1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak

advertisement
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak tahun 2006 saat harga minyak dunia bergerak naik, jarak pagar
(Jatropha curcas) mulai mendapat perhatian khusus pemerintah yang
dikembangkan untuk menghasilkan minyak jarak mentah sebagai bahan bakar
nabati alternatif pengganti bahan bakar fosil. Jarak pagar yang awalnya hanya
ditemui di lahan-lahan kritis dan sebagai tanaman pagar mulai dibudidayakan di
lahan-lahan pertanian. Potensinya sebagai bioenergi lebih menjadi perhatian,
padahal jarak pagar juga memiliki potensi lain di bidang pertanian, kesehatan
maupun industri. Hampir semua bagian tanaman jarak pagar dapat dimanfaatkan.
Di indonesia berbagai bagian jarak pagar sudah digunakan sejak lama.
Tanaman utuh berfungsi sebagai tanaman pagar permukiman dan pembatas lahan
pertanian karena mudah dikembangbiakan dan tidak disukai ternak. Di jaman
pendudukan Jepang jarak pagar diambil minyaknya sebagai bahan bakar kapal
dan pelumas. Dalam pengobatan tradisional jarak pagar lebih banyak digunakan
untuk mengatasi penyakit luar. Minyak dari biji jarak pagar, untuk mengatasi
gangguan pada kulit, bengkak, terkilir maupun luka. Getah untuk menghentikan
perdarahan akibat luka dan mengurangi rasa sakit pada gigi berlubang. Daun
segar yang telah dilumatkan atau ditumbuk halus untuk bagian tubuh yang
terkilir, bengkak, luka, terkena rematik, maupun sebagai obat cacing dan penurun
panas bayi. Daun segar yang dikukus, dimakan sebagai lalapan untuk obat
pencahar. Daun segar yang dilayukan di atas api kecil dan dilumatkan, untuk
1
bagian kaki yang gatal. Dan daun utuh yang telah diolesi minyak dan dilayukan,
untuk mengatasi diare pada bayi.
Di Maluku, jarak pagar juga dimanfaatkan secara tradisional terutama
sebagai obat. Yang sedikit berbeda dibanding daerah lainnya adalah penggunaan
daunnya dalam proses pengolahan ikan. Beberapa lembar daun jarak pagar yang
sudah disobek dan diremas diberikan pada ikan laut yang sudah dibersihkan,
bersamaan dengan pemberian jeruk nipis / asam cuka dan garam. Kemudian
dibiarkan selama beberapa menit. Setelah itu daunnya dikeluarkan tetapi ada
pula yang dibiarkan dan ikan dapat langsung diolah. Kebiasaan ini hanya
dilakukan pada ikan laut yang sudah menunjukkan perubahan mutu, yang biasa
diindikasikan dengan rasa gatal pada tangan saat proses pembersihan insang dan
perut ikan. Selain penggunaan daun segar terkadang pada kondisi tertentu
dimana ikan menunjukkan penurunan mutu yang sudah terlihat, daun jarak pagar
dimasak bersamaan dengan ikan selama beberapa menit sebelum proses
pengolahan selanjutnya. Saat dikonsumsi setelah pengolahan, ikan tidak
menunjukkan indikasi rasa gatal maupun bau tengik.
Berdasarkan kebiasaan tersebut dan kemungkinan potensi aktivitas
senyawa aktif daun jarak pagar maka perlu dilakukan penelitian untuk
membuktikan secara ilmiah peran daun jarak pagar dalam pemanfaatan pola
tradisional tersebut sehingga dapat mengetahui kemampuan penghambatan laju
penurunan mutu ikan yang masih segar jika diberi ekstrak daun jarak pagar
terutama terhadap perubahan kadar histamin (indikasi rasa gatal), TVB-N dan
TMA-N (indikasi bau tengik) selama penyimpanan pada berbagai suhu tertentu.
2
1.2. Perumusan Masalah
Kegagalan pengembangan jarak pagar sebagai bahan bakar nabati
menyisakan kesangsian masyarakat akan keekonomisan jarak pagar. Padahal
selain kandungan minyak dari biji jarak pagar masih ada nilai tambah dari
bungkil, kulit, limbah cair dan juga bagian lain tanaman. Jika dikembangkan
lebih jauh lewat berbagai penelitian, pemanfaatannya bahkan mungkin memiliki
nilai yang lebih tinggi dibanding nilai minyak. Pemanfaatan daun misalnya
selama ini hanya digunakan dalam pengobatan tradisional, sementara
berdasarkan berbagai hasil penelitian senyawa-senyawa aktif pada daun jarak
pagar memiliki aktivitas antimikrobia, anti oksidan, anti diabetes dan anti
inflamasi. Jika potensi ini dikembangkan daun akan memiliki nilai pemanfaatan
tinggi terutama dalam bidang kesehatan maupun pengolahan pangan.
Penggunaan daun jarak pagar dalam pengolahan ikan di Maluku dilakukan
untuk memaksimalkan pemanfaatan ikan. Ikan sebagai bahan pangan yang
mudah rusak membutuhkan pengolahan yang efektif dan efisien agar dapat
menghambat atau bahkan menghentikan proses pembusukan atau kerusakan.
Dengan potensi perikanan dan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi serta
teknologi pendinginan yang seadanya, potensi ikan yang terbuang masih tinggi
sehingga dibutuhkan berbagai alternatif pengawetan untuk memperpanjang masa
simpan ikan segar.
Jika pola pemanfaatan daun jarak pagar terbukti dapat menghambat laju
penurunan mutu ikan segar maka daun jarak pagar dapat dikembangkan sebagai
3
alternatif pengawet alami di masa depan. Sehingga dalam penelitian ini,
permasalahan yang akan dikaji antara lain :
a. Bagaimana pengaruh perlakuan ekstrak daun jarak pagar terhadap perubahan
kadar histamin, jika dihubungkan dengan hilangnya rasa gatal pada ikan
setelah perlakuan ekstrak daun jarak pagar pada pemakaian secara tradisional?
b. Bagaimana pengaruh perlakuan jarak pagar
terhadap
perubahan
kadar
TMA-N jika dihubungkan dengan tidak terciumnya bau tengik pada ikan
setelah diberi perlakuan ekstrak daun jarak pagar pada pemakaian secara
tradisional?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengevaluasi peran daun jarak pagar dalam menghambat proses
penurunan mutu ikan Tuna segar sebagai pembuktian secara ilmiah pola
kebiasaan pemanfaatan tradisional daun jarak pagar.
1.3.2 Tujuan Khusus
Dalam proses pembuktian secara ilmiah pola kebiasaan tradisional, tujuan
khusus yang ingin dicapai adalah :
- Mengevaluasi kombinasi perlakuan waktu perendaman dan pelarut ekstrak
daun jarak pagar serta suhu penyimpanan terhadap perubahan kadar Histamin,
TMA-N dan TVB-N ikan tuna segar
4
- Mengevaluasi pengaruh perlakuan ekstrak daun jarak pagar terhadap
perubahan kadar Histamin, TMA-N dan TVB-N ikan tuna segar.
1.4. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan
masyarakat pada umumnya dalam memberikan informasi mengenai pemanfaatan
lain daun jarak pagar dalam pengolahan pangan. Selain itu, informasi mengenai
kondisi optimal proses dapat dijadikan dasar untuk merancang proses penelitian
lanjutan guna mengetahui lebih lanjut peranan daun jarak pagar.
5
Download