BEBERAPA DETERMINAN PENYEBAB KEJADIAN HIPEREMESIS

advertisement
BEBERAPA DETERMINAN PENYEBAB KEJADIAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DI RSU ANANDA PURWOKERTO TAHUN 2009-2011
Tri Anasari
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
[email protected]
Abstrak : Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan yang dapat mengganggu pekerjaan sehari-hari. Penyebab hiperemesis
gravidarum belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor mempunyai
pengaruh antara lain yaitu faktor predisposisi (primigravida, mola hidatidosa dan
kehamilan ganda), faktor organik (alergi, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi,
perubahan metabolik akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun) serta faktor
psikologi (umur dan pekerjaan).
Mengetahui beberapa determinan penyebab kejadian hiperemesis
gravidarum di RSU Ananda Purwokerto tahun 2009-2011
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain case
control. Populasi penelitian ini adalah semua ibu hamil yang tercatat di RSU
Ananda Purwokerto periode 1 Januari 2009-31 Desember 2011. Sampel kasus
dan sampel control masing sebanyak 107 ibu hamil. Instrumen penelitian
menggunakan checklist. Analisis data menggunakan uji chi square.
Ibu hamil di RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011 paling banyak
umurnya tidak beresiko (85,0%), paritas tidak beresiko (53,7%), tidak mengalami
kehamilan ganda (92,5%), dan tidak bekerja (69,6%). Ada hubungan antara
antara faktor umur ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum (p = 0,021, OR
=2,511). Ada hubungan antara faktor paritas dengan kejadian hiperemesis
gravidarum (p = 0,020, OR = 1,905). Ada hubungan antara faktor kehamilan
ganda dengan kejadian hiperemesis gravidarum (p = 0,038, OR = 3,253). Ada
hubungan antara faktor pekerjaan ibu dengan kejadian hiperemesis gravidarum (p
= 0,026, OR = 1,908).
Ada hubungan antara faktor umur, paritas, kehamilan ganda dan pekerjaan
dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Faktor yang mempunyai resiko paling
tinggi untuk terjadi hyperemesis gravidarum adalah kehamilan ganda.
Kata Kunci
: umur, paritas, kehamilan ganda, pekerjaan, hiperemesis
gravidarum
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
61
SEVERAL DETERMINAN THAT CAUSED THEINCIDENCE OF
HYPEREMESIS GRAVIDARUM IN THE RSU ANANDA
PURWOKERTO YEAR 2009-2011
Tri Anasari
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto
[email protected]
Hyperemesis gravidarum is excessive nausea and vomiting that can
interfere with daily work. The cause of hyperemesis gravidarum is not known
with certainty, but several factors have an influence, among others, the
predisposing factors (primigravid, hydatidiform mole and multiple pregnancy),
organic factors (allergy, the inclusion of the villi khorialis in circulation, and
metabolic changes caused by pregnant mothers decreased resistance) and
psychological factors (age and employment).
Objectives: to determine the factors that association with the incidence of
hyperemesis gravidarum in the RSU Ananda Purwokerto years 2009-2011.
This study was a descriptive analytic research with case control design. The
population of study were all pregnant women thet registered in RSU Ananda
Purwokerto period 1 January 2009-31 December 2011. Samples of each case and
control samples were 107 pregnant women. Research instrument used a checklist.
The methods of data analysis used Chi Square test.
Pregnant women at RSU Ananda Purwokerto Year 2009-2011 his age
mostly weren’t at risk (85,0%), the parity wasn’t at risk (53,7%), haven’t a
multiple pregnancy (92,5%), and didn’t’ work ( 69,6%). There was an association
between the pregnan women age factor with the in incidence of hyperemesis
gravidarum (p = 0,021) with OR =2,511. There was an association between the
factors with the incidence of hyperemesis gravidarum parity (p = 0,020) with OR
= 1,905. There was an association between factors of multiple pregnancy with the
incidence of hyperemesis gravidarum (p = 0,038) with OR = 3,253. There was an
association between maternal employment factors with the incidence of
hyperemesis gravidarum (p = 0,026) with OR = 1,908.
The results suggest that factors associated with the incidence of
hyperemesis gravidarum was a factor of age, parity, multiple pregnancy and
work.
Keywords
: age, parity, multiple pregnancy, work, hyperemesis gravidarum
62
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
mual dan muntah yang berlebihan
PENDAHULUAN
Pengawasan
(antenatal)
sebelum
terbukti
lahir
sehingga
pekerjaan
sehari-hari
mempunyai
terganggu dan keadaan umum menjadi
kedudukan yang sangat penting dalam
buruk. Mual dan muntah yang terus-
upaya meningkatkan kesehatan mental
menerus dapat menyebabkan dehidrasi,
dan fisik kehamilan, untuk menghadapi
hiponatremia,
persalinan. Pengawasan hamil dapat
penurunan klorida urin, selanjutnya
diketahui berbagai komplikasi ibu yang
terjadi
mempengaruhi
komplikasi
hipokloremia,
hemokonsentrasi
yang
kehamilan
atau
mengurangi perfusi darah ke jaringan
sehingga
segera
dan menyebabkan tertimbunnya zat
hamil
dapat diatasi. Keadaan yang tidak
toksik.
dapat dirujuk ke tempat yang lebih
karbohidrat dan lemak menyebabkan
lengkap
oksidasi lemak yang tidak sempurna
peralatannya
sehingga
Pemakaian
cadangan
mendapat perawatan yang optimal
sehingga
(Manuaba, 2007).
Hipokalemia akibat muntah dan eksresi
Mual
(nause)
dan
muntah
sehingga
yang
terjadi
berlebihan
ketosis.
selanjutnya
(emesis gravidarum) adalah gejala
menambah
yang wajar dan sering didapatkan pada
merusak hepar. Selaput lendir esofagus
kehamilan trimester I. Mual biasanya
dan lambung dapat robek sehingga
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula
terjadi
timbul setiap saat dan malam hari.
(Mansjoer, 2009).
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi
frekuensi
perdarahan
muntah
dan
gastrointestinal
hiperemesis
Penyebab
setelah 6 minggu setelah hari pertama
gravidarum belum diketahui secara
haid terakhir dan berlangsung selama
pasti,
kurang lebih 10 minggu. Mual dan
mempunyai pengaruh antara lain yaitu
muntah
faktor predisposisi (primigravida, mola
terjadi
pada
60-80%
namun
beberapa
faktor
primigravida dan 40-60% terjadi pada
hidatidosa
multigravida.
seribu
faktor organik (alergi, masuknya vili
kehamilan gejala-gejala mual muntah
khorialis dalam sirkulasi, perubahan
ini menjadi berat (Sarwono, 2005).
metabolik akibat hamil dan resistensi
Satu
diantara
Hiperemesis gravidarum adalah
ibu
yang
dan
kehamilan
menurun)
serta
ganda),
faktor
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
psikologi
(umur
dan
pekerjaan)
(Mansjoer, 2009).
Hasil penelitian yang dilakukan
esofagus,
kerusakan
kerusakan
ginjal.
memberikan
63
hepar
dan
ini
akan
Hal
pengaruh
pada
oleh Armilah (2010) mengungkapkan
pertumbuhan dan perkembangan janin
bahwa usia ibu memiliki hubungan
karena nutrisi yang tidak terpenuhi
yang
kejadian
atau tidak sesuai dengan kehamilan,
hiperemesis gravidarum. Usia ibu < 20
yang mengakibatkan peredaran darah
tahun dan > 35 tahun lebih berisiko
janin
bermakna
terhadap
dengan
hiperemesis
kejadian
berkurang
perdarahan
serta
pada
terjadi
retina
yang
gravidarum dibandingkan dengan usia
disebabkan oleh meningkatnya tekanan
ibu 20-35 tahun. Pekerjaan memiliki
darah
hubungan
(Setiawan, 2007).
yang
bermakna
dengan
kejadian hiperemesis gravidarum. Ibu
yang
ketika
penderita
muntah
Berdasarkan survey pendahuluan
bekerja lebih besar risikonya
di RSU Ananda Purwokerto, diperoleh
hiperemesis
data kejadian hiperemesis gravidarum
gravidarum dibandingkan dengan ibu
pada tahun 2009 dari 783 ibu hamil,
yang tidak bekerja. Faktor psikologi
yang
memegang
gravidarum
terhadap
kejadian
penyakit
peranan
ini,
tanggaretak,
penting
misalnya
kehilangan
pada
rumah
pekerjaan,
mengalami
sebanyak
hiperemesis
31
orang
(3,95%) dan pada tahun 2010 dari 826
ibu
hamil,
yang
mengalami
dan
hiperemesis gravidarum sebanyak 37
persalinan atau takutterhadap tanggung
orang (4,48%) dan pada tahun 2011
jawab
dari ibu hamil sejumlah 848 yang
takut
terhadap
sebagai
kehamilan
ibu
(Winkjosastro,
mengalami hiperemesis gravidarum
2005).
Komplikasi
yang
ditimbulkan
sebanyak 39 orang (4,59%). Kejadian
dapat terjadi pada ibu dan janin, seperti
hyperemesis
ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan
Ananda Purwokerto dalam 3 tahun
sehingga keadaan fisik ibu menjadi
terakhir mengalami kenaikan walaupun
lemah
tidak signifikan.
dan
lelah,
dapat
pula
gravidarum
di
RSU
mengakibatkan gangguan asam basa,
Tujuan dari penelitian ini adalah
pneumoni aspirasi, robekan mukosa
1) Menggambarkan faktor umur
64
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
ibu hamil, paritas ibu hamil, pekerjaan
control yaitu suatu penelitian (survey)
dan kehamilan ganda di RSU Ananda
analitik yang menyangkut bagaimana
Purwokerto Tahun 2009-2011,
faktor
risiko
dipelajari
dengan
2) Menganalisis hubungan antara
menggunakan pendekatan retrospektif,
faktor Umur ibu dengan kejadian
dengan kata lain efek diidentifikasi
hiperemesis
RSU
pada saat ini kemudian faktor risiko
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011,
diidentifikasi ada atau terjadinya pada
3) Menganalisis hubungan antara
waktu yang lalu (Notoatmodjo, 2010).
faktor
gravidarum
Paritas
hiperemesis
di
dengan
kejadian
gravidarum
di
Metode
pengumpulan
RSU
penelitian
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011,
sekunder.
4) Menganalisis hubungan antara
faktor
Kehamilan
ganda
dengan
ini
Populasi
data
dalam
menggunakan
adalah
data
keseluruhan
subjek penelitian yang ada dalam
kejadian hiperemesis gravidarum di
wilayah
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-
2010). Populasi dari penelitian ini
2011,
adalah keseluruhan ibu hamil yang
penelitian
(Notoatmodjo,
5) Menganalisis hubungan antara
tercatat di RSU Ananda Purwokerto
faktor Pekerjaan ibu dengan kejadian
periode 1 Januari 2009-31 Desember
hiperemesis
2011, baik yang mengalami dan yang
gravidarum
di
RSU
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
penelitian
hiperemesis
mengalami
gravidarum yang berjumlah 2.457
METODE PENELITIAN
Jenis
tidak
ini
adalah
orang.
Jumlah
ibu
hamil
yang
yaitu
mengalami hiperemesis gravidarum
yaitu
sebanyak 107 orang dan yang tidak
penelitian yang mencoba menggali
mengalami hiperemesis gravidarum
bagaimana dan mengapa fenomena
sebanyak
kesehatan itu terjadi dengan tujuan
pengambilan sampel dalam penelitian
melihat hubungan antara variabel yang
ini menggunakan
satu
Sampel penelitian adalah seluruh ibu
penelitian
survey
analitik,
Penelitian deskriptif analitik
dengan
variabel
yang
lain
2.350
(Notoatmodjo, 2005). Pendekatan yang
hamil
digunakan adalah pendekatan case
kehamilannya
orang.
Metode
Total sampling.
yang
memeriksakan
yang
mengalami
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
65
hiperemesis gravidarum berjumlah 107
antara variabel independen dengan
orang
variabel dependen.
sebagai
sampel
kasus.
kontrolnya
H1 diterima yaitu apabila X2 hitung >
menyesuaikan dari sampel kasus yaitu
X2 tabel atau ρ < 0,05, artinya
sejumlah
yang
signifikan atau ada hubungan antara
memeriksakan kehamilannya di RSU
variabel independen dengan variabel
Ananda pada tahun 2009-2011 yang
dependent.
Sedangkan
tidak
sampel
107
ibu
mengalami
hamil
hiperemesis
gravidarum.
Perhitungan Odd Ratio (OR) untuk
mengestimasi tingkat risiko antara
Instrumen dalam penelitian ini
variabel dependen dan independen.
menggunakan ceklist berisi tentang
OR = 1, artinya tidak ada hubungan
nama responden, umur, paritas, jumlah
antara
janin yang dikandung serta pekerjaan
independen
responden. Tehnik Pengolahan data
OR>1, artinya sebagai penyebab
dan analisis Data adalah editing,
OR<1,
coding, data entry, tabulating. Analisis
perlindungan (efek proteksi)
univariat
dilakukan
terhadap
variabel
artinya
dependen
sebagai
dan
efek
tiap
variabel dari hasil penelitian. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
umumnya dalam analisis ini hanya
A. Gambaran faktor umur
menghasilkan distribusifrekuensi dari
hamil, paritas ibu hamil, pekerjaan dan
tiap variabel (Notoatmodjo, 2010).
kehamilan ganda di RSU Ananda
Analisis bivariat yaitu analisis
yang dilakukan untuk mengetahui ada
tidaknya
hubungan
atau
ibu
Purwokerto Tahun 2009-2011
Hasil
analisis
univariate
pengaruh
didapatkan umur ibu hamil di RSU
antara variabel bebas dan variabel
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
terikat (Notoatmodjo, 2010). Uji yang
paling banyak tidak berisiko sebanyak
digunakan dalam penelitian ini adalah
182 orang (85,0%). Paritas ibu hamil di
uji Chi-square.
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-
H1 ditolak yaitu apabila X2 hitung <
2011 yang paling banyak tidak berisiko
X2 tabel atau ρ > 0,05, artinya tidak
sebanyak 115 orang (53,7%). Ibu
signifikan atau tidak ada hubungan
hamil di RSU Ananda Purwokerto
66
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
Tahun 2009-2011 paling banyak tidak
ganda
dapat
mengalami kehamilan ganda sebanyak
suatu kehamilan dimana terdapat dua
198 orang (92,5%). Ibu hamil di RSU
atau lebih embrio atau janin sekaligus.
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
Kehamilan ganda terjadi apabila dua
paling banyak tidak bekerja sebanyak
atau
149 orang (69,6%).
dibuahi atau apabila satu ovum yang
lebih
didefinisikan
ovum
sebagai
dilepaskan
dan
Umur ibu mempunyai pengaruh
dibuahi membelah secara dini hingga
yang erat dengan perkembangan alat
membentuk dua embrio yang sama
reproduksi. Hal ini berkaitan dengan
pada stadium massa sel dalam atau
keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu
lebih awal. Kehamilan kembar dapat
di dalam menerima kehadiran dan
memberikan risiko yang lebih tinggi
mendukung
janin.
terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu,
Seorang
perkembangan
wanita
memasuki
usia
dalam menghadapi kehamilan ganda
atau
mengakhiri
fase
harus dilakukan perawatan antenatal
perkawinan
tertentu dalam kehidupannya yaitu
umur repoduksi (Yunita, 2005).
Menurut
Saifuddin
yang intensif (Purniantika, 2010).
Pekerjaan adalah segala usaha
(2009),
yang dilakukan atau dikerjakan untuk
paritas adalah jumlah kehamilan yamg
mendapatkan hasil atau
menghasilkan janin yang mampu hidup
dapat dinilai dengan uang (Depkes RI,
diluar rahim (28 mg). Paritas dapat
2008). Pekerjaan berkaitan dengan
dibedakan
nullipara,
status sosial ekonomi keluarga yang
grande
akan mendukung kemampuan keluarga
hiperemesis
dalam memenuhi kebutuhannya. Sosial
gravidarum lebih sering dialami oleh
ekonomi adalah tingkat kemampuan
primigravida daripada multigravida,
untuk memenuhi kebutuhan hidup.
hal ini berhubungan dengan tingkat
Kemampuan
kestresan
dipengaruhi oleh pendapatan yang
menjadi
primipara,
multipara
multipara.
Kejadian
dan
usia
dan
si
ibu
saat
mengalami kehamilan pertama.
Kehamilan
ganda
merupakan
faktor predisposisi yang menyebabkan
hiperemesis
gravidarum.Kehamilan
ekonomi
upah yang
seseorang
diperoleh dari pekerjaan sebagai mata
pencaharian
2006).
sehari-hari
(Soekanto,
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
B. Hubungan antara Faktor Umur
Ibu dengan
Gravidarum
Kejadian Hiperemesis
di
RSU
Ananda
Purwokerto Tahun 2009-2011.
dengan
hiperemesis
kejadian
gravidarum
di
Purwokerto
67
RSU
Tahun
Ananda
2009-2011
disajikan pada tabel berikut :
Hubungan antara faktor umur ibu
Tabel 1. Hubungan antara Faktor Umur Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Umur
Ya
Berisiko
Tidak
Berisiko
Tidak
p
Jumlah
f
%
F
%
f
%
22
20,6
10
9,3
32
15
85
79,4
97
90,7
182
85
CI 95%
0,021
Jumlah
107
OR
100
107
100
214
1,126-5,600
100
2,511
Berdasarkan Tabel 1. di atas
diperoleh nilai p = 0,021. Nilai p =
dapat diketahui bahwa Tingkat risiko
0,021 yang lebih kecil dari  = 0,05
antara faktor umur dengan kejadian
artinya ada hubungan antara antara
hiperemesis gravidarum ditunjukkan
faktor umur ibu dengan kejadian
dengan
hiperemesis
nilai
OR
sebesar
2,511,
sehingga dapat dinyatakan bahwa umur
ibu
yang
berisiko,
gravidarum
di
RSU
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
cenderung
Hiperemesis
Gravidarum
mengalami hiperemesis gravidarum
dibawah
2,5 kali lebih besar dibandingkan umur
disebabkan karena belum cukupnya
ibu yang tidak berisiko. Nilai CI =
kematangan fisik, mental dan fungsi
1,126-5,600 artinya ibu umur berisiko
sosial
memiliki risiko terendah 1,126 kali dan
menimbulkan keraguan jasmani cinta
risiko
untuk
kasih serta perawatan dan asuhan bagi
Hiperemesis
anak yang akan di lahirkannya. Hal ini
Gravidarum. Hasil analisis bivariat
mempengaruhi emosi ibu sehingga
dengan menggunakan uji chi square
terjadi konflik mental yang membuat
tertinggi
mengalami
5,600
kejadian
kali
umur
dari
20
calon
tahun
ibu
lebih
yang
68
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
ibu kurang nafsu makan. Bila ini
muntah otak sehingga terjadi kontraksi
terjadi maka bisa mengakibatkan iritasi
otot abdominal dan otot dada yang
lambung yang dapat memberi reaksi
disertai dengan penurunan diafragma
pada impuls motorik untuk memberi
menyebabkan tingginya tekanan dalam
rangsangan pada pusat muntah melalui
lambung, tekanan yang tinggi dalam
saraf otak kesaluran cerna bagian atas
lambung memaksa ibu untuk menarik
dan melalui saraf spinal ke diafragma
nafas dalam-dalam sehingga membuat
dan otot abdomen sehingga terjadi
sfingter esophagus bagian atas terbuka
muntah (Yunita, 2005).
dan sfingter bagian bawah berelaksasi
Hiperemesis Gravidarum yang
inilah yang memicu mual dan muntah
terjadi diatas umur 35 tahun juga tidak
(Yunita, 2005).
lepas dari faktor psikologis yang di
C. Hubungan antara Faktor Paritas
dengan
hamil atau malah tidak menginginkan
Gravidarum
kehamilannya
Purwokerto Tahun 2009-2011.
di
RSU
Ananda
sehingga
akan
tertekan
dan
Hubungan faktor paritas dengan
menimbulkan stres pada ibu. Stres
kejadian hiperemesis gravidarum di
mempengaruhi
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-
merasa
memberi
lagi
Kejadian
Hiperemesis
sebabkan oleh karena ibu belum siap
sedemikian
hipotalamus
rangsangan
pada
dan
pusat
2011 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2. Hubungan Faktor Paritas dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum di
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Paritas
Ya
Tidak
p
Jumlah
F
%
F
%
f
%
Berisiko
58
54,2
41
38,3
99
46,3
Tidak Berisiko
49
45,8
66
61,7
115
53,7
Jumlah
107
100
107
100
214
100
OR
0,020
CI 95%
1,1053,285
1,905
Berdasarkan Tabel 2. di atas
hiperemesis gravidarum ditunjukkan
dapat diketahui bahwa Tingkat risiko
dengan
antara faktor paritas dengan kejadian
sehingga
nilai
dapat
OR
sebesar
1,905,
dinyatakan
bahwa
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
69
paritas ibu yang berisiko, cenderung
dapat menyebabkan konflik mental
mengalami hiperemesis gravidarum
yang dapat memperberat mual dan
1,9 kali lebih besar dibandingkan
muntah sebagai ekspresi tidak sadar
paritas ibu yang tidak berisiko. Nilai
terhadap keengganan menjadi hamil
CI = 1,105-3,285 artinya ibu paritas
atau sebagai pelarian kesukaran hidup
berisiko memiliki risiko terendah 1,105
(Nining, 2009).
kali dan risiko tertinggi 3,285 kali
untuk
mengalami
Hiperemesis
kejadian
Gravidarum.
Hasil
Hal ini sesuai dengan pendapat
Winkjosastro,
(2007)
mengungkapkan
yang
bahwa
ibu
analisis bivariat dengan menggunakan
primigravida
uji chi square diperoleh nilai p =
beradaptasi terhadap hormon estrogen
0,020. Nilai p = 0,020 yang lebih kecil
dan
dari  = 0,05 artinya ada hubungan
Peningkatan
antara faktor paritas dengan kejadian
kadar
hiperemesis
RSU
hingga muncullah keluhan rasa mual.
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
Keluhan ini biasanya muncul di pagi
gravidarum
di
belum
khorionik
gonadotropin.
hormon
asam
mampu
ini
lambung
membuat
meningkat,
mempengaruhi
hari saat perut ibu dalam keadaan
kejadian hiperemesis gravidarum, hal
kosong dan terjadi peningkatan asam
ini disebabkan hiperemesis gravidarum
lambung.
Faktor
paritas
lebih sering dialami oleh primigravida
daripada
multigravida,
hal
ini
D. Hubungan
antara
Faktor
Kehamilan Ganda dengan Kejadian
Gravidarum
berhubungan dengan tingkat kestresan
Hiperemesis
dan usia ibu saat mengalami kehamilan
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
pertama.
Pada
primigravida,
memegang
ibu
faktor
peranan
dengan
psikologik
penting
pada
Hubungan
di
antara
RSU
faktor
kehamilan ganda dengan kejadian
hiperemesis
gravidarum
di
RSU
penyakit ini, takut terhadap kehamilan
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
dan
disajikan pada tabel berikut:
persalinan,
takut
terhadap
tanggung jawab sebagai seorang ibu
70
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
Tabel 3. Hubungan Faktor Kehamilan Ganda dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Kehamilan
P
CI 95%
Ya
Tidak
Jumlah
Ganda
F
%
F
%
f
%
Ya
12
11,2
3,7
16
7,5
Tidak
95
88,8 103 96,3
198
92,5
Jumlah
107
100,0 107 100,0
214
100,0
OR
4
1,014-
0,038
10,432
3,253
Berdasarkan Tabel 3. di atas
kejadian hiperemesis gravidarum di
dapat diketahui bahwa Tingkat risiko
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-
antara faktor kehamilan ganda dengan
2011.
hiperemesis
kejadian
gravidarum
Kehamilan
kembar
umumnya
ditunjukkan dengan nilai OR sebesar
plasenta besar atau ada 2 plasenta,
3,253,
dinyatakan
maka produksi hCG akan tinggi.
bahwa ibu yang mengalami kehamilan
Frekuensi hiperemesis yang tinggi
ganda, berisiko mengalami hiperemesis
pada kehamilan ganda menimbulkan
gravidarum
besar
dugaan
tidak
memegang
sehingga
dapat
3,2
dibandingkan
kali
ibu
lebih
yang
bahwa
faktor
peranan
hormon
karena
pada
mengalami kehamilan ganda. Nilai CI
keadaan tersebut hormon Chorionik
= 1,014-10,432 artinya ibu dengan
Gonadotropin
kehamilan
risiko
berlebihan (Winkjosastro, 2007). Ibu
terendah 1,014 kali dan risiko tertinggi
hamil dengan kehamilan ganda, kadar
10,432 kali untuk mengalami kejadian
hormon estrogen dan hCG (human
Hiperemesis Gravidarum.Hasil analisis
Chorionic gonadotropin)
bivariat dengan menggunakan uji chi
sehingga mual muntah pada kehamilan
square diperoleh nilai p = 0,038. Nilai
ini meningkat dibandingkan dengan
p = 0,038 yang lebih kecil dari  =
kehamilan
0,05 artinya ada hubungan antara
(Prawirohardjo, 2002).
faktor
ganda
kehamilan
memiliki
ganda
dengan
(hCG)
janin
dibentuk
meningkat
tunggal
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
E. Hubungan
Pekerjaan
Ibu
Hiperemesis
antara
Faktor
dengan
Gravidarum
Hubungan
Kejadian
pekerjaan
di
hiperemesis
RSU
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
ibu
71
antara
faktor
dengan
kejadian
gravidarum
di
RSU
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4. Hubungan Faktor Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum di RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011.
Kejadian Hiperemesis Gravidarum
Pekerjaan
Ya
Tidak
P
Jumlah
F
%
F
%
f
%
Ya
40
11,2
25
3,7
65
30,4
Tidak
67
88,8
82
96,3
149
69,6
Jumlah
107
100,0
107
100,0
214
100,0
OR
CI
1,080-
0,026
3,550
1,958
Berdasarkan Tabel 4. di atas
nilai p = 0,026. Nilai p = 0,026 yang
dapat diketahui bahwa Tingkat risiko
lebih kecil dari  = 0,05 artinya ada
antara
hubungan antara faktor pekerjaan ibu
kejadian
faktor
pekerjaan
hiperemesis
dengan
gravidarum
dengan
hiperemesis
kejadian
ditunjukkan dengan nilai OR sebesar
gravidarum
1,958,
Purwokerto Tahun 2009-2011.
sehingga
dapat
dinyatakan
bahwa ibu yang bekerja, berisiko
di
RSU
Ananda
Pekerjaan memiliki
hubungan
mengalami hiperemesis gravidarum
yang
3,2 kali lebih besar dibandingkan ibu
hiperemesis
yang tidak bekerja. Nilai CI = 1,080-
sejalan
3,550 artinya ibu bekerja memiliki
dilakukan oleh Armilah, (2010) yang
risiko terendah 1,080 kali dan risiko
mengungkapkan
tertinggi 3,550 kali untuk mengalami
bekerja lebih besar risikonya terhadap
kejadian
Hasil
Hiperemesis
analisis
Gravidarum.
bivariat
dengan
menggunakan uji chi square diperoleh
bermakna
kejadian
dengan
gravidarum.
dengan
kejadian
Hal
penelitian
bahwa
hiperemesis
ibu
ini
yang
yang
gravidarum
dibandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja.
72
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 4, Juni 2012, 60-73
Pekerjaan adalah aktivitas yang
dilakukan
untuk
RSU Ananda Purwokerto Tahun 2009-
menunjang
2011 yang paling banyak tidak berisiko
kehidupan
sebanyak 115 orang (53,7%), Ibu
keluarganya, diukur berdasarkan jenis
hamil di RSU Ananda Purwokerto
kegiatan yang dilakukan sehari-hari.
Tahun 2009-2011 paling banyak tidak
Pekerjaan ibu yang berisiko rendah
mengalami kehamilan ganda sebanyak
kehidupannya
dan
gravidarum
198 orang (92,5%), Ibu hamil di RSU
antaraibu rumah tangga dan pekerja
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
salon.
paling banyak tidak bekerja sebanyak
terhadap
hiperemesis
Sedangkan
pekerjaan
yang
berisiko tinggi antara lain adalah
149 orang (69,6%).
pelayan toko, pelayan departement
2. Ada hubungan antara antara
store, pekerja kantor, karyawan pabrik,
faktor umur ibu dengan kejadian
petani (Ismail, 2010).
hiperemesis
Hal ini sesuai dengan pendapat
Winkjosastro
mengungkapkan
(2007)
yang
bahwa
faktor
psikologi memegang peranan penting
dalam
penyakit
ini,
misalnya,
gravidarum
di
RSU
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
dengan nilai p = 0,021 dengan OR
sebesar 2,511 (95% CI :1,126-5,600)
3. Ada hubungan antara faktor
paritas dengan kejadian hiperemesis
kehilangan pekerjaan, beban pekerjaan
gravidarum
yang berat, dapat menyebabkan konflik
Purwokerto Tahun 2009-2011 dengan
mental yang dapat memperberat mual
nilai p = 0,020 dengan OR sebesar
dan muntah sebagai pelarian kesukaran
1,905 (95% CI : 1,105-3,285)
di
RSU
Ananda
hidup. Hal ini tidak jarang dapat diatasi
4. Ada hubungan antara faktor
dengan cara memberikan suasana baru,
kehamilan ganda dengan kejadian
sehingga dapat mengurangi frekuensi
hiperemesis
muntah.
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
KESIMPULAN
1. Umur ibu
dengan nilai p = 0,038 dengan OR
hamil
di
gravidarum
di
RSU
RSU
sebesar 3,253 (95% CI : 1,014-10,432)
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
5. Ada hubungan antara faktor
paling banyak tidak berisiko sebanyak
pekerjaan
182 orang (85,0%), Paritas ibu hamil di
hiperemesis
ibu
dengan
gravidarum
kejadian
di
RSU
Tri Anasari, Beberapa Determinin Penyebab Kejadian Hiperemesis …
Ananda Purwokerto Tahun 2009-2011
dengan nilai p = 0,026 dengan OR
sebesar 1,908 (95% CI : 1,080-3,550)
DAFTAR PUSTAKA
Armilah. (2010). Hubungan umur ibu
dan pekerjaan terhadap kejadian
hiperemesis gravidarumdi RS
Islam Kustati Surakarta tahun
2009.
Depkes
RI.
(2008).
Kebijakan
departemen kesehatan tentang
peningkatan pemberian air susu
ibu (ASI) pekerja wanita.Jakarta:
Pusat Kesehatan Kerja Depkes
RI.
Ismail (2010). Pengaruh Pekerjaan
terhadap Mual muntah dalam
kehamilan.
Http://www.newshealth.com.
Mansjoer, A. (2009). Kapita Selekta
Kedokteran. Jakarta: Media
Aeskulapius.
Manuaba, I.B.G. (2007). Konsep
obstetri dan ginekologi sosial
Indonesia. Jakarta: EGC.
Nining
(2009).
Hiperemesis
Gravidarum.
http://www.kesehatanreproduksi-wanita.com.
73
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta.
Purniantika (2010). Kehamilan Ganda
: Komplikasi dan Penyulit dalam
kehamilan. http://www.dioklikkesehatan.com.
Saifuddin,
A.B.
(2009).
Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo
Setiawan,
A.
(2007).
Metode
Penelitian Kebidanan DIII, DIV,
S1 dan S2. Yogyakarta : Nuha
Medika
Soekanto. (2006). Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada
Wiknjosastro,
H.
(2007).
Ilmu
kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawiroharjo.
Yunita (2005) Hubungan Umur dan
Gravida terhadap Hiperemesis
Gravidarum pada Ibu hamil di
ruang Camar RSUD Arifin
Achmad
Pekanbaru
2010.
http://www.kumpulan
kti
kebidanan.com.
Download