BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Pembahasan komunikasi yang kian pesat dan kompleks beserta penelitian yang terus –menerus dilakukan menjadi bukti bahwa komunikasi menjadi bagian penting dalam proses kajian keilmuan. Komunikasi menjadi peran terpenting dalam sejarah perkembangan manusia. Alasannya masyarakat tidak akan lepas dari komunikasi itu sendiri. Pada dasarnya masyarakat adalah makhluk sosial yang membutuhkan informasi dengan manusia lainnya untuk itulah komunikasi berperan penting dalam kegiatan tersebut. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang mutlak ada dalam kehidupan manusia sebagai suatu proses yang bersifat dasar, komunikasi merupakan alat yang memungkinkan orang berhubungan satu sama lainnya. Dengan kata lain komunikasi merupakan suatu proses manusiawi (human process) dalam perjalanan hidup setiap anggota masyarakat. Menurut Hartley dan Hartley, menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses penyampaian informasi, ide-ide, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, grafik, gambar dan sebagainya. 1 Tanpa komunikasi tidak aka nada komunikasi, komunikasi bergantung pada pengalaman emosi bersama dan komunikasi berperan dan 1 Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta. Universitas Terbuka 2004 8 9 menjelaskan kebersamaan itu. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide, bersikap atau emosi dari seseorang atau kelompok yang lain terutama melalui semboyan mutlak ada dalam simbol-simbol. Dalam pengertian yang umum, komunikasi merupakan sistem, sebuah sumber mempengaruhi yang lain si tertuju, dengan memanipulasi simbol-simbol alternatif yang dapat disebarkan melalui saluran yang menghubungkan keduanya. 2.2 Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi Massa merupakan jenis komunikasi yang selalu berkembang (human communication), yang ditunjukan kepada orang banyak atau khalayak luas oleh seseorang atau lebih. Menurut Gerber Komunikasi Massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang continue serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 2 Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang mutlak ada dalam kehidupan manusia sebagai suatu proses yang bersifat dasar, komunikasi merupakan alat yang memungkinkan orang berhubungan satu sama lainnya. Dengan kata lain komunikasi merupakan suatu proses manusiawi (human process) dalam perjalanan hidup setiap anggota masyarakat. Menurut Harley dan Hartley, menyebutkan komunikasi sebagai suatu proses 2 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi Edisi Revisi, Remadja Karya CV hal. 213 10 penyampaian informasi, ide-ide, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, grafik, gambar dan sebagainya. 3 Dalam ilmu komunikasi dikenal beberapa bentuk komunikasi antara lain, komunikasi intra pribadi (komunikasi dalam diri seseorang), komunikasi antar pribadi (komunikasi antar dua orang pribadi), komunikasi dalam kelompok (komunikasi satu orang dengan beberapa orang), komunikasi antar kelompok (komunikasi antar satu kelompok satu dengan kelompok lain), komunikasi organisasi (komunikasi antar satu bagian dengan bagian lain dalam sebuah organisasi), dan komunikasi massa (komunikasi dengan banyak orang dengan menggunakan alat media massa). Pengertian komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa singkatan dari komunikasi media massa. Media massa dalam cakupan media massa itu adalah surat kabar, majalah, radio, televisi atau film jadi media massa sebagai produk teknologi modern yang selalu berkembang menuju kesempurnaan. 4 Komunikasi komunikator massa kepada adalah komunikan. proses Pesan penyampaian ini pesan disampaikan dari melalui kelembagaan dalam media massa. Komunikasi massa hanya salah satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identitasnya ditentukan oleh gabungan antara tujuan, organisasinya dan kegiatan. 5 2.3 3 Karakteristik Komunikasi Massa Zulkarnain Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta. Universitas Terbuka 2004 Onong Uchjana Effendi, Televisi Siaran Televisi Dan Praktek, Maju Mundur,1993. Bandung 5 Denis Mcquail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, edisi kedua, PT Gelora Aksara Pratama. Hal 7 4 11 Komunikasi massa adalah komunikasi yang melibatkan banyak orang didalamnya. Yang dikatakan media massa sendiri antara lain radio, televisi, surat kabar dan lain sebagainya. Berikut merupakan karakteristik dari komunikasi massa ; a. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga Komunikasi dalam komunikasi massa bukan satu orang, tetapi kumpulan orang. Artinya gabungan antar berbagai macam unsur dan berkerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem itu adalah “sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi”. b. Komunikan Dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen atau beragam. Artinya, penonton televisi beragam. Artinya penonton televisi beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, ekonomi memiliki jabatan yang beragam, memiliki agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Namun, mereka adalah komunikan televisi. Heterogen itu harus banyak macamnya, meskipun tidak semua heterogen itu harus melekat pada diri komunikan. 12 c. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain pesanpesannya ditujukan pada khalayak yang luas. Oleh karena itu, pesanpesan yang dikemukakan tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini artinya memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. d. Komunikasinya Berlangsung Satu Arah Komunikasi ini berbeda dengan komunikasi antar personal yang berlangsung dua arah. Komunikasi massa berlangsung satu arah. Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan lain perkataan wartawan sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan dari penontonnya terhadap pesan yang disiarkannya itu. Yang dimaksud dengan tidak mengetahui ialah tidak mengetahui pada proses komunikasi itu berlangsung. Dari situasi komunikasi seperti itu komunikator pada komunikasi massa harus melakukan perencanaan dan persiapan sedemikian rupa, sehingga pesan yang disampaikannya kepada komunikan harus komunikatif, dalam arti kata dapat diterima secara indrawi dan secara rohani pada satu kali penyiaran. Dengan demikian pesan komunikasi selain harus dapat jelas dibaca, kalau salurannya media cetak dan jelas didengar, jika salurannya media elektronik juga dapat dipahami maknanya supaya tidak bertentangan dengan kebudayaan komunikan yang menjadi sasaran komunikasi. 13 e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan Dalam komunikasi massa ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya, serempak berarti khalayak bias menikmati media massa tersebut hampir bersamaan. Keserempakan ini sangat terasa jika kita mengamati media komunikasi massa lain seperti internet. Melalui perantara media ini, pesan akan lebih cepat disiarkan. f. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayak sangat membutuhkan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud, misalnya pemancar untuk media elektronik (mekanik atau elektronik). Televisi disebut media massa yang tidak akan lepas dari pemancar, pada dewasa ini sudah terjadi revolusi komunikasi massa dengan perantara satelit. Peran satelit akan memudahkan proses pemancaran pesan yang dilakukan media elektronik seperti televisi. Sumber komunikasi massa bukanlah satu orang, melainkan suatu organisasi formal, dan “sang pengirimnya” sering kali merupakan komunikator professional. Pesannya tidak unik dan beraneka ragam, serta dapat diperkirakan. Pesan-pesannya sering “diproses”, distandarisasi, dan selalu diperbanyak. Pesan itu juga merupakan suatu produk atau komoditi yang mempunyai nilai tukar, serta acuan simbolik yang mengandung nilai “kegunaan”. Hubungan antara pengirim dan penerima bersifat satu arah dan jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan tersebut juga bersifat impersonal, bahkan mungkin sekali atau sering kali bersifat 14 non moral dan kalkulatif, dengan pengertian bahwa sang pengirim biasanya tidak bertanggung jawab atas konsekuensi yang terjadi pada para individu dadn pesan yang dijual belikan dengan uang atau ditukar dengan perhatian tertentu 6. Berdasarkan pengelompokan diatas maka jumlah acara dimedia diperuntukan bagi kelompok tertentu sebagai sarannya yang biasa disebut kelompok sasaran ( target group ), disamping khalayak keseluruhan sebagai sasaran atau yang disebut khalayak ( sasaran audience ). Media massa memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak ( stimultaneous ) dan serentak. Jenis-jenis media yang digolongkan dalam media massa adalah pers, radio siaran, televisi, dan film. Televisi mempunyai kelebihan dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual ( didengar dan dilihat ), dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi. Pada kasus ini komunikasi menjadi sangat kompleks sebagai bagian dari sebuah lingkup komunikasi massa. Kompleksnya komunikasi massa dikemukakan oleh Severin dan Tankard Jr, dalam bukunya Teori Komunikasi; Sejarah, Metode, Terapan di Medida Massa: komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam pengertian bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfocuskan kamera televisi, mengoperasikan 6 Denis McQuail “Teori Komunikasi Massa” penerbit Erlangga, edisi kedua Jakarta 2003, hal 33 15 tape recorder atau mencatat ketika berwawancara, ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis naskah untuk program televisi, mengembangkan tata letak estesis untik iklan majalah atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsipprinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikembangkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik. 7. Komunikasi massa menurut Dennis McQuail (1975) dalam sosiologi komunikasi massa, mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Biasanya membutuhkan organisasi formal yang kompleks untuk operasionalnya. Produksinya suatu surat kabar atau penyiaran televisi, menyangkut penggunaan sumber modal dan kemudian pengendalian keuangan juga memerlukan pengembangan personal yang berketerampilan tinggi, lalu manajemen penerimaan dan penerapan pengawasan normatif dan untuk itu, suatu mekanisme akuntabilasi atau pertanggungjawaban terhadap otoritas eksternal dan khalayak yang dilayani. Didalamnya harus ada alokasi kewenangan suatu struktur yang menjamin kontinuitas dan kerjasama. Persyaratan seperti itu hanya dapat dipenuhi dengan suatu organisasi formal dan dalam hal ini merupakan sesuatu yang 7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja, Bandung hal.5 16 membedakan komunikasi massa dengan komunikasi informal, yaitu tidak terstruktur dan bersifat antar pribadi. 2. Komunikasi massa ditunjukan kepada khalayak yang luas. Hal ini merupakan lanjutan dari penerapan teknologi yang dimaksudkan untuk produksi massa dan seminasi yang luas, serta ekonomi komunikasi massa tidak dapat diterapkan, tetapi luas secara teater atau ceramah dan luas dengan hubungan komunikator. Keluasan ini bukan saja merupakan suatu dimensi sosio psikologis tapi juga berkaitan dengan kecenderungan kearah standarisasi dan stereotifikasi dalam media. 3. Komunikasi massa bersifat publik dalam arti isinya terbuka bagi semua orang dan distribusinya relkatif tidak berstruktur serta bersifat informal. 4. Komposisi khalayak komunikasi massa bersifat heterogen. Menurut Wirth (1948), Massa terdiri dari anggota yang heterogen dalam arti meliputi orang yang hidup dalam kondisi yang berbeda, dengan budaya yang beranekaragam, datang dari strata masyarakat yang bervariasi mempunyai pekerjaan yang berbeda sehingga mempunyai minat standar hidup tingkat prestise, kekuasaan dan pengaruh yang berbeda-beda pula. 5. Media massa dapat melakukan kontak yang stimulan dengan orang dalam jumlah yang besar dan jauh dari sumber, serta amat terpisahpisah satu sama lain. 17 6. Dalam komunikasi massa, hubungan antar komunikator dengan khalayak adalah bersifat impersonal, karena khalayak yang anonim dituju oleh komunikator yang dikenal hanya dalam peranan publiknya (public rule) sebagai komunikator. 2.4 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa sebagai gambaran umum meliputi 7 fungsi komunikasi: 8 a. Fungsi memberikan informasi Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Dengan berbagai informasi yang dibutuhkan khalayak. b. Fungsi memberikan pendidikan atau membimbing Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayak. Oleh karena itu media massa banyak menyajikan hal-hal yang sifatnya mendidik. c. Fungsi menghibur Salah satu fungsi media massa adalah menghibur khalayaknya, dimana media massa mendesain program-programnya untuk menghibur. d. Fungsi mempengaruhi khalayak Fungsi mempengaruhi khalayak dari media massa sangat penting karena hal tersebut menyebabkan media massa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. 8 S. Djuarsa, Dkk, Teori Komunikasi, Jakarta, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka November 2002, Hal: 5.3 18 e. Fungsi proses pengembangan mental Fungsi proses pengembangan mental dari media massa ada dua hal. Pertama, komunikasi amat essensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Kedua, komunikasi amat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. f. Fungsi adaptasi lingkungan Adaptasi dengan lingkungan adalah penyesuaian diri kita kedalam lingkungan dimana kita berada. g. Fungsi manipulasi lingkungan Manipulasi lingkungan artinya berusaha untuk mempengaruhi dunia dan orang-orang yang berada disekitarnya. Sasa Sendjaja (2003), memberikan ilustrasi tentang fungsi komunikasi massa dari Lasswell sebagai berikut: Kita ambil contoh pemberitaan tentang “konflik” yang sekarang sangat dominan dikemukakan oleh berbagai media elektrolit maupun media cetak. Pemberitaan konflik yang terjadi, menurut fungsi pengawasan sosial, seharusnya ditujukan agar masyarakat waspada dan mencegah agar konflik tersebut tidak meluas. Penyajian opini dari elit-elit atau kelompok-kelompok yang bertikai, menurut fungsi korelasi sosial, seharusnya dikorelasikan dengan opini-opini dari berbagai kalangan masyarakat lainnya. Ini berarti, isi pemberitaan jangan hanya menyajikan pandangan dari pihak-pihak yang bertengkar saja. Pandangan-pandangan dari berbagai kalangan masyarakat baik yang berasal dari lapisan atas, menengah atau kalangan masyarakat 19 bawah, perlu disajikan secara eksplisit termasuk dampak konflik terhadap kondisi kehidupan nyata sehari-hari. Tujuannya mencapai konsensus agar konflik dapat segera berakhir karena yang akan menjadi korban adalah masyarakat. Sementara itu, media massa juga seharusnya menjalankan fungsi sosialisasi. Pesan utama yang perlu disosialisasikan dalam konteks konflik yang terjadi sekarang ini adalah perlunya menjaga integrasi bangsa. Pesan-pesan lainnya yang relevan disosialisaikan antara lain adalah toleransi dan apresiasi terhadap perbedaan pandangan, perlunya menegakkan supremasi hukum, serta anti segala bentuk tindakan kekerasan. Charles Robert Wright (1960) menambahkan fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa. Jay Black dan frederick C, Whitney (1988) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai: a. to inform (menginformasikan) b. to entertain (memberi hiburan), c. to persuade (membujuk), d. transmission of the culture (transmisi budaya). John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai: a. providing information (memberikan informasi), b. providing entertainment (memberikan hiburan), c. helping to persuade (membantu membujuk), d. contributing to social cohesion (mendorong kepaduan sosial). 20 Joseph R. Dominick dalam bukunya The Dynamics of Mass Communication (1981) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: a. surveillance (pengawasan), b. interpretation (interpretasi), c. linkage (hubungan), d. socialitation (sosialisasi), e. entertainment (hiburan) Sedangkan Onong Uchjana Effendy (1994) mendefinisikan fungsi komunikasi massa sebagai berikut: a. menyampaikan informasi (to inform), b. mendidik (to educate), c. menghibur (to entertain), d. mempengaruhi (to influence). 9 Beberapa definisi “lanjutan” fungsi komunikasi massa tersebut di atas walaupun secara tersurat berbeda-beda, namun pada hakekatnya mempunyai kesamaan dan bersifat melengkapi definisi fungsi komunikasi massa dari Lasswell, seiring dengan perkembangan produk (pesan-pesan) yang dibawakan oleh media massa itu sendiri. Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh definisi fungsi komunikasi massa dari Dominick, fungsi pengawasan dan interpretasi dari Dominick hakekatnya mempunyai hubungan yang sama dengan fungsi pengawasan 9 Nurudin, 2003 21 sosial dari Lasswell, sedangkan fungsi hiburan dari Dominick merupakan fungsi tambahan dari ketiga fungsi komunikasi massanya Lasswell, seperti definisi fungsi komunikasi massa “lanjutan”nya Wright atau yang lainnya. Sifat melengkapi dengan lebih detail, dikemukakan oleh McQuail (1987), ia melihat fungsi komunikasi massa dalam dua kategori: a. Fungsi komunikasi massa untuk masyarakat b. Fungsi komunikasi massa untuk individu. 2.5 Televisi Sebagai Media Massa 2.5.1 Pengertian Televisi Dalam istilah bahasa inggris disebut television. Berasal dari kata yunani, tele artinya jauh ditambah vision artinya melihat. Jadi televisi secara harfiah adalah melihat jauh, hal ini sesuai dengan kenyataanya bahwa pada saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota lain dari rumah kita masing-masing, dengan demikian televisi adalah salah satu mass media yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari pada kenyataan yang disiarkannya, melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat-pesawat penerima dirumah. 10 Televisi sebagai salah satu media massa yang memiliki peran mediasi (penengah atau penghubung) antara realitassosial yang 10 Sunarjo dan Djonaesih S Sunarjo, Himpunan istilah Komunikasi, Liberty, Yogyakarta 1983, hal 125 22 objektif dengan pengalaman pribadi. Peran mediasi ini ada hubungannya dengan salah satu arti konotatif dalam kata ”media massa” itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa media televisi merupakan media komunikasi yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia dibandingkan media komunikasi yang lain. Televisi adalah alat komunikasi massa yang diperggunakan dalam proses komunikasi, dengan ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikator melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dengan komunikan yang heterogen. 11 Massa mengalami perkembangan yang sangat pesat pada saat ini, bukan saja media elektronik seperti televisi dan radio, tetapi juga merambah ke media cetak. Karena televisi dirasakan sangat besar manfaatnya maka cukup dimengerti jika televisi begitu cepat perkembangannya. Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimilikinya, tidak lalu menjadi saingan dari media massa lainnya, bahkan bersama media cetak dan radio merupakan tritunggal media massa yang mempunyai pengaruh dan dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar. Televisi salah satu media massa elektronik yang mempunyai jangkauan luar dan mempunyai kecepatan yang sangat cepat dalam 11 Onong Uchjana Effendy “Siaran Teori dan Praktek”, Bandung, Alumni 1984, Hal : 24 23 menyampaikan informasi dengan menampilkan audio visual, artinya televisi dapat dilihat dan didengar sehingga memudahkan masyarakat dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan televisi. 12 Televisi merupakan bagian dari sebuah sistem yang besar, meski televisi merupakan sebuah kotak hitam yang ajaib, saat gelombang elektromagnetik dari sebuah pemancar televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang telah ditekan tombolnya, maka serta merta akan akan berubah menjadi fungsi yang sebenarnya, dimana khalayak bisa menikmati acara yang ditayangkan dari stasiun penyiaran yang bersangkutan. Dengan demikian televisi dapat berfungsi dengan baik setelah menempatkan semua unsurnya pada sistem yang semestinya, yaitu produksi, pemancar, dan televisi sebagai pesawat penerima. 13 2.5.2 Fungsi Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya seperti surat kabar dan radio, yakni memberi informasi, medidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi. Menurut Onong Uchajana yang menulis tentang komunikasi, fungsi dari media adalah untuk menyiarkan informasi 12 Morissan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Ramdina Perkasa, Jakarta 2003, hal5 Onong Uchjana Effendy, ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006 hal.2 13 24 (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain), dan untuk mempengaruhi (to influence). Begitu juga dengan televisi, kehadiran televisi ditengah masyarakat seharusnya mampu menjadi alat penyampaian informasi yang benar-benar masyarakat butuhkan. Informasi yang berkaitan dengan banyak aspek, aspek sosial, aspek ekonomi, agama dan budaya. Aspek pendidikan yang diinformasikan media, televisi khususnya merupakan aspek kedua yaitu mendidik. Sesuai dengan fungsi televisi yang kedua memberikan aspek pendidikan pada masyarakat. 2.6 Program Televisi 2.6.1 Pengertian Program Televisi Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun televisi tersebut. Program dapat disamakan atau dianalogikan seperti produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual oleh pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan 25 mendapatkan pendengar atau penonton. 14 Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja yang bisa dijadikan program untuk ditayangkan televisi selama program itu menarik akan disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan program yang menarik. Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audiences dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu: Program informasi berita dan program hiburan. Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis yaitu berita keras (hardnews), yang merupakan laporan berita terkini yang harus disiarkan dan berita lunak (softnews) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini. 14 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Ramdina Perkasa, Jakarta 2005, hal.95 26 Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar yaitu musik, drama permainan (game show) dan pertunjukan. 15 Selain pembagian jenis program berdasarkan skema diatas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara lain program drama atau komedi. 16 2.6.2 Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audience dalam bentuk musik, lagu, cerita dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, musik dan permainan (game). 17 2.6.3 Program Musik Program musik merupakan salah satu gaya program televisi yang kini marak dikemas stasiun-stasiun televisi swasta yg ada di Indonesia. Musik merupakan suatu program yang dapat ditampilkan dalam dua format yaitu video klip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan dilapangan (outdoor) ataupun didalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat 15 Morissan, ibid, hal 100 Morissan, Op.Cit Hal 100 17 Morissan, Op.Cit Hal 102 16 27 ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar lebih menarik. 18 Menurut Vane-Groos: ”The programmer who wish to present music shows would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long.” (programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama). Dengan demikian menurut Vane-Gross, programmer yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien yaitu: 1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua. 2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama 18 Morissan, Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi,2005,hal 106 28 dengan mewawancarai si artis. Dalam shooting musik maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis. 19 2.7 Peran Produser 2.7.1 Pengertian Peran Peran merupakan suatu bagian atau yang memegang pimpinan terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa. 20 Teori peran (role theory) adalah salah satu teori yang termasuk dalam perspektif struktural yang menjelaskan perilaku seseorang dalam masyarakat. William James dan John Dewey menguraikan bahwa struktur sosial yang ada adalah cerminan kebiasaaan individu dan kelompok di dalam masyarakat. Para sosiolog yakin bahwa struktur sosial terjadi atas jalinan interaksi antar individu dalam masyarakat. Struktur sosial menyebabkan kita mengalami kehidupan sosial yang sudah terpola sebelumnya. Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peran. Pembedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Sebagaimana 19 20 Morissan Op.Cit Hal 107-108 Budiono, M.A. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Penerbit Karya Agung. 2005. Hal 381 29 dengan kedudukan, peranan juga memiliki dua arti setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuat bagi masyarakat serta kesempatankesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya. 2.7.2 Karakteristik Peran Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses. Jadi, seseorang menduduki suatu posisi dalam masyarakat serta menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal yaitu sebagai berikut. a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan perangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai oraganisasi. c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur masyarakat. 21 21 Soerjono Soerkanto, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2007 30 2.7.3 Pengertian Produser Produser memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah program atau tayangan yang akan disaksikan oleh masyarakat di layar televisi. Produser adalah orang yang bertanggung jawab merubah ide atau gagasan kreatif kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual. Produser harus memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produki program televisi, serta mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan penjadwalan. Produser terkadang ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya (Producer Excecutive). Produser harus mampu menerjemahkan keinginan dan pandangan para pendukung modal (investor), klien, dan juga audiens melalui proses produksi. 22 Definisi lain seorang produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu siaran. Sebelum merencanakan suatu acara timbul suatu ide dimana ide ini bias lansung dari produser yang bersangkutan ataupun orang lain, selanjutnya ide ini dituangkan dalam suatu naskah setelah sebelumnya dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya sesuai dengan format yang telah direncanakan. 23 22 Morrisan, Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta : Ramdina Prakarsa. 2005. Hal. 106 23 Darmanto Sastro Sulioto, Produksi Acara Televisi (Duta Wacana University Press 1994 31 2.7.4 Tugas Produser Beberapa produser bisa saja mempunyai peran eksekutif dimana mereka bertanggung jawab atas beragam program-program baru dan menentukan program yang akan dibuat tersebut ke sebuah budgeting, dan kontrak yang harus dilakukan atau pun dibuat berhubungan dengan program tersebut, namun biasanya seorang produser juga mengerjakan day-to-day work, berpartisipasi dalam beragam aktifitas seperti script, set, design, casting bahkan ikut terlibat saat melakukan penyutradaraan. Salah satu alasan mengapa seorang produser memunyai wewenang dan bertanggung jawab yang penuh, semata-mata hanya karena alas an bisnis, sebab bagaimanapun televise memerlukan suatu sumber yang terus menerus atau tetap bagi bahan acaranya dan banyak orang yang terlibat kedalam produksi acara, dan hampir setiap anggota tim tadi ikut kedalam kegiatan apabila mereka mempunyai bakat yang diperlukan, kemudian meninggalkan kegiatannya apabila andilnya telah selesai. Setelah itu hanya seorang produser dan kemungkinan masih ada juga beberapa anggota pelaksana masih mendampinginya sampai selesai penyiaran dari acara yang telah dikerjakan tadi. 24 Tugas utama seorang produser adalah untuk mengkordinasikan dan mengontrol semua aspek produksi, dimulai dari pembuatan dan pengembangan ide, melakukan pengecekan saat 24 Darmanto Sastro Sulioto, ibid. Hal 56 32 pra-produksi, produksi dan setelah produksi. Sudah menjadi hal yang wajar jika seorang produser juga bertanggung jawab secara general pada kualitas dan di minati atau tidaknya suatu acara, meski peran tersebut tidak menjadi suatu keharusan atau tergantung pada kondisi. Tugas-tugas seorang produser antara lain yaitu: 1. Bertanggung jawab merubah ide atau gagasan kreatif kedalam konsep yang praktis dan dapat dijual. 2. Produser harus memastikan adanya dukungan keuangan bagi terlaksananya produksi program televisi. 3. Produser ikut terlibat secara langsung dalam proses pengambilan keputusan setiap harinya. 4. Produser harus mampu menerjemahkan keinginan dan pandangan para pendukung modal (investor), klien, dan juga audiens melalui proses produksi. 5. Setiap permasalahan dalam sebuah program yang bertanggung jawab penuh adalah produser. 6. Bertanggung jawab atas seluruh siaran atau pada saat program sedang tayang dan dibantu oleh asisten produser. 2.8 Proses Produksi Produksi program televisi adalah proses merencanakan program televisi yang memerlukan pemikiran mendalam yaitu materi produksi, 33 sarana produksi (equipment), biaya produksi, dan organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi. Bertolak dari dorongan kreativitas, akan lahir ide atau gagasan yang akan diubah menjadi konsep program dilengkapi dengan materi atau bahan lain yang menunjang ide ini, akan tercipta konsep berupa naskah untuk produksi. Suatu produksi televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang dan dengan sendirinya biaya yang besar, selain itu memerlukan organisasi yang rapi juga perlu suatu tahapan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahapan harus jelas kemajuannya dibanding dengan tahapan sebelumnya. Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian di televisi yang lazim disebut Standard Operasional Prosedur (SOP), sebagai berikut : 25 1. Tahapan Pra Produksi Pada tahapan ini sangat penting sebab, jika tahap ini dilakukan rinci dan baik, sebagian pekerja produksi yang direncanakan sudah selesai. Tahapan pra produksi meliputi : a) Penemuan Ide Tahap ini dimulai ketika produser menemukan ide atau gagasan, kemudian membuat riset dan menulis, mengembangkan gagasan menjadi naskah. b) Perencanaan 25 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher,2007, Yogjakarta, hal 38-42 34 Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu, penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew, selain estimasi biaya, persediaan biaya dan alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang dibuat secara hati-hati dan teliti. c) Persiapan Tahap ini meliputi penyelesaian semua kontrak, perizinan, dan surat menyurat, latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. 2. Tahapan Produksi Sesudah perencanaan dan persiapan selesai pelaksanaan produksi dimulai. Tim produksi mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam naskah (Shooting Script) menjadi susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam melaksanakan dilapangan masing-masing crew bekerja sesuai dengan job description mereka, dan membuat program sesuai dengan yang sudah direncanakan. 3. Tahapan Pasca Produksi Tahapan ini adalah proses editing atau proses penyuntingan gambar dan merupakan tahapan sebelum penayangan yang menggunakan komputer dengan pealatan khusus untuk editing. Proses editing merupakan penyusunan gambar sesuai dengan naskah dan memasukan narasi atau musik. 35 2.9 Pelaksana Produksi Bekerja di dunia penyiaran pada dekade terakhir ini, yakni sejak munculnya televisi swasta menjadi impian masyarakat, yang berminat dalam dunia broadcasting dan ketika dibukanya kesempatan masyarakat mendirikan televisi swasta berdasarkan SK Menpen No. 111/Kep/Menpen/1990 (yang merupakan pembaruan dari SK Mempen RI No. 190A/Kep/Mempen/1987), sudah barang tentu membutuhkan tenagatenaga ahli dibidang komunikasi dan penyiaran yang handal dan professional. 26 Untuk memberi gambaran tentang pelaksana produksi program televisi secara lebih rinci sebagai berikut : 27 1. Executive Produser Executive Produser adalah seorang yang mempunyai wawasan dan mengerti tentang program televisi secara keseluruhan dan memiliki kemampuan menuangkan ide atau pemikirannya dalam pembuatan program televisi, selain itu mampu mengelola dan melakukan koordinasi, kontribusi dan distribusi produksi secara keseluruhan sistematis dan efisien. Executive Produser bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pengembangan ide untuk program siaran. 2. Produser Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu program siaran dan harus mempunyai kemampuan 26 27 Tommy Suprapto, Berkarier dibidang Broadcasting, Media Presindo, Yogyakarta, 2006,hal 56 Ibid hal 60-82 36 berpikir dan menuangkan ide dalam suatu tulisan atau proposal untuk suatu program acara secara baik dan sistematis, serta mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur produksi terkait. 3. Pengarah acara Pengarah acara adalah seseorang yang bertanggung jawab secara teknis pelaksanaan produksi program siaran, pengarah acara bertugas di lapngan untuk mengendalikan produksi yang ditanganinya, oleh karena itu pengarah acara memiliki peranan yang sangat strategis dalam sebuah produksi acara televisi. 4. Script Writer / Penulis naskah Penulis naskah adalah seorang yang membuat naskah untuk bahan siaran dalam karya artistik, ia memiliki kemampuan merubah ide kedalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi dari sebuah proses pengindraan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan memiliki pesan baik bagi pemirsa. 5. Unit Manager Unit manager adalah seseorang yang bertugas menyediakan kebutuhan logistik yang diperlukan untuk setiap elemen-elemen produksi dan mengawasi setiap penggunaan dana produksi, mengkoordinasi semua aktivitas produksi dan penyiaran, menyusun dan mempertanggung jawabkan administrasi keuangan. 37 6. Art director / Penata artistik Penata artistik adalah seseorang yang ahli dalam menata ruang atau lokasi pengambilan gambar yang sesuai dengan yang dikehendaki dalam skenario dengan menyiapkan gambar visual untuk produksi siaran televisi dalam bentuk tercetak. 1. Graphic artist Graphic artist adalah seseorang yang memiliki keahlian dibidang grafis dengan kemampuan menciptakan, mendisain dan menetukan variasi bebtuk-bentuk visual untuk keperluan program, termasuk mengkreasikan bagan, grafis, dan title card. 2. Penata Cahaya Penata cahaya adalah seseorang yang mampu mendisain dan menentukan pencahayaan untuk produksi televisi baik didalam atau diluar studio. 3. Audio / Video engineering Audio/Video mengoperasikan engineering peralatan adalah audio/video di seseorang stasiun yang televisi, bertanggung jawab terhadap porsi suara termasuk musik, dan spesial efek. 4. Technical Director Technical Director adalah penghubung atau perantara yang prinsip antara pengarah acara dan kru teknik dalam menetapkan produksi. Ia selalu mengawasi teknisi audio dalam produksi. 38 5. Camera Person/ kameramen Kameramen adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk pengoperasian kamera televisi selama rehearsal dan produksi program televisi. Ia mengoperasikan kamera menggunakan tripod dan dolly baik menggunakan kamera mini atau Electonic News Gathering yang digunakan diluar studio. Dalam membuat program televisi, pelaksana produksi harus mengetahui apakah program ini ditujukan pada target baru. Juga perlu diketahui siapa yang menjadi target audien dari program agar sehingga target dapat tercapai. Dalam proses produksi diperlukan orang-orang yang memiliki pikiran kreatif juga guna mendukung keberhasilan bentuk kreatif. Didalam orang-orang kreatif tersebut terdapat sifat-sifat yang mendukung timbulnya ide-ide kreatif sehingga menghasilkan suatu karya yang kreatif pula.