adalah Y = 19,816 + 0,520X. Dari
persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai Konstanta sebesar
19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI
maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi
sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI
bertambah atau mengalami peningkatan, maka setiap penambahan atau
peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar
0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula
hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya.
Setelah diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka
dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui
seberapa besar kompetensi kepribadian memberikan kontribusi terhadap hasil
belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru
PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh,
sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima,
artinya ada pengaruh yang signifikan dari kompetensi kepribadian guru PAI
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian penulis mengenai “Pengaruh Kompetensi Kepribadian
Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara”. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kompetensi kepribadian guru PAI memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik kelas VIII atau dengan kata lain H 1
diterima dan H0 ditolak.
Hal ini berdasarkan dari perhitungan uji hipotesis, diperoleh r xy sebesar
0,527, Nilai rtabel untuk N= 60 dengan taraf signifikasi 5% sebesar 0,254. Berarti
0,527 > 0,254. Adapun untuk persamaan regresinya adalah Y = 19,816 + 0,520X.
Dari persamaan regresi tersebut dapat diartikan bahwa nilai Konstanta sebesar
19,816 menunjukkan bahwa jika tidak ada kompetensi kepribadian guru PAI
maka hasil belajar peserta didik adalah 19,816. Sedangkan koefisien regresi
sebesar 0,520 menunjukkan bahwa apabila kompetensi kepribadian guru PAI
bertambah atau mengalami peningkatan, maka setiap penambahan atau
peningkatan tersebut akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik sebesar
0,520. Jadi semakin baik kompetensi kepribadian guru PAI semakin baik pula
hasil belajar peserta didik, begitu juga sebaliknya.
Setelah diketahui adanya pengaruh antara kedua variabel, maka
dilanjutkan dengan mencari nilai koefisien determinasi, untuk mengetahui
seberapa besar kompetensi kepribadian memberikan kontribusi terhadap hasil
belajar. Dengan demikian besarnya pengaruh kompetensi kepribadian guru
PAI terhadap hasil belajar adalah 27,77% yang berarti memiliki pengaruh,
sedangkan 72,23% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
B. Saran
Sesuai hasil penelitian yang telah dipaparkan, penulis menyarankan kepada
pihak SMP Negeri 1 Bukitkemuning Kabupaten Lampung Utara untuk:
1. Mempertahankan empat kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap guru,
terutama kompetensi kepribadian, karena seorang guru harus memiliki
intergritas kepribadian yang baik dan komitmen yang tinggi, sehingga apa
yang akan diajarkan kepada peserta didik sudah tercermin pada sosok guru
tersebut.
2. Terus mengembangkan mutu serta kualitas yang sudah dimiliki guru dengan
selalu mengadakan evaluasi pembelajaran, atau dengan mengadakan
pelatihan-pelatihan. Hal ini dikarenakan perubahan zaman yang terus
bergantisedikit banyak mempengaruhi peserta didik sehingga guru dituntut
untuk selalu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Dengan terus
mengembangkan mutu dan kualitas, maka diharapkan guru akan terus mampu
mencetak peserta didik yang berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta : PT. Rineka
Cipta, 2005
Abudin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
2011
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008
Budiyono, Statistika Untuk Penelitian, Surakarta: UNS PRESS, 2009
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Terjemah Al-qur’an Al-Karim, Bandung:
Diponogoro, 2008
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2006
Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,2009
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011
,Menjadi
Kepala
Sekolah
Profesional,
Bandung:
Remaja
Rosdakarya, 2007
, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2008
, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya, 2007
Husaini Usman, Pengantar Statistika Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009
Husaini Usman, Purnomo Setiadi, Pengantar Statistik, Jakarta: Bumi Aksara, 2000
Jalaludin, Psikologi Agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005
Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru, Jakarta: Kencana, 2011
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju, 1996
Kunandar, Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2010
, Guru Profesional, Jakarta: Rajawali Pers, 2011
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik 1, Edisi ke-2, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2002
, Pokok-pokok Materi Statistik 2, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru: Upaya Mengembangkan Kepribadian
Guru yang Sehat di Masa Depan, Yogyakarta: Grafindo Litera Media, 2009
Muhaimin, dkk., Strategi Belajar Mengajar Penerapannya dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama, Surabaya: CV. Citra Media, 1996
Muhibbin Syah, Psikologi belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012
, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya, 2008
, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2011
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2003
Nana Sudjana, Metode Statistik, Bandung : Tarsito, 2001
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009
, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
Ngaimun Naim, Menjadi guru Inspiratif, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000
, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
BAB VI Pasal 28 Ayat 1
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001
Sedarmayanti, Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, Bandung: Mandar Maju,
2002
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,
2010
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2013
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara
2012
, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010
Suyanto, Menjadi Guru Profesional, Jakarta : Penerbit Erlanga,2013
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif , Jakarta:
Rineka Cipta, 2000
, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010
Ubaedy, Kompetensi Kunci Dalam Berprestasi, Jakarta: Bee Media Indonesia, 2007
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik,
Bandung: Tarsito, 1990
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2012
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Lampiran 1
Variabel
Penelitian
Kompetensi
kepribadian
Indikator
Sub Indikator
Kepribadian
yang
mantap dan
stabil
Bertindak sesuai dengan
norma hukum
Bertindak sesuai dengan
norma sosial
Bangga sebagai guru
Memiliki konsistensi
dalam bertindak sesuai
dengan norma
Menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai
pendidik
Memiliki etos kerja sebagai
guru
Menampilkan tindakan
yang didasarkan pada
kemanfaatan peserta didik,
sekolah, dan masyarakat
Menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan
bertindak
Memiliki perilaku yang
berpengaruh positif
terhadap peserta didik
Memiliki perilaku yang
disegani
Bertindak sesuai dengan
norma religius (iman,
taqwa, jujur, ikhlas, suka
menolong)
Memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik
Kepribadian
yang
dewasa
Kepribadian
yang arif
Kepribadian
yang
berwibawa
Berakhlak
mulia dan
dapat
menjadi
teladan
Jumlah
Item
No.
Item
2
1,2
3
3,4,5
3
2
6,7,8
9,10
3
11,12,13
3
14,15,16
2
17,18
2
19,20
3
21,22,23
3
24,25,26
3
27,28,29
3
30,31,32
Lampiran 4
Jawaban Responden Tentang Kompetensi Kepribadian Guru PAI
No
1 2
3
4 5 6
7 8
Jawaban Responden Item Pernyataan
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Total
1
1
5 5
5
5 5 5
5 4
5 5
4 5
5
5 5 5
5 4
5 5
5 4
4 5
2
0
5
1
2
5 5
5
5 4 4
5 3
5 5
5 5
4
3 5 5
5 4
4 5
5 5
5 4
1
5
5
1
3
5 5
5
4 4 4
4 4
5 4
5 5
5
5 5 5
5 5
4 5
4 4
4 4
1
2
3
1
4
5 3
4
4 4 4
5 2
4 5
5 4
4
4 3 4
5 4
5 5
4 3
3 3
0
0
4
1
0
8
5
4 4
4
4 5 4
4 3
5 4
5 5
5
5 5 4
4 3
4 5
5 5
4 4
4
1
6
5 5
5
5 4 5
5 5
4 5
5 4
5
5 4 5
4 5
5 5
4 5
4 4
5
5 4
5
3 4 3
3 3
4 4
4 4
3
4 3 4
5 2
4 5
4 4
4 4
4
1
7
9
7
6
1
8
5 5
4
5 4 5
5 4
4 5
4 5
4
4 4 5
5 5
5 5
5 5
5 4
1
6
5
1
1
7
9
4 5
5
4 5 4
4 5
5 4
5 5
4
5 5 5
5 4
5 5
5 5
4 5
5
1
1
0
5 4
5
5 5 4
5 3
5 5
5 5
5
5 5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
2
1
5
1
1
1
4 4
5
3 5 4
5 4
5 5
5 5
5
5 4 5
5 4
4 4
4 5
5 4
3
24 4
4
5 4 3
4 3
4 4
4 3
4
4 4 4
3 3
2 4
4 4
4 4
4
1
1
1
9
1
4
8
33 3
5
3 3 2
4 3
4 4
3 3
3
4 5 4
4 4
3 4
4 4
3 3
4
9
1
1
4
4 4
4
4 3 4
3 4
5 5
5 5
4
4 5 5
4 3
4 4
5 4
5 5
0
7
5
1
1
5
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 4
5 5
4 4
4 4
4
64 4
4
3 3 4
4 4
4 5
4 5
3
2 3 4
4 5
2 4
4 4
3 3
4
1
0
6
9
3
1
9
74 4
4
3 4 4
3 3
5 4
4 5
4
3 3 4
3 4
3 4
5 5
4 4
3
6
1
1
8
4 5
4
4 5 5
4 4
4 4
4 3
4
4 5 4
3 4
4 5
5 4
4 4
0
4
4
1
1
9
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 3
3 5
4 4
3 3
0
1
4
1
2
0
5 4
5
4 4 5
5 3
4 3
4 5
5
5 4 5
3 4
4 4
3 4
4 4
0
3
3
1
2
1
3 5
4
4 4 3
5 5
4 4
4 4
4
3 5 5
4 4
3 4
5 4
3 4
0
0
3
1
2
2
4 5
4
4 5 4
5 5
5 3
4 4
3
4 3 5
4 3
4 5
4 4
3 4
0
2
4
1
2
3
4 5
4
4 5 5
4 4
4 4
4 3
4
4 5 4
3 4
4 5
5 4
4 4
4
44 5
4
3 4 3
5 3
4 4
4 3
3
3 4 3
4 2
3 4
4 4
4 3
2
2
0
4
8
9
1
2
5
4 5
4
4 5 5
4 4
4 4
4 3
4
4 5 4
3 4
4 5
5 4
4 4
0
4
4
1
2
6
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 3
3 5
4 4
3 3
0
1
4
1
2
7
5 5
5
5 4 4
5 3
5 5
5 5
4
3 5 5
5 4
4 5
5 5
5 4
1
5
5
1
2
8
5 5
5
4 4 4
4 4
5 4
5 5
5
5 5 5
5 5
4 5
4 4
4 4
1
2
3
1
2
9
5 3
4
4 4 4
5 2
4 5
5 4
4
4 3 4
5 4
5 5
4 3
3 3
0
0
4
1
3
0
4 4
4
4 5 4
4 3
5 4
5 5
5
5 5 4
4 3
4 5
5 5
3 3
0
6
4
1
3
1
5 5
5
5 4 5
5 5
4 5
5 4
5
5 4 5
4 5
5 5
4 5
4 4
5
25 4
5
3 4 3
3 3
4 4
4 4
3
3 3 3
5 2
4 5
3 3
3 3
4
3
1
7
9
0
1
3
3
5 5
4
5 4 5
5 4
4 5
4 5
4
4 4 5
5 5
5 5
5 5
5 4
1
6
5
1
3
4
4 5
5
4 5 4
4 5
5 4
5 5
4
5 4 5
5 4
5 5
5 5
4 4
1
4
4
1
3
5
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 3
3 5
4 4
3 3
4
64 4
5
3 5 4
5 4
5 5
5 5
5
5 4 5
5 4
4 4
4 5
5 4
3
3
0
1
1
1
1
3
9
74 4
4
5 4 3
4 3
4 4
4 3
4
4 4 4
3 3
2 4
4 4
4 4
4
4
1
3
8
4 5
4
4 5 4
5 5
5 3
4 4
3
4 3 5
4 3
4 5
4 4
3 4
0
2
4
1
3
9
4 4
4
4 3 2
3 4
5 5
5 5
4
2 5 5
4 3
4 4
5 4
5 5
0
3
5
1
4
0
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 3
3 5
4 4
3 3
4
14 4
4
3 3 4
4 4
4 5
4 5
3
2 3 4
4 5
2 4
4 4
3 3
4
4
0
1
9
4
3
9
24 4
4
3 4 4
3 3
5 4
4 5
4
3 3 4
3 4
3 4
5 5
4 4
3
4
6
9
35 4
5
4 4 4
5 4
5 4
3 4
5
3 3 4
4 3
3 4
5 4
3 3
3
8
1
4
4
4 5
5
4 5 4
4 3
4 4
5 3
4
5 4 4
5 3
3 5
4 4
3 3
0
1
4
1
4
5
5 4
5
4 4 5
5 3
4 3
4 5
5
5 4 5
3 4
4 4
3 4
4 4
0
3
3
1
4
6
3 5
4
4 4 3
5 5
4 4
4 4
4
3 5 5
4 4
3 4
5 4
3 4
0
0
3
1
4
7
4 5
4
4 5 4
5 5
5 3
4 4
3
4 3 5
4 3
4 5
4 4
3 4
0
2
4
1
4
8
4 5
4
4 5 5
4 4
4 4
4 3
4
4 5 4
3 4
4 5
5 4
4 4
4
94 5
4
3 4 3
5 3
4 4
4 3
3
3 4 3
4 2
3 4
4 4
4 3
2
4
0
4
8
9
1
5
0
4 5
4
4 5 5
4 4
4 4
4 3
4
4 5 4
3 4
4 5
5 4
4 4
0
4
4
1
5
1
5 5
5
5 5 5
5 4
5 5
4 5
5
5 5 5
5 4
5 5
5 4
4 5
2
0
5
1
5
2
5 5
5
5 4 4
5 3
5 5
5 5
4
3 5 5
5 4
4 5
5 5
5 4
1
5
5
1
5
3
5 5
5
4 4 4
4 4
5 4
5 5
5
5 5 5
5 5
4 5
4 4
4 4
1
2
3
1
5
4
5 3
4
4 4 4
5 4
4 5
5 4
4
5 4 4
5 4
5 5
4 3
4 4
0
6
4
1
5
5
4 4
4
4 5 4
4 3
5 4
5 5
5
5 5 4
4 3
4 5
5 5
3 3
0
6
4
1
5
6
5 5
5
5 4 5
5 5
4 5
5 4
5
5 4 5
4 5
5 5
4 5
4 4
5
1
7
5
9
75 4
5
3 4 3
3 3
4 4
4 4
3
3 3 3
5 2
4 5
3 3
3 3
4
0
1
5
8
5 5
4
5 4 5
5 4
4 5
4 5
4
4 4 5
5 5
5 5
5 5
5 4
1
6
5
1
5
9
4 5
5
4 5 4
4 5
5 4
5 5
4
5 4 5
5 4
5 5
5 5
4 4
1
4
4
1
6
0
4 4
4
4 5 4
4 3
5 4
5 5
5
5 5 4
4 3
4 5
5 5
3 3
4
Sumber: Jawaban Kuesioner Tentang Kompetensi Kepribadian Guru Dari 60
Responden
0
6
Lampiran 5
Perhitungan distribusi frekuensi data angket
Langkah pertama: menghitung jumlah kelas interval
K = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 60
= 1 + 3,3 x 1,77
= 6,84 dibulatkan menjadi 7
Langkah kedua: menghitung range
R =H–L+1
= 121 – 89 + 1
= 33
Langkah ketiga: menghitung rentang kelas
Rk = 33 : 7 = 4,71 dibulatkan menjadi 5
Sumber: Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011) h. 52
Lampiran 6
Data Nilai Hasil Belajar Peserta didik
Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Nama
Abizar
Ade Indah Lestari
Adha Situmorang
Afriana Wiranti
Andre Saputra
Arizal Gusnera
Astri Puspitasari
Bagus Ade Saputra
Devi Anita Sari
Dian Wahyuning
Dwi Indira Pratiwi
Echa Fransisca
Efni Falentin
Ega Sylvia
Eis Rahmayani
Fadly Nugraha
Fajar Rismanto
Fitri Arum
Gian Fauzan
Hesti Fauziah
Hevi Triana
Irfan Kurniawan
Jefri Afrizal
Jevri Saputra
Krisnawati
M. Iqbal Rivaldi
Maria Ulfa
Muammar Panji Putra
Muhammad Arsyl
Muhammad Rifki F.
Nilai
No
Nama
73 31 Novia Rahmawati
80 32 Nur Aulia Hikmawati
75 33 Nurfaizah
75 34 Nur‟aini
60 35 Nurbaiti
78 36 Nurul Hidayah
58 37 Putri Destiana
71 38 Rahmat Bayu Laksana
82 39 Raihan Athala Mukti
88 40 Ramadani Putra
86 41 Resi Oktavia
67 42 Retno Widya Kartika
61 43 Rima Widyawati
75 44 Ronal Marpan
68 45 Septi Wulandari
67 46 Sri Rizqi
56 47 Sri Utami
82 48 Suci Juwita Sari
65 49 Suci Mentari
75 50 Tinari Widyaputri
76 51 Umi Rokhmah
72 52 Vanny Rahmaniar
72 53 Virna Widya Wati
61 54 Winda Inge Revilia
71 55 Yudi Wijaya
62 56 Yuli Novita Sari
84 57 Yusuf Arifin
74 58 Zainal Abidin
66 59 Zainudin
84 60 Zainuri Hasan Saputra
Nilai
90
57
66
64
71
82
72
67
74
68
72
79
78
85
86
88
78
76
61
84
88
81
75
84
80
85
77
83
75
76
Sumber: Nilai MID Semester Kelas VIII SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Lampiran 7
Perhitungan distribusi frekuensi data hasil belajar
Langkah pertama: menghitung jumlah kelas interval
i = 1 + 3,3 log N
= 1 + 3,3 log 60
= 1 + 3,3 x 1,77
= 6,84 dibulatkan menjadi 7
Langkah kedua: menghitung range
R =H–L+1
= 90 – 56 + 1
= 35
Langkah ketiga: menghitung rentang kelas
Rk = 35 : 7 = 5
Sumber: Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011) h. 52
Lampiran 8
Tabel Perhitungan
Mean Nilai Angket Kompetensi Kepribadian Guru PAI
Interval
f
x
fx
Kelas
119 - 123
4
121
484
114 – 118
11
116
1276
109 – 113
5
111
555
104 – 108
12
106
1272
99 – 103
15
101
1515
94 – 98
6
96
576
89 – 93
7
91
637
∑fx
=
N=
6315
6
0
Dari penjabaran data diatas dapat diperoleh: ∑fx = 6315 dan N = 60 dengan
demikian:
Mx =
∑fx
N
=
6315
60
= 105,25
Lampiran 9
Tabel Perhitungan
Mean Nilai Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII
Di SMP Negeri 1 Bukitkemuning
Interval
f
x
Kelas
86 – 90
6
88
81 – 85
11
83
76 – 80
10
78
71 – 75
16
73
66 – 70
7
68
61 – 65
6
63
56 – 60
4
58
N=
6
0
fx
528
913
780
1168
476
378
232
∑fx =
4475
Dari data nilai hasil belajar dapat diperoleh ∑fx = 4680 dan N = 60 dengan demikian:
Mx =
∑fx
N
=
4475
60
= 74,58
Lampiran 10
Tabel perhitungan standar deviasi angket
Interval
Kelas
119 - 123
114 – 118
109 – 113
104 – 108
99 – 103
94 – 98
89 – 93
f
X
fx
x
x2
fx2
4
11
5
12
15
6
7
N=
121
116
111
106
101
96
91
484
1276
555
1272
1515
576
637
+15,75
+10,75
+5,75
+0,75
-4,25
-9,25
-14,25
248,0625
115,5625
33,0625
0,5625
18,0625
85,5625
203,0625
992,25
1271,1875
165,3125
6,75
270,9375
513,375
1421,4375
∑fx =
63
15
6
0
SD =
∑fx 2
𝑁
=
Interval
Kelas
86 – 90
81 – 85
76 – 80
71 – 75
66 – 70
61 – 65
56 – 60
4641 ,25
60
∑fx 2
=
𝑁
77,35417 = 8,79
Tabel perhitungan standar deviasi hasil belajar
f
X
fx
x
6
11
10
16
7
6
4
N=
88
83
78
73
68
63
58
6
0
SD =
=
∑fx2
=4641,25
528
913
780
1168
476
378
232
∑fx =
44
75
4224 ,584
= 70,40973 = 8,39
60
+13,42
+8,42
+3,42
-1,58
-6,58
-11,58
-16,58
x2
fx2
180,0964
70,8964
11,6964
2,4964
43,2964
134,0964
274,8964
1080,5784
779,8604
116,964
39,9424
303,0748
804,5784
1099,5856
∑fx2 =
4224,584
Lampiran 11
No.
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
X
Y
120
115
112
100
108
117
96
116
117
121
111
94
89
107
106
93
96
104
101
103
100
102
104
89
104
101
115
112
100
106
117
90
116
114
101
111
73
80
75
75
60
78
58
71
82
88
86
67
61
75
68
67
56
82
65
75
76
72
72
61
71
62
84
74
66
84
90
57
66
64
71
82
X2
14400
13225
12544
10000
11664
13689
9216
13456
13689
14641
12321
8836
7921
11449
11236
8649
9216
10816
10201
10609
10000
10404
10816
7921
10816
10201
13225
12544
10000
11236
13689
8100
13456
12996
10201
12321
Y2
5329
6400
5625
5625
3600
6084
3364
5041
6724
7744
7396
4489
3721
5625
4624
4489
3136
6724
4225
5625
5776
5184
5184
3721
5041
3844
7056
5476
4356
7056
8100
3249
4356
4096
5041
6724
XY
8760
9200
8400
7500
6480
9126
5568
8236
9594
10648
9546
6298
5429
8025
7208
6231
5376
8528
6565
7725
7600
7344
7488
5429
7384
6262
9660
8288
6600
8904
10530
5130
7656
7296
7171
9102
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
∑N=
60
94
102
103
101
93
96
98
101
103
100
102
104
89
104
120
115
112
106
106
117
90
119
114
106
∑X =
6303
72
67
74
68
72
79
78
85
86
88
78
76
61
84
88
81
75
84
80
85
77
83
75
76
∑Y=
4466
8836
10404
10609
10201
8649
9216
9604
10201
10609
10000
10404
10816
7921
10816
14400
13225
12544
11236
11236
13689
8100
14161
12996
11236
∑X2=
666813
5184
4489
5476
4624
5184
6241
6084
7225
7396
7744
6084
5776
3721
7056
7744
6561
5625
7056
6400
7225
5929
6889
5625
5776
∑Y2=
336964
6768
6834
7622
6868
6696
7584
7644
8585
8858
8800
7956
7904
5429
8736
10560
9315
8400
8904
8480
9945
6930
9877
8550
8056
∑XY=
471588
Diketahui:
∑N= 60
∑X = 6303
∑Y= 4466
∑X2= 666813
∑Y2= 336964
∑XY= 471588
Selanjutnya
berikut:
dimasukkan
dalam
rumus
product
moment
sebagai
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
𝑟𝑥𝑦 =
N∑xy − ∑x ∑y
{N∑x 2 − ∑x 2 }{𝑁∑y2 − ∑y 2 }
60.471588 − 6303 4466
{60. 666813 − 6303 2 }{60. 336964 − (4466)2 }
28295280 − 28149198
{40008780 − 39727809}{20217840 − 19945156}
146082
{280971}{272684}
146082
76616296164
146082
276796,48
𝑟𝑥𝑦 = 0,527
KD
= rxy2 x 100%
= (0.527)2 x 100%
= 0,2777 x 100%
= 27,77%
Lampiran 12
DAFTAR KUESIONER
PENGANTAR
Kuesioner/angket ini ditujukan kepada adik-adik untuk meminta keterangan tentang
Pengaruh Kompetensi Guru PAI Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII Di SMP Negeri 1
Bukitkemuning Lampung Utara. Informasi yang adik-adik berikan tersebut sangat
penting dalam menyusun skripsi dan apapun jawabannya akan dijamin
kerahasiaannya.
Atas kesediaan adik-adik menjawab angket ini diucapkan terimakasih.
IDENTITAS
Nama
:
Kelas
:
Hari/Tanggal :
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini hingga benar-benar memahami maksudnya.
2. Setelah paham, maka berilah jawaban dengan tanda ceklist (√) pada kolom
yang tersedia.
Nomor
Butir
1
2
3
4
5
6
7
8
Butir Kuesioner
Guru tidak berbuat kasar dalam
memberikan hukuman
Guru bersikap baik kepada kepala
sekolah, guru, serta peserta didik
Ketika guru mengajar memakai
pakaian yang sopan dan rapih
Guru suka menolong siapa saja yang
membutuhkan
Guru bertutur kata menggunakan katakata yang baik
Guru mampu menahan emosi jika
perasaannya tersinggung
Bahasa yang digunakan guru saat
berkomunikasi dengan peserta didik
mudah dipahami
Guru menerima masukan dan saran dari
SS
Skala Likert
S N TS STS
peserta didik
Guru menegur siapapun peserta
9
didiknya yang melakukan kesalahan
Guru memiliki ilmu pengetahuan yang
10
luas
Cara mengajar guru membuat peserta
11
didik tertarik dan senang
Guru dapat menciptakan suasana
12
belajar yang nyaman dikelas
Guru dapat menengahi perdebatan
13
antar peserta didik dan memberikan
solusinya
Guru tidak memihak kepada salah satu
14
peserta didiknya ketika ada masalah
Guru memberikan nasihat kepada
15
peserta didik
Guru memberikan teladan yang baik
16
kepada para peserta didiknya
Guru mengetahui dan mendalami ilmu
17
agama dengan baik
Guru menanyakan terlebih dahulu
permasalahan apa saja yang dialami
18
peserta didik sebelum memberikan
arahan
Guru segera minta maaf atas kesalahan
19
yang dilakukannya
Guru memulai pelajaran dengan
20
berdo‟a
Guru berkata dan bersikap jujur dalam
21
segala hal
Guru mampu menunjukkan akhlaqul
22
karimah di lingkungan sekolah
Guru memiliki sikap yang sederhana
23
dan rendah hati
Guru dalam menyampaikan materi
24
pandangannya tetap memperhatikan
peserta didik
Guru memberikan pujian ketika peserta
25
didiknya meraih prestasi dalam belajar
Keterangan :
SS
= Sangat Setuju
N
= Netral
Setuju
STS
= Sangat Tidak
S
= Setuju
Skor:
SS
=5
S
=4
TS
= Tidak Setuju
N
TS
=3
=2
STS
=1
Download