Sosialisasi Pemanfaatan PPDPI di Natuna

advertisement
Sosialisasi Pemanfaatan PPDPI di Natuna
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menjadikan Kabupaten Natuna sebagai
salah satu Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT). Pembangunan ini
didasarkan pada letaknya yang strategis berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan
memiliki potensi kelautan dan perikanan yang masih cukup besar. Melalui program
ini diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan, meningkatkan konsumsi
ikan di masyarakat, mendorong pendapatan devisa melalui ekspor, serta
meningkatkan pendapatan nelayan.
SKPT diwujudkan dalam bentuk pembangunan Pelabuhan Perikanan Selat Lampa.
Area seluas 3 hektar ini nantinya akan dilengkapi fasilitas kantor pelayanan terpadu,
tempat pelelangan ikan, tempat perbaikan jaring, solar packet dealer nelayan dan
cold storage serta fasilitas lain. Upaya ini juga dibarengi dengan pemberian bantuan
armada kapal dan alat tangkap kepada nelayan. Harapannya tingkat pengelolaan
perikanan tangkap di wilayah ini dapat ditingkatkan dari 9,3% menjadi 40% dari total
stok ikan lestari.
Dalam rangka mendukung program tersebut telah dilakukan sosialisasi pemanfaatan
informasi peta prakiraan daerah penangkapan ikan di WPP NRI 711 kepada
masyarakat nelayan, petugas penyuluh, dan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Natuna pada 25 – 26 Oktober 2016. Sosialisasi ini merupakan rangkaian
kegiatan peningkatan kapasitas nelayan Kabupaten Natuna yang diselenggarakan
oleh Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, KKP. Kegiatan ini bertujuan untuk
peningkatan kapasitas nelayan untuk dapat melakukan aktivitas penangkapan ikan
pada area zona ekonomi eksklusif.
Dalam sosialisasi telah disampaikan beragam informasi tentang proses dan
justifikasi dalam penentuan daerah penangkapan ikan berbasis teknologi inderaja,
khususnya di WPP NRI 711. Nelayan juga diberikan materi tentang tata cara
mengunduh atau mendapatkan informasi PPDPI yang disampaikan oleh peneliti
BPOL, Eko Susilo, S.Pi. Secara interaktif kegiatan simulasi membaca PPDPI juga
dilakukan oleh peserta sosialisasi. Berbekal kemampuan navigasi dan komunikasi
yang sudah dimiliki, nelayan lebih mudah memahami informasi yang tertuang dalam
PPDPI. Nelayan sangat antusias mengingat sebelumnya belum pernah
mendapatkan materi dan informasi serupa. Berbekal pengetahuan dan pemahaman
membaca PPDPI, nelayan dapat mengoptimalkan kegiatan penangkapan ikan
dengan tingkat pemakaian BBM yang lebih efisien.
Namun demikian, kendala jaringan internet menjadikan nelayan kesulitan
mengakses informasi PPDPI. Namun melalui pendampingan oleh petugas penyuluh
diharapkan kendala ini dapat diselesaikan. Peran aktif Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Natuna juga sangat diharapkan, sehingga nelayan terfasilitasi
untuk mendapatkan informasi ini.
Download