PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION UNTUK MELIHAT KONEKSI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Rosy Ananda1, Yulia Haryono2, Ratulani Juwita2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected] 1 ABSTRACT The research was to find out whether student mathematical learning connection by implementing learning model Group Investigation is better than student connection through conventional learning at class XI IPA SMAN 1 Gunung Talang, Solok Regency Academic Year 2016/2017. It was an experimental research with research design random to subject. Population was all students at class XI IPA SMAN 1 Gunung Talang, except class XI IPA1 because it is stated as excellent class, consisting 5 classes in Academic Year 2016/2017. Sampling technique was random sampling where XI IPA2 as the experimental class and XI IPA3 as the control class. The instrument was reliable essay final test. Technique of data analysis was one party t test. Hypothesis testing shows = 1.39 and = 1.665. Because , it means that H0 is accepted and H1 is rejected on the significance level α = 0,05. It is concluded that student mathematical learning connection by implementing learning model Group Investigation is same with student connection through conventional learning at class XI IPA SMAN 1 Gunung Talang. Keywords : Learning Model of Group Investigation, Mathematics learning Connection begitu PENDAHULUAN Matematika merupakan salah penting, pembelajaran maka kualitas matematika harus satu cabang ilmu pengetahuan yang ditingkatkan, tidaklah berlebihan jika tidak terpisahkan dalam peserta didik diharapkan mempunyai kehidupan manusia, karena kemampuan matematika memiliki peranan penting bisa dalam pengetahuan menunjang yang ilmu dapat koneksi yang baik terhadap matematika. Kemampuan matematis itu koneksi sendiri mengembangkan daya pikir manusia. kemampuan Mengingat konsep/aturan matematika yang satu peranan matematika untuk adalah mengaitkan dengan yang lainnya, dengan bidang atas studi lain, atau dengan aplikasi Group Investigation. dengan dunia nyata. Jadi kemampuan koneksi matematis yang sangatlah penting karena dalam matematika adalah penggunaan model Sharan, dkk. (1984) dalam baik Trianto (2009:80) mengungkapkan materi bahwa pendekatan ini memerlukan memiliki norma dan struktur kelas yang lebih keterkaitan antara satu unit dengan rumit dari pada pendekatan yang unit yang lain. Kenyataan yang lebih berpusat pada guru. Pendekatan ditemukan di SMAN 1 Gunung ini Talang, koneksi belajar matematika keterampilan, yang diperoleh siswa belum sesuai proses kelompok yang baik. dengan harapan. Berdasarkan observasi dan wawancara masalah diketahui yang pembelajaran beberapa terjadi matematika. dalam Hasil belajar siswa masih dibawah KKM, siswa kebingungan mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan guru karena keterampilan siswa mengerjakan kurang, guru soal juga masih tidak membiasakan belajar diskusi atau kelompok, dan Proses pembelajaran masih terpusat pada guru Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah di atas, maka guru perlu mencoba berbagai model pembelajaran. Salah satu model yang diperkirakan dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan di juga mengajar komunikasi, siswa dan Penelian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan pengguna kan model group investigation untuk melihat kemampuan koneksi belajar matematika siswa lebih baik dari pada kemampuan koneksi belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensio nal pada siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gunung Talang Kab. Solok. Pembahasan ini telah dilakukan melalui sebuah penelitian, dan penelitian yang relevan dilakukan oleh Fuji Meilani (2015) dengan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tersebut yaitu hasil belajar matematika menerapkan model siswa yang pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok (Group Investigation) lebih baik sedang, dengan reliabilitasnya daripada hasil belajar matematika Menurut kriteria dalam Depdiknas siswa (2010: 239) instrumen penelitian yang menerapkan . pembelajaran konvensional di kelas tersebut reliabel. X SMAN 1 Talamau. HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Jenis Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian random terhadap subjek. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gunung Talang Tahun Pelajaran 2016/2017 kecuali kelas XI IPA1 karena dinyatakan sebagai lokal unggul diperoleh gambaran seperti berikut: 1. Tes hasil belajar Perhitungan yang dilakukan didapat nilai rata-rata ( , simpangan baku (S), skor tertinggi ( terendah ( Tabel 1. sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol. penelitian ini dahulu. Uji coba soal dilakukan di SMAN 1 Gunung Talang kelas Perhitungan Rata-Rata ( , Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi ( ), Skor Terendah ( Tes Akhir Kelas Sampel Kelas ( adalah tes akhir berupa soal esai. Soal tes akhir diuji cobakan terlebih akhir sampel sesuai dengan Tabel 1. dengan kelas XI IPA2 Instrumen tes ), skor S xmin Eksperimen 93,4 6,28 100 Kontrol 90,79 8,32 100 Tabel pada 1 di 80 71 atas untuk memperlihatkan bahwa nilai siswa memeriksa tingkat kesukaran, daya antara kelas eksperimen dan kontrol pembeda, Dari tidak jauh berbeda. analisis daya pembeda semua soal Berdasarkan tanggal 25 April dan 2017 reliabilitas. pengujian diterima dengan tingkat kesukaran hipotesis yang menggunakan uji t soal nomor 1,2 dan 3 memiliki satu tingkat kesukaran mudah dan nomor berdistribusi normal dan homogen 4 dan 5 memiliki tingkat kesukaran diperoleh pihak karena sampel Karena masih ragu untuk mengembangkan , dimana maka diterima dan pemikirannya kepada kehidupan sehari-hari agar bahwa koneksi belajar matematika diberikan terselesaikan siswa dengan menggunakan model mudah. Penyebabnya adalah siswa pembelajaran Group Investigation menganggap pembelajaran dengan sama menggunakan tolak , sehingga dapat disimpulkan dengan matematika koneksi siswa pembelajaran belajar menggunakan konvensional di Tahun Pelajaran 2016/2017. menemukan pembelajaran dengan model Group dan sulit, siswa juga susah untuk belajar proses yang Investigasi ini tidak menyenangkan SMAN 1 Gunung Talang Kab Solok Pada masalah dalam kelompok sendiri dan konsep pembelajaran, siswa lebih senang dengan model Group Investigation dan siswa kelas eksperimen masih ragu pembelajaran dijelaskan oleh guru. dalam mengkoneksikan Begitu juga dengan kelas kontrol permasalahan kedalam kehidupan mereka juga senang dan akan lebih sehari-hari maupun ke pelajaran paham jika pembelajaran dijelaskan yang selalu oleh guru. Pengamatan lainnya yaitu tentang siswa tidak mampu bekerjasama sebelumnya. Siswa bertanya kepada guru langkah menyelesaikan masalah lebih mengerti dalam kelompok dengan baik jika dan tersebut pada tiap pertemuan. Siswa kemampuan siswa terbilang tinggi. tidak mengerti untuk menyelesaikan Oleh karena itu tidak ada perbedaan masalah dari topik yang telah dipilih antara kelas eksperimen dan kelas dengan kemampuan sendiri terlebih kontrol. dahulu. Disamping itu siswa tidak Pelaksanaan pembelajaran menyelesaikan masalah dengan cara Group Investigation dapat terlihat bertahap dari lembar diskusi berikut : sehingga menemukan siswa konsep tidak materi. Walaupun guru sudah memancing pemikiran siswa melalui petunjuk penyelesaian masalah namun siswa Dipelabuhan selalu terjadi bongkar muat barang dari kapal ke dermaga dengan menggunakan mesin pengangkat/pemindah barang. Barang dalam jaring diangkat dan diturunkan kedermaga. Terkadang barang diturunkan kesebuah bidang miring agar mudah dipindahkan ketempat yang diharapkan. Dari permasalahan ini, dapatkah kamu sketsa perpindahan barang tersebut? Dapatkah kamu temukan hubungan hubungan masalah ini dengan konsep turunan. (ingat pelajaran turunan pada bab XI) Gambar 2. Lembar diskusi kelompok pertemuan 2 Berdasarkan gambar 2, terlihat bahwa siswa masih ragu untuk mengembangkan pemikiran terhadap permasalahan yang diberikan, serta jawaban yang dibuat masih ada yang salah dan masih ada juga bagian dari Gambar 1. Lembar diskusi kelompok pertemuan 1 Berdasarkan gambar 1, terlihat bahwa siswa tidak bisa menyelidiki dan merencanakan keseluruhan terdapat secara permasalahan pada lembar permasalahan yang tidak bisa dijawab oleh siswa sehingga siswa masih belum memahami dengan benar materi pada pertemuan 2. yang diskusi. Kelompok menyelesaikan masalah tersebut tidak secara bertahap dari data-data yang diketahui sampai sehingga siswa tidak menemukan Gambar 3. Lembar diskusi kelompok pertemuan 3 Berdasarkan gambar 3, juga konsep terlihat siswa masih belum bisa perencaan atau penyelesaian masalah dari pembelajaran yang dikaitkan dengan kehidupan sehari- mengkoneksikan hari. pembelajaran dengan pembelajaran sebelumnya yaitu materi suku banyak. Siswa juga masih belum melengkapi seluruh jawaban pada lembar diskusi. Proses kelas Berdasarkan hasil tes akhir menggunakan siswa kelas eksperimen dan kontrol pembelajaran konvensional. Dimana diperoleh hasil yang tidak jauh kegiatan guru membuat siswa lebih berbeda. Berikut contoh jawaban tes aktif dengan menggunakan sistem akhir siswa kelas eksperimen dan pembelajaran 5M yaitu mengamati, kontrol. menanya, mengumpulkan informasi, 1. Biaya marginal suatu perusahaan ditunjukkan oleh dengan banyak unit, biaya tetap adalah konstanta integral. Tentukan fungsi biaya total (C) dengan Mc adalah turunan C terhadap Q kontrol pembelajaran yaitu mengolah informasi, dan mengkomunikasikan. pertemuan pertama konvensional Pada pembelajaran untuk kegiatan pendahuluan, guru memotivasi siswa memberikan penjelasan kegunaan materi dalam kehidupan sehari-hari. Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk mengamati masalah dan guru melakukan tanya jawab Gambar 4. Hasil tes akhir siswa kelas eksperimen Berdasarkan gambar 4, siswa tentang permasalahan tersebut dan pada kelas eksperimen sudah mampu guru mengkoneksikan yang terdapat pada buku paket, siswa memberikan kesempatan permasalahan kepada siswa untuk mengumpulkan konsep integral dengan pelajaran dan ekonomi mengolah permasalahan Kemudian guru informasi yang memilih dari diskusinya. Pada biaya marginal suatu perusahaan. Siswa siswa juga sudah mampu menggunakan kegiatan penutup guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah. mencari diamati. secara acak untuk menyampaikan hasil yaitu konsep integral dengan rinci. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2001. Penyusun Butir Soal dan Instrumen Penelitian. Jakarta: Depdiknas. Lie, Gambar 5. Hasil tes akhir siswa kelas kontrol Berdasarkan gambar 5, terlihat Anita. 2002. Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang Kelas). Jakarta: PT. Grasindo. siswa pada kelas kontrol sudah menjawab soal dengan baik dan benar. Sama dengan siswa kelas eksperimen, siswa kelas kontrol sudah dengan menjawab lebih mengartikan soal dari awal sehingga konsep integral lebih terlihat. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap masalah yang telah penelitian dikemukakan ini, disimpulkan maka bahwa dalam dapat kemampuan siswa dengan menerapkan model Group Investigation sama dengan kemampuan pembelajaran siswa konvensional dengan untuk melihat koneksi belajar matematika siswa kelas XI IPA SMAN 1 Gunung Talang Kab. Solok. Trianto. (2009). Mendisain Model Pembelajaran InovatifProgesif. Jakarta: Kencana. Meilani, Fuji. (2015). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok (Group Investigation) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X SMAN 1 Talamau Kabupaten Pasaman Barat Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi