INTERAKSI SOSIAL WARIA DI LINGKUNGAN KELUARGA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Oleh : SURYA NOVIAMI F. 100 050 008 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 INTERAKSI SOSIAL WARIA DI LINGKUNGAN KELUARGA Surya Noviami Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAKSI Keberadaan waria tidak bisa dipungkiri dalam kehidupan ini. Waria seringkali menyisakan persoalan, terutama menyangkut perilaku waria yang tidak hanya mengundang senyum tetapi juga keresahan. Sebagian masyarakat tidak sedikit yang menerima keberadaan waria, akan tetapi tidak sedikit pula yang menolak keberadaan waria, termasuk keluarga. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses interaksi sosial waria di lingkungan keluarga. Untuk itu dipeoleh pertanyaan penelitian : bagaimanakah proses interaksi sosial waria di lingkungan keluarga? Informan dalam penelitian ini berjumlah 3 informan utama dan 3 informan pendukung. Informan ini dipilih secara purposive. Adapun kriteria informan utama antara lain waria yang berdomisili di sekitar wilayah Surakarta,menjadi waria minimal 2 tahun, dan memiliki pekerjaan. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi dengan behavioral checklist. Hasil penelitian ini adalah proses interaksi waria dengan keluarga diawali dengan keberanian informan untuk kembali kepada keluarga dengan kondisinya yang sudah menjadi waria. Informan membutuhkan waktu yang antara 1 samapi 2 tahun hingga pada akhirnya dapat diterima oleh keluarganya. Bentuk interaksi sosial yang terjadi antara informan dengan anggota keluarganya antara lain menonton tv dan bersih-bersih rumah. Kendala yang muncul dari proses interaksi adalah informan merasa canggung terhadap anggota keluarganya karena kondisinya yang saat ini menjadi seorang waria, tidak semua anggota keluarganya bersedia menerima keberadaan informan sebagai seorang waria. Kata kunci: Interaksi sosial, waria, keluarga Surya Noviami Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga D ewasa ini keragaman fenomena sosial muncul di besar di yang sudah terlanjur melekat bahwa waria identik dengan Masyarakat sendiri punya persepsi Indonesia yang berbeda-beda tentang waria. Masyarakat dengan cepat, bahkan lebih cepat sebagai dari menjijikkan, yang sebenarnya diambil oleh pemerintah atau pihakpihak yang jalanan. kota-kota semakin kompleks dan berkembang tindakan pelacur berkompeten. menganggap sesuatu waria yang bahkan aneh, dianggap sebagai sampah masyarakat. Satu Kegiatan waria pun semakin masalah belum terselesaikan atau hari semakin meningkat. Berbagai justru belum disentuh sama sekali kegiatan dilakukan seperti dalam sudah bidang kesenian dan intertainment muncul masalah baru, termasuk juga masalah waria yang dengan merupakan fenomena yang tidak kecantikan waria, jenis pekerjaan asing lagi bagi kota-kota besar di yang didominasi waria adalah salon. Indonesia. Akan tetapi, di sisi lainnya banyak Keberadaan waria tidak bisa melakukan lomba-lomba waria yang bekerja dengan cara dipungkiri dalam kehidupan ini. menjual Waria menyisakan Perilaku waria yang demikian ini menyangkut mengundang seringkali persoalan, terutama diri di tepi-tepi pandangan jalan. negatif perilaku waria yang tidak hanya masyarakat tentang kehidupan waria mengundang senyum tetapi juga sehingga timbul sikap pro dan kontra keresahan. masyarakat Sebagian besar terhadap kehidupan masyarakat belum bisa menghargai waria. Sebuah Ikatan Waria Solo waria, menunjukkan bahwa dari 67 waria masyarakat cenderung memberikan cacian kepada waria, yang tercatat bahkan bahan terdapat 55 waria yang berasal dari Koeswinarno berbagai kota di Jawa bahkan luar (1993) permasalahan ini disebabkan Jawa. Data ini menunjukkan bahwa karena pengetahuan masyarakat yang waria dianggap tertawaan. sebagai Menurut memilih pada tahun tinggal di 1996 luar minim tentang waria serta citra yang 1 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga jangkauan orang-orang yang dikenal dan keluarganya (Prestyowati, 1999). Pengertian waria lebih Sikap Surya Noviami penolakan yang diperhatikan orang lain secara terus menerus terhadap waria sangat kehidupan waria dikhususkan pada seorang yang tidak mempengaruhi bisa dalam lingkungan keluarga maupun bertindak sebagai laki-laki. Waria hanya akan bahagia apabila lingkungan sosial. Pada diperlakukan sebagai seorang wanita kenyataannya sebagian besar (Kurniawan, Sebuah keluarga dan masyarakat belum bisa konsekuensi yang berat bagi seorang menerima keberadaan waria dalam laki-laki yang merasa dirinya lebih lingkungannya secara wajar. Perlu cocok menjadi seorang wanita, waria waktu yang tidak sedikit sampai akan mempunyai keluarga dan masyarakat benar-benar kepribadian yang aneh, seorang pria bisa menerima keberadaan waria, yang ingin menjadi seorang wanita terutama sebagai pendukung bagi banyak menerima tentangan dari waria untuk terus mengembangkan keluarga maupun masyarakat tempat potensi dan prestasi yang dimiliki tinggalnya. Kondisi tersebut akan agar bermanfaat bagi masyarakat menyebabkan para waria mengalami banyak kesulitan dalam berinteraksi dengan keluarganya. Waria lari dari tempat lingkungan sekitarnya. tinggal 2000). dianggap Menurut Koeswinarno dan khususnya semula menganggap karena tidak bagi mereka nyaman dan (2004), muncul dua sub tipe waria, mereka mulai mencari lingkungan yaitu waria yang keberadaannya baru yang lebih bisa menerima sebagai keberadaan dia waria tidak diketahui sebagai seorang orangtua. Oleh karena itu, sesekali ia waria, atau dengan kata lain mereka berani pulang kerumah dengan tetap mencari lingkungan baru yang lebih berpenampilan fisik sebagai laki- kondusif laki. menyesuaikan Kedua, waria yang keberadaannya yang sama sekali tidak diketahui orangtua, dan mereka menjadi pelarian seumur hidup. bagi mereka diri untuk dengan lingkungan. Penyelesaian konflik dimanifestasikan ke yang dalam 2 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga penerimaan individu dalam keluarga tidak hanya membawa aib keluarga dilakukan setelah seseorang namun juga mampu memberikan secara total tampil “sebagai waria”. sebuah prestasi tertentu. Dalam konteks ini, Koeswinarno Interaksi (2004) di Surya Noviami menyatakan sosial menurut tiga Walgito (2002) merupakan hubungan kemungkinan penyelesaian konflik antar individu dimana individu yang yang seorang satu mempengaruhi individu yang waria dapat diterima kembali oleh lainnya atau sebaliknya. Interaksi keluarga melalui usaha keras dengan sosial, merupakan kunci dari semua menampilkan prestasi yang kehidupan seseorang oleh karena dipandangnya menjanjikan masa tanpa interaksi sosial, tak akan depan dan lebih terhormat dibanding mungkin ada kehidupan bersama. menjadi Bertemunya muncul. Pertama, pelacur. Kedua, dengan perorangan penyelesaian konflik dengan cara secara badaniah belaka tidak akan membiarkan pusat konflik hilang. menghasilkan Ketiga, dengan membiarkan konflik dalam kelompok sosial. Pergaulan itu sekaligus sebagai penyelesaian. hidup semacam itu baru akan terjadi Larinya seorang waria di satu sisi merupakan dengan konflik keluarga dirinya sekaligus pergaulan hidup apabila orang-perorangan/kelompokkelompok manusia bekerjasama, saling bicara dan seterusnya untuk merupakan penyelesaian konflik itu mencapai suatu tujuan bersama, sendiri tanpa harus diterima kembali mengadakan persaingan, pertikaian, oleh keluarga sebagai penyelesaian dan sebagainya. konflik. Namun dengan kembalinya Pasaribu (1995) berpendapat waria pada lingkungan keluarga juga bahwa interaksi sosial dapat terjadi mampu menyelesaikan konflik yang bila memenuhi dua aspek yaitu terjadi dengan melakukan interaksi adanya sosial komunikasi. Kontak sosial dapat yang menunjukkan harmonis, sebuah yang pembuktian bersifat kontak positif sosial atau dan negatif dari waria kepada pihak keluarga tergantung dari predisposisi sikap bahwa seseorang keberadaannya di dalam yang menunjukkan 3 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga TINJAUAN TEORI kesediaan atau penolakan. Kontak sosial dapat juga bersifat primer, Surya Noviami Interaksi Sosial terlihat Walgito (2002) mengartikan bertemu langsung (face to face) atau interaksi sosial sebagai hubungan sekunder yang berarti individu yang antara individu satu dengan individu terlibat yang yakni apabila individu bertemu tertentu. Dari melalui media aspek-aspek yang lain, individu satu dapat mempengaruhi individu yang lain berpengaruh dalam interaksi sosial atau ini akan digunakan oleh setiap waria hubungan yang saling timbal balik. dalam melakukan aktifitasnya sehari- Hubungan hari. Begitu pula dengan kedisiplinan individu dengan individu, individu dalam sebuah profesi yang banyak dengan kelompok atau kelompok digeluti oleh waria, misalkan peñata dengan kelompok. Interaksi sosial rias antar kelompok-kelompok manusia atau penyanyi dangdut, sebaliknya, jadi tersebut terdapat dapat antara oleh terjadi antara kelompok tersebut interaksi sosial dengan orang lain sebagai kesatuan dan biasanya tidak yang terjadi di suatu tempat kerja. menyangkut kemungkinan dipengaruhi Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik pribadi anggota- anggotanya. Walgito untuk (2002) megadakan penelitian, selain itu mengungkapkan penulis mengetahui interaksi terlihat sangat sederhana kemampuan namun sebenarnya interaksi suatu juga ingin bagaimanakah berinteraksi sosial pada waria di proses lingkungan keluarga?. Oleh karena interaksi dipengaruhi oleh beberapa itu faktor penulis penelitiannya Sosial Waria Keluarga”. memilih adalah di judul yang kelangsungan yang komplek, mendasari dalam atau “Interaksi melandasinya antara lain a) faktor Lingkungan imitasi, b) faktor sugesti, c) faktor identifikasi, dan d) faktor simpati. Aspek-aspek dalam interaksi sosial menurut Soekanto (2001) antara lain 4 Surya Noviami Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga kontak sosial, komunikasi, partisipasi. berpenampilan sebagai seorang lakilaki pada umumnya, hanya saja seorang Waria homo melampiaskan tertarik hasrat untuk seksualnya Istilah waria adalah padanan kepada laki-laki seperti halnya waria. dari wadam (wanita Adam-bahsa Jadi perbedaan antara waria dan Arab), maupun homoseks adalah kemampuan wandu. Wandu adalah bahasa daerah menerima jenis kelaminnya. Jawa yang berarti wanita dudu atau Havelock (Moerthiko, bukan wanita, sedangkan kata waria mengungkapkan bahwa sifat waria merupakan kependekan dari wanita tidak dapat diidentifikasikan dengan pria (Koeswinarno, 1993). Dilihat homoseksualitas, meskipun kadang- dari definisi sosiologi, waria adalah kadang suatu dengan itu. banci, bencong transgender. Maksudnya cenderung 2007) diasosiasikan mereka menentang konstruksi gender Menurut Simanjuntak (Prestyowati, yang diberikan oleh masyarakat saat 1999) ini. Belum diterimanya waria dalam waria kehidupan sosial mengalami kelainan identitas diri. kehidupan waria Biasanya mereka mengakibatkan lebih terbatas. dasarnya adalah Laki-laki pengertian individu yang mengidentifikasikan dalam dirinya sebagai wanita. Mulai dari kehidupan hiburan, seperti ngamen, penampilan pakaian, bentuk tubuh, ludruk, reog atau mereka berkutat sampai dalam teridentifikasikan bidang hidup pada kecantikan dan kosmetik (Lis, 2006). secara wanita. wanita yang hanya tertarik pada pria. METODE PENELITIAN tidak Gejala Penelitian merasa terganggu dengan identitas Interaksi Seorang sebagai psikologis, waria lain halnya dengan homo (gay). sudah Orientasi seksual merekapun sebagai Satu hal penting yang perlu diperhatikan, naluriahnya homoseks sosial waria di gendernya, ia masih merasa sebagai lingkungan keluarga, yaitu hubungan laki-laki timbal balik yang terjadi antara waria sehingga mereka tetap 5 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga Informan Penelitian dengan anggota keluarganya, dimana waria dan anggota saling mempengaruhi, Surya Noviami keluarganya Informan dalam penelitian ini mengubah berjumlah 3 informan utama dan 3 atau memperbaiki. Interaksi sosial informan yang dilakukan seorang waria di kriteria informan utama antara lain dalam lingkungan keluarganya dapat waria yang berdomisili di sekitar dengan cara melakukan kontak sosial wilayah Surakarta, menjadi waria secara langsung, menjalin hubungan minimal komunikasi pekerjaan. yang harmonis dan pendukung. 2 tahun Adapun dan memiliki berpartisipasi dalam setiap kegiatan Teknik Analisis Data keluarga. Pada penelitian ini data-data yang Metode Pengumpulan Data dengan merupakan data kualitatif yang diperoleh dari hasil Data dalam penelitian ini diperoleh diperoleh wawancara dan observasi dengan menggunakan metode wawancara, dan observasi,. behavioral checklist. Materi wawancara adalah kontak terkumpul dikelompokkan dan diberi sosial, komunikasi dan partisipasi kode untuk mendiskripsikan tema- yang tema dilakukan oleh waria di yang Data yang muncul kemudian digunakan untuk menjawab masing- lingkungan keluarganya. masing pertanyaan dalam penelitian. Tabel 1. Data Informan Utama NO INFORMAN USIA PENDIDIKAN PEKERJAAN Jadi waria usia 1. WW 31 th SMK Penyanyi 17 th 2. JM 27 th SMK Penari 19 th 3. TY 30 th SMK Penyanyi,instruktur 20 th senam aerobic wanita, HASIL DAN PEMBAHASAN Waria adalah seoarang pria yang memiliki sifat dan perilaku seperti untuk juga mempunyai keinginan mengubah kelaminnya.Munculnya jenis waria salah satunya disebabkan karena faktor 6 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga Surya Noviami eksternal. Adapun peran orang tua di melakukan kontak sosial, komunikasi masa lalu menyebabkan dorongan yang dan partisipasi (Soekanto,2002) kuat bagi seorang mengidentifikasikan anak dirinya untuk Komunikasi yang terus menerus dengan dan efektif dapat mempengaruhi rasa jenis kelamin orang tuanya tersebut. Kelainan keluarga terhadap waria. karena Simpati merupakan perasaan tertarik hubungan yang kurang normal dengan kepada orang lain yang timbul atas dasar orang tua. Biasanya anak laki-laki perasaan atau emosi. Perasaan simpati kurang serasi hubungan dengan ayah, nyata dalam hubungan persahabatan sehingga dekat dengan dengan ibu. antara dua orang ataau lebih, tertariknya Karena dekat dengan ibu maka anak seorang bukan karena keseluruhan cara- semakin menjauhi bapaknya, malahan cara bertingkah laku orang tersebut. takut kepada bapak sebagai pemilik ibu, (Walgito, 2002). Adanya rasa simpati sehingga si anak menekan cintanya pada akan mempengaruhi komunikasi yang ibu sehingga ia menyalurkan kegiatan baik antara waria dengan anggota homoseksual. keluarganya. Keluarga timbul simpati sumber Melakukan kegiatan bersama kekuatan utama bagi seorang individu juga dapat menimbulakan interaksi yang yang berada di dalamnya. Sangat sulit positif antara waria dengan keluarganya. bagi seorang orang tua ketika anaknya Berdasarkan hasil interview maka dapat memutusknan menjadi seorang waria. diketahui bahwa kegiatan memasak, Keputusan ini sangat menyakitkan bagi menonton tv atau membersihkan rumah orang tua terutama ibu,rasa marah,tidak merupakan salah satu kegiatan yang percaya dan ingin berontak ini sangat akan menimbulkan hubungan timbal wajar dirasakan oleh seorang ibu. balik antara waria dengan keluarga. Hal Interaksi kunci dari adalah sosial merupakan ini sesuai dengan pernyataan Walgito semua kehidupan (2002) mengartikan interaksi sosial sosial,begitu juga interaksi di dalam sebagai hubungan antara individu satu sebuah keluarga. Begitu besar fungsi dengan individu yamg lain, individu satu interaksi waria di dalam keluarga,oleh dapat mempengaruhi individu yang lain karena dengan atau sebaliknya, jadi terdapat hubungan harus yang saling timbal balik. Hubungan seluruh itu interaksi anggota waria keluarganya dilakukan secara efektif. Waria dapat timbal balik yang positif akan melakukan interaksi sosial dengan cara memperlancar proses komunikasi dan 7 Surya Noviami Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga penerimaan waria dalam lingkungan dari rumah karena sangat marah dengan keluarga. keputusan Banyak menyebabkan faktor yang seseorang untuk anaknya untuk menjadi seorang waria. Respon yang muncul dari memutuskan menjadi seorang waria. keluarga menyebabkan informan harus Berdasarkan hasil wawancara diketahui mencari cara untuk beradaptasi sehingga bahwa, kedekatan seorang anak dengan dapat diterima kembali di lingkungan ibunya keluarganya. Berdasarkan wawancara mampu merubah image seseorang, Cara ibu merias wajah, yang gerak-gerik dan bahasa tubuh ibu yang dengan cara pendekatan secara pelan- halus serta santun cenderung membawa pelan dan terus menerus sehingga pengaruh yang kuat bagi seorang anak keluarga mau menerima keberadaanya untuk merubah image nya menjadi walaupun seperti ibu, jadi anak jatuh cinta dengan membersihkan rumah secara bersama sosok seorang perempuan. Hal ini sesuai adalah cara yang efektif bagi informan dengan teori yang dikemukakan oleh untuk bisa Crook (Kurniawan,2000) bahwasanya keluarganya. salah satu factor yang menyebabkan dilakukan,informan sulit. adaptasi faktor kendala-kendala belajar sosial, informan tv dan di lingkungan melakukan seseorang menjadi transeksual adalah pengalaman Menonton kembali Dalam beradaptasi juga yang proses mengalami menyebakan seorang anak yang terlalu dekat dengan informan sulit diterima kembali di orang tua dengan jenis kelamin yang lingkungan berbeda mempunyai dorongan yang kuat kendala yang dihadapi informan yaitu untuk dirinya adanya rasa malu keluarga terhadap dengan jenis kelamin orang tuanya lingkungan sekitar karena keputusan tersebut. Dengan keputusan seseorang informan untuk menjadi seorang waria. untuk menjadi seorang waria tentunya Lingkungan yang sering mengolok-olok akan berimbas dengan respon keluarga dan menghina keberadaan informan tersebut, adanya perasan kecewa , marah sebagai seorang waria. Bahkan keluarga dan tidak terima dengan keputusan sempat menolak keberadaan informan seseorang sebagai seorang waria untuk kembali ke mengidentifikasikan menjadi seorang waria. Awalnya orang tua tidak mau berbicara dengan anaknya karena keluarganya. Adapun lingkungan keluarganya. sangat Berdasarkan hasil wawancara kecewa,sampai mengusir anaknya keluar dapat diketahui bahwa komunikasi yang 8 Surya Noviami Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga terjalin antara informan dengan keluarga cukup baik, karena informan terus berusaha menjalin kedekatannya dengan keluarga. Komunikasi menerus dan yang efektif terus dapat kondisinya yang sudah menjadi waria. Informan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga pada akhirnya dapat diterima mempengaruhi rasa simpati keluarga terhadap waria. Simpati merupakan oleh keluarganya. Informan WW perasaan tertarik kepada orang lain yang selama 1,5 tahun, informan JM timbul atas dasar perasaan atau emosi. Perasaan simpati nyata dalam hubungan selama 1 tahun, dan informan TY persahabatan antara dua orang ataau selama 2 tahun. lebih, tertariknya seorang bukan karena keseluruhan cara-cara bertingkah laku orang tersebut (Festinger, dalam Asari, 2010). Adanya rasa waria dengan anggota keluarganya. Intensitas komunikasi yang sering dilakukan dan terus menerus ini memudahkan informan untuk kembali ke lingkungan keluarganya. WW adalah A. Kesimpulan hasil memperkenalkan kondisinya dengan mengenakan kostumnya ketika pulang ke rumah dan mengajak teman-temannya ke rumah. Kontak sosial yang terjadi KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan informan simpati akan mempengaruhi komunikasi yang baik antara 2. Kontak sosial yang terjadi pada pada informan informan analisis pulang JM memutuskan ke rumah adalah untuk setelah dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: beberapa tahun tinggal di kos. 1. Proses interaksi waria dengan Kontak sosial yang terjadi pada keluarga dengan informan TY adalah informan untuk berusaha meyakinkan orang tua kembali kepada keluarga dengan dan anggota keluarganya yang keberanian diawali informan 9 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga Surya Noviami lain atas pilihan yang telah atas keputusan informan menjadi diambil. Dari ketiga informan seorang waria. komunikasi yang terjalin cukup intensif antara informan dengan B. Manfaat Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka manfaat anggota keluarga. Komunikasi seringkali terjadi ketika menonton tv, aktivitas bersih- penelitian ini adalah : 1. Untuk informan, diharapkan informan mampu mengatasi rasa canggungnya sehingga ia mampu bersih rumah,dan sharing dengan anggota keluarga. Dari ketiga informan partisipasi yang memaksimalkan potensi yang dimiliki. Informan diharapkan berani terbuka dengan anggota keluarganya yang lain dan lebih informan untuk keluarga adalah informan membantu dalam sering bertukar pikiran dengan saudara-saudaranya. tidak perlu lagi tinggal di kos, perekonomian keluarga. akan 3. Kendala yang muncul dalam proses interaksi dalam keluarga adalah, informan WW adalah tetapi kondisi informan. Informan JM orang tua sangat diharapkan bisa kembali ke rumah. 2. Untuk keluarga, diharapkan keluarga lebih bisa menerima keberadaan orang tua masih merasa malu dengan Informan waria dan bisa mengajak berpartisipasi dalam kegiatan rumah tangga sehingga waria tidaklah merasa terasing. Selain itu keluarga tetap terus merasa kecewa dengan kondisi dan pilihan hidup informan menjadi seorang waria. Informan berusaha bahwasanya menyadarkan pilihan menjadi waria adalah salah dimata agama dan norma sosial. TY orang tua tidak mau merestui 10 Interaksi Sosial Waria di Lingkungan Keluarga DAFTAR PUSTAKA Asari, F. 2010. Hubungan Antara Interaksi Sosial Di Tempat Kerja Dengan Disiplin Kerja Pada Guru SMA Di Kabupaten (Tidak Boyolali. Passaribu. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. PPDGJ III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) Skripsi diterbitkan). Surakarta: Psikologi Universitas Fakultas Surya Noviami Muhammadiyah Surakarta Iis. D. 2006. Transeksualitas Fakta yang Tertutup Misteri. http://home planet ni/rudolf/artikel/transeali sme. Diakses pada Minggu, 25 Oktober 2006. Koeswinarno. 1993. Profil Waria Yogyakarta. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan).Yogyakarta: PP. Kependudukan Universitas Gajah Mada. Prestyowati, I. 1999. Membuka Tabir Kehidupan Waria di Kota Solo. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Soekanto. S.2001. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta : CV Rajawali Soekanto. 2002. Sosiologi: Suatu Pengantar. Edisi Pengantar ke-4. Jakarta: Raja Gravindo Perkasa. Walgito. B. 2002. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi Offset . 2004. Hidup Sebagai Waria. Yogyakarta : PT. LKIS Pelangi Aksara Kurniawan, D. 2000. Studi Eksplorasi Mengenai Aktualisasi Diri Kaum Waria. Skripsi (Tidak diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegio Pranoto. 11