perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user JURNAL

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
JURNAL
PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DENGAN APLIKASI LINE
DAN FREKUENSI PENGGUNAAN STIKER PADA APLIKASI LINE
TERHADAP EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(Studi Pengaruh Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi Line dan Frekuensi
Penggunaan Stiker pada Aplikasi Line terhadap Efektifitas Komunikasi
Interpersonal di kalangan Mahasiswa Transfer Program Studi S1 Ilmu
Komunikasi UNS angkatan 2014 dan 2015)
Oleh :
Datta Dirgayusa
D1214023
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH INTENSITAS KOMUNIKASI DENGAN APLIKASI LINE
DAN FREKUENSI PENGGUNAAN STIKER PADA APLIKASI LINE
TERHADAP EFEKTIFITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
(Studi Pengaruh Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi Line dan Frekuensi
Penggunaan Stiker pada Aplikasi Line terhadap Efektifitas Komunikasi
Interpersonal di kalangan Mahasiswa Transfer Program Studi S1 Ilmu
Komunikasi UNS angkatan 2014 dan 2015)
Datta Dirgayusa
Adolfo Eko Setyanto
Abstract
LINE messaging application is one of the media to conveying the message.
Messages in the LINE messaging application can be sent or received more deeply
because it features audio and visual media such as stickers, voice messages, and
video messages. This study uses several theories such as interpersonal
communication theory, and the theory of effectiveness. This study aims to
determine the relationship between the intensity of communicating through LINE
messaging application to effectiveness of interpersonal communication and the
relationship between the frequency of LINE messaging application’s sticker usage
to effectiveness of Interpersonal Communication, as well as how are the influence
and relationship of both intensity and to the effectiveness of interpersonal
communication. This research is a quantitative research that using correlational
mothod that conducted on students of Communication Studies, Faculty of Social
and Political Sciences at Sebelas Maret University Surakarta year 2014 and
2015, with a population of 156 people and 61 of them became the sample by using
simple random sampling technique. The data in this research were collected by
using questionnaires, then processed and analyzed using Spearman correlational
analysis and multiple linear regression analysis. Based on this research, it is
known that variable of intensity of communicating through LINE messaging
application and variable of frequency of LINE messaging application’s sticker
usage has a strong relationship to the variable of effectiveness of interpersonal
communication, then those variables have a positive effect on the variable of
effectiveness of interpersonal communication. The higher the intensity of
communication with the LINE messaging application and the usage of stickers on
LINE application, the higher the effectiveness of interpersonal communication
will be conducted.
Keywords: LINE, Intensity of Communication, Effectiveness of Interpersonal
Communication
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pendahuluan
Media komunikasi memiliki kekuatan untuk menyederhanakan arti
kedekatan seseorang akan jarak dan waktu dengan sedemikian rupa, sehingga
seseorang dapat merasa dekat dengan sesuatu hal dan orang lain yang jauh, tapi
definisi di sini menyangkut kedekatan fisik1. Penggunaan fitur pesan pada LINE
sebagai media komunikasi dinilai mampu menghilangkan jarak dan waktu yang
menjadi hambatan dalam berkounikasi, lalu penggunaan stiker pada aplikasi LINE
juga sebagai simbol pengganti kedekatan fisik yang tidak mampu ditampilkan
secara langsung dalam komunikasi bermedia. Namun bagaimana kehadiran
sticker tersebut dalam kegiatan komunikasi interpersonal? Apakah sticker-sticker
yang berwujud pesan non-verbal yang tersedia pada aplikasi pesan instan LINE
dapat menghasilkan sebuah komunikasi interpersonal yang efektif?
Menurut Muhammad Najib (2014), Tidak jarang mahasiswa yang
menganggap aktivitas bersosial di aplikasi pesan seperti LINE sebagai
sahabatnya. Karena kebutuhan mereka tentang alat komunikasi yang cepat,
praktis, dan dapat dijangkau menjadi salah satu alasan mereka menggunakan
aplikasi pesan seperti LINE. Selain yang utama adalah fitur-fitur sticker yang
menarik sehingga membuat LINE meningkat penggunaannya dikalangan
mahasiswa2. Maka daripada itu, peneliti menggunakan mahasiswa sebagai objek
penelitian, melihat pada aktivitas komunikasi para mahasiswa sehari-hari yang
lebih memilih menggunakan aplikasi pesan LINE dalam membahas topik seputar
kampus dan lain-lain. Lalu adanya fitur group chat pada setiap kelas perkuliahan
membuat secara langsung atau tidak langsung mahasiswa akan selalu
menggunakan aplikasi LINE untuk mendapatkan informasi. Setiap mahasiswa
menggunakan media komunikasi LINE untuk berkomunikasi tidak tatap muka
secara interpersonal, apakah intensitas menggunakan aplikasi LINE untuk
berkomunikasi dapat menghasilkan komunikasi interpersonal yang efektif?
1
2
Kim, John W. 2013. Whither the Material in New Media Studies?. Communication +1 Journal. Volume 2 No. 6.
Najib, Muhammad. 2014. Pemaknaan Sticker Emoticon LINE Messenger sebagai Media Komunikasi Interpersonal
Mahasiswa Fisipol Universitas Mulawarman. eJournal lmu Komunikasi. Vol. 2
(3): 421-430.
commit to user
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut penelitian terdahulu oleh Roby Irianto (2015), terdapat pengaruh
penggunaan
instant
messaging
LINE
terhadap
efektifitas
komunikasi
interpersonal di kalangan mahasiswa. Kontribusi pengaruh penggunaan instant
messaging LINE tehadap efektifitas komunikasi interpersonal sebesar 60,2% dan
sisanya sebesar 39,8% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti3. Objek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
yang sering berkomunikasi menggunakan aplikasi LINE. Lokasi penelitian yaitu
di kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul
“Pengaruh Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi LINE dan Penggunaan Stiker
pada Aplikasi LINE terhadap Efektifitas Komunikasi Interpersonal”
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara intensitas komunikasi
dengan aplikasi LINE dengan efektifitas komunikasi interpersonal?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan stiker
pada aplikasi LINE dengan efektifitas komunikasi interpersonal?
3. Apakah ada pengaruh dan hubungan yang signifikan antara intensitas
komunikasi dengan aplikasi LINE dan frekuensi penggunaan stiker pada
aplikasi LINE dengan efektifitas komunikasi interpersonal?
Telaah Pustaka
a.
Defnisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal atau komunikasi antarpribadi adalah proses
penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan dengan penerima
(receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. Komunikasi dikatakan
terjadi secara langsung (primer apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi
3
Irianto, Roby. 2015. Pengaruh Penggunaan Instant Messaging Line Terhadap Efektifitas Komunikasi Interpersonal.
Bandung: Universitas Telkom
commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi tidak
langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu4.
Komunikasi antarpribadi sering disebut dengan dyadic communication
maksudnya yaitu “komunikasi antara dua orang”, dimana terjadi kontak langsung
dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara
berhadapan muka (face to face) ataupun bisa juga melalui media seperti telepon.
Ciri khas dari komunikasi antarpribadi adalah sifatnya yang dua arah atau timbal
balik (two ways communication). Namun, komunikasi antarpribadi melalui tatap
muka mempunyai satu keuntungan dimana melibatkan perilaku nonverbal,
ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik yang sangat menentukan jarak
sosial dan keakraban5.
b.
Faktor yang mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Jalaludin Rakhmat (1994) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi
dipengaruhi oleh persepsi interpersonal; konsep diri; atraksi interpersonal; dan
hubungan interpersonal.
a.
Persepsi interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau
menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan
makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang (komunikan),
yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam persepsi
interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan komunikasi, seorang
peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibat kegagalan komunikasi
b. Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Konsep diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu: a. Yakin akan
kemampuan mengatasi masalah; b. Merasa setara dengan orang lain; c.
Menerima pujian tanpa rasa malu; d. Menyadari, bahwa setiap orang
mempunyai berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak
4
5
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 5
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti. hal 67
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seluruhnya disetujui oleh masyarakat; e. Mampu memperbaiki dirinya
karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak
disenanginya dan berusaha mengubahnya.
c.
Atraksi interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal:
1. Penafsiran pesan dan penilaian. Pendapat dan penilaian kita terhadap
orang lain tidak semata-mata berdasarkan pertimbangan rasional,
kita juga makhluk emosional. Karena itu, ketika kita menyenangi
seseorang, kita juga cenderung melihat segala hal yang berkaitan
dengan dia secara positif. Sebaliknya, jika membencinya, kita
cenderung melihat karakteristiknya secara negatif.
2. Efektivitas komunikasi. Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif
bila pertemuan komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi
komunikan. Bila kita berkumpul dalam satu kelompok yang
memiliki kesamaan dengan kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila
berkumpul dengan dengan orang-orang yang kita benci akan
membuat kita tegang, resah, dan tidak enak. Kita akan menutup diri
dan menghindari komunikasi.
d. Hubungan interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara
seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya, sehingga
makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta komunikasi.
Miller (1976) dalam Explorations in Interpersonal Communication,
menyatakan bahwa “Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut
hubungan simbiosis antara komunikasi dan perkembangan relasional, dan
pada gilirannya (secara serentak), perkembangan relasional mempengaruhi
sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut”
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Efektifitas
Menurut Bungkaes (2013), bagaimanapun definisi efektifitas berkaitan
dengan pendekatan umum. Bila ditelusuri efektifitas berasal dari kata dasar efektif
yang artinya : (1). Ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya) seperti:
manjur; mujarab; mempan; (2). Penggunaan metode/cara, sarana/alat dalam
melaksanakan aktivitas sehingga berhasil guna (mencapai hasil yang optimal).
Menurut Gibson et.al dalam Bungkaes (2013) pengertian efektifitas adalah
penilaian yang dibuat sehubungan dengan prestasi individu, kelompok, dan
organisasi. Makin dekat prestasi mereka terhadap prestasi yang diharapkan
(standar), maka makin lebih efektif dalam menilai mereka. Dari pengertian
tersebut di atas dari sudut pandang bidang perilaku keorganisasian maka dapat
diidentifikasikan tiga tingkatan analisis yaitu: (1) individu, (2) kelompok, dan (3)
organisasi. Ketiga tingkatan analisis tersebut sejalan dengan ketiga tingkatan
tanggung jawab manajerial yaitu bahwa para manajer bertanggung jawab atas
efektifitas individu, kelompok dan organisasi6.
Siagian (1997) mengemukakan bahwa efektivitas adalah “pemanfaatan
sumber daya, dana, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar
diterapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan
mutu tertentu tepat pada waktunya”. Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas
sebagai suatu kegiatan yang tepat sasaran, berdaya guna dan berhasil guna untuk
mencapai tujuan dalam implementasi suatu kegiatan tertentu. Untuk mengetahui
tingkat efektivitas sesuatu kegiatan biasanya dilakukan dengan membandingkan
antara prestasi saat ini dengan prestasi yang diperoleh apabila semua sumber daya
yang dimilikinya dikelola secara optimal dan objektif7.
d.
Komunikasi Interpersonal yang Efektif
Komunikasi interpersonal dapat dikatakan efektif apabila pesan diterima
dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti
dengan sebuah perbuatan secara suka rela oleh penerima pesan, dapat
6
Bungkaes H.R, J. H. Posumah, Burhanuddin Kiyai. 2013. Hubungan Efektifitas Pengelolaan Program Raskin dengan
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan Talaud. Acta
Diurna. vol. 1. hal 23
7
Siagian, Sondang P. 1997. Filsafat Adminstrasi. Jakarta: Rineka Cipta. hal 200
commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
meningkatkan kualitas hubungan interpersonal, dan tidak ada hambatan untuk hal
itu8. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi
interpersonal dikatakan efektif, apabila memenuhi tiga persyaratan utama, yaitu:
(1) pesan yang dapat diterima dan dipahami oleh komunikan sebagaimana
dimaksud oleh komunikator; (2) ditindak-lanjuti dengan perbuatan secara suka
rela, (3) meningkatkan kualitas hubungan antarpribadi9.
Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan
dan yang dimaksud oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan
yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Bila S adalah pengirim atau sumber
pesan dan R penerima pesan, maka komunikasi disebut mulus lengkap bila respon
yang diinginkan S dan respon yang diberikan R identik (Goyer,1970:10) :
R makna yang ditangkap penerima
S makna yang dimaksud pengirim
=
1
Nilai 1 = yang menunjukkan kesempurnaan penyampaian dan penerimaan
pesan jarang diperoleh. Kenyataannya, nilai ini tidak pernah dicapai, paling-paling
hanya dapat dihampiri saja. Semakin besar kaitan antara yang kita maksud dengan
respon yang kita terima, semakin efektif pula komunikasi yang kita lakukan. Bisa
saja R/S bernilai 0, yang berarti tidak ada kaitan sama sekali antara respon yang
kita inginkan dengan respon yang kita peroleh10.
Efektif tidaknya sebuah komunikasi bisa kita lihat dengan indikator sebagai
berikut:
a.
Perbedaan persepsi
b. Reaksi emosional, emosi ini bisa dalam bentuk marah, benci,
mempertahankan persepsi, malu, takut, yang akan berpengaruh dalam
memahami pesan yang sedang disampaikan kepada komunikan.
Pendekatan yang terbaik dalam hubungan emosi adalah menerimanya
8
Hidayat, Dasrun. 2012. Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan
Anak Remaja. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 57
9
AW, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu. hal 74
10
Lubis, Suwardi. 1999. Komunikasi Antarbudaya Studi Kasus Batak Toba dan Etnik Cina. Medan: USU Press.
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai dari proses komunikasi dan mencoba untuk memahaminya
ketika emosi menimbulkan masalah.
c. Ketidak-konsistenan komunikasi verbal dan nonverbal yaitu, mencakup
semua stimulus dalam suatu peristiwa komunikasi baik yang dihasilkan
oleh manusia maupun lingkungan.
d. Kecurigaan. Seorang komunikan mempercayai atau mencurigai suatu
pesan pada umumnya merupakan fungsi kredibilitas dari pengiriman
dan pemikiran dari penerima pesan11.
e.
Stiker LINE sebagai Simbol Non-verbal dan Pengaruhnya terhadap
Pemahaman Pesan
Pesan adalah kumpulan ekspresi perilaku, biasanya terdiri dari simbol-
simbol yang dimengerti bersama, diproduksi dalam upaya untuk menyampaikan
suatu keadaan batin. Meski hubungan di antara simbol-simbol dan hal yang
diwakili oleh simbol-simbol tersebut berubah-ubah, komunikasi masih mungkin
terjadi, sebagian karena kebanyakan simbol yang digunakan interaktan digunakan
dalam suatu komunitas memiliki interpretasi konvensional12.
Penggunaan stiker sebagai pesan oleh pengguna LINE secara tidak langsung
menjadikan komunikator mengirimkan pesan berupa simbol yang akan diterima
oleh komunikan. Simbol tersebut merupakan pesan non-verbal. Pesan komunikasi
terdiri dari dua aspek: (1) isi pesan (content of the message) dan (2) lambang
(simbol). Sehingga isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, dan lambang adalah
bahasa13.
Seperti salah satu tokoh yang berbicara tentang simbol yaitu Herbert Blumer
(1962) dia seorang tokoh moderen dari teori interaksionisme simbolik ini
menjelaskan, menurut Blumer istilah interaksionisme simbolik menunjuk kepada
sifat khas dari interaksi antar manusia. Ciri hasnya adalah bahwa manusia saling
menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakanya. Bukan sekedar reaksi
belaka dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Tanggapan seseorang tidak
11
Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. hal 164
R. Berger, Charles & E. Roloff, Michael & R. Roskos-Ewoldsen, David. 2014. Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung:
Penerbit Nusa
Media. hal 214
13
Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. hal 28
12
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi didasarkan atas
„‟makna‟‟ yang diberikan terhadap tindakan orang lain tersebut. Interaksi antar
individu diantarai oleh penggunaan simbol-simbol, interpretasi atau dengan saling
berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing14.
Teori Blummer mengenai simbol berasumsi dalam tiga premis utama yaitu:
a. Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada
pada sesuatu itu bagi mereka.
b. Makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan
orang lain.
c. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial
sedang berlangsung15.
Metodologi
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei eksplanatori. Penelitian survei
eksplanatori juga disebut rancangan korelasional. Ulber Silalahi menjelaskan
bahwa suatu rancangan korelasional adalah salah satu yang mencari asosiasi atau
korelasi antara berbagai variabel yang menjadi perhatian untuk peneliti.
Rancangan survei atau rancangan korelasional berusaha menyelidiki nilai-nilai
dari dua variabel atau lebih variabel yang berkorelasi dan menguji atau
menentukan
hubungan-hubungan
(relations)
atau
antarhubungan
(interrelationships) yang ada di antara mereka di dalam satu lingkungan
tertentu16.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei kuesioner.
Menurut Ulber Silalahi, survei kuesioner (questionnaire survey) merupakan satu
mekanisme pengumpulan data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas
apa yang disyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diminati. Satu
kuesioner adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasi untuk mana
14
15
16
Ritzer, George. 1985. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: CV Rajawali. hal 60-61
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. hal 199
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama. hal 132-133
commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
responden mencatat jawabannya, biasanya secara terbuka alternatif jawaban
ditentukan17.
Dalam penelitian kuantitatif ini, penulis akan mengambil sampel dari total
populasi 156 Mahasiswa Transfer S1 angkatan 2014 dan 2015 di Universitas
Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Jurusan Ilmu
Komunikasi yang menggunakan stiker pada aplikasi LINE saat melakukan
aktivitas komunikasi18.
Dalam penelitian ini, teknik Sampling yang digunakan adalalah Simple
Random Sampling karena populasi bersifat homogen dan sudah terdapat kerangka
sampling yang berupa daftar mahasiswa sehingga lebih efektif. Populasi
mahasiswa yang terkait dengan penelitian ini terdiri dari empat kelas yang terbagi
menjadi dua kelas angkatan 2014 dan dua kelas angkatan 2015 mahasiswa
Jurusan Ilmu Komunikasi Transfer S1 UNS. Kriterianya adalah setiap responden
pada populasi target memiliki aplikasi pesan LINE sehingga cocok menjadi
kerangka sampel populasi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya grup kelas
yang digunakan untuk membahas topik seputar perkuliahan pada setiap kelas pada
populasi target.
Jumlah sampel yang penulis ambil mengenai Pengaruh Intensitas
Komunikasi dengan Apliaksi LINE dan Penggunaan Stiker pada Aplikasi LINE
terhadap
Efektifitas
Komunikasi
Interpersonal
ini
ditentukan
dengan
menggunakan rumus Slovin karena populasi yang akan diteliti sudah diketahui
jumlahnya, setelah dihitung terdapat 61 sampel yang akan digunakan dalam
penelitian ini.
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan teknik korelasi
tata jenjang Spearman yang dibantu dengan program SPSS 16.0 for Windows. Hal
ini digunakan untuk melihat dan mengetahui ada tidaknya hubungan antar
variabel yang berskala ordinal tersebut. Analisis hipotesis untuk menguji hipotesis
yang diajukan oleh penulis baik secara parsial (antara X1 dengan Y, dan antara
X2 denganY) maupun secara simultan (secara bersama antara X1 dan X2 dengan
17
18
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama. hal 441
Bagian Pendidikan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret & https:/siakad.uns.ac.id
commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Y). Dalam hal ini, penulis menggunakan teknik Korelasi Spearman. Korelasi
Spearman merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis
asosiatif dua variabel bila datanya berskala ordinal (ranking)19.
Karena jumlah sampel yang lebih dari 30 yaitu sebanyak 61 sampel, maka
untuk uji signifikansi data yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan bantuan
program SPSS 16.0 pada tabel koefisien korelasi akan terlihat nilai
signifikansinya. Maka dari hasil tersebut uji signifikansinya diperoleh dengan cara
-
Jika taraf signifikansi <
(0,05) maka Ha diterima
-
Jika taraf signifikansi > α (0,05) maka Ho diterima
Untuk memberikan interpretasi terhadap angka koefisien korelasi, Sugiyono
(2010:56) membaginya dalam beberapa kriteria, yaitu:
-
0
: Tidak ada korelasi antara kedua variabel
-
> 0 – 0.25
: Korelasi sangat lemah
-
> 0.25 – 0.5
: Korelasi cukup kuat
-
> 0.5 – 0.75
: Korelasi kuat
-
> 0.75 – 0.99
: Korelasi sangat kuat
-
1
: Korelasi sempurna
Jika penyelidik tertarik dalam memprediksi atau menganalisis dalam dalam
satu variabel dependen berdasarkan kombinasi kekuatan prediktif beberapa
variabel independen melalui penghitungan dinamakan penghitungan regresi
ganda. Seperti telah dikemukakan, bahwa dalam standar teknik regresi linier
ganda (multiple regression), analis berusaha untuk "menjelaskan" variasi dalam
satu variabel dependen (the outcome) sebagai akibat dari variabel independen (the
inputs). Analisis regresi ganda digunakan ketika peneliti ingin meneliti hubungan
antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen20.
19
20
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama. hal 529
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama. hal 562
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sajian dan Analisis Data
a.
Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi LINE
Tabel 1. Nilai Variabel Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi LINE
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
25
40,9%
2
Sedang
36
59,1%
3
Rendah
0
0%
61
100%
Jumlah
Sumber : Hasil kuesioner Intensitas Komunikasi dengan Aplikasi LINE No. 1-6
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan kategori tinggi
sebanyak 25 responden, dan kategori sedang sebanyak 21 responden, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 6. Maka dengan demikian dapat diambil
kesimpulan intensitas komunikasi dengan aplikasi LINE dalam kategori sedang
sampai tinggi sebesar 61 responden (100%).
b.
Frekuensi Penggunaan Stiker pada Aplikasi LINE
Tabel 2. Nilai Variabel Frekuensi Penggunaan Stiker pada Aplikasi LINE
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
18
29,5%
2
Sedang
23
37,7%
3
Rendah
20
32,8%
61
100%
Jumlah
Sumber : Hasil kuesioner Frekuensi Penggunaan Stiker pada Aplikasi LINE No.
1-4
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan kategori tinggi
sebanyak 18 responden, kategori sedang sebanyak 23 responden, sedangkan
kategori rendah sebanyak 20 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 6. Maka dengan demikian dapat diambil kesimpulan frekuensi
penggunaan stiker pada aplikasi LINE dalam kategori rendah sampai sedang
sebesar 43 responden (70,5%).
commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
c.
digilib.uns.ac.id
Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Tabel 3. Nilai Variabel Efektifitas Komunikasi Interpersonal
No.
Kategori
Frekuensi
Persentase
1
Tinggi
26
39,4%
2
Sedang
24
39,3%
3
Rendah
11
21,3 %
61
100%
Jumlah
Sumber : Hasil kuesioner Efektifitas Komunikasi Interpersonal No. 1-7
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang menyatakan kategori tinggi
sebanyak 26 responden, kategori sedang sebanyak 24 responden, sedangkan
kategori rendah sebanyak 11 responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
lampiran 6. Maka dengan demikian dapat diambil kesimpulan frekuensi
penggunaan stiker pada aplikasi LINE dalam kategori sedang sampai tinggi
sebesar 50 responden (81,9%).
d.
Analisis Uji Korelasi X1 terhadap Y
Tabel 4. Hasil Uji Korelasi variabel X1 terhadap variabel Y
Intensitas_Komuni Efektivitas_Kom
Spearman's rho
kasi_dengan_Aplik unikasi_Interper
asi_LINE_X1
sonal_Y
1.000
.650**
Sig. (2-tailed)
.
.000
N
61
61
.650**
1.000
Sig. (2-tailed)
.000
.
N
61
61
Correlation
Intensitas_Komuni
kasi_dengan_Aplik
asi_LINE_X1
Coefficient
Correlation
Efektivitas_Komun
ikasi_Interpersonal
_Y
Coefficient
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Correlation Coefficient
(koefisien korelasi) menunjukkan nilai sebesar 0,650, maka nilai ini menandakan
commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan yang kuat. Hal ini berdasarkan angka korelasi koefisiennya berada
diantara > 0.50 – 0.75 yang menyatakan hubungan variabel kuat. Sedangkan
untuk melihat signifikansi, dapat dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.000 <
0.05 (α). Ini menyatakan bahwa sampel yang diambil telah mewakili dari populasi
yang ada. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara intensitas komunikasi dengan aplikasi LINE terhadap efektifitas
komunikasi interpersonal.
e.
Analisis Uji Korelasi X2 terhadap Y
Tabel 5. Hasil Uji Korelasi variabel X2 terhadap variabel Y
Spearman's rho
Frekuensi_Peng
Efektivitas_
gunaan_Stiker_
Komunikasi
pada_Aplikasi_
_Interperson
LINE_X2
al_Y
1.000
.806**
.
.000
61
61
.806**
1.000
.000
.
Correlation
Frekuensi_Peng
gunaan_Stiker_
pada_Aplikasi_
LINE_X2
Coefficient
Sig. (2tailed)
N
Correlation
Efektivitas_Ko
Coefficient
munikasi_Inter
personal_Y
Sig. (2tailed)
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Correlation Coefficient
(koefisien korelasi) menunjukkan nilai sebesar 0,806, maka nilai ini menandakan
hubungan yang sangat kuat. Hal ini berdasarkan angka korelasi koefisiennya
berada diantara > 0.750 – 0.99 yang menyatakan hubungan variabel sangat kuat.
Sedangkan untuk melihat signifikansi, dapat dilihat dari nilai signifikansinya
sebesar 0.000 < 0.05 (α). Ini menyatakan bahwa sampel yang diambil telah
mewakili dari populasi yang ada. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi penggunaan stiker pada
aplikasi LINE terhadap efektifitas komunikasi interpersonal.
f.
Analisis Uji Regresi Linier Ganda
Tabel 6. Hasil analisis regresi ganda antara variabel X1, X2, dan Y
Variabel
Koefisien Regresi
thitung
Sig
Constant
2,409
1,490
0,142
X1
1,245
5,882
0,000
X2
0,191
1,254
0,215
Fhitung : 133,174
R2 : 0,821
Sumber : Data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui beberapa nilai yang akan
digunakan dalam analisis regresi linier berganda. Tabel tersebut digunakan untuk
membuat model regresi linier ganda, melakukan uji t untuk mengetahui arah
hubungan masing-masing variabel X1 terhadap variabel Y dan X2 terhadap
variabel Y secara terpisah. Lalu akan dilakukan uji F untuk mengetahui seberapa
kuat pengaruh seluruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y secara simultan
atau bersama.
1.
Analisis Model Regresi Linier Ganda
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi linier ganda pada tabel
diatas menunjukkan bahwa model regresi lnier ganda yang dihasilkan
dalam penelitian ini adalah:
Y=A+B1X1+B2X2 21
Y=2,409+1,245X1+0,191X2
Kesimpulannya adalah pengaruh yang paling besar diperankan oleh
variabel intensitas komunikasi menggunakan LINE terhadap efektifitas
komunikasi interpersonal, yaitu kenaikan koefisiennya lebih besar
sejumlah
1,254
apabila
dibandingkan
dengan
variabel
penggunaan stiker pada aplikasi LINE yang hanya sebesar 0,191.
21
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika Aditama. hal 563
commit to user
15
frekuensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 7. Hasil Uji korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat
Model
1
Sum
Squares
of
df
Mean
Square
Regression
383.478
2
191.739
Residual
83.506
58
1.440
Total
466.984
60
F
Sig.
133.174 .000
Sumber : Data primer yang telah diolah
Dari tabel diatas, nilai F sebesar 133.174 dengan signifikansi uji 0,005,
karena hasil signifikansi nilainya lebih kecil dari 0,005 maka dapat disimpulkan
bahwa bentuk persamaan linear Y=A+B1X1+B2X2 sudah tepat dan dapat
dipergunakan. Adapun nilai F tabel pada tingkat probabilitas 5% dan derajat bebas
pembilang (df1) sebesar k-1 = 2, dan derajat bebas penyebut (df2) sebesar n-k =
58 adalah sebesar 3,18. Jika kedua nilai F ini dibandingkan, maka nilai F hitung
yang diperoleh jauh lebih besar dari F tabel yaitu 133.174 > 3,18.
Jika dilihat dari nilai signifikansi yang diperoleh yaitu sebesar 0,000 < 0,005
dengan demikian dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima, ada pengaruh
dan hubungan yang signifikan frekuensi penggunaan stiker dan intensitas
komunikasi dengan aplikasi LINE terhadap efektifitas komunikasi interpersonal.
Kesimpulan
Dari hasil analisis yang dilakukan peneliti, maka hasilnya sebagai berikut :
1.
Hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan yang signifikan antara
intensitas komunikasi dengan aplikasi LINE terhadap efektifitas
komunikasi interpersonal” diterima. Hal itu dapat dilihat dari nilai
koefisien korelasi hasil perhitungan yaitu sebesar 0,650, ini
menyatakan hubungan kedua variabel kuat. Hal ini berdasarkan angka
korelasi koefisiennya berada diantara > 0.50 – 0.75 yang menyatakan
hubungan variabel kuat. Sedangkan untuk melihat signifikansi, dapat
dilihat dari nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05(α).
commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
2.
digilib.uns.ac.id
Hipotesis yang menyatakan “Ada hubungan yang signifikan antara
frekuensi penggunaan stiker pada aplikasi LINE terhadap efektifitas
komunikasi interpersonal” diterima. Hal ini dilihat dari angka korelasi
koefisiennya, yaitu sebesar 0,806, ini menyatakan hubungan kedua
variabel sangat kuat. Hal ini berdasarkan angka korelasi koefisiennya
berada diantara > 0.750 – 0.99 yang menyatakan hubungan variabel
sangat kuat. Sedangkan nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Ini
menyatakan bahwa sampel yang diambil telah mewakili dari populasi
yang ada.
3.
Hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh dan hubungan yang
signifikan antara intensitas komunikasi dengan aplikasi LINE dan
frekuensi
penggunaan
stiker
terhadap
efektifitas
komunikasi
interpersonal” diterima. Hal ini dilihat dari nilai F hitung yang
diperoleh jauh lebih besar dari F tabel yaitu 133.174 > 3,18. Hal
tersebut menyatakan hubungan kedua variabel sangat kuat. Sedangkan
nilai signifikansinya sebesar 0.000 < 0.05. Ini menyatakan bahwa
sampel yang diambil telah mewakili dari populasi yang ada. Intensitas
komunikasi dengan aplikasi LINE dan frekuensi penggunaan stiker
juga berpengaruh terhadap efektifitas komunikasi interpersonal pada
mahasiswa dan mahasiswi Transfer Ilmu Komunikasi angkatan 2014
dan 2015 Universitas Sebelas Maret Surakarta, hal tersebut dapat
dilihat dari model regresi linier berganda yang telah didapatkan
sebagai Y=2,409+1,245X1+0,191X2. Nilai Konstanta yang diperoleh
adalah 2,409, menyatakan bahwa jika intensitas komunikasi dengan
aplikasi LINE dan frekuensi penggunaan stiker pada aplikasi LINE
tetap, maka nilai konsistensi efektifitas komunikasi interpersonal
sebesar 2,409. Setiap kenaikan satu satuan intensitas komunikasi
dengan aplikasi LINE maka diperkirakan efektifitas komunikasi
interpersonal akan meningkat sebesar 1,245, lalu setiap kenaikan satu
satuan frekuensi penggunaan stiker pada aplikasi LINE maka
diperkirakan efektifitas komunikasi interpersonal akan meningkat
commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebesar 0,191 dengan asumsi apabila variabel lainnya tetap. Intensitas
komunikasi dengan aplikasi LINE dan frekuensi penggunaan stiker
pada aplikasi LINE berpengaruh secara positif terhadap efektifitas
komunikasi interpersonal karena koefisien setiap variabel bernilai
positif.
4.
Intensitas komunikasi dengan aplikasi LINE seperti menggunakan
fitur chat, free call atau video call, serta keragaman topik, dan
frekuensi penggunaan beragam stiker pada aplikasi LINE berpengaruh
terhadap efektifitas komunikasi interpersonal pada mahasiswa dan
mahasiswi Transfer Ilmu Komunikasi angkatan 2014 dan 2015
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Intensitas komunikasi dengan
aplikasi LINE dan frekuensi penggunaan stiker pada aplikasi LINE
mempengaruhi efektifitas komunikasi interpersonal seperti tingkat
pemahaman pesan, pemahaman stiker, kesesuaian respon, tingkat
keakraban dan tingkat kepercayaan saat berkomunikasi menggunakan
aplikasi LINE.
Saran
Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian yang telah peneliti kemukakan
diatas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yaitu :
1.
Penggunaan stiker pada aplikasi LINE mampu mengekspresikan
kondisi emosi pengirim pesan, akan tetapi lebih baik apabila
dipadukan dengan teks atau kalimat secara intens sebagai pelengkap.
Karena apabila mengirim pesan stiker tidak disertai dengan kalimat,
tidak akan menghasilkan sebuah komunikasi interpersonal bermedia
yang efektif antara pengirim dan penerima pesan.
2.
Apabila ada peneltian selanjutnya yang meneliti topik seputar aplikasi
LINE ada bagusnya untuk meneliti sudut pandang peran LINE sebagai
penyedia akun resmi untuk perusahaan sebagai peningkatan citra
perusahaan tersebut.
commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Daftar Pustaka
Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bungkaes H.R, J. H. Posumah, Burhanuddin Kiyai. 2013. Hubungan Efektifitas
Pengelolaan Program Raskin dengan Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat di Desa Mamahan Kecamatan Gemeh Kabupaten Kepualauan
Talaud. Acta Diurna. vol. 1. hal 23
Effendy, Onong Uchjana. (2000). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.
Hidayat, Dasrun. (2012). Komunikasi Antarpribadi dan Medianya: Fakta
Penelitian Fenomenologi Orang Tua Karir dan Anak Remaja. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Ilaihi, Wahyu. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Irianto, Roby. (2015). Pengaruh Penggunaan Instant Messaging Line Terhadap
Efektifitas Komunikasi Interpersonal. Bandung: Universitas Telkom
Kim, John W. (2013). Whither the Material in New Media Studies?.
Communication +1 Journal. Volume 2 No. 6.
Liliweri, Alo. (1991). Komunikasi Antarpribadi. Bandung : Citra Aditya Bakti.
Lubis, Suwardi. (1999). Komunikasi Antarbudaya Studi Kasus Batak Toba dan
Etnik Cina. Medan: USU Press.
Najib, Muhammad. (2014). Pemaknaan Sticker Emoticon LINE Messenger
sebagai Media Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Fisipol Universitas
Mulawarman. eJournal lmu Komunikasi. Vol. 2 (3): 421-430.
R. Berger, Charles & E. Roloff, Michael & R. Roskos-Ewoldsen, David. (2014).
Handbook Ilmu Komunikasi. Bandung: Penerbit Nusa Media.
Ritzer, George. (1985). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Jakarta: CV Rajawali.
Siagian, Sondang P. (1997). Filsafat Adminstrasi. Jakarta: Rineka Cipta.
Silalahi, Ulber. (2015). Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika
Aditama.
Sobur, Alex. (2004). Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Widiyanto, Joko. (2012). SPSS For Windows. Surakarta: Badan Penerbit-FKIP
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
commit to user
19
Download