I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ergonomi adalah bidang ilmu yang membahas analisa fenomena peralatan dan fasilitas lingkungan kerja yang berdasarkan kondisi fisiologis dan biometrik pekerja (Gerth, 2004). Pertanian yang sudah berkembang tidak bisa lepas dari mekanisasi pertanian yang identik dengan perkembangan jaman. Hal ini dapat membawa keterkaitan antara bidang pertanian dengan alat-alat pertanian atau mekanisasi pertanian. Sehingga keterlibatan bengkel-bengkel alat dan mesin pertanian pun akan sangat berperan di dalamnya. Dari bengkel-bengkel inilah alat-alat dan mesin pertanian dari peralatan sederhana hingga mesin modern dihasilkan. Tentunya di dalam bengkel jugalah peralatan dan mesin pertanian mendapatkan perawatan dan perbaikan. Bengkel merupakan salah satu tempat terjadinya aktivitas manusia dalam pembuatan peralatan dan mesin. Dengan demikian bengkel harus diatur sedemikian rupa sehingga menjadi lingkungan kerja yang nyaman dan memenuhi syarat ergonimis bagi para pekerja. Tuntutan ini memerlukan perhatian khusus untuk mewujudkannya. Untuk meningkatkan produktivitas yang terdiri dari kualitas dan kontinuitas dari suatu kegiatan berbagai penelitian telah banyak dilakukan. Manfaat dari penerapan ilmu ergonomi dapat diukur dari efisiensi, keselamatan, dan kenyamanan bekerja. Kondisi lingkungan yang baik yaitu kondisi yang memungkinkan manusia melaksanakan kegiatannya dengan optimal, sehat, aman dan selamat. Akan tetapi sudah pasti ada beban kerja yang ditimbulkan apabila terjadi suatu aktivitas atau kerja. Lima faktor yang menyebabkan beban tambahan (Suma’mur, 1984) : 1. Faktor fisik : penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat cahaya, kebisingan, vibrasi mekanik, radiasi dan tekanan udara. 2. Faktor kimia : gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda padat. 3. Faktor biologis : faktor dari tumbuhan dan hewan. 1 4. Faktor fisiologi : konstruksi mesin. 5. Faktor mental psikologi : suasana kerja, hubungan antara pekerja dengan pengusaha, pemilihan kerja, dll. Faktor-faktor tersebut dalam jumlah tertentu dapat mengganggu daya kerja seorang pekerja. Seperti halnya penerangan yang tidak cukup intensitasnya di dalam suatu ruang kerja adalah sebab kelelahan mata, kegaduhan (kebisingan) dapat mengganggu daya ingat dan konsentrasi pikiran yang berakibat kelelahan psikologis, dan sikap badan yang salah dapat mengganggu hasil kerja yang menyebabkan timbulnya kelelahan dan kurangnya fungsi maksimal alat-alat tertentu. Sebaliknya, apabila faktorfaktor tersebut dicari manfaatnya akan dapat diciptakan suasana yang serasi. Misalnya, penggunaan musik di tempat kerja, perencanaan manusia-mesin sebaik-baiknya, penerangan yang diatur intensitasnya sesuai dengan kebutuhan, dll. Penerangan di dalam suatu ruang kerja tertentu meliputi : intensitas penerangan, pemberian warna ruang kerja, dan penyebaran cahaya penerangan. Intensitas penerangan (iluminasi) dan warna ruang, sangat mempengaruhi kebutuhan lampu penerangan. B. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kebisingan di bengkel alsintan CV. Daud Teknik Maju di Cibeureum Bogor (bengkel alsintan sederhana) dan bengkel alsintan PT. Agrindo Surabaya (bengkel alsintan besar). 2. Mengetahui tingkat pencahayaan di bengkel alsintan CV. Daud Teknik Maju di Cibeureum Bogor (bengkel alsintan sederhana) dan bengkel alsintan PT. Agrindo Surabaya (bengkel alsintan besar). 3. Menganalisis pola sebaran kebisingan di bengkel alsintan CV. Daud Teknik Maju di Cibeureum Bogor (bengkel alsintan sederhana) dan bengkel alsintan PT. Agrindo Surabaya (bengkel alsintan besar). 4. Menganalisis pola sebaran pencahayaan di bengkel alsintan CV. Daud Teknik Maju di Cibeureum Bogor (bengkel alsintan sederhana) dan bengkel alsintan PT. Agrindo Surabaya (bengkel alsintan besar). 2