Uploaded by User10257

acara 3 pencarian solusi

advertisement
ACARA 3
Tahap Pencarian Solusi
A. Solusi yang Pernah Ditawarkan dan Tingkat Keberhasilannya
Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani “setia tani” Desa
Keniten adalah mahalnya biaya sewa alat mesin pertanian (alsintan),
kurangnya sarana pemrosesan gabah basah menjadi beras, serta masalah
hama wereng yang menyerang pertanian padi pada musim hujan.
Kelompok tani “setia tani” mengeluhkan mahalnya biaya sewa
alsintan yang mencapai Rp700.000,00 untuk satu kali penggarapan sawah.
Besarnya biaya penggarapan tersebut berdampak pada berkurangnya
penerimaan petani karena mereka menjual gabah basah dengan harga yang
cukup rendah dan tidak berani menaikkan harga jual karena takut tidak ada
konsumen yang membeli gabah basah mereka.Selain itu kurangnya saran
pemrosesan gabah basah menjadi beras juga permasalahan yang harus
dihadapi kelompok tani “setia tani” karena mereka beranggapan bahwa
menjual beras akan lebih menguntungkan dibanding menjual gabah basah.
Pada saat kami mewawancarai ketua kelompok tani “setia tani”
bapak Darwoto, beliau mengatakan bahwa upaya dari pemerintah Desa
Keniten untuk menyelesaikan permasalahan –permasalahan tersebut
adalah apabila kelompok tani “setia tani” mengajukan proposal
permohonan bantuan. Kurangnya kemampuan kelompok tani “setia tani”
dalam membuat proposal yang baik dan lemahnya follow-up proposal
menyebabkan permasalahan tersebut tak kunjung usai dan mendapatkan
titik cerah.
Permasalahan lain yang dihadapi kelompok tani “setia tani” adalah
serangan hama wereng coklat pada musim hujan sehingga hasil produksi
gabah basah yang dihasilkan dapat berkurang sampai dengan 50% dari
bobot normalnya (tanpa terkena serangan) sehingga para petani harus
menggunakan pestisida dengan harga ± Rp900.000,00 yang nantinya akan
menurunkan penerimaan petani.
Bapak Darwoto mengatakan kepada kami bahwa dulu pernah ada
penyuluh yang datang untuk menjelaskan cara menanggulangi hama
wereng coklat namun penyuluhan yang diberikan adalah cara untuk
membuat fungisida bukan membuat pestisida bagi hama wereng dengan
cara yang mudah dan harga yang murah, sehingga dapat dikatakan bahwa
penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh pada waktu lalu tidak tepat
guna.
B. Pencarian Solusi yang Sesuai
Melihat permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh
kelompok tani “setia tani” kami menawarkan solusi-solusi yang dihasilkan
melalui diskusi kelompok serta pencarian informasi melalui pustaka –
pustaka baik fisik maupun online seperti buku dan jurnal ilmiah.
Solusi untuk permasalahan mahalnya biaya sewa alsintan serta
kurangnya sarana pemrosesan gabah basah menjadi beras adalah dengan
memberikan pelatihan cara membuat proposal yang baik dan benar kepada
para petani kelompok tani “setia tani” serta menjadi jembatan penghubung
kelanjutan dari proses permohonan proposal yang diajukan petani ke
pemerintah. Alasan pemilihan solusi tersebut adalah karena pemerintah
bersedia memberikan bantuan apabila peminta bantuan (kelompok tani)
mengajukan proposal.
Kementerian Pertanian (2015) mengatakan bahwa kriteria
penerima bantuan alsintan adalah:
a) Kelompok tani/Gapoktan/UPJA yang dinyatakan layak setelah
diverifikasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota setempat.
b) Kelompok tani/Gapoktan/UPJA yang aktif dan bersedia mendukung
program pencapaian sasaran produksi pertanian, dinyatakan dengan
Surat Pernyataan.
c) Bersedia mengikuti semua kewajiban yang diberikan dan bertanggung
jawab dalam operasional alsintan.
d) Bersedia memanfaatkan dan mengelola alat dan mesin pertanian untuk
mendukung peningkatan produksi pertanian guna memenuhi
kebutuhan Kelompok tani/Gapoktan/UPJA maupun dalam
mendukung brigade tanam.
Pernyataan Kementerian Pertanian diatas menyatakan bahwa
kelompok tani “setia tani” memiliki hak atas bantuan alsintan karena telah
memenuhi kriteria serta pemerintah wajib memberikan bantuan alsintan
tersebut sehingga jumlah alsintan yang dimiliki kelompok tani “setia tani”
memadai dan harga sewanya murah. Hal tersebut juga yang dapat
diaplikasikan terhadap kebutuhan sarana pemrosesan gabah basah menjadi
beras di Desa Keniten.
Solusi untuk permasalahan serangan hama wereng coklat adalah
dengan melakukan penyuluhan tentang cara pembuatan pestisida wereng
coklat yang ramah lingkungan serta mudah dan murah. Solusi tersebut
muncul karena mahalnya harga pestisida yang ada sehingga mengurangi
penerimaan petani.
Menurut Gerrits dan Van Latum, 1988 dalam Sastrosiswojo, 2002
beberapa keuntungan/kelebihan penggunaan pestisida nabati secara khusus
dibandingkan dengan pestisida konvensional adalah sebagai berikut :
1. Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu tidak
meracuni (non toksik).
2. Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta
relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya
mudah hilang.
3. Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah.
4. Mudah diperoleh di alam, contohnya di Indonesia sangat banyak jenis
tumbuhan penghasil pestisida nabati.
5. Cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial-ekonomi
penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara-negara
berkembang.
Berdasarkan pernyataan diatas kami yakin bahwa pelatihan
pembuatan pestisida alami untuk meghadapi permasalahan wereng coklat
adalah solusi yang tepat guna dan menguntungkan.
Download