analisis instrumen penilaian proses berbasis

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
ANALISIS INSTRUMEN PENILAIAN PROSES BERBASIS EVALUASI OTENTIK
PADA PENGUKURAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
ANALYSIS AN EVALUATION INSTRUMENT BASED AUTHENTIC ASSESSMENT
PROCESS MEASUREMENT SCIENCE PROCESS SKILLS
Endang Susiani(1), Endang Susilaningsih (2), Kasmadi Imam Supardi(2)
(1) Mahasiswa & (2) Dosen Pendidikan IPA S2 Universitas Negeri Semarang
Email :[email protected]
Abstrak.Adanya perintah penggunaan penilaian otentik dalam sistem penilaian pendidikan pada
Kurikulum 2013, belum adanya penilaian secara khusus kinerja laboratorium siswa oleh para
guru, menjadi latar belakang pengembangan instrumen penilaian proses ini. Tujuan penelitian
ini adalah menganalisisinstrumen penilaian proses berbasis evaluasi otentik yangdigunakan
valid, reliabel, efektif dapat mengukur keterampilan proses sains peserta didik. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian R & D yang menggunakan metode pre experimental dengan one
group pretest-posttest design. Data dikumpulkan dengan metode tes dan non tes. Hasil validasi
instrumen penilaian proses meliputi lembar/rubrik penilaian kinerja sebesar 3,70; soal
kemampuan kognitif 3,63. Hasil reliabilitas instrumen penilaian berturut-turut 0,74; dan 0,78.
Instrumen penilaian proses yang dikembangkan dikatakan efektif untuk mengukur keterampilan
proses sains karena karena lebih dari 80% siswa yang memiliki keterampilan proses sains tinggi
maupun sangat tinggi dari setiap pertemuannya. Serta rerata hasil belajar kognitif sebesar
80,85 (> dari KKM) atau 82,5% (33 dari 40 siswa) mencapai KKM.
Kata kunci: keterampilan proses sains, penilaian proses.
Abstract. The use of authentic assesment in the system of educational asssesment on 2013
curriculum, the absence of specific assesment for students’ performance in laboratory by
teacher, as the rationales for improving the process assessment instrument in this study. The
purpose of this study was to analysis an evaluation instrument based authentic assessment
process valid, reliable, effective, can measure the science process skills from students.The study
uses research and development with pre experimental method and one group pretest-posttest
design. The data are gathered by test method and non-test method. The results of process
assessment instrument validation were 3.70 for performance assessment, and 3.63 for cognitive
competence test. In addition, the results of assessment instrument reliability in sequences were
0.74; and 0.78. The successfulness of process instrument assessment improvement can be
effective to measure science process skills since in this study it affected more than 80% of
students who had high science process skill and got high score in each meeting of teaching and
learning process. Moreover, the average of cognitive learning outcome was 80.85 (it is higher
than minimal completeness criteria) or 82.5% (that is 33 of 40 students) who got minimal
completeness criteria score.
Key words: assessment process, science process skill.
B - 83
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
laboratorium sekolah.Keterampilan kinerja yang
dilakukan siswa pada saat melaksanakan
praktikum merupakan suatu hal penting yang
perlu dilaksanakan oleh siswa karena dapat
meningkatkan keterampilan psikomotoriknya.
Hal ini juga bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan
kemampuan
penguasaan
konseptual, seperti yang diungkapkan Mc Kee
bahwa demonstrasiatau praktik laboratorium
sedikit lebihefektif daripada ceramah saja (Mc
Kee, dkk, 2007: 395).
Pendahuluan
Guru profesional adalah guru yang
memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan
kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi yang digunakannya
dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan
profesinya itu (Danim, 2011: 105). Di dalam
melaksanakan kompetensi pedagogik ini, guru
harus melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pengajaran. Evaluasi merupakan
rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur efektivitas sistem pembelajaran
secara keseluruhan dan salah satu rangkaian
kegiatan di dalam evaluasi adalah penilaian atau
assessment (Sudaryono, 2012: 38). Peraturan
Menteri Pendidikan No. 20 Tahun 2007, tentang
Standar Penilaian, mengatakan bahwa penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menentukan
pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah
satu mata pelajaran yang diberikan di Madrasah
Aliyah (MA)
adalah Kimia, yang materi
ajarnya terdiri atas teori dan praktik.
Rendahnya penguasaan konsep atas materi
yang dipraktikumkan dapat dilihat dari lembar
pengamatan dan kesimpulan yang harus ditulis
oleh siswa. Masih sedikit guru yang
mempertimbangkan pentingnya peran mereka
sendiri ketika mengajar ilmu pengetahuan
eksperimental. Padahal pekerjaan laboratorium
seharusnya menjadi aktivitas reflektif untuk
memungkinkan pemahaman tentang apa yang
dilakukan dan mengapa hal itu dilakukan
(Lorenzo dan Rossi, 2007: 129).
Hasil field study yang dilakukan pada MAN
2 Kudus diperoleh informasi berikut. (1) Strategi
pembelajaran yang diterapkan selama ini masih
didominasi dengan ekspository; (2) Sistem
penilaian yang digunakan didominasi dengan
penilaian paper and pencil test, belum adanya
instrumen penilaian kinerja yang simpel dan
mudah yang dapat digunakan untuk menilai
kinerja siswa pada saat melaksanakan praktikum
sehingga seringkali penilaian bersifat subyektif
atau kurang adil ; (3) Guru belum memahami
betul tentang penilaian otentik seperti penilaian
kinerja (performence assessment) maupun
penilaian fortofolio. Hal ini yang menjadi latar
belakang mengapa peneliti perlu melakukan
penelitian tentang performance assessment
praktikum pada siswa kelas XI.
Hal ini juga sesuai dengan sistem penilaian
dalam Kurikulum 2013 yang tercantum dalam
Permendiknas No. 66 tahun 2013 tentang
Standar
Penilaian
Pendidikan
yang
menggunakan sistem penilaian Authentic
Assessment, yaitu penilaian yang dilakukan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung.Memangtidak
semua
sekolah
memiliki laboratorium yang memadai untuk
pengajaran praktikum yang mendukung
pengajaran teori, namun sekolah yang telah
memiliki laboratorium pun kadang-kadang
belum memanfaatkan laboratorium tersebut
secara maksimal. Ada banyak faktor yang
menyebabkan mengapa hal tersebut bisa terjadi,
namun salah satunya adalah guru merasa bahwa
sangat repot dan sulit untuk mempersiapkan,
melaksanakan, mengawasi dan menilai kegiatan
praktikum yang dilaksanakan siswa di
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
(1) Bagaimanakah karakteristik instrumen
penilaian proses; (2) Apakah instrumen
B - 84
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
penilaian proses yang dikembangkan efektif
mengukur keterampilan proses sains? Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) ingin menyediakan
instrumen performance assessment yang dapat
menilai kinerja laboratorium siswa dengan
mudah, objektif dan adil;(2) Mengetahui
keefektifan dalam mengukur keterampilan
proses sains peserta didik dengan instrumen
penilaian proses yang dikembangkan. Dengan
adanya instrumen performance assessment ini
diharapkan dapat (1) memudahkan guru menilai
kinerja siswa secara objektif dan adil; (2)
mengakomodasi keluhan guru karena tiadanya
alat pengukur kinerja serta didapatkannya nilai
kinerja siswa yang valid dan reliabel.
random atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya pertimbangan-pertimbangan tujuan
tertentu (Arikunto, 2013: 183). Metode yang
digunakan yaitu metode tes dan non tes.
Intrumen tes yaitu hasil belajar kognitif,
instrumen non tes meliputi lembar validasi ahli,
lembar observasi keterampilan proses sains
(performance assessment), angket, dan pedoman
wawancara.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrumen penilaian proses sebelum diuji
cobakan kepada siswa, dilakukan validasi oleh
ahli materi, instrumen untuk mengetahui
kelayakan dari produk.Dari hasil penilaian ahli
ini, kemudian dilakukan perhitungan tingkat
validitasnya sebagaimana terangkum pada Tabel
1.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan
atau
(R
&
D).Model
pengembangan instrumen yang digunakan
adalah model 4-D yang telah dimodifikasi
seperti yang disarankan oleh Thiagarajan,
Semmel dan Semmel dalam Trianto (2007).
Model 4-D terdiri dari define (pendefinisian),
design (perancangan), develop (pengembangan),
dan disseminate (penyebaran). Dalam penelitian
ini dilakukan modifikasi model 4-D yaitu
penyederhanaan dari empat tahap menjadi tiga
tahap, yaitu define, design, dan develop.
Disseminate (penyebaran) tidak dilakukan
karena pertimbangan waktu dan pelaksanaan
serta pertimbangan bahwa pada tahap develop
(pengembangan) sudah dihasilkan instrumen
penilaian proses yang baik (Trianto, 2007).
Obyek penelitian ini adalah instrumen
penilaian proses berbasis evaluasi otentik.
Metode yang digunakan pre experimental
dengan one group pretest-posttest design.
Subjek penelitian ini siswa kelas XI IPA 1 MAN
2 Kudus tahun ajaran 2014/2015. Teknik
pengambilan sampel dengan menggunakan
teknik Purposive sampling, yaitu pengambilan
sampel bertujuan. Dilakukan dengan cara
mengambil subjek bukan didasarkan atas strata,
Tabel 1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No
Perangkat
Rerata
skor
validat
or
3,79
Kevali
dan
Kriteri
a
Valid
sangat
baik
sangat
baik
sangat
baik
1.
Silabus
2.
RPP
3,64
Valid
3.
Lembar
kerja
praktikum
dan lembar
laporan
praktikum
Rubrik
penilaian
performance
assessment
Soal
kemampuan
kognitif
3,73
valid
3,70
Valid
sangat
baik
3,63
Valid
sangat
baik
4.
5.
Pada tahap pengembangandihasilkan produk
yang dikembangkan dan telah divalidasi oleh
pakar. Setelah dilakukan revisi, dengan
melakukan kegiatan uji coba kecil dilaksanakan
pada kelas XI IPA 2 MAN 2 Kudus tahun ajaran
2014/2015, diperoleh reliabilitasnya.Instrumen
penilaian proses yang meliputi lembar obsevasi
B - 85
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
kinerja praktikum siswa di laboratorium oleh
tiga observer dianalisis dengan menggunakan
inter rater reliability. Lembar observasi
dikatakan reliabel jika hasil perhitungan r11 lebih
besar dari 0,7 pada taraf signikansi 5% (α =
0,05). Hasil analisis reliabilitas instrumen
observasi
keterampilan
sains
siswa
(performance assessment) disajikan dalam Tabel
2.
Sebelum dilakukan uji t terhadap hasil pretest dan post test harus dipastikan data hasil data
pre-test dan post test berdistribusi normal.
Pengujian normalitas data pre test dan post test
menggunakan
uji One-SampleKolmogorov
Smirnov dengan kriteria jika data memiliki sig >
0,05 berarti data berdistribusi normal, seperti
tabel 4.
Tabel 4 Normalitas Data Pre Test dan Post Test
Data
Nilai
ratarata
Pre Penguasa 30,63
test an
Konsep
Postt Penguasa 80,85
est an
Konsep
Tabel 2 Analisis Reliabilitas Lembar Observasi
Kinerja
Hasil
r11
Kriteria
Pertemuan
1
0,742
2
0,804
3
0,907
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Kriteria Total
5.
Aspek
Jumlah Siswa
Rata-rata
Nilai tertinggi
Nilai terendah
Jumlah siswa yang
tuntas belajar
Pretest
40
30,63
43
20
Posttest
40
80,85
97
60
-
33
Nilai
Maks
43
97
Nilai Signifi Norma
Min kansi
litas
data
20
0,166
Nor
mal
60
0,60
Nor
mal
Berdasarkan analisis statistik, diperoleh
data hasil uji ketuntasan belajar (uji t)
penguasaan konsep diperoleh thitung = 4,73. Pada
taraf kesalahan 5% dengan dk= 40-1 = 39
diperoleh ttabel = 2,04. Nilai t hitung> ttabel yang
berarti hasil belajar penguasaan konsep siswa
telah melebihi KKM = 75 atau mencapai
ketuntasan belajar, maka Ho ditolak, artinya
terdapat peningkatan hasil belajar kognitif yang
signifikan.Hasil analisis rata-rata N-Gain
penguasaan konsep adalah 0,72 dengan kategori
tinggi. Jika dibuat dalam bentuk grafik, maka
perbandingan ketuntasan sebelum perlakuan dan
sesudah perlakuan ditampilkan pada Gambar 1.
Reliabel
Uji coba soal kognitif merupakan tes
pilihan ganda, sebanyak 30 siswa pada kelas XII
IPA 4 MAN 2 Kudus tahun pelajaran
2014/2015.Perhitungan reliabilitas pada soal
kognitifdiperoleh bahwa dengan α = 5% r11
sebesar 0,782 dan rtabel sebesar 0,361 karena
rhitung> rtabel dapat disimpulkan bahwa instrumen
tersebut reliabel dengan demikian soal tersebut
memiliki derajat konsistensi data sehingga dapat
mengukur penguasaan konsep siswa.
Hasil penguasaan konsep siswa mengalami
peningkatan dengan pengembangan asesmen
penilaian proses. Penguasaan konsep sebagai
aspek kognitif mengalami perubahan,hal
tersebut dapat diketahui dari pencapaian nilai
pretest dan posttest.Rekapitulasi hasil pretest
dan posttest penguasaan konsep disajikan pada
Tabel3.
Tabel 3 Hasil Pretest dan Posttet Penguasaan
Konsep
No
1.
2.
3.
4.
Soal
kognitif
40
pre test
33
40
post tes
Jumlah
30
20
10
7
0
0
ketuntas
tidak tuntas
tuntas
Gambar 1. Profil Ketuntasan Data Nilai Pre-Test
danPost-Test
Pada penelitian ini, dilakukan penilaian
keterampilan proses sains (performance
assessment) peserta didik. Profil rata-rata skor
B - 86
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
(2013) jika r11 ≥ 0,7 maka instrumen
dikategorikan reliabel yang berarti instrumen
dapat digunakan untuk mengukur dalam
kegiatan pembelajaran. Sesuai dengan pendapat
(Sudria & Siregar, 2009: 232) yaitu instrumen
penilaian yang valid dan reliabel dapat
mempermudah penilaian kinerja siswa dan lebih
menjamin ketepatan penilaian.
Nilai KKM untuk mata pelajaran kimia di
MAN 2 Kudus adalah 75.Hasil ketuntasan
klasikal juga dilakukan t-test satu sampel,
dengan nilai pembanding KKM sekolah. Dari
hasil penelitian pada Gambar 1 diperoleh data
siswa yang tuntas diatas 75% yaitu untuk
penguasaan konsep 33 siswa dari 40
(82,5%).Ketuntasan belajar ini secara statistik
terbukti yaitu dengan melihat hasil analisis
menggunakan uji t. Hasil uji t kelas eksperimen
yaitu 4,73 yang berarti bahwa rata-rata hasil tes
kemampuan kognitif peserta didik lebih besar
dari 75 (Ho diterima).Menurut Sudjana (2012)
jika ttabel< thitung maka Ho diterima, dimana ttabel
pada penelitian ini adalah 2,040 (dk=39, α =
5%).
Instrumen
penilaian
proses
yang
dikembangkan
efektif
untuk
mengukur
keterampilan proses sains siswa di kelas, karena
lebih dari 80% siswa yang memiliki
keterampilan proses sains tinggi maupun sangat
tinggi. Berikut urutan keterampilan proses sains
berdasarkan proporsi jumlah siswa pada
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga,
33/40 siswa; 36/40 siswa; 38/40 siswa. Aspek
KPS yang memiliki skor tertinggi adalah aspek
“persiapan perlengkapan.” sebesar 96,7% dan
terendah pada aspek “menggolongkan” dan
aspek “meramalkan”sebesar 78,5%. Hal ini
sesuai dengan pendapat Ardli (2012: 164) bahwa
pengembangan perangkat penilaian kinerja
mampu meningkatkan minat siswa terhadap
kegiatan praktikum, memotivasi siswa dalam
belajar, dan efektif membantu guru dalam
mengukur keterampilan dan sikap siswa.
penilaian performance assessment disajikan
dalam Gambar 2.
Series1
Series2
Series3
Jumlah
32
29
21
12
7 6
ST
T
7
4 2
CT
0 0 0
K
Krite
Gambar 2 Hasil Observasi KeterampilanProses
Sains Siswa (Performance Assessment)
Gambar 2 menunjukkan hasil observasi
keterampilan proses sains siswa sangat tinggi
dari tiga kali praktikum yang dilakukan siswa,
dengan indikator mengamati, dan menggunakan
alat yang tinggi.
Instrumen penilaian proses berbasis
evaluasi otentik untuk mengukur keterampilan
proses sains siswa memenuhi kriteria efektif
jika; (a) Hasil pengukuranketerampilan proses
sains siswalebih dari 75% dalam kategori tinggi
dan sangat tinggi; (b) rerata hasil belajar secara
klasikal ≥75 dan persentase ketuntasan belajar
klasikal tercapai jika minimal terdapat 75%
siswa mencapai 75; (c) Hasil pengukuran afektif
rata-rata tinggi pada setiap pertemuan.
Jika harga rerata skor terletak pada rentang
3,25 – 4,00 maka memiliki kriteria sangat valid
(Sugiyono:2013), berarti bahwa instrumen
penilain proses hasil pengembangan memiliki
kriteria sangat valid.Hasil uji kevalidan pada
Tabel 1 menunjukkan bahwa instrumen yang
dikembangkan berada pada kriteria valid
sehingga layak diterapkan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan pendapat Susila
(2012: 14) yang menyebutkan bahwa penilaian
unjuk kerja (proses) baik digunakan apabila
memenuhi syarat valid dan reliabel.
Hasil reliabilitas instrumen pada Tabel 1, 3
menujukkan kriteria reliabel. Menurut Sugiyono
B - 87
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan instrumen penilaian proses berbasis
evaluasi otentik terbukti layak, reliabel, efektif
dan dapat meningkatkan kognitif siswa. Ini
membuktikan bahwa instrumen penilaian proses
berbasis evaluasi otentik untuk mengukur
keterampilan proses sains siswa yang telah
dikembangkan dapat meningkatkan kognitif
siswa secara siginifikan. Sesuai dengan pendapat
Wulan (2007: 383) bahwa perlu adanya sebuah
penilaian kinerja beserta modifikasinya untuk
menunjang ketercapaian pendidikan pada
siswa.Hasil penelitian ini juga memiliki
kesamaan yang dilakukan oleh Wardani (2009)
yang dalam pembelajaran berpendekatan
keterampilan proses sains berorientasi PBL
dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar peserta didik.
yang lain untuk menambah variasi instrumen
penilaian.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini dapat terselesaikan atas bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada; (1) Dr.
Endang Susilaningsih, M.S, sebagai dosen
pembimbing I; (2) Prof. Dr. Kasmadi Imam
Supardi, M.S,sebagai dosen pembimbing II; (3)
Kepala MAN 2 Kudus; dan semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penelitian ini.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardli, I. et al. 2012. Perangkat Penilaian
Kinerja
untuk
Pembelajaran
Teknik
Pemeliharaan Ikan. INOTEC, 8(2): 147-166.
2. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
3. Danim, Sudarwan. 2011. Pengembangan
Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
4. Lorenzo, M. Gabriela dan Rossi, M.
Alejandra. 2007. Experimental Practical
Activities In Scientific Education . Chem.
Educator . 12:125–130
5. Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan
Instrumen Tes dan Non Tes. Jogjakarta:
Mitra Cendekia Press
6. Mc Kee, Erik., Williamson, M. Vickie dan
Ruebush, E. Laura. 2007. Effects of a
Demonstration Laboratory on Student
Learning. J Sci Education Technology. 16:
395-400
7. Nuh, Muhammad. 2013. Kurikulum 2013.
http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/artikelmendikbud-kurikulum2013.
Di unduh
tanggal 4 April 2014.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007
Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
menunjukkan (1) instrumen penilaian proses
produk pengembangan mempunyai karakteristik
sebagai berikut; a) penilaian berbasis evaluasi
otentik yang berarti siswa dinilai dari permulaan,
proses dan akhir pembelajaran; b) instrumen
penilaiannya meliputi penilaian kognitif dalam
hal ini soal pilihan ganda, lembar observasi
penilaian performa (Performance Assessment);
c) kedua instrumen tersebut sudah teruji
kelayakan
dan
pengembangan
reliabilitasnya;
dikatakan
(2)
produk
efektif
untuk
mengukur keterampilan proses sains karena
karena lebih dari 80% siswa yang memiliki
keterampilan proses sains tinggi maupun sangat
tinggi dari setiap pertemuannya;
Saran terkait penelitian ini adalah perlu
dikembangkan penelitian lebih lanjut tentang
instrumen penilaian prosespada materi kimia
B - 88
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013
Tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta
10.Slater, T.F dan Ryan, J.M. 1993. Penilaian
kinerja laboratorium. The Physics Teacher.
31 (5): 306 – 309.
11.Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
12.Sudjana, 2012. Metode Statistika. Bandung:
Tarsito.
13.Sudria, I.B.N & M. Siregar. 2009.
Pengembangan
Rubrik
Penilaian
Ketermapilan Dasar Praktikum dan Mengajar
Kimia pada Jurusan Pendidikan Kimia.
Jurnal Pendidikan dan Pengajar, 42(3): 222223.
14.Susila, I Ketut. 2012. Pengembangan
Instrumen
Penilaian
Unjuk
Kerja
(Performance Assessment) Laboratorium
pada Mata Pelajaran Fisika sesuai
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA
Kelas X di kabupaten Gianyar. Tesis.
Denpasar:
Pascasarjana
Universitas
Pendidikan Ganesha.
15.Sugiyono. 2013. Metode
Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
16.Trianto.
2007.
Mendesain
Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
17.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2003 tentangSistem Pendidikan
Nasional. Jakarta
18.Wardani, Sri., Widodo, T. Antonius dan
Priyani, E. Niken. 2009. Peningkatan Hasil
Belajar Siswa Melalui
Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Berorientasi
Problem-Based Instruction. Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia. 3 (1) : 391-399.
19.Wulan, A. R. 2007. Penggunaan Asesmen
Alternatif
pada
pembelajaran
Biologi.Seminar
Nasional
Biologi:
Perkembangan Biologi dan Pendidikan
Biologi untuk Menunjang Profesionalisme
Jurusan pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
B - 89
Download