(2016) penentuan kebutuhan kalori buruh angkut dengan analisa

advertisement
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI BURUH ANGKUT DENGAN ANALISA DENYUT
JANTUNG PADA KARYAWAN PABRIK ROKOK
Muhammad Hermansyah*), Ayik Pusakaningwati**)
Abstract
Nowadays there are many companies that ignore the importance of employee
health and comfort in addition to the facilities and amenities they provide. It turned out to
guarantee health and safety alone is not sufficient. Because the other hand, the employee
still has the risk of disease or impaired health in their retirement years. In this case the
researchers looked at the issue of the number of calories it takes employees to perform
their duties. Especially for employees of transport workers, who mostly menggunakankan
their muscles work. Judging from the type of work, to be sure they need quite a lot of
calories. With the unwitting that because of imbalance between consumption and energy
needs can lead to a decrease in labor productivity, as well as weight loss and tissue body
damage. The energy consumed when a person works is a factor that is less attention,
because it is considered less important when associated with a performance that showed.
Whereas the use of large amounts of energy for a long time can lead to physical
exhaustion. But it would be dangerous if impinge on human mental fatigue, as this will
contribute to the errors of serious work.
Keywords :Heart Rate, Calories, Work Leisure
1.
PENDAHULUAN
Persaingan perusahaan yang cukup ketat sekarang ini berimplikasi kepada perbaikan
tiada henti, setiap pelaku bisnis ingin memenangkan kompetisi dalam dunia bisnis. Salah
satunya dengan cara memberikan perhatian penuh terhadap produk yang mereka
hasilkan. Dan tentu saja hal itu tidak terlepas dari kualitas karyawan yang dimiliki
perusahaan tersebut. Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya
kesehatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan fasilitas yang mereka
sediakan. Ternyata dengan memberi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja saja belum
mencukupi. Karena disisi lain karyawan masih mempunyai resiko terserang penyakit atau
terganggu kesehatannya di masa pensiun mereka.
Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai masalah jumlah kalori yang dibutuhkan
karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama bagi karyawan buruh angkut, yang
kebanyakan menggunakankan otot mereka dalam bekerja, sudah pasti mereka
membutuhkan kalori yang cukup banyak.
Dengan tanpa disadari bahwa karena ketidak seimbangan antara konsumsi dan
kebutuhan enersi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja, selain juga
penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh. Energi yang dikonsumsikan pada
saat seseorang bekerja merupakan suatu faktor yang kurang diperhatikan, karena
dianggap kurang penting bila dikaitkan dengan performansi yang ditunjukkannya. Padahal
penggunaan energi dalam jumlah besar dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
kelelahan fisik. Tetapi akan lebih berbahaya apabila kelelahan menimpa mental manusia,
karena hal ini akan berimplikasi pada kesalahan-kesalahan kerja yang serius.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu analisa guna
menentukan kalori yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Media yang
digunakan dalam pengukuran kalori ini adalah detak jantung dari buruh angkut tersebut.
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa buruh angkut masih mengalami kekurangan
kalori disaat mereka bekerja. Ini terlihat dari masih adanya selisih yang cukup berarti
antara jumlah kalori yang tersedia dan jumlah kalori yang dibutuhkan. Terutama
kekurangan ini terjadi apabila pada hari tersebut mereka melakukan aktivitas mengangkut
tembakau.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana menentukan jumlah kebutuhan kalori bagi karyawan buruh angkut ?
b. Bagaimana mengatur asupan gizi buruh angkut agar dapat memenuhi kebutuhan akan
kalori ?
Secara umum yang dimaksud dengan kerja fisik (physical work) adalah kerja yang
memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Dalam hal ini,
maka konsumsi energi (energi consumption) merupakan faktor utama dan tolok ukur yang
dipakai sebagai penentu berat/ringannya kerja fisik tersebut. Dalam literatur ergonomi,
yang dikonsumsikan akan dinyatakan dalam unit satuan kolo kalori (Kcal) atau kilo Joules
(kJ) bilamana akan dinyatakan dalam Satuan Standart Internasional (SI) adalah 1 Kilo kalori
(Kcal) setara dengan 4.2 kilo Joules (kJ).
Menurut Lehmann (194) 50-60 kg adalah beban yang paling effisien untuk dibawa.
Lebih ringan dari itu akan lebih baik, tetapi akan membutuhkan lebih banyak perjalanan
(pengulangan), dan “membawa berat tubuh yang bolak-balik” akan menambah total
energi yang dikonsumsi. Jika kita mengabaikan “jalan kembali”, dan effisiensi maksimum,
menurut Teeple (302), itu terpenuhi bila beban yang diperbolehkan adalah 35% dari berat
badan dengan kecepatan 4,5-5 km/jam.
Berat/ringannya suatu pekerjaan bisa dilihat dari gejala-gejala perubahan yang
tampak dan bisa diukur melalui pengukuran anggota tubuh/fisik manusia, antara lain
seperti :
1. Laju detak jantung (heart rate)
2. Tekanan darah (blood pressure)
3. Temperatur badan (body temperature)
1
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
4. Konsumsi oksigen yang dihirup (oxygen consumption)
5. Kandungan kimiawi dalam darah (latic aud content)
Diantara cara-cara pengukuran diatas, yang paling sering digunakan adalah
pengukuran laju detak jantung. Karena laju detak jantung ini dianggap paling mudah untuk
diukur, meskipun metoda ini tidak langsung terkait dengan pengukuran energi fisik (otot)
yang harus dikonsumsi seseorag untuk bekerja. Sebenarnya pengukuran energi fisik akan
lebih akurat dengan menentukan konsumsi oksigen. Karena denyut jantung sangat sensitif
terhadap temperatur dan tekanan emosi.
Derajat beratnya beban kerja tidak hanya tergantung pada jumlah kalori yang
dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada jumlah otot yang terlibat pada
pembebanan otot statis. Dan beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan denyut
jantung antara lain tingginya pembebanan otot statis dan banyak sedikitnya otot yang
terlibat dalam suatu kondisi kerja. Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika
hanya ditunjang oleh sejumlah kecil otot. Dalam hal ini otot sangat mempengaruhi
kekuatan kerja setiap manusia. Karena otot erat hubungannya dengan pengeluaran energi
yang digunakan manusia dalam bekerja.
Selain dimanfaatkan untuk evaluasi dan perancangan tata cara kerja, hasil
pengukuran energi yang dikonsumsikan untuk kerja juga bisa diaplikasikan untuk
beberapa alasan yang berkaitan dengan permasalahan-permasalahan berikut ini :
 Keselamatan (safety)
 Pengaturan jadwal istirahat (scheduling breaks)
 Spesifikasi jabatan (job specification).
 Evaluasi jabatan (job evaluation)
 Tekanan factor lingkungan (environmental stress)
Untuk mengetahui besarnya energi kerja fisik adalah dengan membandingkan
komsumsi oksigen dan laju detak nadi/jantung yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Operator laki-laki yang melakukan aktivitas manual fisik dengan pulsa 75 denyut atas
detak permenit akan ekivalen dengan konsumsi oksigen 0.5 liter/menit atau sepadan
dengan penggunaan energi 2.5 Kcal/menit. Perlu dicatat bahwa pulsa jantung wanita
umumnya akan berdenyut lebih cepat (sekitar 10 denyut/menit).
 Bilamana tidak ada kegiatan fisik yang dilakukan misalnya dalam kondisi istirahat,
biasanya pulsa akan sebesar 62 denyut/menit, dimana hal ini akan ekivalen dengan
konsumsi oksigen sebesar 2.5 ml/menit atau sepadan pengeluaran energi sebesar 1.25
Kcal/menit.
Dari hasil penelitian mengenai fisiologi kerja diperoleh kesimpulan bahwa 5.2 Kcal/menit
akan dipertimbangkan sebagai maksimum energi yang dikonsumsikan untuk
melaksanakan kerja fisik berat/kasar terus menerus. Suatu standart dari dunia barat
menyatakan bahwa maksimum kalori kerja adalah 4800 kalori sehari sebagai rata-rata
setahun. Tetapi nilai ini perlu ditelaah karena adanya perbedaan ukuran tubuh dan
kapasitas kerja.
2
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
2.
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka peneliti
melakukan serangkaian kegiatan antara lain:
a. Riset Lapangan ( Field Research )
Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan jalan mengamati secara
langsung suatu objek tertentu yang melakukan sejumlah kegiatan dalam perusahaan
yang sedang diteliti atau pengamatan langsung terhadap kegiatan di lapangan.
b.
Riset Kepustakaan ( Library Research )
Metode penelitian berdasarkan sumber data yang diperoleh dari sejumlah buku,
literature, majalah ilmiah, data informasi yang terdapat pada perpustakaan kampus,
perpustakaan Kota, perpustakaan Akademi Gizi ataupun yang terdapat pada instansi
tempat penelitian skripsi.
c.
Identifikasi dan Perumusan Masalah
Dari data hasil survey dan wawancara, peneliti menentukan permasalahan yang
timbul berdasarkan hipotesa sebelum,pengolahan data.
d.
Menentukan Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, dapat ditentukan beberapa
tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini bersifat sementara, karena ada kemungkinan
tujuan penelitian ini tidak dapat dicapai atau timbul tujuan yang baru.
e.
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung dilapangan,
wawancara dan mempelajari dokumentasi perusahaan.
f.




g.
Pengolahan Data
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Pengukuran denyut jantung buruh angkut pada saat beraktivitas
Pengkonversian denyut jantung kedalam kebutuhan kalori
Menentukan kandungan kalori pada makanan buruh angkut
Penyusunan menu usulan dengan kandungan kalori sesuai kebutuhan
Membuat Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan pengolahan dan analisis data.
3
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Survey Perusahaan
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Data Produktivitas
awal Buruh angkut
Data denyut jantung
buruh angkut
Data Kandungan
kalori pada makanan
Uji Keseragaman data
Data Ekstrim
dibuang
Tidak
seragam?
Ya
Uji Kecukupan data
Tidak
cukup?
Tambah data
Ya
Pengolahan Data
Pengukuran
Kandungan Kalori
Makanan Buruh
Pengukuran
Kebutuhan Kalori
Buruh Angkut
Pengukuran
Kekurangan Kalori
Buruh Angkut
Usulan Perbaikan Menu
Makanan Buruh Angkut
Pengukuran Produktivitas
setelah perbaikan
Kesimpulan
Penulisan Laporan
Gambar 2 .Diagram Alir Penelitian
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan data yang dilakukan demi perbaikan pemenuhan kebutuhan kalori
pada buruh angkut bagian gudang. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara Penelitian
Lapangan (Field Research). Dimana peneliti mengadakan pengamatan terhadap obyek
yang akan diteliti. Adapun teknik yang digunakan yaitu :
1. Mengukur produktivitas buruh angkut dengan analisa Bioritmik.
2. Mengukur beban faal kerja buruh angkut dengan pengukuran denyut jantung.
3. Mengukur kebutuhan kalori buruh angkut.
4. Mengukur kandungan kalori makanan buruh.
Untuk pemenuhan kebutuhan kalori buruh angkut ini, diperlakukan data-data
pendukung sebagai berikut :
4
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Pengukuran Denyut Jantung
Pengukuran denyut jantung ini bertujuan untuk menentukan beban faal kerja buruh
angkut. Sehingga peneliti bisa mengetahui apakah pekerjaan tersebut termasuk pekerjaan
ringan, sedang ataupun berat. Alat yang digunakan dalam pengukuran denyut jantung ini
adalah Heart Rate Monitor (foto alat dan contoh pemakaian terlampir). Pengukuran
dilakukan pada dua (2) kondisi, yaitu yang pertama pada saat buruh mengangkut
tembakau dan yang kedua pada saat diluar mengangkut tembakau (buruh melakukan
kegiatan selain mengangkut tembakau).
Tetapi sebelum peneliti mengukur nadi kerja dari para buruh angkut, terlebih dulu peneliti
mengukur denyut jantung normal dari buruh angkut tersebut. Pengukuran dilakukan
sebelum buruh angkut melakukan pekerjaannya, yaitu sebelum jam kerja dimulai. Salah
satu tujuan dari pengukuran denyut jantung normal ini adalah untuk memastikan buruh
dalam keadaan sehat dan tidak keadan tertekan.
Pengamatan Menu Makanan Buruh Angkut
Pengamatan untuk penentuan kalori ini hanya dilakukan dalam satu minggu saja
(enam hari). Karena peneliti mengangap bahwa variasi dari menu makanan buruh angkut
sangatlah terbatas, mengingat makanan buruh disediakan dari pihak perusahaan.
Sehingga tidak ada perbedaan menu dari satu buruh dengan buruh yang lain. Sebagai
catatan bahwa menu makanan saat ada kedatangan truk maupun tidak ada kedatangan
truk diperlakukan sama oleh pihak perusahaan.
5
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Pengamatan Kegiatan Buruh Angkut
Pengamatan kegiatan buruh angkut ini bertujuan untuk mengetahui apa-apa saja
yang dikerjakan oleh buruh angkut pada saat mereka bekerja. Pengamatan ini dilakukan
pada 10 orang buruh angkut pada bagian gudang. Kegiatan buruh angkut ini dibedakan
menjadi dua, yaitu yang pertama kegiatan jika truk tembakau datang dan kegiatan pada
saat tidak ada yang datang.
Sebenarnya tidak terdapat banyak perbedaan antara kegiatan saat truk datang dan
saat truk tidak datang, Perbedaanya hanya jika tidak ada truk yang datang, maka para
buruh tidak perlu memindahkankan tembakau dari truk ke gudang dan tidak perlu
menimbang tembakau yang baru datang tersebut. Dalam penelitian ini peneliti lebih
memfokuskan pada kegiatan buruh angkut saat truk datang. Karena peneliti menganggap
aktivitas terberat yang dilakukan oleh buruh angkut adalah sewaktu memindahkan
tembakau dari truk menuju ke gudang.
Kedatangan truk tembakau ini bersifat konstan yaitu 3 truk setiap dua hari sekali.
Setiap truk mengangkut kurang lebih 2375 kg tembakau (sekitar 72 keranjang). Jadi dalam
satu hari diperkirakan seorang buruh angkut mengangkut kurang lebih 21-22
kali/keranjang.
6
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Perhitungan Denyut jantung
Dari data denyut jantung yang diperoleh, peneliti melakukan perhitungan untuk
mengetahui apakah data yang dikumpulkan sudah mencukupi dan sudah seragam.
Uji keseragaman data mengangkut tembakau
N
(XiX)
2
Simpangan Baku :
s=
i1
= 1,955
N1
Tingkat kepercayaan 95% (k=2)
Tingkat ketelitian 10%
BKA = X+ k.s = 128,4 + (2x1,955) = 132
BKB = X - k.s = 128,4 ? (2x1,955) = 124
Uji kecukupan data mengangkut tembakau
2
2
2
k N

(

Xi
)
(

Xi
)
s
= 0.08
N’ = 



Xi


Dilihat dari nilai N’ yang lebih kecil dibandingkan N, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa data sudah mencukupi.
Setelah data dianggap seragam dan cukup dalam 6 hari kerja, maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa dalam aktivitas mengangkut tembakau beban faal kerjanya adalah
berat. Ini dapat dilihat dari denyut jantung rata-rata mengangkut tembakau 128
denyut/menit, yang nilai tersebut termasuk dalam golongan kerja berat. Sedangkan untuk
aktivitas diluar mengangkut tembakau (menjemur, menyortir dan mengangkat) beban faal
kerjanya adalah agak berat atau sedang. Ini dapat dilihat dari denyut jantung rata-rata
menjemur tembakau 110 denyut/menit, menyortir tembakau 107 denyut/menit dan
mengangkat tembakau 114 denyut/menit, yang kesemua nilai tersebut termasuk dalam
golongan kerja agak berat atau sedang. Untuk penentuan jenis faal kerja diatas peneliti
membandingkan denyut buruh dengan tabel konversi faal kerja berikut ini :
Jadi dengan melihat tabel konversi maka peneliti menganbil kesimpulan bahwa dalam
pekerjaan buruh angkut 1,5 jam merupakan kerja berat dan dalam 5 jam merupakan kerja
sedang atau agak berat.
Kandungan Kalori Makanan Buruh Sebelum Perbaikan
Perhitungan kandungan kalori ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan jumlah
kalori yang dimiliki buruh angkut sebelum dilakukan perbaikan menu. Untuk mengetahui
7
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
kandungan kalori tersebut, peneliti menggunakan tabel konversi kandungan kalori pada
makanan dari berbagai sumber literature buku gizi yang telah peneliti lampirkan.
Dari data kandungan kalori makanan yang diketahui diatas, dapat ditentukan rata-rata
jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut adalah sebagai berikut :
Pengujian kecukupan data kandungan kalori makanan buruh angkut : N’ = 0,134.
Dilihat dari nilai N’ yang lebih kecil dibandingkan N, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa data sudah mencukupi. Artinya keenam data kandungan kalori makanan ini sudah
cukup mewakili.
Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut
Penentuan kebutuhan kalori buruh angkut mengunakan rumus kebutuhan kalori
berdasarkan koefisien tingkat pekerjaan, dituliskan sebagai berikut :
Kegiatan Ringan
= 1,6 x Metabolisme Basal
Kegiatan Sedang
= 2,5 x Metabolisme Basal
Kegiatan Berat
= 3,0 x Metabolisme Basal
Dengan mengacu pada data denyut jantung ke-sepuluh buruh angkut, sudah dapat
diketahui bahwa buruh angkut melakukan kerja berat selama 1,5 jam, kerja sedang 5 jam,
dan waktu istirahat selama 1 jam. Jadi rumus yang akan digunakan hanya untuk pekerjaan
sedang dan berat saja. Tentu saja yang pertama kali harus dilakukan adalah menghitung
besarnya Metabolisme Basal (MB) dari setiap buruh angkut. Dengan menggunakan rumus
Metabolisme basal untuk orang laki-laki sebagai berikut :
M B laki-laki = 66,42 + (13,75 x BB) +
(5 x TB) - (6,78 x U)
Dimana: BB adalah berat badan dalam kilogram,
TB adalah tinggi badan dalam centimeter,
U adalah usia dalam satuan tahun.
8
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Setelah peneliti mengetahui besarnya Metabolisme Basal bagi setiap buruh, baru
kemudian peneliti menghitung kebutuhan kalori pada jam kerja (8 jam kerja). Yaitu
dengan memasukkan jumlah Metabolisme Basal tersebut dalam rumus kalori kerja,
dengan menggunakan rumus kerja sedang dan kerja berat.
Kalori yang Dimiliki Buruh Angkut
Dengan data jumlah kalori yang dimiliki buruh angkut diatas, peneliti dapat
menentukan kekurangan kalori buruh angkut yang seharusnya terpenuhi dari makanan
yang disediakan oleh pihak perusahaan.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat rata-rata kekurangan kalori sebesar
kurang lebih sekitar 81,99 kal/8 jam dan kekurangan kalori terbesar 106,8576 kal/8 jam.
Perlu ditegaskan kembali bahwa kekurangan jumlah kalori ini hanya terjadi pada hari
kedatangan truk saja. Dari fakta inilah peneliti menganggap diperlukannya perbaikan
menu makanan dari buruh angkut tersebut.
Produktivitas Awal
Data produktivitas awal ini diperlukan sebagai pembanding dengan produktivitas
setelah perbaikan menu makanan. Pada pengukuran produktivitas buruh angkut ini
peneliti mengganalisa penggunaan waktu kerja, mengingat kegiatan dari buruh angkut ini
tidak memiliki waktu sandart yang pasti.Penentuan produktivitas waktu yang digunakan
buruh angkut, peneliti menggunakan grafik Bioritmik sebagai alat pembantu untuk
mengetahui penggunaan waktu kerja oleh para buruh angkut. Sebelummya peneliti
mengkategorikan kegiatan-kegiatan buruh angkut kedalam kegiatan produktif dan non
produktif. Yang termasuk dalam kegiatan produktif antara lain :
 Menyiapkan tembakau yang akan dijemur
 Menyiapkan area penjemuran
 Menjemur tembakau
 Meratakan tembakau yang dijemur
 Menyortir tembakau
 Menurunkan tembakau dari truk
 Menimbang tembakau yang baru dating
 Membawa tembakau ke gudang
 Membolak-balik tembakau yang dijemur
 Menyiapkan tempat tembakau kering
 Memasukkan tembakau kering pada tempatnya
 Memasukkan tembakau kering ke gudang
9
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
Sedangkan kegiatan yang termasuk dalam kegiatan non produktif antara lain :
 Mengenakan atribut-atribut kerja (Topi, masker, sarung tangan)
 Ngobrol dengan teman
 Menunggu kedatangan truk
 Menunggu pergantian truk
 Duduk-duduk sambil kipas-kipas
 Mengambil minum
 Berdiri sambil istirahat
Pemenuhan Kebutuhan Kalori Perbaikan Menu Makanan
Perbaikan menu makanan ini dianggap penting karena dengan semakin
berkembangnya pasar global, cepat atau lambat akan ditetapkan standart-standart
kesehatan kerja yang akan menjadi salah satu patokan diakuinya suatu perusahaan.
Dengan perhitungan yang telah dipaparkan, terlihat bahwa masih banyak jumlah
kekurangan kalori yang dialami oleh buruh angkut.Jika dilihat dari menu makanan harian
buruh angkut, menu makanan mereka belum memenuhi kriteria empat sehat lima
sempurna. Karena tidak adanya menu buah dan susu sebagai pelengkap. Padahal kalsium
susu dibutuhkan untuk menjaga tulang kita agar tetap kuat. Selain itu susu merupakan
salah satu sumber kalori yang kandungan karbohidrat, lemak dan proteinnya tidak terlalu
tinggi, kerena sebagian besar dari kandungan susu adalah kalsium. Namun ada yang perlu
diperhatikan mengenai konsumsi susu ini (terutama susu sapi), yaitu bahwa susu memiliki
struktur yang rumit. Ini dikarenakan susu sapi memiliki kadar kasein (salah satu bentuk
protein yang kasar dan kental) 300% lebih tinggi dibandingkan dengan ASI, sehingga
terlalu berat bagi sistem pencernaan manusia. Oleh karena itu sebaiknya susu sapi tidak
dikonsumsi dengan makanan lain, terutama makanan yang proses pencernaanya juga
rumit seperti daging. Karena susu yang tidak bisa dicerna dengan baik akan meninggalkan
residu yang menimbulkan efek toksin dan bisa menyebabkan alergi atau diare. Untuk
menghindari hal tersebut, peneliti menyertakan menu susu sapi pada pagi hari sebelum
buruh mulai bekerja. Sedangkan buah-buahan merupakan makanan pembentuk basa
dalam tubuh kita. Dan perlu diketahui bahwa kita harus bisa menjaga keseimbangan asam
basa jaringan tubuh dan darah yang harus berada pada pH 7,3-7,5 agar tetap sehat dan
dapat berfungsi secara optimal.
Namun jika dilihat pada menu sehari-hari masyarakat sekarang ini umumnya
sebagian besar terdiri dari makanan pembentuk asam dan hanya sebagian kecil yang
merupakan makanan pembentuk basa. Artinya porsi nasi dan lauk protein seperti daging,
ikan/telur umumnya lebih banyak daripada buah dan sayuran segar. Sariawan, nyeri
lambung, flu, atau kelebihan berat badan merupakan gejala tingkat keasaman tubuh
sudah mulai tinggi. Kondisi ini bisa semakin buruk jika ditambah dengan kebiasaan makan
makanan rendah energi dan makanan yang kurang bergizi. Sangat disayangkan apabila
kebutuhan akan susu dan buah-buahan ini tidak terpenuhi.Atas dasar tersebut diatas
peneliti membuat beberapa perbaikan menu makanan buruh angkut. Selain itu agar
organ-organ dalam tubuh dapat berfungsi dengan baik, tubuh membutuhkan karbohidrat
sebanyak (maksimal) 60-70%, lemak 20-30% dan protein 10-15% dari kebutuhan energi
total. Pada perhitungan kandungan makanan buruh dapat terlihat bahwa masih terlalu
banyaknya kandungan karbohidrat, yaitu sekitar 85,6 %. Oleh karena itu peneliti merasa
perlu mengurangi kandungan karbohidrat pada makanan buruh angkut dengan cara
mengurangi takaran sumber karbohidrat terbesar, yaitu dari nasi. Untuk penambahan
10
CYBER-TECHN. VOL 10 NO 2 (2016)
menu makanan peneliti menggunakan kekurangan kalori terbesar sebagai patokan.
Supaya buruh yang mengalami kekurangan kalori terbanyak dapat terpenuhi kebutuhan
kalorinya, dan secara otomatis kekurangan kalori pada buruh lain dapat terpenuhi. Yang
pertama dilakukan adalah menguragi takaran nasi ± 50 gram yang memiliki nilai kalori
sebesar 89 kalori. Sehingga rata-rata kekurangan menjadi (106,85 kal + 89 kal) 195,85
kalori setiap harinya. Jadi penambahan menu yang dilakukan setidaknya mengandung
rata-rata 195,85 kalori.
2.
a.
b.
KESIMPULAN
Jenis pekerjaan yang dilakukan buruh angkut adalah 1,5 jam pekerjaan berat, 5 jam
pekerjaan sedang dan 1,5 jam istirahat dengan kebutuhan kalori rata-rata 1253.601
kal/ 8 jam kerja, akan mengalami kekurangan kalori pada saat mereka bekerja kurang
lebih sekitar 6,5 % (106,8576 kal/8jam) dari makanan yang mereka makan setiap
harinya.
Dari perhitungan kandungan kalori makanan sesudah perbaikan rata-rata sebesar
1284,013 kal/8jam, mengalami peningkatan sebesar 9,63 % dari kandungan kalori
makanan rata-rata sebelum perbaikan. Perbandingan produktivitas kerja dari sebelum
perbaikan 73,99 % menjadi 74,81 %, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0.81 %.
*,**) Staf Pengajar UYP Pasuruan
DAFTAR PUSTAKA
Arisman, Gizi dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2004.
Auliana, Rizqi, Gizi & Pengolahan Pangan, AdiCita Karya Nusa, Yogyakarta, 2001.
Djaeni Sediaoetama, Achmad, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi, Dian Rakyat,
Jakarta, 1989.
E., Grandjen, Fitting the Task to the Man, Taylor & Fancis Ltd, London, 1982.
Nurmianto, Eko, Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Edisi kedua, Institut Teknologi
Sepuluh November, 2004.
Suma’mur, Ergonomi untuk Produktivitas Kerja, Dharma Bhakti Muara Agung, 1987.
VITAMIND, Temukan Golden Moment Anda Panduan Praktis Bioritme, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2002.
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi pertama, Guna Widya,
Jakarta, 1992.
11
Download