BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Theory of Reasoned Action ( TRA) Theory of Reasoned Action (TRA) atau teori tindakan bersama dikembangkan oleh Ajen dan Fishbein (1980). Teori ini muncul karena kurang berhasilnya penelitian yang menguji teori sikap, yaitu hubungan antara sikap dan perilaku. Hasil dari penelitian yang menguji toeri sikap ini kurang memuaskan karena banyak ditemui hasil hubungan yang lemah antara pengukuran sikap dengan kinerja dari perilkau sukarela yang dikehendai (Jogiyanto, 2007). Handayani (2007) menyatakan bahwa TRA adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku individu dalam melaksanakan kegiatan. Seseorang akan memanfaatkan sistem informasi dengan alasan bahwa sistem tersebut akan menghasilkan manfaat bagi dirinya. TRA ini menjelaskan tahapan manusia melakukan perilaku. Pada tahap awal perilaku (behavior) diasumsikan ditentukan oleh niat (intention). Pada tahap berikutnya, niat dapat dijelaskan dalam bentuk sikap terhadap perilaku (attitudes toward the behavior) dan norma subyektif (subjective norms) dalam bentuk kepercayaan tentang konsekuensi melakukan perilaku tentang ekspektasi normatif dari orang yang relevan. Sehingga secara keseluruhan perilaku seseorang dapat dijelaskan dengan mempertimbangkan 7 8 kepercayaannya, karena kepercayaan 9 seseorang mewakili informasi yang mereka peroleh tentang dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya (Jogiyanto, 2007). 2. Theory of Planned Behavior (TPB) Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan dari TRA. Icek Ajzen mengembangkan sebuah konstruk yang belum ada di TRA. Konstruk tersebut adalah kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control). Konstruk ini digunakan untuk mengontrol kekurangan dan keterbatasan dari kekurangan sumber daya yang digunakan untuk melakukan perilaku. Asumsi dasar dari TPB ini adalah banyaknya perilaku yang tidak penuh dibawah kontrol individu sehingga dibutuhkan tambahan konsep kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) (Jogiyanto, 2007). Juniarti (2001) menyatakan ada tiga elemen yang membentuk perilaku yaitu : a. Sikap terhadap penggunaan (attitude) b. Norma-norma subyektif (subjective norms) c. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) TPB dapat digunakan untuk menjelaskan bahwa sikap terhadap penggunaan (attitude), norma subyektif (subjective norms), dan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) mempengaruhi niat atau keinginan untuk menggunakan teknologi. 9 3. Software Akuntansi Software akuntansi adalah serangkaian program komputer yang tersedia secara komersial dan befungsi memberikan instruksi kepada komputer untuk melakukan pemrosesan data, dalam hal ini untuk melakukan pengolahan data-data akuntansi. (Rama & Jones. 2006). 4. Sistem Informasi Akuntansi. Suatu Sistem dapat diartikan sebagai gabungan dari berbagai elemen yang saling berinteraksi dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan. Lucas, Henry C. (1982) mendefinisikan sistem informasi sebagai kegiatan dan prosedur-prosedur yang diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian dalam organisasi. Sedangkan Nash, John F. dan Robert, Martin B. (1984) secara lebih luas menyatakan bahwa sistem informasi merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, mesin, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik. Berdasarkan kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan seperangkat orang, data, dan prosedur yang bekerja secara bersama-sama untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan. 10 Sistem informasi yang baik adalah sistem informasi yang mampu menyediakan informasi berkualitas tentang kegiatan bisnis suatu perusahaan kepada manajer-manajer pada semua level organisasi. Informasi tersebut digunakan untuk membuat keputusan-keputusan bisnis yang rasional, pengarahan dan pengendalian serta untuk kegiatan operasional. 5. Mengukur Keberhasilan Pengembangan Sistem Informasi Sistem Informasi (SI) adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu diantaranya adalah input, processing, dan output. Input merupakan sekumpulan data mentah dari dalam organisasi maupun dari luar organisasi untuk diproses dalam suatu SI. Processing adalah pemindahan manipulasi dan analisis input mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia. Output adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota organisasi dimana ouput tersebut segera digunakan. Informasi dalam hal ini juga membutuhkan umpan balik (feedback) yaitu output yang dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan untuk membantu mengevaluasi atau memperbaiki input (Husein dan Wibowo, 2000). Sistem memiliki arti luas yang dapat diartikan sebagai cara, sedangkan Informasi merupakan suatu data yang berguna yang diolah, sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat (Bodnar dan Hopwood, 2005). Pada umumnya dikatakan bahwa informasi yang bernilai paling tinggi adalah informasi yang mengandung ketidakpastian paling 11 rendah, akan tetapi informasi tidak dapat terbebas sama sekali dari unsur ketidakpastian. Menurut Loudon (1996) dalam Husein dan Wibowo (2000) dari sudut pandang bisnis, SI berbasis komputer adalah pemecahan masalah manajemen dan organisasi berlandaskan pada teknologi informasi untuk menghadapi tantangan dari lingkungan. Sehingga sistem informasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa, biasanya para pemakai membentuk suatu entitas organisasi formal perusahaan/sub unit dibawahnya. Didalam sistem informasi terdapat pengendalian pengolahan informasi yang mencakup penyiapan suatu rencana induk untuk pengembangan sistem informasi. Dapat dikatakan bahwa suatu entitas yang kuat secara ekonomis adalah entitas yang menguasai informasi. Dengan informasi tersebut, dapat mengambil keputusan-keputusan yang objektif, sehingga hasilnya akan sesuai dengan sasaran yang diharapkan. Kini dapat dikatakan bahwa pihak yang unggul dalam persaingan adalah pihak yang menguasai informasi. Dengan prinsip ini, semua pihak yang terlibat dalam persaingan akan berlomba untuk meningkatkan kemampuan sistem informasinya. 6. Kepuasan Pengguna Doll & Torkzadeh (1988) mengutip pendapat Henderson dan Tracy (1986) yang menyatakan bahwa dalam fase implementasi, tujuan sistem difokuskan pada peningkatan kegunaan dan kepuasan pengguna, sedangkan 12 kepuasan end-user dibangun dari lima komponen yang terdiri dari isi (content), keakuratan (accuracy), format (format), kemudahan penggunaan (ease of use), dan ketepatan waktu (timeliness). Definisi kepuasan pengguna telah diajukan Ives, Baroudi, dan Olson (1980) sebagai sejauh mana informasi yang disediakan memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan. Sedangkan Ives, et al. (1983) menyatakan bahwa kepuasan pengguna mengungkapkan kesesuaian antara harapan seseorang dengan hasil yang diperolehnya, karena ia turut berpartisipasi dalam pengembangan sistem informasi. 7. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Penelitian 1. Soegiharto (2001) User involvement, Technical of IS Personnel, Organization Size, Management Support, Formalization of IS Development, User Training & Education, IS Steering Committees, User AIS Satisfaction, User AIS Use Hasil Penelitian 1. 2. 3. 4. Terdapat korelasi positif signifikan antara keterlibatan pengguna dengan penggunaan sistem. Kinerja SIA lebih tinggi dalam organisasi yang tidak mempunyai komite pengendalian dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite pengendali Tidak terdapat perbedaan signifikan dalam kepuasan pengguna antara perusahaan yang mempunyai dan tidak mempunyai program diklat. Tidak ada perbedaan signifikan dalam kinerja SIA sebagai konsekuensi kemandirian,atau ketergantungan lokasi departemen SI 13 2. Istianingsih dan Setyo Hari Wijanto (2008) 3. Kamel Rouibah, Hosny I. Hamdy dan Majed Z. Al-Enezi (2008) Kualitas Sistem Informas, Perceived Usefulness, Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna Management support, training, user involvement, system usage dan satisfaction 1. 1. 2. 3. 4. 4. 5. Istianingsih dan Utami (2009) Kuntari (2010) Kualitas Layanan, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Kepuasan Pengguna dan Kinerja Individu 1. Kualitas informasi, Kepuasan pelanggan dan Kinerja organisasi 1. 2. 2. 6. F.X Kurniawan Tjakrawala dan Aldo Cahyo (2010) Kualitas sistem, kualitas informasi, persepsi kualitas sistem, pengguna sistem dan kepuasan pengguna akhir 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kualitas sistem informasi, perceived usefulness dan kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna Top management berpengaruh positif signifikan terhadap satisfaction Training berpengaruh positif signifikan terhadap satisfaction User involvement berpengaruh positif signifikan terhadap satisfaction System usage berpengaruh positif signifikan terhadap satisfaction Kualitas layanan, kualitas sistem, kualitas informasi berpengaruh positifdan signfikan terhadap kepuasan pengguna Kepuasan pengguna sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individu. Kualitas informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan berpangaruh positif terhadap kinerja organisasi Kualitas sistem berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kualitas sistem Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna akhir Kualitas informasi berpengaruh positif signfikan terhadap kepuasan pengguna akhir Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif signifikan terhadap pengguna sistem Kualitas informasi berpengaruh positif signfikan terhadap pengguna sistem Persepsi kualitas sistem berpengaruh positif signifikan terhadap pengguna sistem Kepuasan pengguna akhir berpengaruh positif signfikan terhadap dampak individual Penggunaan sistem berpengaruh positif signfikan terhadap dampak individual 14 Soegiharto (2001) dalam penelitiannya terhadap 45 perusahaan di Australia. Studinya mendapati hasil bahwa satu-satunya korelasi positif signifikan adalah antara keterlibatan pengguna dan pengunaan sistem. Ini berarti pengaruh dari keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem terhadap kegunaan sistem substansial. Penelitian ini tidak menemukan hubungan antara keterlibatan pengguna dan kepuasan pengguna, kapabilitas personil SI dan kinerja SIA, dukungan manajemen dan kinerja SIA, formalisasi pengembangan SIA dan kepuasan pengguna. Hasil uji beda kinerja SIA didapati beberapa kesimpulan bahwa kinerja SIA lebih tinggi dalam organisasi yang tidak mempunyai komite pengendalian dibandingkan dengan organisasi yang mempunyai komite pengendali, tidak terdapat perbedaan signifikan dalam kepuasan pengguna antara perusahaan yang mempunyai dan tidak mempunyai program diklat, dan tidak ada perbedaan signifikan dalam kinerja SIA sebagai konsekuensi kemandirian atau ketergantungan lokasi departemen SI. Istianingsih dan Utami (2009), dengan menggunakan variabel kualitas layanan, kualitas sistem, kualitas informasi, kepuasan pengguna dan kinerja individu. Hasil penelitian adalah kualitas layanan, kualitas sistem, kualitas informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna, sedangkan kepuasan pengguna sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja individu. 15 B. Rerangka Pemikiran Peneliti mempunyai pemikiran bahwa kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan, dukungan manajemen puncak dan keterlibatan pengguna memiliki pengaruh terhadap kepuasan pengguna software akuntansi. Adapun gambar kerangka konseptual, seperti tampak pada gambar berikut : Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Teoritis Variabel Independen Variabel Dependen Kualitas Informasi Kualitas Sistem Kualitas Layanan Dukungan Manajemen Puncak Keterlibatan Pengguna Kepuasan Pengguna 16 C. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Kualitas informasi adalah “tingkat dimana informasi memiliki karakteristik isi, bentuk, dan waktu, yang memberikan nilai buat para pemakai akhir tertentu” (O’Briens, 2005 : 703). Seddon dan Kiew (1996) telah melakukan pengujian mengenai pengaruh dari kualitas informasi terhadap kepuasan pengguna sistem informasi. Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa kualitas informasi berhubungan positif dengan kepuasan pengguna. Hasil penelitian lain oleh Istianingsih dan Utami (2009), memberikan bukti empiris bahwa kualitas informasi berpengaruh positif dan signfikan terhadap kepuasan pengguna. Dari uraian diata dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : H1 : Kualitas Informasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pengguna Pengaruh Kualitas Sistem Terhadap Kepuasan Pengguna Kualitas sistem merupakan karakteristik dari informasi yang melekat mengenai sistem itu sendiri yang mana kualitas sistem merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak, dan kebijakan prosedur dari sistem informasi yang dapat menyediakan informasi kebutuhan pemakai (Delone dan McLean, 1992). Dari penelitian Istianingsih dan Utami (2009), memberikan bukti empiris bahwa kualitas sistem informasi berpengaruh 17 positif dan signifikan terhadap kepuasaan pengguna. Berdasarkan hasil pengujian tersebut mereka menyimpulkan bahwa ternyata terdapat hubungan positif antara kualitas sistem dengan kepuasan pengguna. Dari uraian diatas dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : H2 : Kualitas Sistem Berpengaruh Positif Terhadap Kepuasan Pengguna Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pengguna Kualitas layanan merupakan persepsi pengguna atas jasa yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi. Pada awalnya ukuran kualitas layanan ini didesain untuk mengukur kepuasan pelanggan oleh Parasuraman, Zeithaml,dan Berry (1985). Mereka mendefinisikan kualitas layanan sebagai perbandingan antara harapan pelanggan dan persepsi mereka tentang kualitas layanan pelanggan yang diberikan. Watson, Pitt, dan Kavan (1998) merupakan peneliti pertama yang menerapkan kualitas layanan ini dalam riset sistem informasi. Ketingger dan Lee (1994) melakukan pengujian dengan membandingkan validitas dan reliabilitas instrumen kualitas layanan dan kepuasan pengguna. Hasilnya menunjukkan bahwa antara kedua variabel ini secara umum ádalah mutually exclusive dan complementary. Atas dasar hal ini dalam model keberhasilan sistem informasi yang dibangun, Myers, et. al. (1997) menyarankan perlunya menambahkan variabel kualitas layanan dalam mengukur keberhasilan suatu sistem informasi. 18 Dengan menggunakan instrumen pengukuran kualitas layanan yang dibangun oleh Parasuraman et. al. (1985), menguji hubungan antara kualitas layanan dan kepuasan pengguna akhir sistem informasi. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa instrumen pengukuran untuk kualitas layanan memiliki validitas yang baik untuk digunakan dalam riset sistem informasi. Myers, et. al. (1997) menyatakan bahwa kualitas layanan seperti halnya dengan kualitas sistem dan kualitas informasi memiliki pengaruh terhadap 26 kepuasan pengguna. Apabila pengguna sistem informasi merasakan bahwa kualitas layanan yang diberikan oleh penyedia paket program aplikasi akuntansi baik, maka ia akan cenderung untuk merasa puas menggunakan sistem tersebut. Diprediksi bahwa semakin tinggi kualitas layanan yang diberikan akan berpengaruh terhadap makin tingginya tingkat kepuasan pengguna. Hasil penelitian Istiningsih dan Utami (2009), memberikan bukti empiris bahwa kualitas Layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna. Dari uraian diatas dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : H3 : Kualitas Layanan Berpengaruh Positif Terhadap Kepuasan Pengguna Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kepuasan Pengguna DeLone (1998), dan Choe (1996) telah mengajukan dan secara empiris menguji bahwa dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh 19 positif terhadap kepuasan pengguna sistem informasi melalui berbagai macam kegiatan. Manajemen puncak bertanggung jawab atas penyediaan pedoman umum bagi kegiatan sistem informasi. Tingkat dukungan yang diberikan oleh manajemen puncak bagi sistem informasi organisasi dapat menjadi suatu faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi (Raghunathan dan Raghunathan, 1988). Dari uraian diatas dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : H4 : Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Positif Terhadap Kepuasan Pengguna Pengaruh Keterlibatan Pengguna Terhadap Kepuasan Pengguna Banyak peneliti telah menyelidiki keterlibatan pengguna. Mereka percaya bahwa keterlibatan mempengaruhi kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pengguna, dan pengunaan sistem (Ives dan Olson 1984), Bruwer (1984) dan Hirscheim (1985) dalam Soegiharto (2001). Mereka percaya bahwa keterlibatan pengguna dalam proses pengembangan sistem informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna. McKeen dan Guimares (1994); Restuningdiah dan Indiantoro (2000) menyatakan bahwa partisipasi pengguna memiliki hubungan langsung dengan kepuasan pengguna. Dari uraian diatas dapat diajukan hipotesa sebagai berikut : H5 : Keterlibatan Pengguna Berpengaruh Positif Terhadap Kepuasan Pengguna