KEMENTERlAN KOORDlNATOR BlDANG PEREKONOMlAN Kerangka Acuan Kerja PEGAWAI TIDAK TETAP LAINYA (SLTA) BIDANG PRASARANA DAN SUMBERDAYA HAYATI TAHUN ANGGARAN 2015 SARANA PANGAN DAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Tenaga Lainnya Bidang Sarana dan Prasarana Pangan dan Sumber Daya Hayati 1) Pendahuluan Peningkatan produksi pangan secara keseluruhan baik pangan pokok rnaupun pangan lainnya dipengaruhi (perkebunan, oleh berbagai peternakan, faktor antara perikanan, hortikultura) lain terkait dengan sangat ketersediaan prasarana dan sarana yang rnemadai (lahan, irigasi, be nih, pupuk, pernbiayaan, sistem penyuluhanjpendampingan petani/rielayan]. Pernerintah rnekanisasi bertanggung yang kontinyu dan penguatan kelembagaan yang maju, serta jawab menjaga peran stabilisasi pemerintah harga daerah. dan terjangkau, sehingga tidak menimbulkan gejolak dan keresahan masyarakat. Untuk itu sangat tergantung pada ketersediaan bah an pangan itu sendiri. Kecukupan ketersediaan tersebut juga akan sangat menentukan kelangsungan industri pengolahan yang mernerlukan kontinyuitas pasokan bahan baku untuk tetap berproduksi sehingga mernberikan rasa aman bagi para pekerjanya. Ketersediaan bahan pangan baik sebagai konsumsi langsung maupun sebagai bahan baku industri inilah yang menentukan kebijakan pemerintah untuk rnelakukan pengadaan baik berasal dan dalam negeri rnaupun dari impor. Untuk rnendukung peternakan penunjang keberhasilan dan perikanan, sangat diperlukan, sektor pertanian maka kebutuhan pangan, akan sarana yang meliputi ketersediaan perkebunan, dan prasarana lahan pertanian, terpenuhinya irigasi, penguatan kelernbagaan petani dan pembudidaya perikanan, pembiayaan, ketersediaan pupuk, benih dan alsintan. Tanpa dukungan prasarana dan sarana yang memadai maka keberhasilan pertanian akan sulit dicapai. Narnun demikian ketersediaan prasarana dan sarana ini masih sulit untuk diwujudkan terutama terkait dengan kesediaan lahan pertanian. Konversi yang semakin cepat dan meluas harus diirnbangi dengan pembukaan lahan baru, namun pengadaan lahan ini tidak rnudah, meskipun cadangan lahan tersedia di luar jawa namun untuk pelepasannya mernerlukan waktu dan dan upaya yang terkendala dengan aturan yang lain. Terkait dengan konversi lahan pertanian yang sernakin besar 2 karena kebutuhan penduduk adaJah ekstensifikasi cadangan lain, termasuk kebijakan masih memunginkan lahan pertanian rambu dan mempertahankan Kebijakan besar, ke luar jawa, dimana potensi lahannya lahan dari kehutanan peruntukan a. yang semakin kelestarian Pengernbangan dan yang wujudkan masih tersedia, untuk dimanfaatkan dengan tetap memperhatikan dan areal rambu- hutan dan Iingkungan. Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Disahkannya Undang-Undang Berkelanjutan No. 41 Tahun pemerintah untuk menjamin pangan, perlindungan dan lahan-lahan (UU PLP2B) merupakan kawasan dan pertania guna selain itu melalui kesejahteraan Pertanian lahan pertanian mewujudkan PLP2 B diharapkan petani. Kebijakan Pangan salah satu upaya pangan untuk kernandirian dapat tersebut dan rneningkatkan diharapkan dari alih fungsi tak terkendaLi dan dari penurunan fisik-Iingkungan. agar dalam kegiatan pangan pokok mendapatkan mendasari diberlakukannya rneningkatnya kebutuhan pangan khususnya dengan pangan pokok pertambahan tersebut, jumlah maka produksi apresiasi yang seiring dan kerusakan Di sam ping itu bagi petani dan para pihak (termasuk yang berkontribusi lahan-lahan Alasan lahan Lahan pangan pokok yang strategis secara nasional dan lokal dapat tercegah dan terhambat daerah) 2009 melindungi ketersediaan kedaulatan Perlindungan dan mengelola dan imbalan yang layak. kebijakan tersebut adalah terus beras sebagai baban pangan pokok penduduk. harus pangan pemerintah Guna memenuhi dilakukan upaya-upaya kebutuhan peningkatan produksi. Tanpa adanya peningkatan produksi, maka akan terjadi ketergantungan pada impor. pangan dengan Peningkatan rneningkatkan mempertahankan penambaban jumlahnya produktivitas lahan-lahan luas lahan justru semakin non pertanian, produksi produktif produktif. hektar beras lahan, yang ada, disamping Pada kenyataannya, berkurang seperti perumahan, sawah di Indonesia per khususnya dapat dan dilakukan dengan perlu dilakukan luas lahan produktif karena alih fungsi laban dari pertanian industri dan prasarana ke lainnya. Konversi lahan selama periode tahun 1979 hingga tahun 1999 mencapai 1,6 3 juta hektar (rata-rata pad a tahun-tahun (rata-rata 81 ribu hektar per tahun). Konversi ini semakin meningkat berikutnya, dari tahun 1999 sampai 2003 mencapai 400 ribu ha 100 ribu hektar per tahun). Luas lahan sawah yang saat ini sekitar 7,9 juta ha juga terancam akibat rencana konversi yang tertuang Rencana seluruh dalam Indonesia. Pembangunan Selain Tata itu Ruang Wilayah selama 5 tahun mempercepat pelaksanaan Pangan Berkelanjutan pelaksanaan, penyediaan pemantauan laban yang memadai dalam lahan 2008). koordinasi Lahan perencanaan, meningkatkan kebijakan yang berkaitan utamanya Pertanian sinkronisasi kebijakan pengelolaan produksi pertanian dan antar dengan masalah pengendalian alih sawah sudah banyak dibuat. Namun demikian, tidak efektif karena tidak didukung oleh data dan sikap proaktif dari pemangku kepentingan. yaitu: (1) Kendala koordinasi kebijakan; dan (3) Kendala konsistensi tidak efektifnya Setidaknya peraturan kebijakan; perencanaan. tiga kendala konversi kurang (3) implementasi tata ruang lahan (2) Kendala pelaksanaan Terkait dengan tiga kendala yang telah ada juga dipengaruhi lahan masih lemah; (2) koordinasi dan terdapat pengendalian sistem adrninistrasi kuat; konversi Perlindungan yang menjadi alasan mengapa peraturan sulit terlaksana Rencana terkait baik di tingkat pusat maupun di daerah. fungsi lahan pertanian, implementasinya kebijakan adanya terjadinya dan evaluasi pelaksanaan pertanian Selama ini berbagai tersebut, kedepan, (Apriantono, (PLP2B), diperlukan kementeriari/Iembaga mendasar (RTRW) kabupateri/kota [alan Trans [awa juga mengakibatkan sekitar 10-20 kali dari luasan tol tersebut Untuk sekitar 3,1 juta ha (42%) seperti oleh: (1) antar lembaga yang terkait yang belum memasyarakat (Nasoetion (2003). Dalam mengatasi permasalahan kebijakan (stakeholders) memiliki persepsi, pendekatan beda. Selain itu, kurangnya kendala karena adanya alih fungsi lahan, integrasi perbedaan antar stakeholders rnasing-rnasing dan sistem yang berbedajuga menjadi salah satu prinsip dan filosofi. Berbagai yang sudah ada saat ini belum memiliki keterangari/ketegasan siapa yang berwenang menetapkan, pernangku siapa yang rnengawasi, produk hukum yang jelas tentang dan siapa yang akan 4 mendapatkan sanksi dengan adanya terkait UU No. 41 Tahun Pangan Berkelanjutan kuat yang mampu pertanian pengendalian diharapkan alih fungsi lahan. 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian dapat menjadi suatu payung hukum yang yang mengintegrasikan Peningkatan pertanian kebijakan pengendalian alih fungsi lahan Pemanfaatan dan Pengelolaan Sarana daya hayati saat ini antara sehingga diperlukan pengelolaan menyeluruh, perlu terus ditunjukkan dengan di bidang and persyaratan dan sumber adanya forward sosial masyarakat linkages untuk mengimbangi kompetitor utama yang bergerak semakin pesat. pemerintah pangan dan sumber perlu pengelolaan terus Dalam upaya didukung pencapaian dengan diwujudkan Kelembagaan target penguatan sistem usaha pertanian diharapkan dengan pertumbuhan sarana produksi pertanian Kebijakan Penguatan serta secara sektor sektor industri. yang lainnya, agar Hal ini sangat dan daya saing negara-negara keberhasilan pertumbuhan di bidang penduduk yang pangan nasional, maka berbagai melalui peningkatan pemanfaatan dan meliputi benih, pupuk dan alsintan. dan Pembiayaan kinerja sektor kelembagaan dan kelautan dapat menghasilkan internasional, karena hayati antar dengan dalam mendukung daya hayati namun sangat cepat dibandingkan kebijakan kinerja produksi sangat beragam rendah dan kelautan/perikanan masyarakat diperlukan Program tambah daya keterkaitan pertanian pada standar bernilai nilai tam bah melalui investasi dan pangan dikembangkan di bidang pangan dan sumber komoditas peningkatan backward transformasi dapat memenuhi lain: produksi optimalisasi modernisasi termasuk Produksi meliputi Benih, Pupuk dan Alisntan Beberapa faktor yang terjadi dalam pengembangan maupun itu, mulai dari pusat sampai ke daerah. b. Kebijakan c. Oleh karena Pertanian pertanian dan pernbiayaan, secara terpadu dan Kelautan dan kelautan, serta perlu pendekatan dari hulu sampai hilir yang produk yang berdaya saing di pasar dalam negeri dapat menjadi andalan pertumbuhan ekonomi 5 nasional. Untuk membangun kelembagaan yang struktur perdesaan agar memeprmudah produktif, perrnodalan, seperti akessibiltas : (1) penyediaan (3) pemenuhan dibutuhkan terhadap input hasil pertanian, penguatan sumber-sumber usaha-tani, tenaga kerja, (4) penyedian usaha tani, (6) pengolahan penyediaan yang progresif (2) desa penyediaan lahan dan air irigasi, (5) (7) pemasaran hasil pertanian dan (8) informasi. Terkait dengan keberadaan beragam kelembagaan dapat diidentifikasi beberapa kendala antara lain: 1) Kelembagaan kepentingan 2) yang masih tradisional dan belum dapat mengakomodir anggotanya. Efektifitas yang melaksanakan masih fungsi yang rendah, harus yang diemban terlihat untuk dari ketidakmampuan mendukung pembangunan pertanian. 3) Keberpihakan kepada dibanding keberpihakan pemangku kepentingan Oleh karena tersebut melayani mampu pembiayaan mendatang petani, serta pembiayaan subsidi Kredit Pengembangan sangat diragukan, pelaku bisnis, oknum penguasa, dan keberadaan kelembagaan-kelembagaan fungsinya seefektif benar-benar lebih pertanian maupun dan kelautan non perbankan bunga: Kredit Ketahanan mungkin berpihak untuk kepada melalui skema-skema antara lain kredit Pangan dan Energi (KKP-E), Energi Nabati dan Revitalisasi Kredit Usaha Pembibitan masih pertanian yang lain. baik dari perbankan dengan yang pertanian yang lain. melaksanakan pembangunan Kebijakan penguatan program pembangunan kepentingan kepentingan petani kepada kepentingan itu, dimasa harus kepentingan Perkebunan Sapi (KUP-S), dan skema kredit dengan (KPEN-RP), penjaminan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Disamping itu dalam rangka upaya pemberdayaan pengembangan kegiatan usaha 6 produktif dilakukan bersumber melalui Bantuan dari APBN dan di sampaikan Pengembangan Usaha Agribisnis Ekonomi Masyarakat Pesisir Pedesaan (PUMP), dan Program Bantuan- bantuan Langsung melalui Perdesaan Masyarakat K/L yang meliputi (PUAP), Program (PEMP) Program Pemberdayaan (BLM) Pengembangan yang Program Pemberdayaan Usaha Mina Usaha Garam Rakyat (PUGAR). di salurkan melalui kelornpok-kelornpok gabungan tersebut seperti Gapoktan, Pokdakan, KUBNelayan dan lain-lain. Namun demikian, upaya-upaya serta mensejahterakan melalui berbagai untuk memajukan sektor pertanian petani, nelayan, pembudidaya program karena masih menghadapi tersebut dan kelautan ikan dan rnasyarakat belum menampakkan pesisir hasilnya secara nyata, berbagai kendala antara lain ketersediaan jaminan atau kolateral, serta kelembagaan yang belum kokoh. O1eh karena itu, perlu dilakukan pernbenahan program-program diakselerasi termasuk sistem untuk ditingkatkan pernbiayaan peningkatan agar kapasitasnya pertanian kesejahteraan penguatan sehingga kelembagaan input-input dapat produksi dan kelautan dapat diakses untuk mempercepat petani, nelayan, pembudidaya ikan, dan masyarakat pesisir. Asisten Deputi Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Oaya Hayati mempunyai tugas melaksanakan penyiapan sinkronisasi dan koordinasi perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan tentang masalah dan kegiatan di bidang prasarana, sarana pangan dan sumber daya hayati. 2) Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan Pegawai Tidak Tetap Lainnya bidang Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati membantu tugas Asdep Pangan dalam administrasi persuratan, pelaksanaan kegiatan Rakor /FGD/Workshop/Lokakarya/Seminar, dan 7 penyelesaian administrasi keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan di bidang Pangan. 2.2. Sasaran Kelancaran pelaksanaan kegiatan dan proses administrasi pelaksanaan kegiatan koordinasi, sinkronisasi dan monitoring dan evaluasi Keluaran Laporan pelaksanaan tugas PTT Lainnya Bidang Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati 3) Ruang Lingkup Pekerjaan 1) Menyiapkan bahan-bahan penyusunan laporan Seminar, Workshop, Focus Group Discussion (FGD),dan Perjalanan Dinas di Bidang Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Oaya Hayati 2) Membantu Penyusunan Rencana Kerja dan Alokasi Anggaran Kegiatan Asisten Deputi Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati Membantu pengarsipan dokumen persuratan dan pelaksanaan kegiatan 3) Membantu pengadministrasian pelaksanaan kegiatan 4) Menyusun laporan akhir kegiatan PTT Lainnya Bidang Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Oaya Hayati dalam rangka pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Bidang Prasarana, Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati 5) Kebutuhan Tenaga Ahli dan Kualifikasi Untuk melaksanakan Prasarana, pekerjaan ini diperlukan PTT Lainnya Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati sebanyak bidang 1 orang dengan kualifikasi: 1. Pendidikan SetingkatSLTAjSMU; 2. Memiliki Pengalaman Kerja; 3. Menguasai Ms. Office (word, excel, Power Point); 4. Memiliki pengalarnan Kerja 8 5. Mampu bekerja independent 6. Diutamakan dan efektif bekerja dalam tim yang pernah bekerja pad a instansi pemerintahan. Untuk penilaian kualifikasi dan pemenuhan Lainnya Bidang Prasarana, menyampaikan Komitmen V. penugasan, calon PTT Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati agar dapat kelengkapan (P2K) Kegiatan NPWP, surat penugasan administrasi dokumen administrasi kepada 2508, yaitu Curriculum Pejabat Pembuat Vitae (CV), copy ijazah, dan copy dokumen kontrak penugasan. Periode Penugasan Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini adalah 12 (dua bel as) bulan efektif kalender Vl. Pembebanan Biaya Segala biaya yang diperlukan Prasarna, Sarana Pangan kepada Kegiatan Koordinasi Hayati (Kegiatan Kementerian 2528), Koordinator Adapun jumlah honorarium bagi pelaksanaan dan Sumber tugas PTT Lainnya Bidang Daya Hayati Sarana dan Prasarana Anggaran Bidang dibebankan Pangan dan Sumber Daya Pendapatan Perekonomian tersebut dan Tahun PTT Lainnya Bidang Prasarana, Belanja Negara Anggaran 2015. Sarana Pangan dan Sumber Daya Hayati sebesar Rp. 2.700.000,-/bulan/orang Jakarta, Desember 2014 Asdep Sarana dan Prasarana AI Pangan dan Sumber 0 a HaJ:~ti~ ~ 9