i PENGGUNAAN MEDIA MID MAP DALAM

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGGUNAAN MEDIA MID MAP DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA
BOPKRI 2 YOGYAKARTA
Studi Kasus: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun oleh :
GEDE WIJA KUSUMA
NIM: 051334075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa) atas karunia yang telah diberikanya
Bapak tercinta I Nyoman Putrana
Ibu tercinta Wayan Rempianing
Saudara-saudaraku tersayang Putu Sudarmini, Kadek
Swadaya, Komang Lestariani, Ketut Puji Andayani
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTO
BERHENTI DI TENGAH PERJALANAN AKAN LEBIH SULIT
DAN TERASA LEBIH MELELAHKAN, DARIPADA TERUS
BERJALAN HINGGA SAMPAI KETUJUAN
HIDUP MEMERLUKAN PENGORBANAN, PENGORBANAN
MEMERLUKAN PERJUANGAN, PERJUANGAN MEMERLUKAN
KETABAHAN, KETABAHAN MEMERLUKAN KEYAKINAN
KEYAKINAN PULA MENENTUKAN KESUKSESAN
KESUKSESAN PULA MENENTUKAN KEBAHAGIAAN
KESUKSESAN YANG PALING BESAR DALAM HIDUP ADALAH
BISA BANGKIT KEMBALI DARI KEGAGALAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa)
atas kasih dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul : “PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOPKRI
2 YOGYAKARTA”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini mengalami banyak tantangan dan hambatan yang
merupakan pelajaran yang berharga bagi penulis. Namun akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini
penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.d. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Univesitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Y. Harsoyo S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Kepala Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Bapak Sebastianus Widanarto Prijowuntato, S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen
Pembimbing, yang dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi,
memberikan saran, masukan, semangat, dorongan serta pelajaran hidup
yang berharga. Terima kasih untuk semuanya.
5. Para Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada
penulis selama kuliah.
6. Semua karyawan di sekretariat Pendidikan Akuntansi atas semua
pelayanan dalam membantu penulis selama kuliah di USD.
7. Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2
Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan
penelitian.
8. Ibu Nuning Praptiria Utami S.Pd., selaku guru mitra yang telah membantu
saya dalam melaksanakan penelitian sekripsi saya.
9. Siswa-siswi kelas XB yang telah membantu sehingga penelitia ini dapat
berjalan dengan lancar
10. Bapak dan Ibu tercinta, kakak-kakakku tersayang, yang tidak pernah lelah
memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material,
serta semangat kepada penulis.
11. Buat Rizky (alm), Doni (alm), Reza (alm) dan Edo, kalian adalah sahabatsahabat terbaik yang tak tergantikan dalam hidupku. Persahabatan kita tak
akan pernah hilang dan memudar.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12. Buat Ika (alm) yang selalu mendoakan aku dari surga, kamu selalu di
hatiku dan selalu menjadi inspirasiku.
13. Seluruh sahabat angkatan 2005 (Riri, Tri, Rina, Andri, Marsya, Lilis,
Galuh, Asih, Widi, Villa, Setya Rini, Novi, Whilda, Dwi, Lik Kis, Mas
Eka, Lek Kris, Chopy, Rita, Katarina, Maya, Madam, Mas Adi, Tia, Didot,
Febran, Yansen, Yanto, Itok, Budiman, Robert, Merry, Boim, Wulan,
Mas Bangkit, Singgih, Mas Filip, Ferry, Arnon, Titex, Candra, Leni,
Kurnia, Vivi, Eka Fansiska, Yuni, Siska, Era, Vita, Ida, Selly, Lely, Mita,
Luci, Santy, Niken, Rini). Terima kasih atas bantuannya selama ini.
14. Teman-teman di pingit yang selalu memberikan semangat sehingga saya
berhasil menyelesaikan sekripsi saya. (RILEX)
15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat
diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Penulis,
Gede Wija Kusuma
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOPKRI
2 YOGYAKARTA: SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Gede Wija Kusuma
051334075
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2010
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan media mind
map. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XB SMA BOPKRI 2
Yogyakarta dengan jumlah 18 siswa, sedangkan yang menjadi objek dalam
penelitian ini adalah media mind map. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh
randahnya motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.
Rendahnya motivasi siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak
mengerjakan PR (61%), siswa sering tidur dan keluar masuk kelas ketika
pelajaran berlangsung, serta rendahnya prestasi dapat dilihat dari rata-rata nilai
ulangan harian (40,21)
Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan alur perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi untuk setiap siklusnya. Dalam tahap
perencanaan, peneliti membuat mind map, menyiapkan lembar observasi dan
penilaian. Pada tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan observasi kegiatan guru
dan kegiatan siswa di kelas serta memberikan penilaian terhadap pelaksanaan
tindakan tersebut dan selajutnya mengadakan observasi dokumen. Refleksi
dilakukan dengan menganalisis data observasi dan penilaian dengan
menggunakan indikator tinggi (sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II)
untuk variabel motivasi, sedangkan untuk variabel prestasi dengan indikator nilai
rata-rata 60,0 pada siklus I serta nilai rata-rata 70,0 pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi
dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Pada siklus I,
peningkatan motivasi tercapai dengan deskriptor tinggi (sesuai perhitungan
dengan menggunakan PAP II) dengan rata-rata (56,05); dan (22,22%) siswa
berani menyampaikan hasil diskusi secara kelompok denga teman sebangkunya,
sedangkan pada siklus II motivasi siswa berada pada kategori tinggi dengan nilai
rata-rata (55,7); dan (27,78%) siswa berani maju ke depan untuk menjelaskan
kembali dengan menggunakan media mind map. Peningkatan prestasi terjadi dari
situasi awal nilai rata-rata ulangan harian (40,21) menjadi (57,64) pada siklus I
dan (74,31) pada siklus II.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE USE OF MIND MAP MEDIA TO IMPROVE LEARNING
MOTIVATION AND PERFORMANCE OF THE TENTH GRADE B
STUDENTS OF BOPKRI 2 SENIOR HIGH SCHOOL YOGYAKARTA: A
CLASS ACTION RESEARCH
Gede Wija Kusuma
051334075
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2010
This research aims to improve learning motivation and performance of the
tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta through the
use of mind map media. The subjects of the study were18 students of tenth grade
B BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta while the object of study was the
use of mind map media. The rationale of this study was the low motivation and
the performance of the tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School
Yogyakarta. The low motivation could be indicated from the high percentage of
student who did not complete their homework (61%), students sleeping in the
clasroom, going into and out the clasroom during class activities, and the low
performance was indicated by the low a daily test result of 40,21.
The processes of the data analysis in this research were planing path,
action implementation, observation and reflection for each cycle. During the
planing stage, the researcher made the mind map, prepared the observation and
evaluation sheets. During the implementation teacher and the student actions were
observed in the clasroom to evaluate the action implementation, and the document
observation were carried out. The reflection was carried by analyzing the
observation data and evaluating results with high indicator (in accordance with
PAP II computation) for motivation variable, while for performance variable the
indicator of mean a was 60.0 at cycle I and mean of 70.0 at cycle II.
Based on the results of clasroom action observation being carried out, it is
concluded that the use of mind map media is able to improve the motivation and
performance of the tenth grade B students of BOPKRI 2 Senior High School
Yogyakarta. At cycle I, the motivation improvement was achieved with a high
description (in accordance with PAP II computation) with mean score was 56.1
and 22.22% of the students brave enough to present their group and paired
discussion result, while at cycle II the students motivation was at a high category
with the mean score of 55.7 and 27.78% of the students courage brave enough to
present and explain the material in front of other students in the classroom using
the mind map. The improvement of performance ocurred from daily a test result
average marks of 40.21 to 57.64 at cycle I and 74,31 at cycle II
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................
iv
MOTTO........................................................................................................
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............
vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
ABSTRAK ..................................................................................................
xi
ABSTRACT .................................................................................................
xii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DARTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ................................................................
6
C. Batasan Masalah ......................................................................
9
D. Rumusan Masalah ...................................................................
9
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 10
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Tindakan Kelas ....................................................... 12
B. Mind Mapping......................................................................... 17
C. Motivasi .................................................................................. 21
D. Prestasi ................................................................................... 26
E. Interaksi Edukatif pada Pelajaran Ekonomi ............................. 27
F. Belajar .................................................................................... 28
G. Media ..................................................................................... 32
H. Kerangka Berpikir ................................................................... 42
I. Hipotesis .................................................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 44
C. Subyek Penelitian ................................................................... 45
D. Data yang dibutuhkan ............................................................. 45
E. Variabel .................................................................................. 46
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 48
G. Pengumpulan Data .................................................................. 49
H. Prosedur Penelitian ................................................................. 51
I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian ................................... 56
BAB IV HASIL OBSERVASI
A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .................... 62
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ................................................ 66
C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .................... 67
D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ................................ 68
E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ................... 78
F. SDM SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ......................................... 88
G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ........................................ 91
H. Kondisi Fisik dan lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.... 92
I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi lain ........................ 96
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 98
B. Pembahasan ............................................................................. 118
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 122
B. Saran ....................................................................................... 123
C. Keterbatasan Penulis ............................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 126
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi angket Kuesioner ...............................................................47
Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Uji Validitas Variabel Motivasi ...........................57
Tabel 3.3 Tingkat Keterhandalan Variabel Penelitian ......................................61
Tabel 3.4 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ...................61
Tabel 4.1 Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .........................................68
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.......................88
Tabel 4.3 Data Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta .........................................91
Tabel 5.1 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas pada Siklu I ..................... 104
Tabel 5.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I .................. 106
Tabel 5.3 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I .......................................... 107
Tabel 5.4 Daya Serap Siklus I........................................................................ 108
Tabel 5.5 Hasil Observsi dan Tidakan Siklus I............................................... 109
Tabel 5.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru di Kelas pada Siklus II .................. 112
Tabel 5.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus II................. 114
Tabel 5.8 Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus II ........................................ 115
Tabel 5.9 Daya Serap Siklus II ...................................................................... 116
Tabel 5.10 Hasil Observsi dan Tidakan Siklus II ............................................. 117
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ................................ 7
Gambar 4.1 Struktur Orgaisasi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ..........................79
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Kuesioer ....................................................................... 129
Lampiran 2 Perhitungan Manual ................................................................. 133
Lampiran 3 Data Induk Penelitian ............................................................... 145
Lampiran 4 Silabus dan RPP ....................................................................... 146
Lampiran 5 Mind Map................................................................................. 163
Lampiran 6 Surat Ijin .................................................................................. 164
Lampiran 7 Dokumentasi ............................................................................ 166
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia adalah negara yang sedang gencar dalam
melaksanakan
pembangunan.
Usaha
mewujudkan
masyarakat
yang
berkualitas menjadi tanggung jawab dunia pendidikan demi mempersiapkan
peserta didik yang makin berperan dalam peningkatan profesionalismenya.
Pendidikan adalah kehidupan, untuk itu kegiatan belajar harus dapat
membekali peserta didik dengan kecakapan hidup (life skill atau life
competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan dan kebutuhan peserta
didik (Mulyasa, 2002:21). Kegiatan belajar merupakan suatu kondisi yang
dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakan guna meningkatkan
pengetahuan anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
Perpaduan dari kedua unsur itu menimbulkan adanya interaksi edukatif. Pada
hakekatnya belajar adalah “perubahan”, maka hakekat belajar mengajar
adalah “pengaturan” yang dilakukan oleh guru (Syaiful, 2002:32). Wadah
yang digunakan untuk belajar tersebut adalah sekolah.
Seorang guru harus menyadari apa yang seharusnya dilakukan untuk
menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantar anak didik sampai ke
tujuan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, berdasarkan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003, yaitu mengembangkan potensi
peserta didik sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi masyarakat yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk itu
diperlukan adanya perubahan dalam pembelajaran sesuai perkembangannya.
Perubahan yang dilakukan oleh guru antara lain dapat memperbaiki kondisi
lingkungan belajar, perubahan metode mengajar, pemberian PR secara rutin,
maupun penggunaan media pembelajaran yang dapat mempertinggi proses
dan hasil pengajaran karena sesuai dengan taraf berpikir siswa. Tahap berpikir
siswa dimulai dari cara berpikir sederhana ke cara berpikir yang kompleks.
Dengan menggunakan media hal-hal yang abstrak dapat dikonkritkan dan hal
yang kompleks dapat disederhanakan. Dengan demikian, pengaruh media
dalam pembelajaran oleh peserta didik begitu besar sehingga dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku.
Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, yang sering
terjadi adalah jarangnya penggunaan media dalam pembelajaran ekonomi.
Dalam peroses belajar mengajar ekonomi di Sekolah Menengah Atas (SMA),
pada umunya berorientasi pada terselesaikannya materi yang tercantum dalam
kurikulum, siswa hanya hafal secara verbal. Yang sering terjadi adalah siswa
hanya hafal sesaat dan setelah digunakan untuk tes akan terlupakan. Untuk
menghafal itupun siswa seringkali mengalami kesulitan dan hambatan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menghafal. Padahal kurikulum yang ditetapkan pada saat ini adalah kurikulum
yang lebih menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugastugas dengan performasi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik berupa penguasaan terhadap kompetensi tertentu. Pendekatan
yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan dalam menghafal ini adalah
dengan membuat peta pemikiran atau mind map.
Dengan menggunakan peta pikiran ini catatan bisa diringkas dengan
berupa kesimpulan, serta materi dapat diingat dengan cepat karena catatan
dapat dibuat secara sistematik. Dengan menggunakan media mind map
diharapkan siswa dapat merasa senang dalam mengikuti pelajaran, sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Dengan demikian, kualitas
pendidikan dan pengajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan media
Mind Map (Wicoff, 2005:44).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 27
Agustus 2009 dikelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta, setiap siswa
mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik tersebut tergolong
dalam tiga kelompok, yaitu siswa berprestasi tinggi, siswa berprestasi sedang,
dan siswa berprestasi rendah. Demikian pula untuk motivasinya, ada yang
mempunyai motivasi tinggi, motivasi sedang, dan ada pula yang mempunyai
motivasi rendah. Dari pengamatan tersebut juga terlihat beberapa masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang muncul berkaitan dengan motivasi dan prestasi. Permasalahan tersebut
diantaranya:
1. Kondisi Siswa
Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menghafal materi
mata pelajaran ekonomi. Hal ini dapat peneliti lihat dari banyaknya siswa
yang mengeluh terhadap mata pelajaran ekonomi karena materi terlalu banyak
dan bersifat hafalan. Karena banyaknya materi yang bersifat hafalan, sebagian
siswa rajin mencatat karena dirasa bahwa catatan yang banyak adalah catatan
yang lengkap dan lebih mudah untuk dihafalkan. Akan tetapi ada sebagian
siswa justru cepat merasa bosan dan malas untuk mencatat. Selain itu
kebanyakan siswa kurang serius dan kurang fokus ketika mengikuti pelajaran
ekonomi. Ini bisa dilihat ketika pelajaran berlangsung, kebanyakan siswa
ngobrol dengan teman duduknya, ada yang sibuk menggambar, bermain hand
phone, bahkan ada yang pindah-pindah tempat duduk ketika guru lagi
menjelaskan materi. Siswa-siswanya juga kurang aktif dalam kegiatan belajar
mengajar. Ini terlihat tidak adanya siswa yang mau bertanya atau
mengemukakan pendapat. Ketika disuruh mengerjakan contoh soal tidak ada
yang mau maju kalau tidak disuruh dan dipanggil oleh guru. Hal-hal tersebut
tentu saja akan mempengaruhi motivasi dan prestasi siswa. Untuk itu perlu
ditingkatkan
motivasi
dalam
belajar
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
siswa
yang
tentu
saja
akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2. Kondisi Guru
Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, guru terlalu
mengutamakan ringkasan yang ada dalam lembar kerja siswa (LKS) sebagai
media dalam pembelajaran, guru juga jarang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang sedang dibahas, sehingga guru tidak
tahu apakah siswa benar-benar paham terhadap materi yang sedang dibahas.
Begitu juga sebaliknya guru jarang memberikan pertanyaan kepada kelas
maupun kepada setiap siswa. Hal ini akan membuat siswa menjadi kurang
aktif dan kurang mau berpikir. Selain itu guru tidak pernah memberikan tugas
untuk meringkas sesuai dengan kreativitas yang dimiliki oleh siswa, yang
sering dilakukan oleh guru hanya memberikan tugas berupa soal tentang
pokok bahasan yang baru saja diberikan. Hal yang terjadi siswa tidak
mengerjakan tugas itu dengan kemampuannya sendiri, akan tetapi hanya
saling mencontek pekerjaan teman. Hal ini membutuhkan kreativitas dari guru
dalam mengajar agar tidak ada gambaran negatif terhadap mata pelajaran
ekonomi yang sebagian besar materinya berupa hafalan.
Dari uraian tersebut di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas ini dengan judul “PENGGUNAAN MEDIA MIND
MAP
DALAM
MENINGKATKAN
MOTIVASI
DAN
PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS XB SMA BOKPRI 2 YOGYAKARTA”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian di atas, penggunaan media dalam kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan mengingat kegiatan belajar mengajar merupakan
serangkaian kegiatan yang saling berkaitan dalam mencapai tujuan, dimana
penggunaan media dalam belajar merupakan salah satu komponennya.
Sebagai salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan
media dalam belajar sangat penting dalam pembentukan belajar.
Proses identifikasi masalah dilaksanakan melalui prosedur Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yang secara sederhana nampak
dalam alur pelaksanaan tindakan yang dimaksud adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Perencanaan
Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan
?
Sumber ( Suharsimi Arikunto, 2007: 16)
Guru melaksanakan serangkaian pembelajaran di kelas yang telah
direncanakan kurang lebih sama dengan kegiatan pembelajaran yang pernah
dilakukan oleh guru. Rencana tindakan guru tersebut dilaksanakan melalui
tindakan-tindakan observasi di kelas, wawacara dengan siswa, dan observasi
dokumen berupa catatan siswa. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh
guru adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1. Pada saat memulai pelajaran guru memberikan umpan balik (feedback)
untuk mengingatkan materi pada pertemuan sebelumnya, tetapi siswa
tidak diminta untuk membuat catatan ringkasan sesuai dengan kreativitas
siswa. Siswa kurang siap dalam menerima pelajaran karena tidak
mempersiapkan materi.
2. Dalam menerangkan pelajaran, guru melibatkan siswa dengan cara
mengajukan pertanyaan secara klasikal. Sebagian siswa menjawab secara
serentak sehingga suasana kelas terlihat gaduh. Interaksi antar siswa
dalam tanya jawab belum ada.
3. Pemanfaatan media oleh guru masih kurang. Siswa mengalami kesulitan
dalam belajar dan cenderung mengalami kebosanan.
4. Dalam mengerjakan soal, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
bekerja secara pribadi atau berdiskusi dengan temannya. Guru berkeliling
di kelas untuk memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan. Guru jarang meminta siswa untuk menampilkan hasilnya di
papan tulis.
5. Siswa lebih memperhatikan jika guru menugaskan siswa untuk
mengerjakan di papan tulis,
6. Rendahnya motivasi belajar siswa karena pekerjaan rumah yang diberikan
oleh guru jarang dikerjakan siswa. Siswa berbicara dengan teman
sebangku dan bermain hand phone ketika pelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
7. Siswa cenderung tidak bertanya meskipun sebenarnya kurang jelas.
Mereka lebih berani bertanya pada saat siswa disuruh mengerjakan di
papan tulis.
8. Siswa merasa senang jika guru memperhatikan hasil pekerjaan siswa
dengan memberikan dorongan dan pujian.
9. Prestasi siswa cenderung dapat dikatakan rendah yang dapat dilihat
melalui nilai ulangan harian yaitu dengan nilai tertinggi 80 dan nilai
terendah 6 serta nilai rata-rata kelas 40,21.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,
tidak semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada
masalah-masalah yang dapat segera diatasi guru dengan serangkaian tindakan
yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dari penelitian tindakan ini dapat
ditarik rumusan masalah: Apakah penggunaan media mind map akan
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2
Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui
penggunaan media mind map.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
1. Bagi guru
Hasil dari penelitian ini dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran dan motivasi serta prestasi belajar siswa.
2. Bagi siswa/siswi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk
mempermudah mereka dalam memahami materi dan meningkatkan
motivasi serta prestasi belajarnya.
3. Bagi Peneliti/penulis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan
tentang pengelolaan kelas yang lebih baik sehingga bermanfaat dalam
membantu guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan untuk memberikan dukungan pada guru dalam pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kegiatan belajar mengajar penggunaan media belajar, khususnya media
mind map sebagai salah satu cara memecahkan masalah pembelajaran
yang terkait dengan motivasi dan prestasi belajar yang rendah.
5. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian
selanjutnya dan dapat digunakan untuk menambah referensi dalam
pengembangan
pengetahuan
tentang
Penelitian
khususnya penggunaan media pembelajaran.
Tindakan
Kelas,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian
tindakan
kelas
merupakan
terjemahan
dari
Classroom Action Research (CAR), yakni suatu action research yang
dilakukan di kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut
maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan (Suharsimi
Arikunto:2-3)
1. Penelitian
Penelitian ini berhubungan dengan kegiatan mencermati suatu
objek dengan cara menggunakan cara dan aturan metodologi
tertentu untuk memperoleh data dan informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan
Menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3. Kelas
Kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Dengan menggabungkan batasan
pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama.
Selain itu dalam website PPPG tertulis Bandung Penelitian
Tindakan Kelas adalah bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan
melakukan
memperbaiki
dan
tindakan-tindakan
atau
tertentu
meningkatkan
agar
dapat
praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
bentuk tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok
siswa pada waktu yang sama serta menerima pelajaran dari guru
yang
sama
dalam
rangka
peningkatan
kualitas
proses
pembelajaran.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk memperbaiki
dan
meningkatkan
praktik
pembelajaran
di
kelas
secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
berkesinambungan, tujuan ini melekat pada diri guru dalam
penunaian
misi profesional kependidikan.
Peningkatan
ini
dilakukan oleh guru melalui serangkaian tindakan yang dirancang,
dilaksanakan, dan dievaluasi. Selain tujuan yang tertulis diatas
Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan meningkatkan kinerjakinerja yang dilaksankan oleh guru, mengidentifikasi, menemukan
solusi dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas, menghasilkan
dan mengeksplorasi inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran
misalnya metode, strategi, pendekatan dan media.
Penelitian Tindakan Kelas mempunyai manfaat yang dapat
dipetik jika guru mau dan mampu melaksanakannya. Hal yang
terkait dengan komponen tindakan pembelajaran antara lain :
1. Inovasi Pembelajaran
Dalam inovasi pembelajaran guru perlu selalu mencoba untuk
mengubah, mengembangkan, meningkatkan gaya mengajarnya
agar mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan
tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini guru selalu berhadapan
dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu jika
guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri dan berangkat dari
persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat
dalam proses inovasi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2. Pengembangan Kurikulum di Sekolah dan kelas.
Untuk kepentingan pengembangan kurikulum Penelitian
Tindakan Kelas sangat bermanfaat sebagi salah satu masukan. Hal
ini terjadi karena proses reformasi kurikulum secara teoritik tidak
netral. Sebaliknya proses tersebut akan dipengaruhi oleh gagasangagasan yang saling berhubungan mengenai hakikat pendidikan,
pengetahuan, dan pengajaran. Penelitian Tindakan Kelas dapat
membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat tersebut
secara empiris, dan bukan sekedar pemahaman yang bersifat
teoritis.
3. Peningkatan Profesionalisme Guru
Guru yang profesional tidak akan merasa enggan melakukan
berbagai perubahan dalam praktek pembelajaran sesuai dengan
kondisi kelasnya. Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu
media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang
terjadi di kelas dan kemudian meningkatkannya secara profesional
menuju kearah perbaikan-perbaikan.
Model PTK secara umum dilakukan melalui proses yang
berulang-ulang, dimana pada setiap siklus terdiri dari 4 langkah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Perencanaan Tindakan
Perencanaan
tindakan
hendaknya
memanfaatkan
secara
optimal teori-teori yang relevan. Selain itu kita juga harus
mempersiapkan skenario pembelajaran, mempersiapkan fasilitas
dan
sarana
pendukung
yang
diperlukan
di
kelas,
serta
mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan
hasil tindakan,
dan
yang
terakhir
mengadakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini meliputi siapa yang melakukan, apa,
kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan
yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual.
Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan
kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan
refleksi.
3. Observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan kegiatan observasi dilakukan
secara bersamaan. Secara umum kegiatan observasi dilakukan
dengan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang amat
penting untuk
memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil yang
terjadi sebagi akibat adanya tindakan yanag dilakukan.
B. Mind Mapping
1. Pengertian Mind Mapping
Metode mecatat yang baik harus membantu mengingat,
meningkatkan pemahaman, dan membantu mengorganisasikan materi.
Peta pikiran (mind map) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan
secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2008:4).
Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling
berkaitan, dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian
mejadi cabang-cabangnya.
Membuat catatan dengan mind map sangat menyenangkan dan
dapat mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Motivasi
merupakan kata kunci untuk mencapai sukses dari pada melihat
sesuatu yang membosankan. Mind map terbaik adalah peta pikiran
yang warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol,
sehingga biasanya nampak seperti karya seni. Suatu materi akan
mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang
menarik. Selain memudahkan untuk megingat, penggunaan gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dan simbol dengan warna tersebut akan mengurangi tingkat kebosanan
siswa (Svatensson, 2004:106).
2. Cara membuat Mind Map
Materi dapat dicatat dengan cepat dan efisien dengan membuat
mind map pada saat kegiatan belajar mengajar. Adapun cara-cara
untuk membuat mind map adalah (Buzan, 2008:15):
a) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan vertikal atau horizontal.
b) Gunakanlah gambar atau foto untuk ide sentral anda.
c) Gunakanlah warna, karena warna akan membuat mind map lebih
hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif.
d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan
cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua dan
seterusnya.
e) Buatlah garis hubung yang melengkung bukan garis lurus.
f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.
g) Gunakan gambar.
3. Kiat dalam membuat Mind Map
Dalam membuat mind map diperlukan beberapa kiat. Adapun
kiat dalam membuat mind map tersebut adalah (Porter, 2004:177):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a) Gunakan warna yang berbeda untuk setiap topik utama atau
gunakan warna yang berselang-seling.
b) Tunjukkan asosiasi dengan menggambarkan panah antara cabangcabang.
c) Kembangkan stemo sendiri untuk menggunakan gambar simbol
dan singkatan.
d) Atur informasi dan urutan secara kronologis dengan menomori
cabang-cabang.
Agar siswa dapat belajar lebih cepat dan efektif, maka siswa
harus menguasai lima keterampilan yang merangsang untuk belajar.
Lima keterampilan yang merangsang untuk belajar tersebut adalah
(Porter, 2004:178):
a) Konsentrasi fokus
b) Cara mencatat
c) Organisasi dan persiapan tes
d) Membaca cepat
e) Teknik mengingat
Siswa akan dapat secara sukses dalam menerima pelajaran jika
guru mengajari cara berkonsentrasi, mencatat yang efektif, belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk menghadapi ujian, meningkatkan kecepatan membaca, dan
kemampuan untuk menghafal.
4. Manfaat Mind Map
Mind Map mempunyai beberapa manfaat. Adapun manfaat
mind map tersebut antara lain (Porter, 2004:179):
a) Mind Map sangat berguna untuk sesi curah gagasan, terutama saat
siswa bekerja kelompok dan banyak orang mengusulkan gagasan.
b) Informasi dapat direkam dengan cepat .
c) Mind Map dibuat agar sesuai dengan lompatan yang terjadi dalam
pikiran, sebab peta pikiran bekerja seperti otak, benar-benar
mendorog wawasan dan gagasan cemerlang.
d) Dalam mengerjakan tugas menulis yang menantang, peta pikiran
membantu siswa
menyusun informasi dan melancarkan aliran
pikiran.
5. Unsur-unsur Pemetaan Pikiran
Teknik pemetaan pikiran merupakan satu keterampilan yang
efektif dalam belajar. Dalam pemetaan pikiran tersebut terdapat
beberapa unsur. Adapun unsur-unsur pemetaan pikiran adalah sebagai
berikut (Wicoff, 2005:67):
a) Fokus pusat yang berisi citra atau lambang gambar masalah atau
informasi yang dipetakan, diletakkan di tengah halaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b) Gagasan dibiarkan mengalir bebas tanpa penilaian.
c) Kata-kata kunci digunakan untuk menyatakan gagasan.
d) Hanya kata kunci yang ditulis perbaris.
e) Gagasan kata kunci dihubungkan ke fokus pusat dengan garis.
f) Warna digunakan untuk menerangi dan menekankan pentingnya
sebuah gagasan.
g) Gambar dan lambang digunakan untuk menyoroti gagasan dan
merangsang pikiran agar membentuk kaitan yang lain.
C. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada
alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah
satu prasyarat yang sangat penting dalam belajar (Wuryani, 1989:143).
Motivasi dalam belajar tidak hanya merupakan suatu energi yang
menggerakkan siswa untuk belajar, tapi juga sebagai suatu yang
mengarahkan aktifitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Thomas L
Good dan Jere B Brophy (1986) yang dikutip dalam buku Motivasi
dalam Belajar
mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi
penggerak, pengarah dan memperkuat tigkah laku (Prayitno, 1989:10).
Menurut Ngalim Purwanto (1984:70) pada umumnya motivasi
atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks dalam suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive). Motivasi tidak lepas dari adanya
rangsangan. Rangsangan dapat dalam bentuk hadiah atau hukuman
yang diberikan oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang
telah dimiliki oleh siswa. Kebiasaan bekerja yang baik dapat
memperkuat motivasi, seperti kebiasaan menyelesaikan tugas atau
pekerjaan sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu (Prayitno,
1989:9).
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan untuk
memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya
mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu,
guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik
dalam diri siswa.
2. Tipe-tipe Motivasi
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan
faktor pendorong dari dalam diri (internal) idividu. Tingkah laku
terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan.
Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengaruh
tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar.
Individu yang melakukan kegiatan didorong
oleh motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mendapatkan tujuan
yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989:10-11).
Grage dan Berlin (1988) dalam Prayitno (1989:11)
mengemukakan bahwa siswa yang termotivasi secara intrinsik
aktivitasya lebih baik dari pada siswa yang termotivasi secara
ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi intrinsik menunjukkan
keterlibatan dan aktivitasnya yang tinggi dalam belajar.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalamnya
aktifitas belajar dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar (Winkel,
1984:27). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau
keinginan yang sebenarnya ada di dalam diri siswa untuk belajar,
dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan
kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar
aktifitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989:14).
Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah
dan
memperkuat,
bahkan
motivasi
ekstrinsik
dapat
membangkitkan motivasi intrinsik disamping itu perlu diingat pula
bahwa motivasi ekstrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik.
Motivasi instrinsik yang pada mulanya sudah ada tetapi kalau
sering diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun
(Prayitno 1989:15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar
yang memberikan arah pada
kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki oleh siswa
tercapai. Dikatakan keseluruhan karena biasanya ada beberapa
motivasi yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi siswa merupakan faktor psikis, yang bersifat non intelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal gairah atau semangat belajar,
siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk
melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1984;27).
4. Ciri-ciri Orang Yang Termotivasi
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat, walaupun
seringkali mengalami kegagalan, justru akan tetap dapat meningkatkan
motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang
tinggi mempuyai ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996:88):
a) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus
menerus dalam waktu lama.
b) Ulet dalam menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa.
c) Tidak cepat puas dengan prestasi yang sudah diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
d) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam-macam
masalah belajar.
e) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.
f) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.
g) Tidak mudah melepas apa yang diyakini.
h) Senang mencari dan memecahkan masalah.
5. Usaha Untuk Meingkatkan Motivasi
Usaha yang
dapat
dilakukan oleh guru
untuk dapat
meningkatkan motivasi belajar siswanya adalah (Irawan, 1995:28):
a) Setiap subyek yang diajarkan perlu dibuat menarik, setiap proses
belajar harus dibuat aktif, yaitu dengan mengajak siswa
menemukan atau membuktikkan sesuatu, dan sedapat mungkin
berguna.
b) Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja
keras.
c) Siswa harus tahu apa yang dikerjakan, dan bagaimana mereka
harus mengetahui bahwa tujuan telah tercapai.
d) Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa
dalam hal kemampuan, latar belakang, dan sikap mereka terhadap
sekolah dan subyek tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
e) Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu
kebutuhan rasa aman, psikologis, diakui oleh kelompoknya serta
penghargaan dengan jalan :
1) Memperhatikan kondisi fisik siswa.
2) Memberi rasa aman.
3) Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka.
4) Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga
setiap
siswa
pernah
memperoleh
kepuasan
dan
penghargaan.
5) Membuat siswa menerapkan apa yang telah dipelajari dan
ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara :
a. Menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orangorang yang disenangi dan dikagumi di masyarakat.
b. Mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga
mereka merasa betah dan senang.
c. Menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan
baik dalam proses belajarnya.
D. Prestasi
1. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie,
kemudian dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil usaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(Arifin, 1990:2-3). Sedangkan WS Winkel (1985:16) prestasi
didefinisikan sebagai suatu kecakapan nyata yang dimiliki oleh
seseorang dari hasil yang dilakukan.
Pengungkapan perubahan tingkah laku dari hasil usaha
sangatlah sulit. Hal itu disebabkan perubahan hasil belajar itu tidak
ada yang bersifat intangiable atau tidak dapat diraba (Muhibbinsyah,
1995:150). Prestasi tersebut dapat dilihat secara nyata
dan dapat
diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes.
2. Prestasi Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian prestasi
belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimya ditunjukkan dengan
hasil tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru (Surakhmad,
1990:70).
E. Interaksi Edukatif pada Pelajaran Ekonomi
Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam
pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses interaksi antara guru
dengan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang
merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi
edukatif adalah (Sumaatmaja, 1984:71):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai (guna menjawab pertanyaan
“untuk apa?”)
2. Ada bahan yang menjadi proses (“dengan materi yang mana?”)
3. Ada pelajar yang aktif mengalami (“ditunjukan pada siapa?”)
4. Ada guru yang melaksanakan (“diselenggarakan oleh siapa?”). Ada
metode tertentu untuk mencapai tujuan (“bagaimana caranya?”)
5. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional (“dalam
keadaan yang bagaimana?”)
Dengan diungkapkan konsep edukatif interaksi tersebut di atas
menjadi jelas bahwa mengajar bukanlah suatu pristiwa dan usaha yang
terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan
terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi
tertentu.
F. Belajar
1. Pengertian Belajar
Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya
memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai
yang dapat menunjang perkembangannya.
Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat sisaksikan
dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang
belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan
mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung
kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan
perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang
telah belajar (Winkel, 1987:35).
Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara
tradisional belajar dapat menambah pengetahuan, yang diutamakan
adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah
memandang belajar dengan perubahan kelakuan.
Seseorang belajar bila ia ingin melakukan kegiatan sehingga
kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumya
tidak bisa dilakukan. Ia menghadapi situasi dengan cara lain. Kelakuan
harus kita pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan,
pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan
lain-lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja,
akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Nasution, 2003:59).
2. Prinsip-prinsip Belajar
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut Gestalt (Nasution,
2003:72-80) adalah :
a) Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaranmata pelajaran kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan
keseluruhan ini. Itu sebabnya orang berusaha untuk mengadakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut korelasi
antara mata pelajaran. Hal ini malahan dapat meniadakan segala
batas-batas
antara
mata
pelajaran-mata
pelajaran
dengan
mengintegrasikannya.
b) Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Sekolah
hendaknya
dijadikan
bukan
hanya
tempat
anak
mempelajari berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup
dan belajar hidup. Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa
yang diperlukan anak bagi kehidupannya sehari-hari. Dengan
demikian dicegah adanya jurang yang sering terdapat antara
sekolah dengan kehidupan di luar sekolah untuk mencapai
integrasi siswa.
c) Belajar berkat insight
Dengan insight dimaksud suatu saat dalam proses belajar, sewaktu
seseorang melihat dan mendapat pengertian tentang seluk beluk
sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur dalam
suatu situasi yang mengandung suatu problema atau kepelikan.
d) Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar memberikan hasil sebaik-baiknya bila didasarkan pada
pengalaman. Pengalaman merupakan suatu interaksi yakni aksi
dan reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
pengaruh dari lingkungan. Jadi ada aksi dari lingkungan terhadap
individu, akan tetapi sebaliknya individu beraksi terhadap
pengaruh lingkungan itu.
e) Belajar adalah suatu proses perkembangan
Manusia adalah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang
menurut cara-cara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan semua
sesuatu yang kita kehendaki. Anak-anak baru dapat mempelajari
dan mencernakannya bila ia telah matang untuk pelajaran itu.
Kesiapan anak untuk mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan
melalui kematangan atau taraf pertumbuhan batiniah, tetapi juga
dipengaruhi oleh lingkungan, yakni oleh pengalaman-pengalaman
yang telah diperoleh.
f) Belajar adalah proses yang kontinu
Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan adanya tinggal kelas.
Anak yang tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu
ia harus mengulangi bahan yang sama selama satu tahun.
Kurikulum hendaknya disusun sedemikian, sehingga setiap anak
terus maju sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kontinuitas
harus pula ada dalam pelajaran sekolah rendah, menengah dan
tinggi. Seperti anak yang maju dari kelas satu ke kelas berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke
sekolah menengah dan seterusnya.
g) Belajar lebih berhasil bila dengan minat, keinginan dan tujuan
anak
Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan
dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari
atau apabila mereka tahu dan memerima tujuannya. Akan tetapi
dalam hubungannya dengan cita-cita anak itu, ia yakin akan ada
faedah bagi kehidupannya dan karena itu ia giat belajar. Dikatakan
anak itu didorong oleh motivasi yang intrinsik, sebab ia ingin
mencapai tujuan yang terkandung dalam pelajaran itu sendiri.
G. Media
1. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau
pengantar. Dalam proses belajar mengajar, media mempunyai arti
yang sangat penting. Media merupakan wahana penyalur informasi
atau penyalur pesan (Syaiful, 2002:136). Dengan penggunaan media
tersebut, materi akan lebih mudah disampaikan oleh guru, pelajaran
juga diharapkan mudah dicerna oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Media dapat mewakili apa yang kurang mampu disampaikan
oleh guru melalui kalimat, keabstrakan bahasa dapat dikonkritkan
melalui media. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah mencerna
materi dari pada tanpa bantuan media. Penggunaan media dapat
dipergunakan sebagai alat bantu dan sebagai sumber belajar (Mulyasa,
2002:136)
a) Media sebagai Alat Bantu
Tanpa batuan media, maka bahan pelajaran sulit untuk dipahami
oleh setiap siswa. Bagi pelajaran yang rumit, penggunaan media
ini akan sangat bermanfaat, mengingat setiap pelajaran mempunyai
tingkat kesukaran yang bervariasi. Penggunaan media juga dapat
digunakan sebagai variasi dalam kegiatan belajar mengajar agar
siswa tidak cepat bosan dalam menerima pelajaran. Sebagai alat
bantu, media berfungsi sebagai pelicin jalan dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar dengan bantuan
media diharapkan dapat menghasilkan proses dan hasil yang lebih
baik dari pada tanpa bantuan media. Untuk itu, guru harus
mempertimbangkan
pembelajaran.
media
yang
dapat
menunjang
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
b) Media sebagai Sumber Belajar
Belajar mengajar adalah suatu proses yang mengolah sejumlah
nilai untuk dikonsumsi oleh setiap anak didik (Syaiful, 2002:138139). Syarifudin (1991) mengelompokkan sumber-sumber belajar
menjadi lima kategori yaitu manusia, buku atau perpustakaan,
media masa, alam atau lingkungan, dan media pedidikan. Karena
itu, sumber belajar segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai
tempat dimana bahan pelajaran terdapat atau asal untuk belajar
seseorang (Sayiful, 2002:139).
Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar ikut membantu
guru dalam memperkaya pengetahuan anak didik. Macam, bentuk, dan
jenis pendidikan yang digunakan oleh guru menjadi sumber ilmu bagi
anak. Akan tetapi, penggunaan media masih jarang dilakukan. Salah
satu menjadi penyebab adalah terbatasnya dana untuk membeli media
tersebut. Untuk itu, guru cukup membuat media pendidikan yang
sederhana selama dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Fungsi Media
Menurut Derek Rowntrie (1982:168) yang dikutip oleh Dientje
Rumampuk (1988:12) menyebutkan fungsi media sebagai berikut :
a)
b)
c)
d)
Engage the student’s motivation (membangkitkan motivasi belajar)
Recall Earlier learning (mengulang apa yang telah dipelajari)
Provide new learning stimuli (menyediaka setimulus belajar)
Actvate the student’s response (mengaktifkan respon siswa)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e) Give speedy feedbck (memberikan balikan dengan cepat)
f) Encourage appropriate practice (menggagalkan latihan yang serasi)
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa media mempunyai nilai
praktisnya sebagai berikut (Rumampuk, 1988:12-13):
a) Media pendidikan dapat membangkitkan motivasi belajar.
b) Media dapat membuat konsep yang abstrak mejadi konkrit,
misalnya dalam menjelaskan sejarah dengan film, grafik dan lainlain.
c) Media dapat menghilangkan batas-batas ruang kelas misalnya
dalam menampilkan obyek yang terlalu besar seperti Candi
Borobudur atau pasar.
d) Media dapat mengatasi perbedaan pengalaman pribadi siswa yang
mampu seperti pegalaman terhadap film, TV, dan lain-lain.
e) Media dapat menampilkan obyek yang terlalu kecil untuk diamati
secara langsung seperti molekul atau sel dapat digunakan gambar,
slide, film dan sebagainya.
f) Media dapat menggantikan penampilan obyek yang berbahaya
atau sukar dibawa ke ruang kelas seperti letusan gunung berapi,
binatang buas dan sebagainya, dapat digunakan film atau slide,
gambar dan lain-lain.
g) Media dapat menyajikan informasi belajar secara konsisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
h) Media dapat menyajikan pesan secara serempak.
i) Media dapat menyajikan benda atau peristiwa masa lampau, seperi
film perang kemerdekaan.
j) Media memberi kesan perhatian individual untuk seluruh anggota
kelompok belajar.
k) Media dapat mengatasi pengamatan terhadap obyek yang sangat
kompleks misalnya cara kerja sistem listrik pada pesawat terbang
atau tentang organ tubuh.
l) Media dapat mengatasi penampilan obyek yang terlalu cepat
terlalu halus untuk di dengar misalya suara-suara yang terlalu
kecil.
m) Media bisa mengatasi apabila obyek terlalu lambat gerakannya.
3.
Manfaat Media
Dalam Encyclopedia of Educational Research (Hamalik,
1986:27) manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :
a) Melekatkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir dan oleh
karena itu mengurangi “verbalisme”.
b) Memperbesar perhatian siswa.
c) Melekatkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar
dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih menetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
d) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini
terutama terdapat dalam gambar hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
g) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang
lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar
(Sadiman, 1984:16-17).
Media pendidikan secara umum mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut:
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indra seperti
misalnya:
1) Obyek yang terlalu besar dapat digantikan realitas, gambar,
film bingkai, film, atau model.
2) Obyek yang kecil dapat dibantu dengan proyek mikro, film
bingkai, film atau gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3) Kejadian yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat
rekaman film, video, film bingkai, foto maupu secara verbal.
4) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan time please atau high speed photographi.
5) Obyek yang terlalu komplek dapat disajikan dengan model
atau diagram.
6) Konsep yang terlalu luas.
c) Dengan meggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media berguna
untuk :
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi yang lebih luas langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik untuk belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.
d) Dengan sifat unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru akan banyak mengalami kesulitan bila semuanya itu harus
diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
siswa yang berbeda. Masalah ini juga dapat diatasi dengan media
pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam :
1) Memberikan perangsang yang sama.
2) Menyamakan pengalaman.
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
4.
Ciri-ciri Media
Ciri-ciri umum dari media pendidikan adalah sebagai berikut
(Hamalik, 1986:22-23):
a) Media pendidikan identik artinya dengan pengertian keperagaan
yang berasal dari kata raga artinya sesuatu yang dapat diraba,
dilihat, didengar dan yang dapat diamati melalui panca indera kita.
b) Tekanan utama terletak pada benda atau hal-hal yang dapat dilihat
atau didengar.
c) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan atau
komunikasi dalam pengajaran antara guru dan siswa.
d) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar,
baik dalam kelas maupun di luar kelas.
e) Berdasarkan poin (3) dan (4), maka pada dasarnya media
pendidikan merupakan suatu perantara dan digunakan dalam
rangka pendidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
f) Media pendidikan mengandung aspek-aspek: sebagai alat dan
sebagai teknik, yang sangat erat pertaliannya dengan metode
mengajar.
Jadi yang dimaksud media pendidikan adalah alat, metode dan teknik
yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah (Hamalik, 1986:23).
5.
Prinsip-Prinsip Media
Dalam pemilihan media ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah (Rumampuk,
1988:19):
a) Harus diketahui dengan jelas media itu dipilih untuk tujuan apa.
b) Pemilihan media harus secara objektif bukan semata-mata atas
dasar kesenangan atau sekedar selingan atau hiburan. Hendaknya
pemilihan media itu benar-benar berdasarkan atas pertimbangan
untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa.
c) Tidak ada satupun media yang dipakai untuk semua tujuan. Tiaptiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan.
d) Pemilihan media hendakya disesuaikan dengan metode mengajar
yang digunakan, materi pelajaran, mengingat media adalah bagian
integral dalam proses belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
e) Untuk dapat memilih media dengan cepat, guru hedaknya
mengenal cirri-ciri media.
1) Pemilihan media supaya disesuaikan dengan kondisi fisik
lingkungan.
2) Pemilihan media juga harus didasarkan pada kemampuan gaya
atau pola belajar siswa.
Tersedianya sejumlah media pengajaran memberikan sejumlah
alternatif kepada guru untuk melihat alat mana yag paling sesuai,
dengan melihat keuntungan dan kelemahan dari masing-masing media
pengajaran. Adanya alternatif mengenai penggunaan media tersebut
didasarkan pada beberapa hasil penelitian mengenai media yang
menunjukkan bahwa :
a) Tidak setiap media pengajaran dapat dimanfaatkan untuk
mencapai sembarang tujuan pelajaran.
b) Semua
media
pengajaran
dapat
membantu
guru
dalam
melaksanakan satu atau beberapa fungsi dalam pegajaran. Seperti
memisahkan, mengontrol atau mengecek, memberikan penguatan
dan mengadakan evaluasi. Bahkan ada kemungkinan, media itu
mengambil alih fungsi itu.
c) Efektifitas penggunaan media tidak tergantung dari perbedaan
inter individual antara siswa (Winkel, 1987:189).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
H. Kerangka Berpikir
Penggunaan media mind map diyakini dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Mata
pelajaran ekonomi bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) pada
umumnya adalah mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa karena
sebagain materinya berupa hafalan. Dalam pembelajaran guru terlalu
mengutamakan ringkasan yang ada pada lembar siswa sebagai media serta
kurang memanfaatkan media yang lain.
Kurangnya media tersebut membuat siswa cepat merasa bosan
dalam mengikuti pelajaran yang berakibat rendahnya motivasi dan prestasi
belajar. Rendahnya motivasi dan prestasi belajar tersebut bisa dilihat dari
pekerjaan rumah (PR) yang tidak dikerjakan oleh siswa dan nilai rata-rata
ulangan harian 40,21. Oleh karena itu guru dituntut untuk memperhatikan
cara mengajar dan memecahkan masalah tersebut. Apabila dalam kegiatan
belajar mengajarnya guru banyak mengguakan media, maka cara
mengajar
guru
cenderung
tidak
membosankan
sehingga
dapat
meningkatkan motivasi siswa.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
kesulitan siswa dalam menerima materi yang berbentuk hafalan tersebut
adalah dengan menggunakan media mind map. Dengan menggunakan
media mind map materi dapat diringkas dan diingat dengan cepat. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
itu penggunaan media mind map dapat memacu semangat belajar siswa
karena siswa dapat membuat media mind map dengan berbagai simbol dan
warna-warni yang dapat membuat siswa merasa senang dalam belajar
sehingga pada akhirnya prestasi belajar siswa pada pelajaran Ekonomi
akan meningkat.
Indikator peningkatan motivasi dalam penelitian ini adalah dari
situasi awal dengan motivasi rendah menjadi motivasi yang tinggi (sesuai
dengan perhitungan menggunakan PAP II). Sedangkan untuk variabel
prestasi meningkat dari nilai rata-rata ulangan harian 40,21 menjadi paling
tidak mencapai nilai rata-rata 60,0 pada siklus I, dan menjadi 70,0 pada
siklus II.
I. Hipotesis
Ada pengingkatan motivasi dan pretasi belajar siswa kelas XB
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta melalui penggunaan media mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENENLITAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat
memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.
Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau
praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki
keadaan yang tidak atau kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan
yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya
Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di
kawasan kelas untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah,
2001:9).
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas karena masalah
yang diangkat berdasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal
ini yang diteliti adalah penggunaan media mind map di kelas XB SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini diadakan di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta, jalan Jenderal Sudirman 87 Yogyakarta. Waktu penelitian ini
adalah bulan Oktober-November 2009.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
C. Subyek Penelitian
a. Subyek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XB SMA BOPKRI 2
Yogyakarta.
b. Obyek penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek adalah penggunaan media mind
map dalam pembelajaran ekonomi.
D. Data yang dibutuhkan
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu
siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta kelas XB melalui observasi
langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner, dan
observasi dokumen (buku siswa).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh
pihak lain. Data tersebut biasanya diperoleh dengan menyalin data dari
guru, yaitu data tentang jumlah siswa, nilai ulangan harian, dan ketuntasan
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
E. Variabel
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2003:31).
2. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan variabel dinilai dengan menggunakan
Penilaian Acuan Patokan. Penilaian dengan menggunakan PAP II adalah
sebagai berikut (Masidjo, 1995:157):
Tingkat penguasaan kompetensi
81%-100%
66%-80%
56%-65%
46%-65%
Dibawah 46%
Kategori kecenderungan variabel
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
3. Pengukuran Variabel
Data mengenai prestasi diukur dengan membandingkan nilai ulangan
harian sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan.
Sedangkan data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi
responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan
berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari responden
itu bersifat kualitatif, untuk itu diperlukan model skala likert.
Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori
dimana untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor
dengan kategori sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju =
2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak
mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori sangat setuju = 1,
setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.
Mengenai indikator dan nomor butir pertanyaan dalam kisi-kisi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1
Kisi-kisi angket motivasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Indikator
Mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru
Keinginan untuk berprestasi
Mampu mengerjakan tugas,
ujian dari guru tanpa bantuan
orang lain
Mengerjakan soal-soal yang
ada pada buku pelajaran atau
LKS
Mempunyai keinginan untuk
memperoleh
ilmu
pengetahuan
Siswa memperhatikan materi
yang dijelaskan oleh guru
Siswa mempunyai keinginan
untuk
mendapatkan
tambahan nilai
Siswa mempunyai keinginan
No. item positif
1
No. item negatif
9
5, 7
2
10
8
3, 11
6
13, 14
12
15
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
untuk mendapatkan pujian
dari guru atau orang lain
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Mind map
Mind map merupakan media yang dapat memudahkan mengingat
banyak informasi, karena catatan dapat diringkas sehingga dapat
memudahkan dalam belajar. Mind map terbaik adalah peta pikiran yang
warna-warni dan menggunakan banyak gambar dan simbol, sehingga
biasanya nampak seperti karya seni. Suatu materi akan mudah diingat
dalam bentuk gambar warna-warni dan simbol yang menarik.
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegairahan dalam belajar, pengaruh dan
memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. Variabel motivasi belajar
meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat yang besar
untuk meningkatkan prestasi.
3. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa merupakan tingkat baik buruknya atau keadaan
mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada
mata pelajaran ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
G. Pengumpulan Data
1. Cara pengumpulan data
Pada penelitian ini data dikumpulkan lewat observasi langsung
(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner, dan observasi
dokumen.
a. Observasi langsung
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Apa yang
dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2002:133).
Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan secara
langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang studi
Ekonomi dengan menggunakan media mind map.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2003:131).
Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat pertanyaan tertulis yang
dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas
responden mengenai manfaat media mind map untuk kegiatan
motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu
di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Wiriatmojo,
2005:117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang tidak
terjangkau oleh observasi dan kuesioner.
Anggapan
yang
perlu
dipegang
oleh
peneliti
dalam
menggunakan metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai
berikut :
1) Bahwa subjek atau responden adalah yang paling tahu tentang
dirinya sendiri
2) Bahwa apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksud dengan oleh peneliti (Hadi, 1986:86).
2. Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah
lembar observasi kelas, lembar observasi siswa, kuesioner dan buku siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3. Jenis Data
Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kualitatif dan
kuantitatif.
H. Prosedur Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, dapat direncanakan serangkaian
tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas
pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan media mind map. Oleh
karena penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka rancangan
penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar mencakup 4 kegiatan
sebagai berikut :
1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran.
3. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan
tindakan.
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan, dan penyimpulan.
Berkaitan dengan permasalahan dengan penelitian ini, maka dirancang 2
siklus tindakan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Siklus I:
Kegiatan dalam siklus I adalah membahas sub pokok bahasan tertentu.
Agar siswa memahami penggunaan media mind map, kegiatan yang dilakukan
pada siklus ini adalah:
1. Tahap Perencanaan
a. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan
pengamatan guru bersama peneliti terhadap masalah yang dihadapi di
kelas.
b. Peneliti membuat peta pikiran (mind map), berdasarkan materi
pembelajaran, guru membuat soal tugas.
c. Peneliti menyusun istrumen pengumpulan data, meliputi :
1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan.
2) Instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas.
3) Lembar penilaian tugas siswa.
4) Angket kuesioner.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk
mengatasi masalah-masalah yang terungkap dalam rumusan masalah.
Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak
sebagai observer. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya.
Guru memantau kegiatan tersebut.
c. Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru
memberikan nilai plus sebagai nilai keaktifan siswa.
d. Guru meminta siswa yang lain untuk menanggapi atau menanyakan
hal-hal yang kurang jelas.
e. Peneliti dan guru mengevalusi hasil kegiatan ini, selanjutnya
melakukan refleksi untuk merencanakan upaya perbaikan.
3. Tahap Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun diakhir
pembelajaran. Peneliti mengamati hasil pembelajaran yang meliputi
kegiatan guru dan siswa di kelas. Hasil pengamatan ini kemudian
direfleksikan dan menjadi pertimbangan untuk memperdalam tindakan ini
pada siklus berikutnya.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mengkaji kegiatan sebelumnya, mulai
dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap observasi. Hasil
kajian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam siklus
berikutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Siklus II
Jika dalam siklus I masih ada indikator yang belum tercapai maka
siklus tindakan kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman tentang mind
map agar indikator peningkatan motivasi dan prestasi tercapai. Serangkaian
kegiatan dalam perencanaan tindakan ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan
a. Pada tahap ini, peneliti bersama guru melakukan penyusunan rencana
kegiatan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I.
b. Peneliti menyusun istrumen pengumpulan data, meliputi:
1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan.
2) Instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas.
3) Lembar penilaian ulangan harian siswa.
4) Angket kuesioner.
5) Lembar catatan bebas untuk wawancara.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk
memperdalam penggunaan mind map. Pada tahap ini guru bertindak
sebagai guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini:
a. Guru meminta siswa untuk membaca dan membuat mind map tentang
materi yang akan dipelajari pada saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Guru memberikan penguatan dan nilai plus dengan memberikan
tambahan nilai 1 kepada siswa yang bersedia menampilkan dan
menjelaskan mind map yang dibuatnya sebagai nilai keaktifan siswa.
c. Guru memberikan ulangan harian. Hasil dari tindakan ini menjadi
bahan
pemantauan
dan
evaluasi.
Tahap
selanjutnya
adalah
mengadakan refleksi.
Analisis dilakukan setelah guru melaksanakan beberapa siklus
penelitian tindakan yang meliputi perencanaan- tindakan- observasirefleksi. Peneliti akan menganalisis hasil observasi selama siklus
berlangsung. Berdasarkan analisis ini dapat dipelajari hasil tindakan
guru terhadap hasil proses pembelajaran yang dialami siswa.
Data tentang peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran
ekonomi lebih bersifat kuantitatif. Data tersebut dianalisis dengan
membandingkan nilai ulangan harian dengan nilai rata-rata kelas
waktu sebelum dan setelah proses berlangsung. Sedangkan motivasi
belajar siswa lebih bersifat kualitatif yang berupa hasil pengamatan,
wawancara, kuesioner, dan buku siswa sehingga data dianalisis dengan
metode interpretative.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
I. Teknik Pengujian Instrument Penelitian
1. Uji Validitas
Analisis validitas digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas atau
kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefesien product moment
dari Pearson. Valid berarti istrumen itu dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2007:172). Penulis menggunakan
taraf signifikan (alpha) 0,05 atau 5%. Uji validitas menggunakan sejumlah
populasi dengan n = 34 orang yang dijawab oleh responden dengan dk= n2. Setiap item di dalam uji validitas ini dikatakan valid jika r hitung lebih
besar daripada r tabel. Pengujian validitas menggunakan rumus teknik
korelasi product moment ( Husein Umar, 2003:78) yaitu sebagai berikut:
r=
n(∑ XY ) − (∑ X ∑ Y )
n∑ X 2 − (∑ X )
2
n∑ Y 2 −
(∑ Y )
2
Keterangan:
r
= koefesien korelasi antara variabel X dengan variabel Y
Y = skor total item
X = skor item
n
= jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dalam pengujian koefesien ini digunakan taraf signifikan 5%. Jika r
hitung > r tabel, maka suatu butir dapat mengukur apa yang diinginkan
(valid). Sebaliknya, jika r hitung < r tabel maka suatu butir instrument
adalah tidak valid.
Dari hasil pengujian instrumen penelitian diketahui bahwa n = 34 dan
taraf signifikansi (alpha) adalah 0,05 atau 5% sehingga r tabel dari 0,05 ; 34
adalah 0, 339. Hasil pengukuran validitas untuk variabel motivasi belajar
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 3.2
Hasil Pengukuran Validitas
Variabel Motivasi
No soal
r tabel
r hitung Keterangan
1
0.339
0,113
Tidak valid
2
0.339
0,214
Tidak valid
3
0.339
0,360
Valid
4
0.339
0,270
Tidak valid
5
0.339
0,444
Valid
6
0.339
0,118
Tidak valid
7
0.339
0,204
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
8
0.339
0,596
Valid
9
0.339
0,358
Valid
10
0.339
-0,075
Tidak valid
11
0.339
0,053
Tidak valid
12
0.339
-0,263
Tidak valid
13
0.339
0,527
Valid
14
0.339
0,006
Tidak valid
15
0.339
0,475
Valid
16
0.339
0,560
Valid
17
0.339
0,311
Tidak valid
18
0.339
0,538
Valid
19
0.339
0,387
Valid
20
0.339
0,367
Valid
21
0.339
0,133
Tidak valid
22
0.339
0,087
Tidak valid
23
0.339
0,480
Valid
24
0.339
0,361
Valid
25
0.339
0,383
Valid
26
0.339
0,423
Valid
27
0.339
0,217
Tidak valid
28
0.339
0,178
Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
29
0.339
0,099
Tidak valid
30
0.339
0,345
Valid
Dari hasil pengukuran 30 soal item dapat diketahui bahwa ada 15 soal
valid karena r hitung lebih besar dari r tabel dan ada 15 item soal. Itemitem soal yang tidak valid tidak dipakai sehingga pada variabel motivasi
belajar yang digunakan untuk penelitian sesungguhnya ada 15 item soal
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Istrumen yang reliabel adalah
istrumen yang digunakan untuk beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugioyono, 2007:172).
Untuk
menghitung
menggunakan
reliabilitas
pengujian
kuesioner
reliabilitas
dalam
didasarkan
penelitian
pada
ini
perhitungan
koefesien alpha(a) dari Cronbach ( Husein Umar, 2003:90) yang
dirumuskan sebagai berikut:
r11
2
 k  ∑ σ b
= 
 1−
σ t2
 k − 1 




PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyak butir pertanyaan
σ t2 = varian total
σ b2 = jumlah varian butir
Nilai varian butir dapat dicari berdasarkan rumus sebagai berikut
(Husein Umar, 2003:91):
(∑ X )
2
σ =
2
∑X
2
n
n
Keterangan :
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih ( total nilai dari nomor-nomor butir
pertanyaan)
Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha lebih besar dari 0,60 maka
instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
koefisien alpha lebih kecil dari 0,60 maka instrumen penelitian tersebut
tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001: 42)
Sebagai
pedoman
untuk
menentukan
kehandalan
variabel
penelitian, digunakan interpretasi nilai r sebagai berikut (Suharsimi
Arikunto, 1989:167):
Tabel 3.3
Tingkat keterhandalan variabel penelitian
No
Koefisien Alpha
Tingkat Keterhandalan
1.
0,800-1,00
Sangat Tinggi
2.
0,600-0,799
Tinggi
3.
0,400-0,599
Cukup
4.
0,200-0,399
Rendah
5.
<0,200
Sangat Rendah
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus CronbachAlpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi 12.0. Hasil pengujian
reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3.4
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel
Motivasi belajar
Nilai r
Koefisien
hitung
Alpha
0,729
0,60
Status Keterangan
Andal
Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bab IV
Hasil Observasi
A. Sejarah Berdirinya SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari Yayasan
BOPKRI Yogyakarta. Yayasan BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen
Republik Indonesia) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang didirikan
pada zaman perjuangan, tepatnya pada tanggal 18 Desember 1945. Yayasan
BOPKRI Yogyakarta didirikan dengan motivasi, cita-cita dan idealisme
tertentu. Pada saat berdirinya, Yayasan BOPKRI mendapatkan dukungan dari
masyarakat Kristen sebagai perwujudan pelayanan pendidikan secara formal
untuk mengisi kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan
pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pada masa penjajahan Belanda, di Yogyakarta sudah terdapat lembaga
pendidikan Kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang diusahakan gerejagereja Nederland dan Vereneging Scholen yang diusahakan perkumpulanperkumpulan di luar gereja.
Sekolah-sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya
adalah anak-anak golongan pribumi, sedangkan Vereneging Scholen
menyelenggarakan 4 macam sekolah yaitu: HIS, ELS, HCS dan MCS.
Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu mendapat
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang memakai pengantar
bahasa Jawa atau Melayu. Sekolah-sekolah HIS yang setingkat dengan itu
yang terdapat di Yogyakarta misalnya:
1) HIS Bintaran Wetan.
2) HIS Bintaran Kulon.
3) KWS Gondolayu.
4) Christelijke Mulo Schol di Kotabaru (sekarang SMA BOPKRI 1).
5) Christelijke Huishound Schol di Jl. Jend. Sudirman (sekarang SMA
BOPKRI 2).
Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta
dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh mengajar
terus. Sekolah-sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah panji Perkumpulan
Persekolahan Masehi (PPM). Agar sekolah-sekolah tersebut dapat diatur
dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu yaitu Dr. Sumardi.
Pada masa perang kemerdekaan, umat Kristiani tidak mau ketinggalan,
mereka turut berjuang menegakkan dan mengisi kemerdekaan. Partai Kristen
Indonesia (Parkindo) didirikan pada 11 Maret 1945. Dalam konggres yang
pertama di Surakarta, diputuskan didirikan lembaga pendidikan dengan nama
BOPKRI, dengan Ketua Umum IP. Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.
Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan di Yogyakarta pada 18 Desember
1945 dengan akte notaris: RM. Wiranto, 11 Mei 1946.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Adapun asas dan tujuan BOPKRI adalah:
1) Dasar pendidikan BOPKRI adalah kitab suci yaitu firman Tuhan.
2) Turut setia dengan pemerintah dalam usaha mempertinggi derajat
Bangsa Indonesia pada umumnya dalam dunia pengetahuan
kebudayaan.
3) Memperluas pengajaran dan pendidikan Kristen di dalam Negara
Republik Indonesia dengan usaha-usaha mendirikan segala macam
sekolah baik yang memberikan pendidikan umum maupun kejuruan.
Dalam Clash II pada 19 Desember 1948, Belanda berhasil menduduki
Yogyakarta. Yayasan BOPKRI telah menutup seluruh sekolahnya baik SR,
SGTK, SMP maupun SMA BOPKRI. Kemudian pada Februari 1948,
sekelompok kecil guru-guru Kristen berkumpul di balai Pertemuan Kristen
(BPK) sekarang Galeria Mall untuk membicarakan nasib sekolah-sekolah
BOPKRI yang menghasilkan kebulatan tekat: “Kita bertanggung jawab
kepada Tuhan atas pendidikan yang bercirikan Kristen, sekolah-sekolah
BOPKRI harus dilanjutkan kehadirannya”.
Pada 29 Juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta, Pemerintah
RI kembali ke Ibu Kota Yogyakarta. Sri Sultan HB. IX selaku Menteri Negara
Koordinator Keamanan, pada 5 Juli 1949 menyerukan agar semua sekolah di
buka kembali. BOPKRI menanggapi dengan antusias. Diadakan pembentukan
BOPKRI baru dengan ketua: Drs. Sudarmono dan Penulis merangkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Bendahara: S. Subanu. Dari sekolah-sekolah yang dibuka kembali antara lain
adalah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang ada di jalan Jenderal Sudirman 87
Yogyakarta.
Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami
pasang surut, pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMU
BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak
dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMU BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh
status disamakan. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMU BOPKRI 2
Yogyakarta sudah mengalami pergantian Kepala Sekolah sebanyak Sembilan
kali, beliau-beliau tersebut adalah:
1) Margono Paulus (1949 – 1957).
2) Nathanael Daljoeni (1957 – 1963).
3) Eghbert Daniel Yohanes (1963 – 1969).
4) Drs. Widiatmoko Br (1970 – 1971).
5) Purwanto, B.A. (1971 – 1974).
6) Widiarso (1975 – 1977).
7) Drs. Tukidjo, W.S (1977 – 1995).
8) Drs. S. Supadiyono (1995 – 2003).
9) Drs. Priyanto (2003 – 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah
1. Visi
Menjadi sekolah yang berkualitas dalam bidang pengetahuan, sikap dan
keterampilan berdasarkan ajaran kasih Tuhan.
2. Misi
a. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia,
b. Meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar,
c. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin sivitas akademika,
d. Meningkatkan prestasi akademis dan non akademis,
e. Mendorong sivitas akademika untuk meningkatkan kualitas budi
pekerti,
f. Mewujudkan ajaran kasih di lingkungan sekolah maupun masyarakat.
3. Tujuan Sekolah
a. Tujuan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
1) Pendidikan umum merupakan Pendidikan dasar dan menengah
yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan
oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi
2) Mempunyai orientasi ke depan yang berupa tujuan pendidikan
yaitu mengembangkan multi kecerdasan kepada peserta didik
yang heterogen baik dengan cara klasikal maupun program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
pembelajaran individual (PPI) yang sesuai dengan UU No 20
Tahun 2003 dan PP 19 Tahun 2005.
b. Tujuan Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
1) Meningkatkan
kecerdasan
dan
pengetahuan,
dengan
melaksanakan tertib belajar sehingga mampu menguasai ilmu
pengetahuan,
berprestasi dalam
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi.
2) Membentuk
melaksanakan
kepribadian
ajaran
yang
kasih
Tuhan
berkualitas
dengan
sehingga
memiliki
kecerdasan emosional, spiritual, sosial dan berkepribadian
santun.
3) Meningkatkan
kecakapan
untuk
menjadi
pelaku
ilmu
pengetahuan dan teknologi sehingga mampu hidup mandiri.
4) Mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang
berkualitas sehingga dapat berkomunikasi dengan lingkungan
dan berkompetisi di era global.
C. Sistem Pendidikan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 Tahun 1990, lama pendidikan
sekolah menengah umum adalah 3 tahun. Sistem semester telah diterapkan
kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu: semester ganjil dan
semester genap.
Sistem pendidikan SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu
dari semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang
lain untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA. Unsurunsur pendidikan adalah:
1. Sumber Daya Manusia
Yang terdiri dari tenaga pendidikan dan tenaga administratif.
2. Kurikulum
Yang terdiri dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan non KBK
3. Peserta Didik
Yaitu siswa-siswi yang mengikuti proses mengajar di sekolah.
4. Infrastruktur
Meliputi sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah seperti
laboratorium, perpustakaan, ruang kelas dan lain-lain.
5. Lingkungan Pendidikan
Pihak-pihak di luar sekolah yang mempengaruhi kegiatan belajar
sekolah yaitu masyarakat yang menggunakan jasa pendidikan.
D. Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Struktur Kurikulum SMA BOPKRI 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Mata Pelajaran
Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat pada standar
isi:
a) Kelas X
Kurikulum Kelas X terdiri dari 16 Mata Pelajaran, muatan lokal
dan pengembangan diri.
Alokasi Waktu
Komponen
Semester 1 Semester 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
3. Bahasa Indonesia
4
4
4. Bahasa Inggris
4
4
5. Matematika
4
4
6. Fisika
3
3
7. Biologi
3
3
8. Kimia
3
3
9. Sejarah
2
2
10. Geografi
2
2
11. Ekonomi
4
4
12. Sosiologi
2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
13. Seni Budaya
2
2
14. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2
2
15. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2
2
2
2
16. Keterampilan/Bahasa Asing :
Bahasa Jepang
B. Muatan Lokal:
Bahasa Jawa
2
Batik
-
2
C. Pengembangan Diri:
BP/BK
2*)
2*)
45
45
Ekstrakulikuler
Jumlah
Ket :* equivalen 2 jam pelajaran
b) Kelas XI dan XII Bahasa
Kurikulum Kelas XI dan XII program Bahasa terdiri dari 14 Mata
Pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Alokasi Waktu
Komponen
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A.
Mata Pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
6
6
6
6
4. Bahasa Inggris
6
6
6
6
5. Matematika
4
4
4
4
6. Sastra Indonesia
5
5
5
5
5
5
5
5
8. Antropologi
3
3
3
3
9. Sejarah
2
2
2
2
10. Seni Budaya
2
2
2
2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2
2
2
2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2
2
2
2
13. Keterampilan/Bahasa Asing :
Teater
2
2
2
2
2
2
2
2
2*)
2*)
2*)
2*)
45
45
45
45
7. Keterampilan/Bahasa Asing :
Bahasa Jepang
B. Muatan Lokal:
Bahasa Jawa
C. Pengembangan Diri:
BP/BK
Ekstrakulikuler
Jumlah
Ket : * equivalen 2 jam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
c) Kelas XI dan XII IPA
Kurikulum Kelas XI dan XII program IPA terdiri dari 13 mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Alokasi Waktu
Komponen
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
5
5
5
5
4. Bahasa Inggris
5
5
5
5
5. Matematika
5
5
5
5
6. Fisika
5
5
5
5
7. Kimia
5
5
5
5
8. Biologi
5
5
5
5
9. Sejarah
1
1
1
1
10. Seni Budaya
2
2
2
2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2
2
2
2
12. Teknologi Informasi dan
2
2
2
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Komunikasi
13. Keterampilan/Bahasa Asing :
2
2
2
2
2
2
2
2
2*)
2*)
2*)
2*)
45
45
45
45
Bahasa Jepang
B. Muatan Lokal:
Bahasa Jawa
C. Pengembangan Diri:
BP/BK
Ekstrakulikuler
Jumlah
Ket : * equivalen 2 jam pelajaran
d) Kelas XI dan XII IPS
Kurikulum Kelas XI dan XII Program IPS terdiri dari 13 mata
pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
Alokasi Waktu
Komponen
Kelas XI
Kelas XII
Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
2
2
2
2
2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
2
3. Bahasa Indonesia
5
5
5
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
4. Bahasa Inggris
5
5
5
5
5. Matematika
5
5
5
5
6. Sejarah
3
3
3
3
7. Geografi
4
4
4
4
8. Ekonomi
5
5
5
5
9. Sosiologi
4
4
4
4
10. Seni Budaya
2
2
2
2
11. Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan
2
2
2
2
12. Teknologi Informasi dan
Komunikasi
2
2
2
2
13. Keterampilan/Bahasa Asing :
Bahasa Jepang
2
2
2
2
2
2
2
2
2*)
2*)
2*)
2*)
45
45
45
45
B. Muatan Lokal:
Bahasa Jawa
C. Pengembangan Diri:
BP/BK
Ekstrakulikuler
Jumlah
Ket : * equivalen 2 jam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas serta potensi daerah
termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak
terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata
pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata
pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu
tahun, satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran
muatan lokal.
Muatan lokal yang dipilih SMA BOPKRI 2 adalah
a. Bahasa Jawa
Bertujuan untuk mengembangkan kompetensi berbahasa jawa serta
untuk melestarikan bahasa Jawa. Disisi lain diharapkan juga peserta
didik dengan berbahasa jawa dapat memiliki etika sopan-santun yang
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Batik
Memperkenalkan keterampilan batik agar dapat
melestarikan
kekayaan budaya lokal.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
tenaga pendidik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing konselor, tenaga pendidik, atau tenaga kependidikan yang dapat
dilakukan
dalam
bentuk
kegiatan
ekstrakurikuker.
Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan, belajar dan
pengembangan karir peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan menunjang pendidikan peserta didik
dalam mengembangkan:
a. Bakat
b. Minat
c. Kreativitas
d. Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
e. Kemampuan kehidupan keagamaan
f. Kemampuan sosial
g. Kemampuan belajar
h. Wawasan dan perencanaan karir
i.
Kemampuan pemecahan masalah
j.
Kemandirian
Ruang lingkup pengembangan diri meliputi kegiatan terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh
peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiatan
tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen
a. Pelayanan Konseling
b. Ekstrakulikuler:
1) Jurnalistik
2)
Seni Musik/Band
3)
English Club
4) Kepramukaan
5)
Futsal
6)
Karate
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
7)
Basket
8)
Karya Ilmiah Remaja/KIR
9)
Peleton Inti
10)
Modern dance
Setiap peserta didik
dipersilahkan untuk memilih 1
jenis
pengembangan diri/Ekstrakurikuler yang ada di SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan
pengembangan diri di bawah pembinaan dan pengawasan guru pembina
yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah.
E. Organisasi Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Struktur Organisasi Sekolah
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bernaung dibawah Yayasan BOPKRI
Yogyakarta dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta. Sekolah mempunyai
personil yang cukup mendukung seperti karyawan dan guru yang
profesional dalam bidangnya. SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dari segi
organisatorik yang bernaung di bawah Yayasan BOPKRI secara
terstruktur tampak dari satu orang kepala sekolah, kepala tata usaha, dan
empat orang wakil kepala sekolah. Selain itu, itu guru-guru dan wali kelas
turut berperan aktif sehingga semua aturan sekolah dapat terwujud dengan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Yayasan BOPKRI
Yogyakarta
Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Kepala Tata
Usaha
Wakasek
Kurikulum
Wakasek
Kesiswaan
Wakasek
Hukermas
Koordinator
BP/BK
Wakasek Sarana
Prasarana
Litbang
Dewan Guru
Siswa
Sumber : Surat Keputusan Kepala SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
2. Wewenang dari Tugas masing-masing unsur
a. Kepala Sekolah
Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai educator,
manajer, administrator dan supervisor, pemimpin atau leader inovator,
motivator.
1) Kepala Sekolah selaku Educator
Kepala sekolah selaku educator bertugas melaksanakan proses
belajar mengajar secara efektif dan efisien.
2) Kepala Sekolah selaku Manajer
Kepala
sekolah
selaku
manajer
bertugas:
Menyusun
Perencanaan, mengorganisasikan kegiatan, mengarahkan kegiatan,
mengkoordinasikan
kegiatan,
melaksanakan
pengawasan,
melakukan evaluasi terhadap kegiatan, menentukan kebijakan,
mengadakan rapat, mengambil keputusan, mengatur proses belajar
mengajar,
mengatur
administrasi,
ketatausahaan,
siswa,
ketenagaan, sarana dan prasarana, keuangan/RAPBS, mengatur
OSIS, mengatur hubungan sekolah dengan instasi terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
3) Kepala Sekolah selaku administrator
Kepala selaku administrator bertugas menyelenggarakan
administrasi
perencanaan,
pengkoordinasian,
pengorganisasian,
pengawasan,
kurikulum,
pengarahan,
kesiswaan,
ketatausahaan, ketenagaan, keuangan, perpustakaan, laboratorium,
ruang kesenian atau keterampilan, bimbingan konseling, UKS,
OSIS, gedung serba guna, gudang, dan 7K.
4) Kepala sekolah selaku supervisor
Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan
supervisor mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan
konseling, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan ketatausahaan,
kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instasi terkait, sarana
dan prasarana, kegiatan OSIS, kegiatan 7K
5) Kepala sekolah selaku pemimpin
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus dapat dipercaya, jujur
dan bertanggung jawab, memahami kondisi guru, karyawan dan
siswa, memiliki visi dan memahami misi sekolah, mengambil
keputusan intern dan ekstern sekolah, membuat, mencari dan
memilih gagasan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
6) Kepala sekolah sebagai innovator
Kepala sekolah sebagai innovator bertugas
melakukan
pembaharuan dibidang kegiatan belajar mengajar, bimbingan
konseling, ekstrakurikuler, pengadaan, melaksakan pembinaan
guru serta karyawan, mengadakan pembaharuan dalam menggali
sumber daya di BP3 dan masyarakat.
7) Kepala sekolah sebagai motivator
Kepala sekolah sebagai motivator bertugas untuk mengatur
ruang kantor yang konduktif untuk bekerja, mengatur ruang kantor
yang konduktif untuk kegiatan belajar mengajar/BK, mengatur
ruang laboratorium yang kondktif untuk praktikum, mengatur
ruang perpustakaan yang kondusif untuk belajar, mengatur
halaman sekolah yag sejuk dan teratur, menciptakan hubungan
kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan, menciptakan
hubungan kerja yang harmonis antar sekolah dan lingkungan,
menerapkan
prinsip
penghargaan
dan
hukuman
dalam
melaksanakan tugasnya kepala sekolah dapat mendelegasikan
kepada wakil kepala sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Wakil Kepala Sekolah
1) Urusan Kesiswaan
Kesiswaan merupakan salah satu bidang pelayanan akademis,
yang bertugas menangani atau mengatur semua hal yang berkaitan
dengan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dengan
tujuan terciptanya situasi pembelajaran yang tertib, teratur dan
aman. Di samping mengatur siswa dalam kegiatan belajarnya,
urusan kesiswaan juga bertugas membangun sikap mental yang
baik pada diri anak didik, melalui pembinaan kedisiplinan.
Tugas Wakasek Kesiswaan juga berkaitan erat dengan urusan
lain seperti urusan Ekstrakurikuler, Bimbingan Konseling, urusan
Kurikulum, Wali kelas, dan lain sebagainya sehingga diharapkan
semuanya berjalan secara sinergi demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
2) Urusan Kurikulum
Tugas-tugasnya sebagai berikut:
a). Menyusun program pembelajaran, pembagian tugas guru,
jadwal
pelajaran,
jadwal evaluasi
belajar,
pelaksanaan
UAS/UN, kriteria persyaratan naik kelas atau lulus / tidak lulus
dan laporan pengajaran secara berkala.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b). Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program
pelajaran, menyediakan daftar buku acuan guru dan siswa serta
menyusun laporan secara berkala.
3) Urusan Sarana dan Prasarana
Tugas
pembagian
Sarana
dan
Prasarana
adalah
merencanakan/optimalisasi penggunaan ruang/fasilitas yang sudah
dimiliki sekolah, pembangunan gedung beserta perlengkapannya,
belanja
kebutuhan
sekolah,
inventarisasi
barang
sekaligus
menyusun
program
pemeliharaannya.
Sedangkan
kesejahteraan
tugas
lainnya
pegawai
dan
adalah
melaksanakan
tugas-tugas
kerumahtanggaan. Semua tugas dikoordinasikan dengan bagian
lain yang terkait agar dapat terlaksana dengan lancar.
4) Urusan Humas
Tugas utama urusan Humas SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
adalah membangun komunikasi yang harmonis dengan komunitas
pendukung, misalnya instansi pemerintah, perguruan tinggi, orang
tua/wali, gereja, kepolisian, alumni, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c. Tata Usaha
1) Bagian Personalia
Bagian ini bertugas mengurus gaji guru dan karyawan sekolah,
pengusulan kenaikan golongan, pangkat, pensiun, dan lain-lain.
Bagian personalia juga mempunyai tugas memberikan laporan
kepada kepala sekolah yang kemudian dilaporkan kepada kanwil
dan yayasan serta instruksi-instruksi untuk membuat laporanlaporan yang ditugaskan oleh kanwil dan yayasan.
2) Bagian Statistik
Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan memberi laporan
mengenai jumlah guru, pegawai, siswa, dan jumlah kelas.
3) Bagian Absensi
Bagian ini mempunyai tugas mencatat dan mengarsipkan data
siswa baru.
4) Bagian Agenda surat-surat
Bagian ini bertugas menerima SPP dan memberi tanda bukti
pembayaran.
5) Bagian Penggajian
Bertugas membuat konsep gaji guru dan pegawai yang
ditujukan ke bendahara sekolah serta mengambil di BPD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
6) Tenaga Keperpustakaan
a) Menambah koleksi buku.
b) Menerima
saran dan permintaan para pengunjung
menginventaris buku baru.
c) Membubuhi cap perpustakaan.
d) Menjaga koleksi-koleksi buku.
e) Menjilid buku.
f) Melakukan penagihan bagi peminjam buku yang tidak
mengembalikan buku tepat waktu.
g) Membuat laporan kegiatan perpustakaan sekolah.
7) Pesuruh atau Prakarya
a) Membersihkan seluruh ruangan yang ada di sekolah.
b) Memelihara tanaman sekolah.
c) Memperbaiki inventaris sekolah yang rusak ringan.
d) Mengatur surat-surat dinas.
e) Menyediakan minuman untuk para guru dan karyawan
8) Keamanan atau Satpam
a) Membantu keamanan dalam penyetoran atau pengambilan
uang di bank.
b) Mengatur parkir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
c) Mengawasi siswa yang keluar sekolah pada jam pelajaran
berlangsung.
d. Bimbingan dan Konseling
1) Menyusun program pelaksanaan bimbingan konseling.
2) Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi
masalah yang dihadapi siswa tentang kesulitan belajar.
3) Memberikan layanan bimbingan kepada siswa.
4) Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan konseling.
5) Menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling.
6) Melaksanakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.
7) Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan
dan konseling.
8) Mengikuti laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
e. Dewan Guru
1) Menyusun program dan pengembangan mata pelajaran sejenis.
2) Mengkoordinasikan penggunaan ruang sarana.
3) Mengkoordinasikan kegiatan guru-guru mata pelajaran sejenis.
4) Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam proses belajar
mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
F. Sumber Daya Manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Sumber daya manusia SMA BOPKRI 2 Yogyakarta saat ini berjumlah
53 orang guru, dan 32 karyawan. Dari 53 guru dengan rincian sbagai berikut:
1. Tenaga Edukatif
No Nama guru
1
Sri Rahayuningsih S.Pd
NIP: 19500802 198803 2 001
2
Drs. A.Edy Krismanto
NIP: 19590528 198903 1 002
3
S. Sunu N, SH, S.Pd. M.Hum.
NIP: 19610730 198303 1 007
4
Nanto Fier Atmana, SE
NIP :19610730 198303 1 007
5
Drs. Wahyu Santosa
NIP : 19590831 198803 1 005
6
Drs. FX. Catur Setya
NIP : 19611203 198903 1 009
7
Dra. Rr.Sri Esti Budi S
NIP : 19641127 199003 2 007
8
Dra. J.Ambarningrum
NIP : 19650825 199003 2 008
9
Dra. Maria Goreti Sri N
NIP : 19620401 199203 2 004
10 Dra. D.Sri Ismayawati
NIP: 19591031 108703 2 002
11 Rr. Ariatmi Puji H, S.Pd.
NIP: 19650325 199003 2 003
12 Dra. Purwantini
NIP: 19660527 200701 2 001
13 Hanindito Hario H, S.Pd.
NIP : 19720618 200801 1 006
14 Drs. IGN. Supata (GTY)
15 Dra. Sunarningsih (GTY)
16
Drs. Edi Sutrisna (GTY)
17
Drs. Risman Purwanto (GTY)
Bidang studi
Biologi
Biologi
Bahasa Inggris
Ekonomi
Fisika
Bahasa Indonesia
Matematika
Matematika
Sejarah
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Pend.
Kewarganegaraan
Penjaskes
Fisika
Pengembangan
Diri/BP/BK
Pengembangan
Diri/BP/BK
Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
18
19
20
21
22
Drs. Agus.T. Wuryatmaja (GTY)
Dra. Arina Rahayu (GTY)
Paulus Kristriyanto, M.Pd. (GTY)
Dra. Istiana (GTY)
Sri Sulastri, S.Pd. (GTY)
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Drs.Totok Murjianto (GTY)
Raksita, S.Pak.(GK)
Dra. Prapti Wijayanti (GK)
Drs. Priyo Cahyono (GK)
Dra.Kristiana P (GK)
Tito Margus Cahyo, B.Sc (GK)
IGT. Mujiono, S.Pd. (GTT)
Dra. Suprihatiningsih (GTT)
Muncar Tyas Palupi, M.Hum (GTT)
32
Soeryaningsih, S.Pd. (GTT)
33
Endah Nursinta, S.Pd. (GTT)
34
35
36
YM.Susilowati, S.Th. (GTT)
Desy Miranti S.,S.Pd. (GTT)
Maria Rini Wahyuni , S.Pd. (GTT)
37
38
39
Sumaryono (GTT)
Ita Hermayanti A., S.Pd. (GTT)
Indras Retno W., S.Pd. (GTT)
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Agustinus Wuryanto, S.Pd. (GTT)
Dwi Ariani Astuti, S.Pd (GTT)
A. Narwastujati, S.Pd.,S.Si (GTT)
Lusia Septin Murti, S.Pd. (GTT)
Drs. Purnomo (GTT)
Nuning Praptiria utami, S.Pd. (GTT)
Ruwi Suharyano (GTT)
Surwanto, S.Sn. (GTT)
Saryono, S.Pd. (GTT)
Titus Gunarto, S.Komp. (GTT)
Elizabeth Anna Susanti K, S.Pd. (GTT)
Diri/BP/BK
Sosiologi
Ekonomi
Seni Budaya
Biologi
Bahasa
Indonesia
Seni Peran
Penjaskes
Pend. Agama
Geogfrafi
Sejarah Antropologi
Sosiologi
TIK
Bahasa Inggris
Geografi
Bahasa Indonesia,
Sastra
Indonesia,
Seni Peran
Pend.
Kewarganegaraan
Bahasa
Indonesia
Sastra Indonesia
Pend. Agama
Kimia
Bahasa
Indonesia
Sastra Indonesia
Kimia
Bahasa Inggris
Pend.
Kewarganegaraan
Matematika
Kimia
Bahasa Jepang
Bahasa Jepang
Seni Budaya
Ekonomi
Seni Budaya
Bahasa Jawa
Batik
TIK
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
51
52
53
Nathalia Kusumasetyarini, S.Pd. (GTT)
C. Rinda Marlita Gahayu,S.S. (GTT)
Henny Rahma Dwiyanti, S.Pd. (GTT)
Matematika
Bahasa Jepang
Batik
2. Tata Usaha
No Nama
1
Didik Prasetyo
NIY: 014730174
2
Drs. Suhardono
NIY 014550112
3
Subariah, B.Sc
NIY 014550041
4
Sulastri, S.Si.
NIY 014360056
5
6
7
8
9
10
Jabatan dan tugas pokok
Kepala
Urusan
Tata
Usaha
dan
Kepegawaian
Staf TU, Urusan kearsipan dan dokumen
sekolah
Staf TU, Urusan Gaji, honorarium dan
pembukuan sekolah
Staf TU, Tendik kesiswaan, data statistik
sekolah
dan
pembantu
pembukuan
keuangan sekolah
St.JokoSulaksono, Staf TU, urusan pengetikan dan arsip surat
A.Md
keluar
NIY 014700186
Suryatmadji
Staf TU, Tendik kurikulum, presensi siswa,
karyawan dan guru, pengadaan dan setorambil uang di bank
Sundari
Staf TU, urusan buku induk, legalisasi,
tendik hukermas
Dwi
Staf TU, urusan pembukuan keuangan dan
Sumunarningsih,
SPP
S.E
Tri
Astutining Staf TU, urusan sarana dan prasaran, surat
Rahayu
masuk dan rumah tangga
R.Aj. Prastyati
Reseptionis
3. Petugas Pelaksana
No Nama
1
Ester Heri Subiyakti
NIY 014550088
2
Bambang Siswanto
NIY 014550097
Bidang Tugas
Petugas Perpustakaan
Petugas Perpustakaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Sri Lestari Etik
Sugeng
Riyanto,
S.TP.
Kuncoro
Mustikaning Negoro
Daniel
Swastika
Aditya Aji
Anis Dwi Atmoko
Ester Tri Harsiwi
Dian Kristiawan
Ilyasi Adyantoro, ST
Sumadi
Purwosarjono
Budiyono
Wahyu
Dewi
Widyaningsih
Ani Haryatun
Supardi
NIY 014950119
Pariman
NIY 014730231
Ngadani
Mujiyono
Efrayim Andrianus
Nugroho
Satrio Mustikaning
Prajurit
Joko Mulyono
Sunarto
Petugas Perpustakaan
Laboran Lab. Kimia
Laboran Lab. Biologi
Laboran Lab. Fisika
Laboran Lab. Komputer
Laboran Lab. Bahasa dan Tendik WMN
Laboran Lab. Multimedia
Pelaksana Ruang audio visual dan
Laboran Lab. Musik
Urusan UKS
Staf TU, urusan Foto copy
Urussan toko cempaka
Petugas Koperasi siswa
Pekarya
Pekarya
Pekarya
Pekarya
Satpam
Satpam
Satpam
Petugas parkir
G. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 secara
keseluruhan berjumlah 529 siswa. Dengan rincian sebagai berikut :
Kelas
XA
XB
Laki-laki
10
13
Perempuan
11
9
Jumlah
21
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
XC
XD
XE
XF
XG
XH
XI BAHASA
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPS 1
XI IPS 2
XI IPS 3
XI IPS 4
XII BAHASA
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPA 3
XII IPA 4
XII IPS 1
XII IPS 2
XII IPS 3
XII IPS 4
JUMLAH
13
11
14
21
11
13
2
16
16
15
20
14
16
5
11
10
9
6
16
16
22
18
308
9
9
7
10
9
8
7
9
9
11
7
12
8
5
7
8
9
11
14
14
7
11
221
22
20
21
31
20
21
9
25
25
36
27
26
24
10
18
18
18
17
30
30
29
29
529
H. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang beralamat di Jalan Sudirman no 87
Yogyakarta, menempati area tanah seluas 4.250 meter persegi dan memiliki
kondisi fisik yang baik. Selain itu, SMA BOPKRI 2 Yogyakarta menempati
lokasi yang strategis karena terletak di pinggir jalan raya.
1. Kondisi Bangunan
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki bangunan yang tergolong
permanen, yang terdiri dari lantai satu, dua, dan tiga yang dipergunakan
untuk :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
a) Ruang Kepala Sekolah
b) Ruang Wakil Kepala Sekolah
c) Ruang Komite Sekolah
d) Ruang guru
e) Ruang Tata Usaha
f) Ruang Kelas
g) Ruang Inventaris dan Keuangan
h) Ruang Tamu
i) Ruang Piket
j) Ruang Laboratorium Bahasa
k) Ruang Laboratorium Komputer
l) Ruang Laboratorium Multi Media
m) Ruang Laboratorium Kimia
n) Ruang Laboratorium Biologi
o) Ruang Laboratorium Fisika
p) Ruang Laboratorium IPS
q) Ruang Laboratorium AVA
r) Ruang Studio Musik
s) Ruang Perpustakaan dan Ruang Baca
t) Ruang Bimbingan dan Konseling
u) Ruang Ibadah Kristen dan Non Kristen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
v) Ruang OSIS
w) Ruang UKS
x) Ruang Gudang
y) Ruang Koperasi Karyawan
z) Ruang Koperasi siswa
2. Halaman Sekolah
Halaman SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tergolong cukup luas. Halaman
sekolah ini digunakan untuk tempat parkir, lapangan upacara, dan
lapangan olahraga (basket, futsal, volley).
3. Pagar Sekolah
Pagar sekolah terbuat dari tembok dan besi dengan pintu gerbang
berwarna coklat.
4. Kamar kecil
Kamar mandi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tergolong permanen.
Kamar mandi yang dimiliki berjumlah ± 6 ruang, yang terdiri dari kamar
mandi untuk siswa laki-laki, siswi perempuan dan untuk guru serta
karyawan. Kamar mandi ini memiliki air yang cukup dan bersih.
5. Kantin
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki kantin yang cukup bersih dan
makanan yang dijual cukup bervariasi, bergizi, dan harga relatif
terjangkau oleh para siswa-siswi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
6. Ruang Kelas
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta mempunyai ukuran ± 7 x 8 meter,
ventilasi cukup, cahaya cukup, bersih dan rapi, serta terdapat hiasan
dinding seperti figura presiden dan wakil presiden, sumpah pemuda, jam
dinding, dan papan absensi siswa.
7. Keadaan Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar yang tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara
lain papan tulis, meja dan kursi siswa-siswi yang cukup nyaman untuk
belajar.
8. Kantor
Kantor yang tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta antara lain
kantor kepala sekolah, guru, bimbingan dan konseling (BK), dan tata
usaha (TU).
9. Alat Penunjang Pendidikan
Alat penunjang pendidikan tersedia di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
antara lain kalender akademik, jadwal pelajaran, dan jadwal piket siswasiswi.
10. Sumber Belajar
Sumber belajar yang dimiliki antara lain kurikulum, perpustakaan,
laboratorium, buku paket, dan majalah dinding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
I. Hubungan antara Sekolah dengan Instansi lain
Hubungan antara SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan instansi lain meliputi:
1. Hubungan Sekolah dengan Dinas Pendidikan Walayah Kota
SMA
BOPKRI
2
Yogyakarta
memberikan
laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan pembelajaran di sekolah secara rutin
kepada pihak Dinas Pendidikan wilayah kota.
2. Hubungan sekolah dengan Orang Tua/Wali murid
Hubungan kerjasama SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan orang tua
siswa atau wali murid dianggap sangat penting karena bertujuan untuk
mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan bagi siswa. Dengan adanya
kerjasama ini, pihak
sekolah dan orang
tua siswa mengetahui
perkembangan siswa tersebut selama menempuh pendidikan di sekolah ini.
3. Hubungan antar Sekolah
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memiliki hubungan dengan sekolah lain
yang sederajat dalam berbagai bentuk kerjasama, antara lain kerjasama
dalam bidang olahraga, kesenian, dan kegiatan lainnya.
4. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat sekitar
Hubungan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dengan masyarakat sekitar
tampak dalam bentuk hubungan yaitu ikut melibatkan masyarakat sekitar
dalam hal keamanan pada saat sekolah menyelenggarakan acara yang
melibatkan pihak luar sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
5. Hubungan Sekolah dengan Perguruan Tinggi
SMA BOPKRI 2 Yogyakarta bekerja sama dengan berbagai perguruan
tinggi dalam hal Expo Universitas yang rutin diadakan setiap tahun,
penerimaan mahasiswa baru dan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bab V
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan media pembelajaran
mind map pada kelas XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ini dilakukan dalam
dua siklus. Siklus I dilakukan pada Jumat, 23 Oktober 2009, siklus ke II
dilakukan pada hari Jumat, 6 Nopember 2009. Sebelum mengadakan
penelitian, peneliti terlebih dahulu mengadakan observasi pendahuluan
(prapenelitian) yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal kegiatan
pembelajaran di kelas XB. Adapun hasil observasi pendahuluan
dalam
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi Pendahuluan
Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Agustus
2009 dari pukul 08.30 – 09.15 WIB. Guru mitra pada penelitian ini adalah
Ibu Nuning Praptiria Utami, S.Pd. Peserta pembelajaran adalah 18 siswa.
Adapun materi dipelajari pada saat itu adalah Perilaku Konsumen dan
Perilaku Produsen. Dalam observasi pendahuluan ini ada dua hal yang
diobservasi yaitu guru dan perilaku siswa. Berikut ini diuraikan hasil
observasi pendahuluan:
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
a. Observasi guru
Kegiatan guru selama proses pembelajaran adalah guru
mengawali dengan mengucapkan salam pembuka kepada siswa. Guru
tidak memeriksa kesiapan siswa dan tidak mengecek kehadiran siswa
(presensi). Hal biasa bahwa di sana presensi diedarkan dan siswa
menandatangani presensi dan guru mengecek di akhir pelajaran. Selain
itu guru juga tidak melakukan apersepsi tetapi langsung menjelaskan
materi yang akan dipelajari pada saat itu. Selama menjelaskan materi
selain menggunakan metode ceramah dan tanya jawab guru juga
memanfaatkan media papan tulis sebagai penunjang proses belajar
mengajar. Guru membuat tabel tentang hubungan antara utilitas total
dan utilitas marginal dalam hukum Gossen. Siswa diminta untuk
menggambar kurva di papan tulis serta menjelaskan apa maksud kurva
yang sudah digambar. Ketika seorang siswa menjelaskan di depan
kelas sebagian besar siswa tidak memperhatikan, mereka lebih asyik
ngobrol dengan teman sebangkunya. Interaksi antara guru dengan
siswa juga dirasakan masih sangat terbatas. Karena hanya beberapa
siswa yang berinteraksi dengan guru sehingga suasana kelas tampak
jadi kaku. Interaksi antara guru dengan siswa hanya sebatas untuk
memberikan penjelasan atau jawaban dari pertanyaan siswa. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
akhir pembelajaran guru memberikan soal latihan untuk mengetahui
seberapa besar daya serap siswa selama proses pembelajaran.
b. Observasi siswa
Dari hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran, bisa disimpulkan bahwa motivasi dan prestasi siswa
sangat rendah dalam mata pelajaran ekonomi. Ini bisa dilihat dari
partisipasi siswa saat mengikuti pelajaran. Dari 18 siswa sama sekali
tidak ada siswa yang mau bertanya kepada guru jika mengalami
kesulitan atau kurang jelas akan materi yang dijelaskan pada saat itu.
Ketika siswa ditunjuk untuk maju mengerjakan soal yang mau
berpartisipasi untuk maju hanya 1 orang. Begitu juga dengan persiapan
sebelum mengikuti pelajaran ekonomi, hanya 8 siswa yang membawa
dan membuka buku pegangan ketika pelajaran berlangsung. Sisanya
sama sekali tidak membawa akibatnya ketika ditanya, terjadi
kebingungan dan siswa tidak bisa menjawab pertanyaan. Selain itu,
ketika guru menjelaskan ada beberapa anak yang sibuk mengobrol
dengan teman sebangkunya. Ada yang tidur. Ada yang bermain hand
phone, dan ada juga yang menggambar sendiri.
Berdasarkan hasil observasi pada guru dan perilaku siswa,
berikut ini disajikan analisis situasi pembelajaran hasil observasi
pendahuluan.
Selama
pembelajaran
berlangsung
guru
terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
mengutamakan ringkasan yang ada pada lembar siswa sebagai media
pembelajaran. Guru juga jarang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya. Sebaliknya guru juga jarang memberikan pertanyaan
kepada kelas atau siswa. Selain itu guru tidak pernah memberikan
tugas meringkas sesuai dengan kreativitas siswa. Hal ini akan
membuat siswa mempunyai pandangan yang negatif terhadap mata
pelajaran Ekonomi. Mata pelajaran ekonomi dianggap mata pelajaran
yang membosankan, materinya banyak, dan sebagian besar hafalan
semua,
Melihat permasalahan tersebut peneliti dan guru sepakat untuk
menggunakan media pembelajaran yang lebih bervariasi untuk
menghindari pandangan negatif terhadap pelajaran ekonomi. Media
yang dipakai adalah mind map. Media mind map ini akan membantu
siswa lebih mudah dalam mengingat, meningkatkan pemahaman
terhadap
mata pelajaran Ekonomi. Membuat catatan dengan mind
map akan mengurangi tingkat kebosanan dalam belajar. Suatu materi
akan lebih mudah diingat dalam bentuk gambar warna-warni dan
simbol yang
menarik.
Selain
memudahkan untuk mengingat
penggunaan gambar dan simbol dengan warna akan mengurangi
tingkat kebosanan siswa dan dengan demikian meningkatkan motivasi
dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2009 pada jam
ketiga sampai jam keempat. Waktu yang digunakan untuk pelajaran ini
adalah 2 x 45 menit pukul (08.30 – 10.15). Mengapa sampai pukul 10.00
karena jam 3 dan 4 ada jeda istirahat yaitu jam 09.15 – 09.30. Standar
kompetensi pelajaran ini adalah Memahami konsep ekonomi dalam
kaitannya dengan permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar.
Kompetensi dasarnya mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah
keseimbangan. Materi pembelajaran adalah elastisitas yang dibawakan
oleh guru mitra yaitu Ibu Nuning Praptiria Utami, S.Pd. Peserta
pembelajaran adalah siswa kelas XB sebanyak 18 siswa. Adapun media
yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah media mind map. Berikut
ini dideskripsikan penggunaan media pada siklus I:
a.
Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran
dengan menggunakan media mind map. Langkah-langkah yang
diterapkan pada siklus pertama ini adalah dengan mempersiapkan
perangkat pembelajaran yang akan digunakan dan mengkonsultasikan
perangkat pembelajaran yang sudah dibuat kepada guru mitra.
Perangkat pembelajaran tersebut mencakup rencana pelaksanaan
pengajaran (RPP), media pembelajaran (membuat mind map),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
instrumen observasi kegiatan guru dan siswa di kelas, angket
kuesioner, soal-soal diskusi, latihan, dan soal evaluasi.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Pada
tahap
tindakan
peneliti
mengimplementasikan
pembelajaran dengan menggunakan media mind map sesuai dengan
rencana tindakan. Adapun langkah-langkah tindakan adalah sebagai
berikut:
1) Penyampaian materi
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan media
mind map yang berwarna-warni. Guru sesekali memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang sederhana seputar materi elastisitas.
Suasana belajar mengajar cukup kondusif, yang ditandai dengan
partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru.
2) Diskusi
Setelah penyampaian materi dengan menggunakan media
mind map, Guru memberikan waktu kepada siswa untuk, bertanya,
mencatat, dan memahami materi pelajaran melalui media
pembelajaran mind map. Guru kemudian membagikan soal yang
akan didiskusikan dalam kelompok. Setiap kelompok terdiri dari
dua sampai tiga orang. Selanjutnya wakil dari masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Diberikan tambahan 1 poin bagi siswa yang aktif dan mau
mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka.
c. Observasi
Observasi meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa di kelas
selama proses pembelajaran. Tabel 3 menunjukkan hasil observasi
kegiatan guru, tabel 4 menunjukkan hasil observasi kegiatan siswa di
kelas.
Tabel 5.1
Hasil Observasi Kegaiatan Guru di Kelas Siklus I
No
1
2
Butir-Butir Sasaran
Ya
Guru
membuka
pelajaran
Penjelasan
tujuan √
pembelajaran
3
Guru mengungkapkan
apersepsi
4
Guru
memanfaatkan
media mind map
Tidak
√
√
√
Keterangan
Untuk
mengetahui
pengertian, jenis-jenis,
rumus, serta hal-hal
yang mempengaruhi
elatisitas permintaan
Guru
tidak
memberikan
pertanyaan pancingan
kepada siswa tentang
materi yang lalu
Guru
menjelaskan
materi
elastisitas
permintaan
dengan
menggunakan media
mind
map,
dan
meminta
siswa
berdiskusi
dengan
memberikan
pernyataan-pernyataan
yang
berhubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
5
Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil
diskusi mereka
6
Guru
membuat
rangkuman pelajaran
7
Guru memberikan tugas
√
√
√
dengan
elastisitas
permitaan
Memberikan
nilai
tambahan
1
poin
kepada siswa sebagai
nilai keaktifan
Guru
tidak
memberikan
kesimpulan
Memberikan
tugas
individu,
yaitu
meringkas
materi
untuk pertemuan yang
akan datang yaitu
tentang pasar dalam
bentuk mind map
Dari tabel 3 di atas nampak aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran yang berlangsung pada siklus I. Tampak pada tabel guru
sudah menjelaskan tujuan pembelajaran, dan menyampaikan materi
dengan menggunakan media pembelajaran mind map sehingga
memudahkan siswa untuk memahami materi. Selain itu guru juga
memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok
kecil. Guru juga memotivasi siswa dengan memberikan poin tambahan
bagi siswa yang aktif dalam diskusi dan presentasi hasil diskusinya. Di
akhir pelajaran guru memberikan tugas kepada siswa untuk meringkas
materi pelajaran yang akan datang. Secara umum bisa dikatakan
bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru sudah cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel 5.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I
No
1
Butir-Butir Sasaran
Ya
Siswa siap mengikuti √
pelajaran
2
Siswa berdiskusi dengan √
dalam kelompok kecil
3
Siswa mempresentasikan √
hasil diskusi dengan
kelompok
4
Siswa mencatat hal-hal √
yang penting
Siswa mengerjakan tugas
5
Tidak
√
Keterangan
Mempersiapkan
buku
pelajaran
ekonomi
Mendiskusikan soalsoal
tentang
elastisitas
permintaan
9 kelompok (yang
presentasi
4
kelompok.
Setiap
kelompok diwakili 1
siswa : Andreas
Sendy,
Yosafath,
Edo, Desy).
Mencatat jenis-jenis
elastisitas
Siswa
tidak
mengumpulkan
tugas
karena
dipertemuan
sebelumnya
guru
tidak
meberikan
tugas
Pada siklus ini sebagaian besar siswa sudah siap mengikuti pelajaran
ini. Hal itu dilihat dari hampir semua siswa membawa buku pelajaran
Ekonomi. Siswa yang mencatat materi yang dijelaskan oleh guru lewat
media mind map adalah 10 siswa (55,56% dari 18 siswa). Hasil ini
mencapai target dari yang direncanakan yaitu sekitar 50% dari
keseluruhan siswa. Saat diskusi kelompok hampir semua siswa terlibat
aktif. Dalam mempresentasikan hasil diskusinya hanya ada 4 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
(22,22% dari 18 siswa), hasil ini kurang tercapai dari target sebesar
25%. Hal ini disebabkan karena siswa terlalu lama saat berdiskusi
sehingga kehabisan waktu untuk menyampaikan hasil diskusi. Pada
siklus ini siswa tidak mengerjakan PR karena memang guru tidak
memberikan tugas kepada siswa pada pertemuan sebelumnya.
Tabel 5.3
Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah Skor
42,5
42,5
42,5
85
42,5
42,5
70
45
42,5
50
42,5
42,5
42,5
42,5
67,5
42,5
70
50
-
% Ketercapaian
42,5%
42,5%
42,5%
85%
42,5%
42,5%
70%
45%
42,5%
50%
42,5%
42,5%
42,5%
42,5%
67,5%
42,5%
70%
50%
-
√
√
√
√
-
Ketuntasan Belajar
Ya
Tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Siswa no 3,16,17, dan 22 keluar dari sekolah sehingga dari 18
siswa didapat nilai rata-rata 57,64 dengan ketuntasan belajar
22,22%. Tabel di bawah ini menunjukkan daya serap siswa pada
siklus I.
Tabel 5.4
Daya serap siklus I
Nilai
(A)
Juml
ah
Sisw
a (B)
Juml
ah
(A x
B)
10
9,5
9
8,5
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Keterangan
1. Daya serap
1
8,5
1
2
7,5
14
2
1
11
10
4,5
44
2. Analisis nilai
a. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke
bawah = 14 orang
b. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5 ke
atas = 4 orang
3. Tindak lanjut
a. Perbaikan = 14 orang (siswa yang nilainya
kurang dari 6,5)
b. Pengayaan = 4 orang (siswa yang nilainya
6,5 keatas)
4. Bentuk tindakan
a. Perbaikan, antara lain dengan diberi tugas
mengerjakan soal-soal tes dimaksud yang
masih banyak dijawab salah oleh siswa.
b. Pengayaan, antara lain dengan diberi
tugas mengerjakan soal-soal lain yang
tingkat kesukarannya lebih tinggi tetapi
pokok bahasannya tetap
5. Ketuntasan Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
juml
ah
18
88,5
Tabel 5.5
Hasil observasi dan tindakan siklus I
Variabel
Instrument
Indikator
keberhasilan
Tinggi (50%)
Motivasi Kuesioner
Prestasi
Pengamatan 25%
siswa
menyampaikan
hasil diskusi
secara
kelompok
Nilai
Nilai rata-rata
ulangan
kelas 60,0
Diskripsi
situasi
Tinggi dengan
skor rata-rata
56,1 (11,1%
kurang, 33,3%
cukup, 50,0%
tinggi, 5,6%
sangat tinggi)
22,22% siswa
menyampaikan
hasil diskusi
secara
berkelompok
Nilai rata-rata
kelas 57,64
Situasi awal
Keterangan
Rendah
Tercapai
(berdasarkan
pengamatan
61% siswa
tidak
mengerjakan
PR)
Tidak
Belum
pernah
tercapai
diskusi
Nilai rata- Belum
rata
kelas tercapai
40,21
d. Refleksi
Setelah siklus pertama diselesaikan, peneliti bersama dengan
guru mitra melakukan evaluasi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
pada
siklus
pertama
tampak
bahwa
sebagian
besar
siswa
memperhatikan penjelasan guru yang menggunakan media mind map.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Pada siklus pertama ini dapat disimpulkan bahwa media mind
map dapat mengatasi masalah motivasi siswa dalam belajar namun
belum bisa mengatasi masalah prestasi siswa. Ini bisa dilihat dari
belum tercapainya indikator keberhasilan prestasi yaitu belum
mencapai nilai rata-rata kelas yang sudah ditetapkan pada siklus
pertama (60,0). Dilihat dari ketuntasan belajar siswa pada siklus
pertama, hanya 22% siswa dari 18 orang siswa yang mendapat nilai
diatas 65,0.
Tidak tercapainya indikator keberhasilan prestasi, disebabkan
karena pada siklus I siswa-siswa baru pertama kali mengikuti proses
pembelajaran ekonomi dengan menggunakan media mind map. Selain
itu materi pada saat itu adalah materi hitungan yang kurang cocok bila
disampaikan dengan menggunakan media mind map.
Sedangkan
untuk
indikator
keaktifan
siswa
yaitu
menyampaikan hasil diskusi secara kelompok di depan kelas, tidak
tercapai karena siswa terlalu lama dalam berdiskusi sehingga
kehabisan waktu untuk menyampaikan hasil diskusi. Dalam hal ini
penggunaan media mind map dan alokasi waktu akan di perdalam dan
diperbaiki lagi pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
3. Siklus II
Siklus kedua ini dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Nopember 2009 pada
jam ketiga sampai dengan jam keempat. Waktu yang digunakan untuk
pelajaran ini 2 x 45 menit ( pukul 08.30 – 10.15). Standar kompetensi
yaitu Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan permintaan,
penawaran, harga keseimbangan, dan pasar. Kompetensi dasarnya adalah
Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang. Materi pembelajarannya
yaitu pengertian pasar serta bentuk-bentuk pasar yang dibawakan oleh
guru
mitra
yaitu
Ibu
Nuning
Praptiria
Utami,
S.Pd.
Peserta
pembelajarannya adalah siswa-siswi kelasa XB sebanyak 18 orang.
Adapun media yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah mind map.
a. Tahap Perencanaan
Pada siklus kedua ini peneliti dan guru mitra bersama-sama
mempersiapkan perangkat pembelajaran yang digunakan. Perangkat
pembelajaran mencakup rencana pelaksanaan pengajaran (RPP),
materi (dalam bentuk media mind map), soal ulangan, instrumen
observasi kegiatan guru dan siswa di kelas serta angket kuesioner.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap tindakan, peneliti mengimplementasikan pembelajaran
dengan menggunakan media mind map. Pada siklus kedua guru
meminta siswa mempresentasikan hasil ringkasan yang sudah dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
oleh masing-masing siswa dalam bentuk mind map. Guru memberikan
penguatan dan nilai plus sebagai nilai keaktifan siswa. Di akhir
pertemuan guru memberikan ulangan harian.
c. Hasil pengamatan (observasi) pada siklus kedua dapat diuraikan
sebagai berikut :
1)
Pengamatan Terhadap Guru
Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak
awal guru membuka pelajaran sampai dengan menutup pelajaran.
Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 5.6
Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
No
1
Langkah/jenis
kegiatan guru
Guru
membuka
pelajaran
Ya
√
Mengungkapkan
tujuan
pembelajaran
Mengungkapkan
apersepsi
√
4
Mempersiapkan
kelas
√
5
Menggunakan
media mind map
√
2
3
√
Tidak
Keterangan
Mengungkapkan
materi yang akan
dipelajari (Pasar)
Agar siswa tahu
tentang pasar dan
jenis-jenis pasar
Mengaitkan dengan
materi yang lalu
(permintaan
dan
penawaran)
Memberikan
pertanyaan dengan
mengaitkan dengan
materi yang lalu
Meminta
siswa
untuk menjelaskan
materi
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
6
7
8
Guru mengaktifkan
siswa
dan
memberikan nilai
plus kepada siswa
Guru
memanfaatkan
penguatan
√
Mengadakan
ulangan harian
√
√
menggunakan media
mind map
Memberikan
nilai
plus
(Yolanda,
Endar, Siwi, Adelita,
Immanuel)
Memberikan
penguatan
verbal
dan
non
verbal
(memberikan tepuk
tangan kepada siswa
yang
sudah
mempresentasikan
hasil
pekerjaan
rumahya)
Materi pasar dan
jenis-jenis pasar
Tabel di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus II. Tampak pada tabel
bahwa guru sudah membuka pelajaran dengan mengungkapkan
materi, dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran saat itu. Guru
juga sudah memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar
menggunakan media mind map dengan cara meminta siswa
menampilkan hasil ringkasan dalam bentuk mind map di depan
kelas. Selain itu guru mengaktifkan siswa dengan memberikan
nilai tambahan bagi siswa yang mau mempresentasikan hasil
pekerjaanya sendiri. Di akhir pelajaran guru memberikan ulangan
harian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
2)
Pengamatan terhadap siswa
Pengamatan terhadap siswa dilakukan oleh pengamat mulai
dari awal sampai akhir pembelajaran. Partisipasi siswa di kelas
selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 5.7
Hasil Observasi Aktivitas Siswa di Kelas Siklus II
No
1
Butir-Butir Sasaran
Ya
Siswa siap mengikuti √
pelajaran
2
Siswa memperhatikan √
penjelasan guru
3
Siswa ikut membuat √
mind map
Siswa
mengerjakan √
tugas
4
Tidak
Keterangan
Siswa menjawab
pertanyaanpertanyaan dari
guru
dengan
serempak
Dengan
menanggapi
setiap pertanyaan
yang
diajukan
oleh guru
Mind map Pasar
Semua
siswa
yang
hadir
mengerjakan dan
mengumpulkan
tugas meringkas
dalam
bentuk
mind map
Semua
siswa
mengikuti
ulangan harian
Siswa
mengerjakan √
soal ulangan harian
yang diberikan oleh
guru
Dari hasil observasi yang dilakukan, ada 8 siswa (44,4% dari 18
5
siswa) membuat mind map dengan tanda warna-warni. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
10 orang siswa (55,6% dari 18 siswa) membuat mind map tanpa
mengunakan simbol dan warna. Dari kesiapan dan perhatian
siswa terhadap penjelasan guru itu sudah terlihat ketika siswa
menjawab pertanyaan dari guru, walaupun mereka menjawab
secara serempak.
Tabel 5.8
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
No
Jumlah Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
70
80
80
85
85
65
67,5
70
70
65
70
65
62,5
90
70
67,5
100
75
-
%
Ketercapaian
70
80
80
85
85
65
67,5
70
70
65
70
65
62,5
90
70
67,5
100
75
-
Ketuntasan Belajar
Ya
Tidak
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Siswa no 3,16,17, dan 22 keluar dari sekolah sehingga dari 18
siswa didapat nilai rata-rata 74,31 dengan ketuntasan belajar
94,4%. Tabel di bawah ini menunjukkan daya serap siklus I.
Tabel 5.9
Daya serap siklus II
Nilai
(A)
10
9,5
9
8,5
8
7,5
7
6,5
6
5,5
5
4,5
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Siswa
(A x B)
(B)
1
10
1
2
2
1
7
3
1
9
17
32
7,5
49
19,5
6
18
150
Keterangan
1. Daya serap
2. Analisis nilai
c. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5
kebawah = 1 orang
d. Jumlah siswa yang mendapat nilai 6,5
keatas = 17 orang
3. Tindak lanjut
c. Perbaikan = 1 orang (siswa yang
nilainya kurang dari 6,5)
d. Pengayaan = 17 orang (siswa yang
nilainya 6,5 keatas)
4. Bentuk tindakan
c. Perbaikan, antara lain dengan diberi
tugas mengerjakan soal-soal tes
dimaksud yang masih banyak
dijawab salah oleh siswa.
d. Pengayaan, antara lain dengan
diberi tugas mengerjakan soal-soal
lain yang tingkat kesukarannya
lebih
tinggi
tetapi
pokok
bahasannya tetap
5. Ketuntasan Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel 5.10
Hasil Observasi dan Tindakan Siklus II
Variabel
Instrument
Motivasi
Kuesioner
Pengamatan
Prestasi
Nilai
ulangan
harian
Indikator
keberhasi
lan
Tinggi
(50 %)
Diskripsi
situasi
Situasi
awal
Tinggi
dengan skor
rata-rata 55,7
(kurang
16,7%,
cukup
11,1%, tinggi
66,7%,
sangat tinggi
5,6%)
25%
siswa
menjelas
kan
kembali
menggun
akan
mind map
Nilai
rata-rata
kelas
70,0
27,78%
siswa
menjelaskan
kembali
dengan mind
map
Rendah Tercapai
berdasa
rkan
pengam
atan
61%
siswa
tidak
menger
jakan
PR
Tidak
Tercapai
pernah
Nilai
rata
74,31
rata- Nilai
kelas ratarata
kelas
40,21
Keterangan
Tercapai
d. Analisis dan Refleksi
Berdasarkan hasil evaluasi dapat diketahui bahwa secara
umum tindakan guru menggunakan media mind map dalam proses
pembelajaran dapat membantu memudahkan siswa dalam belajar serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dapat mengatasi masalah dalam belajar, terutama dalam masalah
motivasi dan prestasi siswa.
B. Pembahasan
Dari data Motivasi siklus I diadapat skor tertinggi 66 dan skor
terendah 43. Dari data tersebut dapat diperoleh harga mean sebesar 56,1.
Berdasarkan perhitungan mean sebesar 56,1 maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan untuk variabel motivasi siklus I adalah berada dalam kategori
tinggi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal.133)
Dari data Prestasi siklus I didapat skor tertinggi 85 dan skor terendah
42.5, dari data tersebut dapat diperoleh mean sebesar 52,41. Berdasarkan hasil
perhitungan
mean
sebesar
52,41
maka
dapat
disimpulkan
bahwa
kecenderungan untuk variabel prestasi pada siklus I adalah berada dalam
kategori kurang sesuai perhitungan dengan menggunakan Penilaian Acuan
Patokan (PAP II). (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal 139).
Dari data motivasi siklus II didapat skor tertinggi 64 dan skor terendah
44. Dari data tersebut dapat diperoleh harga mean sebesar 55,7. Berdasarkan
hasil perhitungan mean sebesar 55,7 maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan untuk variabel motivasi pada siklus II adalah berada dalam
kategori tinggi sesuai perhitungan dengan menggunakan Penilaian Acuan
Patokan (PAP II). (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal.136).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Dari data prestasi siklus II didapat skor tertinggi 100 dan skor terendah
62,5. Dari data tersebut dapat diperoleh mean sebesar 75,83. Berdasarkan
hasil perhitungan mean sebesar 75,83 maka dapat disimpulkan bahwa
kecenderungan untuk variabel prestasi siklus II adalah berada dalam kategori
tinggi (perhitungan dapat dilihat pada lampiran II hal 142).
Hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan media mind map
dapat meningkatkan motivasi dan prestasi siswa Kelas XB SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Motivasi siswa mengalami peningkatan dari hasil pengamatan
bahwa siswa mempunyai motivasi rendah dengan 61% siswa tidak
mengerjakan tugas dari guru, dan siswa yang aktif di kelas (maju kedepan
kelas untuk mengerjakan soal dari guru) hanya 1 orang (5,6%). Setelah
dilakukan tindakan siklus I, 22,22% siswa berani menyampaikan hasil diskusi
di depan kelas dan pada siklus II 27,78% siswa berani menjelaskan kembali
denga mind map. Sedangkan dengan menggunakan perhitungan PAP II
motivasi pada siklus I dan siklus II adalah tinggi dengan nilai rata-rata skor
56,1 dan 55,7.
Prestasi siswa mengalami peningkatan dari situasi awal dengan nilai
rata-rata kelas 40,21 menjadi nilai rata-rata 57,64 dengan ketuntasan belajar
22,22% dan daya serap 49,17% pada siklus I, dan nilai rata-rata 74,31 dengan
ketuntasan belajar 94,4% dan daya serap 83,33% pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Kegiatan belajar menggunakan media mind map dapat membuat
pelajaran cenderung berpusat pada aktivitas siswa, dan siswa merasa
dipermudah belajarnya. Perilaku siswa sebelum penelitian menunjukkan
adanya motivasi belajar yang rendah, yakni malas mengerjakan PR, tidak
bersemangat, tidak percaya diri, takut dan cenderung merasa bosan dalam
mengikuti pelajaran. Sedangkan setelah adanya pelaksanaan tindakan pada
siklus I, terdapat perubahan pada perilaku siswa. Siswa mau berdiskusi
dengan teman dan bersikap mandiri (tidak hanya saling mecontek), dan siswa
berani maju ke depan. Setelah pemahaman tentang mind map terbentuk, siklus
tindakan yang kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman pada siklus I
tersebut. Siswa berani menjelaskan materi di depan kelas. Dengan keberanian
siswa tersebut, guru memberikan nilai plus sebanyak 1 poin kepada siswa
yang aktif sebagai nilai keaktifan siswa sehingga siswa lebih termotivasi
untuk belajar ekonomi.
Berdasarkan hasil peningkatan motivasi dan prestasi siswa dalam
pelajaran ekonomi setelah proses penelitian ini, maka proses ini menunjukkan
bahwa penggunaan media mind map merupakan salah satu media yang tepat
terutama pada mata pelajaran yang bersifat hafalan, seperti pelajaran
Ekonomi. Mata Pelajaran Ekonomi dengan materi yang banyak serta bersifat
hafalan tersebut sering membuat siswa merasa bosan dalam belajar.
Penggunaan media mind map ini sangat membantu siswa dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Materi yang banyak dan bersifat hafalan itu dapat diringkas dengan mind map
sehingga materi cepat disampaikan dan mudah diingat.
Berdasarkan uraian di atas, peran guru sangat penting dalam
membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan pretasinya. Untuk itu
kreativitas guru dalam mengajar sangatlah dibutuhkan. Proses mengajar
bukanlah mentransfer pengetahuan tetapi juga melibatkan interaksi antara
guru dan siswa. Proses penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas antara guru
dan siswa melalui keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran melalui
penggunaan media mind map yang disertai dengan pemberian nilai plus
sebagai nilai keaktifan tersebut sekaligus dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar ekonomi. Kreativitas guru itulah yang dapat menentukan
keberhasilan penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bab VI
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian data, dapat disimpulkan bahwa melalui
dua siklus penelitian tindakan ini, penggunaan media mind map dapat
meingkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas XB SMA BOPKRI 2
Yogyakarta. Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan motivasi siswa dari
situasi awal 61% siswa tidak megerjakan PR, menjadi mempunyai
motivasi yang tinggi dengan skor rata-rata 56,1 (sesuai perhitungan PAP
II) pada siklus I (11,1% kurang, 33,3% cukup, 50% tinggi, 5,6% sangat
tinggi), dan siswa tetap mempunyai motivasi tinggi dengan skor rata-rata
55,7 (sesuai perhitungan PAP II) pada siklus II (16,7% kurang, 11,1%
cukup, 66,7% tinggi, 5,6% sangat tinggi).
2. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
yaitu rata-rata ulangan harian meningkat dari situasi awal 40,21 dengan
ketuntasan belajar 22,22% dan daya serap 41,70% menjadi nilai rata-rata
57,64 dengan ketuntasan belajar 22,22% dan daya serap 49,17% pada
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
siklus I serta rata-rata nilai ulangan harian 74,31 dengan ketuntasan
belajar 94,4% dan daya serap 83,33% pada siklus II
3. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan keaktifan siswa,
22,22% siswa dari 18 siswa (satu kelompok terdiri dari 2 atau 3 siswa)
mau menyampaikan hasil diskusi dengan teman sebangkunya, dan 27,78%
siswa berani maju ke depan untuk menjelaskan materi dengan
menggunakan media mind map.
4. Penggunaan media mind map dapat meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran mengenai pemotivasian, penggunaan
media, pemberian kesempatan dan pujian dengan pemberian nilai plus
sebagai nilai keaktifan siswa.
B. Saran
Melalui peroses penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengenal
serta mendalami berbagai masalah dalam proses pembelajaran ekonomi di
kelas. Masalah yang sering ditemui oleh guru adalah bagaimana cara
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Saran yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan media mind map perlu diterapkan dan dikembangkan dalam
proses pembelajaran ekonomi pada kelas yang memiliki karakteristik
serupa dengan karakteristik subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
2. Motivasi siswa dapat ditingkatkan lagi dengan cara belajar yang lebih giat
dan banyak membaca dengan memetakan pikiran.
3. Prestasi siswa dapat ditigkatkan dengan memberikan latihan soal, kuis,
pemberian tugas (PR) dan ulangan harian agar siswa selalu belajar dengan
tekun.
4. Untuk peneliti selanjutnya, perlu diteliti apakah media mind map dapat
digunakan pada mata pelajaran yang lain.
5. Media pembelajaran mind map akan lebih efektif penggunaannya bila
diikuti dengan pemakaian metode-metode pembelajaran yang lainnya.
C. Keterbatasan Penulis
Penelitian ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena berbagai
keterbatasan dari peneliti. Keterbatasan peneliti antara lain:
1. Siklus I dan II hanya dilakukan satu kali pertemuan, hal ini karena
keterbatasan waktu saat penelitian.
2. Kurangnya komunikasi yang efektif antara guru mitra dan peneliti dalam
diskusi tentang materi pembelajaran dan langkah-langkah proses
pembelajaran yang akan dijalankan yang mengakibatkan adanya
perbedaan persepsi dalam pelaksanaan tindakan sehingga tindakan yang
dilakukan tidak sesuai dengan skenario pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Kurangnya persiapan yang lebih baik dalam hal perangkat pembelajaran
yang digunakan sehingga perlu adanya perbaikan-perbaikan pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
4. Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas yaitu kelas XB, mengingat
biaya, waktu dan kemampuan penulis, padahal masih ada kelas yang
mempunyai karakteristik sama dengan subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Daftar Pustaka
Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bhineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Buzan, Toni. 2008. Buku Pintar Mind Map. Jakarta : Gramedia
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Research. Yogyakarta : UGM.
Hamalik, Oemar. 1982. Media Pendidikan. Bandung : Penerbit Alumni.
Imron, Ali. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pustaka Jaya.
Irawan, Prasetyo. 1995. Teori Belajar, Motivasi, Ketrampilan Mengajar, dan Modelmodel Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Kasbolah, Kasihani. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Negeri Malang.
Nasution. 2003. Asas- asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
Masidjo, Ignatius. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogykarta : Kanisius.
Muhibbinsyah. 1995. Psikologi Penelitian. Bandung : Rosda.
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandug : Remaja Rosda Karya.
Porter, Bobbi De.2004. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Prayitno. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaa.
Purwanto, Ngalim. 1984. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Purwanto, Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.
Ruampuk, D. 1998. Media Intruksional IPS. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaa.
Sadiman, Arif. 1984. Media Pendidikan. Jakarta : Rajawali.
Svatenson, Ingemar. 2004. Learning Maps and Memory Skills. Jakarta : Gramedia.
Sumaatmadja,Nursid. 1984. Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
Bandung : Alumni.
Surakhmad, Winarno. 1990. Psikologi Pemuda Sebuah Pengantar dalam
Perkembangan Pribadi dan Interaksi. Bandung : Rosda.
Syaiful, Bahri. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Wicoff, Joyce. 2005. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan PIkiran.
Bandung : Kaifa.
Winkel, W.S. 1984. Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
Winkel, W.S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Wiriatmojo, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta :
Rosdakarya.
Wuryani, Sri. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran I
Daftar Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Hal : Pengisian Kuesioner
Kepada Yth:
Siswa-siswi kelas Xb SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Dengan hormat,
Saya sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, FKIP, Universitas Sanata Dharma bermaksud
mengadakan kegiatan penelitian. Topik penelitiannya adalah “Pengguanaan Media
Mind Map dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XB SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta”. Penelitian ini merupakan kegiatan ilmiah dalam rangka
penyusunan skripsi.
Sehubungan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan Saudara/Saudari menjadi
responden. Saya berharap Saudara/Saudari berkenan untuk menjawab keseluruhan
pertanyaan sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya. Sejalan dengan etika
penelitian, saya akan menjamin kerahasiaan jawaban Saudara/Saudari dan
memastikan bahwa jawaban Saudara/Saudari hanyalah semata-mata untuk mencapai
tujuan penelitian ini.
Saya menyadari bahwa pengisian kuesioner ini akan mengganggu aktivitas
Saudara/ Saudari. Oleh sebab itu, saya mohon maaf karena sudah mengganggu
aktivitas Saudara/ Saudari.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kerjasamanya, saya mengucapkan
banyak terima kasih.
Yogyakarta,
Oktober 2009
Hormat saya
.
Gede Wija Kusuma
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Kuesioner Penelitian
I. Identitas Responden
Nama
:
Jenis kelamin
:
Kelas
:
II. Petunjuk pengisisan
1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan-pertanyaan
dibawah ini.
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan apa yang anda rasakan
sebenarnya.
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembar angket yang telah
disediakan.
Petunjuk khusus
Berilah tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
Keterangan :
-
SS
S
R
TS
STS
= Sangat Setuju
= Setuju
= Ragu-ragu
= Tidak Setuju
= Sangat Tidak Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan motivasi belajar
No
Pertanyaan
1
Saya
tidak
suka
menunda
pekerjaan yang diberikan oleh
guru
2
Gangguan konsentrasi tidak akan
menghambat saya dalam belajar
3
Saya lebih suka mengisi waktu
luang saya dengan membaca
buku-buku pelajaran
4
Saya akan semangat belajar jika
mendapat pujian dari orang lain
5
Saya akan belajar walaupun tidak
ada ulangan
6
Jika prestasi yang saya peroleh
sebelumnya sudah membuat saya
merasa puas, saya tidak perlu
meningkatkan prestasi lagi
7
Pelajaran yang telah saya peroleh
akan saya pelajari lagi di rumah
8
Saya akan tetap berusaha untuk
mengerjakan tugas walaupun saya
mengalami kesulitan
9
Saya senang menunda pekerjaan
rumah yang diberikan oleh guru
10
Saya meminta tolong kepada
teman untuk mengerjakan PR saya
SS
S
R
TS
STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
11
Saya berusaha mencari buku-buku
yang lain untuk menambah
pengetahuan saya
12
Saya
merasa
malas
untuk
mengikuti pelajaran yang bersifat
hafalan
13
Saya merasa perlu mencatat
penjelasan yang diberikan oleh
guru
14
Saya bertanya kepada guru jika
menemukan soal yang sulit
15
Saya aktif bertanya dan menjawab
pertanyaan di kelas untuk
mendapatkan tambahan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran II
Perhitungan Manual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Perhitungan motivasi siklus I
Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus
I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut
Jumlah kasus (N)
= 15
Data terendah
= 43
Data tertinggi
= 66
Data yang diperoleh :
Range
= data tertinggi - data terendah
= 66 – 43
= 23
Banyak kelas = 1 + (3,322) log N
= 1 + (3,322) log 15
= 1 + 3,91
= 4,91 dibulatkan menjadi 5
Panjang kelas = jarak/k
= 23/5
= 4,6 dibulatkan 5
Distribusi frekuensi siklus I
No
1
2
3
4
5
jumlah
motivasi
43 – 47,99
48 – 52,99
53 – 57,99
58 – 62,99
63 – 67,99
frekuensi
2
2
7
6
1
18
presentase
11,1%
11,1%
38,9%
33,3%
5,6%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan
patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157)
Tingkat penguasaan kompentensi
Dibawah 46%
46% - 55%
56% - 65%
66% - 80%
81% - 100%
Kriteria penilaian
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah
yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian
model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai
berikut :
Rumus skor
: nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
Batas bawah kategori sangat tinggi
= 15 + 81% (75 – 15)
= 15 + 48,6
= 63,6 = dibulatkan 64
Batas bawah kategori tinggi
= 15 + 66% (75 – 15)
= 15 + 39,6
= 54,6 dibulatkan 55
Batas bawah kategori cukup
= 15 + 56% (75 – 15)
= 15 + 33,6
= 48,6 dibulatkan 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Batas bawah kategori kurang
= 15 + 46% (75 – 15)
= 15 + 27,6
= 42,6 dibulatkan 43
Skor
15 – 42,99
43 – 48,99
49 – 54,99
55 – 63,99
64 – 75
Nilai
motivasi
2
6
9
1
Frekuensi
relatif
11,1%
33,3%
50,0%
5,6%
jumlah
18
100%
Interpretasi
penilaian
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Perhitungan Mean Motivasi siklus
Skor
43 – 47,99
48 – 52,99
53 – 57,99
58 – 62,99
63 – 67,99
Frekuensi (Fi)
2
2
7
6
1
18
Nilai tengah (Xi)
45,495
50,495
55,495
60,495
65,495
Fi Xi
90,99
100,990
388,465
362,970
65,495
1008,91
Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus I adalah 56,1. Jadi sesuai
dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2
Yogyakarta berada pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Perhitungan motivasi siklus II
Data mengenai motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada siklus
I disusun tabel distribusi frekuensi sebagai berikut
Jumlah kasus (N)
= 15
Data terendah
= 44
Data tertinggi
= 64
Data yang diperoleh:
Range
= data tertinggi - data terendah
= 64 - 44
= 20
Banyak kelas = 1 + (3,322) log N
= 1 + (3,322) log 15
= 1 + 3,91
= 4,91 dibulatkan menjadi 5
Panjang kelas = jarak/k
= 20/5
=4
Distribusi frekuensi siklus II
No
1
2
3
4
5
jumlah
motivasi
44 – 48,99
49 – 53,99
54 – 58,99
59 – 63,99
64 – 68,99
frekuensi
3
1
11
2
1
18
presentase
16,7%
5,6%
61,1%
11,1%
5,6%
100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Untuk mengetahui perhitungan motivasi digunakan pedoman nilai acuan
patokan (PAP II) sebagai berikut (Masdjo, 1995:157)
Tingkat penguasaan kompentensi
Dibawah 46%
46% - 55%
56% - 65%
66% - 80%
81% - 100%
Kriteria penilaian
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 5 x 15 = 75, dan nilai terendah
yang mungkin dicapai adalah 1 x 15 = 15. Maka dengan menguunan model penliaian
model PAP II skor batas bawah dari masing-masing kategori di atas adalah sebagai
berikut :
Rumus skor
: nilai terendah + % (nilai tertinggi – nilai terendah)
Batas bawah kategori sangat tinggi
= 15 + 81% (75 – 15)
= 15 + 48,6
= 63,6 dibulatkan 64
Batas bawah kategori tinggi
= 15 + 66% (75 – 15)
= 15 + 39,6
= 54,6 dibulatkan 55
Batas bawah kategori cukup
= 15 + 56% (75 – 15)
= 15 + 33,6
= 48,6 dibulatkan 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Batas bawah kategori kurang
= 15 + 46% (75 – 15)
= 15 + 27,6
= 42,6 dibulatkan 43
Skor
Frekuensi relatif
Interpretasi penilaian
15 – 42,99
43 – 48,99
49 – 54,99
55 – 63,99
64 – 75
Nilai
motivasi
3
2
12
1
16,7%
11,1%
66,7%
5,6%
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
jumlah
18
100%
Perhitungan Mean Motivasi siklus
Skor
44 – 48,99
49 – 53,99
54 – 58,99
59 – 63,99
64 – 68,99
Frekuensi (Fi)
3
1
11
2
1
18
Nilai tengah (Xi)
46,495
51,495
56,495
61,495
66,495
Fi Xi
139,485
51,495
621,445
122,99
66,495
1001,91
Berdasarkan perhitungan mean variabel pada siklus II adalah 55,7. Jadi sesuai
dengan perhitungan dengan PAP II motivasi siswa-siswi SMA BOPKRI 2
Yogyakarta berada pada kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Perhitungan prestasi siklus I
Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada
siklus I disusun tabel frekuensi sebagai berikut:
Jumlah kasus (N)
= 18
Data terendah
= 42,5
Data tertinggi
= 85
Dari data diperoleh:
Range
= data tertinggi –data terendah
= 85 - 42,5
= 42,5
Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18
= 1 + 4,17
= 5,17
Panjang kelas = jarak/banyak kelas
= 42,5/5
= 8,5
Distribusi Frekuensi Siklus I
No Nilai ulangan harian
1
42,5 – 50,99
2
51 – 59,49
3
59,5 – 67,99
4
68 – 76,49
5
76,5 – 85
Jumlah
Frekuensi
14
1
2
1
18
Persentase
77,78%
5,56%
11,11%
5,56%
100 %
Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan
Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Tingkat penguasaan kompetensi
Dibawah 46%
46% - 55%
56% - 65%
66% - 80%
81% - 100%
Kriteria penilaian
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang
mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor
batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :
Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah)
Batas bawah kategori sangat tinggi
= 0 + 81% (100 – 0)
= 81
Batas bawah kategori tinggi
= 0 + 66% (100 – 0)
= 66
Batas bawah kategori cukup
= 0 + 56% (100 – 0)
= 56
Batas bawah kategori kurang
= 0 + 46% (100 – 0)
= 46
Interpretasi penilaian prestasi siklus II
Skor
Nilai
harian
0 – 45,99 12
46 – 55,99 2
ulangan Frekuensi
relatif
66,67%
11,11%
Interpretasi
Penilaian
Sangat kurang
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
56 – 65,99
66 – 80,99
81 – 100
Jumlah
3
1
18
16,67%
5,56%
100%
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Perhitungan Mean Prestasi Siklus II
Nilai ulangan harian
42,5 – 50,99
51 – 59,49
59,5 – 67,99
68 – 76,49
76,5 – 85
Jumlah
Frekuensi
(Fi)
14
1
2
1
18
Nilai
tengah FiXi
(Xi)
46,745
654,43
55,245
63,745
63,745
72,245
144,49
80,75
80,75
943,415
Mean (x)
Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus I adalah 52,41. Jadi
sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI
2 Yogyakarta berada dalam kategori kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Perhitungan prestasi siklus II
Data mengenai prestasi siswa-siswi XB SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada
siklus II disusun tabel frekuensi sebagai berikut:
Jumlah kasus (N)
= 18
Data terendah
= 62,5
Data tertinggi
= 100
Dari data diperoleh:
Range
= data tertinggi –data terendah
= 100 - 62,5
=37,5
Banyak kelas = 1 + (3,322) log 18
= 1 + 4,17
= 5,17
Panjang kelas = jarak/banyak kelas
= 37,5/5
= 7,5
Distribusi Frekuensi Siklus II
No Nilai ulangan harian
1
62,5 – 69,99
2
70 – 77,49
3
77,5 – 84,99
4
85 – 92,49
5
92,5 – 100
Jumlah
Frekuensi
6
6
2
3
1
18
Persentase
33,33%
33,33%
11,11%
16,67%
5,56%
100 %
Untuk mengetahui penilaian prestasi digunakan pedoman Penilaian Acuan
Patokan (PAP II), sebagai berikut (Masdjo, 1995:15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tingkat penguasaan kompetensi
Dibawah 46%
46% - 55%
56% - 65%
66% - 80%
81% - 100%
Kriteria penilaian
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan nilai terendah yang
mungkin dicapai adalah 0, maka dengan menggunakan penilaian model PAP II skor
batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah sebagai berikut :
Rumus skor : nilai terendah +%(nilai tertinggi-nilai terendah)
Batas bawah kategori sangat tinggi
= 0 + 81% (100 – 0)
= 81
Batas bawah kategori tinggi
= 0 + 66% (100 – 0)
= 66
Batas bawah kategori cukup
= 0 + 56% (100 – 0)
= 56
Batas bawah kategori kurang
= 0 + 46% (100 – 0)
= 46
Interpretasi penilaian prestasi siklus II
Skor
0 – 45,99
46 – 55,99
Nilai
harian
-
ulangan Frekuensi
relatif
-
Interpretasi
Penilaian
Sangat kurang
Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
56 – 65,99
66 – 80,99
81 – 100
Jumlah
4
10
4
18
22,22%
55,56%
22,22%
100%
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Perhitungan Mean Prestasi Siklus II
Nilai ulangan harian
62,5 – 69,99
70 – 77,49
77,5 – 84,99
85 – 92,49
92,5 – 100
Jumlah
Frekuensi
(Fi)
6
6
2
3
1
18
Nilai
tengah FiXi
(Xi)
66,245
397,47
73,745
442,47
81,245
162,49
88,745
266,235
96,250
96,25
1364,915
Mean (x)
Berdasarkan perhitungan Mean variabel pada siklus II adalah 75,83. Jadi
sesuai perhitungan dengan menggunakan PAP II, prestasi siswa-siswi SMA BOPKRI
2 Yogyakarta berada dalam kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran III
Data Induk Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Skor motivasi siklus I
4
3
4
4
4
3
3
5
5
5
3
4
4
4
5
4
3
3
1
1
2
2
2
3
3
4
4
2
2
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
4
3
4
2
3
3
2
2
4
2
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
4
3
4
5
4
4
2
5
3
5
2
2
4
3
4
3
4
2
3
3
4
2
4
3
3
5
5
3
4
4
5
5
5
4
4
4
2
5
5
3
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
3
4
3
5
4
4
4
3
4
4
2
4
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
4
3
5
3
3
4
4
4
4
3
4
2
2
2
1
3
2
4
5
4
3
2
3
4
4
2
3
4
4
4
2
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
5
3
4
4
4
4
2
3
3
1
3
3
4
4
5
4
5
1
5
5
4
4
5
4
4
5
5
5
4
3
4
5
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
3
4
3
4
4
4
2
4
3
4
2
4
4
3
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
3
4
4
5
5
4
4
5
5
2
4
3
3
3
2
5
5
5
3
5
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
3
2
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
Jmlh
4
3
4
3
3
2
2
4
5
5
2
4
4
4
5
5
4
5
4
4
3
3
2
3
3
5
3
3
3
4
4
4
5
3
4
4
5
4
4
4
5
3
4
5
3
4
3
4
4
4
5
5
5
4
5
5
4
3
5
4
4
5
5
4
3
5
5
4
5
4
4
5
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
4
57
53
53
53
52
52
45
62
61
59
43
60
56
54
66
58
57
59
3
5
4
5
4
5
4
4
4
4
3
4
4
1
3
2
4
5
3
4
2
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
5
4
2
5
4
4
5
4
5
4
3
4
4
4
4
5
4
2
5
4
2
5
3
4
5
4
5
3
4
4
3
4
4
4
4
3
5
3
5
5
3
5
5
51
62
54
55
63
57
56
56
57
58
46
58
54
45
56
44
55
64
Skor motivasi siklus I
3
5
4
4
4
5
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
4
3
3
3
4
2
3
5
4
5
3
4
4
3
4
3
4
4
2
5
3
3
3
3
3
3
5
5
4
4
4
3
4
4
4
4
2
5
3
3
3
Jmlh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran IV
RPP dan Silabus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah
: SMA BOPKRI 2
Mata pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X/Gasal
Standar Kompetensi
:Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan
permintaan,
penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
Kompetensi dasar
:Mendeskripsikan
keseimbangan
Indikator
: 1. Mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macammacam elastisitas
:
Alokasi waktu
pengertian
harga
dan
jumlah
2. Menghitung elastisitas permintaan dan penawaran
dengan menggunakan tabel, grafik dan matematis
: 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mendeskripsikan proses terbentuknya harga dan output dalam
keadaan keseimbangan
2. Siswa mampu mendeskripsikan pengertian elastisitas dan macam-macam
elastisitas
3. Siswa mampu menghitung elastisitas permintaan dan penawaran dengan
menggungakan tabel, grafik dan matematis
B. Materi Pembelajaran
a. Elastisitas
Elastisitas adalah reaksi pembeli (dalam hal jumlah yang mau dibeli) bila ada
perubahan harga. Agar dapat dibandingkan dua-duanya dibandingka dalam %.
Atau dengan kata lain elastisitas adalah ukuran besarnya respons jumlah
permintaan atau jumlah penawaran terhadap perubahan salah satu penentunya.
Pengertian inelastis dan elastis adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
•
•
•
Elastisitas disebut elastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε › 1
Elastisitas disebut inelastis jika KOEFESIEN ELASTIS ε ‹ 1
Elastisitas disebut uniter jika KOEFESIEN ELASTIS ε = 1
Macam-macam elastisitas
Ada beberapa macam elatisitas diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Inelastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitas yang diminta
sama sekali tidak memberikan tanggapan terhadap perubahan harga.
Contoh : insulin merupakan kebutuhan mutlak bagi penderita diabetes,
sehingga kuantitas yang diminta tidak menanggapi sama sekali
perubahan harga, persentase perubahan yang diminta nol sehingga
elaitisitasnya nol.
2. Inelastis adalah permintaan yang memberikan sedikit saja tanggapan
terhadap perubahan harga. Permintaan inelastis selalu mempunyai
nilai antara nol (0) dan -1.
Contoh : layanan telepon umunya dianggap keharusan, tetapi bukan
keharusan yang mutlak. Karena ketika ada perubahan harga pada tarif
telepon pasti akan ada penurunan kuatitas yang memakai layanan
telepon tetapi sangat kecil.
3. Elastisitas uniter adalah hubungan permintaan dimana persentase
perubahan kuantitas peroduk yang diminta adalah sebesar persentase
perubahan harga dalam nilai absolutnya (nilai elastisitasnya sebesar 1).
Contoh : jika harga daging sapi meningkat sebesar 10%, ternyata
menurunkan kuantitas permintaan atas daging sapi tersebut sebesar
10%.
4. Elastis adalah hubungan permintaan dimana persentase perubahan
kuantitas yang diminta lebih besar dalam nilai absolut dibandingkan
persentase perubahan harga (elastisitas permintaan dengan nilai
absolut yang lebih besar dari 1).
Contoh : permintaan akan buah pisang akan cenderung cukup elastis
karena ada banyak barang subtitusi bagi pisang (buah-buah yang lain).
Jika 10% kenaikan harga pisang menyebabkan 30% penurunan
kuantitas buah pisang diminta. Dan nilai absolutnya sebesar -3
melebihi dari 1.
5. Elastis sempurna adalah permintaan dimana kuantitasnya jatuh ke nol
jika terjadi sedikit perubahan harga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
•
Contoh : andaikan anda membuat produk yang dapat dijual pada harga
yang tetap dan sudah ditentukan sebelumya. Jika anda menetapkan
harga yang hanya satu sen saja lebih mahal, tidak ada seorangpun yang
akan membeli peroduka anda karena orang akan langsung membeli
dari perusahaan lain yang tidak menaikkan harganya. Perusahaan
minyak domestik di amerika mengalami hal seperti ini.
Elastisitas Permintaan
Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan
1.
Barang kebutuhan pokok kebanyakan lebih bersifat inelastis,
meskipun harga naik masyarakat tetap membutuhkan tetap
membutuhkan dan membelinya. Sebaliknya barang mewah
bersifat elastis karena tidak mutalk diperlukan untuk hidup,
pembelinnya dapat ditunda, lagipula hanya lapidan masyarakat
yang cukup kaya yamg mampu membelinya. Jumlah pembeli
akan menjadi besar hanya jika harga turun
2.
Subtitusi permitaan akan suatu barang bersifat inelastis jika
barang tersebut tidak ada penggantinya yang baik. Jika ada
barang penggantinya permintaan akan lebih elastis. Misalnya
garam tidak ada barang penggantinya, tetapi merk-merk rokok,
sabun ada penggantinya.
3.
Bagian dari pengeluaran total jika pengeluaran untuk
membeli barang tertentu hanya merupakan sebagain kecil saja
dari seluruh anggaran belanja keluarga kenaikan harga tidak
begitu mempengaruhi jumah barang yang dibeli. Sebaliknya,
jika pembelian barang tertentu menghabiskan bagian yang
cukup besar dari belanja keluarga permintaan akan barang
tersebut akan lebih bersifat elastis. Pada umunya permintaan
inelastis pada harga rendah dan bersifat elastis pada harga
tinggi.
4.
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyesuaikan diri
dengan harga yang baru. Dalam jangka pendek perubahan
harga dapat merupakan kejutan. Tapi dalam jangka waktu
panjang orang dapat menyesuaikan diri dengan harga yang
tidak berubah itu, mungkin juga sudah mendapatkan barang
pengganti yang lebih baik maka dalam jangka panjang
permintaan akan lebih elastis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Rumus
elastisitas
:
Ket :
= Elastisitas
= perubahan permintaan
= harga
= perubahan harga
=
kunatitas/jumlah
Tapi rumus diatas sudah disempurnakan. Rumus elastisitas yang sudah
diempurnakan adalah sebagai berikut :
•
Elastisitas penawaran
Kurva penawaran menggambarkan hubungan yang terdapat antara
harga (P) suatu barang dengan jumlah yang akan dijual. Jika harga
tinggi para penjual akan bersedia menjual lebih banyak daripada jika
harga rendah. Jika para penjual segera dapat menambah jumlah barang
yang ditawarkan, penawaran disebut elastis. Sebaliknya jika kenaikan
harga tidak dapat segera diikuti dengan bertambahya jumlah yang
akan dijual penawaran dikatakan inelastis.
Koefisien elastisitas penawaran :
Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas penawara
1. Jangka waktu yang pendek. Dalam waktu satu atau beberapa
hari saja semua input tetap oleh karena itu para penjual tidak dapat
segera menambah jumlah yang ditawarkan, meskipun konsumen
bersedia membayar harga yang tinggi. Jumlah baran yang
ditawarka tergantung pada banyaknya persediaan barang pada saat
itu. Maka dalam jangka waktu pendek penawaran bersifat inelastis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2. Jangka pendek. Diartikan jangka waktu yang cukup untuk
memungkinkan para produsen menambah jumlah produksinya
dengan cara menambah inout variabel, tetapi tidak cukup lam
untuk memperbesar kapasitas produksi. Dengan keadaan seperti ini
penawaran bisa elastis dan inelastis tergantung jenis barang dan
proses produksinya. Contohnya hasil pertanian umunya bersifat
inelastis, sedang hasil pabrik lebih elastis
3. Jangka panjang. Diartikan jangka yang cukup lama sehingga
para produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan
menambah modal tetap. Untuk menyesuaikan produksi dengan
permintaan masyarakat. Makin lama jangka waktu, makin elastis
penawaran.
C. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
D. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
No
Kegiatan
1.
Pendahuluan :
a. Guru memeriksa kesiapan
siswa dan kelas
b. Guru mengucapkan salam
pembuka
c. Guru
menyampaikan
indikator dan pokok persoalan
yang akan dibahas
d. Guru
bersama
siswa
2.
melakukan apersepsi
Alokasi waktu
Metode
1’
Ceramah
1’
3’
Ceramah
Ceramah
5’
Tanya jawab
10’
Ceramah
Kegiatan inti
a. Guru menjelaskan materi
tentang fungsi permintaan,
penawaran,
pengertian
elastisitas
dan
macammacamnya serta menentukan 10’
elastisitas permintaan dan
penawaran dengan mind map
b. Guru meminta siswa untuk 10’
Diskusi
Presentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3.
berdiskusi dengan teman
sebangkunya
15’
c. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan
hasil
diskusi
d. Guru meminta siswa yang 20’
lain untuk menanggapi atau
menanyakan hal-hal yang
kurang jelas
e. Guru
memberikan
soal
individual tentang fungsi
permintaan, penawaran dan
elastisitas permintaan dan
penawaran dan memberikan
tugas
membuat/meringkas
dengan bentuk mind map
untuk materi selanjutnya
Tanya jawab
Tanya jawab
Tanya jawab
Ceramah
Penutup
a. Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
mengenai
materi
yang
dibahas
b. Guru bersama-sama siswa
merefleksikan
makna
pembelajaran hari ini
c. Guru memberikan arahan dan
motivasi kepada siswa
d. Guru mengucapkan salam
penutup dan terima kasih
kepada siswa
5’
Ceramah
5’
3’
2’
E. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber Pelajaran
a. Pegangan guru
Gilarso,T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius
Mankiw, NG.2004. Principles of Economics (Pengantar Ekonomi Mikro).
Jakarta: Salemba Empat
Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis
b. Pegangan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis
2. Media Pembelajaran
Buku teks, Mind Map, White Board, Spidol, Lembar soal.
F. Evaluasi
Jenis tagihan
: Latihan
Teknik
: Tertulis
Soal
Bentuk Instrument : Uraian
Rambu-rambu penilaian
No
1
Keterangan
Skor
Skor total
Hal-hal yang mempegaruhi Semua hal-hal(4) yang 25
elastisitas permintaan
mempengaruhi
permintaan dijawab dan
benar
dan dijelaskan
nilainya 25, jika Cuma 2
dan dijelaskan nilainya
20,
jika
hanya
menyebutkan
tanpa
menjelaskan nilainya 10
2
Hal-hal
mempengaruhi
penawaran
3
Jenis-jenis elastisitas
yang Semua hal-hal(3) yang 20
elstisitas mempengaruhi
permintaan dijawab dan
benar
dan dijelaskan
nilainya 20, jika Cuma 2
dan dijelaskan nilainya
15,
jika
hanya
menyebutkan
tanpa
menjelaskan nilainya10
Menyebutkan semua dan 25
menjelaskan 25. Hanya
menyebutkan
tanpa
menjelaskan 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
4
Mencari besar elastisitas Jika menjawab benar 30, 30
permintaan
jika salah dapat nilai 5
Total skor
100
Yogyakarta,15 September 2009
Mengetahui
Kepala Sekolah
Sri Rahayuningsih
NIP.131785563
Guru Mata Pelajaran
Nuning Praptiria Utami S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Sekolah
: SMA BOPKRI 2
Mata pelajaran
: Ekonomi
Kelas/Semester
: X/Gasal
Standar Kompetensi
: Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dengan
permintaan,
penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
Kompetensi dasar
: Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
Indikator
: Mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
G. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa mampu mendeskripsikan berbagai bentuk pasar barang
5. Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri berbagai bentuk pasar barang
6. Siswa mampu mengidentifikasi kebaikan dan keburukan dari bentuk pasar
7. Siswa dapat memberi contoh berbagai bentuk pasar
H. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Pasar
Pasar adalah suatu mekanisme yang mempertemukan pembeli (konsumen)
dengan penjual (produsen) disuatu tempat sehingga bisa berinteraksi untuk
membentuk suatu kesepakatan harga jual.
2. Bentuk-bentuk pasar
a. Pasar persaingan sempurna
Adalah suatu bentuk interaksi antara bentuk permintaan dengan
penawaran yang ditandai oleh jumlah produsen dan konsumen sangat
banyak dan tidak terbatas
Ciri-ciri pokok pasar persaingan sempurna adalah sebagai berikut:
• Banyak penjual dan pembeli
• Produk-produk homogen (serba sama)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
•
•
•
•
Pasar yang bebas dimasuki dan ditinggalkan
Konsumen mengetahui kondisi pasar
Faktor-faktor produksi bergerak bebas
Tidak ada campur tangan pemerintah
Kebaikan pasar persaingan sempurna
• Pada pasar persaingan sempurna tidak tampak kegiatan saling
menyaingi antar penjual.
• Penjual tidak mungkin mengadakan persaingan harga, karena
harga adalah suatu yang harus diterima oleh produsen.
• Barang yang dijual produsen akan laku berapapun jumlahnya tanpa
mengalami penurunan harga.
• Tidak mungkin merubah bentuk barang untuk merbut pasar,
karena adanya homogenitas
• Informasi tentang pasar telah diketahui oleh saingan usaha dan
usaha untuk menyaingi perusahaan lain akan sia-sia karena jumlah
saingan sangat tidak terbatas
• Harga tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun
Kelemahan-kelamahan pasar persaingan sempurna
• Pasar persaingan sulit dijumpai karena homogenitas barang sulit
untuk dilaksanakan sebab konsumen lebih sering datang kepasar
heterogen.
• Harga tidak bisa ditawar-tawar lagi
• Keuntungan maksimum yang didapat oleh pedagang sudah dapat
diprediksi sejak awal.
• Pasar gelap dapat muncul sewaktu-waktu
b. Pasar persaingan tidak sempurna
Adalah pasar yang jumlah penjual dan pembeli tidak sebanding atau tidak
seimbang
• Bentuk-bentuk pasar persaingan tidak sempurna
1) Pasar Monopoli
Adalah suatu bentuk pasar yang ditandai oleh hanya ada satu
penjual dan banyak pembeli.
Kerugian bagi masyarakat dari pasar monopoli :
 Ketidakadilan karena monopolis akan menghasilkan
keuntungan diatas keuntungan normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
 Volume produksi ditentukan oleh monopolis, sesuai
dengan keuntungan yang ingin diperolehnya
 Terjadi eksploitasi oleh monopolis terhadap konsumen dan
pemilik faktor-faktor produksi.
Cara mencegah terjadinya monopoli
 Mencegah dengan membuat undang-undang antimonopoli
 Pemrintah mendirikan perusahaan tandingan untuk
menyaingi monopolis
 Membuka impor untuk barang yang diproduksi oelh
monopoli
 Campur tangan pemerintah dalam penentuan penentuan
harga dan produksi
2) Pasar Oligopoli
Adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat beberapa penjual yang
menguasai seluruh permintaan pasar.
Ciri-ciri pasar Oligopoli
 Terdapat beberapa penjual yang menguasai pasar
 Barang yang diperjualbelikan dapat homogen dapat pula
yang berbeda corak
 Terdapat halangan masuk yang cukup kuat bagi
perusahaan di luar pasar untuk masuk ke dalam pasar
 Satu diantara oligopolis menjadi market leader, penjual
yang memiliki pangsa pasar terbesar
Macam-macam Pasar oligopoli
 Oligopoli murni ditandai dengan beberapa penjual menjual
produk yag homogen
 Oligopoli dengan pembedaan ditandai dengan beberapa
prusahaan menjual produk
Dampak negatif pasar Oligopoli
 Keuntungan yang terlalu besar bagi produsen dalam jangka
panjang
 Timbul inefisiensi produksi
 Eksploitasi terhadap konsumen dan karyawan perusahaan
 Harga tinggi yang relatif stabil (sulit turun) menunjang
munculnya inflasi yang kronis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Kebijakan untuk mengatasi
 Pemerintah mempermudah masuknya perusahaan baru ke
dalam pasar untuk menciptakan persaingan
 Diberlakukan undang-undang anti kerjasama antar
produsen
3) Pasar Persaingan Monopolistik
Adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat beberapa penjual yang
menawarkan barang yang sama namun masing-masing memiliki
ciri khusus
Ciri-ciri pasar Monopolistik
 Terdapat banyak panjual
 Barang yang diperjual belikan adalah differentiated product
 Para penjual memiliki kekuatan monopolis atas produknya
sendiri.
 Para penjual aktif dalam melakukan promosi untuk
memenangkan persaingan
 Keluar masuk pasar bagi penjual lebih mudah
dibandingkan dengan pasar monopoli dan oligopoli
4) Pasar Monopsoni
Adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh satu orang atau
badan atau lembaga dengan penawaran dari sejumlah penjual.
Contohnya pembeli tiang listrik dikuasai oleh perusahaan listrik
negara.
5) Pasar Oligopsoni
Adalah suatu bentuk pasar yang dikuasai oleh lebih dari dua orang
pembeli dengan penawaran dari sejumlah penjual
3. Metode Pembelajaran
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Presentasi
4. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
No Kegiatan
Alokasi waktu
1.
Pendahuluan :
a. Guru memeriksa kesiapan
1’
siswa dan kelas
Metode
Ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
b. Guru mengucapkan salam
pembuka
c. Guru menyampaikan indikator
dan pokok persoalan yang akan
dibahas
d. Guru bersama siswa melakukan
apersepsi
1’
Ceramah
Ceramah
3’
Tanya jawab
5’
presentasi
2.
3.
Kegiatan inti
a. Guru
meminta
siswa
mempresentasikan
hasil
ringkasan yang sudah dibuat
oleh masing-masing siswa
dalam bentuk mind map
b. Guru memberikan penguatan
dan
nilai
plus
dengan
memberikan nilai tambahan 1
kepada siswa yang mau
menampilkan dan menjelaskan
mind map yang dibuatnya
sebagai nilai keaktifan siswa.
c. Guru
memberikan
soal
individual tentang materi pasar.
Penutup
a. Guru bersama-sama dengan
siswa membuat kesimpulan
mengenai materi yang dibahas
b. Guru bersama-sama siswa
merefleksikan
makna
pembelajaran hari ini
c. Guru memberikan arahan dan
motivasi kepada siswa
d. Guru mengucapkan salam
penutup dan terima kasih
kepada siswa
10’
ceramah
20’
latihan
30’
5’
Ceramah dan
tanya jawab
5’
Ceramah
3’
2’
5. Sumber dan Media Pembelajaran
3. Sumber Pelajaran
a. Pegangan guru
Gilarso,T. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta: Kanisius
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis
Sukwiaty, Jaman, S. and Sukamto, S. 2003. Ekonomi Kelas 1.
Jakarta:Yudhistira
b. Pegangan siswa
Alam, S.2007. Ekonomi untuk SMA dan MA kelas X. Jakarta: Esis
4. Media Pembelajaran
Buku teks, Mind Map, White Board, Spidol, Lembar soal, viewer.
6. Evaluasi
Jenis tagihan
: Latihan
Teknik
: Tertulis
Soal
Bentuk Instrument : Uraian
Rambu-rambu penilaian
No
1
Keterangan
Menjelaskan
pasar
2
Menyebutkan jenis-jenis Jika
menyebutkan 15
pasar pesaingan tidak keseluruhan
sempurna
mendapatkan skor 15
3
Menjelaskan
pengertian Jika menjelaskan
pasar persaingan sempurna menyebutkan
serta ciri-cirinya
cirinya mendapat
25
Menjelaskan
pengertian Jika mejelaskan
pasar monopolistik serta menyebutkan
4
Skor
Skor total
pengertian Jika menjelaskan dengan 15
tepat
dan
benar
mendapat skor 15, jika
kurang
lengkap
mendapat 10, dan jika
salah mendapat nilai 0
dan 25
ciriskor
dan 25
ciri-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
5
menyebutkan ciri-cirinya
cirinya benar mendapat
skor
25,
hanya
menjelaskan
atau
menyebutkan
ciricirinya saja mendapat
skor 10
Menjelaskan
pengertian
pasar tidak sempurna dan
memberikan contoh pasar
persaingan tidak sempurna
dalam kehidupan nyata
Jika benar menjelaskan
dan memberikan contoh 20
mendapat skor 20, hanya
menjelaskan mendapat
skor
10,
hanya
menyebutkan
contoh
mendapat skor 5
100
Total skor
Yogyakarta, 2 Nopember 2009
Mengetahui
Kepala Sekolah
Sri Rahayuningsih
NIP.131785563
Guru Mata Pelajaran
Nuning Praptiria Utami S.Pd.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Silabus
Nama sekolah
: SMA BOPKRI 2 Yogyakarta
Mata pelajaran
: Ekonomi
Kelas/ program
: X/ umum
Semester
:1
Standar Kompetensi
: 3. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya permintaan, penawaran, harga keseimbangan, dan pasar
Alokasi
: 12 x 45 menit
Kompetensi Dasar
Materi Pelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penialaian
Sumber/
Bahan/
Alat
Kuis,
2 x 45 Referensi
pertanyaan
menit
yang
relevan
lisan, ulangan,
pada
laporan kerja
sumber
praktek tugas
bahan
individu, tugas
kelompok
3.3Mendeskripsikan
pengertian harga • Pengertian
• Megkaji referensi untuk • Mensdeskripsikan
dan
jumlah
elastisitas dan
merumuskan
pengertian
pengertian elastisitas
keseimbangan
macamelastisitas
dan
macamdan macam-macam
macamnya
macam elastisitas
elastisitas
• Menentukan
• Menghitung
elastisitas • Meghitung elasitisitas
elastisitas
permintaan dan penawaran
permintaan
dan
permintaan
dengan menggunakan tabel
penawaran
dengan
dan penawaran
grafik dan matematis
menggunakan table Bentuk soal :
grafik dan matematis pilihan ganda,
• Menentukan
elastisitas
uraian obyektif,
permintaan dan penawaran
tes
tertulis,
melalui pengkajian referensi
uraian bebas,
jawaban
singkat,
portofolio
Alokasi
waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
3.4Mendeskripsikan
Pasar barang
berbagai
bentuk • Pengertian
pasar barang
pasar barang
• Bentuk-bentuk
pasar barang
• Mendeskripsikan pengertian • Mendeskripsikan
berbagai bentuk pasar
dan bentuk pasar barang
melalui kajian referensi
output
(pasar
persaingan sempurna
dan pasar persaingan
tidak sempurna)
Kuis,
2 x 45
pertanyaan
menit
lisan, ulangan,
laporan kerja
praktek tugas
individu, tugas
kelompok
Bentuk soal :
pilihan ganda,
uraian obyektif,
tes
tertulis,
uraian bebas,
jawaban
singkat,
portofolio
Referensi
yang
relevan
pada
sumber
bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran V
Mind Map
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran VI
Surat Ijin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran VII
Dokumentasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download