BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bagian ini menjelaskan mengenai teori-teori tentang persaingan disertai dengan strategi bersaing dalam hal produk, harga dan distribusi sebagai dasar keilmuan dalam studi litelatur. 2.1 Model Persaingan Michael E. Porter dalam Kotler (2009:320) mengidentifikasikan lima kekuatan yang menentukan daya tarik jangka panjang intrinsik sebuah pasar atau segmen pasar, pesaing industri, pendatang baru potensial, pengganti, pembeli dan pemasok. Pemasok (Kekuatan Pemasok) Pendatang Baru Potensial (Ancaman Mobilitas) Pesaing Industri (Rivalitas Segmen) Produk Pengganti (Ancaman Produk Pengganti) Gambar 2.1 Competitive Advantages Sumber: Kotler,2009 Pembeli (Kekuatan Pembeli) Ancaman yang terkandung dalam kekuatan ini adalah sebagai berikut: 1. Ancaman rivalitas segman yang intens Bagi banyak perusahaan, pesaing merupakan faktor utama dalam persaingan. Semakin ketatnya persaingan, maka semakin banyak jumlah pesaing di pasaran. Hal ini dikarenakan dengan mudahnya pelanggan pindah ke pesaing. Dengan kondisi ini akan menimbulkan perang harga, iklan dan peluncuran produk baru yang cukup sering. Semakin ketatnya persaingan akan mengakibatkan perusahaan harus menanggung resiko yang besar, sehingga pangsa pasar ini tidak menarik lagi. 2. Ancaman pendatang baru Ancaman pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan untuk masuk kedalam persaingan. Semakin besar hambatannya, maka hanya perusahaan berkualifikasi tinggi yang dapat memasuki pasar. Walaupun demikian, pasar yang menguntungkan akan menarik perhatian perusahan lain untuk memasuki persaingan. Dalam hal ini perusahaan harus mengenali pendatang baru yang potensial dan mengenali kelemahan dan keunggulan. 3. Ancaman produk pengganti Pasar tidak menarik lagi apabila terdapat persaingan yang ketat antara perusahaan dengan produk pengganti. Persaingan terjadi dengan ketat dalam faktor harga. Dengan adanya produk pengganti, memaksa perusahaan untuk menurunkan harga yang akan berpengaruh terhadap penurunan laba perusahaan. 4. Ancaman daya tawar pembeli yang semakin besar Ancaman dari pembeli muncul apabila pembeli dalam jumlah yang besar atau membeli dalam jumlah yang besar. Kekuatan penawaran pembeli akan kuat apabila produk tidak didiferensiasikan, biaya peralihan pembeli rendah, perusahaan pesaing menawarkan pelayanan khusus. Untuk menghindari ancaman ini, perusahaan dapat memilih pembeli yang memiliki kekuatan yang paling rendah untuk bernegosiasi. 5. Ancaman daya tawar pemasok yang besar Ancaman dari pemasok muncul ketika pemasok mampu meningkatkan harga atau mengurangi jumlah barang yang dipasok, terutama apabila jumlah pemasok sedikit, dan sedikitnya produk pengganti. Namun, dengan membangun hubungan yang baik dengan pemasok dan sama-sama menguntungkan dengan pemasok, menjadi kekuatan untuk meraih keuntungan bagi setiap pihak yang terlibat. 2.2 Analisis Pesaing Untuk dapat menetapkan strategi pemasaran, perusahaan harus mendapatkan informasi mengenai pesaingnya. Untuk mendapatkan informasi mengenai para pesaing, perusahaan harus melakukan langkah-langkah dalam menganalisis pesaing. Menurut Kotler dan Keller (2009:324) mengungkapkan dalam mengidentifikasi pesaing utamanya, perusahaan harus menentukan strategi, tujuan, kelemahan dan kelebihan. 1. Strategi Kelompok perusahaan mengikuti strategi yang sama dalam pasar sasaran disebut kelompok strategis. Perusahaan harus mengembangkan dan menemukan strategi. Jika perusahaan berhasil memasuki sebuah kelompok, anggota kelompok menjadi pesaing kuncinya. 2. Tujuan Setelah perusahaan mengidentifikasi pesaing utamanya dan strategi mereka. Perusahaan mengasumsikan bahwa pesaing berusaha memaksimalkan laba. Meskipun demikian, perusahaan mempunyai penekanan yang relative berbeda terhadap laba jangka pendek dan jangka panjang serta mengamati rencana ekspansi pesaing. 3. Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan harus mengumpulkan informasi tentang semua kekuatan dan kelemahan pesaing. Menurut Kotler dan Amstrong ( 1996:61) terdapat 6 langkah dalam menganalisis pesaing, sebagai berikut. 1) Mengidentifikasi pesaing-pesaing perusahaan Perusahaan perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa serupa kepada dapat mengidentifikasikan pesaing-pesaingnya sebagai pelanggan yang sama denga harga serupa. Secara lebih luas, perusahaan dapat mendefinisikan pesaing sebagai semua perusanaan yang membuat produk atau kelas produk yang sama. 2) Menentukan sasaran pesaing Setelah mengidentifikasi pesaing utama, perusahaan harus mengetahui arti penting relative yang ditempatkan pesaing atas profitabilitas, pertumbuhan market share, arus kas, kepemimpinan teknologi, kepemimpinan layanan, dan lain-lain. Mengetahui berbagai sasara pesaing dan penekanannya menunjukan apakah pesaing puas dengan situasinya yang sekarang, dan bagaiman kemungkinan reaksinya atas berbagai tindakan kompetitif. 3) Mengidentifikasi Strategi Pesaing Semakin mirip strategi suatu perusahaan dengan strategi perusahaan lainnya maka semakin ketatlah persaingan mereka. Perusahaan perlu mengetahui tentang mutu, cirri dan ragam produk masing-masing pesaing, serta layanan pelanggan, kebijakan harga, cakupan distribusi, strategi penjualan serta program periklanan dan promosi penjualan mereka. 4) Menilai Kekuatan dan Kelemahan Pesaing Dalam mencari kelemahan pesaing, perusahaan harus mencoba untuk mengidentifikasi setiap asumsi yang mereka buat tentang bisnis mereka dan pasar yang tidak. 5) Mengestimasi Pola Reaksi Pesaing Sasaran, strategi serta kekuatan dan kelemahan pesaing merupakan pertanda kemungkinan tindakan dan reaksinya terhadap tindakan perusahaan seperti potongan harga, peningkatan promosi atau introduksi produk baru. selain itu, masing-masing pesaing mempunyai falsafah tertentu dalam berbisnis, budaya intern dan keyakinan tertentu. 6) Memilih Pesaing untuk Diserang atau Dihindari Perusahaan harus memutuskan pesaing mana yang harus diserang. Perusahaan dapat memusatkan serangannya pada salah satu dari berbagai kelas pesaing. 2.3 Memilih Pesaing Setelah perusahaan menganalisis dan mempelajari pesaing, perusahaan dapat menentukan pesaing untuk memfokuskan diri dalam persaingan. Menurut Kotler dan Keller (2009:326) terdapat 3 kelas pesaing sebagai berikut. 1. Kuat melawan Lemah Sebagian besar perusahaan membidik pesaing yang lemah, karena memerlukan sumber daya yang lebih sedikit untuk setiap titik pangsa yang didapatkan. Tetapi, perusahaan juga harus bertarung dengan pesaing yang kuat agar dapat mengejar perusahaan terbaik. Bahkan pesaing kuat tetap mempunyai beberapa kelemahan. 2. Dekat melawan Jauh Sebagian besar perusahaan bersaing dengan pesaing yang paling mirip dengan mereka. Tetapi perusahaan juga harus mengidentifikasi pesaing jauh. 3. Baik melawan Buruk Semua industry memiliki pesaing “baik” dan “buruk”. Pesaing baik bermain sesuai aturan industry, mereka menetapkan harga yang sesuai dengan biaya dan mereka menyukai industri yang sehat. Pesaing buruk berusaha membeli pangsa dan tidak menghasilkannya; mereka mengambil banyak resiko; mereka berinvestasi dalam kapasitas berlebih dan mereka merusak keseimbangan industri. 2.4 Strategi Bersaing Dalam kegiatan pemasaran, perusahaan harus merancang strategi pemasaran untuk melawan pesaing dan memberikan penawaran terhadap konsumennya. Menurut Porter dalam Kotler dan Keller (2009:56) “ Michael Porter mengajukan tiga strategi generic yang memberikan titik awal yang baik untuk berpikir secara strategis: 1. Kepemimpinan Biaya Secara Keseluruhan Perusahaan yang mengejar strategi ini bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah sehingga mereka dapat menetapkan harga yang lebih murah dibandingkan pesaing mereka dan memenangkan pangsa pasar yang besar. Mereka tidak terlalu memerlukan keahlian dalam pemasaran. Kelemahan strategi ini adalah bahwa perusahaan lain biasanya akan bersaing denga biaya yang tetap rendah dan hal ini merugikan perusahaan yang menggantungkan semua masa depannya pada biaya. Dalam hal ini, perusahaan menetapkan untuk menjadi produsen dengan biaya rendah. Hal ini menjadi keunggulan yang dimiliki perusahaan. Apabila perusahaan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan biaya secara keseluruhan, maka perusahaan akan menjadi perusahaan yang memiliki daya saing di dalam industrinya. Keuntungan dari perusahaan yang melakukan strategi ini adalah perusahaan dapat masuk beberapa segmen pasar. Perusahaan menjual produk standar dan melakukan penekanan biaya. Strategi ini dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki segmen pasar yang luas. Strategi ini sesuai dengan konsep penjualan “menjual lebih banyak barang ke lebih banyak orang secara lebih sering untuk menghasilkan lebih banyak uang dan pada gilirannya menghasilkan lebih banyak laba (Kotler dan Keller, 2009:19). 2. Diferensiasi Bisnis yang berkonsentrasi pada kinerja unggul yang dicapai dengan cara unik dalam wilayah manfaat pelanggan penting yang dihargai oleh sebagian besar pasar. Jadi perusahaan yang mencari kepemimpinan kualitas, misalnya harus membuat produk dengan komponen terbaik, menempatkan produknya dengan tepat, memeriksa produknya dengan seksama, dan mengkomunikasikan kualitas produknya denga efektif. Strategi ini menuntut perusahaan untuk merancang serangkaian penawaran yang berbeda dibandingkan dengan pesaing. Dalam strategi ini, perusahaan memelihara konsumen dengan memberikan pelayanan dan produk yang berbeda dibandingkan dengan pesaing. 3. Fokus Bisnis berfokus pada satu atau lebih segmen pasar yang lebih sempit. Perusahaan melayani kebutuhan produk bagi segmen yang spesifik. Dalam hal ini, perusahaan focus kepada mencari keunikan dari segmen tersebut untuk menentukan strategi focus yang digunakan, yaitu fokus pada diferensiasi atau fokus pada biaya rendah. 2.5 Konsep Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:5) “pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan social”. Sedangkan menurut American Marketing Association dalam Kotler (2009) menyatakan bahwa “pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya”. 2.5.1 Produk Menurut Kotler (2007) “a product is anything that can be offered to market to satisfy a want or need”. Menurut Stanton (2007) “a product is a set of tangible and intangible attributes, including packaging, color, price, manufacture’s prestige and manufacture’s and retailer, which the buyer may accept as offering want satisfaction”. Selain itu, menurut Tjiptono (2008:95) “produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan”. Menurut Saladin (2007:71) “produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah sesuatu yang bersifat tangible atau intangibel yang ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk dapat diterima oleh pasaran, perusahaan harus menawarkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur inovatif terbaik (Kotler dan Keller, 2009:19). Menurut Purnama (2005) “pencapaian kualitas produk yang diterima konsumen akan membawa implikasi meningkatnya budaya kualitas perusahaan. Perusahaan yang telah menghasilkan produk berkualitas dan diterima konsumen, akan selalu berusaha menunjukan pertanggungjawaban dan mempertahankan kualitas dengan cara menentukan desain, proses dan penyampaian produk”. 2.5.2 Harga Menurut Saladin (2007) “harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk atau jasa”. Menurut Kotler (2001) ”harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membuat produk atau mengganti hak milik produk”. Menurut Tjiptono (2008:151) “harga merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaa”. Tjiptono pun mengungkapkan bahwa dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan menfaat yang dipasarkan atas suatu barang atau jasa. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa harga adalah alat yang digunakan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa yang diinginkan. Setiap pengecer menawarkan harga yang bervariasi. Harga yang ditawarkan disesuaikan dengan produk dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen. “ Untuk produk yang sama, harga yang ditawarkan bisa berbeda dengan retail satu dengan yang lain. Ada pengecer yang menetapkan harga tinggi, karena mereka menawarkan pelayanan tertentu (Tjiptono, 2008: 198)”. 2.5.3 Distribusi Menurut Tjiptono (2008:185) “distribusi sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsuman, sehingga penggunaaannya sesuai dengan yang diperlukan”. Menurut Kotler (2001) “Tempat/distribusi adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran”. Menurut Keegan (2003) “distribusi didefinisikan sebagai penyediaan suatu barang yang dibutuhkan yang pengadaannya dapat dilakukan langsung oleh pihak yang membutuhkan atau dilakukan oleh pihak lain”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa distribusi adalah kegiatan untuk memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan pendistribusian, dibutuhkan perantara atau agen untuk mendistribusikan produk kepada konsumen. Menurut Stanton dalam Tjiptono (2008:185) “perantara adalah orang atau perusahaan yang menghubungkan aloran ke konsumen akhir dan konsumen industrial” barang Pendistribusian dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. “ Tujuan dari strategi ini adalah untuk mencapai jumlah pelanggan yang optimal pada waktu yang tepat dan dengan biaya yang rendah namun dapat meraih dan menjaga tingkat pengendalian distribusi tertentu (Tjiptono, 2008:206)”. Dalam penentuan perantara, terdapat pertimbangan-pertimbangan. Menurut Tjiptono (2008:190). Terdapat 3 pertimbangan tentang perantara. 1. Jasa yang diberikan perantara. Dalam pemilihan perantara, produsen menentukan perantara yang dapat memberikan pelayanan-pelayanan yang dapat diberikan kepada perusahaan untuk kegiatan pemasaran perusahaan. 2. Keberadaan perantara yang diinginkan. Perusahaan dapat menentukan perantara yang dapat menyalurkan semua produk perusahaan dan mempu menyediakan lini produk untuk perusahaan. 3. Sikap perantara terhadap kebijakan perusahaan. Perusahaan menentukan perantara disesuaikan dengan kebijakankebijakan pemasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan.