7 BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari seluruh kegiatan pokok yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan dalam usahanya mengembangkan dan mempertahankan kelangsungan
hidup
perusahaannya. Pada dasarnya, pengertian pemasaran adalah suatu proses
penyelarasan antara kemampuan perusahaan (industri) kebutuhan pelanggan (pasar) untuk
mencapai tujuan perusahaan. Semua perusahaan memiliki sejumlah kemampuan yang unik
dalam menyerap informasi dalam bentuk sumberdaya dan keterampilan manajemen.
Menurut Kotler (2003, p9), pemasaran didefinisikan sebagai : “ Suatu proses sosial yang
di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan
dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. “
Dan menurut Rangkuti (2004,p48) ”Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang
dipengaruhi berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial”.
Akibat dari
pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masing-masing individu maupun kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan
produk yang memiliki nilai komoditas.
Dari beberapa definisi pemasaran diatas, ditarik kesimpulan bahwa Pemasaran
adalah keseluruhan aktivitas penjualan yang menggunakan bauran pemasaran sebagai alat
untuk mencapai tujuan pemasaran yaitu pasar sasaran yang potensial sebagai terciptanya
pertukaran antara perusahaan dengan pembeli potensial
7
8
2.1.1 Pengertian Bauran Pemasaran
Untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran yang ingin dilayani oleh
perusahaan, perusahaan umumnya mendesain bauran pemasaran yang disesuaikan dengan
lingkungan pemasaran dan pasar sasaran itu sendiri.
Berdasarkan pendapat Kotler (2002,p18) bauran pemasaran adalah: ”Marketing mix is
the set of marketing tools that the firms uses to persue its marketing objective in the target
market”.
Dari definisi diatas diartikan bahwa “Bauran pemasaran adalah seperangkat variabelvariabel pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat sasaran yang
diinginkan dalam pasar sasaran”.
Menurut pendapat Kismono (2001,p308) “Bauran pemasaran adalah kombinasi dari
variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi, dan distribusi”.
Jadi bauran pemasaran merupakan bagian penting dari pemasaran dalam menetapkan
dan melaksanakan strategi pemasaran agar tercapai target perusahaan dan tingkat penjualan
yang diinginkan dalam pasar sasaran.
2.1.2 Strategi Pemasaran
Menurut (Kotler, 2005, p18), ada empat variable yang membentuk bauran pemasaran
yaitu : Product ( Produk), Price ( Penetapan Harga ), Place ( Saluran Distribusi ) dan
Promotion ( Promosi ).
Menurut (kotler, 2005, Pp18 – 20) Variabel-variabel ini saling berkaitan dan membentuk
satu kesatuan yang akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran. Berikut ini adalah
uraian mengenai kekempat variable tersebut :
1. Product ( Produk )
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan
perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan
9
2. Price ( Harga )
Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah
dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan
produk atau jasa.
Harga ini biasanya ditetapkan oleh tawar-menawar antara pembeli dan penjual.
Penjual akan meminta harga yang lebih tinggi daripada yang mereka harapkan untuk
mereka terima, dan pembeli akan menawarkan lebih rendah apa yang mereka
harapkan untuk mereka bayar. Lewat tawar-menawar mereka akan mencapai harga
yang dapat diterima oleh masing-masing pihak.
3. Promotion ( Promosi )
Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang memegang
peranan penting dalam membantu mempertahankan loyalitas merek. Perusahaan
memrlukan promosi sebagai alat bantu untuk menyampaikan informasi dan
berkomunikasi dengan konsumen agar konsumen mengentahui dan mengerti
mengenai produk yang ditawarkan serta berusaha membujuk dan meyakinkan
konsumen untuk melakukan pembelian.
4. Place ( Saluran Distribusi )
Saluran Distribusi merupakan suatu perangkat organisasi yang Saling tergantung
dalam menyediakan suatu produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh
konsumen atau pengguna bisnis.
10
Menurut Yunarto ( 2006, p42 ) menyatakan bahwa dalam saluran distribusi dikenal tiga
komponen utama yaitu Intermediary ( perantara ), Agent ( agen ) dan Facilitator ( fasilitator)
a.
Intermediary ( perantara )
adalah pihak – pihak seperti Wholesaler ( grosir / pedagang besar ) dan Retailer (
Pengecer ) yang membeli barang, memilikinya dan menjual kembali barang
tersebut. Wholesaler dan retailer sering disebut juga dengan istilah Merchant (
pedagang )
b.
Agent (agen ) adalah
pihak – pihak seperti broker ( pedagang perantara yang biayanya dibayar dengan
imbalan komisi ) dan Sales agent ( agen penjualan ) Broker dan agent akan
mencari pembeli, bertindak dipihak penjual, negosiasi dengan pembeli, tetapi tidak
memiliki barang yang diperantarakan atau diperdagangkan
c.
Facilitator ( Fasilitator )
adalah pihak – pihak lain yang memfasilitasi atau membantu proses distribusi
dalam hal pengiriman barang secara fisik, pengiriman informasi, ataupun proses
pembayaran. Fasilitator adalah pihak ketiga yang tidak terlibat proses jual beli
barang dan tidak memiliki barang yang dikirim atau diperdagangkan tersebut
Saluran distribusi produk juga telah menjadi pertimbangan perusahaan untuk dapat
memasok produknya ke pelanggan tanpa biaya yang mahal. Dengan adanya saluran
distyribusi ini pelanggan dapat dengan mudah untuk mendapatkan produk itu tanpa
memakan waktu yang lama.
Oleh karena itu perusahaan harus menentukan, mengajak dan menghubungkan berbagai
perantara pemasaran agar produk yang dipasok dapat disalurkan dengan efisien ke pasar
sasaran.
11
2.2
Pengertian dan fungsi distribusi
Menurut Lamb (2001,p8) “Saluran pemasaran merupakan serangkaian dari
organisasi yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan
sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke pengguna bisnis/pelangan”. Dari
definisi diatas dapat dsimpulkan bahwa saluran distribusi merupakan suatu rangkaian
kegiatan arus barang yang saling berhubungan dari produk ke perantara dan akhirnya ke
konsumen akhir.
2.2.1
Keputusan dalam Desain dan Pemilihan Saluran Distribusi
(Kotler, 2002, p356) menjelaskan bahwa untuk merancang suatu saluran
distribusi, kita harus memperhatikan hal-hal berikut :
1. Menentukan sasaran dan kendala saluran distribusi
Sasaran-sasaran saluran distribusi perlu dalam tingkatan output jasa yang ditentukan.
Untuk merencanakan saluran yang efektif, produsen perlu menentukan segmen pasar
mana saja yang akan dilayani dan saluran terbaik manakah yang perlu digunkan untuk
masing-masing segmen tadi.
Produsen mengembangkan sasaran salurannya dalam konteks berbagai kendala yang
yang ditimbulkan produk, pihak perantara, pesaing, kebijakan perusahaan, lingkungan
perusahaan, tingkat output jasa yang diinginkan konsumen.
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif saluran distribusi utama
Selanjutnya perusahaan harus mengidentifikasi alternatif-alternatif saluran yang penting.
Sebuah alternatif saluran harus mencakup 3 unsur :
a. Jenis perantara
Perusahaan harus mengidentifikasi jenis perantara yang ada untuk menjalankan
tugas
salurannya.
Misalnya
alternatif
saluran
perusahaan, agen produsen, atau perantara industri.
adalah
gugus
wiraniaga
12
b. Jumlah perantara
Perusahaan harus menetukan jumlah perantara yang dipekerjakan disetiap
saluran, ada 3 strategi mengenai hal ini :
1) Distribusi intensif
2) Distribusi eksklusif
3) Distribusi selektif
c.
Persyaratan dan tanggung jawab para anggota saluran distribusi
Unsur terpenting yang merupakan persyaratan para anggota saluran distribusi
adalah kebijakan harga, syarat-syarat penjualan, hak-hak territorial dan
pelayanan khusus yang diberikan oleh semua pihak.
3. Mengevaluasi alternatif saluran distribusi yang penting
Setiap alternatif yang ada perlu dievaluasi sesuai dengan kriteria ekonomis, kriteria
pengendalian, kriteria adaptif. Dalam kriteria ekonomis, masalah pertama yang harus
dievaluasi ialah cara manakah yang akan menghasilkan penjualan lebih banyak diantara
alternatif-alternatif tersebut.
Dalam kriteria pengendalian, evaluasi harus diperluas yang untuk mempertimbangkan
pengawasan terhadap saluran-saluran distribusi tadi. Dalam kriteria adaptif, setiap
saluran dievaluasi mencakup rentang waktu komitmen dan kemungkinan hilangnya
fleksibelitas.
Menurut Tjiptono (2001, P187), Saluran distribusi yang yang baik untuk suatu
perusahaan belum tentu baik untuk perusahaan lain. Baik tidaknya saluran distribusi
yang digunakan oleh sebuah perusahaan dipengaruhi oleh kondisi perusahaan itu sendiri
maupun pasarnya.
13
Menurut Tjiptono (2001, p187 – 189) Dalam memilih saluran distribusi ada beberapa hal
yang perlu ditinjau yakni :
1. Panjangnya saluran distribusi
Dalam hal ini adalah mengenai saluran distribusi untuk barang konsumsi, yaitu :
a. Produsen – konsumen Akhir
Ini merupakan saluran distribusi yang paling pendek sederhana untuk barangbarang konsumsi, sering juga disebut saluran langsung karena tidak melibatkan
pedagang besar. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya melalui pos
atau mendatangi rumah konsumen ( door to door ).
b. Produsen – Pengecer - Konsumen Akhir
Dalam saluran ini, beberapa pengecer besar membeli secara langsung dari
produsen. Ada juga beberapa produsen yang mendirikan toko pengecer untuk
melayani penjualan langsung –pada konsumennya, tetapi kondisi saluran
semacam ini tidak umum dipakai.
c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen Akhir
Saluran ini disebut juga saluran tradisional, dan banyak digunkan oleh produsen.
Disini produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang
besar.
d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Akhir
Selain menggunakan pedagang besar, produsen dapat pula menggukan agen
pabrik, makelar, atau perantara agen lainnya untuk mencapai pengecer,
terutama pengecer besar.
e. Produsen – Agen – Pedagang Besar - Pengecer – Konsumen Akhir
Untuk mencapai pengecer kecil, produsen sering menggunakan agen sebagai
perantara dalam penyaluran barangnya kepada pedagang besar yang kemudian
menjualnya kepada toko-toko kecil.
14
2. Banyaknya perantara yang digunakan
Menurut Tjiptono (2001, P208) dalam menentukan banyaknya perantara dalam saluran
distribusi, produsen mempunyai tiga alternatif pilihan yaitu:
a. Distribusi Intensif
Jenis distribusi ini menggunakan perantara, terutama pengecer sebanyak-banyaknya
untuk mendekati dan mencapai konsumen. Semua ini dimaksudkan untuk
mempercepat pemenuhan kebutuhan konsumen. Makin cepat kebutuhan konsumen
terpenuhi, maka makin tinggi pula kepuasan konsumen.
b. Distribusi Selektif
Jenis distribusi ini berusaha memilih suatu jumlah pedagang besar dan atau
pengecer yang jumlahnya terbatas dalam suatu daerah geografis. Biasanya saluran
ini dipakai untuk memasarkan produk baru. Penggunaan saluran distribusi ini
dimaksudkan untuk meniadakan perantara yang tidak menguntungkan dan
meningktakan volume penjualan dengan jumlah transaksi yang lebih terbatas.
c.
Distribusi Ekslusif
Distribusi ekslusif ini dilakukan oleh perusahaan dengan hanya menggunakan satu
pedagang besar atau pengecer dalam daerah pasar tertentu.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran
Saluran distribusi ditentukan oleh pola pembelian konsumen, maka sifat pasar
merupakan faktor penentu yang mempengaruhi dalam pemilihan saluran oleh pihak
manajemen perusahaan. Perusahaan yang mengadakan pemilihan saluran distribusi
harus mempertimbangkan tiga kriteria, yaitu : pengawasan saluran, pencakupan pasar,
dan biaya.
4. Kemungkinan Penggunaan saluran distribusi ganda
Tipe saluran ini dapat digunakan oleh produsen terutama untuk mencapai pasar yang
berbeda. Untuk daerah pasar yang penduduknya jarang, dapat menggunakan agen
15
pabrik dalam pemasarannya, atau dpat pula mendirikan cabang penjualan di daerah
yang padat.
2.2.2 Tingkat Saluran Distribusi
Menurut Kotler (2002, p350) tingkat saluran distribusi terdiri dari:
a. Saluran nol tingkat
Saluran ini disebut juga saluran pemasaran langsung, dimana pabrik secara langsung
menjual kepada konsumen. Cara utama pemasaran langsung adalah dari pintu ke pintu,
penjualan melalui TV dan toko (outlet) milik pabrik itu sendiri.
Produsen
konsumen akhir
b. Saluran satu tingkat
Saluran ini menunjukkan bahwa pemasaran hanya menggunakan satu tipe perantara.
Dalam pasar konsumsi, mereka ini adalah pengecer.
Produsen
c.
pengecer
konsumen akhir
Saluran dua tingkat
Saluran ini mencakup dua perantara. Dalam pasar konsumsi, mereka ini adalah grosir
dan pengecer. Dalam pasar industrial, perantara tersebut adalah distributor dan dealer
industrial.
Produsen
pedagang besar
pengecer
konsumen akhir
d. Saluran tiga tingkat
Saluran ini mencakup tiga perantara. Segala pendistribusiannya adalah pedagang besar,
pemborong dan pengecer yang kemudian menyalurkan kepada konsumen akhir.
Produsen
pedagang besar
pemborong
pengecer
konsumen akhir
2..2.3 Strategi Saluran Distribusi
Menurut
Chandra
(2001,p93),
”Strategi
pemasaran
merupakan
rencana
yang
menjabarkan ekspetasi perusahaan akan dampak berbagai aktivitas/progam pemasaran terhadap
permintaan produk/lini produknya di pasar sasaran tertentu.”
Perusahaan memakai dua jenis saluran distribusi yaitu saluran langsung dan saluran tidak
langsung.
1. Saluran langsung
Orang/produsen yang memproduksi barang dan jasa berinteraksi secara langsung
dengan pelanggan. Saluran ini digunakan pada perusahaan yang membentuk sebuah saluran
distribusi luar negeri.
16
2. Saluran tidak langsung
Saluran yang digunakan pada sebuah perusahaan lokal yang memasarkan produknya
melalui perusahaan lokal lainnya yang bertindak sebagai perantara penjualan.
2.3
Inventory TurnOver (Perputaran Persediaan)
Menurut Satono ( 1999, p45 ), “ Persediaan adalah barang – barang atau bahan
yang masih tersisa, atau barang – barang yang akan segera dijual, digunakan atau
diproses dalam periode normal perusahaan.” Sifat dan ujud persediaan sangat bervariasi
tergantung sifat, jenis dan bidang usaha perusahaan.
Persediaan barang jadi yang cukup akan memberikan fleksibelitas bagi
perusahaan untuk skedul produksi dan pemasarannya. Bagian produksi tidak dipaksa
untuk memproduksi dalam jumlah yang besar secara cepat karena adanya persediaan
barang jadi ini. Persediaan barang jadi yang cukup juga dapat menjamin efektifitas
kegiatan pemasaran, Karena apabila persediaan kurang maka bisa jadi perusahaan akan
kehilangn kesempatan untuk merebut pasar.
Dengan persediaan yang cukup perusahaan dapat memenuhi pesanan dengan
cepat. Namun demikian persediaan yang besar itu juga membawa konsekuensi berupa
biaya yang timbul untuk mempertahankan persediaan itu. Selain itu bahaya yang
mungkin timbul adalah keusangan atau persediaan.
Inventory TurnOver merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur tingkat
perputaran persediaan pada suatu periode. Rumus umum inventory turnover ini adalah :
Sales / Stock
17
Dimana sales dan Stock harus dalam satu periode yang sama.
Skala : 0 < inventory Turnover< 1
Semakin tinggi inventory Turnover, maka semakin cepat siklus perputaran barangnya.
Semakin rendah inventory turnover, maka semakin lambat siklus perputaran barangnya.
2.4 Evaluasi Saluran Distribusi
Evaluasi Saluran Distribusi terhadap penjualan keputusan-keputusan saluran
distribusi merupakan salah satu keputusan dari keputusan yang paling rumit, penuh
tantangan yang harus diambil oleh perusahaan dalam kegiatan pemasarannya setiap
sistem saluran akan menghasilkan tingkat penjualan dan biaya yang berbeda-beda.
Saluran pemasaran yang telah dipilih harus dijalankan secara konsisten oleh perusahaan
selama satu periode yang panjang saluran yang telah dipilih itu akan mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh unsur-unsur marketing mix lainnya.
Setiap perusahaan harus mengidentifikasi cara-cara yang dipilih untuk mencapai
pasar, apakah dengan menggunakan sistem penjualan langsung/menggunakan satu,
dua, tiga dan lebih perantara.
Saluran pemasaran mengalami perubahan secara terus menerus. Perusahaan
memilih saluran pemasaran dikaitkan dengan arus fisik, arus pembayaran, arus hak milik,
arus informasi dan arus promosi. Dalam menentukan saluran yang akan dipilih, perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi saluran distribusi itu sendiri, baik dari
dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan, karena apabila faktor-faktor ini tidak
diperhatikan tentunya akan merugikan perusahaan.
Untuk menyiapkan strategi distribusi yang efektif, sebuah perusahaan itu
memikirkan pesaingnya disamping pelanggannya. Perusahaan juga perlu mengetahui
posisi perusahaan didalam pasar yang dimasukinya dan mengembangkan strategi
distribusi untuk bersaing secara efektif memposisikannya terhadap pesaing.
18
2.5 Pengertian Produk elektronik
Menurut Kotler (2005, p39) ”Produk elektonik adalah perubahan dari sistem
analog kedalam sistem yang berinformasi digital, yang mengubah teks, data, suara dan
gambar kedalam arus nol dan satu yang dapat dikombinasikan kedalam bit dan
dikirimkan dari peralatan tertentu keperalatan lain.”
2.6 Pengertian Penjualan
Menurut Romney dan Steinbart (2003, p157), ” Penjualan merupakan suatu set rekursif
dari kegiatan bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang dihubungkan dengan
penyediaan barang dan pelayanan pelanggan serta penerimaan pembayaran dari
penjulan tersebut”.
Sedangkan menurut Kotler (2001, p22) ”Konsep penjualan beranggapan bahwa
konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan, kecuali jika
perusahaan tersebut melakukan usaha penjualan dan promosi dalam skala besar”.
Kriteria utama peningkatan penjualan dan meminimumkan stok, dimana peningkatan
penjualan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
1. Tepat sasaran
Pasar sasaran adalah segmen yang dijadikan sebagai sasaran pemasaran produk.
Ketepatan sasaran dinilai berdasarkan adanya penataan sasaran oleh perusahaan
dan penyesuaian kemampuan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran
tersebut.
organisasi yang menjual ke pasaar konsumen dan pasar industri mengakui bahwa
mereka tidak dapat menarik semua pembeli dipasar tersebut, atau paling sedikit
tidak dengan cara yang sama. Pembeli terlalu banyak, terlalu tersebar luas, dan
terlalu bervariasi dalam kebutuhan daan kebiasaan membeli. Dan perusahaan yang
19
berbeda amat bervariasi dalam kemampuannya untuk melayani segmen pasar yang
berbeda.Penentuan sasaran untuk produk mutlak diperlukan agar dapat lebih fokus
serta dapat melakukan evaluasi atas pencapaian sasaran tersebut. Penentuan
sasaran ini dapat dilakukan atas pertimbangan adanya kebutuhan konsumen dan
adanya produk sebagai solusi atas kebutuhan konsumen tersebut.
2.
Tepat waktu
Kebutuhan konsumen harus dapat segera dipenuhi. Pemenuhan kebutuhannya
adalah dengan jalan menyediakan produk dengan tepat waktu. Ketidaktersediaan
produk pada saat dibutuhkan membuat konsumen akan cenderung beralih keproduk
merek lain sehingga akan kehilangan kesempatan menjual.
Menurut Mulyadi (2001,p202), ”Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi
penjualan barang dan jasa, baik secara kredit maupun secara tunai”.
2.7 Hubungan antara Saluran Distribusi dan Penjualan
Keputusan saluran distribusi merupakan salah satu dari keputusan yang paling rumit dan
penuh tantangan yang harus diambil oleh perusahaan. Setiap sistem saluran akan menghasilkan
tingkat penjualan dan biaya yang berbeda satu terhadap yang lain. Apabila suatu saluran
pemasaran tertentu telah dipilih, perusahaan harus secara konsisten menjalankannya selama
suatu periode yang panjang. Saluran yang telah dipilih itu secara berarti mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh unsur-unsur marketing mix lainnya.
Setiap perusahaan harus mengidentifikasi cara-cara yang akan dipilih untuk mencapai
pasar. Cara–cara itu berbeda satu terhadap yang lain, mulai dari penjualan langsung pada
penggunaan satu, dua, tiga dan lebih perantara.
Menurut pendapat Rangkuti (2002,p172) dalam bukunya ”Creating Effective Marketing
Plan”. “Penjualan menjelaskan tentang bagaimana statu produk ditawarkan dapat diterima oleh
pelanggan sesuai dengan rencana saluran distribusi yang telah dibuat.”
20
Perusahaan memutuskan atau memilih saluran pemasaran dikaitkan dengan arus fisik,
arus pembayaran, arus hak milik, arus informasi dan arus promosi.
Saluran pemasaran menghadapi perubahan yang terus menerus, dan kadangkala sangat
dramatis. Fungsi tersebuit menggunakan sumber daya yang berbeda, yang langka, seringkali
dapat dilaksanakan secara lebih baik melalui spesialisasi sehingga dapat dijalankan secara efektif
dan efisien untuk memberikan aneka ragam produk yang memuaskan bagi konsumen sasaran.
Dalam menentukan saluran yang akan dipilih maka perlu memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi saluran distribusi itu sendiri, baik dari perusahaan maupun dari luasr
perusahaan. Karena apabila faktor-faktor ini tidak diperhatikan tentunya akan merugikan
perusahaan.
Untuk menyiapkan strategi distrbusi yang efektif, sebuah perusahaan perlu memikirkan
pesaingnya disamping pelanggannya. Perusahaan juga perlu mengetahui posisi preusahaan
dalam pasar yang dimasuki dan mengembangkan strategi distribusi untuk bersaing secara efektif
memposisikannya terhadap pesaing.
Dalam desain saluran, tiap alternatif harus dievaluasi menurut kriteria ekonomis,
pengendalian, dan kemampuan penyesuaian. Setiap anggota saluran harus dievaluasi secara
berkala berdasarkan penjualan yang pernah dicapainya pada masa-masa yang lalu dan penjualan
para anggota saluran lainnya.
21
2.8 Analisa Porter(Teori kekuatan bersaing Michael E Porter)
Menurut Michael E Porter (Kotler 2005, p266) ada 5 elemen kekuatan persaingan dalam industri,
yaitu :
Pendatang Baru
Pontensial
(Acaman Mobilitas)
Pemasok
(kekuatan pemasok)
Pesaing-Pesaing
Industri
(Rival Segmen)
Pembeli
(kekuatan Pembeli)
Pengganti /Subtitusi
(Ancaman Subtitusi)
Gambar 2.1 Lima Elemen Kekuatan Persaingan Dalam Industri Menurut Michael E.Porter
Sumber : Philip Kotler , Manajemen Pemasaran, edisi kesembilan , jilid 1 (Jakarta : PT INDEKS
kelompok Gramedia (2005,p266)
Menurut Porter (Kotler 2005, pp266-267) terdapat lima elemen kekuatan persaingan, yaitu:
1. Ancaman Pendatang Baru Potensial (Threat of new Entrants)
Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut
bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibatnya harga dapat
menjadi turun dan biaya membengkak, sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman
masuknya pendatang baru kedalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada
dan reaksi dari para pesaing yang sudah ada. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan
22
pendatang memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari pesaing yang sudah
ada, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Ada enam sumber utama
rintangan masuk, yaitu:
a) Skala ekonomis
Skala ekonomis menggambarkan turunnya biaya satuan (unit cost) suatu produk,
apabila volume absolut per periode meningkat. Skala ekonomis menghalangi
masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar
atau harus memikul biaya yang tinggi.
b) Diferensiasi produk
Diferensiasi produk artinya perusahaan tertentu mempunyai identifikasi merek dan
kesetiaan pelanggan, yang disebabkan oleh periklanan, perbedaan produk dimasa
yang lampau, pelayanan pelanggan atau sekedar karena perusahaan pertama
memasuki industri. Diferensiasi merupakan hambatan masuk dengan memaksa
pendatang baru mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengatasi kesetiaan
pelanggan yang ada. Usaha ini biasanya menyebabkan kerugian.
c) Kebutuhan modal
Kebutuhan untuk menanamkan sumber daya keuangan yang besar agar dapat
bersaing menciptakan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan
untuk kegiatan periklanan yang secara langsung menampakkan hasil atau untuk
kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh resiko.
d) Biaya beralih pemasok
Biaya beralih pemasok yaitu biaya satu kali (one time cost) yang harus dikeluarkan
pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok
lainnya.
e) Akses ke saluran distribusi
Hambatan yang ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk
mengamankan distribusi poduknya. Bilamana saluran distribusi untuk produk
23
tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus
membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara penurunan
harga kerjasama periklanan dan sebagainya.
f)
Biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala
Perusahaan-perusahaan yang sudah ada mungkin memiliki keunggulan biaya yang
tidak dimiliki calon pendatang baru, terlepas dari ukuran dan skala ekonomis yang
mereka capai.
g) Kebijakan dari pemerintah
Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk kedalam
industri dengan peraturan-peraturan seperti lisensi dan membatasi akses kebahan
baku.
2. Tingkat rivalitas diantara pesaing yang ada
Rivalitas persaingan yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatka posisi, dengan
menggunakan taktik seperti persaingan yang ada, iklan, produk dan meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebuh pesaing
merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Persiangan
yang tajam merupakan akibat dari sejumlah factor-faktor structural yang berinteraksi :
• Jumlah pesaing yang banyak atau seimbang
• Pertumbuhan industri yang lamban
• Biaya tetap/biaya penyimpanan yang tinggi
• Ketiadaan diferensiasi atau biaya peralihan
• Penambahan kapasitas dalam jumlah besar
• Pesaing yang beragam
• Taruhan strategi yang besar
• Hambatan pengunduran diri yang tinggi
24
3. Ancaman Barang Pengganti ( Threat of substitution)
Segmen tertentu menjadi tidak menarik jika terdapat subtitusi produk yang actual atau
potensial. Subtitusi membatasi harga dan laba. Perusahaan harus memantau secara
dekat tren harga produk subtitusi. Jika kemajuan teknologi atau persaingan meningkat
diindustri subtitusi, harga dan laba dalam segmen cenderung menurun.
Produk pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah :
• Mempunyai kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik di
banding produk industri
• Bila produk pengganti dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
4. Daya tarik Pembeli (Bargaining Power of Buyer)
Pembeli bersaing dalam industri dengan cara memaksa harga turun, tawar menawar
untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik serta berperan sebagai
pesaing satu sama lain, semuanya dengan mengorbankan kemampulabaan indutri.
Kekuatan dari tiap-tiap kelompok pembeli yang penting dalam industri yang
bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
5. Daya tawar Pemasok (Bargaining Power of Supplier)
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri
dengan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang dijual. Kekuatan
masing-masing pemasok (pembeli) bergantung pada sejumlah karakteristik situasi
pasarnya dan pada tingkat. Kepentingan relatif penjualan atau pembeliannya dalam
industri ersebut dibandingkan dengan keseluruhan bisnisnya. Kelompok pemasok kuat
jika :
a) Kelompok ini didominasi oleh sedikit perusahaan dan lebih baik konsentrasi
ketimbang industri tempat mereka menjual produk.
25
b) Produk pemasok bersifat unik atau setidak-tidaknya terdiferensiasi, atau jika
terdapat
biaya pengalihan (switching cost).
c) Pemasok memiliki kemampuan untuk melakukan integrasi maju keindustri
pembelinya.
Industri bukan merupakan pelanggan penting bagi pemasok persaingan antara
perusahaan yang sejenis (Rivalry among existing firms). Rivalitas (Rivalry)
dikalangan pesaing yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatlkan posisi
dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi
produk dan meningkatkan pelayanan, jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi
karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan /melihat peluang untuk
meperbaiki posisi.
26
2.9 Kerangka pemikiran teoritis
Penulis menganalisis peranan saluran distribusi yang dijalankan oleh perusahaan, kemudian
untuk mengetahui peranan saluran distribusi terhadap volume penjualan dan inventory akan
dianalisis dengan rasio inventory turnover untuk mengetahui apakah penjualan yang tinggi
menyebabkan inventory perusahaan menjadi lebih baik, secara sederhana pemikiran tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut pada:
PT SAMBUJA PURNAMA
Saluran distribusi
(distribusi barang)
X
Volume Penjualan
Y
Inventory Turnover
Gambar 2.2
X = Saluran distribusi (distribusi barang/unit)
Y = volume penjualan (unit)
27
2.10 Metodologi Penelitian
2.10.1 Jenis dan Metode Penelelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif dengan jenis
penelitian studi kasus yang menganalisis bagaimana efektifitas dari saluran distribusi dalam
mempengaruhi volume penjualannya. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, kemudian data
diolah, dan diinterpretasikan dan dianalisis sehingga dapat memberikan gambaran mengenai
suatu hal.
•
Statistik Deskriptif (descriptive statistics)
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002, p170) statistik deskriptif dalam
penenlitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan,
pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.
Deskriptif atau penggambaran sekumpulan data secara visual, dapat dilakukan
dengan 2 bagian, antara lain:
♦ Deskripsi dalam bentuk tulisan atau teks.
Terdiri
atas
bagian-bagian
penting
yang
menggambarkan
isi
data
secara
keseluruhan, seperti rata-rata, strandar deviasi, varians dan sebagainya.
♦ Deskripsi dalam bentuk gambar atau grafik.
Grafik sebuah data biasanya disajikan untuk melengkapi deskripsi berupa teks, agar
data tampak lebih impresif dan komunikatif dengan para penggunanya.
•
Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep yang bisa diukur dan memiliki variasi nilai,
dimana variabel ini merupakan objek penilaian variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah saluran distribusi
28
Metode analisis yang digunakan dikaitkan dengan masing-masing tujuan, yang terlihat
dalam tabel di bawah ini:
Tabel 2.1
Desain penelitian
Tujuan
Metode Analisis
Penelitian
Metode
Alat Analisis
T-1
Deskriptif Survey
Analisis deskriptif
T-2
Deskriptif Survey
Korelasi dan regresi linier sederhana
dengan menggunakan piranti lunak
SPSS 13.0
T-3
Deskriptif Survey
Analisis deskriptif
T-1 Mengetahui pelaksanaan saluran distribusi pada PT. Sambuja Purnama dalam
memasarkan produknya ?
T-2 Mengetahui peranan saluran distribusi terhadap peningkatan volume penjualan.
T-3 Menganalisis peranan penjualan terhadap peningkatan inventory turnover
2.10.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengadakan penelitian guna mendapatkan,
mengumpulkan serta menganalisa data yang diperlukan dengan menggunakan metode
sebagai berikut :
1. Riset Keperpustakaan ( Library Research )
Riset
keperpuatakaan
merupakan
penelitian
yang
dilakukan
dengan
membaca buku, majalah, diktat dan sumber – sumber data lainya yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti
29
2. Riset Lapangan ( Field Research )
Riset lapangan digunakan untuk mendapatkan data primer dengan cara :
ƒ
mengadakan peninjauan secara langsung ke lokasi perusahaan untuk
mengamati pelaksanaan saluran distribusi.
ƒ
Wawancara ( Interview ) yaitu : melakukan tanya jawab dengan
pimpinana dan karyawan yang bersangkutan untuk mendapatkan
informasi tentang pelaksanaan saluran distribusi perusahaan
ƒ
Data sekunder, yaitu data tentang persediaan barang dan volume
penjualan periode 2002 - 2004
2.10.3
Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
Definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Saluran distribusi
merupakan serangkaian dari organisasi yang saling bergantung yang memudahkan
pemindahan kepemilikan sebagaimana produk-produk bergerak dari produsen ke
pengguna bisnis/pelangan
2. Volume penjualan
Volume penjualan adalah besarnya penjualan suatu produk dalam kurun waktu
tertentu.
30
Instrumen Pengukuran
Tabel 2.2
Instrumen Pengukuran
Variabel/sub
Konsep variable/sub variabel
Indikator
Pelaksanaan
memudahkan pemindahan
- Kesatuan ukuran
Saluran distribusi
kepemilikan sebagaimana
- Waktu penantian
produk-produk bergerak dari
- Kemudahan produk
produsen ke pengguna
- Variasi produk
bisnis/pelangan
- dukungan pelayanan
variable
- karakteristik lingkungan
- Jenis perantara bisnis
- Kebijakan Harga
- Seleksi anggota saluran
distribusi
-Pemberian diskon dan bonus
Peranan
saluran
Mengetahui
hubungan
dan
Data
penjualan
dan
persediaan
distribusi terhadap
pengaruh persediaan barang
barang per bulan untuk tahun 2002-
Volume Penjualan
perusahaan
2004
(unit)
dengan
volume penjualan (unit)
Inventory
Untuk
Turnover
perputaran
produk
mengetahui
persediaan
perusahaan
suatu periode
tingkat
pada
Penjualan
Persediaan (stock)
31
2.10.4 Teknik Analisis Data
Untuk melakukan pengolahan data antara jumlah penjualan produk merek sanken dengan
jumlah distribusi stock produk merek sanken, penulis melakukan dengan perhitungan
koefisien korelasi sederhana dan analisa regresi linear sederhana.
Dalam penelitian ini, alat ukur penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Regresi linier sederhana
Rumus yang digunakan untuk analisis
regresi linier sederhana didasarkan pada
hubungan satu variabel independen dan satu variabel dependen, persamaan umum
regresi linier sederhana berdasarkan buku metode statistik (Sugiarto; 2000, p209 )
adalah :
Y= a + bx
Keterangan :
Y = Variabel dependen yang diprediksikan
a = harga Y bila X = 0 ( harga konstan )
b = koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun
penurunan
variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen.
X = Variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
Untuk mencari nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :
b = n ( ∑XY ) – (∑X ) (∑Y)
2
n∑X2– ( ∑X )
a = ∑Y – b ( ∑X)
n
32
2. Analisis koefisien korelasi sederhana
Koefisien korelasi sederhana mengukur keeratan hubungan dua variabel,
Yaitu X dan Y. Koefisien korelasi sederhana diperoleh dengan rumus :
n( ∑XY ) - ( ∑X ) ( ∑Y )
r. =
2
n( ∑X2 ) – ( ∑X )
2
n( ∑Y2 )– ( ∑Y )
Nilai dari koefisien kolerasi berkisar antara –1 dan 1,
dengan kriteria sebagai
berikut :
a. apabila nilai r = 1, maka hubungan korelasi antara variabel x dan Y berati
sangat kuat dan positif
b. Apabila nilai r = 1, maka hubungan korelasi antara variabel X dan Y berati
sangat kuat dan negatif
c.
Apabila r = 0, maka hubungan korelasi antara variabel X dan Y berati tidak
ada hubungan
3. SPSS 13.0
Penelitian ini juga menggunakan aplikasi SPSS 13.0 . dengan demikian akan
terlihat hubungan dan pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas.
Dalam uji regresi linier yaitu untuk mengetahui hubungan variabel bebas yang
berpengaruh pada variabel tidak bebas terdapat beberapa interpretasi berikut, yaitu:
A. R- Square ( R ) untuk menggambarkan kebaikan bagi populasi pengaruh dan
2
2
penyesuaian ini adalah untuk menurunkan R , agar dapat diperbandingkan
dengan R
berbeda.
2
dari persamaan lain dengan jumlah independent variable
yang
33
B. Standard error of the estimate adalah standar deviasi dari suatu kesalahan.
C. Analysis of variance (ANOVA) analisis ini mengukur apakah semua koefisien
persamaan regresi secara statistik signifikasi dari 0
D. Standard Error mengukur variasi sampling untuk setiap koefisien .
E. Kolom f mengukur signiikan statistik setiap koefisien regresi, bandingkan angka
tersebut dengan tabel nilai f. Apabila f hitung > f tabel, Ho ditolak. Apabila f
hitung < f tabel Ho tidak ditolak.
Download