Pendekatan Perhitungan Biaya, Pendapatan & Analisis Kelayakan Usahatani Pendekatan Analisis biaya dan Pendapatan • Pendekatan nominal (nominal approach) • Pendekatan nilai yang akan datang (Future value approach) • Pendekatan nilai sekarang (Present value approach) Time Value of Money • Mengapa nilai uang berubah dgn berjalannya waktu, secara ekonomi ada beberapa alasan : 1. Inflasi 2. Konsumsi 3. Produktivitas 1. Pendekatan Nominal • Pendekatan nominal tanpa memperhitungkan nilai uang menurut waktu (time value of money), tetapi yang dipakai harga yang berlaku, sehingga dapat langsung dihitung jumlah pengeluaran dan jumlah penerimaan dalam satu periode proses produksi • Pendekatan nominal sangat sederhana dan mudah tetapi mengandung kelemahanī bunga pinjaman Pendapatan Penerimaan Biaya total Keuntungan = Penerimaan – Biaya total = Py . Y = biaya tetap + Biaya Variabel = Pendapatan - biaya implisit Biaya, penerimaan, dan pendapatan dalam satu tahun No. Keterangan Sebelum Mengikuti Setelah Mengikuti Program PMI Padi Program PMI Padi 1. Biaya Total (Rp/Ha) Rp 1.546.258.75 Rp 3.142.280.63 2. Produksi (Kg/Ha) 1059.61 2595.125 3. Harga Rp 2000,00 Rp 2000,00 4. Penerimaan (Rp/Ha) Rp 2.119.237.50 Rp 5.190.250.00 5. Pendapatan (Rp/Ha) Rp 572.978.75 Rp 2.047.969.38 • Pendekatan nominal sangat sederhana dan mudah tetapi mengandung kelemahan. • Untuk mengatasi kelemahan tersebut dapat digunakan pendekatan yang memperhatikan nilai uang yaitu future approach dan present approach. • Jika dipakai nilai uang atau time value of money maka besarnya tingkat bunga akan berpengaruh pada nilai uang yang terkait dengan waktu 2. Pendekatan Nilai yang akan datang (Future value) • Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses produksi di bawa ke nanti pada saat panen atau terakhir proses produksi atau • Compounding factor (F/P) (bunga majemuk) digunakan untuk mencari nilai yg akan datang (F) dari nilai uang saat ini (P), jika diketahui besarnya bunga (i) dan lamanya periode investasi (n) FV = P(1 + i)n 3. Pendekatan nilai sekarang (Present value) • Pendekatan ini memperhitungkan semua pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi dibawa ke saat awal atau sekarang saat dimulainya proses produksi atau • Discount Factor (P/F), untuk menghitung sejumlah uang disaat sekarang (P) bila diketahui sejumlah nilai tertentu dimasa yang akan datang (F) dengan memperhatikan periode tertentu (n) PV = F (1 /(1 + i)n ) Perbedaan Nominal ( harga yang berlaku) Future value (nilai yang akan datang) ( i + 0% ) (1 + i)t (1 + 0) 0 = 10 (1 + 0) 1= 11 (1 + 0) 2= 12 (1 + 0) 3= 13 dst (1 + 0) 0 = 1 (1 + 0) 1= 1, 01 (1 + 0) 2= 1, 02 (1 + 0) 3= 1, 03 Dst Present value (Nilai sekarang = 1 (1 + i)t 1 0,99 0,98 0,97 DST Kelayakan Usahatani Tanaman Semusim • Tumbuhan semusim atau tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu musim tanam • dalam bahasa Inggris, annual plant, menunjukkan bahwa yang dimaksud "satu musim" adalah satu tahap dalam setahun. • Suatu usahatani dapat dikatakan layak atau tidak untuk dilakukan dapat dilihat dari efisiensi penggunaan biaya dan besarnya perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya. Pada umumnya syarat utama dalam usahatani harus memperhatikan: 1. R/C >1 2. π/C > bunga bank yang berlaku 3. Produktifitas Tenaga kerja > dari tingkat upah yang berlaku 4. Pendapatan > sewa lahan per satuan waktu atau musim tanam 5. Produksi > BEP Produksi 6. Penerimaan (Rp) > BEP Penerimaan (Rp) 7. Harga > BEP 8. Jika terjadi penurunan harga produksi maupun peningkatan harga faktor produksi sampai batas tertentu tidak menyebabkan kerugian 1. ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) • Suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi • Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan di dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Namun ada juga yang membuat pengertian break even point (BEP) sebagai berikut • Menurut S. Munawir (2002) Titik break even point (BEP) atau titik pulang pokok dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana dalam operasinya perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total penghasilan = Total biaya). Cont..BEP • Menurut Abdullah (2004) Analisis Break even point (BEP) disebut juga Cost Volume Profit Analysis. Arti penting analisis break even point (BEP) bagi menejer perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan adalah sebagai berikut, : 1. Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. 2. Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu. 3. Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi. • Menurut Rangkuti (2005), analisis BEP merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mempelajari keterkaitan antara biaya tetap, biaya variabel, tingkat pendapatan pada berbagai tingkat operasional dan volume produksi. • Tujuan dari analisis BEP yaitu untuk mengetahui besarnya penerimaan pada saat titik balik modal, yaitu yang menunjukkan suatu proyek tidak mendapatkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian Adapun beberapa manfaat dari Break Even Point (BEP) antara lain sebagaimana berikut : 1. Alat perencanaan untuk hasilkan laba 2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. 3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan 4. Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut adalah 1. Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap. 2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap. 3. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. Cont.Asumsi dasar BEP 4. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi. 5. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. 6. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap). BEP dapat dihitung dengan dua cara yaitu 1. Break Even Point (BEP) Penjualan dalam Unit • Break even point volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan dalam usaha agroindustri agar tidak mengalami kerugian (Juanda dan Cahyono, 2000). Q FC unit VC P = Quantities (Produksi) = Fixed Cost (Biaya Tetap) per = Variable Cost per unit = Harga Produk per unit 2. Break Even Point (BEP) Rupiah • Break Even Point rupiah menggambarkan total penerimaan produk dengan kuantitas produk pada saat BEP (Juanda dan Cahyono, 2000) Keterangan: TR = Total Revenue FC = Fixed Cost VC = Variable Cost 2. R/C RATIO • Menurut Soekartawi (1995), R/C Ratio (Return Cost Ratio) merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya, yang secara matematik dapat dinyatakan sebagai berikut: • R / C = PQ . Q / (TFC+TVC) • Ada tiga kriteria dalam R/C ratio, yaitu: 1. R/C rasio > 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkan 2. R/C rasio = 1, maka usahatani tersebut BEP 3. R/C rasio < 1, maka tidak efisien atau merugikan Kelayakan Usahatani Tanaman Tahunan • Tanaman tahunan adalah tanaman yang biasanya berumur satu tahun atau lebih dan pemanenan hasilnya dilakukan lebih dari sekali serta tanaman tersebut tidak dibongkar dalam sekali panen • Kombinasi dari beberapa faktor menjadikan keputusan investasi sebagai keputusan yang paling penting bagi pengelolaan keuangan • Dengan menggunakan analisis manfaat finansial, kelayakan usaha yang direncanakan ditentukan dengan menggunakan tiga kriteria, yaitu analisis NPV, IRR dan analisis Net B/C. Suatu rencana usaha dikatakan layak untuk dilaksanakan.