PENGEMBANGAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN Kegiatan-kegiatan mendasar yang perlu dilakukan sekaligus menjadi orientasi baru dalam pembangunan pertanian diantaranya adalah: • Perencanaan desentralisasi, yang terpusat/sentralisasi menjadi • Pendekatan komoditas menjadi pendekatan sumber daya, • Orientasi pendapatan menjadi kesejahteraan, • Orientasi pertanian skala subsistem menjadi skala komersial, • Peningkatan produktivitas sumber daya manusia melalui peningkatan peranan alat dan mesin pertanian, • Penanganan komoditas primer perlu ditingkatkan nilai tambahnya, • Peningkatan pendayagunaan potensi sumber daya di Kawasan Timur Indonesia agar serasi dengan di Kawasan Barat Indonesia, KERAGAAN DAN KENDALA PENGEMBANGAN ALSINTAN • Aspek Kebutuhan Petani dalam Usahatani • Aspek Bengkel/Industri Alsintan • Aspek Wujud Alsintan • Aspek Pengawasan dan Pengendalian Mutu Standar KEBIJAKSANAAN PENGEMBANGAN ALSINTAN • Prastawa dkk. (1991) pengembangan alat dan mesin pertanian (alsintan) hendaknya mempertimbangkan • (1) jenis alat dan mesin yang akan dikembangkan, • (2) partisipasi petani/pemakai, • (3) dukungan suku cadang, dan • (4) standard dan mutu alat/mesin PELUANG PENGEMBANGAN ALSINTAN • Upaya Peningkatan Efisiensi dan Produktifitas • Upaya Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian • Upaya Pengendalian Limbah dan Pemanfaatannya KEGIATAN PASCA PANEN • Periode pasca panen dimulai dari saat panen, yaitu pengambilan tanaman atau bagian tanaman yang dianggap sebagai produk tersebut habis dikonsumsi atau dijual. • Pengolaan faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan dan penjualan produk itu akan menentukan kepuasan yang akan dapat dicapai dari produk pertanian tersebut PENGOLAHAN DAN PEYIMPANAN • Produk pertanian yang cepat rusak setelah dipanen dan kalaupun terlambat juga merugikan, maka sesudah panen perlu segera dilanjutkan dengan pengolahan. • Pengolahan juga dilakukan terhadap produk pertanian yang berlebihan pada waktu panen untuk mencegah merosotnya harga jual agar dapat lebih lama disimpan untuk diubah menjadi untuk produk lain yang mempunyai nilai tambah • Setelah mengalami pengolahan, produk olahan tersebut mempunyai nilai tambah bila dipasarkan. Akan tetapi, produk olahan tersebut tidak selalu langsung dipasarkan apabila harga pasar dirasa masih belum cukup tinggi sehingga waktu penyimpanan perlu diperpanjang. • Produk olahan dari pabrik umumnya dapat disimpan jauh lebih lama tanpa menurunkan kualitasnya. Produk olahan yang bukan dari pabrik lebih memerlukan banyak perhatian terhadap faktorfaktor yang berpengaruh dalam penyimpanannya. • Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penyimpanan produk pertanian yang sudah mengalami pengolahan, apalagi yang hanya mengalami pembersihan dan pengeringan ialah suhu, kelembaban, dan sirkulasi udara ruang simpan, serta kebersihan dan keamanan ruang simpan dalam hubungannya dengan kemungkinan terjadinya serangan hama dan penaykit pascapanen. Produk yang disimpan perlu diperhatikan kebersihan dan kandungan airnya. Produk tersebut harus bersih dari sumber hama dan penyakit yang dapat menyerang selama penyimpanan dan kadar airnya harus cukup rendah untuk menghindari kemungkinan tumbuhnya jamur.