peningkatan keterampilan menulis teks eksposisi dengan metode

advertisement
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI
DENGAN METODE INQUIRYDISCOVERY LEARNING DAN
PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VII G
SMP NEGERI 3 COLOMADU
Wisnu Nugroho Aji*
Abstract: This thesis aims to improve quality of process and result of students’ ability in writing
exposition text using inquiry discovery learning method and video at seventh grade students in smp n 3
colomadu. Based on the observation, the increasing quality of teaching learning process in writing
exposition text at the first cycle is 66 % and the second cycle is 75 %. The result of students’ ability in
writing exposition text at the first cycle is 62.5 % and the second cycle is 84.4 %. The conclusion of this
research is the implementation of inquiry discovery learning and using video can increasing quality of
learning process and students’ result in writing exposition text at seventh G grade students in smp negri
3 colomadu.
Keywords : inquiry discovery learning, Video, Writing skill, Exposition text.
PENDAHULUAN
Pembelajaran
bahasa
di
sekolah
menitikberatkan pada empat keterampilan
berbahasa.Keterampilan tersebut meliputi
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Keempat keterampilan ini saling berhubungan
dan saling menunjang satu sama lain. Hal itu
disebabkan keempat aspek tersebut sangat penting.
Penerapan kurikulum terbaru kurikulum 2013
merupakan tonggak sebagai sarana evaluasi dan
inovasi pembelajar an. Kur ikulum 2013
mengamanatkan pendekatan saintifik dengan
mengedepankan langkah-langkah ilmiah dalam
pembelajaran, diantaranya; (1)Observing/
observasi,(2)Questioning/menanya,(3)Associating/
me n a l a r , ( 4 ) E x p e r i m e n t i n g / me n c o b a , d a n
(5)Networking/membentuk jejaring. Dalam kurikulum
2013 disebutkan bahwa salah satutujuan mata
pelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tertulis. Dari pernyataan tersebut tersirat bahwa
keterampilan menulis cukup mendapatkan perhatian
dalam pendidikan dan pembelajaran terutama di
sekolah.Diharapkan implementasi kurikulum 2013 dan
pendekatan saintifik, peserta didik dapat memproduksi
tulisan yang bernilai ilmiah.
Menulis merupakan keterampilan yang paling
akhir dikuasai setelah peserta didik mampumenyimak,
berbicara, dan membaca.Hal tersebut tidak
mengherankan karena dalam menulis, peserta didik
diharuskan untuk menguasai berbagai unsur
kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri
sehingga tulisan yang dihasilkan dapat runtut dan padu,
kohesif, dan kohern. Oleh karena itu, pembelajaran
menulis ini harus diajarkan, dibina dan dikembangkan
secara intensif di semua jenjang pendidikan.Saat ini,
pembelajaran menulis yang diadakan di sekolahsekolah belum maksimal. Proses pembelajaran menulis
teks eksposisi yang dilakukan guru masih
menggunakan metode konvensional dan belum mampu
menerapkan pendekatan saintifik sesuai dengan
tuntutan kurikulum 2013. Sebagai contoh dalam
penelitian ini, pada kegiatan observasi awal dan
* Program Studi PBSI, FKIP, Unwidha Klaten
34
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
pratindakan yang dilakukan pada siswa kelas kelas
VII G SMP Negeri 3 Colomadu. Tahun Ajaran 2013/
pembelajaran yang tepat agar dapat memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan siswa. Salah satu metode
2014 diketahui bahwa nilai hasil pembelajaran menulis
teks eksposisi masih rendah atau belum memenuhi
KKM, begitu pula proses pembelajarannya. Dari
pengamatan awal diketahui hasil tes menulis eksposisi
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini
adalah dengan menggunakan metodeInquiry
Discovery Learning. Penggunaan metode Inquiry
Discovery Learning akan lebih tepat sasaran apabila
siswa kelas VII G SMP 3 Colomadu masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, yaitu
73. Rata-rata nilai tes menulis eksposisi hanya 52,9
dari 32 siswa, yang mendapat nilai memenuhi KKM
diimbangi dengan penggunaan media yang tepat.
Setelah melakukan observasi, media yang tepat untuk
digunakan dalam penerapan metode Inquiry
hanya 5 siswa (15,6%), sedangkan 27 siswa (84,4%)
mendapat nilai dibawah KKM.
Menurut guru yang mengampu kelas tersebut
hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya: (1) kurang antusiasnya siswa dalam
mengikuti pelajaran menulis teks eksposisi; (2) siswa
mengalami kesulitan dalam memahami materi menulis
teks eksposisi; (3) siswa merasa jenuh atau bosan
pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang selama
ini dilakukan secara monoton; (4) guru kesulitan
membangkitkan keaktifan siswa; (5) guru belum
menggunakan metode pembelajaran yang inovatif; (6)
kurangnya pembimbingan gur u saat siswa
mengerjakan tugas menulis teks eksposisi; dan (7)
guru kesulitan dalam menemukan dan menerapkan
metode pembelajaran yang tepat dalam mengajar
materi menulis teks eksposisi.
Permasalahan utama yang dialami siswa dalam
menulis teks eksposisi selama ini adalah tidak
dimunculkannya objek pengamatan secara
langsung.Hal itu membuat siswa kebingungan dalam
membuat pemaparan atau teks eksposisi terhadap
objek yang diamati sehingga hasil belajarnya masih
rendah. Permasalahan pembelajaran menulis teks
eksposisikelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu ini
dapat diatasi dengan penggunaan metode
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Discovery Learning di kelas VII G SMP Negeri 3
Colomadu adalah media video.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis
menerapkan yaitu metode pembelajaran penemuan
(Inquiry discover ylearnng) untuk mengungkapkan
apakah dengan model penemuan (Inquiry discovery
learning) dapat meningkatkan keterampilan menulis
teks eksposisi pada siswa kelas VII G SMP Negeri 3
Colomadu.Penulis memilih metode pembelajaan ini
mengkondisikan siswa untuk terbiasa menemukan,
mencari, mendikusikan sesuatu yang berkaitan dengan
pengajaran, (Siadari, 2001: 4). Dalam metode
pembelajaran penemuan (inquiry discovery) siswa
lebih aktif dalam memecahkan untuk menemukan
sedang guru berperan sebagai pembimbing atau
memberikan petunjuk cara memecahkan masalah itu.
Pada pembelajaran menggunakan metode
InquiryDiscovery Learning ini siswa diajak untuk
melihat objek pengamatan secara langsung, dalam hal
ini siswa dihadapkan pada berbagai video. Metode ini
membuat siswa lebih jelas, cermat, dan rinci dalam
menjabarkan objek sehingga hasil eksposisinya
menjadi lebih akurat dan sesuai dengan kenyataan
yang mereka lihat.
Tujuan dengan melaksanakan Inquiry
Discovery Learning diharapkan siswa dapat
memperoleh pengalaman langsung dari objek yang
35
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan
milik seseorang serta dapat bertanggung jawab.
peran guru sebagai perancang pembelajaran di dalam
kelas. Guru yang mampu menerapkan model yang
Mungkin dengan jalan demikian mereka mampu
memecahkan persoalan yang dihadapi dalam
pembelajaran (Roestiyah, 2001: 85).
kreatif dan inovasi serta tidak keluar dari ranah
pendekatan saintifik sebagaimana yang tercakup
dalam kurikulum 2013, sangat berepengaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran. Upaya tersebut dilakukan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) dengan subjek penelitian tindakan ini adalah
siswa kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu.Sumber
data penting yang dijadikan sasaran penggalian dan
pengumpulan data serta informasi dalam penelitian
ini diperoleh dari data kualitatif. Sumber data tersebut
meliputi peristiwa, informan yaitu Guru dan siswa kelas
VII G SMP Negeri 3 Colomadu dan Dokumen hasil
pembelajaran menulis teks eksposisi.
Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara mendalam/ in deep
interview, tes, dan analisis dokumen.Uji validitas data
yang digunakan adalah trianggulasi sumber data dan
triangulasi metode.Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu model analisis deskriptif
komparatif.
HASIL PENELITIAN
Keterampilan menulis mer upakan cara
seseorang dalam menuangkan gagasan atau ide ke
dalam sebuah tulisan supaya orang lain dapat
memahami dan mengerti informasi yang tertuang di
dalamnya. Begitu pentingnya keterampilan menulis
sehingga keterampilan menulis menjadi salah satu
keterampilan berbahasa yang mendapat perhatian
dalam pengajaran bahasa, khususnya bahasa
oleh guru dan peneliti dengan meningkatkan
keterampilan menulis teks eksposisi melalui penerapan
metode Inquiry Discovery Learning dan
penggunaan media video pada siswa kelas VII G SMP
Negeri 3 Colomadu.
Guru harus pandai dalam memilih metode,
media dan alat yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas. Melalui penerapan metode Inquiry
Discovery Learning dan penggunaan media video,
siswa memiliki pengalaman belajar yang berbeda,
karena disuguhkan sebuah pemaparan masalah
secara langsung. Pemanfaat metode dan media ini
mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil
keterampilan menulis teks eksposisi. Hal tersebut
dapat dilihat dari hasil penilaian proses dan nilai selama
tindakan kelas berlangsung.
Penelitian tindakan ini dilaksanakan dua
siklus.Setiap siklus dengan 2xpertemuan atau 4x40
menit.Untuk pertemuan pertama guru menerangkan
materi menulis teks eksposisi, dan pengamatan
terhadap contoh teks eksposisi.Pertemuan kedua
siswa diminta untuk menuliskan teks eksposisi
berdasarkan video yang telah disiapkan.Langkah
tersebut memudahkan guru dan peneliti untuk
mengamati dan menilai kinerja guru dan siswa serta
keterampilan menulis teks eksposisi. Berikut akan
dipaparkan pembahasan hasil penelitian.
Indonesia.
Kualitas proses dan hasil keterampilan menulis,
khususnya menulis teks eksposisi ditentukan oleh
36
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
1.
Peningkatan
Kualitas
Proses
Pembelajaran Keterampilan Menulis Teks
nilai 86,6. Dibawah ini disajikan histogram hasil
penilain kinerja guru
Eksposisi.
a. Peningkatan Kinerja Guru
Kinerja guru dalam pembelajaran
keterampilan menulis teks eksposisi
berdasarkan pada hasil penelitian guru dalam
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan melaksanakan
pembelajaran di setiap siklus.Hasil
pengamatan dalam penyusunan RPP dari
prasiklus, siklus I, dan siklus II selalu
mengalami peningkatan. Pada prasiklus guru
memperoleh skor 21 dengan nilai 52,5
(kurang). Siklus I nilai guru meningkat menjadi
29 degan nilai 71,1 (baik). Pada siklus II dapat
dikatakan bahwa guru sudahsangat baik dalam
menyususn RPP sehingga memperoleh nilai
35 dengan nilai 86,6 (sangat baik).
Pengamatan kinerja guru dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Penilaian pada kegiatan ini terdiri dari beberapa
aspek, yakni : (a) kegiatan prapembelajaran;
(b) kegiatan pendahuluan; (c) kegiatan inti,
meliputi penguasaan materi pembelajaran,
penggunaan metode dan media, kegiatan
pembelajaran, penilaian proses dan hasil, dan
(d) kegiatan penutup.
100
80
60
40
20
0
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 1. Nilai keterlaksanaan pembelajaran
oleh guru antarsiklus
b. Peningkatan Kinerja siswa
Penilaian peningkatan kinerja siswa
dalam proses pembelajaran diamati mulai
pratindakan sampai siklus II. Penilaian kinerja
siswa ini meliputi tiga aspek yakni; (1)perhatian
siswa pada guru saat guru menyampaikan
materi; (2) keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran; dan (3) keterlaksanaan kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti terhadap kinerja siswa dari
pratindakan sampai siklus II selalu mengalami
peningkatan.Peningkatan tersebut dapat dilihat
Berdasarkan Hasil pengamatan kinerja
guru dalam melaksanakan kegiatan
dari aspek-aspek berikut.
pembelajaran selalu mengalami peningkatan
dari prasiklus sampai siklus II. Pada pra siklus
jumlah skor 53 dengan nilai 58,8 katagori
kurang. Pada siklus I katagori baik dengan nilai
1) Perhatian siswa pada saat guru
64 dengan nilai 71,1. Katagori sangat baik
diperoleh pada siklus II dengan skor 78 dan
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
menyampaikan materi.
Indikator ini meliputi motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran, kegiatan apersepi,
dan perhatian siswa
menyampaiakan materi.
saat
guru
37
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
Pada saat prasiklus kegiatan
pembelajaran berlangsung siswa tampak
Hal tersebut menunjukkan bahwa keaktifan
tidak bersungguh-sungguh.Siswa kurang
memperhatikan penjelasan materi yang
diberikan oleh gur u. Pada saat guru
memberikan penjelasan dan contoh teks
Pada siklus II keaktifan siswa selama
kegiatan pembelajaran yang diindikatori oleh
kemauan siswa menanggapi pertanyaan
eksposisi, sebagian siswa masih sibuk
dengan aktifitasnya masing-masing, baik itu
berbicara dengan teman atau melakukan
hal lain yang tidak berhubungan dengan
siswa sudah mulai menanggapi dan
berusaha menjawab per tanyaan dari
siswa dalam pembelajaran belum maksimal.
guru maupun menjawab masih
kurang.Ketika guru bertanya sebagian besar
pembelajaran.
guru.Hal ini menunjukkan keaktifan siswa
meningkat jika dibandingkan pertemuan
Pada siklus II saat penyampain materi
perhatian siswa tertuju sepenuhnya kepada
sebelumnya Indikator lainnya adalah
keaktifan siswa saat berdiskusi.Saat
guru, hal ini karena guru memberikan
apersepsi dan motivasi yang tepat dan
sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam
penyampaian materi oleh guru tidak ditemui
lagi siswa yang mengerjakan pekerjaan lain
seperti pada siklus sebelumnya
berdiskusi siswa juga sudah mulai nampak
untuk bekerjasama dan berkonsentrasi
secara kelompok dengan berbagi ide dan
gagasan.
Hasil pengamatan pada aspek ini pada
siklus I adalah 70,6%, dan siklus II adalah
81,7% .
Hasil pengamatan pada aspek ini sebagai
berikut, , siklus I adalah 70,0%, dan siklus II
adalah 81,2%.
3) Keterksanaan kegiatan pembelajaran
oleh siswa
2) Keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran
Pada saat prasiklus, keaktifan siswa
selama kegiatan pembelajaran yang
diindikatori oleh kemauan siswa
menanggapi pertanyaan guru maupun
menjawab masih kurang.Ketika guru
bertanya pada siswa, banyak siswa yang
tidak memperhatikan.Sebagian siswa hanya
diam. Secara keseluruhan, kelas tampak
tenang, tetapi para siswa tidak sepenuhnya
konsentransi pada kegiatan pembelajaran.
38
Pada pelaksanaan tindakan siklus I,
dapat diamati belum keseluruhan siswa
menunjukkan keterlaksanaan dalam
kegiatan pembelajaran. Keterlaksanaan
selama kegiatan pembelajaran ini meliputi;
(a) siswa melaksanakan petunjuk guru; (b)
siswa menyelesaikan tugas sebagimana
mestinya, dan (c) siswa dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan guru.
Pada siklus I, banyak siswa yang belum
melaksanakan petunjuk guru dengan baik,
siswa yang belum menyelesaikan secara
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
maksimal seluruh tugas yang diberikan oleh
guru. Selain itu , tujuan pembelajaran yang
Inquiry Discovery Learning dan
penggunaan media video mengalami
diterapkan guru memberikan tugas dan
petunjuk pengerjaan tugas, sebagian siswa
tidak memperhatikan sehingga hasil
pekerjaannya tidak sesuai dengan instruksi
peningkatan setelah adanya tindakan.
2. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks
Ekposisi
Peningkatan keterampilan menulis teks
guru.
Tindakan siklus II, sebagian besar siswa
sudah melaksanakan petunjuk guru dengan
baik. Selain itu tujuan pembelajaran yang
diterapkan ruru dalam memberikan tugas
dan petunjuk pengerjaan tugas, sebagian
bear siswasudah memperhatikan sehingga
hasil pekerjaan sudah baik sesuai dengan
instruksi guru. Hal itu menunjukkan bahwa
keterlaksanaan siswa dalam pembelajaran
belum tercapai.
Peningkatan kinerja siswa dalam proses
pembelajaran keterampilan menulis teks
eksposisi dari prasiklus hingga siklus II dapat
dilihat pada tabel rekapitulasi berikut.
34-42
82
80
78
76
74
72
70
68
66
64
Siklus I
Siklus II
eksposisi siswa dapat dinilai melalui hasil tes
siswa.Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian,
nilai keterampilan menulis teks eksposisi siswa
kelas VII G SMP Negeri 3 Colomadu selalu
mengalami peningkatan dari prasiklus sampai siklus
II.Jumlas siswa yang mencapai KKM selalu
menunjukan peningkatan di setiap siklus. Pada
prasiklus jumlah siswa yang mendapat nilai di atas
KKM hanya 5 siswa atau 15,6%. Setelah diberikan
tindakan dengan penerapan metode Inquiry
Discovery Learning, siklus I mengalami
peningkatan sejumlah 24 siswa atau 75% siswa
mendapatkan nilai di atas KKM. Pada siklus II
jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM
mencapai 29 siswa atau 90,6%.
Pada pratindakan rerata nilai siswa 52,9
dengan nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 75. Pada
siklus I rerata nilai 74,7 dengan nilai terendah 55
dan nilai tertinggi 85. Siklus II rerata nilai mengalami
peningkatan menjadi 80,2dengan nilai terendah 55
dan tertinggi 90. Perbandingan secara lebih rinci
disajikan melalui histogram berikut ini
1 00
80
Gambar 2. Rekapitulasi Kinerja Siswa
dalam Pembelajaran
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
60
40
20
0
P rasiklus
Siklus I
Siklus II
disimpulkan bahwa kualitas pr oses
pembelajaran keterampilan menulis teks
eksposisi melalui penerapan metode
Gambar 3. Rekapitulasi perbandingan rerata dan presentase
ketuntasan antarsiklus
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
39
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan
bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis
teks eksposisi siswa. Peningkatan hasil belajar
dapat dilihat dari ketuntasan secara klasikal dan
peningkatan nila rerata dari sebelum diberikan
tindakan atau prasiklus dan sesudah diberikan
tindakan atau Siklus I dan Siklus II dengan
mener apkan metode Inquiry Discovery
Learning dan penggunaan media video.
scient teaching, mengungkapkan penggunaan
metode inquiry discovery learning dalam proses
belajar mengajar, untuk melatih siswa melakukan
berbagai macam aktivitas, yaitu pengamatan,
penyelidikan, percobaan, membandingkan
penemuan yang satu dengan yang lain, mengajukan
pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan
sendiri. Sehingga hasil dari kegiatan itu siswa akan
Keterampilan menulis dianggap berhasil
apabila ide atau gagasan yang ditulis dapat diterima
mendapatkan fakta-fakta secara lengkap tentang
secara tepat oleh pembaca sesuai dengan konteks
yang benar.Young (2010: 23) mengungkapkan
Berkaca pada prasiklus, siklus I dan siklus
2, terjadi peningkatan kinerja pada siswa secara
signifikan. Peningkatan kinerja siswa pada siswa
tersebut dapaat diamati melalui berbagai indikator
pegamatan, sebagaimana dikemukakan oleh
Sudjana (1990:60); (1) memahami dan mengikuti
petunjuk yang diberikan guru; (2) semua siswa turut
serta melakukan kegiatan belajar; (3) tugas-tugas
belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya;
(i4) memanfaatkan semua sumber belajar yang
disediakan guru; (5) menguasai tujuan-tujuan
pengajaran yang telah ditetapkan guru.
Peningkatan pada kinerja guru juga muncul
pada siklus I dan siklus II, hal tersebut muncul
setelah guru mengoptimalkan metode dan media
dalam pembelajaran serta memanfaatkan berbagai
bahwa”Writing is a literate act that is
simultaneously an individual cognitive
endeavor and socio-historically embedded
negotiation. Whenlearning a new discipline, we
cannot separate formfrom content, writing from
knowledge, action from context”. Apabila
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut: Menulis adalah suatu tindakan
terpelajar yang sekaligus merupakan upaya kognitif
individu dan tertanam negosiasi. Ketika belajar
ilmu baru, kita tidak dapat memisahkan bentuk dari
konten, menulis dari pengetahuan, tindakan dari
konteks.
Pada penelitian ini peningkatan menulis teks
eksposisi dikarenakan telah diterapkannya metode
inquiry discovery learning pada pembelajaran,
sehingga guru mampu mengoptimalkan kinerja
40
yang diterbitkan oleh journal of reasearh and
obyek yang diamati.
dan fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan. Oleh
sebab itu, keberhasilan proses pembelajaran sangat
ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. Hal
siswa dengan cara menstimulus potensi siswa
dalam menulis dan mengembangkan gagasan/ide
secara mandiri, hal ini sesuai dengan pernyataan
Stoddart (2002: 23) dalam penelitian yang berjudul
itu sejalan dengan pendapat Wang Qiang (2004:3)
yang menyatakan:
Integrating
Inquiry
and
Language
Development for English Language Learner
development of professional competence,
“The most important and difficult part of
the making of a good language teacher is the
which is the state or quality of being
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
adequattely qualified for the profession and
armed with a specific range of skills, strategies,
knowledge, and ability”Tidak mudah menjadi
guru bahasa yang memiliki kompetensi
profesionalberkualitas karena dituntut untuk
memiliki keterampilan khusus, strategi,
pengetahuan, dan kemampuan. Oleh sebab itu,
guru membekali dirinya dengan sebanyak mungkin
pengetahuan yang luas sehingga keterampilan guru
meningkat dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran di kelas.Metode yang
awalnya konvensional ditranformasi dengan
metode inquiry discovery learning dan
penggunaan media video. Perlakuan tersebut
mampu menunjang peningkatan kinerja guru,
terutama pada sebagaimana pendapat Uno
(2009:158) , kualitas pembelajaran dapat
ditingkatkan dengan; (1) menggunakan berbagai
metode dalam penyampaian pembelajaran;
(2)menggunakan ber bagai media dalam
pembelajaran; dan (3)menggunakan berbagai
teknik dalam pembelajaran
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
keterampilan menulis teks eksposisi siswa kelas
VII G SMP Negeri 3 Colomadu mengalami
peningkatan dengan bertambahnya jumlah siswa
tuntas atau mencapai KKM. Hal tersebut ditandai
dengan meningkatnya kualitas proses dan hasil
keterampilan menulis teks eksposisi melalui
penerapan metode Inquiry Discovery Learning
dan penggunaan media video. Penelitian tindakan
kelas ini menunjukan adanya peningkatan dan
keberhasilan guru dalama melaksanakan
pembelajaran.
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
diketahui peningkatan keterampilan menulis teks
eksposisi pada siklus I meningkat menjadi 75% lebih
besar dari pelaksanaan pratindakan hanya sebesar
15,6%. Target pada siklus I sudah dapat terlaksana
dengan baik, yaitu 60% siswa sudah mencapai KKM.
Keterampilan menulis teks eksposisi pada siklus II
meningkat menjadi 90,6%. Target pada siklus II sudah
dapat tercapai, yaitu 80% siswa sudah mencapai
KKM.Pada siklus I kinerja guru dalam menyusun RPP
mendapatkan skor 29 dengan nilai 72,5 katagori baik.
Pada siklus II kinerja guru dalam menyusun RPP
mendapatkan skor 35 dan nilai 87,5 katagori sangat
baik.Kinerja guru dalam keterlaksanaan proses
pembelajaran pada siklus I mendapatkan skor 64
dengan nilai 71,1 katagori baik. Pada siklus 2
meningkat menjadi 78 dengan nilai 86,6 katagori sangat
baik.Nilai rerata kinerja guru dalam pembelajaran
menulis teks eksposisi pada siklus I sebesar 71,7 dan
pada siklus II 87,5 dengan katagori sangat baik.
Pada siklus I kinerja siswa dalam
memperhatikan materi yang disampaikan guru adalah
70,6% dengan kategori cukup. Pada siklus II meningkat
menjadi 81,7% dengan kategori baik.Pada siklus I
keaktifan siswa selama proses pembelajaran materi
mencapai 70,0% dengan kategori cukup. Pada siklus
II meningkat menjadi 81,2% dengan kategori
baik.Pada siklus I keterlaksanaan pembelajaran oleh
siswa mencapai 70,7% dengan kategori baik,
sementara pada siklus II meningkat menjadi 81,2%.
41
Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Eksposisi Dengan Metode Inquirydiscovery...
DAFTAR PUSTAKA
Balim, A.G.2009. The Effects of Discovery Learning
on Students “Succes and Inquiry Learning
Skill”.Egitim Arastirmalari Euraian Journal
of Educational Research.Vol 35. 1-20
Brown, H.D.1994. Teaching by Principles: An
Interactive Approach to Language Pedagogy.
Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice Hall
Regents.
Klein, Stephen B. 1996. Learning Principles and
applications. USA: Mc. Graw Hill, Inc.
Kluge, A. 2011.Interaction Design and Discovery
Learning in The Classroom. Nordie Journal
of Digital Literacy.Vol.6(3).157-173.
Montgomery, Douglas C. 1990. Pengantar
Pengendalian Kualitas Statistik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Oghenevwede, O.E. 2010.Effects of Discovery and
Inquiry Approaches in Teaching and
Learning on Seconadary School Students
Performance in Delta State Nigeria.Journal
of Research in education and Society. Vol1
(1)
Roestiyah.dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Stoddart, T.dkk. 2002.Integrating Inquiry and
Langguage Development for English
Langguage Learners.Journal of Research in
Science Teaching.Vol39(8). 664-687.
Uno, H.B.2009.Model Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif.Jakarta:Bumi Aksara
Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
42
Magistra No. 95 Th. XXVIII Maret 2016
ISSN 0215-9511
Download