Uploaded by User77150

Paparan Bimtek KUB

advertisement
BIDA N G P ERIKA N A N TA N G KA P
DINAS PERIKANAN KABUPATEN BELITUNG
2019
Dalam rangka legalisasi aset nelayan serta
meningkatkan jaminan akses pemodalan bagi nelayan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menjalin
kerjasama dengan Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam bentuk
kegiatan pemberdayaan nelayan melalui kegiatan
Sertipikasi hak atas tanah.
Memberikan kepastian hukum hak atas tanah nelayan,
mengubah predikat modal pasif menjadi modal aktif
yang dapat dimanfaatkan sebagai jaminan untuk
memperoleh kredit dari lembaga keuangan bank
maupun non bank. Melalui upaya tersebut diharapkan
nelayan dapat memperoleh modal usaha untuk
peningkatan usaha dan pengembangan ekonomi
produktif lainnya.
1. Memberikan kepastian hukum atas status tanah
nelayan;
2. Memfasilitasi penyediaan aset yang dapat
dimanfaatkan sebagai jaminan modal usaha;
3. Menjamin keberlangsungan usaha nelayan melalui
kegiatan Pengembangan usaha nelayan.
P E R S YA R ATA N
CALON PESERTA CALON LOKASI (CPCL)
1. perorangan, Warga Negara Indonesia. (WNI), memiliki
pekerjaan sebagai nelayan atau berstatus sebagai istri
nelayan yang sah sesuai Perundang undangan yang
berlaku.
2. melakukan penangkapan ikan baik yang tidak
menggunakan
kapal
perikanan
maupun
yang
menggunakan kapal perikanan berukuran kumulatif
maksimum sebesar 30 Gross Tonnage (GT).
3. memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu
Keluarga (KK) sesuai dengan domisili tetap;
4. memiliki Kartu KUSUKA Nelayan/Kartu Nelayan
yang masih berlaku;
5. memiliki tanah pertanian atau non pertanian yang
belum bersertipikat;
6. memiliki asli dokumen alas hak (bukti kepemilikan
tanah);
7. menunjukkan batas batas bidang tanah dan
bersedia memasang patok batas batas bidang
tanahyang akan disertipikatkan;
8. berdomisili di kecamatan atau berbatasan dengan
kecamatan letak tanah pertanian yang akan
disertipikatkan; dan
9. memiliki bukti pembayaran Surat Pemberitahuan
Pajak Terhutang (SPM/Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)tahun berjalan yang sudah lunas;
10. melengkapi dokumen/keterangan tertulis di atas
kertas bematerai cukup, tentang riwayat perolehan
tanah dari desa/kelurahan;
11. sanggup membayar Biaya Perolehan Hak Atas Tanah
dan bangunan (BPHTB) dan PPh, serta biaya biaya
lain yang ditentukan oleh pemerintah daerah
setempat, termasuk biaya keperluan seperti materai,
pembuatan dan pemasangan patok batas tanah,
pembuatan dokumen bukti kepemilikan tanah pada
hakekatnya menjadi beban pemilik tanah.
1. tanah tidak dalam sengketa, belum bersertifikat,
bukan tanah hak milik adatdan tidak masuk
dalam kawasan hutan] konservasi;
2. Letak tanah pertanian yang dimohon berada di
kecamatan domisili calon pesertanya atau di
kecamatan yang letaknya berbatasan dengan
domisili calon peserta;
3. letak tanah non pertanian yang dimohon berada
di Kabupaten demisili calon peserta;
4. untuk tanah hak milik adat disertai dengan Surat
Keterangan Kepala Desa/ Lurah setempat;
5. dalam hal tanah warisan yang belum dibagi
diperlukan surat keterangan waris yang
dibenarkan oleh 2 (dua) orang saksi dan
diketahui oleh Lurah dan Camat (salah satu
ahli waris merupakan nelayan);
6. Penggunaan tanah sesuai dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten / Kota; dan
7. calon lokasi hasil koordinasi dengan Kantor
Pertanahan Kabupaten] Kota agar sesuai
dengan
Program
Pendaftaran
Tanah
Sistematis Lengkap (PTSL).
Target jumlah alokasi CPCL kegiatan Sertipikasi Hak Atas
Tanah (SeHAT) Nelayan dan Pelaku Usaha Penangkapan
Ikan
Kabupaten
Belitung
Identifikasi
Tahun
2019/Sertipikasi Tahun 2020 sebanyak 100 (Seratus)
bidang tanah.
Pelaksanaan kegiatan SeHAT Nelayan terdiri dari 3
(tiga) tahapan yaitu:
A. PRA SERTIPIKASI (T-1)
Meliputi
kegiatan
koordinasi,
sosialisasi,
identifikasi, verifikasi dan validasi data,
penyusunan daftar nominatif.
B. SERTIPIKASI (T0)
Proses Pelaksanaan SeHAT Nelayan yang masuk
dalam daftar nominatif dilaksanakan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN melalui
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sesuai
ketentuan perundang undangan yang berlaku.
C. PASCA SERTIPIKASI (T+1)
berupa pendampingan, pembinaan, bimbingan teknis
fasilitasi akses permodalan, akses produksi dan akses
pasar bagi penerima sertipikat. Salah satu bentuk
fasilitasi akses permodalan dapat melalui kegiatan
gerai pendanaan nelayan bekerjasama dengan
lembaga keuangan baik lembaga perbankan maupun
non perbankan.
Download