PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PENGGUNAAN MEDIA MID MAP DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA Studi Kasus: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun oleh : GEDE WIJA KUSUMA NIM: 051334075 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya ini untuk: Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas karunia yang telah diberikanya Bapak tercinta I Nyoman Putrana Ibu tercinta Wayan Rempianing Saudara-saudaraku tersayang Putu Sudarmini, Kadek Swadaya, Komang Lestariani, Ketut Puji Andayani iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTO BERHENTI DI TENGAH PERJALANAN AKAN LEBIH SULIT DAN TERASA LEBIH MELELAHKAN, DARIPADA TERUS BERJALAN HINGGA SAMPAI KETUJUAN HIDUP MEMERLUKAN PENGORBANAN, PENGORBANAN MEMERLUKAN PERJUANGAN, PERJUANGAN MEMERLUKAN KETABAHAN, KETABAHAN MEMERLUKAN KEYAKINAN KEYAKINAN PULA MENENTUKAN KESUKSESAN KESUKSESAN PULA MENENTUKAN KEBAHAGIAAN KESUKSESAN YANG PALING BESAR DALAM HIDUP ADALAH BISA BANGKIT KEMBALI DARI KEGAGALAN v PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : “PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada : 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan Akuntansi. viii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup yang berharga. Terima kasih untuk semuanya. 5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada penulis selama kuliah. 6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas semua pelayanan dalam membantu penulis selama kuliah di USD. 7. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Nuning Praptiria Utami S.Pd., selaku guru mitra yang telah membantu saya dalam melaksanakan penelitian sekripsi saya. 9. Siswa-siswi kelas XB yang telah membantu sehingga penelitia ini dapat berjalan dengan lancar 10. Bapak dan Ibu tercinta, kakak-kakakku tersayang, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. 11. Buat Rizky (alm), Doni (alm), Reza (alm) dan Edo, kalian adalah sahabatsahabat terbaik yang tak tergantikan dalam hidupku. Persahabatan kita tak akan pernah hilang dan memudar. ix PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12. Buat Ika (alm) yang selalu mendoakan aku dari surga, kamu selalu di hatiku dan selalu menjadi inspirasiku. 13. Seluruh sahabat angkatan 2005 (Riri, Tri, Rina, Andri, Marsya, Lilis, Galuh, Asih, Widi, Villa, Setya Rini, Novi, Whilda, Dwi, Lik Kis, Mas Eka, Lek Kris, Chopy, Rita, Katarina, Maya, Madam, Mas Adi, Tia, Didot, Febran, Yansen, Yanto, Itok, Budiman, Robert, Merry, Boim, Wulan, Mas Bangkit, Singgih, Mas Filip, Ferry, Arnon, Titex, Candra, Leni, Kurnia, Vivi, Eka Fansiska, Yuni, Siska, Era, Vita, Ida, Selly, Lely, Mita, Luci, Santy, Niken, Rini). Terima kasih atas bantuannya selama ini. 14. Teman-teman di pingit yang selalu memberikan semangat sehingga saya berhasil menyelesaikan sekripsi saya. (RILEX) 15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu. Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya. Penulis, Gede Wija Kusuma x PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRAK PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA: SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS Gede Wija Kusuma 051334075 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2010 Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan media mind map. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan jumlah 18 siswa, sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah media mind map. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh randahnya motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Rendahnya motivasi siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak mengerjakan PR (61%), siswa sering tidur dan keluar masuk kelas ketika pelajaran berlangsung, serta rendahnya prestasi dapat dilihat dari rata-rata nilai ulangan harian (40,21) Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan alur perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi untuk setiap siklusnya. Dalam tahap perencanaan, peneliti membuat mind map, menyiapkan lembar observasi dan penilaian. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa di kelas serta memberikan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan tersebut dan selajutnya mengadakan observasi dokumen. Refleksi dilakukan dengan menganalisis data observasi dan penilaian dengan menggunakan indikator tinggi (sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II) untuk variabel motivasi, sedangkan untuk variabel prestasi dengan indikator nilai rata-rata 60,0 pada siklus I serta nilai rata-rata 70,0 pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Pada siklus I, peningkatan motivasi tercapai dengan deskriptor tinggi (sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II) dengan rata-rata (56,05); dan (22,22%) siswa berani menyampaikan hasil diskusi secara kelompok denga teman sebangkunya, sedangkan pada siklus II motivasi siswa berada pada kategori tinggi dengan nilai rata-rata (55,7); dan (27,78%) siswa berani maju ke depan untuk menjelaskan kembali dengan menggunakan media mind map. Peningkatan prestasi terjadi dari situasi awal nilai rata-rata ulangan harian (40,21) menjadi (57,64) pada siklus I dan (74,31) pada siklus II. xi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ABSTRACT THE USE OF MIND MAP MEDIA TO IMPROVE LEARNING MOTIVATION AND PERFORMANCE OF THE TENTH GRADE B STUDENTS OF BOPKRI 2 SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA: A CLASS ACTION RESEARCH Gede Wija Kusuma 051334075 Sanata Dharma University Yogyakarta 2010 This research aims to improve learning motivation and performance of the tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta through the use of mind map media. The subjects of the study were18 students of tenth grade B BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta while the object of study was the use of mind map media. The rationale of this study was the low motivation and the performance of the tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The low motivation could be indicated from the high percentage of student who did not complete their homework (61%), students sleeping in the clasroom, going into and out the clasroom during class activities, and the low performance was indicated by the low a daily test result of 40,21. The processes of the data analysis in this research were planing path, action implementation, observation and reflection for each cycle. During the planing stage, the researcher made the mind map, prepared the observation and evaluation sheets. During the implementation teacher and the student actions were observed in the clasroom to evaluate the action implementation, and the document observation were carried out. The reflection was carried by analyzing the observation data and evaluating results with high indicator (in accordance with PAP II computation) for motivation variable, while for performance variable the indicator of mean a was 60.0 at cycle I and mean of 70.0 at cycle II. Based on the results of clasroom action observation being carried out, it is concluded that the use of mind map media is able to improve the motivation and performance of the tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. At cycle I, the motivation improvement was achieved with a high description (in accordance with PAP II computation) with mean score was 56.1 and 22.22% of the students brave enough to present their group and paired discussion result, while at cycle II the students motivation was at a high category with the mean score of 55.7 and 27.78% of the students courage brave enough to present and explain the material in front of other students in the classroom using the mind map. The improvement of performance ocurred from daily a test result average marks of 40.21 to 57.64 at cycle I and 74,31 at cycle II xii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv MOTTO........................................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii ABSTRAK .................................................................................................. xi ABSTRACT ................................................................................................. xii DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DARTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6 C. Batasan Masalah ...................................................................... 9 D. Rumusan Masalah ................................................................... 9 E. Tujuan Penelitian .................................................................... 10 F. Manfaat Penelitian ................................................................... 10 xiii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 12 B. Mind Mapping......................................................................... 17 C. Motivasi .................................................................................. 21 D. Prestasi ................................................................................... 26 E. Interaksi Edukatif pada Pelajaran Ekonomi ............................. 27 F. Belajar .................................................................................... 28 G. Media ..................................................................................... 32 H. Kerangka Berpikir ................................................................... 42 I. Hipotesis .................................................................................. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................... 44 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 44 C. Subyek Penelitian ................................................................... 45 D. Data yang dibutuhkan ............................................................. 45 E. Variabel .................................................................................. 46 F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 48 G. Pengumpulan Data .................................................................. 49 H. Prosedur Penelitian ................................................................. 51 I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ................................... 56 BAB IV HASIL OBSERVASI A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .................... 62 xiv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ................................................ 66 C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .................... 67 D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ................................ 68 E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ................... 78 F. SDM SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ......................................... 88 G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ........................................ 91 H. Kondisi Fisik dan lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.... 92 I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi lain ........................ 96 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................... 98 B. Pembahasan ............................................................................. 118 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 122 B. Saran ....................................................................................... 123 C. Keterbatasan Penulis ............................................................... 124 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 126 LAMPIRAN-LAMPIRAN xv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Kisi-kisi angket Kuesioner ...............................................................47 Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi ...........................57 Tabel 3.3 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ......................................61 Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...................61 Tabel 4.1 Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .........................................68 Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.......................88 Tabel 4.3 Data Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .........................................91 Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas pada Siklu I ..................... 104 Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I .................. 106 Tabel 5.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I .......................................... 107 Tabel 5.4 Daya Serap Siklus I........................................................................ 108 Tabel 5.5 Hasil Observsi dan Tidakan Siklus I............................................... 109 Tabel 5.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas pada Siklus II .................. 112 Tabel 5.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus II................. 114 Tabel 5.8 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ........................................ 115 Tabel 5.9 Daya Serap Siklus II ...................................................................... 116 Tabel 5.10 Hasil Observsi dan Tidakan Siklus II ............................................. 117 xvi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ................................ 7 Gambar 4.1 Struktur Orgaisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ..........................79 xvii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Kuesioer ....................................................................... 129 Lampiran 2 Perhitungan Manual ................................................................. 133 Lampiran 3 Data Induk Penelitian ............................................................... 145 Lampiran 4 Silabus dan RPP ....................................................................... 146 Lampiran 5 Mind Map................................................................................. 163 Lampiran 6 Surat Ijin .................................................................................. 164 Lampiran 7 Dokumentasi ............................................................................ 166 xviii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang sedang gencar dalam melaksanakan pembangunan. Usaha mewujudkan masyarakat yang berkualitas menjadi tanggung jawab dunia pendidikan demi mempersiapkan peserta didik yang makin berperan dalam peningkatan profesionalismenya. Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2002:21). Kegiatan belajar merupakan suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakan guna meningkatkan pengetahuan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar. Perpaduan dari kedua unsur itu menimbulkan adanya interaksi edukatif. Pada hakekatnya belajar adalah “perubahan”, maka hakekat belajar mengajar adalah “pengaturan” yang dilakukan oleh guru (Syaiful, 2002:32). Wadah yang digunakan untuk belajar tersebut adalah sekolah. Seorang guru harus menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantar anak didik sampai ke tujuan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, yaitu mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi masyarakat yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu diperlukan adanya perubahan dalam pembelajaran sesuai perkembangannya. Perubahan yang dilakukan oleh guru antara lain dapat memperbaiki kondisi lingkungan belajar, perubahan metode mengajar, pemberian PR secara rutin, maupun penggunaan media pembelajaran yang dapat mempertinggi proses dan hasil pengajaran karena sesuai dengan taraf berpikir siswa. Tahap berpikir siswa dimulai dari cara berpikir sederhana ke cara berpikir yang kompleks. Dengan menggunakan media hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal yang kompleks dapat disederhanakan. Dengan demikian, pengaruh media dalam pembelajaran oleh peserta didik begitu besar sehingga dapat menghasilkan perubahan tingkah laku. Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, yang sering terjadi adalah jarangnya penggunaan media dalam pembelajaran ekonomi. Dalam peroses belajar mengajar ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA), pada umunya berorientasi pada terselesaikannya materi yang tercantum dalam kurikulum, siswa hanya hafal secara verbal. Yang sering terjadi adalah siswa hanya hafal sesaat dan setelah digunakan untuk tes akan terlupakan. Untuk menghafal itupun siswa seringkali mengalami kesulitan dan hambatan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 menghafal. Padahal kurikulum yang ditetapkan pada saat ini adalah kurikulum yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugastugas dengan performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan dalam menghafal ini adalah dengan membuat peta pemikiran atau mind map. Dengan menggunakan peta pikiran ini catatan bisa diringkas dengan berupa kesimpulan, serta materi dapat diingat dengan cepat karena catatan dapat dibuat secara sistematik. Dengan menggunakan media mind map diharapkan siswa dapat merasa senang dalam mengikuti pelajaran, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Dengan demikian, kualitas pendidikan dan pengajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan media Mind Map (Wicoff, 2005:44). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 27 Agustus 2009 dikelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut tergolong dalam tiga kelompok, yaitu siswa berprestasi tinggi, siswa berprestasi sedang, dan siswa berprestasi rendah. Demikian pula untuk motivasinya, ada yang mempunyai motivasi tinggi, motivasi sedang, dan ada pula yang mempunyai motivasi rendah. Dari pengamatan tersebut juga terlihat beberapa masalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4 yang muncul berkaitan dengan motivasi dan prestasi. Permasalahan tersebut diantaranya: 1. Kondisi Siswa Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menghafal materi mata pelajaran ekonomi. Hal ini dapat peneliti lihat dari banyaknya siswa yang mengeluh terhadap mata pelajaran ekonomi karena materi terlalu banyak dan bersifat hafalan. Karena banyaknya materi yang bersifat hafalan, sebagian siswa rajin mencatat karena dirasa bahwa catatan yang banyak adalah catatan yang lengkap dan lebih mudah untuk dihafalkan. Akan tetapi ada sebagian siswa justru cepat merasa bosan dan malas untuk mencatat. Selain itu kebanyakan siswa kurang serius dan kurang fokus ketika mengikuti pelajaran ekonomi. Ini bisa dilihat ketika pelajaran berlangsung, kebanyakan siswa ngobrol dengan teman duduknya, ada yang sibuk menggambar, bermain hand phone, bahkan ada yang pindah-pindah tempat duduk ketika guru lagi menjelaskan materi. Siswa-siswanya juga kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Ini terlihat tidak adanya siswa yang mau bertanya atau mengemukakan pendapat. Ketika disuruh mengerjakan contoh soal tidak ada yang mau maju kalau tidak disuruh dan dipanggil oleh guru. Hal-hal tersebut tentu saja akan mempengaruhi motivasi dan prestasi siswa. Untuk itu perlu ditingkatkan motivasi dalam belajar mempengaruhi prestasi belajar siswa. siswa yang tentu saja akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 2. Kondisi Guru Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guru terlalu mengutamakan ringkasan yang ada dalam lembar kerja siswa (LKS) sebagai media dalam pembelajaran, guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang dibahas, sehingga guru tidak tahu apakah siswa benar-benar paham terhadap materi yang sedang dibahas. Begitu juga sebaliknya guru jarang memberikan pertanyaan kepada kelas maupun kepada setiap siswa. Hal ini akan membuat siswa menjadi kurang aktif dan kurang mau berpikir. Selain itu guru tidak pernah memberikan tugas untuk meringkas sesuai dengan kreativitas yang dimiliki oleh siswa, yang sering dilakukan oleh guru hanya memberikan tugas berupa soal tentang pokok bahasan yang baru saja diberikan. Hal yang terjadi siswa tidak mengerjakan tugas itu dengan kemampuannya sendiri, akan tetapi hanya saling mencontek pekerjaan teman. Hal ini membutuhkan kreativitas dari guru dalam mengajar agar tidak ada gambaran negatif terhadap mata pelajaran ekonomi yang sebagian besar materinya berupa hafalan. Dari uraian tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOKPRI 2 YOGYAKARTA”. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6 B. Identifikasi masalah Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan, dimana penggunaan media dalam belajar merupakan salah satu komponennya. Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan media dalam belajar sangat penting dalam pembentukan belajar. Proses identifikasi masalah dilaksanakan melalui prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang secara sederhana nampak dalam alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan ? Sumber ( Suharsimi Arikunto, 2007: 16) Guru melaksanakan serangkaian pembelajaran di kelas yang telah direncanakan kurang lebih sama dengan kegiatan pembelajaran yang pernah dilakukan oleh guru. Rencana tindakan guru tersebut dilaksanakan melalui tindakan-tindakan observasi di kelas, wawacara dengan siswa, dan observasi dokumen berupa catatan siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru adalah: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 1. Pada saat memulai pelajaran guru memberikan umpan balik (feedback) untuk mengingatkan materi pada pertemuan sebelumnya, tetapi siswa tidak diminta untuk membuat catatan ringkasan sesuai dengan kreativitas siswa. Siswa kurang siap dalam menerima pelajaran karena tidak mempersiapkan materi. 2. Dalam menerangkan pelajaran, guru melibatkan siswa dengan cara mengajukan pertanyaan secara klasikal. Sebagian siswa menjawab secara serentak sehingga suasana kelas terlihat gaduh. Interaksi antar siswa dalam tanya jawab belum ada. 3. Pemanfaatan media oleh guru masih kurang. Siswa mengalami kesulitan dalam belajar dan cenderung mengalami kebosanan. 4. Dalam mengerjakan soal, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja secara pribadi atau berdiskusi dengan temannya. Guru berkeliling di kelas untuk memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru jarang meminta siswa untuk menampilkan hasilnya di papan tulis. 5. Siswa lebih memperhatikan jika guru menugaskan siswa untuk mengerjakan di papan tulis, 6. Rendahnya motivasi belajar siswa karena pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru jarang dikerjakan siswa. Siswa berbicara dengan teman sebangku dan bermain hand phone ketika pelajaran berlangsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9 7. Siswa cenderung tidak bertanya meskipun sebenarnya kurang jelas. Mereka lebih berani bertanya pada saat siswa disuruh mengerjakan di papan tulis. 8. Siswa merasa senang jika guru memperhatikan hasil pekerjaan siswa dengan memberikan dorongan dan pujian. 9. Prestasi siswa cenderung dapat dikatakan rendah yang dapat dilihat melalui nilai ulangan harian yaitu dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 6 serta nilai rata-rata kelas 40,21. C. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada masalah-masalah yang dapat segera diatasi guru dengan serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka dari penelitian tindakan ini dapat ditarik rumusan masalah: Apakah penggunaan media mind map akan meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta? PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan media mind map. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah 1. Bagi guru Hasil dari penelitian ini dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan motivasi serta prestasi belajar siswa. 2. Bagi siswa/siswi Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mempermudah mereka dalam memahami materi dan meningkatkan motivasi serta prestasi belajarnya. 3. Bagi Peneliti/penulis Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan tentang pengelolaan kelas yang lebih baik sehingga bermanfaat dalam membantu guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 4. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk memberikan dukungan pada guru dalam pelaksanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11 kegiatan belajar mengajar penggunaan media belajar, khususnya media mind map sebagai salah satu cara memecahkan masalah pembelajaran yang terkait dengan motivasi dan prestasi belajar yang rendah. 5. Bagi Universitas Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian selanjutnya dan dapat digunakan untuk menambah referensi dalam pengembangan pengetahuan tentang Penelitian khususnya penggunaan media pembelajaran. Tindakan Kelas, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom Action Research (CAR), yakni suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan (Suharsimi Arikunto:2-3) 1. Penelitian Penelitian ini berhubungan dengan kegiatan mencermati suatu objek dengan cara menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. 12 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13 3. Kelas Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Dengan menggabungkan batasan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Selain itu dalam website PPPG tertulis Bandung Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan memperbaiki dan tindakan-tindakan atau tertentu meningkatkan agar dapat praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Jadi dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama serta menerima pelajaran dari guru yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14 berkesinambungan, tujuan ini melekat pada diri guru dalam penunaian misi profesional kependidikan. Peningkatan ini dilakukan oleh guru melalui serangkaian tindakan yang dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi. Selain tujuan yang tertulis diatas Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan meningkatkan kinerjakinerja yang dilaksankan oleh guru, mengidentifikasi, menemukan solusi dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas, menghasilkan dan mengeksplorasi inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran misalnya metode, strategi, pendekatan dan media. Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang dapat dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakannya. Hal yang terkait dengan komponen tindakan pembelajaran antara lain : 1. Inovasi Pembelajaran Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk mengubah, mengembangkan, meningkatkan gaya mengajarnya agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15 2. Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan kelas. Untuk kepentingan pengembangan kurikulum Penelitian Tindakan Kelas sangat bermanfaat sebagi salah satu masukan. Hal ini terjadi karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasangagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan, pengetahuan, dan pengajaran. Penelitian Tindakan Kelas dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut secara empiris, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat teoritis. 3. Peningkatan Profesionalisme Guru Guru yang profesional tidak akan merasa enggan melakukan berbagai perubahan dalam praktek pembelajaran sesuai dengan kondisi kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas dan kemudian meningkatkannya secara profesional menuju kearah perbaikan-perbaikan. Model PTK secara umum dilakukan melalui proses yang berulang-ulang, dimana pada setiap siklus terdiri dari 4 langkah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 1. Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan. Selain itu kita juga harus mempersiapkan skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, serta mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan, dan yang terakhir mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa yang melakukan, apa, kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. 3. Observasi Pada saat pelaksanaan tindakan kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum kegiatan observasi dilakukan dengan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 4. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang terjadi sebagi akibat adanya tindakan yanag dilakukan. B. Mind Mapping 1. Pengertian Mind Mapping Metode mecatat yang baik harus membantu mengingat, meningkatkan pemahaman, dan membantu mengorganisasikan materi. Peta pikiran (mind map) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4). Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian mejadi cabang-cabangnya. Membuat catatan dengan mind map sangat menyenangkan dan dapat mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Motivasi merupakan kata kunci untuk mencapai sukses dari pada melihat sesuatu yang membosankan. Mind map terbaik adalah peta pikiran yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, sehingga biasanya nampak seperti karya seni. Suatu materi akan mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang menarik. Selain memudahkan untuk megingat, penggunaan gambar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 dan simbol dengan warna tersebut akan mengurangi tingkat kebosanan siswa (Svatensson, 2004:106). 2. Cara membuat Mind Map Materi dapat dicatat dengan cepat dan efisien dengan membuat mind map pada saat kegiatan belajar mengajar. Adapun cara-cara untuk membuat mind map adalah (Buzan, 2008:15): a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan vertikal atau horizontal. b) Gunakanlah gambar atau foto untuk ide sentral anda. c) Gunakanlah warna, karena warna akan membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif. d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan seterusnya. e) Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus. f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. g) Gunakan gambar. 3. Kiat dalam membuat Mind Map Dalam membuat mind map diperlukan beberapa kiat. Adapun kiat dalam membuat mind map tersebut adalah (Porter, 2004:177): PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19 a) Gunakan warna yang berbeda untuk setiap topik utama atau gunakan warna yang berselang-seling. b) Tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah antara cabangcabang. c) Kembangkan stemo sendiri untuk menggunakan gambar simbol dan singkatan. d) Atur informasi dan urutan secara kronologis dengan menomori cabang-cabang. Agar siswa dapat belajar lebih cepat dan efektif, maka siswa harus menguasai lima keterampilan yang merangsang untuk belajar. Lima keterampilan yang merangsang untuk belajar tersebut adalah (Porter, 2004:178): a) Konsentrasi fokus b) Cara mencatat c) Organisasi dan persiapan tes d) Membaca cepat e) Teknik mengingat Siswa akan dapat secara sukses dalam menerima pelajaran jika guru mengajari cara berkonsentrasi, mencatat yang efektif, belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 untuk menghadapi ujian, meningkatkan kecepatan membaca, dan kemampuan untuk menghafal. 4. Manfaat Mind Map Mind Map mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat mind map tersebut antara lain (Porter, 2004:179): a) Mind Map sangat berguna untuk sesi curah gagasan, terutama saat siswa bekerja kelompok dan banyak orang mengusulkan gagasan. b) Informasi dapat direkam dengan cepat . c) Mind Map dibuat agar sesuai dengan lompatan yang terjadi dalam pikiran, sebab peta pikiran bekerja seperti otak, benar-benar mendorog wawasan dan gagasan cemerlang. d) Dalam mengerjakan tugas menulis yang menantang, peta pikiran membantu siswa menyusun informasi dan melancarkan aliran pikiran. 5. Unsur-unsur Pemetaan Pikiran Teknik pemetaan pikiran merupakan satu keterampilan yang efektif dalam belajar. Dalam pemetaan pikiran tersebut terdapat beberapa unsur. Adapun unsur-unsur pemetaan pikiran adalah sebagai berikut (Wicoff, 2005:67): a) Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 b) Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian. c) Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan. d) Hanya kata kunci yang ditulis perbaris. e) Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan garis. f) Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya sebuah gagasan. g) Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain. C. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah satu prasyarat yang sangat penting dalam belajar (Wuryani, 1989:143). Motivasi dalam belajar tidak hanya merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktifitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Thomas L Good dan Jere B Brophy (1986) yang dikutip dalam buku Motivasi dalam Belajar mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tigkah laku (Prayitno, 1989:10). Menurut Ngalim Purwanto (1984:70) pada umumnya motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Motivasi tidak lepas dari adanya rangsangan. Rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atau hukuman yang diberikan oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang telah dimiliki oleh siswa. Kebiasaan bekerja yang baik dapat memperkuat motivasi, seperti kebiasaan menyelesaikan tugas atau pekerjaan sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu (Prayitno, 1989:9). Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan untuk memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu, guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik dalam diri siswa. 2. Tipe-tipe Motivasi a) Motivasi Intrinsik Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) idividu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu yang melakukan kegiatan didorong oleh motivasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23 intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mendapatkan tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989:10-11). Grage dan Berlin (1988) dalam Prayitno (1989:11) mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasya lebih baik dari pada siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan keterlibatan dan aktivitasnya yang tinggi dalam belajar. b) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalamnya aktifitas belajar dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar (Winkel, 1984:27). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada di dalam diri siswa untuk belajar, dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktifitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989:14). Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah dan memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik disamping itu perlu diingat pula bahwa motivasi ekstrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik. Motivasi instrinsik yang pada mulanya sudah ada tetapi kalau sering diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun (Prayitno 1989:15). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24 3. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai. Dikatakan keseluruhan karena biasanya ada beberapa motivasi yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar. Motivasi siswa merupakan faktor psikis, yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal gairah atau semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1984;27). 4. Ciri-ciri Orang Yang Termotivasi Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, walaupun seringkali mengalami kegagalan, justru akan tetap dapat meningkatkan motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi mempuyai ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996:88): a) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu lama. b) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa. c) Tidak cepat puas dengan prestasi yang sudah diperoleh. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25 d) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam masalah belajar. e) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. f) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin. g) Tidak mudah melepas apa yang diyakini. h) Senang mencari dan memecahkan masalah. 5. Usaha Untuk Meingkatkan Motivasi Usaha yang dapat dilakukan oleh guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya adalah (Irawan, 1995:28): a) Setiap subyek yang diajarkan perlu dibuat menarik, setiap proses belajar harus dibuat aktif, yaitu dengan mengajak siswa menemukan atau membuktikkan sesuatu, dan sedapat mungkin berguna. b) Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja keras. c) Siswa harus tahu apa yang dikerjakan, dan bagaimana mereka harus mengetahui bahwa tujuan telah tercapai. d) Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa dalam hal kemampuan, latar belakang, dan sikap mereka terhadap sekolah dan subyek tertentu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26 e) Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu kebutuhan rasa aman, psikologis, diakui oleh kelompoknya serta penghargaan dengan jalan : 1) Memperhatikan kondisi fisik siswa. 2) Memberi rasa aman. 3) Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka. 4) Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa pernah memperoleh kepuasan dan penghargaan. 5) Membuat siswa menerapkan apa yang telah dipelajari dan ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara : a. Menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orangorang yang disenangi dan dikagumi di masyarakat. b. Mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga mereka merasa betah dan senang. c. Menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan baik dalam proses belajarnya. D. Prestasi 1. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil usaha PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27 (Arifin, 1990:2-3). Sedangkan WS Winkel (1985:16) prestasi didefinisikan sebagai suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan. Pengungkapan perubahan tingkah laku dari hasil usaha sangatlah sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu tidak ada yang bersifat intangiable atau tidak dapat diraba (Muhibbinsyah, 1995:150). Prestasi tersebut dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes. 2. Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimya ditunjukkan dengan hasil tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Surakhmad, 1990:70). E. Interaksi Edukatif pada Pelajaran Ekonomi Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses interaksi antara guru dengan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi edukatif adalah (Sumaatmaja, 1984:71): PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28 1. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai (guna menjawab pertanyaan “untuk apa?”) 2. Ada bahan yang menjadi proses (“dengan materi yang mana?”) 3. Ada pelajar yang aktif mengalami (“ditunjukan pada siapa?”) 4. Ada guru yang melaksanakan (“diselenggarakan oleh siapa?”). Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan (“bagaimana caranya?”) 5. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional (“dalam keadaan yang bagaimana?”) Dengan diungkapkan konsep edukatif interaksi tersebut di atas menjadi jelas bahwa mengajar bukanlah suatu pristiwa dan usaha yang terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi tertentu. F. Belajar 1. Pengertian Belajar Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat menunjang perkembangannya. Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat sisaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29 kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar (Winkel, 1987:35). Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara tradisional belajar dapat menambah pengetahuan, yang diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah memandang belajar dengan perubahan kelakuan. Seseorang belajar bila ia ingin melakukan kegiatan sehingga kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumya tidak bisa dilakukan. Ia menghadapi situasi dengan cara lain. Kelakuan harus kita pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan lain-lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, dan psikomotorik (Nasution, 2003:59). 2. Prinsip-prinsip Belajar Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Gestalt (Nasution, 2003:72-80) adalah : a) Belajar itu berdasarkan keseluruhan Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaranmata pelajaran kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan keseluruhan ini. Itu sebabnya orang berusaha untuk mengadakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut korelasi antara mata pelajaran. Hal ini malahan dapat meniadakan segala batas-batas antara mata pelajaran-mata pelajaran dengan mengintegrasikannya. b) Anak yang belajar merupakan keseluruhan Sekolah hendaknya dijadikan bukan hanya tempat anak mempelajari berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup dan belajar hidup. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa yang diperlukan anak bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan demikian dicegah adanya jurang yang sering terdapat antara sekolah dengan kehidupan di luar sekolah untuk mencapai integrasi siswa. c) Belajar berkat insight Dengan insight dimaksud suatu saat dalam proses belajar, sewaktu seseorang melihat dan mendapat pengertian tentang seluk beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur dalam suatu situasi yang mengandung suatu problema atau kepelikan. d) Belajar berdasarkan pengalaman Belajar memberikan hasil sebaik-baiknya bila didasarkan pada pengalaman. Pengalaman merupakan suatu interaksi yakni aksi dan reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 pengaruh dari lingkungan. Jadi ada aksi dari lingkungan terhadap individu, akan tetapi sebaliknya individu beraksi terhadap pengaruh lingkungan itu. e) Belajar adalah suatu proses perkembangan Manusia adalah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang menurut cara-cara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan semua sesuatu yang kita kehendaki. Anak-anak baru dapat mempelajari dan mencernakannya bila ia telah matang untuk pelajaran itu. Kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan melalui kematangan atau taraf pertumbuhan batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni oleh pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh. f) Belajar adalah proses yang kontinu Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan adanya tinggal kelas. Anak yang tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu ia harus mengulangi bahan yang sama selama satu tahun. Kurikulum hendaknya disusun sedemikian, sehingga setiap anak terus maju sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kontinuitas harus pula ada dalam pelajaran sekolah rendah, menengah dan tinggi. Seperti anak yang maju dari kelas satu ke kelas berikutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32 Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke sekolah menengah dan seterusnya. g) Belajar lebih berhasil bila dengan minat, keinginan dan tujuan anak Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari atau apabila mereka tahu dan memerima tujuannya. Akan tetapi dalam hubungannya dengan cita-cita anak itu, ia yakin akan ada faedah bagi kehidupannya dan karena itu ia giat belajar. Dikatakan anak itu didorong oleh motivasi yang intrinsik, sebab ia ingin mencapai tujuan yang terkandung dalam pelajaran itu sendiri. G. Media 1. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dalam proses belajar mengajar, media mempunyai arti yang sangat penting. Media merupakan wahana penyalur informasi atau penyalur pesan (Syaiful, 2002:136). Dengan penggunaan media tersebut, materi akan lebih mudah disampaikan oleh guru, pelajaran juga diharapkan mudah dicerna oleh siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33 Media dapat mewakili apa yang kurang mampu disampaikan oleh guru melalui kalimat, keabstrakan bahasa dapat dikonkritkan melalui media. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah mencerna materi dari pada tanpa bantuan media. Penggunaan media dapat dipergunakan sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar (Mulyasa, 2002:136) a) Media sebagai Alat Bantu Tanpa batuan media, maka bahan pelajaran sulit untuk dipahami oleh setiap siswa. Bagi pelajaran yang rumit, penggunaan media ini akan sangat bermanfaat, mengingat setiap pelajaran mempunyai tingkat kesukaran yang bervariasi. Penggunaan media juga dapat digunakan sebagai variasi dalam kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak cepat bosan dalam menerima pelajaran. Sebagai alat bantu, media berfungsi sebagai pelicin jalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar dengan bantuan media diharapkan dapat menghasilkan proses dan hasil yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media. Untuk itu, guru harus mempertimbangkan pembelajaran. media yang dapat menunjang proses PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34 b) Media sebagai Sumber Belajar Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik (Syaiful, 2002:138139). Syarifudin (1991) mengelompokkan sumber-sumber belajar menjadi lima kategori yaitu manusia, buku atau perpustakaan, media masa, alam atau lingkungan, dan media pedidikan. Karena itu, sumber belajar segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang (Sayiful, 2002:139). Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu guru dalam memperkaya pengetahuan anak didik. Macam, bentuk, dan jenis pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu bagi anak. Akan tetapi, penggunaan media masih jarang dilakukan. Salah satu menjadi penyebab adalah terbatasnya dana untuk membeli media tersebut. Untuk itu, guru cukup membuat media pendidikan yang sederhana selama dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. 2. Fungsi Media Menurut Derek Rowntrie (1982:168) yang dikutip oleh Dientje Rumampuk (1988:12) menyebutkan fungsi media sebagai berikut : a) b) c) d) Engage the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar) Recall Earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari) Provide new learning stimuli (menyediaka setimulus belajar) Actvate the student’s response (mengaktifkan respon siswa) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35 e) Give speedy feedbck (memberikan balikan dengan cepat) f) Encourage appropriate practice (menggagalkan latihan yang serasi) Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media mempunyai nilai praktisnya sebagai berikut (Rumampuk, 1988:12-13): a) Media pendidikan dapat membangkitkan motivasi belajar. b) Media dapat membuat konsep yang abstrak mejadi konkrit, misalnya dalam menjelaskan sejarah dengan film, grafik dan lainlain. c) Media dapat menghilangkan batas-batas ruang kelas misalnya dalam menampilkan obyek yang terlalu besar seperti Candi Borobudur atau pasar. d) Media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa yang mampu seperti pegalaman terhadap film, TV, dan lain-lain. e) Media dapat menampilkan obyek yang terlalu kecil untuk diamati secara langsung seperti molekul atau sel dapat digunakan gambar, slide, film dan sebagainya. f) Media dapat menggantikan penampilan obyek yang berbahaya atau sukar dibawa ke ruang kelas seperti letusan gunung berapi, binatang buas dan sebagainya, dapat digunakan film atau slide, gambar dan lain-lain. g) Media dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36 h) Media dapat menyajikan pesan secara serempak. i) Media dapat menyajikan benda atau peristiwa masa lampau, seperi film perang kemerdekaan. j) Media memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota kelompok belajar. k) Media dapat mengatasi pengamatan terhadap obyek yang sangat kompleks misalnya cara kerja sistem listrik pada pesawat terbang atau tentang organ tubuh. l) Media dapat mengatasi penampilan obyek yang terlalu cepat terlalu halus untuk di dengar misalya suara-suara yang terlalu kecil. m) Media bisa mengatasi apabila obyek terlalu lambat gerakannya. 3. Manfaat Media Dalam Encyclopedia of Educational Research (Hamalik, 1986:27) manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut : a) Melekatkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir dan oleh karena itu mengurangi “verbalisme”. b) Memperbesar perhatian siswa. c) Melekatkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih menetap. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37 d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa. e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup. f) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa. g) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar (Sadiman, 1984:16-17). Media pendidikan secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka). b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra seperti misalnya: 1) Obyek yang terlalu besar dapat digantikan realitas, gambar, film bingkai, film, atau model. 2) Obyek yang kecil dapat dibantu dengan proyek mikro, film bingkai, film atau gambar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38 3) Kejadian yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupu secara verbal. 4) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan time please atau high speed photographi. 5) Obyek yang terlalu komplek dapat disajikan dengan model atau diagram. 6) Konsep yang terlalu luas. c) Dengan meggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media berguna untuk : 1) Menimbulkan kegairahan belajar. 2) Memungkinkan interaksi yang lebih luas langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan. 3) Memungkinkan anak didik untuk belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. d) Dengan sifat unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bila semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39 siswa yang berbeda. Masalah ini juga dapat diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam : 1) Memberikan perangsang yang sama. 2) Menyamakan pengalaman. 3) Menimbulkan persepsi yang sama. 4. Ciri-ciri Media Ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut (Hamalik, 1986:22-23): a) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata raga artinya sesuatu yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui panca indera kita. b) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat atau didengar. c) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan atau komunikasi dalam pengajaran antara guru dan siswa. d) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam kelas maupun di luar kelas. e) Berdasarkan poin (3) dan (4), maka pada dasarnya media pendidikan merupakan suatu perantara dan digunakan dalam rangka pendidikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40 f) Media pendidikan mengandung aspek-aspek: sebagai alat dan sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar. Jadi yang dimaksud media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1986:23). 5. Prinsip-Prinsip Media Dalam pemilihan media ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah (Rumampuk, 1988:19): a) Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa. b) Pemilihan media harus secara objektif bukan semata-mata atas dasar kesenangan atau sekedar selingan atau hiburan. Hendaknya pemilihan media itu benar-benar berdasarkan atas pertimbangan untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa. c) Tidak ada satupun media yang dipakai untuk semua tujuan. Tiaptiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan. d) Pemilihan media hendakya disesuaikan dengan metode mengajar yang digunakan, materi pelajaran, mengingat media adalah bagian integral dalam proses belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41 e) Untuk dapat memilih media dengan cepat, guru hedaknya mengenal cirri-ciri media. 1) Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik lingkungan. 2) Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan gaya atau pola belajar siswa. Tersedianya sejumlah media pengajaran memberikan sejumlah alternatif kepada guru untuk melihat alat mana yag paling sesuai, dengan melihat keuntungan dan kelemahan dari masing-masing media pengajaran. Adanya alternatif mengenai penggunaan media tersebut didasarkan pada beberapa hasil penelitian mengenai media yang menunjukkan bahwa : a) Tidak setiap media pengajaran dapat dimanfaatkan untuk mencapai sembarang tujuan pelajaran. b) Semua media pengajaran dapat membantu guru dalam melaksanakan satu atau beberapa fungsi dalam pegajaran. Seperti memisahkan, mengontrol atau mengecek, memberikan penguatan dan mengadakan evaluasi. Bahkan ada kemungkinan, media itu mengambil alih fungsi itu. c) Efektifitas penggunaan media tidak tergantung dari perbedaan inter individual antara siswa (Winkel, 1987:189). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42 H. Kerangka Berpikir Penggunaan media mind map diyakini dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Mata pelajaran ekonomi bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya adalah mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa karena sebagain materinya berupa hafalan. Dalam pembelajaran guru terlalu mengutamakan ringkasan yang ada pada lembar siswa sebagai media serta kurang memanfaatkan media yang lain. Kurangnya media tersebut membuat siswa cepat merasa bosan dalam mengikuti pelajaran yang berakibat rendahnya motivasi dan prestasi belajar. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar tersebut bisa dilihat dari pekerjaan rumah (PR) yang tidak dikerjakan oleh siswa dan nilai rata-rata ulangan harian 40,21. Oleh karena itu guru dituntut untuk memperhatikan cara mengajar dan memecahkan masalah tersebut. Apabila dalam kegiatan belajar mengajarnya guru banyak mengguakan media, maka cara mengajar guru cenderung tidak membosankan sehingga dapat meningkatkan motivasi siswa. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesulitan siswa dalam menerima materi yang berbentuk hafalan tersebut adalah dengan menggunakan media mind map. Dengan menggunakan media mind map materi dapat diringkas dan diingat dengan cepat. Selain PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43 itu penggunaan media mind map dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat membuat media mind map dengan berbagai simbol dan warna-warni yang dapat membuat siswa merasa senang dalam belajar sehingga pada akhirnya prestasi belajar siswa pada pelajaran Ekonomi akan meningkat. Indikator peningkatan motivasi dalam penelitian ini adalah dari situasi awal dengan motivasi rendah menjadi motivasi yang tinggi (sesuai dengan perhitungan menggunakan PAP II). Sedangkan untuk variabel prestasi meningkat dari nilai rata-rata ulangan harian 40,21 menjadi paling tidak mencapai nilai rata-rata 60,0 pada siklus I, dan menjadi 70,0 pada siklus II. I. Hipotesis Ada pengingkatan motivasi dan pretasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan media mind map. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BAB III METODE PENENLITAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak atau kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas karena masalah yang diangkat berdasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini yang diteliti adalah penggunaan media mind map di kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta. Waktu penelitian ini adalah bulan Oktober-November 2009. 44 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45 C. Subyek Penelitian a. Subyek penelitian Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. b. Obyek penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek adalah penggunaan media mind map dalam pembelajaran ekonomi. D. Data yang dibutuhkan 1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta kelas XB melalui observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner, dan observasi dokumen (buku siswa). 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Data tersebut biasanya diperoleh dengan menyalin data dari guru, yaitu data tentang jumlah siswa, nilai ulangan harian, dan ketuntasan belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 E. Variabel 1. Variabel penelitian Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2003:31). 2. Kategori Kecenderungan Variabel Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan. Penilaian dengan menggunakan PAP II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995:157): Tingkat penguasaan kompetensi 81%-100% 66%-80% 56%-65% 46%-65% Dibawah 46% Kategori kecenderungan variabel Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah 3. Pengukuran Variabel Data mengenai prestasi diukur dengan membandingkan nilai ulangan harian sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan. Sedangkan data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari responden itu bersifat kualitatif, untuk itu diperlukan model skala likert. Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5. Mengenai indikator dan nomor butir pertanyaan dalam kisi-kisi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi angket motivasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Indikator Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Keinginan untuk berprestasi Mampu mengerjakan tugas, ujian dari guru tanpa bantuan orang lain Mengerjakan soal-soal yang ada pada buku pelajaran atau LKS Mempunyai keinginan untuk memperoleh ilmu pengetahuan Siswa memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru Siswa mempunyai keinginan untuk mendapatkan tambahan nilai Siswa mempunyai keinginan No. item positif 1 No. item negatif 9 5, 7 2 10 8 3, 11 6 13, 14 12 15 4 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48 untuk mendapatkan pujian dari guru atau orang lain F. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Mind map Mind map merupakan media yang dapat memudahkan mengingat banyak informasi, karena catatan dapat diringkas sehingga dapat memudahkan dalam belajar. Mind map terbaik adalah peta pikiran yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, sehingga biasanya nampak seperti karya seni. Suatu materi akan mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang menarik. 2. Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegairahan dalam belajar, pengaruh dan memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. Variabel motivasi belajar meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat yang besar untuk meningkatkan prestasi. 3. Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa merupakan tingkat baik buruknya atau keadaan mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran ekonomi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 G. Pengumpulan Data 1. Cara pengumpulan data Pada penelitian ini data dikumpulkan lewat observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner, dan observasi dokumen. a. Observasi langsung Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2002:133). Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang studi Ekonomi dengan menggunakan media mind map. b. Kuesioner Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2003:131). Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas responden mengenai manfaat media mind map untuk kegiatan motivasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 c. Wawancara Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Wiriatmojo, 2005:117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang tidak terjangkau oleh observasi dan kuesioner. Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai berikut : 1) Bahwa subjek atau responden adalah yang paling tahu tentang dirinya sendiri 2) Bahwa apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. 3) Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud dengan oleh peneliti (Hadi, 1986:86). 2. Pengumpulan Data Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar observasi kelas, lembar observasi siswa, kuesioner dan buku siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51 3. Jenis Data Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. H. Prosedur Penelitian Berdasarkan hipotesis di atas, dapat direncanakan serangkaian tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan media mind map. Oleh karena penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar mencakup 4 kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan. 2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 3. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan. 4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan, dan penyimpulan. Berkaitan dengan permasalahan dengan penelitian ini, maka dirancang 2 siklus tindakan: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52 Siklus I: Kegiatan dalam siklus I adalah membahas sub pokok bahasan tertentu. Agar siswa memahami penggunaan media mind map, kegiatan yang dilakukan pada siklus ini adalah: 1. Tahap Perencanaan a. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan pengamatan guru bersama peneliti terhadap masalah yang dihadapi di kelas. b. Peneliti membuat peta pikiran (mind map), berdasarkan materi pembelajaran, guru membuat soal tugas. c. Peneliti menyusun istrumen pengumpulan data, meliputi : 1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan. 2) Instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas. 3) Lembar penilaian tugas siswa. 4) Angket kuesioner. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk mengatasi masalah-masalah yang terungkap dalam rumusan masalah. Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer. Kegiatan yang dilakukan adalah: a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan mind map. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53 b. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya. Guru memantau kegiatan tersebut. c. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru memberikan nilai plus sebagai nilai keaktifan siswa. d. Guru meminta siswa yang lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang kurang jelas. e. Peneliti dan guru mengevalusi hasil kegiatan ini, selanjutnya melakukan refleksi untuk merencanakan upaya perbaikan. 3. Tahap Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun diakhir pembelajaran. Peneliti mengamati hasil pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa di kelas. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan dan menjadi pertimbangan untuk memperdalam tindakan ini pada siklus berikutnya. 4. Tahap Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru mengkaji kegiatan sebelumnya, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap observasi. Hasil kajian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam siklus berikutnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54 Siklus II Jika dalam siklus I masih ada indikator yang belum tercapai maka siklus tindakan kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman tentang mind map agar indikator peningkatan motivasi dan prestasi tercapai. Serangkaian kegiatan dalam perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan a. Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan penyusunan rencana kegiatan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I. b. Peneliti menyusun istrumen pengumpulan data, meliputi: 1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan. 2) Instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas. 3) Lembar penilaian ulangan harian siswa. 4) Angket kuesioner. 5) Lembar catatan bebas untuk wawancara. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk memperdalam penggunaan mind map. Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini: a. Guru meminta siswa untuk membaca dan membuat mind map tentang materi yang akan dipelajari pada saat itu. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55 b. Guru memberikan penguatan dan nilai plus dengan memberikan tambahan nilai 1 kepada siswa yang bersedia menampilkan dan menjelaskan mind map yang dibuatnya sebagai nilai keaktifan siswa. c. Guru memberikan ulangan harian. Hasil dari tindakan ini menjadi bahan pemantauan dan evaluasi. Tahap selanjutnya adalah mengadakan refleksi. Analisis dilakukan setelah guru melaksanakan beberapa siklus penelitian tindakan yang meliputi perencanaan- tindakan- observasirefleksi. Peneliti akan menganalisis hasil observasi selama siklus berlangsung. Berdasarkan analisis ini dapat dipelajari hasil tindakan guru terhadap hasil proses pembelajaran yang dialami siswa. Data tentang peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran ekonomi lebih bersifat kuantitatif. Data tersebut dianalisis dengan membandingkan nilai ulangan harian dengan nilai rata-rata kelas waktu sebelum dan setelah proses berlangsung. Sedangkan motivasi belajar siswa lebih bersifat kualitatif yang berupa hasil pengamatan, wawancara, kuesioner, dan buku siswa sehingga data dianalisis dengan metode interpretative. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56 I. Teknik Pengujian Instrument Penelitian 1. Uji Validitas Analisis validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas atau kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefesien product moment dari Pearson. Valid berarti istrumen itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007:172). Penulis menggunakan taraf signifikan (alpha) 0,05 atau 5%. Uji validitas menggunakan sejumlah populasi dengan n = 34 orang yang dijawab oleh responden dengan dk= n2. Setiap item di dalam uji validitas ini dikatakan valid jika r hitung lebih besar daripada r tabel. Pengujian validitas menggunakan rumus teknik korelasi product moment ( Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut: r= n(∑ XY ) − (∑ X ∑ Y ) n∑ X 2 − (∑ X ) 2 n∑ Y 2 − (∑ Y ) 2 Keterangan: r = koefesien korelasi antara variabel X dengan variabel Y Y = skor total item X = skor item n = jumlah responden PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57 Dalam pengujian koefesien ini digunakan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r tabel, maka suatu butir dapat mengukur apa yang diinginkan (valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrument adalah tidak valid. Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 34 dan taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5% sehingga r tabel dari 0,05 ; 34 adalah 0, 339. Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajar diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Validitas Variabel Motivasi No soal r tabel r hitung Keterangan 1 0.339 0,113 Tidak valid 2 0.339 0,214 Tidak valid 3 0.339 0,360 Valid 4 0.339 0,270 Tidak valid 5 0.339 0,444 Valid 6 0.339 0,118 Tidak valid 7 0.339 0,204 Tidak valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58 8 0.339 0,596 Valid 9 0.339 0,358 Valid 10 0.339 -0,075 Tidak valid 11 0.339 0,053 Tidak valid 12 0.339 -0,263 Tidak valid 13 0.339 0,527 Valid 14 0.339 0,006 Tidak valid 15 0.339 0,475 Valid 16 0.339 0,560 Valid 17 0.339 0,311 Tidak valid 18 0.339 0,538 Valid 19 0.339 0,387 Valid 20 0.339 0,367 Valid 21 0.339 0,133 Tidak valid 22 0.339 0,087 Tidak valid 23 0.339 0,480 Valid 24 0.339 0,361 Valid 25 0.339 0,383 Valid 26 0.339 0,423 Valid 27 0.339 0,217 Tidak valid 28 0.339 0,178 Tidak valid PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59 29 0.339 0,099 Tidak valid 30 0.339 0,345 Valid Dari hasil pengukuran 30 soal item dapat diketahui bahwa ada 15 soal valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 15 item soal. Itemitem soal yang tidak valid tidak dipakai sehingga pada variabel motivasi belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 15 item soal 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Istrumen yang reliabel adalah istrumen yang digunakan untuk beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugioyono, 2007:172). Untuk menghitung menggunakan reliabilitas pengujian kuesioner reliabilitas dalam didasarkan penelitian pada ini perhitungan koefesien alpha(a) dari Cronbach ( Husein Umar, 2003:90) yang dirumuskan sebagai berikut: r11 2 k ∑ σ b = 1− σ t2 k − 1 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60 Keterangan: r11 = reliabilitas instrumen k = banyak butir pertanyaan σ t2 = varian total σ b2 = jumlah varian butir Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut (Husein Umar, 2003:91): (∑ X ) 2 σ = 2 ∑X 2 n n Keterangan : n = jumlah responden X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61 koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001: 42) Sebagai pedoman untuk menentukan kehandalan variabel penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 1989:167): Tabel 3.3 Tingkat keterhandalan variabel penelitian No Koefisien Alpha Tingkat Keterhandalan 1. 0,800-1,00 Sangat Tinggi 2. 0,600-0,799 Tinggi 3. 0,400-0,599 Cukup 4. 0,200-0,399 Rendah 5. <0,200 Sangat Rendah Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus CronbachAlpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Motivasi belajar Nilai r Koefisien hitung Alpha 0,729 0,60 Status Keterangan Andal Tinggi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bab IV Hasil Observasi A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan gerejagereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulanperkumpulan di luar gereja. Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya adalah anak-anak golongan pribumi, sedangkan Vereneging Scholen menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu: HIS, ELS, HCS dan MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat 62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63 penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu yang terdapat di Yogyakarta misalnya: 1) HIS Bintaran Wetan. 2) HIS Bintaran Kulon. 3) KWS Gondolayu. 4) Christelijke Mulo Schol di Kotabaru (sekarang SMA BOPKRI 1). 5) Christelijke Huishound Schol di Jl. Jend. Sudirman (sekarang SMA BOPKRI 2). Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi. Pada masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan, mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) didirikan pada 11 Maret 1945. Dalam konggres yang pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember 1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64 Adapun asas dan tujuan BOPKRI adalah: 1) Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan. 2) Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan kebudayaan. 3) Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan. Dalam Clash II pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR, SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada Februari 1948, sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di balai Pertemuan Kristen (BPK) sekarang Galeria Mall untuk membicarakan nasib sekolah-sekolah BOPKRI yang menghasilkan kebulatan tekat: “Kita bertanggung jawab kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”. Pada 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB. IX selaku Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah di buka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias. Diadakan pembentukan BOPKRI baru dengan ketua: Drs. Sudarmono dan Penulis merangkap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65 Bendahara: S. Subanu. Dari sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain adalah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang ada di jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta. Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2 Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak Sembilan kali, beliau-beliau tersebut adalah: 1) Margono Paulus (1949 – 1957). 2) Nathanael Daljoeni (1957 – 1963). 3) Eghbert Daniel Yohanes (1963 – 1969). 4) Drs. Widiatmoko Br (1970 – 1971). 5) Purwanto, B.A. (1971 – 1974). 6) Widiarso (1975 – 1977). 7) Drs. Tukidjo, W.S (1977 – 1995). 8) Drs. S. Supadiyono (1995 – 2003). 9) Drs. Priyanto (2003 – 2007). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66 B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah 1. Visi Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan keterampilan berdasarkan ajaran kasih Tuhan. 2. Misi a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar, c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika, d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis, e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi pekerti, f. Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat. 3. Tujuan Sekolah a. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas 1) Pendidikan umum merupakan Pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi 2) Mempunyai orientasi ke depan yang berupa tujuan pendidikan yaitu mengembangkan multi kecerdasan kepada peserta didik yang heterogen baik dengan cara klasikal maupun program PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67 pembelajaran individual (PPI) yang sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 dan PP 19 Tahun 2005. b. Tujuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 1) Meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan, dengan melaksanakan tertib belajar sehingga mampu menguasai ilmu pengetahuan, berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Membentuk melaksanakan kepribadian ajaran yang kasih Tuhan berkualitas dengan sehingga memiliki kecerdasan emosional, spiritual, sosial dan berkepribadian santun. 3) Meningkatkan kecakapan untuk menjadi pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu hidup mandiri. 4) Mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang berkualitas sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan dan berkompetisi di era global. C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 Tahun 1990, lama pendidikan sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68 semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu: semester ganjil dan semester genap. Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA. Unsurunsur pendidikan adalah: 1. Sumber Daya Manusia Yang terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga administratif. 2. Kurikulum Yang terdiri dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan non KBK 3. Peserta Didik Yaitu siswa-siswi yang mengikuti proses mengajar di sekolah. 4. Infrastruktur Meliputi sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah seperti laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan lain-lain. 5. Lingkungan Pendidikan Pihak-pihak di luar sekolah yang mempengaruhi kegiatan belajar sekolah yaitu masyarakat yang menggunakan jasa pendidikan. D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Struktur Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69 1. Mata Pelajaran Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat pada standar isi: a) Kelas X Kurikulum Kelas X terdiri dari 16 Mata Pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Alokasi Waktu Komponen Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 5. Matematika 4 4 6. Fisika 3 3 7. Biologi 3 3 8. Kimia 3 3 9. Sejarah 2 2 10. Geografi 2 2 11. Ekonomi 4 4 12. Sosiologi 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70 13. Seni Budaya 2 2 14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2 16. Keterampilan/Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal: Bahasa Jawa 2 Batik - 2 C. Pengembangan Diri: BP/BK 2*) 2*) 45 45 Ekstrakulikuler Jumlah Ket :* equivalen 2 jam pelajaran b) Kelas XI dan XII Bahasa Kurikulum Kelas XI dan XII program Bahasa terdiri dari 14 Mata Pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Alokasi Waktu Komponen Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 6 4. Bahasa Inggris 6 6 6 6 5. Matematika 4 4 4 4 6. Sastra Indonesia 5 5 5 5 5 5 5 5 8. Antropologi 3 3 3 3 9. Sejarah 2 2 2 2 10. Seni Budaya 2 2 2 2 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2 13. Keterampilan/Bahasa Asing : Teater 2 2 2 2 2 2 2 2 2*) 2*) 2*) 2*) 45 45 45 45 7. Keterampilan/Bahasa Asing : Bahasa Jepang B. Muatan Lokal: Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri: BP/BK Ekstrakulikuler Jumlah Ket : * equivalen 2 jam pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72 c) Kelas XI dan XII IPA Kurikulum Kelas XI dan XII program IPA terdiri dari 13 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Alokasi Waktu Komponen Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5 4. Bahasa Inggris 5 5 5 5 5. Matematika 5 5 5 5 6. Fisika 5 5 5 5 7. Kimia 5 5 5 5 8. Biologi 5 5 5 5 9. Sejarah 1 1 1 1 10. Seni Budaya 2 2 2 2 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan 2 2 2 2 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73 Komunikasi 13. Keterampilan/Bahasa Asing : 2 2 2 2 2 2 2 2 2*) 2*) 2*) 2*) 45 45 45 45 Bahasa Jepang B. Muatan Lokal: Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri: BP/BK Ekstrakulikuler Jumlah Ket : * equivalen 2 jam pelajaran d) Kelas XI dan XII IPS Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS terdiri dari 13 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Alokasi Waktu Komponen Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74 4. Bahasa Inggris 5 5 5 5 5. Matematika 5 5 5 5 6. Sejarah 3 3 3 3 7. Geografi 4 4 4 4 8. Ekonomi 5 5 5 5 9. Sosiologi 4 4 4 4 10. Seni Budaya 2 2 2 2 11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 2 13. Keterampilan/Bahasa Asing : Bahasa Jepang 2 2 2 2 2 2 2 2 2*) 2*) 2*) 2*) 45 45 45 45 B. Muatan Lokal: Bahasa Jawa C. Pengembangan Diri: BP/BK Ekstrakulikuler Jumlah Ket : * equivalen 2 jam pelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75 2. Muatan Lokal Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas serta potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal yang dipilih SMA BOPKRI 2 adalah a. Bahasa Jawa Bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa jawa serta untuk melestarikan bahasa Jawa. Disisi lain diharapkan juga peserta didik dengan berbahasa jawa dapat memiliki etika sopan-santun yang baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76 b. Batik Memperkenalkan keterampilan batik agar dapat melestarikan kekayaan budaya lokal. 3. Kegiatan Pengembangan Diri Pengembangan diri merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing konselor, tenaga pendidik, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuker. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik dalam mengembangkan: a. Bakat b. Minat c. Kreativitas d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77 e. Kemampuan kehidupan keagamaan f. Kemampuan sosial g. Kemampuan belajar h. Wawasan dan perencanaan karir i. Kemampuan pemecahan masalah j. Kemandirian Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik. Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen a. Pelayanan Konseling b. Ekstrakulikuler: 1) Jurnalistik 2) Seni Musik/Band 3) English Club 4) Kepramukaan 5) Futsal 6) Karate PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78 7) Basket 8) Karya Ilmiah Remaja/KIR 9) Peleton Inti 10) Modern dance Setiap peserta didik dipersilahkan untuk memilih 1 jenis pengembangan diri/Ekstrakurikuler yang ada di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri di bawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah. E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 1. Struktur Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bernaung dibawah Yayasan BOPKRI Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sekolah mempunyai personil yang cukup mendukung seperti karyawan dan guru yang profesional dalam bidangnya. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dari segi organisatorik yang bernaung di bawah Yayasan BOPKRI secara terstruktur tampak dari satu orang kepala sekolah, kepala tata usaha, dan empat orang wakil kepala sekolah. Selain itu, itu guru-guru dan wali kelas turut berperan aktif sehingga semua aturan sekolah dapat terwujud dengan baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79 Yayasan BOPKRI Yogyakarta Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Komite Sekolah Kepala Sekolah Kepala Tata Usaha Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Hukermas Koordinator BP/BK Wakasek Sarana Prasarana Litbang Dewan Guru Siswa Sumber : Surat Keputusan Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80 2. Wewenang dari Tugas masing-masing unsur a. Kepala Sekolah Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator, manajer, administrator dan supervisor, pemimpin atau leader inovator, motivator. 1) Kepala Sekolah selaku Educator Kepala sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. 2) Kepala Sekolah selaku Manajer Kepala sekolah selaku manajer bertugas: Menyusun Perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan, mengkoordinasikan kegiatan, melaksanakan pengawasan, melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijakan, mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar mengajar, mengatur administrasi, ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan/RAPBS, mengatur OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan instasi terkait. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81 3) Kepala Sekolah selaku administrator Kepala selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi perencanaan, pengkoordinasian, pengorganisasian, pengawasan, kurikulum, pengarahan, kesiswaan, ketatausahaan, ketenagaan, keuangan, perpustakaan, laboratorium, ruang kesenian atau keterampilan, bimbingan konseling, UKS, OSIS, gedung serba guna, gudang, dan 7K. 4) Kepala sekolah selaku supervisor Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisor mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan konseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instasi terkait, sarana dan prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7K 5) Kepala sekolah selaku pemimpin Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat dipercaya, jujur dan bertanggung jawab, memahami kondisi guru, karyawan dan siswa, memiliki visi dan memahami misi sekolah, mengambil keputusan intern dan ekstern sekolah, membuat, mencari dan memilih gagasan baru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82 6) Kepala sekolah sebagai innovator Kepala sekolah sebagai innovator bertugas melakukan pembaharuan dibidang kegiatan belajar mengajar, bimbingan konseling, ekstrakurikuler, pengadaan, melaksakan pembinaan guru serta karyawan, mengadakan pembaharuan dalam menggali sumber daya di BP3 dan masyarakat. 7) Kepala sekolah sebagai motivator Kepala sekolah sebagai motivator bertugas untuk mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja, mengatur ruang kantor yang konduktif untuk kegiatan belajar mengajar/BK, mengatur ruang laboratorium yang kondktif untuk praktikum, mengatur ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar, mengatur halaman sekolah yag sejuk dan teratur, menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan, menciptakan hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan, menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83 b. Wakil Kepala Sekolah 1) Urusan Kesiswaan Kesiswaan merupakan salah satu bidang pelayanan akademis, yang bertugas menangani atau mengatur semua hal yang berkaitan dengan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dengan tujuan terciptanya situasi pembelajaran yang tertib, teratur dan aman. Di samping mengatur siswa dalam kegiatan belajarnya, urusan kesiswaan juga bertugas membangun sikap mental yang baik pada diri anak didik, melalui pembinaan kedisiplinan. Tugas Wakasek Kesiswaan juga berkaitan erat dengan urusan lain seperti urusan Ekstrakurikuler, Bimbingan Konseling, urusan Kurikulum, Wali kelas, dan lain sebagainya sehingga diharapkan semuanya berjalan secara sinergi demi tercapainya tujuan pembelajaran. 2) Urusan Kurikulum Tugas-tugasnya sebagai berikut: a). Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas guru, jadwal pelajaran, jadwal evaluasi belajar, pelaksanaan UAS/UN, kriteria persyaratan naik kelas atau lulus / tidak lulus dan laporan pengajaran secara berkala. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84 b). Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program pelajaran, menyediakan daftar buku acuan guru dan siswa serta menyusun laporan secara berkala. 3) Urusan Sarana dan Prasarana Tugas pembagian Sarana dan Prasarana adalah merencanakan/optimalisasi penggunaan ruang/fasilitas yang sudah dimiliki sekolah, pembangunan gedung beserta perlengkapannya, belanja kebutuhan sekolah, inventarisasi barang sekaligus menyusun program pemeliharaannya. Sedangkan kesejahteraan tugas lainnya pegawai dan adalah melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan. Semua tugas dikoordinasikan dengan bagian lain yang terkait agar dapat terlaksana dengan lancar. 4) Urusan Humas Tugas utama urusan Humas SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah membangun komunikasi yang harmonis dengan komunitas pendukung, misalnya instansi pemerintah, perguruan tinggi, orang tua/wali, gereja, kepolisian, alumni, dan lain-lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85 c. Tata Usaha 1) Bagian Personalia Bagian ini bertugas mengurus gaji guru dan karyawan sekolah, pengusulan kenaikan golongan, pangkat, pensiun, dan lain-lain. Bagian personalia juga mempunyai tugas memberikan laporan kepada kepala sekolah yang kemudian dilaporkan kepada kanwil dan yayasan serta instruksi-instruksi untuk membuat laporanlaporan yang ditugaskan oleh kanwil dan yayasan. 2) Bagian Statistik Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan memberi laporan mengenai jumlah guru, pegawai, siswa, dan jumlah kelas. 3) Bagian Absensi Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan data siswa baru. 4) Bagian Agenda surat-surat Bagian ini bertugas menerima SPP dan memberi tanda bukti pembayaran. 5) Bagian Penggajian Bertugas membuat konsep gaji guru dan pegawai yang ditujukan ke bendahara sekolah serta mengambil di BPD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86 6) Tenaga Keperpustakaan a) Menambah koleksi buku. b) Menerima saran dan permintaan para pengunjung menginventaris buku baru. c) Membubuhi cap perpustakaan. d) Menjaga koleksi-koleksi buku. e) Menjilid buku. f) Melakukan penagihan bagi peminjam buku yang tidak mengembalikan buku tepat waktu. g) Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah. 7) Pesuruh atau Prakarya a) Membersihkan seluruh ruangan yang ada di sekolah. b) Memelihara tanaman sekolah. c) Memperbaiki inventaris sekolah yang rusak ringan. d) Mengatur surat-surat dinas. e) Menyediakan minuman untuk para guru dan karyawan 8) Keamanan atau Satpam a) Membantu keamanan dalam penyetoran atau pengambilan uang di bank. b) Mengatur parkir. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87 c) Mengawasi siswa yang keluar sekolah pada jam pelajaran berlangsung. d. Bimbingan dan Konseling 1) Menyusun program pelaksanaan bimbingan konseling. 2) Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar. 3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa. 4) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan konseling. 5) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling. 6) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar. 7) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling. 8) Mengikuti laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling. e. Dewan Guru 1) Menyusun program dan pengembangan mata pelajaran sejenis. 2) Mengkoordinasikan penggunaan ruang sarana. 3) Mengkoordinasikan kegiatan guru-guru mata pelajaran sejenis. 4) Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam proses belajar mengajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88 F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Sumber daya manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta saat ini berjumlah 53 orang guru, dan 32 karyawan. Dari 53 guru dengan rincian sbagai berikut: 1. Tenaga Edukatif No Nama guru 1 Sri Rahayuningsih S.Pd NIP: 19500802 198803 2 001 2 Drs. A.Edy Krismanto NIP: 19590528 198903 1 002 3 S. Sunu N, SH, S.Pd. M.Hum. NIP: 19610730 198303 1 007 4 Nanto Fier Atmana, SE NIP :19610730 198303 1 007 5 Drs. Wahyu Santosa NIP : 19590831 198803 1 005 6 Drs. FX. Catur Setya NIP : 19611203 198903 1 009 7 Dra. Rr.Sri Esti Budi S NIP : 19641127 199003 2 007 8 Dra. J.Ambarningrum NIP : 19650825 199003 2 008 9 Dra. Maria Goreti Sri N NIP : 19620401 199203 2 004 10 Dra. D.Sri Ismayawati NIP: 19591031 108703 2 002 11 Rr. Ariatmi Puji H, S.Pd. NIP: 19650325 199003 2 003 12 Dra. Purwantini NIP: 19660527 200701 2 001 13 Hanindito Hario H, S.Pd. NIP : 19720618 200801 1 006 14 Drs. IGN. Supata (GTY) 15 Dra. Sunarningsih (GTY) 16 Drs. Edi Sutrisna (GTY) 17 Drs. Risman Purwanto (GTY) Bidang studi Biologi Biologi Bahasa Inggris Ekonomi Fisika Bahasa Indonesia Matematika Matematika Sejarah Bahasa Inggris Bahasa Inggris Pend. Kewarganegaraan Penjaskes Fisika Pengembangan Diri/BP/BK Pengembangan Diri/BP/BK Pengembangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89 18 19 20 21 22 Drs. Agus.T. Wuryatmaja (GTY) Dra. Arina Rahayu (GTY) Paulus Kristriyanto, M.Pd. (GTY) Dra. Istiana (GTY) Sri Sulastri, S.Pd. (GTY) 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Drs.Totok Murjianto (GTY) Raksita, S.Pak.(GK) Dra. Prapti Wijayanti (GK) Drs. Priyo Cahyono (GK) Dra.Kristiana P (GK) Tito Margus Cahyo, B.Sc (GK) IGT. Mujiono, S.Pd. (GTT) Dra. Suprihatiningsih (GTT) Muncar Tyas Palupi, M.Hum (GTT) 32 Soeryaningsih, S.Pd. (GTT) 33 Endah Nursinta, S.Pd. (GTT) 34 35 36 YM.Susilowati, S.Th. (GTT) Desy Miranti S.,S.Pd. (GTT) Maria Rini Wahyuni , S.Pd. (GTT) 37 38 39 Sumaryono (GTT) Ita Hermayanti A., S.Pd. (GTT) Indras Retno W., S.Pd. (GTT) 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Agustinus Wuryanto, S.Pd. (GTT) Dwi Ariani Astuti, S.Pd (GTT) A. Narwastujati, S.Pd.,S.Si (GTT) Lusia Septin Murti, S.Pd. (GTT) Drs. Purnomo (GTT) Nuning Praptiria utami, S.Pd. (GTT) Ruwi Suharyano (GTT) Surwanto, S.Sn. (GTT) Saryono, S.Pd. (GTT) Titus Gunarto, S.Komp. (GTT) Elizabeth Anna Susanti K, S.Pd. (GTT) Diri/BP/BK Sosiologi Ekonomi Seni Budaya Biologi Bahasa Indonesia Seni Peran Penjaskes Pend. Agama Geogfrafi Sejarah Antropologi Sosiologi TIK Bahasa Inggris Geografi Bahasa Indonesia, Sastra Indonesia, Seni Peran Pend. Kewarganegaraan Bahasa Indonesia Sastra Indonesia Pend. Agama Kimia Bahasa Indonesia Sastra Indonesia Kimia Bahasa Inggris Pend. Kewarganegaraan Matematika Kimia Bahasa Jepang Bahasa Jepang Seni Budaya Ekonomi Seni Budaya Bahasa Jawa Batik TIK Matematika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90 51 52 53 Nathalia Kusumasetyarini, S.Pd. (GTT) C. Rinda Marlita Gahayu,S.S. (GTT) Henny Rahma Dwiyanti, S.Pd. (GTT) Matematika Bahasa Jepang Batik 2. Tata Usaha No Nama 1 Didik Prasetyo NIY: 014730174 2 Drs. Suhardono NIY 014550112 3 Subariah, B.Sc NIY 014550041 4 Sulastri, S.Si. NIY 014360056 5 6 7 8 9 10 Jabatan dan tugas pokok Kepala Urusan Tata Usaha dan Kepegawaian Staf TU, Urusan kearsipan dan dokumen sekolah Staf TU, Urusan Gaji, honorarium dan pembukuan sekolah Staf TU, Tendik kesiswaan, data statistik sekolah dan pembantu pembukuan keuangan sekolah St.JokoSulaksono, Staf TU, urusan pengetikan dan arsip surat A.Md keluar NIY 014700186 Suryatmadji Staf TU, Tendik kurikulum, presensi siswa, karyawan dan guru, pengadaan dan setorambil uang di bank Sundari Staf TU, urusan buku induk, legalisasi, tendik hukermas Dwi Staf TU, urusan pembukuan keuangan dan Sumunarningsih, SPP S.E Tri Astutining Staf TU, urusan sarana dan prasaran, surat Rahayu masuk dan rumah tangga R.Aj. Prastyati Reseptionis 3. Petugas Pelaksana No Nama 1 Ester Heri Subiyakti NIY 014550088 2 Bambang Siswanto NIY 014550097 Bidang Tugas Petugas Perpustakaan Petugas Perpustakaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Sri Lestari Etik Sugeng Riyanto, S.TP. Kuncoro Mustikaning Negoro Daniel Swastika Aditya Aji Anis Dwi Atmoko Ester Tri Harsiwi Dian Kristiawan Ilyasi Adyantoro, ST Sumadi Purwosarjono Budiyono Wahyu Dewi Widyaningsih Ani Haryatun Supardi NIY 014950119 Pariman NIY 014730231 Ngadani Mujiyono Efrayim Andrianus Nugroho Satrio Mustikaning Prajurit Joko Mulyono Sunarto Petugas Perpustakaan Laboran Lab. Kimia Laboran Lab. Biologi Laboran Lab. Fisika Laboran Lab. Komputer Laboran Lab. Bahasa dan Tendik WMN Laboran Lab. Multimedia Pelaksana Ruang audio visual dan Laboran Lab. Musik Urusan UKS Staf TU, urusan Foto copy Urussan toko cempaka Petugas Koperasi siswa Pekarya Pekarya Pekarya Pekarya Satpam Satpam Satpam Petugas parkir G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 secara keseluruhan berjumlah 529 siswa. Dengan rincian sebagai berikut : Kelas XA XB Laki-laki 10 13 Perempuan 11 9 Jumlah 21 22 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92 XC XD XE XF XG XH XI BAHASA XI IPA 1 XI IPA 2 XI IPS 1 XI IPS 2 XI IPS 3 XI IPS 4 XII BAHASA XII IPA 1 XII IPA 2 XII IPA 3 XII IPA 4 XII IPS 1 XII IPS 2 XII IPS 3 XII IPS 4 JUMLAH 13 11 14 21 11 13 2 16 16 15 20 14 16 5 11 10 9 6 16 16 22 18 308 9 9 7 10 9 8 7 9 9 11 7 12 8 5 7 8 9 11 14 14 7 11 221 22 20 21 31 20 21 9 25 25 36 27 26 24 10 18 18 18 17 30 30 29 29 529 H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Sudirman no 87 Yogyakarta, menempati area tanah seluas 4.250 meter persegi dan memiliki kondisi fisik yang baik. Selain itu, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta menempati lokasi yang strategis karena terletak di pinggir jalan raya. 1. Kondisi Bangunan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki bangunan yang tergolong permanen, yang terdiri dari lantai satu, dua, dan tiga yang dipergunakan untuk : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93 a) Ruang Kepala Sekolah b) Ruang Wakil Kepala Sekolah c) Ruang Komite Sekolah d) Ruang guru e) Ruang Tata Usaha f) Ruang Kelas g) Ruang Inventaris dan Keuangan h) Ruang Tamu i) Ruang Piket j) Ruang Laboratorium Bahasa k) Ruang Laboratorium Komputer l) Ruang Laboratorium Multi Media m) Ruang Laboratorium Kimia n) Ruang Laboratorium Biologi o) Ruang Laboratorium Fisika p) Ruang Laboratorium IPS q) Ruang Laboratorium AVA r) Ruang Studio Musik s) Ruang Perpustakaan dan Ruang Baca t) Ruang Bimbingan dan Konseling u) Ruang Ibadah Kristen dan Non Kristen PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94 v) Ruang OSIS w) Ruang UKS x) Ruang Gudang y) Ruang Koperasi Karyawan z) Ruang Koperasi siswa 2. Halaman Sekolah Halaman SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tergolong cukup luas. Halaman sekolah ini digunakan untuk tempat parkir, lapangan upacara, dan lapangan olahraga (basket, futsal, volley). 3. Pagar Sekolah Pagar sekolah terbuat dari tembok dan besi dengan pintu gerbang berwarna coklat. 4. Kamar kecil Kamar mandi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tergolong permanen. Kamar mandi yang dimiliki berjumlah ± 6 ruang, yang terdiri dari kamar mandi untuk siswa laki-laki, siswi perempuan dan untuk guru serta karyawan. Kamar mandi ini memiliki air yang cukup dan bersih. 5. Kantin SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki kantin yang cukup bersih dan makanan yang dijual cukup bervariasi, bergizi, dan harga relatif terjangkau oleh para siswa-siswi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95 6. Ruang Kelas SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai ukuran ± 7 x 8 meter, ventilasi cukup, cahaya cukup, bersih dan rapi, serta terdapat hiasan dinding seperti figura presiden dan wakil presiden, sumpah pemuda, jam dinding, dan papan absensi siswa. 7. Keadaan Fasilitas Belajar Fasilitas belajar yang tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara lain papan tulis, meja dan kursi siswa-siswi yang cukup nyaman untuk belajar. 8. Kantor Kantor yang tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara lain kantor kepala sekolah, guru, bimbingan dan konseling (BK), dan tata usaha (TU). 9. Alat Penunjang Pendidikan Alat penunjang pendidikan tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara lain kalender akademik, jadwal pelajaran, dan jadwal piket siswasiswi. 10. Sumber Belajar Sumber belajar yang dimiliki antara lain kurikulum, perpustakaan, laboratorium, buku paket, dan majalah dinding. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96 I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi lain Hubungan antara SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan instansi lain meliputi: 1. Hubungan Sekolah dengan Dinas Pendidikan Walayah Kota SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memberikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pembelajaran di sekolah secara rutin kepada pihak Dinas Pendidikan wilayah kota. 2. Hubungan sekolah dengan Orang Tua/Wali murid Hubungan kerjasama SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan orang tua siswa atau wali murid dianggap sangat penting karena bertujuan untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan bagi siswa. Dengan adanya kerjasama ini, pihak sekolah dan orang tua siswa mengetahui perkembangan siswa tersebut selama menempuh pendidikan di sekolah ini. 3. Hubungan antar Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki hubungan dengan sekolah lain yang sederajat dalam berbagai bentuk kerjasama, antara lain kerjasama dalam bidang olahraga, kesenian, dan kegiatan lainnya. 4. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat sekitar Hubungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan masyarakat sekitar tampak dalam bentuk hubungan yaitu ikut melibatkan masyarakat sekitar dalam hal keamanan pada saat sekolah menyelenggarakan acara yang melibatkan pihak luar sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97 5. Hubungan Sekolah dengan Perguruan Tinggi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dalam hal Expo Universitas yang rutin diadakan setiap tahun, penerimaan mahasiswa baru dan penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bab V Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan media pembelajaran mind map pada kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan pada Jumat, 23 Oktober 2009, siklus ke II dilakukan pada hari Jumat, 6 Nopember 2009. Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan (prapenelitian) yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan pembelajaran di kelas XB. Adapun hasil observasi pendahuluan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Observasi Pendahuluan Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Agustus 2009 dari pukul 08.30 – 09.15 WIB. Guru mitra pada penelitian ini adalah Ibu Nuning Praptiria Utami, S.Pd. Peserta pembelajaran adalah 18 siswa. Adapun materi dipelajari pada saat itu adalah Perilaku Konsumen dan Perilaku Produsen. Dalam observasi pendahuluan ini ada dua hal yang diobservasi yaitu guru dan perilaku siswa. Berikut ini diuraikan hasil observasi pendahuluan: 98 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99 a. Observasi guru Kegiatan guru selama proses pembelajaran adalah guru mengawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa. Guru tidak memeriksa kesiapan siswa dan tidak mengecek kehadiran siswa (presensi). Hal biasa bahwa di sana presensi diedarkan dan siswa menandatangani presensi dan guru mengecek di akhir pelajaran. Selain itu guru juga tidak melakukan apersepsi tetapi langsung menjelaskan materi yang akan dipelajari pada saat itu. Selama menjelaskan materi selain menggunakan metode ceramah dan tanya jawab guru juga memanfaatkan media papan tulis sebagai penunjang proses belajar mengajar. Guru membuat tabel tentang hubungan antara utilitas total dan utilitas marginal dalam hukum Gossen. Siswa diminta untuk menggambar kurva di papan tulis serta menjelaskan apa maksud kurva yang sudah digambar. Ketika seorang siswa menjelaskan di depan kelas sebagian besar siswa tidak memperhatikan, mereka lebih asyik ngobrol dengan teman sebangkunya. Interaksi antara guru dengan siswa juga dirasakan masih sangat terbatas. Karena hanya beberapa siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas tampak jadi kaku. Interaksi antara guru dengan siswa hanya sebatas untuk memberikan penjelasan atau jawaban dari pertanyaan siswa. Pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100 akhir pembelajaran guru memberikan soal latihan untuk mengetahui seberapa besar daya serap siswa selama proses pembelajaran. b. Observasi siswa Dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam proses pembelajaran, bisa disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi siswa sangat rendah dalam mata pelajaran ekonomi. Ini bisa dilihat dari partisipasi siswa saat mengikuti pelajaran. Dari 18 siswa sama sekali tidak ada siswa yang mau bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan atau kurang jelas akan materi yang dijelaskan pada saat itu. Ketika siswa ditunjuk untuk maju mengerjakan soal yang mau berpartisipasi untuk maju hanya 1 orang. Begitu juga dengan persiapan sebelum mengikuti pelajaran ekonomi, hanya 8 siswa yang membawa dan membuka buku pegangan ketika pelajaran berlangsung. Sisanya sama sekali tidak membawa akibatnya ketika ditanya, terjadi kebingungan dan siswa tidak bisa menjawab pertanyaan. Selain itu, ketika guru menjelaskan ada beberapa anak yang sibuk mengobrol dengan teman sebangkunya. Ada yang tidur. Ada yang bermain hand phone, dan ada juga yang menggambar sendiri. Berdasarkan hasil observasi pada guru dan perilaku siswa, berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran hasil observasi pendahuluan. Selama pembelajaran berlangsung guru terlalu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101 mengutamakan ringkasan yang ada pada lembar siswa sebagai media pembelajaran. Guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Sebaliknya guru juga jarang memberikan pertanyaan kepada kelas atau siswa. Selain itu guru tidak pernah memberikan tugas meringkas sesuai dengan kreativitas siswa. Hal ini akan membuat siswa mempunyai pandangan yang negatif terhadap mata pelajaran Ekonomi. Mata pelajaran ekonomi dianggap mata pelajaran yang membosankan, materinya banyak, dan sebagian besar hafalan semua, Melihat permasalahan tersebut peneliti dan guru sepakat untuk menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi untuk menghindari pandangan negatif terhadap pelajaran ekonomi. Media yang dipakai adalah mind map. Media mind map ini akan membantu siswa lebih mudah dalam mengingat, meningkatkan pemahaman terhadap mata pelajaran Ekonomi. Membuat catatan dengan mind map akan mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Suatu materi akan lebih mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang menarik. Selain memudahkan untuk mengingat penggunaan gambar dan simbol dengan warna akan mengurangi tingkat kebosanan siswa dan dengan demikian meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102 2. Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2009 pada jam ketiga sampai jam keempat. Waktu yang digunakan untuk pelajaran ini adalah 2 x 45 menit pukul (08.30 – 10.15). Mengapa sampai pukul 10.00 karena jam 3 dan 4 ada jeda istirahat yaitu jam 09.15 – 09.30. Standar kompetensi pelajaran ini adalah Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar. Kompetensi dasarnya mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah keseimbangan. Materi pembelajaran adalah elastisitas yang dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Nuning Praptiria Utami, S.Pd. Peserta pembelajaran adalah siswa kelas XB sebanyak 18 siswa. Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media mind map. Berikut ini dideskripsikan penggunaan media pada siklus I: a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran dengan menggunakan media mind map. Langkah-langkah yang diterapkan pada siklus pertama ini adalah dengan mempersiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dan mengkonsultasikan perangkat pembelajaran yang sudah dibuat kepada guru mitra. Perangkat pembelajaran tersebut mencakup rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), media pembelajaran (membuat mind map), PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103 instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas, angket kuesioner, soal-soal diskusi, latihan, dan soal evaluasi. b. Tahap pelaksanaan tindakan Pada tahap tindakan peneliti mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan media mind map sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah tindakan adalah sebagai berikut: 1) Penyampaian materi Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media mind map yang berwarna-warni. Guru sesekali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana seputar materi elastisitas. Suasana belajar mengajar cukup kondusif, yang ditandai dengan partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru. 2) Diskusi Setelah penyampaian materi dengan menggunakan media mind map, Guru memberikan waktu kepada siswa untuk, bertanya, mencatat, dan memahami materi pelajaran melalui media pembelajaran mind map. Guru kemudian membagikan soal yang akan didiskusikan dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari dua sampai tiga orang. Selanjutnya wakil dari masing-masing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104 siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Diberikan tambahan 1 poin bagi siswa yang aktif dan mau mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka. c. Observasi Observasi meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa di kelas selama proses pembelajaran. Tabel 3 menunjukkan hasil observasi kegiatan guru, tabel 4 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa di kelas. Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegaiatan Guru di Kelas Siklus I No 1 2 Butir-Butir Sasaran Ya Guru membuka pelajaran Penjelasan tujuan √ pembelajaran 3 Guru mengungkapkan apersepsi 4 Guru memanfaatkan media mind map Tidak √ √ √ Keterangan Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, rumus, serta hal-hal yang mempengaruhi elatisitas permintaan Guru tidak memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang materi yang lalu Guru menjelaskan materi elastisitas permintaan dengan menggunakan media mind map, dan meminta siswa berdiskusi dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang berhubungan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105 5 Guru meminta siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka 6 Guru membuat rangkuman pelajaran 7 Guru memberikan tugas √ √ √ dengan elastisitas permitaan Memberikan nilai tambahan 1 poin kepada siswa sebagai nilai keaktifan Guru tidak memberikan kesimpulan Memberikan tugas individu, yaitu meringkas materi untuk pertemuan yang akan datang yaitu tentang pasar dalam bentuk mind map Dari tabel 3 di atas nampak aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I. Tampak pada tabel guru sudah menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan materi dengan menggunakan media pembelajaran mind map sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi. Selain itu guru juga memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok kecil. Guru juga memotivasi siswa dengan memberikan poin tambahan bagi siswa yang aktif dalam diskusi dan presentasi hasil diskusinya. Di akhir pelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk meringkas materi pelajaran yang akan datang. Secara umum bisa dikatakan bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106 Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I No 1 Butir-Butir Sasaran Ya Siswa siap mengikuti √ pelajaran 2 Siswa berdiskusi dengan √ dalam kelompok kecil 3 Siswa mempresentasikan √ hasil diskusi dengan kelompok 4 Siswa mencatat hal-hal √ yang penting Siswa mengerjakan tugas 5 Tidak √ Keterangan Mempersiapkan buku pelajaran ekonomi Mendiskusikan soalsoal tentang elastisitas permintaan 9 kelompok (yang presentasi 4 kelompok. Setiap kelompok diwakili 1 siswa : Andreas Sendy, Yosafath, Edo, Desy). Mencatat jenis-jenis elastisitas Siswa tidak mengumpulkan tugas karena dipertemuan sebelumnya guru tidak meberikan tugas Pada siklus ini sebagaian besar siswa sudah siap mengikuti pelajaran ini. Hal itu dilihat dari hampir semua siswa membawa buku pelajaran Ekonomi. Siswa yang mencatat materi yang dijelaskan oleh guru lewat media mind map adalah 10 siswa (55,56% dari 18 siswa). Hasil ini mencapai target dari yang direncanakan yaitu sekitar 50% dari keseluruhan siswa. Saat diskusi kelompok hampir semua siswa terlibat aktif. Dalam mempresentasikan hasil diskusinya hanya ada 4 siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107 (22,22% dari 18 siswa), hasil ini kurang tercapai dari target sebesar 25%. Hal ini disebabkan karena siswa terlalu lama saat berdiskusi sehingga kehabisan waktu untuk menyampaikan hasil diskusi. Pada siklus ini siswa tidak mengerjakan PR karena memang guru tidak memberikan tugas kepada siswa pada pertemuan sebelumnya. Tabel 5.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jumlah Skor 42,5 42,5 42,5 85 42,5 42,5 70 45 42,5 50 42,5 42,5 42,5 42,5 67,5 42,5 70 50 - % Ketercapaian 42,5% 42,5% 42,5% 85% 42,5% 42,5% 70% 45% 42,5% 50% 42,5% 42,5% 42,5% 42,5% 67,5% 42,5% 70% 50% - √ √ √ √ - Ketuntasan Belajar Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108 Siswa no 3,16,17, dan 22 keluar dari sekolah sehingga dari 18 siswa didapat nilai rata-rata 57,64 dengan ketuntasan belajar 22,22%. Tabel di bawah ini menunjukkan daya serap siswa pada siklus I. Tabel 5.4 Daya serap siklus I Nilai (A) Juml ah Sisw a (B) Juml ah (A x B) 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Keterangan 1. Daya serap 1 8,5 1 2 7,5 14 2 1 11 10 4,5 44 2. Analisis nilai a. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke bawah = 14 orang b. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke atas = 4 orang 3. Tindak lanjut a. Perbaikan = 14 orang (siswa yang nilainya kurang dari 6,5) b. Pengayaan = 4 orang (siswa yang nilainya 6,5 keatas) 4. Bentuk tindakan a. Perbaikan, antara lain dengan diberi tugas mengerjakan soal-soal tes dimaksud yang masih banyak dijawab salah oleh siswa. b. Pengayaan, antara lain dengan diberi tugas mengerjakan soal-soal lain yang tingkat kesukarannya lebih tinggi tetapi pokok bahasannya tetap 5. Ketuntasan Belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 juml ah 18 88,5 Tabel 5.5 Hasil observasi dan tindakan siklus I Variabel Instrument Indikator keberhasilan Tinggi (50%) Motivasi Kuesioner Prestasi Pengamatan 25% siswa menyampaikan hasil diskusi secara kelompok Nilai Nilai rata-rata ulangan kelas 60,0 Diskripsi situasi Tinggi dengan skor rata-rata 56,1 (11,1% kurang, 33,3% cukup, 50,0% tinggi, 5,6% sangat tinggi) 22,22% siswa menyampaikan hasil diskusi secara berkelompok Nilai rata-rata kelas 57,64 Situasi awal Keterangan Rendah Tercapai (berdasarkan pengamatan 61% siswa tidak mengerjakan PR) Tidak Belum pernah tercapai diskusi Nilai rata- Belum rata kelas tercapai 40,21 d. Refleksi Setelah siklus pertama diselesaikan, peneliti bersama dengan guru mitra melakukan evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pada siklus pertama tampak bahwa sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru yang menggunakan media mind map. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Pada siklus pertama ini dapat disimpulkan bahwa media mind map dapat mengatasi masalah motivasi siswa dalam belajar namun belum bisa mengatasi masalah prestasi siswa. Ini bisa dilihat dari belum tercapainya indikator keberhasilan prestasi yaitu belum mencapai nilai rata-rata kelas yang sudah ditetapkan pada siklus pertama (60,0). Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada siklus pertama, hanya 22% siswa dari 18 orang siswa yang mendapat nilai diatas 65,0. Tidak tercapainya indikator keberhasilan prestasi, disebabkan karena pada siklus I siswa-siswa baru pertama kali mengikuti proses pembelajaran ekonomi dengan menggunakan media mind map. Selain itu materi pada saat itu adalah materi hitungan yang kurang cocok bila disampaikan dengan menggunakan media mind map. Sedangkan untuk indikator keaktifan siswa yaitu menyampaikan hasil diskusi secara kelompok di depan kelas, tidak tercapai karena siswa terlalu lama dalam berdiskusi sehingga kehabisan waktu untuk menyampaikan hasil diskusi. Dalam hal ini penggunaan media mind map dan alokasi waktu akan di perdalam dan diperbaiki lagi pada siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111 3. Siklus II Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Nopember 2009 pada jam ketiga sampai dengan jam keempat. Waktu yang digunakan untuk pelajaran ini 2 x 45 menit ( pukul 08.30 – 10.15). Standar kompetensi yaitu Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar. Kompetensi dasarnya adalah Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang. Materi pembelajarannya yaitu pengertian pasar serta bentuk-bentuk pasar yang dibawakan oleh guru mitra yaitu Ibu Nuning Praptiria Utami, S.Pd. Peserta pembelajarannya adalah siswa-siswi kelasa XB sebanyak 18 orang. Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah mind map. a. Tahap Perencanaan Pada siklus kedua ini peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran (RPP), materi (dalam bentuk media mind map), soal ulangan, instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas serta angket kuesioner. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran dengan menggunakan media mind map. Pada siklus kedua guru meminta siswa mempresentasikan hasil ringkasan yang sudah dibuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112 oleh masing-masing siswa dalam bentuk mind map. Guru memberikan penguatan dan nilai plus sebagai nilai keaktifan siswa. Di akhir pertemuan guru memberikan ulangan harian. c. Hasil pengamatan (observasi) pada siklus kedua dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Pengamatan Terhadap Guru Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal guru membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran. Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 5.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II No 1 Langkah/jenis kegiatan guru Guru membuka pelajaran Ya √ Mengungkapkan tujuan pembelajaran Mengungkapkan apersepsi √ 4 Mempersiapkan kelas √ 5 Menggunakan media mind map √ 2 3 √ Tidak Keterangan Mengungkapkan materi yang akan dipelajari (Pasar) Agar siswa tahu tentang pasar dan jenis-jenis pasar Mengaitkan dengan materi yang lalu (permintaan dan penawaran) Memberikan pertanyaan dengan mengaitkan dengan materi yang lalu Meminta siswa untuk menjelaskan materi dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113 6 7 8 Guru mengaktifkan siswa dan memberikan nilai plus kepada siswa Guru memanfaatkan penguatan √ Mengadakan ulangan harian √ √ menggunakan media mind map Memberikan nilai plus (Yolanda, Endar, Siwi, Adelita, Immanuel) Memberikan penguatan verbal dan non verbal (memberikan tepuk tangan kepada siswa yang sudah mempresentasikan hasil pekerjaan rumahya) Materi pasar dan jenis-jenis pasar Tabel di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus II. Tampak pada tabel bahwa guru sudah membuka pelajaran dengan mengungkapkan materi, dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran saat itu. Guru juga sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan media mind map dengan cara meminta siswa menampilkan hasil ringkasan dalam bentuk mind map di depan kelas. Selain itu guru mengaktifkan siswa dengan memberikan nilai tambahan bagi siswa yang mau mempresentasikan hasil pekerjaanya sendiri. Di akhir pelajaran guru memberikan ulangan harian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114 2) Pengamatan terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh pengamat mulai dari awal sampai akhir pembelajaran. Partisipasi siswa di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Siklus II No 1 Butir-Butir Sasaran Ya Siswa siap mengikuti √ pelajaran 2 Siswa memperhatikan √ penjelasan guru 3 Siswa ikut membuat √ mind map Siswa mengerjakan √ tugas 4 Tidak Keterangan Siswa menjawab pertanyaanpertanyaan dari guru dengan serempak Dengan menanggapi setiap pertanyaan yang diajukan oleh guru Mind map Pasar Semua siswa yang hadir mengerjakan dan mengumpulkan tugas meringkas dalam bentuk mind map Semua siswa mengikuti ulangan harian Siswa mengerjakan √ soal ulangan harian yang diberikan oleh guru Dari hasil observasi yang dilakukan, ada 8 siswa (44,4% dari 18 5 siswa) membuat mind map dengan tanda warna-warni. Sedangkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115 10 orang siswa (55,6% dari 18 siswa) membuat mind map tanpa mengunakan simbol dan warna. Dari kesiapan dan perhatian siswa terhadap penjelasan guru itu sudah terlihat ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru, walaupun mereka menjawab secara serempak. Tabel 5.8 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II No Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 70 80 80 85 85 65 67,5 70 70 65 70 65 62,5 90 70 67,5 100 75 - % Ketercapaian 70 80 80 85 85 65 67,5 70 70 65 70 65 62,5 90 70 67,5 100 75 - Ketuntasan Belajar Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ - PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116 Siswa no 3,16,17, dan 22 keluar dari sekolah sehingga dari 18 siswa didapat nilai rata-rata 74,31 dengan ketuntasan belajar 94,4%. Tabel di bawah ini menunjukkan daya serap siklus I. Tabel 5.9 Daya serap siklus II Nilai (A) 10 9,5 9 8,5 8 7,5 7 6,5 6 5,5 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 Jumlah Jumlah Jumlah Siswa (A x B) (B) 1 10 1 2 2 1 7 3 1 9 17 32 7,5 49 19,5 6 18 150 Keterangan 1. Daya serap 2. Analisis nilai c. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 kebawah = 1 orang d. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 keatas = 17 orang 3. Tindak lanjut c. Perbaikan = 1 orang (siswa yang nilainya kurang dari 6,5) d. Pengayaan = 17 orang (siswa yang nilainya 6,5 keatas) 4. Bentuk tindakan c. Perbaikan, antara lain dengan diberi tugas mengerjakan soal-soal tes dimaksud yang masih banyak dijawab salah oleh siswa. d. Pengayaan, antara lain dengan diberi tugas mengerjakan soal-soal lain yang tingkat kesukarannya lebih tinggi tetapi pokok bahasannya tetap 5. Ketuntasan Belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117 Tabel 5.10 Hasil Observasi dan Tindakan Siklus II Variabel Instrument Motivasi Kuesioner Pengamatan Prestasi Nilai ulangan harian Indikator keberhasi lan Tinggi (50 %) Diskripsi situasi Situasi awal Tinggi dengan skor rata-rata 55,7 (kurang 16,7%, cukup 11,1%, tinggi 66,7%, sangat tinggi 5,6%) 25% siswa menjelas kan kembali menggun akan mind map Nilai rata-rata kelas 70,0 27,78% siswa menjelaskan kembali dengan mind map Rendah Tercapai berdasa rkan pengam atan 61% siswa tidak menger jakan PR Tidak Tercapai pernah Nilai rata 74,31 rata- Nilai kelas ratarata kelas 40,21 Keterangan Tercapai d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa secara umum tindakan guru menggunakan media mind map dalam proses pembelajaran dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar serta PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118 dapat mengatasi masalah dalam belajar, terutama dalam masalah motivasi dan prestasi siswa. B. Pembahasan Dari data Motivasi siklus I diadapat skor tertinggi 66 dan skor terendah 43. Dari data tersebut dapat diperoleh harga mean sebesar 56,1. Berdasarkan perhitungan mean sebesar 56,1 maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel motivasi siklus I adalah berada dalam kategori tinggi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal.133) Dari data Prestasi siklus I didapat skor tertinggi 85 dan skor terendah 42.5, dari data tersebut dapat diperoleh mean sebesar 52,41. Berdasarkan hasil perhitungan mean sebesar 52,41 maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel prestasi pada siklus I adalah berada dalam kategori kurang sesuai perhitungan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II). (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal 139). Dari data motivasi siklus II didapat skor tertinggi 64 dan skor terendah 44. Dari data tersebut dapat diperoleh harga mean sebesar 55,7. Berdasarkan hasil perhitungan mean sebesar 55,7 maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel motivasi pada siklus II adalah berada dalam kategori tinggi sesuai perhitungan dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II). (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal.136). PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119 Dari data prestasi siklus II didapat skor tertinggi 100 dan skor terendah 62,5. Dari data tersebut dapat diperoleh mean sebesar 75,83. Berdasarkan hasil perhitungan mean sebesar 75,83 maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel prestasi siklus II adalah berada dalam kategori tinggi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal 142). Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa Kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Motivasi siswa mengalami peningkatan dari hasil pengamatan bahwa siswa mempunyai motivasi rendah dengan 61% siswa tidak mengerjakan tugas dari guru, dan siswa yang aktif di kelas (maju kedepan kelas untuk mengerjakan soal dari guru) hanya 1 orang (5,6%). Setelah dilakukan tindakan siklus I, 22,22% siswa berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas dan pada siklus II 27,78% siswa berani menjelaskan kembali denga mind map. Sedangkan dengan menggunakan perhitungan PAP II motivasi pada siklus I dan siklus II adalah tinggi dengan nilai rata-rata skor 56,1 dan 55,7. Prestasi siswa mengalami peningkatan dari situasi awal dengan nilai rata-rata kelas 40,21 menjadi nilai rata-rata 57,64 dengan ketuntasan belajar 22,22% dan daya serap 49,17% pada siklus I, dan nilai rata-rata 74,31 dengan ketuntasan belajar 94,4% dan daya serap 83,33% pada siklus II. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120 Kegiatan belajar menggunakan media mind map dapat membuat pelajaran cenderung berpusat pada aktivitas siswa, dan siswa merasa dipermudah belajarnya. Perilaku siswa sebelum penelitian menunjukkan adanya motivasi belajar yang rendah, yakni malas mengerjakan PR, tidak bersemangat, tidak percaya diri, takut dan cenderung merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Sedangkan setelah adanya pelaksanaan tindakan pada siklus I, terdapat perubahan pada perilaku siswa. Siswa mau berdiskusi dengan teman dan bersikap mandiri (tidak hanya saling mecontek), dan siswa berani maju ke depan. Setelah pemahaman tentang mind map terbentuk, siklus tindakan yang kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman pada siklus I tersebut. Siswa berani menjelaskan materi di depan kelas. Dengan keberanian siswa tersebut, guru memberikan nilai plus sebanyak 1 poin kepada siswa yang aktif sebagai nilai keaktifan siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar ekonomi. Berdasarkan hasil peningkatan motivasi dan prestasi siswa dalam pelajaran ekonomi setelah proses penelitian ini, maka proses ini menunjukkan bahwa penggunaan media mind map merupakan salah satu media yang tepat terutama pada mata pelajaran yang bersifat hafalan, seperti pelajaran Ekonomi. Mata Pelajaran Ekonomi dengan materi yang banyak serta bersifat hafalan tersebut sering membuat siswa merasa bosan dalam belajar. Penggunaan media mind map ini sangat membantu siswa dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121 Materi yang banyak dan bersifat hafalan itu dapat diringkas dengan mind map sehingga materi cepat disampaikan dan mudah diingat. Berdasarkan uraian di atas, peran guru sangat penting dalam membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan pretasinya. Untuk itu kreativitas guru dalam mengajar sangatlah dibutuhkan. Proses mengajar bukanlah mentransfer pengetahuan tetapi juga melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Proses penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas antara guru dan siswa melalui keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran melalui penggunaan media mind map yang disertai dengan pemberian nilai plus sebagai nilai keaktifan tersebut sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar ekonomi. Kreativitas guru itulah yang dapat menentukan keberhasilan penelitian ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bab VI Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian data, dapat disimpulkan bahwa melalui dua siklus penelitian tindakan ini, penggunaan media mind map dapat meingkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi siswa dari situasi awal 61% siswa tidak megerjakan PR, menjadi mempunyai motivasi yang tinggi dengan skor rata-rata 56,1 (sesuai perhitungan PAP II) pada siklus I (11,1% kurang, 33,3% cukup, 50% tinggi, 5,6% sangat tinggi), dan siswa tetap mempunyai motivasi tinggi dengan skor rata-rata 55,7 (sesuai perhitungan PAP II) pada siklus II (16,7% kurang, 11,1% cukup, 66,7% tinggi, 5,6% sangat tinggi). 2. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yaitu rata-rata ulangan harian meningkat dari situasi awal 40,21 dengan ketuntasan belajar 22,22% dan daya serap 41,70% menjadi nilai rata-rata 57,64 dengan ketuntasan belajar 22,22% dan daya serap 49,17% pada 122 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123 siklus I serta rata-rata nilai ulangan harian 74,31 dengan ketuntasan belajar 94,4% dan daya serap 83,33% pada siklus II 3. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa, 22,22% siswa dari 18 siswa (satu kelompok terdiri dari 2 atau 3 siswa) mau menyampaikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya, dan 27,78% siswa berani maju ke depan untuk menjelaskan materi dengan menggunakan media mind map. 4. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran mengenai pemotivasian, penggunaan media, pemberian kesempatan dan pujian dengan pemberian nilai plus sebagai nilai keaktifan siswa. B. Saran Melalui peroses penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengenal serta mendalami berbagai masalah dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas. Masalah yang sering ditemui oleh guru adalah bagaimana cara meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan media mind map perlu diterapkan dan dikembangkan dalam proses pembelajaran ekonomi pada kelas yang memiliki karakteristik serupa dengan karakteristik subjek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124 2. Motivasi siswa dapat ditingkatkan lagi dengan cara belajar yang lebih giat dan banyak membaca dengan memetakan pikiran. 3. Prestasi siswa dapat ditigkatkan dengan memberikan latihan soal, kuis, pemberian tugas (PR) dan ulangan harian agar siswa selalu belajar dengan tekun. 4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu diteliti apakah media mind map dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain. 5. Media pembelajaran mind map akan lebih efektif penggunaannya bila diikuti dengan pemakaian metode-metode pembelajaran yang lainnya. C. Keterbatasan Penulis Penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena berbagai keterbatasan dari peneliti. Keterbatasan peneliti antara lain: 1. Siklus I dan II hanya dilakukan satu kali pertemuan, hal ini karena keterbatasan waktu saat penelitian. 2. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti dalam diskusi tentang materi pembelajaran dan langkah-langkah proses pembelajaran yang akan dijalankan yang mengakibatkan adanya perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan sehingga tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125 3. Kurangnya persiapan yang lebih baik dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. 4. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas yaitu kelas XB, mengingat biaya, waktu dan kemampuan penulis, padahal masih ada kelas yang mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126 Daftar Pustaka Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bhineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Buzan, Toni. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta : UGM. Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni. Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya. Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan Modelmodel Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang. Nasution. 2003. Asas- asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara. Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogykarta : Kanisius. Muhibbinsyah. 1995. Psikologi Penelitian. Bandung : Rosda. Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandug : Remaja Rosda Karya. Porter, Bobbi De.2004. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127 Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaa. Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Ruampuk, D. 1998. Media Intruksional IPS. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaa. Sadiman, Arif. 1984. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali. Svatenson, Ingemar. 2004. Learning Maps and Memory Skills. Jakarta : Gramedia. Sumaatmadja,Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung : Alumni. Surakhmad, Winarno. 1990. Psikologi Pemuda Sebuah Pengantar dalam Perkembangan Pribadi dan Interaksi. Bandung : Rosda. Syaiful, Bahri. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Wicoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan PIkiran. Bandung : Kaifa. Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia. Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128 Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Rosdakarya. Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129 Lampiran I Daftar Kuesioner PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130 Hal : Pengisian Kuesioner Kepada Yth: Siswa-siswi kelas Xb SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma bermaksud mengadakan kegiatan penelitian. Topik penelitiannya adalah “Pengguanaan Media Mind Map dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka penyusunan skripsi. Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/Saudari menjadi responden. Saya berharap Saudara/Saudari berkenan untuk menjawab keseluruhan pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara/Saudari dan memastikan bahwa jawaban Saudara/Saudari hanyalah semata-mata untuk mencapai tujuan penelitian ini. Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini akan mengganggu aktivitas Saudara/ Saudari. Oleh sebab itu, saya mohon maaf karena sudah mengganggu aktivitas Saudara/ Saudari. Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan banyak terima kasih. Yogyakarta, Oktober 2009 Hormat saya . Gede Wija Kusuma Peneliti PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131 Kuesioner Penelitian I. Identitas Responden Nama : Jenis kelamin : Kelas : II. Petunjuk pengisisan 1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. 2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan apa yang anda rasakan sebenarnya. 3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembar angket yang telah disediakan. Petunjuk khusus Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai. Keterangan : - SS S R TS STS = Sangat Setuju = Setuju = Ragu-ragu = Tidak Setuju = Sangat Tidak Setuju PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132 Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan motivasi belajar No Pertanyaan 1 Saya tidak suka menunda pekerjaan yang diberikan oleh guru 2 Gangguan konsentrasi tidak akan menghambat saya dalam belajar 3 Saya lebih suka mengisi waktu luang saya dengan membaca buku-buku pelajaran 4 Saya akan semangat belajar jika mendapat pujian dari orang lain 5 Saya akan belajar walaupun tidak ada ulangan 6 Jika prestasi yang saya peroleh sebelumnya sudah membuat saya merasa puas, saya tidak perlu meningkatkan prestasi lagi 7 Pelajaran yang telah saya peroleh akan saya pelajari lagi di rumah 8 Saya akan tetap berusaha untuk mengerjakan tugas walaupun saya mengalami kesulitan 9 Saya senang menunda pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru 10 Saya meminta tolong kepada teman untuk mengerjakan PR saya SS S R TS STS PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133 11 Saya berusaha mencari buku-buku yang lain untuk menambah pengetahuan saya 12 Saya merasa malas untuk mengikuti pelajaran yang bersifat hafalan 13 Saya merasa perlu mencatat penjelasan yang diberikan oleh guru 14 Saya bertanya kepada guru jika menemukan soal yang sulit 15 Saya aktif bertanya dan menjawab pertanyaan di kelas untuk mendapatkan tambahan nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134 Lampiran II Perhitungan Manual PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135 Perhitungan motivasi siklus I Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut Jumlah kasus (N) = 15 Data terendah = 43 Data tertinggi = 66 Data yang diperoleh : Range = data tertinggi - data terendah = 66 – 43 = 23 Banyak kelas = 1 + (3,322) log N = 1 + (3,322) log 15 = 1 + 3,91 = 4,91 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas = jarak/k = 23/5 = 4,6 dibulatkan 5 Distribusi frekuensi siklus I No 1 2 3 4 5 jumlah motivasi 43 – 47,99 48 – 52,99 53 – 57,99 58 – 62,99 63 – 67,99 frekuensi 2 2 7 6 1 18 presentase 11,1% 11,1% 38,9% 33,3% 5,6% 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136 Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157) Tingkat penguasaan kompentensi Dibawah 46% 46% - 55% 56% - 65% 66% - 80% 81% - 100% Kriteria penilaian Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut : Rumus skor : nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah) Batas bawah kategori sangat tinggi = 15 + 81% (75 – 15) = 15 + 48,6 = 63,6 = dibulatkan 64 Batas bawah kategori tinggi = 15 + 66% (75 – 15) = 15 + 39,6 = 54,6 dibulatkan 55 Batas bawah kategori cukup = 15 + 56% (75 – 15) = 15 + 33,6 = 48,6 dibulatkan 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137 Batas bawah kategori kurang = 15 + 46% (75 – 15) = 15 + 27,6 = 42,6 dibulatkan 43 Skor 15 – 42,99 43 – 48,99 49 – 54,99 55 – 63,99 64 – 75 Nilai motivasi 2 6 9 1 Frekuensi relatif 11,1% 33,3% 50,0% 5,6% jumlah 18 100% Interpretasi penilaian Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Perhitungan Mean Motivasi siklus Skor 43 – 47,99 48 – 52,99 53 – 57,99 58 – 62,99 63 – 67,99 Frekuensi (Fi) 2 2 7 6 1 18 Nilai tengah (Xi) 45,495 50,495 55,495 60,495 65,495 Fi Xi 90,99 100,990 388,465 362,970 65,495 1008,91 Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus I adalah 56,1. Jadi sesuai dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138 Perhitungan motivasi siklus II Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut Jumlah kasus (N) = 15 Data terendah = 44 Data tertinggi = 64 Data yang diperoleh: Range = data tertinggi - data terendah = 64 - 44 = 20 Banyak kelas = 1 + (3,322) log N = 1 + (3,322) log 15 = 1 + 3,91 = 4,91 dibulatkan menjadi 5 Panjang kelas = jarak/k = 20/5 =4 Distribusi frekuensi siklus II No 1 2 3 4 5 jumlah motivasi 44 – 48,99 49 – 53,99 54 – 58,99 59 – 63,99 64 – 68,99 frekuensi 3 1 11 2 1 18 presentase 16,7% 5,6% 61,1% 11,1% 5,6% 100% PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139 Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157) Tingkat penguasaan kompentensi Dibawah 46% 46% - 55% 56% - 65% 66% - 80% 81% - 100% Kriteria penilaian Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut : Rumus skor : nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah) Batas bawah kategori sangat tinggi = 15 + 81% (75 – 15) = 15 + 48,6 = 63,6 dibulatkan 64 Batas bawah kategori tinggi = 15 + 66% (75 – 15) = 15 + 39,6 = 54,6 dibulatkan 55 Batas bawah kategori cukup = 15 + 56% (75 – 15) = 15 + 33,6 = 48,6 dibulatkan 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140 Batas bawah kategori kurang = 15 + 46% (75 – 15) = 15 + 27,6 = 42,6 dibulatkan 43 Skor Frekuensi relatif Interpretasi penilaian 15 – 42,99 43 – 48,99 49 – 54,99 55 – 63,99 64 – 75 Nilai motivasi 3 2 12 1 16,7% 11,1% 66,7% 5,6% Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi jumlah 18 100% Perhitungan Mean Motivasi siklus Skor 44 – 48,99 49 – 53,99 54 – 58,99 59 – 63,99 64 – 68,99 Frekuensi (Fi) 3 1 11 2 1 18 Nilai tengah (Xi) 46,495 51,495 56,495 61,495 66,495 Fi Xi 139,485 51,495 621,445 122,99 66,495 1001,91 Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus II adalah 55,7. Jadi sesuai dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada pada kategori tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141 Perhitungan prestasi siklus I Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus I disusun tabel frekuensi sebagai berikut: Jumlah kasus (N) = 18 Data terendah = 42,5 Data tertinggi = 85 Dari data diperoleh: Range = data tertinggi –data terendah = 85 - 42,5 = 42,5 Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18 = 1 + 4,17 = 5,17 Panjang kelas = jarak/banyak kelas = 42,5/5 = 8,5 Distribusi Frekuensi Siklus I No Nilai ulangan harian 1 42,5 – 50,99 2 51 – 59,49 3 59,5 – 67,99 4 68 – 76,49 5 76,5 – 85 Jumlah Frekuensi 14 1 2 1 18 Persentase 77,78% 5,56% 11,11% 5,56% 100 % Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142 Tingkat penguasaan kompetensi Dibawah 46% 46% - 55% 56% - 65% 66% - 80% 81% - 100% Kriteria penilaian Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut : Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah) Batas bawah kategori sangat tinggi = 0 + 81% (100 – 0) = 81 Batas bawah kategori tinggi = 0 + 66% (100 – 0) = 66 Batas bawah kategori cukup = 0 + 56% (100 – 0) = 56 Batas bawah kategori kurang = 0 + 46% (100 – 0) = 46 Interpretasi penilaian prestasi siklus II Skor Nilai harian 0 – 45,99 12 46 – 55,99 2 ulangan Frekuensi relatif 66,67% 11,11% Interpretasi Penilaian Sangat kurang Kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143 56 – 65,99 66 – 80,99 81 – 100 Jumlah 3 1 18 16,67% 5,56% 100% Cukup Tinggi Sangat tinggi Perhitungan Mean Prestasi Siklus II Nilai ulangan harian 42,5 – 50,99 51 – 59,49 59,5 – 67,99 68 – 76,49 76,5 – 85 Jumlah Frekuensi (Fi) 14 1 2 1 18 Nilai tengah FiXi (Xi) 46,745 654,43 55,245 63,745 63,745 72,245 144,49 80,75 80,75 943,415 Mean (x) Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus I adalah 52,41. Jadi sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada dalam kategori kurang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144 Perhitungan prestasi siklus II Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus II disusun tabel frekuensi sebagai berikut: Jumlah kasus (N) = 18 Data terendah = 62,5 Data tertinggi = 100 Dari data diperoleh: Range = data tertinggi –data terendah = 100 - 62,5 =37,5 Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18 = 1 + 4,17 = 5,17 Panjang kelas = jarak/banyak kelas = 37,5/5 = 7,5 Distribusi Frekuensi Siklus II No Nilai ulangan harian 1 62,5 – 69,99 2 70 – 77,49 3 77,5 – 84,99 4 85 – 92,49 5 92,5 – 100 Jumlah Frekuensi 6 6 2 3 1 18 Persentase 33,33% 33,33% 11,11% 16,67% 5,56% 100 % Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145 Tingkat penguasaan kompetensi Dibawah 46% 46% - 55% 56% - 65% 66% - 80% 81% - 100% Kriteria penilaian Sangat kurang Kurang Cukup Tinggi Sangat tinggi Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut : Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah) Batas bawah kategori sangat tinggi = 0 + 81% (100 – 0) = 81 Batas bawah kategori tinggi = 0 + 66% (100 – 0) = 66 Batas bawah kategori cukup = 0 + 56% (100 – 0) = 56 Batas bawah kategori kurang = 0 + 46% (100 – 0) = 46 Interpretasi penilaian prestasi siklus II Skor 0 – 45,99 46 – 55,99 Nilai harian - ulangan Frekuensi relatif - Interpretasi Penilaian Sangat kurang Kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146 56 – 65,99 66 – 80,99 81 – 100 Jumlah 4 10 4 18 22,22% 55,56% 22,22% 100% Cukup Tinggi Sangat tinggi Perhitungan Mean Prestasi Siklus II Nilai ulangan harian 62,5 – 69,99 70 – 77,49 77,5 – 84,99 85 – 92,49 92,5 – 100 Jumlah Frekuensi (Fi) 6 6 2 3 1 18 Nilai tengah FiXi (Xi) 66,245 397,47 73,745 442,47 81,245 162,49 88,745 266,235 96,250 96,25 1364,915 Mean (x) Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus II adalah 75,83. Jadi sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta berada dalam kategori tinggi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147 Lampiran III Data Induk Penelitian PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor motivasi siklus I 4 3 4 4 4 3 3 5 5 5 3 4 4 4 5 4 3 3 1 1 2 2 2 3 3 4 4 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 4 3 4 2 3 3 2 2 4 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 5 4 4 2 5 3 5 2 2 4 3 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 3 5 5 3 4 4 5 5 5 4 4 4 2 5 5 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 2 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 3 5 3 3 4 4 4 4 3 4 2 2 2 1 3 2 4 5 4 3 2 3 4 4 2 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 5 3 4 4 4 4 2 3 3 1 3 3 4 4 5 4 5 1 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 3 4 5 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 3 4 3 4 4 4 2 4 3 4 2 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 2 4 3 3 3 2 5 5 5 3 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 Jmlh 4 3 4 3 3 2 2 4 5 5 2 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 3 2 3 3 5 3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 4 5 3 4 5 3 4 3 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 3 5 5 4 5 4 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 57 53 53 53 52 52 45 62 61 59 43 60 56 54 66 58 57 59 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 1 3 2 4 5 3 4 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 2 5 4 2 5 3 4 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 5 5 3 5 5 51 62 54 55 63 57 56 56 57 58 46 58 54 45 56 44 55 64 Skor motivasi siklus I 3 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 4 2 3 5 4 5 3 4 4 3 4 3 4 4 2 5 3 3 3 3 3 3 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 2 5 3 3 3 Jmlh PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149 Lampiran IV RPP dan Silabus PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA BOPKRI 2 Mata pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/Gasal Standar Kompetensi :Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar Kompetensi dasar :Mendeskripsikan keseimbangan Indikator : 1. Mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macammacam elastisitas : Alokasi waktu pengertian harga dan jumlah 2. Menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan menggunakan tabel, grafik dan matematis : 2 x 45 menit A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa mampu mendeskripsikan proses terbentuknya harga dan output dalam keadaan keseimbangan 2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macam-macam elastisitas 3. Siswa mampu menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan menggungakan tabel, grafik dan matematis B. Materi Pembelajaran a. Elastisitas Elastisitas adalah reaksi pembeli (dalam hal jumlah yang mau dibeli) bila ada perubahan harga. Agar dapat dibandingkan dua-duanya dibandingka dalam %. Atau dengan kata lain elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya. Pengertian inelastis dan elastis adalah sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151 • • • Elastisitas disebut elastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε › 1 Elastisitas disebut inelastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε ‹ 1 Elastisitas disebut uniter jika KOEFESIEN ELASTIS ε = 1 Macam-macam elastisitas Ada beberapa macam elatisitas diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Inelastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitas yang diminta sama sekali tidak memberikan tanggapan terhadap perubahan harga. Contoh : insulin merupakan kebutuhan mutlak bagi penderita diabetes, sehingga kuantitas yang diminta tidak menanggapi sama sekali perubahan harga, persentase perubahan yang diminta nol sehingga elaitisitasnya nol. 2. Inelastis adalah permintaan yang memberikan sedikit saja tanggapan terhadap perubahan harga. Permintaan inelastis selalu mempunyai nilai antara nol (0) dan -1. Contoh : layanan telepon umunya dianggap keharusan, tetapi bukan keharusan yang mutlak. Karena ketika ada perubahan harga pada tarif telepon pasti akan ada penurunan kuatitas yang memakai layanan telepon tetapi sangat kecil. 3. Elastisitas uniter adalah hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas peroduk yang diminta adalah sebesar persentase perubahan harga dalam nilai absolutnya (nilai elastisitasnya sebesar 1). Contoh : jika harga daging sapi meningkat sebesar 10%, ternyata menurunkan kuantitas permintaan atas daging sapi tersebut sebesar 10%. 4. Elastis adalah hubungan permintaan dimana persentase perubahan kuantitas yang diminta lebih besar dalam nilai absolut dibandingkan persentase perubahan harga (elastisitas permintaan dengan nilai absolut yang lebih besar dari 1). Contoh : permintaan akan buah pisang akan cenderung cukup elastis karena ada banyak barang subtitusi bagi pisang (buah-buah yang lain). Jika 10% kenaikan harga pisang menyebabkan 30% penurunan kuantitas buah pisang diminta. Dan nilai absolutnya sebesar -3 melebihi dari 1. 5. Elastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitasnya jatuh ke nol jika terjadi sedikit perubahan harga. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152 • Contoh : andaikan anda membuat produk yang dapat dijual pada harga yang tetap dan sudah ditentukan sebelumya. Jika anda menetapkan harga yang hanya satu sen saja lebih mahal, tidak ada seorangpun yang akan membeli peroduka anda karena orang akan langsung membeli dari perusahaan lain yang tidak menaikkan harganya. Perusahaan minyak domestik di amerika mengalami hal seperti ini. Elastisitas Permintaan Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan 1. Barang kebutuhan pokok kebanyakan lebih bersifat inelastis, meskipun harga naik masyarakat tetap membutuhkan tetap membutuhkan dan membelinya. Sebaliknya barang mewah bersifat elastis karena tidak mutalk diperlukan untuk hidup, pembelinnya dapat ditunda, lagipula hanya lapidan masyarakat yang cukup kaya yamg mampu membelinya. Jumlah pembeli akan menjadi besar hanya jika harga turun 2. Subtitusi permitaan akan suatu barang bersifat inelastis jika barang tersebut tidak ada penggantinya yang baik. Jika ada barang penggantinya permintaan akan lebih elastis. Misalnya garam tidak ada barang penggantinya, tetapi merk-merk rokok, sabun ada penggantinya. 3. Bagian dari pengeluaran total jika pengeluaran untuk membeli barang tertentu hanya merupakan sebagain kecil saja dari seluruh anggaran belanja keluarga kenaikan harga tidak begitu mempengaruhi jumah barang yang dibeli. Sebaliknya, jika pembelian barang tertentu menghabiskan bagian yang cukup besar dari belanja keluarga permintaan akan barang tersebut akan lebih bersifat elastis. Pada umunya permintaan inelastis pada harga rendah dan bersifat elastis pada harga tinggi. 4. Jangka waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan diri dengan harga yang baru. Dalam jangka pendek perubahan harga dapat merupakan kejutan. Tapi dalam jangka waktu panjang orang dapat menyesuaikan diri dengan harga yang tidak berubah itu, mungkin juga sudah mendapatkan barang pengganti yang lebih baik maka dalam jangka panjang permintaan akan lebih elastis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153 Rumus elastisitas : Ket : = Elastisitas = perubahan permintaan = harga = perubahan harga = kunatitas/jumlah Tapi rumus diatas sudah disempurnakan. Rumus elastisitas yang sudah diempurnakan adalah sebagai berikut : • Elastisitas penawaran Kurva penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat antara harga (P) suatu barang dengan jumlah yang akan dijual. Jika harga tinggi para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika harga rendah. Jika para penjual segera dapat menambah jumlah barang yang ditawarkan, penawaran disebut elastis. Sebaliknya jika kenaikan harga tidak dapat segera diikuti dengan bertambahya jumlah yang akan dijual penawaran dikatakan inelastis. Koefisien elastisitas penawaran : Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas penawara 1. Jangka waktu yang pendek. Dalam waktu satu atau beberapa hari saja semua input tetap oleh karena itu para penjual tidak dapat segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah baran yang ditawarka tergantung pada banyaknya persediaan barang pada saat itu. Maka dalam jangka waktu pendek penawaran bersifat inelastis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154 2. Jangka pendek. Diartikan jangka waktu yang cukup untuk memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya dengan cara menambah inout variabel, tetapi tidak cukup lam untuk memperbesar kapasitas produksi. Dengan keadaan seperti ini penawaran bisa elastis dan inelastis tergantung jenis barang dan proses produksinya. Contohnya hasil pertanian umunya bersifat inelastis, sedang hasil pabrik lebih elastis 3. Jangka panjang. Diartikan jangka yang cukup lama sehingga para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan menambah modal tetap. Untuk menyesuaikan produksi dengan permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis penawaran. C. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Diskusi D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran No Kegiatan 1. Pendahuluan : a. Guru memeriksa kesiapan siswa dan kelas b. Guru mengucapkan salam pembuka c. Guru menyampaikan indikator dan pokok persoalan yang akan dibahas d. Guru bersama siswa 2. melakukan apersepsi Alokasi waktu Metode 1’ Ceramah 1’ 3’ Ceramah Ceramah 5’ Tanya jawab 10’ Ceramah Kegiatan inti a. Guru menjelaskan materi tentang fungsi permintaan, penawaran, pengertian elastisitas dan macammacamnya serta menentukan 10’ elastisitas permintaan dan penawaran dengan mind map b. Guru meminta siswa untuk 10’ Diskusi Presentasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155 3. berdiskusi dengan teman sebangkunya 15’ c. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi d. Guru meminta siswa yang 20’ lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang kurang jelas e. Guru memberikan soal individual tentang fungsi permintaan, penawaran dan elastisitas permintaan dan penawaran dan memberikan tugas membuat/meringkas dengan bentuk mind map untuk materi selanjutnya Tanya jawab Tanya jawab Tanya jawab Ceramah Penutup a. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang dibahas b. Guru bersama-sama siswa merefleksikan makna pembelajaran hari ini c. Guru memberikan arahan dan motivasi kepada siswa d. Guru mengucapkan salam penutup dan terima kasih kepada siswa 5’ Ceramah 5’ 3’ 2’ E. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Sumber Pelajaran a. Pegangan guru Gilarso,T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius Mankiw, NG.2004. Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro). Jakarta: Salemba Empat Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis b. Pegangan siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156 Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis 2. Media Pembelajaran Buku teks, Mind Map, White Board, Spidol, Lembar soal. F. Evaluasi Jenis tagihan : Latihan Teknik : Tertulis Soal Bentuk Instrument : Uraian Rambu-rambu penilaian No 1 Keterangan Skor Skor total Hal-hal yang mempegaruhi Semua hal-hal(4) yang 25 elastisitas permintaan mempengaruhi permintaan dijawab dan benar dan dijelaskan nilainya 25, jika Cuma 2 dan dijelaskan nilainya 20, jika hanya menyebutkan tanpa menjelaskan nilainya 10 2 Hal-hal mempengaruhi penawaran 3 Jenis-jenis elastisitas yang Semua hal-hal(3) yang 20 elstisitas mempengaruhi permintaan dijawab dan benar dan dijelaskan nilainya 20, jika Cuma 2 dan dijelaskan nilainya 15, jika hanya menyebutkan tanpa menjelaskan nilainya10 Menyebutkan semua dan 25 menjelaskan 25. Hanya menyebutkan tanpa menjelaskan 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157 4 Mencari besar elastisitas Jika menjawab benar 30, 30 permintaan jika salah dapat nilai 5 Total skor 100 Yogyakarta,15 September 2009 Mengetahui Kepala Sekolah Sri Rahayuningsih NIP.131785563 Guru Mata Pelajaran Nuning Praptiria Utami S.Pd. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah : SMA BOPKRI 2 Mata pelajaran : Ekonomi Kelas/Semester : X/Gasal Standar Kompetensi : Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar Kompetensi dasar : Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang Indikator : Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang Alokasi waktu : 2 x 45 menit G. Tujuan Pembelajaran 4. Siswa mampu mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang 5. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk pasar barang 6. Siswa mampu mengidentifikasi kebaikan dan keburukan dari bentuk pasar 7. Siswa dapat memberi contoh berbagai bentuk pasar H. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Pasar Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen) dengan penjual (produsen) disuatu tempat sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk suatu kesepakatan harga jual. 2. Bentuk-bentuk pasar a. Pasar persaingan sempurna Adalah suatu bentuk interaksi antara bentuk permintaan dengan penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat banyak dan tidak terbatas Ciri-ciri pokok pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut: • Banyak penjual dan pembeli • Produk-produk homogen (serba sama) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159 • • • • Pasar yang bebas dimasuki dan ditinggalkan Konsumen mengetahui kondisi pasar Faktor-faktor produksi bergerak bebas Tidak ada campur tangan pemerintah Kebaikan pasar persaingan sempurna • Pada pasar persaingan sempurna tidak tampak kegiatan saling menyaingi antar penjual. • Penjual tidak mungkin mengadakan persaingan harga, karena harga adalah suatu yang harus diterima oleh produsen. • Barang yang dijual produsen akan laku berapapun jumlahnya tanpa mengalami penurunan harga. • Tidak mungkin merubah bentuk barang untuk merbut pasar, karena adanya homogenitas • Informasi tentang pasar telah diketahui oleh saingan usaha dan usaha untuk menyaingi perusahaan lain akan sia-sia karena jumlah saingan sangat tidak terbatas • Harga tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun Kelemahan-kelamahan pasar persaingan sempurna • Pasar persaingan sulit dijumpai karena homogenitas barang sulit untuk dilaksanakan sebab konsumen lebih sering datang kepasar heterogen. • Harga tidak bisa ditawar-tawar lagi • Keuntungan maksimum yang didapat oleh pedagang sudah dapat diprediksi sejak awal. • Pasar gelap dapat muncul sewaktu-waktu b. Pasar persaingan tidak sempurna Adalah pasar yang jumlah penjual dan pembeli tidak sebanding atau tidak seimbang • Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna 1) Pasar Monopoli Adalah suatu bentuk pasar yang ditandai oleh hanya ada satu penjual dan banyak pembeli. Kerugian bagi masyarakat dari pasar monopoli : Ketidakadilan karena monopolis akan menghasilkan keuntungan diatas keuntungan normal PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160 Volume produksi ditentukan oleh monopolis, sesuai dengan keuntungan yang ingin diperolehnya Terjadi eksploitasi oleh monopolis terhadap konsumen dan pemilik faktor-faktor produksi. Cara mencegah terjadinya monopoli Mencegah dengan membuat undang-undang antimonopoli Pemrintah mendirikan perusahaan tandingan untuk menyaingi monopolis Membuka impor untuk barang yang diproduksi oelh monopoli Campur tangan pemerintah dalam penentuan penentuan harga dan produksi 2) Pasar Oligopoli Adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat beberapa penjual yang menguasai seluruh permintaan pasar. Ciri-ciri pasar Oligopoli Terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar Barang yang diperjualbelikan dapat homogen dapat pula yang berbeda corak Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar Satu diantara oligopolis menjadi market leader, penjual yang memiliki pangsa pasar terbesar Macam-macam Pasar oligopoli Oligopoli murni ditandai dengan beberapa penjual menjual produk yag homogen Oligopoli dengan pembedaan ditandai dengan beberapa prusahaan menjual produk Dampak negatif pasar Oligopoli Keuntungan yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka panjang Timbul inefisiensi produksi Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang munculnya inflasi yang kronis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161 Kebijakan untuk mengatasi Pemerintah mempermudah masuknya perusahaan baru ke dalam pasar untuk menciptakan persaingan Diberlakukan undang-undang anti kerjasama antar produsen 3) Pasar Persaingan Monopolistik Adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat beberapa penjual yang menawarkan barang yang sama namun masing-masing memiliki ciri khusus Ciri-ciri pasar Monopolistik Terdapat banyak panjual Barang yang diperjual belikan adalah differentiated product Para penjual memiliki kekuatan monopolis atas produknya sendiri. Para penjual aktif dalam melakukan promosi untuk memenangkan persaingan Keluar masuk pasar bagi penjual lebih mudah dibandingkan dengan pasar monopoli dan oligopoli 4) Pasar Monopsoni Adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang atau badan atau lembaga dengan penawaran dari sejumlah penjual. Contohnya pembeli tiang listrik dikuasai oleh perusahaan listrik negara. 5) Pasar Oligopsoni Adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari dua orang pembeli dengan penawaran dari sejumlah penjual 3. Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Presentasi 4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran No Kegiatan Alokasi waktu 1. Pendahuluan : a. Guru memeriksa kesiapan 1’ siswa dan kelas Metode Ceramah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162 b. Guru mengucapkan salam pembuka c. Guru menyampaikan indikator dan pokok persoalan yang akan dibahas d. Guru bersama siswa melakukan apersepsi 1’ Ceramah Ceramah 3’ Tanya jawab 5’ presentasi 2. 3. Kegiatan inti a. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil ringkasan yang sudah dibuat oleh masing-masing siswa dalam bentuk mind map b. Guru memberikan penguatan dan nilai plus dengan memberikan nilai tambahan 1 kepada siswa yang mau menampilkan dan menjelaskan mind map yang dibuatnya sebagai nilai keaktifan siswa. c. Guru memberikan soal individual tentang materi pasar. Penutup a. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang dibahas b. Guru bersama-sama siswa merefleksikan makna pembelajaran hari ini c. Guru memberikan arahan dan motivasi kepada siswa d. Guru mengucapkan salam penutup dan terima kasih kepada siswa 10’ ceramah 20’ latihan 30’ 5’ Ceramah dan tanya jawab 5’ Ceramah 3’ 2’ 5. Sumber dan Media Pembelajaran 3. Sumber Pelajaran a. Pegangan guru Gilarso,T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 163 Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis Sukwiaty, Jaman, S. and Sukamto, S. 2003. Ekonomi Kelas 1. Jakarta:Yudhistira b. Pegangan siswa Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis 4. Media Pembelajaran Buku teks, Mind Map, White Board, Spidol, Lembar soal, viewer. 6. Evaluasi Jenis tagihan : Latihan Teknik : Tertulis Soal Bentuk Instrument : Uraian Rambu-rambu penilaian No 1 Keterangan Menjelaskan pasar 2 Menyebutkan jenis-jenis Jika menyebutkan 15 pasar pesaingan tidak keseluruhan sempurna mendapatkan skor 15 3 Menjelaskan pengertian Jika menjelaskan pasar persaingan sempurna menyebutkan serta ciri-cirinya cirinya mendapat 25 Menjelaskan pengertian Jika mejelaskan pasar monopolistik serta menyebutkan 4 Skor Skor total pengertian Jika menjelaskan dengan 15 tepat dan benar mendapat skor 15, jika kurang lengkap mendapat 10, dan jika salah mendapat nilai 0 dan 25 ciriskor dan 25 ciri- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 164 5 menyebutkan ciri-cirinya cirinya benar mendapat skor 25, hanya menjelaskan atau menyebutkan ciricirinya saja mendapat skor 10 Menjelaskan pengertian pasar tidak sempurna dan memberikan contoh pasar persaingan tidak sempurna dalam kehidupan nyata Jika benar menjelaskan dan memberikan contoh 20 mendapat skor 20, hanya menjelaskan mendapat skor 10, hanya menyebutkan contoh mendapat skor 5 100 Total skor Yogyakarta, 2 Nopember 2009 Mengetahui Kepala Sekolah Sri Rahayuningsih NIP.131785563 Guru Mata Pelajaran Nuning Praptiria Utami S.Pd. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 165 Silabus Nama sekolah : SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Mata pelajaran : Ekonomi Kelas/ program : X/ umum Semester :1 Standar Kompetensi : 3. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar Alokasi : 12 x 45 menit Kompetensi Dasar Materi Pelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penialaian Sumber/ Bahan/ Alat Kuis, 2 x 45 Referensi pertanyaan menit yang relevan lisan, ulangan, pada laporan kerja sumber praktek tugas bahan individu, tugas kelompok 3.3Mendeskripsikan pengertian harga • Pengertian • Megkaji referensi untuk • Mensdeskripsikan dan jumlah elastisitas dan merumuskan pengertian pengertian elastisitas keseimbangan macamelastisitas dan macamdan macam-macam macamnya macam elastisitas elastisitas • Menentukan • Menghitung elastisitas • Meghitung elasitisitas elastisitas permintaan dan penawaran permintaan dan permintaan dengan menggunakan tabel penawaran dengan dan penawaran grafik dan matematis menggunakan table Bentuk soal : grafik dan matematis pilihan ganda, • Menentukan elastisitas uraian obyektif, permintaan dan penawaran tes tertulis, melalui pengkajian referensi uraian bebas, jawaban singkat, portofolio Alokasi waktu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 166 3.4Mendeskripsikan Pasar barang berbagai bentuk • Pengertian pasar barang pasar barang • Bentuk-bentuk pasar barang • Mendeskripsikan pengertian • Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar dan bentuk pasar barang melalui kajian referensi output (pasar persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna) Kuis, 2 x 45 pertanyaan menit lisan, ulangan, laporan kerja praktek tugas individu, tugas kelompok Bentuk soal : pilihan ganda, uraian obyektif, tes tertulis, uraian bebas, jawaban singkat, portofolio Referensi yang relevan pada sumber bahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 167 Lampiran V Mind Map PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 168 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 169 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 170 Lampiran VI Surat Ijin PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 174 Lampiran VII Dokumentasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI