PERBEDAAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN TEKNIK KERANGKA TULISAN DAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG Lusi Marta¹, Ninit Alfianika², Rina Sartika² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ²Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] ABSTRACT This research is based on several problems. The first problem is the students are not able to write a short story. Second, there are only a few students who interest in writing short story. The instrument of this research is taken from the result of students' test in writing short story grade X at SMA N 15 Padang.The result of the research are; first, students' ability in writing short story by using outline technique is classified into having good ability (77.90). Second, students' ability in writing short story by using technique of completing story is classified into having good ability (81,25). Third, based on the result of T test the researcher concludes that there is a significant differences between outline technique and technique of completing story used by student’ grade X in writing short story at SMA N 15 Padang because . Key Words : Differences, Outline Technique, Technique Of Completing Story, Writing Short Story orang PENDAHULUAN Menulis adalah suatu kegiatan yang kreatif, karena seseorang harus dalam kegiatan terampil menulis menggunakan struktur bahasa dan kosa kata yang efektif. bisa berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Salah satu kegiatan menulis adalah menulis cerpen. Menulis cerpen salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa. merupakan Cerpen merupakan suatu jenis karya pengungkapan ide, gagasan, pikiran atau sastra yang muncul dari gagasan yang kreatif. perasaan secara tertulis. Untuk melakukan Dengan menulis sebuah cerpen siswa bisa kegiatan menulis tersebut, seseorang bisa mengeluarkan ide, gagasan, pikiran, atau mengungkapkan, ide atau gagasan dengan perasaannya kedalam bentuk tulisan. Oleh membaca dan melakukan pengamatan secara karena itu, menulis cerpen sangat penting langsung atau tidak langsung terhadap suatu diajarkan pokok permasalahan atau peristiwa. Menulis membutuhkan latihan-latihan sebagai usaha juga salah satu kegiatan yang harus dipelajari untuk meningkatkan dan mengembangkan oleh semua orang karena dengan menulis kemampuan Keterampilan menulis kepada siswa, siswa. sehingga Menulis tujuan pembelajaran dapat dicapai sesuai dengan bentuk fisiknya, cerita pendek atau disingkat yang diinginkan. menjadi cerpen adalah cerita yang pendek. Pembelajaran cerpen ini tercantum Kedua, ciri dasar lain cerpen adalah bersifat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan rekaan (fiction). Cerpen bukan penuturan (KTSP) 2006 untuk SMA/MA kelas X kejadian yang pernah terjadi (nonfiksi), atau semester II, dengan Standar Kompetensi (SK) berdasarkan kenyataan atau kejadian yang 16. mengungkapkan pengalaman diri sendiri sebenarnya. Cerpen benar-benar hasil rekaan dan orang lain ke dalam cerpen, dan pengarang. Akan tetapi, sumber cerita yang Kompetensi menulis ditulis berdasarkan kenyataan hidup. Ketiga, karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri ciri cerpen yang lain adalah bersifat naratif dalam cerpen (pelaku, peristiwa, dan latar). atau penceritaan. Dasar Hasil (KD) wawancara 16.1 yang dilakukan Berdasarkan hasil observasi yang dengan salah seorang guru bahasa Indonesia dilakukan ke sekolah ditemukan pengamatan yang bernama Meri Susanti, S.Pd., diperoleh sebagai berikut. Pertama, siswa tidak serius informasi sebagai berikut. Pertama, siswa saat mengikuti pembelajaran menulis cerpen kurang mampu menulis cerpen, akibatnya karena ketika guru menerangkan pembelajaran muncul sehingga di depan kelas siswa tidak memperhatikan. pembelajaran menulis cerpen membosankan Kedua, siswa banyak berbicara saat guru bagi siswa. Kedua, hanya sebagian siswa yang menerangkan pembelajaran sehingga tujuan berminat menulis cerpen, karena siswa kurang pembelajaran menulis cerpen tidak tercapai. memahami struktur dan latihan secara intensif Ketiga, sikap siswa dalam menulis cerpen mengenai menulis cerpen. Ketiga, siswa mendapatkan berbagai respon karena saat beranggapan bahwa menulis cerpen adalah pembelajaran sesuatu memperhatikan semua siswa. rasa yang malas sulit dan siswa kegiatan yang berlangsung guru tidak membosankan. Keempat, interaksi antar siswa Wawancara juga dilakukan dengan dua dan guru kurang dalam pembelajaran menulis orang siswa SMA Negeri 15 Padang, kendala cerpen, sehingga hasil yang diperoleh oleh yang dialami oleh siswa dalam menulis siswa kurang tercapai dan tidak memuaskan. cerpen. Pertama, siswa merasa bosan dengan Menurut Aminudin (2009:10) ada pembelajaran menulis karena metode yang beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman digunakan guru dalam pembelajaran yaitu mengenal cerpen yaitu. Pertama, menurut metode ceramah, sehingga pembelajaran menjadi monoton. Kedua, siswa sulit yang disediakan. Selanjutnya, kerangka mengembangkan cerpen menjadi beberapa tersebut dapat dapat menjadi pedoman sebuah paragraf, karena tidak mengetahui struktur tulisan yang dibuat oleh siswa. Alat yang cerpen. Ketiga, siswa malas menulis cerpen digunakan adalah daftar topik dan kertas karena kosong. dianggap membosankan. pelajaran yang Keempat, siswa tidak bisa mengembangkan cerpen karena tidak dilakukan secara ini perseorangan dapat maupun Teknik lain yang dapat digunakan permasalahan untuk membantu dalam pembelajaran menulis tersebut, perlu dilakukan beberapa tindakan cerpen yaitu teknik menyelesaikan cerita. yang dapat membantu siswa dalam menulis Dalam cerpen. Adapun teknik yang akan dilakukan pembelajaran menulis cerpen dapat menjadi dan membantu siswa dalam pembelajaran lebih menarik bagi siswa karena siswa di suruh menulis cerpen adalah teknik kerangka tulisan menyelesaikan teks cerpen yang sebagian dan teknik menyelesaikan cerita. Melalui ceritanya dihilangkan dan siswa melengkapi teknik dapat cerita tersebut. Sehingga siswa tidak monoton menjabarkan ide atau gagasan berdasarkan ataupun tidak merasa jenuh maupun bosan topik tertentu melalui urutan logis dan runtut. dalam pembelajaran menulis cerpen. Tujuan Tujuan teknik ini siswa akan lebih mudah teknik untuk menentukan topik dan mengungkapkan melengkapi ide atau gagasan siswa secara baik kata-kata dalam sebuah tulisan, karena teknik dalam menyelesaikan cerita pada teks cerpen, ini menyuruh siswa untuk memilih topik yang dan siswa mendapatkan tantangan dirinya sudah dicarikan oleh guru. Nantinya topik sendiri untuk menyelesaikan cerita dengan yang baik dan menarik. Menurut Suyatno (2004:84), kerangka sudah dengan pembelajaran kelompok. mengetahui struktur cerpen. Sehubungan Teknik tulisan, dipilih siswa siswa akan dibuat teknik menyelesaikan menyelesaikan yaitu mengemukakan cerpen. menyelesaikan cerita atau meneruskan tulisan, Suyatno (2004:87-88), penggunaan dapat kerangka, dari kerangka itulah siswa membuat Menurut dari cerita cerita, kemampuan siswa teknik menyatakan bahwa teknik membuat kerangka diperoleh dalam tulisan adalah agar siswa dapat menjabarkan melengkapi ide atau gagasan secara baik ide atau gagasan berdasarkan topik tertentu dalam sebuah tulisan melalui penambahan melalui urutan logis dan runtut. Siswa beberapa paragraf. Alat yang digunakan adalah membuat kerangka tulisan berdasarkan topik lembaran fotokopi tulisan yang belum selesai gagasannya (tulisan tersebut 10 paragraf tetapi cerpen 3 paragraf terakhir dibuang atau dihilangkan) pembelajaran sebelumnya. kemudian siswa menambahkan paragraf sesuai Berdasarkan dengan idenya. belum penelitian ini diterapkan dalam proses permasalahan penting tersebut, dilakukan untuk Penggunaan teknik kerangka tulisan mengetahui perbedaan kemampuan menulis dan menyelesaikan cerita dalam pembelajaran cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan menulis cerpen dapat mengatasi permasalahan dan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X siswa dalam berfikir. Kedua teknik tersebut SMA Negeri 15 Padang.Tujuan penelitian ini menekankan kepada proses keterlibatan siswa adalah secara utuh untuk dapat menciptakan cerpen mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen yang sesuai dengan tema yang ditentukan. dengan menggunakan teknik kerangka tulisan Persamaan teknik ini yaitu sama-sama dapat siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Kedua, mengembangkan ide atau gagasan siswa dalam mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen menulis cerpen. Perbedaannya pada teknik menggunakan teknik menyelesaikan cerita kerangka tulisan siswa dapat menjabarkan ide siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Ketiga, atau mendeskripsikan gagasan melalui berdasarkan urutan topik logis. tertentu sebagai berikut. perbedaan Pertama, kemampuan Sedangkan, menulis cerpen menggunakan teknik kerangka menggunakan teknik menyelesaikan cerita ini tulisan dan teknik menyelesaikan cerita siswa siswa dapat melengkapi ide atau gagasan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. secara baik dalam menyelesaikan cerita pada METODOLOGI PENELITIAN teks cerpen, siswa mendapatkan tantangan Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. dirinya sendiri untuk menyelesaikan cerita Menurut dengan baik dan menarik. kuantitatif Tujuan memilih tempat penelitian di Arikunto (2010:27) adalah menggunakan penelitian penelitian angka-angka, yang mulai dari SMA Negeri 15 Padang ada beberapa faktor, pengumpulan data, penafsiran terhadap data faktor tersebut, tersebut adalah sebagai berikut. dan penampilan hasilnya. Pertama, kemampuan menulis cerpen kelas X Sehubungan dengan itu data penelitian ini SMA Negeri 15 Padang masih tergolong adalah skor kemampuan siswa kelas X SMA rendah. Negeri 15 Padang dalam menulis cerpen. Kedua,pembelajaran dengan menggunakan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita dalam menulis Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah the randomized group posstest only. Lufri (2007:70), menyatakan kemampuan menulis cerpen di kedua kelas bahwa rancangan ini lebih sederhana dan tidak eksperimen. Untuk itu, diperlukan langkah- melakukan pretest pada kedua kelas. Pada langkah pembelajaran pada dua kelas tersebut. langkah awal peneliti memilih dua kelompok Berikut bentuk langkah-langkah pembelajaran eksperimen. yang akan dilakukan pada kedua kelas. Selanjutnya, kelompok eksperimen diberi perlakuan. Pada akhir Pelaksanaan kelas eksperimen I dengan kegiatan sesudah perlakuan selesai kedua kelas menggunakan teknik kerangka tulisan dapat diberi posttest yang sama. dilakukan langkah-langkah sebagai berikut ini. Populasi dalam penelitian ini adalah Pertama, guru menjelaskan kepada siswa siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang tentang teknik kerangka tulisan. Kedua, guru terdaftar tahun ajaran 2016/2017, jumlah siswa memberikan topik kepada siswa untuk dipilih 281 orang yang tersebar pada 9 kelas. Teknik sesuai dengan keinginan siswa. Topik-topik pengambilan sampel yang digunakan adalah yang akan dijadikan cerpen adalah sebagai simple random sampling. Menurut Sugiyono berikut: (1) Persahabatan, (2) Jasa Seorang (2011:82) simple random sampling dilakukan Ayah. Ketiga, siswa memilih topik tersebut karena pengambilan anggota sampel dari kemudian membuat kerangkanya. Keempat, populasi siswa melaporkan kerangka tulisan yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi. Pada penelitian ini terdapat dibuat dengan teman sebelahnya. Kelima, dua siswa saling mendiskusikan urutan logis dan variabel keruntunan peristiwa yang ada di dalam bebas yaitu variabel yang diduga sebagai cerpen. Keenam, siswa mulai menuliskan sebab munculnya variabel yang lain. Variabel uraian dari kerangka tersebut menjadi sebuah bebas (X1) yaitu penggunaan teknik kerangka cerpen. tulisan dan (X2) teknik menyelesaikan cerita. dikoreksi sesama siswa berdasarkan ketetapan Kedua, variabel terikat adalah variabel yang ejaan, kalimat, kelogisan dan keruntunan. merupakan variabel respon. Variabel ini Kedelapan, muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel mengapa menulis dengan topik tersebut. bebas. Variabel terikat (Y) yaitu kemampuan Kesembilan, menulis cerpen. pembelajaran hari itu. variabel sebagai berikut. Pertama, Sebelum pengumpulan data dilakukan, peneliti memberikan pembelajaran Ketujuh, cerpen siswa guru Pelaksanaan tersebut memberikan merefleksikan kelas saling alasan kegiatan eksperimen II dengan menggunakan teknik menyelesaikan cerita dapat sebagai dilakukan berikut ini. langkah-langkah guru tanggal 12 Juni 2017 penelitian dilakukan pada memberikan persepsi atau pengantar. Kedua, eksperimen I yaitu teknik kerangka tulisan. guru memberikan rambu-rambu pelaksanaan Pada seperti untuk dilakukan pada eksperimen II yaitu teknik guru menyelesaikan cerita, dan pada tanggal 14 Juni membagikan lembaran fotokopi cerpen dengan 2017 dilaksanakan postest pada kedua kelas topik sebagian eksperimen I dan eksperimen II. Hasil Keempat,setelah penelitian dan pembahasan dapat dilihat siswa mempersiapkan Pertama, hari, yaitu 12 Juni 2017 s/d 14Juni 2017. Pada diperintahkan alat tulis. “Persahabatan” paragrafnya Ketiga, yang dihilangkan. tanggal 13 Juni 2017 penelitian diberi waktu dan aba-aba, siswa mengerjakan sebagai berikut ini. tugas berupa berupa meneruskan tulisan yang Kemampuan belum selesai dengan idenya sendiri. Kelima, Menggunakan Teknik Kerangka Tulisan setelah waktu yang diberikan habis, siswa Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Padang melaporkan hasil tulisannya di depan Menurut Menulis Aminudin Cerpen (2009:11-36) kelas.Keenam, guru bertanya kepada siswa cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh alasan unsur-unsur pembangun yang sama. Cerpen tulisan tersebut. Ketujuh, guru merefleksikan hasil kegiatan tersebut. Setelah pembelajaran kelas ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, eksperimen I dan eksperimen II selesai plot, tema, tokoh dan perwatakan, latar, sudut dilakukan, langkah selanjutnya melakukan pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya pengumpulan data yang pendek, cerpen menuntut penceritaan dilakukan dengan cara memberikan posttest yang serba ringkas, tidak sampai pada detail- berupa tes unjuk kerja menulis cerpen. Cerpen detail khusus yang kurang penting, yang lebih yang ditulis siswa dengan tema “Pengorbanan bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai Seorang Ibu”. Kemudian hasil kerja siswa karya sastra prosa yang memiliki unsur-unsur dikumpul dalam (intrinsik) yang membangunnya. Hal data. dan di dibangun dari dua unsur intrinsik dan unsur Pengumpulan diperiksa sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. HASIL PENELITIAN yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur DAN PEMBAHASAN tersebut membentuk kesatuan yang utuh Berdasarkan hasil analisis data, Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri diperoleh nilai rata-rata hitung kemampuan 15 Padang. Data dikumpulkan selama tiga menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk untuk keseluruhan indicator sebesar 77,09 indikator 1 (pelaku) berada pada tingkat berada penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik. pada rentangan 76-85% dengan kualifikasi baik (B). Klasifikasi kemampuan Kedua,untuk indikator 2 (Peristiwa) menulis cerpen menggunakan teknik kerangka nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 7 adalah sebagai berikut ini. Pertama, siswa orang siswa dengan persentase (21,87%). yang mendapatkan nilai 55,56 sebanyak 8 Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 orang siswa dengan persentase (25%). Kedua, diperoleh oleh 13 orang dengan persentase siswa yang mendapatkan nilai 66,67 sebanyak (40,63%). Ketiga, siswa yang mendapatkan 6 orang siswa dengan persentase (18,75%). nilai 100 diperoleh oleh 12 orang dengan Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 77,78 persentase (37,5%).Diperoleh rata-rata hitung sebanyak 5 orang siswa dengan persentase 71,87. Maka disimpulkan bahwa tingkat (15,63%). Keempat, siswa yang mendapatkan penguasaan nilai 88,89 sebanyak 6 orang siswa dengan menggunakan teknik kerangka tulisan siswa persentase (18,75%). Kelima, siswa yang kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk mendapatkan nilai 100 sebanyak 7 orang siswa indikator 2 (peristiwa) berada pada tingkat dengan persentase (21,87%). penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih Dari Pertama, menulis cerpen menggunakan kemampuan menulis cerpen Cukup. teknik kerangka tulisan untuk indikator 1 Ketiga, untuk indikator 3 (Latar) nilai (pelaku) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 5 oleh 1 orang siswa dengan persentase (3,13%). orang siswa dengan persentase (15,63%). Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 15 orang dengan persentase diperoleh oleh 12 orang dengan persentase (46,87%). Ketiga, siswa yang mendapatkan (37,5%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 16 orang dengan nilai 100 diperoleh oleh 15 orang dengan persentase (50%).diperoleh rata-rata hitung persentase (46,87%).Diperoleh rata-rata hitung 82,29. Maka disimpulkan bahwa tingkat 77,68. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan penguasaan kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk sastra prosa yang memiliki unsur-unsur dalam indikator 3 (latar) berada (intrinsik) yang membangunnya. Hal yang pada tingkat perlu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh 32 29 26 23 20 17 14 11 8 5 2 Berdasarkan data tersebut diperoleh rata-rata hitung 81,25. Maka disimpulkan bahwa tingkat menulis cerpen kemampuan menggunakan teknik Negeri 15 Padang berada pada tingkat sempurna baik sekali baik lebih dari cukup cukup hampir cukup kurang kurang sekali buruk penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik.Data secara lengkap Menggunakan Menulis Teknik Cerpen Menyelesaikan Padang cerpen sebagai karya fiksi dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama. Cerpen dibangun dari dua unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Cerpen memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh dan perwatakan, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Karena bentuknya yang pendek, cerpen menuntut penceritaan yang serba ringkas, tidak sampai pada detail-detail khusus yang kurang penting, yang lebih bersifat memperpanjang cerita. Cerpen sebagai karya 88,89 diperoleh oleh 6 orang siswa dengan persentase (18,75). Ketiga, nilai 77,78 diperoleh oleh 9 orang siswa dengan persentase (28,13%). Keempat, nilai 66,67 diperoleh (2009:11-36) cerpen oleh 8 orang siswa dengan persentase (25%). Cerita Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Aminudin menulis menggunakan teknik menyelesaikan cerita Kedua, nilai Kemampuan tentang sebagai berikut. Pertama, nilai 100 diperoleh Kualifikasi Menurut penguasaan menyelesaikan cerita siswa kelas X SMA buruk sekali Frekuensi penguasaan 76-85 % berkualifikasi Baik. oleh 6 orang siswa dengan persentase (18,75%). Kelima, nilai 55,56 diperoleh oleh 3 orang siswa dengan persentase (9,37%). Pertama,untuk indikator 1 (Pelaku) nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 1 orang siswa dengan persentase (3,12%). Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 diperoleh oleh 11 orang dengan persentase (34,38%). Ketiga, siswa yang mendapatkan nilai 100 diperoleh oleh 20 orang dengan persentase (62,50%).diperoleh rata-rata hitung nilai 100 diperoleh oleh 18 orang dengan 86,45. Maka disimpulkan bahwa tingkat persentase penguasaan hitung 83,33. Maka kemampuan menulis cerpen (56,25%). rata-rata disimpulkan bahwa menggunakan teknik menyelesaikan cerita tingkat siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk cerpen menggunakan teknik menyelesaikan indikator 1 (Pelaku) berada pada tingkat cerita siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang penguasaan untuk indikator 3 (Latar) berada pada tingkat 86-95% berkualifikasi Baik kemampuan menulis penguasaan 76-85% berkualifikasi Baik. persentase (40,62%).Diperoleh rata-rata hitung kemampuan menulis sempurna baik Kualifikasi 73,96. Maka disimpulkan bahwa tingkat penguasaan baik sekali nilai 100 diperoleh oleh 13 orang dengan lebih dari cukup (40,62%). Ketiga, siswa yang mendapatkan cukup diperoleh oleh 13 orang dengan persentase hampir cukup Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 kurang orang siswa dengan persentase (18,75%). buruk sekali yang mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 6 Frekuensi nilai berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa 32 29 26 23 20 17 14 11 8 5 2 kurang sekali Kedua,untuk indikator 2 (Peristiwa) buruk Sekali. penguasaan Diperoleh cerpen Perbedaan Kemampuan Menulis Cerpen menggunakan teknik menyelesaikan cerita Menggunakan Teknik Kerangka Tulisan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk dan Menyelesaikan Cerita Siswa Kelas X indikator 2 (Peristiwa) berada pada tingkat SMA Negeri 15 Padang penguasaan 66-75% berkualifikasi Lebih Dari Cukup. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapa disimpulkan bahwa rata- Ketiga,untuk indikator 3 (Latar) nilai rata kemampuan menulis cerpen siswa kelas X berkisar 33,33 – 100. Pertama, siswa yang SMA Negeri 15 Padang kelas eksperimen I mendapatkan nilai 33,33 diperoleh oleh 2 berada pada kualifikasi Baik (B) dengan orang siswa dengan persentase (6,25%). perolehan Kedua, siswa yang mendapatkan nilai 66,67 kemampuan menulis cerpen siswa kelas X diperoleh oleh 12 orang dengan persentase SMA Negeri 15 Padang kelas eksperimen II (37,5%). Ketiga, siswa yang mendapatkan berada rata-rata padakualifikasi 77,09 Baik sedangkan (B) dengan perolehan rata-rata 81,25. Hal ini berarti menyelesaikan cerita memperoleh nilai rata- bahwa kemampuan menulis cerpen siswa kelas rata kelas 81,25 dengan klasifikasi Baik (B). X SMA Negeri 15 Padang menggunakan Ketiga, berdasarkan hasil uji t disimpulkan teknik menyelesaikan cerita lebih tinggi bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan kemampuan menulis terhadap penggunaan teknik kerangka tulisan cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang dan teknik menyelesaikan cerita siswa kelas X menggunakan model teknik menyelesaikan SMA Negeri 15 Padang karena cerita. Hal tersebut juga terbukti dalam Jadi, disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang menunjukkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X suasana yang tenang dan focus dalam menulis SMA Negeri 15 Padang dengan menggunakan cerpen. teknik Berdasarkan hasil uji-t, disimpulkan bahwa hipotesis alternatif (Hı) diterima pada daripada (3,25> 1,67). Jadi, disimpulkan bahwa menggunakan lebih teknik baik kerangka Jadi, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik menyelesaikan cerita menulis dalam pembelajaran menulis cerpen siswa cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang kelas X SMA Negeri 15 Padang membantu dengan menggunakan teknik menyelesaikan siswa agar lebih mudah dalam menemukan ide cerita lebih baik daripada menggunakan teknik atau kerangka tulisan. kemampuan menulis cerpen. Selain itu, siswa KESIMPULAN juga Berdasarkan kemampuan cerita tulisan. taraf signifikan 95% dengan dk = n1 + n2 – 2 karena menyelesaikan analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai gagasan yang tertarik dijadikan karena dalam pembelajaran menggunakan melanjutkan ide dalam cerpen yang ceritanya sebagian dihilangkan. berikut. Pertama, tingkat kemampuan menulis Berdasarkan kesimpulan yang cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang diperoleh yang diajar dengan menggunakan teknik dikemukakan saran-saran sebagai berikut. kerangka tulisan memperoleh nilai rata-rata Pertama, kelas 77,09 dengan klasifikasi Baik (B). Indonesia dalam proses pembelajaran dapat Kedua, tingkat kemampuan menulis cerpen menggunakan teknik kerangka tulisan dan siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang yang teknik diajar mewujudkan dengan menggunakan teknik dari guru hasil mata menyelesaikan kemampuan penelitian pelajaran maka Bahasa cerita untuk menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang. Hal ini Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif ditujukan agar siswa dapat meningkatkan Kualitatif dan R&D. Bandung: aktivitas Alfabeta. belajarnya yang menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan teknik kerangka tulisan dan teknik menyelesaikan cerita merupakan teknik pembelajaran yang dapat membantu siswa lebih banyak belajar dan lebih terbantu dalam mengembangkan daya imajinasi yang pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Kedua, disarankan kepada siswa kelas X SMA Negeri 15 Padang untuk lebih banyak berlatih menulis baik di sekolah maupun di luar sekolah, agar kemampuan dalam menulis terutama dalam menulis cerpen dapat berkembang. Ketiga, peneliti lain sebagai masukan dan bahan perbandingan dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemampuan menulis, terutama kemampuan menulis cerpen. DAFTAR PUSTAKA Aminudin. 2009. Pandai Memahami dan Menulis Cerpen. Bandung: PT. Pribumi Mekar. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lufri. 2007. Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press. Suyatno. 2004. Teknik PembelajaranBahasa dan Sastra. Surabaya: Penerbit SIC.