bab iv jenis pohon - Sertifikasi Guru Rayon UNS

advertisement
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017
MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN
TEKNIK REHABILITASI DAN REKLAMASI HUTAN
BAB IV
JENIS POHON
DR RINA MARINA MASRI, MP
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2017
BAB IV
JENIS POHON
Pengertian Pohon
(Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-pohon.html)
Pohon adalah tumbuhan dengan batang dan cabang yang berkayu. Pohon memiliki struktur.
Struktur pohon terdiri dari akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah.
Akar
Akar adalah bagian pokok di samping batang dan daun bagi tumbuhan yang tumbuh menuju
inti bumi kormus. Sifat akar yaitu :
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah
tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan udara
dan cahaya
b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisiksisik maupun bagian-bagian lainnya
c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan
d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah pesat jika
dibandingkan dengan bagian permukaan tanah
e. Bentuk ujungnya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah
Jenis-Jenis Akar
Akar memiliki jenis, yaitu :
a. Akar serabut
Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan monokotil. Walaupun kadang-kadang,
tumbuhan dikotil juga memilikinya (dengan catatan, tumbuhan dikotil tersebut
dikembangbiakkan dengan cara cangkok, atau stek). Fungsi utama akar serabut adalah
untuk memperkokoh berdirinya tumbuhan.
1
b. Akar Tunggang
Akar tunggang Akar ini umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil. Fungsi utamanya
adalah untuk menyimpan makanan. Contoh : wortel, ubi dan sebagainya dalam bentuk
umbi-umbian.
Jaringan Penyusun Akar
Jaringan penyusun akar, yaitu :
a.
Epidermis. Epidermis akar terdiri atas satu lapis sel yang tersusun rapat. Dinding selnya
tipis, jadi mudah dilewati air. Rambut akar merupakan modifikasi dari sel epidermis
akar, fungsinya untuk menyerap air dan garam-garam mineral tertentu dan memperluas
permukaan akar.
b. Korteks Letaknya langsung dibawah epidermis. Tersusun atas lapisan-lapisan sel yang
berdinding tipis, selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel.
Pada korteks terdapat jaringan parenkim, kolenkim dan sklerenkim.
c.
Endodermis. Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder
pusat. Terdiri atas satu lapis sel tersusun rapat. Dinding selnya mengalami penebalan
yang dihasilkan dari endapan zat suberin (gabus). Penebalan ini tampak berupa titik-titik
disebut titik caspary. Deretan titik caspary membentuk pita caspary. Pada pertumbuhan
selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder
pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U,
sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis
mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.Selsel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d. Stele / silinder pusat Terletak disebelah dalam endodemis, yang merupakan bagian
terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai macam jaringan :
 Persikel/Perikambium Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk
dari pertumbuhan persikel ke arah luar;
2
 Berkas Pembuluh Angkut/Vasis Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian
menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
cambium;
 Empulur Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari
jaringan parenkim.
Fungsi akar :
a. Untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya
b. Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah
c. Mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada
tubuh tumbuhan yang memerlukan
d. Pada beberapa macam tumbuhan ada yang berfungsi sebagai alat respirasi, misalnya
tumbuhan bakau
e. Pada beberapa jenis tumbuhan, ada yang berguna sebagai tempat menyimpan
cadangan makanan atau sebagai alat reproduksi vegetatif. Misalnya wortel yang
memiliki akar tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan
makanan. Pada tumbuhan sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang akan
tumbuh menjadi individu baru.
f. Tempat melekatnya tumbuhan pada media (tanah) karena memiliki kemampuan
menerobos lapisan-lapisan tanah.
g. Pada beberapa tanaman, akar digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan
cadangan, misalnya wortel dan ketela pohon.
Modifikasinya:
a. Akar napas. Akar naik ke atas tanah, khususnya ke atas air seperti pada genera
Mangrove (Avicennia, Soneratia).
b. Akar gantung. Akar sepenuhnya berada di atas tanah. Akar gantung terdapat pada
tumbuhan epifit Anggrek.
c. Akar banir. Akar ini banyak terdapat pada tumbuhan jenis tropik.
d. Akar penghisap. Akar ini terdapat pada tumbuhan jenis parasit seperti benalu.
3
Batang
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Sifat batang :
a. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk
lain, akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
b. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku
inilah terdapat daun.
c. Biasanya tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop)
d. Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
e. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
f. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya
rumput dan waktu batang masih muda.
Struktur Morfologi Batang
Struktur Morfologi
a. Batang herba
Umumnya batang lunak, berwarna hijau (karena terdapat klorofil), terdapat stomata,
sedikit / tidak ada jaringan kayu, ukuran kecil, dan umurnya relatif pendek. Bagian luar
batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis
terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil oksigen dan
mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga
matahari.
b. Batang berkayu
4
Umumnya batang keras, terdapat jaringan kayu, berwarna coklat, terdapat lentisel,
ukuran besar, dan umurnya relatif panjang.
Struktur Anatomi dari lapisan luar ke
dalam
a) Jaringan Epidermis, terdiri dari selapis sel, dinding sel menebal, dilindungi oleh
kutikula,
b) Jaringan Korteks, terdiri dari beberapa lapis sel, berongga-rongga, bervakuola besar,
berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan
c) Stele, terdiri dari xylem dan floem. Letak jaringan pengangkut (xylem dan floem) pada
tumbuhan dikotil lebih teratur daripada tumbuhan monokotil
Fungsi batang:
a. Sebagai organ perlintasan air dan makanan. Xylem sebagai jaringan yang mengangkut air dan
garam mineral, sedangkan Floem sebagai jaringan yang mengangkut hasil fotosintesis
(makanan),
b. Sebagai organ pembentuk dan penyangga tubuh tumbuhan,
c. Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif,
d. Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar,
e. Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari,
f. Tempat tumbuhnya organ-organ generative,
g. Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih,
h. Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya
berupa umbi atau rimpang.
Daun
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna
hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahayamatahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, daun harus
memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
5
Fungsi daun:
a. Membuat makanan melalui proses fotosintesis,
b. Tempat terjadinya transpirasi,
c. Tempat terjadinya gutasi,
d. Menyerap CO 2 dari udara,
e. Respirasi atau organ pernapasan,
f. Alat perkembangbiakan vegetatif
Tipe tulang daun:
a. Menyirip, misalnya pada daun mangg,
b. Menjari, misalnya pada daun papaya,
c. Melengkung, misalnya pada daun gadung,
d. Sejajar, misalnya pada daun jagung
Struktur morfologi daun:
a. Bentuk daun berdasarkan tepi daun (rata, bergerigi, dsb),
b. Daun berdasarkan jumlah anak daun dalam satu tangkai,
c. Daun berdasarkan tulang daun
Struktur jaringan luar daun:
a. Helaian daun (lamina),
b. Tangkai daun (petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal
tangkai daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya
rumput,
c. Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Struktur jaringan dalam daun:
a. Epidermis, epidermis berupa satu lapis sel yang dindingnya mengalami penebalan dari zat
kutin (kutikula) atau kadang dari lignin. Pada epidermis terdapat stomata (mulut daun)
yang diapit oleh dua sel penutup. Stomata ada yang terletak di permukaan atas saja,
misalnya pada tumbuhan yang daunnya terapung (pada daun teratai), ada yang di
permukaan bawah saja, dan ada pula yang terdapat di kedua permukaan daun (atas dan
6
bawah). Tanaman Ficus mempunyai epidermis yang tersusun atas dua lapis sel. Alat-alat
tambahan yang terdapat di antara epidemis daun, antara lain trikoma (rambut) dan sel
kipas;
b. Mesofil, mesofil terdiri dari sel-sel parenkim yang tersusun renggang dan banyak ruang
antarsel. Pada kebanyakan daun Dikotil, mesofil terdiferensiasi menjadi parenkim palisade
(jaringan tiang) dan parenkim spons (jaringan bunga karang). Sel-sel palisade bentuknya
memanjang, mengandung banyak kloroplas, dan tersusun rapat. Parenkim spons
bentuknya tidak teratur, bercabang, mengandung lebih sedikit kloroplas, dan tersusun
renggang;
c. Sistem pembuluh Berkas pengangkut terdapat pada tulang daun yang berfungsi sebagai
alat transpor dan sebagai penguat daun.
Bunga
Bunga atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio
Magnoliophyta atau Angiospermae, "tumbuhan berbiji tertutup"). Pada bunga terdapat organ
reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut
struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga
majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks
ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada
bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur
yang membawa biji.
Fungsi bunga:
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina
(makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti
dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji. Beberapa bunga memiliki warna
yang cerah yang berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga
yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk
membantu penyerbukan. Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang berwarna7
warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai tanaman hias. Melihat
bunga adalah refreshing mata paling menarik untuk menyegarkan
Morfologi bunga:
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh
dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu.
Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis
diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan
ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga). Bunga hampir selalu berbentuk simetris,
yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson.
Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf ("berbentuk bintang", simetri
radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai. Bunga disebut
bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersamasama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu
bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.
Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:
a. Kelopak bunga atau calyx;
b. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat
serangga yang membantu proses penyerbukan;
c. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria)
berupabenang sari;
d. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: "rumah wanita")
berupa putik. Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada
pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum,
jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik
terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik
atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan
yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi
ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang
8
lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ
bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.
Manfaat pohon
a. Sebagai penghasil oksigen dan mengurangi karbondioksida;
b. Dapat dibuat meja, kursi, lemari, dll;
c. Menjaga kesuburan tana;
d. Mengurangi zat pencemaran udara;
e. Penyerapan air, untuk mencegah banjir;
f. Penyimpanan air;
g. Pengikat tanah, sehingga erosi tidak terjadi,
h. Secara estetika, tanaman/ pohon dapat memperindah bentang alam;
i.
Sumber pangan;
j.
Sumber berbagai plasmanutfah (substansi pembawa sifat keturunan yang dapat berupa
organ utuh atau bagian dari tubuh tumbuhan atau hewan, serta mikroorganisme);
k. Penangkap energi yang dipancarkan sinar matahari yang nanti akan berubah menjadi
energi dalam berbagai bentu;
l.
Menjadi bahan baku bahan bakar, bila pohon berubah menjadi fosil.
Fungsi Pohon
(Sumber:https://rioardi.wordpress.com/tentang-pohon/arti-penting-pohon-bagi-kehidupan/)
Beberapa fungsi pohon untuk kelangsungan hidup kita :
1. Produsen
Di alam, terjadi proses hubungan timbal balik, ketergantungan antar komponen selalu
melibatkan unsur tanaman. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Rantai makanan
dan piramida makanan, misalnya. Ketiganya menempatkan tanaman pada posisi strategis,
yaitu sebagai penyedia makanan atau produsen. Oleh karena itu, bila tanaman yang
9
bertindak sebagai produsen sampai terganggu keberadaannya atau bahkan terancam
kepunahan, dapat dipastikan semua makhluk hidup lain pun akan terancam kepunahan pula.
2. Menahan laju air dan erosi
Fungsi pohon lainnya adalah untuk menahan laju air. Menurut penelitian, hutan mampu
membuat lebih banyak air yang terserap ke dalam tanah 60-80 persen. Dengan kemampuan
ini, keberadaan pohon dapat meningkatkan cadangan air tanah. Selain dapat menahan laju
air, akar pohon berfungsi mengurangi erosi tanah. Tanah yang terkikis akan masuk ke aliran
sungai dan menyebabkan terjadinya endapan.
3. Menjaga kesuburan tanah
Air hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat menyebabkan lapisan tanah bagian atas yang
berhumus dan subur menjadi tergerus sehingga mengakibatkan menurunnya kesuburan
tanah. Bila permukaan tanah banyak ditanami pohon, saat hujan turun, butir-butir airnya
tidak langsung menimpa permukaan tanah, tetapi ditahan oleh daun, ranting, dan batang
pohon, sehingga mengurangi gaya gerus air terhadap tanah.
4. Menghasilkan oksigen dan mengurangi karbondioksida
Oksigen adalah gas yang diperlukan manusia dan hewan untuk bernapas. Sementara pohon,
memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis yang menghasilkan gas oksigen dan gula.
Di saat bersamaan atau saat fotosintesis berlangsung, tanaman menghisap gas
karbondioksida. Gas karbondioksida adalah gas yang sangat beracun. Bila dalam jumlah yang
berlebihan, akan menimbulkan efek rumah kaca. Berdasarkan penelitian, setiap 1 hektar
hutan tropis dapat mengubah 3,7 ton CO2 menjadi 2 ton O2.
5. Lingkungan menjadi nyaman
Lingkungan yang rindang dan banyak ditumbuhi pepohonan akan terasa lebih nyaman, sejuk,
mencegah kebisingan dan kepanasan, serta menambah indah pemandangan. Hal tersebut
akibat proses evapotranspirasi pada tanaman dapat menyebabkan suhu di sekitarnya
menjadi lebih rendah dan kadar kelembapannya meningkat.
6. Mengurangi zat pencemar udara
Kegiatan pabrik banyak menghasilkan asap tebal yang pekat dan mengandung
karbondioksida. Begitu pula, kegiatan pembakaran yang menggunakan bahan bakar minyak.
10
Selain karbondioksida, asap tersebut mengandung sulfur dioksida dan asam sulfat. Zat-zat
tersebut apabila bercampur dengan air hujan akan menghasilkan hujan asam yang
membahayakan kesehatan kulit serta menimbulkan korosi.
Kesesuaian Jenis Pohon dan Tapak
Jenis pohon yang akan ditanam dalam pembangunan hutan tanaman haruslah sesuai dengan
tapak (Species site matching) agar diperoleh hasil sesuai yang diharapkan seperti produktivitas
yang
tinggi,
tumbuh
secara
baik
dan
normal
serta
daur
yang
ekonomis.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pembangunan hutan tanaman khususnya
kesesuaian jenis pohon dan tapak (site) adalah:
1. Ketinggian diatas permukaan laut atau altitude;
2. Curah hujan tahunan dan hari hujan pada lokasi yang akan ditanam haruslah memenuhi
persyaratan tumbuh jenis yang akan ditanam;
3. Jenis tanah pada tapak yang akan dibangun hutan tanaman. Sebagai contoh jenis pohon jati
mempunyai kualitas yang baik jika ditanam pada tanah berkapur dengan musim kemarau
dan musim hujan yang jelas misalnya di daerah Cepu (Jawa Tengah);
4. Kebutuhan cahaya (naungan). Jenis-jenis pohon paling tidak terdiri dari jenis yang perlu
cahaya penuh (full light demanders) misalnya Acacia mangium, jenis yang perlu nanungan
pada umur muda misalnya jenis-jenis meranti merah;
5. Suhu dan kelembaban di lokasi tanaman.
Jenis pohon yang tumbuh di rawa tidak cocok bila ditanam dilahan kering. Begitu pula jenis
pohon yang tumbuh di dataran rendah tidak akan tumbuh maksimal bila ditanam di dataran
tinggi. Jenis pohon di daerah tropik umumnya tumbuh kurang baik di daerah temperate. Jenis
pohon yang tumbuh pada daerah-daerah dengan curah hujan tinggi kurang cocok ditanam pada
daerah dengan curah hujan yang rendah.
11
Jenis-Jenis Pohon Tumbuh Cepat (Fast Growing Species)
Jenis-jenis pohon yang dikategorikan kedalam jenis pohon tumbuh cepat umumnya mempunyai
daur tebang atau panen pohon dalam waktu kurang dari 10 tahun. Indonesia memiliki banyak
jenis-jenis pohon asli yang tumbuhnya cepat bahkan sangat cepat bila menggunakan teknik
penanaman yang tepat.
Contoh jenis-jenis pohon tumbuh cepat diantaranya adalah:
1. Sengon (Falcataria moluccana)
2. Mangium (Acacia mangium Wild)
3. Ekaliptus (Eucalyptus pellita, E.urolhylla, E.eurograndis)
4. Nyawai (Ficus variegata)
5. Jabon (Anthocephalus cadamba)
6. Tisuk (Hibiscus macrophyllus Roxb.)
7. Manglid (Manglietia glauca Bl.)
Jenis-Jenis Pohon Tumbuh Sedang dan Lambat (Moderate And Slow Growing)
Masa panen atau daur tebang jenis pohon tumbuh sedang berkisar antara 10-30 tahun dan
jenis pohon tumbuh lambat mempunyai daur tebang lebih dari 30 tahun. Umumnya kayu
pertukangan, kayu untuk mebel dan ukiran termasuk dalam jenis tumbuh sedang dan lambat.
Contoh jenis pohon tumbuh sedang antara lain:
1. Meranti merah (Shorea leprosula, S.parvifolia, S.johorensis)
2. Kapur (Dryobalanops lanceolata, D.aromatica)
3. Pulai (Alstonia scholaris, A.sngustiloba)
4. Mahoni (Swietenia macrophylla)
5. Kayu bawang (Disoxylum molissinum )
6. Bambang lanang (Michelia champaka)
7. Cempaka (Elmerillia champaca)
8. Jelutung (Dyera polyohylla Miq.)
9. Mahoni Afrika (Khaya anthorheca)
10. Kayu Afrika (Maesopsis eminii Engl.)
11. Pinus (Pinus merkusii)
12
Contoh jenis pohon tumbuh lambat antara lain:
1. Ulin (Eusideroxylon zwageri )
2. Eboni (Diospyros celebica)
3. Jati (Tectona grandis L.f)
4. Tembesu (Fagraea fragrans)
5. Sungkai (Peronema canescens Jack)
6. Bangkirai (Shorea laevis)
7. Sonokeling (Dalbergia latifolia )
Tata Cara Pemilihan Jenis Pohon
Pembangunan hutan tanaman memerlukan investasi besar dan waktu panen yang cukup lama
yaitu berkisar antara 10-30 tahun. Karena itu penentuan dalam memilih jenis pohon yang tepat
yang akan ditanam dalam pembangunan hutan tanaman sangatlah
penting apalagi bila
dikaitkan dengan selera pasar pada saat panen nantinya.
Sebagi contoh untuk bahan baku pulp dan bahan bangunan dibutuhkan jenis pohon dengan
tumbuh yang cepat dan waktu yang dibutuhkan relatif lebih singkat, karena itu jenis yang
dipilih harus tepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Menurut Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (2004) dalam Mile (2007) berbagai
produk dan jasa yang mempunyai nilai komersial untuk pengembangan hutan rakyat
diantaranya :
1. Hasil hutan berupa kayu pertukangan untuk bangunan, mebel, perkakas kerajina;
2. Kayu lapis, pulp dan kertas;
3. Hasil hutan bukan kayu yang dihasilkan dari tanaman serbaguna (MPTS) berupa buahbuahan, biji-bijian, bunga-bungaan, getah-getahan, rotan bamboo, gaharu, damar, minyak
resin , lebah madu dan sutera alam;
4. Hasil pertanian berupa buah-buahan, sayur-sayuran umbi-umbian dan bunga-bungaan;
5. Hasil tanaman industri berupa tanaman rempah, tanaman obat dan minyak resin serat;
6. Jasa lingkungan dari ekosistem hutan yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata alam;
7. Wisata petualangan, hutan pendidikan dan hutan penelitian.
13
Kriteria umum dalam pemilihan jenis untuk ditanam menurut Winrock International (1992),
yaitu :
1.
Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan iklim yang ada;
2.
Tahan terhadap hama dan penyakit;
3.
Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan;
4.
Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya;
5.
Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan trubusan;
6.
Memiliki pertumbuhan awal yang cepat;
7.
Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan mudah dipotong dengan peralatan
sederhana dan mudah diangkut;
8.
Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga mudah dikeringkan;
9.
Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong kehidupan petani;
10. Mempunyai karakteristik akar yang baik
Persyaratan dalam pemilihan jenis pohon untuk tujuan reboisasi dan pemulihan lahan
terdegradasi menurut Gintings et.al., 1995 sebagai berikut:
1. Mampu tumbuh ditempat terbuka;
2. Dapat bersaing dengan alang-alang secara cepat;
3. Jenis yang dipilih disenangi oleh masyarakat disekitar;
4. Mudah memperoleh biji;
5. Mudah bertunas setelah terbakar;
6. Dapat bersimbiose dengan jasad renik tanah
Sedangkan Arsyad (1989) dalam Kosasih et.al., (2009) mengemukakan jenis-jenis pohon
untuk ditanam pada lahan-lahan terdegradasi sebaiknya memenuhi criteria yang berikut:
1. Termasuk dalam kategori jenis cepat tumbuh;
2. Dapat menghasilkan serasah yang banyak;
3. Memiliki sistem perakaran yang melebar dan kuat;
4. Mempunyai nilai ekonomi;
5. Mampu memperbaiki tanah misalnya jenis lamtoro
6. Mempunyai tajuk pohon yang lebat.
14
Download