BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Deteksi dini bakteremia memfasilitasi inisiasi terapi antimikroba,
mengurangi morbiditas dan mortalitas, dan mengurangi biaya kesehatan hal ini
menjadi tujuan klinis yang relevan. Namun, ada keterbatasan lamanya waktu
pemeriksaan kultur darah menyebabkan klinisi lambat untuk memulai terapi
antibiotika yang sesuai. Penghitungan leukosit, termasuk neutrofil mempunyai
peran penting pada pasien dengan suspek infeksi, karena perannya dalam
melawan infeksi bakteri akut. Beberapa penelitian telah membahas kegunaan
jumlah total lekosit, jumlah neutrofil absolut (Absolute neutrophil count /ANC),
dan jumlah sel netrofil batang dalam memprediksi infeksi bakterial (Cornbleet,
2002).
Penghitungan jumlah granulosit imatur manual digunakan secara luas
sebagai penanda untuk infeksi bakteri mempunyai keterbatasan pengukuran secara
akurat dan tepat (Nigro, 2005 dan Van Der Meer, 2006), sehingga diperlukan
pemeriksaan granulosit imatur yang lebih baik sehingga dapat berguna untuk
memprediksi infeksi atau sepsis. Analisa hematologi otomatis telah mengalami
banyak inovasi teknis selama beberapa tahun terakhir. Perkembangan terakhir
memungkinkan bukan hanya memerlukan sedikit sampel dengan populasi sel
yang abnormal tetapi juga penghitungan dan diferensiasi sel-sel lekosit (Butarello,
2008).
Pemeriksaan hitungan jumlah dan jenis lekosit merupakan cara
memeriksa yang murah, mudah dan sederhana yang dapat meramalkan adanya
infeksi bakteri. Pemeriksaan hitungan jumlah dan jenis lekosit menunjukkan
penjelasan perhitungan jenis dengan pergeseran ke kiri yaitu adanya peningkatan
sel netrofil yang lebih muda dapat mendukung adanya infeksi bakteri di penderita
sebagai awal penentuan kecenderungan ke arah sepsis (Cornbleet, 2002).
Penghitungan lekosit, termasuk netrofil, penting pada pasien yang
mungkin mengalami infeksi, karena peran penting dari inflamasi akut dalam
melawan infeksi bakteri. Beberapa studi telah membahas kegunaan hitungan
jumlah lekosit, absolut netrofil count (ANC), dan jumlah netrofil batang sebagai
prediktor infeksi. Telah diketahui adanya pergeseran kiri pada granulopoesis,
sulit
untuk
diukur
secara
akurat
atau
tepatnya.
Sebuah
pengukuran
reproduksibilitas granulosit imatur mungkin menjadi parameter yang berguna
untuk memprediksi adanya infeksi atau sepsis (Krause, 1990).
Leukosit pada apusan darah tepi dianggap sampel random dari
leukosit yang bersirkulasi dalam darah dan jika semua sel diidentifikasi dengan
benar, maka hitung jenis leukosit pada apusan darah bisa dianggap sampel acak
dari darah tepi. Idealnya, minimal 400 leukosit yang harus diidentifikasi dan
dihitung untuk mendapatkan jumlah proporsional yang relevan. Saat ini, di
sebagian besar laboratorium di seluruh dunia, penghitungan jenis lekosit
dilakukan hanya dalam
100 leukosit, sehingga dapat terjadi kesalahan
penghitungan, dan dikatakan bahwa tidak ada cara penghitungan diferensiasi
jenis sel lekosit yang benar baik manual atau otomatis, yang dapat disertifikasi
dalam praktek nyata laboratorium, karena hanya 100 leukosit yang dihitung
(Stiene-Martin, 1980 dan Pierre, 2002)
Pemeriksaan morfologi membutuhkan mikroskop dan pengamatan
secara
visual dimana hasil yang diperoleh tergantung subjektifitas observer.
Suatu area pengamatan harus ditemukan area di mana penyebaran sel darah
merah yang merata dan hanya bersentuhan namun tidak saling tumpang tindih.
Pada saat yang sama, harus diamati kesan apakah jumlah keseluruhan leukosit
meningkat atau menurun, mengidentifikasi sel-sel yang abnormal, memperkirakan
proporsi relatif dari trombosit, dan mencatat adanya trombosit normal besar. Tiga
kesalahan besar harus dihindari antara lain: kesalahan distribusi sel pada apusan
dan pilihan area pengamatan diferensial yang tidak benar, kesalahan hitung
jumlah leukosit serta kesalahan pada observer (Kottke-Marchant, 2012).
Myeloperoxidase (MPO) merupakan penanda enzim granulosit yang
terdapat dalam berbagai derajat pada neutrofil, eosinofil dan monosit tetapi tidak
terdapat pada basofil, limfosit dan blast. Kandungan enzim myeloperoksidase
pada granula netrofil ini menjadi prinsip dasar pewarnaan MPO yang sering
digunakan untuk membedakan sel imatur pada leukemia myeloblastik akut (MPO
positif) dengan leukemia limfoblastik akut (MPO negatif). Eosinofil dan netrofil
memberikan hasil sangat positif sedangkan monosit yang positif lemah.
Myeloperoxidase tidak terdapat dalam basofil, limfosit, blas sehingga memberikan
hasil negatif (Turgeon, 2012).
Automatic cell analyzers model terbaru dapat memeriksa beberapa
parameter hemoglobin, trombosit besar, dan nucleated red blood cells (NRBC)
seperti yang diperoleh pada hemograms rutin. Salah satu jenis counter elektronik
(yaitu, ADVIA 120, Siemens, Inc) menganalisis hitung jenis lekosit dengan
metode reaksi sitokimia myeloperoxidase dan nuclear loburity channel (Maloum,
et.al, 2006). Dalam penelitian ini, Delta Netrofil Indeks (DNI) merupakan selisih
antara lekosit yang diukur pada MPO channel dengan nuclear lobularity channel
yang mencerminkan fraksi granulosit imatur di dalam sirkulasi darah.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan fakta-fakta tersebut maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Penentuan jumlah granulosit imatur secara manual merupakan pemeriksaan
yang murah, mudah dan sederhana namun mempunyai keterbatasan hasil
pemeriksaan sangat tergantung pada teknik dan pelatihan pemeriksa.
2. Pemeriksaan granulosit imatur sukar diukur secara akurat, sangat subyektif,
sehingga sangat dibutuhkan metode untuk mengukur granulosit imatur yang
reprodusibilitasnya baik.
3. Pemeriksaan Delta Netrofil Indeks diperiksa menggunakan
counter
elektronik (ADVIA 120, Siemens, Inc), mencerminkan fraksi granulosit
imatur di dalam sirkulasi darah.
C. Pertanyaan penelitian
Bagaimana korelasi Delta Netrofil Index (DNI) dengan jumlah
granulosit imatur pada kecurigaan infeksi bakterial.
D. Manfaat penelitian
Manfaaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan
mengenai agreement metode pemeriksaan geranulosit imatur secara manual
dengan pemeriksaan DNI menggunakan Automatic cell analyzers ADVIA 120.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian penelitian
No.
Peneliti
Judul
1
Nahm et al.,
2008
Delta Neutrophil Index in
Automated Immature
Granulocyte Counts for
Assessing Disease Severity of
Patients with Sepsis
2
O’Connel
et.al., 2011
Practical Evaluation Of A
Benchtop Hematology
Analyzer For Non human
Primates
Penelitian/
Desain
Cross sectional
study
Hasil Penelitian
Cross sectional
study
Jumlah granulosit pada ADVIA 120
berkorelasi positif dengan granulosit
manual pada populasi primata dengan
r = 0,96 dan bias 0,06
Delta netrofil indeks berkorelasi
positif dengan granulosit imatur
dengan r = 0,75
F. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui korelasi Delta Netrofil Index (DNI) dengan
jumlah granulosit imatur pada kecurigaan infeksi bakterial.
Download