SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN BAB IV JENIS POHON DR RINA MARINA MASRI, MP KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017 BAB IV JENIS POHON Pengertian Pohon (Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-pohon.html) Pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki struktur. Struktur pohon terdiri dari akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah. Akar Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tumbuh menuju inti bumi kormus. Sifat akar yaitu : a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisiksisik maupun bagian-bagian lainnya c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika dibandingkan dengan bagian permukaan tanah e. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah Jenis-Jenis Akar Akar memiliki jenis, yaitu : a. Akar serabut Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang, tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan. 1 b. Akar Tunggang Akar tunggang Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya adalah untuk menyimpan makanan. Contoh : wortel, ubi dan sebagainya dalam bentuk umbi-umbian. Jaringan Penyusun Akar Jaringan penyusun akar, yaitu : a. Epidermis. Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya tipis, jadi mudah dilewati air. Rambut akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, fungsinya untuk menyerap air dan garam-garam mineral tertentu dan memperluas permukaan akar. b. Korteks Letaknya langsung dibawah epidermis. Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang berdinding tipis, selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Pada korteks terdapat jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim. c. Endodermis. Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Terdiri atas satu lapis sel tersusun rapat. Dinding selnya mengalami penebalan yang dihasilkan dari endapan zat suberin (gabus). Penebalan ini tampak berupa titik-titik disebut titik caspary. Deretan titik caspary membentuk pita caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.Selsel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap. d. Stele / silinder pusat Terletak disebelah dalam endodemis, yang merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan : Persikel/Perikambium Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar; 2 Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan cambium; Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim. Fungsi akar : a. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya b. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah c. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukan d. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya tumbuhan bakau e. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan tumbuh menjadi individu baru. f. Tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki kemampuan menerobos lapisan-lapisan tanah. g. Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon. Modifikasinya: a. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera Mangrove (Avicennia, Soneratia). b. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada tumbuhan epifit Anggrek. c. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik. d. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu. 3 Batang Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Sifat batang : a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf. b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku inilah terdapat daun. c. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop) d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas. e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu batang masih muda. Struktur Morfologi Batang Struktur Morfologi a. Batang herba Umumnya batang lunak, berwarna hijau (karena terdapat klorofil), terdapat stomata, sedikit / tidak ada jaringan kayu, ukuran kecil, dan umurnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari. b. Batang berkayu 4 Umumnya batang keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat, terdapat lentisel, ukuran besar, dan umurnya relatif panjang. Struktur Anatomi dari lapisan luar ke dalam a) Jaringan Epidermis, terdiri dari selapis sel, dinding sel menebal, dilindungi oleh kutikula, b) Jaringan Korteks, terdiri dari beberapa lapis sel, berongga-rongga, bervakuola besar, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan c) Stele, terdiri dari xylem dan floem. Letak jaringan pengangkut (xylem dan floem) pada tumbuhan dikotil lebih teratur daripada tumbuhan monokotil Fungsi batang: a. Sebagai organ perlintasan air dan makanan. Xylem sebagai jaringan yang mengangkut air dan garam mineral, sedangkan Floem sebagai jaringan yang mengangkut hasil fotosintesis (makanan), b. Sebagai organ pembentuk dan penyangga tubuh tumbuhan, c. Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif, d. Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar, e. Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari, f. Tempat tumbuhnya organ-organ generative, g. Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih, h. Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. Daun Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahayamatahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, daun harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia. 5 Fungsi daun: a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis, b. Tempat terjadinya transpirasi, c. Tempat terjadinya gutasi, d. Menyerap CO 2 dari udara, e. Respirasi atau organ pernapasan, f. Alat perkembangbiakan vegetatif Tipe tulang daun: a. Menyirip, misalnya pada daun mangg, b. Menjari, misalnya pada daun papaya, c. Melengkung, misalnya pada daun gadung, d. Sejajar, misalnya pada daun jagung Struktur morfologi daun: a. Bentuk daun berdasarkan tepi daun (rata, bergerigi, dsb), b. Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai, c. Daun berdasarkan tulang daun Struktur jaringan luar daun: a. Helaian daun (lamina), b. Tangkai daun (petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput, c. Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas. Struktur jaringan dalam daun: a. Epidermis, epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun) yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja, misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan 6 bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel kipas; b. Mesofil, mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun renggang; c. Sistem pembuluh Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai alat transpor dan sebagai penguat daun. Bunga Bunga atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret. Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji. Fungsi bunga: Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna7 warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias. Melihat bunga adalah refreshing mata paling menarik untuk menyegarkan Morfologi bunga: Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga). Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai. Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersamasama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut: a. Kelopak bunga atau calyx; b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan; c. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupabenang sari; d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah. Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang 8 lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya. Manfaat pohon a. Sebagai penghasil oksigen dan mengurangi karbondioksida; b. Dapat dibuat meja, kursi, lemari, dll; c. Menjaga kesuburan tana; d. Mengurangi zat pencemaran udara; e. Penyerapan air, untuk mencegah banjir; f. Penyimpanan air; g. Pengikat tanah, sehingga erosi tidak terjadi, h. Secara estetika, tanaman/ pohon dapat memperindah bentang alam; i. Sumber pangan; j. Sumber berbagai plasmanutfah (substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa organ utuh atau bagian dari tubuh tumbuhan atau hewan, serta mikroorganisme); k. Penangkap energi yang dipancarkan sinar matahari yang nanti akan berubah menjadi energi dalam berbagai bentu; l. Menjadi bahan baku bahan bakar, bila pohon berubah menjadi fosil. Fungsi Pohon (Sumber:https://rioardi.wordpress.com/tentang-pohon/arti-penting-pohon-bagi-kehidupan/) Beberapa fungsi pohon untuk kelangsungan hidup kita : 1. Produsen Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, ketergantungan antar komponen selalu melibatkan unsur tanaman. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Rantai makanan dan piramida makanan, misalnya. Ketiganya menempatkan tanaman pada posisi strategis, yaitu sebagai penyedia makanan atau produsen. Oleh karena itu, bila tanaman yang 9 bertindak sebagai produsen sampai terganggu keberadaannya atau bahkan terancam kepunahan, dapat dipastikan semua makhluk hidup lain pun akan terancam kepunahan pula. 2. Menahan laju air dan erosi Fungsi pohon lainnya adalah untuk menahan laju air. Menurut penelitian, hutan mampu membuat lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah 60-80 persen. Dengan kemampuan ini, keberadaan pohon dapat meningkatkan cadangan air tanah. Selain dapat menahan laju air, akar pohon berfungsi mengurangi erosi tanah. Tanah yang terkikis akan masuk ke aliran sungai dan menyebabkan terjadinya endapan. 3. Menjaga kesuburan tanah Air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang berhumus dan subur menjadi tergerus sehingga mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah. Bila permukaan tanah banyak ditanami pohon, saat hujan turun, butir-butir airnya tidak langsung menimpa permukaan tanah, tetapi ditahan oleh daun, ranting, dan batang pohon, sehingga mengurangi gaya gerus air terhadap tanah. 4. Menghasilkan oksigen dan mengurangi karbondioksida Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Sementara pohon, memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula. Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas karbondioksida. Gas karbondioksida adalah gas yang sangat beracun. Bila dalam jumlah yang berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2. 5. Lingkungan menjadi nyaman Lingkungan yang rindang dan banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk, mencegah kebisingan dan kepanasan, serta menambah indah pemandangan. Hal tersebut akibat proses evapotranspirasi pada tanaman dapat menyebabkan suhu di sekitarnya menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningkat. 6. Mengurangi zat pencemar udara Kegiatan pabrik banyak menghasilkan asap tebal yang pekat dan mengandung karbondioksida. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak. 10 Selain karbondioksida, asap tersebut mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi. Kesesuaian Jenis Pohon dan Tapak Jenis pohon yang akan ditanam dalam pembangunan hutan tanaman haruslah sesuai dengan tapak (Species site matching) agar diperoleh hasil sesuai yang diharapkan seperti produktivitas yang tinggi, tumbuh secara baik dan normal serta daur yang ekonomis. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembangunan hutan tanaman khususnya kesesuaian jenis pohon dan tapak (site) adalah: 1. Ketinggian diatas permukaan laut atau altitude; 2. Curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang akan ditanam haruslah memenuhi persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam; 3. Jenis tanah pada tapak yang akan dibangun hutan tanaman. Sebagai contoh jenis pohon jati mempunyai kualitas yang baik jika ditanam pada tanah berkapur dengan musim kemarau dan musim hujan yang jelas misalnya di daerah Cepu (Jawa Tengah); 4. Kebutuhan cahaya (naungan). Jenis-jenis pohon paling tidak terdiri dari jenis yang perlu cahaya penuh (full light demanders) misalnya Acacia mangium, jenis yang perlu nanungan pada umur muda misalnya jenis-jenis meranti merah; 5. Suhu dan kelembaban di lokasi tanaman. Jenis pohon yang tumbuh di rawa tidak cocok bila ditanam dilahan kering. Begitu pula jenis pohon yang tumbuh di dataran rendah tidak akan tumbuh maksimal bila ditanam di dataran tinggi. Jenis pohon di daerah tropik umumnya tumbuh kurang baik di daerah temperate. Jenis pohon yang tumbuh pada daerah-daerah dengan curah hujan tinggi kurang cocok ditanam pada daerah dengan curah hujan yang rendah. 11 Jenis-Jenis Pohon Tumbuh Cepat (Fast Growing Species) Jenis-jenis pohon yang dikategorikan kedalam jenis pohon tumbuh cepat umumnya mempunyai daur tebang atau panen pohon dalam waktu kurang dari 10 tahun. Indonesia memiliki banyak jenis-jenis pohon asli yang tumbuhnya cepat bahkan sangat cepat bila menggunakan teknik penanaman yang tepat. Contoh jenis-jenis pohon tumbuh cepat diantaranya adalah: 1. Sengon (Falcataria moluccana) 2. Mangium (Acacia mangium Wild) 3. Ekaliptus (Eucalyptus pellita, E.urolhylla, E.eurograndis) 4. Nyawai (Ficus variegata) 5. Jabon (Anthocephalus cadamba) 6. Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.) 7. Manglid (Manglietia glauca Bl.) Jenis-Jenis Pohon Tumbuh Sedang dan Lambat (Moderate And Slow Growing) Masa panen atau daur tebang jenis pohon tumbuh sedang berkisar antara 10-30 tahun dan jenis pohon tumbuh lambat mempunyai daur tebang lebih dari 30 tahun. Umumnya kayu pertukangan, kayu untuk mebel dan ukiran termasuk dalam jenis tumbuh sedang dan lambat. Contoh jenis pohon tumbuh sedang antara lain: 1. Meranti merah (Shorea leprosula, S.parvifolia, S.johorensis) 2. Kapur (Dryobalanops lanceolata, D.aromatica) 3. Pulai (Alstonia scholaris, A.sngustiloba) 4. Mahoni (Swietenia macrophylla) 5. Kayu bawang (Disoxylum molissinum ) 6. Bambang lanang (Michelia champaka) 7. Cempaka (Elmerillia champaca) 8. Jelutung (Dyera polyohylla Miq.) 9. Mahoni Afrika (Khaya anthorheca) 10. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.) 11. Pinus (Pinus merkusii) 12 Contoh jenis pohon tumbuh lambat antara lain: 1. Ulin (Eusideroxylon zwageri ) 2. Eboni (Diospyros celebica) 3. Jati (Tectona grandis L.f) 4. Tembesu (Fagraea fragrans) 5. Sungkai (Peronema canescens Jack) 6. Bangkirai (Shorea laevis) 7. Sonokeling (Dalbergia latifolia ) Tata Cara Pemilihan Jenis Pohon Pembangunan hutan tanaman memerlukan investasi besar dan waktu panen yang cukup lama yaitu berkisar antara 10-30 tahun. Karena itu penentuan dalam memilih jenis pohon yang tepat yang akan ditanam dalam pembangunan hutan tanaman sangatlah penting apalagi bila dikaitkan dengan selera pasar pada saat panen nantinya. Sebagi contoh untuk bahan baku pulp dan bahan bangunan dibutuhkan jenis pohon dengan tumbuh yang cepat dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat, karena itu jenis yang dipilih harus tepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Menurut Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (2004) dalam Mile (2007) berbagai produk dan jasa yang mempunyai nilai komersial untuk pengembangan hutan rakyat diantaranya : 1. Hasil hutan berupa kayu pertukangan untuk bangunan, mebel, perkakas kerajina; 2. Kayu lapis, pulp dan kertas; 3. Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari tanaman serbaguna (MPTS) berupa buahbuahan, biji-bijian, bunga-bungaan, getah-getahan, rotan bamboo, gaharu, damar, minyak resin , lebah madu dan sutera alam; 4. Hasil pertanian berupa buah-buahan, sayur-sayuran umbi-umbian dan bunga-bungaan; 5. Hasil tanaman industri berupa tanaman rempah, tanaman obat dan minyak resin serat; 6. Jasa lingkungan dari ekosistem hutan yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata alam; 7. Wisata petualangan, hutan pendidikan dan hutan penelitian. 13 Kriteria umum dalam pemilihan jenis untuk ditanam menurut Winrock International (1992), yaitu : 1. Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan iklim yang ada; 2. Tahan terhadap hama dan penyakit; 3. Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan; 4. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya; 5. Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan trubusan; 6. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat; 7. Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan mudah dipotong dengan peralatan sederhana dan mudah diangkut; 8. Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga mudah dikeringkan; 9. Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong kehidupan petani; 10. Mempunyai karakteristik akar yang baik Persyaratan dalam pemilihan jenis pohon untuk tujuan reboisasi dan pemulihan lahan terdegradasi menurut Gintings et.al., 1995 sebagai berikut: 1. Mampu tumbuh ditempat terbuka; 2. Dapat bersaing dengan alang-alang secara cepat; 3. Jenis yang dipilih disenangi oleh masyarakat disekitar; 4. Mudah memperoleh biji; 5. Mudah bertunas setelah terbakar; 6. Dapat bersimbiose dengan jasad renik tanah Sedangkan Arsyad (1989) dalam Kosasih et.al., (2009) mengemukakan jenis-jenis pohon untuk ditanam pada lahan-lahan terdegradasi sebaiknya memenuhi criteria yang berikut: 1. Termasuk dalam kategori jenis cepat tumbuh; 2. Dapat menghasilkan serasah yang banyak; 3. Memiliki sistem perakaran yang melebar dan kuat; 4. Mempunyai nilai ekonomi; 5. Mampu memperbaiki tanah misalnya jenis lamtoro 6. Mempunyai tajuk pohon yang lebat. 14