Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN PROSES BERBASIS EVALUASI OTENTIK PADA PENGUKURAN KETERAMPILAN PROSES SAINS ANALYSIS AN EVALUATION INSTRUMENT BASED AUTHENTIC ASSESSMENT PROCESS MEASUREMENT SCIENCE PROCESS SKILLS Endang Susiani(1), Endang Susilaningsih (2), Kasmadi Imam Supardi(2) (1) Mahasiswa & (2) Dosen Pendidikan IPA S2 Universitas Negeri Semarang Email :[email protected] Abstrak.Adanya perintah penggunaan penilaian otentik dalam sistem penilaian pendidikan pada Kurikulum 2013, belum adanya penilaian secara khusus kinerja laboratorium siswa oleh para guru, menjadi latar belakang pengembangan instrumen penilaian proses ini. Tujuan penelitian ini adalah menganalisisinstrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik yangdigunakan valid, reliabel, efektif dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian R & D yang menggunakan metode pre experimental dengan one group pretest-posttest design. Data dikumpulkan dengan metode tes dan non tes. Hasil validasi instrumen penilaian proses meliputi lembar/rubrik penilaian kinerja sebesar 3,70; soal kemampuan kognitif 3,63. Hasil reliabilitas instrumen penilaian berturut-turut 0,74; dan 0,78. Instrumen penilaian proses yang dikembangkan dikatakan efektif untuk mengukur keterampilan proses sains karena karena lebih dari 80% siswa yang memiliki keterampilan proses sains tinggi maupun sangat tinggi dari setiap pertemuannya. Serta rerata hasil belajar kognitif sebesar 80,85 (> dari KKM) atau 82,5% (33 dari 40 siswa) mencapai KKM. Kata kunci: keterampilan proses sains, penilaian proses. Abstract. The use of authentic assesment in the system of educational asssesment on 2013 curriculum, the absence of specific assesment for students’ performance in laboratory by teacher, as the rationales for improving the process assessment instrument in this study. The purpose of this study was to analysis an evaluation instrument based authentic assessment process valid, reliable, effective, can measure the science process skills from students.The study uses research and development with pre experimental method and one group pretest-posttest design. The data are gathered by test method and non-test method. The results of process assessment instrument validation were 3.70 for performance assessment, and 3.63 for cognitive competence test. In addition, the results of assessment instrument reliability in sequences were 0.74; and 0.78. The successfulness of process instrument assessment improvement can be effective to measure science process skills since in this study it affected more than 80% of students who had high science process skill and got high score in each meeting of teaching and learning process. Moreover, the average of cognitive learning outcome was 80.85 (it is higher than minimal completeness criteria) or 82.5% (that is 33 of 40 students) who got minimal completeness criteria score. Key words: assessment process, science process skill. B - 83 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 laboratorium sekolah.Keterampilan kinerja yang dilakukan siswa pada saat melaksanakan praktikum merupakan suatu hal penting yang perlu dilaksanakan oleh siswa karena dapat meningkatkan keterampilan psikomotoriknya. Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan konseptual, seperti yang diungkapkan Mc Kee bahwa demonstrasiatau praktik laboratorium sedikit lebihefektif daripada ceramah saja (Mc Kee, dkk, 2007: 395). Pendahuluan Guru profesional adalah guru yang memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu (Danim, 2011: 105). Di dalam melaksanakan kompetensi pedagogik ini, guru harus melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengajaran. Evaluasi merupakan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas sistem pembelajaran secara keseluruhan dan salah satu rangkaian kegiatan di dalam evaluasi adalah penilaian atau assessment (Sudaryono, 2012: 38). Peraturan Menteri Pendidikan No. 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian, mengatakan bahwa penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang diberikan di Madrasah Aliyah (MA) adalah Kimia, yang materi ajarnya terdiri atas teori dan praktik. Rendahnya penguasaan konsep atas materi yang dipraktikumkan dapat dilihat dari lembar pengamatan dan kesimpulan yang harus ditulis oleh siswa. Masih sedikit guru yang mempertimbangkan pentingnya peran mereka sendiri ketika mengajar ilmu pengetahuan eksperimental. Padahal pekerjaan laboratorium seharusnya menjadi aktivitas reflektif untuk memungkinkan pemahaman tentang apa yang dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan (Lorenzo dan Rossi, 2007: 129). Hasil field study yang dilakukan pada MAN 2 Kudus diperoleh informasi berikut. (1) Strategi pembelajaran yang diterapkan selama ini masih didominasi dengan ekspository; (2) Sistem penilaian yang digunakan didominasi dengan penilaian paper and pencil test, belum adanya instrumen penilaian kinerja yang simpel dan mudah yang dapat digunakan untuk menilai kinerja siswa pada saat melaksanakan praktikum sehingga seringkali penilaian bersifat subyektif atau kurang adil ; (3) Guru belum memahami betul tentang penilaian otentik seperti penilaian kinerja (performence assessment) maupun penilaian fortofolio. Hal ini yang menjadi latar belakang mengapa peneliti perlu melakukan penelitian tentang performance assessment praktikum pada siswa kelas XI. Hal ini juga sesuai dengan sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 yang tercantum dalam Permendiknas No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang menggunakan sistem penilaian Authentic Assessment, yaitu penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.Memangtidak semua sekolah memiliki laboratorium yang memadai untuk pengajaran praktikum yang mendukung pengajaran teori, namun sekolah yang telah memiliki laboratorium pun kadang-kadang belum memanfaatkan laboratorium tersebut secara maksimal. Ada banyak faktor yang menyebabkan mengapa hal tersebut bisa terjadi, namun salah satunya adalah guru merasa bahwa sangat repot dan sulit untuk mempersiapkan, melaksanakan, mengawasi dan menilai kegiatan praktikum yang dilaksanakan siswa di Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah karakteristik instrumen penilaian proses; (2) Apakah instrumen B - 84 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 penilaian proses yang dikembangkan efektif mengukur keterampilan proses sains? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) ingin menyediakan instrumen performance assessment yang dapat menilai kinerja laboratorium siswa dengan mudah, objektif dan adil;(2) Mengetahui keefektifan dalam mengukur keterampilan proses sains peserta didik dengan instrumen penilaian proses yang dikembangkan. Dengan adanya instrumen performance assessment ini diharapkan dapat (1) memudahkan guru menilai kinerja siswa secara objektif dan adil; (2) mengakomodasi keluhan guru karena tiadanya alat pengukur kinerja serta didapatkannya nilai kinerja siswa yang valid dan reliabel. random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya pertimbangan-pertimbangan tujuan tertentu (Arikunto, 2013: 183). Metode yang digunakan yaitu metode tes dan non tes. Intrumen tes yaitu hasil belajar kognitif, instrumen non tes meliputi lembar validasi ahli, lembar observasi keterampilan proses sains (performance assessment), angket, dan pedoman wawancara. HASIL DAN PEMBAHASAN Instrumen penilaian proses sebelum diuji cobakan kepada siswa, dilakukan validasi oleh ahli materi, instrumen untuk mengetahui kelayakan dari produk.Dari hasil penilaian ahli ini, kemudian dilakukan perhitungan tingkat validitasnya sebagaimana terangkum pada Tabel 1. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau (R & D).Model pengembangan instrumen yang digunakan adalah model 4-D yang telah dimodifikasi seperti yang disarankan oleh Thiagarajan, Semmel dan Semmel dalam Trianto (2007). Model 4-D terdiri dari define (pendefinisian), design (perancangan), develop (pengembangan), dan disseminate (penyebaran). Dalam penelitian ini dilakukan modifikasi model 4-D yaitu penyederhanaan dari empat tahap menjadi tiga tahap, yaitu define, design, dan develop. Disseminate (penyebaran) tidak dilakukan karena pertimbangan waktu dan pelaksanaan serta pertimbangan bahwa pada tahap develop (pengembangan) sudah dihasilkan instrumen penilaian proses yang baik (Trianto, 2007). Obyek penelitian ini adalah instrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik. Metode yang digunakan pre experimental dengan one group pretest-posttest design. Subjek penelitian ini siswa kelas XI IPA 1 MAN 2 Kudus tahun ajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik Purposive sampling, yaitu pengambilan sampel bertujuan. Dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, Tabel 1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran No Perangkat Rerata skor validat or 3,79 Kevali dan Kriteri a Valid sangat baik sangat baik sangat baik 1. Silabus 2. RPP 3,64 Valid 3. Lembar kerja praktikum dan lembar laporan praktikum Rubrik penilaian performance assessment Soal kemampuan kognitif 3,73 valid 3,70 Valid sangat baik 3,63 Valid sangat baik 4. 5. Pada tahap pengembangandihasilkan produk yang dikembangkan dan telah divalidasi oleh pakar. Setelah dilakukan revisi, dengan melakukan kegiatan uji coba kecil dilaksanakan pada kelas XI IPA 2 MAN 2 Kudus tahun ajaran 2014/2015, diperoleh reliabilitasnya.Instrumen penilaian proses yang meliputi lembar obsevasi B - 85 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 kinerja praktikum siswa di laboratorium oleh tiga observer dianalisis dengan menggunakan inter rater reliability. Lembar observasi dikatakan reliabel jika hasil perhitungan r11 lebih besar dari 0,7 pada taraf signikansi 5% (α = 0,05). Hasil analisis reliabilitas instrumen observasi keterampilan sains siswa (performance assessment) disajikan dalam Tabel 2. Sebelum dilakukan uji t terhadap hasil pretest dan post test harus dipastikan data hasil data pre-test dan post test berdistribusi normal. Pengujian normalitas data pre test dan post test menggunakan uji One-SampleKolmogorov Smirnov dengan kriteria jika data memiliki sig > 0,05 berarti data berdistribusi normal, seperti tabel 4. Tabel 4 Normalitas Data Pre Test dan Post Test Data Nilai ratarata Pre Penguasa 30,63 test an Konsep Postt Penguasa 80,85 est an Konsep Tabel 2 Analisis Reliabilitas Lembar Observasi Kinerja Hasil r11 Kriteria Pertemuan 1 0,742 2 0,804 3 0,907 Reliabel Reliabel Reliabel Kriteria Total 5. Aspek Jumlah Siswa Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah siswa yang tuntas belajar Pretest 40 30,63 43 20 Posttest 40 80,85 97 60 - 33 Nilai Maks 43 97 Nilai Signifi Norma Min kansi litas data 20 0,166 Nor mal 60 0,60 Nor mal Berdasarkan analisis statistik, diperoleh data hasil uji ketuntasan belajar (uji t) penguasaan konsep diperoleh thitung = 4,73. Pada taraf kesalahan 5% dengan dk= 40-1 = 39 diperoleh ttabel = 2,04. Nilai t hitung> ttabel yang berarti hasil belajar penguasaan konsep siswa telah melebihi KKM = 75 atau mencapai ketuntasan belajar, maka Ho ditolak, artinya terdapat peningkatan hasil belajar kognitif yang signifikan.Hasil analisis rata-rata N-Gain penguasaan konsep adalah 0,72 dengan kategori tinggi. Jika dibuat dalam bentuk grafik, maka perbandingan ketuntasan sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan ditampilkan pada Gambar 1. Reliabel Uji coba soal kognitif merupakan tes pilihan ganda, sebanyak 30 siswa pada kelas XII IPA 4 MAN 2 Kudus tahun pelajaran 2014/2015.Perhitungan reliabilitas pada soal kognitifdiperoleh bahwa dengan α = 5% r11 sebesar 0,782 dan rtabel sebesar 0,361 karena rhitung> rtabel dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dengan demikian soal tersebut memiliki derajat konsistensi data sehingga dapat mengukur penguasaan konsep siswa. Hasil penguasaan konsep siswa mengalami peningkatan dengan pengembangan asesmen penilaian proses. Penguasaan konsep sebagai aspek kognitif mengalami perubahan,hal tersebut dapat diketahui dari pencapaian nilai pretest dan posttest.Rekapitulasi hasil pretest dan posttest penguasaan konsep disajikan pada Tabel3. Tabel 3 Hasil Pretest dan Posttet Penguasaan Konsep No 1. 2. 3. 4. Soal kognitif 40 pre test 33 40 post tes Jumlah 30 20 10 7 0 0 ketuntas tidak tuntas tuntas Gambar 1. Profil Ketuntasan Data Nilai Pre-Test danPost-Test Pada penelitian ini, dilakukan penilaian keterampilan proses sains (performance assessment) peserta didik. Profil rata-rata skor B - 86 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 (2013) jika r11 ≥ 0,7 maka instrumen dikategorikan reliabel yang berarti instrumen dapat digunakan untuk mengukur dalam kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat (Sudria & Siregar, 2009: 232) yaitu instrumen penilaian yang valid dan reliabel dapat mempermudah penilaian kinerja siswa dan lebih menjamin ketepatan penilaian. Nilai KKM untuk mata pelajaran kimia di MAN 2 Kudus adalah 75.Hasil ketuntasan klasikal juga dilakukan t-test satu sampel, dengan nilai pembanding KKM sekolah. Dari hasil penelitian pada Gambar 1 diperoleh data siswa yang tuntas diatas 75% yaitu untuk penguasaan konsep 33 siswa dari 40 (82,5%).Ketuntasan belajar ini secara statistik terbukti yaitu dengan melihat hasil analisis menggunakan uji t. Hasil uji t kelas eksperimen yaitu 4,73 yang berarti bahwa rata-rata hasil tes kemampuan kognitif peserta didik lebih besar dari 75 (Ho diterima).Menurut Sudjana (2012) jika ttabel< thitung maka Ho diterima, dimana ttabel pada penelitian ini adalah 2,040 (dk=39, α = 5%). Instrumen penilaian proses yang dikembangkan efektif untuk mengukur keterampilan proses sains siswa di kelas, karena lebih dari 80% siswa yang memiliki keterampilan proses sains tinggi maupun sangat tinggi. Berikut urutan keterampilan proses sains berdasarkan proporsi jumlah siswa pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga, 33/40 siswa; 36/40 siswa; 38/40 siswa. Aspek KPS yang memiliki skor tertinggi adalah aspek “persiapan perlengkapan.” sebesar 96,7% dan terendah pada aspek “menggolongkan” dan aspek “meramalkan”sebesar 78,5%. Hal ini sesuai dengan pendapat Ardli (2012: 164) bahwa pengembangan perangkat penilaian kinerja mampu meningkatkan minat siswa terhadap kegiatan praktikum, memotivasi siswa dalam belajar, dan efektif membantu guru dalam mengukur keterampilan dan sikap siswa. penilaian performance assessment disajikan dalam Gambar 2. Series1 Series2 Series3 Jumlah 32 29 21 12 7 6 ST T 7 4 2 CT 0 0 0 K Krite Gambar 2 Hasil Observasi KeterampilanProses Sains Siswa (Performance Assessment) Gambar 2 menunjukkan hasil observasi keterampilan proses sains siswa sangat tinggi dari tiga kali praktikum yang dilakukan siswa, dengan indikator mengamati, dan menggunakan alat yang tinggi. Instrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa memenuhi kriteria efektif jika; (a) Hasil pengukuranketerampilan proses sains siswalebih dari 75% dalam kategori tinggi dan sangat tinggi; (b) rerata hasil belajar secara klasikal ≥75 dan persentase ketuntasan belajar klasikal tercapai jika minimal terdapat 75% siswa mencapai 75; (c) Hasil pengukuran afektif rata-rata tinggi pada setiap pertemuan. Jika harga rerata skor terletak pada rentang 3,25 – 4,00 maka memiliki kriteria sangat valid (Sugiyono:2013), berarti bahwa instrumen penilain proses hasil pengembangan memiliki kriteria sangat valid.Hasil uji kevalidan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa instrumen yang dikembangkan berada pada kriteria valid sehingga layak diterapkan dalam proses pembelajaran sesuai dengan pendapat Susila (2012: 14) yang menyebutkan bahwa penilaian unjuk kerja (proses) baik digunakan apabila memenuhi syarat valid dan reliabel. Hasil reliabilitas instrumen pada Tabel 1, 3 menujukkan kriteria reliabel. Menurut Sugiyono B - 87 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan instrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik terbukti layak, reliabel, efektif dan dapat meningkatkan kognitif siswa. Ini membuktikan bahwa instrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik untuk mengukur keterampilan proses sains siswa yang telah dikembangkan dapat meningkatkan kognitif siswa secara siginifikan. Sesuai dengan pendapat Wulan (2007: 383) bahwa perlu adanya sebuah penilaian kinerja beserta modifikasinya untuk menunjang ketercapaian pendidikan pada siswa.Hasil penelitian ini juga memiliki kesamaan yang dilakukan oleh Wardani (2009) yang dalam pembelajaran berpendekatan keterampilan proses sains berorientasi PBL dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik. yang lain untuk menambah variasi instrumen penilaian. UCAPAN TERIMAKASIH Penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada; (1) Dr. Endang Susilaningsih, M.S, sebagai dosen pembimbing I; (2) Prof. Dr. Kasmadi Imam Supardi, M.S,sebagai dosen pembimbing II; (3) Kepala MAN 2 Kudus; dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam penelitian ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca. DAFTAR PUSTAKA 1. Ardli, I. et al. 2012. Perangkat Penilaian Kinerja untuk Pembelajaran Teknik Pemeliharaan Ikan. INOTEC, 8(2): 147-166. 2. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 3. Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 4. Lorenzo, M. Gabriela dan Rossi, M. Alejandra. 2007. Experimental Practical Activities In Scientific Education . Chem. Educator . 12:125–130 5. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press 6. Mc Kee, Erik., Williamson, M. Vickie dan Ruebush, E. Laura. 2007. Effects of a Demonstration Laboratory on Student Learning. J Sci Education Technology. 16: 395-400 7. Nuh, Muhammad. 2013. Kurikulum 2013. http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikelmendikbud-kurikulum2013. Di unduh tanggal 4 April 2014. 8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan (1) instrumen penilaian proses produk pengembangan mempunyai karakteristik sebagai berikut; a) penilaian berbasis evaluasi otentik yang berarti siswa dinilai dari permulaan, proses dan akhir pembelajaran; b) instrumen penilaiannya meliputi penilaian kognitif dalam hal ini soal pilihan ganda, lembar observasi penilaian performa (Performance Assessment); c) kedua instrumen tersebut sudah teruji kelayakan dan pengembangan reliabilitasnya; dikatakan (2) produk efektif untuk mengukur keterampilan proses sains karena karena lebih dari 80% siswa yang memiliki keterampilan proses sains tinggi maupun sangat tinggi dari setiap pertemuannya; Saran terkait penelitian ini adalah perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang instrumen penilaian prosespada materi kimia B - 88 Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015 9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta 10.Slater, T.F dan Ryan, J.M. 1993. Penilaian kinerja laboratorium. The Physics Teacher. 31 (5): 306 – 309. 11.Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu 12.Sudjana, 2012. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 13.Sudria, I.B.N & M. Siregar. 2009. Pengembangan Rubrik Penilaian Ketermapilan Dasar Praktikum dan Mengajar Kimia pada Jurusan Pendidikan Kimia. Jurnal Pendidikan dan Pengajar, 42(3): 222223. 14.Susila, I Ketut. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assessment) Laboratorium pada Mata Pelajaran Fisika sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X di kabupaten Gianyar. Tesis. Denpasar: Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 15.Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta 16.Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 17.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan Nasional. Jakarta 18.Wardani, Sri., Widodo, T. Antonius dan Priyani, E. Niken. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berorientasi Problem-Based Instruction. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 3 (1) : 391-399. 19.Wulan, A. R. 2007. Penggunaan Asesmen Alternatif pada pembelajaran Biologi.Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme Jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. B - 89