penggunaan aditif kalsium karbonat dan sabut kelapa

advertisement
PENGGUNAAN ADITIF KALSIUM KARBONAT
DAN SABUT KELAPA DALAM PEMROSESAN
PLASTIK MIKROSELULER DENGAN METODE
QUICK HEATING
Nama
Jurusan
Pembimbing
: 1. Artha Arimuda
: 2. Febiani Agustina
: Teknik Kimia FTI - ITS
: Dr. Ir. Sumarno, M.Eng
2306 100 605
2306 100 606
ABSTRAK
Penelitian tentang pemrosesan plastik mikroselular dengan
menggunakan blowing agent karbon dioksida dilakukan dengan
menggunakan proses batch pada suhu dan tekanan tinggi.
Penambahan aditif dilakukan untuk mengubah karakteristik
morfologi foam, seperti densitas bulk, diameter sel, densitas sel
dan rasio ekspansi volume. Foam mikroselular diproduksi secara
batch dengan menjenuhkan sampel polimer menggunakan karbon
dioksida superkritis sebagai blowing agent selama 2 jam. Proses
penjenuhan berlangsung pada temperatur penjenuhan 40 - 110
0
C dengan tekanan penjenuhan yang bervariasi yaitu 10 - 22
MPa. Proses dilanjutkan dengan mengurangi tekanan secara
mendadak dari tekanan tinggi ke tekanan atmosfer. Gelembung –
gelembung ternukleasi dan tumbuh disebabkan oleh kondisi lewat
jenuh dan ketidakstabilan thermodinamika. Setelah proses
penjenuhan selesai, dilakukan dekompresi yang dilanjutkan
dengan pemanasan. Kemudian, gas CO2 dialirkan / diekspansi
kedalam tangki penjenuhan untuk proses pendinginan. Sampel
hasil proses foaming dikeluarkan untuk dilakukan karakterisasi
hasil yaitu dengan analisa bouyancy dan Scanning Electron
Microscope (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Diameter rata-rata terkecil (1,13 µm) dihasilkan oleh sistem PS
Murni pada tekanan penjenuhan 22 MPa dan temperatur
penjenuhan 500C (angka standar untuk diameter rata – rata sel
pada mikroselular plastik yaitu 0,1 – 10 µm) sedangkan densitas
sel tertinggi (6,2 x 1010 sel / cm3) dihasilkan oleh sistem PS –
Sabut Kelapa 5% pada tekanan 22 MPa dan temperatur
penjenuhan 60 0C. Semakin besar tekanan penjenuhan, baik untuk
sistem PS-Sabut Kelapa maupun sistem PS-CaCO3, densitas bulk
foam cenderung tidak mengalami perubahan, densitas sel
cenderung meningkat, sedangkan untuk rasio ekspansi volume
foam cenderung konstan dan diameter rata – rata sel mengalami
penurunan. Semakin besar temperatur penjenuhan, baik untuk
sistem PS-Sabut Kelapa maupun sistem PS-CaCO3, densitas bulk
foam dan densitas sel cenderung mengalami penurunan,
sedangkan rasio ekspansi volume foam dan diameter rata – rata
cenderung mengalami peningkatan. Penggunaan aditif Sabut
Kelapa menghasilkan struktur foam mikroseluler dengan
diameter rata-rata sel antara 0,842 - 7,022 µm dan densitas sel
antara 6,04x107- 6,20x1010 sel/cm3 yang lebih baik dibandingkan
penggunaan CaCO3 dengan diameter rata-rata sel antara 1,429 13,73 µm dan densitas sel antara 1,5x108 - 1,14x1010 sel/cm3
sebagai aditif.
Kata kunci : plastik mikroseluler, polistirena, CaCO3, sabut
kelapa
Download