i PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU
PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN IBU-IBU DESA OELNASI
NUSA TENGGARA TIMUR
SKRIPSI
Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Diajukan Oleh
:
Yohana Febriani Putri Peu Patty
138114012
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
i
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan kepada
Tuhan Yesus dan Bunda Maria
Kedua orang tuaku tercinta
Sahabat dan teman-temanku terkasih
dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji Tuhan penulis panjatkan kepata Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat, dan cinta kasih-Nya, penulis dapat meyelesaikan skripsi yang berjudul
“Profil Perilaku dan Penggunaan Obat Dalam Pengobatan Mandiri di Kalangan Ibu-ibu
Desa Oelnasi, Nusa Tenggara Timur. ” sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada penyusunan naskah, penulis hendak menyampaikan ungkapan terimakasih,
karena terdapat banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun penulisan
naskah penelitian ini. Ungkapan terimakasih ini disampaikan kepada :
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata
Dharma, Yogyakarta , Dosen Pembibing Akademik dan. Dosen Pembimbing
Skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
berdiskusi, membimbing serta mengarahkan penulis dalam penyususnan
skripsi.
2. Bapak Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat berharga dalam penulisan naskah
ini dari awal hingga akhir.
3. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt selaku dosen penguji yang telah
memberikan masukan dan saran yang sangat berharga dalam penulisan naskah
ini dari awal hingga akhir..
4. Orang tuaku yang tercinta, Bapa Petrus Peu dan Mama Ta Persiana yang selalu
mendoakan, mendukung dan menguatkan selama menyelesaikan penelitian dan
naskah ini.
5. Bapak Kepala Desa Oelnasi yang telah memberikan ijin penelitian kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
6. Ibu-Ibu Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa
Tenggara Timur atas partisipasi dan respon baik untuk mendukung penelitian
ini.
7. Ida dan Gita teman seperjuangan dan juga sahabat terkasih. Terimakasih untuk
kerjasama, bantuan, semangat dan informasi yang selalu dibagikan dalam
pengerjaan skripsi dari awal hingga akhir.
8. Sahabat-sahabatku Ivana, Hesty, Visky, Lia, Sary,Ika, Tika, dan Kak Agatha.
Terima kasih untuk kebersamaannya, dukungan, bantuan dan canda tawa yang
selalu menyertai selama pengerjaan skripsi.
9. Teman-teman FSM
A 2013 dan FKK A 2013, terima kasih atas
kebersamaannya selama proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
10. Semua pihak yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang telah
mendukung dalam penyelesaian penyusunan naskah ini
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………… iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………….. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
PRAKATA ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
ABSTRAK ......................................................................................................... xii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN...................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................. 3
KESIMPULAN ....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 13
LAMPIRAN ......................................................................................................... 15
BIOGRAFI PENULIS .........................................................................................31
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian ..........................................................4
Tabel 2. Pengetahuan pengobatan mandiri .......................................................... 5
Tabel 3. Sikap pengobatan mandiri..................................................................... 7
Tabel.4 Tindakan pengobatan mandiri................................................................ 8
Tabel 4. Profil penggunaan obat……………………………………………….. 9
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ethical Clearance…………………………………………………. 16
Lampiran 2. Surat izin penelitian (Kantor Desa Oelnasi)………………… 17
Lampiran 3. Surat keterangan Selesai penelitian………………………… 18
Lampiran 4. Informed Consent …………………………………………………… 19
Lampiran 5. Panduan Wawancara………………………………………… 20
Lampiran 6. Data Persentase………………………………………………25
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pengobatan mandiri merupakan upaya mengobati sendiri penyakit ringan oleh
seseorang dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas termasuk obat tradisional secara
mandiri. Perilaku pengobatan mandiri dewasa ini cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan pengetahuan tentang pengobatan mandiri, sikap dan tindakan terkait
pengobatan mandiri serta pilihan penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri oleh
ibu – ibu di Desa Oelnasi Nusa Tenggara Timur.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan rancangan kualitatif. Jumlah
sampel sebesar 96 dan sudah memenuhi kriteria inklusi yaitu wanita berusia ≥ 20 tahun,
memiliki pengalaman pengobatan mandiri dalam 1 bulan terakhir, dan menandatangani
informed consent. Teknik pengambilan sampel secara cluster random sampling. Instrumen
penelitian berupa panduan wawancara yang divalidasi melalui professional judgement, serta
telah dilakukan uji pemahaman bahasa. Data penelitian dianalisis dan ditampilkan dalam tabel
serta dibahas secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76% responden pernah mendengar istilah
pengobatan mandiri dengan 53,4% menyebut pengobatan mandiri sebagai pengobatan yang
dilakukan tanpa bantuan orang lain. Responden tidak tahu istilah obat bebas dan obat bebas
terbatas (76%) dan 37,5% belum pernah melihat lambang pada kemasan obat. Pengobatan
mandiri dipilih 64,6% responden dengan alasan penyakitnya ringan dan biaya terbatas. Sikap
dan tindakan positif ditunjukkan oleh 91% responden yang merasakan manfaat dan 55,2% akan
kembali melakukan pengobatan mandiri bila sakit. Penggunaan tanaman tradisional yang umum
digunakan adalah daun Jambu Biji (46,8%) dan pucuk daun Kesambi (46,8%) untuk mengatasi
diare.
Kata kunci : Pengobatan mandiri, ibu-ibu Desa Oelnasi NTT .
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Self medication is a treatment done by individual for their self-recognised illnesses or
symptoms using medicines, including traditional medicines. Self medication tends to increase
since recents years. This study aimed at describing behavior of self-medication and the use of
traditional medicines among women at Oelnasi, Nusa Tenggara Timur.
This research is a descriptive with qualitative design approach. Number of respondents
were 96 who had met the inclusion criteria, i.e.: women aged ≥ 20 years, has a self medication
experience during one month previously, and signed the informed consent. A cluster random
sampling is applied to select the respondents. The professional judgement method was applied to
validate the interview guideline. The language acceptance test has also been conducted to the
interview guideline. Data gathered were analyzed, presented, and discussed descriptively.
The results show that most of the respondents (76%) are familiar with self medication.
Interestingly, half of the respndents (51%) said that all medicines can be purchased without
prescription. Most of the respondents (76%) did not know about the term of “obat bebas” and
“obat bebas terbatas”. Most of the respondents (64.6%) chose self medication because of their
experience, minor disease, and having limited funds. Most of the respondents (64.4%) had
positive attitude and action regarding self medication due to their benefit experiences. 55.2% of
the respondents stated to self medicate for their future minor illnesses. Traditional medicines are
chosen by 47.9% respondents to self medicate. The most types of herbal used in self medication
is “daun Jambu Biji (46.8%) and “pucuk daun Kesambi” (46.8%) for dhiarrea.
Keywords: self medication, women oelnasi NTT.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Pengobatan mandiri merupakan pengobatan penyakit ringan (Minnor illness) oleh
individu menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas hingga obat tradisional tanpa
adanya intervensi dari dokter dan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan
kesehatan (Shankar et al, 2002., Ruiz, 2010 dan World Health Organization. 1998).
Perilaku pengobatan mandiri dilakukan karena adanya kesadaran dari individu terhadap
kesehatan dan umumnya terjadi karena adanya rekomendasi dari kerabat, teman ataupun
tenaga professional dan didukung oleh faktor sosial budaya dan perilaku dari individu
tersebut (Jerez-Roig et al, 2014 dan Notoatmodjo, 2010).
Menurut penelitian Widayati (2012), masyarakat di kota Yogyakarta umumnya
mengeluh tentang kesehatannya sebanyak satu sampai tiga kali dalam sebulan. Dalam
penelitian tersebut juga menyebut bahwa 41% masyarakat umumnya melakukan upaya
pencarian pengobatan dengan mengkombinasi upaya self-care dan melakukan konsultasi
ke pusat pelayanan kesehatan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur (2013),
sebanyak 17,2 % rumah tangga di NTT menyimpan obat (obat keras, obat bebas,
antibiotika, obat tradisional dan obat yang tidak teridentifikasi) untuk pengobatan mandiri
dengan rata-rata 3 jenis
obat yang disimpan. Penyimpanan obat untuk pengobatan
mandiri dilakukan oleh masyarakat di perkotaan (50,2 %)
dan oleh masyarakat di
pedesaan (39,8 %). Masyarakat pedesaan di NTT lebih banyak menggunakan obat
tradisional dibandingkan di daerah perkotaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Supardi dan Notosiswoyo (2005) (cit. Kristina et
a,. 2008 ) menyebutkan bahwa pengetahuan pengobatan di masyarakat umumnya masih
rendah sehingga hal ini mempengaruhi kerasionalan pengobatan. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa faktor sosiodemografi yaitu jenis kelamin, umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan tingkat pendapatan berhubungan dengan perilaku pengobatan
mandiri yang rasional dengan faktor dominan adalah tingkat pendidikan (Kristina et al,
2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, profil
penggunaan obat serta profil perilaku pengobatan mandiri ibu – ibu di Desa Oelnasi Nusa
Tenggara Timur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan dan peningkatan mutu pengobatan mandiri serta dapat memberikan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kontribusi dalam memberikan gambaran tentang profil penggunaan obat dan profil
perilaku pengobatan mandiri di kalangan ibu-ibu Desa Oelnasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional.
Jumlah sampel yang digunakan adalah 96 sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi. Kriteria inklusi meliputi wanita berusia ≥ 20 tahun, memiliki pengalaman
pengobatan mandiri kurang lebih 1 bulan terakhir, sudah
menyetujui dan
menandatangani informed consent serta bersedia mengisi dan mengembalikan panduan
wawancara.
Lokasi penelitian yakni kecamatan Kupang Tengah, kabupaten Kupang
ditentukan sendiri oleh peneliti dengan mempertimbangkan letak geografis yang jauh
dari pusat pemerintahan kota Kupang dan terbatasnya fasilitas kesehatan serta tenaga
kesehatan di wilayah tersebut. Kecamatan Kupang Tengah hanya memilik satu
puskesmas dan tiga dokter. Populasi penelitian ini dibatasi pada masyarakat dewasa
kecamatan Kupang Tengah, karena adanya keterbatasan sumber daya maka dilakukan
pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cluster random
sampling dengan klastering berdasarkan wilayah administratif dibawah kecamatan yaitu
kelurahan. Namun karena keterbatasan sumber daya juga maka penentuan lokasi
kelurahan dilakukan dengan cara mengundi sehingga dari delapan kelurahan diperoleh
satu kelurahan yaitu kelurahan Oelnasi sebagai sampel penelitian. Kelurahan Oelnasi
sebagai sampel terpilih memiliki lima dusun sehingga kelima dusun tersebut diambil
untuk dijadikan lokasi penelitian.
Besar sampel pada penelitian ini sebanyak 96 responden yang diperoleh
dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan:
n
N
Zλ2
d
n = 95,53
= Jumlah sampel
= Jumlah populasi
= Derajat kesalahan (95%)
= % kemungkinan kesalahan
dalam menentukan ukuran
sampel (1%, 5% dan 10%)
P = Q = 0,5
Jumlah sampel disetiap dusun ditentukan secara non-proportional yakni berdasarkan
banyaknya ibu-ibu yang hadir saat hari penelitian (hari Posyandu). Dusun 1 (Posyandu
Cempaka I)= 24 responden; dusun 2 (Posyandu Cempaka IV)= 26 responden; dusun 3
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Posyandu Cempaka III)= 13 responden; dusun 4 (Posyandu Cempaka)= 18 responden
dan dusun 5 (Posyandu Cempaka VII)= 15 responden.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah panduan wawancara yang mengacu
pada panduan wawancara penelitian Pasaribu (2016). Pertanyaan-pertanyaan disesuaikan
dengan tujuan penelitian dan telah dilakukan uji validasi menggunakan professional
judgement dan telah dilakukan uji pemahaman bahasa kepada 10 responden yang
memiliki kesamaan karakteristik dengan subjek penelitian.
Variabel-variabel pada penelitian ini meliputi :
1.
Karakteristik demografi seperti; usia ibu-ibu di Desa Oelnasi yaitu ≥ 20 tahun;
Pendidikan yang merupakan tingkatan pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh
responden; Pekerjaan merupakan kegiatan tetap yang dilakukan responden sehari-hari
dan ditandai dengan perolehan upah/gaji, kegiatan yang dilakukan tanpa
menghasilkan upah/gaji dikategorikan tidak bekerja; Status pernikahan yang
merupakan wanita yang sudah atau pernah menikah dan terdapat dalam catatan sipil;
Pendapatan per bulan yang merupakan total uang yang diperoleh responden sebagai
upah atas pekerjaan yang dilakukan selama 1 bulan.
2.
Profil obat; obat yang dimaksud sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yakni obat modern dan obat tradisional yang
digunakan responden untuk mengatasi sakitnya dalam pengobatan mandiri.
3.
Profil perilaku terbagi menjadi pengetahuan yang diketahui oleh responden mengenai
pengobatan mandiri, sikap responden terhadap pengobatan mandiri dan tindakan
pengobatan mandiri yang dilakukan oleh responden yang tergambar pada panduan
wawancara.
Data yang didapatkan diolah dengan mempersentasekan jawaban dari setiap
jawaban yang diberikan oleh responden dengan rumus :
dan kemudian data ditampilkan dalam tabel dan dibahas dalam bentuk deskriptif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Karakteristik Responden
Subjek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 96 responden yang telah
memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan sebelumnya. Karakteristik responden dalam
penelitian ini meliputi usia, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan
pendapatan per bulan.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian di kalangan Ibu-ibu Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang
Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur
Karakteristik
Usia
Pekerjaan
Parameter
N=96
23-28
29-34
5
24
35-40
25
26
41-46
16
16,7
47-52
7
7,3
53-58
18
18,8
59-64
1
1
64
66,7
32
33,3
91
94,8
5
56
5,2
Tidak Bekerja
Bekerja
Status Pernikahan
Menikah
Janda
Pendidikan Terakhir
Pendapatan per Bulan
SD
SMP
SMA
< 1 Juta
1 Juta-1,5 Juta
21
19
75
%
5
25
58,3
21,9
19,8
78,1
21
0
21,9
1,5 Juta – 2 Juta
>2 juta
0
0
0
Semua responden pada penelitian ini berada pada usia kelompok produktif yaitu usia 15 –
64 tahun. Berdasarkan penelitian, responden yang bekerja sebesar 33% yaitu sebagai
petani dan wiraswasta, sedangkan yang tidak bekerja sebesar 67 % yaitu sebagai ibu
rumah tangga. Terdapat 95% responden yang menikah. Terdapat 56 responden (58%)
memiliki pendidikan terakhir sekolah dasar. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 75
responden (78%) memiliki pendapatan per bulan sebesar < Rp 1.000.000,00 sedangkan
pendapatan antara Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00 sebanyak 21 responden (21,9%)
yang sebagian besar berasal dari pendapatan suami.
B. Profil Perilaku Pengobatan Mandiri
Profil perilaku pengobatan mandiri meliputi : 1) pengetahuan tentang pengobatan
mandiri; 2) sikap tentang pengobatan mandiri dan; 3) tindakan dalam melakukan
pengobatan mandiri.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Pengetahuan
Tabel 2. Pengetahuan pengobatan mandiri
Pertanyaan
Karakteristik
1
Istilah pengobatan mandiri
2
Sumber informasi
3
Pengertian pengobatan mandiri
4
5
Obat-obatan untuk pengobatan mandiri bisa
dibeli tanpa pemeriksaan ke dokter
Parameter
N=96
(%)
Pernah Mendengar
Belum Pernah Mendengar
Kerabat / Tetangga
Tv/ Radio
Petugas Puskesmas
Pengobatan yang dilakukan
tanpa bantuan orang lain
Mengobati panas, demam,
flu, sakit kepala dll
Menggunakan bahan-bahan
alam
Tidak membutuhkan
pemeriksaan dokter
Memakai obat-obatan yang
ada di rumah
Tidak semua bisa dibeli
tanpa periksa kedokter
Semua bisa dibeli tanpa
periksa ke dokter
Tahu
73
23
52
16
5
39
76
24
71,2
21,9
6,8
53,4
11
15,1
8
11
8
11
7
9,6
47
49
49
51
23
24
Tidak Tahu
73
Paracetamol
Amoxicilin
Konidin
dll (CTM, asam mefenamat,
komix, promag)
Apotik
11
6
2
4
76
47,8
19
82,6
Kios / warung
4
Perlu atau tidak resep untuk membeli obat bebas
dan bebas terbatas
Perlu
Tidak perlu
3
20
17,4
13
d,
Bentuk - bentuk obat bebas dan bebas terbatas
Tablet
Kapsul
Serbuk
Cairan
6
Melihat lambang pada kemasan obat
Pernah
Belum pernah
16
4
2
1
60
69,6
17,4
8,7
4,3
62,5
a,
Lambang obat yang dapat dibeli tanpa resep
dokter
(Hijau)Obat Bebas
(Biru)Obat Bebas Terbatas
(Merah)Obat Keras
36
29
37,5
48,3
24
7
40
11,7
Istilah obat bebas dan obat bebas terbatas
a,
Contoh obat bebas dan bebas terbatas
b,
Tempat membeli obat bebas dan bebas terbatas
c,
26,1
8,7
17,4
87
Responden sejumlah 96 orang pada penelitian ini pernah melakukan pengobatan
mandiri kurang lebih 1 bulan terakhir.. Namun berdasarkan hasil (Tabel 2) hanya 73
responden (76%) yang pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau swamedikasi.
Mereka memperoleh informasi terkait pengobatan mandiri dari kerabat/tetangga (71,2%
dari 73 responden), TV/radio (21,9%) dan petugas puskesmas (6,8%). Pengalaman
keberhasilan keluarga, tetangga ataupun teman dalam mengobati penyakit tampaknya
menjadi sumber informasi dan pertimbangan, serta dapat mempengaruhi keputusan
seseorang untuk melakukan pengobatan mandiri (Mulyani, 2013).
Sesuai dengan pengertian pengobatan mandiri, hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 73 responden (76%) yang pernah mendengar istilah pengobatan mandiri tidak
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat menjelaskan secara tepat tentang definisi pengobatan mandiri. Hasil ini
menunjukkan bahwa meskipun responden dalam kehidupannya sehari-hari pernah
melakukan pengobatan mandiri namun umumnya masih banyak responden yang belum
paham tentang istilah dan makna pengobatan mandiri atau swamedikasi.
Keputusan Menteri Kesehatan tahun 1990 mengatur tentang obat wajib apotek
(OWA) yang merupakan obat
keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan
penyerahannya dilakukan langsung oleh apoteker di apotik untuk membantu pilihan obat
bagi pengobatan mandiri. Dengan demikian obat yang dapat dibeli oleh masyarakat secara
bebas tanpa resep hanyalah golongan obat bebas dan bebas terbatas, serta OWA yang
harus diserahkan oleh apoteker. Lebih dari separuh responden (51% dari 96 responden)
mempunyai pengetahuan yang keliru yaitu bahwa semua obat dapat dibeli untuk
pengobatan mandiri tanpa perlu pemeriksaan dokter. Obat-obatan yang dapat digunakan
dalam pengobatan mandiri dan tidak mensyaratkan pembelian dengan resep dokter adalah
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas.
Sebagian besar responden (73% dari 96 responden) tidak mengenal
penggolongan obat bebas atau obat bebas terbatas. Hanya 27% atau 23 responden yang
mengenal istilah obat bebas dan obat bebas terbatas. Sebanyak 6 dari 23 responden
tersebut menyebut amoksisilin sebagai contoh golongan obat tersebut. Tentu saja jawaban
tersebut keliru karena Amoksisilin termasuk golongan obat keras. Sementara itu,
Parasetamol merupakan jenis obat bebas yang paling banyak dicontohkan oleh responden
yang mengenal obat bebas dan obat bebas terbatas (11 dari 23 responden). Dari temuan ini
dapat dikatakan bahwa pengetahuan responden penelitian ini tentang obat bebas dan obat
bebas terbatas masih sangat terbatas. Untuk pengetahuan tentang bentuk sediaan farmasi,
yang paling banyak dikenal adalah tablet (16 dari 23 responden). Hal ini karena sebagian
besar bentuk sediaan obat yang beredar di pasaran adalah tablet. Sebagian besar responden
yang mengenal obat bebas dan bebas terbatas menyebutkan apotek sebagai tempat
memperolehnya (19 dari 23 responden).
Temuan ini mirip dengan yang diungkap
Widayati tahun 2012 bahwa masyarakat Kota Yogyakarta sudah cukup mengenal apotek
sebagai tempat untuk memperoleh obat, walaupun obat juga banyak tersedia di toko
kelontong.
Pengetahuan tentang lambang obat pada kemasan obat ditunjukkan oleh 60
responden (62, 5% dari 96 responden) yang menjawab pernah melihatnya.
Namun
demikian dari 60 responden tersebut terdapat 7 responden yang menunjuk lambang obat
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keras (lingkaran merah dengan tepi hitam dan huruf K di tengah) sebagai lambang obat
yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Hal ini tidak tepat karena penggunaan obat keras
dibandingkan dengan obat bebas dan obat bebas terbatas bisa berbahaya bila tidak disertai
dengan pemberian
informasi dan edukasi yang tepat oleh apoteker sehingga
penggunaannya tidak sembarangan.
Berdasarkan hasil yang diuraikan di atas, dapat dikatakan bahwa pengetahuan
responden tentang obat yang digunakan untuk pengobatan mandiri masih terbatas. Hasil
ini masih relevan dengan penelitian Supardi dan Notosiswoyo (cit. Kristina et al,.) yang
menyebutkan bahwa pengetahuan pengobatan di masyarakat umumnya masih rendah
sehingga hal ini mempengaruhi kerasionalan pengobatan. Terkait dengan hasil ini,
diperlukan tindak lanjut berupa edukasi kepada masyarakat setempat mengenai
pengenalan obat-obat yang dapat digunakan untuk pengobatan mandiri.
2.
Sikap dan Tindakan
Tabel 3. Sikap tentang pengobatan mandiri
Pertanyaan
7
8
Karakteristik
Parameter
N=96
(%)
62
64,6
Pengobatan mandiri
Periksa ke dokter
34
35,4
Mudah dilakukan
2
3,2
Sakit cepat ditangani
5
8,1
Pernah dilakukan
sebelumnya
20
32,3
14
22,6
21
33,9
7
11,3
Pilihan responden ketika sakit
Alasan responden
melakukan pengobatan mandiri
Menghemat waktu berobat
Penyakit yang dialami masih
ringan
9
10
11
Alasan responden memilih
pengobatan mandiri daripada
periksa ke dokter
Jarak apotek dan puskesmas
jauh dari rumah
Dokter tidak selalu ada di
puskesmas
Terbatasnya biaya berobat ke
dokter
Lebih hemat
2
3,2
28
5
4,.2
8,1
Ingin mencoba sendiri
terlebih dahulu
Murah
4
7
6,5
11,3
Obat mudah didapat
5
8,1
Sakit lebih cepat teratasi
4
6,5
Menyukai
Tidak Menyukai
Bermanfaat
Tidak Bermanfaat
62
34
57
5
64,6
35,4
91,0
8,1
Menyukai pengobatan mandiri
Pengobatan mandiri memberi
manfaat
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4. Tindakan pengobatan mandiri
Pertanyaan
Karakteristik
Parameter
N=96
(%)
12
Melakukan pengobatan mandiri
1 bulan terakhir
Melakukan
Tidak Melakukan
96
-
100
-
13
Kembali melakukan pengobatan
mandiri ketika sakit
Kembali melakukan
Tidak kembali melakukan
Ragu-ragu
53
34
9
55,2
35,4
9,4
Ketika sakit pengobatan mandiri menjadi pilihan bagi 62 responden (64,6%) dan
34 responden (35,4%) memilih pergi ke dokter untuk berobat. Alasan responden
melakukan pengobatan mandiri dapat dilihat pada Tabel 3. Faktor pengalaman dan
ringannya penyakit yang dialami menjadi alasan utama yang dipilih responden. Hasil ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangastuti (2014). Penelitian tersebut
menyatakan bahwa faktor
ekonomi yakni murahnya biaya berobat menjadi alasan
terbanyak yang dipilh oleh responden.
Alasan memilih melakukan pengobatan mandiri dibandingkan periksa ke dokter
(Tabel 3) umumnya karena keterbatasan biaya berobat ke dokter. Wawancara singkat
dengan responden mengungkapkan jarak rumah yang jauh dan harus menyewa ojek serta
pendapatan per bulan yang terbatas menjadi faktor penyebab.
Sebanyak 62 responden (64,6%) menyukai praktek pengobatan mandiri dan 57
responden (91%) menganggap pengobatan mandiri memberikan manfaat dalam
menyembuhkan penyakit yang dialami. Sebanyak 53 responden (55,2%) memilih untuk
kembali melakukan pengobatan mandiri ketika kembali sakit dan 34 responden menolak
untuk kembali melakukan pengobatan mandiri sedangkan 9 responden lainnya belum
yakin untuk kembali melakukan pengobatan mandiri ketika sakit.
Sikap positif responden terhadap praktek pengobatan mandiri kemungkinan
disebabkan karena pengalaman-pengalaman pengobatan mandiri yang dilakukan telah
memberikan hasil yang diinginkan yakni kesembuhan sehingga banyak dari responden
yang tidak ragu untuk kembali melakukan pengobatan mandiri. Sikap negatif terhadap
pengobatan mandiri dapat disebabkan karena pola pengobatan mandiri yang dilakukan
belum tepat sehingga hasil yang dinginkan seperti tercapainya kesembuhan tidak terjadi.
Tindakan positif responden (Tabel 4) juga menunjukan adanya kepercayaan
terhadap pengobatan mandiri yang dapat mengatasi keluhan yang dialami. Sikap dan
tindakan positif responden ini juga harus didukung dengan pengetahuan yang memadai
sehingga dapat terjadi pengobatan yang rasional.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Profil Penggunaan Obat
Tabel 5. Profil Penggunaan Obat pada Pengobatan Mandiri
Pola Penggunaan Obat
Pilihan Obat
Cara memperoleh
obat modern
Alasan pemilihan obat
modern
Cara memperoleh
obat tradisional
Alasan pemilihan obat
tradisional
Parameter
N=96
(%)
Obat modern
Obat tradisional
Kombinasi obat modern & tradisional
Kios/warung
Apotik
Petugas pustu
Berdasarkanpengalaman
sebelumnya
Obat dapat menyembuhkan sakit yang
dialami
Harganya murah
Obatnya mudah didapat
Penggunaannya praktis
49
46
1
34
3
26
51,1
47,9
1
68
6
26
13
26
6
35
17
8
12
70
34
16
Diberi oleh tetangga
21
44,7
Diambil dari kebun(milik sendiri)
26
55,3
Sudah tersedia di kebun rumah
Pengalaman keluarga
Terbatasnya biaya berobat
Mudah dan praktis
Alami
Tidak ada efek samping
Berkhasiat secara cepat
26
8
15
3
3
4
15
55,3
17
31,9
6,4
6,4
8,5
31,9
Penggunaan Obat Modern
Obat-obatan yang paling banyak digunakan oleh responden dalam pengobatan
mandiri adalah Paracetamol (40%), Konidin (34%) serta Paramex (32%). Keluhan yang
diatasi seperti demam, sakit kepala serta flu dan batuk. Hasil ini sesuai dengan data dari
Badan Pusat Statistik Kesehatan NTT (2014) tentang keluhan penyakit penduduk NTT
yaitu panas, batuk, dan pilek. Terdapat 9 responden menggunakan Amoksisilin (18%) dan
1 responden (2%) menggunakan Ranitidine dimana kedua obat tersebut
golongan obat keras. Berdasarkan
wawancara,
merupakan
amoksisilin diperoleh dari kios atau
warung di dekat rumah sedangkan Ranitidine dibeli dari apotek dengan resep dokter dan
merupakan obat yang belum habis digunakan sehingga digunakan kembali ketika sakit.
Hasil ini sesuai dengan Riset Kesehatan Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur (2013), yang
menyatakan bahwa rumah tangga di NTT menyimpan obat keras, obat bebas dan
antibiotika untuk pengobatan mandiri.
Sebanyak 68% responden mendapatkan obat dari kios atau warung. Hasil ini
sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arumsari (2016) yakni pengetahuan untuk
membeli obat terbatas hanya di kios atau warung terdekat saja. Hal ini tidak masalah bila
responden paham tentang kondisi kesehatannya namun akan lebih baik bila pembelian
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
obat dilakukan di apotek atau sarana kesehatan agar informasi tentang penyakit dan obat
yang diberikan lebih tepat.
Harga obat yang digunakan oleh responden umumnya berkisar Rp 2000,00 Rp 3000,00 (46%). Faktor ekonomi menjadi pertimbangan bagi masyarakat untuk
memilih obat yang terjangkau dan dapat menyembuhkan keluhan penyakit dibandingkan
mendapatkan pelayanan yang kesehatan yang relatif mahal (Pangastuti,2014). Hal ini
terkait juga dengan karakteristik responden dimana sebagian besar responden
berpenghasilan rendah. Selain itu terdapat 1 responden menggunakan Ranitidine dengan
kisaran harga lebih dari Rp 30.000,00 yang diperoleh dari apotek dengan resep dokter.
Jarak yang paling dekat antara tempat tinggal responden dengan tempat untuk
membeli obat adalah 5-10m (54%) sedangkan jarak terjauh adalah 1-5 km (6%). Jarak
juga menjadi faktor dalam masyarakat melakukan pengobatan mandiri. Sebagian besar
keluhan yang dialami merupakan penyakit ringan sehingga umumnya responden memilih
memperoleh obat dari kios didekat tempat tinggal. Namun untuk responden yang membeli
obat dengan jarak yang cukup jauh berdasarkan hasil wawancara membeli obat hingga ke
apotek yang letaknya di kecamatan Kupang Tengah.
Pengobatan mandiri dilakukan untuk diri sendiri (44%) serta anak dan suami
(56%). Responden yang melakukan pengobatan mandiri untuk dirinya sendiri dipastikan
sudah mengetahui tentang keadaan kesehatannya sehingga mampu menggunakan obat
sendiri. Penggunaan obat umumnya dilakukan
selama responden sakit atau masih
merasakan gejala (56%) dan rata-rata frekuensi penggunaan obat adalah 3 kali sehari
(76%). Penduduk di NTT 50% mengalami keluhan sakit maksimal 3 hari (Badan Pusat
Statistika NTT, 2014). Hasil ini juga sudah tepat karena sesuai dengan keputusan
Departemen Kesehatan (1997) penggunaan obat yang benar adalah mengikuti aturan dan
cara pakai serta tidak digunakan terus-menerus dana dalam jangka panjang.
Responden yang menggunakan obat menyatakan tidak mengalami efek samping
(88%) dan sisanya mengalami efek samping berupa timbulnya rasa mengantuk (12%).
Efek samping yang dialami oleh responden merupakan salah satu efek dari penggunaan
CTM yakni menyebabkan kantuk. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa sebagian responden mengetahui efek samping yang muncul dari penggunaan obat
dan cara menangani efek samping tersebut dengan beristirahat. Hasil ini sesuai dengan
penelitian Arumsari (2016) yang menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang
menggunakan obat pada pengobatan mandiri tidak mengalami efek samping.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pemilihan obat untuk pengobatan mandiri umumnya dengan alasan ekonomi,
terdapat 35 responden (70%) menulis “Murah”. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Pangastuti (2014) yang menyatakan bahwa alasan responden
melakukan pengobatan mandiri adalah adalah karena biaya yang lebih murah. Sebanyak
78% responden sembuh dan 22% menjawab belum sembuh. Banyaknya responden yang
sembuh setelah melakukan pengbatan mandiri dengan obat modern dapat menjadi
indikator bahwa responden sudah cukup mampu dalam menggunakan obat secara baik dan
benar,sesuai dengan aturan pakai sehingga penggunaannya aman dan efektif,
Penggunaan Obat Tradisional
Obat tradisional yang paling banyak digunakan untuk pengobatan mandiri adalah
pucuk jambu biji (46,8%) dan pucuk kesambi (46,8%) yang digunakan untuk mengatasi
diare (61,7%), daun pepaya (10,6%) juga digunakan untuk mengatasi malaria, dan daun
kelor (10,6%) untuk mengatasi asam urat. Secara umum pengobatan mandiri oleh
penduduk NTT di pedesaan dilakukan dengan cara tradisional. Penggunaan tanaman obat
oleh masyarakat disebabkan karena faktor adat istiadat, kepercayaan, kendala geografis,
maupun alasan ekonomi (Badan Pusat Statistika NTT, 2014).
Terdapat 55,3% responden mendapatkan tanaman obat langsung dari pekarangan
atau kebun rumahnya dan 44,7% responden memperoleh dari tetangga atau kerabat.
Potensi tanaman obat di NTT cukup banyak karena berada pada kondisi iklim tropis yang
memungkinkan terdapat keanekaragaman jenis tanaman obat. Tradisi pengobatan
menggunakan tanaman obat secara turun-temurun menjadi faktor utama mudahnya
ditemukan tanaman obat. (Badan Pusat Statistika NTT, 2014).
Penggunaan obat-obatan tradisional oleh 63,8% responden dilakukan selama 1 –
3 hari dan frekuensi penggunaan obat per hari oleh 70,2% responden adalah 3 kali sehari.
Penggunaan obat-obatan tradisional tidak menimbulkan efek samping pada 47 responden
(100%). Penggunaan obat tradisional memberikan efek samping yang minimal dan tidak
memberikan resiko yang membahayakan bagi pengguna. Hasil ini juga sesuai dengan
penelitian Veronika (2016) yang menyebutkan bahwa responden yang mengalami efek
samping jauh lebih sedikit daripada yang mengalami efek samping.
Alasan utama responden memilih obat tradisional karena tersedianya tanaman
obat di kebun rumah (55,3%). Setelah melakukan pengobatan mandiri, 100% responden
menyatakan sembuh setelah menggunakan obat-obatan tradisional. Hasil ini sesuai dengan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian Gitawati dan Handayani (2008). Penggunaan obat tradisional masih digemari
masyarakat karena aman dan dapat menyembuhkan.
KESIMPULAN
Karakteristik dalam penelitian ini yaitu 51% berusia 29-40 tahun; 66,7% tidak
bekerja; 94,8% menikah; pendidikan terakhir adalah SD 58,3%; serta 78,1% memiliki
pendapatan per bulan kurang dari Rp 1.000.000,00. Penggunaan obat modern sebesar
51,1%, obat tradisional 47,9% dan kombinasi keduanya 1%. Sebagian besar (68%)
memperoleh obat modern dari kios dengan alasan harga yang murah (70%) dan
memperoleh obat tradisional dari kebun rumahnya dengan alasan sudah tersedia (55,3%).
Profil perilaku yakni 76% pernah mendengar tentang pengobatan mandiri dari kerabat
atau tetangga dan 53,4% menyatakan pengobatan mandiri sebagai pengobatan yang
dilakukan tanpa bantuan orang lain. Responden tidak tahu istilah obat bebas dan obat
bebas terbatas (76%) dan 37,5% belum pernah melihat lambang pada kemasan obat.
Pengobatan mandiri dipilih 64,6% dengan alasan penyakitnya ringan dan biaya terbatas.
Sikap dan tindakan positif ditunjukkan oleh 91% responden yang merasakan manfaat
55,2% kembali melakukan pengobatan mandiri bila sakit. Penelitian ini dimungkinkan
untuk di kaji lebih dalam lagi mengenai alasan tindakan penggunaan obat dan perilaku
pengobatan dengan metode wawancara terbuka serta dapat dikaji lebih lanjut mengenai
hubungan karakteristik dengan profil penggunaan obat dan perilaku pengobatan mandiri.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arumsari, N.P., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat untuk Pengobatan Mandiri di
Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten Wonosobo Jawa
Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Berardi, R.R., et al., 2002. Handbook of Nonprescription drugs an Interactive Approach
to Self-Care, American Pharmacist Association, Washington DC, pp.6-7.
Departemen Kesehatan RI, 1997. Undang – Undang Republik Indonesia No. 23 tentang
Kesehatan. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2009. Undang – Undang Republik Indonesia No, 36 tentang
Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2012. Profil Kesehatan Nusa Tenggara
Timur, Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang.
Gitawati, R., dan Handayani, R,S., 2008. Profil Konsumen Obat Tradisional terhadap
Ketanggapan akan Adanya Efek Samping Obat Tradisional. Buletin Penelitian
Sistem Kesehatan., 11 (3), 283-288.
Jerez-Roig, J., Medeiros, L.F.B., Silva, V.A.B., Bezerra, C.L.P.A.M., Cavalcante, L.A.R.,
Piuvezam, G., and Souza, D.L.B., 2014. Prevalence of self-medication and associated
factors in an elderly population: a systematic review. Drugs & aging., 31 (12), 883–
896.
Kristina, S., Prabandari, Y.S., and Sudjaswadi, R., 2008. Perilaku Pengobatan Sendiri
Yang Rasional Pada Masyarakat Kecamatan Depok dan Cangkringan Kabupaten
Sleman. Majalah Farmasi Indonesia, 19 (June), 32 – 40.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 1990. Keputusan Menteri Kesehatan Tentang Obat
Wajib Apotik. Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
Mulyani, D.S., 2013, Studi Pemahaman dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada Pasien
Poliklinik Penyakit RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Farmasi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2010 . Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Pangastuti, M,R., 2014, Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mengenai Obat Tradisional
dan Obat Modern dengan Tindakan Pemilihan Obat untuk Pengobatan Mandiri di
Kalangan Masyarakat Desa Bantir, Kecamatan Candiroto, Kabupaten
Temanggung, Jawa Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pasaribu,Y,M., 2016. Kajian Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penggunaan Obat untuk
Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar
Kabupaten
Wonosobo Jawa Tengah, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Riset Kesehatan Dasar, 2013. Pokok Pokok Hasil Riskesdas Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
Kupang, 19 -25.
Ruiz, M.E., 2010. Risk of self Medication Practices. Current Drug Safety., 5 (4), 315 –
323.
Shankar, P.R., Partha, P., dan Shenoy, N., 2002. Self-medication and non-doctor
prescription practices in Pokhara valley, Western Nepal: a questionnaire-based
study,
BMC Family Practice,http://bmcfampract,biomedcentral,com/ diakses
tanggal 12 April 2016 ,
Supardi, S., jamal, S., Herman, M.J., 2000. Peran warung dalam Penyediaan Obat dan
Obat Tradisional untuk Pengobatan Sendiri di Kecamatan Tanjung Bintang
Lampung Selatan. Pusat Penelitsian dan Pengembangan Farmasi Departemen
Kesehatan., 27(2), 254-261.
Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005. Pengobatan sendiri sakit kepala, demam, batuk
dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten
Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu Kefarmasian., Vol. 2, 134-14.
Tjiptoherijanto dan Prijono., 2001. Proyeksi Penduduk, Angkatan Kerja, Tenaga Kerja,
dan Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kesejahteraan. Majalah
Perencanaan Pembangunan. Edisi 23.
Veronica., 2016. Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan
Mandiri di kalangan Masyarakat Desa Dieng Kecamatan Kejajar Kabupaten
Wonosobo Jawa Tengah. Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Widayati, A., 2012. Health Seeking Behavior di kalangan Masyarakat Urban di Kota
Yogyakarta. Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas., pp. 59-65.
World Health Organization, 1998. The Role Of The Pharmacist In Self-Care And Self
Medication. World Health Organization. Geneva. 2-3.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Ethical Clearance
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Penelitian
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Lampiran Informed Consent
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Panduan Wawancara
PANDUAN WAWANCARA
“PROFIL PENGGUNAAN OBAT DAN PERILAKU
PENGOBATAN MANDIRI “
Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai responden adalah
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah wanita yang telah atau pernah menikah
berusia ≥20 tahun, memiliki pengalaman pengobatan mandiri ± 1 bulan terakhir dan
bersedia mengisi dan mengembalikan kuisioner,
Kunci Komponen Pendahuluan
1.

Perkenalan wawancara

Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden


Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar
tentang penelitian
Penjelasan mengenai kerahasiaan responden

Penjelasan bagaimana wawancara akan dilakukan dan durasi wawancara
Data diri responden
a. Nama
:
b. Usia
:
c. Pekerjaan
:
d. Status pernikahan
:
e. Pendidikan terakhir
:
f. Pendapatan per bulan
:
a. Kurang dari Rp 1,000,000,00
b. Antara Rp 1,000,000,00-Rp 1,500,000,00
c. Antara Rp 1,500,000,00-Rp 2,000,000,00
d. Lebih dari Rp 2,000,000,00
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROFIL PERILAKU PENGOBATAN MANDIRI
PENGETAHUAN
1. Apakah Anda
swamedikasi?
Jawaban :
pernah
mendengar
istilah
pengobatan
mandiri
atau
2. Jika Anda pernah mendengar istilah tesebut, dari mana Anda mendapatkan
informasinya?
Jawaban :
3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatan mandiri?
Jawaban :
4. Apakah semua obat dapat dibeli untuk pengobatan mandiri tanpa periksa ke
Puskesmas/RS/dokter praktek?
Jawaban :
5. Apakah Anda tahu arti istilah obat bebas atau obat bebas terbatas?
Jawaban :
*Jika Tahu:
a. Dapatkah anda memberikan contoh obatnya ?
Jawaban :
b. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli?
Jawaban :
c. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dokter?
Jawaban :
d. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan,
dll Lingkari pilihan anda, pilihan bisa lebih dari 1)
6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat dibawah?
Jawaban :
a. Manakah diantara lambang obat dibawah yang dapat anda beli tanpa resep dokter?
SIKAP
7. Ketika sakit manakah yang akan anda lakukan, periksa ke dokter atau
melakukan pengobatan mandiri ?
Jawaban :
*Jika melakukan pengobatan mandiri
8. Mengapa anda memilih melakukan pengobatan mandiri ketika sakit ?
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban :
9. Apakah alasan anda melakukan pengobatan mandiri dibandingkan memeriksa
ke dokter/puskesmas/ rumah sakit ?
Jawaban :
10. Apakah anda menyukai melakukan pengobatan mandiri ?
Jawaban :
11. Menurut anda, apakah pengobatan mandiri bermanfaat untuk menyembuhkan
penyakit yang anda alami ?
Jawaban :
TINDAKAN
12. Apakah anda pernah melakukan pengobatan mandiri selama 1 bulan terakhir?
Jawaban :
13. Apakah anda akan kembali melakukan pengobatan mandiri ketika sakit ?
Jawaban :
PROFIL PENGGUNAAN OBAT
14. Ketika sakit manakah yang anda gunakan, obat modern atau obat tradisional ?
Jawaban :
Jawablah pertanyaan nomor 15 bila anda menggunakan obat modern saja ATAU
jawabalah pertanyaan nomor 16 bila anda menggunakan obat tradisional saja
ATAU Jawablah pertanyaan nomor 15 dan 16 bila anda menggunakan obat
modern dan obat tradisional,
15. Jika menggunakan obat modern,
a. Apa nama obatnya? Sebutkan !
Jawaban:
b. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut?
Jawaban:
c. bagaimana cara mendapatkan obat tersebut?
*Jika dengan cara membeli
1. dimanakah obat tersebut Anda beli?
Jawaban :
2. berapa harga obat tersebut ?
Jawaban :
3. Berapa jarak antara tempat tinggal Anda dengan tempat untuk
membeli obat tersebut?
Jawaban:
*Jika memperoleh dari orang lain,
1. siapakah yang memberikannya?
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jawaban :
d. Untuk siapakah obat tersebut digunakan(diri sendiri, suami/anak,
anggota keluarga lain)?
Jawaban :
e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat
tersebut?
Jawaban:
f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)
mengkonsumsi obat tersebut ?
Jawaban:
g. Apakah ada efek samping yang dirasakan ketika menggunakan obat tersebut?
Jawaban:
h. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tersebut?
Jawaban:
i. Apakah Anda (orang yang menggunakan obat tersebut) sembuh setelah
diobati dengan obat tersebut?
Jawaban:
16. Jika menggunakan obat tradisional
a. Apa nama obat tradisional yang anda gunakan ?
Jawaban:
b. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tradisional tersebut?
Jawaban:
c. bagaimana cara mendapatkan obat tradisional tersebut?
*Jika dengan cara membeli
4. dimanakah obat tersebut Anda beli?
Jawaban :
5. berapa harga obat tersebut ?
Jawaban :
6. Berapa jarak antara tempat tinggal Anda dengan tempat untuk
membeli obat tersebut?
Jawaban:
*Jika memperoleh dari orang lain,
2. siapakah yang memberikannya?
Jawaban :
d. Untuk siapakah obat tradisional tersebut (diri sendiri, suami/anak,
anggota keluarga lain)?
Jawaban :
e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat
tradisional tersebut?
Jawaban:
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)
mengkonsumsi obat tradisional tersebut ?
Jawaban:
g. Apakah ada efek samping yang dirasakan ketika menggunakan obat
tradisional tersebut?
Jawaban:
h. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional tersebut?
Jawaban:
i. Apakah Anda (orang yang menggunakan obat tersebut) sembuh setelah
diobati dengan obat tradisonal tersebut?
17. Jawaban:
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Data Persentase
Karakteristik
Usia
Pekerjaan
Status Pernikahan
Pendidikan Terakhir
Pendapatan per Bulan
Parameter
N=96
%
23-28
29-34
5
24
35-40
25
26
41-46
16
16.7
5
25
47-52
7
7.3
53-58
18
18.8
59-64
Tidak Bekerja(Ibu
Rumah Tangga)
Bekerja (Petani &
wiraswasta
1
1
64
66.7
32
33.3
Menikah
91
94.8
Pernah
Menikah(Janda)
SD
SMP
SMA
< 1 Juta
1 Juta-1,5 Juta
25
5
56
21
19
75
21
5.2
58.3
21.9
19.8
78.1
21.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengetahuan Responden
Pertanyaan
4
5s
Karakteristik
1
Istilah pengobatan mandiri
2
Sumber informasi
3
Pengertian pengobatan mandiri
Obat-obatan untuk pengobatan mandiri bisa
dibeli tanpa pemeriksaan ke dokter
Parameter
N=96
(%)
Pernah Mendengar
Belum Pernah Mendengar
Kerabat / Tetangga
Tv/ Radio
Petugas Puskesmas
Pengobatan yang dilakukan
tanpa bantuan orang lain
Mengobati panas, demam,
flu, sakit kepala dll
Menggunakan bahan-bahan
alam
Tidak membutuhkan
pemeriksaan dokter
Memakai obat-obatan yang
ada di rumah
Tidak semua bisa dibeli
tanpa periksa kedokter
Semua bisa dibeli tanpa
periksa ke dokter
Tahu
73
23
52
16
5
39
76
24
71,2
21,9
6,8
53,4
11
15,1
8
11
8
11
7
9,6
47
49
49
51
23
24
Tidak Tahu
73
Paracetamol
Amoxicilin
Konidin
dll (CTM, asam mefenamat,
komix, promag)
Apotik
11
6
2
4
76
47,8
19
82,6
Kios / warung
4
Perlu atau tidak resep untuk membeli obat bebas
dan bebas terbatas
Perlu
Tidak perlu
3
20
17,4
13
d,
Bentuk - bentuk obat bebas dan bebas terbatas
Tablet
Kapsul
Serbuk
Cairan
6
Melihat lambang pada kemasan obat
Pernah
Belum pernah
16
4
2
1
60
69,6
17,4
8,7
4,3
62,5
a,
Lambang obat yang dapat dibeli tanpa resep
dokter
(Hijau)Obat Bebas
(Biru)Obat Bebas Terbatas
(Merah)Obat Keras
36
29
37,5
48,3
24
7
40
11,7
Istilah obat bebas dan obat bebas terbatas
a,
Contoh obat bebas dan bebas terbatas
b,
Tempat membeli obat bebas dan bebas terbatas
c,
26
26,1
8,7
17,4
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sikap dan Tindakan Responden
Pertanyaan
7
8
Karakteristik
Parameter
N=96
(%)
62
64,6
Pengobatan mandiri
Periksa ke dokter
34
35,4
Mudah dilakukan
2%
3,2
Sakit cepat ditangani
5
8,1
Pernah dilakukan
sebelumnya
20
32,3
14
22,6
21
33,9
7
11.3
Pilihan responden ketika sakit
Alasan responden
melakukan pengobatan mandiri
Menghemat waktu berobat
Penyakit yang dialami masih
ringan
9
10
11
Pertanyaan
12
13
Alasan responden memilih
pengobatan mandiri daripada
periksa ke dokter
Jarak apotek dan puskesmas
jauh dari rumah
Dokter tidak selalu ada di
puskesmas
Terbatasnya biaya berobat ke
dokter
Lebih hemat
2
3.2
28
5
45.2
8.1
Ingin mencoba sendiri
terlebih dahulu
Murah
4
7
6.5
11.3
Obat mudah didapat
5
8.1
Sakit lebih cepat teratasi
4
6.5
Menyukai
Tidak Menyukai
Bermanfaat
Tidak Bermanfaat
62
34
57
5
64.6
35.4
91.0
8.1
Menyukai pengobatan mandiri
Pengobatan mandiri memberi
manfaat
Karakteristik
Parameter
N=96
(%)
Melakukan pengobatan mandiri
1 bulan terakhir
Melakukan
Tidak Melakukan
96
-
100
Kembali melakukan
Tidak kembali melakukan
Ragu-ragu
53
34
9
55.2
35.4
9.4
Kembali melakukan pengobatan
mandiri ketika sakit
27
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PROFIL PENGGUNAAN OBAT
Pertany
aan
Pola Penggunaan Obat
14
Pilihan Obat
15,a
Obat modern yang digunakan
15,b
Keluhan / penyakit yang diobati
15,c,1
Sumber mendapatkan obat
d,
e,
c,2
Kisaran Harga Obat
c,3
Jarak tempat tinggal dengan
tempat membeli obat
Parameter
N=96
(%)
Obat Modern
50
52,1
Obat Tradisional
47
49
PCT
panadol
konidin
paramex
ranitidine
Komix
procold
oralit
bodrex
amoxicilin
CTM
bintang 7
Asam Mefenamat
inza
betadine
Demam
Sakit Kepala
Flu dan Batuk
Luka-luka
Maag
Diare
sakit gigi
alergi
20
2
17
16
1
4
7
1
1
9
3
2
2
9
5
28
27
21
7
2
2
9
4
40
4
34
32
2
8
14
2
2
18
6
4
4
18
10
56
54
42
14
4
4
18
8
Kios / Warung
Apotik
Petugas Pustu
500 - 1500
2000 - 3000
5000 - 10000
15000 - 30000
> 30000
34
3
13
14
23
5
7
1
68
6
26
28
46
10
14
2
5 - 10 m
15 - 25 m
30 - 50 m
100 - 500 m
1 - 5 km
27
13
5
2
3
54
26
10
4
6
Diri Sendiri
Suami
Anak
22
13
15
44
26
30
2-3 hari
Selama sakit
28
22
56
44
Individu yang menggunakan obat
Lama penggunaan obat
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f,
10
Frekuensi penggunaan obat /
hari
g,
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
5
7
38
14
76
Ya(Mengantuk)
Tidak
6
44
12
88
13
6
26
12
35
17
8
39
11
70
34
16
78
22
Daun Pepaya
Daun Beluntas
Kemangi
Kencur
Daun Srikaya
Buah Cinta
Daun Asam
Daun Kelor
Daun Sukun
Pucuk Kujawas (
Jambu Biji)
Pucuk Kusambi
Jeruk nipis
Kunyit + Kemiri
5
3
1
1
2
2
1
5
2
22
10,6
6,4
2,1
2,1
4,3
4,3
2,1
10,6
4,3
46,8
22
3
2
46,8
6,4
4,3
Malaria
Perut Kembung
Batuk Berdahak
Sakit Pinggang
Panas Tinggi
Asam Urat
Jantung
Diare
Batuk
Luka-luka
8
1
1
2
1
5
2
29
3
2
17,0
2,1
2,1
4,3
2,1
10,6
4,3
61,7
6,4
4,3
Tetangga
Milik Sendiri
(Kebun Keluarga)
21
44,7
26
55,3
Diri Sendiri
Suami
Anak
26
11
5
55,3
23,4
10,6
Adanya efek samping obat
h,
Alasan pemilihan obat
i,
16,a
b
Hasil Pengobatan
Obat tradisional yang digunakan
Keluhan / penyakit yang diobati
c,
d,
Berdasarkan
Pengalaman
Dapat
Menyembuhkan
Murah
Mudah di Dapat
Praktis
Sembuh
Tidak sembuh
Sumber mendapatkan obat
Individu pengguna obat
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e,
5
10,6
Selama gejala / Sakit
1-3 hari
4-5 hari
12
30
5
25,5
63,8
10,6
1 x sehari
2 x sehari
3 x sehari
5
9
33
10,6
19,1
70,2
Ya
Tidak
47
100
26
8
55,3
17
15
3
3
4
15
47
-
31,9
6,4
6,4
8,5
31,9
100
-
Lama penggunaan obat
f,
Frekuensi penggunaan obat /
hari
g,
Adanya efek samping obat
h,
Anggota keluarga
lain (Mertua dan
Keponakan
Alasan pemilihan obat
Sudah Tersedia di
Kebun Rumah
Pengalaman
Terbatasnya biaya
berobat
Mudah dan praktis
Alami
i,
Hasil Pengobatan
Sembuh
Tidak sembuh
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Profil Penggunaan Obat dan
Perilaku
Pengobatan Mandiri di Kalangan Ibu-Ibu Desa
Oelnasi, Nusa Tenggara Timur” bernama lengkap Yohana
Febriani Putri Peu Patty. Anak dari pasangan Bapak Petrus
Peu dan Ibu Ta Persiana. Penulis lahir di Dili, 24 Februari
1996 dan mengawali masa pendidikannya di TK Santa
Maria Imaculata (2000-2001) kemudian melanjutkan ke
Sekolah Dasar SD Katolik Santo Yoseph 1 (2001-2007),
SMP Negeri 2 Kupang (2007-2010), SMA Negeri 3 Kupang
(2010-2013) dan kemudian penulis melanjutkan pendidikan
sarjana di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta pada
tahun 2013. Selama masa studi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, penulis
cukup aktif dan terlibat dalam beberapa kegiatan kepanitiaan yaitu anggota seksi humas
“Angkringan Lintas Iman 2014” anggota seksi liturgi “Panitia Paskah 2015”, dan anggota
seksi dana dan usaha “Donor Darah JMKI 2015. Selain itu penulis juga pernah menjadi
asisten praktikum Farmasi Fisika serta Anatomi dan Fisiologi Manusia tahun ajaran
2016/2017.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Download