Unlicensed-63-64_7-PDF_20080726122844

advertisement
2. Adaptasi Fisiologi
Berbeda dengan adaptasi morfologi yang tampak dari luar diri
makhluk hidup, adaptasi fisiologi tidak begitu tampak sehingga sulit
mengenalinya. Hal ini karena berkaitan dengan fungsi organ tubuh
bagian dalam Beberapa contoh adaptasi fisiologi pada makhluk
hidup sebagai berikut.
a. Adaptasi terhadap kadar oksigen
Oksigen merupakan zat yang sangat diperlukan makhluk
hidup untuk pernapasan. Oleh karena itu, perubahan kadar zat
tersebut di lingkungan akan sangat memengaruhi aktivitas organ
tubuh.
Di berbagai tempat dengan ketinggian yang berbeda, kadar
oksigennya akan berbeda. Kadar oksigen di dataran rendah cukup
tinggi. Makin tinggi suatu tempat, kadar oksigennya makin rendah.
Apa yang akan terjadi, jika seseorang berpindah dari dataran rendah
ke dataran tinggi atau sebaliknya? Ingatlah bahwa oksigen dari alat
pernapasan akan diangkut ke sel-sel tubuh oleh sel darah merah
(eritrosit). Di dataran rendah kadar oksigen udara cukup tinggi
sehingga absorbsi oksigen oleh pembuluh kapiler dapat berlangsung
secara efektif dengan jumlah eritrosit yang normal. Apa yang akan
terjadi jika orang yang jumlah eritrositnya normal pindah ke dataran
tinggi yang kadar oksigennya rendah? Karena yang bertugas
mengangkut oksigen di dalam tubuh adalah eritrosit, tubuh akan
beradaptasi secara fisiologis dengan meningkatkan jumlah eritrosit
(sel darah merah). Dengan demikian, pengikatan oksigen di dalam
alat pernapasan dapat berjalan efektif.
Sumber: Fauna “Mamalia 2”,
2003
Gambar 4.5 Sapi lebih
mudah mencerna makanan
karena dibantu enzim selulase
yang dihasilkan oleh saluran
pencernaannya
56
IPA-BIOLOGI 3
b. Adaptasi pada sistem pencernaan
Pernahkah kamu melihat saluran pencernaan herbivora,
misalnya sapi? Saluran pencernaan herbivora panjang dan menghasilkan enzim selulase yang dapat menguraikan selulosa. Dengan
adanya selulase, pencernaan makanan yang berupa tumbuhan menjadi lebih mudah. Ingatlah, sel tumbuhan mempunyai dinding yang
kuat, yang sulit untuk dicerna hewan.
Adaptasi fisiologi pada sistem pencernaan juga terjadi pada
cacing Teredo navalis (hewan semacam kerang pengebor). Hewan
ini sering disebut cacing kapal karena perusak kayu galangan kapal.
Teredo navalis muda yang baru menetas mempunyai sepasang
cangkok. Pada tepi cangkok terdapat gigi mirip kikir yang berfungsi
mengebor kayu. Setelah dewasa, Teredo navalis menjadi makhluk
mirip cacing. Pada saluran pencernaannya terdapat kelanjar yang
mampu menghasilkan enzim selulase. Dengan enzim itulah kayukayu yang telah dilumatkan dengan gigi kikirnya dapat dicernakan.
c. Adaptasi ikan terhadap salinitas (kadar garam)
Di alam terdapat dua macam perairan yang berbeda kadar
garamnya, yaitu perairan laut dan perairan tawar. Air laut mempunyai kadar garam yang lebih tinggi daripada air tawar. Ikan yang
hidup di air laut dan air tawar masing-masing memiliki cara adaptasi
yang khusus. Ikan air laut tidak dapat bertahan hidup, jika dipindahkan ke air tawar, demikian pula sebaliknya.
Ikan air laut mempunyai cairan tubuh berkadar garam lebih
rendah dibandingkan kadar garam di lingkungannya. Ikan tersebut
beradaptasi dengan cara selalu minum dan mengeluarkan urine
sangat sedikit. Hal itu bertujuan untuk menjaga jumlah cairan yang
berada di sel-sel tubuhnya. Garam yang masuk bersama air akan
dikeluarkan secara aktif melalui insang. Tekanan osmosis sel-sel
tubuh ikan air tawar lebih tinggi dibandingkan tekanan osmosis air
di lingkungannya, karena kadar garam sel tubuh ikan air tawar lebih
tinggi daripada kadar garam air lingkungannya. Menurut hukum
osmosis, larutan akan berpindah dari yang bertekanan osmosis
rendah (encer) ke larutan yang bertekanan osmosis tinggi (pekat).
Dengan demikian banyak air yang masuk ke tubuh ikan melalui selsel tubuh ikan. Untuk menjaga agar cairan tubuhnya tetap
seimbang, ikan tersebut beradaptasi dengan cara sedikit minum dan
mengeluarkan banyak urine.
(Rasa Ingin Tahu dan
Mencari Informasi
Lebih Jauh)
Sumber: http://google.com.
Gambar 4.6
a) Ikan laut hanya hidup di perairan dengan kadar garam yang
lebih tinggi.
b) Ikan air tawar hanya hidup di perairan dengan kadar yang
lebih rendah
Mengapa ikan mas atau katak tidak mampu hidup di air laut,
sebaliknya paus tidak mampu berada di kolam air tawar? Tekanan
osmosis di dalam sel-sel tubuh ikan air tawar jauh lebih rendah
dibanding tekanan osmosis lingkungan air laut. Akibatnya, apabila
ikan air tawar dimasukkan ke air laut, bentuk preadaptasinya adalah
minum air sebanyak-banyaknya agar cairan di dalam sel-sel tubuh
yang keluar secara osmosis ke lingkungan dapat teratasi. Namun
hal ini akan sulit terus dilakukan karena apabila tekanan osmosis
cairan di dalam sel-sel tubuh terlalu rendah sel-sel tubuh akan
mengerut sehingga ikan air tawar tersebut mati.
Apa yang akan terjadi
apabila ikan lele dipelihara di tambak? Dapatkah ikan tersebut tumbuh dan berkembang
biak di sana? Sebaliknya, apa yang terjadi
apabila ikan bandeng
dilepaskan ke dalam
kolam air tawar?
Bulu kulit yang panjang,
kuku yang mengerikan,
telinga yang pendek dan
bundar, serta ekor yang
berbulu lebat membantu
rubah Artika mempertahankan kehangatan di
tempat yang dingin. Rubah
itu ketika tidur
menggulung ekornya,
sehingga menyerupai
sebuah syal.
Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup
57
Download