IMPLEMENTASI SISTEM EVALUASI PENILAIAN

advertisement
IMPLEMENTASI SISTEM EVALUASI PENILAIAN ANAK AUTIS PADA
PENDIDIKAN IKLUSI DI SEKOLAH DASAR
Abstrak
Arina Restian S.Pd M.Pd
[email protected]
Universitas Muhammadiyah Malang (PGSD)
Melatar belakangi penelitian pendidikan inklusi adalah berbicara semua peserta didik
yang berkebutuhan khusus yang perlu diperhatikan. Penilaian merupakan komponen evaluasi
yang sangat penting yang harus dievaluasi guru untuk mengetahui keefektifan suatu proses
pembelajaran. Anak autis memiliki keberagaman dalam suatu komunikasi interaksi dan
emosional anak. Namun kenyataan di lapangan masih menggunakan tes tulis. Dampak dari tes
tulis ini orang tua tidak mengetahui dari perkembangan anak secara kongkrit. Oleh karena itu
solusi dari sistem penilaian portofolio untuk mengetahui perkembangan secara siknifikan pada
keefektifan dari anak autis di sekolah dasar supaya proses pembelajaran diketahui oleh orang
tua secara baik. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalahnya 1) Bagaimana
Implementasi Penilaian pada anak autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu, 2)
Bagaimana Evaluasi sistem Penilaian yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada anak
autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu.
Penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan berperan sebagai instrumen
kunci dalam menangkap makna dan sekaligus alat pengumpul data. Data diperoleh dari data
primer dan sekunder, melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi. Peneliti menggunakan
teknik analisis data reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menghasilkan dua temuan 1) Upaya guru dalam Implementasi mulai
dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi 2) Evaluasi guru adalah memonitoring dengan
cara penilaian portofoilio penilaian guru kepada siswa sebagai bahan evaluasi terhadap
ketuntasan belajar peserta didik, efektivitas proses pembelajaran, dan umpan balik, dalam
evaluasi penilaian pada anak inklusi ada tiga (Penyesuaian waktu, Penyesuaian cara,
Penyesuaian materi). Berdasarkan upaya tersebut dapat memberikan solusi pada sistem evaluasi
penilaian pada sekolah dasar untuk mengetahui kekuatan , kelemahan, peluang, pada
pendidikan SD sebagai penyelenggara pendidikan inklusi untuk memaksimalkan proses
pembelajaran pendidikan anak autis.
EVALUATION SYSTEM IMPLEMENTATION EVALUATION IN EDUCATION
IKLUSI AUTISM CHILD IN PRIMARY SCHOOL
Abstract
Arina Restian S.Pd M.Pd
[email protected]
Background for inclusive education research is to talk all learners with special needs that need
to be considered . Learners school education providers inclusion would be diverse , diversity
learners will affect the school management and evaluation of effective assessment system .
Assessment is an extremely important component of the evaluation should be on the teacher
evaluation to determine the effectiveness of the learning process . Children with autism have
diversity in a child's communication and emotional interaction . But the fact the field is still
using written tests . The impact of this written test the parents are not aware of the child's
development in concrete , therefore the solution of portfolio assessment system is significant to
know the progress on the effectiveness of autistic children in elementary school so that the
learning process is known by the parents as well . Based on this background the problem
formulation 1 ) How Implementation Assessment in children with autism in inclusive schools
SD Muhammadiyah 04 Stone , 2 ) How to Evaluate assessment system tailored to the
government policy on children with autism in inclusive schools SD Muhammadiyah 04 Batu .
Research using qualitative descriptive analysis and serve as a key instrument to capture the
meaning and at the same time data collection tool . Data obtained from primary and secondary
data , through interviews , observation , study documentation . Researchers used data analysis
techniques of data reduction , data presentation , drawing conclusions .
The results of this study resulted in two findings 1 ) The efforts of teachers in the
implementation from the planning , implementation and evaluation 2 ) Evaluation of the teacher
is monitoring by means of assessment portofoilio student to teacher assessment as an evaluation
of the completeness of learners , the effectiveness of the learning process , and feedback , the
inclusion of performance evaluation in children there are three ( adjustment time , adjustment
method , adjustment of the material ) . Based on these efforts can provide a solution to the
evaluation system in primary school assessment to determine the strengths , weaknesses ,
opportunities , in elementary education as the inclusion of education providers to maximize the
learning process of education of children with autism .
PENDAHULUAN
Paradigma pendidikan inklusif sarat dimana muatan kemanusiaan dan penegakan hak- hak
azazi manusia. Inti (core) dalam paradigma pendidikan inklusif yaitu sistem pemberi layanan
pendidikan inklusif yaitu sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagaman, dan
falsafahnya yaitu menghargai perbedaan semua anak. Pendidikan inklusif adalah sebuah
paradigma pendidikan yang humanis. Pendidikan inklusif adalah sebuah falsafah pendidikan
yang dapat mengakomodasi semua anak sesuai dengan kebutuhannya. Pada tataran operasional
layanan pendidikannya menggeser pola segregasi menuju pola inklusi, hal ini mengandung
kensukuensi logis terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah umum dan sekolah
kejuruan, antara lain sekolah harus lebih terbuka, ramah terhadap anak, dan tidak diskriminatif,
(Kustawan. 2012).
Tujuan dari pendidikan inklusi yang pertama memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental dan sosial,
atau memiliki potensi kecerdasan dan/ atau berbakat istimewa untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, dan yang kedua mewujudkan
penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman dsan tidak diskriminatif bagi
semua peserta didik. Hal ini sependapat dengan kebijjakan pemerintah menurut Permendiknas
Nomor 70 tahun 2009 tentang pendidikan iklusi bagi peserta didik yang memilikii kelainan dan
memiliki kecerdasan dan/ bakat istimewa dan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan terdiri dari anak yang memiliki kelainan
dan anak- anak yang memiliki potensi kecerdasan dan atau bakat istimewa termasuk anak
berkebutuhan kushus permanen.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi Penilaian pada anak autis di sekolah inklusi SD
Muhammadiyah 04 Batu?
2. Bagaimana Evaluasi sistem Penilaian yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada
anak autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu?
Tujuan Penelitian
1. Mendiskripsikan dan Menganalisis Implementasi Penilaian pada anak autis di sekolah
inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu?
2. Mendiskripsikan dan Menganalisis Implementasi Evaluasi sistem Penilaian yang
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada anak autis di sekolah inklusi SD
Muhammadiyah 04 Batu?
Manfaat Penelitian
Kajian Teoritis
Dapat dijadikan kajian keilmuan bidang Implementasi Sistem Evaluasi Penilaian Anak Autis
Pada Pendidikan Iklusi Di Sekolah Dasar untuk berinovasi dalam melahirkan acuan penilaian
yang efektif dengan pendekatan penilaian portofolio
Kajian Praktis
1. Guru
Dapat merekam dengan baik kegiatan dari proses hingga hasil dalam proses
pembelajaran Anak berkebutuhan Khusus.
2. Sekolah
Diharapkan mempunyai manfaat sebagai acuan pada Sekolah Dasar yang lain
3. Siswa
Dapat memaksimalkan potensi dan skil pada siswa- siswi ABK supaya bisa dilaporkan
perkembangan kepada orang tua secara terperinci
4. Peneliti
Bermanfaat untuk memberikan evaluasi penilaian yang sesuai dan memberikan
informasi tentang sistem penilaian yang efektif yaitu portofolio
KAJIAN PUSTAKA
A. Sejarah kebutuhan pendidikan khusus/ model disabilitas
1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami keterbatasan, baik
fisik, mental intelektual, sosial, maupun emosional, yang berpengaruh secara
signifikan dalam proses pertumbuhan atau perkembangan dibandingkan dengan
anak-anak lain yang seusia (Winarsih, 2013:8).
Menurut Ginintasari (2009:3) anak-anak berkebutuhan khusus meliputi
kelompok, antara lain: (1) Tuna netra; (2) Tuna rungu; (3) Tuna wicara; (4) Tuna
grahita sedang dan ringan; (5) Tuna daksa ringan dan sedang; (6) Tuna laras, HIV,
AIDS, dan narkoba; (7) Autisme, syndrom asperger; (8) Tuna ganda; (9) Kesulitan
belajar, lambat belajar(ADHD, disgrafia, dislexia, diskalkulia, dispraxia); (10)
Gifted (IQ > 125) dan talented (bakat istimewa) serta indigo.
B. Autis
1. Pengertian Autis
Autis adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun masa balita, yang
membuat anak tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal, anak
tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat
yang obsesif (Baron-Cohen (1993) dalam Kustawan, 2-012:30).
2.Ciri- ciri AnakAutis
Fadhil (2010:20) menyatakan pemerikasaan anak yang menderita Autis menggunakan standar
internasional autis yaitu ICD-10 International Classification of Disease 1993 dan DSM-IV
Diagnostic and Statistical Manual 1994. Kriteria anak digolongkan autis antara lain:
a. Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang cukup memadai seperti kontak mata sangat
kurang, ekspresi muka kurang hidup, gerak-gerik kurang tertuju.
b. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
c. Tidak ada empati dan tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
d. Kurang mampu mengadakan hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.
e. Perkembangan bicara terlambat atau sama sekali tak berkembang. Anak autis berusaha
berkomunikasi secara non verbal.
f. Bila anak bicara, maka bicaranya tidak dipakai untuk berkomunikasi
g. Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.
3. Karakteristik belajar Anak Autis
Anak autis mempunyai cara berpikir yang berbeda dan kemampuan yang tidak merata
disemua bidang. Christie yang diterjemahkan oleh Manipuspika (2011:10) menyatakan ciri-ciri
karakteristik anak autis ketika belajar baik dalam ranah kognitif maupun aspek psikomotorik,
antara lain:
a. Anak autis adalah pemikir visual
b. Anak autis tidak mampu menerima kata perintah yang panjang
c. Banyak anak autis yang pintar menggambar
d. Sebagian anak autis akan belajar membaca lebih cepat dengan bantuan suara.
e. Anak autis perlu untuk dijauhkan dari suara bising.
f. Sebagian anak autis bisa bernyanyi dengan lebih baik dibanding berbicara.
g. Sebagian anak autis tidak tahu bahwa berbicara adalah cara untuk berkomunikasi.
Berdasarkan karakteristik belajar anak autis, guru dituntut memiliki kemampuan yang
lebih, berkaitan dengan cara mengkombinasikan kemampuan dan bakat setiap anak dalam
beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut meliputi kemampuan berpikir, melihat, mendengar,
berbicara dan cara bersosialisasi. Hal-hal tersebut diperlukan agar keberhasilan suatu
pembelajaran menjadikan pendewasaan dalam berperilaku anak.
C. Sistem Penilaian Anak Autis
Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam tahap yang harus ditempuh guru
untuk mengetahui keefektifan hasil pembelajaran. Hasil dari penilaian dapat dijadikan feedback bagi guru dalam memperbaiki dan menyempurnakan program kegiatan pembelajaran.
Informasi tentang prestasi dan kinerja peserta didik merupakan hasil yang diperoleh melalui
kegiatan penilaian, baik penilaian tes maupun penilaian non tes. Hasil penilaian digunakan
untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam menentukan kenaikan kelas dan kelulusan
peserta didik.
D. Prinsip Penilaian untuk Anak Berkebutuhan Khusus
Menurut Kustawan (2012:68) prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penilaian
pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus, antara lain:
a. Sahih, penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
b. Objektif, penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas untuk menghindari
subjektivitas dalam penilaian hasil belajar.
c. Adil, penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan latar
belakang, agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial, dan gender tetapi memperhatikan
jenis kebutuhan khusus peserta didik.
d. Terpadu, penilaian merupakan suatu komponen yang tidak dapat terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
e. Terbuka/transparan, dasar pengambilan keputusan dalam penilaian dapat diketahui oleh
pihak yang berkepentingan.
f. Menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian harus sesuai dengan aspek penanganan
hambatan dan hasil belajar yang sifatnya akademik maupun non akademik mencakup semua
aspek kompetensi untuk merekam perkembangan kemampuan peserta didik sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan individual Anak Berkebutuhan Khusus.
g. Sistematis, penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap mengikuti langkah-langkah
sesuai dengan kondisi Anak Berkebutuhan Khusus.
h. Beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian yang mencerminkan
penguasaan kompetensi yang ditetapkan sesuai dengan kondisi Anak Berkebutuhan Khusus.
Penilaian merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proses
dan hasil belajar. Anak Berkebutuhan Khusus yang bersekolah dengan setting sekolah Inklusi
memiliki hambatan belajar yang bervariasi. Guru harus menyadari bahwa kemajuan belajar
peserta didik merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yang
mengungkapkan fakta di lapangan bagaimana peran sistem evaluasi penilaian, dalam penelitian
ini adalah studi kasus.
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu. Satu kelas
terdiri dari peserta didik reguler dan Anak berkubutuhan khusus.
Sumber data
1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik dan anak berkebutuhan khusus
kelas I sampai kelas VI yang berjumlah 30 anak yang terdiri dari anak slow leaner,
ADHD, tuna grahita ringan, berat, low vision, tuna rungu serta autism.
2) Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah anak autis pada kelas I dengan jenis gangguan
konsentrasi.
Teknik pengumpulan data
1) Metode observasi
Dalam observasi ini peneliti untuk mengetahui proses sistem evaluasi penilaian yang
disesuaikan dengan kebijakan pemerintah, dalam observasi ini peneliti melihat
bagaimana pedoman yang digunakan untuk
2) Motode wawancara
Penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur dan langsung wawancara dengan
kepala sekolah SD Muhammadiyah 04 Batu untuk kebijakan kriteria penerimaan siswa-siswi
anak berkebutuhan khusus, guru pembimbing dan Psikolog dari SD Muhammadiyah 04 Batu
untuk sistem penilaian yang digunakan untuk anak autis dan penangannya, untuk perlakuannya
kita libatkan orang tua untuk mengetahui sejauh mana perkembangan anak tersebut.
3) Metode dokumentasi
Pelaksanaan pengambilan dokumentasi ini peneliti mengambil dari dokumen buku,
potofolio dokumen guru, peraturan-peraturan, notulen, hasil evaluasi, dan dokumentasi
kegiatan berupa foto- foto dalam aktivitas pembelajaran.
Hasil dan diskusi
1. Implementasi Penilaian pada anak autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04
Batu
Implementasi penilaian anak inklusi yang perlu di pertimbangkan antara lain,
Adanya persiapan menggunakan dokumentasi penilaian yang membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk menunjukkan hasil maksimal. Guru harus
bekerjasama dengan Guru pembimbing, guru kelas dan orang tua untuk
memantau kinerja proses kegiatan siswa- siswi penyandang Anak Berkebutuhan
Khusus. Perencanaan guru dalam 1) Perencanaan RPP, Silabus. 2) Pelaksanaan
guru mulai dari mempersiapkan media, metode, materi dengan sebaik-baiknya.
hingga 3) evaluasinya berupa a) Tes tertulis b) Observasi c) Tes Kinerja d)
Penugasan e) Tes Lisan f) Penilaian Portofolio g) Jurnal h) Inventori i) Penilaian
Diri j) Penilaian Antar Teman.
1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian
berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik
2.
Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja
3.
Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung
dan/atau di luar kegiatan pembelajaran
4.
Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas
rumah dan/atau proyek
5.
Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan
:
a.
Substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai
b.
Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen
yang digunakan
c. Bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan taraf
perkembangan pesertadidik.
6.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan bahasa serta
memiliki bukti validitas empirik.
7.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN
memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti validitas
empirik
serta
menghasilkan
skor
yang
dapat
diperbandingkan
antarsekolah,antardaerah, dan antartahun.
Teknik penilaian dan bentuk instrumen dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
TABEL I :
TEKNIK PENILAIAN DAN BENTUK INSTRUMEN BAGI PDBK
TEKNIK
JENIS PDBK
BENTUK INSTRUMEN
PENILAIAN
1. Tes tertulis·
Tes objektif: pilihan ganda, ·
Semua PDBK
benar-salah, menjodohkan.
kecuali tunagrahita
·
Tes uraian: isian singkat dan sedang dan berat,
uraian.
serta tunadaksa
berat.
2. Tes kinerja·
Tes keterampilan menulis ·
Semua PDBK
·
Tes simulasi
· Tes petik kerja: tes petik kerja
prosedur dan/atau tes petik
kerja produk
3. Observasi ·
Pedoman observasi
·
Semua PDBK
4. Penugasan ·
Tugas rumah
·
Semua PDBK
individual ·
Projek
atau
kelompok
5. Tes lisan ·
Daftar pertanyaan
·
Semua PDBK
kecuali tunagrahita
sedang dan berat,
tunadaksa berat,
serta autis yang
belum dapat
berbicara.
Lembar penilaian portofolio·
Semua PDBK
6. Penilaian ·
Portofolio
7. Jurnal
·
Buku cacatan jurnal
·
Semua PDBK
8. Inventori ·
Pedoman inventori
·
Semua PDBK
9. Penilaian·
Kuesioner/lembar penilaian · Semua PDBK
diri
diri
kecuali tunagrahita
berat, tunadaksa
berat, dan autis
10. Penilaian ·
Lembar penilaian
· Semua PDBK
antar teman antarteman
kecuali tunagrahita
berat, tunadaksa
berat, dan autis.
Keterangan :
Tes tertulis
Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa tes
objektif dan uraian.
Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan
terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen
yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi
yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu istirahat atau ketika bermain. Metode
pencatatan, berapa lama dan berapa kali observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan
observasi.
Tes Kinerja
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan
kemahirannya
dalam
melakukan
kegiatan sehari-hari
misalnya
berupa
kemahiran
mengidentifikasi alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi,
ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Sebagai contoh bagi peserta didik tunanetra
mendemonstrasikan kemahiran membaca, menghafal Al Quran, berdeklamasi, dan
menggunakan komputer; bagi peserta didik tunarungu mendemonstrasikan kemahiran menari,
mengetik dan menggunakan komputer; bagi peserta didik tunagrahita mendemonstrasikan
kemahiran menyanyi, menjalankan mesin jahit dan mesin tenun. Tes kinerja dapat berupa
produk tanpa melihat prosedur atau menilai produk beserta prosedurnya. Penilaian produk
tanpa melihat prosedur dilakukan dengan pertimbangan bahwa prosedur harus sudah dikuasai
atau tidak ada prosedur baku yang dapat dinilai, misalnya kemahiran membuat karangan, puisi,
dan melukis abstrak. Sasaran dapat pula berupa kombinasi prosedur dan produk misalnya,
kemahiran melakukan pekerjaan mengetik.
Penugasan
Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas di
luar kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk
individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas rumah adalah tugas
yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Projek adalah suatu tugas yang
melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan
dalam waktu tertentu.
Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan
seorang guru atau beberapa guru. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan.
Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta
didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang
diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta
didik.
Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi informasi kekuatan
dan kelemahan peserta didik yang berkait dengan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang
dipaparkan secara deskriptif.
Inventori
Inventori merupakan skala psikologis yang dipakai untuk mengungkapkan sikap, minat,
emosi, motivasi, hubungan antar pribadi dan persepsi peserta didik terhadap suatu objek
psikologis yang dapat dilakukan melalui wawancara dan pemberian angket. Angket diberikan
untuk mengungkap tanggapan atau sikap yang dapat disusun menurut skala tertentu.
Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam berbagai hal.
Penilaian antarteman
Penilaian antarteman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam hal tertentu.
Pengelompokan materi dokumentasi pada anak ABK dapat dijadikan lima macam
mata pelajaran untuk menjawab semua jenis mata pelajaran
Tabel 4.1 Pengelompokan mata pelajaran
NO
1
ASPEK
Menulis
MAPEL
Bahasa Indonesia
PKn
IPS
2
3
4
Menggambar/ Mewarnai
Berhitung
Muatan Lokal
IPA
SBdP
Matematika
Bahasa Jawa
5
Agama
Bahasa Inggris
Agama
Mata pelajaran diatas disesuaikan dengan Anak Berkebutuhan Khusus dengan
implementasi penilaian seperti jabaran diatas , dalam hal ini didukung dengan guru,
1) guru harus menciptakan suasana yang aktif, kreatif dan menyenangkan 2) Guru
harus memberikan rasa aman terhadap anak reguler dan anak autis.
Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus untuk
menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Menurut
Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang
seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan
yang berhubungan dengan keadaan anak yang bersangkutan.
Dalam konteks pendidikan , Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen
sebagai salah satu dari tiga aktivitas penting di bidang pendidikan bahkan mengawali
dari aktifitas yang lain, ialah (1) asesmen (2) diagnostik,an (3) preskriptif. Dengan
demikian maka asesmen dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dan berdasarkan
diagnosis tersebut dilakukan langkah berikutnya ialah preskrepsi, yakni perencanaan
program pendidikan.
2. Evaluasi sistem Penilaian yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada anak
autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu
Evaluasi sistem Penilaian yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada anak autis di
sekolah inklusi SD, Adanya program khusus bagi peserta didik yang memiliki kelainan
di satuan pendidikan khusus mengacu pada Peraturan Menteri Nomor 70 tahun 2009
Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Kelainan Dan
Memiliki Potensi Kecerdasan Dan Atau Bakat Istimewa.
Hal ini bisa digambarkan lewat diagram sebagai berikut tentang sistem evaluasi
penilaian dan pelaporan siswa yang bermakna:
Sistem Evaluasi Penilaian Dan Pelaporan Siswa
Yang Bermakna
Materi/ Isi
Penilaian Dan Pelaporan Siswa
Cara
Bermakna
Waktu
Mendapat informasi pencapaian
kompetensi atau kinerja peserta
didik setelah mengikuti
pembelajaran
Umpan Balik
Dipahami Oleh penerima rapot (Orang
Tua)
Menjabarkan pencapaian kompetensi
siswa secara komprehensif
Mutu Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar tersebut akan melahirkan pembelajaran yang
bermakna khususnya Anak Berkebutuhan Khusus. Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar lulusan SKL pada mata pelajaran Kekhususan
dan vokasional dengan mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik.
Kesimpulan dan saran
1. Implementasi Penilaian pada anak autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu
Perencanaan guru dalam 1) Perencanaan RPP, Silabus. 2) Pelaksanaan guru mulai dari
mempersiapkan media, metode, materi dengan sebaik-baiknya. hingga 3) evaluasinya
berupa a) Tes tertulis b) Observasi c) Tes Kinerja d) Penugasan e) Tes Lisan f) Penilaian
Portofolio g) Jurnal h) Inventori i) Penilaian Diri j) Penilaian Antar Teman.
2. Evaluasi sistem Penilaian yang disesuaikan dengan kebijakan pemerintah pada anak
autis di sekolah inklusi SD Muhammadiyah 04 Batu.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan menilai pencapaian standar
lulusan
SKL
pada
mata
pelajaran
Kekhususan
dan
vokasional
dengan
mempertimbangkan hasil penilaian peserta didik hal ini tidak lepas dengan peraturan
Menteri Nomor 70 tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang
Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan Atau Bakat Istimewa dan
acuan pembelajaran yang bermakna untuk melahirkan pembelajaran yang efektif untuk
anak berkebutuhan Khusus.
Saran
1.Diharapkan Guru di SD dapat mengikuti kegiatan pelatian evaluasi guna
meningkatkan kualitas dalam pelaksanaan penilaian
2. Perlu adanya kebijakan dari Kepala Sekolah untuk penerapan Penilaian yang efektif
untuk peserta didik untuk menggambarkan kondisi dan kemajuan skill peserta didik
Anak Berkebutuhan Khusus.
Referensi
Christie, et.el.2009. Langkah Awal berinteraksi dengan anak
Manipuspika.Yana Santi.2011.Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
autis,terjemahan
Ishartiwi.2010. Implementasi Anak berkebutuhan Khusus dalam Sistem Persekolahan
Nasional.Yogyakarta.UNY.
Kustawan, Dedy.2012.Pendidikan Inklusi dan Upaya Implementasinya.Jakarta:PT Luximo
Metor Media.
Moleong, 2002.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Wardani.I,G.A.K.2007.Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta Universitas terbuka.
Download