Syifa Nurjannah - Jurnal Universitas Padjadjaran

advertisement
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)
dalam Ransum Berbasis Pucuk Tebu (Saccharum officinarum)
terhadap Degradasi Bahan Kering dan Produksi Gas Metan
(In Vitro)
The Effect of Addition Complete Rumen Modifier (CRM) in Ration
Based on Sugarcane Top (Saccharum officinarum) on Dry
Matter Degradation and Methane Gas Production
(In Vitro)
Syifa Nurjannah*, Budi Ayuningsih**, Iman Hernaman**
Universitas Padjadjaran
* Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016
** Dosen Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran
Jln. Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor 45363
e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat penambahan Complete Rumen
Modifier (CRM) dalam ransum berbasis pucuk tebu (Saccharum officinarum) terhadap
degradasi bahan kering dan produksi gas metan. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Fisiologi Nutrisi Ternak Ruminansia dan Laboratorium Rusitec - Metan, Balai Penelitian
Ternak, Ciawi, Bogor. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK) dengan tiga macam perlakuan ransum (P1 : 0% CRM, P2 :
penambahan 2% CRM, dan P3 : penambahan 4% CRM) dan enam kali ulangan. Peubah yang
diamati adalah degradasi bahan kering dan produksi gas metan. Hasil penelitian diolah
menggunakan metode sidik ragam dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penambahan CRM dalam ransum berbasis pucuk tebu tidak
berpengaruh terhadap degradasi bahan kering, akan tetapi berpengaruh menurunkan produksi
gas metan. Produksi gas metan paling rendah diperoleh pada perlakuan P3 (0,947 L) yang
tidak berbeda dengan P2 (0,985 L). Kesimpulan penelitian adalah : penambahan 2% CRM
dalam ransum paling efektif dalam menurunkan produksi gas metan.
Kata Kunci : complete rumen modifier, pucuk tebu, degradasi bahan kering, gas metan,
rusitec
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
ABSTRACT
The aim of this research was to find out the effect of addition Complete Rumen Modifier
(CRM) in ration based on sugarcane top (Saccharum officinarum) on dry matter degradation
and methane gas production. This research conducted at Physiologi Nutrition of Ruminants
Laboratory and Rusitec - Methane Laboratory, Husbandry Research Institute, Ciawi, Bogor.
The method used in this research was experimental method, with Randomized Block Design
with three kind treatment rations (P1 : 0% CRM, P2 : 2% CRM addition, P3 : 4% CRM
addition) and six group as replication. The variable observed were dry matter degradation and
methane gas production. The results of this research were analyzed of variance (ANNOVA)
method and continued with the Duncan’s Multiple Range Test. The result of this research
showed that addition of CRM in ration based on sugarcane top non significant effect on dry
matter degradation, however the treatment significant effect on methane gas production. The
lowest value of methane gas production as P3 (0,947 L) which non significant differences
with P2 (0,985 L). It can be concluded that 2% CRM in rations was effectively methane gas
reduction.
Keywords : complete rumen modifier, sugarcane top, dry matter degradation, methane gas, rusitec
produktivitas ternak. Pada saat ketersediaan
PENDAHULUAN
Peternakan di Indonesia sampai saat ini
hijauan ini berkurang, limbah pertanian dapat
masih sering dihadapkan dengan berbagai
dijadikan sebagai salah satu alternatif pakan
masalah, salah satunya yaitu kurangnya
untuk ternak ruminansia. Salah satu limbah
ketersediaan
pakan
pertanian yang dapat digunakan sebagai
khususnya hijauan masih sering mengalami
pakan ternak ruminansia adalah pucuk tebu.
fluktuasi, hal ini karena Indonesia memiliki
Pucuk tebu merupakan limbah tanaman tebu
dua musim yakni musim hujan dan musim
yang ketersediaannya cukup banyak dan
kemarau. Saat musim hujan hijauan mudah
tidak bersaing dengan kebutuhan manusia.
didapatkan,
Berdasarkan
pakan.
Ketersediaan
sedangkan
musim
kemarau
sebaliknya sulit didapatkan.
data
Direktorat
Jenderal
Perkebunan, pada tahun 2014 luas panen
Hijauan merupakan sumber pakan
perkebunan tebu nasional adalah 473.338
utama ternak ruminansia sehingga keterse-
hektar dengan total produksi mencapai
diaannya harus selalu ada, disamping itu
2.632.242 ton, dan limbah pucuk tebu yang
harus memiliki kualitas dan kuantitas yang
dihasilkan adalah 368.513 ton per tahun.
baik karena akan berpengaruh terhadap
Melimpahnya produksi pucuk tebu ini harus
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
bisa dimanfaatkan secara maksimal sebagai
officinarum) terhadap degradasi bahan kering
pakan
dan produksi gas metan (in vitro).
ternak.
Pucuk
tebu
mempunyai
kandungan PK 5,6%, LK 1,83%, SK 39,78%,
BAHAN DAN METODE
abu 10,18%, dan TDN 56,2% (Balitnak,
Alat dan Bahan
2015), serta lignin 14% (Alvino, 2012).
Penggunaan
pakan
berserat
Alat
tinggi
pembuatan
yang
digunakan
ransum
adalah
(timbangan
alat
digital,
sebagai ransum ternak ruminansia tidak
spatula/sendok, plastik), alat pengambilan
hanya menurunkan efisiensi penggunaan
cairan rumen (kain kasa, gelas ukur, ember
pakan tetapi juga dapat menurunkan tingkat
plastik), seperangkat alat Rusitec (penam-
degradasi pakan dan meningkatkan produksi
pung saliva buatan, pompa peristaltik, vessel
gas metan. Tingkat degradasi pakan dapat
dan rak penyimpannya, waterbath, heater,
digunakan sebagai indikator kualitas pakan
botol effluent dan gas-collection bag serta
yang dipengaruhi oleh populasi mikroba
rak penyimpannya, motor listrik, roda gila,
rumen, sedangkan gas metan merupakan gas
tabung dan terminal CO2, tempat mengganti
yang dihasilkan oleh ternak ruminansia yang
sampel baru, selang benang, selang silikon,
berasal dari metabolisme mikroba rumen.
spuit/jarum suntik, dan kantong nilon), oven,
Upaya untuk mengoptimalkan populasi
bakteri dalam rumen dan meningkatkan
syrinx glass, methane analyzer dan kertas
lakmus.
kemampuan degradasi pakan yang berserat
Bahan yang digunakan adalah ransum
tinggi serta menekan produksi gas metan
yang terdiri atas dedak halus, onggok,
dapat dilakukan melalui penambahan bahan
bungkil inti sawit, bungkil kedelai, dan
aditif
Rumen
tepung gamal yang diperoleh dari toko
Modifier (CRM) merupakan mixed feed
makanan ternak yang berada di sekitar pasar
additive yang terdiri atas campuran produk
Ciawi, Bogor, pucuk tebu yang diperoleh
pakan yang mengandung senyawa-senyawa
dari perkebunan di PTPN VI Subang,
alami, dimana senyawa tersebut memiliki
Complete Rumen Modifier yang diperoleh
kemampuan untuk menekan populasi proto-
dari Balitnak, cairan rumen sapi berfistula
zoa dan bakteri pembentuk metan.
dengan bobot badan ±350 kg yang diambil di
dalam
pakan.
Complete
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang
pengaruh
tingkat
penambahan
Complete Rumen Modifier (CRM) dalam
ransum berbasis pucuk tebu (Saccharum
kandang sapi perah Balitnak, saliva buatan,
dan gas karbondioksida.
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
bahan pakan sesuai dengan persentase, lalu
Pembuatan Ransum Penelitian
Siapkan tabel kandungan nutrisi dan
buat formulasinya, ransum yang dibuat
masukkan ke dalam plastik dan campurkan
sampai homogen.
sebanyak 500 gram. Timbang masing-masing
Tabel 1. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penelitian
Kandungan
PK
LK
SK
Abu
TDN
…………………….%................................
1
Dedak Halus
6,70
5,30
23,9
12,60
58,40
2
Onggok
2,90
1,30
9,20
7,60
60,70
3
Bungkil Inti Sawit
14,52
9,10
21,90
4,46
60,00
4
Bungkil Kedelai
44,60
1,30
5,10
6,70
87,20
5
Tepung Gamal
22,5
4,81
41,65
9,93
63,10
6
Pucuk Tebu
5,60
1,83
39,78
10,18
56,2
Sumber : Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak Ruminansia, Balai Penelitian Ternak, Ciawi,
Bogor (2015)
No
Bahan Pakan
Tabel 2. Komposisi Ransum Penelitian dan Kandungan Nutriennya
No
1
2
3
4
5
6
Bahan Pakan
Dedak Halus
Onggok
Bungkil Inti
Sawit
Bungkil Kedelai
Tepung Gamal
Pucuk Tebu
Jumlah
Persentase
(%)
Jumlah
(gram)
8
7
40
35
Kandungan
PK
LK
SK
Abu
TDN
……..………...%....................
0,54
0,42
1,91
1,01
4,67
0,20
0,09
0,64
0,53
4,25
15
75
2,19
1,37
3,29
0,67
9,00
10
20
40
100
50
100
200
500
4,46
4,5
2,24
14,12
0,13
0,96
0,73
3,70
0,51
8,33
15,91
30,59
0,67
1,99
4,07
8,94
8,72
12,62
22,48
61,74
sampai dengan beberapa minggu karena
Prosedur Penggunaan Alat Rusitec
Rusitec atau Rumen Simulation Techni-
dalam sistem tersebut mikroorganisme di-
que merupakan suatu metode analisis in vitro
berikan pakan seperti ternak ruminansia
yang
dan
hidup. Di samping itu mikroorganisme di-
Breckenridge tahun 1977 yang telah dimodi-
berikan pula kondisi fisiologis seperti halnya
fikasi sehingga terjadi proses fermentasi
lingkungan rumen seperti temperatur, pH dan
sebagaimana ternak hidup. Pada rumen
aliran saliva (Krishna, 2013).
dirancang
oleh
Czerkawski
buatan ini mikroorganisme dapat dipertahankan seutuhnya dalam waktu yang relatif lama
Pada
penelitian
ini
terdapat
tiga
tahapan untuk menjalankan alat Rusitec,
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan
yang telah diberi kode. Setelah itu kantong
penghentian.
nilon dimasukkan ke dalam feed container di
1)
Tahap persiapan
dalam vessel. Kantong nilon yang berisi
Tahap persiapan dilakukan dengan
padatan isi rumen diambil pada 24 jam
menjalankan alat dan mempersiapkan bahan
setelah dimasukkan untuk diganti dengan
yang digunakan, hanya diisi dan dialiri
pakan baru yang akan diinkubasikan. Baik
dengan menggunakan aquades. Hal ini
penanganan padatan maupun cairan rumen
bertujuan untuk mengontrol kinerja alat agar
dilakukan secepatnya dibantu dengan menga-
dapat bekerja secara optimal. Lalu persiapan
lirkan gas CO2 untuk menjaga isi rumen
bahan yang digunakan seperti saliva buatan,
tersebut dalam kondisi anaerob. Cairan
pakan, dan kantong nilon. Persiapan kantong
rumen diambil setiap dua hari sekali pada
nilon ini mulai dari pemberian kode lalu
waktu yang sama.
dimasukkan ke dalam oven 60 °C selama 48
jam sehingga didapatkan berat konstan, lalu
ditimbang.
b.
Penimbangan sampel pakan
Timbang pakan yang akan diinkubasikan
masing-masing sebanyak 15 gram dan
2) Tahap Pelaksanaan
masukkan ke dalam tiga kantong nilon ber-
a.
Penanganan isi rumen
kode serta tambahkan CRM (kandungan
Saring isi rumen dengan 4 lapis kain
nutrien CRM tercantum pada Tabel 3) sesuai
kasa ke dalam ember plastik, lalu cairan
perlakuan 0%, 2%, dan 4% seperti tercantum
rumen dimasukkan ke dalam vessel sebanyak
dalam Tabel 4, lalu ikat rapat kantong nilon.
400 mL dan tambahkan saliva buatan
Setelah itu masukkan kantong nilon ke dalam
sebanyak 400 mL. Timbang padatan isi
feed container pada hari pertama untuk
rumen yang telah diperas sebanyak 75 gram,
diambil 48 jam mendatang.
lalu dimasukkan ke dalam kantong nilon
Tabel 3. Kandungan Nutrien CRM
Kandungan
Jumlah
Protein Kasar, PK (%)
8,74
Lemak Kasar, LK (%)
3,47
Serat Kasar, SK (%)
31,32
Saponin (%)
6,43
Tanin (%)
2,46
Sumber : Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak Ruminansia, Balai Penelitian Ternak,
Ciawi, Bogor (2015)
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
Tabel 4. Komposisi Ransum Perlakuan Berdasarkan Bahan Kering
Bahan Pakan
Perlakuan (%)
P2
100
2
102
P1
100
0
100
Ransum
CRM
Total
Ransum (gram)
CRM (gram)
Total
Kandungan Nutrien
PK (%)
LK (%)
SK (%)
Abu (%)
Saponin (%)
Tanin (%)
P3
100
4
104
15
0
15
15
0,254
15,254
15
0,508
15,508
14,12
3,70
30,59
8,94
-
14,03
3,695
30,61
8,79
0,11
0,04
13,94
3,690
30,62
8,65
0,22
0,08
Perhitungan Penambahan CRM
Ransum (Asfeed)
: 15 gram
Bahan Kering (%)
: 84,5%
Ransum (BK) : 15 x
c.
84,5
100
2
CRM 2%
: 100 x 12,675 = 0,254 gram
CRM 4%
:
= 12,675 gram
4
100
Penggantian kantong nilon
yang
diproduksi
Penggantian kantong nilon dilakukan
konsentrasi metan.
x 12,675 = 0,507 gram
sekaligus
pengukuran
setiap 48 jam sekali. Pada saat penggantian,
dimasukkan lagi kantong nilon yang berisi
d.
Pengontrolan aliran saliva ke vessel
pakan yang baru. Untuk meminimalisir pe-
Kegiatan ini harus dilakukan terutama
rubahan temperatur pada proses penggantian
sesaat setelah penggantian sampel yang
kantong nilon, vessel tetap direndam pada air
diinkubasikan. Seringkali effluent di dalam
bersuhu ±39 oC, sementara itu didalam vessel
vessel belum penuh sehingga effluent yang
dialiri CO2 untuk menjaga lingkungan dalam
masuk ke botol penampung terganggu. Untuk
vessel tetap anaerob. Di samping penggantian
memperlancar aliran dapat dilakukan dengan
kantong
koleksi
menyuntikkan saliva ke dalam outlet vessel
effluent (cairan sisa hasil fermentasi) dan gas
secara kontinyu hingga effluent dapat masuk
nilon,
dilakukan
pula
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
ke dalam botol secara stabil. Kecepatan
eksikator lalu ditimbang. Selisih berat se-
aliran saliva adalah 3 - 4%.
belum dan sesudah inkubasi merupakan nilai
degradasi bahan kering. Penentuan degradasi
3) Tahap Penghentian
bahan kering dihitung menggunakan rumus
Dilakukan agar pada saat pengujian
(Tilley dan Terry, 1963).
selanjutnya kondisi selang tetap berjalan
lancar, tidak akan menghambat dan mem-
DBK (%) =
pengaruhi pada analisis selanjutnya. Caranya
sama seperti pada saat tahap persiapan, yakni
diisi dan dialiri dengan aquades.
Rancangan Percobaan dan Peubah yang
Diamati
(BK x A) - (BK x B)
x 100%
(BK x A)
Keterangan :
DBK : Degradasi Bahan Kering
BK : Kandungan Bahan Kering (%)
A : Total berat sampel sebelum diinkubasi
B : Total berat sampel sesudah diinkubasi
Penentuan Produksi Gas Metan
Percobaan
menggunakan
rancangan
acak kelompok (RAK) dengan 3 perlakuan
dan enam ulangan. Perlakuan yang diujikan
dalam penelitian ini sebagai berikut: P1 =
100% Ransum + 0% CRM; P2 = 100%
Ransum + 2% CRM; P3 = 100% Ransum +
4% CRM. Peubah yang diamati adalah : (1)
Degradasi Bahan Kering, dan (2) Produksi
Gas Metan.
Pengukuran
lakukan
dengan
konsentrasi
metan
menggunakan
di-
methane
analyzer. Gas yang dihitung adalah gas yang
terdapat dalam gas-collection bag yang
diproduksi selama 48 jam. Setelah itu
masukkan mulut gas-collection bag ke dalam
syrinx glass, lalu dimasukkan ke dalam
saluran input methane analyzer. Angka yang
terbaca
pada
methane
analyzer
adalah
persentase volume metan pada gas yang
Analisis Statistik
tertampung dalam gas-collection bag.
Data yang dihasilkan dari percobaan
dianalisa
secara
statistik
menggunakan
analisis sidik ragam dan jika terdapat
perbedaan nyata maka dilakukan uji jarak
berganda Duncan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rataan hasil penelitian penambahan
Complete Rumen Modifier (CRM) dalam
ransum
berbasis
pucuk
tebu
terhadap
degradasi bahan kering dan produksi gas
Penentuan Degradasi Bahan Kering
Setelah 48 jam inkubasi, residu pakan
dalam kantong nilon dimasukkan ke dalam
metan (in vitro) disajikan pada Tabel 5.
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
Tabel 5. Rataan Nilai Degradasi Bahan Kering dan Produksi Gas Metan
Perlakuan
P1
P2
P3
Degradasi Bahan Kering (%)
25,67
25,32
24,27
Produksi Gas Metan (L)
1,253b
0,985a
0,947a
Keterangan : Superskrip yang berbeda dalam satu baris menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05)
P1 = Ransum 100% + 0% CRM
P2 = Ransum 100% + 2% CRM
P3 = Ransum 100% + 4% CRM
Peubah yang Diamati
Pengaruh Perlakuan terhadap Degradasi
dan memperbesar luas permukaan partikel.
Bahan Kering
Degradasi
Degradasi pakan merupakan suatu
proses
perombakan
bahan
pakan
bahan
kering
adalah
proses
degradasi protein, serat kasar, karbohidrat,
dari
lemak, vitamin, dan mineral yang terjadi di
senyawa kompleks menjadi lebih sederhana
dalam rumen. Data hasil penelitian degradasi
oleh kerja mikroba rumen. Proses degradasi
bahan kering disajikan pada Tabel 6.
ini menjadikan ukuran pakan semakin kecil
Tabel 6. Data Hasil Penelitian Degradasi Bahan Kering
Degradasi Bahan Kering
P1
P2
P3
..………………....%.......................
1
26,369
24,190
23,198
2
24,510
27,513
25,845
3
23,802
25,165
23,906
4
25,821
27,178
23,749
5
27,347
25,095
23,746
6
26,185
22,754
25,157
Total Perlakuan
154,034
151,896
145,601
Rata-rata
25,67
25,32
24,27
Keterangan :
P1 = 100% Ransum + 0% CRM
P2 = 100% Ransum + 2% CRM
P3 = 100% Ransum + 4% CRM
Ulangan
Berdasarkan Tabel 6. dapat dilihat
bahwa
degradasi
bahan
kering
yang
bandingkan
dilakukan
dengan
oleh
penelitian
Assakur
(2013)
yang
yang
dihasilkan memiliki rataan antara 24,27% -
menggunakan metode in vitro pada kulit
25,67%.
yang
kakao yang menghasilkan nilai degradasi
di-
sebesar 33,8% dan juga penelitian yang
dihasilkan
Rataan
nilai
tersebut
degradasi
lebih
rendah
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
dilakukan oleh Widiawati, et al., (2007) yang
berbasis pucuk tebu tidak mempengaruhi
menggunakan
pada
degradasi bahan kering ransum. Hal ini
perlakuan rumput gajah yang menghasilkan
diduga karena adanya tanin yang dapat
nilai degradasi bahan kering mencapai 45%.
mengikat protein pakan sehingga meskipun
Perbedaan ini diduga karena perlakuan yang
saponin dalam CRM dapat menekan populasi
diberikan memiliki komposisi ransum dan
protozoa sebagai predator bakteri, namun
metode
berbeda
populasi bakteri tersebut tidak berkembang
dimana pada penelitian tersebut meng-
akibat tidak tersedianya sumber protein (N).
gunakan metode in vitro dan in sacco
Ketersediaan N sangat diperlukan bagi
sedangkan pada penelitian ini menggunakan
pertumbuhan
metode Rusitec.
bakteri.
metode
pengukuran
in
sacco
degradasi
mikroba
rumen
terutama
Rendahnya rataan nilai degradasi hasil
Menurut Widiawati, et al., (2007)
penelitian kemungkinan disebabkan oleh
bahwa senyawa tanin dapat membentuk
kualitas ransum yang rendah, yang ditandai
ikatan
oleh kandungan serat dan lignin yang tinggi.
membuat
Ransum yang digunakan dalam penelitian
didegradasi
adalah
dimana
menjadikan protein tersebut menjadi protein
penggunaannya sebanyak 40%. Sementara
by pass (protein yang lolos degradasi). Selain
diketahui bahwa kandungan lignin pada
mengikat protein, tanin juga dapat mengikat
pucuk tebu adalah 14% (Alvino, 2012) dan
karbohidrat dan lemak. Lebih lanjut di-
SK 39,78% (Balitnak, 2015). Kandungan
jelaskan oleh Jayanegara, et al., (2008)
lignin yang tinggi pada pucuk tebu tentunya
bahwa dengan adanya tanin yang mengikat
akan mempengaruhi degradasi bahan kering.
protein maka akan berpengaruh negatif
berbasis
pucuk
tebu,
kompleks
dengan
protein
protein
tersebut
tidak
oleh
mikroba
rumen
dan
dapat
dan
Data hasil penelitian ini selanjutnya
terhadap fermentasi di dalam rumen. Akan
dilakukan analisis statistik dengan meng-
tetapi ikatan tanin-protein ini akan mudah
gunakan sidik ragam, namun sebelumnya
dipecah pada saluran pencernaan pasca
data tersebut dilakukan transformasi akar
rumen (abomasum dengan pH 2,5-3,5 dan
karena nilai yang didapatkan rata-rata kurang
duodenum dengan pH 5-9), sehingga dengan
dari 30% (Gaspersz, 1995). Berdasarkan
demikian tanin dapat
hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
memanipulasi pertumbuhan ternak.
digunakan untuk
perlakuan tidak nyata (P>0,05) mempenga-
Disamping kehadiran tanin, senyawa
ruhi degradasi bahan kering. Hal ini berarti
saponin yang terdapat pada CRM juga dapat
bahwa penambahan CRM dalam ransum
berpengaruh terhadap degradasi serat. Ter-
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
dapatnya saponin yang dapat mendefaunasi
(melalui seluruh pencernaan) tidak mengala-
protozoa mengakibatkan degradasi serat akan
mi penurunan seperti halnya nilai kecernaan
menurun karena selain bakteri selulolitik,
di dalam rumen.
protozoa juga memegang peranan penting
dalam pencernaan serat pakan. Hal ini sejalan
Pengaruh Perlakuan terhadap Produksi
dengan pendapat Wina, et al., (2005) bahwa
Gas Metan
nilai kecernaan di dalam rumen dilaporkan
Metan merupakan energi yang hilang
menurun dengan adanya saponin (percobaan
atau yang tidak termanfaatkan oleh ternak
in vitro menggunakan ekstrak Sapindus
dalam bentuk gas yang dihasilkan dari proses
rarak). Hal tersebut karena protozoa juga
metabolisme yang terjadi di dalam rumen
mengeluarkan
melalui
enzim-enzim
yang
dapat
proses
metanogenesis.
Semakin
memecah serat. Berkurangnya populasi pro-
tinggi nilai produksi gas metan maka energi
tozoa karena keberadaan saponin akan
yang hilang akan semakin banyak dan pakan
menekan aktivitas enzim pemecah serat
yang diberikan semakin tidak efisien. Data
sehingga nilai
hasil penelitian produksi gas metan disajikan
kecernaan bahan kering
termasuk serat di dalam rumen akan menurun
pada Tabel 7.
secara signifikan, tetapi nilai kecernaan total
Tabel 7. Data Hasil Penelitian Produksi Gas Metan
Produksi Gas Metan
P2
..………………..L..........................
1
1,284
1,131
2
1,478
1,130
3
1,356
1,156
4
1,374
0,908
5
0,925
0,598
6
1,099
0,987
Total Perlakuan
7,515
5,912
b
Rata-rata
1,253
0,985a
Keterangan :
P1 = 100% Ransum + 0% CRM
P2 = 100% Ransum + 2% CRM
P3 = 100% Ransum + 4% CRM
Ulangan
P1
P3
1,163
0,742
0,890
1,296
0,575
1,017
5,682
0,947a
Berdasarkan Tabel 7. dapat dilihat
kecenderungan produksi gas metan yang
bahwa produksi gas metan yang dihasilkan
dihasilkan menurun sejalan dengan me-
memiliki rataan antara 0,947 - 1,253 L.
ningkatnya penggunaan CRM. Guna me-
Selain itu dapat dilihat bahwa terdapat
ngetahui
pengaruh
perlakuan
terhadap
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
produksi gas metan maka dilakukan analisis
berbasis pucuk tebu dapat menurunkan
sidik ragam. Berdasarkan hasil analisis
produksi gas metan. Guna mengetahui
tersebut
perlakuan
perbedaan antar perlakuan maka dilakukan
memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05)
analisis Duncan. Hasil analisis Duncan dapat
terhadap produksi gas metan. Hal ini berarti
dilihat pada Tabel 8.
menunjukkan
bahwa
bahwa penambahan CRM dalam ransum
Tabel 8. Produksi Gas Metan Hasil Analisis Duncan
Perlakuan
Rataan
Signifikasi (0,05)
L
P3
0,947
a
P2
0,985
a
P1
1,253
b
Keterangan : Huruf yang berbeda pada kolom signifikasi menunjukkan berbeda nyata
(P<0,05)
Berdasarkan Tabel 8. dapat dilihat bah-
metanogen sehingga dengan menurunnya
wa pada perlakuan P3 dan P2 menunjukkan
populasi protozoa maka dapat menurunkan
hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05),
pula bakteri metanogen yang menempel pada
sedangkan perlakuan P1 menunjukkan hasil
dinding sel protozoa. Hal ini sejalan dengan
yang berbeda nyata (P<0,05) lebih tinggi
pendapat Sukmawati, et al., (2011) bahwa
dibandingkan P2 dan P3. Hal ini berarti
sensitivitas
bahwa energi yang hilang sebagai metan
disebabkan oleh adanya sterol pada membran
semakin sedikit. Hasil ini sejalan dengan
sel protozoa, dan tidak ada pada membran sel
penelitian Thalib, et al., (2010) bahwa
bakteri. Kemampuan sterol untuk mengikat
Complete Rumen Modifier (CRM) dapat
saponin adalah penyebab utama hancurnya
menurunkan atau mengurangi produksi gas
membran sel protozoa. Sementara saponin
metan pada ternak ruminansia. Menurunnya
sebagai bahan defaunator tidak berdampak
produksi gas metan dengan penambahan
negatif
CRM disebabkan karena hadirnya senyawa
Semakin sedikit populasi protozoa, maka gas
saponin dan tanin yang terkandung pada
metan yang terbentuk akan semakin sedikit
CRM.
dan energi yang termanfaatkan oleh ternak
protozoa
terhadap
terhadap
pertumbuhan
saponin
bakteri.
Saponin dapat menurunkan produksi
akan semakin besar. Selain hidup menempel
gas metan dengan cara mendefaunasi pro-
pada membran sel protozoa, sebagian bakteri
tozoa
yang
merupakan
habitat
bakteri
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
metanogen juga hidup bebas di dalam cairan
akan menurun karena kurangnya pasokan H2
rumen.
untuk pertumbuhannya. Hal ini sejalan
Pemberian pakan dengan kandungan
serat
kasar
tinggi
akan
menghasilkan
dengan Jayanegara, et al., (2009) bahwa tanin
yang
terkondensasi
menurunkan
metan
produksi asam asetat (C2) tinggi dan asam
melalui mekanisme secara tidak langsung
propionat (C3) rendah. Dengan semakin
dengan cara menghambat pencernaan serat
tingginya produksi asam asetat, maka akan
yang mengurangi produksi H2, sedangkan
semakin banyak H2 yang diproduksi. Jika H2
tanin yang mudah terhidrolisis lebih berperan
semakin banyak maka bakteri metanogen
pada mekanisme secara langsung meng-
memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
hambat pertumbuhan dan aktivitas meta-
memanfaatkan H2 tersebut untuk membentuk
nogen. Di samping itu, tanin juga meng-
metan (CH4). Oleh karena itu dengan penam-
hambat pertumbuhan protozoa yang menjadi
bahan CRM akan membantu menurunkan
salah satu inang utama metanogen. Selain itu
produksi gas metan dengan cara menekan
dijelaskan pula oleh Patra dan Saxena (2010)
ketersediaan H2 untuk dimanfaatkan bakteri
bahwa tanin memiliki kemampuan sebagai
metanogen membentuk metan. Dengan ada-
anti metanogen di dalam rumen.
nya saponin maka jumlah protozoa akan
menurun sehingga habitat bakteri metanogen
berkurang akibatnya produksi metan menjadi
berkurang.
SIMPULAN
Penambahan
CRM
dalam
ransum
berbasis pucuk tebu tidak meningkatkan
Tanin selain memiliki kemampuan
degradasi bahan kering, akan tetapi me-
mengikat protein, karbohidrat, lemak, tanin
nurunkan produksi gas metan. Penambahan
juga dapat menurunkan produksi gas metan
2% CRM dalam ransum paling efektif
baik itu dengan cara mengurangi produksi H2
menurunkan produksi gas metan.
maupun menghambat pertumbuhan metanogen dan protozoa. Dengan hadirnya tanin
SARAN
di dalam ransum maka dapat menghambat
Berdasarkan penelitian, CRM sebanyak
pencernaan serat oleh bakteri rumen karena
2% dapat digunakan sebagai bahan aditif
kurangnya ketersediaan sumber protein (N)
untuk menurunkan produksi gas metan.
bagi pertumbuhan bakteri tersebut akibat
Selain itu tanin dalam CRM diharapkan
adanya ikatan tanin dengan protein. Semakin
dipertimbangkan jumlahnya supaya mem-
menurunnya pencernaan serat maka produksi
perhatikan
H2 akan turun, akibatnya bakteri metanogen
kebutuhan mikroba rumen.
kecukupan
sumber
N
bagi
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dr. Ir. Budi
Ayuningsih,
M.Si.
dan
Dr.
Ir.
Iman
Hernaman, M.Si. atas bimbingannya, serta
kepada Dr. Ir. Yeni Widiawati beserta teknisi
di laboratorium Nutrisi Fisiologi Ternak
Ruminansia, Balai Penelitian Ternak atas
bantuannya selama penelitian berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Alvino, H. 2012. Pabrik Bioethanol Dari
Ampas Tebu (Bagasse) dengan Proses
Hidrolisis
Enzimatis
dan
CoFermentasi.
Laporan
Penelitian.
Institut Teknologi Sepuluh November.
Surabaya.
Assakur, M. S. 2013. Degradasi Bahan
Kering, Nilai pH, dan Produksi Gas
Sistem Rumen In Vitro terhadap Kulit
Buah Kakao (Theobroma cacao) yang
Diberi Perlakuan Berbeda. Fakultas
Peternakan, Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2014.
Statistik Perkebunan Indonesia: Tebu.
[Online].
Tersedia
di
:
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymc
puk/gambar/fi-le/statistik/20132015/TEBU (diakses 13 November
2015, jam 10.15 WIB)
Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam
Penelitian
Percobaan.
Tarsito.
Bandung.
Jayanegara, A., dan A. Sofyan. 2008.
Penentuan Aktivitas Biologis Tanin
Beberapa Hijauan secara In Vitro
menggunakan “Hohenheim Gas Test”
dengan Polietilen Glikol sebagai
Determinan. Media Peternakan. Vol.
31 No. 1.
Jayanegara, A., A. Sofyan, H. P. S. Makkar
dan K. Becker. 2009. Kinetika
Produksi Gas, Kecernaan Bahan
Organik dan Produksi Gas Metana In
Vitro Pada Hay dan Jerami yang
Disuplementasi Hijauan Mengandung
Tanin. Media Peternakan, 32: 120-129.
Krishna, N. H. 2013. Produksi Gas Metan
dan Pola Fermentasi Rumen Domba
Lokal yang Diberi Pakan Komplit
mengandung Indigofera sp. dan
Limbah Tauge menggunakan Rusitec.
Tesis. IPB. Bogor.
Laboratorium Fisiologi Nutrisi Ternak
Ruminansia. 2015. Balai Penelitian
Ternak, Ciawi, Bogor.
Patra, A. K., and J. Saxena. 2010. Review A
New Perspective on The Use of Plant
Secondary Metabolites to Inhibit
Methanogenesis in The Rumen. J.
Phytochem. 71 : 1198–1222.
Sukmawati, N. M., I. G. Permana, A. Thalib,
dan S. Kompiang. 2011. Pengaruh
Complete Rumen Modifier (CRM) dan
Calliandra
calothyrus
terhadap
Produktivitas dan Gas Metan Enterik
pada Kambing Perah PE. Bogor. JITV
Vol. 16 No. 3, hal 173-183.
Thalib, A., Y. Widiawati, dan B. Haryanto.
2010. Penggunaan Complete Rumen
Modifier (CRM) pada Ternak Domba
yang Diberi Hijauan Pakan Berserat
Tinggi. Balai Penelitian Ternak. Bogor.
JITV Vol. 15 No. 2, hal 97-104.
Tilley, J.M.A., and R.A Terry. 1963. A Two
Stage Technique for in The In-Vitro
Digestion of Forage Crops. J.
Grassland Soc.
Widiawati, Y., M. Winugroho dan E. Teleni.
2007. Perbandingan Laju Degradasi
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....] Syifa Nurjannah
Rumput
Gajah
dan
Tanaman
Leguminosa di dalam Rumen. Bogor.
Seminar
Nasional
Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
Wina, E., S. Muetzel, E. Hoffman, H. P. S.
Makkar, and K. Becker. 2005. Saponin
Containing Methanol Extract of
Sapindus rarak Affect Microbial
Fermentation, Microbial Activity and
Microbial Community Structure In
Vitro. Animal Feed Sci Tech 121: 159174.
[Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM)....]
Syifa Nurjannah
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING DAN PERNYATAAN PENULIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Syifa Nurjannah
NPM
: 200110120161
Judul Skripsi : Pengaruh Tingkat Penambahan Complete Rumen Modifier (CRM) dalam
Ransum Berbasis Pucuk Tebu (Saccharum officinarum) terhadap Degradasi
Bahan Kering dan Produksi Gas Metan (In Vitro)
Menyatakan bahwa tulisan dalam artikel ilmiah ini merupakan hasil penelitian penulis, data
dan tulisan ini bukan hasil karya orang lain, ditulis dengan kaidah-kaidah ilmiah dan belum
pernah dipublikasikan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya-sebenarnya, tanpa tekanan dari pihak
manapun. Penulis bersedia menanggung konsekuensi hukum apabila ditemukan kesalahan
dalam pernyataan ini.
Dibuat di Sumedang, Mei 2016
Menyetujui:
Pembimbing Utama,
Penulis,
Dr. Ir. Budi Ayuningsih, M.Si.
Syifa Nurjannah
Pembimbing Anggota,
Dr. Ir. H. Iman Hernaman, M.Si.
Download