BAB 5 PENUTUP Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari pokok – pokok penelitian ini secara keseluruhan, serta terdapat saran – saran yang diharapkan dapat berguna untuk pengembangan ilmu komunikasi khususnya pada tema komunikasi organisasi yaitu arus komunikasi organisasi dan ada pula saran akademis, praktis dan kesosialan. 5.1 Kesimpulan 1. Arus komunikasi organisasi pada Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia yaitu komunikasi vertikal (komunikasi ke atas dan komunikasi ke bawah), dimana komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah, komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Komunikasi horizontal terdiri dari penyampaian informasi di antara rekan – rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Dan komunikasi diagonal, yakni komunikasi yang berlangsung antar unit atau bidang lainnya dalam organisasi. Seluruh arus komunikasi tersebut telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia. Para pegawai memiliki akses untuk berkomunikasi dengan pimpinan dan pegawai lainnya tanpa adanya batasan, sehingga keakraban, solidaritas dan kerjasama antar pegawai pun terbentuk dengan baik. 2. Faktor pendukung bagi proses berlangsungnya arus komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia adalah tidak adanya batasan antar sesama pegawai, hubungan kekeluargaan yang telah terjalin degan harmonis di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia itu sendiri sehingga pegawai bisa mengkomunikasikan dengan mudah informasi apa yang ingin mereka komunikasikan baik itu informasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan, bawahan kepada 107 108 atasan, ataupun informasi yang mengalir antar rekan sejawat yang berada pada tingkat otoritas yang sama, serta informasi yang mengalir antara Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum dengan unit/bidang lain di Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan juga fasilitas pendukung seperti adanya jaringan internet, smartphone, dll. 3. Berdasarkan enam faktor penghambat yang telah dikemukakan oleh Wursanto (dalam Abdullah, 2008:82-85), faktor penghambat bagi proses berlangsungnya arus komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia adalah adanya hambatan teknis, hambatan perilaku, hambatan latar belakang. Dalam hambatan teknis yang terjadi adalah kurangnya sarana dan prasarana dalam organisasi. Dimana dalam hal ini berdasarkan media yang digunakan oleh para pegawai untuk berkomunikasi terkadang mengalami gangguan signal yang dapat mempersulit mereka berkomunikasi dengan menggunakan media elektronik atau gadget, hambatan perilaku yang berkaitan dengan emosi ataupun mood yang tidak bagus dari pegawai yang menerima informasi tersebut, kemudian perbedaan latar belakang penempatan bidang pekerjaan sebelum menempati Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum. 5.2 Saran 5.2.1 Saran Akademis Sampai saat ini masih berkembang pengertian komunikasi organisasi maupun teori – teori komunikasi organisasi. Sehingga diharapkan agar semakin banyak akademisi maupun praktisi yang berminat untuk meneliti dan menganalisa komunikasi organisasi khususnya arus komunikasi organisasi yang ada di dalamnya. Sehingga ilmu komunikasi akan semakin berkembang. 5.2.2 Saran Praktis 1. Mengingat media elektronik atau gadget menjadi salah satu faktor pendukung dari berlangsungnya komunikasi organisasi dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, diharapkan akses internet yang ada di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia dapat lebih diperbaiki dan dipercepat, sehingga 109 tidak mengganggu keberlangsungan proses komunikasi organisasi, terlebih pada saat beberapa pegawai dinas ke luar kota, akses internet lah yang mempermudah mereka melakukan komunikasi perihal pekerjaan ataupun kegiatan. 2. Diharapkan agar hubungan kekeluargaan yang telah terjalin di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia dapat dipertahankan, sehingga kerjasama dapat semakin terbentuk melalui komunikasi organisasi yang dilakukan oleh para pegawai. 5.2.3 Saran Kesosialan Diharapkan agar masyarakan dapat memahami arus komunikasi organisasi yang berlangsung di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia dalam membentuk kerjasama pegawai. Mulai dari proses berlangsungnya komunikasi organisasi, arus komunikasi yang terdapat pada Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, faktor pendukung berlangsungnya komunikasi organisasi, faktor penghambat berlangsungnya komunikasi organisasi, dsb. 110