DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU YANG

advertisement
DESKRIPSI KONDISI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU
YANG BERSERTIFIKAT PENDIDIK
Hafidah Ainur Rahmi, Achmad Fatchan, Budijanto
S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: [email protected]
Abstract: This research to obtain information about pedagogical
competence of teachers, especially in (1) lesson planning; (2)
lesson implementation; and (3) evaluation of learning process.
This research is located in Lumajang Regency with the research
subjects of senior high school geography teacher and junior high
school social studies teachers who have been certified. This
research is exposfacto. The data techniques included
documentation, observation, and questionnaires. The analysis of
data used the descriptive analysis with single tabulation. The
results showed that the competence of senior high school
geography teacher and junior high school social studies teacher in
Lumajang Regency preparing the lesson plans were good, the
competence of teachers in carried out the learning process were
good, and also the competence of teachers conducted of the
learning evaluation were good. It concluded that pedagogical
competence of senior high school geography teacher and junior
high school social studies teacher who have been certified in
Lumajang Regency were good.
Key word: Pedagogical competence, educator certificate
Faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru. Guru berada
di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya manusia. Guru
merupakan ujung tombak keberhasilan suatu proses pembelajaran. Mulyasa
(2005: 13) menyatakan “Kualitas pembelajaran sangat tergantung pada
kemampuan profesional guru, terutama dalam memberikan kemudahan belajar
kepada peserta didik secara efektif dan efisien”. Oleh karena itu, di tangan gurulah
akan dihasilkan peserta didik yang berkualitas. Profesionalitas guru sangat penting
untuk memenuhi kebutuhan siswa dan tuntutan masyarakat.
Guru profesional tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga
mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik. Guru profesional merupakan komponen vital yang dapat menjamin
kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru
profesional dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya yang dapat
mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja sehingga dapat menunjang
peningkatan kualitas pendidikan. Guru profesional dapat dibuktikan dengan
perolehan sertifikasi guru.
Sertifikasi guru adalah proses perolehan sertifikat pendidik bagi guru.
Sertifikat pendidik bagi guru berlaku sepanjang yang bersangkutan menjalankan
tugas sebagai seorang guru sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Sertifikat pendidik ditandai dengan satu nomor registrasi guru yang dikeluarkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional (Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen).
Pelaksanaan sertifikasi guru juga dibarengi dengan pemberian
kesejahteraan guru yang berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji,
tunjangan fungsional, profesi, dan tunjangan khusus terkait dengan tugasnya
sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasii.
Adanya pemberian tunjangan tersebut diharapkan diimbangi dengan adanya usaha
untuk memajukan pendidikan. Guru yang profesional diharapkan mampu
membina siswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing
dalam setiap kompetisi dalam bidang pendidikan. Kompetensi yang dimiliki oleh
guru akan berdampak pula terhadap kinerja guru untuk menambah kualitas
pendidikan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah kompetensi
pedagogik. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kompetensi ini lebih menekankan kepada kemampuan guru untuk
mengelola pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa.
Penelitian ini menjabarkan kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh guru
yang telah memiliki sertifikat pendidik dengan melihat langsung kenyataan di
lapangan. Kenyataan yang dikhawatirkan adalah apakah guru yang sudah
bersertifikat pendidik ini bisa menjamin bahwa guru tersebut adalah guru yang
profesional terutama dalam kompetensi pedagogiknya terutama guru geografi
SMA dan guru IPS SMP di Kabupaten Lumajang.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksposfakto, yaitu jenis penelitian
yang hanya menggambarkan serta meringkas berbagai kondisi dan situasi yang
ada. Peneliti menjabarkan kondisi konkret dari objek penelitian dan selanjutnya
akan dihasilkan deskripsi tentang objek penelitian. Penelitian ini hanya
melukiskan variabel atau kondisi yang sedang terjadi dalam suatu situasi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN dan SMAN yang terdapat di
Kabupaten Lumajang, meliputi SMPN 1 Lumajang, SMPN 2 Lumajang, SMPN 3
Lumajang, SMPN 4 Lumajang, SMPN 5 Lumajang, SMPN 1 Sukodono, SMAN 1
Lumajang, dan SMAN 3 Lumajang. Objek dalam penelitian adalah guru geografi
SMA dan guru IPS SMP yang telah lulus program sertifikasi di Kabupaten
Lumajang yang berjumlah 30 orang.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa studi dokumen
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru, observasi
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas, serta
teknik angket untuk mengetahui evaluasi pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru. Instrumen penelitian dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan
angket skala likert. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui kompetensi
guru dalam perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Lembar
observasi yang digunakan merujuk pada Alat Penilaian Kompetensi Guru
(APKG). APKG 1 digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam
perencanaan pembelajaran, sedangkan APKG 2 digunakan untuk mengetahui
kompetensi guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya, instrumen angket
digunakan untuk mengetahui kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran.
Angket yang digunakan berupa angket skala likert, sehingga responden tinggal
memilih salah satu jawaban pada angket tersebut. Analisis data pada penelitian ini
berupa tabulasi tunggal dengan persentase.
HASIL
Hasil kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada
Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Kompetensi Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
Skor
No
Variabel
Perolehan
1.
Merumuskan tujuan pembelajaran
111
2.
Pemilihan materi pembelajaran
100
3.
Pengorganisasian materi pembelajaran
40
4.
Pemilihan metode dan model
107
pembelajaran
5.
Pemilihan media pembelajaran
100
6.
Pemilihan sumber belajar
89
7.
Kejelasan skenario pembelajaran
104
8.
Kerincian skenario pembelajaran
90
9.
Kesesuaian teknik dengan tujuan
99
pembelajaran
10. Kelengkapan instrumen evaluasi
70
pembelajaran
Nilai Keseluruhan
910
Skor
Maksimal
120
120
120
120
%
Kualifikasi
93
83
33
89
Amat Baik
Baik
Kurang Baik
Baik
120
120
120
120
120
83
74
87
75
83
Baik
Cukup
Baik
Cukup
Baik
120
58
Sedang
1200
76
Baik
Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik
adalah aspek merumuskan tujuan pembelajaran. Hal ini karena sebagian besar
guru mencantumkan tujuan pembelajaran dengan jelas, lengkap, tersusun secara
logis, dan dapat mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi. Sedangkan aspek
yang memperoleh kualifikasi kurang baik adalah aspek pengorganisasian materi
pembelajaran. Aspek ini memperoleh kualifikasi terendah karena sebagian besar
guru tidak mengorganisasikan materi secara luas dan detail.
Aspek kelengkapan instrumen evaluasi pembelajaran memperoleh
kualifikasi sedang. Hal ini karena sebagian besar guru tidak mencantumkan rubrik
penilaian kinerja maupun kunci jawaban untuk instrumen penilaian tes pada RPP.
Aspek pemilihan sumber belajar berkualifikasi cukup karena sebagian besar guru
hanya menggunakan sumber belajar yang berasal dari satu sumber. Sedangkan
aspek kerincian skenario pembelajaran juga berkualifikasi cukup dikarenakan
sebagian besar guru tidak menyusun skenario pembelajaran secara rinci bahkan
tidak terdapat alokasi waktu setiap langkah pembelajaran. Namun secara
keseluruhan, kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran tergolong baik.
Hasil kompetensi guru dalam perencanaan pembelajaran dapat dilihat pada
Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Kompetensi Guru Dalam Pelaksanaan Pembelajaran
Skor
No
Variabel
Perolehan
Pra Pembelajaran
1.
Pemeriksaan kesiapan siswa
108
2.
Melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi
108
3.
Penyampaian kompetensi dan tujuan
109
pembelajaran, serta rencana kegiatannya
Inti Pembelajaran
4.
Penguasaan materi pembelajaran
106
5.
Kesesuaian materi dengan hierarki belajar
108
6.
Kaitan materi dengan realitas kehidupan
109
7.
Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan
114
kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
8.
Penggunaan kemampuan dasar mengajar
105
9.
Penggunaan metode dan model pembelajaran
101
10. Pembelajaran secara runtut (sesuai sintaks)
100
11. Pemanfaatan alokasi waktu
99
12. Penggunaan variasi sumber belajar
98
13. Menggunakan media secara efektif dan efisien
99
14. Keterlibatan siswa dalam pemanfaatan media
100
15. Menghasilkan pesan yang menarik bagi siswa
100
16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
102
pembelajaran
17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons
104
siswa
18. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa
104
dalam belajar
19. Memantau kemajuan belajar selama proses
104
pembelajaran
20. Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi
100
21. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar
102
sesuai dengan kompetensi
22. Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara
109
jelas, baik, dan benar
23. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai
99
Penutup
24. Refleksi atau pembuatan kesimpulan dengan
98
melibatkan siswa
25. Melaksanakan tindak lanjut
101
Nilai Keseluruhan
2587
Skor
Maksimal
%
Kualifikasi
120
120
120
90
90
91
Baik
Baik
Amat Baik
120
120
120
120
88
90
91
95
Baik
Baik
Amat baik
Amat Baik
120
120
120
120
120
120
120
120
120
88
84
83
83
82
83
83
83
85
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
120
87
Baik
120
87
Baik
120
87
Baik
120
120
83
85
Baik
Baik
120
91
Amat Baik
120
83
Baik
120
82
Baik
120
3000
84
86
Baik
Baik
Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik
adalah penyampaian kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta rencana
kegiatannya, kaitan materi dengan realitas kehidupan, pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai, serta aspek menggunakan
bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar. Pada aspek penyampaian
kompetensi dan tujuan pembelajaran, sebagian besar guru telah menyampaikan
kompetensi dan tujuan pembelajaran pada awal pelajaran. Guru menjelaskan apa
saja tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan.
Kualifikasi amat baik juga diperoleh aspek kaitan materi dengan realitas
kehidupan. Sebagian besar guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan.
Guru memberikan contoh berdasarkan apa yang dialami oleh siswa. Contoh: guru
mengaitkan materi hidrosfer dengan memberi contoh manfaat air bagi kehidupan
sehari-hari mereka (air bermanfaat untuk mandi, mencuci, dsb). Aspek
melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang dicapai memperoleh
kualifikasi amat baik. Hal ini karena sebagian besar guru dalam melaksanakan
pembelajaran selalu merujuk pada RPP yang telah dibuat sebelumnya sehingga
apa yang disampaikan guru tidak keluar dari tujuan pembelajaran.
Aspek menggunakan bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar
juga memperoleh kualifikasi amat baik. Sebagian besar guru telah menggunakan
bahasa lisan dan tulis dengan jelas, baik, dan benar. Dalam menjelaskan, suara
guru lantang sehingga dapat didengar oleh seluruh siswa, pelafalan kalimat yang
disampaikan oleh guru jelas, penggunaan bahasa baku, serta tulisan guru di papan
tulis maupun media yang lain dapat dibaca dengan jelas oleh siswa. Berdasarkan
tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran tergolong baik dengan perolehan persentase sebesar 86%.
Hasil kompetensi guru dalam evaluasi pembelajaran dapat dilihat pada
Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Kompetensi Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran
Skor
No
Variabel
Perolehan
1.
Kegiatan penilaian (afektif, kognitif, atau
113
psikomotorik) terhadap Siswa
2.
Kegiatan penginformasian kriteria
113
penilaian tes dan non tes kepada siswa
3.
Pemberian tugas individu dan kelompok
yang berkaitan dengan fenomena sehari104
hari
4.
Kegiatan membahas tugas individu dan
96
kelompok di depan kelas
5.
Kegiatan penyusunan soal ulangan
112
berdasarkan kisi-kisi
6.
Kegiatan pemeriksaan hasil kerja siswa
108
dengan cepat dan dikembalikan
7.
Kegiatan analisis butir soal
96
8.
Kegiatan analisis daya serap siswa
99
Skor
Maksimal
%
Kualifikasi
120
94
Amat Baik
120
94
Amat Baik
120
87
Baik
120
80
Baik
120
93
Amat Baik
120
90
Baik
120
120
80
83
Baik
Baik
9.
10.
Kegiatan bimbingan belajar siswa
Kegiatan remedial/program perbaikan
Skor Perolehan
100
110
1051
120
120
1200
83
92
88
Baik
Amat Baik
Baik
Berdasarkan tabel di atas, variabel yang memperoleh kualifikasi amat baik
adalah kegiatan penilaian terhadap siswa, kegiatan penginformasian kriteria
penilaian kepada siswa, kegiatan penyusunan ulangan berdasarkan kisi-kisi, serta
aspek kegiatan remidial/program perbaikan. Pada aspek kegiatan penilaian
terhadap siswa, sebagian besar guru selalu melakukan penilaian terhadap siswa,
baik penilaian afektif, kognitif, dan psikomotor. Namun, dalam penelitian ini,
penilian yang dilakukan oleh guru hanya penilaian afektif yang berkaitan dengan
aktivitas belajar siswa dan kognitif yang berkaitan dengan hasil belajar siswa.
Aspek kegiatan penginformasian kriteria penilaian kepada siswa
memperoleh kualifikasi amat baik karena sebagian besar guru selalu
menginformasikan kriteria penilaian baik itu penilaian tes maupun non tes.
Sebelum guru memberikan tes, guru terlebih dahulu memberitahukan kriteria
penilian sehingga siswa akan dapat dengan sendirinya memperkirakan hasil
belajar yang akan diperolehnya. Pada aspek kegiatan penyusunan ulangan
berdasarkan kisi-kisi, sebagian besar guru menyusun soal ulangan berdasarkan
kisi-kisi. Sebelum guru membuat soal ulangan, guru terlebih dahulu membuat
kisi-kisi soal, hal ini agar soal yang dibuat oleh guru tidak keluar dari tujuan
pembelajaran serta indikator pencapaian.
Aspek kegiatan remidial/program perbaikan juga memperoleh kualifikasi
amat baik. Hal ini karena sebagian besar guru selalu melakukan program remidial
kapada siswa yang nilainya berada di bawah standar nilai (KKM). Siswa yang
nilainya di bawah KKM diharuskan mengikuti program remidial agar hasilnya
optimal. Berdasarkan data tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
guru dalam evaluasi pembelajaran juga tergolong baik.
PEMBAHASAN
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dikatakan bahwa kompetensi
pedagogik guru geografi SMA dan guru IPS SMP yang bersertifikat pendidik di
Kabupaten Lumajang tergolong baik. Baik tidaknya kompetensi dipengaruhi oleh
faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berasal dari dalam diri guru, seperti
pendidikan yang ditempuh oleh guru, keikutsertaan dalam berbagai pelatihan
kependidikan, serta lama kerja dan pengalaman kerja guru. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari luar, seperti lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang
disediakan oleh sekolah.
Penelitian mengenai kompetensi guru yang telah lulus sertifikasi telah
banyak dilakukan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan
oleh Dinar Cindarbumi (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Dinar
menyimpulkan bahwa tingkat kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat
pendidik dalam menyusun RPP, melaksanakan pembelajaran, serta melaksanakan
evaluasi pembelajaran sudah sangat baik.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian tersebut terletak pada
kesamaan menganalisis kompetensi pedagogik guru yang bersertifikat pendidik
dalam menyusun RPP, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Perbedaan penelitian ini terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Subjek pada
penelitian tersebut adalah guru kewarganegaraan dan berlokasi di Kabupaten
Bojonegoro. Sedangkan subjek pada penelitian ini adalah guru geografi SMA dan
guru IPS SMP di Kabupaten Lumajang. Perbedaan berikutnya adalah teknik
pengumpulan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian tersebut berupa
observasi, dokumentasi, dan wawancara. Sedangkan pada penelitian ini tidak
menggunakan teknik wawancara, melainkan angket.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Wahyu Utami (2010). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa kinerja guru
ekonomi yang sudah lulus program sertifikasi guru di Kabupaten Bojonegoro
adalah baik. Pada kompetensi kepribadian, kinerja guru sangat baik; pada
kompetensi pedagogik, kinerja guru sangat baik; pada kompetensi profesional,
kinerja guru baik; dan pada kompetensi sosial, kinerja guru juga tergolong baik.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dewi Wahyu Utami dengan
penelitian ini adalah sama-sama menganalisis guru yang bersertifikat pendidik.
Perbedaan terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut,
subjek penelitiannya adalah guru ekonomi SMA se Kabupaten Bojonegoro,
sedangkan pada penelitian ini adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP di
Kabupaten Lumajang. Perbedaan selanjutnya terletak pada teknik pengumpulan
data. Teknik pengumpulan data pada penelitian tersebut adalah angket,
wawancara, dan observasi, sedangkan penelitian ini tidak menggunakan teknik
wawancara, melainkan menggunakan teknik studi dokumen.
Penelitian ini juga mendukung penelitian oleh Dian Justicia (2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Dian menunjukkan bahwa kompetensi guru
ekonomi yang telah lulus program sertifikasi dalam proses pembelajaran di SMA
Negeri 1 Malang adalah baik.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Dian Justicia (2010) dengan
penelitian ini adalah sama-sama menganalisis guru yang bersertifikat pendidik.
Perbedaan terletak pada subjek dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut,
subjek penelitiannya adalah guru ekonomi SMAN 1 Malang, sedangkan pada
penelitian ini adalah guru geografi SMA dan guru IPS SMP di Kabupaten
Lumajang. Selain itu, pada penelitian tersebut, aspek yang dinilai adalah proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, sedangkan pada penelitian ini tidak
hanya proses pembelajaran, melainkan juga perencanaan pembelajaran dan
evaluasi pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh Eka Apriliya Sari (2012) juga sejalan
dengan penelitian ini. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kinerja guru
Sekolah Dasar Pasca Sertifikasi di kabupaten Kediri tergolong baik. Kinerja guru
pada kompetensi pedagogik baik (88,24%), kinerja guru pada kompetensi
kepribadian baik (89,17%), kinerja guru pada kompetensi profesional baik
(82,59%), dan kinerja guru pada kompetensi sosial baik (77,34%).
Dari beberapa penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru yang bersertifikat pendidik adalah baik. Berdasarkan teori dan
temuan sebelumnya, jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka hasilnya sangat
relevan. Akan tetapi penelitian ini menunjukkan hasil berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh oleh Fatimatus (2012). Penelitian yang dilakukan oleh
Fatimatus menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan profesionalisme guru
(khusus kompetensi pedagogik) antara yang belum bersertifikat dengan yang
sudah bersertifikat pendidik. Sertifikasi tidak memberikan kontribusi terhadap
tingkat profesionalisme guru (khusus kompetensi pedagogik). Dalam penelitian
tersebut, kompetensi pedagogik antara guru yang belum bersertifikat dengan yang
sudah bersertifikat sama-sama menunjukkan kualitas yang baik dalam proses
belajar mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi pedagogik guru
yang bersertifikat pendidik menunjukkan hasil yang baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
pedagogik guru geografi SMA dan guru IPS SMP dalam merencanakan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran tergolong
baik.
DAFTAR RUJUKAN
Cindrabumi, Dinar. 2010. Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan
Kewarganegaraan yang Bersertifikat Pendidik di SMK Kecamatan
Kabupaten Bojonegoro. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas
Negeri Malang
Justicia, Dian. 2010. Kompetensi Pedagodik Guru Ekonomi yang Telah Lulus
Program Sertifikasi dalam Proses Pembelajaran di SMA Negeri 1
Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang
Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sari, Eka Apriliya. 2012. Kinerja Guru Sekolah Dasar Pasca Sertifikasi di
Kabupeten Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri
Malang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang:
UM Press
Utami, Dewi Wahyu. 2010. Evakuasi Kinerja Guru Ekonomi yang Sudah Lulus
Program Sertifikasi Guru di Kabupaten Bojonegoro. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.
Download