AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Berbagai Media Tanam di Pembibitan Oleh: Susantidiana Abstract The objective of this research is to evaluate effect from planting medium to growth of plant physic nut. The research was conducted at Garden expriment, Faculty of Agriculture, Univerity of Baturaja from July to August 2007. This research method using Randomized Block Design with three replicate. The research consist of 8 treatment with ratio soil, manure, sand: P0 (control), P1 (1:1:1), P2 (1:1/1:11/2), P3 (1:11/2:1/2), P4 (11/2:1:1/2), P5 (11/2:1/2:1) P6 (1/2:1:11/2), P7 (1/2:11/2:1). The result showed that planting medium (P3) significant to growth of plant height, growth of diameter stem, and wet weight plant. Treatment of P3 have germination rate 10 day after planting, most amount of leaf, leaf area biggest, root longest, and dry weight plant biggest. P3 is the bets treatment to increase growth of Jatropha curcas L. Key words: Jatropha curcas L, physic nut, manure PENDAHULUAN Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) menjadi perhatian sejak tahun 2005. Biji jarak pagar memiliki kandungan minyak. Oleh karena itu tanaman ini merupakan salah satu tanaman penghasil biodiesel, pencampur solar untuk mobil dan alat pertanian (Sudrajat, 2006). Jarak pagar memiliki racun tidak dikonsumsi oleh binatang dan manusia sehingga tidak bersaing dengan tanaman lain (non edible oil). Menurut Effendi (2006), biodiesel dari jarak pagar tidak mengandung sulfur benzene dan banyak oksigen sehingga mudah diuraikan dan dapat mengurangi asap hitam dari gas buang mesin diesel secara signifikan. Minyak yang berasal dari solar dan bensin tidak memiliki oksigen sehingga menimbulkan asap hitam. Tanaman jarak merupakan tanaman yang mudah dibudidayakan karena dapat tumbuh pada lahan marjinal dan lahan kritis. Indonesia memiliki lahan kritis yan luas, Irfan (2006) mengemukan bahwa lahan kritis di Indonesia lebih dari 20 juta Ha. Tanaman jarak banyak ditanam di berbagai wilayah. Sementara menurut Sudrajat (2006), jarak pagar yang dikembangkan oleh penduduk tidak jelas asal usulnya, persentase tumbuh biji rendah dan penyimpanan biji yang asal-asalan sehingga menyebabkan produksi menjadi rendah. Produksi rendah dapat di atasi dengan salah satunya meningkatkan cara budidaya yang intensif. Pemilihan bibit yang memiliki vigor yang baik dapat menghasilkan tanaman yang bisa berproduksi tinggi. Salah satu usaha yang perlu dilakukan yaitu menggunakan media tanam yang baik saat pembibitan tanaman jarak pagar. Sutejo (2002) mengemukakan bahwa media tanam dapat berupa tanah yang dicampur dengan pupuk kandang dan pasir. Tanah sebagai sumber nutrisi, pupuk kandang penambah bahan organik tanah dan menambah unsur hara. Pasir mempermudah akar tumbuh menembus tanah Dosen Tetap Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Baturaja Susantidiana, Hal; 48 - 53 48 AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X sehingga bermanfaat untuk pertumbuhan bibit. Untuk menjamin drainase dan aerasi tanah yang baik bagi pembibitan jarak pagar dapat menggunakan tanah yang dicampur kompos atau pupuk kandang dan pasir selama tiga bulan sebelum musim hujan (Mahmud et al., 2005). Media tanam yang baik untuk melakukan pembibitan jarak pagar adalah campuran tanah subur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1 (Sunanto, 1994). Media campuran tanah + pasir + pukan dengan perbandingan 3:1:1 dalam kantong plastik bening menghasilkan pertumbuhan jarak pagar terbaik (Istiana dan Sadikin, 2008). Oleh karena itu, dari uraian di atas perlu dilakukan penelitian pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar (Jatropha curcas L.). METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Baturaja, pada bulan Juli sampai Agustus 2007. Bahan yang digunakan adalah benih jarak pagar hasil seleksi berasal dari Martapura Kabupaten OKU Timur, pupuk kandang, pasir, tanah. Alat yang digunakan meliputi cangkul, polybag, gembor, cangkul, pisau dan ember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan diulang tiga kali. Masing-masing terdiri dari delapan perlakuan, takaran media tanam meliputi P0 (tanah/control), P1 (tanah, pukan, pasir perbandingan 1:1:1), P2 ((tanah, pukan, pasir perbandingan 1: ½: 1½ ), P3 (tanah, pukan, pasir perbandingan 1:1½ :½ ), P4 ((tanah, pukan, pasir perbandingan 1½: 1: ½) , P5 ((tanah, pukan, pasir perbandingan 1 ½: ½:1), P6 ((tanah, pukan, pasir perbandingan ½:1:1½), dan P7 (tanah, pukan, pasir perbandingan ½:1½:1). Pelaksanaan penelitian meliputi persiapan media pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen. Peubah yang diamati yaitu waktu berkecambah (hst), pertambahan tinggi tanaman (cm), pertambahan diameter batang (mm), luas daun (cm2), pertambahan jumlah daun (helai) panjang akar (cm), berat basah tanaman (g), dan berat kering tanaman (g). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil sidik ragam peubah yang berbeda nyata adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, dan berat basah tanaman. Sedangkan peubah yang lain berbeda tidak nyata (Tabel 1). Susantidiana, Hal; 48 - 53 49 AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X Tabel 1. Hasil Sidik Ragam Pengaruh Media Tanam terhadap Peubah yang Diamati No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Peubah F Hitung Waktu berkecambah (hst) Pertambahan tinggi tanaman (cm) Pertambahan diameter batang (mm) Jumlah daun Luas daun Panjang akar Berat basah tanaman Berat kering tanaman 1.91tn 5.54* 5.37* 2.52tn 2.52tn 0.84tn 3.08* 2.76tn Keterangan: * = berbeda nyata, tn = berbeda tidak nyata Tabel 2. Hasil Uji BNJ dari Peubah Pertambahan Tinggi Tanaman, Pertambahan Diameter Batang dan Berat Basah Tanaman Pertambahan tinggi tanaman Perlakuan P0 P4 P6 P7 P2 P1 P5 P3 BNJ 5% Hasil Uji BNJ 19.6 a 19.7 a 20.5 ab 20.7 ab 20.9 ab 21.2 b 21.8 b 23.4 c 1.49 Pertambahan diameter batang Peubah Perlakuan Hasil Uji BNJ P0 12.2 a P5 12.4 ab P4 12.5 ab P1 12.7 ab P7 13.2 ab P6 13.4 b P2 13.6 b P3 15.1 c 1.32 Berat basah tanaman Perlakuan P0 P5 P2 P7 P1 P4 P6 P3 a b c d Susantidiana, Hal; 48 - 53 Hasil Uji BNJ 24.52 a 44.70 b 45.26 b 49.80 bc 51.11 c 51.62 cd 56.80 de 59.87 e 5.20 50 AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X e Gambar 3. Rata-Rata Hasil Waktu Berkecambah (a), Jumlah Daun (b), Panjang Akar (c), Luas Daun (d), dan Berat Kering Tanaman (e) Pada Tanaman Jarak Dari hasil uji BNJ 5% didapat bahwa Perlakuan P3 berpengaruh sangat nyata terhadap peubah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter batang dibanding dengan perlakuan lainnya. Pada peubah berat basah tanaman, perlakuan P3 tidak berbeda nyata dengan P6 tetapi berbeda sangat nyata dengan perlakuan lain (Tabel 2). Secara tabulasi didapat bahwa perlakuan P3 memiliki waktu berkecambah lebih lama (10 hst), P1 dan P4 memiliki perkecambahan lebih cepat (7 hst). Perlakuan P3 memiliki jumlah daun terbanyak, akar lebih panjang, daun lebih luas dan berat kering tanaman yang lebih besar dibanding dengan perlakuan lain. Tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1½:½ (perlakuan P3) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman jarak. Pada perlakuan ini proporsi pupuk kandang lebih banyak di banding tanah dan pasir. Pupuk kandang sebagai penambah unsur hara memperbaiki struktur tanah sehingga tanah subur dan gembur dan baik untuk pertumbuhan akar bibit jarak pagar. Menurut Hakim et al. (1986), menambahan bahan organik ke tanah bertujuan untuk 1) memperbaiki sifat fisik tanah (kemampuan menahan air, meningkatkan degradasi agregat, menurunkan kohesi tanah. 2) mempengaruhi sifat kimia seperti: meningkatkan daya jerap air, kapasitas tukar kation (KTK) dan dapat meningkatkan pH tanah. 3) meningkatkan sifat biologis tanah seperti meningkatkan aktivitas metabolik organisme tanah. Pada penelitian ini menggunakan pupuk kandang ayam, pupuk kandang ini diduga bisa meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman jarak pagar. Sehingga bibit jarak pagar dapat tumbuh dengan baik. Bibit jarak pagar yang kuat, sehat dan tumbuh seragam akan menghasilkan tanaman yang memiliki hasil biji dan produksi minyak lebih baik. Pada berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk kandang dari kotoran ayam memberikan respon yang terbaik pada musim pertama. Hal ini disebabkan karena kotoran ayam lebih mudah terdekomposisi dan memiliki kadar hara yang cukup dibanding dengan jenis pukan dari hewan lain (Widowati et al., 2005). Campuran pupuk kandang sapi + pupuk kandang ayam merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah besar (Siswanto, 2004). Media campuran tanah + pasir + pukan dengan perbandingan 3:1:1 dalam kantong plastik bening menghasilkan pertumbuhan setek jarak pagar terbaik (Istiana dan Sadikin, 2008). Media pasir berguna untuk meningkatkan struktur tanah menjadi remah dan gembur sehingga dapat memperlancar pertumbuhan akar dan meningkatkan penyerapan unsur hara. Lendri (2003) menyatakan bahwa campuran media pasir dan kompos menghasilkan pertumbuhan bibit mengkudu lebih baik dibanding dengan media yang tidak dicampur pasir. Menurut Herman et al. (2007), jarak pagar dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah tetapi pertumbuhan yang baik dijumpai pada tanah-tanah ringan yang mengandung pasir. Susantidiana, Hal; 48 - 53 51 AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X KESIMPULAN Pemberian tanah, pupuk kandang, dan pasir dengan perbandingan 1:1½:½ (Perlakuan P3) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman jarak Pagar (Jatropha curcas L.) DAFTAR PUSTAKA Hakim. N, M. Nyakpa, M. Lubis, S.G. Nugroho, S. Rusdi, D.M. Amic, G.B. Hong, dan H.H. Baily. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bandar Lampung: Universitas Lampung Mahmud, Z., A.A. Rivaie, D. Allorerung. 2005. Petunjuk Budidaya Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Sudrajat. 2006. Memproduksi Biodiesel Jarak Pagar. Jakarta: Penebar Swadaya Sunanto. 1994. Pengolahan Hasil dan Aspek Ekonomi Pembibitan. Yogyakarta: Kanisius Sutejo. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta Herman, M., D. Pranowo, dan A.M. Hasibuan. 2007. “Pola Tanam Berbasis Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)”. Prosiding Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. Istiana, H dan I. Sadikin. 2008. “Cara Pengujian Media Tumbuh pada Pembibitan Tanaman Jarak Pagar”. Buletin Teknik Pertanian 13 (1): 16-18 Lendri, S. 2003. “Teknik Pembibitan Mengkudu pada Berbagai Media Tanam”. Buletin Teknik Pertanian 8(1): 5-7 Widowati, L.R., S. Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. 2005. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang Diperkaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi Sayuran Organik”. Laporan Proyek penelitian Program Pengembangan Agribisnis. Balai Penelitian Tanah TA 2005 (tidak dipublikasikan). Effendi. 2006. Biodiesel (BBM alternative pengganti solar). http://www.restek.go.id/fileupload/lain-lain/biodiesel/proses.htm (Diakses 20 April 2007). Irfan. 2006. Budidaya tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) sebagai sumber bahan bakar alternative biofuel. http://www.iptek.net.id/ind/?ch=ttq (Diakses 10 Mei 2007). Susantidiana, Hal; 48 - 53 52 AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X Siswanto, Z. 2004. Pengaruh campuran dan dosis pupuk kandang pada tanaman cabai besar (Capsicum annum L.) Skripsi pada Jurusan Budidaya Tanaman Fakultas Pertanian Muhammadiyah Malang. http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/1/jiptummpp-gdl-s1-2004-zaenusiswa-49pendahul-n.PDF (Diakses 15 Maret 2009) Susantidiana, Hal; 48 - 53 53