KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DALAM INTERAKSI

advertisement
KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DALAM INTERAKSI
SOSIAL (Kasus Anak Autis di Sekolah Inklusi, SD Negeri Giwangan
Kotamadya Yogyakarta)
ARTIKEL JURNAL SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikaan
Oleh
Fitri Rahayu
NIM 12103244001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
AGUSTUS 2014
Kemampuan Komunikasi Anak...(Fitri Rahayu)
KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANAK AUTIS DALAM
INTERAKSI SOSIAL (Kasus Anak Autis di Sekolah Inklusi, SD
Negeri Giwangan Kotamadya Yogyakarta)
COMMUNICTION SKILLS OF AUTISTIC CHILDREN IN THE SOCIAL
INTERACTION (A Study Case of Autistic Children in Inclusion State
Elementary School of Giwangan Yogyakarta)
Oleh : Fitri Rahayu, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan mengenai bentuk
kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan anak autis, serta kemampuan komunikasi
anak autis ketika melakukan interaksi sosial di Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Yogyakarta.
Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis penelitian studi kasus.
Subjek penelitian merupakan siswa kelas IV dengan gangguan autis. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Data-data yang diperolah
kemudian dianalisis, data disajikan dengan menarik kesimpulan mengenai pemaknaan
data yang telah terkumpul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk kemampuan komunikasi yang dapat
dilakukan AS saat interaksi sosial berupa komunikasi satu arah dari peneliti ke subjek.
AS sudah bisa menulis dan membaca tetapi kemampuan AS dalam memahami bahasa
tulis dalam komunikasi masih kurang walaupun sudah dapat berbicara, membaca, dan
menulis tetapi AS belum dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga masih memerlukan
bimbingan. AS mampu merespon komunikasi saat interaksi berlangsung tetapi terkadang
respon yang diberikan AS belum sesuai dengan topik komunikasi. AS sudah dapat
berbicara tetapi dalam melakukan komunikasi saat ini baru penguasai komunikasi verbal
satu arah dari peneliti ke subjek dengan bantuan stimulus dan kemampuan komunikasi
non verbal masih kurang yang sering terlihat dalam komunikasi non verbal hanya
sentuhan serta gerakan tubuh.
Kata kunci : kemampuan komunikasi, interaksi sosial, anak autis
Abstract
To explain about the form of communication skill of children with autism and how
they do social interactions in Elementary School of Giwangan Yogyakarta.
This study is a qualitative case study research. The subject of the study was a fourth
grade student with autism. The data was collected through observations, interviews, and
documentations. The data was analyzed and presented by drawing conclusions about the
meaning of the data that has been collected.
The result of the study shows that AS can do one-way communication skill forms in
the social interaction from the researcher into the subject. AS are able to write and read
but AS’s ability to understand written language in communication is still lacking,
therefore AS still need guidance. In the interactions, AS can give responses in
communication, however sometimes the responses are not accordance yet with the topic
of communication. AS is able to speak but only in one way verbal communication form
1
2
Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
from the researcher into the subject with the help of stimulus, while his non verbal
communication skills are also still lacking because what often seen in his non verbal
communications are just a touch and body movement.
Keyword: communication skills, social interactions, autistic children
Kemampuan Komunikasi Anak... (Fitri Rahayu) 3
autis
PENDAHULUAN
tentunya
akan
mengalami
perbedaan
komunikasi
diajarkan pada anak semenjak dini.
berinteraksi
sosial
Interaksi sosial terjadi apabila satu
normal karena anak autis memiliki
individu
tiga
Interaksi sosial penting untuk
melakukan
tindakan
gangguan
dalam
dengan
anak
pokok
dalam
sehingga menimbulkan reaksi bagi
komunikasi, interaksi sosial dan
individu lainnya. Interaksi sosial
perilaku. Anak autis cenderung sibuk
secara tidak langsung menyadarkan
sendiri sehingga gangguan-gangguan
anak bahwa manusia hidup tidak
yang dialami anak autis kadang tidak
akan pernah lepas dari lingkungan
dimengerti
sosial di sekitarnya dengan beragam
sekitanya.
kegiatan dan persoalan yang ada.
oleh
orang-orang
di
Anak autis memiliki beberapa
bahwa
problematika tetapi pada dasarnya
dilakukan
setiap anak memiliki hak yang sama
manusia adalah komunikasi, yakni
dalam hal pendidikan. Sekolah yang
proses penyampaian dan pertukaran
dapat
pesan. Pada dasarnya komunikasi
berkebutuhan khusus yaitu sekolah
dilakukan sejak manusia tersebut
yang
terlahir dan terus berjalan seiring
dimana anak berkebutuhan khusus
dengan kehidupan manusia (Mirza
mendapatkan hak belajar yang sama
Maulana, 2007: 182).
dalam hal pendidikan.
Kenyataan
interaksi
yang
yang
ada
sering
pula
menerima
menyelenggarakan
anak
inklusi,
Komunikasi akan ada selama
Di sekolah inklusi terdapat anak
interaksi sosial berlangsung. Setiap
normal serta anak berkebutuhan
manusia tentunya akan menggunakan
khusus, tentunya komunikasi anak
komunikasi sebagai sarana dalam
berkebutuhan
berinteraksi sosial. Beberapa orang
terkadang
mengalami
gangguan
khusus
memiliki
perbedaan
dalam
cara
berkomunikasi.
Salah
satu
anak
dalam berkomunikasi dengan faktor
berkebutuhan khusus adalah anak
gangguan yang berbeda-beda. Salah
autis, anak autis di sekolah inklusi
satu
mengalami
akan berinteraksi secara langsung
dalam
dengan anak normal. Sekolah inklusi
berinteraksi yaitu anak autis. Anak
pada dasarnya tentu akan lebih sering
orang
gangguan
yang
komunikasi
4 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
melakukan komunikasi secara verbal
dapat
dengan
pendukung
Sekolah
nonverbal.
Giwangan,
tambahan
komunikasi
secara
Penjelasan
tersebut
mengacu
dengan
komunikasi
anak
dilakukan
anak
Inklusi,
autis
SD
Untuk
di
Negeri
mengetahui
tentunya
kemampuan komunikasi anak autis
kemampuan
ketika melakukan interaksi sosial di
autis
dalam
berinteraksi dengan anak normal lain
Sekolah
Inklusi,
SD
Negeri
Giwangan
di sekolah inklusi. Salah satu dari
Adapun manfaat dari penelitian
sekolah inklusi yang terdapat di
mengenai kemampuan komunikasi
Yogyakarta yang terdapat siswa yang
anak autis dalam interaksi sosial,
mengalami gangguan autis yaitu
yaitu: Secara ilmiah, skripsi ini
Sekolah Dasar Negeri Giwangan.
diharapkan
mampu
memperkaya
Berdasarkan observasi peneliti di
pengetahuan mengenai kemampuan
Sekolah Dasar Negeri Giwangan,
komunikasi anak autis yakni dalam
mengenai interaksi yang terjadi pada
hal interaksi sosial di Sekolah Dasar
anak autis kelas 4. Anak autis
Negeri Giwangan.
tersebut sudah mampu mengeluarkan
suara
dan
berbicara
walaupun
ujarannya belum jelas. Suaranya pun
berusaha
Jenis Penelitian
Menurut
masih terkesan sengau.
Peneliti
METODE PENELITIAN
untuk
(Lexy
Bogdan
J.Moleong,
dan
Tylor
2005:
4),
mengambil fokus masalah penelitian
metodologi
kualitatif
sebagai
mengenai kemampuan komunikasi
prosedur
penelitian
yang
anak autis dalam interaksi sosial di
menghasilkan data deskriptif berupa
sekolah
menyelenggarakan
kata-kata tertulis atau lisan dari
pendidikan inklusi, dalam hal ini
orang-orang dan perilaku yang dapat
Sekolah Dasar Negeri Giwangan.
diamati.
yang
Adapun tujuan dari penelitian
Pendekatan
kualitatif
jenis
mengenai kemampuan komunikasi
penelitian studi kasus ini bertujuan
anak autis dalam interaksi sosial
mengamati
sebagai berikut : untuk mengetahui
merupakan fenomena, kondisi atau
bentuk kemampuan komunikasi yang
hubungan yang ada, pendapat yang
gejala-gejala
yang
Kemampuan Komunikasi Anak... (Fitri Rahayu) 5
berkembang, proses yang sedang
valid. Adapun tehnik pengumpulan
berlangsung, akibat atau efek yang
data
terjadi tentang kecenderungan yang
penelitian ini antara lain:
tengah berlangsung.
1. Observasi
yang
digunakan
Observasi
Waktu dan Tempat Penelitian
Setting penelitian sebagai tempat
melaksanakan
penelitian
yang
dalam
digunakan
berupa observasi pengamatan secara
langsung. Data observasi berupa data
faktual, cermat dan terinci mengenai
Dasar
keadaan lapangan, kegiatan manusia
Negeri Giwangan, karena merupakan
dan situasi sosial, serta konteks di
sebuah Sekolah Inklusi. Penelitian
mana keadaan kegiatan itu terjadi,
ini dilakukan pada bulan Juni 2014.
data
dilaksanakan
di
Sekolah
diperoleh
penelitian
di
karena
adanya
lapangan
secara
langsung.
Subjek Penelitian
Pengambilan subjek penelitian
Observasi ini dilakukan untuk
ini sesuai dengan kriteria subjek
mengamati kemampuan komunikasi
yaitu anak autis yang sudah dapat
anak autis dalam berinteraksi sosial
mengeluarkan suara dan berbicara
di Sekolah Dasar Negeri Giwangan,
yang bersekolah di Sekolah Dasar
kemudian mencatat hal-hal yang
Negeri Giwangan. Peneliti memilih
berhubungan dengan gejala-gejala
siswa di Sekolah Dasar Negeri
yang diselidiki. Dalam hal ini hanya
Giwangan karena sekolah tersebut
melakukan pengamatan bukan terjun
merupakan salah satu sekolah yang
langsung ke lapangan dalam kegiatan
menyelenggarakan
yang sedang berlangsung.
pendidikan
inklusi. Subjek yang menjadi fokus
penelitian ini berada pada kelas IV
sekolah dasar.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap
guru pendamping khusus (GPK),
Shadow teacher, guru kelas dan GPK
Prosedur
Beberapa macam tehnik tentunya
kedinasan dengan cara memberikan
pertanyaan–pertanyaan
yang
akan mendukung agar data dapat
berhubungan dengan hal-hal yang
terkumpul dengan lengkap, tepat dan
menyangkut
penelitian.
Pada
6 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
penelitian
ini
wawancara
yang
pnelitian.
(2)
lembar
digunakan adalah wawancara tatap
sebagai
muka, sehingga dapat memperoleh
kemampuan interaksi anak autis dan
informasi
dari
dianalisa
secara
terdekat.
nantinya
akan
secara
langsung
sumber
subjek
yang
Dengan
metode
wawancara
ini
lembar
observasi,
pengamatan
naratif
yang
menghasilkan
kesimpulan mengenai interaksi anak
penyusun bisa memperoleh data,
autis.
baik secara lisan maupun tulisan
sebagai penguat pengumpulan data
tentang komunikasi anak autis dalam
dari subjek penelitian. (4) Kegiatan
berinteraksi sosial di Sekolah Dasar
dokumentasi di ambil dari data
Negeri Giwangan.
riwayat anak, catatan perilaku anak
3. Dokumentasi
dari guru, dan foto kegiatan interaksi
Metode
dokumentasi
ini
(3)
panduan
wawancara,
anak autis.
merupakan sumber sekunder atau
pendukung dalam proses penyusunan
skripsi ini. Teknik dari metode
dokumentasi
ini
diawali
dengan
Tehnik Analisis Data
Penelitian
umumnya
deskriptif
bertujuan
pada
untuk
dan
menggambarkan secara sistematis
mengkategorikan dokumen-dokumen
mengenai fakta dan karakteristik
sesuai
subjek yang diteliti dengan tepat.
menghimpun,
memilih-milih
dengan
kemudian
tujuan
mulai
penelitian,
menerangkan,
Proses
analisis
data
cenderung
mencatat dan menafsirkan, sekaligus
dengan model analisis data kualitatif
menghubungkan dengan fenomena
dari Milles dan Huberman (dalam
yang lain dengan tujuan untuk
Lexy
memperkuat status data
Analisis ini berjalan sebagai berikut:
J.
Moleong,
2005:
307).
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu pemilihan
Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini
data yang relevan bertujuan untuk
yaitu, (1) peneliti sebagai instrumen
menyajikan data pokok atau inti,
penelitian
perencana,
kemudian memfokuskan data yang
pelaksana pengumpulan data, analisi
mengarah pada pemecahan masalah
penafsiran data, dan pelapor hasil
dan memilih data yang mampu
utama,
Kemampuan Komunikasi Anak... (Fitri Rahayu) 7
menjawab
masalah-masalah
berusaha melakukan komunikasi non
penelitian.
verbal,
2. Display data
Mulyana (2011:379) sentuhan tidak
Display data yaitu penyajian data
yang telah direduksi menjadi sebuah
laporan yang sistematis agar mudah
sejalan
menurut
deddy
bersifat acak melainkan suatu srategi
komunikasi yang penting.
Ekpresi
wajah
merupakan
untuk dibaca dan dipahami baik
perilaku non verbal utama yang
secara keseluruhan maupun tiap-tiap
mengekpresikan keadaan emosional
bagiannya.
seseorang
3. Penarikan kesimpulan
2011:377), pernyataan ini tentunya
Penarikan
penelitian
kesimpulan
dalam
dilakukan
dengan
ini
mencari, pola, tema, hubungan atau
persamaan dari hal-hal yang sering
timbul
yang
tergambar
dalam
(deddy
tidak sejalan dengan hasil penelitian,
dimana
AS
belum
mempunyai
kemampuan dalam ekspresi wajah.
Deddy
menyatakan
bergerak
penyajian data.
mulyana,
Mulyana
bahwa
dalam
(2011:344)
cara
ruang
kita
ketika
berkomunikasi dengan orang lain
HASIL
PENELITIAN
DAN
didasarkan terutama pada respon
fisik
PEMBAHASAN
dan
emosional
terhadap
Larry A. Samovar dan Richard E.
rangsangan lingkungan, pernyataan
Porter membagi pesan-pesan non
ini sejalan dengan hasil penelitian
verbal menjai dua kategori besar,
dimana AS memiliki bahasa ruang
yakni : pertama, perilaku yang terdiri
yang unik untuk beberapa orang AS
dari penampilan dan pakian, gerakan
mendekat dan kadang menjauh serta
dan postur tubuh, ekspresi wajah,
memiliki
kontak mata, sentuhan, bau-bauan,
mengerakkan tangan seperti mencari
dan parabahasa; kedua, ruang, waktu
sesuatu dan tertawa dalam kondisi
dan
dan keadaan ruang apapun.
diam
(Deddy
Mulyana,
2011:352). Penelitian menunjukkan
bahwa
AS
sering
melakukan
aktivitas
selalu
Perilaku tentunya mempengaruhi
cara
orang
berinteraksi
sentuhan berupa salaman pada orang
sosial,pengertian dari perilaku itu
tertentu itu membuktikan bahwa AS
sendiri adalah segala sesuatu yang
8 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
dikerjakan,
dikatakan,
Interaksi
dilihat,
sosial
negatif
yag
dirasakan, di dengar dari seseorang,
dilakukan AS mendasari adanya
atau yang anda lakukan sendiri
keinginan untuk dimengerti, seperti
(Prasetyono,
Sejalan
halnya ketika AS berulang kali
dengan pernytaan hasil penelitian
memanggil nama shadow teachernya
dimana
mengalami
tetapi ada sahutan AS hanya diam
gangguan pendengaran namun saat
saja tetapi kemudian memanggil
di panggil belum mampu menyahut,
nama lagi, itu menunjukan salah satu
ketika salah pun AS belum mampu
kemauan
memiliki inisiatif untuk meminta
tetapi
maaf
kemampuan
2008:26).
AS
karena
tidak
AS
belum
dapat
membedakan mana yang benar mana
AS
untuk
AS
berinteraksi
belum
memiliki
untuk
memulai
komunikasi dan interaksi sosial.
Hasil
yang salah, perilaku AS dalam
penelitian
mengikuti percakapan pun cenderung
bahwa
pasif atau terkadang justru hanya
klasifikasi anak autis grup pasif
diam.
karena merupakan jenis anak autis
Deddy
Mulyana
(2011:426)
yang
AS
menunjukan
tidak
termasuk
dalam
berinteraksi
secara
menyatakan mereka percaya bahwa
spontan, tetapi tidak menolak usaha
kebersamaan,
interaksi dari pihak lain (Abdul
ngobrol,
dan
kegaduhan adalah tanda kehidupan
Hadis, 2006: 52)
AS
yang baik, tetapi untuk anak autis
sudah
mampu
mereka cenderung diam bukannya
tetapi
tidak mau tetapi mereka memiliki
digunakan
keterbatasan
maka dari hasil penelitian didapati
dalam
komunikasi
berbicaranya
berbicara
untuk
belum
bisa
berkomunikasi,
perilaku
bahwa AS lebih memperlihatkan
mereka. merespon adalah suatu hal
komunikasi verbal melalui sentuhan
yang
dan
sehingga
mempengaruhi
sulit
kelemahan
untuk
dlam
AS
karena
komunikasi
gerakan
secara
tubuh.
verbalnya
Komunikasi
hanya
sebatas
sehingga untuk memberikan unpan
menjawab dan memanggil nama
balik merupakan suatu kelemahan
untuk hal yang lebih ssulit masih
apalagi saat ini AS baru menguasai
memerlukan bimbingan.
komunikai satu arah.
Kemampuan Komunikasi Anak... (Fitri Rahayu) 9
Hasil
penelitian
menunjukan
komunikasi.
AS
sudah
dapat
bahwa kemampuan komunikasi AS
berbicara tetapi dalam melakukan
berada pada tahap kedua, yaitu
komunikasi secara verbal berupa
requester stage karena AS sudah
komunikasi satu arah dari peneliti ke
menyadari bahwa perilakunya dapat
subjek dan komunikasi non verbal
mempengaruhi orang lain, seperti
AS masih kurang karena yang sering
bila menginginkan sesuatu AS akan
terlihat hanya sentuhan dan gerakan
menarik tangan dan mengarah pada
tubuh.
hal yang diinginkan (Joko Yuwono,
Komunikasi
dikuasai
2009: 7).
AS
komunikasi
ketika
Simpulan
berkomunikasi
penelitian
yang
telah
ada
sebatas
yang
hanya
sebatas
arah,
sehingga
satu
SIMPULAN DAN SARAN
Hasil
interaksi
yang
AS
mengajak
hanya
bisa
saja
tanpa
menjawab
IV
memberikan respon timbal balik,
mengenai kemampuan komunikasi
dalam merespon pun AS masih
anak autis dalam interaksi sosial di
memerlukan
Sekolah Dasar Negeri Giwangan
yang
dapat disimpulkan bahwa bentuk
melakukan
kemampuan komunikasi yang dapat
gerakan tangan yang selalu mencari-
dilakukan AS berupa komunikasi
cari sesuatu untuk dipegang dan
satu arah dari peneliti ke subjek. AS
ekpresi wajah selalu tertawa. Tingkat
sudah bisa menulis dan membaca
kesadaran AS akan adanya orang lain
tetapi
dideskripsikan
dalam
kemampuan
memahami
bahasa
bab
bimbingan.
sering
diulang
Perilaku
AS
komunikasi
saat
berupa
AS
dalam
dalam komunikasi belum terliht.
tulis
dalam
Ketika
komunikasi
berlangsung
komunikasi verbal masih kurang.
kontak mata yang dilakukan AS
Saat AS merespon dalam komunikasi
masih
verbal dan komunikasi non verbal
karena belum bisa melakukan kontak
masih
mata secara spontan, tetapi untuk
memerlukan
bimbingan,
memerlukan
terkadang AS mampu merespon
beberapa
tetapi respon yang diberikan AS
sentuhan sudah sering dilakukan AS.
belum
sesuai
dengan
topik
gerakan
bimbingan
tubuh
dan
10 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
Ekpresi
yang
sering
terlihat
Diharapkan adanya kurikulum
adalah ketika AS marah mulutnya
khusus
selalu berguman dan ketika AS sakit
mengembangkan
hanya berdiam diri sepanjang hari
komunikasi dan interaksi anak autis
selebihnya AS tidak pernah bisa
serta
diam, jika AS menginginkan sesuatu
pembelajaran
atau ingin mengungkapkan sesuatu
sudah sesuai dengan prinsip dan
AS
komponen inklusi atau belum.
biasanya
nama,
hanya
setelah
yang
memanggil
dipanggil
menengok dan menyahut AS hanya
sehingga
dapat
kemampuan
dievaluasi
yang
mengenai
berlangsung
2. Bagi guru kelas
Diharapkan memberikan lebih
diam, kemudian memanggil nama
banyak
lagi hingga berulang-ulang, hal ini
berkomunikasi dan berinteraksi agar
menunjukan bahwa sebenarnya AS
ABK mampu beradaptasi dengan
sudah
untuk
lingkungan kelas reguler.
memulai komunikasi dalam interaksi
3. Bagi shadow teacher
memiliki
motivasi
tetapi belum bisa mengungkapkan
stimulus
Diharapkan
lebih
untuk
banyak
apa yang diinginkan, bahkan ketika
memberikan bimbingan pada AS
menginginkan sesuatu AS hanya
untuk melakukan interaksi sosial
selalu melihat pada objek yang
dengan benar sehingga kemampuan
diinginkan tanpa mengatakan apapun
komunikasi AS menjadi lebih baik.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan
penelitian,
deskripsi
hasil
pembahasan,
dan
Abdul hadis. (2006). Pendidikan
Anak Berkebutuhaan Khusus
Autistik. Bandung: Alfabeta
kesimpulan di atas dapat diuraikan
beberapa saran yang ingin peneliti
sampaikan
mengenai
Sekolah Dasar Negeri Giwangan
1. Bagi kepala sekolah
Suryana. (2004). Terapi
Autisme. Jakarta: Progres
Anak
berkebutuhan Khusus yang ada di
sebagai berikut :
Agus
Ahmad Ja’far. (2011). Meningkatkan
Kemandirian Interaksi Sosial
dan Komunikasi Anak Autis.
Skripsi. Yogyakarta: UIN
Burhan Burgin. (2001). Metodologi
Pendidikan Kualitatif. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Kemampuan Komunikasi Anak... (Fitri Rahayu) 11
Deddy Mulyana. (2012). Ilmu
komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya
Galih
Veskariyanti. (2008). 12
Terapi Autis paling Efektif dan
Hemat. Yogyakarta: Galang
Press
Gardner,
Howard.
(2003).
Kecerdasan Majemuk: Teori
dalam Praktik (Alih bahasa:
Drs.
Alexander
Sindoro).
Batam
Center:
Penerbit
Interaksara
Huzaemah. (2012). Kenali Autisme
Sejak Dini. Jakarta: Pustaka
Populer Obor
Joko Yuwono. (2009). Memahami
Anak Autistik (Kajian Teoritik
dan
Empirik).
Bandung:
Alfabeta
Kogan et al. (2009). Prevalence of
Parent-reported Diagnosis of
Autism Spectrum Disorder
Among Children in The US.
2007.
Pediatric
Journal
124.doi.1542/pends. 2009-1522
Lexy J.Moleong. (2004). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Mirza Maulana. (2007). Anak Autis.
Yogyakarta: Kata Hati
Moh.
Nazir.
(2005).
Penelitian. Bogor:
Indonesia
Metode
Ghalia
Mulyono Abdurrahman.
Pendidikan
Bagi
(2003).
Anak
Berkesulitan Belajar. Jakarta:
Rineka Cipta
Nasution. (2003). Metode Reseach:
Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Pamuji. (2007). Model Terapi
Terpadu Bagi Anak Autis.
Jakarta:
Departemen
Pendidikan Nasional
Prasetyono d s. (2008). Serba Serbi
Anak Autis. Yogyakarta: Diva
Press
Rini Darmastuti. (2006). Bahasa
Indonesia
Komunikasi.
Yogyakarta: Gava Media
Rusmanita.
(2011).
Pengertian
komunikasi verbal. Diakses
dari http://id:shvoong/sosialsciences/education/2190459pengertian-komunikasiverbal/#ixzz2MRmIIdBH pada
tanggal 4 April 2014 jam 19.30
Safaria
T.
(2005).
Autisme:
Pemahaman Baru Untuk Hidup
Bermakna Bagi Orang Tua.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Setiati Widihastuti. (2007). Pola
Pendidikan
Anak
Autis.
Yogyakarta: Datamedia
Soemantri
Sutjihati.
(2005).
Psikologi Anak Luar Biasa.
Bandung: Refika Aditama
Suci Ramadian. (2010). Interaksi
sosial
asosiasif
dan
disasosiasif.
Diakses
dari
http://www.scrib.com/doc/4312
2167/interaksi-sosial-asosiatifdan-disasosiatif.html
pada
tanggal 4 April 2014 jam 16.30
12 Jurnal Pendidikan Luar Biasa Tahun 2014
Sudarwan Danim. (1995). Media
komunikasi
pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono, dkk. (2007). Metode
Penelitian
Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharmini
Arikunto.
(2005).
Menejemen Penelitian. Jakarta:
Rineka Cipta
Sujarwanto. (2005). Terapi Okupasi
untuk Anak Berkebutuhan
Khusus. Jakarta: Depdiknas
Sunardi dan Sunaryo. (2006).
Intervensi
Dini
Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Dirjen Dikti Depdiknas
Suyatinah.
(2000).
Psikologi
Pendidikan. Yogyakarta: FIP
UNY
Tarmansyah. (1996). Gangguan
Komunikasi.
Padang:
Dekdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Pendidikan Tenaga Guru
Tin Suharmini. (2009). Psikologi
Anak berkebutuhan Khusus.
Yogyakarta: Kanwa Publiser
Wagerungan. (2004).
Psikologi
Sosial. Bandung: Aditama
Wardani, dkk. (2008). Pengantar
Pendidikan
Luar
Biasa.
Jakarta: Universitas Terbuka
Y. Handojo. (2004). Autis Petunjuk
dan Pedoman Praktis untuk
Mengajar Anak Normal, Autis
dan Perilaku lain. Jakarta:
Buana Ilmu Populer Kelompok
Gramedia
Yosfan Azwandi. (2005). Mengenal
dan Membantu Penyandang
Autisme. Jakarta: Direktorat
Pembinaan
Tenaga
Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi
Zulkifli.
(1991).
Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
____________.
Undang-Undang
Republik Indonesia No.20
Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Download