1 BENTUK KERJASAMA (COOPERATION) PADA INTERAKSI SOSIAL WARIA Bunga Fajar Sari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kerjasama (cooperation) pada interaksi sosial waria dengan lingkungan tempat tinggalanya guna mempertahankan eksistensinya mereka sebagai kaum minoritas agar dapat diterima masyarakat setempat, juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama tersebut. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Subjek penelitian ini adalah waria yang berusia 22-35 tahun. Kerjasama adalah suatu usaha antara orang perorangan atau kelompok manusia diantara kedua belah pihak untuk tujuan bersama sehingga mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. Interaksi sosial adalah suatu proses dimana individu memperhatikan dan merespon individu lainnya menyangkut hubungan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan salaing mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan waria adalah seorang yang secara fisik laki-laki tetapi merasa dirinya perempuan sehingga berpenampilan dan bertingkah laku sebagai perempuan serta dalam melakukan hubungan fisiknya (biologis) bertindak sebagai perempuan. Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa terjadinya interaksi sosial diklasifikasikan dalam empat faktor yaitu faktor imitasi dimana setiap individu memiliki sifat kecenderungan melakukan seperti yang dilakukan orang lain. Dalam teori sosiolog dijumpai bentuk kerjasama (cooperation) yang dibedakan dalam kerjasama spontan (spontaneous cooperation) yaitu kerjasama serta merta, kerjasama langsung (directed cooperation) dimana kerjasama ini terjadi dari perintah atasan atau penguasa. Kata Kunci : Kerjasama, Interaksi Sosial dan Waria PENDAHULUAN Manusia pada hakekatnya berperilaku sesuai dengan keinginannya, kebutuhan atau suatu dorongan.Dimana pada kenyataannya setiap manusia memiliki aturan-aturan tertentu dalam berprilaku. Aturan-aturan tersebut dalam masyarakat disebut norma sosial. Norma-norma sosial itu mengikat setiap anggota masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku. Apabila ada anggota masyarakat yang tidak mentaati norma-norma sosial itu akan 2 mendapatkan sanksi dari masyarakat. Ada sebagian kecil kelompok dalam masyarakat yang dianggap tidak mentaati norma-norma sosial yang ada, salah satunya waria. Waria adalah seorang yang terlahir sebagai laki-laki, kemudian berdasarkan faktor internal dan eksternal orang tersebut mempunyai keinginan untuk mengubah identitas kelaminnya menjadi seseorang yang menyerupai wanita baik fisik maupun tingkah lakunya. Dalam hal ini interaksi sosial sangat dibutuhkan oleh waria, apalagi dalam hubungannya dengan lingkungan dimana ia tinggal. Menurut Soekanto (2002) bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (Cooperation), persaingan (Competition), dan pertikaian (Conflic). Baron & Byane (2000), menganggap bahwa kerjasama (Cooperation) merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengangkat tema waria menjadi bahan penelitian dalam mengetahui bagaimana bentuk kerjasama (Cooperation) pada interaksi sosial seorang waria khususnya dilingkungan masyarakat dimana ia tinggal. Pengertian Kerjasama Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama (Soekanto, 1990). Kerjasama (cooperation) adalah suatu usaha atau bekerja untuk mencapai suatu hasil (Baron & Byane, 2000). Kerjasama (Cooperation) adalah adanya keterlibatan secara pribadi diantara kedua belah pihak dami tercapainya penyelesaian masalah yang dihadapi secara optimal (Sunarto, 2000). Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kerjasama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik. 3 Bentuk-bentuk Kerjasama Dalam teori sosiologi akan dijumpai beberapa bentuk kerjasama (Cooperation). Lebih lanjutnya kerjasama dapat dibedakan dalam kerjasama spontan (spontaneous cooperation), Kerjasama langsung (directed cooperation), Kerjasama kontrak (contractual cooperation), Serta kerjasama tradisional (traditional cooperation),(Soekanto,1990). Dasar Kerjasama Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalani kehidupannya manusia akan dihadapkan pada suatu dilema sosial. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama dalam menjalani kehidupannya (Baron & Byane, 2000) Faktor Yang Mempengaruhi Kerjasama Faktor yang mempengaruhi kerjasama diantaranya yaitu hal timbal balik, orientasi individu, dan komunikasi. a. Hal timbal balik b. Orientasi individu c. Komunikasi Pengertian Interaksi Sosial Menurut Soekanto (2002), interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan. Antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Faktor Terjadinya Interaksi Sosial Interaksi sosial diklasifikasikan kedalam empat faktor, yaitu : a. Faktor Imitasi b. Faktor Sugesti c. Faktor Identifikasi 4 Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Interaksi sosial terjadi apabila memenuhi dua syarat (Soekanto, 2002), yaitu: a. Adanya kontak sosial (Social contact) b. Adanya komunikasi Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (cooperation), persaingan (competition)dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict), (Soekanto, 2002). Pengertian Waria Dalam pengertian umum waria adalah seorang laki-laki yang berdandan dan berlaku sebagai wanita.Waria dapat dikatakan sebagai homoseksual secara fisik. Waria adalah seseorang yang berasumsi bahwa mereka merasa dirinya adalah perempuan sehingga harus berpenampilan sebagai perempuan (Marwa, 2005) Penyebab Timbulnya Waria Menurut sebagian orang, penyebab utama seseorang menjadi waria adalah lingkungan. Pengaruh atau penyebab itu berjalan dibawah sadar ketika orang tersebut masih dalam usia masih relatif muda (0-5 tahun) pemahaman tadi bersumber dari teori Freud (1982). Dengan mengutip teori Stoller, Adikusumo (1984)mengatakan bahwa ini (maksudnya laki-laki yang kewanita-wanitaan) bisa terjadi karena si ibu terlalu dominan dalam diri si anak, ketimbang sang ayah yang pasif. Metode Penelitian Menurut Namawi (1985), studi kasus adalah penelitian yang memusatkan diri secara intensif terhadap suatu objek tertentu. Unit sosial yang diteliti dalam penelitian ini adalah seorang waria. 5 Dalam penelitian ini metode studi kasus digunakan agar mendapat gambaran yang menyeluruh dan mendalam tentang bentuk kerjasama pada interaksi sosial waria. Melalui studi kasus dapat dilihat dengan jelas dinamika tentang bentuk kerjasam (cooperation) interaksi sosial waria. Karakteristik Subjek Karakteristik subjek dalam penalitianini adalah seorang waria yang berusia 25 -35 tahun. Subjek mulai merasakan ada kelainan dalam dirinya sejak ahqil balig tepatnya sejak subjek menduduki bangku SMP. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap utama dilakukan dalam penelitian adalah : 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : a. Tahap persiapan alat b. Tahap pemilihan subjek penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan dengan aktivitas subjek, dan dilakukan sesuai dengan tempat dan waktu yang telah disepakati bersama. Wawancara yang dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya Teknik Pengumpulan Data Pada pendekatan kualitatif terdapat beberapa macam teknik pengumpulan data, seperti : etnografi, studi kasus, observasi, wawancara, analisis terhadap karya (tulisan, flim, karya seni), analisis dokumen, analisis catatan pribadi, dan sebagainya (Poerwandari, 2001). Poerwandari (1998) memaparkan bahwa kedua metode ini yaitu wawancara dan observasi merupakan metode dasar yang umumnya dipakai dan dilibatkan dalam tipe-tipe penelitian kualitatif. 6 Alat Bantu Pengumpulan Data Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Pedoman Wawancara 2. Pedoman Observasi 3.Tape Recorder Keabsahan dan Keajegan Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian kualitatif yang dapat dipercaya, diperlukan data yang teruji. Menurut Moeloeng (2000) triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Hasil dan Analisis subjek adalah seorang yang berjenis kelamin laki-laki tetapi bertingkah laku seperti wanita yang memiliki tinggi badan 169 cm dengan berat badan 50kg, rambut ikal, warna kulit putih. Subjek cukup dekat dengan orang-orang disekeliling tempat tinggalnya. Subjekpun cukup memberikan kontribusi yang baik dilingkungan sekitarnya dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan serta mematuhi aturan yang ada. Meskipun subjek merupakan kaum minoritas tetapi subjek cukup dekat dengan orang-orang disekeliling tempat tinggalnya. Subjek cukup memberikan kontribusi yang baik pada lingkungannya dengan selalu mengikuti kegiatan gotong royong ataupun kerjabakti yang dilakukan dilingkungan tempat tinggalnya. Significant Other 1 adalah kakak angkat dari subjek. Significant Other 1 memiliki tinggi badan kurang lebih 147 cm dengan bentuk tubuh sedikit agak gemuk, rambut pendek, kulit sawo matang. Significant Other 2 adalah teman dekat subjek. Significant other 2 memiliki tingi badan kurang lebih 167 cm dengan bentuk tubuh ideal, rambut pendek, warna kulit sawo matang. Analisis Kasus Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok diantara kedua belah pihak manusia demi tercapainya tujuan bersama yang optimal. 7 Dalam teori sosiologi akan dijumpai bebrapa bentuk kerjasama diantaranya Kerjasama spontan (spontaneous cooperation), kerjasama langsung (directed cooperation), kerjasama kontrak (contractual cooperation),kerjasama tradisional (traditional cooperation) (Soekanto, 1990) Dalam menjalani kehidupannya subjek merupakan kaum yang minoritas. Tetapi subjek mampu berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tinggal. Subjek melakukan kerjasama dilingkungannya tanpa mengharapkan imabalan, bahkan sebaliknya subjek sering memberikan sumbangan baik berupa uang maupun makanan. Biasanya ada pemberitahuan terlabih dahulu sebelum melaksanakan kerjasama. Perintah untuk melaksanakan kerjabakti selalu ditanggapi dengan baik. Subjek merasakan adaya timbal balik dari lingkungannya. Subjek cukup puas dengan timbal balik yang diberikan lingkungannya terutama dengan diterima dan diakuinya subjek menjadi warga dilingkungan tersebut. Dalam berkomunikasi subjek tidak memiliki hambatan sehingga terjadi hubungan yang saling menghargai tanpa melihat status kewariaanya. Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa subjek sebagai kaum minoritas mampu manjalankan berbagai macam bentuk kerjasama dalam berinteraksi dengan lingkungan dimana ia tinggal. Subjek melakukan kerjasama tanpa megharapkan imbalan. Kerjasama yang sering ia lakukan seperti gotong royong, bersihin got-got, dan mendapat respon yang baik dari lingkungannya. Subjek melakukan kerjasama berdasarkan tujuannya dan ia berprinsip bahwa melakukan kerjasama kerena menginginkan respon yang baik untuk kepentingan bersama. Pada setiap tahunnya subjek turut serta dalam memeriahkan HUT RI yang dilaksanakan dilingkungannya. Dan dengan mengikuti acara seperti itu subjek dapat bersosialisasi dengan warga setempat. Sebagai kaum minoritas subjek tidak mengalami diskriminalitas dari lingkungannya. Semua kalangan dilingkungan tersebut dapat diajak kerjasama.. Ia berfikir dengan kerjasama dapat lebih mempermudah mencapai tujuan yang diharapkan. 8 Saran Adanya beberapa saran yang dapat peneliti berikan untuk penulisan studi kasus ini yang hubungan dengan bentuk kerjasama (cooperation) pada interaksi sosial kaum minoritas (waria) dengan lingkungan tempat tinggalnya, yaitu : 1. Jangan pernah ragu untuk melakukan kerjasama, jika ingin mendapatkan hasil yang optimal. 2. Para waria yang tergabung dalam organisasi agar lebih meningkatkan kagiatan guna lebih bisa mengembangkan keterampilan agar dalam memnuhi kebutuhan hidupnya tidak lagi berkeliaran dijalanan. DAFTAR PUSTAKA Baron, R & Byane D. (2000). Social psychology ninth edition. Pinted in the united State of America Moloeng. (1998). Metodologi penelitian. Bandung : Remaja Pusda karya. Poerwandari, E. Kristi. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia. LPSP 3 : Fakultas Psikologi UNiversitas Indonesia. Sari, N. (1992). Seri diktat :Permasalahan pokok yang berkaitan dengan waria. Jakarta : BKKKS. Soekanto, S. (2002). Sosiologi suatu pengantar. Edisi 4. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Yin, R. K. (2002). Studi kasus : Desaian dan metode. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.