BAB II Landasan Teori 2.1. Mekanisme Impor Setiap negara dapat

advertisement
BAB II
Landasan Teori
2.1. Mekanisme Impor
Setiap negara dapat mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa daripada
memproduksi segala sesuatu sendiri. Hal tersebut dapat terjadi karena ada barang-barang
kebutuhan pokok, untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu negara yang hanya dapat di
produksi di daerah dan iklim tertentu, atau karena suatu negara mempunyai kombinasi
faktor-faktor produksi lebih baik dari negara lain. Keuntungan terhadap perdagangan luar
negeri dengan memberikan peluang kepada setiap negara untuk mengekspor barang
yang produksinya mengunakan sumber daya berlimpah yang terdapat di negara
bersangkutan, serta mengimpor barang-barang yang produksinya menggunakan sumber
daya yang langka di negara tersebut.
Kegiatan impor merupakan salah satu dari kegiatan perdagangan internasional, yang
melibatkan dua negara atau lebih yang memasuki batas daerah pabean suatu negara
(Krugman dan Obstfeld, 1997:1). Impor adalah suatu kegiatan melakukan pembelian
komoditi yang lebih berdaya guna dari negara lain dengan bersedia membayar dalam
valuta asing (Amir MS, 2004:1). Barang-barang yang dibeli dari luar negeri sesuai
dengan ketentuan pemerintah dan dibayar dengan valuta asing (Fatmawati dan
Purnawanti, 2013:13-14). Tandjung (2011:380) impor merupakan cara perdagangan
dengan memasukan barang dari luar negeri kedalam daerah pabean Indonesia dengan
mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Daerah pabean
merupakan suatu wilayah republik Indonesia yang meliputi wilayah daratan, perairan,
dan ruang udara di atasnya tempat-tempat tertentu di zona ekonomi eklusif dan landas
kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang kepabeanan Nomor 17 Tahun 2006
1
(Tandjung,2011:380). Tujuan dari kegiatan impor adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan barang-barang dengan cara mendatangkan barang-barang yang tidak
tersedia di dalam negeri (Anashoibul dan Agung ,2013:88).
Mankiw (1998:380) mengutarakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi impor
disuatu negara yaitu pendapatan, cadangan devisa, nilai tukar, harga impor dan harga
domestik. Rate Gross Domestic Product (RGDP) berpengaruh positif terhadap impor,
jika RGDP naik maka impor akan meningkat (Salvatore,2008:128). Jika nila tukar mata
uang asing depresiasi sehinga mengakibatkan mata uang dalam negeri menguat maka
impor meningkat, sebaliknya jika mata uang asing apresiasi akan menurunkan impor
(Dorabusch, 2008:285).
Maraknya produk impor di pasar dalam negeri dapat menjadikan pesaing bagi
pengusaha domestik. Peran pemerintah diperlukan untuk mengantisipasi. Menurut
Feryanto (2008:45) peran pemerintah dalam bidang impor dengan menerapkan berbagai
macam kebijakan impor diantaranya:
1. Tarif
Kebijakan pembebasan pajak atas barang-barang impor. Kebijakan ini
ditetapkan untuk meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk devisa
dan untuk melindungi industri dalam negeri ditengah banyaknya barang impor.
2. Kuota
Kebijakan pemerintah untuk membatasi masuknya barang impor ke dalam
negeri. Kebijakan ini dlakukan dengan menentukan jumlah dan jenis barang impor
yang akan masuk ke dalam negeri.
3. Pengendalian devisa
2
Salah satu upaya untuk menekan impor, importir harus memperoleh izin
terlebih dahulu sebelum mengimpor barang ke dalam negeri. Apabila negara telah
mengeluarkan izin impor barang, importir baru akan mendapatkan jatah devisa.
4. Substitusi impor
Subtitusi atau barang pengganti merupakan cara yang digunakan pemerintah
Indonesia
untuk
melindungi
produk
lokal
dari
barang
impor
dengan
memaksimalkan produk unggulan di setiap wilayah untuk bisa bersaing dengan
barang impor. Tujuan utama adalah penghematan devisa. Jika tahap subtitusi impor
terlampaui, biasanya untuk tahap selanjutnya menepuh strategi promosi ekspor.
5. Devaluasi
Kebijakan menurunkan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang asing.
dengan tujuan mengakibatkan barang impor menjadi lebih mahal dari pada harga
sebelumnya. Apabila barang impor mahal, permintaan barang impor akan
berkurang. Berkurangnya barang impor memberikan peluang bagi barang dalam
negeri untuk meningkatkan daya saing.
Ada beberapa ketentuan dan persyaratan yang wajib dipenuhi importir untuk
menjalankan kegiatan impor. Berdasarkan keputusan Menteri Perindustrian dan
perdagangan (48/M-DAG/PER/7/2015) tentang kententuan umum di bidang impor serta
kebijakan impor yang disusun oleh Departemen Perdagangan, mengutarakan aturan yang
harus dilaksanakan oleh importir diantaranya: barang yang di impor adalah barangbarang dalam keadaan baru kecuali barang yang sudah tertera di dalam peraturan seperti
kapal pesiar dan kapal ikan, importir merupakan pelaku atau badan usaha berupa UD,
CV dan PT, dengan harus memiliki Angka Pengenal Impor (API). Menurut (Tandjung,
2011:382) API merupakan singkatan dari Angka Pengenal Impor yang wajib dimiliki
setiap importir yang akan melakukan kegiatan impor. Untuk melakukan kegiatan impor
3
barang, jenis API yang harus dimiliki importir adalah jenis API-U, merupakan jenis API
yang digunakan untuk impor barang berkategorikan umum untuk selanjutnya dijual atau
untuk kebutuhan pribadi. Barang yang termasuk dalam kategori barang umum salah
satunya adalah kedelai.
Kedelai merupakan salah satu barang yang termasuk dalam API-U, karena termasuk
dalam kategori kebutuhan pokok, barang yang bisa diper jual-belikan dan kebutuhan
pribadi dengan nomor HS-1201. 90.00.00. Detik.com (2015) mengutarakan bahwa
kebutuhan akan komoditi kedelai di Indonesia untuk dikonsumsi manusia dan kebutuhan
akan pakan ternak mencapai 2,3 juta ton kedelai. Indonesia baru bisa memenuhi
kebutuhan akan kedelai mencapai 1,1 juta ton dan 1,4 sisanya impor dari negara Amerika.
2.2. Tarif Bea Masuk
Peraturan keuangan Nomor 125/PMK.010/2006 tanggal 15 Desember 2006 setiap
barang yang diimpor dikenakan tarif Bea Masuk berdasarkan sistem klasifikasi barang
nomor Harmonized Sistem (HS) 10 digit yang besaran tarif Bea Masuk dan jumlah HSnya berdasarkan Most Favoured National (MFN) yaitu:
Table 2.1
Penentuan Bea Masuk Impor
Bea Masuk
Jumlah Item (HS)
0-5%
6,671
5-10%
2,709
>10%
2,742
sumber: Tandjung, 2011:415
Presentase
59,9%
15,4%
24,7%
Pembebasan dan pengembalian bea masuk diberikan atas impor terhadap barang
perwakilan negara asing yang diberikan kepada perwakilan pejabat yang bertugas di
negara Indonesia untuk keperluan Internasional diantaranya: buku ilmu pengetahuan,
barang kiriman/hadiah untuk keperluan ibadah, barang untuk keperluan museum dan
kebun binatang, barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan,
4
barang keperluan khusus kaum tuna netra dan kaum berkebutuhan khusus, persenjataan,
amunisi, perlengkapan militer dan kepolisian, dan barang contoh yang tidak
diperdagangkan.
Barang yang diberikan keringanan bea masuk dalam rangka impor antara lain:
barang dan bahan untuk pembangunan dan pengembangan industri, mesin untuk
pembangunan dan pengembangan industri, barang dan bahan dalam rangka
pengembangan industri dan pembagunan, bibit dan benih untuk perkembangan dan
pembangunan industri pertanian, peternakan dan perikanan, hasil laut yang di takap
dengan alat yang sudah mendapatkan izin, barang yang mengalami kerusakan, penurunan
mutu, kemusnahan, atau penyusutan jumlah dan berat karena alamiah antara saat
diangkut ke dalam daerah pabean dan sampai diberikan importir. Melakukan pembayar
Bea Masuk, dapat dilakukan pengembalian atas pembayaran yang sudah terjadi apabila:
1.
Kelebihan pembayaran Bea Masuk, atau karena kesalahan tata usaha.
2.
Impor barang yang diolah dikarenakan sebab tertentu harus diekspor kembali atau
dimusnahkan.
3.
Impor barang yang belum diberikan persetujuan impor untuk dipakai, kedapatan
dalam jumlah yang sebenarnya lebih kecil daripada yang dibayarkan.
Jalur-jalur yang akan di lewati importir dalam melakukan transaksi impor.
1.
Jalur hijau adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen
setelah penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB).
2.
Jalur kuning adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan tidak dilakukan pemeriksaan fisik, tetapi dilakukan penelitian dokumen
sebelum penerbitan SPPB.
5
3.
Jalur merah adalah proses pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor
dengan dilakukan pemeriksaan fisik dan penelitian dokumen sebelum penerbitan
SPPB.
2.3. Penentu Keberhasilan Pemasaran Produk
Kegagalan yang sering dialami para pengusaha dikarenakan pemahaman tentang
produk yang mereka jual kurang bisa meyakinkan konsumen. Menurut Macfoedz
(2004:32-33) dan Kotler dalam Irawan (1996:12) suatu produk bukan sekedar benda
dalam bentuk tertentu tetapi memadukan wujud fisik dengan harga, jaminan atau garansi,
pemasaran, pengiriman dan berbagai faktor yang telah dipadukan dalam suatu bauran
pemasaran untuk menarik minat pembeli, manfaat suatu produk merupakan inti dari
informasi yang harus disampaikan dalam aktivitas penawaran kepada calon konsumen.
Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan, dalam dunia persaingan yang
semakin ketat perusahaan dituntut agar tetap bertahan dan berkembang (Irawan, 1996:1).
Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah, hal ini disebabkan karena perubahan
lingkungan, oleh sebab itu seorang pemasar senantiasa memperhatikan perubahan
lingkungan secara terus menerus dan menyesuikan diri terhadap perubahan. Penyesuian
diri terhadap perubahan (Irawan, 1996:7) mengutarakan seorang pemasaran wajib
memperhatikan analisis-analisis dalam menjalankan pemasaran suatu produk diantaranya:
1. Analisis perilaku konsumen
Perubahan lingkungan sangat mempengaruhi terhadap perilaku konsumen
dalam melakukan pembelian. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen yaitu faktor kebudayaan, sosial, dan individu.
2. Analsis target pasar
6
Seorang pemasar atau marketing harus mengevaluasi dan memilih segmen
yang akan dimasukkan. Ada tiga faktor yang harus diperhatikan yaitu: faktor
ukuran dan tingkat pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, dan tujuan
perusahaan.
3. Analisis pengendalian
Proses melihat pelaksanaan sudah sesuai atau belum dengan perencanaan
perusahaan, pengendalian pemasaran dilihat dari tujuan perusahaan untuk menjual
suatu produk.
Pasar merupakan keadaan atau tempat calon pembeli dan penjual barang atau jasa
saling bertemu dan berinteraksi (Salvatore, 2006:2). Interaksi yang terjadi antara penjual
dan pembeli akan menentukan tingkat harga suatu komoditas (barang atau jasa) dan
jumlah komoditas yang diperjual-belikan. (Sugiarto, 2002:35). Menentukan tingkat harga
komoditas, antara pembeli dan penjual sering terjadi perubahan harga secara terusmenerus, di dunia modern ini perubahan atau pergeseran-pergeseran sering terjadi dan
pengaruhnya dirasakan
lebih cepat dibandingkan pada generasi yang lalu (Curry,
2001:40)
3.4. Fluktuasi Harga
Fluktuasi merupakan fenomena, ekonomi yang mempengaruhi berubahnya tingkat
suatu harga yang menyebabkan harga menjadi naik ataupun turun. Curry (2001:42)
fluktuasi adalah perubahan kondisi nilai suatu barang yang digunakan bersama dengan
barang lain, sehingga harga akan berfluktuasi secara proposional dengan barang lain.
Fluktuasi harga dapat juga berupa perubahan jangka panjang dan lebih permanen (Ross,
2009: 440). Fluktuasi harga terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya
produksi barang di Indonesia belum bisa mencukupi permintaan yang terjadi, gejolak
7
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, iklim yang kurang mendukung, permintaan serta
penawaran produk.
Harga merupakan jumlah uang atau ekuivalen yang digunakan untuk membeli barang
atau jasa. Penentuan harga dengan Marjin Pricing merupakan tipe penentu harga yang
digunakan perusahaan yang ingin memperoleh akses lebih kepada konsumen dengan
harapan memaksimalkan profit dalam jangka panjang. Produk yang dijual dibawah biaya
total untuk memperoleh dominasi, sehingga mengambil keuntungan efesien jangka
panjang dan peningkatan harga yang perlahan-lahan selama beberapa waktu untuk
menggantikan kerugian awal (Curry, 2001:39-46) .
Permintaan dan penawaran merupakan faktor yang sangat mempengaruhi fluktuasi
harga. Curry (2001:39) permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang bisa dan mampu
dibeli oleh konsumen dengan harga tertentu, di dalam permintaan ada beberapa faktor
yang menyebabkan naik turunnya suatu permintaan karena alasan-alasan di luar
pemasaran yaitu masa perselisihan politik, bencana alam, serta kebutuhan musiman.
Teori ekonomi menjelaskan bahwa bila harga suatu komoditas tinggi, hanya sedikit
orang yang mau dan mampu membelinya. Jika harga komoditas tersebut diturunkan,
lebih banyak orang yang mau dan mampu membelinya sehingga jumlah komoditas yang
dibeli makin banyak (Sugiarto, 2002:38).
3.5 Meramal Valas/Kurs
Meramal valas/kurs merupakan stategi yang sangat penting bagi suksesnya
perusahaan multinasional. Sebagian besar operasional suatu perusahaan multinasional
dipengaruhi oleh perubahan-perubahan nilai tukar. Keputusan untuk melakukan investasi
baik jangka panjang maupun jangka pendek dipengaruhi oleh peramalan nilai tukar.
Ketidaktepatan peramal dapat menyebabkan kerugian dalam meperoleh laba dari
8
transaksi yang terjadi. Meramal valas/kurs merupakan kunci bagi pengambilan keputusan
yang melibatkan transfer dana dari mata uang satu ke mata uang yang lain dalam suatu
periode waktu tertentu (Kuncoro, 2009:74)
Ada tiga kategori model peramalan, yaitu model runtut waktu merupakan cara
memprediksi masa depan dengan mengunakan data historis, model kausal merupakan
cara memprediksi masa depan dengan memasukkan dan menguji variabel-variabel yang
diduga mempengaruhi variabel dependen. Model kualitatif merupakan cara memprediksi
masa depan memasukan subjektif dalam model peramalan (Kuncoro, 2001:7).
Menurunnya nilai tukar rupiah disebabkan oleh faktor-faktor non ekonomi yang
menyebabkan tingginya risk premium maupun faktor fundamental struktural seperti
ketidak seibangan pasokan dan permintaan valas (Goeltom, 2002:20).
Penetapan valas/kurs dapat menggunakan lindung nilai mata uang. Ross(2009.
441:460) Lindung nilai dengan mengunakan kontrak forward lebih efektif diguanakan
untuk perusahaan multinasional. Perjanjian mengikat antara dua pihak yang meminta
penjualan aset atau produk di masa yang akan datang dengan harga yang disetujui hari
ini. Kontrak forward dapat dibeli dan dijual, pembeli kontrak forward memiliki
kewajiban untuk menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk tersebut, penjual
dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima
pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika haraga meningkat
karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal sama akan terjadi
kepada penjual apabila harga turun karena harga jual lebih tinggi telah dikunci.
3.6. Lindung Nilai Mata Uang
Penetapan kurs dapat digunakan hedging atau lindung nilai mata uang. Secara
etimologis, hedging berasal dari bahasa Inggris hedging yang berarti “lindung nilai”,
9
secara trimologi hedging adalah suatu tindakan untuk mengurangi ketidakpastian
mengenai gerak harga di masa yang akan datang (Rumapea, 2012:122). Perangkat
hedging yang paling banyak dilakukan di dunia antara lain: forward contract, option,
future contract, dan swap contract. Ross(2009. 441:460).
Lindung nilai dengan mengunakan kontrak forward lebih efektif diguanakan untuk
perusahaan multinasional. Perjanjian mengikat antara dua pihak yang meminta
penjualan aset atau produk di masa yang akan datang dengan harga yang disetujui hari
ini. Kontrak forward dapat dibeli dan dijual, pembeli kontrak forward memiliki
kewajiban untuk menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk tersebut, penjual
dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima
pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika haraga meningkat
karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal sama akan terjadi
kepada penjual apabila harga turun karena harga jual lebih tinggi telah dikunci.
Pada umumnya hedging mengarah pada pengurangan atau penghapusan kerugian
yang ditimbulkan dari resiko perubahan nilai kurs. Dewo, (2008:9) hedging dapat
dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a.
Straight Hedging yaitu upaya untuk membuat simetris antara arus kas aset dan
instrumen hege.
b.
Opinion Hedging yaitu membeli asuransi( asuransi di sini adalah dilihat dari sisi
fungsi dan bukanya dari sisi kelembagaan)
c.
Spekulative Hedging yaitu gabungan antara aset instrumen hedging di mana arus
kasnya dapat tidak sistematis dengan yang lain.
Heti, (138:2002) untuk melindungi perusahaan dari fluktuasi nilai tukar adalah
melakukan strategi hedging, meliputi balance sheet dan operational
a.
Balance Sheet
10
Penyesuian pada neraca akibat transaksi maupun translasi mata uang asing,
dapat menimbulkan positive dan exposure. Positive exposure terjadi jika exposed
asset
> exposed liabilities. Negative exposure terjadi jika exposed asset <
exposed liabilitis. Banced sheet yang dapat dilakukan tergantung pada positif atau
negative exposed yang terjadi.
b.
Operational Hedging
Bentuk perlindungan berfokus pada variabel-variabel berdampak pada
pendapatan dan biaya mata uang asing. Peningkat harga jual secara proposional
perlu untuk antisipasi depresiasi mata uang, yang akan menolong untuk
melindungi gross margin yang ditargetkan.
3.7. Manajemen Risiko
Risiko adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan cenderung bersifat negatif
(Sidik, 2013.405). Risiko juga dapat didefisinikan sebagai “Iuncertainty concerning the
occurrence of a loss” ketidakpastian yang berkaitan dengan terjadinya suatu kerugian
(Rejda, 2005 dalam Solihin, 2007:186). Ada dua pemegang kepentingan (stakeholders)
yaitu para pemegang saham dan para kreditor yang wajib memikirkan cara yang
digunakan untuk mengatasi risiko atau meminimalisir dampak buruk risiko. Jones dalam
Solihin (2007:405) pemegang saham adalah kumpulan individu maupun lembaga yang
memiliki kepemilikan, tuntutan dan kepentingan terhadap organisasi perusahaan.
Kreditur merupakan bagian dari pemegang saham yang tidak memiliki kepemilikan
terhadap saham perusahaan tetapi memiliki tuntuttan dan kepentingan terhadap
perusahaan.
11
Upaya mengatasi risiko atau meminimalisir risiko perusahaan sebaiknya memahami
jenis-jenis risiko yang terjadi di perusahaan. Kaplan dan Mikes dalam Sidik (2013.406)
menjelaskan ada tiga macam jenis risiko dalam bisnis yaitu:
1. Risiko yang dapat dicegah atau dihindari
Risiko yang keluar dari dalam perusahaan dan yang tidak memberikan dampak
strategis sama sekali. Pendekatan yang digunakan untuk menangani risiko ini adalah
dengan cara menerapkan peraturan tegas yang dikaitkan dengan budaya perusahaan
misalnya dengan cara menegaskan budaya perusahaan, menyusun sistem dan
peraturan berserta sanksinya, menyusun standar kegiatan operasional, dan
melaksanakan audit, untuk menghilangkan risiko ini dengan cara mengambil
keputusan pada awal pendirian usaha, misalnya menunda komitmen produksi.
Dengan cara ini penghindaran risiko pengeluaran yang terkait dengan produksi yang
tinggi tidak jadi dilakukan.
2. Risiko yang bersifat strategis
Risiko yang sengaja diambil karena bisa menghasilkan keuntungan strategi yang
superior. Risiko ini mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
Penanganan kerugian yang terjadi dan dampak yang akan dialami dengan biaya yang
efektif serta memikirkan secara seksama risiko yang mukin muncul serta menyiapkan
penanganannya.
3. Risiko dari eksternal perusahaan
Jenis risiko ini adalah risiko dari luar perusahaan yang tidak dapat dihindari
misalnya fluktuasi harga, merosotnya nilai tukar rupiah, munculnya pesaing baru
yang sangat kuat, pemogokan misal, huru hara dan sebaginya. Tujuan dari
penanganan risiko ini adalah untuk meminimalisir kerugian yang akan terjadi atau
12
dihadapi perusahaan apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, tentunya dengan cara
seefektif mungkin dari segi biaya.
Solihin, (2007:187) risiko dapat di klasifikasikan ke dalam tiga kelompok besar
yaitu:
1. Risiko murni dan risiko spekulasi (pure risk and speculative risk)
Suatu keadaan yang terdapat satu kemungkinan bagi perusahaan akan mengalami
kerugian atau tidak mengalami kerugian. Misalnya, banjir lumpur yang dialami PT
Lapindo Brantas, merupakan salah satu contoh pure risk karena perusahaan manapun
yang terkena banjir lumpur dan terendam lumpur hanya akan mengalami kerugian.
Risiko spekulasi merupakan risiko yang akan terjadi dalam situasi perusahaan untuk
mengalami keuntungan maupun mengalami kerugian. Misalnya, investor yang
membeli saham perusahaan akan menghadapi risiko, akan dapat memperoleh
keuntungan modal apabila harga saham naik atau mengalami kerugian modal apabila
harga saham ternyata turun.
2. Risiko mendasar dan risiko spesifikasi (fundamental risk and particular risk)
Risiko yang mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan atau kemlopok
individu dalam jumlah besar dalam suatu negara. Misalnya, terjadinya peningkatan
inflasi secara cepat, meningkatnya tingkat pengangguran dalam jumlah yang
signifikan merupakan salah satu contoh risiko mendasar yang akan berpengaruh
terhadap ekonomi nasional secara keseluruhan. Adapun kondisi yang dapat
meningkatkan terjadinya risiko disebut sebagai Hazard, (suatu kondisi atau potensi
yang dapat menimbulkan kerugian). Rejda dalam Solihin (2007:186) mengutarakan
ada dua kategori hazard yaitu :
a.
Physical Hazard
13
Kondisi fisik yang akan meningkatkan peluang terjadinya kerugian (chance of
loss). Misalnya, bangunan yang tinggi yang tidak dilengkapi penangkal petir
memiliki physical hazard
lebih berisiko tersambar petir dan terbakar
dibandingkan dengan bangunan yang memakai penangkal petir.
b.
Moral Hazard
Suatu tindakanketidak jujuran atau kerusakan karakter dalam diri seorang
individu yang akan meningkatkan frekuensi terjadinya kerugian. Misalnya,
seorang menajer keuangan perusahaan yang tidak jujur dalam melakukan
pembukuan keluar masuknya barang. Perusahaan akan memiliki peluang besar
untuk mengalami kerugian.
3.7. Efektif
John (1986:35) efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara
membandingkan output anggaran seharusnya (OA) dengan output realisasi atau
sesunguhnya (OS), jika (OS) > (OA) disebut efektif. Efektif dapat diartikan sebagai
akibat, pengaruh, membawa hasil dan berhasil (http://kbbi.web.id/efektif, 2016). Efektif
dapat dijabarkan menjadi 3 (tiga) yaitu:
a.
Pencapaian tujuan
secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari
serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa
pilihan lainya.
b.
Pengukuran keberhasilan dalam mencapai tujun-tujuan yang telah ditentukan.
Sebagai contoh jika terdapat fenomena ekonomi atau fluktuasi dapat diselesaikan
dengan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut benar atau efektif.
c.
Ukuran tingkat pemenuhan output atau suatu tujuan proses. Semakin tinggi
pencapaian target atau tujuan proses maka dikatakan proses tersebut semakin
14
efektif. Proses efektif ditandai dengan perbaikan proses sehingga menjadi lebih
baik (www.materiakuntansi.com, 2016)
15
Download