BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Kondisi Awal
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang sebelum diadakan penelitian hampir setengah
dari jumlah siswa kelas 4 belum tuntas KKM (= 65). Hal ini dibuktikan dari
hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru kelas 4 dan siswa
kelas 4 berkaitan dengan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil
wawancara diketahui bahwa disekolah juga mengalami kekurangan alat
peraga dan media pembelajaran disekolah sehingga proses belajar mengajar
guru dalam pemanfaatan media masih kurang dan guru masih menggunakan
metode ceramah yang didukung dengan tanya jawab dan penugasan.
Sehingga hasil belajar siswa masih di bawah KKM metode ceramah adalah
metode yang tetap baik untuk digunakan.
Metode ceramah sama baiknya dengan metode yang lain, khususnya
jika itu digunakan untuk menyampaikan informasi, ceramah tidak efektif
jika digunakan untuk mengajarkan ketrampilan.
41
42
Tabel 15
Destribusi Frekuensi Hasil Belajar Prasiklus
Interval
Frekuensi
Persentase
Keterangan
84- 80
1
4,76%
Tuntas
79 -75
1
4,76%
Tuntas
74-70
5
23,80%
Tuntas
69-65
2
9,52%
Tuntas
64-60
6
28,57%
Belum tuntas
59-55
1
4,76%
Belum tuntas
54-50
3
14,28%
Belum tuntas
49-45
2
9,52%
Belum tuntas
Jumlah
21
100%
Tuntas
9
43,%
Belum Tuntas
12
57%
Nilai Minimum
45
Nilai Maksimuum
80
Rata-rata
61,42
Berdasarkan
hasil analisis ketuntasan belajar pada tabel 15
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah, dari 21 siswa masih
terdapat 12 siswa atau 57% yang belum mencapai ketuntasan dan baru 9
siswa atau 43% yang telah mencapai nilai ketuntasan ≥ dari KKM yaitu 65.
Nilai terendah adalah 48 dan nilai tertinggi 80. Hal ini dapat dilihat bahwa
perbedaan antara nilai terendah dengan tertinggi sangatlah jauh serta
diperoleh rata-rata kelas hanya 61,42. Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat lebih
jelas pada diagram 4.1 dibawah ini.
43
Hasil Belajar Prasiklus
Frekuensi
7
6
5
4
3
2
1
0
Diagram 4.1 hasil belajar prasiklus
Berdasarkan diagram 4.1 dapat di ketahui bahwa nilai yang paling
banyak diperoleh siswa pada interval nilai 64-60 yaitu 6 siswa, dimana pada
interval tersebut termasuk dalam kategori belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal kondisi ini perlu ada perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.1 dan diagram 4.1. ketuntasan hasil belajar siswa
prasiklus tersedia secara singkat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 16
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Prasiklus
Ketuntasan
Jumlah siswa
Persentase
≥ 65 (tuntas)
9
43%
≤ 65(belum tuntas)
12
57%
Jumlah
21
100%
Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan
tindakan dari 21 siswa terdapat 9 siswa atau 43% tuntas dan 12 siswa atau
57% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 65. Jadi lebih banyak
siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM yaitu 65. Berdasarkan
tabel 4.2 ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram 4.2 di
bawah ini.
44
Hasil Belajar Prasiklus
≥ 65 ( Tuntas) 9 siswa
≤ 65 (Tidak tuntas) 12 siswa
43%
57%
Diagram 4.2
Ketuntasan hasil belajar IPA Prasiklus
Berdasarkan diagram 4.2 diketahui bahwa hasil belajar siswa
masih sangat rendah. Hal tersebut terlihat lebih banyaknya siswa yaitu 57%
belum mencapai ketuntasan. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan
masih dominan pengunaan metode ceramah dan buku tanpa disertai media
dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Sehingga siswa mengalami
kesulitan untuk memahami konsep yang disampaikan dan hasil belajar IPA
belum mencapai kriteria ketuntasan KKM minimal 65. Melihat kondisi
tersebut peneliti melakukan tindakan dalam meningkatakan hasil belajar
siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA melalui model pembelajaran
Kooperatif Tipe GI (group investigation) diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 4.
4.1.2. Pelaksanaan Siklus 1
Praktik
pembelajaran
pertama
dilakukan
dengan
materi
mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (erosi,
abrasi, banjir dan longsor). Dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 1 di
kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 terdiri dari 2 pertemuan dengan rincian.
45
1. Perencanaan.
Pada tahap perencanaan ini menyusun RPP pertemuan 1 dengan materi
mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (erosi,
abrasi, banjir dan longsor). Membuat lembar observasi untuk mengetahui
aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran membuat lembar kerja
kelompok. Didalam pertemuan 1 tes evaluasi belum diberikan. Observer
dipersiapkan yaitu 1 teman berperan sebagai observer dan 1 teman sebagai
dokumentasi pembelajaran.
2. Tindakan
Pelaksanaan siklus 1 pertemuan ke 2 dala hal ini yang mengajar adalah guru
kelas sedangkan ide dari peneliti observer adalah peneliti sendiri.
a. Pertemuan pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari jumat 4 maret 2016 yang
berlangsung pada jam ke 1-2 dengan materi mendeskripsikan penyebab
perubahan lingkungan secara fisik pada erosi dan abrasi. kegiatan
pembelajaran telah sesuai dengan sintaks yang direncanakan sebelumnya.
Guru secara sistematis melaksanakan pembelajaran menggunakan model
group investigation. Dalam pembentukan kelompok secara heterogen siswa
menentukan topik sesuai kemampuan siswa masing-masing, setelah itu
siswa dapat mencari informasi di buku IPA kelas 4 atau dari sumber lain
untuk
mendeskripsikan tugas kelompoknya masing-masing. Setiap
kelompok mempersiapkan laporan untuk dipresentasikan. Hanya saja masih
kekurangan-kekurangan yakni guru belum memberikan motivasi pada awal
pembelajaran, pujian juga belum diberikan kepada siswa setelah siswa
melakukan tanya jawab. kurang melakukan pengamatan pada siswa.
Sedangkan pada siswa cenderung merasa takut atau belum berani untuk
bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru, untuk menangapi kelompok
lain siswa juga belum berani karena masih belum percaya diri dan masih
dibimbing oleh guru.
b. Pertemuan Kedua
46
Tindakan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 5 maret 2016 yang
berlangsung pada jam 3- 4 dengan materi penyebab perubahan lingkungan
pada banjir dan tanah longsor. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan
kedua siklus 1 ini telah sesuai dengan sintaks
seperti pada pertemuan
pertama. Guru secara sistematis melaksanakan pembelajaran menggunakan
model group investigation dan siswa memperhatikan terhadap apa yang
disampaikan maupun diperintahkan oleh guru dan mulai antusias dalam
belajar. Walaupun secara singkat peneliti memberikan refleksi tentang
pertemuan pertama kepada guru berupa saran untuk perbaikan pada
pertemuan kedua. Dalam pembentukan kelompok siswa menentukan topik
sesuai kemampuannya masing-masing, setelah itu siswa dapat berkumpul
dengan kolompoknya mencari informasi di buku IPA kelas 4 atau dari
sumber lain untuk
mendeskripsikan tugasnya masing-masing. Masing-
masing setiap kelompok mempersiapkan laporan untuk dipresentasikan.
Hanya saja masih ada kekurangan-kekurangan yaitu siswa belum aktif
semua untuk menangapi kelompok lain yang presentasi dan hanya beberapa
siswa yang sudah berani, sedangkan guru melakukan tanya jawab tentang
pelajaran yang sudah di pelajari masih ada juga beberapa siswayang belum
menjawab untuk mengeluarkan pendapat sehingga guru harus bisa membuat
siswa lebih aktif lagi dalam bertanya,Pada akhir pembelajaran dilakukan
evaluasi dengan mengerjakan tes pilihan ganda. Evaluasi mencakup materi
yang telah siswa pelajari dari pertemuan pertama dan kedua.
3. Hasil Tindakan
Hasil tindakan dilihat dari nilai evaluasi siswa pada siklus 1. Hasil
belajar IPA siswa kelas 4 diketahui dari nilai evaluasi yang dilaksanakan
pada pertemuan kedua diakhir pembelajaran dengan materi penyebab
perubahan lingkungan fisik pada erosi, abrasi ,banjir dan longsor tersedia
pada tabel berikut.
47
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus 1
Interval
Frekuensi
Persentase
Keterangan
88- 85
7
33,3%
Tuntas
84 -81
0
0
Tuntas
80-77
3
14,28%
Tuntas
76-73
4
19,04%
Tuntas
72-69
2
9,52%
Belum tuntas
68-65
1
4,76%
Belum tuntas
64-61
0
0%
Belum tuntas
60-57
4
19,04%
Belum tuntas
Jumlah
21
100%
Tuntas
17
81%
Belum Tuntas
4
19%
Nilai Minimum
60
Nilai Maksikum
85
Rata-rata
74,95
Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui setelah dilakukan tindakan siklus
2 dengan menerapkan model pembelajaran group investigation pada mata
pelajaran IPA kelas 4 SD. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari
21 siswa terdapat 17 siswa atau 81 % tuntas dan hanya 4 siswa atau 19%
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal 65. Nilai tertinggi adalah 85 dan
nilai terendah 60 serta diperoleh rata-rata kelas naik menjadi 74,95
Peningkatan hasil belajar siswa dari prasiklus dan setelah dilaksanakan
tindakan yaitu pertama ketuntasan : dari 9 siswa 43% yang tuntas menjadi 17
siswa 81% dan dari 12 siswa 57% belum tuntas menjadi hanya 4 siswa 19 %.
Kedua nilai evaluasi yaitu nilai tertinggi 80 menjadi 85 dan nilai terendah dari
48 menjadi 60. Ketiga rata-rata kelas yaitu 63,22 menjadi 74,95 .Berdasarkan
tabel 4.3 dapat dilihat lebih jelas dalam diagram 4.3 dibawah ini.
48
Frekuensi
Hasil Belajar Siklus I
8
7
6
5
4
3
2
1
0
88- 85 84 -81 80-77
76-73
72-69
68-65
64-61
60-57
Interval
Diagram 4.3 hasil belajar siklus 1
Berdasarkan
diagram 4.3 dapat diketahui setelah dilakukan
tindakan dengan menerapkan model group investigation nilai yang paling
banyak diperoleh siswa pada interval 88-85 yaitu 7 siswa, dimana pada
interval tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal. Namun masih
terdapat 4 siswa pada interval nilai 60-57 yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal. Berdasakan tabel 4.3 dan diagram 4.3 ketuntasan hasil
belajar siswa siklus 1 terdapat lebih singkat pada tabel 18 dibawah ini.
Tabel 18
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
Ketuntasan
Jumlah siswa
Persentase
≥ 65 (tuntas)
17
81%
≤ 65(belum tuntas)
4
19%
Jumlah
21
100%
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui dari 21 siswa terdapat 17
siswa atau 81% tuntas dan masih 4 siswa atau 19% belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal 65. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dari prasiklus ke siklus 1 yaitu dari 9 siswa
43% yang tuntas menjadi 17 siswa 81% dan dari 12 siswa 57% belum tuntas
49
menjadi hanya 4 siswa 19%. Berdasarkan tabel 18 ketuntasan hasil belajar
dikihat pada diagram 4.4 dibawah ini.
Hasil Belajar Siklus 1
≥ 65 ( Tuntas) 17 siswa
≤ 65 (Tidak tuntas) 4 siswa
19%
81%
Diagram 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
Berdasarkan diagram 4.4 masih 19% atau 4 siswa belum tuntas
belajar. Sedangkan 81% atau 17 siswa sudah mencapai nilai ≥ 65. Hal ini
disebabkan
pembelajaran
yangdilakukan
guru
masih
mengalami
kekurangan-kekurangan sebagaimana akan dijelaskan dalam hasil refleksi.
Kekurangan-kekurangan tersebut nantinya akan diperbaiki pada siklus 2
agar hasil belajar IPA siswa kelas 4 meningkat sesuai target yaitu 100%
siswa mencapai kriteria ketuntasan minimal 65.
4.
Hasil Observasi.
Hasil observasi berdasarkan kegiatan siswa dan guru selama proses
belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini guru kelas 4 sebagai pengajar
sedangkan peneliti sebagai observer. Observasi dilaksanakan dengan
melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dimana guru
dalam menggunakan model pembelajaran Group Investigation serta
aktivitas siswa sesuai dengan lembar observasi yang telah peneliti sediakan.
Hasil observasi kegiatan guru dan siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA
dengan menerapkan model Group Investigation tersedia secara singkat pada
tabel tersebut. Analisis hasil dari observer guru pada siklus 1 pertemuan
1dan 2 dapat dilihat pada tabel 4.5.
50
Tabel 19
Hasil Observasi Aktivitas Guru Selama Proses pembelajaran
Menggunakan Model Group Investigation Pertemuan 1 dan 2
Pertemuan
Materi
Banyaknya
Persentase
skor
Mendeskripsikan
Pertama
84
75%
88
79%
penyebab perubahan
lingkungan
fisik
pada erosi dan abrasi
Mendeskripsikan
Kedua
Penyebab perubahan
lingkugan fisik pada
banjir dan longsor
Pertemuan pertama dengan materi Mendeskripsikan penyebab
perubahan lingkugan fisik pada erosi dan abrasi skor yang diperoleh guru
adalah 84 dari 112 skor maksimal, dengan persentase 75%. Pada pertemuan
kedua dengan materi Penyebab perubahan lingkungan fisik pada banjir dan
longsor memperoleh skor 88 dari skor maksimal 112 dengan persentase
79%.
Tabel 20
Kriteria Penilaian Aktivitas Guru
No
Skor
kualifikasi
1
97-112
A
2
81-96
B
3
<81
C
Berdasarkan tabel 20 dengan jumlah skor secara keseluruhan 88
bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.6 maka dapat
dikualifikasi B. Saat pertemuan pertama guru sudah melaksanakan
51
pembelajaran mengunakan model group investigation sudah baik namun
masih
kelihatan
canggung
karena
belum
terbiasa,
guru
sudah
mempersiapkan kelas alat dan media pembelajaran guru memberikan
kesiapan siswa saat akan mengikuti pembelajaran. Guru juga sudah
menyampaikan motivasi apersepsi dan tujuan pembelajaran dengan baik.
Dalam pembentukkan kelompok guru sudah bisa menguasai kelas karena
jumlah siswa tidak terlalu ramai, guru sudah baik saat membimbing
kelompok memilih subtopik unutk semua kelompok yang ada. Guru kurang
begitu aktif saat membimbing kelompok dalam bekerja. Guru juga
mendominasi saat kelompok melakukan presentasi hasil kerja kelompok.
Guru sudah cukub baik saat membimbing siswa dalam merangkum materi
pembelajaran yang telah diajarkan. Guru juga melakukan refleksi
pembelajaran dengan melibatkan seluruh siswa.
Tabel 21
Hasil Penskoran Aktivitas Siswa Proses Pembelajaran
Mengunakan Model Group Investigation Pertemuan 1 dan 2
Materi
Pertemuan
Pertama
Total Skor
Persentase
84
75%
90
80%
Mendeskripsikan
penyebab
perubahan
lingkungan fisik pada
erosi dan abrasi
Kedua
Mendeskripsikan
Penyebab
perubahan
lingkugan fisik pada
banjir dan longsor
Pertemuan
pertama
dengan
materi
Mendeskripsikan
penyebabperubahan lingkungan fisik pada erosi dan abrasi skor yang
diperoleh siswa adalah 84 dari 112 skor maksimal, dengan persentase 75%
pada pertemuan kedua dengan materi Mendeskripsikan Penyebab perubahan
52
lingkugan fisik pada banjir dan longsor memperoleh skor 90 dari skor
maksimal 112, dengan persentase 80%.
Tabel 22
Kriteria penilaian aktivitas siswa
No
Skor
Kualifikasi
1
97-112
A
2
81-96
B
3
< 81
C
Berdasarkan tabel 4.9 dengan jumlah skor secara keseluruhan 90
bila dimasukkan dalam kriteria penilaian berdasarkan tabel 4.9 maka dapat
dikualifikasikan B.
5. Hasil Refleksi
Berdasarkan observasi, guru sudah bisa menguasai pelajaran saat
mengajar menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe (GI)group
investigation. Guru sudah baik dalam menguasai kelas saat pembentukan
kelompok karena siswa tidak juga terlalu ramai yaitu 21 siswa. Siswa
kurang aktif saat kegiatan apersepsi motivasi dan penyampaian tujuan
pembelajaran, siswa juga kurang memahami group investigation saat proses
pembelajaran. Dari beberapa kekurangan saat pembelajaran menggunakan
model group investigation perlu dilakukan refleksi untuk perbaikan pada
siklus 2. Guru harus memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk
lebih aktif dalam presentasi, setiap kelompok diberikan kesempatan untuk
memberi tanggapan pada
kelompok lain yang presentasi. sehingga
presentasi tidak didominasi oleh guru. Guru harus melibatkan seluruh siswa
saat melakukan refleksi, tidak siswa yang bagian depan saja yang dilibatkan
sehingga tidak hanya beberapa saja siswa yang menjawab. Dalam
pertemuan siklus 2 diharapkan siswa lebih memahami model pembelajaran
group investigation siswa lebih merespon saat guru menyampaikan
motivasi, apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran diharapkan siswa
53
lebih aktif dalam pembentukkan kelompok dan pemilihan topik untuk
kelompoknya. Siswa lebih berpartisipasi mengeluarkan pendapat dalam
kerja kelompok. Diharapkan siswa lebih berani dan lantang saat melakukan
presentasi dalam kelompok.
4.1.3 Pelaksanaan Siklus 2
Praktik
pembelajaran kedua dilaksanakan dengan materi
Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan fisik (erosi, abrasi,
banjir, dan longsor). Dalam siklus 2 terdapat 2 pertemuan dengan rincian
sebagai berikut.
1. Perencanaan
Membuat
rencana
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
materi
mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan fisik erosi, abrasi,
banjir dan longsor melalui model pembelajaran group investigation
menentukan topik dan memilih topik secara berkelompok. Menyiapkan
media atau alat peraga peralatan dan sumber belajar membuat lembar kerja
siswa(LKS) serta lembar observasi kegiatan guru dan siswa siklus 2 dan tes
evaluasi siklus 2.
2. Pelaksanaan
Dalam hal ini yang mengajar adalah guru kelas sedangkan ide dari
peneliti observer adalah peneliti sendiri.
a. Pertemuan Pertama
Tindakan ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 1 April 2016 yang
berlangsung pada jam 1-2 dengan materi mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan fisik pada erosi dan abrasi. Kegiatan pembelajaran
pada pertemuan pertama siklus 2 ini telah sesuai dengan sintaks yang
direncanakan sebelumnya seperti pada siklus 1. Guru secara sistematis
melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran group
investigation. Guru sudah bagus dalam memberikan pujian. Dalam
penguasaan kelas guru mengunakan gambar bintang pada setiap barisan
kursi yang rapi dan tidak ribut pada saat guru menjelaskan, sehingga siswa
antusias untuk mendengarkan penjelasan dan memperhatikan guru didepan.
54
Dengan menggunaan gambar bintang sebagai hadiah siswa juga sudah
berani mengeluarkan pendapat. Guru sudah sangat baik memberikan
apresiasi kepada siswa yang mulai berani memberikan tanggapan atau
masukan kepada kelompok lain dan sudah banyak yang berani untuk
bertanyajawab
pertanyaan
yang
diajukan
oleh
guru
pada
akhir
pembelajaran.
b. Pertemuan kedua
Tindakan ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 4 April 2016 yang
berlangsung pada jam ke 3-4 dengan materi mendeskripsikan cara
pencegahan kerusakan lingkungan fisik banjir dan longsor. Kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ke 2 siklus II ini telah sesuai dengan sintaks
yang
direncanakan
sebelumnya
seperti
pada
pertemu-pertemuan
sebelumnya. Pada pertemuan kedua ini pembelajaran yang dilaksanakan
guru sangat bagus dan lebih memotivasi siswa untuk aktif dalam bertanya
dan menjawab pertanyaan serta berani untuk memberikan tanggapan
terhadap kelompok lain yang sedeng presentasi didepan kelas. Kekurangan
masih sedikit ada namun tidak menghambat siswa dalam belajar. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan mengerjakan tes formatif namun sebelum itu
guru bertanya kembali pada siswa tentang pembelajaran yang sudah
dipelajari agar pemahaman siswa benar-benar sudah paham dan mengerti
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam mengerjakan soal tes
formatif.
3. Tindakan
Hasil tindakan dilihat dari nilai evaluasi siswa pada siklus 2 hasil belajar
IPA siswa kelas 4 SD dilaksanakan pada pertemuan ke dua diakhir
pembelajaran dengan materi mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan
lingkungan fisik erosi, abrasi, banjir dan longsor tersedia pada tabel berikut.
55
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
Interval
Frekuensi
Persentase
Keterangan
100- 96
3
14,28, %
Tuntas
95 -91
5
23,80%
Tuntas
90-86
4
19,04%
Tuntas
85-81
3
14, 28%
Tuntas
80-76
2
9,52%
Tuntas
75-71
1
4,76%
Tuntas
70-65
2
9,52%
Tuntas
60-57
1
Jumlah
21
100%
Tuntas
20
96%%
Belum Tuntas
1
4%
Nilai Minimum
60
Nilai Maksikum
100
Rata-rata
86,42
4,76%
Belum tuntas
Berdasarkan tabel 22 ada 1 siswa yang masih belum tuntas atau
belum memenuhi KKM pada siklus II dan secara klasikal sudah tuntas
karena target indikator keberhasilan ialah 80% sedangkan ketuntasan siswa
secara klasikal pada siklus II sudah mencapai 96% keberhasilan ini bisa
terjadi
karena
proses
pembelajaran
menggunakan
model
group
investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang
berlangsung menggunakan model group investigation siswa mulai aktif
dalam proses pembelajaran inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat
interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dalam pembelajaran
sangat baik. Guru bisa kreatif saat menyampaikan pembelajaran menggali
kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa untuk lebih dominan dalam
proses pembelajaran secara lebih rinci ketuntasan hasil tes formatif siklus II
dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
56
Frekuensi
Hasil Belajar Siklus 2
6
5
4
3
2
1
0
100- 96 95 -91
90-86
85-81
80-76
75-71
70-65
60-57
Interval Nilai
Diagram 4.10 Hasil Belajar Siklus 2
Berdasarkan diagram 4.10 dapat diketahui bahwa setelah dilakukan
tindakan dengan menerapkan model group investigation pada siklus II
mendeskripsikan ketuntasan siswa dalam belajar IPA siswa kelas 4 dengan
pokok
bahasan
mendeskripsikan
cara
pencegahan
kerusakan
lingkungan(erosi, abrasi,banjir dan longsor) terdapat 20 siswa telah
mencapai indikator keberhasilan yaitu 96% tuntas dan 1 siswa masih belum
tuntas yaitu 4%.
Tabel 23
Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Ketuntasan
Jumlah siswa
Persentase
≥ 65 (tuntas)
20
96%
≤ 65(belum tuntas)
1
4%
Jumlah
21
100%
Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui dari 21 siswa terdapat 20
siswa atau 96% tuntas dan masih 1 siswa atau 4% belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal 65. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan
ketuntasan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus II yaitu dari 17 siswa
81% menjadi 20 siswa 96% dan dari 4 siswa 19% belum tuntas menjadi 1
57
siswa atau 4%. Berdasarkan tabel 4.11 ketuntasan hasil belajar dilihat pada
diagram dibawah ini.
Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Siklus 2
≥ 65 (tuntas) 20 siswa
≤ 65(belum tuntas) 1 siswa
4%
96%
Gambar Diagram 4.11
Diagram Lingkaran Ketuntasan Belajar IPA Dengan
Menggunakan model pembelajaran Group Investigation
siswa kelas 4 SDN Polobogo 02 Siklus II
Gambar 4.11 mendeskripsikan ketuntasan siswa dalam belajar IPA
pokok bahsan menjelaskan mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan
lingkungan (erosi abrasi banjir dan longsor) terdapat 20 siswa telah mencapai
indikator keberhasilan yaitu 96% tuntas dan 1 masih belum tuntas yaitu 4 %.
4. Hasil Observasi
Hasil observasi berdasarkan kegiatan siswa dan guru selama proses
belajar mengajar berlangsung. Dalam hal ini guru kelas 4 sebagai pengajar
sedangkan peneliti sebagai observer. Observasi dilaksanakan dengan
menggunaka model pembelajaran group investigationserta aktivitas siswa
sesuai dengan lembar observasi yang telah peneliti sediakan. Hasil observasi
kegiatan guru dan siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan
58
model group investigationpada siklus tersedia secara singkat pada tabel
berikut.
Tabel 24
Hasil Observasi Guru siklus 2
Pertemuan
Materi
Total Skor
Persentase
Pertama
Mendeskripsikan cara
94
84%
97
87%
pencegahan kerusakan
lingkungan pada erosi
dan abrasi.
Kedua
Mendeskripsikan cara
pencegahan kerusakan
lingkungan pada banjir
dan longsor.
Pertenuan
pertama
dengan
materi
mendeskripsikan
cara
pencegahan kerusakan lingkungan pada erosi dan abrasi.skor yang diperoleh
guru adalah 94 dari 112 skor maksimal, dengan persentase 84%. Pada
pertemuan kedua dengan materi mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan pada banjir dan longsor memperoleh 97 dari skor
maksimal 112 dengan persentase 87%.
Tabel 25
Hasil Observasi siswa siklus 2
Pertemuan
Materi
Total
Persentase
Skor
Pertama
Kedua
Mendeskripsikan cara
pencegahan kerusakan
lingkungan pada erosi
dan abrasi.
Mendeskripsikan cara
pencegahan kerusakan
lingkungan pada banjir
dan longsor.
95
85%
98
88%
59
Pertenuan
pertama
dengan
materi
Mendeskripsikan
cara
pencegahan kerusakan lingkungan pada erosi dan abrasi.skor yang diperoleh
guru adalah 95 dari 112 skor maksimal, dengan persentase 85%. Pada
pertemuan kedua dengan materi mendeskripsikan cara pencegahan
kerusakan lingkungan pada banjir dan longsor memperoleh 98 dari skor
maksimal 112 dengan persentase 88%.
5. Hasil Refleksi
Berdasarkan observasi pada siklus II, terjadi peningkatan yang
lebih baik dari siswa maupun guru walaupun masih terdapat beberapa
kekurangan pada siswa seperti pada saat diminta untuk bertanya pada materi
yang belum paham masih ragu-ragu untuk bertanya dan ini masih terjadi
dibeberapa siswa sehingga guru harus bisa membuat kelas menjadi nyaman.
Pada saat membacakan hasil kelompok siswa masih saling berebutuntuk
membacakan hasil laporan kelompok dan merespon tanggapan kelompok
lain. Pada siklus II terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan guru yang
lebih baik dari siklus 1. Kelebihan dari siklus II yaitu:
a. Rasa percaya diri siswa yang meningkat, hal ini terlihat dari keberanian
siswa dalam menjawab pertanyaan guru dan pertanyaan teman ketika
presentasi.
b. Aktivitas siswa meningkat hal ini terlihat dari cara siswa bekerjasama
dalam kelompok dan cara siswa dalam menyajikan laporan.
Sedangkan guru sudah bisa menguasai kelas dengan cara memberi
bintang pada setiap barisan bangku yang rapi dan tidak ribut saat guru
menjelaskan sehingga dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil
menerapkan model pembelajaran group investigation untuk pelajaran IPA
kelas 4 poko bahasan mendeskripsikan pengaruh perubahan lingkungan
fisik pada (erosi, abrasi, banjir dan longsor). Sehingga hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran group investigation meningkat
dimana 96% siswa mencapai KKM yaitu ≥ 65 ditentukan.
60
4.1.4 Hasil Analisis Data
Bagian ini akan dipaparkan hasil analisis data penelitian tentang hasil
belajar siswa kelas 4 dengan menerapkan model pembelajaran group
investigation pada siklus I dan siklus II.
4.1.5 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4
Data yang diperoleh adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN
Polobogo 02 Getasan mulai dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 pada tabel
4.14 sebagai beriku:
Tabel 26
Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Melalui Model
Pembelajaran Group Investigation Kelas 4 SD Negeri 02 Getasan
Pada Kondisi Prasiklus, Siklus 1 dan siklus 2
No
Ketuntas
Prasiklus
Siklus 1
Siklus 2
an
Frekuensi
%
Frekuensi
%
Frekuensi
%
1
Tuntas
9
43%
17
81%
20
96%
2
Tidak
12
57%
4
19%
1
4%
21
100%
21
100%
21
100%
Tuntas
Jumlah
Nilai
80
85
100
48
60
60
61,42
74,95
86,42
65
65
65
Maksimum
Nilai
Minumum
Nilai Rata-rata
KKM
Berdasakan tabel 4.14 rekapitulasi pengelompokkan nilai pada
tabel dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Jumlah siswa
yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi Tuntas,
pada prasiklus ada 9 siswa (43%) yang sudah tuntas dan 12 siswa (57%)
61
yang belum tuntas setelah diadakan tindakan siklus I ada 17 siswa (81%)
yang tuntas dan 4 siswa atau (19%) yang belum tuntas sedangkan siklus II
ada 20 siswa atau (96%) tuntas dan siswa yang belum tuntas hanya ada 1
siswa (4%) ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model
group investigationdapat meningkatkan hasil belajar IPA pada pokok
bahasan mendeskripsikan penyebab perubahan lingkungan fisik (erosi,
abrasi, banjir dan longsor) dan pencegahan kerusakan lingkungan fisik
(erosi, abrasi, banjir dan longsor). Hal ini dapat dilihat pada diagram
dibawah ini.
120%
96%
100%
81%
80%
57%
60%
43%
40%
19%
20%
4%
0%
Prasiklus
Siklus I
Tuntas
Siklus II
Tidak Tuntas
Diagram 4.14
Gambar Diagram Batang Rekapitulasi Perbandingan Hasil IPA
Melalui Model Group Investigation Kelas 4 SD Negeri Polobogo 02
Getasan Pada Kondisi Prasiklus, Siklu I dan Siklus II
Berdasarkan 4.14 tanpak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar
IPA pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II. Dalam kondisis awal siswa
sebelum diadakan Tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation hampir sebagian dari keseluruhan siswa belum tuntas
atau memenuhi KKM = 65 sebesar 57% sedangkan yang sudah tuntas
sebesar 43% dari keseluruhan siswa. Setelah diadakan tindakan dengan
62
menggunakan model pembelajaran group investigation pada siklus I terjadi
peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA sebesar 81% siswa tuntas dan
masih ada 19% yang belum tuntas. Maka dari itu perlu meningkatkan hasil
belajar pada siklus II. Sedangkan pada siklus II tampak telah terjadi
peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan dengan 96% siswa tuntas dan
hanya 4% siswa yang belum tuntas atau belum memenuhi KKM.
5.1.2 Pembahasan
Pada observasi awal hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan
di kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Getasan Kabupaten Semarang masih
cenderung menggunakan ceramah dalam proses pembelajaran. Jadi guru
lebih aktif sedangkan siswanya pasif dalam proses pembelajaran yang
berlangsung. Sehingga siswa tidak secara optimal menyerap materi
pembelajaran yang disampaikan dan siswa akan merasa jenuh dan bosan.
Proses belajar mengajar yang berlangsung dengan metode ceramah
dianggap kurang efektif. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan
adanya peningkatan dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil nilai ratarata ulangan harian (prasiklus) adalah 61,42 dengan ketuntasan 12 siswa
43%. Setelah dilakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran
group investigation hasil belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan
nilai rata-rata menjadi 74,95 dengan ketuntasan 17 siswa 81%. Selanjutnya,
pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata
menjadi 86,42 dengan ketuntasan siswa 20 siswa 96%. Hal ini mengandung
arti bahwa penerapan model pembelajaran group investigation dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SDN Polobogo 02
Getasan bisa terjadi karena menerapkan model pembelajaran group
investigation. Dengan beberapa kelebihan dalam proses pembelajaran yang
berlangsung menggunakan model group investigation, siswa mulai aktif
dalam proses pembelajaran, inisiatif dan berani mengeluarkan pendapat.
Interaksi antar siswa dalam kelompok atau antar siswa dalam pembelajaran
yang sangat baik. Siswa lebih berani dalam mengungkapkan pendapat saat
63
proses
pembelajaran.
Guru
semankin
kreatif
saat
menyampaikan
pembelajaran, menggali kemampuan siswa dan mengaktifkan siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan oleh
observer juga menunjukkan peningkatan proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran group investigation, guru tidak lagi
mendominasi pembelajaran guru mulai memahami mengaktifkan siswanya
dalam proses pembelajaran. Dari hasil observer menunjukkan guru
semangkin memahami model pembelajaran group investigation. Terlihat
jelas dari skor yang diperoleh guru semakin meningkat dari pertemuankepertemuan berikutnya. Sama dengan yang ditunjukkan guru, siswa juga
memahami perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran, dari
siswa yang semula pasif dalam pembelajaran menjadi lebih aktif. Siswa juga
semangkin berani dalam mengeluarkan pendapat, tanggapan, memberikan
masukkan mengenai pembelajaran. Skor observasi siswa juga mengalami
peningkatan dalam proses belajar dan hail belajar terdapat satu siswa yang
belum tuntas KKM. Adanya satu siswa yang tidak tuntas KKM. Karena
siswa tersebut memang belum bisa membaca bukan dalam arti tidak bisa
membaca tetapi cara membacanya lambat dan masih dieja. Dari belum
mampunya siswa membaca, sangat sulit siswa untuk memahami
mengerjakan soal evaluasi dan memahami materi pembelajaran. Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Utari
(2012) peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan alam pokok bahasan
energi melalui pembelajaran Kooperatif tipe grop investigationpada siswa
kelas 4 SD Negeri Madyo Gondo 03 Kecamatan Gablak Kabupaten
Magelang Semester II tahun pelajaran 2011/2012 menyatakan bahwa
peningkatan hasil belajar IPA dapat dilihat dari perolehan nilai siklus I dan
II. Siklus I dengan penerapan pembelajaran group investigation siswa yang
mencapai kriteria ketntasan minimal (KKM=60) sebanyak 26 siswa
(72,22%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 10 siswa (27,78%).
Nilai rata-rata adalah 73,05 sedangkan nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
64
terendahnya adalah 30. Siklus II dengan penerapan pembelajaran group
investigation siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=60)
sebanyak 34 siswa (94,44%) dan yang belum mencapai KKM sebanyak 2
siswa (5,56%). Nilai rata-ratanya adalah 80,28 sedangkan nilai tertinggi
adalah 100 dan nilai terendahnya adalah 40.
Berdasarkan Paparan diatas dapat disimpulkan dengan penerapan
model pembelajaran GI (group investigation) dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Polobogo 02 Kecamatan Getasan
Kabupaten Semarang Semester 2 tahun ajaran 2015/2016.
Download