analisis tekno ekonomi perencanaan panel surya sebagai suplai

advertisement
SKRIPSI – ME-141501
ANALISIS TEKNO EKONOMI PERENCANAAN PANEL SURYA
SEBAGAI SUPLAI DAYA SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK
PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR TAWAR (FRESH WATER
SYSTEM) PADA KAPAL RO-PAX (KM. SABUK NUSANTARA 56)
Dian Nafi’ Ahmad
NRP 4215 105 025
Dosen Pembimbing 1
Edi Jadmiko, ST., MT.
Dosen Pembimbing 2
Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD., MMT.
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut TeknologiSepuluh Nopember
Surabaya 2017
uh
FINAL PROJECT – ME-141501
ECONOMIC TECHNICAL ANALYSIS PLANNING PHOTOVOLTAIK
REVERSE OSMOSIS FOR FULFILLMENT OF FRESH WATER
(FRESH WATER SYSTEM) ON RO-PAX SHIP
(KM. SABUK NUSANTARA 56)
Dian Nafi’ Ahmad
NRP 4215 105 025
1st Supervisors
Edi Jadmiko, ST., MT.
2nd Supervisors
Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD., MMT.
Department of Marine Engineering
Faculty of Marine Technology
Sepuluh Nopember Institute of Technology
Surabaya 2017
Sepuluh
N
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS TEKNO EKONOMI PERENCANAAN PANEL SURYA SEBAGAI
SUPLAI DAYA SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN AIR TAWAR (FRESH WATER SYSTEM) PADA KAPAL ROPAX (KM. SABUK NUSANTARA 56)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Bidang Studi Marine Machinery Design and Manufacture (MMD)
Program Studi S-1 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh :
Dian Nafi’ Ahmad
Nrp. 4215 105 025
Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir :
1. Edi Jadmiko, ST., MT.
(......................................)
2. Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD., MMT.
(......................................)
SURABAYA
JULI, 2017
v
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
vi
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS TEKNO EKONOMI PERENCANAAN PANEL SURYA SEBAGAI
SUPLAI DAYA SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN AIR TAWAR (FRESH WATER SYSTEM) PADA KAPAL ROPAX (KM. SABUK NUSANTARA 56)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada
Bidang Studi Marine Machinery Design and Manufacture (MMD)
Program Studi S-1 Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh :
Dian Nafi’ Ahmad
Nrp. 4215 105 025
Disetujui oleh
Kepala Departemen Teknik Sistem Perkapalan
Dr. Eng. M. Badrus Zaman, ST, MT
NIP. 1977 0802 2008 01 1007
SURABAYA
JULI, 2017
vii
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
viii
ANALISIS TEKNO EKONOMI PERENCANAAN PANEL SURYA SEBAGAI
SUPLAI DAYA SISTEM REVERSE OSMOSIS UNTUK PEMENUHAN
KEBUTUHAN AIR TAWAR (FRESH WATER SYSTEM) PADA KAPAL ROPAX (KM. SABUK NUSANTARA 56)
Nama Mahasiswa
NRP
Departemen
Dosen Pembimbing
: Dian Nafi’ Ahmad
: 4215 105 025
: Teknik Sistem Perkapalan
: Edi Jadmiko, ST., MT.
Ir. Tony Bambang M, PGD., MMT.
ABSTRAK
Kebutuhan akan air tawar pada dunia insdutri semakin meningkat dengan semakin
cepatnya perkembangan industri global. Industri perkapalan mengalami dampak yang
signifikan sebagai bagian dari industri global mengenai sektor kebutuhan air tawar pada
kapal. Persediaan air tawar pada kapal ro-pax sangat penting karena sebagai sumber
kehidupan crew dan penumpang kapal ketika kapal berlayar. Pemenuhan kebutuhan air
tawar pada kapal ro-pax dibuat dalam sistem konvensional dengan mengisi air bersih ke
tangki air tawar dari pelabuhan. Pada tugas akhir ini akan di analisis secara teknis dan
ekonomis pada perancangan sistem air tawar menggunakan sistem reverse osmosis
dengan panel surya sebagai suplai daya dan membandingkannya dengan sistem
konvensional pada kapal KM. SABUK NUSANTARA 56. Tugas Akhir ini termasuk
desain pemasangan, ukuran tangki air tawar, jumlah muatan, biaya investasi dan biaya
operasional. Kesimpulan yang didapatkan dalam tugas akhir ini adalah sistem reverse
osmosis (RO) dengan panel surya sebagai suplai daya sangat efisien bila diterapkan
pada kapal ro-pax seperti kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 karena dengan sistem
ini kapal ini mampu menghasilkan air tawar sendiri, ukuran tangki air tawar lebih kecil,
untuk muatan kapal baru dapat ditingkatkan. Untuk persentase total biaya kebutuhan air
tawar lebih mahal sekitar 52 persen dibanding sistem konvensional dan nilai muatan
kapal bertambah 29,2 persen dibanding sistem konvensional.
Kata kunci : Air tawar, ro-pax, reverse osmosis, panel surya, teknis, ekonomis
ix
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
x
ECONOMIC TECHNICAL ANALYSIS PLANNING PHOTOVOLTAIK
REVERSE OSMOSIS FOR FULFILLMENT OF FRESH WATER (FRESH
WATER SYSTEM) ON RO-PAX SHIP (KM. SABUK NUSANTARA 56)
Nama Mahasiswa
NRP
Departemen
Dosen Pembimbing
: Dian Nafi’ Ahmad
: 4215 105 025
: Teknik Sistem Perkapalan
: Edi Jadmiko, ST., MT.
Ir. Tony Bambang M, PGD., MMT.
ABSTRACT
The need for fresh water in the world of industry is increasing with the rapid
development of the global industry. The shipping industry is having a significant impact
as part of a global industry concerning the sector of freshwater demand on ships.
Freshwater supplies on ro-pax vessels are very important because they are the source of
crew and passenger life when ships sail. Fulfillment of freshwater needs on a ro-pax
vessel is made in a conventional system by filling clean water into a freshwater tank
from the port. In this final project will be analyzed technical and economical on
designing fresh water system using reverse osmosis system with solar panel as power
supply and compare it with conventional system on ship KM. SABUK NUSANTARA
56. This Final Project includes installation design, size of fresh water tank, amount of
cargo, investment cost and operational cost. The conclusion obtained in this final
project is a reverse osmosis (RO) system with solar panels as a very efficient power
supply when applied to ro-pax ships such as ships KM SABUK NUSANTARA 56
because with this system the ship is able to produce their own fresh water, the size of
the freshwater tank is smaller, for new shiploads can be increased. For the percentage of
total cost of fresh water needs is dearer about 52 percent compared to conventional
system and payload value increased 29.2 percent compared to conventional system.
Keywords : Fresh water, ro-pax, reverse osmosis, solar panel, technical, economical
xi
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
xii
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah
dan kuasaNya sehingga tugas akhir dengan judul “ANALISIS TEKNO EKONOMI
PERENCANAAN PANEL SURYA SEBAGAI SUPLAI DAYA SISTEM
REVERSE OSMOSIS UNTUK PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR TAWAR
(FRESH WATER SYSTEM) PADA KAPAL RO-PAX (KM. SABUK
NUSANTARA 56)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik oleh penulis juga atas bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kemudahan, keselamatan, dan
kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Nabi Muhammad SAW
3. Kedua orangtua serta keluarga besar penulis yang telah memberikan semangat,
dukungan materil maupun moril, serta do'a agar terselesainya tugas akhir ini.
4. Bapak Dr. Eng. M. Badrus Zaman, ST., MT. selaku Kepala Departemen
Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS.
5. Bapak Edi Jadmiko, ST., MT. selaku pembimbing 1 tugas akhir yang
memberikan pengarahan, saran dan pertimbangan bagi penulis.
6. Bapak Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD., MMT. selaku pembimbing 2 tugas
akhir yang memberikan pengarahan, saran dan pertimbangan bagi penulis.
7. Teman-teman Departemen Teknik Sistem Perkapalan, khususnya LJ 2015
yang memberikan semangat dan do’a bagi penulis.
8. Semua pihak yang telah mendukung dan tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu yang sekecil apapun tetap berarti bagi penulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir
ini. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan saran untuk dapat menyempurnakan
tugas akhir ini dengan baik dan dapat bermanfaat bagi pembaca.
Akhir kata, semoga Tuhan YME melimpahkan KaruniaNya kepada kita semua.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Surabaya, 2017
Penulis
xiii
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT........................................................................................................... x
KATA PENGANTAR ........................................................................................ xii
DAFTAR ISI................. ..................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................19
1.1 Latar Belakang.....................................................................................19
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................20
1.3 Batasan Masalah..................................................................................20
1.4 Tujuan..................................................................................................20
1.5 Manfaat................................................................................................20
1.6 Batasan Masalah .................................................................................20
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................21
2.1 Kebutuhan Air Tawar .........................................................................21
2.2 Sistem Instalasi Air Tawar .................................................................21
2.3 Sistem Instalasi Air Laut ....................................................................22
2.4 Desalinasi ...........................................................................................23
2.5 Prinsip Dasar Reverse Osmosis ..........................................................24
2.6 Proses Desalinasi dengan Reverse Osmosis .......................................25
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Matahari .................................................26
2.7.1 Solar Panel ....................................................................................26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................29
3.1 Umum ................................................................................................29
3.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah .................................................29
3.3 Studi Literatur ....................................................................................29
3.4 Pengumpulan Data .............................................................................29
3.5 Analisis Teknis ..................................................................................29
3.6 Analisis Ekonomis .............................................................................30
3.7 Analisis dan Pembahasan ...................................................................30
3.8 Kesimpulan dan Saran........................................................................30
3.8 Diagram Alir.......................................................................................31
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN ................................................................33
4.1 Data Perencanaan ...............................................................................33
4.1.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Kapal
KM. SABUK NUSANTARA 56 .................................................33
4.1.2 Desain Sistem Air Tawar Pada Kapal
KM. SABUK NUSANTARA 56..................................................34
4.1.3 Desain Sistem Air Tawar Dengan Sistem Reverse Osmosis
Pada Kapal KM. SABUK NUSANTARA 56..............................35
4.2 Analisa Kualitas Air Baku .................................................................35
4.3 Pemilihan Spesifikasi Komponen Reverse Osmosis..........................36
4.4 Pemilihan Spesifikasi Unit Suplai Daya ............................................41
4.5 Analisis Teknis Sistem Reverse Osmosis Pada Kapal
xv
KM. SABUK NUSANTARA 56 ...................................................................44
4.5.1 Sistem Instalasi Semakin Komplek ...................................................44
4.5.2 Memperkecil Ukuran angki Air Tawar .............................................45
4.5.3 Pembangunan Kapal Baru Mampu Memperbesar Payload.............45
4.5.4 Konsumsi Daya Mandiri ...................................................................47
4.5.5 Kualitas Air Olahan Sangat Baik dan Layak Konsumsi..................47
4.6 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar (Fresh Water System)
Pada Kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 ..............................................49
4.6.1 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar konvensional.......................49
4.6.2 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar Dengan Penambahan
Sistem Reverse Osmosis ...................................................................51
4.6.3 Grafik Perbandingan Antara Biaya Total Dari Sistem Air Tawar
Konvensional Dengan Sistem Air Tawar Reverse Osmosi.............53
4.6.4 Nilai Muatan (Payload)...................................................................57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................57
5.1 Kesimpulan..............................................................................................57
5.2 Saran........................................................................................................58
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................59
LAMPIRAN..............................................................................................................61
Spesifikasi unit Reverse Osmosis..................................................................62
Spesifikasi Dosing Pump..............................................................................64
Spesifikasi Panel Surya...............................................................................65
Spesifikasi Solar Charge Control.................................................................67
Spesifikasi Baterai........................................................................................68
Spesifikasi Inverter.......................................................................................69
Gambar G.A. KM SABUK NUSANTARA 56............................................70
Gambar Fresh Water System Reverse Osmosis...........................................71
Gambar Suplai Daya Reverse Osmosis........................................................72
BIOGRAFI PENULIS.............................................................................................71
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Perincian Konsumsi Daya Sistem Reverse Osmosis ...............................43
Tabel 2 Perincian Berat Komponen Sistem Reverse Osmosis .............................47
Tabel 3 Kualitas Air Olahan Sistem Reverse Osmosis .........................................48
Tabel 4 Perhitungan Biaya Air Tawar ..................................................................50
Tabel 5 Perincian Biaya Komponen Sistem Reverse Osmosis ............................51
Tabel 6 Perincian Biaya Pergantian Sistem Reverse Osmosis .............................52
Tabel 7 Perhitungan Biaya Operasional Sistem Reverse Osmosis ......................53
Tabel 8 Perhitungan Biaya Total Operasional Sistem RO ...................................53
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram Sistem Air Tawar.................................................................22
Gambar 2.2 Diagram Sistem Air Laut....................................................................23
Gambar 2.3 Prinsip dasar proses Reverse Osmosis ...............................................24
Gambar 2.4 Proses utama Reverse Osmosis ..........................................................25
Gambar 2.5 Sistem photovoltaic reverse osmosis sederhana................................27
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi ..................................................................31
Gambar 4.1 KM SABUK NUSANTARA 56.........................................................33
Gambar 4.2 Sistem air tawar secara konvensional pada kapal KM. SABUK
NUSANTARA 56 .................................................................................................35
Gambar 4.3 Letak Tangki Air Tawar.....................................................................40
Gambar 4.4 Letak Tangki Air Produk....................................................................40
Gambar 4.5 Skema Perencanaan sistem Reverse Osmosis Pada Kapal
KM. SABUK NUSANTARA 56.... ......................................................................41
Gambar 4.5 Layout Sistem Air Tawar Dengan Reverse osmosis ........................41
Gambar 4.6 Layout Sistem Suplai Daya................................................................45
Gambar 4.8 Grafik Biaya Total Air Tawar (20 Tahun).........................................54
xviii
19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan teknologi sebagai strategi dampak dari kemajuan industri global
mempengaruhi ketersediaan sumber daya alam. Indonesia sebagai bagian dari dunia
dengan kontribusi 3.5% jumlah penduduk dunia yakni mencapai 253.609.643 jiwa
dengan luas wilayah 5.180.053 km2. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara
keempat dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia sesuai data dari Biro Sensus
Departemen Perdagangan Amerika Serikat (Sumber : https://finance.detik.com/beritaekonomi-bisnis/2517461). Fenomena ini juga mempengaruhi pada industri perkapalan
yang dalam operasionalnya memerlukan air tawar (fresh water). Kemajuan teknologi
khususnya pada bidang perkapalan mendorong berkembangnya teknologi yang serba
cepat, mudah dan efisien dalam merancang suatu kapal ataupun di dalam pemakaian
suatu kapal
Di dalam suatu kapal terdapat berbagai sistem misalnya sistem air tawar (fresh
water system) dimana sistem ini mengatur tentang supply air tawar untuk semua
kebutuhan air tawar (fresh water) di kapal. Sistem air tawar di kapal ini merupakan
sistem yang sangat vital, ini dikarenakan air tawar digunakan untuk makan, minum,
mandi, cuci para ABK dan penumpang, pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di
kapal. Pada umumnya persediaan air bersih pada 1 kapal Ro-Pax dilakukan dengan cara
konvensional yaitu dengan melakukan pengisian air bersih pada tangki air tawar dari
pelabuhan seperti yang terdapat pada kapal KM. SABUK NUSANTARA 56, tetapi ada
beberapa kapal yang sudah dilengkapi dengan destilator yang digunakan pada kondisi
tertentu. Untuk rute pelayaran dengan waktu yang lama (jauh) memerlukan air bersih
yang banyak. Hal ini berarti bahwa ukuran tangki air bersih menjadi sangat besar
sehingga penggunaan ruangan di kapal menjadi kurang efesien. Demikian juga biaya
penyediaan air bersih juga menjadi lebih besar. Untuk menghemat ruang dalam kapal
dengan ukuran tangki air bersih, maka air bersih sebaiknya tidak hanya disediakan di
pelabuhan, tetapi air bersih juga disediakan melalui teknologi desalinasi air laut
menjadi air tawar. Selain destilasi teknologi desalinasi yang lain adalah teknologi
Reverse Osmosis (RO)
Pemanfaatan tenaga surya dengan menggunakan panel surya sebagai sumber
energi teknologi Reverse Osmosis juga sebagai strategi penghematan energi yang ramah
lingkungan dan berdampak pada efisiensi biaya penyediaan air bersih. Sistem ini
banyak digunakan pada industri pembangkit seperti PLTU dan masih jarang digunakan
di kapal. Dengan adanya perubahan perancangan instalasi sistem air tawar dengan
menggunakan sistem konvesional ke perancangan sistem air tawar dengan penambahan
sistem Reverse Osmosis (RO) menggunakan tenaga surya sebagai suplai daya, maka
akan berakibat pula pada perubahan sistem perpipaan dan kelistrikannya. Perubahan
perubahan yang dilakukan tersebut nantinya dikaji lebih lanjut secara teknis dan
ekonomis.
1.2 Perumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perencanaan sistem Reverse Osmosis (RO) bekerja pada sistem air
tawar untuk kapal Ro-Pax.
2. Bagaimana perencanaan panel surya sebagai suplai daya sistem Reverse
Osmosis (RO) pada sistem air tawar untuk kapal Ro-Pax.
3. Bagaimana perbandingan secara tekno ekonomi antara sistem air tawar
konvesional dengan sistem Reverse Osmosis (RO) menggunakan panel surya
sebagai suplai daya pada sistem air tawar untuk kapal Ro-Pax.
1.3 Batasan Masalah
Batasan permasalahan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Analisa teknis hanya difokuskan pada bagian perencanaan layout desain
perpipaan dan kelistrikan
2. Tidak menghitung wiring diagram
3. Tidak menghitung load faktor
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah:
1. Mendapatkan perencanaan sistem Reverse Osmosis (RO) bekerja pada sistem
air tawar untuk kapal Ro-Pax.
2. Mendapatkan perencanaan panel surya sebagai suplai daya sistem Reverse
Osmosis (RO) pada sistem air tawar untuk kapal Ro-Pax.
3. Mendapatkan perbandingan secara tekno ekonomi antara sistem air tawar
konvesional dengan sistem Reverse Osmosis (RO) menggunakan panel surya
sebagai suplai daya pada sistem air tawar untuk kapal Ro-Pax.
1.5 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari Tugas Akhir dalam penelitian ini adalah :
1. Memberikan masukan untuk pihak yang berkaitan dalam mendesain
perancangan sistem air tawar di kapal dengan sistem Reverse Osmosis (RO).
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari segi teknis dan ekonomis dalam
perancangan sistem air tawar dengan menggunakan panel surya sebagai suplai
daya sistem Reverse Osmosis (RO) pada kapal Ro-Pax.
20
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebutuhan Air Tawar Kapal
Penyediaan kebutuhan air bersih di Indonesia saat ini masih minim. Di kota-kota
besar pelayanan penyediaan air bersih baru mencapai 64,3 persen, sedangkan di
pedesaan juga baru sebesar 69,4 persen. Ini membuktikan terjadinya krisis air bersih di
Indonesia. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor termasuk
kesehatan.Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal
tiap hari oleh penyakit. Begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat
bahwa suatu saat nanti akan terjadi “pertarungan” untuk memperebutkan air bersih ini.
Sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas
bumi. Di Indonesia sendiri, dengan jumlah penduduk mencapai 200 juta, kebutuhan air
bersih menjadi semakin mendesak. Kecenderungan konsumsi air diperkirakan terus
naik hingga 15-35 persen per kapita per tahun. Sedangkan ketersediaan air bersih
cenderung melambat (berkurang) akibat kerusakan alam dan pencemaran. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2012 mencatat, Indonesia menduduki
peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia
Tenggara. Hingga saat ini, baru 29 persen masyarakat Indonesia yang dapat mengakses
air bersih melalui perpipaan, jauh di bawah target pemerintah hingga 2019, yaitu
sebesar 60 persen (Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita).
Berdasarkan fakta di atas secara tidak langsung kondisi air bersih di indonesia
juga berdampak terhadap bidang perkapalan khususnya mengenai kebutuhan air bersih
di kapal,yang mana air bersih di kapal digunakan untuk makan, minum, mandi, cuci
para ABK, pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal. Maka dari itu sangat
diperlukan teknologi pengolahan air bersih sehingga akan membantu dalam persediaan
air bersih di kapal. Desalinasi merupakan merupakan cara lama untuk mendatangkan air
dalam skala besar namun untuk memperbaiki cara desalinasi konvensional diperlukan
cara khusus dan modern, tidak hanya itu juga cara tersebut harus murah dan tahan lama.
2.2 Sistem Instalasi Air Tawar
Sistem air tawar (fresh water system) merupakan salah satu sistem di kapal yang
berfungsi untuk memenuhi semua kebutuhan air tawar di kapal yang mana air tawar
dikapal digunakan untuk makan, minum, mandi, cuci para ABK dan penumpang,
pendinginan mesin dan kebutuhan lainnya di kapal. Air yang digunakan adalah air
yang baik, bersih dan menyehatkan sehingga peningkatan kualitas air sangat penting di
kapal.
Gambar 2.1 Diagram Sistem Air Tawar
(Sumber: digilib.its.ac.id/ITS paper)
Keterangan :
1. Tangki persediaan
2. Pipa pengisian
3. Vent pipe
4. Sounding pipe
5. Pompa tangan
6. Pompa centrifugal
7. Tangki dinas
8. Pipa pengisap
9. Pipa pembagi
10. Tempat penggunaan
11. Heating coil
12. Pipa udara
13. Over flow pipa
14. Katup test
15. Selang (hose)
16. Pipa utama
Tangki persediaan (1) dilengkapi dengan sounding pipe (4) dan vent pipe (3) dan
diisi melalui pipa pengisian (2) yang menembus geladak. Melalui lubang pemasukan
(8), pompa tangan (5) atau pompa centrifugal (6), air minum dialirkan ke tangki dinas
(7) yang melengkapi dengan pipa udara (12) dan heating coil (11). Dari tangki dinas (7)
air dialirkan melalui pipa utama (16) ke tempat-tempat penggunaan (10). Tangki dinas
(7) mempunyai overflow pipe (13) dengan sebuah katup test (14) untuk mengembalikan
kelebihan air kembali ke tangki persediaan (1). Hubungan dengan overflow pipa pada
cabang pipa dengan test valve (14) yang menuju ke ruangan di mana pompa-pompa
dipasang. Sistem ini dapat diisi di pelabuhan melalui selang (hose) (15).
2.3 Sistem Instalasi Air Laut
Cara kerja otomatis dari sistem air laut dapat dicapai dengan mempergunakan
tangki-tangki pneumatik (hydrophore tank). Sebuah diagram dari sistem itu dapat
dilihat pada Gambar 2.2 berikut.
22
23
Gambar 2.2 Diagram Sistem Air Laut
(Sumber: digilib.its.ac.id/ITS paper)
Keterangan:
1. Pompa tangan
2. Pompa centrifugal
3. Tangan pneumatic
4. Udara
5. Pressure relay
6. Aliran listrik
7. Mesin listrik
8. Pipa pembagi
9. Tempat penggunaan
10. Pipa pemasukan udara
11. Stop valve
12. Katup
13. Non return valve
14. Katup pengeringan
15. Disconnecting valve
16. Disconnecting valve
Air dimasukkan dengan pompa (1) yang digerakkan oleh motor (7) melalui
katup (12) dan non return valve (13) masuk ke dalam tangki pneumatik (3). Pada waktu
permukaan air di dalam tangki naik, tekanan udara di dalamnya juga akan naik, dan
sebuah bantalan udara akan terbentuk. Pada suatu tekanan yang tertentu yang diberikan
oleh bantalan udara, pressure relay (5) akan mematikan mesin listrik (7) sehingga
menghentikan pemasukan air ke dalam tangki. Kemudian oleh aksi dari tekanan di
dalam 3 bantalan udara, air dialirkan melalui pipa (8) ke tempat-tempat penggunaannya
(9). Bilamana air dipergunakan didalam tangki turun, dan bilamana tekanan mencapai
suatu harga yang tertentu, pressure relay (5) menjalankan motor listrik (7) lagi, melalui
aliran listrik (6) dan pompa (2) mulai memasukkan air lagi ke dalam pneumatik tank.
Pompa centrifugal dapat dipisahkan dari sistem ini dengan ketentuan disconnecting
valve (katup-katup yang dapat memisahkan bagian-bagian) (15). Tangki diperlengkapi
dengan disconnecting valve (16) dan katup pengeringan (14), dan diganti dengan udara
melalui pipa (10) dan katup penutup (stop valve) (11).
2.4 Desalinasi
Desalinasi proses yang menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk
mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia. Seringkali
proses ini juga menghasilkan garam dapur sebagai hasil sampingan. Beberapa metode
desalinasi air laut diteliti dan dikembangkan untuk memperoleh air tawar dari air laut
yang asin karena mengandung garam. Membuang garam-garam yang terlarut dari
dalam air disebut desalinasi. Dewasa ini desalinasi merupakan salah satu masalah yang
mendesak untuk mendapat perhatian.
Pertambahan penduduk, industri dan irigasi harus diimbangi tersedianya air tawar
yang cukup. Desalinasi dapat dilakukan dengan penyulingan, pembekuan, osmosis
balik (Reverse Osmosis), elektrodialisis dan pertukaran ion.
2.5 Prinsip Dasar Reverse Osmosis
Reverse osmosis (Osmosis terbalik) atau RO adalah suatu metode penyaringan
yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan
cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran
seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan
yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya.
Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya bisa dilewati
zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tetapi tidak bisa dilewati zat terlarut
seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis adalah sebuah fenomena alam
yang terjadi dalam sel makhluk hidup dimana molekul pelarut (biasanya air) akan
mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui
sebuah membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran
sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran
sel. Gerakan dari pelarut berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di
kedua sisi membran.
Prinsip dasar reverse osmosis apabila duah buah larutan dengan konsentrasi
encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh membran semipermeable, maka larutan
dengan konsentrasi yang encer akan terdifusi melalui membran semipermeable tersebut
masuk ke dalam larutan yang pekat sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi.
Fenomena tersebut dikenal sebagai proses osmosis.
Gambar 2.3 Prinsip dasar proses Reverse Osmosis
(Sumber: digilib.its.ac.id/ITS paper)
Daya penggerak (driving force) yang menyebabkan terjadinya aliran /difusi air
tawar ke dalam air asin melalui membran semi permeable tersebut dinamakan tekanan
osmosis. Besarnya tekanan osmosis tersebut tergantung dari karakteristik membran,
temperatur air, dan konsentrasi garam yang terlarut dalam air. Tekanan osmotik normal
air laut yang mengandung TDS 35.000 ppm dan suhu 25ºC adalah kira-kira 26,7
kg/cm², dan untuk air laut di daerah timur tengah atau laut merah yang mengandung
TDS 42.000 ppm,dan suhu 30ºC, tekanan osmotik adalah 32,7 kg/cm². Apabila tekanan
24
25
kerja lebih besar dari tekanan osmotiknya,maka aliran air tawar akan berbalik yakni
dari air asin ke air tawar melalui membran semi permeable (Reverse Osmosis).
Tekanan osmosis dari suatu larutan dapat dinyatakan dalam persamaan :
л = 1,12 (t + 273) ∑mi
Dimana :
л
= tekanan osmosis (Psi)
t
= suhu (ºC)
∑mi
= jumlah molalitas kandungan ionik/nonionik
2.6 Proses Desalinasi dengan Reverse Osmosis
Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem Reverse Osmosis (RO), tidak
memungkinkan untuk memisahkan seluruh garamdari air lautnya, karena akan
membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itupada kenyataannya,
untuk menghasilkan air tawar maka air asin atau air laut di pompa dengan tekanan
tinggi ke dalam suatu modul membran osmosis balik yang mempunyai dua buah outlet
yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air garam yang telah
dipekatkan (reject water). Laju pemisahan garam dapat dilihat pada persamaan :
S = {(Cf – Cp)}x 100
Dimana
Cp = konsentrasi garam air olahan (mg/liter)
Cf = konsentrasi garam air baku (mg/liter )
Laju produksi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
Dimana :
Qp
= Debit air olahan (liter/jam)
Qf
= Debit air baku (liter/jam)
Didalam prakteknya,proses pengolahan air laut dengan Sistem RO terdiri dari 4
proses utama, yaitu (1) pretreatment, (2) pressurization, (3) membrane separation, (4)
post treatment Stabilization. Pada gambar 2.4. akan dijelaskan mengenai proses utama
yang terdapat pada sistem Reverse Osmosis (RO).
Gambar 2.4 Proses utama Reverse Osmosis
(Sumber: digilib.its.ac.id/ITS paper)
Proses desalinasi dengan Reverse Osmosis:
Pretreatment : Air umpan (air laut) pada tahap pretreatment disesuaikan
dengan membran dengan cara memisahkan padatan tersuspensi, menyesuaikan pH, dan
menambahkan inhibitor untuk mengontrol scaling yang dapat disebabkan oleh
senyawa tetentu, seperti kalsium sulfat. Pressurization: Pompa akan meningkatkan
tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga tekanan operasi
yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan.
Separation: Membran
permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan
memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini
akan menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan aliran
brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan
ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk.
Membran RO memiliki berbaga jenis konfigurasi, antara lain spiral wound dan hollow
fine fiber membranes. Stabilization: Air produk hasil pemisahan dengan membran
biasanya membutuhkan penyesuaian pH sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk
dapat digunakan sebagai air minum. Produk mengalir melalui kolom aerasi dimana pH
akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati 7.
2.7 Pembangkit Listrik Tenaga Matahari
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi alternatif pengganti bahan
bakar minyak (BBM). Tak hanya itu saja, energi matahari juga merupakan sumber
energi terbarukan yang tidak akan habis meski digunakan secara terus menerus oleh
manusia. Berbeda dengan bahan bakar minyak yang dapat semakin menipis ketika
digunakan secara terus menerus. Hal ini dikarenakan bahan bakar minyak berasal dari
fosil jutaan tahun lalu. Berbeda dengan energi surya yang memerlukan sinar matahari.
Pembangkit listrik tenaga matahari adalah pembangkit listrik yang mengubah
energi matahari menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan
pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi
listrik menggunakan efek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem
lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi
matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor.
2.7.1 Solar Panel
Panel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovoltaik yang mengkonversi sinar
matahari menjadi listrik. Ketika memproduksi panel surya, produsen harus memastikan
bahwa sel-sel surya saling terhubung secara elektrik antara satu dengan yang lain pada
sistem tersebut. Sel surya juga perlu dilindungi dari kelembaban dan kerusakan mekanis
karena hal ini dapat merusak efisiensi panel surya secara signifikan, dan menurunkan
masa pakai dari yang diharapkan.
Panel surya biasanya memiliki umur 20+ tahun yang biasanya dalam jangka
waktu tersebut pemilik panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi yang
signifikan. Namun, meskipun dengan kemajuan teknologi mutahir, sebagian besar panel
surya komersial saat ini hanya mencapai efisiensi 15% dan hal ini tentunya merupakan
salah satu alasan utama mengapa industri energi surya masih tidak dapat bersaing
dengan bahan bakar fosil. Panel surya komersial sangat jarang yang melampaui
26
27
efisiensi 20%. Karena peralatan rumah saat ini berjalan di alternating current (AC),
panel surya harus memiliki power inverter yang mengubah arus direct current (DC) dari
sel surya menjadi alternating current (AC).
Posisi ideal panel surya adalah menghadap langsung ke sinar matahari (untuk
memastikan efisiensi maksimum). Panel surya modern memiliki perlindungan
overheating yang baik dalam bentuk semen konduktif termal. Perlindungan overheating
penting dikarenakan panel surya mengkonversi kurang dari 20% dari energi surya yang
ada menjadi listrik, sementara sisanya akan terbuang sebagai panas, dan tanpa
perlindungan yang memadai kejadian overheating dapat menurunkan efisiensi panel
surya secara signifikan. Panel surya sangat mudah dalam hal pemeliharaan karena tidak
ada bagian yang bergerak. Satu-satunya hal yang harus dikhawatirkan adalah
memastikan untuk menyingkirkan segala hal yang dapat menghalangi sinar matahari ke
panel surya tersebut.
Gambar 2.5 Sistem photovoltaic reverse osmosis sederhana
(Sumber: www.deswater.com/paper mit)
Proses pemurnian air laut menjadi air tawar menggunakan sistem reverse osmosis
dengan suplai daya dari rangkaian solar panel sebagai suplai daya. Sistem sederhana
dari photovaltaic reverse osmosis diawali dari susunan dari panel surya yang dirangkai
menjadi satu kesatuan menjadi sumber energi berupa listrik yang kemudian disalurkan
pada pompa air laut dan pompa bertekanan tinggi yang di kontrol oleh control
electronic untuk mengatur tercukupnya suplai daya dari solar panel ke pompa
bertekanan tinggi. Ini penting di karenakan air laut yang di pompa dari pompa air laut
menuju pompa bertekanan tinggi harus sesuai dengan batas minimum tekanan air agar
ketika di alirkan menuju membran reverse osmosis garam dan kandungan kontaminan
tersaring dan air yang keluar melewati membran reverse osmosis adalah air yang
berkualitas dan layak untuk di konsumsi.
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
28
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Metodologi tugas akhir merupakan urutan sistematis tahapan pengerjaan tugas
akhir yang dilakukan sejak dimulainya pengerjaan hingga akhir. Penulisan tugas akhir
ini bersifat penelitian sehingga dibutuhkan data-data riil untuk mendukung pelaksanaan
penelitian. Metodologi yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini secara
umum dimulai dengan identifikasi permasalahan, penentuan kapal yang akan digunakan
sebagai objek penelitian, studi literatur, pengumpulan data, perencanaan desain sistem
air tawar dengan reverse osmosis perencanaan desai sistem panel surya, analisis teknis
dan ekonomis, membandingkan dengan sistem konvensional, evaluasi, analisis
pembahasan, dan diakhiri kesimpulan dan saran.
3.2 Identifikasi dan Perumusan masalah
Merupakan tahapan awal yang dilakukan dalam melakukan penelitian sehingga
diketahui masalah apa yang akan diangkat. Dalam penulisan tugas akhir ini
permasalahan yang diambil adalah sistem air tawar (fresh water system) kapal KM.
SABUK NUSANTARA 56 yang menggunakan sistem reverse osmosis lalu di suplai
daya dengan panel surya dengan fokusan masalah pada efisensi dan biaya yang
dikeluarkan untuk memenuhi keperluan operasional kapal.
3.3 Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan pembelajaran terhadap teori-teori yang mendukung
penelitian dan akan dibahas dalam penulisan tugas akhir. Teori yang dimaksud terkait
sistem air tawar di kapal, sistem air laut, reverse osmosis, sistem photovaltaic pada
kapal. Sumber yang digunakan sebagai acuan dapat berasal dari buku, jurnal, paper dan
Internet.
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan informasi terkait permasalahan
yang akan dibahas dalam penulisan tugas akhir ini sehinga dibutuhkan studi lapangan
dalama pengumpulan data. Adapun jenis data yang akan dikumpulkan pada tahap ini
antara lain :
 Data GA KM. SABUK NUSANTARA 56
 Data layout fresh water system
 Data spesifikasi peralatan fresh water system
3.5 Analisis Teknis
Pada tahapan ini akan dibahas tentang analisis secara teknis sistem air tawar
menggunakan panel surya sebagai suplai daya sistem reverse osmosis dan
operasionalnya, adapun yang akan dianalisis adalah:
1. Layout
2. Komponen
3. Kebutuhan dan transmisi daya
4. Lokasi
3.6 Analisa Ekonomis
Pada tahapan ini dilakukan perhitungan biaya investasi dan operasional panel
surya sistem reverse osmosis pada sistem air tawar kapal KM. SABUK NUSANTARA
56. Sehingga diketahui perkiraan biaya instalasi pada kapal. Adapun biaya-biaya yang
akan dihitunga adalah:
1. Biaya peralatan
2. Biaya operasional
3. Biaya pemeliharaan
3.7 Analisis dan Pembahasan
Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan panel surya sebagai
suplai daya sistem reverse osmosis pada sistem air tawar kapal KM. SABUK
NUSANTARA 56.
3.8 Kesimpulan dan Saran
Setelah dilakukan proses analisis dan pembahasan, selanjutnya menarik
kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan berdasarkan dari hasil analisis data dan
pembahasan yang telah dilakukan. Selanjutnya adalah memberikan saran-saran yang
diberikan sebagai masukan dan bahan pertimbangan pihak yang berkaitan untuk
melakukan analisis lebih lanjut.
30
31
3.9 Diagram Alir
Diagram alir penelitian ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan dalam
penyusunan tugas akhir ini secara berurutan. Langkah-langkahnya adalah :
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
32
33
BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN
4.1 Data Perencanaan
Pada tugas akhir ini membahas tentang sistem pemenuhan kebutuhan air tawar
dengan membandingkan dua sistem yaitu menggunakan sistem reverse osmosis dengan
sistem konvensional suplai dari pelabuhan. Dalam membandingkan kedua sistem
menggunakan objek penelitian kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 terlihat pada
gambar 4.1 milik Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut
yang dibangun di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia dengan dimensi utama sebagai
berikut :
Name of Ship
: KM. SABUK NUSANTARA 56
Owner
: Kementerian Perhubungan Direktorat Jendral
Perhubungan Laut
Type of Ship
: Ro-pax (Perintis)
Shipyard
: PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia
Leght O.A
: 58.50
m
Leght B.P
: 52.30
m
Beam Mld
: 12.00
m
Depth Mld
: 4.50
m
Draft
: 2.90
m
Vs
: 12
knot
Main Engine
: 2 x 829
HP
Crew
: 21
Person
Max.Passengger
: 285
Person
Gambar 4.1 KM SABUK NUSANTARA 56
4.1.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih KAPAL KM. SABUK NUSANTARA 56
Pada kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 menggunakan main engine
berjumlah 2 set dengan spesifikasi yang sama. Adapun spesifikasinya main engine
tersebut adalah sebagai berikut :
Name of Product
: YANMAR
Type
: 6AYM-ETE M
Max Power
: 610 kW (829 HP)
Number of Cylinder
: 6 in-line
Bore x Stroke (mm)
: 155 x 180
Rpm
: 1900
SFOC
: 150 g/kWH
Dari data-data main engine tersebut akan dihasilkan perhitungan jarak pelayaran
kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 dengan formula perhitungan sebagai berikut :
.................................................................................................(1)
W FO = 133,5
....................................................(2)
S
= 2477,49 mil laut
Waktu pelayaran :
S
= V x T ...............................................................................................(3)
= 206,46 jam = 8,6 hari
aka kapal KM.SABUK NUSANTARA 56 tersebut beroperasi selama kurang
lebih 9 hari.
Diketahui kapasitas tangki fresh water dari data kapal KM.SABUK
NUSANTARA 56 adalah 140 m3 maka sebanding dengan 140.000 liter. Pengoperasian
kapal KM. SABUK NUSANTARA kurang lebih 9 hari, maka dalam satu hari
pengoperasian membutuhkan air tawar 15.556 liter perhari.
4.1.2 Desain Sistem Air Tawar Pada Kapal KM. SABUK NUSANTARA 56
Pada umumnya persediaan air bersih tersebut dilakukan di pelabuhan yaitu
dengan cara melakukan pengisian air bersih pada tangki air tawar. Dari tangki air tawar
(FW Tank) air bersih didistribusikan ke masing-masing geladak dengan menggunakan
tangki bertekanan (hydrophore) yang dilengkapi dengan pompa air tawar (FW Pump).
34
35
Gambar 4.2 Sistem air tawar secara konvensional pada kapal KM. SABUK
NUSANTARA 56
Pada gambar 4.2 layout desain sistem air tawar kapal KM. SABUK NUSANTARA 56
dimana pada gambar terlihat aliran distribusi air tawar yang di suplai dari pelabuhan
yang nantinya di ditribusikan pada tempat-tempat yang membutuhkan melalui
hydropore.
4.1.3 Desain Sistem Air Tawar Dengan Sistem Reverse Osmosis Pada Kapal KM.
SABUK NUSANTARA 56
Sistem air tawar (fresh water system) dengan sistem Reverse Osmosis merupakan
sistem air tawar yang sudah dilengkapi dengan sistem desalinasi untuk mengubah air
laut (salt water) menjadi air tawar (fresh water). Pada kapal KM. SABUK
NUSANTARA 56 sistem desalinasi yang direncanakan adalah dengan menggunakan
teknologi Reverse Osmosis. Cara kerja sistem ini adalah memindahkan air melalui satu
tahap ke tahap berikutnya yakni bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Sistem ini mampu menyaring 99% bakteri dan partikel dengan diameter 0.0001 µm,
sehingga menghasilkan air tawar yang baik layak konsumsi.
Untuk mendesain sistem Reverse Osmosis diperlukan tiga tahapan antara lain
sebagai berikut :
 Analisa kualitas air baku
 Pemilihan spesifikasi komponen yang digunakan.
Pemilihan spesifikasi peralatan didasarkan pada kualitas air baku dan
kapasitas yang dibutuhkan.
 Desain dan rencana sistem Reverse Osmosis.
Desain atau rancangan unit pengolahan air disajikan kedalam gambar desain
untuk memudahkan dalam pengerjaan.
4.2 Analisa Kualitas Air Baku
Indeks kualitas air baku didasarkan pada parameter-parameter kandungan air
laut, dari data laboratorium teknik penyehatan dihasilkan data sebagai berikut :
 TDS 35.000 ppm pada suhu 25 ºC
 TDS 42.000 ppm pada suhu 30 ºC
 NaCl sebesar 20 gr/l
 Densitas garam 1,5 gr/l
Data tersebut sebagai acuan dalam menentukan tekanan osmosis yang
diperlukan. Perhitungan tekanan osmosis sebagai berikut :
.........................................................(4)
Volume pelarut =1000 ml–13,3 ml = 9986,67 ml = 0.9987 l
Tekanan osmosis (π) = 1,12 (t + 273) Σ mi..........................................................(5)
= 1,12 (25+273){20 gr : [(23+35,5)/0,9987]}
= 113,95 Psi (7,97 bar)
Perhitungan di atas memperlihatkan besarnya tekanan osmosis untuk air asin (air
baku) yang mengandung 20 gr NaCl adalah sebesar 113,95 Psi, sehingga diperlukan
tekanan yang lebih besar dari 113,95 Psi untuk dapat menyaring molekul garam oleh
membran.
36
37
4.3 Pemilihan Spesifikasi Komponen Reverse Osmosis
Komponen-komponen sistem Reverse Osmosis yang akan digunakan di kapal
KM.SABUK NUSANTARA 56 terdiri dari 3 macam komponen utama antara lain :
 Unit pengolahan tingkat awal
 Unit Reverse Osmosis
 Unit suplai daya (sumber tenaga)
Unit pengolahan awal digunakan untuk mengolah air laut sebelum diproses di
dalam unit Reverse Osmosis. Air laut yang dekat dengan pantai masih mengandung
partikel padatan tersuspensi, mineral plankton dan lainnya, maka air baku tersebut perlu
dilakukan pengolahan pendahuluan. Unit pengolahan pendahuluan yang akan
digunakan pada sistem Reverse Osmosis kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 terdiri
dari beberapa peralatan utama antara lain :
1. Pompa Clarifier
Pompa clarifier digunakan untuk memompa air laut menuju tangki air baku.
Pompa ini direncanakan menggunakan pompa air laut (seawater pump) yang sudah ada
di kapal KM. SABUK NUNTARA 56. Spesifikasi dari pompa clarifier tersebut adalah :
Jenis Pompa
: Centrifugal Pump (Self Priming)
Kapasitas
: 3 m3/h
Tekanan
: 1,6 Mpa
2. Tangki Air Baku
Tangki penampungan air baku berfungsi untuk menampung air laut yang akan
diolah dengan sistem Reverse Osmosis. Tangki yang akan digunakan adalah tangki air
laut bertekanan (SW pressuretank/hydrophore) yang telah terpasang di kapal
KM.SABUK NUSANTARA 56. Spesifikasi tangki air baku tersebut adalah :
Jenis
: Seawater pressure tank
Kapasitas
: 3 m3/h
Tekanan
: 1,6 Mpa
3. Pompa Dosing KMnO4
Berfungsi untuk menginjeksikan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) untuk
mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku. Spesifikasi pompa
dosing tersebut adalah :
Model/Type
: Chemtech series 100/X003
Tekanan
: 7 bar
Kapasitas
: 4,72 LPH
Pump Head
: PVC
Diaphragm
: Hypalon
Number
: 3 unit
4. Tangki KMnO4
Berfungsi untuk menampung larutan kalium permanganate (KMnO4). Larutan ini
berfungsi sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan organik dan soda
ash yang digunakan untuk menaikkan pH kearah netral. Penggunaan kalium
permanganate dimaksudkan untuk membunuh bakteri-bakteri patogen, sehingga tidak
menimbulkan masalah penyumbaan di sistem penyaringan berikutnya karena terjadinya
proses biologi (terbentuknya kerak, lumut dll). Spesifikasi tangki KmnO4 tersebut
adalah :
Model
: BT 5040
Volume
: 50 liter
Dimensi
: Ø 50 cm x 40 cm
Material
: FRP
Number
: 3 unit
5. Tangki Reaktor
Berfungsi untuk mengakomodasikan terjadinya proses pencampuran antara air
baku dan bahan-bahan kimia tertentu. Biasanya dipakai kalium permanganate atau
klorin yang berfungsi sebagai zat oksidator untuk menurunkan kandungan bahan
organik dan soda ash yang digunakan untuk menaikan pH kearah netral. Spesifikasi
tangki reaktor tersebut adalah :
Kapasitas
: 0,5-1 m3/jam
Dimensi
: 63 cm x 120 cm
Material
: FRP
Tekanan
: 4 bar
Number
: 1 unit
6. Prefillter
Filter 5 mikron digunakan sebagai filter untuk menghilangkan hampir semua
partikel kecil tersuspensi dari air baku. Disarankan cartridge filter diganti secara teratur,
tergantung dai kualitas air baku. Spesifikasi prefilter tersebut satu paket dengan unit
Reverse Osmosis.
7. Active Carbon Filter
Semua model Eliminator dilengkapi dengan backwash otomatis karbon aktif
filter (ACF) yang dirancang untuk menghapus oksidator seperti klorin atau
chloramines, mangan dan pengotor-pengotor organik lainnya dari air baku. Spesifikasi
active carbon filter tersebut satu paket dengan unit Reverse Osmosis.
8. High Pressure Booster Pump
Pompa ini berfungsi untuk memompa air baku dari tangki air baku menuju unit
Reverse Osmosis. Pompa ini merupakan pompa tekanan tinggi sehingga mampu
mendorong air baku menembus membran reverse osmosis yang mempunyai porositas
yang sangat kecil. Dari perhitungan analisa kualitas air baku didapatkan tekanan
osmosis untuk air asin (air baku) yang mengandung 20 gr NaCl adalah sebesar 113,95
Psi (7,97 bar),sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar dari 113,95 Psi (7,97 bar)
untuk dapat menyaring molekul garam oleh membran. Spesifikasi pompa air baku yang
dipilih sebagai berikut :
Type
: Satu paket dengan unit Reverse Osmosis
Daya
: 3 HP (2,24 KW)
Tekanan
: 180 Psi (12,41 bar)
Unit reverse osmosis sebagai komponen terpenting dari sistem pengolahan air
secara keseluruhan terdiri dari selaput membran yang digulung secara spiral dengan
38
39
pelindung (vessel) yang tahan terhadap tekanan tinggi. Spesifikasi unit reverse osmosis
yang dipilih sebagai berikut :
Merk
: Crane Environmental
Type
: Eliminator-VI
Kapasitas
: 360 GPH / 1363 LPH (32712 LPD)
Air baku
: <1000 ppm
Average rejection membrane
: 99%
Power Supply
: 380V/220V, 50Hz/60Hz, 1ph/3ph
Pump/Motor
: 3 HP (2,24 KW)
Tekanan operasi
: 180 Psi (12,41 bar)
Dimensi (LxWxH)
: 1168,4 x 812,8 x 1651 (mm)
Berat
: 363 kg
Untuk menampung air olahan sebelum didistribusikan melalui kran pengisian.
Tangki produk yang akan digunakan adalah tangki air tawar yang terletak di sisi kanan
(starboard) dan kiri (portside) main deck kapal. Kedua tangki ini merupakan tangki
tawar pada sistem konvensional yang ukuranya sudah diperkecil. Untuk menjaga
stabilitas kapal maka kedua tangki ini didesain dengan ukuran dan volume yang sama.
Perhitungan ukuran tangki air produk sebagai berikut :
Kebutuhan air tawar selama berlayar
Waktu operasional kapal
Volume tangki air produk
= 140.000 liter
= 9 hari
= Volume air yang dibutuhkan
dalam satu hari pelayaran
= 15556 liter
= 15,556 m3
Volume tangki air produk = 15,6 m3
Dimensi :
Panjang
= 2,4 m
Lebar
=6
m
Tinggi
= 1,2 m
Volume
= 17,3 m2
Penentuan letak tangki produk ini berdasarkan letak tangki air tawar
konvensional general arrangement KM. SABUK NUSANTARA 56 yang berada pada
frame 22 – 41 direncanakan menjadi frame 39 – 41, untuk ruangan sisanya dijadikan
sebagai void tank.
Gambar 4.3 Letak Tangki Air Tawar
Gambar tangki air tawar terlihat dari samping kanan yang berada pada frame 22
– 41 dengan pangjang tiap frame spacing 600 mm.
Gambar 4.4 Letak Tangki Air Produk
Gambar tangki air produk setelah di proses melalui sistem reverse osmosis
terlihat dari pandangan samping, depan dan atas.
Untuk memompa air olahan pada proses pengisian ke tempat-tempat yang
membutuhkan menggugunakan pompa air tawar (fresh water pump) yang sudah ada di
kapal KM. SABUK NUSANTARA 56. Spesifikasi dari pompa air produk tersebut
adalah :
Jenis Pompa
: Centrifugal Pump
Kapasitas
: 3 m3/h
Tekanan
: 1,6 Mpa
40
41
Gambar 4.5 Skema Perencanaan sistem Reverse Osmosis Pada Kapal SABUK
NUSANTARA 56
Gambar skema menunjukkan alur dari perencanaan sistem reverse osmosis untuk
di hasil air produk yang siap di distribusikan ke tempat-tempat yang memerlukan.
Gambar 4.5 Layout Sistem Air Tawar Dengan Reverse osmosis
Air baku yang berasal dari air laut dipompa dengan menggunakan pompa
clarifier/sea water pump menuju tangki penampung air baku/S.W pressure tank (R2).
Dari tangki penampung air baku,air baku dipompa ke tangki reaktor (T2) sambil
diinjeksi dengan larutan kalium permanganat (KMn04) yang disediakan pada KMn04
tank (T1) dengan menggunakan pompa dosing, agar zat besi atau mangan yang larut
dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida Besi atau Mangan
yang tak larut dalam air. Selain itu,pembubuhan Kalium permanganate bersifat
oksidator yang juga dapat berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang dapat
menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh bakteri) di dalam membrane Osmosis
Balik. Dari tangki reaktor,air yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS)
yang berupa partikel halus,plankton dan hasil oksidasi lainnya termasuk besi dan
mangan disaring dengan saringan pasir (F1). Air yang keluar dari saringan pasir
selanjutnya dialirkan ke filter Mangan Zeolit(manganese greensand filter)(F2). Dengan
adanya filter Mangan Zeolit ini, zat besi atau mangan yang belum teroksidasi di dalam
tangki reaktor dapatdihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. ZatBesi dan mangan ini
harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tersebut dapat menimbulkan kerak
(scale) di dalam membrane RO. Dari filter Mangan Zeolit, air dialirkan ke filter karbon
aktif (activated carbon filter)(F3) untuk menghilangkan bau atau warna serta polutan
mikro.Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan senyawa warna dalam air
baku yang dapat mempercepat penyumbatan membran Osmosis Balik secara adsorbsi.
Setelah melalui filter penghilang warna,air dialirkan ke filter cartridge (F4) yang dapat
menyaring partikelkotoran sampai ukuran 0,5 mikron.Dari filter cartridge, selanjutnya
air dialirkan ke unit membran RO (R3) dengan menggunakan pompa tekanan tinggi
sambil diinjeksi dengan zat anti kerak (anti skalant) (T4) dan zat anti biofouling
(T5).Pada unit membran RO ini terjadi prosespenyaringan mikroorganisme,logam berat,
bakteri, virus, bahan anorganik dan bahan berbahaya lainnya yang terlarut dalam air.
Dengan demikian hanya molekul air saja yang dapat menembus membrane sehingga
dapat menghasilkan air yang sangat murni. Air yang keluar dari modulmembrane
Osmosis Balik yakni air tawar dan airbuangan garam yang telah dipekatkan.
Selanjutnya produk air tawar dialirkan ketangki penampung air produk (Aft.
Fresh watertank) yang terletak di sisi kanan (starboard) dan sisi kiri (portside) main
deck kapal.Sedangkan airbuangan atau reject brine dibuang mealui sistembilga.Dari
tangki penampung air produk air tawardialirkan menuju FW pressure
tank/hydrophoredengan menggunakan FW pump.Dari FW pressuretank air tawar
kemudian didistribusikan ke masing-masing geladak untuk memenuhi semua kebutuhan
air tawar pada kapal.
4.4 Pemilihan Spesifikasi Unit Suplai Daya
Unit suplai daya untuk menjalankan seluruh unit Reverse Osmosis yang akan
digunakan di kapal KM.SABUK NUSANTARA terdiri dari 2 macam komponen yang
saling berkesinambungan antara lain :
 Unit panel surya
 Unit baterai
Jumlah baterai sangat di pengaruhi dari konsumsi daya yang dibutuhkan unit
reverse osmosis untuk mengubah air laut menjadi air tawar setiap harinya. Hal ini
berkaitan dengan besar kecilnya kapasitas alat yang di inginkan dan waktu operasional
42
43
baterai. Adapun perincian konsumsi daya yang dibutuhkan sistem reverse osmosis
dapat di lihat dari tabel 1sebagai berikut :
Tabel 1 Perincian Konsumsi Daya Sistem Reverse Osmosis
Komponen
Unit
Daya
Pompa clarifier *)
2 (SW pump) 0 kW
Pompa dosing KmnO4
1
0,03 kW
Pompa dosing anti scalant
1
0.03 kW
Pompa dosing anti fouling
1
0.03 kW
Unit RO : Pompa tekanan tinggi
1
2,24 kW
Pompa air produk *)
2 (FW pump) 0 kW
Daya total
2,33 kW
Pompa clarifier dan pompa air produk menggunakan pompa sea water dan fresh
water pada kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 yang suplai dayanya dari generator
utama kapal. Baterai difungsikan sebagai penyimpan energi listrik yang dihasilkan dari
panel surya sebagai suplai daya pada sistem reverse osmosis. Pemilihan baterai
didasarkan pada kebutuhan daya total yang diperlukan pada setiap harinya (Wh),
tegangan baterai (V), dan Deep of Discharge (DOD) baterai 80%. Penentuan kapasitas
baterai untuk menetukan spesifikasi terlebih dahulu menghitung AH total sebagai
beikut :
Kapasitas baterai
= AH total
= P total equipment / V battery
= (23300) / 12 Volt
= 1942 AH
Dipilih tegangan 12 Volt karena total energi digunakan perharinya cukup besar,
maka digunakan tegangan 12 Vol agar arusnya semakin kecil dan rugi-rugi bisa
diminimalisir. Baterai yang digunakan merupakan baterai dalam, sehingga mempunyai
DOD sebesar 80% atau 0,8 sehingga kapasitas baterai yang digunakan sebesar :
CB
= AH x d / DOD = 1942 x 1 / 0,8
= 2427,5
Baterai hanya digunakan 50% untuk memenuhi kebutuhan listrik karena baterai
yang sering digunakan lebih dari 40% - 50% akan mengurangi lifetime. Jadi digunakan
ukuran 500 AH 12 V sebanyak 10 unit.
Maka dari itu baterai yang dipilih dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merk
: Enerdrive
Type
: Lithium - Ion
Voltage
: 12 Volt
Capacity of AH
: 500 AH
Dimensi (LxWxH)
: 623 x 350 x 374 (mm)
Berat
: 75 kg
Baterai yang diperlukan total 10 unit baterai dengan di rangkai paralel. Baterai
diletakkan pada inner bottom dekat dengan unit reverse osmosis untuk memudahkan
dalam instalasi dan perawatan.
Dengan merancang beban yang akan digunakan, kita dapat menentukan
spesifikasi panel surya yang digunakan. Kapasitas panel surya dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
Kapasitas panel
= (Energi Total / Insolasi Matahari) x Energi Band Gap
=(23300/10) x 1.1 = 2563
Dengan memperhitungkan rugi-rugi sistem yang sebesar 15% (Bien, Kasim dan
Wibowo, 2008:41 dalam bukunya Mark Hankins, 1991: 68), maka besar kapasitas
panel surya yang dibutuhkan dengan pertimbangan losses sistem adalah sebagai
berikut:
Kapasitas panel surya = Ppanel surya + (15% x Ppanel surya)
= 2563 W + (15% x 2563 W)
= 2947,45 W = 3000 W
Dari perhitungan diatas kita dapat menentukan bahwa panel surya yang akan digunakan
mempunyai spesifikasi panel 3000 WP, karena dipasaran tidak terdapat spesifikasi yang
nilainya 3000 WP, maka digunakan panel surya dengan spesifikasi 275 WP sebanyak
11 buah.
Merk
: Enhance Photovoltaics
Type
: XP-260
Nominal Power
: 275 Watt
Short Circuit Current
: 9,23 Ampere
Dimensi (LxWxH)
: 1640 x 992 x 40 (mm)
Berat
: 18,5 kg
Number
: 11 Unit
Panel surya diletakkan di top deck pada frame 37 sampai dengan 43 dengan
sudut 360º menghadap ke langit. Pada pelayaran di Indonesia efektifitas rata-rata waktu
sinar matahari adalah 10 jam yaitu pukul 07.00 sampai dengan 17.00. Hal ini sebagai
acuan operasional sistem Reverse Osmosis yaitu 10 jam tiap hari, maka jumlah daya
yang diperlukan setiap harinya 23300 watt yang akan di suplai dengan panel surya
sebanyak 9 unit dengan tiap unit dapat menghasilkan 2600 watt setiap 10 jamnya.
Solar Charge Control mengatur overcharging (kelebihan pengisian karena
voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur
baterai. Penentuan solar charge control dapat dilakukan dengan menghitung kapasitas
solar charge control terlebih dahulu dengan formula sebagai berikut :
Imaks = (Ppanelsurya / Vs).................................................................................................(6)
Imaks = 3025 / x 12 V = 252 Ampere
Keterangan :
Imaks = Kapasitas Arus solar charge control (Ampere)
Ppanelsurya= Total daya panel surya (Watt)
Vs
= Voltase baterai (Volt)
Berdasarkan hasil perhitungan kapasitas total solar charge control yang diperlukan
maka solar charge control sebaiknya nilai yamg lebih besar dari perhitungan dan di
sesuaikan dengan stok yang ada dipasaran. Maka diperoleh solar charge control 100
Ampere sebanyak 3 unit dirangkai paralel, spesifikasi sebagai berikut :
Merk
: Blue Solar Charge Control
Type
: MPPT 150/100
Rated Charge Current
: 100 Ampere
Inverter digunakan unuk mengubah arus listrik searah (DC) dari baterai menjadi
arus listrik bolak balik (AC) yang digunakan untuk mengoperasikan unit reverse
osmosis. Inverter yang dipilih harus minimal mampu diberi input 3025 Watt serta harus
44
45
mampu memberikan ouput 2330 Watt. Berdasarkan aspek tersebut maka inverter yang
dipilih dengan spesifikasi sebagai berikut :
Merk
: BlueSolar Grid Inverter
Type
: 2800
Nominal output (AC)
: 2800 Watt
Maximum input (DC)
: 3160 Watt
Dimensi (LxWxH)
: 376 x 415 x 125 (mm)
Berat
: 14,8 kg
MCB (Miniatur Circuit Breaker) digunakan sebagai pengaman penghantar dan
peralatan listrik lainnya pada tegangan rendah. Berdasarkan output arus nominal dari
inverter sebesar 12 Ampere, maka dapat dipilih jenis penghantar DPYC dengan ukuran
2,5 mm2 yang dapat mengalirkan arus 20 Ampere dengan rating MCB 20 Ampere.
Gambar 4.6 Layout Sistem Suplai Daya
Unit suplai daya reverse osmosis terdiri dari panel surya sebagai komponen awal
dalam menghasilkan listrik dari panas sinar matahari. Panel surya diletakkan pada top
deck frame 37 sampai dengan frame 43 dengan menghadap vertikal ke langit dengan
sudut 360 derajat. Solar Charge Control mengatur listrik dari panel surya sehingga
tidak overcharging. Baterai sebagai komponen penyimpan listrik dari panel surya yang
nantinya menjadi suplai daya listrik sistem reverse osmosis.Inverter diperlukan untuk
mengubah arus listrik searah (DC) dari baterai menjadi arus listrik bolak balik (AC)
yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem reverse osmosis.MCB difungsikan sebagai
pengaman unit suplai daya. Komponen komponen tersebut, Solar Charge Control,
baterai, inverter dan mcb diletakkan di Battery RO Room di navigation deck pada
frame 49 sampai dengan 53.
4.5
Analisis Teknis Sistem Reverse Osmosis Pada Kapal KM.SABUK
NUSANTARA 56
Perubahan pada sistem air tawar KM. SABUK NUSANTARA 56 dari sistem
konvensional menjadi sistem menggunakan reverse osmosis dan panel surya memiliki
beberapa konsekuensi teknis yang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari penelitian.
Beberapa konsekuensi tersebut meliputi aspek komponen, instalasi, lokasi dan
operasinal.
4.5.1 Sistem Instalasi Semakin Kompleks
Di dalam prakteknya, proses pengolahan air tawar dengan sistem reverse osmosis
terdiri dari dua bagian yakni unit pengolahan pendahuluan dan unit reverse osmosis.
Untuk menunjang pengoperasiannya sistem ini juga memerlukan banyak komponen
tambahan seperti tangki-tangki cairan bahan kimia, saringan-saringan (filter), control
suplai daya, kabel-kabel sehingga sistem instalasi perpipaannya dan kelistrikannya
menjadi lebih kompleks dan panjang. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari
beberapa peralatan utama yakni pompa air baku, tangki reaktor, saringan pasir, filter
mangan zeolit dan filter penghilang warna dan filter catridge 0,5 µm serta pompa
dosing untuk anti scalant dan anti biofouling. Sedangkan unit reverse osmosis terdiri
dari pompa tekanan tinggi dan membran semipermeable. Suplai daya sistem reverse
osmosis terdiri dari mulai panel surya, solar charge control, baterai, inverter dan mcb
sebagai pengaman penghantar listriknya.
4.5.2 Memperkecil Ukuran Tangki Air Tawar
Dari data yang di dapat volume tangki air tawar sistem konvensional KM.
SABUK NUSANTARA 56 adalah 140 m3. Tangki ini dibagi menjadi dua bagian yang
terletak di sisi kanan (starboard) dan sisi kiri (portside) bottom deck kapal masingmasing mempunyi volume 70 m3. Letak tangki berada pada frame 22 sampai frame 41.
Ukuran tangki air tawar dengan sistem reverse osmosis didapatkan dari data
sebagai berikut :
 Kebutuhan air tawar selama berlayar 140.000 liter.
 Waktu beroperasi kapal = 9 hari
Volume (tangki air produk) = Volume air yang dibutuhkan dalam satu hari pelayaran.
Volume air selama berlayar dibagi waktu operasi kapal. 140.000 liter dibagi 9 hari sama
dengan 15.556 liter (15,56 m3). Letak tangki air tawar dengan sistem reverse osmosis
sama dengan letak tangki air tawar konvensional dengan mengalami pengecilan volume
dimana letak tangki berada pada frame 22 sampai frame 41 menjadi hanya frame 39
sampai frame 41 dengan panjang frame spacing 600 mm.
Dari hasil perhitungan dapat dibandingkan bahwa ukuran tangki air tawar dari
sistem konvensional dengan penmbaahan sistem reverse osmosis mempunyai ukuran
tangki delapan kali lebih kecil dari ukuran tangki sistem konvensional.
4.5.3 Pembangunan Kapal Baru Mampu Memperbesar Payload
Sebelum menghitung besarnya payload besarnya nilai DWT, LWT dan
displacement harus diketahui. Hubungan antara DWT, LWT dan displacement adalah
dapat dilihat pada perumusan sebagai berikut :
46
47
DWT
= ∆ - LWT atau ∆ = DWT + LWT
Dimana : DWT = Berat mati muatan kapal
∆
= Displacement kapal
LWT = Berat komponen kapal yang bersifat tetap
Komponen LWT meliputi sebagai berikut :
 Berat baja kapal (wst)
 Berat outfit dan akomodasi (woa)
 Berat instalasi permesinan
 Berat cadangan (wres)
Dari data yang di dapatkan nilai DWT diketahui sebagai berikut :
 Bahan bakar
: +
140
Ton
 Minyak pelumas
: +
1
Ton
 Air Tawar
: +
140
Ton
 Penumpang + bawaan : +
40
Ton
 Crew + bawaan
: +
3
Ton
 Provisi
: +
6
Ton
 Cargo
: +
420
Ton
---------------------------------------------------------------- +
Total DWT
: +
750
Ton
Payload kapal pada sistem air tawar konvensional sebesar 420 ton. Berat air tawar pada
sistem kovensional sebesar 140 ton. Berat air tawar pada sistem air tawar dengan
reverse osmosis sebesar 15,56 ton.
Dari perhitungan tersebut dapat dibandingkan bahwa berat air tawar pada sistem
air tawar dengan penambahan reverse osmosis delapan kali lebih ringan dari pada
sistem air tawar konvensional. Berikut berat komponen sistem reverse osmosis :
Tabel 2 Perincian Berat Komponen Sistem Reverse Osmosis
Komponen
Unit
Berat
Pompa clarifier *)
2 (SW pump)
0
kg
Tangki air baku *)
1 (SW hydrophore) 0
kg
Tangki KMnO4
1
50
kg
Tangki reaktor
1
100
kg
Tangki anti scalant
1
50
kg
Tangki anti fouling
1
50
kg
Pompa dosing bahan kimia
3 @2,6 kg
5,2
kg
Catridge filter
2 @5kg
10
kg
Unit Reverse Osmosis
1
363
kg
Tangki air produk *)
2 (FW tank)
0
kg
Perpipaan instalasi dan fiting
100
kg
Panel surya
11 @18,5 kg
203,5 kg
Baterai
10 @75 kg
750
kg
Inverter
1
14,8 kg
Instalasi kelistrikan
40
kg
Berat total
1686,5 kg
Berat komponen-komponen reverse osmosis tersebut termasuk berat instalasi
permesinan (Wm) sehingga merupakan berat komponen yang bersifat tetap (LWT).
Dengan demikian berat LWT dari sistem air tawar dengan penambahan sistem reverse
osmosis bertambah + 1686,5 kg (1,6865 ton) dari sistem konvensional. Perhitungan
payload sistem air tawar dengan reverse osmosis dapat di kalkulasikan sebagai berikut :
Displacemen kapal pada sistem air tawar konvensional = ∆1
Displacemen kapal pada sistem air tawar dengan RO
= ∆2
∆1 = ∆2
DWT1 + LWT1 = DWT2 + LWT2
(Payload + Wt1) + LWT1 = (Payload + Wt2) + LWT2
(Payload + Wt1) + LWT1 = (Payload + Wt2) + LWT2
(420+Wt1 )+LWT1 = (Payload2+ (Wt1–124,44))+(LWT1+ 1,505)
Payload2 = 420 + 124,44 – 1,687
Payload2 = 543 ton
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada pembangunan kapal baru
nilai payload dari kapal jika pada sistem air tawar diberi penambahan sistem reverse
osmosis lebih besar dibandingkan dengan nilai payload pada sistem pada sistem air
tawar konvensioal. Selisih dari nilai payload tersebut adalah + 123 ton.
4.5.4 Konsumsi Daya Mandiri
Kebutuhan daya listrik untuk mengoperasikan sistem reverse osmosis di kapal
tidak memerlukan konsumsi daya dari generator kapal karena daya listrik yang
dibutuhkan sudah di suplai dari panel surya dan baterai. Sehingga tidak menambah
beban daya dan bahan bakar generator kapal.
4.5.5 Kualitas Air Olahan Sangat Baik dan Layak Konsumsi
Membran semipermeble reverse osmosis mampu untuk menyaring keluar sampai
99% mineral anorganik yang masih terlarut dalam air yang sudah terlihat jernih.
Meskipun membran reverse osmosis mempunyai kemampuan untuk menyaring zat-zat
organik yang terkandung dalam air baku tetapi tidak semua zat organik tersebut
tersaring oleh membran dan kualitas dari air olahannya masih memenuhi standar air
besih sehingga mempunyai kualitas yang sangat baik dan dapat langsung di minum
tanpa di masak. Kualitas dari hasil olahan air asin/payau dengan menggunakan sistem
reverse osmosis akan ditunjukan pada tabel berikut ini
Tabel 3 Kualitas Air Olahan Sistem Reverse Osmosis
Air
Standart Air
Air
Air Olahan
Parameter Satuan
Baku
Bersih
Pretreatment
RO
Warna
TCU
111
50
14
10
TDS
mg/l
4420
1500
4100
140
Zat Organik
mg/l
59,57
10
11,4
3,48
(KmnO4)
Klorida
mg/l
2836,45
600
2770
61,06
48
49
4.6 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar (Fresh Water System) Pada Kapal
KM.SABUK NUSANTARA 56
Perhitungan ekonomis dari sistem-sistem ini lebih banyak berdasarkan pada
harga dari masing–masing komponen dan juga lamanya waktu beroperasi dari masing–
masing komponen (lifetime). Untuk memudahkan analisis kelayakan ekonomi. Biaya–
biaya tersebut nantinya akan dikelompokan menjadi beberapa komponen. Dimana
semua biaya tersebut akan dikelompokan menjadi dua, yaitu biaya modal (capital cost)
dan biaya jumlah lama operasi (annual cost).
4.6.1 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar Konvensional
Komponen-komponen untuk menganalisis secara ekonomis sistem air tawar
konvensional meliputi biaya modal, biaya operasional, waktu operasional dan harga air
tawar. Perhitungan komponen-komponen sebagai berikut :
Biaya modal
 Umur proyek 20 Tahun
 Biaya kemungkinan tak terduga 10 %
 Biaya Teknik 8 %
 Bunga 10 %
Biaya modal dari sistem air tawar konvensional di anggap nol karena pada sistem ini
belum diberi penambahan komponen-komponen reverse osmosis untuk proses
desalinasi air laut menjadi air tawar.
Biaya operasional
 Kebutuhan air tawar selama berlayar 140.000 liter.
 Waktu pelayaran 9 hari.
 Docking (annual survey) interval 1 tahun.
Waktu rata-rata satu kali docking 2 minggu (14 hari).
Diasumsikan kapal berhenti kerja (idle) 3 bulan per tahun.
Waktu kapal beroperasi = 365 – waktu docking – idl.
= 365 – 14 – 90 = 261 hari.
Jadi jumlah pelayaran kapal (Trip) dalam setahun
= 261/9 = 29 kali.
 Harga air tawar Rp 12.000 per meter kubik.
 Umur proyek 20 tahun.
 Diasumsikan harga air tawar naik 5 % setiap tahunnya
Misal : Periode
=n
Biaya operasional
=P
Harga air tawar
=Q
Kebutuhan air tawar
=x
Biaya operasional untuk sistem air tawar konvensional sama dengan kebutuhan
air tawar selama berlayar x harga air tawar.
Pn = Qn.x
Dimana x = 140 m3
Untuk n = 1 → Q1 = 12.000
n = 2 → Q2 = 5 % Q1 + Q1
n = 3 → Q3 = 5 % Q2 + Q2
.............................................
N = 20 → Q20 = 5 % Q19 + Q19
Berikut hasil perhitungan biaya operasional untuk sistem air tawar
konvensional.
Tabel 4 Perhitungan Biaya Air Tawar
Periode Harga FW/m3 (Q) Biaya FW (Pn) Biaya operasi 1 tahun (Pn)
ke (n)
Per tahun
(1 x pelayaran)
(29 x pelayaran)
1
12.000
1.680.000
48.720.000
2
12.600
1.764.000
51.156.000
3
13.230
1.852.200
53.713.800
4
13.892
1.944.880
56.401.520
5
14.582
2.041.480
59.202.920
6
15.315
2.144.100
62.178.900
7
16.081
2.251.340
65.288.860
8
16.885
2.363.900
68.553.100
9
17.729
2.482.060
71.979.740
10
18.616
2.606.240
75.580.960
11
19.547
2.736.580
79.360.820
12
20.524
2.873.360
83.327.440
13
21.550
3.017.000
87.493.000
14
22.628
3.167.920
91.869.680
15
23.759
3.326.260
96.461.540
16
24.947
3.492.580
101.284.820
17
26.194
3.667.160
106.347.640
18
27.504
3.850.560
111.666.240
19
28.879
4.043.060
117.248.740
20
30.323
4.245.220
123.111.380
Biaya operasional selama 20 tahun
1.610.947.100
Biaya operasional untuk sistem air tawar konvensional selalu naik setiap tahunnya. Hal
ini disebabkan karena harga air tawar juga naik. Kenaikan harga air tawar ini
diasumsikan sebesar 5% setiap tahunnya. Dari data tersebut menunjukkan biaya
operasional dari sistem air tawar konvensional selama 20 tahun adalah sebesar Rp.
1.610.947.100.
Biaya total kebutuhan air tawar selama 20 tahun sama dengan biaya modal +
biaya operasional selama 20 tahun. Besarnya biaya total untuk mencukupi kebutuhan
air tawar selama umur proyek (20 tahun) adalah sama dengan biaya operasional kapal
karena pada sistem konvensional besarnya biaya modal adalah nol. Jadi, biaya total dari
sistem air tawar konvensional KM. SABUK NUSANTARA 56 selama umur proyek
(20 tahun) adalah sebesar Rp. 1.610.947.100.
50
51
4.6.2 Analisis Ekonomis Sistem Air Tawar Dengan Penambahan Sistem Reverse
Osmosis
Komponen-komponen untuk menganalisis secara ekonomis sistem air tawar
dengan penambahan sistem reverse osmosis meliputi biaya modal, biaya operasional,
waktu operasional dan nilai muatan.Perhitungan komponen-komponen sebagai berikut :
Tabel 5 Perincian Biaya Komponen Sistem Reverse Osmosis
No
Komponen
Unit
Harga/Unit
Harga (Rp)
1 Perpipaan instalasi dan fitting
1
3.000.000
3.000.000
2 Pompa clarifier (SW pump) *)
2
0
3 Tangki air baku *)
1
0
4 Tangki reaktor
1
7.500.000
7.500.000
5 Pompa dosing 100/003
3
5.250.000
5.250.000
Tangki KMnO4
6 Tangki anti scalant
3
3.250.000
9.750.000
Tangki anti fouling
7 Catridge filter 5 mikron
2
1.750.000
2.500.000
8 Unit reverse osmosis
Paket
32.000.000
Crane Environmental Eliminator VI
9 Tangki air produk *)
0
10 Pompa air produk *)
0
11 Panel surya
11
3.250.000
35.750.000
12 Solar Charge Control
3
11.500.000
34.500.000
13 Baterai
10
29.300.000
293.000.000
14 Inverter
1
25.500.000
25.500.000
15 Instalasi kelistrikan
4.000.000
4.000.000
Biaya total
452.750.000
Biaya modal
 Umur proyek 20 Tahun
 Biaya kemungkinan tak terduga 10 %
 Biaya Teknik 8 %
 Bunga 10 %
Biaya modal = [A] + [B] + [C]
Dimana : [A] = Biaya langsung
= Rp 452.750.000
[B] = Biaya tak terduga
= 10 % biaya langsung
= Rp 45.275.000
[C] = Biaya teknik
= 8 % biaya langsung
= Rp 36.220.000
Sehingga besarnya biaya modal adalah sebagai berikut :
Biaya modal = 452.750.000+ 45.275.000+ 36.220.000
= Rp 534.245.000
Biaya operasional pada sistem air tawar dengan penambahan sistem reverse osmosis
dengan suplai daya dari panel surya dan baterai tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
membeli air tawar dari pelabuhan karena dengan penambahan sistem reverse osmosis,
sistem air tawar di kapal mampu untuk memproduksi air tawar sendiri dengan proses
desalinasi. Sehingga biaya untuk kebutuhan air tawar dianggap nol.
Biaya operasional dalam penggunaan sistem reverse osmosis antara lain pergantian
spare part yang meliputi filter cartridge, media filter dan juga pergantian elemen
membran osmosis pada unit reverse osmosis.Untuk mengoperasikan unit ini juga tidak
memerlukan bahan bakar dan pelumas karena suplai daya yang dibutuhkan di suplai
oleh panel surya dan baterai. Dengan demikian biaya operasional untuk pengoperasian
sistem reverse osmosis pada kapal KM. SABUK NUSANTRA 56 hanya meliputi
pergantian spart part, penambahan bahan kimia reverse osmosis dan pergantian baterai.
Berikut perincian biaya pergantian spare part, penambahan bahan kimia reverse
osmosis dan pergantian baterai.
Tabel 6 Perincian Biaya Pergantian Sistem Reverse Osmosis
No
Uraian
Umur
Harga Total
Jumlah
1 Spare part
Filter catridge
6-9 bulan
700.000
1.050.000
Media filter :
Activated carbon filter
6-12 bulan
600.000
900.000
Membran RO
3-5 tahun
3.600.000
900.000
Lain-lain
1 tahun
1.200.000
2 Bahan kimia
Larutan KMnO4
1 tahun
320.000
320.000
Larutan anti scalant
1 tahun
320.000
320.000
Larutan anti fouling
1 tahun
320.000
320.000
3 Baterai
10 tahun
293.000.000
29.300.000
Total biaya per tahun
57.970.000
(sumber : www.cranewater.com dan www.victronenergy.com)
 Umur proyek 20 Tahun
 Diasumsikan biaya spare part dan bahan kimia naik 5 % setiap tahunnya
Misal : Periode
=n
Biaya operasional
=P
Biaya spare part/tahun
=Y
Biaya bahan kimia/tahun
=Z
Biaya operasional untuk mengoperasikan unit reverse osmosis pertahun = biaya spare
part/tahun + biaya bahan kimia/tahun
Pn
= Yn + Zn
Untuk n = 1 → Y1 = 57.010.000; Z1 = 960.000
Untuk n = 2 → Y2 = 5 % Y1 + Y1 ; Z2 = 5 % Z1 + Z1
Untuk n = 3 → Y3 = 5 % Y2 + Y2 ; Z3 = 5 % Z2 + Z2
....................................................
Untuk n = 20 → Y20 = 5 % Y19 + Y19 ; Z20 = 5 % Z19 + Z19
52
53
Tabel 7 Perhitungan Biaya Operasional Sistem Reverse Osmosis
Biaya bahan kimia
Periode Biaya spare part (Y)
Biaya operasi 1 tahun (Pn)
(Z)
ke (n)
Per tahun
(29 x pelayaran)
naik 5% /tahun
1
57.010.000
960.000
57.970.000
2
59.860.500
1.008.000
60.868.500
3
62.853.525
1.058.400
63.911.925
4
65.996.201
1.111.320
67.107.521
5
69.296.011
1.166.886
70.462.897
6
72.760.812
1.225.230
73.986.042
7
76.398.852
1.286.492
77.685.344
8
80.218.795
1.350.816
81.569.612
9
84.229.735
1.418.357
85.648.092
10
88.441.222
1.489.275
89.930.497
11
92.863.283
1.563.739
94.427.022
12
97.506.447
1.641.926
99.148.373
13
102.381.769
1.724.022
104.105.791
14
107.500.858
1.810.223
109.311.081
15
112.875.900
1.900.734
114.776.635
16
118.519.696
1.995.771
120.515.467
17
124.445.680
2.095.560
126.541.240
18
130.667.964
2.200.338
132.868.302
19
137.201.363
2.310.354
139.511.717
20
144.061.431
2.425.872
146.487.303
Biaya operasional selama 20 tahun
1.916.833.359
Biaya operasional sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis selalu naik setiap
tahunnya.Hal ini disebabkan karena harga spare part dan bahan kimia juga naik.
Kenaikan harga tersebut diasumsikan sebesar 5% pertahun.Dari data perhitungan
tersebut menunjukkan besarnya biaya operasional dari sistem air tawar dengan sistem
reverse osmosis selama 20 tahun senilai adalah Rp. 1.916.833.359.
Biaya total kebutuhan air tawar selama 20 tahun adalah sebagai berikut : Biaya modal
+ biaya operasional selama 20 tahun
Tabel 8 Perhitungan Biaya Total Operasional Sistem RO
Periode
Biaya modal
Biaya operasi (Rp)
Biaya total (Rp)
ke
(investasi)
/tahun
1
534.245.000
57.970.000
592.215.000
2
60.868.500
60.868.500
3
63.911.925
63.911.925
4
67.107.521
67.107.521
5
70.462.897
70.462.897
6
73.986.042
73.986.042
7
77.685.344
77.685.344
8
81.569.612
81.569.612
9
85.648.092
85.648.092
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
89.930.497
94.427.022
99.148.373
104.105.791
109.311.081
114.776.635
120.515.467
126.541.240
132.868.302
139.511.717
146.487.303
Biaya total selama 20 tahun
89.930.497
94.427.022
99.148.373
104.105.791
109.311.081
114.776.635
120.515.467
126.541.240
132.868.302
139.511.717
146.487.303
2.451.078.361
Besarnya biaya total untuk mencukupi kebutuhan air tawar selama umur proyek (20
tahun) adalah biaya operasional selama umur proyek ditambah biaya modal yang
dikeluarkan. Biaya modal pada sistem air tawar dengan reverse osmosis adalah sebesar
Rp. 534.245.000 dan biaya operasionalnya adalah sebesar Rp. 1.916.833.359. Jadi,
besarnya biaya total dari sistem air tawar dengan penambahan sistem reverse osmosis
selama umur proyek adalah Rp. 2.451.078.361
4.6.3 Grafik Perbandingan Antara Biaya Total Dari Sistem Air Tawar
Konvensional Dengan Sistem Air Tawar Reverse Osmosis
Biaya Total / Tahun (Juta)
Grafik Biaya Total Air Tawar (20 Tahun)
600
570
540
510
480
450
420
390
360
330
300
270
240
210
180
150
120
90
60
30
RO
Konv
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Gambar 4.8 Grafik Biaya Total Air Tawar (20 Tahun)
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada periode ke-1 biaya total dari
sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis lebih besar dari pada sistem
konvensional. Hal ini disebabkan karena pada sistem air tawar dengan sistem reverse
osmosis membutuhkan biaya modal yang relatif besar untuk pengadaan unit reverse
osmosis dan komponen-komponen pendukungnya. Sedangkan pada sistem
konvensional tidak mengeluarkan biaya modal karena persediaan air tawar dilakukan
dengan cara mengisi tangki air tawar dari darat. Sehingga biaya yang dikeluarkan hanya
54
55
biaya operasional saja. Selama periode ke-2 sampai periode ke-20 biaya total yang
dikeluarkan pada sistem air tawar dengan reverse osmosis lebih kecil dari pada sistem
air tawar konvensional. Selisih dari biaya tersebut rata-rata 10% per tahunnya. Hal ini
disebabkan karena pada sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis harus
mengeluarkan biaya untuk penggantian dan pengisisan ulang komponen-komponen dari
sistem air tawar menggunakan sistem reverse osmosis.
4.6.4
Nilai Muatan (Payload)
Pada perhitungan nilai muatan (payload) ini akan dibandingkan besarnya nilai
payload kapal jika pada saat pembangunan kapal baru sistem air tawar menggunakan
sistem konvensional dengan sistem air tawar yang diberi penambahan sistem reverse
osmosis. Besarnya nilai payload akan dihitung dalamsatu kali pelayaran. Selanjutnya
akan dicari selisih nilai payload dari kedua sistem tersebut.
Nilai payload yang dibawa kapal pada sistem air tawar secara konvensional
didapatkan volume dari ruang muat kapal KM. SABUK NUSANTARA 56 adalah 420
ton. Jenis muatan yang dibawah barang kemasan pabrik, hasil pertanian, perkebunan
dan barang-barang logistik lainnya. Tarif kargo sebesar Rp. 9.000 perkilogram dalam
sekali pelayaran (Sumber : www.expedisipengirimanbarang.com).
Berikut perhitungan nilai muatan sebagai berikut :
Nilai muatan
= Volume Kargo x Tarif /ton
= 420 ton x Rp 9.000.000
= Rp. 3.780.000.000
Nilai payload yang dibawa kapal pada sistem air tawar dengan penambahan
sistem reverse osmosis didapatkan dari analisa teknis besarnya payload kapal pada
sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis yaitu 543 ton. Jenis muatan yang
dibawah barang kemasan pabrik, hasil pertanian, perkebunan dan barang-barang
logistik lainnya. Tarif kargo sebesar Rp. 9.000 perkilogram dalam sekali pelayaran
(Sumber : www.expedisipengirimanbarang.com).
Berikut perhitungan nilai muatan sebagai berikut :
Nilai muatan = Volume Kargo x Tarif /ton
= 543 ton x Rp 9.000.000
= Rp. 4.887.000.000
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
56
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian berupa analisis data dan pembahasan diperoleh
hasil sebagai berikut :
 Dilihat dari faktor teknis
Kelebihan sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis tersebut antara lain :
 Kapal mampu memproduksi air tawar yang siap minum 32712 LPD.
 Mampu memperkecil ukuran tangki air tawar dari 140 m3 menjadi 16 m3 .
 Untuk pembangunan kapal baru mampu memperbesar nilai muatan (payload)
hingga 123 ton.
 Konsumsi daya dari panel surya dan baterai sebesar 2.33 kW
Kelemahan sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis yaitu instalasi lebih
komplek dan panjang karena air umpan harus diolah terlebih dahulu untuk
menghilangkan partikulat- partikulat dan daya yang diperlukan untuk operasional
dipenuhi oleh sistem kelistrikan tersendiri. Selain itu sistem ini juga membutuhkan
perbaikan dan perawatan secara berkala.
 Dilihat dari faktor ekonomis
 Biaya modal sistem air tawar dengan reverse osmosis lebih mahal dari pada
sistem konvensional sebesar Rp. 534.245.000.
 Biaya operasi sistem air tawar dengan reverse osmosis lebih mahal dari pada
sistem konvensional dengan selish rata-rata 10% tiap tahunnya.
 Biaya total selama umur proyek sistem air tawar dengan reverse osmosis lebih
mahal dari pada sistem air tawar konvensional sebesar Rp. 840.131.261
 Biaya total sistem air tawar dengan sistem reverse osmosis lebih murah ± 52
persen dari biaya total system air tawar konvensional.
 Nilai muatan (Payload) kapal bertambah Rp. 1.107.000.000
 Nilai payload yang dibawa kapal jika sistem air tawar diberi penambahan sistem
reverse osmosis lebih besar ± 29,2 persen dari nilai payload yang dibawa kapal
pada sistem air tawar secara konvensional.
Dari analisis dan pembahasan secara teknis maupun ekonomis maka dapat
diambil kesimpulan bahwa dengan banyaknya kelebihan yang dimiliki sistem reverse
osmosis dengan suplai daya dari panel surya dan baterai maka sistem reverse osmosis
sangat tepat apabila diterapkan pada kapal-kapal niaga dan kapal ro-pax dengan tingkat
kebutuhan air tawar yang tinggi dan juga rute pelayaran yang relatif jauh.
5.2 Saran
Berdasarkan dari hasil analisis dan kesimpulan yang didapat maka ada beberapa
hal yang memerlukan upaya dalam rangka mendapatkan hasil yang maksimal dan
efisien. Tugas akhir ini tidaklah sempurna, oleh karena itu memerlukan saran-saran
mendukung untuk menciptakan hasil yang maksimal dan akurat bagi tugas akhir
mendatang. Adapun saran untuk tugas akhir ini diantaranya :
 Data untuk desain sistem air tawar dan dokumen-dokumen pendukungnya minim
dan kurang detail.
 Hasil analisis teknis tidak membahas efisiensi operasional sistem reverse osmosis
dengan suplai daya panel surya dan baterai.
 Tidak melakukan simulasi sehingga dapat diketahui waktu yang diperlukan untuk
konversi panas matahari menjadi listrik.
 Analisis ekonomi masih berupa estimasi.
58
59
DAFTAR PUSTAKA
Suryadi. 2011. Analisa Teknis Ekonomis Perencanaan Sistem Reverse Osmosis Untuk
Kebutuhan Air Tawar Domestic Fresh Water System Pada Kapal Niaga MV.
AVILA. ITS. Surabaya.
Bilton, Amy M, Leah C Kelly, Steven Dubowsky. 2011. Photovoltaic Reverse Osmosis
Feasibility And A Pathway To Develop Technology. Massachusetts Institute of
Technology. Cambridge. USA.
Hakim, Fahmi Muhammad. 2017. Perancangan Rooftop Off Grid Solar Panel Pada
Rumah Tinggal Sebagai Alternatif Sumber Energi Listrik, Polinema, Malang.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/2517461/negara-dengan-pendudukterbanyak-di-dunia-ri-masuk-4-besar
www.airminumisiulang.com
www.victronenergy.com
www.expedisipengirimanbarang.com/index.php/daftar-harga
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
60
61
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Spesifikasi Unit Reverse Osmosis
LAMPIRAN 2
Spesifikasi Dosing Pump
LAMPIRAN 3
Spesifikasi Panel Surya
LAMPIRAN 4
Spesifikasi Solar Charge Control
LAMPIRAN 5
Spesifikasi Baterai
LAMPIRAN 6
Spesifikasi Inverter
LAMPIRAN 7
Gambar G.A. KM SABUK NUSANTARA 56
LAMPIRAN 8
Gambar Fresh Water System Reverse Osmosis
LAMPIRAN 9
Gambar Suplai Daya Reverse Osmosis
LAMPIRAN 1
Spesifikasi Unit Reverse Osmosis
62
63
LAMPIRAN 2
Spesifikasi Dosing Pump
64
65
LAMPIRAN 3
Spesifikasi Panel Surya
66
67
LAMPIRAN 4
Spesifikasi Solar Charge Control
LAMPIRAN 5
Spesifikasi Baterai
68
69
LAMPIRAN 6
Spesifikasi Inverter
LAMPIRAN 7
Gambar GA. KM. SABUK NUSANTARA 56
70
71
LAMPIRAN 8
Gambar Fresh Water System Reverse Osmosis
LAMPIRAN 9
Gambar Suplai Daya Reverse Osmosis
72
73
BIOGRAFI PENULIS
Penulis dilahirkan di Jombang 01 Agustus 1992, Penulis telah
menempuh pendidikan formal mulai dari MI Mamba’ul Ma’arif
Denanyar Jombang, MTsN Tambakberas, MAN Tambakberas
dan Diploma 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Penulis
diterima melalui Linas Jalur 2015 pada departemen Teknik
Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember di Kota Surabaya dan terdaftar
sebagai mahasiswa dengan nomor registrasi pokok (NRP)
4215105025 dan terdaftar sebagai keluarga angkatan 2015 di
departemen.
Di Departemen Teknik Sistem Perkapalan ini, penulis
mengambil bidang studi Marine Machinery Design and
Manufacture (MMD). Selama menempuh kuliah, penulis aktif dalam kegiatan akademik
maupun non-akademik. Kegiatan akademik meliputi kegiatan perkuliahan dari semester
pertama hingga semester akhir.
“Halaman ini Sengaja dikosongkan”
74
Download