BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Istilah

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. KONTEKS PENELITIAN
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
dari kata communist yang berarti sama makna. Jadi, kalau dua orang yang
terlibat dalam komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan, maka
komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna
mengenai apa yang diperbincangkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan
perkataan lain mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang
dibawakan oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat
dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya saling mengerti bahasa yang
dipergunakan, juga mengerti makna dari yang diperbincangkan
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya
dasar, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu
tetapi juga persuasif, yaitu orang lain bersedia menerima suatu faham atau
keyakinan, melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.
Pada umumnya pendidikan berlangsung secara berencana di dalam
kelas secara tatap muka (face-to-face). Karena kelompoknya relative kecil,
meskipun komunikasi antara pengajar dan pelajar dalam ruang kelas itu
1
2
termasuk komunikasi kelompok (group communication), sang pengajar
sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersonal.
Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi
komunikan dan komunikator, demikian pula dengan sang pengajar. Jika si
pelajar pasif saja, dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah untuk
mengekspresikan suatu pernyataan atau pernyataan, maka meskipun
komunikasi itu bersifat tatap muka, tetap saja berlangsung satu arah, dan
komunikasi itu tidak efektif.
Begitu juga terjadi pada ustadz pendidik di TPQ Al-jihad. Sering
dijumpai perbedaan antara ustad satu dengan ustad lain, baik dalam
penyampaian materi di kelas, pengambilan kebijakan terhadap santrinya,
bahkan dalam berinteraksi sesama ustad. Maka tak heran jika sering didengar
ada santri yang membanding-bandingkan ustad satu dengan ustad lainnya.
Banyak juga istilah yang muncul, mulai dari istilah killer (ustad yang
dianggap kejam), murni (ustad yang murah nilai), dan lain-lain. Juga ketika
dalam penyampaian materi, ada seorang ustad yang bisa menerangkan dengan
jelas dan membuat santrinya paham dengan apa yang dikatakan, ada juga
ustad yang kurang dipahami kata-katanya oleh para santri dan membuat
santri tidak betah berada dalam kelas sehingga anak-anak malas untuk
berangkat mengaji.
Sebagai seorang ustad, pasti memiliki sebuah tanggung jawab dan
tugas yang harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan profesi ustadz.Tugas
utama dan terpenting yang menjadi tanggung jawab seorang ustad adalah
3
memajukan, merangsang dan membimbing santri dalam proses belajar.
Segala usaha kearah itu harus dirancang dan dilaksanakan. ustad yang
berkesan dalam menjalankan tugasnya adalah ustad yang berjaya menjadikan
pelajarnya bermotivasi dalam pelajaran. Oleh karnanya untuk keberkesanan
dalam pengajaran, ustad harus berusaha berkomunikasi yang baik dalam
menyampaikan materi dan mengembangkan serta menggerakkan motivasi
pemberlajaran pelajar itu ke tahap yang maksimum.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan, bagaimana proses komunikasi interpersonal antara ustad dan
santri di TPQ Al-Jihad Surabaya pada saat pengajaran berlangsung?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian bertujuan
untuk mengetahui proses komunikasi interpersonal antara Ustad dan santri di
TPQ Al-jihad Surabaya pada saat pengajaran berlangsung.
4
D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Table 1.1
Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
Jenis
peneliti
karya
Jarot
Harjanto
Skripsi
Tahun
2011
Metode
Hasil temuan
Tujuan
penelitian
penelitian
penelitian
Kualitatif
Hasil
penelitian Tujuan
komunikasi
interpersonal
ini menunjukkan Penelitian
bahwa
untuk merupakan
adalah
komunikasi
mengetahui
interpersonal
merupakan faktor
bagaimana
Komunikasi
pendukung utama
abdi dalem dalam
menjalankan
selururh aktivitas
di
Interpersonal
Abdi
pada
perbedaan
Dalem
faktor
pendukung
utama
abdi
dalem
dalam
menjalankan
selururh
Keraton aktivitas
keratn Yogyakarta.
di
keratn
Yogyakarta.
Untuk
Yogyakarta.
Tujuan
mengetahui
Sedangkan
interpersonal
lebih
kajian
yang
dalam mengenai penelitian
dilakukan
agar pesan dapat
diterima oleh abdi
Dalem
Keraton
tujuan, rencana,
kegiatan, proses
dan umpan balik
Yogyakarta,
komunikasi
dalam
ini
lebih
menekankan
komunikasi
interpersonal
5
Rencana
interpersonal
komunikasi
yang dilakukan dan murid di
Interpersonal
oleh abdi dalem TPQ Al-jihad
yang dilakukan pada
dapat
Abdi sesuai
Kegiatan
Komunikasi
interpersonal
yang dilakukan
diterima
oleh
Abdi
Dalem Keraton
Yogyakarta,
Proses
Komunikasi
interpersonal
yang dilakukan
oleh
Abdi
Dalem Keraton
Yogyakarta
saat
dengan pengajaran
Dalem Keraton apa
Yogyakarta,
Guru
Keraton surabaya
diterima Yogyakarta agar pada
oleh
dapat
antara
diharapkan
yang berlangsung.
6
dapat
memahami
komunikasi
interpersonal,
Umpan
Balik
yang dimaksud
adalah
abdib
dalem
memberikan
respon
balik
kepada
budaya
keraton. bahwa
abdi
dalem
dapat
melakukan
semua
mencakup
yang
sub
unsur
komunikasi
interpersonal.
7
E. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Untuk
khususnya
menambah
di
bidang
wawasan
pengetahuan
interpersonal
ilmu
komunikasi,
communication
(komunikasi
antarpersonal atau antarpribadi).
2. Manfaat praktis
a.
Untuk mengetahui komunikasi interpersonal antara ustad dan santri di
TPQ Al-jihad Surabaya pada saat pelajaran berlangsung.
b.
Memberikan sumbangan pengetahuan bagi ustad tentang penyampain
pesan yang efektif dikelas.
F. Definisi Konsep
Konsep merupakan unsur pokok dari suatu penelitian, yakni definisi
singkat dari sejumlah fakta atau gejala yang ada. Jadi konsep dalam penelitian
dapat memuat tentang batasan permasalahan dan ruang lingkup agar tidak
terjadi kesalahan dalam memahami konsep-konsep yang diajukan. Dengan
demikian, konsep dalam penelitian yang berjudul “Komunikasi Interpersonal
Antara Ustad dan santri di TPQ Al-jihad Surabaya yaitu :
1. Komunikasi interpersonal
Komunikasi Interpersonal atau yang biasa disebut sebagai
komunikasi antarpribadi adalah proses pertukaran informasi diantara
seseorang dengan seorang yang lain atau biasanya diantara dua orang yang
dapat langsung diketahui timbal baliknya. Komunikasi antarpribadi juga
8
dapat dijelaskan sebagai hubungan antara dua individu yang ada dalam
satu lingkungan.1 Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu bentuk
komunikasi baik verbal ataupun non verbal yang dilalui dua person dan
dengan tanggapan yang seketika.2
Jadi komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara dua orang
atau lebih dalam suatu lingkungan atau di dalam suatu kelompok kecil
baik verbal maupun non verbal dengan berbagai macam umpan balik
seketika atau yang biasa di sebut dengan feed back.
2. Ustad
Dalam paradigma Jawa, pendidik diidentikkan dengan guru, yang
mempunyai makna "Digugu dan ditiru" artinya mereka yang selalu
dicontoh dan dipanuti.
http://kafeilmu.com/wp‐content/uploads/2011/04/home‐photo‐
books.jpgSedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah seorang
yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam
bahasa Arab disebut mu’allim dan dalam bahasa Inggris disebut Teacher.
Itu semua memiliki arti yang sederhana yakni "A Person Occupation is
Teaching Other" artinya guru ialah seorang yang pekerjaannya mengajar
orang lain.3
Guru dalam bahasa Indonesia berarti orang yang mengajar, dalam
bahasa arab istilah yang mengacu kepada pengertian guru lebih banyak
1
Zulkarmaen Nasution, Prinsip-prinsip Komunikasi (Jakarta:Fakultas ekonomi
UI,1990),hal. 22
2
A. Supratiknya, Komunikasi antar Pribadi: Tujuan Psikologi (Yogyakarta: Kanisius,
1995), hal.9
3
http://kafeilmu.com/2011/04/definisi-guru-tahukah-anda.html#ixzz1sYI0MhMz
9
seperti Al-Amin (Ulama’) atau At-Mu’allim yang berarti orang yang
mengetahui dan menunjuk pada arti guru.4
3. Santri
Santri yakni orang yang sedang berguru/belajar demi ingin bisa
dalam berbagai hal.
berarti orang yang menginginkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kepribadian.5
G. Kerangka Pikir Penelitian
Demikian peneliti akan memaparkan secara definitif dan sekematik
teoritis yang akan digunakan oleh peneliti di dalam melakukan sebuah
penelitian dengan metode kualitatif tersebut. seperti di atas yang telah
dijelaskan oleh peneliti didalam definisi konsep, yaitu mengenai komunikasi
interpersonal.
Teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang didefinisikan sebagai
sebuah Pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu sebuah tindakan yang
menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruksi sebenarnya
bukan merupakan Gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita
selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi
pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai Pengetahuan dan
menjadi lebih dinamis.
Menurut teori belajar konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat
dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Artinya, bahwa
4
Abbudin Nata, Perspektif islam tentang pola hubungan guru dan murid, (Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada, 2001), hal. 41
5
Ibid hal. 49
10
siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya
berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, siswa
tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai
ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
Dalam teori konstruktivisme lebih menekankan murid untuk yang
lebih aktif dari pada seorang guru, guru hanya sebagai fasilisator dan
moderator. Murid diberikan kebebasan dalam mengelolah belajarnya ketika
mendapat arahan dan perintah dari guru. Ibaratnya seorang guru memberikan
tangga untuk jalan bagi murid untuk bisa naik ke atas, nah kemudian murid
menentukan sendiri bagaimana cara murid dalam menaiki tangga tersebut
(proses dimana murid dalam menaiki tangga tersebut).6
Menurut teori konstruktivisme ini, satu prinsip yang paling penting
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar
memberikan pengetahuan kepada siswa. Guru dapat memberikan kemudahan
untuk proses ini, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Guru dapat memberi
siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi,
dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut (Nur
dalam Trianto, 2007: 14).7
6
http://thohir.sunan-ampel.ac.id/2012/05/28/teori-konstruktivisme/
.http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=teori+konstruktivisme&sou
rce=web&cd=13&ved=0CE0QFjACOAo&url=http%3A%2F%2Freposit
ory.upi.edu%2Foperator%2Fupload%2Fs_d025_0606197_chapter2.pdf&
ei=e8jrT9iGKMnsrAeTmd27BQ&usg=AFQjCNHU4we7raFoGtRRyiex_2EYwDXOw&cad=rja
7
11
H. Metode Penelitian
12
Metode adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperoleh data yang diperlukan, sedangkan penelitian pada hakekatnya
adalah suatu proses atau wahana untuk menemukan kebenaran dan melalui
proses yang panjang menggunakan metode atau langkah-langkah prinsip yang
terencana dan sistematis guna mendapat pemecahan masalah atau
mendapatkan jawaban terhadap fenomena-fenomena yang terjadi. Titik tolak
penelitian bertumpu pada minat untuk mengetahui masalah fenomena sosial
yang timbul karena berbagai rangsangan.8
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan interaksi simbolik,
yang diartikan sebagai usaha untuk memahami budaya melalui perilaku
manusia yang terlihat dari komunikasi.
Peneliti dalam pandangan interaksi simbolik berusaha untuk
memahami bahwa kesadaran manusia dan makna subjektifnya sebagai
fokus untuk memahami tindakan sosial.9Peneliti menggunakan interaksi
simbolik, karena peneliti ingin memberi tekanan pada segi subjektif.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian jenis ini
menggunakan data-data berupa kata-kata, gambar bukan dari angka-angka
dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap
apa yang sudah diteliti.10
8
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis ke Arah Ragam
Varian kontemporer (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001) hal.42
9
Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2008), hal.59
10
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya.
2006), hal.11
13
2. Subyek, Obyek dan Lokasi Penelitian
a.
Subyek
Subyek adalah informan yang ditunjuk oleh peneliti dalam
memberikan informasi dan sekaligus menjadi kunci informan.Yang
menjadi sunyek dalam penelitian ini adalah ustad dan santri di TPQ
Al-jihad Surabaya.
Tabel 1.2
Informan
NO
Nama
Keterangan
1
M. Syaifullah
Ustad
2
M. Syaifullah
Ustad
3
Moh. Angga Sokib
Santri
4
Moh. Ibnu Ardiansyah
Santri
5
Moh. Fajrin A.
Santri
b.
Obyek
Obyek adalah aspek keilmuan komunikasi yang menjadi kajian
penelitian.Obyek dalam penelitian ini adalah komunikasi interpersonal
antara ustad dan santri di TPQ Al-jihad Surabaya.
c.
Lokasi penelitian
Adalah tempat penelitian yang dilakukan.Peneliti mengambil
lokasi penelitian di TPQ Al-jihad Surabaya.
3. Jenis dan Sumber Data
14
Jenis dan sumber data yang dipakai oleh peneliti yaitu dengan
menggunakan dua bentuk jenis data penelitian kualitatif. Data primer dan
data sekunder.
Adapun jenis
sumber dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data primer
Yakni segala informasi yang di dapat dari informan sesuai dengan
fokus penelitian. Dalam hal ini data yang diambil adalah tentang
Komunikasi interpersonal antara ustad dan santri di TPQ Al-jihad.
Yang terdiri dari 2 ustad dan 3 santri.
b. Data sekunder
Yakni data yang berasal dari bahan bacaan yang berupa dokumendokumen baik berupa buku, surat-surat atau dokumen lain yang
dibutuhkan dalam penelitian untuk melengkapi data primer. Data yang
diteliti meliputi: informasi tentang ustad yang ada di TPQ Al-jihad
mengenai hambatan yang dihadapi maupun hal yang mendukung
dalam menjalin hubungan interpersonal communication saat bertemu
dengan santri di TPQ Al-jihad.
4. Tahapan Penelitian
a.
Tahap Pra Lapangan
1) Menyusun rancangan penelitian. Pada tahap awal, peneliti
membuat proposal penelitian.
15
2) Memilih lapangan penelitian. Karena peneliti mengambil judul,
“Komunikasi Interpersonal antara ustadz dan santri.
3) Mengurus perizinan. Peneliti mengajukan permohonan kepada
kepala program studi Komunikasi dan kemudian diserahkan
kepada kepala TPQ Al-jihad Surabaya.
4) Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam tahap ini, peneliti
harus selektif dalam memilih informan. Peneliti memilih ustad
yang mengajar di sana dan santri yg masih mengaji di sana.
5) Menyiapkan
perlengkapan
penelitian.
Perlengkapan
yang
diperlukan antara lain: surat ijin, alat tulis (buku catatan, bolpoin,
map), jadwal mengaji, data ustad dan santri.
b.
Tahap pekerjaan Lapangan
1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri, meliputi:
a) Pembatasan latar dan peneliti
b) Penampilan peneliti harus sesuai dengan aturan yang berlaku
c) Pengenalan hubungan peneliti di lapangan
d) Jadwal waktu meneliti harus diperhatikan
2) Memasuki lapangan dengan bersosialisasi dengan orang-orang
setempat.
3) Berperan serta sambil mengumpulkan data, dilakukan untuk
mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang valid dan peneliti
mengamati bagaimana komunikasi ustad dengan santri.
c.
Laporan
16
Yakni sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yang disusun secara terstruktur artinya dalam bentuk format
yang rapi dan dapat dipertanggung jawabkan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan teknik:
a.
Partisipatory observation atau observasi terlibat. Teknik ini
dilakukan oleh peneliti kualitatif dengan cara terlibat langsung dalam
aktivitas keseharian subyek yang diteliti untuk mendekatkan diri
antara peneliti dan yang diteliti. Peneliti juga melakukan observasi
ini untuk mendukung hasil wawancara kepada ustad dan murid TPQ
Al-jihad.
b.
Indepth atau wawancara mendalam adalah teknik penelitian
yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan panduan atau
pedoman wawancara yang telah disiapkan sesuai dengan fokus
penelitian. Wawancara yanga dilakukan bersifat terbuka dan
terstruktur. Ketika ustad mengajar mengaji di TPQ Al-jihad.
c.
Dokumentasi. Teknik ini dilakukan oleh peneliti dengan cara
mencari dan mendokumentasikan segala informasi yang dapat
mendukung fokus penelitian, dapat berupa gambar atau foto,
dokumen-dokumen tertulis, yang berkaitan dengan ustad dan santri
TPQ Al-jihad.
6. Teknik Analisis Data
17
Analisis
data
ini
dilakukan
bersamaan
dengan
proses
pengumpulan data. Data dalam kualitatif ini berupa kata-kata, perilaku
atau tindakan yang dapat diobservasikan. Analisis data ini terdiri dari 3
alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data, penyajian
data dan menarik kesimpulan atau verifikasi.11
Peneliti menganalisis data menggunakan analisis domein.
Analisis domein adalah analisis yang dilakukan terhadap data yang
diperoleh dari pengamatan berperan serta atau wawancara atau
pengamatan deskriptif.
7. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Teknik pemeriksaan keabsahan data sangat penting dilakukan
agar data yang diperoleh memiliki nilai kevalidan dan keshohihan data.
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbarui dari konsep
keshohihan (validitas) dan keandalan (realibilitas) menurut versi
‘positivisme’ dan di sesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan
paradigmanya sendiri.12
Adapun teknik yang digunakan antara lain:
a.
Perpanjangan keikut-sertaan
Keikut-sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data.keikut- sertaan tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat tapi
memerlukan perpanjangan keikut-sertaan pada latar penelitian.
11
Ibid, hal.18
Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Penerbit Remaja Rosda
Karya, 2005),hal. 321
12
18
I.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam pemaparan skripsi ini dibagi menjadi enam bab pembahasan
yang disusun secara sistematik. Adapun pokok pembahasan yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
BAB I
: PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
definisi konsep dan sistematika pembahasan.
BAB II
: KAJIAN PUSTAKA
Pada bnab ini menjelaskan mengenai kajian teoritis dari
judul yang ada, uraian-uraian tersebut dipaparkan secara
komperehensif, berisi terdiri dari: pengertian Komunikasi
Interpersonal,fungsi
karakteristik
Komunikasi
Komunikasi
Interpersonal,
Interpersonal,
Keefektifan
Hubungan Interpersonal, dan kerangka Teoritik.
BAB III
: PENYAJIAN DATA
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran lokasi
penelitian, yang meliputi gambaran berdirinya TPQ Aljihad Surabaya, struktur pengelola TPQ Al-jihad Surabaya
19
dan gambaran umum objek penelitian, serta memaparkan
fakta dan data objek penelitian yang berisi tentang
jawaban atas berbagai masalah yang diajukan peneliti.
BAB IV
: ANALISIS DATA
Pada bab ini akan menganalisis data yang memaparkan
hasil
temuan
berupa
data
tentang
Komunikasi
Interpersonal antara ustdz dan santri (stadi kasus
menurunnya jumlah santri di TPQ Al-jihad surabaya). Dari
hasil temuan tersebut dianalisis sehingga menghasilkan
suatu kesimpulan yang kemudian dikonfirmasikan dengan
teori yang relevan.
BAB V
: PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan tentang : kesimpulan dan saran
dari peneliti.
20
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
ANTARA USTAD DAN SANTRI DI TPQ AL-JIHAD
SURABAYA
PROPOSAL SKRIPSI
21
Disusun oleh:
Dwi Damayanti
B06208015
Dosen Pembimbing:
Drs. Yoyon Mudjiono, M.Si
Nip: 19540907 198203 003
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2012
Download